definisi, epidemiologi, management, komplikasi, prognosis luka bakar
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
1/25
BURN INJURY
DEFINISI
Burn adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak dengalkkll
n panass kering (api), panas lembab (uap/cairan panas), kimiawi (bahan-bahan korosif), barang-barang
electric (aliran listrik), friksi, atau energy electromagnetic dan radiasi.
EPIDEMIOLOGI
Menurut the National Institutes of General Medical Sciences, sekitar 1,1 juta luka-luka bakar yang
membutuhkan perawatan medis setiap tahun di Amerika Serikat. Di antara mereka terluka, sekitar
45.000 memerlukan rawat inap dan sekitar 4.500 meninggal setiap tahun dari luka bakar. Ketahanan
hidup setelah cedera luka bakar telah meningkat pesat selama abad kedua puluh. Perbaikan resusitasi,
pengenalan agen antimikroba topikal dan, yang lebih penting, praktek eksisi dini luka bakar memberikan
kontribusi terhadap hasil yang lebih baik. Namun, cedera tetap mengancam jiwa.
Di Amerika Serikat, sekitar 2,4 juta luka bakar dilaporkan per tahun. Sekitar 650.000 dari cedera
ditangani oleh pusat-pusat perawatan luka bakar, 75.000 dirawat di rumah sakit. Dari mereka yang
dirawat di rumah sakit, 20.000 yang mengalami luka bakar besar telah melibatkan paling sedikit 25%
dari total permukaan tubuh mereka. Antara 8.000 dan 12.000 pasien dengan luka bakar meninggal, dan
sekitar satu juta akan mempertahankan cacat substansial atau permanen yang dihasilkan dari luka bakar
mereka.
Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, dalam jangka waktu 5 tahun (2001-2005) jumlah
penderita luka bakar yang dirawat baik rawat jalan maupun rawat inap adalah 120 penderita, dengan
angka kematian sebanyak 19 pasien atau sekitar 15,83.
INSIDENSI
Insiden puncak luka bakar pada orang dewasa muda terdapat pada umur 20-29 tahun. Diikuti oleh
anak umur 9 tahun atau lebih mudah, luka bakar jarang terjadi pada umur 80 tahun ke atas.
Sekitar 80% luka bakar dapat terjadi di rumah. Pada anak umur 3-14 tahun, penyebab luka bakar
paling sering karena nyala api yang membakar baju. Pada orang dewasa, luka bakar paling sering
disebabkan oleh kecelakaan industri ataupun kebakaran yang terjadi di rumah akibat rokok.
FAKTOR RESIKO
Water heater diletakkan terlalu tinggi Tempat bekerja yang terexposure pada bahan kimia, listrik, atau radiasi
Anak-anak, dan orangtua karena tipisnya kulit jadi mudah terbakar Kecerobohan membuang puntung rokok Kabel listrik yang tidak terlindungi dengan baik
MANAGEMEN
PERTOLONGAN PERTAMA LUKA BAKAR
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
2/25
Untuk luka bakar yang disebabkan oleh panas:o Tidak berlari jika pakaian yang dikenakan terbakar. Berlari dapat mengibaskan api dan
api dapat naik ke wajah. Menutup api dengan selimut, jaket, atau karpet dan bergulung
ke tanah.
o Tidak melepaskan pakaian yang menempel pada area yang terbakar.o Menyiram luka dengan sejumlah besar air mengalir dingin atau memakai kain lembab
dingin.
o Tidak menggunakan es atau air es pada daerah yang terkena. Hal ini dapatmenyebabkan kerusakan pada kulit.
o Tidak mengoleskan mentega, petroleum jelly, atau pengobatan rumah lain pada kulityang terbakar.
o Menggunakan kain kering dan bersih untuk menutupi daerah yang terkena.o Meninggikan atau mengangkat tangan dibakar atau kaki lebih tinggi dari jantung ketika
duduk atau berbaring.
Untuk luka bakar yang disebabkan oleh bahan kimia:o Segera melepaskan pakaian atau perhiasan yang terkena tumpahan bahan kimia.o Menyiram cairan kimia dari kulit dengan air dingin mengalir dalam jumlah yang banyak.
Menghindari percikan bahan kimia ke mata.
o Menyikat bahan kimia kering dari kulit jika sejumlah besar air tidak tersedia. Air dalamjumlah kecil akan mengaktifkan beberapa bahan kimia, seperti kapur, dan menyebabkan
lebih banyak kerusakan. Berhati-hati untuk tidak terkena bahan kimia pada mata.
o Tidak mengoleskan mentega, petroleum jelly, atau pengobatan rumah lainnya pada kulitterbakar oleh bahan kimia.
o Memberikan perban bersih yang tidak lengket untuk melindungi area yang terbakar darikotoran dan luka lainnya.
Untuk luka bakar yang disebabkan oleh tar:o Melepaskan perhiasan atau pakaian ketat dari area yang terbakar sebelum kulit mulai
membengkak. Tidak melepaskan pakaian yang melekat pada luka bakar.
o Mencuci tar dan daerah yang terkena dengan air mengalir dingin dalam jumlah yangbanyak.
o Setelah tar didinginkan, menghapus tar dengan menerapkan antibiotik, petroleum jelly,atau mayones untuk kulit. Dapat juga digunakan campuran minyak mineral dan air
dingin.
Untuk luka bakar yang disebabkan oleh kontak listrik:o Menggunakan alat/bahan yang terbuat dari kayu atau karet untuk menggerakkan orang
yang terkena jauh dari sumber listrik.
o Menutup luka bakar listrik dengan perban yang kering dan longgar.o Pergi ke rumah sakit terdekat. Luka bakar listrik mungkin tidak jelas, tetapi dapat meluas
ke dalam jaringan.
Mencari pertolongan medis darurat bila luka bakar mengenai wajah, tangan, kaki, inguinal, pantat, atau
sendi besar.
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
3/25
FIRST AID FOR BURN
Untuk major burns (second and third degree burns)
1. Pindahkan korban dari lokasi pembakaran, pikirkan juga keselamatan diri sendiri.2. Singkirkan semua bentuk burning material dari pasien.3. Telpon 911 atau jalur emergensi lainnya jika dibutuhkan.4. Ketika koban telah ada di tempat yang aman, jagalah pasien agar tetap hangat dan tenang.
Cobalah untuk membungkus area luka dengan kain bersih jika tersedia. Jangan gunakan air
dingin untuk membalut atau mengompres pasien karena hal ini dapat memnyebabkan suhu
tubuh pasien drop dan menyebabkan hypothermia.
Burn pada wajah, lengan dan kaki harus selalu diperhatikan secara signifikan.
Untuk minor burns (burn derajat satu atau derajat dua termasuk small area pada tubuh)
Cuci luka perlahan dengan air hangat suam-suam kuku. Jangan gunakan mentega untuk mengobati luka. Singkirkan benda yang berpotensi menjadi benda penkonstriksi seperti cincin, gelangdan yang
lainnya (edema atau swelling dari inflammasi mungkin saja terjadi, dan benda-benda ini dapat
saja merobek kulit).
Oleskan salep topical antibiotic meliputi luka bakar seperti Bacitracin or Neosporin. Jika terdapat luka yang dalam dan mungkin saja burn tingkat kedua atau ketiga, medical care
harus dilakukan.
