dastan acara 3
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA
Disusun oleh:
Ragil Fatimah A1H012067
Fattya Rahmanda A1H012068
Aang Kuswono A1H012069
Firman Budi S. A1H012070
Muhamad Afif H. A1H012071
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik.Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanahmendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagaipenopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagiakar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagaimikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat,
tanah menjadi lahan untuk hidup danbergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai
aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmutanah.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain.
Air danudara merupakan bagian dari tanah. Oleh karena itu sangatlah penting
untuk mempelajariilmu tanah dan cara untuk melestarikannya.Tanah adalah
susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan satusama lain
sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energy lebih tinggike
titik yang mempunyai enargi lebih rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-
poritanah diperlukan dalam mekanika. Hal ini sangat berguna didalam
menganalisakestabilan dari suatu bendungan tanah konstruksi dinding penahan
tanah yang terkenagaya rembesan.
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik,
bahanorganic, udara, dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari
golongan fraksitanah yaitu pasir, debu, dan liat. Tanah yang mengandung pasir
sifatnya sukar diolah,sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin
besar derajat kerutnya.Mengetahui derajat kerut suaty jenis tanah akan
mempermudah untuk kandungan bahanorganik dalam tanah tersebut.Sifat fisik
tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuaidengan
kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk menjadi keras
danpenyangga. Kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan
untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-unsur hara
tanaman.Semana erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Kondisi fisik
tanah meliputi warna,tekstur, konsistensi, dan struktur tanah. (Hardjowigeno, S.,
1992)
B. Tujuan
1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku
munsell soil color chart
2. Menentukan tekstur beberapa jenis tanah dengan cara merasakan tanah
menggunakan ibu jaru dan jari telunjuk.
3. Menentukan struktur beberapa jenis tanah berdasarkan bentuk tanah.
4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab
dan kering.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Warna tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun
tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total
campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat
ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik
masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan
makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah
(koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik
yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah
(Hardjowigeno,1992).
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah karena warna
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan
organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah (Hardjowigeno,1992).
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:
1. Jenis mineral dan jumlahnya,
2. Kandungan bahan organik tanah,
3. Kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Warna tanah merupakan sifat morfologi yang bersifat nyata dan mudah di
kenali. Warna tanah dapat di gunakan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah seperti
kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase serta menggunakan warna
tanah dalam mengklasifikasikan tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon
dalam tanah (Hakim,dkk.,1996).
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang
terdapat pada buku “Munsell Soil Color Chart”, warna dinyatakan dalam tiga
satuan/kriteria, yaitu kilapan (hue), nilai (value) dan kroma (chrome), menurut
nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut, kilap berhubungan erat dengan
panjang gelombang cahaya, nilai berhubungan erat dengan kebersihan suatu
warna dari pengaruh warna lain dan kroma yang kadang-kadang disebut juga
dengan kejernihan yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa
tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel
dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada
beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada
juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah (Foth, 1995).
Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir
tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti kerikil,
koral sampai batu. Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut
bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2
mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan
0,050
mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya
tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan
liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur
dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu
dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil
dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu
dan liat, dengan cara sebagai berikut:
a. Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk
bola dan gulungan.
b. Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola
tetapi mudah sekali hancur.
c. Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi
mudah hancur.
d. Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
e. Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
gulungan dengan permukaan mengkilat.
f. Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat
digulung dengan permukaan mengkilat.
g. Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
h. Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
i. Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh,
serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
j. Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan mudah dibuat gulungan.
k. Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan mudah dibuat gulungan.
l. Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik,
dan mudah dibuat gulungan.
Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan
struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh
suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-
gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-
beda (Hardjowigeno, 1992).
Struktur tanah dikelompokkan dalam 7 bentuk. Ketujuh bentuk tersebut
adalah:
(1) Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous,
struktur ini terdapat pada horison A.
(2) Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal
membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan
sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam
untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan sumbu
vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
(3) Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih
besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur
ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
(4) Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih
besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membuloat,
struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
(5) Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih
kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2
atau pada lapisan padas liat.
