data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

72
1 1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA 1. Kedudukan Bahasa Indonesia Yang dimaksud kedudukan bahasa Indonesia adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan. Bahasa Indonesia dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, sedangkan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa daerah yang bersangkutan. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1) lambang-lambang bangsa; 2) lambang identitas bangsa; 3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing- masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia; dan 4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1) bahasa resmi kenegaraan; 2) bahasa pengantar di dunia pendidikan; 3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pemerintah; 4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 2. Fungsi Bahasa Indonesia Yang dimaksud dengan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa di dalam kedudukan yang diberikan padanya Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu: 1) sebagai alat pemersatu bangsa; 2) Sebagai medium dalam pembinaan kebudayaan nasional Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara: Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Upload: hsbpamungkas

Post on 01-Jul-2015

8.526 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

1

1KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

1. Kedudukan Bahasa Indonesia

Yang dimaksud kedudukan bahasa Indonesia adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan.

Bahasa Indonesia dalam amandemen Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, sedangkan bahasa daerah berkedudukan sebagai bahasa daerah yang bersangkutan.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:1) lambang-lambang bangsa;2) lambang identitas bangsa;3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial

budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia; dan4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.

Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:1) bahasa resmi kenegaraan;2) bahasa pengantar di dunia pendidikan;3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan

pelaksanaan pemerintah; 4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

2. Fungsi Bahasa Indonesia

Yang dimaksud dengan fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa di dalam kedudukan yang diberikan padanya

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu:1) sebagai alat pemersatu bangsa;2) Sebagai medium dalam pembinaan kebudayaan nasional

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara:1) sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini tampak dalam surat

menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan, undang-undang, pidato resmi, serta dalam upacara kenegaraan;

2) sebagai bahasa pengantar pada semua je njang pendidikan formal;3) menjadi pengantar dalam hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

Dari uraian kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di atas, diharapkan para pemakai bahasa dapat menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik bermakna penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi komunikasi. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar berarti bahasa yang digunakan itu tetap mengindahkan norma-norma atau kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. Dalam hal ini berarti penggunaan bahasa Indonesia tidak saja ditentukan oleh faktor linguistik (kebahasaan) saja, tetapi menyangkut pula masalah sosial, budaya, dan psikologi. Pada konteks sosial budaya, berkaitan antara pembicara/penulis dan lawan bicara/pembaca; siapa kepada siapa (who), tentang apa (which), dimana (where), kap an (when), serta kesadaran para penuturnya.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 2: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

2

2PEMAKAIAN HURUF KAPITAL

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 3: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

3

Secara umum pemakaian huruf kapital telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurna-

kan (EYD). Uraian berikut ini akan menyajikan beberapa contoh pemakaian huruf kapital

dalam penulisan nama badan, lembaga, dan organisasi atau instansi.

1. Penulisan Nama Jabatan

Nama jabatan yang diikuti nama badan, nama lembaga, nama organisasi, atau

nama instansi tertentu huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:

Menteri Penerangan

Direktur Pendidikan Masyarakat

Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Kepala Sekolah Menengah Umum Negeri 5

Nama instansi atau lembaga pada contoh di atas adalah nama instansi atau lembaga

tertentu dan merupakan nama diri. Oleh karena itu, harus dituis dengan huruf kapital.

2. Nama Lembaga

Nama lembaga sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah

ini.

Perhatikan contoh berikut:

1. Akhirnya, Sekolah Menengah Umum Negeri 01 terpilih sebagai salah satu sekolah

menengah umum terbaik.

2. Banyak perguruan tinggi di Indonesia yang memasang tarif mencapai 30 juta.

3. Anak perwira itu belajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.

(1) Sekolah Menengah Umum Negeri 01 merupakan nama diri dan sekolah menengah

umum merupakan nama jenis

(2) perguruan tinggi merupakan nama jenis

(3) Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian merupakan nama diri

3. Nama Instansi

Nama Instansi sebagai nama diri dan nama jenis penulisannya seperti di bawah ini.Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 4: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

4

Perhatikan contoh berikut:

1. Di lingkungan Departemen Pendidikan terdapat beberapa direktorat jenderal.

2. Salah satu direktorat jenderal di lingkungan departemen itu adalah Direktorat Jenderal

Pendidikan Menengah danUmum.

(1) Departemen Pendidikan merupakan nama diri dan direktorat jenderal merupakan

nama jenis.

(2) direktorat jenderal merupakan nama jenis dan Direktorat Jenderal Pendidikan

Menengah dan Umum merupakan nama diri.

4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara atau Nama Geografis

Tertentu.

Bagaimana penulisan gabungan kata yang memakai unsur nama negara atau nama

geografis tertentu seperti pada bentuk berikut:

garam inggris

tinta cina

rambutan aceh

Kata inggris, cina, dan aceh tidak lagi menyatakan nama diri karena gabungan kata

itu tidak menyatakan arti ‘garam dari Inggris, ‘tinta dari Cina, dan ‘rambutan dari aceh.’

Berbeda halnya dengan sarung Bugis dan salak Bali. Gabungan kata itu

menyatakan nama diri karena gabungan kata itu menyatakan arti ‘sarung dari Bugis’ dan

‘salak dari Bali.’ Oleh karena itu, huruf awal kedua kata itu harus ditulis dengan huruf

kapital.

Bagaimana penulisan kata berikut:

(a) talas bogor

(b) tapai bandung

(c) pempek palembang

(d) duku malang

Berikan komentara Anda!

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 5: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

5

(a) ----------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

(b) ----------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

(c) ----------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------

(d) ----------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------

5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Satuan

Penulisan nama orang yang digunakan sebagai satuan, misalnya:

ampere

coulomb

ohm

volt!

Bila kata tersebut digunakan sebagai nama orang yang menemukan hukum tertentu,

huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital.

Perhatikan contoh berikut:

1. Di dalam buku fisika itu dibicarakan hukum Ampere, hukum Coulomb, dan hukum

Ohm.

2. Nama satuan untuk mengukur arus listrik, muatan listrik, dan hambatan listrik masing

masing adalah ampere, coulomb, dan ohm.

3. Bohlam itu bertegangan 220 volt dan berdaya 60 watt.

3

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 6: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

6

BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA

1. Penulisan di dan ke

Menurut ketentuan EYD, ada dua macam cara menuliskan di dan ke, yaitu:

(1) dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya; dan

(2) dipisahkan dari kata yang mengikutinya.

Penulisan di diserangkaikan apabila kata yang mengikuti kata di tersebut jenis kata

kerja. Dalam istilah tatabahasa dijelaskan apabila di tersebut berfungsi sebagai awalan.

Dalam hal seperti ini di tersebut tidak dapat digantikan oleh ke. Dengan demikian, karena

dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak terdapat bentuk keambil, kebawa,

ketulis, kebaca, dan kebeli, maka apabila kata dasar tersebut dihubungkan dengan di harus

dituliskan; diambil, dibawa, ditulis, dibaca, dan dibeli.

Contoh lain:

di + pegang = dipegang

di + tembak = ditembak

di + hantam = dihantam

di + sambar = disambar

Sebaliknya, apabila kedudukan di dapat digantikan oleh ke, penulisannya harus dipisahkan.

Seusuai dengan aturan EYD, di harus ditulis terpisah dengan kata lain yang mengikutinya,

apabila kata di tersebut berfungsi sebagai kata depan.

Di dan ke berfungsi sebagai kata depan apabila diikuti :

1) Kata benda

Contoh:

di rumah - ke rumah

di pasar - ke pasar

di sungai - ke sungai

di panta - ke pantai

di kampus - ke kampus

di terminal - ke terminal

2) Kata yang menunjukkan arah atau tempat.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 7: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

7

Contoh:

di sana - ke sana

di sini - ke sini

di situ - ke situ

di dalam - ke dalam

di tengah - ke tengah

di utara - ke utara

Sebaliknya, ke harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya apabila ke tersebut:

1) Diikuti oleh kata bilangan, baik kata bilangan tentu maupun tak tentu.

