definisi infark miokard
DESCRIPTION
infark miokard akutTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infark Miokard Akut merupakan salah satu penyakit jantung yang banyak
menimbulkan kematian, bahkan seringkali menimbulakan kematian mendadak
bila tidak segera mendapatkan penanganan serta pengobatan yang tepat dan cepat.
Infark Miokard Akut ini atau disebut juga dengan IMA adalah sebuah kondisi
kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari aliran darah ke bagian otot
jantung terhambat atau juga terganggu.
Banyak penelitian menunjukkan pasien dengan infark miokardium biasanya
pria diatas 40 tahun dan mengalami aterosklerosis pada pembuluh koronernya,
sering disertai hipertensi arterial. Serangan juga terjadi pada wanita dan pria muda
diawal 30-an atau bahkan 20-an.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Infark Miokard Akut.
2. Untuk mengetahui epidemiologi Infark Miokard Akut.
3. Untuk mengetahui etiologi Infark Miokard Akut.
4. Untuk mengetahui patofisiologi Infark Miokard Akut.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala Infark Miokard Akut.
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan Infark Miokard Akut.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Infark Miokard Akut.
8. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam kasus Infark Miokard
Akut.
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi Infark Miokard Akut.
2. Untuk mengetahui epidemiologi Infark Miokard Akut.
3. Untuk mengetahui etiologi Infark Miokard Akut.
4. Untuk mengetahui patofisiologi Infark Miokard Akut.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala Infark Miokard Akut.
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan Infark Miokard Akut.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Infark Miokard Akut.
8. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam kasus Infark Miokard
Akut.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
2.1 Kasus
Klien Tn.Odi 65 tahun. Keluhan utama nyeri dada dan perasaan tidak enak di
dada. Tetapi sudah jauh berkurang daripada waktu pertama kali masuk RS. Nyeri
juga disertai perasaan mual dan muntah, sesak, pusing, keringat dingin, lemah, lelah
sulit tidur dan terkadang dada berdebar-debar. Kronologis keluhan: klien masuk ke
UGD pukul 07.37 WIB dengan hasil EKG menunjukkan ST elevasi di lead V3 dan
V4, onset 3,5jam. Nyeri dada dirasakan sejak pukul 04.00 WIB, tidak berkurang
walaupun dibawa tiduran, nyeri kemudian muncul kembali saat melaksanakan sholat
shubuh sehingga klien dibawa ke rumah sakit. Rasa nyeri dada dirasakan seperti di
remas-remas dan tertimpa beban yang sangat berat, intensitas 10-15 menit setiap kali
nyeri dengan skala nyeri 6. Nyeri dirasakan tembus hingga ke punggung dan
menyebar ke leher dan lengan sebelah kiri. Riwayat penyakit yang pernah diderita:
hipertensi dan DM yang tidak terkontrol, BB 45 kg, TB 150 cm, TD=160/110 mmHg,
nadi=60 kali/menit, RR=26x/menit, suhu=37 derajat, CK-MB=30 u/L (normal <24
u/L), LDH=500 u/L (Normalnya 230-460 u/L), troponin T= 0,003 ng/mL
(Normalnya<0.001 ng/mL).
2.2 Tahap 1 dan 2 istilah penting
1. Troponin :protein pengatur yang merupakan salah satu filamen dari komponen
myofibril otot
2. LDH : laktat dehidrogenase
3. ST elevasi: gambaran pada elektrokardiografi (EKG) dimana segmen ST
berada diatas garis isoelektrik.
4. Hipertensi
5. DM : diabetes militus
6. EKG : elektro kardiogram
7. CK-MB : creatinine kinase-MB Isoenyme pada otot jantung
8. Lead V3 dan V4 : berbagai posisi elektroda yang dipantau
9. Onset : waktu
10. Intensitas: durasi waktu
11. U/L : unit per liter
2.3 Tahap 3 (pernyataan)
1. Keluhan utama nyeri dada dan perasaan yang tidak enak di dada.
2. Nyeri juga disertai perasaan mual dan muntah, sesak, pusing, keringat dingin,
lemah, lelah, sulit tidur, dan terkadang dada berdebar debar.
3. Rasa nyeri dada dirasakan seperti diremas-remas dan tertimpa beban berat.
4. Nyeri dirasakan tembus hingga ke punggung dan menyebar di leher sebelah
kiri.
5. Rasa nyeri timbul terus menerus dan tidak berkurang dengan istirahat.
6. Intensitas nyeri 10-15 menit setiap kali nyeri dengan skala nyeri 6.
7. Nyeri dada dirasakan sejak pukul 04.00 WIB, dan tidak berkurang walaupun
dibawa tiduran.
8. Riwayat penyakit yang pernah diderita : hipertensi dan dibetesmilitus tidak
terkontrol
9. BB :45 kg, TB :150cm, TD: 160/110mmhg, N: 60x/menit, RR 26 x/m,
S :37ºC
10. Klien masuk ke UGD pukul 07.37 WIB dengan hasil EKG menunjukan
elevasi di lead V3 dan V4 onset 3,5 jam
2.4 Tahap 4 pertanyaan
1. Mengapa timbul rasa nyeri terus menerus dan tidak berkurang dengan istirahat
?