Imunisasi tetanus dapat dilakukan jika dibutuhkan.KRITERIA UNTUK RUJUKAN RUMAH SAKIT
Hospitalisasi dan penanganan luka bakar secara khusus ditentukan dengan beberapa faktor,
diantaranya:1. Keparahan gejala akibat smoke inhalation (memiliki gejala inhalation injury)2. Keparahan dari luka bakar3. Luka bakar >5-10% TBSA4. Selain memperhatikan luka bakar, maka perlu juga diperhatikan:
a. Keparahan dari gejaja respiratoryb. Ada atau tidaknya masalah premorbid
http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=3867http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=3867 -
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
4/25
c. Lingkungan dan kehidupan sosial pasienBeberapa tipe penanganan sesuai keadaan pasien:
1. Indikasi untuk observasi selama 1-2 jam kemudian diperbolehkan pulang dari UGDa. Pasien sehatb. Gejala respiratory ringan (misal: terkadang ada wheezing, sputum sedikit, CoHb normal,
BGA normal)
c. Memiliki sanak saudara/teman dengan tempat yang dapat diinapi sementara2. Indikasi untuk observasi yang lebih lama
a. Kondisi patologis kardiovaskular atau pulmo yang ada sebelum terkena luka bakarb. Gejala yang berhubungan dengan smoke inhalation
3. Indikasi untuk observasi detail di medical-surgical unit dan pemberian treatment simptomatika. Gejala pernafasan yang sedang (misal: wheezing sering, suara serak, sputum cukup
banyak, CoHb dan BGA normal.
4. Indikasi untuk intubasi dan admisi ke ICU atau burn unita. Gejala perbafasan yang parah (misal:air hunger, severe wheezing, produksi sputum
banyak, abnormal BGA, CoHb bisa normal maupun abnormal.
KRITERIA RUJUK KE BURN CENTER
Pasien yang butuh dibawa ke burn center setelah sebelumnya dilakukan penilaian awal dan stabilisasi di
ruang emergensi :
1. Luka bakar tingkat 2 dan 3, > 10% TBSA, usia pasien 50 thn.2. Luka bakar tingkat 2 dan 3, > 20% TBSA, usia pasien 10-50 thn.3. Luka bakar tingkat 2 dan 3, dan ada luka yang mengenai wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum
dan sendi utama.
4. Luka bakar tingkat 3, > 5% TBSA5. Electrical burn6. Chemical burn7. Inhalation burn8. Pasien luka bakar yang memiliki riwayat penyakit, sehingga membutuhkan perlakuan,
managemen khusus, dan memiliki resiko kematian lebih besar.
9. Pasien disertai fraktur10.Luka bakar pada anak yang dirujuk ke RS tanpa personel dan peralatan untuk pediatric.11.Luka bakar yang melibatkan aspek social dan emosional.
KRITERIA MEDIS UNTUK OUTPATIENT
1. Tidak ada komplikasi dari thermal injury seperti inhalation injury2. Resusitasi cairan sudah terpenuhi3. Keadaan pada saat masih di RS sudah stabil4. Intake nutrisi sudah mencukupi5. Tidak ada rasa nyeri berlebihan6. Tidak ada komplikasi sepsis
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
5/25
Pastikan pasien memiliki keluarga atau kerabat yang akan membantu dalam kegiatan sehari-hari
pasien (seperti makan, kebersihan diri) juga membantu dalam proses penyembuhan misal mengganti
wound dressing setiap hari, minum obat dan fisioterapi sederhana
PERAWATAN LUKA
Perawatan luka diarahkan untuk meningkatkan penyembuhan luka. Perawatan luka sehari-
hari meliputi membersihkan luka, debridemen, dan pembalutan luka.
1) Hidroterapi
Membersihkan luka dapat dilakukan dengan cara hidroterapi. Hidroterapi ini terdiri dari
merendam (immersion) dan dengan shower (spray). Tindakan ini dilakukan selama 30 menit
atau kurang untuk klien dengan LB acut. Jika terlalu lama dapat meningkatkan pengeluaran
sodium (karena air adalah hipotonik) melalui luka, pengeluaran panas, nyeri dan stress. Selama
hidroterapi, luka dibersihkan secara perlahan dan atau hati-hati dengan menggunakan berbagai
macam larutan seperti sodium hipochloride, providon iodine dan chlorohexidine. Perawatan
haruslah mempertahankan agar seminimal mungkin terjadinya pendarahan dan untuk
mempertahankan temperatur selama prosedur ini dilakukan. Klien yang tidak dianjurkan untuk
dilakukan hidroterapi umumnya adalah mereka yang secara hemodinamik tidak stabil dan yang
baru dilakukan skin graft. Jika hidroterapi tidak dilakukan, maka luka dapat dibersihkan dan
dibilas di atas tempat tidur klien dan ditambahkan dengan penggunaan zat antimikroba.
2) Debridemen
Debridemen luka meliputi pengangkatan eschar. Tindakan ini memiliki dua tujuan :
Untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda asing,sehingga pasien dilindungi terhadap kemungkinan invasi bakteri.
Untuk menghilangkan jaringan yang sudah mati atau eskar dalam persiapan bagi graftdan kesembuhan luka.
Debridemen luka pada luka bakar meliputi debridemen secara mekanik, debridemen enzymatic,
dan dengan tindakan pembedahan.
a) Debridemen mekanik
Debridemen mekanik yaitu dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan gunting dan
forcep untuk memotong dan mengangkat eschar. Penggantian balutan merupakan cara lain
yang juga efektif dari tindakan debridemen mekanik. Tindakan ini dapat dilakukan dengan cara
menggunakan balutan basah ke kering (wet-to-dry) dan pembalutan kering kepada balutan
kering (wet-to-wet). Debridemen mekanik pada LB dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat,
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
6/25
oleh karena itu perlu terlebih dahulu dilakukan tindakan untuk mengatasi nyeri yang lebih
efektif.
b) Debridemen enzymatic
Debridemen enzymatik merupakan debridemen dengan menggunakan preparat enzymtopical proteolitik dan fibrinolitik. Produk-produk ini secara selektif mencerna jaringan yang
necrotik, dan mempermudah pengangkatan eschar. Produk-prduk ini memerlukan lingkungan
yang basah agar menjadi lebih efektif dan digunakan secara langsung terhadap luka. Nyeri dan
perdarahan merupakan masalah utama dengan penanganan ini dan harus dikaji secara terus-
menerus selama treatment dilakukan.
c) Debridemen pembedahan
Debridemen pembedahan luka meliputi eksisi jaringan devitalis (mati). Terdapat 2
tehnik yang dapat digunakan : Tangential Excision dan Fascial Excision. Pada tangential exccision
adalah dengan mencukur atau menyayat lapisan eschar yang sangat tipis sampai terlihat
jaringan yang masih hidup. sedangkan fascial excision adlaah mengangkat jaringan luka dan
lemak sampai fascia. Tehnik ini seringkali digunakan untuk LB yang sangat dalam.
3) Pembalutan luka
Berikan balutan setiap hari pada luka terus-menerus sampai penyembuhan total terjadi atau
intervensi bedah diperlukan untuk penutupan luka. Di masa lalu, ahli bedah luka bakar
mengganti balutan dua kali sehari. Dalam prakteknya sekarang, penggantian balutan dilakukan
sehari sekali, menghasilkan penurunan yang signifikan dalam biaya, waktu perawatan dan nyeri.
Penggantian balutan dua kali sehari masih diindikasikan untuk pasien dengan luka yang sedangatau sudah terinfeksi atau dengan jumlah eksudat yang berlebihan. Selama penggantian
balutan, bersihkan luka dengan spons halus ukuran pori sel yang direndam dalam poloxamer
188, gel yang larut dalam air, untuk menghapus antibiotik topikal seluruhnya. Eskar yang
melekat longgar biasanya dapat dihilangkan dengan spons, tetapi forsep mungkin diperlukan
untuk memfasilitasi debridemen di samping tempat tidur. Setelah membersihkan luka, luka
ditutup dengan krim antibiotik. Balutan dapat diganti kurang lebih 20 menit sesudah pemberian
analgetik. Pambalut luar dapat digunting dengan gunting yang ujungnya tumpul (gunting
perban), sedangkan balutan yang kotor dilepas dan dibuang dengan mengikuti prosedur untuk
pembuangan bahan-bahan yang terkontaminasi. Balutan atau kasa yang menempel pada luka
dapat dilepas tanpa menimbulkan sakit jika sebelumnya dibasahi dengan larutan salin ataubilamana pasien dibiarkan berendam selama beberapa saat dalam bak rendaman. Pembalut
sisanya dapat dilepas dengan hati-hati dan perlahan-lahan memakai forseps atau tangan yang
mengenakan sarung tangan steril. Kemudian luka dibersihkann dan dibebridemen untuk
menghilangkan debris, setiap preparat topikal yang tersisa, eksudat dan kulit yang mati.
