data empiris
TRANSCRIPT
Data Empiris : Data realita di lapangan.
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DIKLAT KEPELAUTAN DAN
KONDISI SARANA- PRASARANA DENGAN KINERJA BADAN LAYANAN
UMUM
2. I. PENDAHULUAN • Latar Belakang Pendidikan kepelautan merupakan jenis
pendidikan pelatihan formal maupun non-formal sesuai standar Nasional dan
Internasional yaitu Standar Trainning Certification of Watchkeeping (STCW) dari
konvensi International Maritime Organization (IMO) dan Quality Standar System
(QSS) dari keputusan bersama 3 Menteri RI MenHub, MenDikNas dan MenKerTrans
tentang sistem standar mutu kepelautan. guna mewujudkan penyelenggaraan
pelayanan transportasi yang handal, memiliki daya saing serta memberikan nilai
tambah pada setiap pelayanannya dengan prima, profesional dan beretika. Maka
dalam mempertahankan kinerja layanan BLU perlu mengenali faktor – faktor
kelemahan ataupun ancaman yang dihadapi oleh BLU perlu ditangani dengan baik,
maka oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis lebih jauh
mengenai “HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DIKLAT KEPELAUTAN
DAN KONDISI SARANA-PRASARANA DENGAN KINERJA BADAN
LAYANAN UMUM.” 2
3. • Identifikasi Masalah 1. Masih kurangnya jumlah pelaut Indonesia untuk mengisi
kebutuhan Internasional maupun Nasional 2. Keterbatasan jumlah lembaga diklat
kepelautan Indonesia yang memenuhi standar Internasional maupun Nasional 3. Biaya
pendidikan kepelautan yang sangat mahal dan tidak terjangkau pada masyarakat
ekonomi lemah 4. Kurangnya komitmen manajemen diklat kepelautan terhadap
kepuasan peserta diklat 5. Belum optimalnya sistem informasi dan komunikasi
sebagai pelayanan transparansi, akuntabel dan efektif efisien pada diklat kepelautan 6.
Kondisi sarana - prasarana yang masih kurang memuaskan 7. Rendahnya tingkat
kepuasan peserta diklat terhadap pelayanan pegawai diklat kepelautan 3
4. • Pembatasan Masalah Dari latar belakang permasalahan di atas, tidak semuanya
menjadi fokus perhatian pada penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti membatasi
penelitiannya pada variabel masalah, yaitu : 1. Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan,
sebagai variabel bebas pertama (X1). 2. Kondisi sarana - prasarana, sebagai variabel
bebas kedua (X2) dan 3. Kinerja Badan Layanan Umum (BLU), sebagai variabel
terikat (Y) 4 • Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan antara kualitas
pelayanan diklat kepelautan dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU) ? 2.
Apakah terdapat hubungan antara kondisi sarana - prasarana dengan Kinerja Badan
Layanan Umum (BLU) ? 3. Apakah terdapat hubungan antara kualitas pelayanan
diklat kepelautan dan kondisi sarana - prasarana secara bersama-sama dengan Kinerja
Badan Layanan Umum (BLU) ?
