dellia eka rizkiyana jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGALAMAN AUDIT DAN PREFERENSI KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gealr Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Dellia Eka Rizkiyana
NIM. 109082000078
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Dellia Eka Rizkiyana
2. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 6 Desesmber 1991
3. Alamat : Jl. Jatayu I Gandaria Rt 008/04 No.34 Kebayoran Lama Selatan,
Jakarta Selatan
4. Telepon : 081318311510
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Kramat Pela 13 Jakarta Tahun 1997-2003
2. SMP N 29 Jakarta Tahun 2003-2006
3. SMA N 47 Jakarta Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah,periode
2010-2011
2. Anggota Saman Fakultas Ekonomi dan BisnisUIN Syarif Hidayatullah,
periode 2010-2011
3. Anggota PMII Cabang Ciputat Masa Khidmat 2009-2010
vi
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
SyarifHidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
2. Training oleh Corruption Preventing Alliance (CPA), “Anti-Corruption
Training Road to Campus 2010”, 21 Oktober 2010.
3. Internal Accounting Competion oleh BEM Jurusan Akuntansi, “From
Nothing to Something With Accounting”, 20-22 Desember 2010.
4. Company Visit oleh BEM Jurusan Akuntansi, “Visit To Bursa Efek
Indonesia & Museum Bank Indonesia”, 28 Desember 2010.
5. Seminar oleh Direktorat Jendral Pajak, “Potret Perpajakan
IndonesiaMenuju Sistem Perpajakan yang Transparan”, 24 November
2011.
6. Kuliah Umum oleh BEM Jurusan Manajemen, “CAFTA: Peran dan
Tantangan Ekonomi Kerakyatan dalam Menghadapi Perekonomian
Global”, 10 Mei 2011.
7. Seminar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi, “Auditing Days”,
6-7 November 2012.
vii
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Abdul Rozak S.Sos
2. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 12 Mei 1960
3. Ibu : Warsinah
4. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 1 September 1967
5. Alamat : Jl. Jatayu I Gandaria Rt 008/04 No. 34 Kebayoran Lama Selatan,
Jakarta Selatan
6. Telepon : 08129709365
7. Anak Ke dari : 1 dari 2 bersaudara
viii
ABSTRACT
The Influence of Audit Experience and Client Preference on Audit
Judgment is Moderated by Client Credibility
This research purposes to empirically analyze the influence of audit
experience and client preference on audit judgment is moderated by client
credibility. This research used sample of auditor who work in the KAP at
DKI Jakarta which accordance with KAP directory 2012 published by
IAPI. The number of KAP that were became in this study were 15 KAP.
Based on method purposive sampling, research sample total is 40 public
accountant. Hypothesis in this research are tested by multipleregression
analysis and Moderated Regression Analysis (MRA).
Result of this research indicates that audit experience don’t influences
significantly on the audit judgment. Client preference influences
significantly on the audit judgment. On the other hand, client credibility
not as quasi moderated between experience audit and client preference
variable.
Keywords : Audit Experience, Clien Preference, Client Credibility, audit
judgment
ix
ABSTRAK
Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit
Judgment dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel Moderating
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment dengan kredibilitas klien sebagai variabel moderating. Penelitian ini menggunakan sampel auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik (KAP) 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Jumlah Kantor Akuntan Publik yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 15 Kantor Akuntan Publik. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 40 orang akuntan publik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi linier berganda dan analisis regresi moderat. Hasil penelitian ini menunjukkan pengalaman audit tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Preferensi klien berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Sedangkan kredibilitas klien bukan sebagai moderasi antara variabel pengalaman audit dengan preferensi klien. Kata kunci :pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien, audit judgment
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugerah,
yangtelah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapatmenyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis
haturkankepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbingumatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhisyarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikanterimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan
doa, baik langsungmaupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda Abdul Rozak, S.Sos dan Ibunda Warsinah terkasih, yang
selalumencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada
henti yangtertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda
semakin mampumembuat bangga ayah dan ibunda.
2. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikandukungan untuk
kesuksesan penulis. Terimakasih atas semua kasih sayang.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi
danBisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
4. Ibu Dr. Rini, M.Si., Akselaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomidan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi FakultasEkonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Prof.Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yangtelah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan
pengarahandan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas
ilmu yang telahBapak berikan selama ini
7. Ibu Reskino, SE., Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telahmeluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikanpengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran
yang Ibu berikanselama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya
sidang skripsi.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas
IslamNegeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
9. Teman-teman Akuntansi B yang dari awal semester saling mendukung
satu sama lain dalam menempuh pendidikan di bangku kuliah ini.
10. Ahmad Faisal, terimakasih selama ini telah memberikan doa
dandukungan penuh kepada penulis. Tetap berdoa kepada Allah dan
selaluberikhtiar secara maksimal.
11. Sahabat seperjuanganku, Aries Setianto Wibowo, Tsaurah Fitria, Fahmi
Amaliah, Septya Darmayanti, serta yang tergabung dalam 2K
xii
terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada
penulis.
12. Sahabatku Erma Apriliyani, Bunga Aprilia dan Nina Murtina yang telah
memberikan semangat, doa dan kasih sayangnya kepada penulis.
13. Untuk Syauffa, Taufik, Randy, Wahyuni, Meisya, Reni, Nabila, Melina,
Ranti, Danang dan Wayan terimakasih telah memberikan semangat, doa,
dan arahan kepada penulis mulai dari pembuatan proposal sampai
terselesaikannya skripsi ini.
14. Seluruh Anggota Saman FEIS, Adik-adikku angkatan 2010 yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
15. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2009, kita sama-sama
berjuang untuk tujuan yang ingin kita capai.
