magelangkab.bps.goopendata.magelangkab.go.id/.../data-strategis-kabupaten-magelang-… · data yang...

68
https://magelangkab.bps.go.id

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • ii Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Data Strategis Kabupaten Magelang

    2019

    ISBN : 978-623-92580-3-0

    No. Publikasi : 33080.2003

    Katalog: 1103003.3308

    Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm

    Jumlah Halaman : viii + 58 halaman

    Naskah:

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang

    Penyunting:

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang

    Desain Kover oleh:

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang

    Ilustrasi Kover:

    Kantor Pemerintah Kabupaten Magelang

    Diterbitkan oleh :

    ©BPS Kabupaten Magelang

    Dicetak Oleh:

    TM Percetakan

    Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan dan/atau

    menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin

    tertulis dari Badan Pusat Statistik

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 iii

    KATA PENGANTAR

    Dalam rangka meningkatkan pelayanan, BPS Kabupaten Magelang berupaya

    menyajikan data agar lebih mudah dipahami oleh pengguna data. Buku ini dirancang bagi

    para birokrat, pelaku usaha, akademisi, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas yang

    memerlukan data dan informasi ringkas dan strategis.

    Data yang disajikan dalam buku ini mencakup data penduduk, ketenagakerjaan,

    pendidikan, kemiskinan, pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, dan harga-

    harga. Untuk kemudahan pemahaman dan pemanfaatan data disertakan penjelasan

    teknis dan infografis.

    Edisi ini dipersembahkan oleh BPS Kabupaten Magelang untuk menyambut hari jadi

    Kota mungkid ke -36. Semoga buku ini bisa menjadi sumber informasi yang berguna untuk

    berbagai pihak.

    Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buku ini diucapkan terima

    kasih.

    Kota Mungkid, Maret 2020

    Badan Pusat Statistik

    Kabupaten Magelang

    Kepala,

    Ir. Sri Wiyadi, M.M.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • iv Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Pengantar iii Daftar Isi v Daftar Gambar viii BAB 1 PENDUDUK 3 Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk Menurut Kecamatan di

    Kabupaten Magelang 5 Tabel 1.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut

    Kecamatan di Kabupaten Magelang, 2018-2019 6 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Menurut

    Kecamatan di Kabupaten Magelang, 2019 7 Tabel 1.4 Jumlah Keluarga dan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten

    Magelang, 2019 8 Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten

    Magelang, 2019 9 Tabel 1.6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang,

    2019 10 BAB II KETENAGAKERJAAN 13 Tabel 2.1 Profil Ketenagakerjaan Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas di

    Kabupaten Magelang, Agustus 2017, Agustus 2018 dan Agustus 2019 16

    Tabel 2.2 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Magelang, Agustus 2019 17

    Tabel 2.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama di Kabupaten Magelang, Agustus 2019 18

    Tabel 2.4 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Magelang, Agustus 2019 18

    Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya, Agustus 2019 19

    Tabel 2.6 Upah Minimum Kabupaten Magelang dan Sekitarnya (rupiah/bulan), 2016-2020 19

    BAB III PENDIDIKAN 23 Tabel 3.1 Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Magelang, 2014 -2019 24 Tabel 3.2 Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Magelang, 2014 -2019 25 Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Magelang, 2014 -2019 25

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • vi Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Halaman

    Tabel 3.4 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019 25

    Tabel 3.5 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019 26

    Tabel 3.6 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019 26

    Tabel 3.7 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kemampuan Baca Tulis dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019 26

    BAB IV KEMISKINAN

    29 Tabel 4.1 Penduduk Miskin di Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah (ribu

    jiwa), 2014–2019 34 Tabel 4.2 Penduduk Miskin di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya (ribu jiwa),

    2015-2019 34 Tabel 4.3 Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Magelang dan

    Sekitarnya, 2015-2019 35 Tabel 4.4 Garis Kemiskinan di Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah

    (rupiah/kapita/bulan), 2014-2019 35 Tabel 4.5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan

    Kemiskinan (P2) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya, 2019 36 BAB V PEMBANGUNAN MANUSIA 39 Tabel 5.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Magelang dan

    Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019 43 Tabel 5.2 Harapan Hidup Saat Lahir (Tahun) di Kabupaten Magelang dan

    Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019 43 Tabel 5.3 Harapan Lama Sekolah (Tahun) di Kabupaten Magelang dan

    Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019 44 Tabel 5.4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah/Orang/Tahun) di

    Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019 44

    Tabel 5.5 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019 45

    BAB VI PDRB DAN INFLASI 49 Table 6.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

    Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang (milyar rupiah), 2015-2019 53 Tabel 6.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010

    Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang (milyar rupiah), 2015-2019 54

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 vii

    Halaman Tabel 6.3 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

    Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang, 2015-2019 55

    Tabel 6.4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang (persen), 2015-2019 56

    Tabel 6.5 Laju Inflasi Harga Konsumen Menurut Kelompok Pengeluaran (Tahun 2012 = 100) di Kabupaten Magelang (persen), 2014-2019 57

    Tabel 6.6 Laju Inflasi Harga Konsumen Menurut Bulan (Tahun 2012 = 100) di Kabupaten Magelang (persen), 2014-2019 58

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • viii Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 4.1 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Magelang, 2014-2019 36

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 1

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    2 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 3

    BAB 1 PENDUDUK

    Sumber utama data kependudukan adalah Sensus Penduduk (SP) yang dilakukan

    setiap sepuluh tahun sekali. Di Indonesia, sensus penduduk telah dilaksanakan sebanyak

    enam kali yaitu 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir 2010. Dalam publikasi ini

    disajikan data hasil SP 1980, 1990, 2000, 2010 serta penduduk tahun 2018 dan 2019

    registrasi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang dan Hasil

    Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 oleh Badan Pusat Statistik.

    Laju Pertumbuhan Penduduk

    Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah

    sosial ekonomi dan masalah kependudukan. Jumlah penduduk akan berpengaruh

    terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia. Pertambahan

    penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor

    demografi, yaitu:

    Kematian (mortalitas)

    Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar (crude death rate) dan

    tingkat kematian khusus (age specific death rate).

    Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal

    pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.

    Tingkat kematian khusus (age specific death rate) adalah banyaknya kematian pada

    kelompok umur tertentu per jumlah penduduk dalam umur yang sama.

    Kelahiran (fertilitas)

    Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang

    meninggal beberapa saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau

    kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.

    Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung pada

    struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan,

    status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    4 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Migrasi (migration)

    Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain.

    Migrasi dalam arti luas ialah perubahan tempat tinggal secara permanen, tidak ada

    pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya yaitu apakah tindakan itu

    bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak ada perbedaan antara perpindahan di

    dalam negeri dan/atau ke luar negeri.

    Jumlah penduduk Kabupaten Magelang secara de facto pada pertengahan tahun

    2019 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia 2015-2045 sebanyak 1.290.591 jiwa

    yang terdri dari 647.413 jiwa laki-laki dan 643.178 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah

    penduduk berdasarkan hasil registrasi (de jure) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

    Sipil Kabupaten Magelang pada akhir tahun 2019 sebanyak 1.295.019 jiwa yang terdiri

    dari 653.106 jiwa laki-laki dan 641.913 jiwa perempuan. Jumlah tersebut meningkat 0,38

    persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rasio jenis kelamin di Kabupaten

    Magelang sebesar 102 yang berarti bahwa di antara 100 orang perempuan terdapat

    sekitar 102 orang laki-laki. Kepadatan penduduk di Kabupaten Magelang mencapai 1.193

    jiwa per kilometer persegi. Kepadatan tertinggi berada di wilayah Kecamatan Muntilan

    sebesar 2.773 jiwa per kilometer persegi.

