definisi komunikasi antar pribadi
DESCRIPTION
.TRANSCRIPT
Belajar Komunikasi Antarpribadi
I. Definisi Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
(2010:81) ,komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
Definisi komunikasi antarpribadi dikutip dari buku Dr. Alo Liliweri, M,S (1997:12),
antara lain:
Devito (1976) : Komunikasi Antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari
seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik langsung
Effendy (1986) : Komunikasi Antarpribadi komunikasi antara seorang
komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap paling
efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya
yang dialogis
Rogers (1988) : Komunikasi Antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut
yang terjadi dalam interaksi muka antara beberapa pribadi.
Tan (1981) : Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antara dua orang
atau lebih
Barnlund (1968) : Komunikasi Antarpribadi selalu dihubungkan dengan
pertemuan antara dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan
dan tidak berstruktur.
II. Prinsip-prinsip Komunikasi Antarpribadi
Dalam melakukan Komunikasi Antarpribadi, diperlukan pemahaman megenai
beberapa hal, di antaranya mengenai prinsip-prinsi yang akan membuat Komunikasi
Antarpribadi.
Prinsip Komunikasi Antarpribadi menurut Richard West & Lyn H. Turner, 2006 (Dr. Jenny
Ratna Suminar, M.Si. Komunikasi Antarpribadi, 2012: 9-10):
Komunikasi Antarpribadi tidak bisa dielakkan
Komunikasi Antarpribadi tidak bisa ditarik kembali
1
Komunikasi Antarpribadi menyangkut pertukaran simbol
Komunikasi Antarpribadi memiliki aturan
Komunikasi Antarpribadi itu dipelajari
Komunikasi Antarpriadi menyangkut isi dan hubungan
Sedangkan menurut Steven A. Beebe, Susan A. Beebe & Mark V. Redmond mengenai
prinsip Komunikasi Antarpribadi, yaitu:
Interpersonal Communication is Inescapable
Interpersonal Communication is Irreversible
Interpersonal Communication is Complicated
Interpersonal Communication is Contextual
Prinsip-prinsip komunikasi antar pribadi yang disampaikan Beebe dkk ada beberapa
kesamaan dengan apa yang dinyatakan Richard West dan Lynn H. Turner, di antaranya
bahwa komunikasi antar pribadi tidak terhindarkan dan tidak bisa ditarik kembali
(irrreversible). Selebihnya bahwa komunikasi antar pribadi itu rumit dan menyangkut konteks
dimana ini menyangkut psikologis, hubungan situasi, lingkungan dan konteks budaya.
III. Ciri atau Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Richard L. Weaver II, 1993 ( Teori Komunikasi Antarpribadi, Budyatna & Ganiem, 2011) :
a. Melibatkan paling sedikit dua orang
Jika kurang dari dua orang, dinamakan a dyad. Apabila komunikasi
antarpribadi didefinisikan melalui jumlah orang yang terlibat, harus diingat bahwa
komunikasi antarpribadi sebetulnya terjadi antara dua orang yang merupakan bagian
dari kelompok yang lebih besar.
b. Adanya umpan balik atau feedback
Komunikasi Antarpribadi melibatkan umpan balik. Dalam komunikasi
antarpribadi hampir selalu melibatkan umpan balik langsung
c. Tidak harus tatap muka
Kehadiran fisik dalam berkomunikasi antarpribadi, tidaklah terlalu penting.
Komunikasi bisa dilakukan lewat e-mail, sms, telepon, webcam. Tetapi menurut
Weaver, tidaklah ideal walaupun tatap muka tidak harus dalam komunikasi antar
pribadi. Hal ini menghilangkan sarana penting untuk menyalurkan emosi.
2
d. Tidak harus bertujuan
Komunikasi antarpribadi tidak harus selalu disengaja. Orang-orang biasanya
mengomunikasikan sesuatu tanpa disengaja, tetapi hal itu memengaruhi diri Anda.
Jadi, sudah terjadi penyampain pesan dan penginterpretasian pesan-pesan tersebut.
e. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect
Agar dianggap sebagai komunikasi antarpribadi yang benar, maka sebuah
pesan harus menghasilkan pengaruh atau effect. Tidak harus segera & nyata, tetapi
harus terjadi.
f. Tidaklah harus melibatkan atau menggunakan kata-kata
Pesan-pesan non-verbal seperti menatap dan menyentuh atau membelai
kepada kekasih memiliki makna yang jauh lebih besar daripada kata-kata. oleh
karena itu, kita dapat berkomunikasi tanpa melibatkan kata-kata
g. Dipengaruhi oleh konteks
Konteks merupakan tempat pertemuan komunikasi terjadi, termasuk apa
yang mendahului dan mengikuti apa yang dikatakan (Verderber et al., 2007).