Contoh:

ke + satu = kesatu

ke + empat = keempat

ke + sekian = kesekian

2) Diikuti oleh kata tua, hendak, dan kasih.

Contoh:

ke + tua = ketua

ke + kasih = kekasih

ke + hendak = kehendak.

3). Sebagai bagian dari kata yang bersangkutan.

Contoh

kemarin

kemudian

kepala

kepada

Catatan:

Perlu diperhatikan bahwa;

(a) penulisan di bila diikuti kata luar; dan

(b) penulisan ke bila diikuti kata samping.

Masing-masing bentuk kata tersebut memiliki dua bentuk penulisan; ada yang

dirangkaikan dan adapula yang dipisahkan.Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 8: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

8

Ke dan luar harus ditulis terpisah (ke luar) apabila kata tersebut merupakan “kebalikan

atau lawan dari ke dalam.

Contoh:

- Saya dengar Anda akan ke luar negeri, betulkah?

- Ia sering bertugas ke luar kota.

Ke dan luar harus ditulis serangkai/disatukan (keluar) apabila kata tersebut merupakan

“kebalikan atau lawan” kata masuk.

Contoh:

- Tahun lalu ia memang kuliah di sini, tetapi sekarang sudah keluar.

- Tiga hari tiga malam kami keluar masuk hutan

- Ia masuk sebentar, lalu keluar lagi.

Di dan samping harus ditulis terpisah (di samping) apabila kata tersebut menunjukan arah

atau tempat.

Contoh:

- Siapa yang duduk di sampingmu kemarin?

- Rumahnya persis di samping bioskop terkenal itu.

Di dan samping ditulis serangkai (disamping) apabila kata tersebut mengandung makna

kecuali atau selain.

Contoh:

- Disamping sebagai mahasiswa, ia juga seorang pedagang yang sukses.

- Perbuatan seperti itu, disamping merugikan diri sendiri juga dapat merugikan

orang lain.

2. Penulisan pun

Seperti halnya di dan ke, penulisan kata pun juga ada dua macam. Ada pun yang

harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya dan ada pun yang harus ditulis

terpisah dengan kata yang mendahuluinya.

Pun harus ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya apabila pun tersebut

sudah merupakan satu kesatuan dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:

1) Meskipun sudah dilarang, ia pergi juga.

2) Walaupun tidak kaya, hidupnya bahagia.

3) Kendatipun nasib di tangan Tuhan, kita wajib berusaha.Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 9: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

9

Pun harus ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya apabila:

1. Berfungsi untuk menyangatkan atau mengeraskan arti:

a) Hari ini sepeser pun aku tak punya uang.

b) Sedikit pun aku tak menyangka bahwa dia sampai hati mengkhianatinya.

2. Mempunyai arti juga.

a) Jika engkau tidak datang, aku pun tidak akan datang.

b) Apa pun kata orang, aku tetap mencintainya.

Dalam hubungan ini yang perlu diperhatikan penulisan pun jika pun tersebut

didahului oleh kata sekali. Ada yang harus ditulis terpisah (sekali pun) dan ada yang harus

ditulis serangkai (sekalipun).

Sekali dan pun harus dipisahkan penulisannya (sekali pun) apabila kata tersebut

dalam kalimat bersangkutan mempunyai arti walaupun sekali, meskipun sekali, atau yang

sejenis dengan itu.

Contoh:

Sekali pun belum pernah saya naik pesawat.

Kalimat ini sama benar maknanya dengan:

Meskipun sekali, saya belum pernah naik pesawat.

Walaupun sekali, saya belum pernah naik pesawat.

Sekali dan pun harus ditulis serangkai (sekalipun) apabila kata tersebut sama

artinya dengan walaupun, meskipun, atau kendatipun.

Contoh:

Sekalipun hujan ia datang juga.

Kalimat di atas sama benar maknanya dengan:

Meskipun hujan, ia datang juga.

Walaupun hujan, ia datang juga.

Kendatipun hujan, ia datang juga

4PEMENGGALAN KATA DASAR

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 10: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

10

1 . Bila ada dua vokal yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya dilakukan di antara

dua konsonan itu.

Contoh:

saat → sa-at

manfaat → man-fa-at

2. Bila di tengah kata terdapt konsonan yang diapit oleh dua vokal, pemenggalannya

dilakukan setelah vikal pertama atu sebelum konsonan tersebut.

Contoh:

sukar → su-kar sakit → sa-kit

bapak → ba-pak anak → a-nak

3. Jika ada dua buah konsonan yang berurutan di tengah kata, pemenggalannya di

lakuklan setelah konsonan pertama.

Contoh:

April → Ap-ril

janji → jan-ji

runding → run-ding

Catatan:

Bentuk ng, ny, sy, dan kh yang melambangkan satu konsonan, gabungan huruf-huruf

itu tidak diceraikan sehingga pemenggalan suku kata dilakukan sebelum atau sesudah

pasangan huruf itu.

Contoh:

nyonya → nyo-nya

syarat → sya-rat

angka → ang-ka

akhlak → akh-lak

sangat → sa-ngat

4. Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih, pemenggalannya juga dilakukan

setelah konsonan pertama.

Contoh:Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 11: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

11

instansi → in-stan-si

instruksi → in-struk-si

5. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan dengan mengikuti aturan

berikut:

a. Jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan

trans sebagai bentuk utuh dan bagian lainnya dipenggal sebagai kata dasar.

Contoh:

transmigrasi → trans-mig-ra-si

transfusi → trans-fu-si

transaksi → trans-aksi

b. Jika trans merupakan bagian dari kata dasar, pemenggalannya dilakukan dengan

mengikuti pola pemenggalan kata dasar.

Contoh:

transenden → tran-sen-den

transisi → tran-si-si

transit → tran-sit

6. Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks- dilakukan sebagai berikut:

a. Jika eks- terdapat pada kata yang pemakaiannya dapat disejajarkan dengan in- atau

im- , pemenggalannya dilakukan di antara eks dan unsur berikutnya.

Contoh:

ekstra → eks-tra

ekspor → eks-por

eksplisit → eks-pli-sit

eksternal → eks-ter-nal

eksklusif → eks-klu-sif

b. Bentuk eks- yang tidak dapat disejajarkan dengan in- atau im- pemenggalannya

dilakukan di antara ek- dan bagian kata yang mengikutinya.

Contoh:

ekses → ek-ses

ekstrem → ek-stremMateri Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 12: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

12

eksistensi → ek-sis-ten-si

7. Kata-kata lain yang yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang salah satu unsurnya

dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya juga melalui dua tahap. Mula-

mula unsur itu dipisahkam, kemudian dipenggal dengan mengikuti pola pemenggalan

kata dasar.

Contoh:

kilogram → kilo-gram → ki-lo-gram

biografi → bio-grafi → bi-o-gra-fi

biologi → bio-logi → bi-o-lo-gi

Ok! Sekarng Anda sudah memahami masalah pemenggalan kata. Untuk menguji

pemahaman yang telah Anda peroleh, penggallah kata-kata berikut dengan benar!

ekstradisi → __________________________________________

eksploitasi → __________________________________________

eksperimen → __________________________________________

eksakta → __________________________________________

bioskop → __________________________________________

transitif → __________________________________________

kompleks → __________________________________________

eksodus → __________________________________________

5BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU

1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku

1. Dipergunakan dalam wacana teknis; misalnya karangan ilmiah, buku pelajaran, laporan

esmi, dan sebagainya.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 13: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

13

2. Sebagai alat komunikasi resmi, yakni dalam arti surat-menyurat resmi, pengumuman

yang dikeluarkan oleh instansi resmi, undang-undang, surat keputusan, dan sebagainya.

3. Dipakai dalam pembicaraan dengan orang-orang yang dihormati, termasuk di

anataranya dengan orang yang belum akrab benar atau baru kita kenal.

