deiksis persona orang kedua dalam novel the whipping boy karya sid fleichman (sebuah kajian...
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
1/50
DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA
DALAM NOVEL THE WHIPPING BOYKARYA SID FLEICHMAN
(Sebuah Kajian Pragmatik)
SECOND PERSON DEI XI S
IN THE NOVEL THE WH IPPING BOY
BY SID FLEICHM AN
(A Study of Pr agmatics)
SKRIPSI
diajukan untuk menempuh Ujian Sarjanapada Program Studi Sastra InggrisFakultas SastraUniversitas Komputer Indonesia
ANDREAS TOBING
NIM. 63707016
PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2014
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
2/50
ix
KATA PENGANTAR
Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan gelar sarjana dan saya berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca ataupun bagi mereka-mereka yang
ingin melanjutkan penelitian ini. Maka dari itu, saya ingin mengucapkan rasa
terima kasih terhadap orang-orang yang banyak membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
1. Prof. Dr. H. Moh. Tadjuddin, M.A. sebagai dekan Fakultas Sastra.
2. Dr. Juanda, sebagai Ketua Program Studi Sastra Inggris. Terima kasih
atas kebaikan bapak selama ini.
3. Dr. Juanda sebagai wali dosen dan juga sebagai pembimbing I, terima
kasih atas bantuan, dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan
beliau.
4. Dr. Ahmad Yani, M.A. sebagai pembimbing II saya, terima kasih pak
atas bantuan bapak sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih buat kesabaran dan waktu luang yang bapak berikan.
5. Terima kasih untuk semua dosen-dosen, mahasiswa/mahasiswi, staff-
staff Sastra Inggris atas bantuan kalian semua.
6. Terima kasih untuk keluarga dan saudara, khususnya kepada ibu saya,
Sondang Siahaan atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan .
7. Untuk teman-teman angkatan 2007 dan 2010 terima kasih untuk
dukungan semangat.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
3/50
x
Serta kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga
TUHAN membalas kebaikan kalian.
Bandung, 29 Januari 2014
Andreas Tobing
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
4/50
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN REVISI
LEMBAR BUKTI KEPEMILIKAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 11.2. Rumusan Masalah 21.3.Tujuan Penelitian 31.4. Manfaat Penelitian 31.5. Kerangka Pemikiran 3
BAB II: Kajian Teori
2.1. Pragmatik 6
2.2. Deiksis 6
2.2.1. Kategori Deiksis 8
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
5/50
xii
2.2.2. Penjelasan tentang kategori deiksis 8
2.2.3. Penjelasan cara penggunaangesturaldansimbolic 10
2.2.4. Penjelasan bentuk asymmetricdansymmetric 10
2.3. Konteks Wacana 14
BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian 15
3.2. Metode Penelitian 15
3.3.1. Teknik Pengumpulan Data 16
3.3.2. Analisis Data 16
BAB IV: PEMBAHASAN
4.1. Cara penggunaan ekspresis deiksis persona orang kedua 18
4.1.1. Penggunaan secara Gestural 18
4.1.2. Penggunaan secara Simbolik 25
4.2. Hubungan sosial yang terjadi antara partisipan 27
4.2.1. Hubungan sosial secaraAsymmetric 27
4.2.2. Hubungan sosial secara Symmetric 33
BAB V: SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan 39
5.2. Saran 40
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
6/50
xiii
DAFTAR PUSTAKA 42
SINOPSIS 43
LAMPIRAN 46
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 52
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
7/50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 5
Gambar 2.1 Tabel Penggunaan T/V- form 14
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
8/50
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kumpulan Data 45
Lampiran 2 Klasifikasi Data 47
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
9/50
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam wacana sebuah novel terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona
orang kedua dalam menyampaikan ujaran-ujaran yang menyebutkan nama tokoh,
seringkali pengarang menggunakan ekspresi deiksis persona orang kedua seperti
you, your, yourself. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesan monoton dalam
penyebutan nama tokoh tersebut serta memperjelas peran dari tokoh tersebut
dalam sebuah ujaran.
Penggunaan ekspresi deiksis orang kedua tersebut ternyata juga dapat
menunjukkan status sosial dari masing-masing tokoh dalam suatu ujaran.
Penafsiran makna dari penggunaan tersebut juga harus melihat dari situasi
kontekstual dalam sebuah ujaran seperti: kepada siapa ujaran tersebut ditujukan
serta harus mempertimbangkan aspek status sosial antara partisipan pada saat
ujaran tersebut disampaikan, karena setiap tokoh mempunyai latar belakang
status sosial yang berbeda didalam lingkungan sosial masyarakat sehingga akan
terjadi perbedaan makna dalam penggunaan deiksis persona orang kedua tersebut.
Atas alasan tersebut penulis memilih untuk melakukan penelitian terhadap
penggunaan deiksis persona orang kedua untuk dapat mengetahui tentang makna
dan pesan yang unik yang terdapat dalam penggunaan ekspresi deiksis orang
kedua tersebut terutama dalam kaitannya dengan status sosial antara tokoh-tokoh
dalam sebuah ujaran.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
10/50
2
Penelitian tentang deiksis persona pernah diteliti baik dalam skiripsi
maupun dalam makalah. Antara lain Sitepu (1998) dengan judul Bromcorah
karya Mochtar Lubis, tetapi dibatasi hanya penggunaan dia dan mereka.
Simanjuntak (2011) dengan judul Deiksis Persona Dalam Novel Lasker Pelangi
Karya Andrea Hinatadi Universitas Sumatera Utara, dia menyimpulkan bahwa
deiksis persona yang terdapat dalam novel tersebut dibagi dalam tiga bentuk,
yaitu, deiksis persona pronominal pertama, deiksis persona pronominal kedua,
deikis personal pronominal ketiga. Dia juga meneliti tentang ketidakjelasan
rujukan pada ketiga bentuk deiksis persona tersebut. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya karena penelitian ini berfokus pada cara penggunaan
ekspresi deiksis persona orang kedua serta mengkaji hubungan status sosial yang
terjadi antara partisipan dalam sebuah ujaran yang ditimbulkan oleh penggunaan
ekspresi deiksis persona orang kedua. Dengan demikian, penulis menetapkan
judul Deiksis Persona Orang Kedua dalam novelThe Whipping Boy karya Sid
Fleichman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, penelitian ini berfokus pada pertanyaan
berikut:
1. Dengan cara apa penggunaan deiksis persona orang kedua dalam novelThe Whipping Boy?
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
11/50
3
2. Hubungan sosial apakah yang terjadi antara partisipan dalam sebuahkonteks ujaran dilihat dari penggunaan deiksis persona orang kedua dalam
novel The Whipping Boy?
1.3 Tujuan Penelitian
Terdapat dua tujuan utama dalam menjawab pertanyaan yang muncul
dalam rumusan masalah di atas. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan cara penggunaan deiksis persona orang kedua dalam novelThe Whipping Boy?
2. Menjelaskan hubungan sosial yang terjadi antara partisipan dalam sebuahkonteks ujaran dilihat dari penggunaan deiksis persona orang kedua dalam
novel The Whipping Boy.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan secara detil serta menentukan
cara penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua. Penulis mengambiltopik
di atas agar pembaca dapatmengetahui carapenggunaan ekspresi deiksis persona
orang kedua dalam wacana tertulis. Pembaca juga dapat memahami hubungan
status sosial yang terjadi antara partisipan dalam sebuah ujaran yang ditunjukkan
oleh penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua tersebut. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian
selanjutnya yang akan membahas ekspresi deiksis persona.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
12/50
4
1.5 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori pragmatic untuk
menganalisis makna dari suatu ujaran dengan melihat pada konteks yang ada pada
kalimat tersebut. Kajian dalam pragmatic meliputi kajian tentang deiksis,
praanggapan, implikatur, tindak bahasa, dan aspek-aspek struktur wacana.
