dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja
TRANSCRIPT
DASAR HUKUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Presented by [Tito dan Yossa]
Kamis, 2 Maret 2017
STATISTIK KECELAKAAN KERJA
STATISTIK KECELAKAANDI PERUSAHAAN
CONTOH KECELAKAAN KERJA
http://www.upstore.me/kecelakaan-kerja-listrik.html
CONTOH KECELAKAAN KERJA
RajaRak.co.id
CONTOH KECELAKAAN KERJA
Lilin Biru – WordPress.com
Hasil penelitian yang diselenggarakan oleh Asean Occupational Safety and Health Network (ASEAN OSHNET) tahun 2002 menunjukan bahwa dari jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, secara umum dapat dikualifikasi oleh :
Kesalahan Manusia (Unsafe act) sebesar 78% Kondisi berbahaya dari Peralatan (Unsafe
condition) sebesar 20%
Keberhasilan Perlindungan K31. Jumlah dan frekuensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja2. Tingkat keparahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja3. Tingkat kerugian yang terjadi baik ekonomis maupun non ekonomis4. Jumlah tunjangan dan ganti rugi yang dibayarkan5. Dampak akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja6. Kepatuhan perusahaan dalam melaksanakan norma dan standard
keselematan dan kesehatan kerja7. Kepatuhan tenaga kerja untuk mengikuti prosedur dan mekanisme
K38. Tingkat pemahaman perusahaan dan tenaga kerja tentang tujuan
dan manfaat K39. Jumlah kebijakan/peraturan pelaksanaan yang telah ditetapkan
tentang K3
Dalam Rangka mewujudkan K3 di tempat kerja yang melibatkan tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan Kerja yang terintegrasi untuk
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tercipta tempat kerja yang aman ADALAH
LANDASAN UTAMA terciptanya DASAR HUKUM K3
STRUKTUR HUKUM K3
PRODUK HUKUM K31. UUD 1945, Pasal 27 ayat 2
2. UNDANG-UNDANG UU No 1 Tahun 1951 tentang Kerja UU No 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja UU RI No 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No 81 Mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan.UU RI No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. PERATURAN PEMERINTAH Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 tentangkeselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi
4. PERATURAN DAN KEPUTUSAN MENTERI Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-01/MEN/1978 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengangkutan dan penebangan kayu Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-03/MEN/1978 tentang persyaratan penunjukkan dan wewenang, serta kewajiban pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja dan ahli keselamatan kerja
A. UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
B. UNDANG-UNDANGUU No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang memuat pokok-pokok pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja sejak dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di segenap tempat kerja.
UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1970
LATAR BELAKANG1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910,
Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagi2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di
industri/ pabrik3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta
kondisi dan situasi ketenagakerjaan4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah
tidak sesuai lagi
TUJUAN1. Tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaannya
2. Orang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin keselamatannya
3. Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :
4. Kampanye5. Pemasyarakatan6. Pembudayaan7. Kesadaran dan kedisiplinan
KEDUDUKAN HUKUM UU No.1 Tahun 1970
HUKUMKETENAGAKERJAA
N
HUKUft PERDATA
HUKUftPIDANA
Lex Specialist
UU Uap 1930 (Stbl.No.225 Th.1930) UU Petasan (Stbl.No.143 Th.1932) UU Rel Industri (Stlbl.No.593 Th.1938) UU Timah Putih Kering (Stbl.No.509 Th.1932) MPR 1930
Lex Generalist
UU KK No.1/1970
PERATURAN PELAKSANAAN
BAB I - ISTILAHPASAL 1(1) Tempat Kerja
1. Ruangan/ lapangan
2. Tertutup/ terbuka3. Bergerak/ tetap
Unsur tempat kerja, ada :(1) Tenaga Kerja(2) Sumber
bahaya(3) usaha
(2) Pengurus pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
(3) Pengusahaorang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja
(4) Direkturpelaksana UU No. 1/1970 (Kepmen No. 79/Men/1977)
(5) Pegawai pengawaspegawai Pengawas ketenagakerjaan dan spesialis
(6) Ahli Keselamatan Kerjatenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker
BAB II - RUANG LINGKUPPasal 2
(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :a. Darat, dalam tanahb. Permukaan air, dalam airc. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahanb. Lingkungan kerjac. Sifat pekerjaand. Cara kerjae. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja
Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral
Syarat-syarat K3
Pasal 3
(1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3
(2) Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1) IPTEK
Pasal 4
(3) Penerapan syarat-syarat K3 sejak tahap perencanaan s/d pemeliharaan
(4) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi teknis
(3) Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK dapat ditetapkan lebih lanjut
Pasal 5
(1) Direktur sebagai pelaksana umum(2) Wewenang dan kewajiban :
Direktur (Kepmen No. 79/Men/1977) Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan
Permen No. 03/Men/1984) Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No.
2/Men/1992)Pasal 6 Panitia banding (belum di atur)Pasal 7 RetribusiPasal 8(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan
TK(2) Berkala (permen No. 02/Men/1980 dan
Permen No. 03/Men/1983)
Pasal 9 - Pembinaan
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan TK baru
(2) Dinyatakan mampu dan memahami pekerja(3) Pengurus wajib pembinaan(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat
K3
Pasal 10 - Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1984)
Pasal 11 - Kecelakaan(5) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan(6) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan
(permen No.03/Men/1998)
Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK
a. Memberi keterangan yang benar (peg. Pengawas dan ahli K3)
b. Memakai APDc. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-
syarat K3e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat K3
tidakdipenuhi dan APD yang wajib diragukan
Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerjaBarangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkanmentaati K3 dan APDPasal 14 – Kewajiban pengurusf. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No.
1/1970 dan peraturan pelaksananya)b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3c. Menyediakan APD secara cuma-cuma
Pasal 15 – Ketentuan Penutup
(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur lebih lanjut dengan peraturan perundangan
(2) Ancaman pidana atas pelanggaran : Maksimum 3 bulan kurungan atau Denda maksimum Rp. 100.000
(3) Tindak pindana tersebut adalah pelanggaranPasal 16Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini palinglama setahun (12 Januari 1970)Pasal 17Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja VR 1910tetap berlaku selama tidak bertentanganPasal 18Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerja dalam LNRI No. : 1918 mulai tanggal 12 Januari 1970
Fungsi Pengawas Ketanagakerjaan
1. Fungsi Edukasi2. Fungsi Penegakan Hukum3. Fungsi Mediasi
Prinsip Kerja Pengawasan Ketanagakerjaan
1. Preventif2. Edukatif3. Promotif4. Rehabilitatif5. Refresif
IMPLEMENTASI K3
IMPLEMENTASI K3
TERIMA KASIH