degumming dan netralisasi
DESCRIPTION
Materi Degumming dan NetralisasiTRANSCRIPT
Ekstraksi
Netralisasi Degumming
Deodorisasi
Bleaching
Pemurnian
Hidrogenasi
Interesterifikasi
Winterisasi
Pemurnian Minyak Tujuan pemurnian
Menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak Menghilangkan warna yang tidak menarik Memperpanjang masa simpan minyak
Tahap-tahap proses pemurnian minyak Degumming Netralisasi Bleaching Deodorisasi Hidrogenasi, interesterifikasi, winterisasi
18/04/23 3
Pengertian degumming
Degumming adalah suatu proses pemisahan getah atau lendir-lendir yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Getah-getah (gum) dalam minyak nabati perlu dihilangkan untuk menghindari perubahan warna dan rasa selama langkah refineri berikutnya. (Ketaren, 1986).
18/04/23 4
Biasanya proses ini dilakukan dengan cara dehidratasi gum atau kotoran agar bahan tersebut lebih mudah terpisah dari minyak, kemudian disusul dengan proses pemusingan (sentrifugasi). Caranya ialah dengan mengalirkan uap air panas kedalam minyak disusul dengan pengaliran air dan selanjutnya di sentrifugasi sehingga bagian lendir terpisah dari air.
18/04/23 5
Pada waktu proses sentrifugasi berlangsung, ditambahkan bahan kimia yang dapat menyerap air, misalnya asam mineral pekat atau garam dapur (NaCl). Suhu minyak pada waktu proses sentrifugasi berkisar antara 32-500C, dan pada suhu tersebut kekentalan minyak akan berkurang sehingga gum mudah terpisah dari minyak.
18/04/23 6
Proses pemisahan gum (de-gumming) perlu dilakukan sebelum proses netralisasi, dengan alasan:
1. Sabun yang terbentuk dari hasil reaksi antara asam lemak bebas dengankaustik soda pada proses netralisasi akan menyerap gum (getah dan lendir) sehingga terjadi proses pemisahan sabun (soap stock) dari minyak.
2. Netralisasi minyak yang mengandung gum akan menambah partikel emulsi pada minyak, sehingga mengurangi rendemen trigliseida
18/04/23 7
Tujuan dari proses degumming adalah :
• Memisahkan dan membuang asam• Mencegah crude oil tertinggal selama
penyimpanan dan pemindahan• Mencegah pengasaman oleh gum• Pemurnian secara fisik• Mengurangi kehilangan minyak pada
tahap netralisasi
18/04/23 8
Macam –macam Tipe Proses Degumming
Dry Degumming
Proses dry degumming melibatkan pembuangan gum melalui proses presipitasi dalam kondisi asam. Proses ini menggunakan minyak rendah phospatida dan cocok untuk persiapan minyak untuk physical refining.
18/04/23 9
Water Degumming
Water degumming adalah proses dari pembuangan gum melalui proses presipitasi menggunakan hidrasi air murni crude oil melalui pemisahan sentrifus.
18/04/23 11
Acid Degumming
Dalam proses ini gum dipresipitasi dengan proses beberapa kondisi asam dan dihilangkan dengan pemisahan dengan metoda sentrifus
Enzymatic Degumming
Enzymatic degumming adalah degumming khusus yang dipertinggi dengan menggunakan beberapa enzim makanan.
EDTA-degumming
EDTA degumming proses kimia-fisika degumming. Proses ini melibatkan pemisahan sempurna phospatida dengan bahan pengkelat yaitu ethylene diamine tetraacetic acid(EDTA).
18/04/23 12
Membran degummingProses membran degumming biasanya digunakan dalam industri ekstraksi. Pemisahan dengan membran merupakan pemisahan ukuran eklusi dan tekanan. Proses ini membagi komponen-komponen yang berbeda menurut berat molekulnya atau ukuran partikel serta bergantung pada interaksi dengan permukaan membran dengan campuran komponen minyak.