16. Seluruh teman-teman di Metro Group, terimaksih untuk dukungan dan
doanya selama penulis berada disana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurnadikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis.Olehkarena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkankritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 5 September 2013
Dellia Eka Rizkiyana
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................i
Lembar Pengesahan Ujian Komprefensif ...........................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .....................................................................iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .....................................................iv
Daftar Riwayat Hidup …………………………………………………………..v
Abstract ................................................................................................................viii
Abstrak …………………………………………………………………………..ix
Kata Pengantar .....................................................................................................x
Daftar Isi .............................................................................................................xiii
Daftar Tabel .......................................................................................................xvii
Daftar Gambar ...................................................................................................xix
Daftar Lampiran .................................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................1
B. Perumusan Masalah ..................................................................14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................14
1. Tujuan Penelitian ..................................................................14
2. Manfaat Penelitian ................................................................15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................17
A. Tinjauan Literatur......................................................................17
1. Teori Kontijensi ……………………………………………17
xiv
2. Teori X dan Y McGregor.....................................................20
3. Profesi Akuntan Publik .........................................................21
4. Tujaun dan Bukti Audit ………............................................23
5. Keputusan Penting Tentang Bukti Audit ..............................24
6. Kredibilitas Klien ..................................................................32
7. Pengalaman Audit .................................................................34
8. Preferensi Klien ……………………………………………35
9. Audit Judgment ……………………………………………37
B. Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………...40
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis..............45
1. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment…….45
2. Pengaruh Preferensi Klien terhadap Audit Judgment……....46
3. Pengaruh antara Pangalaman Audit dan Preferensi Klien
yang dimoderasi Kredibilitas Klien terhadap Audit
Judgment...............................................................................48
4. Interaksi antara Pengalaman Audit dan Preferensi Klien
terhadap Audit Judgment secara simultan ............................49
D. Kerangka Pemikiran ................................................................52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................54
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................54
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................54
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................55
1. Penelitian Pustaka (Library Research) .................................55
xv
2. Penelitian Lapangan (Field Research)...................................55
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................56
1. Pengalaman Audit(X1) .........................................................56
2. Preferensi Klien (X2) …………............................................57
3. Kredibilitas Klien (X3) ..........................................................58
4. Audit Judgment (X4) ……….................................................58
E. Metode Analisis Data ...............................................................61
1. Statistik Deskriptif …………………....................................61
2. Uji Kualitas Data ……………………..................................61
3. Uji Asumsi Klasik ………………………………………...62
3.1. Uji Normalitas ……………….......................................62
3.2 Uji Heteroskedastisitas ..................................................62
3.3 Uji Mulitikolinieritas ………………………………….63
4. Uji Hipotesis ……………………………………………….64
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .........................................67
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………….............67
1. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................67
2. Karakteristik Profil Responden ………................................69
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ….............................................73
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................73
2. Hasil Kualitas Data ………………………...........................74
a. Hasil Uji Validitas ………………………………………74
b. Hasil Uji Realibilitas ……………………………………78
xvi
3. Hasil Uji Asumsi Klasik …………………………………...79
a. Hasil Uji Multikolonieritas ……………………………...79
b. Hasil Uji Normalitas …………………………………….80
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ……………………………81
4. Hasil Uji Hipotesis …………………………………………83
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda …...…………….83
b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi …...89
BAB V PENUTUP ....................................................................................94
A. Kesimpulan ...............................................................................94
B. Implikasi ...................................................................................96
C. Saran ........................................................................................99
Daftar Pustaka .....................................................................................................100
Lampiran-Lampiran ............................................................................................104
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Skandal Akuntansi 2012……………………………...…………………....5
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……...………………………………………..41
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian………………………..…………....58
4.1 Data Sampel Penelitian……...…………………………………………...68
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ………………………………….........68
4.3 Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………..69
4.4 Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Usia …………………………………..70
4.5 Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Posisi Terakhir ……………………….71
4.6 Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………………....72
4.7 Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Jabatan Pengalaman Kerja ...…….…...72
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………...…………………………..73
4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan ……………………………..74
4.10 Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit …………………………………..76
4.11 Hasil Uji Validitas Preferensi Klien ……………………………………..76
4.12 Hasil Uji Validitas Kredibilitas Klien …………………………………...77
4.13 Hasil Uji Validitas Audit Judgment ……………………………………..77
4.14 Hasil Uji Realibilitas …………………………………………………….78
4.15 Hasil Uji Multikolonieritas ………………………………………………79
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2……….......83
4.17 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2....……..……………..……....84
xviii
4.18 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X2 …...…...……………………88
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2 dan X3 …........90
4.20 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2 dan X3………..………………...90
4.21 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2 dan X3 ………………………….91
xix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………..52
4.1 Grafik Normal Plot ……………………………………………………...80
4.2 Grafik Histogram ………………………………………………………...81
4.3 Uji HeteroskedastisitasGrafik Scatterplot …………………………........82
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Kuesioner………..………………………………………………….......105
2. DataSampel ………………………………………………………….....114
3. Hasil Output SPSS …………………..………………………………....116
4. Surat Keterangan Riset …………………………………………………128
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah
melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan
memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan
apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan
atau prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan standar atau prinsip tersebut
diterapkan secara konsisten.Untuk melaksanakan tugas tersebut sering
dibutuhkan judgment.Dari beberapa hasil penelitian dalam bidang audit
menunjukkan bahwa ada berbagai variasi faktor individual yang
mempengaruhi judgment dalam melaksanakan review selama proses
pelaksanaan audit (Solomon dan Shields,1995) dalam Zulaikha (2006).
Profesi akuntan akhir-akhir ini menunjukkan perkembangannya, hal ini
disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya jasa akuntan dan semakin tumbuhnya usaha-usaha swasta. Di
samping itu, perkembangan profesi akuntan juga didorong oleh adanya
peraturan-peraturan pemerintah, seperti perusahaan yang mengadakan emisi
(go public) di pasar modal, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah
laporan keuangannya sudah diperiksa oleh akuntan publik dua tahun terakhir
berturut-turut dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion). Faktor yang ikut memberi iklim perkembangan profesi akuntan
2
adalah sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya mempunyai
administrasi yang baik dan laporan keuangannya sudah diperiksa akuntan
publik.
Auditor harus meningkatkan kompetensinya yaitu dengan menambah
keahlian dan pengalaman auditnya. Menurut Mayangsari (2003), auditor yang
berpengalaman mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik atas
laporan keuangan. Susetyo (2009) menyatakan bahwa pengalaman akan
mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan dalam judgment auditor.
Auditor yang berpengalaman dalam membuat suatu judgment tidak mudah
dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan.
Judgment merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan
informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk
bertindak atau tidak bertindak dan penerimaan informasi lebih lanjut.
Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga
mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, di dalam proses
incremental judgment jika informasi terus menerus datang, akan muncul
pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru. Untuk dapat memenuhi
tanggung jawab pelaporan, auditor harus mengetahui beberapa hal,
diantaranya adalah (1) memiliki pemahaman yangmendalam tentang keempat
standar pelaporan, (2) mengetahui dengan tepatkalimat-kalimat dalam laporan
auditor bentuk baku serta kondisi yang harusdipenuhi untuk mengeluarkan
laporan auditor bentuk baku, (3) memahami jenis-jenispenyimpangan dari
laporan bentuk baku dan keadaan-keadaan yang sesuaidengan masing-masing
3
penyimpangan dan (4) memahami berbagai pertimbangankhusus dalam
pelaporan (Jusuf, 2002; 381).
Riset-riset keperilakuan dalam auditing menyarankan bahwa preferensi
klienakan berdampak terhadap pertimbangan auditor hanya bila ada sejumlah
kondisi-kondisitertentu terjadi dalam konteks audit itu. Bila auditor mendapat
pernyataan eksplisitmengenai preferensi klien yang bertentangan dengan
preferensi auditor atau standarakuntansi sehingga terdapat hubungan
berlawanan yang terbentuk antara auditor danklien maka studi-studi yang telah
dilakukan melaporkan efek preferensi klien yang kecilatau tidak ada
(Gramling, 1999; Buchman et al., 1996; Salterio, 1996). Sedangkan
bilahubungan berlawanan itu dikurangi dengan memasukkan skenario tidak
adanya pedomanotoritatif dalam standar akuntansi (Salterio dan Koonce,
1997; Trompeter, 1994) dalam Koroy (2005), makahasil studi menunjukkan
efek preferensi klien yang lebih kuat.Dengan demikian tingkatambiguitas
menentukan pengaruh preferensi klien terhadap pertimbangan audit.Hal
inikonsisten seperti yang diprediksi Kunda (1990) dalam Koroy (2005).
Meski hasil riset di atas menunjukkan simpulan bahwa preferensi klien
tidakmemberikan dampak pada pertimbangan auditor yang konsisten dengan
preferensi klienitu kecuali jika ada kondisi-kondisi tertentu, tetapi hasil itu
belumlah konklusif danterdapat bertentangan. Hal ini disebabkan bahwa tidak
diperhitungkannya secarakonsisten karakteristik individual auditor yakni
pengalaman audit dalam penelitian-penelitiantersebut. Penelitian Trompeter
(1994) dan Salterio dan Koonce (1997) dalam Koroy (2005) misalnya
4
menggunakan auditor berpengalaman (manajer dan partner), sebaliknya
Gramling (1999), Buchman et al,(1996) dan Haynes et al,(1998)
menggunakan auditor dengan pengalaman beragam. Pada penelitian dengan
auditor berpengalaman didapatka nhasil preferensi klien berdampak bagi
pertimbangan auditor pada kondisi tertentu, sedangkan pada penelitian dengan
auditor dengan pengalaman beragam tidak ditemukan dampaknya.
Munculnya pandangan skeptis terhadap profesi akuntan publik memang
beralasan, karena cukup banyak laporan keuangan suatu perusahaan, yang
mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, mengalami kebangkrutan justru
setelah opini tersebut dikeluarkan. Misalnya saja seperti kasus kegagalan audit
berskala besar yang terjadi di Amerika Serikat, seperti kasus yang menimpa
Enron, telah menimbulkan kembali skeptisisme masyarakat mengenai
ketidakmampuan profesi akuntan dalam menjaga independensi. Koroy (2005)
mengemukakan bahwa independensi akuntan mendapat sorotan tajam
diarahkan pada perilaku auditor ketika berhadapan dengan klien yang
dipersepsikan gagal menjalankan perannya sebagai auditor independen.