5. II. Kerangka Teoritik Variabel X1 Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan Tesis •
Kualitas : adalah suatu kondisi dari suatu produk baik itu barang ataupun jasa yang
digunakan oleh pengguna / konsumen dimana kondisi tersebut disesuaikan dengan
harapan dan keperluan dari penggunanya pada saat itu. • Pelayanan : adalah suatu
kegiatan atau tindakan yang menguntungkan bagi konsumen yang diberikan oleh
penyedia jasa sebagai usaha dalam memberikan rasa puas bagi konsumen dalam
menggunakan produk yang mereka tawarkan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. • Diklat Kepelautan : adalah pendidikan kejuruan dibidang transportasi
kepelautan untuk mencapai tingkat keahlian dan keterampilan tertentu sesuai dengan
jenjang dan jenis kompetensi yang ditujukan untuk pengawakan kapal pada tugas dan
kewenangan jabatan diatas kapal niaga. Sintesa Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan
adalah suatu kondisi dari suatu kegiatan atau tindakan yang menguntungkan bagi
konsumen yang diberikan oleh penyedia jasa pendidikan kejuruan dibidang
transportasi kepelautan agar terciptanya pelaut yang handal sesuai dengan kebutuhan
pengguna jasa dan memenuhi standar peraturan internasional. 5
6. Variabel X2 Kondisi sarana – prasarana Tesis • Kondisi : adalah segala sesuatu
yang ada di lingkungan diklat yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan
dan keamanan kerja, temperatur, kelambapan, ventilasi, penerangan, kebersihan dan
lain-lain (Stewart, 1983: 53) • Sarana : adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud / tujuan (Ali, 1996: 880). Dapat berupa ruang
kelas, loket pendaftaran, loket pembagian sertifikat, lahan parkir, kantin, poliklinik,
bank ataupun atm dll. • Prasarana : adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses (Ali, 1996: 796). Seperti OHP, infocus, alat
peraga, buku teks, jurnal, majalah, lembar informasi, internet dll. Sintesa • Kondisi
Sarana dan Prasarana : adalah suatu keadaan dimana segala sesuatu alat/bahan yang
dapat dipakai sebagai alat/media dalam pelaksanaan diklat kepelautan untuk
memenuhi kebutuhan peserta diklat dalam mencapai kepuasan. 6
7. Variabel Y Kinerja Badan Layanan Umum (BLU) Tesis • Kinerja :
Keberhasilan/hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing –
masing dalam upaya mengukur pencapaian indikator – indikator yang
menggambarkan kualitas atau kuantitas pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. •
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi
dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Sintesa • Kinerja Badan
Layanan Umum (BLU) : adalah keberhasilan/hasil kerja yang dicapai oleh instansi di
lingkungan Pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas yang menggambarkan kualitas atau
kuantitas pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. 7
8. HIPOTESIS H1 = Diduga ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kualitas
Pelayanan Diklat Kepelautan dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU). H2 =
Diduga ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kondisi Sarana dan
Prasarana dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU). H3 = Diduga ada hubungan
yang positif dan signifikan antara Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan dan Kondisi
Sarana dan Prasarana secara bersama-sama dengan Kinerja Badan Layanan Umum
(BLU). 8
9. III. Metodologi Penelitian Tujuan Penelitian : 1.Untuk mengetahui hubungan
Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan dengan Kinerja Badan Layanan Umum (BLU).
2.Untuk mengetahui hubungan Sarana dan Prasarana dengan Kinerja Badan Layanan
Umum (BLU). 3.Untuk mengetahui hubungan Kualitas Pelayanan Diklat Kepelautan
dan Kondisi Sarana-Prasarana secara bersama – sama dengan Kinerja Badan Layanan
Umum (BLU). 9
10. 10 • Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan survey, sedangkan berdasarkan data yang digunakan adalah
penelitian dengan pendekatan kuantitatif. • Populasi dan Sampling Populasi dalam
penelitian ini adalah Peserta Diklat Pelaut I Bidang Keahlian Nautika dan Teknika
sejumlah 210 Peserta Diklat, kemudian jumlah sampel yang diambil dalam penelitian
ini adalah sebanyak 55 orang dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas
penelitian dimana 210 x 25% = 52,5 responden. Arikunto (2000: 120)
11. 11 METODE ANALISIS DATA • Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel
yang diteliti atau diukur, yaitu: 1). Kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) sebagai
variabel bebas pertama, 2). Kondisi sarana – prasarana (X2) sebagai variabel bebas
kedua, dan 3). Kinerja Badan Layanan Umum (Y) sebagai variabel terikat. • Sebelum
dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi uji coba instrumen
berdasarkan data empiris yang akan menentukan : 1) Validitas butir 2) Realibilitas
instrumen • Statistik inferensial untuk menguji hipotesis menggunakan analisis
Multiple Regression and Correlation dengan variabel bebas dan variabel terikat •
Secara operasional perhitungan statistik dilakukan melalui program komputer dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Servive Solution).