(6) Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan
sangat
porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
(7) Pejal (masif), yatitu ikatannya sangat mampat antara partikel-partikel
tanah
Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak
beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah (weak) yaitu
tanah yang jika tersinggung mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang masih
dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah sedang/cukup yaitu
tanah berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat
(strong) yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika
dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan
(Baver,1961).
Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi
butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan
tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah
bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan,
pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah
yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:
basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah dan tidak mudah melekat
pada alat pegolah tanah. Sedangkan tanah yang berkonsistensi buruk merupakan
kebalikannya. Konsistensi tanah dapat ditetapkan pada keadaan basah, lembab dan
kering. Konsistensi adalah ketahanan tanah terhadap perubahan bentuk atau
perpecahan. Keadaan ini ditentukan oleh sifat adhesi dan kohesi (Foth, 1988). Hal
ini berkaitan erat dengan kandungan air yang yang menunjukkan manifestasi
gaya-gaya fisika tersebut.
Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu baik bila massa
tanah tanah itu besar atau kecil dalam keadaan alamiah sangat terganggu,
berbentuk agregat atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan lembab atau kering
(Hakim, 1986).
III. METODELOGI
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah contoh tanah kering angin, air,
botol semprot, dan buku Munsell Soil Color Chart.
B. Cara Kerja
Warna Tanah
1. Diambil sedikit tanah gumpal yag lembab secukupnya (permukaannya tidak
mengkilap).
2. Diletakkan tanah tadi di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart.
3. Dicatat notasi warna ( Hue, Value, Chroma) dan nama warna. Pengamatan
warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
Tekstur Tanah
1. Diambil sebongkah tanah kira- kira sebesar kelereng.
2. Dibasahi dengan air hingga tanah dapat ditekan.
3. Tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya
tanah.
Jika:
a) Bentuknya benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar
kemungkinan teksturnya liat.
b) Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan
c) Tidak terbentu benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut
dan licin maka lempung berdebu, terasa kasar, lempung berpasir.
Struktur Tanah
1. Diambil sebongkah tanah diambil dari horison tanah, kemudian
2. Dipecah dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari
ketinggian tertentu, sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan
tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah
Konsistensi
1. Diamati contoh tanah dalam berbagai kandungan air dengan dipijit
menggunakan ibu jari dan telunjuk.
2. Dilakukan pengamatan dimulai pada kondisi kering, lembab dan basah dengan
cara menambah air pada contoh tanahnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Warna, tekstur dan struktur
c. Konsistensi
No.
Jenis
tanah Warna tanah
Tekstur
tanah
Struktur tanah
Tipe Kelas Derajat
1 Andisol Dark
Brown
Pasir
Berlempung
Berbutir
Tunggal
Sangat
halus Uu
2 Inceptisol
3 Ultisol
4 Entisol
5 Vertisol Very Dark
Grey
Lempung
Berdebu Pejal
Ss
No. Jenis tanah Konsistensi basah Konsistensi
lembab
Konsisten
si kering Kelekatan Keliatan
1 Andisol Agak lekat (ss) Tidak plastis (p0) Gembur (f) Keras
2 Inceptisol
3 Ultisol
4 Entisol
5 Vertisol Agak lekat (ss) Sangat plastis (Vp)
Sangat
teguh sekali
(et)
Sangat
keras
sekali
B. Pembahasan
Pengamatan profil tanah merupakan cara untuk menentukan sifat-sifat
fisika tanah, dimana hanya dengan mengamati sifat-sifat fisika tanah kita dapat
mengklasifikan tanah ke dalam suatu kelas tanah. Sifat-sifat tanah yang diamati
yaitu tekstur, struktur, warna tanah.
a. Warna tanah
Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna tanah
yang nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran langsung
dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur
dengan teliti misalnya seperti drainase. Jadi, warna tanah bila digunakan dengan
ciri-ciri lainnya berguna dalam pembentukan sebagian besar kesimpulan yang
penting dengan memperhatikan pembentukan tanah dan penggunaan lahan. (Foth,
1998)
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:
(1) jenis mineral dan jumlahnya,
(2) kandungan bahan organik tanah, dan
(3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat
menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Madjid, 2009)
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan
organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah(Hardjowigeno,1992).
Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air,
seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi
reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah
terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa
Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang
berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan
kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi)
didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat
dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut.
Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang
(Hardjowigeno,1992).
Warna tanah dapat di tentukan dengan buku warna standar dari Munsell
Soil Colour Chart (MSCC), maliputi penentuan warna dasar (matriks). Warna
bidang struktur selaput tanah liat . Warna karatan atau konkresi, warna jalit, dan
warna humus (Foth D,1998).
Pada pengamatan tanah dengan indra, warna tanah mencerminkan
beberapa sifat tanah, diantaranya yaitu kandungan bahan organic, drainase. Warna
tanah sangat dipengaruhi oleh kadar lengas didalamnya. Tanah yang kering
warnanya lebih muda dibandingkan dengan tanh yang basah, ini karena bahan
koloid yang kehilangan air.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapat hasil :
1. Sampel tanah Andisol = Dark Brown
2. Sampe tanah inceptisol = Dark Yellowish Brown
3. Sampel tanah ultisol = Strong Brown
4. Sampel tanah entisol = Dark
5. Sampel tanah vertisol = Dark Grey
Warna tanah diatas ditetapkan menggunakan Munsell Soil Color Chart.
Yaitu dimana dalam penetapan warna harus di catat HUE, VALUE, dan
CHROMA.
1. Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Value : merupakan kartu warna ke arah vertikal yang menunjukkan warna tua-
muda atau hitam-putih, ditulis dibelakang nilai hue.
3. Chroma : merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukkan
intensitas cahaya. Ditulis dibelakang value yang dipisahkan dengan garis
miring.
Warna tanah yang terdeteksi berbeda-beda karena mencerminkan sifat
tanah, sedangkan diketahui jenis tanahnya berbeda, sehingga warnanya pun pasti
berbeda. Berdasar pengamatan di laboratorium diketahui bahwa tanah Andisol
memiliki warna hitam, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa Andisol merupakan tanah yang
berwarna hitam dengan epipidon mollik atau umbrik atau ochrik atau kambik,bulk
density kurang dari 0,85 g/cm.banyak mengandung bahan amorf,atau lebih dari
60% terdiri dari abu vulkanik vitrik,cindes atau bahan pyroklastik lain.
Berdasarkan pengamatan secara visual di laboratorium dapat diketahui
bahwa warna tanah Entisol adalah gelap. Hal ini terjadi karena terdapat bahan
organik pada tanah tersebut sehingga menunjukkan warna gelap. Namun,
warnanya masih didominasi warna abu-abu, disebabkan karena pada tanah ini
sering terjadi akumulasi garam-garam berhubung karena lokasinya sangat dekat
dengan laut. Hal inilah yang menyebabkan modifikasi dari warna tersebut. Hal ini
dikemukakan juga oleh Hakim, dkk, (1986) yang menyatakan bahwa bahan
organik di dalam tanah akan menghasilkan warna kelabu gelap, cokelat gelap,
kecuali terdapat pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-
garam sehingga sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas. Tanah vertisol
memiliki warna abu – abu gelap. Sifatnya hamper sama dengan tanah entisol.
Ultisol berwarna coklat gelap karena banyak mengandung liat .
.
b. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang
paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain
itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik
apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti
ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir
liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara
(Baver,1961).
Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila
tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit
melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada
tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar
(pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang
tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan
hara(Baver,1961).
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu
dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil
dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu
dan liat, dengan cara sebagai berikut:
a. Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk
bola dan gulungan.
b. Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola
tetapi mudah sekali hancur.
c. Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi
mudah hancur.
d. Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
e. Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
gulungan dengan permukaan mengkilat.
f. Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat
digulung dengan permukaan mengkilat.
g. Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
h. Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
i. Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh,
serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
j. Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan mudah dibuat gulungan.
k. Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan mudah dibuat gulungan.
l. Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik,
dan mudah dibuat gulungan.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa
tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel
dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada
beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada
juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah (Foth, 1995).