Auditor dalam dua dekade belakangan ini dipandang justru bertindak
melayani atau menjadi bersikap secara advokasi bagi klien. Bazerman et al.,
(1997) mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil,
dan pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naif
dan tidak realistis. Kerangka audit yang ada mengimplikasikan tujuan
independensi yang mencoba menghilangkan bias oleh auditor sehingga dapat
mencapai objektivitas
5
Bazerman et al., (1997) mengemukakan bahwa seringkali akuntan bersifat
subjektif dan ada hubungan yang erat antara kantor akuntan publik (KAP) dan
kliennya. Auditor yang paling jujur dan cermat sekalipun akan secara tidak
sengaja mendistorsi angka-angka sehingga dapat menutupi keadaan keuangan
yang sebenarnya dari suatu perusahaan.
Banyaknya skandal yang ditemukan oleh SEC (Securities and Exchange
Commision) pada beberapa dekade tahun 2012 (tabel 1.1) ini membuktikan
bahwa peran profesi akuntan turut berperan dalam situasi perekonomian dan
masyarakat bisnis dunia.
Tabel 1.1 Skandal Akuntansi 2012
No Tempat dan Tanggal Kasus Permasalahan
1 Washington, D.C. 6 Maret, 2012
SEC menemukan salah satu bentuk penipuan terhadap pembiayaan salah satu usaha di New York berdasarkan laporan investasi yang telah menipu para investornya bernilai jutaan dolar dalam usaha penginapan di daerah pantai. SEC menuduh bahwa Brian Raymond Callahan dari Old Westbury, N.Y. telah menerbitkan lebih dari $74 juta dolar dari 24 investor sejak tahun 2005 yang dijanjikan untuk diinvestasikan dalam aset lancar. Namun, Callahan mengalihkan uang investor tersebut dalam proyek penginapan miliknya. Callahan juga menggunakan dana investor untuk membayar investor lainnya dan membuat pembayaran rendah terhadap $3,35 juta unit yang dibelinya dalam proyek real estate miliknya.
2 Washington, DC, 25 April 2012
SEC mengumumkan salah satu bentuk penyelesaian dalam kasus $ 32.000.000 perdagangan yang diajukan oleh sebuah lembaga pada tahun lalu terhadap seorang pengacara perusahaan dan pedagang di Wall Street. SEC menuduh bahwa insider
Bersambung pada halaman selanjutnya
6
tradingterjadi sedikitnya 11 pengumuman merger dan akuisisi yang melibatkan klien dari firma hukum di mana pengacara - Matius H. Kluger - bekerja dan pedagang - Garrett D. Bauer - yang dihubungkan melalui seorang teman sekarang diidentifikasi sebagai Kenneth T. Robinson, yang bertindak sebagai perantara untuk memfasilitasi tips ilegal dan perdagangan. Bauer, Kluger, dan Robinson masing-masing setuju untuk menyerahkan keuntungan haram mereka ditambah bunga dalam rangka untuk menyelesaikan tuduhan kasus oleh SEC tersebut dengan persyaratan perjanjian persetujuan mereka adalah sekitar $ 31.600.000 oleh Bauer, $ 516.000 oleh Kluger, dan $ 845.000 oleh Robinson.
3 Washington, DC, 25 Juni 2012
SEC memperoleh perintah penahanan sementara dan pembekuan aset terhadap seorang pria bernama Utah dan perusahaan yang dibebankan dengan operasi skema berbasis real estate Ponzi yang telah menipu $ 100 juta dari investor nasional.
Keluhan SEC diajukan di Pengadilan Distrik AS terhadap Distrik Utah, nama-nama Wayne L. Palmer dan perusahaannya, Catatan Nasional Utah, LC, baik dari West Jordan, Utah. Menurut pengaduan, Palmer mengatakan kepada investor bahwa uang para investor akan digunakan untuk membeli catatan hipotek dan aset real estat, atau untuk memberikan pinjaman real estate. Lebih dari 600 orang yang diinvestasikan, terpikat oleh janji-janji pengembalian tahunan sebesar 12 persen. Namun menurut Catatan Nasional, sejak 2009, Catatan Nasional telah melakukan pembayaran kepada investor, tetapi semua dihentikan pada Oktober 2011. Palmer meyakinkan investor bahwa uang akan datang, dan terus meminta investor baru dalam Catatan Nasional tanpa mengungkapkan fakta bahwa yang menunggak dalam melakukan pembayaran kepada investor yang ada. Keluhan SEC terhadap biaya Catatan Nasional dan Palmer
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 1.1 (Lanjutan)
7
telah melanggar ketentuan pendaftaran anti-penipuan dan sekuritas hukum sekuritas AS. Palmer juga menghadapi tuduhan bahwa ia beroperasi sebagai terdaftar broker-dealer.
4 Washington, DC, 10 Juli 2012
SEC melaporkan di Texas, sebuah perusahaan berbasis perangkat medis Orthofix International NV yang melanggar Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) dengan adanya suap rutin yang dilakukan oleh anak perusahaan mereka dan disebut sebagai "cokelat" dalam bentuk uang tunai, komputer, laptop, televisi dan peralatan lainnya yang diberikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada para pejabat Meksiko untuk mendapatkan kontrak yang menguntungkan penjualan dengan rumah sakit pemerintah. SEC menuduh Orthofix Meksiko, yang merupakan anak Promeca SA de CV telah menyuap pejabat pemerintahan divisi perawatan kesehatan Meksiko dan pelayanan sosial lembaga Instituto Mexicano del Seguro Sosial (IMSS). Skema suap tersebut berlangsung selama beberapa tahun dan menghasilkan hampir $ 5 juta atas keuntungan ilegal bagi anak Orthofix. Orthofix setuju untuk membayar $ 5.200.000 untuk menyelesaikan tuduhan SEC tersebut. Menurut pengaduan SEC diajukan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Texas, suap dimulai pada 2003 dan berlanjut sampai 2010. Awalnya, Promeca palsu mencatat suap sebagai uang muka dan memalsukan faktur untuk mendukung pengeluaran. Kemudian, ketika mendapat suap jauh lebih besar, Promeca palsu mencatat mereka sebagai biaya promosi dan pelatihan. Karena skema penyuapan, pelatihan Promeca dan biaya promosi secara signifikan melebihi anggaran. Orthofix memang meluncurkan penyelidikan ke dalam biaya, tapi itu sangat sedikit untuk menyelidiki atau mengurangi pengeluaran yang berlebihan. Kemudian, setelah penemuan pembayaran suap melalui eksekutif Promeca, Orthofix segera
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 1.1 (Lanjutan)
8
dilaporkan atas hal tersebut oleh SEC dan menerapkan langkah-langkah perbaikan yang signifikan. Perusahaan menghentikan eksekutif Promeca yang mengatur skema penyuapan. Orthofix menyetujui keputusan akhir memerintahkannya untuk membayar $ 4.983.644 di disgorgement dan lebih dari $ 242.000 dalam kepentingan prasangka. Penghakiman terakhir permanen akan diperintahkan perusahaan dari melanggar buku dan catatan dan pengendalian internal ketentuan FCPA. Orthofix juga sepakat untuk beberapa usaha, termasuk memantau program kepatuhan FCPA dan melaporkan kembali ke SEC untuk jangka waktu dua tahun. Orthofix juga diungkapkan hari dalam pengajuan 8-K bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS untuk membayar denda $ 2.220.000 dalam sebuah tindakan terkait. Penyelidikan SEC dilakukan oleh Carol Shau dan Alka N. Patel di Kantor Los Angeles Regional. SEC mengakui dan menghargai bantuan dari US Department of Divisi Kriminal Kehakiman - Penipuan Bagian dan Federal Bureau of Investigation.
