dehidrasi pada bayi dan anak
TRANSCRIPT
drich 2013
Dehidrasi pada bayi dan anak
Defenisi Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari
natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (dehidrasi
hipotonik)
Dehidrasi atau kekurangan cairan sangat mudah terjadi pada anak. Hal ini disebabkan kerena
luas permukaan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Tubuh manusia
mengandung sekitar 40-50% cairan. Komposisi ini lebih besar pada anak (dapat sampai 60-
70%).
Penyebab Diare
Dehidrasi terjadi ketika pengeluaran cairan tidak sebanding dengan pemasukan cairan. Sebabnya
antara lain:
Cuaca panas menyebabkan bayi mengeluarkan keringat secara berlebihan. Bila kondisi
ini tak diimbangi dengan asupan cairan atau minum yang cukup, dapat menyebabkan
terjadinya dehidrasi.
Pengeluaran yang berlebihan seperti pada diare
Pada saat demam, maka tubuh akan mengeluarkan banyak keringat sehingga akhirnya
tubuh dapat kekurangan cairan.
Kurang makan dan minum.
Kasus seperti ini jarang terjadi, karena jika lapar atau haus, umumnya bayi akan
menangis minta makan atau minum. Namun, mungkin saja bayi yang sedang sakit,
terutama bila disertai demam dan mual, kehilangan nafsu makan dan minum. Bila asupan
makan dan minum bayi sangat kurang selama 3-5 hari, dehidrasi bisa terjadi.
Bayi dengan kondisi khusus, misanya; bayi menderita diabetes yang tidak terkontrol
dapat mengalami dehidrasi karena banyak buang air kecil.
drich 2013
Jenis dehidrasi
Jenis dehidrasi ini sering bergantian, karena osmolalitas ektraseluler terutama ditentukan oleh
konsentrasi natrium, kation ektraseluler terbanyak, dan klorida, anion ekstraseluler terbanyak
yang berhubungan erat dengan natrium. Dehidrasi hipotonik atau hiponatremik terjadi bila
kadar natrium serum kurang dari 130 mEq/L, dehidrasi isonatremik atau isotonic terjadi bila
kadar natrium serum 130-150mEq/L, dan dehidrasi hipertonik atau hipernatremik bila kadar
serum lebih dari 150 mEq/L.
Derajat dehidrasi dan Manifestasi klinis
Derajat dehidrasi dibedakan menjadi 3 yaitu: tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan-sedang, dan
dehidrasi berat. Perbedaan antara ketiganya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel1. .Penilaian Klinis beratnya dehidrasi
Tanda-
Tanda
Tanpa
Dehidra
si
Dehidrasi
Ringan-Sedang
Dehidrasi Berat
Kesadaran Baik, Sadar
Penuh
Cukup Baik, Rewel Lemah, Tidak Sadar
Kehilangan BB 3-5 6-9 10 atau lebih
Kesan dan KU
bayi dan anak
kecil
Haus, sadar,
gelisah
Haus, gelisah atau letargi
tetapi iritabel bila
dipegang atau mengantuk
Mengantuk; ekstremitas
lemas,
dingin,sianotik.lembab:bias
koma
Jenis dehidrasi Status elektrolit
Hipotonik dan hiponatremik
Isotonik atau isonatremik
Hipertonik atau hipernatremik
Na serum <130 mEq/L
Na serum 130-150 mEq/L
Na serum > 150 mEq/L
drich 2013
Rasa Haus Normal Kehausan, Ingin Minum
Terus
Tidak mau minum
Turgor kulit Normal Lambat Sangat lambat
Pernapasan Normal Dalam,mungkin cepat Dalam dan cepat
Nadi radial Kecepatan
dan tekanan
normal
Cepat dan lemah Cepat, sangat lemah,
kadang tidak teraba
Fontanella
anterior
Normal cekung Sangat cekung
Tekanan darah
diastolik
Normal Normal/rendah;hipotensi
ortostatik
Rendah, mungkin tidak
terukur
Air Mata Normal Tidak ada/ berkurang Tidak ada
Membrana
mukosa
lembab kering Sangat kering
Lengan dan
Tungkai
Hangat Dingin Dingin dan Kebiruan
Pengisian
kembali kapiler
normal 2 detik >3 detik
Pengeluaran Urin Normal Berkurang Anuria/oliguria berat
Mata Normal Sedikit Cekung Sangat Cekung
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan caraobyektif yaitu dengan
membandingkan berat badan sebelum dan selama diaredan subyektif dengan menggunakan
kriteria WHO, Skor Maurice King,kriteria MMWR, dan lainnya.
drich 2013
Tabel 2. Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003
Derajat dehidrasi menurut penurunan berat badan (gambar 1);
• Derajat ringan (< 5 % BB)
• Derajat sedang (5 – 10 % BB)
• Derajat berat (> 10 % BB)
drich 2013
Tabel 3. Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995
Gambar 1. Derajat dehidrasi menurut penurunan berat badan.