2. Apa yang menyebabkan nyeri dada dan perasaan tidak enak di dada ?
3. Mengapa nyeri dirasakan tembus hingga ke punggung dan menyebar di leher
sebelah kiri ?
4. Mengapa LDH berada diatas batas normal ?
5. Kenapa nyeri dada dirasakan sejak pukul 04.00 WIB dan tidak berkurang
meskipun dibuat tiduran?
6. Mengapa nilai CK-MBnya tinggi ?
7. Mengapa TD tinggi ?
8. Mengapa hasil EKG menunjukan ST elevasi V3 dan V4 ?
9. Mengapa hasil troponin tinggi ?
2.5 Tahap 5 menjawab pertayaan
1. Karena pada saat istirahat terdapat penyempitan arteri coronaria satu atau
lebih
2. Karena berkurangnya aliran darah coroner sehingga suplai oksigen kejantung
tidak adekuat atau suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat
3. Karena jantung terletak di sebelah kiri yang dilindungi oleh lead V3 dan V4
yang merupakan konduktor sehingga rasa nyeri hanya terdapat dibagian kiri
4. Karena terdapat sebuah keadaan organ dalam tubuh yang mengalami
kerusakan atau destruksi sel
5. Karena pada pukul 04.00 WIB, udara masih dingin sehinggah dapat
mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah disertai
peningkatan kebutuhan oksigen
6. Karena ada kerusakan pada organ jntung
7. Karena klien memiliki riwayat darah tinggi atau hipertensi
8. Karena bagian jantung yang sakit terdapat di lead V3 dan V4 bagian kiri.
9. Karena terjadi inflamasi di otot jantung sehinggah pengaturan protein menjadi
tidak terkontrol
2.6 Tahap 6 identifikasi penyakit
1. Infark Miokard Akut
2.7 Learning Objektif
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Tanda dan gejala
5. Pemeriksaan diagnostic
6. Terapi
7. Asuhan Keperawatan (pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi,
evaluasi)
8. Memahami peran perawat
BAB III
PEMBAHASAN LEARNING OBJEKTIF
3.1 Definisi
Infark mikard akut adalah kerusakan atau nekrosis sel jantung yang terjadi
mendadak karena terhentinya aliran darh coroner yang sebagian besar disebabkan
oleh thrombus yang menyumbat arteri koronaria ditempat rukture plak
arteroklerosis (pedoman tatalaksana miokardium akut, 2000)
Infark miokardium adalah kematian sebagian otot jantung (miokard) secara
mendadak akibat terhentinya sirkulasi coroner yang ditandai denga adanya sakit
dada yang khas lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat dan dengan
pemberian antiangina(nitrogliserin).(rokaeni,et.al.2001)
Ifark miokardium mengacu kepada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehinggah aliran darah coroner berkurang(smeltezer dan
bare,2002)
Infark miokard akut adalah nekrosis miokard yang disebabkan oleh tidak
adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan arteri coroner (pedoman penghimpun
dokter spesialis kardiovaskuler, 2004)
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung (miokard) yang disebabkan
oleh insufisiensi suplai atau banyaknya darah baik secara relative maupun secara
absolut.(perawatan pasien penyakit dalam, 2009)
3.2 Etiologi
Diperoleh dari sumber (pengantar kardiologi,1992)
A. Beberapa hal yang di anggap sebagai factor resiko adalah
1. Usia (diatas 40 tahun)
2. Seks (pria: wanita sebagai 3:1)
3. Hipertensi
4. Diabetes mellitus
5. Hiperkolesterolemia
6. Rokok
B. Factor pencetus disebabkan oleh dua keadaan :
1. Berkurangnya aliran darah coroner misalnya oleh karena
a. Aritmia
b. Gagal jantung
c. Anemia
d. Hipoksia
e. Udara dingin
2. Kerja jantung yang meningkat oleh karena
a. Kerja fisik yang berlebihan
b. Ketegangan jiwa (stress)
Diperoleh dari sumber (perawatan pasien penyakit dalam,2009)
1. Sindroma klasik : sumbatan total yang terjadi secara tiba-tiba pada arteri
2. Koronaria besar oleh thrombosis
3. Hiperkholesterolemia atau meningkatnya kadar kolesteror dalam pembuluh
jantung.
3.3 Epidemiologi
Diperoleh dari sumber : Kapita selekta penyakit, 2011
1. Pria lebih rentan terkena infark miokardium akut dibandingkan wanita
pramenopause.
2. Meningkat diantara wanita yang merokok dan menggunakan kontrasepsi
hormonal.
3. Pada wanita pasca menopause, sama dengan insidens yang terjadi pada pria.
Diperoleh dari sumber : Keperawatan Medikal Bedah
1. Banyak penelitian pasien dengan infark miokardium biasanya pria, diatas
40tahun dan mengalami ateklerosis pada pembuluh koronernya sering disertai
hipertensi arterial.
