definisi dari teori dan kerangka berfikir

13
Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir Dalam Suatu Penelitian, Skripsi, Thesis 1) ARTI SEBUAH TEORI DALAM PENELITIAN Dalam penulisan laporan penelitian baik skripsi maupun thesis harus menyertakan Teori dan Kerangka Berfikir. Namun seringkali banyak orang masih salah dalam penulisan Teori, sehingga topiknya selalu berputar-putar dan cenderung tidak kontekstual dengan hal yang diteliti. Untuk mengatasi persoalan diatas maka hendaknya seorang peneliti harus memahami dasar pengertian sebuah Teori dan juga Bagaimana Penulisan Dasar Teori yang benar dalam sebuah penelitian. A. Pengertian Teori Menurut Suryabrata (dalam Sugiyono, 2009:79) setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian.Sedangkan Neumen (dalam Sugiyono, 2009:80) berpendapat Teori adalah seperangkap konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Sitirahayu (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Mark membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:

Upload: ganda-saputera-pane

Post on 22-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori berpikir

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

Dalam Suatu Penelitian, Skripsi, Thesis

1)     ARTI SEBUAH TEORI DALAM PENELITIAN

Dalam penulisan laporan penelitian baik skripsi maupun thesis harus menyertakan Teori dan

Kerangka Berfikir. Namun seringkali banyak orang masih salah dalam penulisan Teori, sehingga

topiknya selalu berputar-putar dan cenderung tidak kontekstual dengan hal yang

diteliti. Untuk mengatasi persoalan diatas maka hendaknya seorang peneliti harus memahami

dasar pengertian sebuah Teori dan juga Bagaimana Penulisan Dasar Teori yang benar dalam

sebuah penelitian.

A.    Pengertian Teori

Menurut Suryabrata (dalam Sugiyono, 2009:79) setelah masalah penelitian dirumuskan,

maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-

konsep, generalisasi-generelisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis

untuk pelaksanaan penelitian.Sedangkan Neumen (dalam Sugiyono, 2009:80)

berpendapat Teori adalah seperangkap konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi

untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel,

sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Sitirahayu (1999)

menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat

melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada. Mark membedakan adanya tiga

macam teori. Ketiga teori ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat

dibedakan antara lain:

1.      Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran

spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.

2.      Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim

titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist

3.      Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan

teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali

mempengaruhi data.

Berdasarkan pernyataan di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu teori

adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh

Page 2: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

melalui, jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, maka dia

bukan suatu teori. (Sugiyono, 2009:80)

B.     Tingkat dan Fokus Teori

Numan mengemukakan tingkatan teori  terbagi menjadi tiga, yaitu: Micro, Meso dan

Macro. Selanjutnya fokus teori dibedakan menjadi tiga yaitu: Teori Subtatif, Teori Formal,

dan Midle Range Theory. Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yang akan diuji

melalui pengumpulan data adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk

obyek yang akan diteliti. (Sugiyono, 2009:83)

C.    Kegunaan Teori dalam Penelitian

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam

penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi

untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan

sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam

proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.

Teori-teori pendidikan dapat dibagi menjadi teori umum pendidikan dan teori khusus

pendidikan. Teori umum pendidikan dapat dibagi menjadi filsafat-filsafat pendidikan (filsafat

ilmu pendidikan dan filsafat praktek pendidikan) dan Ausland pedagogik. Teori khusus

pendidikan dapat dibagi menjadi teknologi pendidikan (manajemen pendidikan, pengembangan

kurikulum, model-model belajar mengajar dan evaluasi pendidikan) dan ilmu pendidikan (ilmu

pendidikan makro dan mikro). Redja Mudyaharjo 2002 dalam (Sugiyono, 2009:88),

mengemukakan bahwa, sebuah teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep yang terpadu,

menerangkan dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Sebuah teori ada yang

berperan sebagai asumsi atau titi tolak pemikiran pendidikan, dan ada pula yang berperan

sebagai definisi atau keterangan yang menyatakan makna. Asumsi pokok pendidikan adalah

sebagai berikut:

1.      Pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu

yang belajar dan lingkungan belajarnya

2.      Pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yang baik atau

norma-norma yang baik

Page 3: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

3.      Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan berupa serangkaian

kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar, tertuju pada

pencapaian individu yang diharapkan.

Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan

untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti.

Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian,

karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya

fungsi teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga

selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah.

D.    Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan

sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan

variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan, akan tergantung

pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila

dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok

teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan

dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang

diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan.

Menurut Sugiyono, (2009:89) deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap

variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam

dari berbagai dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap

hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Langkah-langkah

untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:

1.    Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.

2.    Cari sumber-sumber bacaan yang banyak dan relevan dengan setiap variabel yang diteliti.

3.    Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.

Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian lihat penelitian permasalahan yang digunakan,

tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis dan saran yang

diberikan.

Page 4: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

4.    Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, kemudian bandingkan

antara satu sumber dengan sumber lainnya dan dipilih definisi yang sesuai dengan penelitian

yang akan dilakukan.

5.    Baca seluruh isi topik buku sesuai dengan variabel yang akan diteliti lakukan analisis renungkan,

dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang

dibaca.                                           

2)    ARTI KERANGKA BERFIKIR DALAM PENELITIAN

Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti

harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang

membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala

yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa

meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu berpikir

yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa

tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang

hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya

digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A.    Definisi Kerangka Pikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa “Kerangka

berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka

berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya,

sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu

bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.”

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang

akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan

dependen, bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu

dijelaskan, mengapa variabel itu diikutkan. Pertautan antar variabel tersebut tersebut selanjutnya

dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian yang didasarkan pada kerangka berpikir.

Page 5: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka berpikir. Kerangka berpikir

pada umumnya hanya diperuntukkan pada jenis Penelitian Kuantatif. Untuk Penelitian

Kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara

langsung oleh penulis. Sedangkan untuk Penelitian Tindakan Kelas kerangka berpikirnya

terletak pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka

berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis.

Kerangka berpikir menerangkan :

1.      Mengapa penelitian dilakukan?

Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan.

seperti, membandingkan hasil penelitian yang telah ada dengan penelitian yang sedang atau yang

akan dilakukan, membantah atau membenarkan hasil penelitian sebelumnya, atau menemukan

suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab masalah-masalah yang ada.

2.      Bagaimana proses penelitian dilakukan ?

Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang akan

diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan metode sampling, olah literarute (studi

pustaka), studi kasus dan lain sebagainya.

3.      Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?

Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari pemikiran yang sebelumnya

tercantum dalam kerangka pemikiran, walaupun secara umum tidak semuanya apa yang di

inginkan tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.

4.      Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu “mengapa penelitian itu

dilakukan”? yakni untuk mencari kebenaran akan sesuatu masalah yang kontroversi di kalangan

masyarakat atau untuk membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun. Pada

intinya hasil penelitian yang diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak kalangan masyarakat,

sehingga penelitian itu tidak di anggap sia-sia.

Penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono (2011:62)

1.        Menetapkan variabel yang diteliti

2.        Membaca buku dan hasil penelitian

3.        Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian

4.        Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian

Page 6: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

5.        Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian

6.        Sintesa kesimpulann

7.        Kerangka berpikir

8.        Hipotesis

Contoh: yang akan diteliti adalah masalah Prestasi belajardalam hubungannya

dengan Gaya Belajar, maka penyajiannya dimulai dari Prestasi belajar lalu dikaitkan

dengan teori BelajarKeterkaitan dua variabel tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan teori

atau penelitian terdahulu yang dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang menyatakan

adanya hubungan atau pengaruh antar keduanya. Pada bagian akhir kerangka berpikir

umumnya disajikan hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan yang

menggambarkan hubungan antar variabel penelitian.

B.     Bagaimanakah Menyusun Kerangka Berpikir Penelitian?

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka

konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau

kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan

validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti

dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa

variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti.

Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara

komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam

rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya. Pada dasarnya esensi

kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang

didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan. (2) Kerangka logika

(logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan

dalam kerangka teori. (3) Model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk

gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau

merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga

pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis. Dengan demikian, uraian atau paparan

yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis

dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti

Page 7: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan

untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti.

Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan,

yakni: kerangka teoritis ,   kerangka konseptual, dan kerangka operasional . Kerangka teoritis atau

paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand

theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Kerangka konseptual

merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi

teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang

terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-

konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang

diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel

tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang

bersangkutan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun kerangka

berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan

diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi

teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel

yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara

mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur.

Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual,

dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat

per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir

merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga

munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti.

Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara  ilmiah (memadukan

antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka

peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta melakukan

kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang

dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam

menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta

Page 8: Definisi Dari Teori Dan Kerangka Berfikir

laporan-laporan penelitian terdahulu. Selanjutnya secara sederhana penyusunan kerangka

berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1.      Menentukan  paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan

kerangka operasional variabel yang akan diteliti.

2.      Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan

berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu: (a) Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu

tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang

telah ada, yang telah dinyatakan benar). (b) Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu

tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada

konsep atau variabel dependen). (c) Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang

menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.

3.      Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis

dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan

masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-

hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan

penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya

untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah

sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari

kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).

4.      Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi

kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan

matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi

kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b)

prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d)

jumlah parameter yang diestimasi.