2. Ciri-ciri Bahasa Standar atau Baku

1. Memakai ucapan baku (pada bahasa lisan)

(Sampai saat ini bahasa Indonesia belum memiliki lafal baku)

2. Memakai ejaan resmi

( Sekarang Ejaan Yang Disempurnakan, EYD)

3. Terbatasnya unsur daerah, baik leksikal maupun gramatikal.

Berikut ini disajikan beberapa contoh kesalahan pemakaian bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia Tidak Baku Bahasa Indonesia baku

1. Mobilnya orang itu mewah

2. Asmah benci sama tendy

3. Fitri pandai sendiri di kelasnya

4. Mahmudah tidak tahu kalau hari ini

ada ujian.

5. Dina datang sendirian tadi pagi.

6. Sepatunya kebesaran

1. Mobil orang itu mewah.

2. Asmah benci kepada tendy

3. Fitri paling pandai di kelasnya

4. Mahmudah tidak tahu bahwa hari ini ada

ujian.

5. Dina datang seorang diri tadi pagi

6. Sepatunya terlalu besar.

3. Kata Baku dan Tidak Baku

Untuk melengkapai uraian ini di bawah ini disajikan beberapa contoh kata baku dan

tidak baku

1. juang

2. lubang

joang

lobang

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 14: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

14

3. kantung

4. ubah

5. sadar

6. saksama

7. cacat

8. mantap

9. ungkap

10. bejat

11. sekadar

12. hakikat

13. nasihat

14. kempis

15. ahli

16. masjid

17. beduk

18. gubuk

19. gerobak

20. jajak

21. aktif

22. aktivitas

23. ekstrem

24. hierarki

25. insaf

26. karier

27. khawatir

28. korps

29. metode

30. manajemen

31. analisis

32. sutera

33. nakhoda

34. kualitas

35. kuitansi

kantong

robah

sedar

seksama

cacad

mantab

ungkab

bejad

sekedar

hakekat

nasehat

kempes

akhli

mesjid

bedug

gubug

gerobag

jajag

aktip – aktiv

aktifitas – aktipitas

ekstrim

hirarki – hirarkhi

insap – insyaf

karir

hawatir

korp

metoda

menejemen – management

analisa

sutra

nakoda – nahkoda

kwalitas

kwitansi

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 15: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

15

36. jadwal

37. teknik

38. terampil

39. wakaf

40. wasalam

41. wujud

42. sistem

43. khotbah

44. prangko

45. baut

46. semifinal

47. antarnegara

48. mancanegara

49. narasumber

50. faksimile

51. November

52. zaman

53. ziarah

54. salat

55. aerobik

56. akuntan

57. arkais

58. geladi

59. kompleks

60. kurva

61. misi

62. stasiun

63. syahdu

64. tata bahasa

65. antre

66. atlet

67. azimat

68. Februari

jadual

tekhnik

trampil

waqaf – wakap

wassalam

ujud

sistim

khutbah – hutbah

perangko

baud

semi final

antar negara

manca negara

nara sumber

feksimile – faximile

Nopember – Nofember

jaman

jiarah

shalat – sholat

erobik

akountan

arkhais

gladi

komplek

kurve

missi

setasiun

sahdu

tatabahasa

antri

atlit

jimat

Pebruari

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 16: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

16

69. film

70. frekuensi

71. Jumat

72. kabar

73. kanker

74. konkret

75. lembap

76. paruh

77. tenteram

78. adikuasa

79. swasembada

80. narapidana

81. ekabahasa

82. dwifungsi

83. dwiwarna

84. trilomba

85. trilogi

86. tridarma

87. caturwulan

88. pancasila

89. pancakrida

90. saptamarga

91. dasasila

92. dasawarsa

93. dasadarma

94. apotek

95. fakta

96. pihak

97. praktik

98. ambulans

99. negeri

100.menteri

filem

frekwensi

Jum’at

khabar

kangker

kongkret

lembab

paro

tentram

adi kuasa

swa sembada

nara pidana

eka bahasa

dwi fungsi

dwi warna

tri lomba

tri logi

tri darma

catur wulan

panca sila

panca krida

sapta marga

dasa sila

dasa warsa

dasa darma

apotik

pakta

fihak

praktek

ambulan

negri

mentri

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 17: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

17

Anda ingin mengukur kemampuan Anda dalam menggunakan huruf kapital dan kata baku?

Bacalah teks berikut dan cermati kesalahan-kesalahan penulisannya!

Sebagai Kepala Sekolah disalah satu Sekolah Menengah Umum

Negri di kota Bogor, kota yang punya julukan kota hujan, Uday

Sudarna S.PD ahir-ahir ini sedang risau. Orang tuanya, yang

bekerja disalah satu Direktorat Jenderal yang ada di Departmen

Pendidikkan Nasional, memintanya untuk mendaptarkan diri

menjadi Caleg dari partai tertentu dinegri ini. Semua anggauta

keluarga, seperti Ibu, Adik, Kaka, sodara, dan mertuanyapun

menghendaki hal itu. Tentu saja, hal itu sangat merepotkan Kepala

Sekolah yang senang makan rambutan Aceh dan sering

mengkonsumsi garam Inggris ini.

Tandai kesalahan-kesalahan yang terdapat pada teks di atas!Anda sudah menandainya? Ok…!

Perbaiki dan tulis kembali teks di atas!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 18: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

18

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

6KALIMAT EFEKTIF

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 19: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

19

1. Pengertian

Kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk

mencapai daya informasi yang tepat dan baik; yang susunan kalimatnya didukung oleh

kesepadanan, kepararelan, ketegasan, kehematan, dan kevariasina (Farera, 1991: 42)

Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan

kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada

dalam pikiran pembicara atau penulis (Arifin dan Tassai, 1991: 111)

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan

pemakainyasecara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (Depdiknas, 2000: 81)

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki syarat-syarat:

a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.

b. Sanggup penimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau

pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Keraf, 1991: 36).

2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan

Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa

yang dipakai.

Kesepadanan kalimat memiliki cirri:

a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.

Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindari

pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:

(1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah) Ket. P O

Pemakaian kata bagi di awal kalimat tidak tepat. Hal itu menyebabkan kalimat di atas tidak

memiliki subjek (S). Kalimat itu seharusnya:

Semua mahasiswa perguruan tinngi ini harus membayar uang kuliah. (benar) S P O(2) Kepada hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan. Ket. P O Seperti halnya kalimat pertama, pemakaian kata kepada pada awal kalimat tidak tepat.

Penulisan kalimat itu seharusnya:

Hadirin yang masih ada di luar harap memasuki ruangan sebelah kanan.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 20: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

20

S P O

b. Tidak mempunyai subjek yang ganda

Contoh:

(1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh teman saya. S S P O Seharusnya

(1) Dalam menyusun laporan itu , saya dibantu oleh teman saya Ket S P O

Bagaimana dengan kalimat berikut:

a. Akibat banjir semalam membobolkan tanggul yang panjangnya 200 meter itu.

b. Menurut wartawan kamii di Baghdad mengabarkan bahwa Saddam Husen masih hidup

sampai saat ini.

c. Di sepanjang jalan Pajajaran bermandikan cahaya lampu hias.

d. Berdasarkan hasil rapat itu menjelaskan bahwa teroris merupakan musuh bersama.

a. …………………………………………………………………………………………….

b. …………………………………………………………………………………………….

c. ……………………………………………………………………………………………

d. …………………………………………………………………………………………….

c. Kata penghubung sehingga tidak dipakai pada kalimat tunggal

(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku. Sehingga aku lari dari pangkuannya.

(2) Kami datang agak terlambat. Sehinnga kami tidak dapat mengikuti perkuliahan itu.Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 21: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

21

Seharusnya

(1) Dia tidak pernah memperhatikan diriku sehingga aku lari dari pangkuannya.

(2) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikui perkuliahan itu.

d. Predikat kalimat tidak didahuli oleh kata yang

Contoh:

Rumah saya yang terletak di depan gelanggang olahraga. S P Ket.

Kalimat itu seharusnya ditulis:

Rumah saya terletak di depan gelanggang olahraga S P Ket.

2. Kepararelan/kesejajaran

Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam suatu kalimat.