Teori deiksis yang digunakan penulis untuk meneliti elemen deiksis yang
terdapat di dalam novel The Whipping Boy adalah teori Levinson. Dia
menjelaskan hubungan deiksis dan pengaruhnya dengan konteks. Menurut
Levinson (1983: 54):
Deixis essentially concerns with the way in which
language encode or grammatically feature of the context
of utterance or speech event and this also concerns with
ways in which the interpretation of utterance depends on
the analysis of that context of utterance
Dari penjelasan di atas simpulannya adalah ekspresi deiksis berhubungan
dengan pengunaan rujukan didalam sebuah konteks ujaran dan penafsiran makna
ekspresi deiksis tersebut harus melalui analisis situasi dari konteks ujaran tersebut.
Menurut Levinson terdapat lima kategori deiksis yaitu deiksis persona,
deiksis waktu, deiksis tempat, deiksis wacana dan deiksis sosial. Penelitiakan
berfokus untuk menganalisis penggunaan ekpresi deiksis persona orang kedua dan
menjelaskan hubungan sosial apakah yang terjadi antara partisipan dalam sebuah
konteks ujaran dilihat dari penggunaan deiksis persona tersebut.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
13/50
5
Kerangka Pemikiran, sebagai berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Teori Pragmatik
Teori Deiksis
Levinson
Gestural
Bentuk penggunaan
ekspresi deiksis orang
kedua
Hubungan status
sosial yang terjadi
antara partisipan
Symbolic SymmetricAsymmetric
Data dari novel The
Whipping Boy
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
14/50
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pragmatik
Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang
terdapat dalam sebuah ujaran yang disampaikan oleh penutur kepada orang yang
diajak berkomunikasi. Untuk dapat memahami makna dari ujaran tersebut harus
memahami konteksnya. Seperti menurut Levinson (1983:9):Pragmatics is the
study of those relations between language and context that are grammaticalized,
or encoded in the structure of languange
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pragmatik adalah ilmu yang
mempelajari pemakaian bahasa serta makna yang ingin disampaikan pembicara
dengan melihat kepada konteks situasi pada saat tuturan tersebut berlangsung
2.2 Deiksis
Deiksis merupakan salah satu bidang kajian pragmatik yang membahas
tentang rujukan dalam konteks ujaran yang ada dalam sebuah bahasa. Kata deiksis
tersebut diambil dari bahasa Yunani yaitu (Deitikos) yang berarti menunjuk atau
mengindikasikan.
Seperti menurut Levinson (1983: 54):
Deixis essentially concerns with the way in which
language encode or grammatically feature of the context of
utterance or speech event and this also concerns with ways
in which the interpretation of utterance depends on the
analysis of that context of utterance
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
15/50
7
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa setiap bentuk bahasa yang
memiliki fungsi menunjuk atau merujuk termasuk dalam ekspresi deiksis.Di mana
harus memperhatikan setiap aspek yang ada dalam suatu konteks ujaran untuk
dapat memahami maknanya.
Dalam menentukan tujuan dari suatu rujukan dalam penggunaan ekpresi
deiksis harus mengetahui titik awal atau pembicara dari rujukan tersebut. Di mana
bentukan dari deiksis itu berdasarkan susunan egocentric.
Seperti menurut Levinson (1983: 65): Further, it is generally (but not invariably)
true that deixis is organized in an egocentric way.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa memahami makna rujukan deiksis
di dalam suatu konteks ujaran harus melihat dari sudut pandang pembicara.
Seperti dalam penjelasan berikut ini:
1. Pembicara adalah pusatnya.2. Rujukan waktunya adalah waktu pembicara melakukan ujaran3. Rujukan tempatnya adalah tempat pembicara sewaktu melakukan
ujaran
4. Rujukan wacananya adalah wacana yang berasal dari pembicarasewaktu melakukan ujaran
5. Rujukan kedudukan sosialnya adalah status sosial pembicara terhadaporang yang dirujuk sewaktu melakukan ujaran.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
16/50
8
2.2.1 Kategori Deiksis
Menurut Levinson deiksis mempunyai lima kategori yaitu:
a. Deiksis Persona
b. Deiksis Tempat
c. Deiksis Waktu
d. DeiksisWacana
e. Deiksis Sosial
Berhubungan dengan tujuan dari penelitian maka penulis akan
membatasi pemaparan hanya kepada kategori deiksis yang digunakan
dalam penelitian.
2.2.2 Penjelasan tentang kategori deiksis
a. Deiksis persona orang keduaMenurut Levinson (1983: 62) deiksis persona orang kedua menunjuk
peran dari partisipan dalam peristiwa percakapan sebagai pendengar atau orang
yang dirujuk oleh pembicara dalam sebuah konteks ujaran. Penggunaan deiksis
persona orang kedua ini terdiri atas penggunaan: You, Yourself, Yourselves, Your,
danYours.
b. Deiksis sosialMenurut Levinson (1983: 63) deiksis sosial berhubungan dengan
hubungan atau perbedaan-perbedaan sosial antara partisipan, statusnya dan
hubungannya dengan topik wacana.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
17/50
9
Levinson (1983: 90) menyatakan bahwa deiksis sosial dapat dibagi
menjadi dua yaitu: absolutedan relational.
Penjabaran dari kedua bagian tersebut adalah seperti dibawah ini:
a. Relational:i. Penutur dan acuan (honorifiks acuan)
ii. Penutur dan petutur (Honorifiks petutur)iii. Penutur dan pendengar/penonton yang bukan petutur
(honorifiks pendengar)
iv. Penutur dan latar (tingkat formalitas bahasa)b. Absolute:
i. authorized speaker (penggunaan kata yang hanya secaramutlak bagi penutur atau petutur saja)
ii. authorized recipients(penggunaan titel kehormatan)
Deiksis sosial berkaitan dengan penggunaan honorifiks untuk merujuk
kepada lawan bicara. Seperti menurut Levinson (1983: 90) Furthermore,
honorifics concerns about the relative rank or respect between speaker, referent,
and also bystander.
Dari ujaran tersebut simpulannya bahwa pengunaan honorifiks berkaitan
dengan status sosial antara partisipan dalam suatu konteks ujaran. Selain
penggunaan honorifiks ada juga bentuk lain yang mempunyai fungsi
menunjukkan status sosial antara partisipan dalam sebuah ujaran. Seperti menurut
Levinson (1983: 63) in which case we talk of honorifics; but such distinction are
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
18/50
10
also regularly encoded in choices between pronouns, summons forms or vocative,
and titles of address in familiar languange.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa selain penggunaan honorifiks,
status sosial antara partisipan dalam sebuah ujaran juga dapat dilihat dari kata
ganti orang, kata untuk memanggil, istilah pronominal keturunan dan kehormatan.
