data dan informasi - appgis.dephut.go.idappgis.dephut.go.id/appgis/download/1.2. buku...
TRANSCRIPT
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 1
Direktorat inventarisasi Dan Pemantauan sumber Daya HutanDirektorat JenDeral Planologi keHutanan Dan tata lingkungan
kementerian lingkungan HiDuP Dan keHutanantaHun 2018
DATA DAN INFORMASI PEMETAAN TEMATIK KEHUTANAN INDONESIAPENUTUPAN lAHAN INDONESIADEfOrESTASI INDONESIAMOrATOrIUM HUTAN AlAM PrIMEr DAN lAHAN gAMbUT
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 2
KATA PENgANTAr
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan booklet Informasi Pemetaan Tematik Kehutanan Indonesia dengan baik. Booklet ini merupakan salah satu bentuk publikasi untuk menyebarluaskan data dan informasi pemetaan tematik kehutanan Indonesia yang tersedia pada Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan SDH, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Data dan informasi yang termuat dalam booklet ini antara lain penutupan lahan Indonesia, deforestasi Indonesia serta kebijakan moratorium hutan Indonesia yaitu penundaan pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut. Diharapkan data dan informasi tersebut dapat memberikan gambaran umum kondisi hutan di Indonesia serta dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan dan pembangunan kehutanan.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan booklet ini. Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan booklet ini. Semoga publikasi ini bermanfaat.
Penyusun
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 3
REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA
PETA PENUTUPAN
lAHAN
PETA KAwASAN
HUTAN
bagan Alir Proses rekalkulasi Penutupan lahan
PETA PENUTUPAN lAHAN DI DAlAM
DAN DI lUAr KAwASAN HUTAN
TAbEl PENUTUPAN lAHAN DI DAlAM
DAN DI lUAr KAwASAN HUTAN
PETA PENUTUPAN lAHAN DI DAlAM
DAN DI lUAr KAwASAN HUTAN
ANAlISIS/PENgHITUNgAN lUAS
• PetaDasarRBIskala1:250.000• DatadigitalpenutupanlahanhasilpenafsirancitraLDCM(LandsatDataContinuityMission)/Landsat8OLIliputantahun2017• Datadigitalkawasanhutan
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 4
Luas PenutuPan Lahan IndonesIa tahun 2017 (RIbu ha)
*Hutantanamanberdasarkanpenafsirancitraadalahkelaspenutupan lahanyangmerupakanhasilbudidayamanusiameliputiseluruh hutan tanaman baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun hutan tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauanyangberadadidalammaupundiluarkawasanhutan;terlihatdaricitramempunyaipolatanamyangteraturpadaareadatar,sedangkanuntukdaerahbergelombangterlihatwarnacitrayangberbedadenganlingkungansekitarnya.
3|I P S D H
Peta Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2017
Luas Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2017 (Ribu Ha)
* Hutan tanaman berdasarkan penafsiran citra adalah kelas penutupan lahan yang merupakan hasil budidaya manusia meliputi seluruh hutan tanaman baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun hutan tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan; terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area datar, sedangkan untuk daerah bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
3|I P S D H
Peta Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2017
Luas Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2017 (Ribu Ha)
* Hutan tanaman berdasarkan penafsiran citra adalah kelas penutupan lahan yang merupakan hasil budidaya manusia meliputi seluruh hutan tanaman baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun hutan tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan; terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area datar, sedangkan untuk daerah bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
PEtA PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2017
Ket. HK : Hutan Konservasi; Hl: Hutan l indung; HPT: Hutan Produksi Terbatas; HP: Hutan Produksi Tetap; HPK : Hutan Produksi yang dapat diKonversi; APl: Areal Penggunaan lain
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 54|I P S D H
Luas penutupan lahan di dalam kawasan hutan terdiri dari: 85,8 juta ha (45,7%) masih berhutan dan 34,5 juta ha (18,4%) merupakan lahan tidak berhutan (non hutan).
