data empiris

13
Data Empiris : Data realita di lapangan. HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DIKLAT KEPELAUTAN DAN KONDISI SARANA- PRASARANA DENGAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM 2. I. PENDAHULUAN • Latar Belakang Pendidikan kepelautan merupakan jenis pendidikan pelatihan formal maupun non- formal sesuai standar Nasional dan Internasional yaitu Standar Trainning Certification of Watchkeeping (STCW) dari konvensi International Maritime Organization (IMO) dan Quality Standar System (QSS) dari keputusan bersama 3 Menteri RI MenHub, MenDikNas dan MenKerTrans tentang sistem standar mutu kepelautan. guna mewujudkan penyelenggaraan pelayanan transportasi yang handal, memiliki daya saing serta memberikan nilai tambah pada setiap pelayanannya dengan prima, profesional dan beretika. Maka dalam mempertahankan kinerja layanan BLU perlu mengenali faktor – faktor kelemahan ataupun ancaman yang dihadapi oleh BLU perlu ditangani dengan baik, maka oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis lebih jauh mengenai “HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DIKLAT KEPELAUTAN DAN KONDISI SARANA-PRASARANA DENGAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM.” 2 3. • Identifikasi Masalah 1. Masih kurangnya jumlah pelaut Indonesia untuk mengisi kebutuhan Internasional maupun Nasional 2. Keterbatasan jumlah lembaga diklat kepelautan Indonesia yang memenuhi standar Internasional maupun Nasional 3. Biaya pendidikan kepelautan yang sangat mahal dan tidak terjangkau pada masyarakat ekonomi

Upload: yuyun

Post on 09-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Data Empiris

Data Empiris : Data realita di lapangan.

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DIKLAT KEPELAUTAN DAN

KONDISI SARANA- PRASARANA DENGAN KINERJA BADAN LAYANAN

UMUM

2. I. PENDAHULUAN • Latar Belakang Pendidikan kepelautan merupakan jenis

pendidikan pelatihan formal maupun non-formal sesuai standar Nasional dan

Internasional yaitu Standar Trainning Certification of Watchkeeping (STCW) dari

konvensi International Maritime Organization (IMO) dan Quality Standar System

(QSS) dari keputusan bersama 3 Menteri RI MenHub, MenDikNas dan MenKerTrans

tentang sistem standar mutu kepelautan. guna mewujudkan penyelenggaraan

pelayanan transportasi yang handal, memiliki daya saing serta memberikan nilai

tambah pada setiap pelayanannya dengan prima, profesional dan beretika. Maka

dalam mempertahankan kinerja layanan BLU perlu mengenali faktor – faktor

kelemahan ataupun ancaman yang dihadapi oleh BLU perlu ditangani dengan baik,

maka oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis lebih jauh

mengenai “HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DIKLAT KEPELAUTAN

DAN KONDISI SARANA-PRASARANA DENGAN KINERJA BADAN

LAYANAN UMUM.” 2

3. • Identifikasi Masalah 1. Masih kurangnya jumlah pelaut Indonesia untuk mengisi

kebutuhan Internasional maupun Nasional 2. Keterbatasan jumlah lembaga diklat

kepelautan Indonesia yang memenuhi standar Internasional maupun Nasional 3. Biaya

pendidikan kepelautan yang sangat mahal dan tidak terjangkau pada masyarakat

ekonomi lemah 4. Kurangnya komitmen manajemen diklat kepelautan terhadap

kepuasan peserta diklat 5. Belum optimalnya sistem informasi dan komunikasi

sebagai pelayanan transparansi, akuntabel dan efektif efisien pada diklat kepelautan 6.

Kondisi sarana - prasarana yang masih kurang memuaskan 7. Rendahnya tingkat

kepuasan peserta diklat terhadap pelayanan pegawai diklat kepelautan 3

4. • Pembatasan Masalah Dari latar belakang permasalahan di atas, tidak semuanya

menjadi fokus perhatian pada penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti membatasi

penelitiannya pada variabel masalah, yaitu : 1. Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan,

sebagai variabel bebas pertama (X1). 2. Kondisi sarana - prasarana, sebagai variabel

bebas kedua (X2) dan 3. Kinerja Badan Layanan Umum (BLU), sebagai variabel

Page 2: Data Empiris

terikat (Y) 4 • Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan antara kualitas

pelayanan diklat kepelautan dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU) ? 2.