Gunting serta forseps yang steril dapat digunakan untuk memangkas eskar yang lepas dan
mempermudah pemisahan kulit yang sudah mati. Setiap perubahan dari penggantian
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
7/25
pemabalut sebelumnya harus dicatat. Karena prosedur perawatan luka, khususnya perendaman
dalam bak, merupakan tindakan yang menimbulkan stres metabolik, kondisi pasien harus
diperiksa untuk menilai tanda-tanda menggigil, kelelahan, perubahan status hemodinamika dan
rasa nyeri yang tidak berkurang dengan pemberian analgetik atau pun teknik relaksasi. kalau
lukanya bersih, daerah yang terbakar ditutul sampai kering dan preparat topikal yang diresepkan
dioleskan pada daerah tersebut. Luka tersebut kemudian ditutup dengan beberapa lapis kasa
pembalut.
TERAPI ANTIBIOTIK TOPIKAL
Terapi antibiotik topikal tidak mensterilkan luka bakar tetapi hanya mengurangi jumlah bakteri
dapat dikendalikan oleh mekanisme pertahanan tubuh pasien sendiri. Terapi topikal akan meningkatkan
upaya untuik mengubah luka yang terbuka dan kotor menjadi luka yang tertutup bersih. Kriteria untuk
pemilihan preparat topikal mencakup hal-hal berikut :
1. Preparat tersebut harus efektif terhadap mikroorganisme gram negatif, pseudomonas,aeruginosa, staphylococcus aureus dan bahkan jamur.
2. Preparat tersebut harus efektif secara klinis.3. Preparat tersebut harus dapat menembus eskar tetapi secara sistemik tidak toksit.4. Preparat tersebut tidak akan kehilangan kekefektifan agar infeksi lain tidak terjadi.5. Preparat tersebut cost-effective, mudah diperoleh serta dapat diterima oleh pasien.6. Preparat mudah dipakaiAda tiga preparat topikal yang paling sering digunakan, yaitu silver sulfadiazin (silvadene),
silvernitrat dan mafenide asetata (sulfamylon). Banyak preparat topikal lainnya yang juga tersedia
seperti salep povidon-iodin (10%), gentamisin sulfat, nitrofurazon (furazin), larutan dakin, asam asetat,
mikonazol,dan klortrimazol.
Silver Sulfadiazin (Silvadene) tetap merupakan krim antimikroba yang paling populer. Agen ini
memiliki berbagai aktivitas antimikroba atau antibakteri spektrum luas terutama sebagai profilaksis
terhadap infeksi luka bakar. aktivitas dan memiliki komplikasi yang relatif sedikit pada luka bakar. Silver
sulfadiazin murah, mudah digunakan dan tidak diserap secara sistemik. Ia akan menghancurkan kulit
mati dan merupakan kontraindikasi pada luka bakar yang baru dicangkok. Formulasi silver sulfadiazin
perak saat ini berisi karier larut lipid, polipropilen glikol, yang memiliki kelemahan tertentu, termasuk
pembentukan pseudoeschar.
Mefenide adalah agen alternatif yang dapat menembus eskar lebih efektif daripada sulfadiazin
perak. Oleh karena itu, sering digunakan pada luka yang terinfeksi yang tidak merespon perak
sulfadiazin. Mafenide adalah pilihan perawatan untuk luka bakar serius di telinga untuk mencegah
infeksi chondritis. Mafenide digunakan dengan hati-hati karena dapat menginduksi asidosis metabolik.
Mafenide asetat, baik dalam bentuk krim atau larutan, adalah antimikroba topikal yang efektif. Hal ini
efektif untuk kulit mati, merawat dan mencegah infeksi serta sangat baik untuk kulit segar grafts.
Mafenide diserap secara sistemik. Topikal silver nitrat ialah agen spektrum luas aktivitas antimikroba..
Untuk luka bakar yang hampir sembuh, kecil atau besar, salep topikal bacitracin, neomisin, dan
polymyxin B dapat digunakan. Ini juga berguna untuk luka bakar wajah yang parsial karena dapat
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
8/25
diterapkan dan dibiarkan Saat ini silver Sulfadiazin perak diformulasikan dengan poloxamer 188
sehingga sulfadiazin perak dapat dicuci dengan mudah dari luka karena kelarutan airnya, yang membuat
penggantian balutan menjadi jauh lebih nyaman. Jika pasien alergi terhadap sulfa, agen alternatifnya
termasuk Polysporin, Bacitracin, dan Bactroban. Sementara itu, agen-agen yang relatif murah ini dapat
mencetuskan alergi.
Poloxamer 188 mengandung bacitracin dan polimiksin B. Agen antibakteri ini tidak mengganggu
re-epitelisasi dari luka bakar. Nistatin topikal ditambahkan ke dalam gel ini pada luka dengan kolonisasi
pertumbuhan jamur. Salah satu keuntungan utama dari gel ini adalah bahwa gel ini dapat dicuci dengan
mudah dari permukaan luka setelah penggantian balutan.
Zat pembawa dalam krim luka bakar ini dapat memiliki dampak yang cukup besar pada hasil akhir
perawatan. Krim luka bakar nitrofurazon mengandung polietilen glikol yang dapat menyebabkan
penyerapan polietilen glikol pada pasien dengan luka bakar yang luas. Penyerapan polietilen glikol dapat
meningkatkan kesenjangan anion dan osmolalitas serum yang akan mengakibatkan kematian pasien. Hal
ini menghasilkan sindrom yang mirip dengan keracunan etilen glikol tetapi juga meliputi peningkatan
kalsium serum yang disertai dengan penurunan kalsium terionisasi. Penyebab tingginya kesenjangan
kalsium ini tampaknya disebabkan oleh pengikatan kalsium oleh metabolit asam dikarboksilat polietilen
glikol. Akibatnya, hindari penggunaan krim luka bakar yang mengandung polietilen glikol pada pasien
dengan luka bakar luas.
Meskipun terdapat kemajuan besar dalam pengembangan antimikroba topikal, invasi jamur
pada luka masih merupakan penyebab utama infeksi di pusat-pusat luka bakar. Meskipun pemakaian
luas dari agen antimikroba topikal, eksisi dini, dan praktik isolasi pasien dilakukan, kejadian infeksi luka
jamur tetap tidak berubah. Dengan kebanyakan pasien luka bakar parah yang mengalami imunosupresi,
kesulitan dalam mencegah atau memberantas infeksi jamur pada pasien ini tidak mengherankan.
Infeksi jamur menyertai luka bakar yang luas dan berhubungan dengan mortalitas pada pasien
luka bakar, terutama pada pasien dengan total area permukaan luka bakar antara 30% dan 60%. Asosiasi
ini bebas dari ukuran luka bakar, cedera inhalasi dan usia pasien. Dengan munculnya strategi diagnostik
baru, seperti serologi, teknik molekuler dan terapi antijamur baru dengan toksisitas yang rendah dari
perawatan standar seperti amfoterisin B intravena; penting dilakukan prediksi akurat dari infeksi jamur
pada luka bakar.
PENANGANAN NYERI (CONTROL PAIN)
Pasien luka bakar biasanya memiliki dua jenis rasa nyeri: background
dan prosedural. nyeri background berlaku setiap hari dengan sedikit variasi. Nyeri prosedural terjadi
selama terapi dan perawatan luka. Pendekatan yang lebih sering digunakan untuk mengatasi rasa nyeriadalah dengan menggunakan zat-zat farmakologik. Obat-obat farmakologik yang dapat digunakan
meliputi analgesik inhalasi seperti nitrous oxide, ketamine, dll. Obat antiinflamasi nonsteroid juga
dianjurkan untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang. Obatan NSAID biasanya tidak digunakan pada
pasien yang akan menjalani operasi karena peningkatan resiko pendarahan. Namun, ia dapat digunakan
untuk rasa sakit dan nyeri otot yang berkaitan dengan peningkatan pergerakan dan peningktan aktivitas.
