dasar teori 2

9
DASAR TEORI A. Pengertian Desinfektan Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. Sepuluh kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu : 1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar 2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban 3. Tidak toksik pada hewan dan manusia 4. Tidak bersifat korosif 5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda 6. Tidak berbau/ baunya disenangi 7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai 8. Larutan stabil 9. Mudah digunakan dan ekonomis

Upload: linda-ayu-mustikasari

Post on 26-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori 2

DASAR TEORI

A. Pengertian Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi

atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau

menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.Disinfektan digunakan

untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan

kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan

jalam membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah

tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme

patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme

tersebut.

Sepuluh kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu :

1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar

2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan 

kelembaban

3. Tidak toksik pada hewan dan manusia

4. Tidak bersifat korosif

5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda

6. Tidak berbau/ baunya disenangi

7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai

8. Larutan stabil

9. Mudah digunakan dan ekonomis

10. Aktivitas berspektrum luas

B. Aspek-aspek Desi infeksi.

Kecepatan atau keampuhan desi infektan tergantung dari beberapa factor yaitu:

1. Keadaan mikro organism.

2. Desiinfektan.

3. Waktu kontak.

4. Factor lingkungan.

Page 2: Dasar Teori 2

1. Keadaan mikro organism.

a. Jenis

Jenis mikro organism, yaitu bakteri virus, atau parasit, mempunyai kepekaan

tertentu terhadap desi infektan yang berlainan misalnya resistensi cyfte protozoa

> enterrovirus > enteric bacteria.

b. Jumlah

Jumlah mikro organism yang terutama yang pathogen, akan memerkukan

dosis desiinfektan yang lebih besar pula.

c. Umur

Umur mikro organism akan mempengaruhi pula efektivitas desiinfektan

d. Penyebaran

Mikro organism yang menyebar akan mudah ditembus desiinfektan.

Sebaliknya kumpulan bakteri akan lebih sulit di tembus oleh desiinfektan.

Bakteri cenderung membentuk “clam” dengan suspenden solic yang ada didalam

air, sehingga air yang keruh harus dicurigai sebagai air yang mempunyai bakteri

pantogen yang lebih banyak.

2. Waktu Kontak

Untuk dapat berfungasi dengan optimal, desiinfektan harus mempunyai waktu kontan

yang cukup denagan air yang diproses.Efektivitas desiinfektan dapat ditunjukan

dengan suhu atau konstanta yang merupakan hasil kosentari dengan waktu kontan.

3. Factor lingkungan

a. Suhu

Makin tinggi suhu air, makin tinggi pula efektifita desinfektan.

b. PH

Setiap desinfektan akan berfungsi dengan optimal pada Ph tertentu,

c. Kualitas air

Air yang mengandung zat organic dan unsure lainnya, akan mempengaruhi

besarnya choline demend, sehingga di perlukan kosentrasi clorine yang makin

tinggi.

d. Pengelolaan air

Proses yang dilakukan sebelum desinfektan, pengendap dan faksin akan

mempengaruhi hasil yang di capai.

Page 3: Dasar Teori 2

4. Jenis Desinfektan

a. Chlorin

Chlorin banyak di gunakan dalam pengelolaan air bersih dan air lmbah

sebagai oksidator dan desinfektan.Sebgai oksidant.Chlorine di gunakan untuk

mengunakan rasa dan warna pada pengelolaan air bersih.

Macam-macam chlorine

b. Ozone

Ozone bersifat larut d dalam air dan mudah berkomposisi pada temperature

dan PH tinggi.Karena sifat terakhir ini, maka harus di siapkan/di buat sesaat

sebelum di gunakan.

Ozone merupakan oksidator kuat dan bereaksi dengan cepat dengan hamper

semua zat organic dan anorganik. Meskipun demikian, perkecualian terjadi bagi

ion cholorida karena karena tidak bereaksi dengan ozone atau ammonia yang

hanya sedikit bereaksi dengan ozone.

Sifat ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persitensinya di dalam

air hanya sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efekti bila di

masudkan untuk menjaga kualtas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi.

Ozone sanagat tidak stabil di da;am air serta mempunyai waktu paru sebesar

40 menit ada PH 7,6 dan suhu 14,6 oC. pada suhu udara bebas, di perkirakan

waktu luruhnya hanya sekitar 20 menit kemampuan ozone untuk membunuh

mikrorganisme.

c. Yodine dan bromine

Sudah sejak lama lodine di gunakan sebagai antiseptic pada luka yang kita

derita.Meskipun pengunaannya sebagai desinfektan tidak/kurang popular saat

ini.sperti hanya cholorine dan bromine, penggunaan lodine memerlukan

memerlikan biaya yang lebih besar. Aktivitas lodine dan dalam membinaskan

bakteri dan cyste sangat tergantu pada PH. Akan membinasakan virus dan lodine

lebih efektif daripada chloride danbromine.

Bromine merupakan bakteri dan virusida yang efektif.Pada kehadiran

ammonia di dalam air, bromine masih lebih efektif bila di bandingkan dengan

chlorine.Sebagi cystesida, asam hypobromous masih tetap aktif pada PH > 9.

Page 4: Dasar Teori 2

C. Macam-Macam Desinfektan yang lain.

1. Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah

yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik.Hal ini mudah

sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen.Namun garam dari logam berat itu

mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal

harganya.Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida

(sublimat) sebagai desinfektan.Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai

merkurokrom, metafen atau mertiolat.

2. Zat Perwarna

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya

bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun

beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada

konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan

protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk

kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah

hijau malakhit dan hijau cemerlang.

3. Klor dan senyawa klor

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan klor dengan

kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk

mencuci alat-alat makan dan minum.

4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis

Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan.Kresol atau kreolin lebih

baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun

dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang

lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan

yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.

5. Kresol

Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga

beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan

kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic.Namun, agen ini

Page 5: Dasar Teori 2

menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan

terutama sebagai disinfektan untuk benda mati.Satu persen lisol (kresol dicampur

dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak

dapat ditolerir.

6. Alkohol

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan

benzyl alcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek

preservatifnya (sebagai pengawet).

7. Formaldehida

Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai

gas.Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida.Dalam

larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.

8. Etilen Oksida

Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen

pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif.Sifat penting yang

membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk

menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak

tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial untuk

mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini

hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya

dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.

9. Hidogen Peroksida

Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya

mengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan

luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme

aerob.

10. Betapropiolakton

Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen

ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang

diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif.Efeknya cepat, ini diperlukan, karena

betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk

menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat

betapropiolakton yang tersisa.

Page 6: Dasar Teori 2

11. Senyawa Amonium Kuaterner

Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya

mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa – senyawa

ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang digunakan;

pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-

positif daripada organisme gram-negatif.

12. Sabun dan Detergen

Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan

tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan

partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.

13. Sulfonamida

Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung

belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak

jaringan manusia.Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu

tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap

sulfonamide.

14. Antibiotik

Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu

dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan

mikroorganisme yang lain.