Artinya bila bentuk pertama menggunakan nomina (kata benda), bentuk kedua dan

seterusnya harus pula menggunakan nomina. Begitu pula bila bentuk pertama verba (kata

kerja), bentuk kedua dan seterusnya pun harus berbentuk verba.

Contoh:

(1) Harga minyak minyak tanah dibekukan atau naik secara luwes.

(2) Cara pengobatan dan menyembuhkan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini.

Kalimat yang benar

(1) Harga minyak tanah dibekukan atau dinaikkan secara luwes. di------kan di------kan

(2) Cara pengobatan dan penyembuhan penyakit itu belum ditemukan sampai saat ini. pe---------an pe-----------an

Bagaimana dengan kalimat berikut:

a. Perasaan ingin mengasihi dan sayang selalu melekat pada hati gadis lugu itu.

b. Pusat pendidikan dan latihan itu tiba-tiba menjadi momok yang menakutkan.

c. Agar peristiwa itu tidak terulang lagi, pemerintah harus memikirkan cara pencegaha

dan menanggulangi bencana banjir yang selalui menghantui masyarakat.

d. Kita harus menghargai persamaan dan beda pendapat di antara kita.

Penulisan yang benar:

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 22: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

22

a. ……………………………………………………………………………………………

b. ……………………………………………………………………………………………

c. ……………………………………………………………………………………………

d. ……………………………………………………………………………………………

3. Ketegasan/penekanan

Yang dimaksud dengan ketegsan adalah perlakuan penonjolan pada ide pokok

kalimat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan ide pokok dalam kalimat:

a. Meletakkan ide pokok yang ditonjolkan itu di depan/di awal kalimat:

Contoh:

(1) Harapan presiden agar masyarakat Indonesia membaca satu jam dalam sehari.

Penekanannya pada harapan presiden.

(2) Pemuda itu diminta menikahi gadis malang itu sekarang juga.

Penekanannya pada pemuda itu.

b. Membuat urutan kata yang logis.

Contoh:

(1) Bukan seribu, sejuta, atau seratus, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak

yatim dan anak telantar.

(2) Jangankan berdua atau sendiri, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang

itu.

Penulisan yang benar:

(1) Bukan seratus, seribu,atau sejuta, melainkan berjuta-juta rupiah ia membantu anak

yatim dan anak telantar.

(2) Jangankan sendiri atau berdua, bertiga pun dia tidak pernah berani menghadapi orang

itu.

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:

(1) Saya suka akan kecantikannya. Saya suka akan keramahannya.

(2) Gadis itu sangat sopan dan santun terhadap lelaki. Gadis itu tidak pernah

mengecewakan lelaki mana pun.Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 23: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

23

Kalimat kedua merupakan kalimat penegasan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:

(1) Mahasiswa itu tidak malas dan sombong, tetapi rajin dan baik sekali.

(2) Orang itu bukan pencuri, melainkan polisi.

e. Mempergunakan partikel –lah sebagai penekanan atau penegasan.

Contoh:

(1) Saudaralah yang bertanggung jawab dalam peristiwa itu.

(2) Andalah yang menjalankan tugas ini.

4. Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan di sini adalah hemat dalam menggunakan kata,

frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus

menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Kriteria yang harus

diperhatikan adalah:

a. Penghematan dapat dilakukan dengan menghilangkan subjek.

Contoh:

Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

Kalimat di atas dapat ditulis:

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.

b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.

Contoh:

Ia memakai baju warna merah.

Pemakaian kata warna tidak perlu lagi karena merah merupakan warna.

c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat

Contoh:

Kata naik bersinonim dengan ke atas.

Kata turun bersinonim dengan ke bawah

Bagaimana dengan kalimat berikut:Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 24: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

24

(1) Orang itu selamat dari bencana banjir bandang karena naik ke atas pohon.

(2) Setelah serigala itu lelah, petani itu turun ke bawah dan berlari ke rumahnya.

Penulisan yang benar:

(1) ............................................................................................................................

(2) ............................................................................................................................

d. Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah bermakna jamak.

Perhatikan kalimat berikut:

(1) Banyak para koruptor yang belum terjamah oleh hukum.

(2) Para ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.

(3) Banyak rumah-rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol.

Pada kalimat (1) pemakaian kata para tidak tepat karena para artinya banyak. Kalimat

yang benar:

Banyak koruptor yang belum terjamah oleh hukum.

Demikian juga pemakaian kata para pada kalimat (2) yang artinya sama dengan

banyak. Bentuk ibu-ibu maknanya juga banyak. Oleh karena itu, pada kalimat (2) kita

bisa memilih salah satunya; para atau ibu-ibu. Jadi, penulisan yang benar seperti pada

contoh a dan b berikut:

a. Para ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid

b. Ibu-ibu di tempat kami selalu salat berjamaah di masjid.

Kalimat (3) pun memiliki kesalahan yang sama seperti kalimat (1) dan (2). Pada

kalimat (3) pemakaian kata rumah tidak perlu diulang karena rumah-rumah sudah

bermakna jamak (banyak rumah). Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah:

Banyak rumah yang tergenang oleh air akibat tanggul itu jebol.

5. Kecermatan

Yang dimaksud dengan kecermatan dalam kalimat adalah bahwa kalimat itu tidak

menimbulkan tafsiran ganda atau ambiguitas (multi interpretasi).

Perhatikan kalimat berikut:

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari menteri.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 25: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

25

Kalimat di atas sepertinya tidak memiliki kesalahan, tetapi cobalah cermati maknanya. Bila

kita perhatikan, akan muncul pertanyaan, ‘siapa yang terkenal,’ mahasiswa atau

pergurunan tinggi?

Kalimat (1) di atas masih belum efektif karena masih memiliki makna yang ganda. Agar

kalimat (1) menjadi benar, penulisannya seperti berukut:

a. Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu memperoleh penghargaan dari

menteri. ( yang terkenal mahsiswa).

b. Mahasiswa di perguruan tinggi yang terkenal itu memperoleh penghargaan dari

menteri. (yang terkenal perguruan tingginya).

c. Mahasiswa perguruan tinggi—yang terkenal itu memperoleh hadiah dari menteri.

(yang terkenal perguruan tinngi).

Contoh lain:

Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.

Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswa atau kata dinaikkan?

a) Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat digunakan untuk menghindari salah

tafsir.

Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan.

b) Jika kata baru menerangkan kata dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi:

SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.

Bagaimana dengan kalimat berikut:

(1) Isteri lurah yang baru itu meninggal dunia.

(2) Rumah artis yang mahal itu akan dijual.

(3) Mobil Pak Camat yang baru itu ada di bengkel.

(4) Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan laboratorium

baerisi cairan racun. (Botol bir atau dapur yang berisi cairan racun?)

Coba Anda perbaiki!

(1) ……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

(2) ……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

(3) ……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 26: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

26

(4)

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………..

6. Kepaduan

Yang dimaksud kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga

informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:

(1) Surat itu saya sudah baca.

(2) Saran yang disampaikannya kami akan pertimbangkan.

Agar kalimat itu padu, susunannya seperti berikut:

(1) Surat itu sudah saya abaca.

(2) Saran yang disampaikannya akan kami pertimbangkan.

Bagaimana dengan kalimat berikut:

(3) Seandainya dia tidak mengaku, saya akan tanyakan hal itu pada orang tuanya.

(4) Kalau ia memintanya, saya akan berikan uang itu.

(5) Apakah Bapak akan kabulkan permintaan saya ini?

(6) Saudara saya akan nikahkan dengan putri saya.

Sekarang coba Anda perbaiki!

(3) …………………………………………………………………………………………..

(4) …………………………………………………………………………………………..

(5) …………………………………………………………………………………………..

(6) …………………………………………………………………………………………..

7. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide kalimat dapat diterima oleh akal sehat

dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Anda merasa tertantang untuk menguji kemampuan Anda dalam pemakaian kalimat efektif?

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 27: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

27

Inilah tantangan untuk Anda.

Cermati dan perbaiki kesalahan kalimat berikut:

1. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak, sehingga pada masa

datang tidak seorangpun menuntut ganti rugi.

