ddd

15
1 BAB I PENDAHULUAN Seperti halnya bank konvensional, perkembangan usaha Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah juga tergantung antara lain dari kemampuannya untuk tetap dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Kemampuan untuk memberikan pelayanan perbankan syariah yang semakin beragam dengan tetap berpegang kepada prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah khususnya melalui produk dan jasa bank menjadi salah satu dasar dari keberlangsungan usaha Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Sebagai bagian dari industri pelayanan jasa keuangan, pada dasarnya Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah memiliki fungsi utama yang tidak berbeda dengan bank konvensional dengan prinsip, karakteristik, mekanisme dan jenis produk yang berbeda. Variasi produk dan jasa menjadi hal yang tak terhindarkan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, inovasi produk dan jasa juga akan menimbulkan beragam risiko termasuk risiko reputasi. Dengan demikian, mekanisme pengeluaran dan penghentian produk bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah adalah salah satu kunci dari kemajuan perbankan syariah di Indonesia, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus memitigasi kemungkinan berbagai risiko yang akan timbul. Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu: menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang. Untuk Bank Syariah, pada dasarnya ketiga fungsi tersebut dapat dilakukan,

Upload: nur-qodri

Post on 01-Jul-2015

493 views

Category:

Career


1 download

DESCRIPTION

DERY

TRANSCRIPT

Page 1: DDD

1

BAB I

PENDAHULUAN

Seperti halnya bank konvensional, perkembangan usaha Bank Syariah dan

Unit Usaha Syariah juga tergantung antara lain dari kemampuannya untuk tetap

dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Kemampuan untuk memberikan

pelayanan perbankan syariah yang semakin beragam dengan tetap berpegang

kepada prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah khususnya melalui produk dan

jasa bank menjadi salah satu dasar dari keberlangsungan usaha Bank Syariah dan

Unit Usaha Syariah.

Sebagai bagian dari industri pelayanan jasa keuangan, pada dasarnya Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah memiliki fungsi utama yang tidak berbeda

dengan bank konvensional dengan prinsip, karakteristik, mekanisme dan jenis

produk yang berbeda.

Variasi produk dan jasa menjadi hal yang tak terhindarkan untuk

mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, inovasi produk dan jasa juga

akan menimbulkan beragam risiko termasuk risiko reputasi. Dengan demikian,

mekanisme pengeluaran dan penghentian produk bagi Bank Syariah dan Unit

Usaha Syariah adalah salah satu kunci dari kemajuan perbankan syariah di

Indonesia, dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus memitigasi

kemungkinan berbagai risiko yang akan timbul.

Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama,

yaitu: menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang.

Untuk Bank Syariah, pada dasarnya ketiga fungsi tersebut dapat dilakukan,

Page 2: DDD

2

kecuali bila dalam melaksanakan fungsinya perbankan melakukan hal-hal yang

dilarang dalam syariah.

Adanya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank

Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI)dengan tujuan mengakomodir berbagai aspirasi dan pendapat di masyarakat

terutama masyarakat Islam yang banyak berpendapat bahwa bunga bank itu haram

karena termasuk riba dan juga untuk mengambil prinsip kehati-hatian.

Tetapi sistem perbankan syariah di Indonesia masih belum sempurna atau

masih ada kekurangannya yaitu masih berinduk pada Bank Indonesia, idealnya

pemerintah Indonesia mendirikan lembaga keuangan khusus syariah yang

setingkat Bank Indonesia yaitu Bank Indonesia Syariah.

Berdasarkan pemaparan diatas, Oleh karena itu, makalah ini diberi judul

“Produk Bank”. Adapun penyusunan makalah ini sesuai dengan tugas yang

diberikan oleh Dosen pada Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

(BLKL) di Universitas Pamulang pada Jurusan Manajemen.

Tiada lain harapan bagi penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu,

tercapainya nilai yang baik pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya (BLKL). Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penyusun dan pada umumnya bagi para pembaca.

Page 3: DDD

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peraturan Bank Indonesia

Dalam Peraturan Bank Indonesia ini yang dimaksud dengan:

1. Bank adalah Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

2. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

3. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari

kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah,

atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai

kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah.

4. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

dalam penetapan fatwa di bidang syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

5. Produk Bank, yang selanjutnya disebut Produk, adalah produk yang

dikeluarkan Bank baik di sisi penghimpunan dana maupun penyaluran dana serta

Page 4: DDD

4

pelayanan jasa Bank yang sesuai dengan Prinsip Syariah, tidak termasuk produk

lembaga keuangan bukan Bank yang dipasarkan oleh Bank sebagai agen

pemasaran.

6. Produk Non Bank adalah produk yang dikeluarkan lembaga keuangan bukan

Bank.