12. 12 HASIL PENELITIAN Hubungan antara Kualitas pelayanan diklat kepelautan
dengan Kinerja Badan layanan Umum Dari hasil penelitian yang dilakukan terbukti
bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara Kualitas pelayanan diklat
kepelautan dengan Kinerja Badan layanan Umum. Keeratan hubungan antara variabel
kualitas pelayanan diklat kepelautan dengan Kinerja Badan layanan Umum, tercermin
pada besarnya nilai koefisien korelasi (r) yang dihasilkan dari perhitungan korelasi
antara variabel bebas Kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) dengan variabel
terikat Kinerja Badan layanan Umum (Y) yaitu sebesar 0,714. Koefisien determinasi
atau R Square sebesar 0,510. Adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini
menunjukkan 51% variabel kinerja Badan layanan Umum (Y) ditentukan oleh faktor
variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) sedangkan sisanya 49% ditentukan
faktor-faktor lain. Dari perhitungan SPSS 20.0, thitung yang diperoleh adalah sebesar
7,431 dengan df 53 pada ½ a (0,05) diperoleh ttabel sebesar 1,674. Dengan demikian
thitung 7,431 > ttabel 1,674., sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) mempunyai
hubungan positif yang signifikan dengan Kinerja Badan layanan Umum (Y) pada
Balai Besar Pendidikan Penyegaran Dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta.
Dengan bantuan pengolahan data berdasarkan perhitungan SPSS 20.0 tersebut
diperoleh Fhitung sebesar 55,222. sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan derajat
bebas pembilang 2 dan penyebut 52 pada a (0,05) sebesar 3,175. Dengan demikian
Fhitung (55,222) > Ftabel (3,175), sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa model regresi variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan
signifikan dengan variabel kinerja Badan layanan Umum.
13. 13 HASIL PENELITIAN Hubungan antara Kondisi sarana - prasarana dengan
Kinerja Badan layanan Umum. Dari hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa
terdapat hubungan yang sangat kuat dan positif antara Kondisi sarana - prasarana
dengan Kinerja Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan Penyegaran Dan
Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta. Keeratan hubungan antara variabel
kondisi sarana - prasarana terhadap Kinerja Badan layanan Umum, tercermin pada
besarnya nilai koefisien korelasi (r) yang dihasilkan yaitu sebesar 0,807. Sedangkan
besarnya nilai koefisien determinasi atau R Square yang dihasilkan adalah sebesar
0,651 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini menunjukkan 65,1%
variabel kondisi sarana - prasarana (X2) ditentukan oleh faktor variabel kinerja Badan
layanan Umum (Y) sedangkan sisanya 34,9% ditentukan faktor-faktor lain. Dengan
bantuan perhitungan SPSS 20.0, thitung yang diperoleh adalah sebesar 9,949. Dengan
df 53. Pada ½ a (0,05) sebesar 1,674. Dengan demikian thitung 9,949 > ttabel 1,674,
sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien
regresi variabel kondisi sarana - prasarana mempunyai hubungan positif yang
signifikan dengan Kinerja Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan
Penyegaran Dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta. Dengan bantuan
pengolahan data berdasarkan perhitungan SPSS 20.0 tersebut diperoleh Fhitung
sebesar 98,979. sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan derajat bebas pembilang 2
dan penyebut 52 pada a (0,05) sebesar 3,175. Dengan demikian Fhitung (98,979) >
Ftabel (3,175), sehingga jelas Ho ditolaj dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
model regresi variabel kondisi sarana - prasarana signifikan dengan variabel kinerja
Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan Penyegaran Dan Peningkatan
Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta.