5 Washington, DC, 17 Agustus, 2012
SEC mengumumkan tuduhan penipuan dan pembekukan aset darurat untuk penghentian terhadap skema Ponzi $ 600.000.000 yang telah berada dalam ambang kehancuran. Tindakan tersebut dilakukan untuk menghindari potensi kerugian yang lebih besar terhadap para korban Ponzi. SEC menuduh bahwa Paul Burks dari Lexington, NC dan perusahaannya Grup Rex Venture secara online telah mengumpulkan uang lebih dari satu juta pelanggan internet dalam skala nasional dan internasional melalui situs ZeekRewards.com, yang mereka mulai sejak bulan Januari 2011.
6 Washington, D.C.,7 September, 2012
SEC (Securities and Exchange Commision) mengumumkan bahwa berdasarkan laporan investasi New York yaitu dari perusahaan ICP Manajemen Aset dan pendirinya yaitu Thomas C. Priore telah sepakat untuk
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 1.1 (Lanjutan)
9
menyelesaikan biaya agensi atas penipuan terhadap obligasi debit kolateral (CDOs) yang mereka tangani. ICP, Priore, dan entitas lain yang terkait telah sepakat untuk melakukan pembayaran lebih dari $23 juta atas kasus yang terjadi pada Juni 2010 di pengadilan federal Manhattan. SEC menduga mereka telah melakukan praktik kecurangan yang menyebabkan CDOs harus membayar lebih untuk keamanan dan hilangnya jutaan dolar. Priore dan perusahaan ICP juga turut menyembunyikan keuntungan terhadap beban CDOs dan investor mereka.
7 Washington, DC, 5 Oktober 2012
SEC (Securities and Exchange Commision) menangkap empat orang broker yang sebelumnya bekerja di sebuah lembaga bagian keuangan New York berbasis broker-dealer baru dalam hal pengisian ilegal yang berlebihan terhadap pelanggan sebesar $ 18.700.000 dengan melakukan penipuan terhadap pelanggan dengan harga palsu yang mereka terapkan dalam menjalankan perintah untuk membeli dan menjual sekuritas atas nama pelanggan mereka. Mereka melakukan mark-up dan mark-down secara tersembunyi saat volatilitas pasar dan menyembunyikan harga mereka terhadap para pelanggan mereka. Mark-up dan mark-down yang mereka lakukan berkisar sebesar $228.000 dan melibatkan lebih dari 36.000 transaksi dalam periode empat tahun. Biaya dengan harga palsu tersebut bisa diubah hingga lebih dari 1000 persen dari nilai yang mereka laporkan kepada pelanggan mereka.
Berkenaan dengan lingkup pengujian, penentuan ukuran sampel dan item
yang akan diuji, dan pertimbangan (judgment) auditor akan sangat
mempengaruhi. Pertimbangan (judgment) auditor dalam hal ini mencakup
Sumber: Rakhmatullah (2012). Dari Satu Skandal Akuntansi ke Skandal Lain. http://indonesiafinancetoday.com diakses tgl 5 September 2013.
Tabel 1.1 (Lanjutan)
10
materialitas, risiko, biaya, manfaat, ukuran, dan karakteristik populasi.Oleh
karena itu, apabila auditor tidak berhati-hati dalam menentukan
pertimbangannya, kesalahan dalam pernyataan pendapat dapat saja terjadi.
Haynes (1998) mengemukakan bahwa banyak faktor yang dapat
mempengaruhi pertimbangan auditor khususnya dalam mengevaluasi bukti
audit, di antaranya adalah preferensi klien dan pengalaman audit.Preferensi
klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan jelas menyatakan
suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tertentu yang diinginkan dan
auditor berperilaku secara konsisten dengan keinginan klien itu.
Biasanya hasil tertentu yang diinginkan oleh klien yang diaudit adalah
untuk mendapatkan unqualified opinion sehingga kinerja dari perusahaannya
dapat dikatakan baik dan bagi perusahaan yang go public dapat meningkatkan
nilai sahamnya di pasar modal. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien tidak
jarang menyatakan keinginan atas suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi
tertentu agar laporan keuangan terlihat baik.
Eagly dan Chaiken (1993) dalam Susetyo (2009) mengemukakan bahwa
preferensi klien akan ditinjau, baik waktu penyampaian pesan (timing)
maupun kredibilitas sumber informasi (credibility of information source) yang
dapat mempengaruhi pertimbangan (judgment) pembuat keputusan. Pengaruh
preferensi klien dalam hal ini dilihat dari waktu penyampaian pesan dan
kredibilitas klien yang menyatakan keinginannya.
Koroy (2005) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa auditor yang
kurang berpengalaman mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi dalam
11
menghapuskan persediaan dibandingkan auditor yang berpengalaman.
Puspa(2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor dengan tingkat
pengalaman yang hampir sama (memiliki masa kerja dan penugasan yang
hampir sama) ternyata memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dan sangat
bervariasi. Sedangkan menurut Haynes et al., (1998) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa auditor tidak secara otomatis mengambil posisi advokasi
bagi klien, terutama jika kepentingan klien tidak dibuat secara eksplisit.
Jenkins dan Haynes (2003) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
pengaruh dari persuasi atas preferensi klien, yang terdiri atas waktu
penyampaian dan kredibilitas klien terhadap pertimbangan auditor dalam
mengevaluasi bukti audit. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
menunjukkan bahwa waktu penyampaian preferensi dari klien mempengaruhi
pertimbangan (judgment) auditor dalam tugas pengungkapan, tetapi tidak
dalam tugas pengukuran, dan kredibilitas klien yang tinggi akan
mempengaruhi pertimbangan (judgment) auditor hanya dalam kondisi
preferensi awal.
Seorang auditor akan mengevaluasi kredibilitas pihak klien sesuai dengan
bukti yang telah tersedia. Sebaliknya, studi ini menanyakan pada para auditor
apakah auditor akan terbujuk dengan kredibilitas klien yang menyatakan
preferensinya. Pihak klien mencoba membujuk pihak auditor agar menerima
penjelasan dari pihak klien. Bukti yang sudah disediakan oleh pihak klien
untuk proses auditing adalah usaha persuasif yang bersifat implisit, sementara
12
preferensi pihak klien adalah sebuah usaha yang bersifat eksplisit (Goodwin,
1999; Peecher, 1996) dalam Susetyo (2009).
Libby (1995) mengemukakan bahwa pekerjaan auditor adalah pekerjaan
yang melibatkan keahlian (expertise).Penganalogian beberapa hasil penelitian
psikologi yang menggunakan subyek mahasiswa atau orang biasa dengan
tugas eksperimen sederhana terhadap pekerjaan auditing menjadi tidak tepat.
Pengalaman audit yang dalam ini merupakan proksi dari keahlian auditor akan
menentukan pembentukan pertimbangan oleh auditor. Berbagai penelitian
auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor
semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-
tugasnya semakin kompleks.
Dengan memperhitungkan efek pengalaman ini memungkinkan dapat
diketahui dampaknya pada pertimbangan auditor, terutama dalam caranya
menghadapi preferensi klien dan informasi yang bersifat ambigu maupun yang
bersifat bertolak belakang (disconfirming).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
ini karena pertama, bahwa pengaruh posisi atau preferensi klien terhadap
pertimbangan auditor dengan memperhatikan karakteristik individual auditor
yaitu pengalaman audit. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Jenkins dan
Haynes (2003) mengemukakan bahwa pengaruh dari persuasi atas preferensi
klien, yang terdiri atas waktu dan kredibilitas klien, terhadap pertimbangan
auditor dalam mengevaluasi bukti audit.Hasil penelitiannya menyatakan
apakah auditor terbujuk dengan kredibilitas dari klien (kontinjensi) yang
13
menyatakan preferensinya atau tidak.Sehingga, pertanyaan yang relevan untuk
hal ini adalah apakah hasil dari sebuah riset mengenai kredibilitas yang ada
saat ini dapat digerenalisasikan untuk preferensi klien.Hal yang umum untuk
kedua situasi ini adalah bahwa klien mencoba untuk membujuk auditor untuk
menerima opininya. Berbagai penelitian sebelumnya mengenaiterhadap audit
judgment masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten serta kredibiliats
klien yang memoderasi audit judgment juga belum mendapatkan hasil yang
konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien Terhadap
Audit Judgment Dengan Kredibilitas KlienSebagai Variabel Moderating”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Susetyo(2009). Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah pengalaman audit yang
diduga berpengaruh terhadap audit judgment dan dengan variabel
moderating yaitu kredibilitas klien. Sedangkan, dalam penelitian ini,
peneliti menambahkan satu variabel yang diduga juga mempengaruhi
audit judgment yaitupreferensi klien yang dalam penelitian lain disebutkan
bahwa variabel tersebut berpengaruh terhadap audit judgment.