Nyeri latar yang anti nyeri jangka panjang seperti methadone. Metadon memiliki paruh 6 jam dan dapat
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
9/25
mengurangi kebutuhan dosis tinggi agen lain. Akan tetapi, pasien metadon memerlukan tapering
sebelum penghentian dari obat. Untuk nyeri prosedural,obat jangka pendek adalah terbaik karena
perawatan luka biasanya dalam durasi pendek. Jika pasien memerlukan sesuatu yang lebih kuat
daripada analgesik oral, fentanyl adalah agen pilihan untuk nyeri prosedural.
Sedangkan tindakan Nonfarmakologik yang digunakan untuk mengatasi rasa nyeri yang berkaitandengan luka bakar meliputi hipnotis, guided imagery, terapi bermain, tehnik relaksasi, distraksi, dan
terapi musik. Tindakan ini efektif untuk menurunkan kecemasan dan menurunkan persepsi terhadap
rasa nyeri dan seringkali digunakan bersamaan dengan penggunaan obat-obat farmakologik.
OPERASI (CARE OF THE BURN WOUND)
Escharotomy
a) Thoracic escharotomy.Kecukupan oksigenasi dan ventilasi harus dipantau terus-menerus sepanjang periode resusitasi.
Ventilasi dapat dikompromi oleh dinding dada yang berhubungan dengan sifat kaku luka bakar
di toraks. Tekanan yang diperlukan untuk ventilasi dan pCO2 arteri meningkat. Bila diperlukan,
dilakukan, escharotomy bilateral dilakukan di garis aksila anterior. Jika ada perluasan signifikan
ke luka bakar, sayatan escharotomy harus diperluas dengan sayatan melintang sepanjang
margin kosta.
b) Escharotomy dari ekstremitas.Pembentukan edema pada jaringan di bawah, kulit mati yang mengelilingi ekstremitas dapat
menghasilkan kompromi vaskular yang signifikan. Jika dibiarkan tidak dirawat, akan
menyebabkan deficit vaskuler dan neurovaskuler yang permanen.. Warna kulit, sensasi,
pengisian kapiler dan nadi perifer harus dinilai per jam pada setiap ekstremitas dengan
sirkumferensial terbakar. Terjadinya tanda-tanda seperti sianosis, nyeri di jaringan dalam,
paresthesia progresif, penurunan progresitas atau tidak adanya denyut nadi, atau sensasi dingin
di ekstremitas dapat menunjukkan kurangnya kurangnya perfusi dari ektremitas distal. Doppler
ultrasound flowmeter adalah sarana yang dapat diandalkan untuk menilai darah arteri aliran,
kebutuhan untuk escharotomy, dan juga dapat digunakan untuk menilai kecukupan sirkulasi
setelah escharotomy. Bila perlu, escharotomy dapat dilakukan sebagai prosedur di sisi tempat
tidur dengan menggunakan pisau bedah steril atau elektrokauter. Anestesi lokal tidak
diperlukan namun, intravena opiat atau anxiolytics harus digunakan. Sayatan harus menghindari
neurovaskular utama dan struktur otot dan tendon, harus dilakukan di sepanjang mid medial
atau mid lateral dari ekstremitas. Untuk memungkinkan pemisahan pinggir insisi, sayatan harus
menembusi kulit mati, dermis yang utuh dan ke lemak subkutan. Sayatan harus meliputi luka
bakar yang konstriksi dan seluruh sendi yang terlibat. Jika satu sayatan escharotomy tidak
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
10/25
menghasilkan pemulihan perfusi distal yang memadai, escharotomy kedua pada sisi ujung
kontralateral yang ujung harus dilakukan.
Gambar. Eskarotomi dan Fasciotomi
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
11/25
NUTRISI
Efek gizi dari respon hypermetabolik luka bakar dinyatakan sebagai penggunaan energi
berlebihan dan kehilangan nitrogen yang banyak. Asupan nutrisi untuk penyediaan energi kalori untuk
menggantikan pengeluaran, meskipun nitrogen cukup untuk menggantikan atau mendukung protein
tubuh. Kebutuhan kalori
Besarnya kenaikan tingkat metabolik luka bakar berikut berkadar langsung dengan besar daerah
luka bakar. Keperluan energi total meningkat sehingga 15-100 persen dari kebutuhan dasar.
Rumus yang paling banyak digunakan adalah modifikasi persamaa Long Harris-Benedict .
Men
BMR (basal metabolic rate) = (66.47 13.75 weight 5.0 height = 6.76 age)
(activity factor) (injury factor)
Women
BMR = (655.10 9.56 weight + 1.85 height = 4.68 age)
(activity factor) (injury factor)Activity factor
Confined to bed: 1.2 Out of bed: 1.3
Injury factor
Minor operation: 1.20 Skeletal trauma: 1.35 Major sepsis: 1.60 Severe thermal burn: 1.5
KarbohidratKarbohidrat, dalam bentuk glukosa, menjadi sumber terbaik non protein untuk pasien luka
bakar.. Penyediaan glukosa penting karena jaringan menggunakan massa tubuh tanpa lemak
seperti otot untuk sumber energi jika gizi yang cukup tidak diberikan. Hiperglikemik pada pasien
luka bakar adalah akibat dari fluks glukosa yang dipercepat dan penurunan pemakaian di perifer.
Hipermetabolik mengarah pada defisit energi, gangguan fungsi glukosa, dan muscle wasting.
ProteinPemberian glukosa dan protein meningkatkan keseimbangan nitrogen dan memungkinkan lebih
banyak kalori yang akan digunakan untuk pemulihan keseimbangan nitrogen. Ini dapat
meningkatkan sintesis protein viseral dan otot, tanpa mempengaruhi laju katabolisme. Kedua
mekanisme meningkatkan keseimbangan nitrogen dan memadai pemberian glukosa (sekitar 7 g
/ kg per hari) dan protein (sekitar 2 g / kg per hari)
LemakPeran lemak sebagai sumber kalori nonprotein tergantung pada tingkat cedera dan kaitan
dengan hipermetabolik.Terdapat perubahan pada siklus substrat dan oksidasi lemak setelah
terjadi luka bakar. Lemak merupakan menjadi sumber kalori yang kurang baikt, terutama untuk
memelihara keseimbangan nitrogen dan massa tubuh tanpa lemak. Pasien dengan peningkatan
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
12/25
kadar metabolic dapat menggunakan kalori lemak secara efisien, tetapi pasien ini jarang
memerlukan dukungan nutrisi.
Vitamin dan MineralVitamin larut lemak vitamin (A, D, E, dan K) yang ekstensif disimpan dalam depot lemak dan
hanya habis perlahan-lahan. Semua vitamin harus dilengkapi. Pedoman National Advisory dapat
digunakan untuk luka bakar kecuali pasien dengan gejala defisiensi , kecuali vitamin C. Vitamin C
mempunyai peran penting dalam penyembuhan luka, dan adalah baik untuk melengkapi dosis
yang direkomendasi NAG / AMA dengan sekitar 1000 mg vitamin C setiap hari. Mineral dan
elemen penting ialah zink karena peran mereka dalam proses penyembuhan luka.
Rute AdministrasiRute dukungan nutrisi penting karena secara langsung mempengaruhi
hasil. Nutrisi enteral total adalah sangat banyak dilakukan untuk pasien luka bakar. Nutrisi
parenteral total digunakan ketika kegagalan enteral lengkap. Gastroparesis mungkin membatasi
nutrisi intragastric, terutama pada awal periode postburn.
Komposisi Nutrisi enteralPada pasien luka bakar, diet tinggi protein, tinggi karbohidrat, rendah lemak dengan serat
optimal disarankan. suplemen yang tepat dapat dimasukkan seperti vitamin, mineral dapat
menambah manfaat nutrisi enteric total. Pemantauan pemberian nutrisi untuk menilai toleransi
dan efektivitas adalah sama pentingnya dengan pemilihan formula atau waktu inisiasi.