    Komposisi penduduk juga mencerminkan angka beban tanggungan yaitu

    perbandingan antara jumlah penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun) dengan

    penduduk usia tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Proporsi

    penduduk usia produktif pada tahun 2019 sekitar 69,06 persen, sedangkan penduduk usia

    tua (65 tahun ke atas) sekitar 8,89 persen dan penduduk usia muda (0-14 tahun) sekitar

    22,06 persen. Dengan demikian angka beban tanggungan penduduk di Kabupaten

    Magelang pada tahun 2019 sebesar 44,81 yang artinya dari 100 penduduk usia produktif

    (15-64 tahun) akan menanggung secara ekonomi sekitar 44-45 penduduk usia tidak

    produktif. Dengan angka beban tanggungan di bawah 50 persen berarti Kabupaten

    Magelang mendapatkan bonus demografi.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 5

    Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang

    Kecamatan SP 1980 SP 1990 SP 2000 SP 2010

    (1) (2) (3) (4) (5)

    010 Salaman 52 290 57 209 62 160 65 852

    020 Borobudur 44 604 48 795 52 963 55 602

    030 Ngluwar 27 351 28 087 28 934 29 857

    040 Salam 37 609 39 809 42 105 44 455

    050 Srumbung 36 729 37 876 40 975 44 782

    060 Dukun 37 733 38 269 40 424 42 960

    070 Muntilan 63 619 66 807 70 549 74 839

    080 Mungkid 55 715 58 136 62 924 68 669

    090 Sawangan 46 365 47 420 50 339 53 705

    100 Candimulyo 39 195 39 896 42 458 45 341

    110 Mertoyudan 67 006 81 763 95 015 104 761

    120 Tempuran 33 155 38 485 43 644 46 395

    130 Kajoran 42 681 47 262 50 972 51 477

    140 Kaliangkrik 38 911 44 099 49 766 52 345

    150 Bandongan 41 207 46 286 51 908 54 539

    160 Windusari 35 030 38 531 42 731 46 298

    170 Secang 56 484 60 407 67 409 74 921

    180 Tegalrejo 35 519 41 911 49 012 53 200

    190 Pakis 42 746 46 608 51 201 52 242

    200 Grabag 64 165 71 055 77 855 81 749

    210 Ngablak 34 634 37 098 38 532 37 927

    Kabupaten Magelang 932 748 1 015 809 1 111 876 1 181 916

    Sumber: Sensus Penduduk

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    6 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 1.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang, 2018-2019

    Kecamatan Jumlah

    Penduduk 2018 Jumlah

    Penduduk 2019

    Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

    (1) (2) (3) (4)

    010 Salaman 73 913 74 561 0,81

    020 Borobudur 62 517 62 970 0,71

    030 Ngluwar 32 710 32 709 0,55

    040 Salam 48 257 48 149 0,78

    050 Srumbung 48 847 49 073 1,14

    060 Dukun 47 187 47 110 0,83

    070 Muntilan 79 372 79 348 0,82

    080 Mungkid 74 602 74 653 1,11

    090 Sawangan 57 986 57 293 0,87

    100 Candimulyo 50 424 50 121 0,90

    110 Mertoyudan 109 652 109 803 1,23

    120 Tempuran 51 585 52 218 0,85

    130 Kajoran 59 776 60 217 0,33

    140 Kaliangkrik 59 405 59 808 0,73

    150 Bandongan 60 481 61 085 0,72

    160 Windusari 50 894 51 604 1,04

    170 Secang 80 291 80 894 1,27

    180 Tegalrejo 53 369 53 510 1,06

    190 Pakis 53 988 54 159 0,43

    200 Grabag 92 212 93 252 0,69

    210 Ngablak 42 647 42 482 0,22

    Hasil Registrasi 1 290 115 1 295 019 0,38

    Hasil Proyeksi*) 1 279 625 1 290 591 0,86

    Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang (Akhir Tahun/Desember)

    *) Data dari Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 (Pertengahan Tahun/Juni)

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 7

    Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang, 2019

    Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin / Sex Ratio

    (1) (2) (3) (4) (5)

    010 Salaman 37 392 37 169 74 561 101

    020 Borobudur 31 713 31 257 62 970 101

    030 Ngluwar 16 302 16 407 32 709 99

    040 Salam 24 067 24 082 48 149 100

    050 Srumbung 24 554 24 519 49 073 100

    060 Dukun 23 532 23 578 47 110 100

    070 Muntilan 39 685 39 663 79 348 100

    080 Mungkid 37 301 37 352 74 653 100

    090 Sawangan 28 876 28 417 57 293 102

    100 Candimulyo 25 331 24 790 50 121 102

    110 Mertoyudan 54 487 55 316 109 803 99

    120 Tempuran 26 493 25 725 52 218 103

    130 Kajoran 30 565 29 652 60 217 103

    140 Kaliangkrik 30 614 29 194 59 808 105

    150 Bandongan 31 201 29 884 61 085 104

    160 Windusari 26 615 24 989 51 604 107

    170 Secang 40 575 40 319 80 894 101

    180 Tegalrejo 27 076 26 434 53 510 102

    190 Pakis 27 689 26 470 54 159 105

    200 Grabag 47 308 45 944 93 252 103

    210 Ngablak 21 730 20 752 42 482 105

    Hasil Registrasi 653 106 641 913 1 295 019 102

    Hasil Proyeksi*) 647 413 643 178 1 290 591 101

    Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang (Akhir Tahun/Desember)

    *) Data dari Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 (Pertengahan Tahun/Juni)

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    8 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 1.4 Jumlah Keluarga dan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang, 2019

    Kecamatan Keluarga Penduduk Rata-rata Jumlah

    Penduduk per Keluarga

    (1) (2) (3) (4)

    010 Salaman 23 206 74 561 3,21

    020 Borobudur 20 277 62 970 3,11

    030 Ngluwar 10 997 32 709 2,97

    040 Salam 16 146 48 149 2,98

    050 Srumbung 15 643 49 073 3,14

    060 Dukun 15 538 47 110 3,03

    070 Muntilan 25 706 79 348 3,09

    080 Mungkid 24 158 74 653 3,09

    090 Sawangan 19 274 57 293 2,97

    100 Candimulyo 15 949 50 121 3,14

    110 Mertoyudan 35 382 109 803 3,10

    120 Tempuran 16 282 52 218 3,21

    130 Kajoran 18 518 60 217 3,25

    140 Kaliangkrik 18 451 59 808 3,24

    150 Bandongan 19 062 61 085 3,20

    160 Windusari 15 450 51 604 3,34

    170 Secang 25 309 80 894 3,20

    180 Tegalrejo 16 616 53 510 3,22

    190 Pakis 17 133 54 159 3,16

    200 Grabag 29 314 93 252 3,18

    210 Ngablak 14 299 42 482 2,97

    Hasil Registrasi 412 710 1 295 019 3,14

    Hasil Proyeksi*) 375 396**) 1 290 591 3,44

    Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang (Akhir Tahun/Desember)

    *) Data dari Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 (Pertengahan Tahun/Juni) **) Data jumlah rumah tangga

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 9

    Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Magelang, 2019

    Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total

    (1) (2) (3) (4)

    0-4 44 236 41 577 85 813

    5-9 51 151 48 868 100 019

    10-14 51 363 48 447 99 810

    15-19 45 454 44 668 90 122

    20-24 52 017 49 611 101 628

    25-29 49 910 46 823 96 733

    30-34 46 428 43 579 90 007

    35-39 49 738 48 478 98 216

    40-44 48 180 47 837 96 017

    45-49 45 422 46 780 92 202

    50-54 44 158 46 560 90 718

    55-59 36 837 39 269 76 106

    60-64 31 401 31 144 62 545

    65-69 22 839 21 908 44 747

    70-74 13 831 15 246 29 077

    75+ 20 141 21 118 41 259

    Hasil Registrasi 653 106 641 913 1 295 019

    Hasil Proyeksi*) 647 413 643 178 1 290 591

    Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang (Akhir Tahun/Desember)

    *) Data dari Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 (Pertengahan Tahun/Juni)

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    10 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 1.6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Magelang, 2019

    Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Penduduk Kepadatan Penduduk

    (1) (2) (3) (4)

    010 Salaman 68,87 74 561 1 083

    020 Borobudur 54,55 62 970 1 154

    030 Ngluwar 22,44 32 709 1 458

    040 Salam 31,63 48 149 1 522

    050 Srumbung 53,18 49 073 923

    060 Dukun 53,40 47 110 882

    070 Muntilan 28,61 79 348 2 773

    080 Mungkid 37,40 74 653 1 996

    090 Sawangan 72,37 57 293 792

    100 Candimulyo 46,95 50 121 1 068

    110 Mertoyudan 45,35 109 803 2 421

    120 Tempuran 49,04 52 218 1 065

    130 Kajoran 83,41 60 217 722

    140 Kaliangkrik 57,34 59 808 1 043

    150 Bandongan 45,79 61 085 1 334

    160 Windusari 61,65 51 604 837

    170 Secang 47,34 80 894 1 709

    180 Tegalrejo 35,89 53 510 1 491

    190 Pakis 69,56 54 159 779

    200 Grabag 77,16 93 252 1 209

    210 Ngablak 43,80 42 482 970

    Hasil Registrasi 1 085,73 1 295 019 1 193

    Hasil Proyeksi*) 1 085,73 1 290 591 1 189

    Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Magelang *) Data dari Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 (Pertengahan Tahun/Juni)

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 11

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Penduduk

    12 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 13

    BAB II KETENAGAKERJAAN

    Salah satu persoalan mendasar dalam aspek ketenagakerjaan adalah pengangguran.

    Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja

    (15 tahun ke atas) yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, dan yang

    tidak mencari pekerjaan karena marasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan serta yang

    sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja, dan pada waktu bersamaan mereka tak

    bekerja (jobless). Permasalahan pengangguran merupakan persoalan serius karena dapat

    menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak

    mencapai potensi maksimal. Dilihat dari penyebabnya, pengangguran dapat dikelompokan

    menjadi beberapa jenis:

    1. Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan

    dalam struktur perekonomian. Penduduk tidak mempunyai keahlian yang cukup untuk

    memasuki sektor baru hingga mereka menganggur. Contoh: para petani kehilangan

    pekerjaan karena daerahnya berubah dari daerah agraris menjadi industry.

    2. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang terjadi karena menurunnya kegiatan

    perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga menyebabkan berkurangnya permintaan

    masyarakat (aggregate demand).

    3. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian

    musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.

    4. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang muncul akibat adanya

    ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.

    5. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi karena penggunaan alat-alat

    teknologi yang semakin modern yang menggantikan tenaga kerja manusia.

    Beberapa konsep/definisi yang digunakan dalam ketenagakerjaan adalah sebagai

    berikut :

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    14 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    a. Penduduk

    Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam

    bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk

    menetap.

    b. Usia Kerja

    Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically active population) 15

    tahun (meskipun dalam survei yang dikumpulkan informasi mulai dari usia 10 tahun) dan

    tanpa batas usia kerja.

    c. Angkatan kerja

    Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh penduduk

    usia kerja selama periode tertentu. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja

    atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran.

    d. Bukan Angkatan Kerja

    Penduduk usia kerja yang tidak termasuk angkatan kerja mencakup penduduk yang

    bersekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya.

    e. Bekerja

    Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau

    membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan paling sedikit 1 (satu) jam secara tidak

    terputus selama seminggu yang lalu, kegiatan bekerja ini mencakup baik yang sedang bekerja

    maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja,

    misalnya karena cuti, sakit dan sejenisnya.

    Kreteria satu jam (the one hour criterion) digunakan dengan pertimbangan untuk

    mencakup semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada suatu negara, termasuk di

    dalamnya adalah pekerjaan dengan waktu singkat (short time work), pekerja bebas, stand by

    work dan pekerjaan yang tak beraturan lainnya.

    Kreteria satu jam juga dikaitkan dengan definisi bekerja dan pengangguran yang

    digunakan, dimana pengangguran adalah situasi dari ketiadaan pekerjaan secara total (lack of

    work) sehingga jika batas minimum dari jumlah jam kerja dinaikkan maka akan mengubah

    definisi pengangguran yaitu bukan lagi ketiadaan pekerjaan secara total.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 15

    Pada tahun 2019, banyaknya penduduk Angkatan Kerja Kabupaten Magelang yang

    bekerja sebanyak 717.957 orang atau 72,23 persen dari penduduk berusia 15 tahun ke atas.

    Sedangkan pengangguran sebanyak 23.144 orang atau 2,33 persen.

    Pada tahun 2019, banyaknya penduduk Kabupaten Magelang yang tergolong dalam

    Angkatan Kerja berjumlah 741.101 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai

    74,55 persen. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, TPAK di Kabupaten Magelang

    mengalami peningkatan. Dilihat dari jenis kelamin, TPAK laki-laki lebih tinggi bila dibandingkan

    dengan TPAK perempuan Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk laki-laki lebih aktif secara

    ekonomi bila dibandingkan dengan perempuan.

    Berbeda dengan TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Magelang

    pada tahun 2019 sebesar 3,12 persen. Angka ini mengalami kenaikan bila dibandingkan

    dengan tahun 2018 yang mencapai 2,91 persen. Bila dilihat tingkat pengangguran menurut

    jenis kelamin, TPT perempuan lebih tinggi bila dibandingkan dengan TPT laki-laki.

    Pada tahun 2020 nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Magelang sebesar

    2.042.200 rupiah. Nilai ini mengalami peningkatan setiap tahun. Bila dibandingkan dengan

    beberapa kota di sekitarnya, Kabupaten Magelang memiliki UMK paling besar.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    16 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 2.1 Profil Ketenagakerjaan Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas di Kabupaten Magelang, Agustus 2017, Agustus 2018 dan Agustus 2019

    Uraian Agustus

    2017 Agustus

    2018 Agustus

    2019

    (1) (2) (3) (4)

    1. Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas 969 643 981 963 994 039

    a. Angkatan Kerja 722 295 699 907 741 101

    - Bekerja 704 651 679 506 717 957

    - Pengangguran 17 644 20 401 23 144

    b. Bukan Angkatan Kerja 247 348 282 056 252 938

    2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 74,49 % 71,28 % 74,55 %

    a. Laki-Laki 84,12 % 80,57 % 85,09 %

    b. Perempuan 64,90 % 62,03 % 64,08 %

    3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2,44 % 2,91 % 3,12 %

    a. Laki-Laki 3,33 % 3,21 % 2,99 %

    b. Perempuan 1,30 % 2,53 % 3,30 %

    4. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 97,56% 97,09 % 96,88%

    Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 17

    Tabel 2.2 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Magelang, Agustus 2019

    Lapangan Pekerjaan Utama Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-laki Perempuan

    (1) (2) (3) (4)

    A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 121 676 81 667 203 343

    B Pertambangan dan Penggalian 4 837 - 4 837

    C Industri Pengolahan 75 380 77 234 152 614

    F Konstruksi 51 696 1 825 53 521

    G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

    77 476 84 089 161 565

    H Transportasi dan Pergudangan 19 501 - 19 501

    I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

    14 880 21 871 36 751

    K Jasa Keuangan dan Asuransi 4 215 1 453 5 668

    M,N Jasa Perusahaan 4 541 1 985 6 526

    O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

    10 914 5 457 16 371

    P Jasa Pendidikan 8 976 12 159 21 135

    Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1 182 3 124 4 306

    R,S,T,U Jasa Lainnya 10 413 16 392 26 805

    D,E,J,L Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

    3 494 1 520 5 014

    Jumlah 409 181 308 776 717 957

    Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    18 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 2.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama di Kabupaten Magelang, Agustus 2019

    Status Pekerjaan Utama Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-laki Perempuan

    (1) (2) (3) (4)

    Berusaha Sendiri 58 381 51 121 109 502

    Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar

    105 908 62 829 168 737

    Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar

    18 675 3 982 22 657

    Buruh/karyawan/pegawai 124 866 88 396 213 262

    Pekerja bebas di pertanian 15 280 16 244 31 524

    Pekerja bebas di nonpertanian 55 768 8 786 64 554

    Pekerja keluarga/tidak dibayar 30 303 77 418 107 721

    Jumlah 409 181 308 776 717 957

    Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus

    Tabel 2.4 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Magelang, Agustus 2019

    Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jenis Kelamin

    Jumlah Laki-laki Perempuan

    (1) (2) (3) (4)

    ≤ SD 184 823 148 714 333 537

    SMP 96 252 64 296 160 548

    SMA Umum 43 739 35 495 79 234

    SMA Kejuruan 63 256 37 078 100 334

    Diploma I/II/III 5 791 7 498 13 289

    Universitas 15 320 15 695 31 015

    Jumlah 409 181 308 776 717 957

    Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 19

    Tabel 2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya, Agustus 2019

    Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus

    Tabel 2.6 Upah Minimum Kabupaten Magelang dan Sekitarnya (rupiah/bulan), 2016-2020

    Kabupaten/Kota Tingkat Partisipasi Angkatan

    Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran

    Terbuka (TPT)