2.2.3 Penjelasan cara penggunaan Gestur aldan Simbolic
Menurut pengunaannya, ekspresi deiksis ini dapat dibagi menjadi dua hal
yaitu penggunaangesturaldansymbolic. Dengan pengertian seperti dibawah ini:
a. GesturalPenggunaan deiksis secara gestural yaitu penggunaan ekspresi deiksis
yang memerlukan informasi indikasi gerakan atau audio visual yang dapat
membantu memahami makna penggunaan ekspresi deiksis tersebut. Mengutip
pernyataan Levinson (1983: 65):
Terms used in a gestural deitic way can only be
interpreted with reference to an audio-visual-tactile, and in
general a physical, monitoring of the speech event. Instance
would be demonstrative prounouns used with a selection
gesture or second or third person pronouns used with some
physical indication of the referent (e.g direction of gaze)
Dari ujaran tersebut maka simpulannya bahwa untuk dapat memahami
makna dari penggunaan suatu rujukan penggunaan ekspresi deiksis tersebut
dibutuhkan pengamatan atau pemantauan aspek indikasi fisikal dalam suatu
konteks ujaran, di mana indikasi fisikal ini dapat berupa gerakan-gerakan tubuh
seperti: pandangan mata, gerakan tangan atau ekspresi wajah dari partisipan.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
19/50
11
Fungsi darigesturedalam deiksis adalah untuk mempertegas rujukan dari
suatu ujaran. Mengutip pernyataan Levinson (2004: 11): It also brings us back
to gesture and its central role in deixis, for gesture is of course one way to direct
the addressees attention, in this case by funneling visual attention.
Simpulan dari ujaran tersebut adalah penggunaangestureberfungsi untuk
mengarahkan perhatian dari lawan bicara dengan memberikan gerakan visual
untuk menunjuk kepada rujukan dari pembicara sehingga dapat membantu
memahami kemana rujukan itu ditujukan.
b. SymbolicPenggunaan deiksis secarasymbolicyaitu penggunaan yang penafsirannya
dilakukan dengan menganalisis aspek situasi yang terdapat di dalam suatu konteks
ujaran. Mengutip pernyataan Levinson (1983: 65): Incontrast, symbolic usages
of deitic terms require for their interpretation only knowledge of the basic spatio-
temporal parameters of the speech event and to know the set of potential
addressees in the situation.
Simpulan dari ujaran tersebut adalah untuk memahami maksud rujukan
ekspresi tersebut dapat dilakukan dengan informasi tentang faktor tempat dan
waktu ataupun melihat rujukan lawan bicara agar dapat memahami maksud ujaran
tersebut.
2.2.4 Penjelasan bentuk asymmetric dan symmetric
Deiksis sosial juga berkaitan dengan penggunaan bentuk T/V yang
memberi rujukan familiar, non-familiar atau solidaritas antara partisipan dalam
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
20/50
12
suatu konteks ujaran, rujukan ini membawa pengaruh terhadap formal atau
informalnya suatu ujaran melihat dari status sosial pembicara terhadap lawan
bicaranya. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Brown dan Gilman (1972:
257) very gradually, a distinction developed which is sometimes called the T of
intimacy and the V of formality
Penggunaan T/V form ini dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu
powerdansolidarity, penjabarannya sebagai berikut
a. Power (asymmetric)Bentuk V-formdigunakan apabila pembicara lebih rendah status sosialnya
dari penerima tuturan atau apabila pembicara tidak familiar dengan penerima
tuturan dan dia akan mendapat balasan dalam bentuk T-form. Tingkat formalitas
bahasa juga sangat tinggi serta adanya penggunaan gelar dalam merujuk kepada
lawan bicara untuk menunjukan hormat dan kesopanan. Seperti menurut Brown
dan Gilman (1972: 257-258): The use of V in the singular developed as a form of
address to a person of superior power, the V form is linked with difference
between person
Dari pernyataan di atas simpulannya adalah penggunaan bentuk V-form
untuk merujuk kepada orang yang status sosialnya lebih tinggi (asymmetric)
karena beberapa faktor antara lain adalah: umur atau jabatan dari pembicara dalam
ruang lingkup sosial kemasyarakatan.
b. Solidarity (symmetric)Bentuk T-form digunakan apabila pembicara mempunyai status lebih
tinggi dari penerima tuturan atau apabila pembicara dan penerima tuturan
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
21/50
13
mempunyai kedudukan sosial yang setara atau familiar. Tingkat formalitas bahasa
yang digunakan juga rendah.
Seperti menurut Brown dan Gilman (1972: 255-256):
One person may said to have power over another in the
degree that he is able to control the behavior of the other.
Power is a relationship between at least two person, and it
is nonreciprocal in the sense that both cannot have power
in the same area of behaviour
Dari ujaran tersebut simpulannya adalah penggunaan bentuk T-form ini
bertujuan untuk merujuk kepada orang yang status sosialnya lebih rendah atau
orang yang familiar (symmetric).
Penggunaan T/V-form ini juga dapat dikaitkan dengan penggunaan deiksis
persona orang kedua karena seperti menurut Levinson (1983: 99) Thus the
familir tu/vous type of distinction in singular prounouns of address is really a
referent honorific system, where the referent happens to be the addressee .
Berikut ini adalah tabel dari penjelasan di atas tentang penggunaan T/V-
formyang berhubungan dengan power dan solidarity antara partisipan dari sebuah
konteks ujaran.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
22/50
14
V V
T T
Gambar 2.1 Penggunaan T/V-form menurut Brown dan Gilman (1977:289)
2.3 Konteks Wacana
Konteks merupakan bagian dari sebuah wacana yang berfungsi sebagai
informasi yang menyertai sebuah wacana dan dapat menjadi acuan untuk dapat
memahami wacana tersebut.
Seperti menurut Levinson (1983: x):
context (in this book) includes only some of the basic
parameters of the context of utterance, including
participants, identity, role and location, assumptions about
what participants know or take for granted, the place of an
utterance within a sequence of turns at talking, and so on.
Dari pernyataan di atas simpulannya bahwa konteks yang melekat pada
sebuah wacana merupakan gambaran dari sebuah teks wacana yang menunjukkan
informasi tentang identitas partisipan, peran dari partisipan, tempat atau latar,
serta pengetahuan yang diketahui oleh partisipan untuk dapat menciptakan suatu
kesepahaman dari suatu ujaran.
Superiors
Equal and solidary Equal and not solidary
T V
Inferiors
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
23/50
15
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah deiksis persona orang kedua yang berasal dari
novel yang berjudul The Whipping Boy yang ditulis oleh Sid Fleichman.
Penelitian ini menjelaskan penggunaan deiksis persona orang kedua dalam bentuk
ujaran yang tertulis di dalam cerita, serta mendeskripsikan bentuk penggunaan
deiksis persona orang kedua. Penulis juga akan menganalisis tentang penggunaan
deiksis persona orang kedua yang berkaitan dengan status sosial antara partisipan
dalam pembicaraan. Penggunaan deiksis persona tersebut dibahas dengan teori
deiksis.
3.2 Metode penelitian
Pada proposal ini data yang digunakan dalam penelitian adalah data tulisan
dalam bentuk ujaran sehingga penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif
untuk mendeskripsikan hasil darianalisis. Menurut Kothari (2008: 3) menyatakan
bahwa:
Descriptive research is description of the state of affairs as it
exists at present. While analytical research is using facts or
information already available, and analysis these to make a
critical evaluation of the material. Thus, it can be concluded that
analytic descriptive is conducted by describing and analyzing the
facts of the research data.
Metode ini digunakan penulis dengan tujuan untuk menuturkan dan
menafsirkan data yang berhubungan dengan fakta. Data tersebut akan dijabarkan
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
24/50
16
dan dianalisis dengan seksama dan terperinci menggunakan teori deiksis
Levinson. Deiksis terbagi dalam beberapa bentuk yaitu: deiksis persona, deiksis
waktu, deiksis tempat, deiksis wacana dan deiksis sosial. Penulis akan berfokus
pada pengunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan menggunakan deiksis
sosial untuk menentukan hubungan status sosial diantara partisipan dalam
percakapan.