14. 14 HASIL PENELITIAN Hubungan antara Kualitas pelayanan diklat kepelautan
dan Kondisi sarana - prasarana secara bersama-sama dengan Kinerja Badan layanan
Umum. Dengan melakukan analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 20.0
dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (r) = 0,654 yang berarti hubungan antara
variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan (X1) dan variabel kondisi sarana -
prasarana (X2) secara bersama-sama dengan variabel kinerja Badan layanan Umum
(Y) adalah sangat kuat dan positif. Koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,654
adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini menunjukkan 65,4% variabel
kinerja Badan layanan Umum (Y) ditentukan oleh faktor variabel kualitas pelayanan
diklat kepelautan (X1) dan variabel kondisi sarana - prasarana (X2) sedangkan
sisanya 34,6% ditentukan faktor-faktor lain. Dengan bantuan pengolahan komputer
berdasarkan perhitungan SPSS 20.0 tersebut diperoleh Fhitung sebesar 49,225.
sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan derajat bebas pembilang 2 dan penyebut 52
pada a (0,05) sebesar 3,175. Dengan demikian Fhitung (49,225) > Ftabel (3,175),
sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
variabel kualitas pelayanan diklat kepelautan dan Kondisi sarana - prasarana
signifikan dengan variabel kinerja Badan layanan Umum pada Balai Besar Pendidikan
Penyegaran Dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta.
15. 15 PENUTUP Kesimpulan Secara garis besar kinerja Badan Layanan Umum lebih
besar dipengaruhi oleh faktor kondisi sarana-prasarana sebesar 65,1% dibanding
faktor kualitas pelayanan diklat kepelautan sebesar 51%, sementara hal lain yang
menjadi kelemahan/kendala sehubungan faktor-faktor tersebut adalah keterbatasan
kemampuan Badan Layanan Umum dalam menerima peserta diklat setiap periode
seperti halnya pembatasan kuota kelas ataupun jumlah peserta diklat sehingga masih
banyak calon peserta diklat yang harus menunggu untuk dapat mengikuti diklat. Hal
tersebut merupakan faktor yang erat kaitan nya dengan kualitas pelayanan diklat
maupun kondisi sarana-prasarana yang perlu diteliti lebih lanjut yang dapat menjadi
kemungkinan ancaman bagi Badan Layanan Umum di kemudian hari.
16. Secara terus menerus meningkatkan kualitas pegawai maupun pengajar yang
dilakukan secara berke Mereview Standard Operating Procedure (SOP) pelayanan
pendaftaran diklat, pelayanan kesehatan, pelayanan perpustakaan serta pelayanan-
pelayanan lainya sehingga lebih cepat dan mudah. Penyederhanaan organisasi di
tingkat unit kerja dengan penataan jumlah pegawai berdasarkan kompetensi sesuai
bobot kewenangan dan tanggung jawab pegawai. Meningkatkan penggunaan sistem
informasi dan komunikasi sebagai pelayanan transparansi, akuntabel dan efektif
efisien dalam proses penyelenggaraan diklat kepelautan. Meningkatkan peran
Quality Management Representative (QMR) sebagai pihak yang independent atau
bebas mengawal penerapan ISO 9001:2008 16 Implikasi sebagaimana tanggung
jawab BLU dalam mensosialisasikan peran dan fungsi Badan Layanan Umum serta
memenuhi besarnya permintaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan khususnya
pada pelayanan instansi pemerintah yang masih dirasakan hanya sebatas pelayanan di
bibir saja ataupun lips service.Yaitu dengan beberapa upaya yang perlu dilakukan
antara lain adalah sebagai berikut : 1. Upaya Meningkatkan Kinerja Badan Layanan
Umum Melalui Kualitas pelayanan diklat kepelautan sinambungan agar mampu
memberikan pelayanan prima terhadap harapan masyarakat kepelautan.