2. Serangan juga terjadi pada wanita dan pria muda diawal 30-an atau bahkan
20-an.
3. Wanita yang memakai kontrasepsi pil dan merokok mempunyai resiko sangat
tinggi. Namun secara keseluruhan, angka kejadian infark miokardium pada
pria lebih tinggi dibanding pada wanita semua usia.
3.4 Tanda dan gejala
Diperoleh dari sumber: Pengantar Kardiologi, 1992
1. Nyeri yang sangat hebat, terutama di tengah-tengah dada atau epigastrium
yang menjalar ke punggung, bahu, leher, dan lengan kiri. Perasaan skit
bertahan lama sampai berjam-jam dan dengan nitrogliserin tidak akan
berkurang.
2. Gelisah, takut mati.
3. Pusing dan keringat dingin.
4. Gangguan gastrointestinal ( mual, muntah, diare)
5. Syok dimana hipotensi, nadi cepat dan kecil.
6. Pada auskultasi suara jantung yang lemah dan jauh, kadang-kadang terdengar
suara berderap, sebagai tanda telah terjadi gagal jantung kiri.
7. Adanya aritmia (ekstrasistol ventrikel, takikardia ventricular paroksismal).
Diperoleh dari sumber: Perawatan pasien penyakit dalam, 2009
1. Nyeri merupakan gejala utama, terutama di tengah-tengah dada, epigastrium.
2. Pada ECG (Elektroda Cardio Grafi) serial terjadi perubahan dan peninggian
kadar enzim miokard didalam serum untuk sementara waktu.
3. Terjadinya sumbatan total secara tiba-tiba pada arteri coronaria besar.
4. Dyspnea secara tiba-tiba, berkeringat pada waktu serangan.
5. Pusing, mual kadang muntah, letih dan lemas luar biasa.
3.5 Pemeriksaan Diagnostik (Kapita Selekta Penyakit, 2011)
A. Prosedur diagnostic
1. Pembacaan elektrokardiografi 12-lead serial dapat normal atau tidak dapat
ditentukan selama beberapa jam pertama setelah MI. karakteristik
abnormalitas yang meliputi depresi segmen ST serial pada MI
subendokardial dan elevasi segmen ST dan gelombang Q, menunjukkan
adanya pembentukan jaringan parut dan nekrosis, pada MI transmural.
2. Kateterisasi arteri pulmonalis dapat dilakukan untuk mendeteksi gagal
jantung kiri atau kanan dan untuk memantau respons terhadap terapi.
B. Laboratorium
1. Kadar keratin kinase (creatine kinase, CK) serum meningkat, terutama
isoenzime CK-MB.
2. Kadar laktat dehydrogenase (LDH) serum meningkat; isoenzim LD1
(ditemukan pada jaringan jantung) lebih tinggi dibandingkan LD2 (dalam
serum).
3. Peningkatan hitung leukosit biasanya tampak pada hari kedua dan
berlangsung selama 1 minggu.
4. Mioglobin (hemoprotein ditemukan pada otot jantung dan otot lurik) yang
dilepas saat terjadi kerusakan otot dalam 2 jam setelah MI terdeteksi.
5. Kadar troponin meningkat dalam 4 hingga 6 jam cedera miokardium dan
dapat tetap meningkat selama 5 hingga 11 hari.
6. Hitung darah lengkap dapat menunjukkan anemia.
7. Kadar protein C-reaktif serum meningkat.
8. Profil kimia dapat menunjukkan kadar elektrolit abnormal.
C. Pencitraan
1. Scan kedokteran nuklir dapat mengindentifikasi kerusakan otot yang
sangat parah dengan mengambil akumulasi nukletida radioaktif, yang
tampak sebagai “hot spot” pada film. Pencitraan perfusi miokardium
menunjukkan “cold spot” pada sebagian besar pasien selama beberapa
jam pertama setelah MI transmural.
2. Ekokardiografi menujukkan dyskinesia dinding ventrikel pada MI
transmural dan membantu dalam mengevaluasi fraksi ejeksi.
3.6 Pencegahan dan Terapi Pengobatan
A. Pencegahan
Pencegahan dimulai dengan mengenal faktor-faktor resiko. Dengan
mengontrol faktor-faktor resiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup.
1. Hindari: merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam
berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
2. Kurangi: kolesterol, lemak dalam makanan.
3. Anjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur.
4. Kurangi berat badan bila overweigh atau obesitas.
5. Kurangi stress.
B. Pengobatan
1. Mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dengan morfin 10 mg.
2. Jika cemas di berikan diazepam.
3. Pada infark berat di berikan oksigen 2 liter/menit (konsentrasi O2 = 28-
35%)
4. Kalau syok diberikan infus 500 ml Dextrose 5% yang di tambah Dopamin
3-6 µg/BB/diuretic.
5. Gangguan irama jantung dan penghantaran.
Contoh :
a. Bradiaritmia (sinus bradikardia,AV block); diberikan : sulfas atropine
0,5-1 mg.
b. Takiaritmia (sinus takikardi, ekstrasistol atrial ventrikel, flutter
atrial/antrikel atau fibrilasi atrial/ ventrikel). Ekstrasistol diberikan
sulfas kinidin 200-300 mg.