Berdasarkan fungsi kawasan, penutupan lahan berhutan terbesar terdapat pada fungsi Hutan Lindung seluas 23,9 juta ha.
Indonesia memiliki luas daratan seluas 187,7 juta ha, terdiri dari lahan berhutan seluas 93,9 juta ha dan lahan tidak berhutan seluas 93,8 juta ha.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Kawasan HutanAPl
Hutan Non Hutan
Indonesia memiliki luas daratan seluas 187,75 juta ha, terdiri dari lahan berhutan seluas 93,95 juta ha dan lahan tidak berhutan seluas 93,80 juta ha.
Luas penutupan lahan di dalam kawasan hutan terdiri dari: 85,85 juta ha (45,7%) masih berhutan dan 34,54 juta ha (18,4%) merupakan lahan tidak berhutan (non hutan).
berdasarkan fungsi kawasan, penutupan lahan berhutan terbesar
terdapat pada fungsi Hutan lindung seluas 23,91 juta ha.
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
0
17.347
4.5515.750
5.5226.296 6.527
12.190
17.030
21.266
23.911
HKHl
HPT HP HPKHutan Non Hutan
luas
(Ju
ta H
a)
luas
(r
ibu
Ha)
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 6
Pulau Papua memiliki luas penutupan lahan berhutan di dalam kawasan hutan terbesar yaitu 32,24 juta ha atau 34,3 % dari luasan total lahan berhutan di daratan Indonesia sebesar 93,95 juta ha, diikuti dengan Kalimantan seluas 24,43 juta ha (26,0%), sedangkan luas terkecil adalah Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara seluas 1,70 juta ha (1,8%).
Persentase Penutupan lahan berhutan di dalam Kawasan
Hutan terhadap luas Daratan masing-masing Pulau/
Kepulauan besar.
PenutuPan Lahan beRhutan Pada 7 (tujuh) KeLomPoK PuLau/KePuLauan besaR (RIbu ha)
SUMATErA25,7%
JAwA 16,4 %
PAPUA79,2%
MAlUKU61,5%
bAlI NUSA TENggArA 23,4 %
KAlIMANTAN46,0%
SUlAwESI45,5%
PenutuPan Lahan beRhutan dI daLam Kawasan hutan PeR PuLau/KePuLauan (RIbu ha) tahun 2017
HK HL HPT HP Jumlah1 SUMATERA 3.926,0 3.727,2 1.214,5 3.062,1 11.929,8 192,2 12.122,0 12,9 962,6 1,0 13.084,7 2 JAWA 392,3 523,6 263,9 1.002,9 2.182,7 - 2.182,7 2,3 1.050,8 1,1 3.233,5 3 KALIMANTAN 3.797,8 5.805,4 8.828,2 5.244,8 23.676,1 751,3 24.427,4 26,0 2.267,8 2,4 26.695,2 4 SULAWESI 1.543,4 3.530,3 2.404,1 664,7 8.142,5 256,0 8.398,6 8,9 813,6 0,9 9.212,2 5 BALI NUSA TGR 249,2 860,0 318,3 263,6 1.691,1 13,6 1.704,6 1,8 1.160,9 1,2 2.865,5 6 MALUKU 574,8 1.003,9 1.306,9 784,9 3.670,4 1.100,6 4.771,0 5,1 259,8 0,3 5.030,8 7 PAPUA 6.863,1 8.460,7 6.930,2 6.006,9 28.261,0 3.982,6 32.243,6 34,3 1.584,2 1,7 33.827,8
Total 17.346,6 23.911,2 21.265,9 17.030,0 79.553,7 6.296,2 85.849,9 91,4 8.099,9 8,6 93.949,7
NO PULAU/KEPULAUAN TOTALKAWASAN HUTAN APL
HUTAN TETAPHPK Jumlah % Luas %
SUMATERA 12.122,0 47.190,2 25,7JAWA 2.182,7 13.316,8 16,4KALIMANTAN 24.427,4 53.057,7 46,0SULAWESI 8.398,6 18.463,1 45,5BALI NUSA TENGGARA 1.704,6 7.269,5 23,4MALUKU 4.771,0 7.752,8 61,5PAPUA 32.243,6 40.701,8 79,2INDONESIA 85.849,9 187.751,8 45,7