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Kantor Akuntan
Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan
14
Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI).Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya seluruh auditor yang
bekerja pada KAP dan KJA di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta.Sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik dan Akuntan
Publik Indonesia tahun 2006.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanapengaruh pengalaman auditdan preferensiklien terhadap audit
judgment?
2. Bagaimana pengaruhpengalaman audit dan preferensi klienyang
dimoderasi olehkredibilitas klien terhadap audit judgment?
3. Bagaimanapengaruh pengalaman audit dan preferensi klien secara
simultan terhadap audit judgment?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaruh pengalaman audit danpreferensi klien terhadap audit
judgment.
15
2. Pengaruh pengalaman audit dan preferensi klienyang dimoderasi oleh
kredibilitas klien terhadap audit judgment.
3. Pengaruh pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit
judgment secara simultan.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang audit judgment serta
menambah pengetahuan akuntansi khususnya auditing dan
akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang
pengaruh pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit
judgment dengan kredibilitas kliensebagai pemoderasi.
3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kinerja
auditor eksternal sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi
penulis di masa yang akan datang.
16
b. Kontribusi Praktis
1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang
diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan
mengetahui lebih dalam mengenai audit judgment.
2) Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat bermanfaat
dalam menilai hal-hal apa saja yang mempengaruhi audit
judgment, serta pengaruh kredibilitas klienyang menjadi bahan
pertimbangan auditor.
3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan
mengenai audit judgment.
4) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan
informasi mengenai pengalaman audit, preferensi klienserta
kredibilitas klien yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu
tinjauan dalam menilai audit judgment.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Kontinjensi
Fisher (1998) mengemukakan bahwa teori kontinjensi merupakan
desain dan sistem pengendalian yang tergantung pada konteks organisasi
tempat pengendalian tersebut dilaksanakan.Sedangkan Outley (1980) lebih
jauh menyatakan bahwa teori akuntansi dalam akuntansi manajemen
merupakan usaha untuk mengidentifikasi sistem pengendalian berbasis
akuntansi yang paling sesuai untuk sebuah kondisi. Prinsip akuntansi
manajemen akan selalu berusaha untuk mengadopsi sistemnya untuk lebih
berguna dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu, usaha untuk
mengidentifikasi variabel kontinjensi yang paling penting dan menduga
efeknya terhadap desain sistem pengendalian sangat diperlukan.
Pujiati (2002) mengemukakan bahwa model portofolio tentang
formulasi strategi dan implementasi didasarkan pada tinjauan
universalistik.Kenyataannya, secara empiris tinjauan universalistik tidak
dapat menjelaskan sistem pengendalian dalam keadaan kontinjen. Lebih
ekstrim lagi pendekatan pada situasi khusus, pada faktor-faktor unik akan
mempengaruhi tiap sistem pengendalian. Sehingga garis kebijakan dan
model tidak dapat diaplikasikan.
18
Pujiati (2002) mengemukakan bahwa teori kontinjensi dalam
pengendalian manajemen muncul dari sebuah asumsi dasar pendekatan
universal.Sebuah sistem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada
seluruh perusahaan di berbagai kondisi. Pendekatan universal ini muncul
akibat perkembangan dalam pendekatan manajemen ilmiah yang memiliki
tujuan untuk mencari formulasi terbaik dalam proses produksi suatu
perusahaan. Sebuah sistem pengendalian manajemen pada kenyataannya
juga dapat diaplikasikan untuk beberapa perusahaan yang mempunyai
karakteristik dan skala usaha yang hampir sama.
Menurut teori kontinjensi sistem pengendalian berbeda-beda
tergantung pada setting bisnisnya.Pujiati (2002) menyatakan bahwa desain
dan penggunaan system pengendalian adalah kontinjensi dalam konteks
setting organisasional.Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka
dilakukan perbandingan antara sistem pengendalian dan konteks variabel
kontinjensi dengan hipotesis peningkatan kinerja organisasional.
Psikologi sosial sudah menelaah bagaimana sebuah proses waktu
penyampaian suatu informasi dapat mempengaruhi dan menyakinkan
suatu pesan atau tidak. Meskipun terlihat membingungkan, mayoritas atau
sebagian besar bukti yang ada memberikan indikasi bahwa informasi yang
disajikan di tahap awal pengungkapan laporan keuangan perusahaan
berlangsung akan cenderung lebih bersifat persuasif atau meyakinkan
dibandingkan informasi yang disajikan pada tahap akhir. Sedangkan Eagly
dan Chaiken (1993) dalam Susetyo (2009) menyanggah bahwa efek atau
19
pengaruh utama ini terjadi karena informasi di tahap awal akan
membentuk sebuah kerangka pikiran atau mindset yang tercipta di benak
pendengarnya dan digunakan untuk menilai sebuah informasi
berkelanjutan.
Dalam memahami bagaimana sebuah variabel kontinjensi berpengaruh
pada kredibilitas klien dan selanjutnya berpengaruh pada tercapainya
pertimbangan auditor, dibuatlah sebuah kerangka pengendalian
kontinjensi. Seorang auditor yang menerima suatu proses auditing akan
melakukan evaluasi atau pertimbangan terhadap bukti yang saling
berkelanjutan dengan pemikiran bahwa mereka akan mendapatkan hasil
sesuai dengan yang diinginkan. Akibatnya, kemampuan audit untuk
menilai bukti berkelanjutan secara objektif mungkin akan terhalang.
Preferensi di tahap awal diperkirakan akan mempengaruhi
pertimbangan auditor. Namun, jika auditor mempelajari preferensi dari
pihak klien pada tahap akhir, proses pertimbangan dan evaluasi bukti yang
ada akan dapat dilakukan tanpa mengetahui pereferensi atau keinginan dari
pihak klien. Auditor diperkirakan sudah membentuk sebuah opini terlebih
dahulu berdasarkan bukti yang telah terkumpul dan diperkirakan tidak
akan terpengaruh oleh preferensi atau keinginan pihak klien. Menurutnya,
preferensi pada tahap akhir diperkirakan tidak akan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap preferensi klien seperti yang diuraikan Jenkins
dan Haynes (2003).
20
2. Teori X dan Y McGregor
McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu
teori X (negatif) dan teori Y (positif).Individu yang bertipe X memiliki
locus of control eksternal dimana mereka pada dasarnya tidak menyukai
pekerjaan, berusaha menghindarinya dan menghindari tanggung jawab,
sehingga mereka harus dipaksa atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan. Bertentangan dengan individu bertipe X, McGregor
menyebutkan individu yang bertipe Y memiliki locus of control internal
dimana mereka menyukai pekerjaan, mampu mengendalikan diri untuk
mencapai tujuan, bertanggung jawab, dan mampu membuat keputusan
inovatif.
Auditor yang termasuk dalam tipe X jika mendapat tekanan ketaatan
dan tugas audit yang kompleks akan cenderung membuat judgment yang
kurang baik dan tidak tepat. Auditor dengan tipe ini tidak dapat
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai auditor yang mengakibatkan
tujuan audit tidak dapat tercapai dengan baik. Auditor juga lebih suka
menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja,
sehingga ketika mendapat tekanan ketaatan maupun menghadapi tugas
yang kompleks maka ia akan cenderung mencari jalan yang aman dan
bahkan berperilaku disfungsional dalam membuat judgment. Sedangkan
auditor yang termasuk dalam tipe Y dapat bertanggung jawab atas
tugasnya dan tetap bersikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai
auditor. Auditor dengan tipe ini tidak akan terpengaruh meskipun ia
21
mendapat tekanan ketaatan dan menghadapi tugas audit yang kompleks,
sehingga dapat membuat judgment yang lebih baik dan tepat.