    (1) (2) (3)

    Kabupaten Magelang 74,55 3,12

    Kabupaten Kebumen 68,48 4,76

    Kabupaten Purworejo 66,62 2,96

    Kabupaten Wonosobo 71,91 3,47

    Kabupaten Temanggung 76,09 2,99

    Kota Magelang 64,62 4,43

    Kabupaten/Kota 2016 2017 2018 2019 2020

    (1) (3) (4) (5) (6) (6)

    Kabupaten Magelang

    1 410 000 1 570 000 1 742 000 1 882 000 2 042 200

    Kabupaten Kebumen

    1 324 600 1 433 900 1 560 000 1 686 000 1 835 000

    Kabupaten Purworejo

    1 313 000 1 431 500 1 557 000 1 700 000 1 845 000

    Kabupaten Wonosobo

    1 300 000 1 445 000 1 573 000 1 712 500 1 859 000

    Kabupaten Temanggung

    1 326 000 1 457 100 1 585 000 1 682 027 1 825 200

    Kota Magelang 1 341 000 1 453 000 1 580 000 1 707 000 1 853 000

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    20 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Sumber : Keputusan Gubernur Jawa Tengah

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 21

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Ketenagakerjaan

    22 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pendidikan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 23

    BAB III PENDIDIKAN

    Pada dasarnya pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

    diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

    masyarakat.

    Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan

    mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau

    perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan

    tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

    pengajaran dan pelatihan.

    Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter

    sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita- cita yang di

    harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.

    Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek

    kehidupan.

    Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak

    orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan

    harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

    Istilah-istilah dalam pendidikan antara lain:

    a. Angka Melek Huruf (AMH) adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15

    tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk total usia

    15 tahun ke atas.

    b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh

    penduduk 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang

    pernah dijalani.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pendidikan

    24 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    c. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok

    umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok

    umurnya.

    Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Magelang tahun 2019 untuk jenjang pendidikan

    SD sebesar 109,14 persen, sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA sebesar 91,08 persen dan

    70,56 persen. Sementara untuk jenjang perguruan tinggi sebesar 17,62 persen. Bila

    dibandingkan dengan tahun 2018 terjadi peningkatan APK untuk jenjang pendidikan SMP dan

    SMA.

    Sementara itu Angka Partisipasi Murni (APM), pada tahun 2019 mengalami peningkatan

    untuk semua tingkat pendidikan. Pada tahun 2019 tercatat APM untuk jenjang SD sebesar

    98,97 persen, untuk jenjang SMP sebesar 78,02 persen, dan untuk jenjang SMA sebesar 55,74

    persen.

    Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Magelang tahun 2019 mengalami

    peningkatan untuk semua kelompok umur. APS untuk kelompok umur 7-12 tahun sebesar

    99,91 persen, untuk kelompok umur 13-15 tahun sebesar 97,41 persen, dan untuk kelompok

    umur 16-18 tahun sebesar 68,36 persen. Sedangkan APS untuk kelompok umur 19-24 tahun

    sebesar 17,74 persen.

    Tabel 3.1 Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Magelang, 2014 -2019

    Jenjang Pendidikan

    2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    SD 115,15 116,28 110,03 114,07 110,75 109,14

    SMP 80,37 90,67 92,79 88,93 88,91 91,08

    SMA 65,21 69,60 68,68 75,56 69,59 70,56

    PT - - - - - 17,62

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Survei Sosial Ekonomi Nasional

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pendidikan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 25

    Tabel 3.2 Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Magelang, 2014 -2019

    Jenjang Pendidikan

    2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    SD 98,57 99,31 96,03 98,54 98,86 98,97

    SMP 74,13 75,09 75,22 78,28 76,42 78,02

    SMA 52,14 49,51 54,19 57,92 55,39 55,74

    PT - - - - - 14,00

    Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, Survei Sosial Ekonomi Nasional

    Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Magelang, 2014 -2019

    Kelompok Umur Pendidikan

    2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    7 – 12 tahun 99,56 99,74 98,18 98,94 99,81 99,91

    13 – 15 tahun 93,24 94,08 95,65 96,45 96,78 97,41

    16 – 18 tahun 59,96 63,09 67,24 70,36 68,05 68,36

    19 – 24 tahun - - - - - 17,74

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Survei Sosial Ekonomi Nasional Tabel 3.4 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendikan dan Jenis Kelamin di

    Kabupaten Magelang, 2019

    Jenis Kelamin Sekolah Dasar

    Sekolah Menengah

    Pertama

    Sekolah Menengah

    Atas

    Perguruan Tinggi

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Laki-Laki 107,57 88,40 72,06 20,06

    Perempuan 110,94 94,00 69,15 14,58

    Laki-laki + Perempuan 109,14 91,08 70,56 17,62

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Survei Sosial Ekonomi Nasional

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pendidikan

    26 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 3.5 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019

    Jenis Kelamin Sekolah Dasar

    Sekolah Menengah

    Pertama

    Sekolah Menengah

    Atas

    Perguruan Tinggi

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Laki-Laki 98,87 75,08 50,83 14,94

    Perempuan 99,08 81,25 60,34 12,83

    Laki-laki + Perempuan 98,97 78,02 55,74 14,00

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Survei Sosial Ekonomi Nasional Tabel 3.6 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

    Kabupaten Magelang, 2019

    Jenis Kelamin 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 tahun 19-24 tahun

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Laki-Laki 99,83 95,95 65,71 20,25

    Perempuan 100,00 99,01 70,83 14,60

    Laki-laki + Perempuan 99,91 97,41 68,36 17,14

    Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Survei Sosial Ekonomi Nasional Tabel 3.7 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kemampuan Baca Tulis dan

    Jenis Kelamin di Kabupaten Magelang, 2019

    Jenis Kelamin Huruf Latin Huruf Arab Huruf Lainnya

    (1) (2) (3) (4)

    Laki-Laki 95,83 37,76 13,81

    Perempuan 89,95 35,82 11,69

    Laki-laki + Perempuan 92,88 36,78 12,74

    Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jawa Tengah 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pendidikan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 27

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    28 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 29

    BAB IV KEMISKINAN

    Kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan minimal

    hidup baik kebutuhan makanan maupun non makanan. Kemiskinan merupakan penyebab

    seseorang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya atau memenuhi kebutuhan minimal

    hidupnya. Standar minimal kebutuhan hidup ini berbeda antara satu daerah dengan daerah lain,

    karena sangat tergantung kebiasaan/adat, fasilitas transportasi dan distribusi serta letak

    geografisnya. Kebutuhan minimal hidup antara lain kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan,

    pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.

    Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi

    kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang

    sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan

    bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Menurut pendekatan ini, penduduk miskin

    adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis

    kemiskinan (GK). Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari komponen yaitu Garis

    Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) sebagai berikut:

    GK = GKM+GKNM

    Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk setiap provinsi, daerah

    perkotaan dan pedesaan.

    Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan penduduk referensi yaitu 20

    persen penduduk yang berada di atas Garis Kemiskinan Sementara. Yang dimaksud dengan

    Garis Kemiskinan Sementara adalah Garis Kemiskinan periode lalu di-inflate dengan inflasi

    umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian dihitung Garis Kemiskinan Makanan

    (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

    Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah jumlah nilai pengeluaran kebutuhan minimum

    makanan yang disertakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi

    kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan,

    daging, telur, dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll)

    Penyertaan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan menghitung

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    30 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    harga rata-rata kalori dari ke 52 komoditi tersebut. Formula dasar dalam menghitung Garis

    Kemiskinan Makanan (GKM) adalah:

    52

    1

    52

    1

    .k

    jkp

    k

    jkpjkpjp VQPGKM

    dimana:

    GKMjp = Garis kemiskinan makanan daerah j (sebelum disetarakan menjadi 2100

    kilokalori) provinsi p

    Pjkp = harga komoditi k di daerah j dan provinsi p

    Qjkp = Rata-rata kuantitas komoditi k yang dikonsumsi di daerah j di provinsi p

    Vjkp = Nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j provinsi p

    J = Daerah (perkotaan atau perdesaan

    P = Provinsi ke-p

    Selanjutnya GKMj tersebut disertakan dengan 2100 kilokalori dengan mengalikan 2100

    terhadap harga implicit rata-rata kalori menurut daerah j dari penduduk referensi, sehingga:

    52

    1

    52

    1

    k

    jkp

    k

    jkp

    jp

    K

    V

    HK

    dimana:

    Kjkp = Kalori dari komoditi k daerah j provinsi p

    jpHK = Harga rata-rata kalori di daerah j provinsi p

    GKMjp = jpHK x 2100

    dimana:

    GKM = Kebutuhan makanan di daerah j, yaitu yang menghasilkan energi setara

    dengan 2100 kilokalori/kapita/hari atau garis kemiskinan makanan (GKM)

    j = Daerah (perkotaan/perdesaan)

    p = Provinsi p

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 31

    Garis kemiskinan non-makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,

    sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komodatif (kelmpok pengeluaran) kebutuhan

    dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komodatif di perkotaan dan 47 jenis komodatif di

    pedesaan. GKNM merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi

    non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Nilai

    kebutuhan minimum per komoditi/sub-kelompok non-makanan dihitung dengan

    menggunakan suatu rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok yang tercatat dalam data

    susenas, modul konsumsi Rasio tersebut dihitung dari hasil survei paket komodatif kebutuhan

    dasar 2004 (SPKKD 2004), yang dilakukan untuk mengumpulkan data pengeluaran konsumsi

    rumah tangga per-komoditi non-makanan yang lebih rinci dibandingkan data susenas modul

    komsumsi. Nilai kebutuhan minimum non-makanan secara matematis dapat diformulasikan

    sebagai berikut:

    n

    k

    kjpkjjp VrGKNM1

    .

    dimana:

    GKNMjp = Pengeluaran minim non-makanan atau garis kemiskinan non-

    makanan daerah j (kota/desa) dan provinsi p

    Vkjp = Nilai pengeluaran per komoditi/ sub-kelompok non-makanan k

    daerah j dan provinsi p (dari susenas modul konsumsi)

    rkj = Rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok non-makanan k

    menurut daerah (hasil SPKKD 2004) dan daerah j (kota/desa)

    k = Jenis komoditi makanan terpilih

    j = Daerah (perkotaan atau perdesaan)

    p = Provinsi (perkotaan atau perdesaan)

    Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM)

    dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

    per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin (PM)

    Persentase penduduk miskin di suatu provinsi dihitung dengan:

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    32 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    p

    p

    pP

    PMPM %

    dimana:

    %PMp = % Penduduk miskin di provinsi p

    PMp = Jumlah penduduk miskin di provinsi p

    Pp = Jumlah penduduk di provinsi p

    Sementara itu, penduduk miskin untuk level Nasional merupakan jumlah dari

    penduduk miskin Provinsi atau:

    n

    p

    pI PMPM1

    dimana:

    IPM = Penduduk miskin indonesia

    pPM = Penduduk miskin provinsi p

    n = Jumlah provinsi

    Persentase penduduk miskin nasional adalah:

    I

    II

    P

    PMPM %

    dimana :

    IPM% = Persentase penduduk miskin (secara nasional)

    IPM = Jumlah penduduk miskin (secara nasional)

    IP = Jumlah penduduk Indonesia

    Berdasarkan pendekatan kebutuhan dasar, ada 3 indikator kemiskinan yang dapat

    digunakan :

    a. Head Count Index (HCI-P0), yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis

    kemiskinan (GK)

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 33

    b. Indeks Kedalaman Kemiskinan ( Poverty Gap Index-P1 ) yang merupakan ukuran rata-rata

    kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

    Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis

    kemiskinan.

    c. Indeks Keparahan Kemiskinan ( Poverty severity Index-P2 ) yang memberikan gambaran

    mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai

    indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

    Secara umum dari tahun ke tahun penduduk Kabupaten Magelang yang berada di bawah

    garis kemiskinan terus mengalami penurunan, begitu juga dengan persentasenya. Dalam

    kurun waktu 2014-2019 penduduk miskin Kabupaten Magelang berkurang sebanyak 23,03

    ribu orang atau rata-rata berkurang sebanyak 4,61 ribu orang per tahun.

    Pada tahun 2019, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan di

    Kabupaten Magelang mengalami penurunan bila dibanding dengan tahun sebelumnya. Indeks

    kedalaman kemiskinan turun dari 1,55 pada tahun 2018 menjadi 0,98 pada tahun 2019.

    Sementara indeks keparahan kemiskinan menunjukkan penurunan dari 0,34 di tahun 2018

    menjadi 0,17 di tahun 2019.

    Garis kemiskinan di Kabupaten Magelang menunjukkan nilai yang terus naik tiap tahun.

    Dari tahun 2014 sampai tahun 2019 garis kemiskinan naik sekitar 32 persen, yaitu dari

    246.292,- rupiah per kapita per tahun pada tahun 2014 menjadi 325.921,- rupiah per kapita

    per tahun pada tahun 2019.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    34 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 4.1 Penduduk Miskin di Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah (ribu jiwa), 2014–2019

    Tahun

    Kabupaten Magelang Jawa Tengah

    Jumlah (ribu jiwa)

    Persentase Jumlah

    (ribu jiwa) Persentase

    (1) (2) (3) (4) (5)

    2014 160,48 12,98 4 561,83 13,58

    2015 162,38 13,07 4 577,03 13,58

    2016 158,86 12,67 4 506,89 13,27

    2017 157,15 12,42 4 450,70 13,01

    2018 143,44 11,23 3 897,20 11,32

    2019 137,45 10,67 3 743,23 10,80

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Tabel 4.2 Penduduk Miskin di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya (ribu jiwa), 2015-2019

    Kabupaten/Kota 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    Kabupaten Magelang 162,38 158,86 157,15 143,44 137,45

    Kabupaten Kebumen 241,94 235,90 233,45 208,66 201,34

    Kabupaten Purworejo 101,25 99,07 98,65 83,55 82,19

    Kabupaten Wonosobo 166,41 160,12 159,16 138,32 131,35

    Kabupaten Temanggung 87,45 87,09 86,77 75,39 72,57

    Kota Magelang 10,92 10,64 10,63 9,59 9,10

    Jawa Tengah 4 577,03 4 506,89 4 450,72 3 897,20 3 743,23

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 35

    Tabel 4.3 Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya, 2015-2019

    Kabupaten/Kota 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    Kabupaten Magelang 13,07 12,67 12,42 11,23 10,67

    Kabupaten Kebumen 20,44 19,86 19,60 17,47 16,82

    Kabupaten Purworejo 14,27 13,91 13,81 11,67 11,45

    Kabupaten Wonosobo 21,45 20,53 20,32 17,58 16,63

    Kabupaten Temanggung 11,76 11,60 11,46 9,87 9,42

    Kota Magelang 9,05 8,79 8,75 7,87 7,46

    Jawa Tengah 13,58 13,27 13,01 11,32 10,80

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Tabel 4.4 Garis Kemiskinan di Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah

    (rupiah/kapita/bulan), 2014-2019

    Tahun Garis Kemiskinan

    Kabupaten Magelang Jawa Tengah

    (1) (2) (3)

    2014 246 292 281 570

    2015 253 866 297 851

    2016 271 800 317 348

    2017 281 237 333 224

    2018 296 327 350 875

    2019 325 921 369 385

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Tabel 4.5 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di

    Kabupaten Magelang dan Sekitarnya, 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    36 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Kabupaten/Kota Indeks Kedalaman

    Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan

    Kemiskinan (P2)

    (1) (2) (3)

    Kabupaten Magelang 0,98 0,17

    Kabupaten Kebumen 2.58 0,65

    Kabupaten Purworejo 0,84 0,10

    Kabupaten Wonosobo 2,44 0,46

    Kabupaten Temanggung 0,51 0,05

    Kota Magelang 0,99 0,19

    Jawa Tengah 1,53 0,30

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional

    Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional

    2,07

    1,601,84

    1,671,55

    0,98

    0,470,32

    0,440,31 0,34

    0,17

    0,00

    0,50

    1,00

    1,50

    2,00

    2,50

    2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

    Gambar 4.1 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Magelang, 2014-2019

    (P1) (P2)

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 37

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Kemiskinan

    38 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 39

    BAB V PEMBANGUNAN MANUSIA

    Keberhasilan pembangunan dapat dicapai karena ada peranan dari manusia, sebab

    manusia sebagai perencana, pelaksana, dan sekaligus pemanfaat dari pembangunan itu

    sendiri, atau dapat dikatakan bahwa manusia sebagai penentu keberhasilan pembangunan.