SUMATERA 12,122.0 47,190.2 25.7JAWA 2,182.7 13,316.8 16.4KALIMANTAN 24,427.4 53,057.7 46.0SULAWESI 8,398.6 18,463.1 45.5BALI NUSA TENGGARA 1,704.6 7,269.5 23.4MALUKU 4,771.0 7,752.8 61.5PAPUA 32,243.6 40,701.8 79.2INDONESIA 85,849.9 187,751.8 45.7
PULAU/KEPULAUAN HUTAN DI DALAM KAWASAN HUTAN DARATAN %
ISLAND/ISLANDS GROUPS FORESTED INSIDE FOREST AREA LAND AREA %
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 7
PeRsentase PenutuPan Lahan beRhutan dI daLam Kawasan hutan teRhadaP Luas daRatan PeR PRovInsI tahun 2017
57,3
35,2
25,9
10,9
51,0
23,1
25,1
42,324,7
12,3
32,7
9,3
13,514,1
0,2
13,522,1
36,2
19,2
77,4
85,2
61,9
61,0
48,9
54,9 35,4
55,646,9
29,7
48,1
21,0
3,6
14,6
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 8
DEFOREStASI INDONESIA
Penghitungan deforestasi Indonesia telah dilakukan secara periodik dimulai dari tahun 1990 hingga sekarang. Dalam setiap periode, angka deforestasi mengalami peningkatan atau pengurangan. Hal itu terjadi karena dinamisnya perubahan penutupan lahan akibat aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan sehingga mengakibatkan hilangnya penutupan hutan atau penambahan penutupan hutan karena penanaman.
• PetaDasarRBIskala1:250.000• DatadigitalpenutupanlahanhasilpenafsirancitraLDCM(LandsatDataContinuityMission)/Landsat8OLIliputantahun2016
dan2017• Datadigitalkawasanhutan
7|I P S D H
DEFORESTASI INDONESIA Penghitungan deforestasi Indonesia telah dilakukan secara periodik dimulai dari tahun 1990 hingga sekarang. Dalam setiap periode, angka deforestasi mengalami peningkatan atau pengurangan. Hal itu terjadi karena dinamisnya perubahan penutupan lahan akibat aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan sehingga mengakibatkan hilangnya penutupan hutan atau penambahan penutupan hutan karena penanaman.
OVERLAY
PetaKawasanHutan
Peta Penutupan Lahan
2016
Peta Penutupan Lahan
2017
PenghitunganDeforestasi
BaganAlurProsesPenghitunganDeforestasi
SUMBER DATA Ø Peta Dasar RBI skala 1 : 250.000 Ø Data digital penutupan lahan hasil penafsiran citra LDCM (Landsat Data Continuity
Mission)/Landsat 8 OLI liputan tahun 2016 dan 2017 Ø Data digital kawasan hutan (SK Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan)
TUMPANg SUSUN
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 9
8|I P S D H
Perkembangan Deforestasi Indonesia Tahun 1990-2017 Pada periode tahun 2014-2015, sebesar 30% deforestasi terjadi pada daerah kebakaran hutan dan lahan.
Deforestasi Indonesia (Ribu Ha) Tahun 2016 -2017
DEFORESTASI = DEFORESTASI (BRUTO)-REFORESTASI Deforestasi Bruto : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan berhutan menjadi kelas penutupan lahan tidak berhutan Reforestasi : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan tidak berhutan menjadi kelas penutupan lahan berhutan
8|I P S D H
Perkembangan Deforestasi Indonesia Tahun 1990-2017 Pada periode tahun 2014-2015, sebesar 30% deforestasi terjadi pada daerah kebakaran hutan dan lahan.