• Keadaan umum : sadar, baik (mulai rewel
karena kehausan)• Berat Badan (BB) anak
turun <5% dari BB awal • Rasa haus (+)• Sirkulasi darah / nadi
normal • Pernapasan biasa• Mata agak cekung• Turgor / tonus: biasa /
normal• BAK biasa • Kencing sedikit (<2
ml/KgBB/Jam) (pada anak)
• Keadaan umum : gelisah / rewel (diam à pada anak)
• BB anak turun 5-10% BB awal
• Rasa haus (++)• Sirkulasi darah / nadi
cepat (120 - 140)• Pernapasan agak cepat• Mata cekung• Turgor / tonus : agak
berkurang• BAK : sedikit
• Keadaan umum : apatis / koma
• BB anak turun >10% dari BB awal
• Rasa haus (+)• Sirkulasi darah / nadi cepat
sekali (> 140)• Pernapasan kussmaul
(cepat dan dalam)• Mata cekung sekali• Turgor / tonus : kurang
sekali• BAK : tidak ada
Derajat berat Derajat ringan Derajat sedang
drich 2013
Penatalaksanaan Dehidrasi pada bayi dan anak
Prinsip terapi
Pada beberapa penderita dehidrasi, terutama dengan dehidrasi berat, kolaps sirkulasi dan
syok, cairan intravena harus diberikan secara gawat darurat, bahkan sebelum dilakukan evaluasi
lengkap terhadap penderita. Pada situasi yang lebih tidak mendesak, sebelum pemberian cairan,
penderita harus dievaluasi teliti secara klinis, sedangkan jenis dan jumlah cairan harus dihitung
teliti. Harus dipertimbangkan besarnya kehilangan air dan natrium, proyeksi perubahan
komposisi tubuh akibat penyakit, dan pengaruhnya pada keseimbangan ion kalium dan
hydrogen. Pendekatan terapeutik yang serupa sering digunakan pada penderita-penderita
dehidrasi akibat penyebab yang berlainan.
Rehidrasi oral dapat berhasil digunakan pada penderita dengan dehidrasi ringan dan
sedang. Terapi tersebut memerlukan perhatian khususu dan konsisten dari pemberi perawatan
yang berkompeten, memerlukan pengetahuan mengengai formula rehidrasi yang sesuai dan
ketaatan penderita.
Terapi parenteral didindikasikan untuk penderita dehidrasi berat dan yang menolak
pemberian peroral atau muntah-muntah persisten. Meskipun jalur intravena lebih disukai untuk
terapi parenteral, cairan dapat diberikan secara intraperitoneal atau intraosseus pada keadaan-
keadaan tertentu. Terpi parenteral mempunyai 3 fase.
Terapi inisial. Tujuannya adalah secara cepat mengembangkan volume cairan
ektraseluler, terutama volume plasma, untuk mencegah atau mengobato syok. Harus digunakan
larutan elektrolit isotonic yang mentyerupai komposisi plasma. Salin isotonic (misalnya 0,9%
natrium dan klorida, keduanya 154mEq/L) mengandung glukosa (5 g/dL) sangat bermanfaat,
terutama pada penderita dehidrasi dengan alkalosis metabolik.
Pada fase inisial, 20-30ml/kgBB larutan isotonik harus diberikan secara bolus dan
diulang kedua dan ketiga kali sampai penderita secara henodinamik stabil. Terapi inisial ini
digunakan utnuk dehidrasi hipernatremia, hiponatremia maupun isotonikl. Pada hiponatremia,
tidak jarang diperlukanlebih dari 1 bolus. Hal ini menunjukan bertanya kehilangan cairan
intravaskuler pada kondisi ini, dan diperlukan natrium tambahan untuk mengembalikan
osmolalitas plasma normal.
drich 2013
Kalium sebaikanya tidak diberikan dalam cairan intavena kecuali bila penderita sangat
hipokalemia atau fungsi ginjal sudah diketahui. Infuse albumin 5% berguna mengembangkan
kembali volume plasma tetapi tidak boleh menggantikan usaha mengembalikan deficit volume
ektraseluler dan mungkin hanya bermanfaat sementara pada penderita sindrom kebocoran kapiler
difus.
Terapi selanjutnya. Bertujuan untuk melanjutkan pergantian deficit yang masih ada,
penyediaan cairan dan elektrolit rumatan, dan penggantian kehilangan yang terus berlangsung.
Koreksi defisit;
Dehidrasi Isotonik. Kehilangan cairan isotonic dari tubuh menimbulkan gejala
klinis menonjol akibat kekurangan pada kompartemen cairana ektraseluler seperti
plasma. Karena ada sejumlah besar perpindahan Na ekstraseluler kedalam sel
untuk mengkompensasi kekurangan kalium intraseluler, dianjurkan pengganti
hanya dua pertiga dari kehilangan yang tampak.
Dehidrasi hiponatremik
Kehilangan natrium yang relative lebih besar daripada air mengakibatkan
dehidrasi hiponatremik. Hiponatremia simptomatik biasanya diobati dengan
pemberian NaCl 3% intravena, dengan kecepatan 1 mL/menit sampai maksimum
12 mL/kgBB.
Dehidrasi hipernatremik
Karena defisit Na dehidrasi hipernatremi relative kecil, sedangkan volume cairan
ekstraseluler relatif dipertahankan, maka jumlah air dan Na yang harus
dimasukkan pada fase terapi ini lebih rendah dari pada jenis dehidrasi lainya.
Regimen yang sesuai adalah larutan dekstrose 5% mengandung 25mEq/L Na
sebagai kombinasi bikarbonat dan klorida. Ada yang menyarankan penggunaan
40mEq/L Na dan 40mEq/L Kalium.
Berikut ini adalah uraian penanganan dehidrasi pada bayi dan anak yang mengalami diare.
Dasar pengobatan diare adalah;
1. Pemberian cairan;jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberian
2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan
drich 2013
Sumber: adaptasi dari Ngastiyah, Penatalaksanaan medis Diare,2005
drich 2013
Sumber: adaptasi dari Ngastiyah, Penatalaksanaan medis Diare,2005
drich 2013
Referensi:
1. Behrman Richard, C Victor. Nelson ilmu kesehatan anak volume 1. Edisi 15. Jakarta :
EGC; 1996.
2. Ngastiyah. Perawawatan anak sakit. Edisi 2.Jakarta:EGC;2005
3. http://www.kiddiecarecentre.com/kegawatdaruratan/dehidrasi.html