    Agar pembangunan dapat berjalan secara kontinyu/terus menerus sesuai dengan

    kemajuan zaman, maka haruslah disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

    Secara teoritis bahwa jumlah sumber daya manusia yang besar tanpa diikuti dengan

    peningkatan kualitas yang memadai sangatlah tidak mungkin menghasilkan output yang

    optimum. Upaya peningkatan sumber daya manusia haruslah secara menyeluruh meliputi

    bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan dibidang kesehatan.

    Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi sudah semakin pandai dan kritis, hal itu

    merupakan modal yang cukup baik bila dikelola dengan baik dan benar dengan memberikan

    pemahaman akan pentingnya data statistik dan indikator-indikator statistik yang berguna bagi

    pembangunan, sehingga masyarakatpun tidak menilai sesuatu dari kaca matanya sendiri atau

    yang hanya menguntungkan dirinya sendiri saja yang dianggap baik.

    Peningkatan pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia yang ada di daerah

    tidak bisa dilakukan dengan baik apabila tidak didukung dengan data-data statistik atau

    indikator-indikator untuk menilai hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dan sebagai

    bahan dan informasi guna perencanaan pembangunan yang akan datang.

    Untuk mengukur tingkat pencapaian suatu pembangunan dari berbagai perspektif

    digunakan berbagai macam indikator seperti, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Gini

    Ratio, Indek Mutu Hidup (IMH), Pola Konsumsi, Indeks Kesehatan Ibu dan Anak, dan masih

    banyak indikator lainnya.

    Prof Moris mensponsori penggunaan indeks komposit yang terdiri dari tiga komponen

    yaitu: Tingkat Kematian Bayi/Infant Mortality Rate (IMR), Angka Harapan Hidup (Life

    Expectation at Age 0), dan Tingkat Melek Huruf/Literacy Rate, yang kemudian dikenal dengan

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    40 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Physical Quality of Life Index (PQLI) dan di Indonesia dikenal dengan nama Indeks Mutu Hidup

    (IMH).

    Pada waktu itu IMH sangat cocok digunakan karena mudah dalam menyusunnya, tetapi

    karena dipandang masih banyak kelemahan dari IMH yaitu tidak memperhitungkan sektor

    ekonomi yaitu daya beli masyarakat.

    Menjelang Tahun 2000 sebuah badan international yang bernaung dalam Perserikatan

    Bangsa Bangsa yaitu The United Nation Development Program (UNDP) memperkenalkan dan

    mengembangkan suatu indeks komposit yang memasukkan unsur keberhasilan

    pembangunan ekonomi dan keberhasilan sosial yaitu Human Development Index (HDI) dan di

    Indonesia dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), untuk menyempurnakan dan

    menggantikan Physical Quality of Life (PQLI) atau Indeks Mutu Hidup (IMH) sebagai pengukur

    keberhasilan pembangunan manusia, yang selanjutnya diikuti dan menjadi acuan bagi negara-

    negara di dunia.

    Konsep Pembangunan Manusia

    UNDP mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas

    pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut, penduduk ditempatkan sebagai tujuan

    akhir (the ultimate end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana (principal

    means) untuk mencapai tujuan itu.

    Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang

    perlu diperhatikan, adalah:

    1. Produktivitas (productivity)

    2. Pemerataan (equity)

    3. Kesinambungan (sustainability)

    4. Pemberdayaan (enpowerment)

    Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

    Produktivitas (Productivity)

    Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitasnya dan untuk

    berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan peningkatan pendapatan dan pekerjaan.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 41

    Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model

    pembangunan manusia.

    Pemerataan (Equity)

    Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat akses terhadap

    sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan untuk

    memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari

    kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup.

    Kesinambungan (Sustainability)

    Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk

    generasi sekarang tetapi juga untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya

    fisik, manusia dan lingkungan (alam) harus selalu dirawat dan diperbaharui (replenished).

    Pemberdayaan (Enpowerment)

    Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan

    menentukan (bentuk) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat

    dari proses pembangunan, karenanya pembangunan harus oleh penduduk bukan hanya

    untuk penduduk.

    Paradigma pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai titik sentral (people

    centered development) sehingga setiap upaya pembangunan mempunyai ciri dari rakyat, oleh

    rakyat dan untuk rakyat, maka dalam kerangka ini perlu diupayakan peningkatan kualitas

    penduduk sebagai sumber daya pembangunan dalam banyak aspek, sehingga berdampak

    positif pada peningkatan partisipasi penduduk dalam pembangunan. Hal ini sesuai dengan

    tujuan pembangunan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang Undang Dasar

    1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang

    secara implisit juga mengandung makna pemberdayaan penduduk.

    Sebenarnya paradigma pembangunan manusia tidak hanya berhenti sampai disana,

    pilihan-pilihan tambahan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat luas seperti

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    42 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    kebebasan politik, ekonomi, sosial, sampai pada kesempatan untuk menjadi kreatif dan

    produktif dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jaminan hak-hak

    azasi manusia merupakan bagian dari paradigma tersebut. Dengan demikian paradigma

    pembangunan manusia mempunyai dua sisi, pertama berupa formasi kapabilitas manusia

    seperti perbaikan taraf kesehatan, pendidikan, dan ketrampilan kedua adalah pemanfaatan

    kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural, sosial dan politik

    Jika kedua sisi tersebut tidak seimbang maka hasilnya adalah frustasi masyarakat (UNDP,

    1995:11).

    Konsep pembangunan manusia dalam pengertian di atas jauh lebih luas daripada teori-

    teori pembangunan ekonomi konvensional termasuk model pertumbuhan ekonomi,

    pembangunan sumber daya manusia (SDM), pendekatan kesejahteraan dan pendekatan

    kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.

    Pada tahun 2019, IPM Kabupaten Magelang sebesar 69,87 yang menjadikan Kabupaten

    Magelang termasuk dalam kategori sedang. Bila dibandingkan dengan wilayah sekitarnya, nilai

    IPM Kabupaten Magelang masih di bawah Kabupaten Purworejo dan Kota Magelang.

    Komponen penyusun IPM terdiri dari Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama

    Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan Paritas Daya Beli (pengeluaran per kapita

    disesuaikan). Pada tahun 2019, AHH Kabupaten Magelang sebesar 73,56 tahun, meskipun

    mengalami kenaikan setiap tahun dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tetapi kenaikannya

    tidak terlalu signifikan. Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Magelang dari tahun ke

    tahun menunjukkan kenaikan yang lambat. Hal ini terlihat dengan rata-rata lama sekolah pada

    tahun 2014 sebesar 7,02 tahun dan pada tahun 2019 sebesar 7,77 tahun. Begitu juga dengan

    harapan lama sekolah mengalami kenaikan yang lambat dari 12 tahun pada tahun 2014 dan

    12,53 tahun pada tahun 2019. Sedangkan paritas daya beli masyarakat Kabupaten Magelang

    mengalami kenaikan sebesar 19,17 persen dari tahun 2014 yang sebesar 7.877,09 ribu

    rupiah/orang/tahun menjadi 9.387 ribu rupiah/orang/tahun.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 43

    Tabel 5.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019

    Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kab. Magelang 66,35 67,13 67,85 68,39 69,11 69,87

    Kab. Kebumen 65,67 66,87 67,41 68,29 68,80 69,60

    Kab. Purworejo 70,12 70,37 70,66 71,31 71,87 72,50

    Kab. Wonosobo 65,20 65,70 66,19 66,89 67,81 68,27

    Kab. Temanggung 65,97 67,07 67,60 68,34 68,83 69,56

    Kota Magelang 75,79 76,39 77,16 77,84 78,31 78,80

    Jawa Tengah 68,78 69,49 69,98 70,52 71,12 71,73

    Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional

    Tabel 5.2 Umur Harapan Hidup Saat Lahir (Tahun) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019

    Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kab. Magelang 73,25 73,27 73,33 73,39 73,47 73,56

    Kab. Kebumen 72,67 72,77 72,87 72,98 73,11 73,22

    Kab. Purworejo 73,83 74,03 74,14 74,26 74,40 74,52

    Kab. Wonosobo 70,82 71,02 71,16 71,30 71,46 71,60

    Kab. Temanggung 75,34 75,35 75,39 75,42 75,47 75,48

    Kota Magelang 76,57 76,58 76,62 76,66 76,72 76,75

    Jawa Tengah 73,88 73,96 74,02 74,08 74,18 74,23

    Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    44 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 5.3 Harapan Lama Sekolah (Tahun) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019

    Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kab. Magelang 12,00 12,14 12,15 12,47 12,48 12,53

    Kab. Kebumen 12,07 12,49 12,61 12,90 12,91 13,04

    Kab. Purworejo 13,03 13,04 13,05 13,47 13,48 13,49

    Kab. Wonosobo 11,34 11,43 11,67 11,68 11,69 11,74

    Kab. Temanggung 11,69 11 ,89 12,06 12,07 12,08 12,13

    Kota Magelang 12,98 13,10 13,55 13,79 13,80 13,81

    Jawa Tengah 12,17 12,38 12,45 12,57 12,63 12,68

    Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional

    Tabel 5.4 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah/Orang/Tahun) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019

    Kabupaten /Kota

    2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kab. Magelang 7 877,09 8 182 8 501 8 627 9 025 9 387

    Kab. Kebumen 7 754,85 8 008 8 276 8 446 8 757 9 066

    Kab. Purworejo 9 189,40 9 305 9 497 9 601 10 048 10 342

    Kab. Wonosobo 9 491,02 9 736 9 877 9 969 10 503 10 871

    Kab. Temanggung 8 062,36 8 369 8 593 8 794 9 142 9 489

    Kota Magelang 10 344,34 10 793 11 090 11 525 11 994 12 514

    Jawa Tengah 9 639,74 9 930 10 153 10 377 10 777 11 102

    Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 45

    Tabel 5.5 Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) di Kabupaten Magelang dan Sekitarnya serta Provinsi Jawa Tengah, 2014 – 2019

    Kabupaten/Kota 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kab. Magelang 7,02 7,19 7,40 7,41 7,57 7,77

    Kab. Kebumen 6,75 7,04 7,05 7,29 7,34 7,53

    Kab. Purworejo 7,63 7,65 7,66 7,69 7,70 7,91

    Kab. Wonosobo 6,07 6,11 6,12 6,51 6,75 6,76

    Kab. Temanggung 6,18 6,52 6,55 6,90 6,94 7,15

    Kota Magelang 10,27 10,28 10,29 10,30 10,31 10,33

    Jawa Tengah 6,93 7,03 7,15 7,27 7,35 7,53

    Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    46 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 47

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • Pembangunan Manusia

    48 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 49

    BAB VI PDRB DAN INFLASI

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang disajikan secara series, memberikan

    gambaran kinerja pembangunan ekonomi makro dari waktu ke waktu, sehingga arah

    perekonomiaan regional akan lebih jelas. Bagi pengguna data, penyajian data secara series

    akan lebih memberikan manfaat untuk berbagai kepentingan seperti untuk perencanaan,

    evaluasi maupun untuk kajian.

    Pembangunan ekonomi yang telah dicapai pada masa-masa yang lalu perlu dilihat dan

    dinilai hasil dan implikasinya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan

    pembangunan yang makin pesat dan meluas di segala bidang, data statistik terasa semakin

    diperlukan.

    Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah

    dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

    PDRB

    PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

    usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang

    dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

    PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang

    dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar harga konstan

    menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

    tertentu sebagai tahun dasar.

    PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur

    ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari

    tahun ke tahun.

    Struktur perekonomian Kabupaten Magelang pada tahun 2019 didominasi oleh

    lapangan usaha Industri Pengolahan yang mencapai 21,95 persen. Pada posisi kedua,

    lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai 20,77 persen. Sementara

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    50 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    kontribusi pada posisi ketiga berasal dari lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran,

    Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,71 persen. Meskipun demikian, kontribusi dari

    lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan cenderung menurun setiap tahunnya.

    Selama lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang

    sebesar 5,33 persen. Pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Magelang sebesar

    5,30 persen. Berdasarkan lapangan usaha, laju pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan

    usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 11,38 persen. Sementara laju pertumbuhan terkecil

    dicapai oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,79 persen.

    INFLASI

    Angka Inflasi yang diukur dari perubahan Indeks Harga Konsumen ( IHK ) merupakan salah

    satu indikator makro ekonomi penting yang menggambarkan fluktuasi harga dari satu paket

    barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Perkembangan harga komoditas barang dan

    jasa yang dikonsumsi masyarakat tersebut dihitung dengan formula statistik menjadi sebuah

    angka gabungan (agregat) yang disebut IHK. Penentuan jumlah, jenis dan kualitas dalam paket

    komoditi barang dan jasa serta bobot penimbangnya dalam IHK didasarkan pada Survei Biaya

    Hidup (SBH).

    Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah besaran angka yang menunjukkan perbandingan

    dengan tahun dasar. Yang dimaksud angka yang diperbandingkan adalah nilai konsumsi rumah

    tangga, sedangkan tahun dasar adalah angka nilai konsumsi rumah tangga (dari hasil survei)

    yang menjadi patokan/dasar untuk dibandingkan dengan angka-angka selanjutnya, lazimnya

    angka tahun dasar dibuat 100.

    Indeks Harga Konsumen, hitungannya didasarkan atas harga barang/jasa. Harga

    barang/jasa yang diperlukan harus dikumpulkan melalui survei dan dilakukan secara berkala

    dari pasar-pasar di daerah Kabupaten Magelang. Frekuensi pengumpulannya berbeda-beda,

    karena tiap-tiap komoditi mempunyai sifat yang berbeda. Ada yang diatur mingguan, ada yang

    bulanan dan ada yang triwulanan.

    Yang digunakan adalah metode Laspeyres yang telah dimodifikasi dan notasinya sebagai

    berikut :

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 51

    1.

    100

    .

    .

    00

    0)1(

    1x

    QP

    QPxP

    P

    IHK

    ii

    ii

    i

    i

    n

    n

    n

    n

    Keterangan :

    IHKn = Indeks bulan ke-n ( bulan sasaran pengamatan )

    niP = Harga jenis barang di bulan pengamatan

    ( 1)n iP = Harga jenis barang di bulan sebelumya

    0 0.i iP Q = Nilai konsumsi suatu jenis barang di tahun dasar

    ( 1)

    100n

    n

    i

    i

    Px

    P =

    Relatif harga yang terjadi di bulan ke-n (bulan yang diamati)

    dibandingkan dengan bulan sebelumnya (n-1) untuk suatu jenis

    barang

    ( 1) 0.n i iP Q = Nilai Konsumsi bulan ke- (n-1)

    2.

    1001

    1x

    IHK

    IHKIHKI

    n

    nn

    n

    In = Inflasi pada bulan ke – n

    IHKn = IHK pada bulan ke-n

    IHKn-1 = IHK pada bulan ke (n-1)

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    52 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Selama tahun 2019, Kabupaten Magelang mengalami inflasi sebesar 2,12 persen.

    Apabila dilihat menurut kelompok pengeluaran selama tahun 2019, tingkat inflasi tertinggi

    terjadi pada kelompok sandang yaitu sebesar 4,13 persen. Tingkat inflasi tertinggi kedua

    adalah kelompok bahan makanan sebesar 3,77 persen. Jika dilihat dari inflasi bulanan, inflasi

    tertinggi tahun 2019 terjadi pada bulan Juni yang mencapai 0,60 persen, sedangkan yang

    terendah terjadi pada bulan September yang mengalami deflasi sebesar 0,49 persen.