3.2.1 Teknik pengumpulan data
Sumber data yang penulis dapatkan adalah dari novel yang berjudul The
Whipping Boy. Ada beberapa langkah yang dilakukan penulis untuk
mengumpulkan data yaitu:
1. Penulis membaca dan mempelajari novel The Whipping Boyuntuk mencari datayang berhubungan dengan deiksis orang kedua.
2. Penulis kemudian mengklasifikasikan data yang berhubungan dengan bentukpenggunaan deiksis persona orang kedua.
3. Penulis kemudian akan menganalisis deiksis persona orang kedua yangmenunjukkan hubungan sosial antara partisipan dalam novel The Whipping Boy.
3.2.2 Teknik Analisis Data
Penulis akan memilih sumber data dari ujaran yang memuat deiksis
persona orang kedua dan kemudian menganalisis bentuk penggunaan deiksis
persona tersebut. Kemudian penulis akan menganalisis tentang hubungan status
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
25/50
17
sosial antara partisipan dalam ujaran menggunakan deiksis sosial dengan melihat
dari formal atau tidak ujarannya atau adanya penggunaan gelar nama.
Contoh analisis:
The tutor's cheeks, swelling with anger, almost unhorsed
the small spectacles saddling his nose. "It would be easier
to educate a boiled cabbage! You must prepare to be
punished, Your Lordship!" (SF: 3)
Data di atas memaparkan tentang pipi Master Peckwitt yang membesar
menahan kemarahan dan hampir saja menjatuhkan kacamata yang terdapat di
hidungnya. Kemudian Master Peckwitt melakukan ujaran bahwa lebih mudah
untuk mendidik sebuah sayuran rebus dan menyuruh Prince (Pangeran)bersiap
menerima hukuman.
Penggunaan gelar pronominal Your Lordship merupakan penggunaan royal
honorifics atau gelar bangsawan yang fungsinya untuk menunjukan rasa hormat
dalam merujuk kepada lawan bicara yang berasal dari keluarga kerajaan.
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya
pemakaian gelar kehormatan Your Lordshippada data di atas dapat dideskripsikan
bahwa penggunaan deiksis tersebut merujuk pada perbedaan status sosial antara
pembicara dan lawan bicara dalam suatu ujaran atau asymmetric. Perbedaan status
ini terjadi karena Master Peckwit yang posisinya sebagai guru dari Pangeran
berasal dari kalangan rakyat biasa sedangkan Prince walaupun hanya sebagai
seorang murid akan tetapi berasal dari kalangan keluarga kerajaan. Sehingga
Master Peckwit menggunakan ekspresi deiksis orang kedua ditambah dengan
gelar kehormatan untuk menunjukkan rasa hormat dia terhadap penerima tuturan.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
26/50
18
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menganalisis data yang mewakili objek penelitian
dalam novel The Whipping Boy. Penulis akan membahas data dalam bentuk ujaran
yang tertulis di dalam novel tersebut sesuai dengan rumusan masalah. Penulis
hanya menganalisis tujuh belas data yang mewakili dan membagi empat bagian
analisis, di mana keempat bentuk analisis tersebut adalah analisis bentuk
pemakaian ekspresi deiksis personaorang keduayaitu pemakaian secara gestural
dan pemakaian secara simbolik kemudian analisis ekspresi deiksis persona orang
kedua yang menunjukkan hubungan sosial yang terjadi antara pembicara dan
lawan bicara secarasymmetric dan asymmetric
4.1 Bentuk penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua
4.1.1 Penggunaan secara gestural
Data 1
In the main hall, the King said, "Twenty whacks!
Defiantly biting back every yelp and cry, The Whipping Boy
received the twenty whacks. Then the King turned to the
Prince. "And let that be a lesson to you! (SF:1)
Data di atas memaparkan situasi ketikaKing (Raja)yang sedang berada di
hall utama memberi perintah untuk mencambuk The Whipping Boy (Jemmy)
sebanyak dua puluh kali. The Whipping Boypun hanya bisa menahan sakit karena
menerima hukuman cambuk tersebut. King (Raja) kemudian berpaling kepada
Prince (Pangeran) dan berkata ini merupakan pelajaran buat kamu. Untuk dapat
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
27/50
19
mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat melihat dari konteks wacana yaitu:
One night the king was holding a grand feast. Sneaking around behind the
lords and ladies, Prince Brat tied their powdered wigs to the backs of their
oak chairs.(SF: 1) yang mengatakan bahwa sang Raja sedang mengadakan pesta
besar. Bersembunyi diantara tamu undangan Prince Brat atau sang Pangeran
mengikat rambut palsu para tamu ke kursi mereka. Sehingga diketahui
partisipannya adalah Raja, para tamu undangan, danPrince.
Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
kedua dalam ujaran King (Raja)"And let that be a lesson to you! yang
mengatakan ini merupakan pelajaran buat kamu, dipertegas dengan adanya
indikasi fisikal Then the King turned to the Prince.yang menunjukkan bahwa
King (Raja) melakukan gerakan memutar tubuhnnya kepada Prince (Pangeran)
sehingga membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepada Prince
(Pangeran).
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya
indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam
suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.
Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk
menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu King (Raja) dan lawan
bicaranya yaitu Prince (Pangeran) sehingga dapat dideskripsikan bahwa
penggunaan deiksis tersebut adalah secaragestural.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
28/50
20
Data 2
The tutor, Master Peckwit, was a round-faced man with fatcheeks. He pointed his switch at the Prince. "You fiddle-
faddled scholar!"(SF: 2)
Data di atas memaparkan situasi yang terjadi pada saat Master Peckwitt
yang berwajah bulat dengan pipi yang besar mengarahkan tongkat yang dia
pegang kepada Prince (Pangeran) sambil melakukan sebuah ujaran yang
mengatakan bahwa Prince (Pangeran) adalah murid yang nakal. Untuk dapat
mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat melihat dari konteks wacana yaitu:
Jemmy, who was obliged to be close at hand for the daily lessons,
reckoned that freedom was now close at hand. (SF: 2) yang mengatakan bahwa
Jemmy harus selalu beradat dekat dengan Pangeran pada saat dia sedang diajar
orang Master Peckwitt. Sehingga diketahui partisipannya adalah Master Peckwitt,
Prince, Jemmy.
Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
kedua dalam ujaran Master Peckwitt "You fiddle-faddled scholar!" yang
mengatakan dia murid yang tidak becus dipertegas dengan adanya indikasi fisikal
He pointedhis switch at the Princeyang menunjukkan bahwa Master Peckwitt
melakukan gerakan mengarahkan tongkatnya kepada Prince (Pangeran) sehingga
membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaPrince (Pangeran).
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya
indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam
suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.
Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
29/50
21
menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Master Peckwitt dan lawan
bicaranya yaitu Prince (Pangeran) sehingga dapat dideskripsikan bahwa
penggunaan deiksis tersebut adalah secaragestural.
Data 3
Raising the lantern, the man held it close enough that Jemmy could
feel the heat of the flame. Billy said with a thunderclap of laughter.
"Don't youknow who I am!" (SF: 6)
Data di atas memaparkan situasi yang terjadi pada saat JemmydanPrince
(Pangeran) dalam tawanan Billy dan Cutwater.Billy sedang berbicara kepada
mereka berdua kemudian dia mengangkat lenteranya dan mengarahkan kepada
Jemmy sambil bertanya apakah kamu tidak tahu siapa saya?. Untuk dapat
mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat dilihat dari konteks wacana yaitu:
Billy pulled Prince Brat from the saddle and threw him into Jemmy. (SF: 6)yang
mengatakan bahwa Billy menarik Pangeran dari atas pelana kuda dan
mendorongnya kearah Jemmy Sehingga diketahui partisipannya adalah Billy,
Prince, Jemmy.
Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
kedua dalam ujaran Jemmy "Don't youknow who I am!" yang mengatakan apakah
kamu tidak tahu siapa saya?, dipertegas dengan adanya indikasi fisikal Raising
the lantern, the man held it close enough that Jemmy could feel the heat of the
flame. yang menunjukkan bahwa Billy mengarahkan pandangannya kepada
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
30/50
22
Jemmy dengan menaikkan lentera dan mendekatkannya kepada Jemmy sehingga
membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaJemmy.
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya
indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam
suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.
Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk
menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Jemmy dan lawan bicaranya
yaituPrince (Pangeran)sehingga dapat dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis
tersebut adalah secaragestural.
Data 4
Hold-Your-Nose Billy clapped a leery eye on the rat-catcher's
son."Do youtake me for a precious fool! Send your whipping boy!
To blab out where we're hid, eh! The King will come chopping
down every tree if he finds out we're nested in the forest." (SF: 14)
Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saatBillyyang sedang
memandang dengan pandangan tajam terhadap rat-catcher's son atau Jemmy yang
merupakan anak dari seorang penangkap tikus akan tetapi mereka kira sebagai
sebagai Pangeran yang asli dan kemudian berkata apakah kamu berpikir saya
adalah orang yang bodoh. Mengirim Pangeran yang mereka anggap sebagai The
Whipping Boy kembali ke istana untuk mengarahkan raja menemukan tempat
persembunyian mereka. Untuk dapat mengetahui partisipan dalam ujaran ini
dapat melihat dari konteks wacana yaitu:Prince Brat scoffed under his breath. He
hadn't shown a moment's interest in Jemmy's scheme to free him. (SF: 14) yang
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
31/50
23
mengatakan bahwa Pangeran sama sekali tidak tertarik dengan rencana Jemmy
untuk membebaskan dia. Sehingga diketahui partisipannya adalah Billy, Prince,
Jemmy.
Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
kedua dalam ujaran Billy."Do youtake me for a precious fool!yang mengatakan
apakah kamu berpikir saya adalah orang yang bodoh., dipertegas dengan adanya
indikasi fisikal: Hold-Your-Nose Billy clapped a leery eye on the rat-catcher's
son yang menunjukkan bahwa Billy mengarahkan pandangannya kepadaJemmy
sehingga membantu menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaJemmy
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya
indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam
suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.
Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk
menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Billy dan lawan bicaranya
yaitu Jemmy. Sehingga dapat dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis tersebut
adalah secaragestural.
Data 5
Hold-Your-Nose Billy fixed Prince Brat with a hairy smile. "Never
let it be sung about that me and Cutwater ain't generous to a fault,
lad. We'll share out with youa bucketful of gold and jewels!" (SF:
17)
Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Billy sedang
tersenyum kepada Prince Brat yang mereka anggap sebagai Whipping boy dan
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
32/50
24
berkata. Jangan sampai ada lagu yang mengatakan bahwa aku dan Cutwater
adalah orang yang pelit. Kami akan berbagi emas dan permata denganmu. Untuk
dapat mengetahui partisipan dalam ujaran ini dapat dilihat dari konteks wacana
yaitu : The murderers shuffled back into the hut. Jemmy turned on his companion.
and gave the prince an angry hash of eyes.(SF: 17) yang mengatakan bahwa pada
saat para penjahat masuk kembali kedalam gubuk mereka, Jemmy berputar
menghadap Princedan sedang marah padanya Sehingga diketahui partisipannya
adalahBilly, Cutwater,Prince,Jemmy.
Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
kedua dalam ujaran Billy We'll share out with you a bucketful of gold and
jewels!" yang mengatakan kami akan berbagi emas dan permata denganmu.,
dipertegas dengan adanya indikasi fisikal Hold-Your-Nose Billy fixed Prince
Brat with a hairy smile. yang menunjukkan bahwa Billy mengarahkan
pandangannya dan tersenyum kepada Prince Brat sehingga membantu
menunjukkan arah dari ujarannya yaitu kepadaPrince Brat.
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya
indikasi fisikal pada data di atas, membantu menentukan arah rujukan dalam
suatu ujaran. Sehingga dapat dipahami lebih jelas makna dari ujaran tersebut.
Indikasi fisikal berfungsi untuk mempertegas dan membantu mengarahkan untuk
menentukan pembicara dalam ujaran tersebut yaitu Billy dan lawan bicaranya
yaitu Prince Brat sehingga dapat dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis
tersebut adalah secaragestural.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
33/50
25
4.1.2 Penggunaan secara symbolic
Data 6
"Dim-witted villains!" shouted the prince. "I command youto turn
us loose. Or Papa will hang you!"(SF: 7)
Data di atas memaparkan situasi pada saat Pangeran berteriak dan
melakukan ujaran yang berkata dasar penjahat-penjahat keras kepala, saya
perintahkan kau untuk membebaskan kami atau ayahku akan menggantung mu.
Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
kedua pada data di atas harus melihat dari pembicara dan lawan bicara dalam
ujaran tersebut. Dalam menentukan pembicara dan lawan bicara dapat dilakukan
dengan melihat konteks wacana yang menyertai ujaran tersebut. Karena suatu
ujaran selalu terikat dengan konteks wacana. Konteks wacana tersebut adalah:
Hold-Your-Nose Billy hung on to the boys' ears. At the horse's side, Cutwater was
holding the lantern close to the saddle.(SF: 7).
Kalimat tersebut menunjukkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy dan
Prince (Pangeran) sedang menjadi tawanan kawanan penjahat dan salah seorang
penjahat tersebut sedang memeriksa isi dari tas bawaan mereka. Sehingga
diketahui partisipannya adalahBilly, Cutwater,Prince,Jemmy.
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua tersebut disertai dengan adanya
konteks wacana pada data di atas membantu menentukan arah rujukan dengan
memahami partisipan dalam ujaran tersebut. Konteks wacana berfungsi menjadi
acuan yang memperjelas situasi yang terjadi seputar ujaran tersebut sehingga
membantu menentukan rujukan pembicara sewaktu menggunakan deiksis persona
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
34/50
26
orang kedua dalam ujaran tersebut yaitu kepada Billy dan Cutwater. Dapat
dideskripsikan bahwa penggunaan ekspresi deiksis persona tersebut adalah secara
symbolic terhadapBilly danCuttwater.
Data 7
Certain as eggs is eggs youare the Prince. The genuine, straight-
up-and-down Royal Highness!" (SF: 10)
Data di atas memaparkan situasi adanya suatu ujaran yang berkata seperti
sebuah telur tetap sebuah telur kamu adalah Prince (Pangeran). Mulai dari atas
sampai bawah tidak dipungkiri lagi bahwa kamu adalah Yang Mulia.
Pemahaman terhadap arah rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
keduayoupada data di atas harus melihat dari pembicara dan lawan bicara dalam
ujaran tersebut. Dalam menentukan pembicara dan lawan bicara dapat dilakukan
dengan melihat konteks wacana yang menyertai ujaran tersebut. Karena suatu
ujaran selalu terikat dengan konteks wacana. Konteks wacana tersebut adalah:
"Hold on," said Hold-Your-Nose Billy, his sharp gaze flicking from one boy to the
other. "This ignorant whipping boy knows his lettersand the royal Prince can't
sign his own name. Something amiss here. (SF: 10)
Kalimat tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Billy yang
sedang memandang kedua anak tersebut dan merasa bahwa ada yang aneh dari
kedua anak tersebut karena Jemmyyang merupakan Whipping boy tahu menulis
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
35/50
27
sedangkan Prince (Pangeran) tidak dapat menulis namanya sendiri. Sehingga
diketahui partisipannya adalahBilly,Prince,Jemmy.