Jika bentuknya bigemini atau trigemini diberikan digitalis atau obat
lain seperti disopiramid, ᵝ-blocker, atau dengan kardioversi (D.C
shock) dengan dosis 3 joules/BB. Maksimal 400 joules. Untuk
takikardi atrial, flutter/fibrilasi atrial, terapi seperti diatas.
Jika terjadi takikardi ventrikel, flutter/fibrilasi ventrikel diberikan
Xylocard 1 mg/BB i.v (bolus 50-100 mg) dan diikuti dengan dosis
pemeliharaan 500 mg dalam 500 ml Dextrose 5% secara infus. Jika tak
berhasil, dilakukan kardioversi.
Dalam hal terjadinya henti jantung (cardiac arrest) dapat dilakukan
resusitasi kardiopulmoner (masase, tinju, respirasi buatan ataupun D.C
shock) atau suntikan adrenalin 1% intrakardial atau isoprenalin 0,1 mg
dalam 10 ml NaCl i.v.
Terhadap tromboemboli diberikan antikoagulan dengan pengawasan
waktu protrombin.
6. Rehabilitasi penting dengan tujuan memperbaiki tingkat kesehatan optimal
baik fisiologik maupun social. Selain daripada itu dengan rehabilitasi
dapat di cegah serangan ulang, sehingga meningkatkan kualitas hidupnya.
3.7 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Anamnese
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di bagian dada dan perasaan tidak enak di dada
2) Riwayat Penyakit saat ini
Pengkajian nyeri (PQRST)
P :Nyeri muncul tiba-tiba dan bertambah parah setelah beraktivitas
(sholat subuh)
Q :Rasanyeri dada dirasakan sepeti diremas-remas dan tertimpah
beban yang sangat berat.
R :Nyeri dirasakan tembus hingga punggung dan menyebar ke leher
dan lengan sebelah kiri
S :Setiap kali nyeri dengan skala nyeri 6 dengan skala 0-10
T :Nyeri dirasakan sejak pukul 04.00 dan bertambah berat setelah
selesai sholat subuh, dan intensitas nyeri setiap kali nyeri dirasakan
antara 10-15 menit
3) Riwayat Penyakit dahulu
Klien pernah mengidap atau menderita penyakit hipertensi dan
diabetes militus (DM) yang tidak terkontrol.
Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat, makanan, atau
bahan makanan
4) Riwayat Keluarga
Keluarga klien menginformasikan nenek dari ayah klien menderita
diabetes militus
5) Riwayat Pekerjaan dan Pola Hidup
Pasien bukan seorang perokok aktif namun klien juga mengaku bahwa
klien bukan seorang yang menerapkan pola hidup sehat, kebiasaan
olah raga juga jarang dilakukan oleh klien.
6) Psiko-sosio-spiritual
Klien mengatakan rasa sakit di dada yang Tn.O rasakan menandakan
klien semakin dekat dengan ajal, namun klien mengaku bila klien takut
akan kematian yang semakin dekat
B. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Tingkat kesadaran klien baik (Compos Mentis)
2) B1 (Breathing)
Klien mengaku rasa nyeri dada diikuti dengan sesak napas, serta hasil
pemeriksaan RR Tn.O = 26x/menit (napas cepat dan dangkal)
3) B2 (Blood)
Inspeksi :klien terlihat kesakitan dan memegangi dada bagian
jantung kiri
Palpasi :denyut nadi perifer melemah, dan tidak ditemukan
thrill (aliran darah yang turbulen menimbulkan murmur
jantung saat auskultasi, terkadang dapat teraba. Murmur
yang teraba ini disebut thrill. Perikordium harus
dipalpasi menggunakan telapak tangan secara sistematik
untuk menentukan thrill)
Auskultasi :tekanan darah Tn.O= 160/110 mmhg
Perkusi :batas jantung tidak mengalami pergeseran, pada ICS3-
ICS5
4) B3 (Brain)
Kesadaran umum klien Compos mentis, tidak ditemukan sianosis.
Wajah terlihat meringis menahan sakit dan menggeliat yang
merupakan respons nyeri dada yang dirasakan.
5) B4 (Bladder)
Urin klien dalam batas normal dan warna urin klien kuning, dan tidak
ditemukan adanya oliguria
6) B5 (Bowel)
Tn.O mengeluh mual hingga muntah, dan saat palpasi abdomen
ditemukan nyeri tekan pada keempat kuadran.
7) B6 (Bone)
Klien mengatakan lemas, lelah, pusing dan susah tidur, Tn.O juga
mengeluh pusing dan sering berkeringat dingin. Klien dapat
memenuhi higien perawatan diri dengan dibantu keluarga
.