18/04/23 13
Degumming reactor 1Tangki
Degumming Reaktor 2
Degumming centrifuge
Crude Oil
Degummed Oil
GumsTahapan proses degumming 1. Penambahan Reagen 2. Penambahan Hot Water(steam) 3. Pemisahan (sentrifuse)
18/04/23 15
Netralisasi
Netralisasi yaitu proses memisahkan asam lemak bebas (ALB) dari minyak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun.
Asam lemak bebas yaitu hasil hidrolisisdari trigleserida atau penguraian trigleserida oleh molekul air, Hal ini menyebabkan putusnya asam lemak dari minyak.
18/04/23 16
Proses netralisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. netralisasi dengan kaustik soda (NaOH),
2. netralisasi dan pemucatan dalam ruangan vakum,
3. netralisasi minyak dalam bentuk miscella,
4. netralisasi dengan etanol amin dan amonia,
5. pemisahan asam dengan penyulingan,
6. pemisahan dengan pelarut organik.
18/04/23 17
Netralisasi dengan kaustik soda (NaOH)
Cara ini banyak dilakukan dalam skala industri. Penggunaan NaOH ini membantu mengurangi zat warna dan kotoran yang berupa getah dan lender dalam minyak.
Reaksinya sbb:
18/04/23 18
Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran seperti phospatida dan protein dengan cara membentuk emulsi sabun atau emulsi yang terbentuk dapat dipisahkan dari minyak dengan cara sentrifuce.Dengan cara hidrasi dan dibantu dengan proses pemisahan sabun secara mekanis maka netralisasi dengan menggunakan kaustik soda dapat menghilangkan phospatida, protein, resin , dan suspensi dalam minyak yang tidak dapat dihilangkan dengan proses pemisahan gum.
18/04/23 19
Netralisasi menggunakan kaustik soda akan menyabunkan sejumlah kecil trigliserida. Molekul mono dan digliserida lebih mudah bereaksi dengan persenyawaan alkali. Reaksi penyabunan mono dan digliserida dalam minyak terjadi sebagai berikut :
18/04/23 20
Refining factor
Effisiensi netralisasi dinyatakan dalam refining factor, yiatu perbandingan antara kehilangan total karena netralisasi dan jumlah asam lemak bebas dalam lemak kasar.
18/04/23 21
contoh :netralisasi kasar yang mengandung 3% asam lemak bebas,menghasilkan minyak netral dengan rendemen sebesar 94%, maka akan mengalami kehilangan total (total loss) sebesar (100-94)% = 6%.
refining factor = (Kehilangan total (%))(Asam lemak bebas dalam
minyak (%)) = 6/3 = 2
Makin kecil nilai refining factor, maka efisiensi netralisasi makin tinggi.
18/04/23 22
Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam memilih konsentrasi NaOH dalam proses netralisasi : Keasaman dari minyak kasar. Jumlah minyak netral (trigleserida) yang
tersabunkan diusahakan serendah mungkin.
Jumlah minyak netral yang terdapat dalam soap stock.
Suhu netralisasi. Warna minyak netral.
18/04/23 23
Netralisasi dengan Natrium Karbonat (Na2CO3)
Keuntungan menggunakan persenyawaan karbonat adalah karena trigliserida tidak ikut tersabunkan, sehingga nilai refining factor dapat diperkecil. Suatu kelemahan dari pemakaian senyawa ini adalah karena sabun yng terbentuk sukar dipisahkan.
Reaksinya sbb:
18/04/23 24
Netralisasi menggunakan natrium karbonat biasanya disusul dengan pencucian menggunakan kaustik soda encer, sehingga memperbaiki mutu terutama warna minyak. Hal ini akan mengurangi jumlah adsorben yang dibutuhkan pada proses pemucatan.Pada umumnya netralisasi minyak menggunakan natrium karbonat dilakukan di bawah suhu 500C, sehingga seluruh asam lemak bebas yang bereaksi dengan natrium karbonat akan membentuk sabun dan asam karbonat
18/04/23 25
Pada pemanasan asam karbonat yang terbentuk akan terurai menjadi gas CO2 dan H2O. Gas CO2 yang dibebaskan akan membentuk busa dalam sabun yang terbentuk dan mengapung partikel sabun di atas permukaan minyak. Gas tersebut dapat dihilangkan dengan cara mengalirkan uap panas atau dengan cara menurunkan tekanan udara di atas permukaan minyak dengan pompa vakum.