WOUND MANAGEMENT
Kulit merupakan organ tubuh yang terbesar serta mempunyai luas permukaan yang paling besar.Kerusakan yang luas pada kulit akan mempengaruhi fungsinya.
Tujuan utama pengobatan luka pada luka bakar adalah memberikan perlindungan baru agar fungsi-fungsi kulit tidak hilang secara menyeluruh. Perlindungan ini, terutama terhadap infeksi dan suhu
dingin.
Pada luka bakar derajat I & II diharapkan regenerasi spontan dari epitel, maka yang terpentingadalah menjaga kebersihan luka atau mencegah infeksi. Pada luka bakar derajat II yang terpenting
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
13/25
adalah membuang jaringan mati, menutup lukka dengan tandur kulit atau grafting skin disamping
pencegahan infeksi.
Luka bakar akibat panas api yang tidak kotor tidak perlu dibersihkan. Bulla dibiarkan utuh, cairandidalamnya disedot atau insisi. Bila tertahan oleh bahan kimia maka luka dicuci dengan air bersih
sebersih-bersihnya. Hindarkan pemakai heksaklorofen karena bahan ini akan diserap melalui luka
sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan gejala neurologis.
Pada luka bakar derajat III yang melingkari anggota gerak terdapat bahaya penekanan (efek turniket)oleh eskar yang kurang elastis. Konstriksi ini akan menimbulkan statis aliran vena dan bila edema
berkembang lebih jauh dapat terjadi gangguan sirkulasi arteri.
Early Excision & Grafing (E&G)
Dilakukan untuk luka bakar yang dalam (deep partial-thickness & full thickness burn), eschardiangkat dengan surgical dan lukanya ditutup dengan tehnik grafting. Dengan kecenderungan untuk
membuang eschar secepatnya maka luka terbuka yang dihasilkan sangat peka terhadap infeksi, juga
penguapan air dan kehilangan energi menjdai berlebihan, oleh karena itu penutupan luka dengan
tehnik grafting sangat diperlukan. Tetapi sering mendapatkan kesulitan dalam mendapatkanautograf pada luka bakar luas.
Eksisi eschar sebaiknya sedini mungkin mumgkin sebelum eschar banyak ditumbuhi bakteri. Kalaupasien telah melampaui masa kritis dalam fase akut, biasanya pada hari ke 2-5 pasca injury. Tetapi
ada juga bisa waktu yang baik untuk melakukan E&G dalam 3-7 hari sampai optimalnya 10 hari
setelah injury. Penutupan luka dapat dikerjakanlangsung setelah eksisi atau beberapa hari kemudian
setelah pendarahan atau hematoma tidak akan menghambat skin graft.
Keuntungan :
keadaan umum cepat membaik.
jaringan nekrotik sebagai media tumbuh bakteri dihilangkan. penyembuhan luka menjadi lebih pendek bila dilakukan tandur kulit. imbulnya jaringan parut dan kontraktur dikurangi. sensibilitas pulih lebih baik.Prioritas E&G secara berurutan sangat diutamakan jari-jari, tangan, pergelangan tangan, siku, lutut,
pergelangan kaki, kaki, batang tubuh dan sisa anggota gerak lainnya.
Current status of wound care
Berdasarkan data klinis dan eksperimental:
small (
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
14/25
Luka parut cenderung tidak parah penampakan lebih baik dan membutuhkan lebih sedikitprosedur rekonstruksi.
Mortalitas dari infeksi menurun Mortality dan komplikasi lainnya akibat major burns menurun.
Technical consideration
dilakukan eksisi dengan >10% TBSA. Dalam pelaksanaanya dibutuhkan monitoring yang baik, perawatan yang baik, terapi fisik, dukungan
nutrisi, aneshthesi dan dokter 24 jam.
Prosedur eksisi dapat dilakukan setelah pasien stabil, biasanya dalam 1 minggu injury dan lukanyaharus cepat ditutup sebelum terjadi infeksi.
Prosedur yang bisa dilakukan:a) Tangential (sequential) excision
Prinsip : mengeksisi lapisan luka pada sudut tangential di permukaan sampaidicapainyajaringan yang masih bisa hidup.
Pengankatan luka bakar dapat dilakukan dengan berbagai instrument, biasanya handdermatomes.
Secara relative luka bakar dangkal dan moderate akan berdarah cepat dari ratusan kapilersetelah teriris.
Jika tidak berdarah cepat di kedalaman yang sama, pengirisan dilakukan lebih dalam sampaidasar dermis atau subcutaneous fat sampai berdarah cepat.
Jika inspeksi pada dasar dermis menampakkan abu-abu atau tumpul agak putih danberkilau, atau terlihat adanya trombosed vessel, eksisi harus lebih dalam lagi.
Pendarahan dikontrol dengan sponge yang direndam dalam 1:10000 larutan epineprine. Pendarahan berlanjut dikontrol dengan judicous electrocautery.
b) Fascial ExcisionDiberikan untuk pasien dengan deep full thickness burn atau luas/besar, seumur hidupnya
diberikan pengobatan full thickness burn.
Keuntungan :
Menghasilkan jaringan yang kemampuan hidupnya telah diketahui kepastiannya Tourniquets bisa digunakan secara rutin untuk extrimitas kehilangan darah saat operasi lebih sedikit dibanding tangential
Kerugian :
Waktunya lama Insidensi distal edema lebih meningkat bila eksisinya berupa circumferential Berbahaya jika kerusakan terjadi pada superficial neuromuscular structure. Terjadinya pengangkatan saraf cutaneus
Early Reconstruction
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
15/25
E&G, penutupan luka sebelum respon inflammasi terjadi maksimal pada localizd intense cutaneousdan subsequentiy systemic.
Pengerjaan prosedur dengan hati-hati menurunkan resiko. Grafting harus menghindari joint, dan grafting dilakukan secara transvers. Thick STSG (>0,0015inch) terlihat lebih bgus dari thin graft (
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
16/25
Latihan sebaiknya dimulai pada hari terjadinya trauma bakar dan seharusnya dilanjutkan sampai
semua luka menutup dan hingga melewati masa aktif pembentukan skar. Fibroblast, yang merupakan
unsur terpenting dalam pembentukan kontraktur, berperan pada luka bakar dalam 24 jam pertama dan
aktif hingga 2 tahun setelah terjadinya trauma bakar. Latihan rutin setiap harinya dapat mencegah
berkurangnya kelenturan dan berkurangnya ROM sendi yang dapat ditimbulkan oleh kontraktur.
Adapun latihan terapi yang dapat diterapkan pada pasien luka bakar adalah sebagai berikut:
1. Stretching (peregangan)Latihan peregangan dilakukan untuk mencegah kontraktur atau penarikan anggota gerak.
Latihan peregangan ini biasa sangat efektif jika dilakukan secara perlahan-lahan sampai skar
memutih atau memucat. Jika luka bakar mengenai lebih dari satu persendian, skar akan terihat
lebih memanjang apabila latihan ini berjalan baik.
2. Strengthening (penguatan)Latihan penguatan dilakukan untuk mencegah kelemahan pada alat gerak akibat immobilisasi
yang lama. Latihan ini diakukan dengan memberikan latihan gerakan aktif secara rutin kepada
pasien untuk melatih otot-otot ekstremitas, misalnya jalan biasa, jalan cepat, sit up ringan dan
mengangkat beban. Jika pasien kurang melakukan latihan ini maka akan menyebabkan otot-otot
pada sendi bahu dan proksimal paha akan melemah. Latihan ini sebaiknya dilakukan segera
mungkin pada masa penyembuhan luka bakar untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman
pada pasien.
3. Endurance (ketahanan)Latihan ketahanan dilakukan untuk mencegah terjadinya atrofi dan penurunan daya tahan pada
otot akibat dari perawatan yang lama di RS. Latihan ketahanan dilakukan dengan latihan
bersepeda, sit up dan latihan naik turun tangga. Selain mencegah terjadinya atrofi, latihan ini
juga dapat melancarkan sistem sirkulasi.