Seorang auditor pada dasarnya termasuk dalam tipe Y dimana auditor
dapat bertanggungjawab terhadap tugasnya sebagai auditor.Dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan seorang auditor harus mematuhi standar
auditing, dimana dalam standar tersebut disebutkan bahwa auditor harus
mempertahankan independensi dan tanggung jawabnya dalam semua hal
yang berhubungan dengan perikatan.Auditor tidak boleh terpengaruh oleh
gangguan yang dapat merusak tanggung jawabnya, baik gangguan pribadi,
ekstern, dan organisasi.
3. Profesi Akuntan Publik
Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang
disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Tumbuh dan
berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara sejalan dengan
berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan
di negara tersebut.Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam
suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal
pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang
dihasilkan masih belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut
(Mulyadi, 2002: 2).
Semakin berkembangannya usaha, baik perusahaan perseorangan
maupun perusahaan berbentuk badan hukum tidak dapat menghindarkan
22
diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk
penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari
kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para
pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur
serta calon investor dan calon kreditur.
Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai
perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka
dengan perusahaan.Umumnya, mereka mendasarkan pada laporan
keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Dengan demikian,
terdapatnya dua kepentingan antara pemilik perusahaan dan pengelola
perusahaan yang berlawanan akan menyebabkan tumbuh dan
berkembangnya profesi akuntan publik (Mulyadi, 2002: 3).
Saat ini kebutuhan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan
publik yang independen menjadi sesuatu hal yang penting.Apalagi dengan
adanya peraturan dari pasar sekuritas, di Indonesia dikenal dengan Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), yang mengharuskan perusahaan
yang ingin terdaftar sahamnya di pasar sekuritas tersebut untuk
mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan
publik.
23
4. Tujuan dan Bukti Audit
Seperti yang dinyatakan dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP), tujuan audit laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(Boynton et al, 2003: 62).
Dua hal yang jelas sekali terlihat dari pernyataan ini, yaitu bukti yang
kompeten dan cukup.Kompetensi bukti berkaitan dengan efektivitas
pengendalian intern.Semakin efektif pengendalian intern klien semakin
kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan.
Kompetensi bukti audit juga bergantung pada beberapa faktor, yaitu
(Halim, 2003: 155) dalam Susetyo (2009):
1. Bukti yang relevan merupakan bukti yang tepat digunakan untuk
suatu maksud tertentu. Dalam hal ini, bukti harus berkaitan dengan
tujuan audit yang telah ditetapkan auditor.
2. Sumber bukti yang diperoleh langsung oleh auditor dari pihak yang
independen di luar entitas perusahaan akan memberikan keyakinan
yang lebih besar atas keandalan informasi.
3. Pengetahuan yang diperoleh secara langsung melalui pemeriksaan
fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi akan semakin
menambah kompetensi dari bukti audit.
24
4. Bukti yang objektif lebih dapat dipercaya (reliable) dan kompeten
daripada bukti subjektif. Dalam menelaah bukti subjektif, auditor
harus mempertimbangkan kualifikasi dan integritas individu
pembuat estimasi dan menentukan ketepatan proses pembuatan
keputusan dalam membuat pertimbangan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor atas
kecukupan meliputi materialitas dan resiko, faktor-faktor ekonomi,
ukuran, dan karakteristik populasi (Boynton et al, 2003: 206).Secara
umum, semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas
bukti audit yang diperlukan.Sebaliknya, semakin tinggi materialitas,
semakin sedikit diperlukan bukti audit.
5. Keputusan Penting tentang Bukti Audit
Suatu masalah penilaian yang cukup penting yang dihadapi auditor
adalah memutuskan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah
ke dalam empat sub keputusan berikut ini (Arens et al, 2004: 243):
1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan.
Dalam merancang prosedur-prosedur auditing, merupakan hal yang
umum untuk menterjemahkannya ke dalam berbagai istilah yang
cukup spesifik agar dapat digunakan sebagai instruksi-instruksi selama
pelaksanaan audit.
25
2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur
tertentu.
Keputusan untuk memilih seberapa banyak item yang akan diuji
haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit yang
ada. Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan besar
akan berbeda antara satu penugasan audit dengan penugasan audit
lainnya.
3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi.
Setelah penentuan ukuran sampel untuk prosedur auditing dilakukan,
haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji. Dan
audit haruslah dapat menggunakan berbagai metode yang berbeda
untuk memilih item-item manakah yang akan diuji.
4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan.
Waktu pelaksanaan berbagai prosedur audit beragam mulai dari awal
suatu periode akuntansi atau lama setelah audit pun dipengaruhi oleh
kapan audit tersebut harus diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan
klien.
Menurut Boynton et al, (2003: 227), ketika merencanakan audit,
auditor harus membuat empat keputusan penting tentang lingkup dan
pelaksanaan audit. Keputusan tersebut meliputi: (1) sifat pengujian yang
harus dilaksanakan, (2) saat pengujian yang harus dilaksanakan, (3) luas
pengujian yang harus dilaksanakan, dan (4) penetapan staf untuk
melaksanakan audit.
26
5.1 Sifat Pengujian Audit
Sifat pengujian menurut Mulyadi (2002: 86-88) mencakup penentuan:
1) Prosedur audit yang akan digunakan
Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe
bukti audit tertentu yang harus dioperoleh pada saat tertentu dalam
audit. Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:
a. Inspeksi (inspecting)
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen
atau kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukan inspeksi terhadap
sebuah dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian
dokumen.
b. Pengamatan (observing)
Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan auditor
untuk melihat dan menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan.
Dengan pengamatan ini auditor akan dapat memperoleh bukti
visual mengenai pelaksanaan suatu kegiatan.
c. Konfirmasi (confirming)
Konfirmasi merupakan suatu bentuk penyelidikan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung
dari pihak ketiga yang bebas.
d. Permintaan keterangan (inquiring)
Permintaan keterangan merupakan suatu prosedur audit yang
dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit
27
yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti
dokumenter.
e. Penelusuran (tracing)
Penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam
pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan
pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. Prosedur audit
ini terutama diterapkan terhadap bukti dokumenter.
f. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti pendukung merupakan prosedur audit yang
berlawanan arah dengan penelusuran. Tujuan dari prosedur ini
adalah untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran
perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang terjadi
g. Penghitungan (counting)
Penghitungan digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik
kuantitas yang ada di tangan, sedangkan pertanggungjawaban
formulir bernomor urut tercetak digunakan untuk mengevaluasi
bukti dokumenter yang mendukung kelengkapan catatan
akuntansi.
h. Scanning
Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen,
catatan, dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak
tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
28
i. Pelaksanaan ulang (reperforming)
Pelaksanaan ulang merupakan pengulangan aktivitas yang
dilaksanakan oleh klien.Umumnya, pelaksanaan ulang
diterapkan pada penghitungan dan rekonsiliasi yang telah
dilakukan oeh klien.
j. Computer-Assisted Audit Techniques (CAATs)
Computer-Assisted Audit Techniques (CAATs) merupakan
software program yang diperlukan auditor untuk melakukan
prosedur audit bagiklien yang menyelenggarakan catatan
akuntansinya dalam mediaelektronik (computerized). Semua
prosedur audit seperti yang telahdisebutkan sebelumnya
dilakukan dengan program ini.