Deforestasi Indonesia (Ribu Ha) Tahun 2016 -2017
DEFORESTASI = DEFORESTASI (BRUTO)-REFORESTASI Deforestasi Bruto : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan berhutan menjadi kelas penutupan lahan tidak berhutan Reforestasi : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan tidak berhutan menjadi kelas penutupan lahan berhutan
Deforestasi bruto : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan berhutan menjadi kelas penutupan lahan tidak berhutanreforestasi : Perubahan kondisi penutupan lahan dari kelas penutupan lahan tidak berhutan menjadi kelas penutupan lahan berhutan
PeRKembangan defoRestasI IndonesIa tahun 1990-2017
defoRestasI IndonesIa (RIbu ha) tahun 2016 -2017
defoRestasI netto = defoRestasI bRuto-RefoRestasI
Angka deforestasi sejak periode tahun 2011-2017 merupakan hasil penghitungan deforestasi netto yang sudah mempertimbangkan kegiatan reforestasi. Sementara perhitungan pada periode sebelumnya masih menggunakan deforestasi bruto. Pada periode tahun 2014-2015, sebesar 30% deforestasi terjadi pada daerah kebakaran hutan dan lahan.
An
gka
Def
ore
stas
i (Ju
ta H
a)
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 10
Deforestasi Indonesia tahun 2016-2017 sebesar 0,48 juta ha (di dalam dan di luar kawasan hutan), dimana luas deforestasi bruto sebesar 0,66 juta ha dikurangi dengan reforestasi sebesar 0,18 juta ha.
Berdasarkan tipe hutan, deforestasi tertinggi terjadi di hutan sekunder yaitu sebesar 0,45 juta ha (92,9%), yang terdiri dari 278,6 ribu ha terjadi di dalam kawasan hutan, sisanya sebesar 167,2 ribu ha terjadi di APL.
Deforestasi Indonesia pada Hutan Primer, Hutan Sekunder, dan Hutan Tanaman Tahun 2016– 2017
di dalam dan di luar Kawasan Hutan (ribu Ha)
Peta defoRestasI IndonesIa tahun 2016 -2017
9|I P S D H
Peta Deforestasi Indonesia Tahun 2016 -2017
Deforestasi Indonesia tahun 2016-2017 sebesar 0,48 juta ha (di dalam dan di luar kawasan hutan), dimana luas deforestasi bruto sebesar 0,66 juta ha dikurangi dengan reforestasi sebesar 0,18 juta ha.
Berdasarkan tipe hutan, deforestasi tertinggi terjadi di hutan sekunder yaitu sebesar 0,45 juta ha (92,9%), yang terdiri dari 278,6 ribu ha terjadi di dalam kawasan hutan, sisanya sebesar 167,2 ribu ha terjadi di APL.
Deforestasi Indonesia (Ribu Ha) pada Hutan Primer, Hutan Sekunder, dan Hutan Tanaman Tahun 2016– 2017 di dalam dan
di luar Kawasan Hutan (APL)
Hutan Primer Hutan TanamanHutan Sekunder
300
250
200
150
100
50
0
278,6
167,2
30,0
-50
14,2
-11,4
Kawasan Hutan APl
1,4Def
ore
stas
i (r
ibu
Ha)
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 11
182,8 :38% 297,2 :
62%
Deforestasi per fungsi Kawasan (Ha) Tahun 2016 -2017
Kawasan Hutan Konservasi
Kawasan Hutan lindungKawasan Hutan Produksi
Areal Penggunaan lain
36, 8
59, 7
200, 7
182, 8
250
200
150
100
50
0
An
gka
Def
ore
stas
i (r
ibu
Ha/
Th)
Kawasan Hutan APl
Angka Deforestasi Indonesia Tahun 2016-2017 (Ribu Ha)
Pada tahun 2016-2017, deforestasi tertinggi terjadi pada kawasan hutan produksi sebesar 200,7 ribu ha (41,8%).
10|I P S D H
Angka Deforestasi Indonesia Tahun 2016-2017 (Ribu Ha)
DeforestasiperFungsiKawasan(RibuHa)Tahun2016-2017
Pada tahun 2016-2017, deforestasi tertinggi terjadi pada kawasan hutan produksi sebesar 200,7 ribu ha (41,8%).