4. Latihan Gerak Kordinasi Latihan kerja dalam kehidupan sehari-hari
Dilakukan dengan melatih kemampuan mandiri pasien luka bakar seperti mandi, makan,
minum, dan bangun tidur. Semua harus dilatih sesegera mungkin karena ahli terapi dan
pasien luka bakar tidak dapat selalu bersama 24 jam sehari untuk melakukan terapi.
Aktivitas harian sangat membantu untuk mencegah kontraktur jika pasien dapat
menerapkannya di rumah.
Latihan Peningkatan KeterampilanLatihan Peningkatan Keterampilan dilakukan untuk mencegah terjadinya atrofi pada
otot-otot kecil pada tangan. Latihan ini dilakukan dengan melatih kemampuan menulis,
menggambar, dan mengetik. Latihan ini biasa juga dilakukan dengan menggunakan
terapi bola. Pasien dilatih untuk megenggam secara berulang-ulang sebuah bola yang
terbuat dari spon/gabus dengan kedua tangannya.
Rehabilitasi pada Pasien Luka Bakar Fase Kritis (Fase Akut dan Sub Akut)
Untuk mencapai tujuan jangka panjang,upaya rehabilitasi harus dimulai dari awal terjadinya
trauma bakar. Latihan fisik dan terapi memiliki peranan penting pada penanganan akut pasien luka
bakar, walaupun telah diberikan resusitasi pada pasien luka bakar yang luas dan kritis. Jika rehabilitasi
terlambat dilakukan pada masa tertentu, maka dapat terjadi kontraksi kapsul sendi serta pemendekan
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
17/25
tendon dan otot. Ini semua dapat terjadi dengan cepat. Beberapa tindakan rehabilitasi akut pada pasien
luka bakar yaitu:
1. Ranging (full ROM) pasifLatihan ranging pasif pada pasien luka bakar yang kritis dapat mencegah terjadinya kontraktur.
Latihan dan posisi ini berupa penggerakan anggota gerak secara penuh, dengan kata lain full
range of motion. Ini sebaiknya dilakukan dua kali dalam sehari. Beriringan dengan latihan ini,
perlu diperhatikan luka, rasa sakit, tingkat kecemasan, jalan nafas dan sirkulasi pasien.
Pemberian obat perlu dilakukan sebelum sesi latihan untuk membantu meningkatkan kualitas
hasil latihan dan mengurangi ketidaknyamanan pasien. Latihan posisi ini sangat penting tapi
tidak efektif dan tidak manusiawi jika pasien merasa cemas dan nyeri. Latihan ranging ini dapat
dilakukan bersamaan dengan pada saat baju pasien diganti dan saat pembersihan luka untuk
mengurangi pemberian obat pada pasien.
2. Pencegahan deformitasAntideformity position jika dilakukan dengan benar maka dapat meminimalkan terjadinya
pemendekan tendon, lig.collateral dan kapsul sendi serta mengurangi edema pada ekstremitas.
Walaupun splint mulai jarang diterapkan sejak beberapa tahun yang lalu, tapi beberapa ahli
berpendapat bahwa splintyang diakukan dengan benardapat mencegah kontraktur. Deformitas
flexi pada leher dapat diminimalkan dengan thermoplastic neck splint. Ekstensi cervikal bisa
diterapkan pada hampir semua pasien yang kritis akibat luka bakar.
3. Pencegahan kontrakturPencegahan kontraktur dapat dilakukan dengan memposisikan pasien dengan prinsip melawan
arah sendi yang dapat menyebabkan kontraktur. Kontraktur adduksi pada daerah axilla dapat
dicegah dengan memasang splint axilla dengan posisi pasien abduksi pada sendi bahu.
Kontraktur flexi pada elbow joint dapat diminimalisir dengan menggunakan splint statis pada
elbow joint dengan posisi ekstensi. Splint dapat diganti dengan menggunakan alat-alat yang
dapat mempertahankan posisi pasien dalam keadaan ROM penuh.
4. Menjalin hubungan dengan pasien dan keluarga pasienPerawatan serius terhadap pasien luka bakar merupakan awal dari pembinaan hubungan jangka
panjang dengan pasien dan keluarganya. Oleh karena itu pasien dan keluarganya harus
mengetahui siapa ahli terapinya dan mengerti dasar-dasar terapi yang akan dijalani oleh pasien
agar pasien dapat menjalani terapi dengan baik.
Rehabilitasi pada Pasien Luka Bakar Fase Penyembuhan
Rehabilitasi pada pasien luka bakar menjadi lebih sulit pada fase penyembuhan. Ini disebabkan karena
pasien menjadi lebih peduli dan hati-hati terhadap apa yang akan terjadi terhadap dirinya dan sering
timbul rasa segan terhadap ahli terapinya. Ini dapat mengakibatkan timbulnya rasa tidak nyaman pada
pasien dalam menjalani terapi. Prinsip utama yang dijalankan pada rehabilitasi fase penyembuhan ini
adalah:
1. Melanjutkan ranging pasif2. Meningkatkan ranging aktif dan strengthening (penguatan)
Perbedaan ranging aktif dan pasif adalah kuantitas gerakan. Ranging aktif lebih sering
dilakukanfull ROM dibandingkan dengan ranging pasif. Pada fase kritis (akut dan subakut), yang
dilakukan adalah ranging pasif untuk mencegah timbulnya rasa nyeri yang berlebihan pada
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
18/25
pasien. Sedangkan pada fase penyembuhan dilakukan ranging aktif karena rasa nyeri sudah
mulai berkurang dan pada fase ini potensi terjadinya kontraktur sangat besar.
3. Melatih aktivitas harian (makan, minum, jalan, duduk, tidur dan mandi)4. Mulai melatih kegiatan bekerja, bermain dan belajar
Penanganan Skar (Scar Management)
Pembentukan skar merupakan komplikasi dari luka bakar. Skar bersifat dinamis dan terus tumbuh
seiring dengan proses maturasinya. Jika hal ini terus terjadi, maka dapat mengakibatkan timbulnya
kontraktur yang dapat mengurangi pergerakan. Baik pasien maupun petugas kesehatan berkewajiban
bekerja sama untuk menangani pembentukan skar ini dan mengurangi potensi untuk terjadinya
kontraktur.
Beberapa usaha penanganan skar untuk mencegah terjadinya kontraktur adalah sebagai berikut:
1. Pijat Skar (Scar Message)Pijat skar memiliki beberapa fungsi penting, antra lain:
Memperbaiki kolagen yang terbentuk dengan memberikan tekanan pada skar Mengurangi rasa gatal pada skar Dapat menghasluskan skar jika dilakukan dengan menggunakan lotion
Teknik melakukan pijat skar yaitu:
Oleskan lotion pada kulit yang terbakar atau yang di-graft dan pada bagian kulit donorsatu kali pada saat kulit mulai sembuh
Pijat bagian kulit yang telah diberikan lotion Pijatan dilakukan dengan 3 arah: sirkuler, vertikal dan horizontal Lakukan sebanyak 3 4 kali tiap harinya
2. Pressure GarmentsTekanan yang diberikan pada skar mengurangi proses pembentukan kolagen dan menolong
memperbaiki kolagen yang sudah terbentuk agar lebih teratur. Pressure Garments dibuat untukmengembalikan tubuh pasien ke bentuk normal, mengurangi pembentukan skar yang abnormal
dan deformitas.
Penggunaan pressure garments harus dengan ukuran yang sangat pas untuk memaximalkan
fungsi penggunaannya dan mencegah terjadinya komplikasi seperti bengkak, memperbesar skar
atau daerah yang rusak. Oleh karena itu penggunaan pressure garments ini masih kontroversi di
kalangan ahli rehabilitasi medik.