2. Tujuan penyusunan buku pelajaran itu adalah membantu masyarakat, khususnya yang

berada di pedesaan. Sehingga karenanya mendapat kesempatan membaca menulis.

3. Dalam upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Bogor

dihadiri para pejabat-pejabat negaradan tokoh-tokoh masyarakat.

4. Pertanyaan saya yang ketiga kalinya, disebabkan karena kebimbangan saya terhadap

pemakaian kata nalar.

5. Indikator pemahaman materi keterampilan yaitu mampu melakukan tugas dan latihan

yang diberikan oleh penyaji.

6. Jumlah dokter amat terbatas dibanding jumlah penduduk, tidak semua warga

masyarakat termasuk di desa mendapat pelayanan medis.

1. ……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

2. ……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. ……………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

4. …………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

5. ……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

6. ……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

7PARAGRAF

1. Pengertian

Bagian dari karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang

mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 28: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

28

2. Fungsi

1. Penampung pragmen pikiran atau ide pokok.

2. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.

3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.

4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami jalan pikiran pengarang

5. Alat penyampai pragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca.

6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai

7. Dalam rangka keseluruhan karangan paragraph berfungsi sebagai pengantar, transisi,

dan penutup.

3. Unsur-unsur

1) Transisi

Transisi adalah sebuah pengantar dalam paragraf sebelum sampai pada kalimat topok.

Transisi dapat berbentuk kata, frase, dan kalimat.

2) Kalimat topik/kalimat utama.

Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat yang dijelaskan oleh kalimat-kalimat

yang lain (kalimat penjelas).

3) Kalimat penjelas/kalimat pengembang.

Kalimat pengembang atau kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat

utama atau kalimat topik.

4) Kalimat penegas

Kalimat penegas adalah kalimat yang berfungsi menegaskan kembali informasi atau

gagasan yang telah dikemukakan oleh kalimat utama.

Perhatikan contoh berikut:

(1) Hesti dan Heni sama-sama menata rias wajah dengan lengkap. (2)

Perbedaannya terletak pada cara mereka merias wajah. (3) Hesti, memoles wajah hanya

dengan kuas kecil yang sudah tersedia pada kemasan perona mata, tanpa membentuk

dan merapikannya dengan kuas khusus sehingga hasilnya tidak begitu rapi. (4)

Demikian juga pada bagian lainnya, seperti pipi dan bibir. (5) Sedangkal Heni, memoles

bagian-bagian wajah dengan kuas khusus. (6) Tampak tata rias wajahnya lebih rapi dan

sempurna. (7) Memang, tata cara merias yang berbeda akan membawa hasil yang

berbeda pula.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 29: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

29

Unsur-unsur paragraf di atas adalah:

Kalimat (1) : transisi, berupa kalimat

(2) : kalimat topik

(3), (4), (5), dan (6) : kalimat penjelas (kalimat pengembang)

(7) : kalimat penegas

4. Syarat-syarat paragraf.

1) Memiliki keutuhan (unity)

Keutuhan artinya paragraf hanya memiliki satu kalimat utama atau kalimat topik

dan kalimat-kalimat penjelasnya mengacu pada kalimat topik tersebut. Jadi paragraf yang

utuh apabila kalimat-kalimatnya mengacu pada pada satu topik. Tidak ada kalimat-kalimat

yang menyimpang dari topik.

Contoh:

(1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para

petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan

pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini

tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan

jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan

berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan.

2) Memiliki koherensi (coherence)

Koherensi artinya kepaduan maknawi antara kalimat yang satu dengan kalimat

yang lain.

Contoh:

(3) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh masyarakat. (2)

Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para sopir dan kondektur

pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal pun yang

sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai sekarang

ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya pemerintah dalam

membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan masyarakat.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 30: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

30

Coba Anda bandingkan!

(1) Saya suka warna merah. (2) Apel yang merah itu rasanya manis sekali. (3)

Mobil yang bertabrakan di Jalan Raya Bogor itu pun warnanya merah. (4) Kemarin teman

kuliahku membeli mobil merah yang sangat disukainya. (5) Memang naik mobil warna

merah lebih enak dibandingkan mobil warna lainnya.

Koherensikah paragraf tersebut?

Mengapa?------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------

5. Paragraf berdasarkan letak kalimat utama

1. Paragraf deduktif.

Paragraf yang kalimat utamanya ada di awal paragraf

Contoh:

(1) Banjir yang besar menyebabkan puluhan rumah hancur dan merugikan para

petani. (2) Mereka sekarang sudah tidak tahu lagi harus tinggal di mana. (3) Pekerjaan

pun tidak ada karena seluruh lahan yang akan dipanen ikut tergenang air. (4) Kini

tinggalah petani-petani itu meratapi nasibnya yang malang, tinggal di tenda-tenda, dan

jauh dari sanak keluarga. (5) Tak ada lagi harta benda, makan pun seadanya, dan dan

berbagai penyakit mulai menjangkitinya. (6) Sungguh sangat memilukan.

2. Paragraf induktif

Paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf

Contoh:

(1) Masyarakat pedesaan di wilayah Bogor dapat melakukan pekerjaan sehari-hari

di malam hari. (2) Mereka sekarang sudah dapat menikmati aliran listrik di tiap-tiap

rumah. (3) Tidak saja itu, segala jenis alat elektronika pun sudah menggunakan listrik,

mulai dari radio sampai televisi. (4) Itu semua akibat manfaat listrik masuk desa.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 31: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

31

(1) TVRI memiliki paket informasi yang dikemas dalam Berita Pagi, Berita Petang,

dan Dunia dalam Berita. (2) RCTI memiliki paket Nuansa Pagi, Buletin Siang, dan

Seputar Indonesia. (3) SCTV memiliki paket yang hampir sama dengan RCTI, hanya saja

SCTV memiliki Paket Liputan Enam. (4) TPI mempunyai Selamat Pagi Indonesia. (5)

Anteve menyiarkan Laporan Pagi. (6) Stasiun-stasiun televisi yang baru pun, seperti

Metro TV, Trans TV, danTV 7 juga memiliki beragam acara yang bernuansa informasi. (7)

Pada dasarnya semua stasiun televisi mempunyai paket informasi untuk disiarkan

kepada pemirsa.

3. Paragraf Campuran

Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraf.

Contoh:

(1) Kesimpulannya, keluarga kami senang membaca bacaan yang berbeda-beda.

(2) Ayah membaca buku politik dan ekonomi. (3) Ibu senang membaca majalah, koran,

dan bacaan-bacaan tentang kewanitaan. (4) Kakak menyukai cerpen, komik, dan cerita-

cerita silat. (5) Saya sendiri menyukai buku-buku pendidikan. (6) Dengan demikian, jelas

bahwa bacaan keluarga kami memang berbeda-beda.

(1) Penangkapan preman oleh aparat kepolisisn disambut gembira oleh

masyarakat. (2) Masyarakat tidak perlu takut jika bepergian di malam hari. (3) Para sopir

dan kondektur pun tidak lagi merasa takut diperas oleh preman. (4) Tindak kriminal pun

yang sebelumnya meningkat kini menurun tajam. (5) Keadaan yang aman dan damai

sekarang ini sungguh sangat dirasakan oleh masyarakat. (6) Jadi, adanya upaya

pemerintah dalam membasmi tindakan preman disambut baik oleh seluruh lapisan

masyarakat.

4. Paragraf deskriptif/paragrap/naratif

Paragraf yang kalimat utamanya dinyatakan secara implisit (tidak terlihat di dalam

teks). Kalimat utama pada paragraph ini biasanya diserahkan kepada pembaca.

Contoh:

(1) Kulihat wajah gadis itu merah padam. (2) Matanya bersinar tajam sambil

memandang orang di sekelilingnya. (3) Seakan baru saja ia mengalami sesuatu. (4)

Berulang-ulang ia menyembunyikan raut wajahnya yang kelihatan pucat. (5) Tetapi orang

di sebelahnya tidak mengacuhkannya. (6) Sungguh kasihan gadis itu.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 32: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

32

Apa kalimat utama paragrap di atas?---------------------------------------------------------------

Bagaimana cara Anda mendapatkan kalimat utama

itu?---------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------

Disamping keempat paragraf di atas, sebenarnya masih ada jenis paragraf lain

seperti:

1. Paragraf penderetan

2. Paragraf perbandingan

3. Paragraf contoh-contoh

4. Paragraf sebab-akibat

5. Paragraf definisi

6. Paragraf perulangan

7. Paragraf pertanyaan

Apakah Anda mahasiswa yang menyukai tantangan!...........Baik, inilah tantangan berikutnya untuk Anda.

