definisi citra penginderaan jauh dan aplikasinya
TRANSCRIPT
Definisi Citra Penginderaan Jauh dan Aplikasinya!
Jawab :
Citra merupakan gambaran suatu gejala atau objek hasil rekaman dari sebuah
sensor, baik dengan cara optik, elektrooptik maupun elektronik. Citra merupakan
salah satu jenis data hasil penginderaan jauh yang berupa data visual/gambar.
Citra sering disebut dengan Image atau Imagery. Hasil penginderaan jauh selain
citra misalnya adalah data digital atau data angka/numerik. Lebih lanjut citra
dibedakan atas citra foto dan citra nonfoto. Citra foto (kemudian
disebut foto udara) merekam dengan kamera, perekamannya
secara serentak untuk satu lembar foto udara dan menggunakan
tenaga tampak atau perluasannya (ultraviolet atau inframerah
dekat). Citra nonfoto merekam dengan sensor lain selain kamera
(sensor yang mendasarkan atas penyiaman atau scaning).
Perekamannya bagian demi bagian dan dapat menggunakan
bagian mana pun dari seluruh jendela atmosfer, bahkan dapat
menggunakan pita serapan di dalam penginderaan jauh.
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data
dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari
sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari
pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain).
Berikut ini beberapa pemanfaatan penginderaan jauh secara umum :
A. Dalam kajian fenomena hidrologi
Pemanfaatan penginderaan jauh dalam kajian hidrologi antara lain :
1. Pengamatan DAS.
Dalam hal ini, informasi spasial di Daerah Aliran Sungai atau daerah sekitar
yang mempengaruhinya perlu diketahui sesuai dengan kondisi riil saat ini.
Penggunaan data Penginderaan Jauh Landsat dapat memberikan gambaran
secara keruangan tentang bencana banjir dan longsor yang menimpa suatu
daerah .
2. Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir
Citra penginderaan jauh satelit, dapat dimanfaatkan sebagai data untuk
memahami dan menganalisis luas areal yang tergenang oleh banjir secara
spasial.
3. Pemetaan pola aliran sungai.
Pola aliran merupakan pola dari organisasi atau hubungan keruangan dari
lembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang kering atau
tidak dialiri sungai. Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan,
struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan geomerfologi dari daerah
alairan sungai. Dengan demikian pola aliran sangat berguna dalam
interpretasi kenampakan geomorfologis, batuan dan struktur geologi. Citra
satelit yang paling baik digunakan untuk pembuatan peta pola aliran adalah
citra radar yang menghasilkan kenampakan tiga dimensi yang paling baik.
Keunggulan dari citra radar salah satunya adalah sangat baik menggambarkan
topografi permukaan bumi. Pola aliran mempunyai berbagai jenis pola,
diantaranya ialah dendritic, paralel, radial, trelis, rectangular, centripetal,
angular dan multibasinal. Yang semuanya memiliki tipe sendiri-sendiri yang
membedakan antara satu pola aliran dengan pola aliran yang lain.
4. Studi sedimentasi sungai.
Kaitanya dengan sedimentasi sungai cintra penginderaan jauh dapat
digunakan untuk menganalisis perkembangan sedimentasi dari waktu
kewaktu dengan cara membandingkan citra dari waktu yang berbeda sehingga
dapatb di ketahui perkembangan sedimentasinya.
B. Dalam kajian fenomena klimatologi (NOAA, Meteor dan GMS)
Pemanfaatan penginderaan jauh dalam kajian hidrologi antara lain :
1. Pengamatan iklim suatu daerah.
Sejak tahun 1999 LAPAN telah mengembangkan dan mengoperasionalkan
model prediksi curah hujan bulanan di Indonesia berdasarkan suhu
permukaan laut Pasifik Tropik. Model prediksi curah hujan ini dapat
memprediksi kondisi curah hujan secara global di Indonesia untuk periode 4
bulan
2. Analisis cuaca.
Data MTSAT kanal inframerah yang diterima kemudian diolah menjadi suhu
kecerahannya (brightness temperature) dan diklasifikasikan potensi hujannya
berdasarkan tinggi rendahnya suhu kecerahan awan. Semakin rendah suhu
awan akan menyebabkan terjadinya kondensasi sehingga berpotensi tinggi
untuk menimbulkan hujan, sebaliknya semakin tinggi suhu awan maka
potensi hujannya rendah.
3. Pemetaan iklim dan perubahannya
Dengan adanya citra dapat digunakan sebagai basemap dalam pembuatan peta
iklim. Dengan menginterpretasi peta akan di ketahui perubahan iklim yang
terjadi dari waktu ke waktu. Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi
geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial yang
disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil
perekaman citra satelit sumber alam yang berupa iklim secara kontinu. Peta
citra memberikan semua informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya
generalisasi.
C. Dalam kajian sumber daya bumi dan lingkungan
1. Pemetaan penggunaan lahan.
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah
pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi
ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil
yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan
dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi
teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial
dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan
dapat dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan
pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian
atau budidaya permukiman.