18/04/23 26
Keuntungan netralisasi menggunakan natrium karbonat adalah sabun yang terbentuk bersifat pekat dan dapat dipakai langsung untuk pembuatan sabun bermutu baik. Minyak yang dihasilkan mutunya lebih baik, terutama setelah mengalami proses deodorisasi. Di samping itu trigliserida tidak ikut tersabunkan sehingga rendemen minyak netral yang dihasilkan lebih besar.
Kelemahannya adalah karena cara tersebut sukar dilaksanakan dalam praktek, dan di samping itu untuk minyak semi drying oil seperti minyak kedelai, sabun yang terbentuk sukar disaring karena adanya busa yang disebabkan oleh gas CO2.
18/04/23 27
Netralisasi minyak dalam bentuk “miscella”
Cara ini digunakan pada minyak yang diekstrak dengan menggunakan solvent extraction. Hasil yang diperoleh merupakan campuran antara pelarut dan minyak yang disebut dengan miscella. Selanjutnya dinetralkan dengan menggunakan kaustik soda atau natrium karbonat. Penambahan bahan kimia tersebut ke dalam miscella yang mengalir dalam ketel ekstraksi, dilakukan pada suhu yang sesuai dengan titik didih pelarut. Sabun yang terbentuk dapat dipisahkan dengan cara menambahkan garam, sedangkan minyak netral dapat dipisahkan dari pelarut dengan cara penguapan.
18/04/23 28
Netralisasi dengan Etanol Amin dan Amonia
Pada proses ini, asam lemak bebas dapat dinetralkan tanpa menyabunkan trigliserida, sedangkan ammonia yang digunakan dapat diperoleh kembali dari soap stock dengan cara penyulingan dalam ruangan vakum
18/04/23 29
Pemisahan Asam (de-acidification) dengan Cara Penyulingan
Pemisahan asam lemak bebas dengan cara penyulingan digunakan untuk menetralkan minyak kasar yang mengandung kadar asam lemak bebas relative tinggi, sedangkan minyak kasar yang mengandung asam lemak bebas lebih keil dari 8% lebih baik dinetralkan dengan penggunaan senyawa basa.
18/04/23 30
Pemisahan asam dengan menggunakan Pelarut Organik
Trigliserida tidak larut dalam pyridine (pelarut minyak), sedangkan asam lemak bebas tetap larut sempurna. Minyak dapat dipisahkan dari pelarut dengan cara dekantasi sedangkan pelarut dipisahkan dari asam lemak bebas dengan cara penyulingan
18/04/23 32
Bleaching
Suatu tahap proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan inidilakukan dengan cara fisika yang menggunakan berbagai absorben, seperti tanah serap( fuller earth ), lempung aktif (activated clay) dan arang aktif atau dapat juga menggunakan bahan kimia.
1. Pemucatan Minyak dengan Menggunakan Adsorben
Pemucatan minyak menggunakan adsorben umumnya dilakukan dalam ketel yang dilengkapi dengan pipa uap. Minyak yang akan dipucatkan dipanaskan pada suhu sekitar 105°C, selama 1 jam. Penambahan adsorben dilakukan pada saat minyak mencapai suhu 70-80°C, dan jumlah adsorben kurang lebih sebanyak 1,0-1,5 persen dari berat minyak.
Bahan pemucat ini merupakan sejenis tanah liat dengan komposisi utama terdiri dari SiO2, Al2O3, air terikat serta ion kalsium, magnesium oksida dan besi oksida. Jumlah adsorben yang dibutuhkan untuk menghilangkan warna minyak tergantung dari macam dan tipe warna dalam minyak dan sampai berapa jauh warna tersebut akan dihilangkan.
Arang merupakan bahan padat yang berpori-pori dan pada umumnya diperoleh dari hasil pembakaran kayu atau bahan yang mengandung unsur karbon. Arang mempunyai daya adsorbsi yang rendah terhadap zat warna dan daya adsorbsi tersebut dapat diperbesar dengan cara mengaktifkan arang menggunakan uap atau bahan kimia. Komposisi kimia arang kayu keras yakni terdiri atas air, bahan menguap, abu,fixed carbon.
Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup, sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi terhadap zat warna. Pori-pori dalam arang biasanya diisi oleh tar , hidrokarbon, dan zat-zat organik lainnya yang terdiri dari fixed carbon, abu, air, persenyawaan yang mengandung nitrogen dan sulfur.
2. Pemucatan Minyak dengan Bahan Kimia
Cara pemucatan ini banyak digunakan terhadap minyak untuk tujuan bahan pangan (edible fat ), karena pemucatan secara kimia lebih baik dibandingkan dengan menggunakan adsorben. Keuntungan penggunaan bahan kimia sebagai bahan pemucat adalah karena hilangnya sebagian minyak yang dapat dihindarkan dan zat warna diubah menjadi zat tidak berwarna, yang tetap tinggal dalam minyak. Kerugiannya ialah karena kemungkinan terjadi reaksi antara bahan kimia dan trigliserida, sehingga menurunkan flavor minyak.
a.Pemucatan dengan cara oksidasi
Oksidasi terhadap zat warna akan mengurangi kerusakan trigliserida, akan tetapi asam lemak tidak jenuh cenderung membentuk peroksida atau drying oil karena proses oksidasi dan polimerisasi. Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pemucat adalah persenyawaan peroksida dikromat, ozon, klorin dan klorin dioksida.
b. Pemucatan dengan dikromat dan asam
Bahan kimia yang digunakan ialah natrium atau kalium dikromat dalam asam mineral (an-organik). Reaksi antara dikromat dan asam akan membebaskan oksigen.Oksigen bebas bereaksi dengan asam klorida (HCl) akan menghasilkan klor (Cl2) yang berfungsi sebagai bahan pemucat, dengan reaksi sebagai berikut:
Na2Cr2O7+ 4 H2SO NaSO4 + Cr2(SO4)3+ 4H2O + 3O
AtauNa2Cr2O7+ 8HCl 2 NaCl + 2CrCl3+ 4 H2O + 3O
3 O + 6 HCl 3 H2O + 3 Cl2
setelah pereaksi ditambahkan, selanjutnya diaduk. Zat warna akan mengendap setelah pengadukan dihentikan. Pada umumnya warna ungu dalam minyak tidak dapat hilang, sehingga cara pemucatan dikromat banyak digunakan terhadap minyak untuk tujuan pembuatan sabun.
c. Pemucatan dengan Pemanasan
Pemanasan minyak dalam ruangan vakum pada suhu relatif tinggi, mempunyai pengaruh pemucatan. Cara ini kurang efektif terhadap minyak yang mengandung pigmen klorofil. Sebelum dilakukan pemanasan, sebaiknya minyak terlebih dahulu dibebaskan dari ion logam terutama ion besi, sabun (soap stock) dan hasil-hasil oksidasi seperti peroksida, karena pemanasan terhadap bahan-bahan tersebut merupakan katalisator dalam proses oksidasi.
d. Pemucatan dengan cara reduksi
Pemucatan dengan cara reduksi kurang efektif karena warna yang hilang dapat timbul kembali jika minyak tersebut terkena udara. Bahan kimia yang dapat mereduksi zat warna terdiri dari garam-garam natrium bisulfit atau natrium hidrosulfit yang dikenal dengan nama blankite. Pemakaian zat pereduksi ini biasanya dicampur dengan bahan kimia lain dengan perbandingan tertentu. Sebagai contoh ialah penggunaan campuran larutan natrium bisulfit 1,0 - 1,5 % dan larutan asam sulfat.
Kelebihan dan Kelemahan Proses Pemucatan
1.Kelemahan dan kelebihan proses pemucatan dengan adsorben
Adanya kehilangan minyak dan daya pemucatannya kurang bagus jika dibandingkan dengan proses kimia. Kelebihannya tidak ada reaksi samping antara adsorben dan minyak, karena adsorben hanya bertindak sebagai zatpenyerap.
2.Kelemahan dan kelebihan proses pemucatan dengan bahan kimia.