Carilah pengertian dan contoh ketujuh pargraf di atas!

Selamat bekerja!Kata orang bijak:

Seorang mahasiswa yang ulet, dia tidak akan pernah berhenti

untuk mencari tantangan.

Anda mahasiswa seperti itu? Buktikan!

Bacalah paragraf di bawah ini!

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 33: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

33

(1) Maraknya pornografi dan pornoaksi membuat resah masyarakat. (2)

Pornografi dan pornoaksi oleh sebagian orang dianggap sebagai seni atau kebebasan

berekspresi. (3) Mereka juga beranggapan tidak realistis mengaitkan seni dengan nilai-

nilai agama. (4) Dengan penuh keyakinan mereka membela mati-matian orang yang

mempertontonkan erotisme dan yang mengkritiknya dianggap iri dan takut tersaingi. (5)

Sungguh terbalik wajah dunia ini. (6) Kebatilan mereka dukung, sementara kabaikan

dianggap kelompok awam yang tak berseni dan tak berbudaya. (7) Kita bertanya, siapa

sesungguhnya yang tak berseni dan tak berbudaya. (8) Dengan demikian, pengaburan

nilai-nilai agama dan moral dalam menilai dan memandang sesuatu merupakan tujuan

paham kapitalis sekuler, produk orang-orang kafir.

Jawablah soal-soal berikut!

1. Jelaskan unsur-unsur paragraf di atas!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Dilihat dari letak kalimat utamanya, apa nama paragraf di atas?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

4. Jelaskan penanda koherensi paragraf di atas!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 34: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

34

8BENTUK KARANGAN

Berdasarkan bentuk dan tujuan berkomunikasi karangan dapat digolongkan menjadi:

1. Karangan deskriptif

2. Karangan eksposisi

3. Karangan argumentasi

4. Karangan persuasi

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 35: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

35

5. Karangan narasi

1. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi merupakan jenis karangan yang isinya bertujuan membentuk

suatu citra tentang suatu hal pada diri pembaca atau suatu rangkaian tutur yang isinya

melukiskan sesuatu agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sesuatu yang

dilukiskan itu. Sasaran karangan ini adalah aspek emosional. Hanya dengan aspek

emosional seseorang dapat membentuk citra tentang sesuatu. Ciri khas karangan ini

ditandai dengan pemakaian kata yang bersifat deskriptif, seperti rambutnya ikal,

hidungnya mancung, matanya biru.

Contoh:

Setelah mendapat isyarat dari ketua rombongan, kami bergerak meninggalkan Hotel Ayong, Linggarjati, berjalan kaki menuju sebuah rumah di belakang hotel. Rumah yang masih tampak baru itu dibangun persis di antara hotel dan sungai. Pemandangan yang amat indah mengitarinya. Di sebelah kiri rumah, seberang sungai, tampak sawah yang bertingkat-tingkat berbatasan dengan bukit-bukit yang rimbun. Di depanya, setelah halaman yang ditata apik, tampak sawah ladang yang luas sampai Kota Cirebon, sedangkan di belakang rumah tampak menjulang tinggi Gunung Cerme yang seolah-olah menjaga rumah yang cukup dan mewah itu.

Di teras rumah sudah tersedia nasi panas dan ayam goreng, terdapat juga sambal dan lalapan. Yang lebih istimewa lagi, ada ikan bakar yang masih mengepulkan asap. Panas dan gurih aromanya. Terpaan angin gunung yang dingin dan gurihnya ikan bakar membuat kami semakin lapar dan selera makan kami meningkat tajam. Karena itu, setelah dipersilakan, oleh tuan rumah, kami tak malu-malu menyantap semua hidangan dengan lahap. Enak, gurih, dan pedas kami rasakan sampai benar-benar kenyang.

2. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah karangan yang isinya menerangkan atau memaparkan

suatu hal atau pokok pikiran kepada para pembaca agar yang bersangkutan memahaminya.

Pokok-pokok pikiran yang ada dalam karangan itu dijelaskan dengan cara menyampaikan

uraian atau bagian-bagian detailnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh karangan ini adalah

tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu yang diuraikan dalam isi karangan. Oleh

karena itu, agar pembaca lebih jelas karangan eksposisi ini dilengkapi dengan ilustrasi,

contoh, perbandingan, dan hal-hal lain yang mendukung uraian itu. Orientasi pokok

karangan ini adalah materi bukan tokoh.

Makna lain yang terkandung dalam karangan eksposisi adalah karangan yang

menerangkan proses atau prosedur melakukan suatu aktivitas.Oleh karena itu, karangan Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 36: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

36

eksposisi juga dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana. Dalam hal ini

kalimat yang digunakan biasanya berupa kalimat perintah yang disertai dengan kalimat

deklaratif.

Melalui uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa makna karangan eksposisi

seperti yang dikemukakan oleh Rotterberg dan Salmon mencakup dua hal:

a. Karangan eksposisi merupakan karangan yang berusaha memberikan pemaparan

sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu persoalan.

b. Karangan eksposisi dapat juga bermakana uraian-uraian yang berhubungan untuk

menjawab pertanyaan bagaimana.

3. Karangan Argumentasi.

Karangan argumentasi adalah jenis karangan yang isinya berusaha mempengaruhi

pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang

didasarkan pertimbangan logis, maupun pertimbangan emosional. Kalimat-kalimat disusun

sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang

mendukung kalimat lain yang terdapat dalam perangkat itu.

Sebuah karangan dikategorikan argumentssi bila mengangkat isu atau persoalan

yang kontroversial. Dalam kaitan isu itu, penulis berusaha menjelaskan alasan-alasan yang

logis dan realistis untuk meyakinkan pembacanya/pendengarnya.

4. Karangan Persuasi.

Karangan persuasi merupakan karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi

mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya.. Ada kalanya

karangan persuasi ini sering menggunakan alasan yang tidak rasional, terutama dalam

iklan.

5. Karangan Narasi.

Karangan narasi merupkakan rangkaian tuturan yang menceritakan atau

menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan pelaku. Oleh sebab itu, karangan

narasi sering juga disebut karangan cerita. Kekuatan karangan ini terletak pada urutan

cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita yang diatur melalui alur (plot). Unsur

pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedangkan unsur peristiwa

merupakan hal-hal yang dialami oleh sang tokoh.Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 37: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

37

Sasaran karangan narasi umumnya ditujukan pada aspek emosi. Aspek intelektual

tidak banyak digunakan dalam karangan ini. Jadi, dengan narasi diharapkan penerima

dapat membentuk citra atau imajinasi.

Untuk memudahkan pembaca, di bawah ini penulis sajikan ciri-ciri umum karangan

deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan narasi. Ciri-ciri tersebut disajikan dalam bentuk

tabel.

N

O KARANGAN CIRI – CIRI

1. Deskripsi

1. Ditujukan kepada mitra tutur (pendengar/pembaca)

agar dapat membentuk suatu citra (imajinasi)

tentang suatu hal.

2. Pembaca/pendengar seolah-olah melihat, merasakan,

dan terlibat langsung dalam peristiwa yang

dilukiskan.

3. Sasarannya adalah aspek emosi.

4. Tidak bersifat evaluatif.

2. Eksposisi

1. Bertujuan menerangkan suatu hal.

2. Dapat berisi konsep-konsep atau logika yang harus

diikuti.

3. Biasanya dilengkapi dengan contoh-contoh, analogi,

kesimpulan, serta dalil-dalil untuk menambah

pengetahuan.

4. Sasarannya adalah aspek intelektual karena untuk

mehaminya memerlukan proses berpikir yang

cermat.