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 53

    Tabel 6.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang (milyar rupiah), 2015-2019

    Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

    5 672,62 6 013,39 6 201,99 6 550,44 6 747,26

    B Pertambangan dan Penggalian

    1 081,44 1 175,20 1 276,59 1 374,84 1 449,94

    C Industri Pengolahan 5 269,65 5 793,00 6 175,68 6 635,45 7 131,88

    D Pengadaan Listrik dan Gas

    11,43 12,56 14,28 15,51 16,40

    E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

    20,49 21,34 22,96 24,28 25,81

    F Konstruksi 2 240,64 2 421,24 2 629,47 2 898,45 3 133,13

    G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

    3 223,59 3 523,00 3 842,38 4 119,08 4 455,80

    H Transportasi dan Pergudangan

    820,66 881,27 949,30 1 013,87 1 119,98

    I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum

    980,92 1 086,21 1 167,42 1 258,72 1 379,38

    J Informasi dan Komunikasi

    756,34 820,44 968,72 1 091,71 1 230,34

    K Jasa Keuangan dan Asuransi

    634,89 710,41 785,13 844,87 896,65

    L Real Estate 445,88 483,34 527,30 567,59 606,44

    M,N Jasa Perusahaan 55,35 63,49 71,85 81,15 91,95

    O

    Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

    873,41 941,68 997,56 1 039,69 1 098,36

    P Jasa Pendidikan 1 388,11 1 527,05 1 710,40 1 891,21 2 086,41

    Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

    188,19 208,75 231,38 254,58 276,82

    R,S,T,U Jasa Lainnya 485,04 549,98 611,44 678,01 744,25

    PDRB KABUPATEN MAGELANG 24 148,64 26 232,35 28 183,85 30 339,47 32 490,80

    Catatan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

    Sumber: Diolah dari Hasil Sensus, Survei, dan Berbagai Sumber Lainnya

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    54 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 6.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang (milyar rupiah), 2015-2019

    Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

    4 109,14 4 245,74 4 352,89 4 456,86 4 492,19

    B Pertambangan dan Penggalian

    750,94 774,49 809,46 836,42 876,07

    C Industri Pengolahan 4 012,57 4 238,43 4 445,15 4 682,71 4 966,92

    D Pengadaan Listrik dan Gas

    11,44 11,99 12,58 13,26 13,99

    E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

    18,65 19,06 20,40 21,51 22,46

    F Konstruksi 1 791,41 1 904,58 2 027,74 2 148,79 2 253,39

    G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

    2 691,44 2 839,00 3 020,27 3 165,17 3 351,23

    H Transportasi dan Pergudangan

    729,69 777,89 825,56 876,76 951,71

    I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum

    776,59 824,43 876,85 940,61 1 017,36

    J Informasi dan Komunikasi

    826,10 894,63 1 014,06 1 143,53 1 273,71

    K Jasa Keuangan dan Asuransi

    496,49 539,88 572,15 595,50 617,95

    L Real Estate 399,22 426,19 453,89 476,87 503,96

    M,N Jasa Perusahaan 45,58 50,32 55,00 60,45 66,47

    O

    Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

    683,67 698,85 716,81 738,66 766,58

    P Jasa Pendidikan 966,24 1 030,49 1 109,54 1 200,01 1 290,97

    Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

    145,63 160,13 174,78 189,95 202,89

    R,S,T,U Jasa Lainnya 409,85 446,13 487,67 535,74 585,29

    PDRB KABUPATEN MAGELANG 18 864,65 19 882,24 20 974,80 22 082,80 23 253,15

    Catatan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

    Sumber: Diolah dari Hasil Sensus, Survei, dan Berbagai Sumber Lainnya

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 55

    Tabel 6.3 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang, 2015-2019

    Lapangan Usaha 2015 2016 2017* 2018* 2019**

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

    23,49 22,92 22,01 21,59 20,77

    B Pertambangan dan Penggalian

    4,48 4,48 4,53 4,53 4,46

    C Industri Pengolahan 21,82 22,08 21,91 21,87 21,95

    D Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

    E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

    0,08 0,08 0,08 0,08 0,08

    F Konstruksi 9,28 9,23 9,33 9,55 9,64

    G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

    13,35 13,43 13,63 13,58 13,71

    H Transportasi dan Pergudangan

    3,40 3,36 3,37 3,34 3,45

    I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum

    4,06 4,14 4,14 4,15 4,25

    J Informasi dan Komunikasi 3,13 3,13 3,44 3,60 3,79

    K Jasa Keuangan dan Asuransi

    2,63 2,71 2,79 2,78 2,76

    L Real Estate 1,85 1,84 1,87 1,87 1,87

    M,N Jasa Perusahaan 0,23 0,24 0,25 0,27 0,28

    O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

    3,62 3,59 3,54 3,43 3,38

    P Jasa Pendidikan 5,75 5,82 6,07 6,23 6,42

    Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

    0,78 0,80 0,82 0,84 0,85

    R,S,T,U Jasa Lainnya 2,01 2,10 2,17 2,23 2,29

    PDRB KABUPATEN MAGELANG 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    Catatan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

    Sumber: Diolah dari Hasil Sensus, Survei, dan Berbagai Sumber Lainnya

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    56 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 6.4 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Magelang (persen), 2015-2019

    Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

    3,54 3,32 2,52 2,39 0,79

    B Pertambangan dan Penggalian

    1,71 3,14 4,51 3,33 4,74

    C Industri Pengolahan 5,52 5,63 4,88 5,34 6,07

    D Pengadaan Listrik dan Gas 1,50 4,84 4,91 5,39 5,55

    E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

    1,33 2,17 7,03 5,48 4,40

    F Konstruksi 5,93 6,32 6,47 5,97 4,87

    G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

    3,99 5,48 6,38 4,80 5,88

    H Transportasi dan Pergudangan

    8,54 6,61 6,13 6,20 8,55

    I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum

    6,60 6,16 6,36 7,27 8,16

    J Informasi dan Komunikasi 9,45 8,30 13,35 12,77 11,38

    K Jasa Keuangan dan Asuransi

    8,44 8,74 5,98 4,08 3,77

    L Real Estate 7,35 6,76 6,50 5,06 5,68

    M,N Jasa Perusahaan 9,74 10,40 9,30 9,89 9,97

    O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

    4,24 2,22 2,57 3,05 3,78

    P Jasa Pendidikan 7,10 6,65 7,67 8,15 7,58

    Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

    6,92 9,96 9,15 8,68 6,81

    R,S,T,U Jasa Lainnya 3,29 8,85 9,31 9,86 9,25

    PDRB KABUPATEN MAGELANG 5,18 5,39 5,50 5,28 5,30

    Catatan : *) angka sementara **) angka sangat sementara

    Sumber: Diolah dari Hasil Sensus, Survei, dan Berbagai Sumber Lainnya

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    Data Strategis Kabupaten Magelang 2019 57

    Tabel 6.5 Laju Inflasi Harga Konsumen Menurut Kelompok Pengeluaran (Tahun 2012 = 100) di Kabupaten Magelang (persen), 2014-2019

    Kelompok Pengeluaran 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Umum 7,91 3,60 2,86 3,47 2,66 2,12

    Bahan Makanan 13,02 3,80 6,25 2,15 3,39 3,77

    Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

    5,23 6,40 5,23 2,47 2,99 2,85

    Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

    7,83 5,34 1,21 5,67 1,68 1,04

    Sandang 3,44 2,23 2,53 2,77 2,06 4,13

    Kesehatan 3,30 3,45 2,42 2,21 2,00 2,07

    Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

    2,36 2,67 0,80 2,64 1,45 1,01

    Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

    10,48 -1,86 -2,14 5,01 3,57 -0,30

    Sumber: Survei Harga Konsumen

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • PDRB dan Inflasi

    58 Data Strategis Kabupaten Magelang 2019

    Tabel 6.6 Laju Inflasi Harga Konsumen Menurut Bulan (Tahun 2012 = 100) di Kabupaten Magelang (persen), 2014-2019

    Bulan 2014 2015 2016 2017 2018 2019

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Januari 1,04 -0,34 0,47 0,91 0,95 0,21

    Februari 0,22 -0,54 -0,28 0,49 0,11 -0,35

    Maret 0,04 0,19 0,44 -0,06 -0,05 0,21

    April -0,53 0,27 -0,24 0,06 0,002 0,32

    Mei 0,54 0,58 0,27 0,61 0,002 0,27

    Juni 0,47 0,68 0,56 0,66 0,77 0,60

    Juli 0,59 1,71 0,89 0,12 0,08 0,41

    Agustus 0,45 0,24 -0,22 -0,47 -0,22 0,30

    September 0,43 -0,25 0,10 0,10 -0,08 -0,49

    Oktober 0,39 -0,21 0,04 0,02 0,31 0,01

    November 1,38 0,26 0,55 0,32 0,29 0,20

    Desember 2,65 0,98 0,25 0,69 0,46 0,42

    Januari - Desember 7,91 3,60 2,86 3,47 2,66 2,12

    Sumber: Survei Harga Konsumen

    http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id

  • http

    s://m

    agela

    ngka

    b.bp

    s.go.

    id