B. Perbankan Syariah

Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan

yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan

sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun

meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi

untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan

produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak Islami dan lain-lain),

dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

C. Prinsip Perbankan Syariah

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan

usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara

lain :

1. Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman

dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

Page 5: DDD

5

2. Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat

hasil usaha institusi yang meminjam dana.

3. Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya

merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki

nilai intrinsik.

4. Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua

belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh

dari sebuah transaksi.

5. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan

dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh

perbankan syariah.

Prinsip perbankan syariah pada akhirnya akan membawa kemaslahatan

bagi umat karena menjanjikan keseimbangan sistem ekonominya.

D. Produk Perbankan Syariah

Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara

lain:

1. Jasa untuk peminjam dana

Mudhorobah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap

keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati.

Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang

diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak

nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.

Page 6: DDD

6

Musyarokah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau

joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati

sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-

masing pihak. Perbedaan mendasar dengan mudharabah ialah dalam konsep ini

ada campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada

campur tangan.

Murobahah , yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan

membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya

kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan

yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut.

Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran=harga pokok

ditambah margin yang disepakati. Contoh:harga rumah, 500 juta, margin

bank/keuntungan bank 100 jt, maka yang dibayar nasabah peminjam ialah 600

juta dan diangsur selama waktu yang disepakati diawal antara Bank dan Nasabah.

Takaful (asuransi Islam)

2. Jasa untuk penyimpan dana

Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat

mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak

berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah.

Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu

yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan

bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.

Page 7: DDD

7

E. Bentuk dan Produk-produk Bank

Beberapa bentuk produk perbankan berupa pemberian kredit, pemberian

jasa pembayaran dan peredaran uang, serta bentuk jasa perbankan lainnya. Untuk

penjelasannya sebagai berikut:

1. Pemberian kredit dengan berbagai macam bentuk jaminan atau tanggungan

misalnya tanggungan efek

2. Memberikan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang

yang terdiri:

a) Lalu lintas pembayaran dalam negeri seperti transfer, inkaso.

b) Lalulintas pembayaran luar negeri seperti pembukaan L/C (Letter of

Credit) yaitu surat jaminan bank untuk transaksi ekspor-impor.

3. Jasa-jasa perbankan lainnya yang meliputi:

a) Jual-beli cek perjalanan (travellers cheque)

b) Jual-beli uang kertas (bank note)

c) Mengeluarkan kartu kredit (Credit Card)

d) Jual-beli valuta asing.

e) Pembayaran listrik, telepon, gaji, pajak

f) Menyiapkan kotak pengaman simpanan (safe deposite box)

4. Bentuk-bentuk simpanan di Bank

a) Giro adalah simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat

pembayaran.

b) Deposito Berjangka adalah simpanan pada bank yang penarikannya

hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

Page 8: DDD

8

c) Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya

dapat diperdagangkan.

d) Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati.

F. Tantangan Pengelolaan Dana

Laju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi.

Aset lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar dollar

AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per tahun. Di Indonesia, volume usaha

perbankan syariah selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh 60 persen per

tahun. Tahun 2005, perbankan syariah Indonesia membukukan laba Rp 238,6

miliar, meningkat 47 persen dari tahun sebelumnya. Meski begitu, Indonesia yang

memiliki potensi pasar sangat luas untuk perbankan syariah, masih tertinggal jauh

di belakang Malaysia.

Tahun lalu, perbankan syariah Malaysia mencetak profit lebih dari satu

miliar ringgit (272 juta dollar AS). Akhir Maret 2006, aset perbankan syariah di

negeri jiran ini hampir mencapai 12 persen dari total aset perbankan nasional.

Sedangkan di Indonesia, aset perbankan syariah periode Maret 2006 baru tercatat

1,40 persen dari total aset perbankan. Bank Indonesia memprediksi, akselerasi

pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia baru akan dimulai tahun ini.

Implementasi kebijakan office channeling, dukungan akseleratif

pemerintah berupa pengelolaan rekening haji yang akan dipercayakan pada

perbankan syariah, serta hadirnya investor-investor baru akan mendorong

pertumbuhan bisnis syariah. Konsultan perbankan syariah, Adiwarman Azwar

Page 9: DDD

9

Karim, berpendapat, perkembangan perbankan syariah antara lain akan ditandai

penerbitan obligasi berbasis syariah atau sukuk yang dipersiapkan pemerintah.

Sejumlah bank asing di Indonesia, seperti Citibank dan HSBC, bahkan

bersiap menyambut penerbitan sukuk dengan membuka unit usaha syariah.