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya konteks
wacana pada data di atas membantu menentukan arah rujukan dengan memahami
partisipan dalam ujaran tersebut. Konteks wacana berfungsi menjadi acuan yang
memperjelas situasi yang terjadi seputar ujaran tersebut sehingga membantu
menentukan rujukan pembicara sewaktu menggunakan deiksis persona orang
kedua dalam ujaran tersebut yaitu kepada Jemmy Dapat dideskripsikan bahwa
penggunaan ekspresi deiksis persona tersebut adalah secara symbolic terhadap
Jemmy dan bukan orang yang lain.
4.2 Hubungan sosial yang terjadi antara partisipan.
4.2.1 Deiksis persona orang kedua menunjukan status sosial secara
asymmetric
Data 8
The tutor's cheeks, swelling with anger, almost unhorsed
the small spectacles saddling his nose. "It would be easier
to educate a boiled cabbage! You must prepare to be
punished, Your Lordship!" (SF: 3)
Data di atas memaparkan tentang pipi Master Peckwitt yang membesar
menahan kemarahan dan hampir saja menjatuhkan kacamata yang terdapat di
hidungnya. Kemudian Master Peckwitt melakukan ujaran bahwa lebih mudah
untuk mendidik sayuran rebus dan menyuruh Prince (Pangeran) bersiap
menerima hukuman.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
36/50
28
Penggunaan gelar pronomina Your Lordship merupakan penggunaan royal
honorificsatau gelar bangsawan yang fungsinya untuk menunjukan rasa hormat
dalam merujuk kepada lawan bicara yang berasal dari keluarga kerajaan.
Dari penggunaan deiksis persona orang kedua you disertai dengan adanya
pemakaian gelar kehormatan Your Lordship!" pada data di atas dapat
dideskripsikan bahwa penggunaan deiksis tersebut merujuk pada perbedaan status
sosial antara pembicara dan lawan bicara dalam suatu ujaran. Perbedaan status ini
terjadi karenaMaster Peckwityang posisinya sebagai guru dariPrince (Pangeran)
berasal dari kalangan rakyat biasa sedangkan Prince (Pangeran) walaupun hanya
sebagai seorang murid akan tetapi berasal dari kalangan kerajaan. Sehingga
Master Peckwit menggunakan menggunakan gelar kehormatan atau V-form
(asymmetric)untuk menunjukkan rasa hormat dia terhadap penerima tuturan.
Data 9
"I'd be obliged if you would snuff out your candle, sir. There's
bloodthirsty ruffians after us."(SF: 39)
Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy dan
Prince berjumpa Johny Tosherdan meminta untuk memadamkan lilinnya karena
mereka sedang dikejar olehBillydan Cutwater.
Pada data tersebut terdapat penggunaan deiksis persona orang kedua
dalam ujaran yang dikatakan Jemmy kepada Johny "I'd be obliged if you would
snuff out your candle, sir. yang mengatakan saya sangat berterimakasih pabila
anda dapat memadamkan lilin anda pak. Melihat dari ujaran yang dikatakan
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
37/50
29
Jemmy menggunakan nama panggilan sir dan penggunaan kalimat meminta
dengan sopan obliged dan would yang digunakan Jemmy sewaktu berbicara
kepadaJohny menunjukkan bahwa Jemmy sebagai pembicara mempunyai status
lebih rendah dari lawan bicara. Apabila melihat dari konteks wacana: "Speak up,"
said the old man, cupping a hand to his ear. (SF: 39)
Menunjukkan bahwa Johny merupakan orang yang lebih tua daripada
Jemmy .Dapat di ambil kesimpulan bahwa perbedaan status diantara mereka
terjadi karena Jemmy mempunyai umur yang lebih muda dibandingkan Johny
SehinggaJemmy menggunakan kalimat meminta dengan sopan dengan bentuk V-
form (asymmetric) serta dengan pemakaian bahasa formal untuk menunjukkan
rasa hormatnya terhadap lawan bicara.
Data 10
"If youwould be kind enough to point us toward the river, I'd be
ever so much obliged, sir" (p8)
Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy
melakukan sebuah ujaran yang berkata aku akan sangat berterima kasih tuan
apabila anda dengan baik hati dapat menunjukkan jalan menuju sungai.
Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang
kedua dan penggunaan nama panggilansir serta dengan pemakaian bahasa formal
would be kind enough yang digunakanJemmysewaktu berbicara kepadaBilly.
Seperti yang di tunjukkan oleh kalimat "If you would be kind enough to point us
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
38/50
30
toward the river, I'd be ever so much obliged, sir" yang berarti aku akan sangat
berterima kasih tuan apabila anda dengan baik hati dapat menunjukkan jalan
menuju sungai. Menunjukkan bahwa Jemmy sebagai pembicara mempunyai rasa
hormat kepadaBillysebagai lawan bicara. Apabila melihat dari konteks wacana:
Jemmy thought he remembered. Hadn't he heard ballad sellers fling that name
about the streets! The exploits of Hold-Your-Nose Something-or-otherin verses by
the yard! "The murderer!" (SF: 6)
Menjelaskan bahwa Jemmy pernah mendengar tentang sebuah lagu yang
bercerita tentang seorang penjahat terkenal dan seorang pembunuh. Simpulannya
bahwa perbedaan status mereka terjadi karena Billymerupakan penjahat terkenal
dan Jemmy baru saja bertemu dengan Billy sehingga Jemmy menggunakan
menggunakan panggilan kehormatan atau V-form (asymmetric)dan menggunakan
bahasa formalwould be kind enough yang mengindikasikan dia bersikap sopan
dan meminta persetujuan dan kebaikan dariBilly.
Data 11
The prince's eyes widened and his face blanched white. The
prospect of taking a whipping himself had never occurred to him.
"But, it wasn't me who called younames, Sir!" (SF: 13)
Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Prince
(Pangeran) terkejut dan wajahnya menjadi pucat karena mengetahui
kemungkinan dia kan dicambuk oleh Billy dan Cutwater karena perbuatan yang
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
39/50
31
dilakukan Jemmy. Dia pun mencoba mengelak dengan membilang bahwa bukan
dia yang menghina mereka
Pada data tersebut terdapat ujaran yang menggunakan ekspresi deiksis
persona orang kedua you dalam ujaran Prince (Pangeran) kepada Billy "But, it
wasn't me who called younames, Sir!" yang berarti bukan saya yang menghina
anda pak. Penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan disertai
penggunaan nama panggilan sir merupakan penggunaan panggilan yang
menunjukkan rasa hormat.
Dari sini terlihat hubungan kelas sosial antara pembicara dan lawan bicara
di dalam konteks percakapan di mana Prince (Pangeran) sebagai pembicara
mempunyai status sosial lebih rendah dari Billy sebagai lawan bicara. Perbedaan
status ini terjadi karena walaupun Prince (Pangeran) berasal dari keluarga
bangsawan akan tetapi dia sedang berada dalam tawanan Billy seperti yang
ditunjukkan dalam konteks wacana: Hold-Your-Nose Billy threw a bushy-eyed
glance at his fellow outlaw. "Cutwater, what do you reckon a genuine prince on
the hoof is worth!". Yang menjabarkan tentang situasi pada saat Billy melihat
Cutwater dan bertanya kira-kira berapa harga uang tebusan untuk seorang
pangeran. Sehingga Prince (Pangeran) menggunakan eskpresi deiksis persona
orang keduayoudan katasir yang merupakan bentuk V-form (asymmetric).