2) Jenis pengujian
Jenis pengujian dalan audit secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga golongan (Mulyadi, 2002: 148):
a. Pengujian analitik (analytical test) dilakukan oleh auditor pada
tahap awal proses auditnya dan pada tahap review menyeluruh
terhadap hasil audit. Pengujian ini dilakukan oleh auditor
dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara
data yang satu dengan data yang lain. Pada tahap awal proses
audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor
dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang
yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum seorang auditor
29
melaksanakan audit secara rinci dan mendalam terhadap objek
audit, ia harus memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai perusahaan yang diaudit.
b. Pengujian pengendalian (test of control) merupakan prosedur
audit yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas struktur
pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian terutama
ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: (1)
frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan,
(2) mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut, dan (3)
karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.
c. Pengujian substantif (substantive tests) merupakan prosedur
audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan
kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi
kewajaran penyajian laporan keuangan. Misalnya, penerapan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, tidak
diterapkannya prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan unsur tertentu
dalam laporan keuangan, ketidaktepatan pisah batas pencatatan
transaksi, pekerjaan penyalinan, penggolongan, peringkasan
informasi, dan kesalahan perhitungan (tambah, kurang, kali,
bagi).
30
5.2 Saat Pengujian Audit
Menurut Boynton et al., (2003: 228), auditor juga harus membuat
keputusan tentang kapan audit tersebut dilaksanakan. Saat (timing)
mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta
menarik kesimpulan audit. AU 313.02, Subtantive Test Prior to
Balance Sheet Date (SAS 45) menyatakan bahwa pengujian audit pada
tanggal interim dapat memberikan pertimbangan awal tentang
masalah-masalah signifikan yang dapat mempengaruhi laporan
keuangan pada akhir tahun buku (sebagai contoh, transaksi-transaksi
pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa).Selain itu, banyak
perencanaan audit yang meliputi upaya memperoleh pemahaman
tentang pengendalian intern, mengukur resiko pengendalian, dan
penerapan pengujian substantif atas transaksi dapat dilaksanakan
sebelum tanggal neraca.
Auditor juga dapat memilih untuk melaksanakan pengujian
subtantif tentang kewajaran saldo akun sebelum tanggal neraca.
Sebagai contoh, seorang auditor dapat secara langsung menguji
kewajaran asersi manajemen tentang keberadaan piutang usaha pada
tanggal neraca dengan cara melakukan konfirmasi tentang piutang
usaha pada akhir tahun dengan para pelanggan. Suatu keputusan
penting saat prosedur audit yang akan digunakan melibatkan
pengambilan keputusan tentang konfirmasi piutang usaha pada tanggal
sebelum akhir tahun buku.
31
5.3 Luas Pengujian Audit
Luas (extent) prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor
tentang berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh. Bukti yang
lebih banyak diperlukan untuk mencapai suatu tingkat risiko deteksi
yang rendah dibandingkan dengan tingkat risiko yang tinggi. Sebagai
contoh seorang auditor dapat mengirim permintaan konfirmasi
sebanyak 50% dari akun-akun yang ada dalam akun piutang usaha
atau hanya 10% saja dari akun-akun yang ada. Ukuran sampel untuk
pengujian audit tertentu merupakan masalah pertimbangan profesional
(Professional judgment).
Professional judgment auditor merupakan hal yang sangat penting
dalam melakukan pekerjaan audit. Hasil akhir dari keseluruhan
pekerjaan audit dapat dikatakan sebagian besar bergantung dari
judgment yang digunakannya. Karena itu pengetahuan dan pengalaman
auditor merupakan hal yang penting dalam menentukan kredibilitas
dan kompetensinya seperti yang diuraikan Boynton et al, (2003: 228-
229).
5.4 Penetapan Staf Audit
Keputusan terakhir yang dapat mempengaruhi lingkup dan
pelaksanaan audit adalah penetapan staf audit (staffing) dan keputusan
audit tentang penugasan dan supervisi personel. Penugasan yang secara
relatif lebih jelas, seperti memeproleh pemahaman tentang
pengendalian intern, melakukan konfirmasi atas piutang usaha,
32
pengujian transaksi, atau pengujian penerapan GAAP, dapat diberikan
kepada personel yang masih baru dengan memperoleh supervisi yang
baik. Namun, apabila penerapan pertimbangan audit menjadi hal yang
penting dalam pengujian audit, atau apabila pengujian audit yang
dilakukan memerlukan pengetahuan industri tingkat tinggi, biasanya
kantor akuntan akan menugaskan personel dengan tingkat
keterampilan dan pengalaman yang lebih luas untuk tugas tersebut.
Penugasan dan supervisi staf audit merupakan hal yang penting dalam
keputusan perencanaan audit (Boynton et al, 2003: 229).
Tim audit harus mencakup personalia yang dapat menyelia secara
memadai staf audit yang belum berpengalaman, seperti yang
diharuskan oleh standar pekerjaan lapangan yang pertama. Auditor
yunior yang baru sering tidak mempunyai kepercayaan diri pada waktu
melakukan pekerjaan audit karena mereka kurang berpengalaman dan
tidak begitu memahami prosedur apa yang akan dilakukan, mengapa
mereka melakukan prosedur tersebut, atau bagaimana hasilnya harus
dievaluasi (Simamora, 2002: 142) dalam Susetyo (2009).
6. Kredibilitas Klien
Menurut Hovland & Weiss (1952) dalam Taylor et al, (2000: 148)
mengemukakan bahwa kredibilitas terdiri atas dua komponen, yaitu
keahlian (expertise) dan kelayakan untuk dipercaya (trustworthiness) dari
sumber yang menyampaikan suatu informasi.Kredibilitas sumber yang
33
menyampaikan informasi selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu kredibilitas
tinggi dan kredibilitas rendah. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi
akan lebih dapat meyakinkan daripada yang memiliki kredibilitas rendah.
Semakin tinggi keahlian/kompetensi suatu sumber semakin tinggi pula
keyakinan terhadap sumber tersebut.
Sedangkan Goodwin (1999) dan Peecher (1996) dalam Susetyo (2009)
lebih jauh menyatakan bagaimana sebuah kredibilitas klien akan
mempengaruhi evaluasi terhadap bukti yang ada. Saat kredibilitas
dioperasionalisasikan sebagai suatu bentuk kompetensi atau kecakapan,
obyektivitas, dan atau integritas, maka hasil akhir yang diperoleh
memberikan indikasi bahwa auditor akan merasakan bahwa bukti yang
diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya akan lebih bisa dihandalkan
kebenarannya, lebih logis, dan memberikan nilai diagnosis yang lebih
tinggi dibandingkan informasi yang sama yang diperoleh dari sumber yang
kurang dapat dipercaya kredibilitasnya.
Sementara itu, Jenkins dan Haynes (2003) mengemukakan bahwa
apakah auditor terbujuk dengan adanya kredibilitas dari klien yang
menyatakan preferensinya atau tidak.Jadi, pertanyaan yang relevan untuk
hal ini adalah apakah hasil dari sebuah riset mengenai kredibilitas yang
ada saat ini dapat digerenalisasikan untuk preferensi klien.
Jenkins dan Haynes (2003) mengemukakan bahwa sumber yang
memiliki kredibilitas tinggi lebih dipercaya daripada sumber yang
memiliki kredibilitas rendah.Hasilnya, interaksi yang diprediksikan dalam
34
reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh
kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal.
7. Pengalaman Audit
Farmer et al, (1987) mengemukakan bahwa auditor yang
berpengalaman kurang menyetujui dibandingkan dengan auditor yang
tidak berpengalaman untuk menyetujui perlakuan akuntansi yang
dipreferensikan klien. Mereka menyimpulkan justru auditor staf cenderung
lebih memperhatikan dalam mempertahankan dan menyenangkan klien
dibandingkan para partner.
Gusnardi (2003:8) mengemukakan bahwa pengalaman audit
(auditexperience) dapat diukur dari jenjang jabatan dalam struktur tempat
auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan
tahun pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan
dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor
tentang audit. Masalah penting yang berhubungan dengan pengalaman
auditor akan berkaitan dengan tingkat ketelitian auditor.
Puspa (2007) mengemukakan bahwa persuasi atas preferensi klien
berdasarkan pengalaman audit masing-masing responden dalam penelitian
ini memberikan hasil yang sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan setiap
responden dihadapkan pada empat kasus yang berbeda, sehingga judgment
masing-masing responden juga bervariasi tergantung dari pengetahuan,
intuisi, dan persepsinya masing-masing. Hasil ini juga memberikan bukti
35
bahwa auditor dengan tingkat pengalaman yang hampir sama (memiliki
masa kerja dan penugasan yang hampir sama) ternyata memiliki
pertimbangan yang berbeda-beda dan sangat bervariasi.