Apakah terdapat hubungan antara kondisi sarana - prasarana dengan Kinerja Badan

Layanan Umum (BLU) ? 3. Apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan

diklat kepelautan dan kondisi sarana - prasarana secara bersama-sama dengan Kinerja

Badan Layanan Umum (BLU) ?

5. II. Kerangka Teoritik Variabel X1 Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan Tesis •

Kualitas : adalah suatu kondisi dari suatu produk baik itu barang ataupun jasa yang

digunakan oleh pengguna / konsumen dimana kondisi tersebut disesuaikan dengan

harapan dan keperluan dari penggunanya pada saat itu. • Pelayanan : adalah suatu

kegiatan atau tindakan yang menguntungkan bagi konsumen yang diberikan oleh

penyedia jasa sebagai usaha dalam memberikan rasa puas bagi konsumen dalam

menggunakan produk yang mereka tawarkan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. • Diklat Kepelautan : adalah pendidikan kejuruan dibidang transportasi

kepelautan untuk mencapai tingkat keahlian dan keterampilan tertentu sesuai dengan

jenjang dan jenis kompetensi yang ditujukan untuk pengawakan kapal pada tugas dan

kewenangan jabatan diatas kapal niaga. Sintesa Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan

adalah suatu kondisi dari suatu kegiatan atau tindakan yang menguntungkan bagi

konsumen yang diberikan oleh penyedia jasa pendidikan kejuruan dibidang

transportasi kepelautan agar terciptanya pelaut yang handal sesuai dengan kebutuhan

pengguna jasa dan memenuhi standar peraturan internasional. 5

6. Variabel X2 Kondisi sarana – prasarana Tesis • Kondisi : adalah segala sesuatu

yang ada di lingkungan diklat yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan

dan keamanan kerja, temperatur, kelambapan, ventilasi, penerangan, kebersihan dan

lain-lain (Stewart, 1983: 53) • Sarana : adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat dalam mencapai maksud / tujuan (Ali, 1996: 880). Dapat berupa ruang

kelas, loket pendaftaran, loket pembagian sertifikat, lahan parkir, kantin, poliklinik,

bank ataupun atm dll. • Prasarana : adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang

utama terselenggaranya suatu proses (Ali, 1996: 796). Seperti OHP, infocus, alat

peraga, buku teks, jurnal, majalah, lembar informasi, internet dll. Sintesa • Kondisi

Sarana dan Prasarana : adalah suatu keadaan dimana segala sesuatu alat/bahan yang

dapat dipakai sebagai alat/media dalam pelaksanaan diklat kepelautan untuk

memenuhi kebutuhan peserta diklat dalam mencapai kepuasan. 6

Page 3: Data Empiris

7. Variabel Y Kinerja Badan Layanan Umum (BLU) Tesis • Kinerja :

Keberhasilan/hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing –

masing dalam upaya mengukur pencapaian indikator – indikator yang

menggambarkan kualitas atau kuantitas pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. •

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang

dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam

melakukan kegiatannya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan

memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi

dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Sintesa • Kinerja Badan

Layanan Umum (BLU) : adalah keberhasilan/hasil kerja yang dicapai oleh instansi di

lingkungan Pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang dan/atau jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan dalam

rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas yang menggambarkan kualitas atau

kuantitas pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. 7

8. HIPOTESIS H1 = Diduga ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kualitas

Pelayanan Diklat Kepelautan dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU). H2 =

Diduga ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi Sarana dan

Prasarana dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU). H3 = Diduga ada hubungan

yang positif dan signifikan antara Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan dan Kondisi

Sarana dan Prasarana secara bersama-sama dengan Kinerja Badan Layanan Umum

(BLU). 8

9. III. Metodologi Penelitian Tujuan Penelitian : 1.Untuk mengetahui hubungan

Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU).