Data 12
Jemmy crawled over the embankment. A ride to the city would
suit him fine. "Would youmind take on a passenger, sir?(p25)
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
40/50
32
Data tersebut memaparkan situasi yang terjadi pada saat Jemmy
merangkak keluar dari persembunyiannya. Dia merasa bahwa tumpangan ke kota
merupakan hal yang bagus. Dia kemudian berkata kepada Capten Nips, apakah
anda keberatan untuk menerima penumpang pak.
Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona dan
penggunaan nama panggilan sir serta dengan pemakaian bahasa formal would
you mind yang digunakanJemmysewaktu berbicara kepada Capten Nips.Seperti
yang di tunjukkan oleh kalimat "Would you mind take on a passenger, sir?
apakah anda keberatan untuk menerima penumpang pak. Menunjukkan bahwa
Jemmy sebagai pembicara mempunyai rasa hormat kepada Capten Nips sebagai
lawan bicara. Dari sini dapat diketahui perbedaan kelas sosial antara pembicara
dan lawan bicara di dalam konteks percakapan. Apabila melihat dari konteks
wacana:A weary old coach was mired in a mud hole on the road. The coachman,
looking just as old and rickety, held the reins of his two-horse team and cracked
his whip in the air again. (SF: 25)
Memaparkan tentang seorang pengendara kereta kuda yang sudah sangat
tua. Dia memegang tali kekang kedua kudanya dan kemudian mencambuk mereka
agar berjalan kembali. Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa perbedaan status
mereka terjadi karena Captain Nips merupakan orang yang lebih tua umur nya
dari Jemmy dan juga mereka baru saja bertemu sehingga Jemmy menggunakan
panggilan kehormatan atau V-form (asymmetric) dan menggunakan bahasa
formalWould you mindyang mengindikasikan dia bersikap sopan dalam
meminta persetujuan dari Captain Nips.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
41/50
33
4.2.2 Deiksis persona youmenunjukan status sosial secara symmetric
Data 13
"Remember," he whispered to the Prince, "it's me they're after, not
you. Tell 'em we split up. Tell 'em I swam the river."(SF: 37)
Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Jemmy kepada
Prince (Pangeran)yang bermaksud menyuruh Prince (Pangeran) agar berbohong
kepada para penjahat dengan mengatakan bahwa mereka telah berpisah dan
Jemmyberenang ke sungai.
Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang
kedua sewaktu Jemmy berbicara kepada Prince (Pangeran). Dari penggunaan
deiksis persona orang kedua tersebut, dapat dideskripsikan bahwa penggunaan
ekspresi tersebut merujuk pada status sosial yang setara antara pembicara dan
lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan bicara dalam
ujaran ini terjadi karena Jemmy dan Prince (Pangeran) sudah menjadi teman dan
sudah familiar, seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana: "Stop, Cap'n!"
Jemmy shouted. "We left my friend behind." The hot-potato man pulled up on the
reins. Jemmy leaned out a window. With an arm he motioned Prince Brat to come
along. (SF: 26)
Memaparkan Jemmy meminta Capten Nips untuk menghentikan kereta
kudanya dan berkata bahwa temannya Prince (Pangeran) ketinggalan dan
kemudian menjulurkan tangannya keluar untuk mengajak Prince (Pangeran)
memasuki kereta kuda. Kedekatan hubungan antara pembicara dan lawan bicara
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
42/50
34
dalam ujaran ini membuat tingkat formalitas bahasa yang digunakan pembicara
berkurang serta adanya pemakaian nama panggilan terhadap lawan bicara atau T-
form (symmetric).
Data 14
"By gigs, it is you, Jemmy!" said Smudge.(SF: 32)
Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Smudge kepada
Jemmyyang terkejut karena baru bertemu kembali dengan Jemmysetelah sekian
lama.
Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang
kedua dan penggunaan nama panggilan Jemmy yang digunakan Smudgesewaktu
berbicara kepadaJemmy. Dari penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua
disertai dengan adanya pemakaian nama panggilan Jemmy, dapat dideskripsikan
bahwa penggunaan ekspresitersebut merujuk pada status sosial yang setara antara
pembicara dan lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan
bicara dalam ujaran ini terjadi karena Jemmydan Smudgemerupakan teman lama
dan sudah familiar, seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana:Jemmy spied
a tall boy wearing a checked cap. It was Smudge tending a sawdust pit squared
off by a board fence--a dog-and-rat pit. Beside him stood a stack of rat-filled
cages and a black terrier leashed to a post. (SF: 32)
Memaparkan Jemmy melihat seorang anak laki-laki yang dikenalnya
dengan nama Smudge yang mengenakan topi dan sedang berdiri menjaga barang
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
43/50
35
dagangannya, disekitarnya terdapat banyak kandang anjing dan tikus. Kedekatan
hubungan antara pembicara dan lawan bicara dalam ujaran ini membuat tingkat
formalitas bahasa yang di gunakan pembicara berkurang serta adanya pemakaian
nama panggilan terhadap lawan bicara atau T-form (symmetric).
Data 15
"Do youthink I'd do that, Jemmy!" (SF: 38)
Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Prince
(Pangeran) kepada Jemmy karena Prince (Pangeran) merasa Jemmy
mempertanyakan kesetiakawanan Prince (Pangeran). Pada data tersebut terdapat
penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan penggunaan nama
panggilan Jemmy yang digunakan Prince (Pangeran) sewaktu berbicara kepada
Jemmy. Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai dengan adanya
pemakaian nama panggilan Jemmy, dapat dideskripsikan bahwa penggunaan
ekspresi ersebut merujuk pada status sosial yang setara antara pembicara dan
lawan bicara dalam ujaran. Biasanya Prince (Pangeran) tidak pernah memanggil
Jemmy dengan namanya sebelumnya, seperti yang di tunjukkan dalam konteks
wacana:Jemmy! Not Jemmy-From-The-Streets ! Not boy! The wonder of it.Jemmy
thought. Like we was old knockabout friends of the streets.(SF: 38)
Memaparkan rasa terkejut Jemmy dengan panggilan tersebut karena
biasanya Prince (Pangeran) menggunakan nama pangilan yang yang bersifat
merendahkan sepertiJemmy from the streetatau hanya menyebutkan boy.
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
44/50
36
Kesetaraan ini terjadi karenaPrince (Pangeran) sebagai pembicara merasa
setara atau familiar dengan Jemmywalaupun mereka berasal dari keluarga yang
berbeda status sosialnya sehingga tingkat formalitas bahasa berkurang serta
adanya pemakaian nama panggilan terhadap lawan bicara atau T-form
(symmetric).