Tabel. Posisi Anti Deformitas
Lokasi Luka
Bakar
Kecendrungan
kontrakturPosisi/ splint Lokasi Luka Bakar
Kecendrungan
kontrakturPosisi/ splint
Leher bagian
depanFleksi Leher
Jangan gunakan
bantal,matras
setengah,neck
collar
Dorsum manus Claw hand
Bebat tangan
dengan posisi send
MCP 70-90 eksten
penuh sendi IP,
Aksilia AduksiAbduksi
120+eksorotasiVolar Manus
Kontraktur telapak
tangan,tangan
Bebat ekstensi
telapak
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
19/25
ringan,bebat berbentuk seperti
mangkuk
tangan,sendi MCP
hiperekstensi ringa
Siku Bagian
Anterior
FleksiBebat ekstensi
siku pada 5-10
Panggul anterior
Posisi prone berat
menumpu paha
pada posisi
berdiri,imobilitas
lutut
Pergelangan
tangan dorsal
Ekstensi
pergelangan
tangan
Posisi netral
pergelangan
tangan
Lutut Fleksi lututEkstensi lutut,cega
eksternal rotasi
Pergelangan
tangan volar
Fleksi
pergelangan
tangan
Ceck up splint
untuk pergelanganKaki Foot drop
Posisi pergelangan
kaki 90dengan
papan kaki bebat
Tabel. Posisi optimal pada luka bakar
Lokasi luka bakar Posisi optimal Bidai Lokasi luka bakar Posisi optimal Bidai
Tangan
Pergelangan
tangan 10-15
ekstensi MCP
60-65 fleksi PIP,
DIP ekstensi
penuh
Bidai volar Panggul
Ekstensi penuh 20
abduksi, tanpa
rotasi eksternal
Baji berbusa segit
dan
Bidai abduksi
panggul.
Bidai ekstensi
(terutama digunak
pada anak-anak
Siku, aspek volarEkstensi dan
supinasi penuh
Bidai penyangga
voler anterior
Bidai penyangga
tiga titik
Bidai ekstensi siku
posterior setelah
penanduran kulit
Lutut Ekstensi penuh
Bidai ekstensi lut
posterior
Bidai ekstensi tig
titik
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
20/25
Bahu dan ketiak
90 abduksi,
rotasi eksternal
Baji berbusa tebal
dan padat
Bidai aksilapenyangga
Bidai pesawat
Pergelangan kaki dan
kaki
90 dorsofleksi,
tanpa inverse
Bidai dorsofleks
posterior
Bidai penyangga
anterior
PENCEGAHAN
>90% dari kasus terbakar dapat dicegahBeberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan:a) Flame-resistant sleepwear untuk anak-anak
b) Alat pendeteksi asapc) Menetapkan temperature maksimum untuk pemanas pada rumah dan sarana public,
biasanya
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
21/25
Cardiovascular
1. Endocarditis and suppurative thrombophebitis merupakan infeksi intravascular yang biasanyamuncul dengan demam dan bakterimia..
2. Hypertension terjadi 20% pada anak-anak dan diterapi dengan b-adrenergic blocker.3. Venous thromboembolic complications sering pada pasien dengan luka baker yang besar.4. Iatrogenic catheter insertion complications.Pulmonary
1. Carbon monoxide intoxication, dimana akan baik jika diterapi dengan ventilasi efektif denganoksigen murni, berkaitan dengan gejala sisa neurologist.
2. Pneumonia dapat terjadi dengan maupun tanpa adanya injury inhalasi.3. Respiratory failure dapat terjadi karena menghirup bahan kimia berbahaya atau sekunder akibat
sepsis ataupun pneumonia.
Hematologic
1. Neutropenia and thrombocytopenia merupakan indicator dari akan terjadinya sepsis.2. Global immunologic deficits berhubungan dengan burn injury terhadap trjadinya komplikasi infeksi.Otologic
1. Auricular chondritis sekunder terhadap invasi bakteri ke kartilago akibatkan kehilangan jaringandengan cepat, dan dapat dicegah dengan penggunaan mafenide topical pada telinga yang terbakar.
2. Sinusitis and otitis media dapat disebabkan alat-alat yang melewati transnasal.3. Complications of endotrachael intubation termasuk nekrosis pada nasal alar dan septal, erosi vocal
cord dan ulcerasi, stenosis tracheal juga fistulae arteri tracheoeosophageal dan tracheoinominate,
hal-hal tersebut diakibatkan alat-alat Bantu yang digunakan.
Enteric
1. Hepatic dysfunction, sekunder terhadap penurunan aliran darah hepatic transient, denganmanifestasi peningkatan transaminase.
2. Pancreatitis, dimulai dengan peningkatan amylase dan lipase yang akan menjadihemorrhagic pancreatitis
3. Acalculous cholecystitis bisa terjadi karena sepsis .4. Gastroduodenal ulceration, akibat penurunan aliran darah splanchnic yang akan menurunkan
pertahanan mukosa .
5. Intestinal ischemia, yang dapat berkembang menjadi infark, akibat aliran darah splanchnicmenurun.Ophthalmic
1. Ectropia, bisa terjadi pada daerah ocular adnexa yang terbakar sehingga bola mata akan terexpose.2. Corneal ulceration, yang dapat terjadi pada saat epithelial injury3. Symblepharon, atau scar pada kelopak mata yang bisa terjadi karena luka bakr kimia.Genitourinary
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
22/25
1. Urinary tract infections membutuhkan pemantauan dari kateter pada bladder dan dapat diterapidengan antibiotic.
2. Candida cystitis bisa terjadi pada pasien yang menggunakan kateter bladder.Musculoskeletal
1. Burned exposed bone2. Fractured and burned extremities lakukan immobilisasi dengn fixator external.3. Heterotopic ossification terjadi setelah beberapa minggu trjadi luka bakar dan sering terjadi pada
luka bakar dalam di sendi-sendi utama .
Soft tissue
1. Hypertrophic scar formation merupakan salah satu penyebab utama dari deformitas pada fungsimaupun kosmetik pada pasien luka bakar.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada:
1. Faktor PasienPenyebab kematian pada luka bakar :
a. SepsisJaringan yang mengalami koagulasi pada suhu tubuh merupakan media kultur yang sangat
baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Hal ini berkurangnya sirkulasi ke
jaringan yang berfungsi membawa produk darah yang merupakan bagian dari mekanisme
pertahanan numoral.
b. Usia.Luka bakar yang bagaimanapun dalamnya luasnya menyebabkan kematian yang lebih tinggipada anak dan orang dewasa diatas usia 60 tahun. Kematian pada anak-anak oleh karena
daya kekebalan belum sempurna. Orang dewasa yang lebih tua sering kali menderita
penyakit sampingan yang memperbesar kematian.
2. Faktor Pelayanana. Petugas
Pengetahuan, khususnya mengenai patofisiologi luka bakar, penatalaksanaan luka bakar
baik pada penatalaksanaan awal maupun penatalaksanaan lanjut (indikasi,
kontraindikasi,timing, prosedur yang disiapkan dan yang penting mengetahui permasalahan
yang ada).
b. Fasilitas pelayanan yang kurang atau tidak memadai.Pada penatalaksanaan luka bakar yang berpengaruh pada Mortalitas dan Morbiditas
dimana sering kali terjadi kondisi-kondisi dimana kasus luka bakar datang dengan kondisi
syok dikirim oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan, tanpa tindakan pertolongan
sebelumnya, khususnya tindakan resusitasi cairan pada fase syok yang sangat menentukan
kondisi maupun tindak lanjut.
3. Faktor Cedera
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
23/25
a. Jenis-jenis luka bakar dan luasnya lokasi luka bakar.Penderita dengan luka bakar khusus harus selalu dilakukan penanganan khusus
seperti luka yang disebabkan oleh listrik atau bahan kimia mungkin nampak tidak begitu
berat, seakan-akan luka tersebut hanya ringan tetapi sering kali mengenai struktur yang
dalam dan sulit ditangani.