2.Untuk mengetahui hubungan Sarana dan Prasarana dengan Kinerja Badan Layanan

Umum (BLU). 3.Untuk mengetahui hubungan Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan

dan Kondisi Sarana-Prasarana secara bersama – sama dengan Kinerja Badan Layanan

Umum (BLU). 9

10. 10 • Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan survey, sedangkan berdasarkan data yang digunakan adalah

penelitian dengan pendekatan kuantitatif. • Populasi dan Sampling Populasi dalam

Page 4: Data Empiris

penelitian ini adalah Peserta Diklat Pelaut I Bidang Keahlian Nautika dan Teknika

sejumlah 210 Peserta Diklat, kemudian jumlah sampel yang diambil dalam penelitian

ini adalah sebanyak 55 orang dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas

penelitian dimana 210 x 25% = 52,5 responden. Arikunto (2000: 120)

11. 11 METODE ANALISIS DATA • Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel

yang diteliti atau diukur, yaitu: 1). Kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) sebagai

variabel bebas pertama, 2). Kondisi sarana – prasarana (X2) sebagai variabel bebas

kedua, dan 3). Kinerja Badan Layanan Umum (Y) sebagai variabel terikat. • Sebelum

dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi uji coba instrumen

berdasarkan data empiris yang akan menentukan : 1) Validitas butir 2) Realibilitas

instrumen • Statistik inferensial untuk menguji hipotesis menggunakan analisis

Multiple Regression and Correlation dengan variabel bebas dan variabel terikat •

Secara operasional perhitungan statistik dilakukan melalui program komputer dengan

menggunakan program SPSS (Statistical Product and Servive Solution).

12. 12 HASIL PENELITIAN Hubungan antara Kualitas pelayanan diklat kepelautan

dengan Kinerja Badan layanan Umum Dari hasil penelitian yang dilakukan terbukti

bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara Kualitas pelayanan diklat

kepelautan dengan Kinerja Badan layanan Umum. Keeratan hubungan antara variabel

kualitas pelayanan diklat kepelautan dengan Kinerja Badan layanan Umum, tercermin

pada besarnya nilai koefisien korelasi (r) yang dihasilkan dari perhitungan korelasi

antara variabel bebas Kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) dengan variabel

terikat Kinerja Badan layanan Umum (Y) yaitu sebesar 0,714. Koefisien determinasi

atau R Square sebesar 0,510. Adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini

menunjukkan 51% variabel kinerja Badan layanan Umum (Y) ditentukan oleh faktor

variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) sedangkan sisanya 49% ditentukan

faktor-faktor lain. Dari perhitungan SPSS 20.0, thitung yang diperoleh adalah sebesar

7,431 dengan df 53 pada ½ a (0,05) diperoleh ttabel sebesar 1,674. Dengan demikian

thitung 7,431 > ttabel 1,674., sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) mempunyai

hubungan positif yang signifikan dengan Kinerja Badan layanan Umum (Y) pada

Balai Besar Pendidikan Penyegaran Dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta.

Dengan bantuan pengolahan data berdasarkan perhitungan SPSS 20.0 tersebut

diperoleh Fhitung sebesar 55,222. sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan derajat

bebas pembilang 2 dan penyebut 52 pada a (0,05) sebesar 3,175. Dengan demikian

Page 5: Data Empiris

Fhitung (55,222) > Ftabel (3,175), sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan

signifikan dengan variabel kinerja Badan layanan Umum.

13. 13 HASIL PENELITIAN Hubungan antara Kondisi sarana - prasarana dengan

Kinerja Badan layanan Umum. Dari hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa

terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara Kondisi sarana - prasarana

dengan Kinerja Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan Penyegaran Dan

Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta. Keeratan hubungan antara variabel

kondisi sarana - prasarana terhadap Kinerja Badan layanan Umum, tercermin pada

besarnya nilai koefisien korelasi (r) yang dihasilkan yaitu sebesar 0,807. Sedangkan

besarnya nilai koefisien determinasi atau R Square yang dihasilkan adalah sebesar

0,651 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini menunjukkan 65,1%

variabel kondisi sarana - prasarana (X2) ditentukan oleh faktor variabel kinerja Badan

layanan Umum (Y) sedangkan sisanya 34,9% ditentukan faktor-faktor lain. Dengan

bantuan perhitungan SPSS 20.0, thitung yang diperoleh adalah sebesar 9,949. Dengan

df 53. Pada ½ a (0,05) sebesar 1,674. Dengan demikian thitung 9,949 > ttabel 1,674,

sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien

regresi variabel kondisi sarana - prasarana mempunyai hubungan positif yang

signifikan dengan Kinerja Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan

Penyegaran Dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta. Dengan bantuan

pengolahan data berdasarkan perhitungan SPSS 20.0 tersebut diperoleh Fhitung

sebesar 98,979. sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan derajat bebas pembilang 2

dan penyebut 52 pada a (0,05) sebesar 3,175. Dengan demikian Fhitung (98,979) >

Ftabel (3,175), sehingga jelas Ho ditolaj dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

model regresi variabel kondisi sarana - prasarana signifikan dengan variabel kinerja

Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan Penyegaran Dan Peningkatan

Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta.