17. Menjadikan Kondisi Sarana – Prasana sebagai daya tarik tersendiri dalam
merangsang minat dan pengetahuan bahari pada masyarakat kepelautan agar dapat
menjadi SDM Transportasi yang prima, profesional, handal dan memiliki daya
saing. Menciptakan kondisi Sarana – Prasarana yang mendukung proses kegiatan
pembelajaran, aktifitas sosial dan peran pengabdian masyarakat dengan menyediakan
lahan parkir yang cukup, caffetaria, sarana ibadah, kegiatan ko dan ekstra kurikuler
dalam membentuk mental, moral dan disiplin. Mereview alat pembelajaran praktek
sesuai dengan kurikulum dan silabus diringi evaluasi pembelajaran yang
berkesinambungan antara Kualitas Pelayanan dengan Kondisi Sarana – Prasana.
Menjadikan Kondisi Sarana – Prasana sebagai komoditi bisnis yang menjadi nilai
tambah dengan memaksimalkan dan mendesain jenis kursus pendek (short course)
yang dibutuhkan pelanggan (customers) maupun pengguna jasa (stakeholder). 17 2.
Upaya Meningkatkan Kinerja Badan Layanan Umum Melalui kondisi sarana -
prasarana
18. 18 Saran 1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai kualitas pelayanan diklat
kepelautan dari hasil olah data penyebaran kuesioner dengan nilai skor terendah pada
tabel deskriptif statistik menunjukan bahwa manajemen Badan Layanan Umum perlu
memperhatikan kualitas standar pelayanan diklat kepelautan sesuai dengan standar
sebagaimana yang yang ditetapkan baik lingkup Nasional maupun Internasional,
seperti meningkatkan kompetensi pegawai maupun pengajar guna mendukung proses
bisnis Badan Layanan Umum dimulai dari kegiatan pendaftaran, proses pembelajaran
hingga kegiatan yudisium dan/atau wisuda. 2. Berdasarkan tanggapan responden
mengenai kondisi sarana-prasarana dari hasil olah data penyebaran kuesioner dengan
nilai skor terendah pada tabel deskriptif statistik menunjukan bahwa kondisi sarana -
prasarana mempunyai hasil yang relative baik, namun masih ada yang harus
diperhatikan lebih lanjut agar pelaksanaan kegiatan diklat kepelautan dapat terjadwal
dan berjalan secara sistematik sesuai harapan pelanggan (custumer) yaitu penggunaan
sistem informasi dan komunikasi sebagai pelayanan transparansi, akuntabel dan
efektif efisien dalam proses penyelenggaraan diklat kepelautan dapat diperhatikan
oleh manajemen Badan Layanan Umum dan menjadi catatan manajemen review pada
evaluasi akhir kegiatan proses pembelajaran. 3. Berdasarkan tanggapan responden
mengenai kinerja Badan Layanan Umum dari hasil olah data penyebaran kuesioner
dengan nilai skor terendah pada tabel deskriptif statistik menunjukan hasil yang
positif dan baik atas kinerja Badan Layanan Umum selama ini, namun masih ada yang
perlu diperhatikan yaitu pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pada tiap
proses kegiatan seperti saat pendaftaran, kegiatan pembelajaran dan sertifikasi harus
berjalan sebagaimana mestinya dan menghindari proses birokrasi yang tumpang
tindih dari meja satu ke meja yang lain untuk mengurusi proses – proses yang
sebenarnya dapat dilakukan dengan sederhana, mudah dan cepat. Oleh karena itu
dukungan manajemen Badan Layanan Umum terhadap Quality Management
Representative (QMR) sangat membantu memelihara, memastikan ataupun
menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) sebagaimana prioritas bisnis yang
mengutamakan pelanggan (custumer focus).
19. 19 Jakarta, April 2014 Panitia/Tim Penguji Tesis 1.Ketua Sidang/ Penguji IV :
Yosi Pahala, SE, MMTr. 2.Penguji I : Dr. Adenan Suhalis, SE, Msi. 3.Penguji II : Dr.
D. A. Lasse, SH, MM 4.Penguji III : Capt. Dr. Sri Untung, MM.
20. TERIMA