Kelemahannya adanya kemungkinan terjadinya reaksi antara bahan kimia dan trigliserida sehingga menurunkan flavor minyak. Kelebihan penggunaan bahan kimia dapat menghindari hilangnya sebagian minyak dan zat warna dapat dihilangkan menjadi zat tidak berwarna.
Deodorisasi
Suatu tahap proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa (flavor ) yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorisasi yaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfir atau keadaan vakum.
Flavor dalam Minyak
Senyawa yang menimbulkan flavor dalam minyak terdiri dari dua golongan,yaitu flavor alamiah (natural flavor) dan flavor yang dihasilkan dari kerusakan minyak atau bahan yang mengandung minyak.
a. Flavor Alamiah (natural flavor)
Flavor tersebut secara alamiah terdapat dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak pada proses pemisahan minyak dengan cara pengepresan, rendering atau dengan ekstraksi menggunakan pelarut. Senyawa tersebut terdiri dari hidrokarbon tidak jenuh, pigmen karotenoid, terpene, sterol dan tokoferol.
b. Flavor yang Dihasilkan dari Kerusakan Minyak pada Saat Pengolahan
Kerusakan tersebut terjadi selama pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,adanya kotoran dalam minyak dan pada proses pemurnian. Senyawa yang terbentuk merupakan hasil degradasi trigliserida dalam minyak, yang menghasilkan asam lemak bebas, aldehida dan keton, dikarbonil, alkohol dan sebagainya. Bau tengik dan rasa getir mulai dapat dirasakan jika komponen tersebut terdapat dalam minyak dengan jumlah lebih dari 0,1 persen dari berat minyak.
Tahapan Proses Deodorisasi
Pada suhu yang lebih tinggi, komponen yang menimbulkan bau dalam minyak akan lebih mudah menguap, sehingga komponen tersebut diangkut dari minyak bersama-sama uap panas. Penurunan tekanan selama proses deodorisasi akan mengurangi jumlah uap yang digunakan dan mencegah hidrolisa minyak oleh uap air. Setelah proses deodorisasi sempurna, minyak harus cepat didinginkan dengan mengalirkan air dingin melalui pipa pendingin sehingga suhu minyak turun menjadi lebih kurang 84oC dan selanjutnya ketel dibuka dan minyak dikeluarkan dari ketel.
Ekstraksi
Netralisasi Degumming
Deodorisasi
Bleaching
Pemurnian
Hidrogenasi
Interesterifikasi
Winterisasi
Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah reaksi hidrogen dengan senyawa organik, reaksi ini merupakan pengolahan minyak atau lemak dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh.
• Menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Penambahan hidrogen pada ikatan rangkap minyak dan lemak akan mengakibatkan kenaikan titik cair.
• Hilangnya ikatan rangkap, menjadikan minyak atau lemak tahan terhadap proses oksidasi.
• Menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak.
• Menstabilkan minyak sehingga masa simpannya lebih panjang.
Tujuan Hidrogenasi
Faktor – Faktor yang mempengaruhi
Sifat Alamiah Substansi Yang Dihidrogenasi
Sifat Dan Konsentrasi
Katalis
Konsentrasi Hydrogen
Suhu
Tekanan
Frekuensi Pengadukan
Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hidrogen dan serbuk nikel sebagai katalisator.
Reaksi pada proses hidrogenasi terjadi pada permukaan katalis yang mengakibatkan reaksi antara molekul-molekul minyak dengan gas hidrogen. Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi daripada katalis yang lain (palladium, platina, copper chromite)
Diagram alir berikut menunjukkan proses hidrogenasi sempurna dari sebuah minyak tak jenuh tunggal yang sederhana
• Pemanasan akan mempercepat jalannya reaksi hidrogenasi. Pada suhu 205oC dicapai kecepatan reaksi yang maksimum.
• Penambahan tekanan dan kemurnian gas hidrogen yang digunakan akan menaikkan kecepatan reaksi hidrogenasi.
• Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring.
• Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
minyakDireaksikan dengan
hidrogen(hidrogenasi)
KatalisNi/Pt
didinginkan
penyaringan
katalis
Minyak bersifat plastis
dipanaskan
Blok Diagram Proses Hidrogenasi
Interesterifikasi
Interesterifikasi merupakan proses pertukaran gugusan antara dua buah ester dimana hal ini hanya dapat terjadi apabila terdapat katalis.
Katalis yang sering digunakan untuk reaksi ini adalah logam natrium atau kalium dalam bentuk metoksilat atau etoksilat
Dalam reaksi ini ion logam natrium atau kalium akan menyebabkan terbentuknya ion enolat yang selanjutnya diikuti dengan pertukaran gugus alkil.
Interesterifikasi (penukaran ester atau tran esterifikasi) menyangkut pertukaran gugus asil antara trigliserida. Karena trigliserida mengandung 3 gugus ester per molekul, maka peluang untuk pertukaran tersebut cukup banyak. Gugus asil dapat bertukar posisinya dalam 1 molekul trigliserida, atau diantara molekul trigliserida.
Tujuan Interesterifikasi
Untuk mengubah titik cair lemak maka gugusan
asam lemak dapat berubah posisi.
Dengan interesterifkasi ini ,maka asam lemak jenuhnya dapat diubah menjadi asam
lemak tak jenuh
Winterisasi
1.Pengertian
Winterisasi adalah proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair tinggi
dari trigliserida bertitik cair rendah. Winterisasi merupakan bentuk dari fraksinasi atau
pemindahan materi padat pada suhu yang diatur
Gliserida bertitik cair tinggi kadang-kadang mengandung sejumlah asam stearat dan dapat terpisah pada suhu rendah (pendinginan), dan dikenal dengan nama stearin. Stearin atau tristearin, adalah trigliserida sebuah glyceryl ester dari asam stearat, berasal dari lemak hewan diciptakan sebagai produk sampingan dari pengolahan daging sapi. Ini juga dapat ditemukan dalam tanaman tropis seperti kelapa. Bagian yang membeku pada suhu rendah (disebut stearin) dipisahkan melalui penyaringan,sedangkan minyak yang tetap cair disebut winter oil.
Trigliserida atau gliserida yang terbentuk dari asam lemak jenuh dengan rantai yang panjang, memiliki titik didih atau titik cair lebih tinggi daripada asam-asam lemak jenuh rantai pendek. Demikian juga dengan asam-asam lemak tak jenuh. Titik cair asam-asam lemak yang tedapat dalam minyak dan lemak ditampilkan pada tabel berikut ini.
Asam lemak jenuh lebih stabil dibandingkan asam lemak tidak jenuh, akibatnya titik leleh asam lemak jenuh lebih tinggi. Kestabilan asam lemak jenuh mudah dipengaruhi oleh temperatur.Jenis minyak yang memiliki asam lemak tidak jenuh yang tinggi memiliki sifat mengering yang kuat bila dibandingkan dengan minyak memiliki asam lemak tidak jenuh yang tinggi tetapi tidak berkonjugasi
Pada pengolahan minyak jagung, fungsi winterisasi adalah proses untuk menghilangkan lilin yang mungkin terdapat di dalam minyak jagung kasar dengan jalan mendinginkan karena lilin akan membeku lebih dahulu kemudian lilinnya diambil dengan cara penyaringan
2. Poduk Winterisasi
Setelah menjalani proses winterisasi, produk yang diperoleh adalah bentuk lemak baru yang terdiri dari trigliserida yang komposisinya lebih seragam daripada campuran yang diperoleh dengan jalan mencampur lemak asalnya.
Proses tersebut memerlukan lemak netral anhidrat dengan kandungan perosida minimum.
Setelah mengalami proses winterisasi, diharapkan
produk: Tahan terhadap suhu rendah dalam
jangka waktu yang lama Kandungan asam lemak jenuhnya
berkurang
3. Tujuan Winterisasi Proses Winterisasi bertujuan agar pada
saat minyak disimpan pada suhu rendah tidak mengalami pembekuan
4.Prinsip Winterisasi Winterisasi merupakan pemisahan
thermomechanical proses dimana komponen trigliserida dari lemak dan minyak dikristalkan dari bentuk cairnya.