dasar teori kji

3
Jembatan didefinisikan sebagai struktur bangunan yang menghubungkan rute atau lintasan transportasi yang terputus oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan atau perlintasan lainnya. Komponen utama jembatan terdiri atas bangunan atas (upper structure/superstructur) dan bangunan bawah (substructure). Bangunan atas terdiri dari lantai jembatan, gelagar atau rangka utama, gelagar memanjang, gelagar melintang, diafragma, pertambatan angin dan lain-lain. Sedangkan bangunan bawah terdiri dari abutment atau pangkal jembatan, pier atau pilar jembatan dan pondasi. Selain itu, terdapat juga bangunan pelengkap seperti tembok samping, tembok muka, dinding penahan tanah, drainase jembatan dan lain-lain. Dalam merencanakan suatu jembatan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pemilihan Lokasi/Alinyemen Pada umumnya jembatan-jembatan direncanakan dengan mengikuti rencana alinyemen dari jalan raya yang telah ditentukan terlebih dahulu, akan tetapi dalam kondisi khusus dimana kemungkinan-kemungkinan untuk membangun jembatan yang telah ditentukan tersebut tidak memungkinkan (karena kondisi tanah atau kondisi aliran sungai) maka dimungkinkan alinyemen jalan sedikit dikorbankan. 2. Penentuan Kondisi Eksternal ( geometri jembatan, panjang, lebar dan tinggi )

Upload: arif-luqman-hakim

Post on 09-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Teori Jembatan

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Kji

Jembatan didefinisikan sebagai struktur bangunan yang menghubungkan rute atau

lintasan transportasi yang terputus oleh sungai, rawa, danau, selat, saluran, jalan atau

perlintasan lainnya. Komponen utama jembatan terdiri atas bangunan atas (upper

structure/superstructur) dan bangunan bawah (substructure). Bangunan atas terdiri dari lantai

jembatan, gelagar atau rangka utama, gelagar memanjang, gelagar melintang, diafragma,

pertambatan angin dan lain-lain. Sedangkan bangunan bawah terdiri dari abutment atau

pangkal jembatan, pier atau pilar jembatan dan pondasi. Selain itu, terdapat juga bangunan

pelengkap seperti tembok samping, tembok muka, dinding penahan tanah, drainase jembatan

dan lain-lain.

Dalam merencanakan suatu jembatan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemilihan Lokasi/Alinyemen

Pada umumnya jembatan-jembatan direncanakan dengan mengikuti rencana alinyemen

dari jalan raya yang telah ditentukan terlebih dahulu, akan tetapi dalam kondisi khusus

dimana kemungkinan-kemungkinan untuk membangun jembatan yang telah ditentukan

tersebut tidak memungkinkan (karena kondisi tanah atau kondisi aliran sungai) maka

dimungkinkan alinyemen jalan sedikit dikorbankan.

2. Penentuan Kondisi Eksternal ( geometri jembatan, panjang, lebar dan tinggi )

Pada pemilihan bentang panjang, posisi abutment, pier dan arah jembatan harus

mempertimbangkan unsur-unsur yang paling dominan, yaitu :

a. Topografi daerah setempat

Topografi berarti kondisi permukaan tanah yang dihitung dari permukaan air laut.

Aspek topografi pada perencanaan jembatan digunakan untuk menentukan posisi

jembatan, dengan tetap memperhatikan :

Alinyemen jalan yang ada ( terletak pada ruas jalan yang lurus )

Perlintasan aliran sungai dengan rencana pengembangannya

Potensi gerusan, hambatan, dan ruang bebas

Stabilitas lingkungan ( stabilitas lereng )

Persyatan pemeliharaan

Aksi seismic

b. Kondisi tanah dasar

Aspek tanah sangat menentukan terutama dalam penentuan jenis pondasi yang

digunakan, kedalaman serta dimensinya. Selain itu juga untuk menentukan jenis

Page 2: Dasar Teori Kji

perkuatan tanah dan kestabilan tanah. Kemampuan tanah dasar dalam mendukung

beban pondasi dipengaruhi oleh dua aspek penting, yaitu perubahan bentuk tanah

dasar akibat beban pondasi dan kapasitas daya dukung tanah.

c. Aspek Hidrologi

Data–data hidrologi yang diperlukan dalam merencanakan suatu jembatan antara lain

adalah sebagai berikut ;

1. Peta topografi DAS

2. Peta situasi dimana jembatan akan dibangun

3. Data curah hujan dari stasiun pemantau terdekat

4. Data sungai

Data-data tersebut nantinya dibutuhkan untuk menentukan elevasi banjir tertinggi,

kedalaman pengerusan (scouring) dan lain-lain. Dengan mengetahui hal tersebut

kemudian dapat direncanakan :

1. Clearence jembatan dari muka air tertringgi

2. Bentang ekonomis jembatan

3. Penentuan struktur bagian bawah

3. Stabilitas Konstruksi

Stabilitas jembatan tentu saja menjadi tujuan utama dari perencanaan jembatan, dengan

selalu terikat pada prinsip bahwa konstruksi harus memenuhi kriteria : kuat, kokoh dan

stabil serta efisien dan seefektif mungkin. Dalam perencanaan dimungkinkan dilakukan

kajian alternatif, sehingga dipilih alternatif yang paling baik.

4. Ekonomis

Pertimbangan konstruksi juga harus memperhitungkan faktor ekonomis. Dengan biaya seekonomis mungkin dapat dihasilkan jembatan yang kuat dan aman.