Ada 3 macam tekstur tanah yang utama, yaitu pasir (sand), lempung
(loam), dan liat (clay). Tanah dikatakan pasir bila kandungan pasirnya lebih dari
70%. Sedangkan lait apabila kandungan litany lebih dari 35%. Jika suatu fraksi
bukan fraksi liat ataupun pasir, maka itu adalah fraksi debu. Penetapan tekstur
tanah ada 2, yaitu :
1. Penetapan di Laboratorium
2. Penetapan Tekstur di Lapang
Pada praktikum kali ini kami menggunakan penetapan tekstur di
laboratorium, dan Menurut hasil praktikum, diketahui bahwa :
1. Sampel tanah andisol bertekstur lempung berdebu
2. Sampel tanah inceptisol bertekstur lempung berliat
3. Sampel tanah ultisol bertekstur lempung berliat
4. Sampel tanah entisol bertekstur lempung berliat
5. Sampel tanah vertisol bertekstur liat berdebu
Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin
,membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat
dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).
Tanah Ultisol bertekstur lempung berliat dan terasa agak licin, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak
mudah hancur. (Foth, 1988).
Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berliat dengan ciri-ciri terasa
agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk
gulungan yang agak mudah hancur. Inseptisol termasuk dalam tanah Andosol
karena teksturnya lempung berpasir sebenarnya sudah sangat menyulitkan
pertumbuhan padi sebab suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses
pelapukan terhambat (Hakim, 1986).
Tanah Andisol memiliki tekstur lempung berdebu dengan ciri terasa licin,
agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan
mengkilat.
Sasaran pokok cara kerja penetapan tektur tanah adalah menentukan
agihan ukuran jarak penyusun fasa padat tanah. Pada acara praktikum ini uji
tekstur tanah dilaksanakan dengan menguji suatu massa contoh tanah diantara
muka ibu jari dan telunjuk, serta memperhatikan rasa tanah dan sensai yang
muncul (Poerwowidodo, 1991).
Langkah-langkah yang perlu diikuti untuk memperoleh hasil mendekati
kebenaran adalah:
1. Contoh tanah cukup lembab.
2. Agregat tanah contoh tanah itu harus dihancurkan selama berlangsung
pengulian (Poerwowidodo, 1991).
Rasa tanah dan sensasi tanah disidik selama proses pengulian tersebut.
Rasa tanah yang disidik mencakup ada tidaknya rasa kasar atu licin, sedangkan
sensasi tanah yang disidik berupa kemungkinan massa tanah itu dapat dibentuk
gulungan atau pita serta kelekatan massa tanah. kelekatan tanah ditetapkan
melalui penekanan massa tanah diantara muka ibi jari dan telunjuk kemudian
saling menolak (Poerwowidodo, 1991).
c. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod(Baver,1961).
Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik dan valid harus dengan
melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium elatif sukar terutama
dalam mempertahankan keasliannya dari bentuk agregatnya. Pengamatan
dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, klas struktur dan derajat
struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi bermacam-
macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu type lempeng
(platy), type tiang, type gumpal(blocky), type remah (crumb), type granulair, type
butir tunggal dan type pejal (masif). Dengan pembagian klas yaitu dengan fase
sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar. Untuk semua type tanah
dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk masing-masing type (Baver,1961).
Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak
beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah ( weak ) yaitu
tanah yang jika tersinggung mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang masih
dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah sedang/cukup yaitu
tanah berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat
(strong) yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika
dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan
(Baver,1961).
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan
struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh
suatu perekat seperti bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-
gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-
beda (Hardjowigeno, 2003).