C. Pemeriksaan Penunjang
1) Tanda-tanda Vital klien
Tekanan darah:160/110mmhg
Nadi :60x/menit
RR :26x/menit
Suhu :37ºC
2) Hasil EKG
Ditemukan hasil ST elevasi di lead V3 dan V4, onset 3,5 jam
(ST elevasi yaitu suatu keadaab dimana gelombang Q yang lebar >
0,04 mV/detik dengan tinggi melebihi 30% dari gelombang R yang
menyusul, disebut gelombang Q patologis dan kelainan gelombang
QRS ini adalah khas untuk diagnosis Infark Miokard. diagnosis
penyakit jantung,2001)
3) Pemeriksaan Laboratorium
CK-MB :30 u/L (normal < 24 u/L)
LDH :500 u/L (=230-460 u/L)
Troponin T :0,003 ng/ml (0,001 ng/ml)
D. Analisa data
No Symtomp Etiologi Problem
Ds Do
1 -Klien
mengungkapkan nyeri
dada seperti diremas
dan tertimpa beban
berat dan tidak
berkurang walau
dibawah tidur dan
istirahat
- klien mengeluhkan
nyeri dada pada skala 6
dengan intensitas 10-
15 menit
-Klien
terlihat
mringis
menahan rasa
sakit
-klien
memegangi
dada
Berkurangnya
aliran darah
coroner
sekunder dari
iskemik
miokard
Nyeri akut
2 -Tn.O mengeluhkan
sulit tidur
-Klien mengatakan
sering berkeringat
-TD 160/110
mmHg
-Nadi
Takut akan
kematian
(status
Ansietas
dingin, atau dada
berdebar-debar
-Klien mengatakan
takut mengahadapi ajal
60x/menit kesehatan)
3 -Pasien mengatakan
nyeri dada
-Pasien mengeluh
sesak
-RR
26x/menit
Penurunan
curah jantung
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
kardiopulmonal
4 -klien mengatakan
lemah dan letih
-klien melaporkan rasa
tidak nyaman dyspnea
saat beraktivitas
-TD :
160/110
mmhg
-klien terlihat
lemas
-EKG:ST
elevasi
Intoleran
aktivitas
Ketidakseimbangan
suplai dan
kebutuhan oksigen
5 -Klien mengeluh sesak -RR:
26x/menit
-pernapasan
klien cuping
hidung
Resiko
ketidak
efektifan pola
napas
Sindrom
hipoventilasi
6 -klien mengeluh mual
dan muntah
-nyeri tekan
pada
abdomen
klien
-BB: 45 kg
Mual muntah Resiko ketidak
seimbangan nutrisi
2. Diagnose
No Dx Diagnosa
1 Nyeri akut B.D berkurangnya aliran darah koroner sekunder iskemik
miokart
2 Ketidakefektifan perkusi jaringan kardiopulmonar B.D penurunan curah
jantung
3 Resiko ketidak efektifan pola napas B.D sindrom hipoventilasi
4 Ansietas B.D takut akan kematian
5 Intoleran aktivitas B.D ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
6 Resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B.D mual
dan muntah
3. Intervensi
No Dx
Kriteria hasil NOC Tindakan NIC Rasional
1 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x6 jam, maka klien akan :. memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator selaluh melaporkan nyeri dapat dikendalikan.. menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator tidak ada merintih dan menangis. klien akan mempertahankan tingkat nyeri pada skala 1 atau kurang dengan skala (0-10). klien melaporkan pola tidur yang
Berikan analgesic terapi sebelum melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri dan berikan obat sesuai protocol
Analgesic terapi dapat lebih cepat bekerja meredakan nyeri
Kendalikan factor lingkunagn yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (pencahayaan dan kegaduhan)
Factor lingkungan dapat mempengarusi seseorang merespon rasa tidak nyaman atau nyeri
Hadir didekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktifitas lain untuk membantu relaksasi lakukan perubahan posisi masase punggung dan merelaksasi
Membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya dapat mengurangi rasa yang diderita klien
Informasikan kepada Istirahat dan tidur
teratus kllien untuk meningkatkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk memfasilitasi peredaan nyeri
yang adekuat dapat membantu tubuh menetralisir nyeri
Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif setelah klien mendapat tindakan keperwatan
Pengkajian setelah memberikan tindakan akan membantu perawat melakukan tindakan yang tepat untuk klien selanjutnya
No Dx Kriteria hasil NOC Tindakan NIC Rasional 2 Setelah dilakukan
asuhan keperawatan 2x24 jam maka klien akan menunjukan keefektifan pompa jantung, perfusi jaringan perifer-menunjukkan status sirkulasi yang dibuktikan oleh indicator tidak ada gangguan tekanan oksigen atau karbondioksida
Berikan obat berdasarkan program atau protocol
Obat dapat memulihkan kondisi tubuh klien dengan lebih cepat
Tingkatkan waktu istirahat klien, batasi pengunjung
Waktu istirahat klien yang cukup dapat memulihkan kondisi klien
Ajarkan pasien untuk menghindari melakukan mengedan saat devikasi
Menginformasikan dapat menghindari hal yang tidak diinginkan
Observasi perurubahan segmen ST pada EKG, dan lakukan pengkajian komperhensif trhadap sirkulasi perifer
Pemantauan kondisi klien akan membantu perawat dalam mengambil langkah selanjutnya
Auskultasi bunyi jantung dan paru
Bunyi jantung dan paru menandakan kondisi jantung dan paru
No Dx Kriteria hasil NOC Tindakan NIC Rasional 3. Setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 3x24 jam maka klien akan: -menunjukkan tidak adanya gangguan status pernafasan ventilasi, yang dibuktikan oleh indicator tidk ada gangguan pendek napas-pasien akan mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal
Atur posisi klien senyaman mungkin untuk mengoptimalkan pernapasan (semifoler/duduk)
Posisi duduk akan melegakan jalan napas seseorang
Pantau adanya pucat, sianosis dan beri oksigen
Pucat dan sianosis menandakan seseorang kekurangan oksigen
Laporkan perubahan nilai GDA
Nilai GDA menunjukkan status pernapasan dan kadar oksigen dalam tubuh
Hubugkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian pola napasa dan nilai GDA
Hasil GDA dan pengkajian pola napas menunjukkan tingkat pernapasn seseorang
Informasika kepada klien dan keluarga untuk tidak merokok dalam ruangan, serta intruksikan kepada klien dan keluarga bahwa mereka harus segera menginformasikan pada perawat bila terjadi gawat napas
Merokok dalam ruangan dapat mencemari udara dan mengurangi kadar oksigen yang dibutuhkan klien, dan informasi yang dilaporkan kepada perawat secepatnya akan membantu perawat mengambil tindakan secepatnya pula terhadap klien
No Dx Kriteria hasil NOC Tindakan NIC Rasional 4 Setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 3x24 jam , maka klien akan :-meneruskan aktivitas yang dibutuhkan meski mengalami ansietas -klien slalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas -klien memiliki TTV dalam batas nomal-klien menunjukkan penurunan tingkat ansietas menjadi ringan
Bantu pasien untuk mengungkapkan secsra verbal pikiran dan perasaan mengeksternalisasikan ansietas
Pengungkapan perasaan dapat membantu seseorang untuk dapat rileks
Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan, untuk memperlus focus
Dan pengalihan ansietas pada focus yang lain dapat membuat seseorang dapat menjadi lebih focus
Dukung kebutuhan spiritual tanpa memaksa kepercayaan perawat kepasien
Berdoa merupakan salah satu alternative untuk memberi ketenngan seseorang
Pantau TTV, nafsu makan, pola istirahat sebagai tanda ansietas setiap 4 jam sekali
TTV dalam batas normal dan nafsu makan serta pola istirahat baik berarti seseorang bebas ansietas
No Dx Kriteria hasil NOC Tindakan NIC Rasional 5 Setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 3x24 jam maka klien:-mampu mendemonstrasikan penghema energy yang dibuktikan
Pantau tingkat energy dan toleransi pasien terhadap aktivitas
Tingkat energy tidak boleh diforsir karena akn sangat mempengaruhi kerja jantung
Instruksikan kepeda klien dan keluarga untuk segerah
Kelelahan merupakan masalah yang
oleh indicator klien selalu 1.menyadari keterbatasan energy 2.menyeimbangkan aktivitas dan istirahat3. mengatur jadwal aktivitas untuk menghemat energyklien akan berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan normal denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah yang terpantau dalam batas normal
memberitahu penyedia layanan kesehatan jika terjadi keletihan terus menerus
berdampak pada kerja jantung klien, sehingga harus segera diberikan penanganan
Bantu klien untuk merubah posisi secara berkala, bersandar, duduk berdiri dan ambulasi sesuai toleransi
Posisi klien yang tidak dilakukan mobilisasi akan menyebabkan kekakuan organ tubuh dan aliran darah pada seluruh menjadi tidak lancar
Batasi rangsanga lingkunganuntuk memfasilitasi relaksasi
Relaksasi dapat memberikan ketenangan dalam diri seseorang dan psikologis yang sehat dapat membantu tingkat pemulihan kondisi klien.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet karya energi bagi klien, dengan kandungan cairan yang tidak berlebihan
Asupan makanan klien harus kaya energy dan dengan takaran tidak memperberat kerja jantung dalam proses konsumsi makanan, agar tujuan kerja jantung tidak meningkat
Pantau respon kardiorespiration dan respon O2 klien terhadap aktivitas
Pemantauan kardiorespiration dan respon oksigen dapat
keperawatan memberikan data kepada perawat mengenai status kelemahan klien
No Dx Kriteria hasil NOC Tindakan NIC Rasional 6 Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam maka klien akan:
1. Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan yang dibuktikan dengan indicator adekuat makanan oral dan asupan cairan oral
2. Pasien akan mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal (kg)
3. Klien mampuh melaporkan tingkat energy yang adekuat
Identivikasih pencetus mual dan muntah
Penyebab atau pencetus mual dan muntah harus dijauhkan dari klien
Ketahui makanan kesukaan klien
Makanan kesukaan dapat menggugah nafsu makan seseorang
Berikan obat antiemetik dan atau analgesic sebelum makan dan kolaborasi pemberian makanan pada klien dengan ahli gizi
Analgesic merupakan obat yang mampuh mengurangi rasa mual, dan pemberian asupan makanan juga harus diperhitungkan sesuai kondisi sakit klien
Batasi diet terhadap es batu dan air putih, tingkatkan diet bila perlu
Membatasi jumlah cairan dalam tubuh untuk mengurangi beban jantung dalam bekerja
Intruksikan kepada klien agar menarik napas dalam, perlahan, dan menelan makanan secara sadar untuk mengurangi mual dan muntah