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 12
Deforestasi per fungsi Kawasan dan bukan Kawasan Hutan Tahun 2016 -2017 (Ribu Ha)
Deforestasi pada 7 (Tujuh) Kelompok Pulau/Kepulauan besar di dalam dan di luar Kawasan Hutan (ribu Ha)
Tahun 2016 -2017
Padatahun2016-2017,kawasanhutanPulauKalimantanmengalamideforestasitertinggisebesar132,7ribuha(27,6%)diikutidenganPulauSumaterasebesar101,9ribuha(21,2%),sedangkanPulauJawadanKepulauanBaliNusaTenggaralebihbanyakmengalamireforestasi.
11|I P S D H
Deforestasi per Fungsi Kawasan dan Bukan Kawasan Hutan Tahun 2016 -2017 (Ribu Ha)
Deforestasi pada 7 (Tujuh) Kelompok Pulau/Kepulauan Besar di dalam dan di luar Kawasan Hutan (Ribu Ha)
Tahun 2016 -2017
Pada tahun 2016-2017, kawasan hutan Pulau Kalimantan mengalami deforestasi tertinggi sebesar 132,7 ribu ha (27,6%) diikuti dengan Pulau Sumatera sebesar 101,9 ribu ha (21,2%), sedangkan Pulau Jawa dan Kepulauan Bali Nusa Tenggara lebih banyak mengalami reforestasi.
Kawasan Hutan APl
150
130
110
90
70
50
30
10
-10
101,9
132,7
97,7
36,234,625,3
-2,9 -8,9 -5,6
16,6 21,626,9
6,8
-2,9
SUMATErA KAlIMANTAN SUlAwESI MAlUKU PAPUAbAlI NUSA TENggArA
JAwA
An
gka
Def
ore
stas
i (r
ibu
Ha)
Pulau/Kepulauan
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 13
PEtA INDIKAtIF PENUNDAAN PEMBERIAN IJIN BARU (PIPPIB)
Dalam rangka menyelesaikan upaya penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut untuk penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, pemerintah melalui Inpres No. 10 tahun 2011 mengeluarkan kebijakan penundaan pemberian izin baru dan penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut. Inpres berlaku selama 2 (dua) tahun dan terakhir diperpanjang melalui Inpres No. 6 tahun 2017.
Sebagai tindak lanjut Inpres tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan tentang Penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain.
• DataDasarRBI1:250.000• DataKawasanHutan(HutanKonservasidanHutanLindung)• DataPenutupanLahanHutanAlamPrimer• DataBidangTanahdariKementerianAgrariadanTataRuang/BPN• DataSebaranLahanGambutdariKementerianPertanian• DataPerizinanSebelumInpres10Tahun2011• DataPengecualianMoratorium
• Hasilsurveikondisifisiklapangan• Perubahantataruang• Datapenutupanlahanterkini• Masukandarimasyarakat• Pembaharuandataperizinan
PENgECUAlIAN DAlAM PIPPIb1. Izin prinsip dari Menteri Kehutanan sebelum Inpres No.10 Tahun
20112. Pembangunan nasional vital :
• panas bumi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, • lahan untuk program kedaulatan pangan antara lain padi,
tebu, jagung, sagu dan kedelai; 3. Perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan
kawasan hutan yang masih berlaku 4. Restorasi ekosistem.
PIPPIb direvisi setiap 6 bulan sekali berdasarkan hasil pembahasan Tim Teknis gabungan Pembuatan
PIPPIb yang beranggotakan Kementerian lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Agraria dan Tata ruang/ badan Pertanahan Nasional, dan badan Informasi
geospasial.