Struktur tanah terbentuk akibat adanya penggabungan butir-butir primer
tanah oleh adanya koloid tanah, humus, atau bahan kimia.Pada pengamatan
struktur tanah diamati bentuk struktur, agregat tanah (ped)/ kelas struktur dan
derajat struktur tanah.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
1. Sampel tanah vertisol berstruktur lempeng
2. Sampel tanah inceptisol berstruktur tiang
3. Sampel tanah entisol berstruktur gumpal
4. Sampel tanah ultisol berstruktur gumpal
5. Sampel tanah andisol berstruktur remah
Hasil percobaan diperoleh hasil bahwa tanah entisol dan ultisol memiliki
struktur gumpal, dimana butir-butir tanah saling mengikat seperti irisan roti,
mempunyai ikatan cukup kuat, kurang porus, dan ukur ped lebih kecil, sehingga
jika turun hujan maka agregat tanahnya tidak mudah hancur dan tahan terhadap
erosi. Hal ini sesuai dengan Pernyataan yang dikemukakan oleh Sarief (1989)
yang menyatakan bahwa agregat tanah sebaiknya mantap dan tidak mudah hancur
oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butiran air hujan. Dengan demikian
tidak mudah atau tahan erosi sehingga pori-pori tanah tidak gampang tertutup oleh
partikel-partikel tanah halus sehingga infiltrasi tertahan dan run off menjadi besar.
Tanah inceptisol memiliki struktur tiang yaitu struktur tanah dengan
sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya
membuloat, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
Tanah vertisol memiliki struktur lempeng yaitu struktur tanah dengan
sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di
horison A2 atau pada lapisan padas liat.
Tanah andisol memiliki struktur remah struktur tanah dengan bentuk bulat
dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
Struktur tanah menunjuk pada agregasi jarah-jarah primer tanah ke dalam
jarah paduan yang terpisahkan dari agregat lainnya oleh suatu bidang belah alami.
Ciri-ciri struktur tanah yang perlu disidik adalah tipe struktur tanah, kelas struktur
dan derajat struktur tanah.
d. Konsistensi tanah
Konsistensi adalah salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan
ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang
menggambarkan bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi
(tarik menarik antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban
tanah(Anonymous, 2010).
Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat
kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan ketahanan massa tanah
terhadap perubahan bentuk yang disebabkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan
yang mempengarui bentuk tanah(Anonymous, 2010).
Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah dan tidak mudah melekat
pada alat pegolah tanah. Sedangkan tanah yang berkonsistensi buruk merupakan
kebalikannya. Konsistensi tanah dapat ditetapkan pada keadaan basah, lembab dan
kering.Konsistensi adalah ketahanan tanah terhadap perubahan bentuk atau
perpecahan. Keadaan ini ditentukan oleh sifat adhesi dan kohesi (Foth, 1988). Hal
ini berkaitan erat dengan kandungan air yang yang menunjukkan manifestasi
gaya-gaya fisika tersebut.
Setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu baik bila massa
tanah tanah itu besar atau kecil dalam keadaan alamiah sangat terganggu,
berbentuk agregat atau tanpa struktur, maupun dalam keadaan lembabatau kering
(Hakim, 1986).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi
butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda
lain(Hardjowigeno, 1992).
Percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami memberikan hasil
konsistensi tanah sebagai berikut :
a. Entisol pada konsistensi basah lekat (s) dan agak plastis (Ps), pada konsistensi
lembab sangat gembur (Vf) dan pada konsistensi kering agak keras.
b. Ultisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan agak plastis (ps), pada
konsistensi lembab teguh dan pada konsistensi kering sangat keras.
c. Vertisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan sangat plastis (vp), pada
konsistensi lembab sangat teguh sekali (et) dan pada konsistensi kering sangat
keras sekali.
d. Andisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan tidak plastis (p0), pada
konsistensi lembab gembur (f) dan pada konsistensi kering keras.
e. Inceptisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan plastis (p), pada
konsistensi lembab gembur (f) dan pada konsistensi kering sangat keras.
Istilah-istilah yang umum digunakan untuk menyifatkan konsistensi tanah
pada kandungan air yang berbeda adalah:
1. Konsistensi basah
Konsistensi basah dibandingkan lagi menurut kelekatan dan keliatan .
tanah Vertisol kelekatannya lekat dan keliatannya sangat plastis. Tanah Ultisol
sangat lekat dan agak plastis. Tanah Inseptisol I dan Inseptisol II agak lekat dan
agak plastis. Tanah Andisol agak lekat dan tidak plastis. Kelekatan dengan cirri
tanah dapat melekat atau menempel pada benda-benda yang mengenainya.
Keliatan menunjukkan sifat yang mempunyai kemampuan dapat dengan mudah
diubah-ubah bentuknya (Hakim,1986).