Konteks memengaruhi harapan-harapan para partisipan dan perilaku mereka
selanjutnya. Konteks-konteks tersebut merupakan konteks jasmaniah, sosial,
historis, psikologis, serta keadaan kultural yang mengelilingi peristiwa komunikasi.
h. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise
Kegaduhan tau noise adalah gangguan dalam penyampaian pesan.
Kegaduhan eksternal berupa penglihatan, suara-suara, dan rangsangan-rangsangan
lainnya yang bisa menarik perhatian seseorang. Kegaduhan internal berupa
gangguan dalam pikiran atau perasaan yang mengalihkan perhatian. Kegaduhan
semantik berupa gangguan yang ditimbulkan oleh lambag-lambang tertentu yang
menjauhkan kita dari pesan yang sama.
Ciri Komunikasi Antarpribadi menurut Barnlund,1968 (Liliweri, 1997) :
Terjadi secara spontan
Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur
Terjadi secara kebetulan
Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu
3
Dilakukan oleh orang-orang yang identitas keanggotaan yang kadang-kadang kurang
jelas
Bisa terjadi sambil lalu
Ciri Komunikasi Antarpribadi menurut De Vito, 1976(Liliweri, 1997) :
Keterbukaan (opennes)
Empati (empathy)
Dukungan (suportiveness)
Perasaan positif (positiveness)
Kesamaan (equality)
IV. Relevansi Komunikasi Antarpribadi dengan Wawancara
Kaitan antara Komunikasi antarpribadi dengan wawancara sangatlah erat karena
wawancara merupakan salah satu bentuk komunikasi antarpribadi. Tidaklah heran jika Bang
Sahala memberikan tugas seperti ini karena hal-hal seperti ini sangatlah penting bagi kami
mahasiswa Jurnalistik. Kami harus memahami betul definisi, prinsip (terutama prinsip),
karakteristik / ciri komunikasi antarpribadi yang kelak akan kami gunakan/ praktekkan di
lapangan.
Komunikasi antarpribadi maupun yang non-antarpribadi semuanya mengenai
pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti dalam bentuk fisik, ekonomi, &
sosial (Miller & Steinberg,1975). Imbalan ialah segala perolehan yang positif, jika seorang
wartawan bisa megendalikan perilaku narasumbernya, logikanya wartawan akan
mendapatkan imbalan seperti informasi yang valid atau yang good, maka ia akan
mendapatkan komisi berupa uang bonus. Inilah yang disebut dengan imbalan dalam bentuk
ekonomi, selain itu wartawan juga akan bangga karena berita yang ditelurkan dirinya
sangatlah baik adanya atau si narasumber merasa senang ketika di wawancarai oleh
wartawan tersebut, ini disebut imbalan dalam bentu sosial. Artinya adalah komunikasi
antarpribadi sangat membantu wartawan untuk menghasilkan suatu berita yang bagus,
karena komunikasi antarpribadi bisa dijadikan buku panduan untuk menjadi wartawan yang
handal. Tetapi tentu saja jangan lupa dengan skill lainnya.
Salah satu hal yang patut dicamkan baik-baik adalah komunikasi antarpribadi itu
tidak bisa ditarik kembali atau irreversible. Wartawan harus berhati-hati menggunakan kata
ketika bertanya kepada narasumber karena salah sedikit runyam jadinya.
4
Apalagi ketika narasumbernya adalah salah satu pejabat penting, oleh karena itu wartawan
harus bisa menjaga tutur katanya, jangan sampai tutur katanya tersebut lebih tajam dari
pisau. Hal tersebut juga perlu diperhatikan saat seorang wartawan akan mempublikasikan
hasil wawancaranya tersebut. Oleh karena itu, wartawan harus cross-check dan melakukan
verifikasi sebelum beritanya dipublikasikan.
V. Simpulan
Wartawan baiknya mengaplikasikan aspek-aspek komunikasi antarpribadi yang akan
memudahkannya ketika mewawancarai narasumber.
Menjadikan komunikasi antarpribadi sebagai skill dasar untuk mencari berita dengan
metode wawancara.
Tidak semua aspek komunikasi antarpribadi berkaitan dengan wawancara
VI. Pertanyaan
a. Bad News is Good News,kata-kata tersbut merupakan kata lumrah di dunia
Jurnalistk. Apakah dengan tujuan mencari berita, wartawan bisa menghilangkan sisi
simpatinya atau empatinya ketika meliput? Contoh ketika terjadi kecelakaan, alih-alih
menolong korban, wartawan malah memfoto-foto. Boleh seperti itu?
b. Menurut bapak, apa bedanya wawancara tatap muka dengan wawancara tidak tatap
muka (telepon, e-mail)?
c. Jika bapak lebih memilih tatap muka, lebih aktual wawancara langsung atau
wawancara via webcam yang notabene sama-sama bisa menunjukkan ekspresi?
d. Bagaimana respon bapak mengenai media online yang katanya lebih cepat dan
aktual? Bagaimana cara wartawan media cetak menyaingi hal tersebut?
5