2. Mengumpulkan data kerusakan lingkungan karena berbagai sebab.
Data dan teknologi penginderaan jauh tentu saja dapat dimanfaatkan terutama
dalam kegiatan pemantauan bencana alam. Melalui data penginderaan jauh
dalam hal ini citra Landsat ETM+ dapat untuk mengetahui tutupan vegetasi di
daerah hutan atau adanya indikasi penggundulan hutan. Lapisan tanah yang
relatif tebal tersebut terutama sekali tersebar pada bagian lereng-lereng
bawah, sebagian tertutupi oleh tumbuhan hutan tropis savana (warna hijau),
sebagian dimanfaatkan penduduk setempat untuk tanaman semusim dan
sebagian lagi terutama tampak jelas pada citra satelit Landsat ETM+ spot
berwarna merah terang yang mengindikasikan lahan yang telah gundul
3. Analisis eksploitasi sumber daya alam.
Citra inderaja dengan resolusi spasial menengah (30 meter) dapat
memberikan gambaran mengenai wilayah pertambangan cukup baik. Untuk
dapat memperoleh gambaran wilayah pertambangan yang lebih detail,
penggunaan citra resolusi tinggi diperlukan. Lingkungan pertambangan
secara garis besar tampak pada citra dari perubahan kondisi lingkungan fisik
seperti misalnya perubahan bentuk mukabumi (landscape), perubahan tutupan
vegetasi (land cover) dan akibat dari penggalian tambang, khususnya galian
di permukaan bumi. Wilayah pertambangan yang dikelola dengan baik pada
umumnya relatif teratur, efisien dan rapih sebaliknya apabila pengelolaannya
kurang baik perusakan permukaan tidak teratur dan acak.
D. Dalam kajian oceanografi
1. Pengamatan sifat fisis air laut
Dalam pengamatan sifat fisis air laut sebagi contoh adalah pengamatan suhu
air laut dengan menggunakan citra termal hal ini bisa dianalisis suhu air laut
dari waktu kewaktu secara keruangan.
2. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
Menggunakan citra dapat diketahui daerah yang mengalami pengurangan dan
yang mengalami penambahan material.
3. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
E. Dalam kajian Vulkanologi
Data penginderaan jauh untuk kegunungapian dapat memberikan informasi
mengenai bentuk dan sebaran produk erupsi seperti endapan piroklastik,
aliran dan kubah lava dari bentuknya yang khas. Disamping itu data
penginderaan jauh dapat juga memberikan gambaran mengenai komplek
vulkanik dan sejarah erupsinya yang tercermin dari perbedaan derajat
erosi,gunungapi aktif dengan sebaran piroklastik dan aliran lahar
F. Dalam kajian geologi
Bencana alam seperti gempa, gerakan tanah, letusan gunungapi dan banjir
merupakan jenis bencana yang berkaitan erat dengan proses dinamika bumi.
Gejala geologi tersebut sangat umum terjadi di Indonesia karena letaknya di
jalur tektonik aktif di satu pihak dan kondisi klimatologi denga curah hujan
tahunan tinggi di lain pihak. Bencana alam geologi yang seringkali
mengakibatkan korban jiwa dan materi dalam hal tertentu dapat pula
berpengaruh terhadap kegiatan sektor pertambangan. Citra satelit
penginderaan jauh dapat memberikan informasi mengenai kerawanan
bencana alam tersebut secara regional dengan cepat dengan akurasi cukup
baik. Dengan menggabungkan dengan data lain yang berkaitan dengan
bencana tersebut, informasi lebih detail akan dapat diperoleh dengan lebih
baik
G. Sebagai alat untuk menemukan fakta
Citra yang menyajikan gambaran lengkap merupakan sumber data yang dapat
diinterpretasi secara cepat
H. Sebagai alat penelitian
Citra yang menyajikan gambaran sinoptik merupakan alat yang baik dalam
memberikan rekaman objek, gejala, atau daearah
I. Sebagai dasar penjelasan
Citra yang menyajikan gambaran lengkap dengan ujud dan letak yang mirip
wujud dan letak sebenarnya merupkan alat yang baik sekali untuk memahami
letak dan susunan gejala di muka bumi.
J. Sebagai alat dalam prediksi pengendalian.
Citra merupakan alat bantu secara visual yang bermanfaat di dalam prediksi
dan pengendalian, yaitu sebagai abstraksi kondisi masa yang akan datang dan
sebagai peta kerja.
Salah satu bentuk aplikasi citra penginderaan jauh dalam kajian hidrologi (Deputi
Bidang Penginderaan Jauh LAPAN)
Salah satu bentuk aplikasi citra penginderaan jauh dalam kajian bencana alam
geologi (Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN)
Salah satu bentuk aplikasi citra penginderaan jauh dalam kajian vulkanologi
(Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
DEFINISI CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN
APLIKASINYA
MATA KULIAH CITRA PENGINDERAAN JAUH
Oleh : Alfonsus I S Simalango No. Mhs : D611 08 289
MAKASSAR
2 0 1 3