14. 14 HASIL PENELITIAN Hubungan antara Kualitas pelayanan diklat kepelautan

dan Kondisi sarana - prasarana secara bersama-sama dengan Kinerja Badan layanan

Umum. Dengan melakukan analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 20.0

dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (r) = 0,654 yang berarti hubungan antara

variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) dan variabel kondisi sarana -

prasarana (X2) secara bersama-sama dengan variabel kinerja Badan layanan Umum

(Y) adalah sangat kuat dan positif. Koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,654

Page 6: Data Empiris

adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini menunjukkan 65,4% variabel

kinerja Badan layanan Umum (Y) ditentukan oleh faktor variabel kualitas pelayanan

diklat kepelautan (X1) dan variabel kondisi sarana - prasarana (X2) sedangkan

sisanya 34,6% ditentukan faktor-faktor lain. Dengan bantuan pengolahan komputer

berdasarkan perhitungan SPSS 20.0 tersebut diperoleh Fhitung sebesar 49,225.

sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan derajat bebas pembilang 2 dan penyebut 52

pada a (0,05) sebesar 3,175. Dengan demikian Fhitung (49,225) > Ftabel (3,175),

sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi

variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan dan Kondisi sarana - prasarana

signifikan dengan variabel kinerja Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan

Penyegaran Dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta.

15. 15 PENUTUP Kesimpulan Secara garis besar kinerja Badan Layanan Umum lebih

besar dipengaruhi oleh faktor kondisi sarana-prasarana sebesar 65,1% dibanding

faktor kualitas pelayanan diklat kepelautan sebesar 51%, sementara hal lain yang

menjadi kelemahan/kendala sehubungan faktor-faktor tersebut adalah keterbatasan

kemampuan Badan Layanan Umum dalam menerima peserta diklat setiap periode

seperti halnya pembatasan kuota kelas ataupun jumlah peserta diklat sehingga masih

banyak calon peserta diklat yang harus menunggu untuk dapat mengikuti diklat. Hal

tersebut merupakan faktor yang erat kaitan nya dengan kualitas pelayanan diklat

maupun kondisi sarana-prasarana yang perlu diteliti lebih lanjut yang dapat menjadi

kemungkinan ancaman bagi Badan Layanan Umum di kemudian hari.

16.  Secara terus menerus meningkatkan kualitas pegawai maupun pengajar yang

dilakukan secara berke Mereview Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan

pendaftaran diklat, pelayanan kesehatan, pelayanan perpustakaan serta pelayanan-

pelayanan lainya sehingga lebih cepat dan mudah. Penyederhanaan organisasi di

tingkat unit kerja dengan penataan jumlah pegawai berdasarkan kompetensi sesuai

bobot kewenangan dan tanggung jawab pegawai. Meningkatkan penggunaan sistem

informasi dan komunikasi sebagai pelayanan transparansi, akuntabel dan efektif

efisien dalam proses penyelenggaraan diklat kepelautan. Meningkatkan peran

Quality Management Representative (QMR) sebagai pihak yang independent atau

bebas mengawal penerapan ISO 9001:2008 16 Implikasi sebagaimana tanggung

jawab BLU dalam mensosialisasikan peran dan fungsi Badan Layanan Umum serta

memenuhi besarnya permintaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan khususnya

pada pelayanan instansi pemerintah yang masih dirasakan hanya sebatas pelayanan di

Page 7: Data Empiris

bibir saja ataupun lips service.Yaitu dengan beberapa upaya yang perlu dilakukan

antara lain adalah sebagai berikut : 1. Upaya Meningkatkan Kinerja Badan Layanan

Umum Melalui Kualitas pelayanan diklat kepelautan sinambungan agar mampu

memberikan pelayanan prima terhadap harapan masyarakat kepelautan.