Menarik napas dalam dapat mengurangi intensitas mual ynag diderita klien
4. Imlementasi
Waktu No.Dx Tindakan (IMPLEMENTASI)
Hasil ttd
1 Pemberian analgesic sebelum prosedur yang menimbulkan nyeri
Do: klien masih terlihat nyeringai menahan rasa nyeriDo: klien Nampak masih lemas
2 Pemberian obat sesuai protocol, vasodilator, obat anti koagulan intra vena (nitrogliserin dan heparin)
Ds: klien mengatakan, untuk apa saya minum semua obat-obat ini sus saya kan sudaj mau matiDo: klien mau minum obat walau awalnya menolak
3 Atur posisi klien senyaman mungkin
Do: klien minta posinya berbaring ke arah kiri membelakangi arah keluarganya yang menemaninya
1, 2 Informasikan pada klien untuk bedrest total dan istirahat yang cukup (adekuat)
Ds: saya kurang bisa tidur dan istirahat dengan suasana gaduhDo: mulai dari datang klien baru tidur 2 jam
1 Kendalikan factor lingkungan yang mempengaruhi kenyamanan (pencahayaan,kegaduhan )
Ds: kepala saya ug masih pusing ya susDo: Nampak klien masih mengalami sesak napas namun dalam skala ringan
1 Hadir didekat klien untuk membantu perubahan posisi dan merelaksasi (pijat pada bagian-bagian persendian klien)
Ds: saya merasa bahwa ajal memang sudah dekat susDo: Nampak ekspresi muka klien yang tegang dan cemas
2 Pantau adanya pucat atau sianosis
Do: tidak ditemukan pucat pada klien ataupun
sianosis4 Bantu klein untuk
mengungkapka pikiran dan perasaan
Ds: seandainya saya dulu lebih menjaga pola hidup saya, saya pasti tidak ada di sini sekarang, dan harus menahan rasa sakit iniDo: klien Nampak menangis walaupun tidak tersedu
5 Pantau tingkat energy klien terhadap aktivitas
Do: klien sudah tidak terlihat sesak dan mampu sedikit demi sedikit membalikan posisi tubuhnya
3,5 Informasikan keluarga untuk melapor pada perawat jika tiba-tiba terjadi gawat napas dan kelemahan terus menerus
Do: klien dan keluarga mengerti dari ucapan perawat dengan menganggukkan kepala
1 Lakukan pengkajian nyeri klien
Ds: klien mengaku bahwa nyeri sudah mulai berkurang dan kini ada pada skala 3, namun masih sering kambuh saat bergerak
3 Bantu klien untuk merubah posisi
Do: klien terlihat sudah mulali mencoba menggerakan tubuhnya untuk berganti posisi dibantu keluaganya
2 Ajarkan klien untuk menghindari mengedan saat defekasi (BAB)
Do: Klien mengerti dan menangukkan kepala pada perawat
4 Sediakan pengalih ansietas (tv, radio, majalah atau koran)
Ds: klien mengtakan, saya mau nonton tv saja sus biar tenangDo: kesadaran klien baik dan mulai mau
mengalihkan pikirannya4 Dukung kebutuhan
spiritual klien (ingatlkan jadwal beribadah, dan beribadah tidak harus berdiri)
Ds: klien mengatakan mau dibawakan tasbih dan mau dibawakan ali spiritual dari RS
5 Identifikasi pencetus mual dan muntah klien
Ds: klien mengatakan mual datang ketika nyeri datang ditengah-tengah makan
5 Tanyakan makanan kesukaan atau favorit klien
Ds: klien mengatakan suka pada semua makanan tapi tidak terlalu pedas
5 Batasi rangsangan lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi klien (atasi jumlah pengunjung dan minimalkan kegaduhan)
Do: klien terlihat tenang dan tidak menangis lagi,
3 Informasikan pada pihak keluarga untuk tidak merokok dalam ruangan
Do: keluarga mnegerti dan merokok pada tempat yang disediakan khusus perokok
4 Pantau tanda vital klien Ttv: TD: 140/110mmhg RR: 21x/ menit irama teratur. N: 60x/menit. Suhu: 37,3ºC
5 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet kaya energy bagi klien (persiapan diet klien)
Do ahli gizi yang akan menyiapkan segalah diet kaya energy klien
4 Pantau tanda vital, nafsu makan, dan pola istirahat klien
Ttv: TD: 140/110mmhg RR: 19x/ menit irama teratur. N: 60x/menit. Suhu: 37,3ºC
5 Pantau respon kardio respiration danrespiration O2 klien terhadap aktivitas keperawatan
Ds: klien mengatakan sudah lebih tenangDo: klien sudah terlihat tidak sesak dan Nampak tidak murung lagi
5 Kolaborasi dengan ahli gizi (pemberian makanan diet kien)
Do: klien mau memakan makanannya walau dalam jumlah yang masih sedikit
6 Berikan analgesic sebelum makan (mengurangi mual)
Ds: nyeri sudah sering tidak terasa, namun saat terasa masih ada pada skala 3 sus
6 Bantu klien makan, instruksikan agar klien menarik napas dalam, perlahan, lalu menelan makanan mengurangi mual
Do: Klien mau mencoba melakukan instruksi kllien secara perlahan
6 Informasikan klien untuk mengurangi konsumsi cairan
Ds: klien mengatakan faham dengan yang diinformasikan perawat unuk mengkurangi konsumsi cairannya
5. Evaluasi
Waktu No.Dx Evaluasi
1 S: klien mengatakan nyeri pada skala 3, namun masih sering
sakit saat kambuh pada waktu melakukan aktivitas
:klien melaporkan pola tidur yang baik
O: klien sudah tidak terlihat menyeringai kesakitan seperti
awal masuk RS
A: tujuan tercapai sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,2,3,5
2 S: klien mengatakan sudah tidak sesak
: klien mengatakan nyeri berkurang
O: klien mau melakukan bedrest total diatas tempat tidur dan
hanya merubah posisi di atas tembat tidur
: Hasil Ttv: TD: 140/110mmhg RR: 19x/ menit irama teratur.