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 14
14|I P S D H
INPRES
10/2011 20 Mei 2011
SK.323/Menhut-II/2011
20 Juni 2011
SK.7416/Menhut-VII/IPSDH/2011
22 Nov 2011
SK.323/Menhut-II/2011
20 Juni 2011
SK.323/Menhut-II/2011
20 Juni 2011
PIPPIB
REVISI I
REVISI II
REVISI III
INPRES
6/2013 13 MEI 2013
SK. 2796/Menhut-VII/IPSDH/2013
16 Mei 2013
SK. 6018/Menhut-VII/IPSDH/2013
13 Nov 2013
SK. 3706/Menhut-VII/IPSDH/2014
13 Mei 2014
SK.6982/Menhut-VII/IPSDH/2014
13 Nov 2014
REVISI IV
REVISI V
REVISI VI
REVISI VII
INPRES
8/2015 13 MEI 2013
SK.2312/Menhut-VII/IPSDH/2015
27 Mei 2015
SK. 5385/MenLHK-PKTL/IPSDH/2015
20 Nov 2015
SK.2300/MenLHK-
PKTL/IPSDH/PLA.1/5/ 2016
20 Mei 2016
SK.6347/MenLHK-
PKTL/IPSDH/PLA.1/11/2016
21 November 2016
REVISI VIII
REVISI IX
REVISI X
REVISI XI
INPRES
6/2017 17 JULI 2017
SK. 351/MENLHK/
SETJEN/PLA.1/7/2017 31 Juli 2017
SK.6559/MENLHK-
PKTL/IPSDH/PLA.1/12/2017
4 Desember 2017
SK.3588/MENLHK-
PKTL/IPSDH/PLA.1/5/ 2018
28 Mei 2018
REVISI XII
REVISI XIII
REVISI XIV
PERKEMBANGANINPRESDANSKMORATORIUMREVISIPIPPIB
3
PeRKembangan InPRes dan sK moRatoRIum RevIsI PIPPIb
SK.2771/Menhut-VII/IPSDH/2012
16 Mei 2012
SK.6315/Menhut-VII/IPSDH/2012
19 Nov 2012
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 15
15|I P S D H
Masyarakat luas dapat mengakses dan mengunduh data dan informasi PIPPIB dari website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan webgis.menlhk.go.id
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (Revisi XIV)
No Kriteria Luas(Ha)1 MoratoriumpadaKawasan 51.461.4022 MoratoriumpadaLahanGambut 5.348.7653 MoratoriumpadaHutanAlamPrimer 9.476.900
JUMLAH 66.287.067
Luas Moratorium PIPPIB Revisi XIV
15|I P S D H
Masyarakat luas dapat mengakses dan mengunduh data dan informasi PIPPIB dari website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan webgis.menlhk.go.id
Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (Revisi XIV)
No Kriteria Luas(Ha)1 MoratoriumpadaKawasan 51.461.4022 MoratoriumpadaLahanGambut 5.348.7653 MoratoriumpadaHutanAlamPrimer 9.476.900
JUMLAH 66.287.067
Luas Moratorium PIPPIB Revisi XIV
Masyarakat luas dapat mengakses dan mengunduh data dan informasi PIPPIB dari website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan : webgis.menlhk.go.id
PEtA INDIkATIf PENUNDAAN PEMBERIAN IzIN BARU (REvISI XIv)
Luas moRatoRIum PIPPIb RevIsI XIv
kementerian lingkungan hidup dan kehutanan 16
Diterbitkan oleh: Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata lingkunganKementerian lingkungan Hidup dan Kehutanangd. Manggala wanabakti blok I lt 7Jl. gatot Subroto Senayan Jakarta 10270Email: [email protected]. (021) 5730335-5730292fax. (021) 5730335
PErATUrAN TErKAIT PEMETAAN TEMATIK KEHUTANAN• Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No. P.6/
PKTL/SETDIT/KUM.1/11/2017 tanggal 6 November 2017 tentang Petunjuk Teknis Penggambaran dan Penyajian Peta Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No. P.3/PKTL/IPSDH/PLA.1/2017 tanggal 6 April 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Survei Hutan Alam Primer dalam rangka Verifikasi Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB)
• Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan No. P.1/VII-IPSDH/2015 tanggal 26 Mei 2015 tentang Pedoman Pemantauan Penutupan Lahan