Luas dan lokasi luka bakar juga merupakan suatu penentu keparahan luka misalnya,
luka bakar pada tangan, walaupun hanya derajat II dapat menunjukkan bekas atau
kontraktur yang Menyebabkan tangan tidak dapat digunakan kecuali kalau pengobatan
khusus diberikan sedini mungkin selanjutnya bahkan luka bakar yang tidak parahpun pada
kedua tangan menyebabkan penderita tidak dapat merawat dirinya sendiri diluar rumah
sakit. Penderita dengan luka bakar perineal harus dirawat di rumah sakit karena besarnya
kemungkinan terjadi peradangan.
b. Lama kontak dengan sumber panasSemakin lama kontak dengan sumber panas, kerusakan jaringan semakin dalam dan luas.
c. Trauma inhalasiBanyak diantara korban kebakaran mengalami trauma inhalasi. Trauma inhalasi terhadap
asap kebakaran dan produk beracun yang dihasilkan dari benda terbakar menyebabkan
sekitar 75% angka kematian luka bakar di unites states. Pada pasien dengan luka bakar
tanpa trauma inhalasi, angka mortalitas kurang dari 2% sedangkan pasien luka bkar dengan
trauma inhalasi menunjukan kenaikan angka mortalilas yaitu sebesar 29%. Hal ini
disebabkan karena luka bakar yang terjadi menimbulkan stress tambahan pada paru-paru.
4. Keadaan yang Memperberat Luka Bakara. Syok hipovolemik
Pada luka bakar yang berat akan mengakibatkan koagulasi disertai dengan nekrosis
jaringan yang akan menimbulkan respon fisiologis pada setiap sistem organ, tergantung
pada ukuran luka bakar yang terjadi. Destruksi jaringan akan disertai dengan peningkatan
permebilitas kapiler sehingga cairan intravena akan keluar ke interstisial. Hal ini akan
disertai dengan proses evaporasi pada bagian kulit yang rusak sehingga cairan tidak akan
bertahan lama. Keadaan ini selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik.
Pada kondisi ini perlu dilakukan resusitasi cairan segera. Selama ini digunakan cairan
isotonik (RL); dengan cara ini cukup efektif menangani syok hipovolemik dan juga dapat
mengurangi kebutuhan terhadap transfuse darah. Cairan koloid lainnya sepert Asetat Ringer
(AR) juga dapat digunakan. Pemberiannya dilakukan dalam waktu cepat, menggunakan
beberapa jalur intravena, bila perlu melalui vascular access (vena seksi dan sebagainya).
Jumlah cairan yang diberikan adalah tiga kali jumlah cairan yang diperkirakan hilang.
Setelah syok teratasi pemberian cairan mengacu kepada regimen resusitasi cairan
berdasarkan formula yang ada. Pada keadaan yang menyertai syok seperti sepsis, hipoksi
jaringan, proses gluko-neogenesis dan oksidasi hepatik yang melemah merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya kenaikan laktat dalam plasma (s/d 600%). Kadar laktat
plasma yang meningkat ini berhubungan dengan kerja miokardial rang meningkatkan
mortalitas. Dalam kondisi ini penggunaan RL sermgkali tidak memperbaiki keadaan, bahkan
membahayakan. Sebagai alternatif, AR merupakan cairan yang secara fisiologik sama
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
24/25
dengan RL , tanpa kandungan laktat. Dengan pemberian Asetat ringer ini asetat segera di
metabolisme dengan cepat sehingga akan diikuti dengan perbaikan keseimbangan asam-
basa.
b. Infeksi, Sepsis, SIRS, dan MODSInfeksi luka bakar Jarang terjadi pada partial-thickness burns kecuali jika
terdapat kelalaian dalam penanganan luka bakar derajat II ini. infeksi jaringan invasive
sering terjadi pada pasien dengan luka bakar derajat III yang meliputi lebih dari 30%
permukaan tubuhnya. Resiko terjadinya infeksi pada luka bakar meningkat jika terdapat luka
terbuka atau karena komorbiditas.
SIRS dan MODS merupakan penyebab utama tingginya angka mortalitas pada pasien
luka bakar maupun pasien trauma lainnya. Dalam penelitian dilaporkan bahwa SIRS dan
MODS menyebabkan kematian sebesar 81% pasca trauma.
SIRS (Systemic inflammatory respons syndrome) adalah bentuk respon klinik yang
bersifat sistemik terhadap berbagai stimulus klinik berat akibat infeksi ataupun non infeksi
seperti taruma, luka bakar, reaksi autoimun dan Iain-lain. Sedangkan MODS (Multiple organ
disfunction syndrome) adalah kumpulan gejala dengan adanya gangguan fungsi organ pada
pasien akut sedemikian rupa sehingga hemostasis tidak dapat dipertahankan tanpa
intervensi.
Secara umum ada dua teori yang menjelaskan timbulnya SIRS, MODS dan sepsis yang
terjadi secara simultan, yaitu :
Teori pertama menyebutkan bahwa syok menyebabkan penurunan sirkulasi daerahsplanikus sehingga perfusi ke usus berkurang dan mengakibatkan disrupsi mukosa
saluran cerna. Hal ini menyebabkan fungi mukosa sebagai barier menjadi hilang dan
mempermudah translokasi bakteri, selain itu daya imunitas juga berkurang sehingga
mudah dirusak oleh toksin yang berasal dari kuman.
Teori kedua menjelaskan pelepasan Lipid Protein Complete (LPC) dari jaringan nekrosisyang mempunyai kekuatan toksisitas ribuan kali jauh diatas endotoksin.
c. Cedera InhalasiCedera inhalasi memberikan dampak yang signifikan terhadap daya tahan pasien
dimana hal ini menjadi salah satu faktor yang meningkatkan angka mortalitas pada Luka
bakar.
Terdapat tiga komponen dalam trauma inhalasi, yaitu edema dalam saluran
pernafasan atas, kegagalan pernafasan akut, dan intoksikasi karbonmonoksida. Secara
alamiah trauma luka bakar pada saluran nafas akan mengakibatkan berkembangnya edema
setelah 12-24 jam paska trauma, Intubasi lebih baik dilakukan segera dibanding observasi
saja pada pasien yang disertai gejala stridor, inspiratoar grunting, wheezing, dan takipnea.
Penanganan selanjutnya hanya dilakukan tindakan suportif. Pasien dengan bukti keracunan
karbonmonoksida diberi oksigen 100% dengan pipa endotrakeal diikuti dengan sen gas
darah sampai ia kembali ke tingkat normal Oksigen hiperbarik mungkin diperlukan pada
sebagian besar kasus parah.
d. Stress UlcerStres ulcer tercatat sebagai penyulit pada kasus luka bakar berat dan dikenal dengan
sebutan Curling Ulcer. Enam puluh lima persen kasus luka bakar dengan luas lebih dari 35%
-
7/30/2019 Definisi, Epidemiologi, Management, Komplikasi, Prognosis Luka Bakar
25/25
mengalami erosi mukosa usus dan 74% kasus berkembang menjadi stress ulcer.Stress ulcer
ini biasanya terjadi dalam 96 jam pasca cedera termis sedangkan lokasi anatomic tersering
adalah gaster (daerah fundus dan korpus) dan dinding posterior duodenum.
Stress ulcer ini memberikan gejala perdarahan gastrointestinal masif dan memiliki
angka mortalitas yang tinggi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat cedera disertai
adanya klinik hematemesis, cairan hitam pada pipa nasogastrik. Pada pemeriksaan
endoskopik dijumpai keseluruhan mukosa pucat, erosi mukosa akut tanpa indurasi
disekitarnya, dijumpai peteki eritematous dan makula disertai fokus hemoragik pada
mukosa.
Pemberian nutrisi parenteral dini ternyata merupakan cara yang efektif dalam
mencegah terjadinya stress ulcer meskipun belum dapat menurunkan angka mortalitas luka
bakar secara keseluruhan. Pemberian antasida sebagai upaya menetralisir asam lambung
yang dicurigai terjadi pada kondisi stress. Pemberian H2 antagonis reseptor seperti ranitidin
dan simetidin dilaporkan memiliki efektifitas yang sama dengan antasida. Pemberian
inhibitor H-K ATP ase seperti omeperazol dan lozoperazol memiliki efektifitas yang baik pada
kondisi terjadinya perdarahan