Argumentasi 1. Biasanya berangkat dari adanya isu yang sifatnya

kontroversi antara penulis/pembicara dan

pembaca/pendengar.

2. Berusaha menjelaskan alasan-alasan yang logis agar

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 38: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

38

3.

orang lain percaya.

3. Biasanya disajikan untuk membandingkan

permasalahan lain yang bertentangan.

4. Topik diangkat umumnya mempunyai nilai.

5. Sasarannya adalah aspek intelektual. Dalam hal ini

pembaca diajak berpikir dan memutuskan untuk

menilai suatu persoalan yang diyakininya benar.

4. Persuasi

1. Bersifat mempengaruhi orang lain agar mengikuti

apa yang dimaksud oleh pembicara/penulis

2. Bukti yang disajikan lebih menyerang agar orang

lain percaya dan akhirnya mengikutinya.

3. Sasarannya adalah aspek emosi dan pikiran.

5. Narasi

1. Bersifat menceritakan

2. Unsur yang dipentingkan adalah waktu, pelaku, dan

peristiwa.

3. Sasarannya adalah aspek emosi (menggerakan emosi

mitra tutur)

Orang yang haus ilmu adalah orang yang selalu ingin menguji seberapa besar pengetahuan yang ia kuasai.

Anda orang yang seperti itu? Uji kemampuan Anda sekarang juga!

Perhatikan contoh-contoh karangan di bawah ini!

1. Baca dan cermati karangan berukut!

Siang itu, hujan deras mengguyur Kota Bogor. Tak ayal lagi, Ari membelokkan

legenda-nya ke salah satu warung kopi yang sering ia lalui tatkala pulang kuliah. Kilatan

cahaya dan derasnya angin, membuat putra sulung Pak Jupri itu tak kuasa meneruskan

perjalanan. Baru saja beberapa saat ia duduk di atas motor, air sudah menggenangi

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 39: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

39

daerah sekitar warung. Sambil menghisap sepotong cerutu yang terselip di sakunya, Ari

membayangkan betapa enaknya seandainya ia memiliki mobil. Perjalanannya tak harus

terhenti seperti ini. Lamunannya menjadi pudar, tatkala seorang gadis yang basah kuyup

mengahampirinya. Mulanya ia kaget. Namun, karena gadis itu salah satu teman

kuliahnya, pemuda yang rajin salat itu pun buru-buru turun dari atas motornya. Gadis itu

bernama Lastri yang tadi pagi ia kirimi surat dan belum membalasnya.

Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:

1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………

2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

2. Baca dan cermati karangan berukut!

Kalau kita inventarisasi setiap isu yang dilontarkan mahasiswa, hampir semua

selalu berorientasi ke atas. Selalu mencoba menyoroti masalah-amasalah puncak

kenegaraan. Amat sedikit kita menemui isu yang dilontarkan itu benar-benar diangkat dari

realitas sebagian besar rakyat kita yang ada di pedesaan. Realitas Pak Kromo di gubuk di

Boyolali sana, itulah realitas masyarakat kita. Banyak manusia yang miskin dan

kekurangan gizi.

…. Kalau setiap gerakan yang menjadi dasar dari cara kita mengungkapkan sesuatu

ketidakbecusan pihak lain, katakanlah penguasa, juga tidak becus, apa kita masih

bermimpi bahwa gerakan kita akan berhasil? Saya masih cenderung untuk mengatakan

bahwa kebanyakan dari gerakan mahasiswa yang ada hingga saat ini hanya dilandasi

oleh sikap-sikap emosional belaka, yang oleh karenanya menjadi tidak menyentuh

persoalan. Gerakan semacam ini bukan tidak baik, bahkan dalam banyak hal gerakan ini

sudah cukup efektif daripada tidak sama sekali. Apakah kita tidak mampu mengangkat dan

merumuskan aspirasi yang sebenarnya dari Pak Kromo di Boyolali sana. Apakah kita

harus puas kalau kita sudah bisa berteriak, sebarkan isu, dan buat statement, lalu ramai-Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 40: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

40

ramai mempersembahkannya ke DPR sana? Hal-hal berikut ini, kemiskinan, kekurangan

gizi, mahalnya biaya pendidikan, serta pengangguran di level ‘akar rumput’ kurang

mendapat perhatian. Inilah sesungguhnya masalah rakyat.

Sebagai kelompok elite dalam masyarakat, mahasiswa bukan saja dituntut cuma

untuk teriak belaka, tetapi juga dituntut untuk siap dengan permasalahan dan mampu

membangun tatanan baru. Sikap yang hanya bisa berteriak justru akan melahirkan

pahlawan cengeng. Dan kita tidak suka itu. Seorang sarjana Amerika, Huntington pernah

berkata bahwa salah satu kelemahan dari gerakan-gerakan mahasiswa di Indonesia

adalah kecenderungan mereka untuk melakukan revolusi perkotaan. Gerakan yang tak

pernah nyambung dengan aspirasi rakyat di pedesaan. ( Hotman M. Siahaan, “Gerakan

Mahasiswa Sekadar Revolusi Perkotaan? Arena, Desember)

Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:

1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………

2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

3. Baca dan cermati karangan berikut!

Jalan dari padang ke Kalumbuk Pauh IX berkelok-kelok. Melewati sawah yang

subur dan kincir air. Lalu membelok melalui jalan setapak. Sampailah ke sebuah rumah

yang terbuat dari dinding pelupuh (bambu yang diketok), asal menempel pada tiang yang

lapuk. Rumah panggung yang amat sederhana. Angin dengan leluasa menerpa rumah

yang berukuran 7x6 meter ini, karena pelupuhnya berlubang. Juga atapnya dari daun

pinang dan ilalang, berlubang pula. Kalau duduk di lantai kayu pinang, langit yang tinggi

akan kelihatan, jika hujan turun, air pun tercurah dengan leluasa. Inilah rumah Thaher,

yang dihunu oleh tujuh orang Rumah ini tidak jauh bedanya dengan kandang…sapi.

Seorang anak perempuan turun dari rumah panggung inidengan meraba-raba. Ah,

lantai panggung ini memang tidak rapat, karena ketiadaan uang. Si gadis harus memasak,

kerja rutin, yang menjadi kewajibannya. Dapurnya hanya di sudut rumah, persis di bawah Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 41: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

41

tiang penyangganya dengan dinding ilalang yang tidak rata. Hanya ada sebuah panci

untuk memasak nasi dan sebuah wajan penggoreng. Itu saja kekayaan dapurnya karena

yang dimasak pu tidak ada dan Usnidar, si gadis, bekerja dengan tekun bekerja dalam

kegelapan, tanpa mengeluh, dan tanpa banyak bicara.…(Titie Said, ”Keempat Anaknya

Hidup dalam Kegelapan,” Kartini, No. 127).

Setelah Anda membaca karangan di atas, jawablah pertanyaan berikut:

1. Apa jenis karangan di atas? ………………………………………………………………

2. Berikan alasan Anda! …………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

Apa sih, ciri orang yang haus ilmu itu?Salah satu cirri orang yang haus ilu itu, dia tidak akan pernah

puas sebelum ia mencoba ilmunya

Bukankah Anda sudah beroleh pengetahuan mengenai karangan? Mengapa Anda tidak mencoba untuk membuat karangan? Bukankah dengan berlatih Anda akan terampil?

Supaya Anda terampil menulis macam-macam karangan, Anda harus memulai menulis sekarang juga.

Caranya?

Kerjakan soal-soal berikut, jangan ditunda!

Buatlah sebuah karangan deskripsi!

Petunjuk:

Coba Anda deskripsikan keadaan kamar tidur Anda. Ungkapkan hal-hal yang ada di

dalamnya, sehingga pembaca seolah-oleh melihat sendiri kamar tidur Anda!

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 42: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

42

….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 43: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

43

……………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 44: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

44

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

Anda layak mendapat pujian karena Anda sudah menyelesaikan tugas dengan baik.