Data 16
"Reckon I do trust you," said Jemmy.(SF: 38)
Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Jemmy kepada
Prince (Pangeran) yang semakin mempercayai dirinya. Pada data tersebut
terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang kedua dan yang digunakan
Jemmy sewaktu berbicara kepada Prince (Pangeran). Dari penggunaan deiksis
persona orang kedua dalam ujaran itu dapat dideskripsikan bahwa penggunaan
ekspresi tersebut merujuk pada status sosial yang setara antara pembicara dan
lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan bicara dalam
ujaran ini terjadi karena Jemmy merasaPrince (Pangeran) sudah banyak berubah
sehingga dia berani untuk memanggil Prince (Pangeran) tanpa menggunakan
gelar kebangsawaan.seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana: As they
edged along the wet walls, Jemmy gave his reply a second thought. He'd wronged
the Prince. This wasn't the same Prince who'd run away the night before, bored
with his own meanness and haughtiness and cruelty. (SF: 38)
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
45/50
37
Memaparkan pikiran Jemmyyang merasa bahwa Prince (Pangeran) yang
sedang bersamanya sudah bukan seperti Prince (Pangeran) yang lari
meninggalkan istana pertama kali, yang suka bersikap kejam dan hanya peduli
dengan dirinya sendiri. Kedekatan hubungan antara pembicara dan lawan bicara
dalam ujaran ini membuat tingkat formalitas bahasa yang di gunakan pembicara
terhadap lawan bicara atau T-form (symmetric).
Data 17
"youare skin and bones, Cutwater. You could slip in and out of a
key- hole. I'll guard the Prince."(SF: 21)
Data tersebut memaparkan ujaran yang dilontarkan oleh Billy kepada
Cutwater pada saat menyuruh Cutwater untuk pergi ke istana karena merasa
tubuh Cutwateryang kurus dapat lebih mudah untuk menyusup masuk.
Pada data tersebut terdapat penggunaan ekspresi deiksis persona orang
kedua dan penggunaan nama panggilan Cutwater yang digunakan Billy sewaktu
berbicara kepada Cutwater. Dari penggunaan deiksis persona orang kedua disertai
dengan adanya pemakaian nama panggilan Cutwater, dapat dideskripsikan bahwa
penggunaan ekspresi tersebut merujuk pada status sosial yang setara antara
pembicara dan lawan bicara dalam ujaran. Kesetaraan antara pembicara dan lawan
bicara dalam ujaran ini terjadi karena Billy dan Cutwater merupakan teman
seprofesi dan sudah familiar, seperti yang di tunjukkan dalam konteks wacana:
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
46/50
38
Cutwater snickered. "This is the first time we've feasted off the King's own table,
and there's hardly enough for me an Billy."(SF: 13)
Menunjukkan bahwa ini pertama kalinya Cutwater dan Billy makan
makanan enak langsung dari meja makan Raja. Kesetaraan ini terjadi karenaBilly
sebagai pembicara merasa setara secara status sosial atau familiar dengan
Cutwater sehingga tingkat formalitas bahasa berkurang serta adanya pemakaian
nama panggilan untuk menunjukkan kedekatan pembicara terhadap lawan bicara
atau T-form (symmetric).
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
47/50
39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dalam analisis terhadap deiksis persona orang kedua dalam novel The
Whipping Boy karya Sid Fleichman ini, ditemukan penggunaan deiksis persona
orang kedua tersebut dalam dua bentuk, yaitu: gestural dan symbolic, dan
penggunaan deiksis persona orang kedua yang menunjukkan hubungan status
sosial antara pembicara dan lawan bicara dalam suatu ujaran terbagi dalam dua
bentuk yaitu: asymmetric dansymmetric.
Berdasark ananalisis data, ditermukan bahwa bentuk penggunaan deiksis
persona orang keduasecaragestural dapat dilihat dari adanya indikasi fisikal baik
dalam gerakan tubuh, pandangan mata, ataupun gerakan tangan yang dapat
menunjukkan arah rujukan penutur terhadap penerima tuturan serta membantu
memahami makna dari ujaran tersebut.
Bentuk deiksis persona orang kedua yang digunakan secara symbolic
pemahaman makna dan arah rujukan pembicara terhadap lawan bicaranya dapat
dilihat dari konteks wacana ataupun melihat dari partisipan yang terdapat pada
saat ujaran tersebut terjadi di dalam suatu wacana tertulis,
Penggunaan deiksis persona orang kedua yang menunjukkan hubungan
status sosial secara asymmetric yang terjadi antara pembicara dan lawan bicara
dalam suatu konteks ujaran dapat dilihat dari adanya pemakaian bahasa formal
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
48/50
40
serta penggunaaan gelar yang digunakan pembicara dalam rujukan terhadap lawan
bicara.
Penggunaan deiksis persona orang kedua yang menunjukkan hubungan
status sosial secara symmetric yang terjadi antara pembicara dan lawan bicara
dalam suatu konteks ujaran dapat dilihat dari adanya pemakaian bahasa informal
maupun penggunaaan nama panggilan langsung yang digunakan pembicara untuk
menunjukkan kesetaraan dan kedekatan secara status sosial terhadap lawan bicara.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan deiksis
persona orang kedua di dalam teks berbahasa Inggris merupakan unsur yang
penting karena jika pemahaman rujukan dari penggunaan deiksis persona orang
kedua tidak dipahami akan menimbulkan kesulitan dalam memahami suatu teks.
Dalam analisis juga terlihat bahwa penggunaan deiksis persona orang keduadapat
memudahkan para pembaca untuk memahami isi dari bacaan dengan cara
mengetahui pembicara dan lawan bicara dari suatu ujaran dalam bentuk tulisan,
selain itu juga dapat dilihat bahwa penggunaan deiksis persona orang kedua dapat
memudahkan pembaca untuk memahami kedudukan sosial masing-masing
karakter sehingga membuat pemahaman isi dari novel tersebut lebih efektif .
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada peneliti
selanjutnya yang tertarik untuk melakukan analisis tentang deiksis bisa lebih
detail dalam pembahasannya. Dalam penelitian ini pertama, penulis tidak
menemukan banyak data dari cara penggunaan deiksis persona orang kedua secara
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
49/50
41
symbolic maka dari itu penulis selanjutnya disarankan agar mencoba memilih
skrip film agar lebih banyak menemukan banyak data analisis. Kedua, penulis
selanjutanya bisa menganalisis tentang hubungan status sosial antara partisipan
dengan lebih detail dengan cara menyimpulkan manakah yang lebih dominan
antara bentuk hubungan asymmetric dan symmetric. Demikian saran yang bisa
penulis berikan semoga penelitian selanjutnya bisa melengkapi penelitian penulis
saat ini, agar pembaca dapat lebih mengerti mengenai ekspresi deiksis persona
orang kedua dan membantu pemahaman teks bahasa Inggris
-
8/12/2019 DEIKSIS PERSONA ORANG KEDUA DALAM NOVEL THE WHIPPING BOY KARYA SID FLEICHMAN (Sebuah Kajian Pragma
50/50
DAFTAR PUSTAKA
Brown, P and S. Levinson. 1987. Politeness. Cambridge: Cambridge University
Press
Brown, and Gilman. 1972 The Pronouns of Power and Solidarity dalam Giglioli
Pier Paolo(ed.).Language and Social Context. England:
Penguin Books.
Levinson, S.C. 1979Pragmatics and social deixis, in C. Chiarello (ed.)
Proceedings of the Fifth Annual Meeting of the Berkeley Linguistic
Society. Berkeley, CA:Berkeley Linguistics Society.
Kothari, C.R. 2008.Research Methodology: Methods and Techniques. India:
New Age International
Leech, G. 1983.Principles of Pragmatics. London: Longman Group Ltd.
Levinson, Stephen C. 1983.Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.
Levinson, S. C. 2004.Deixis. In L. Horn (Ed.), The handbook of pragmatics(pp.
97-121). Oxford: Blackwell.
Yule, George. 1996.Pragmatics. New York: Oxford University Press.
Cutting, Joan. 2002.Pragmatics and Discourse.London and New York:
Routledge.
Grundy, P. 2000.Doing Pragmatics. Arnold. London.