Sementara itu sejumlah investor dari negara Teluk juga tengah bersiap membeli

bank-bank di Indonesia untuk dikonversi menjadi bank syariah. Kriteria bank

yang dipilih umumnya beraset relatif kecil, antara Rp 500 miliar dan Rp 2 triliun.

Setelah dikonversi, bank-bank tersebut diupayakan melakukan sindikasi

pembiayaan proyek besar, melibatkan lembaga keuangan global.

Adanya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank

Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI)dengan tujuan mengakomodir berbagai aspirasi dan pendapat di masyarakat

terutama masyarakat Islam yang banyak berpendapat bahwa bunga bank itu haram

karena termasuk riba dan juga untuk mengambil prinsip kehati-hatian. Apabila

dilihat dari segi ekonomi dan nilai bisnis, ini merupakan terobosan besar karena

penduduk Indonesia 80% beragama islam, tentunya ini bisnis yang sangat

potensial. Meskipun sebagian orang islam berpendapat bahwa bunga bank itu

bukan riba tetapi faedah, karena bunga yang diberikan atau diambil oleh bank

berjumlah kecil jadi tidak akan saling dirugikan atau didzolimi, tetapi tetap saja

bagi umat islam berdirinya bank-bank syariah adalah sebuah kemajuan besar.

Tetapi sistem perbankan syariah di Indonesia masih belum sempurna atau

masih ada kekurangannya yaitu masih berinduk pada Bank Indonesia, idealnya

pemerintah Indonesia mendirikan lembaga keuangan khusus syariah yang

setingkat Bank Indonesia yaitu Bank Indonesia Syariah.

Page 10: DDD

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang

dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam.

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

2. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank

dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau

kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.

3. Produk Perbankan Syariah

a. Jasa untuk peminjam dana

Mudhorobah

Musyarokah

Murobahah

Takaful (asuransi Islam)

a. Jasa untuk penyimpan dana

Wadi'ah (jasa penitipan)

Deposito Mudhorobah

Page 11: DDD

11

B. Saran

Kurangnya pengetahuan tentang prinsip perbankan syariah, sehingga

masih banyak masyarakat yang kurang percaya dan kurang merasa mudah

menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam prinsip-prinsip Bank Syari'ah.

Didalam perbankan syari'ah telah diatur berbagai macam transaksi yang tidak

merugikan bagi kedua pihak. Karena jika sampai ada yang dirugikan dan

dirugikan maka sudah melanggar ajaran Islam itu sendiri. Prinsip perbankan

syari'ah itu sendiri bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits.

Selain itu juga, sistem perbankan syariah di Indonesia masih belum

sempurna atau masih ada kekurangannya yaitu masih berinduk pada Bank

Indonesia, idealnya pemerintah Indonesia mendirikan lembaga keuangan khusus

syariah yang setingkat Bank Indonesia yaitu Bank Indonesia Syariah.

Page 12: DDD

12

DAFTAR PUSTAKA

Hosen,M.N. “Buku Saku Perbankan Syariah”. Direktur Eksekutif PKES . Pusat

Komunikasi Ekonomi Syariah. Jakarta, Nopember 2005.

Islamic Banking & Finance Asia Conference. The Asia Business Forum.

Singapore, 31 Jan-1 Februari 2005.

Page 13: DDD

13

PRODUK BANK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (BLKL)

Dosen :

Lilis Suryani, SE,MM

Disusun Oleh :

Nama : MAULANA MUSTAKIM

NIM : 2011050361

Kelas : VI (Pagi)

PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

2O14

Page 14: DDD

14

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt, akhirnya

penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Produk Bank”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan

Lembaga Keuangan Lainnya (BLKL) di Universitas Pamulang.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah memberikan masukan dan dorongan dalam membantu

terselesaikannya makalah ini. Semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah swt.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan

masih terdapat kekurangan yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang

penyusun miliki. Dengan demikian, penyusun sangat mengharapkan saran dan

kritik dari semua pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dengan segala pengharapan dan do’a, semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi penyusun khususnya juga pembaca pada umumnya.

Pamulang, Januari 2014

Penyusun

Page 15: DDD

15

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ………………………………………………..……… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…... ii

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………..… 1

BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………………. 3

A. Peraturan Bank Indonesia ………………………………….

B. Perbankan Syariah ………………………………………….

C. Prinsip Perbankan Syariah …………………………………..

D. Produk Perbankan Syariah ………………………………….

E. Bentuk dan Produk-produk Bank ………………………….

F. Tantangan Pengelolaan Dana ……………………………….

3

4

4

5

7

8

BAB III : KESIMPULAN ………………………………………...……

A. Kesimpulan ………………………………………………….

B. Saran ………………………………………………………….

10

10

11

DAFTAR PUSTAKA