Tetapi Anda jangan puas dulu, karena apa yang Anda buat belum sepenuhnya mencerminkan kemampuan Anda

Selanjutnya, cermati ilustrasi berikut:

Ilustrasi (1)

Akhir-akhir ini fornografi dan pornoaksi seolah-olah bukan hal yang tabu lagi.

Dengan mudah kita menyaksikan kedua fenomena itu, baik di media elektronik maupun

media cetak. Reaksi masyarakat pun berbeda-beda. Ada kalangan yang berpendapat

bahwa kalau hanya memperlihatkan lutut dan dada itu adalah hal biasa dan merupakan

bagian dari seni. Ada juga kalangan yang berpendapat bahwa pornografi dan pornoaksi

tetaplah porno dan seni adalah seni; keduanya tidak bisa disamakan dan dicampuradukan.

Melihat fenomena seperti ini bagaimana pendapat Anda!

Ilustrasi (2)

Maraknya kasus-kasus pelecehan seksual terhadap wanita dewasa mulai mendapat

sorotan dari berbagai pihak. Semua pihak sependapat bahwa pelecehan seksual itu

perbuatan tidak terpuji dan harus dijauhi. Namun, berbicara mengenai siapa yang harus

disalahkan bila terjadi pelecehan seksual, semua pihak berbeda pendapat. Kaum wanita

selalu menyalahkan pria, karena prialah penyebab utama terjadinya pelecehan seksual.

Kaum pria pun tak mau disalahkan. Mereka berpendapat bahwa wanitalah yang salah,

sebab berpakaian seronok, ketat, dan mengundang birahi laki-laki yang melihatnya. Itu

artinya, wanitalah yang memnacing pria untuk melakukan tindakan pelecehan seksual.

Sesuai petunjuk Bang Napi bahwa, ”Kejahatan terjadi bukan karena hanya ada niat

pelakunya, tetapi karena adanya kesempatan.” Setelah mencermati fenomena seperti ini

bagaimana pendapat Anda!

Pilih salah satu ilustrasi di atas!

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 45: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

45

Kemukakan pendapat Anda tentang persoalan (dari ilustrasi yang Anda pilih)

dalam bentuk karangan argumentasi! Janagn lupa, beri judul karangan Anda itu!

Ilustrai yang dipilih nomor: _______

Judul karangan : __________________________________________________

__________________________________________________

Uraian:

….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 46: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

46

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 47: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

47

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

Kalau Anda sudah menyelesaikan tugas dengan baik, Anda layak mendapat acungan jempol

KATA PENGANTAR

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia merupakan kumpulan

materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang diberikan pada mahasiswa Semester I

Tingkat I Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Uraian materi yang terdapat

dalam buku ini disusun secara sistematis, mulai dari pemakain huruf kapital,

penulisan kata, kalimat, paragraf, sampai dengan penulisan karangan.

Karena kedudukannya sebagai kumpulan materi perkuliahan, uraian-uraian

materi dalam Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia disusun dan didisain

sedemikian rupa. Uraian materinya tidak disajikan dalam bentuk bab-bab, tetapi

dalam bentuk urutan, yakni urutan 1 s.d. 8. Uraian materi yang terdapat pada tiap-

tiap bagain saling berkorelasi antara bagian yang satu dan bagian yang lainnya.

Bagian 1 menjadi dasar penguasaan bagian 2, bagian 2 menjadi dasar

penguasaan bagian 3, dan begitu seterusnya.

Satu hal yang berbeda dengan tulisan lainnya, uraian materi Materi Pokok

Mata Kuliah Bahasa Indonesia ini selalu menyajikan pelatihan dan dilengkapi

dengan baris atau halaman khusus untuk mengerjakan pelatihan itu. Mahasiswa

tidak perlu lagi menyediakan lembaran-lembaran kertas untuk mengerjakan

pelatihan. Hal ini dilakukan agar kegiatan pembelajaran tidak lepas dari konteks

pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat belajar secara efektif. Pada bagian lain,

petunjuk dan perintah-perintah pengerjaan pelatihan disusun dengan gaya bahasa

yang berbeda dari yang lainnya. Pemakaian gaya bahasa yang berbeda itu

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 48: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

48

dimaksudkan agar rangkaian kegiatan pemebelajaran terasa lebih akrab dan

komunikatif.

Kendatipun masih jauh dari sempurna, penyusun berharap tulisan ini dapat

bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pemakaian bahasa Indonesia

Bogor, September 2008

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI….……………………………………………………………..………... ii

1. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

1. Kedudukan Bahasa Indonesia…………………………………………….……...1

2. Fungsi Bahasa Indonesia……………………………………………….....….….1

2. PEMAKAIN HURUF KAPITAL.....………………………………………..……31. Penulisan Nama Jabatan…………………………………………………….…...3

2. Nama Lembaga……………………………………………………………….….3

3. Nama Instansi……………………………………………………………………4

4. Penulisan Gabungan Kata yang Memakai Nama Negara dan Nama Geografis…4

5. Penulisan Nama Orang yang Digunakan sebagai Nama Satuan…………….…..5

3 BEBERAPA KESALAHAN UMUM DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA…………………………………………………………………….…61. Penulisan di dan ke……………………………………………………………...6

2. Penulisan pun……………………………………………………………………8

4. PEMENGGALAN KATA DASAR……………………………………..……….10

5. BAHASA INDONESIA STANDAR ATAU BAKU………………………...…13

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 49: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

49

1. Fungsi Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………..13

2. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Standar atau Baku…………………………………13

3. Kata Baku dan Tidak Baku…………………………………………………….14

6. KALIMAT EFEKTIF…………………………………………………………...19

1. Pengertian………………………………………………………………………19

2. Ciri-ciri…………………………………………………………………………19

ii7. PARAGRAF………………………………………………………………………28

1. Pengertian………………………………………………………………………28

2. Fungsi…………………………………………………………………………..28

3. Unsur-unsur…………………………………………………………………….28

4. Syarat-syarat Paragraf………………………………………………………….29

5. Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama…………….……………………30

8. BENTUK KARANGAN……………………………………….….……………..35

1. Karangan Deskripsi…………………………………………….……….……...35

2. Karangan Eksposisi……………………………………………….……………35

3. Karangan Argumentasi……………………………………………..…………..36

4. Karangan Persuasi…………………………………………..…….………..…..36

5. Karangan Narasi……………………………………………….….…………...36

DAFTAR PUSTAKA

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 50: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

50

iii

DAFTAR PUSTAKA

Abidin P.M., Zainal. 2002. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Bogor: FKIP.

Akhadiah, Sabarti. 1990. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Badudu, Yus. 1993. Membina Bahasa Indonesia Baku: Jilid 1 dan 2. Bandung: Pustaka Prima.

Badudu, Yus. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Caraka, Cipta Loka. 1995. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.

Depdikbud. 1986. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta.

Depdikbud. 1986. Pedoman Pembentukan Istilah. Jakarta.

Depdikbud. 1996. Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, S. 2001. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Prima.

Jabrohim dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelangi.

Keraf, Goris. 1988. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Keraf, Goris. 1983. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. 1991. Kemampuan Membaca dan Kemampuan Menulis. Malang: YA3.

Rusyana, Yus. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 51: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

51

Rosdiana, Rina. 1995. Paragraf dan Unsur-unsurnya: Diktat Perkuliahan Keterampilan Menulis.

Suhendra. 2003. Teori Wacana Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Perkuliahan Wacana Bahasa Indonesia. Bogor: FKIP.

Suhendra. 2003. Ayo! Menulis: Kumpulan Materi Pokok Keterampilan Menulis. Bogor: FKIP

Tarigan, Henry Guntur. 1992. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widagdho, Joko. 1998. Bahasa Indonesia: Pengantar Kemahiran Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UGM.

Materi PokokMata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh:Suhendra

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Sudahkah kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar?

Page 52: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

52

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR2008

TEORI WACANA BAHASA INDONESIA

Sebuah pengantar perkuliahan Wacana Bahasa Indonesia

Oleh:Suhendra S.Pd.

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Page 53: Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia

53

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUANBOGOR2008

Materi Pokok Mata Kuliah Bahasa Indonesia