2. Konsistensi lembab
Konsistensi lembab kondisinya sedikit basah, kira-kira kandungan airnya
terletak antara tanah kering udara dan kapasitas lapang (Hakim,1986). Tanah
Vertisol memiliki konsistensi lembab teguh, tanah Ultisol dan Andisol sangat
gembur, sedangkan tanah Inseptisol I dan II teguh.
3. Konsitensi kering
Konsistensi kering dicirikan dengan kerasnya tanah. Istilah-istilah yang
digunakan adalah lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat kerasdan ektrem keras.
Tanah Vertisol memiliki konsistensi kering sangat keras, Ultisol keras, Inseptisol
I dan Inseptisol II agak keras, dan Andisol lunak.
Konsistensi pada struktur menentukan bentuk, ukuran dan agregat alami
tanah tertentu, konsistensi tetap menentukan kekuatan dan keadaan alami gaya-
gaya di antara partikel. Konsistensi itu penting untuk mempertimbangkan dalam
pengolahan tanah dan untuk kepentingan lalulintas. Bukit pasir
menghambatsifatkohesi dan adhesidan hal ini begitu mudah menjadi bentuk yang
tidak baik di mana kendaraan dapat terjebak. Tanah liat dapat menjadi begitu lekat
bila basah seperti membuat tajak atau sukar dibajak (Foth, 1988).
Kendala- kendala yang dirasakan saat praktikum diantarnya :
1. Timbangan analitik angkanya kurang stabil sehingga penentuan angka
sulit
2. Dalam menentukan warna, kami cukup merasakan kesulitan karena warna
tanah yang satu dengan yang lainnya hampir sama.
3. Dalam menentukan struktur, sulit menentukan struktur baik yang gumpal,
prisma, granula, dan yang lainnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Warna dasar dari tanah yang diamati adalah:
Sampel tanah Andisol = Dark Brown
Sampe tanah inceptisol = Dark Yellowish Brown
Sampel tanah ultisol = Strong Brown
Sampel tanah entisol = Dark
Sampel tanah vertisol = Dark Grey
2. Tekstur tanah dari contoh tanah yang diamati adalah:
Sampel tanah andisol bertekstur lempung berdebu
Sampel tanah inceptisol bertekstur lempung berliat
Sampel tanah ultisol bertekstur lempung berliat
Sampel tanah entisol bertekstur lempung berliat
Sampel tanah vertisol bertekstur liat berdebu
3. Struktur tanah dari beberapa contoh tanah yang diamati adalah:
Sampel tanah vertisol berstruktur lempeng
Sampel tanah inceptisol berstruktur tiang
Sampel tanah entisol berstruktur gumpal
Sampel tanah ultisol berstruktur gumpal
Sampel tanah andisol berstruktur remah
4. Konsistensi tanah dari beberapa contoh tanah yang diamati adalah:
Entisol pada konsistensi basah lekat (s) dan agak plastis (Ps), pada
konsistensi lembab sangat gembur (Vf) dan pada konsistensi kering agak
keras.
Ultisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan agak plastis (ps), pada
konsistensi lembab teguh dan pada konsistensi kering sangat keras.
Vertisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan sangat plastis (vp), pada
konsistensi lembab sangat teguh sekali (et) dan pada konsistensi kering
sangat keras sekali.
Andisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan tidak plastis (p0), pada
konsistensi lembab gembur (f) dan pada konsistensi kering keras.
Inceptisol pada konsistensi basah agak lekat (ss) dan plastis (p), pada
konsistensi lembab gembur (f) dan pada konsistensi kering sangat keras.
B. Saran
Saran untuk praktikum tentang pengamatan tanah dengan indra ini adalah
sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan terhadap warna,
tekstur, struktur dan konsistensi tanah sangat agar dapat diperoleh data yang
sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2010. soil. http://en.wikipedia.org/wiki/.diakses tanggal 31
Desember
2013
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1996. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta.
Majid, Abdul. 2009. “Sifat Fisika Tanah (Bagian 5: Konsistensi Tanah”. Erlangga
Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan.
Institut Pertanian Bogor.