N: 60x/menit. Suhu: 37,3ºC
A: tujuan keperawatan tercapai sebagian
P; lanjutkan intervensi 1,2,4,5
3 S: klien mengatakan tidak sesak napas lagi
: klien mengatakan dapatberistirahat tanpa terbangun dengan
sesak napas
O: klien memiliki kecepatan dan irama napas dalam batas
normal
: Hasil Ttv: TD: 140/110mmhg RR: 19x/ menit irama teratur.
N: 60x/menit. Suhu: 37,3ºC
A: tujuan keperawatan tercapai
P: hentikan intervensi klien diberikan edukasih menjaga pola
napas dan diberika tehnik napas dalam
4 S: klien mengatakan sudah lebih tenang
: klien juga mengatakan dapat mngomtrol rasa takutnya
O: klien menunjukan penurunan kecemasan dengan lebih aktif
berkomunikasih dengan orang sekitarnya
: Klien sudah tidak ter;ihat murung dan menangis
: Hasil Ttv: TD: 140/110mmhg RR: 19x/ menit irama teratur.
N: 60x/menit. Suhu: 37,3ºC
A:tujuan keperawatan klien tercapai
P: intervensi dihentikan klien diberikan edukasih untuk lebih
meningkatkan spiritual
5 S: klien mengatakan sudah tidak lemas dan lelah
: klien mengatkakn saat dia mulai merasa lelah dia mencoba
untuk segera beristirahat
O: dari tempat tidur klien mampu membagi waktu
beraktivitas, komunikasih dg orang sekitar, dengan waktu
istirahat
: Hasil Ttv: TD: 140/110mmhg RR: 19x/ menit irama teratur.
N: 60x/menit. Suhu: 37,3ºC
A: tujuan keperawatan klien teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1,3,4,6
6 S: klien mengatakan sudah tidak mual atau muntah
: klien mengatakan nyeri saat makan berkurang
O: klien mau memakan makanan yang telah disiapkan pihak
RS
: Klien terlihat tidak lemas dan tidak pucat
A: tujuam keperawatan klien tercapai
P: lanjutkan intervensi 3,4,6
3.8 Memahami Peran Perawat
1. Peran Advokat
Dalam kasus IMA, peran perawat sebagai advokat harus bertanggung
jawab membantu klien dan keluarga dalam hal inform concern atas
tindakan keperawatan yang dilakukan. Selain itu juga harus
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien serta memastikan
kebutuhan klien terpenuhi.
2. Peran Pelaksana
Seorang perawat harus melaksanakan tugas sebagai seorang perawat yaitu
memberikan asuhan keperawatan kepada klien infark miokard akut sesuai
dengan kebutuhan dan asuhan keperawatan yang sudah direncanakan
direncanakan.
3. Peran Edukator
Seorang perawat harus dapat memberikan pembelajaran dalam bentuk
healt education kepada klien infark miokard akut, berhubungan dengan
apa yang harus dilakukan klien dan keluarga secara mandiri dalam proses
penyembuhan dan pemulihan kondisi klien infark miokard akut.
4. Peran Kordinator
Perawat memantau kondisi klien dan memantau anggota tim dalam
memberikan asuhan keperawatan yang sudah dibuat untuk klien infark
miokard akut.
5. Kordinator Pelayanan Kesehatan
Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain yang berhubungan
dengan proses penyembuhan klien infark miokard akut, misalnya tim gizi
untuk menyediakan makanan yang sesuai dengan kondisi klien
Daftar pustaka
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, Jakarta, EGC.
Rendy M. Clevo & Margareth TH (2012), Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Penyakit Dalam, Yogyakarta,Nuha Medika.