17.  Menjadikan Kondisi Sarana – Prasana sebagai daya tarik tersendiri dalam

merangsang minat dan pengetahuan bahari pada masyarakat kepelautan agar dapat

menjadi SDM Transportasi yang prima, profesional, handal dan memiliki daya

saing. Menciptakan kondisi Sarana – Prasarana yang mendukung proses kegiatan

pembelajaran, aktifitas sosial dan peran pengabdian masyarakat dengan menyediakan

lahan parkir yang cukup, caffetaria, sarana ibadah, kegiatan ko dan ekstra kurikuler

dalam membentuk mental, moral dan disiplin. Mereview alat pembelajaran praktek

sesuai dengan kurikulum dan silabus diringi evaluasi pembelajaran yang

berkesinambungan antara Kualitas Pelayanan dengan Kondisi Sarana – Prasana.

Menjadikan Kondisi Sarana – Prasana sebagai komoditi bisnis yang menjadi nilai

tambah dengan memaksimalkan dan mendesain jenis kursus pendek (short course)

yang dibutuhkan pelanggan (customers) maupun pengguna jasa (stakeholder). 17 2.

Upaya Meningkatkan Kinerja Badan Layanan Umum Melalui kondisi sarana -

prasarana

18. 18 Saran 1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan diklat

kepelautan dari hasil olah data penyebaran kuesioner dengan nilai skor terendah pada

tabel deskriptif statistik menunjukan bahwa manajemen Badan Layanan Umum perlu

memperhatikan kualitas standar pelayanan diklat kepelautan sesuai dengan standar

sebagaimana yang yang ditetapkan baik lingkup Nasional maupun Internasional,

seperti meningkatkan kompetensi pegawai maupun pengajar guna mendukung proses

bisnis Badan Layanan Umum dimulai dari kegiatan pendaftaran, proses pembelajaran

hingga kegiatan yudisium dan/atau wisuda. 2. Berdasarkan tanggapan responden

mengenai kondisi sarana-prasarana dari hasil olah data penyebaran kuesioner dengan

nilai skor terendah pada tabel deskriptif statistik menunjukan bahwa kondisi sarana -

prasarana mempunyai hasil yang relative baik, namun masih ada yang harus

diperhatikan lebih lanjut agar pelaksanaan kegiatan diklat kepelautan dapat terjadwal

dan berjalan secara sistematik sesuai harapan pelanggan (custumer) yaitu penggunaan

sistem informasi dan komunikasi sebagai pelayanan transparansi, akuntabel dan

efektif efisien dalam proses penyelenggaraan diklat kepelautan dapat diperhatikan

oleh manajemen Badan Layanan Umum dan menjadi catatan manajemen review pada

Page 8: Data Empiris

evaluasi akhir kegiatan proses pembelajaran. 3. Berdasarkan tanggapan responden

mengenai kinerja Badan Layanan Umum dari hasil olah data penyebaran kuesioner

dengan nilai skor terendah pada tabel deskriptif statistik menunjukan hasil yang

positif dan baik atas kinerja Badan Layanan Umum selama ini, namun masih ada yang

perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pada tiap

proses kegiatan seperti saat pendaftaran, kegiatan pembelajaran dan sertifikasi harus

berjalan sebagaimana mestinya dan menghindari proses birokrasi yang tumpang

tindih dari meja satu ke meja yang lain untuk mengurusi proses – proses yang

sebenarnya dapat dilakukan dengan sederhana, mudah dan cepat. Oleh karena itu

dukungan manajemen Badan Layanan Umum terhadap Quality Management

Representative (QMR) sangat membantu memelihara, memastikan ataupun

menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) sebagaimana prioritas bisnis yang

mengutamakan pelanggan (custumer focus).

19. 19 Jakarta, April 2014 Panitia/Tim Penguji Tesis 1.Ketua Sidang/ Penguji IV :

Yosi Pahala, SE, MMTr. 2.Penguji I : Dr. Adenan Suhalis, SE, Msi. 3.Penguji II : Dr.

D. A. Lasse, SH, MM 4.Penguji III : Capt. Dr. Sri Untung, MM.

20. TERIMA