Shelton (1999) menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi
pengaruh informasi yang tidak relevan dalam pertimbangan (judgment)
auditor. Auditor yang berpengalaman (partner dan manajer) dalam
membuat pertimbangan (judgment) mengenai going concern tidak
dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan.Sedangkan
auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat pertimbangan
(judgment) mengenai going concern dipengaruhi oleh kehadiran informasi
yang tidak relevan.
Penelitian Haynes et al, (1998) yang menyelidiki pengaruh peran
auditor dalam melayani kepentingan klien menemukan bahwa auditor
tidak secara otomatis mengambil posisi advokasi bagi klien, terutama bila
kepentingan klien tidak dibuat eksplisit. Tetapi bila kepentingan itu
ditonjolkan (salient), auditor khususnya yang berpengalaman akan
berperilaku konsisten dengan posisi advokasi. Penelitian Haynes et al. ini
menunjukkan pengalaman audit yang dipunyai audior ikut berperan dalam
menentukan pertimbangan yang diambil.
8. Preferensi Klien
Preferensi klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan
jelas menyatakan suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tertentu
36
yang diinginkan dan auditor berperilaku dengan cara konsisten dengan
keinginan klien itu (Haynes, 1998).
Riset-riset keperilakuan dalam auditing menyatakan bahwa preferensi
klien akan berdampak terhadap pertimbangan audit hanya bila ada
sejumlah kondisi-kondisi tertentu terjadi dalam konteks audit itu. Bila
auditor mendapat pernyataan eksplisit mengenai preferensi klien yang
bertentangan dengan preferensi auditor atau standar akuntansi sehingga
terdapat hubungan berlawanan yang terbentuk antara auditor dan klien
maka studi-studi yang telah dilakukan melaporkan efek preferensi klien
yang kecil atau tidak ada (Gramling, 1999; Buchman et al,
1996).Sedangkan bila hubungan berlawanan itu dikurangi dengan
memasukkan skenario tidak adanya pedoman otoritatif dalam standar
akuntansi (Trompeter, 1994), maka hasil studi menunjukkan efek
preferensi klien yang lebih kuat. Dengan demikian tingkat ambiguitas
menentukan pengaruh preferensi klien terhadap pertimbangan audit
(Koroy, 2005).
Dalam penelitian ini, preferensi klien akan ditinjau dari sudut
persuasifnya. Dalam literatur psikologi sosial, persuasi (persuasiveness)
dari suatu pesan ditentukan dengan apa yang dikatakan, siapa yang
mengatakan, dan bagaimana hal tersebut disampaikan (Myers, 2002)
dalam Susetyo (2009). Literatur tentang persuasion menyebutkan bahwa
baik waktu dari penyampaian pesan (timing) maupun kredibilitas dari
sumber informasi (credibility of information source) dapat mempengaruhi
37
pertimbangan pembuat keputusan (Eagly dan Chaiken 1993; Perloff 1993
dalam Jenkins & Haynes, 2003).
9. Audit Judgment
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara
pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi
dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas
laporan keuangan suatu entitas. Menurut Jamilah, dkk (2007) audit
judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai
hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat
atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa
lainnya. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi yang terus
menerus, sehingga dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut
dibuat. Setiap langkah dalam proses incremental judgment, jika informasi
terus menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan keputusan atau
pilihan baru.
Judgment sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit
atas laporan keuangan suatu entitas (Zulaikha, 2006). Audit judgment
melekat pada setiap tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu
penerimaan perikatan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian
audit, dan pelaporan audit.
Contoh penggunaan audit dalam pengambilan keputusan audit berkait
dengan penetapan materialitas, penilaian sistem pengendalian internal,
38
penetapan tingkat risiko, penetapan strategi audit yang digunakan,
penentuan prosedur audit, evaluasi bukti yang diperoleh, penilaian going
concern perusahaan, dan sampai pada opini yang akan diberikan oleh
auditor. American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)
menyatakan bahwa judgment merupakan faktor penting dalam semua
tahap pengauditan, tetapi dalam banyak situasi adalah tidak mungkin
secara praktikal untuk menetapkan standar mengenai bagaimana
pertimbangan diterapkan oleh auditor.
Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap
seluruh bukti.Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit
judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Rochmawati
(2009) menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan
audit judgment yaitu merumuskan persoalan, mengumpulkan informasi
yang relevan, mencari alternatif tindakan, menganalisis alternatif yang
fleksibel, memilih alternatif yang terbaik, kemudian pelaksanaan dan
evaluasi hasilnya.
Judgment adalah perilaku yang paling dipengaruhi oleh persepsi situasi
(Mutmainah, 2006). Puspitasari (2010) menjelaskan judgment sebagai
perilaku paling berpengaruh dalam mempersiapkan situasi, dimana faktor
utama yang mempengaruhinya adalah materialitas dan apa yang diyakini
sebagai kebenaran.
39
1. Materialitas
Dalam auditing materialitas sangat penting, signifikan dan esensial tapi
dalam konsepnya tidak terdapat aturan pengukurannya sehingga
tergantung pada pertimbangan auditor (Mutmainah, 2006).
2. The Faith Syndrome
Satu persepsi kondisi yang dapat mengarah pada berubahnya perilaku
auditor yaitu halo effect, efek yang positif tapi terkadang merupakan
persepsi yang keliru tentang orang lain (Mutmainah, 2006). Simpulan
audit biasanya didasarkan pada siapa yang telah melakukan pekerjaan
audit sebelumnya. Jika auditor memiliki keyakinan tentang orang
tersebut, halo effect diterapkan pada auditor lama dan pekerjaan
mereka. Judgment audit cenderung dipengaruhi oleh persepsi aktivitas
sebelumnya.
Siegel dan Marconi (1989: 301) mengemukakan bahwa
pertimbangan auditor (auditor judgments) sangat tergantung dari
persepsi suatu situasi.Judgment yang merupakan dasar dari sikap
profesional adalah hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan,
budaya, dan sebagainya.Yang paling signifikan dan tampak
mengendalikan semua unsur seperti pengalaman adalah perasaan
auditor dalam menghadapi situasi dengan mengingat keberhasilan dari
situasi sebelumnya.
Sedangkan Anderson dan Maletta (1994) lebih jauh menyatakan
mahasiswa dan staf auditor yang tidak berpengalaman lebih
40
memperhatikan informasi negatif dibandingkan auditor senior.Auditor
yang kurang berpengalaman terlalu terfokus pada informasi negatif
sehingga semakin negatif juga mereka dalam membuat pertimbangan
audit.
Hasil studi oleh Kida (1984), Abdolmohammadi dan Wright (1987)
dan Kaplan dan Reckers (1989) seperti yang dikemukakan oleh Koroy
(2005) menunjukkan bahwa auditor yang kurang berpengalaman
mempunyai ekspektasi frekuensi kesalahan populasi secara lebih
negatif dibanding mereka yang berpengalaman sehingga auditor yang
kurang berpengalaman secara umum lebih berorientasi negatif
daripada auditor yang lebih berpengalaman.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1 pada halaman berikutnya.
41
No Penelitian
(Tahun)
Judul
penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Janne Chung dan Garry S. Monroe (2001)
A Research Note on The Effects of Gender and Task Complexity on an Audit Judgment
Variabel audit judgment.
Variabel Gender, kompleksitas tugas, tidak ada variabel kredibilitas klien. Menggunakan analisis ANNOVA.
Hasil ini menunjukkan bahwa penilaian baik laki-laki maupun perempuan dipengaruhi oleh pengalaman kerja umum atau oleh pengalaman domain. Dan hasilnya menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara gender dan pengalaman kerja umum dan antara gender dan pengalaman domain kerja pada penilaian akurasi
2. J. Gregory Jenkins dan Christine M . Haynes (2003)
The Persuasiveness of Client Preferences: An Investigation of the Impact of Preference Timing and Client Credibility
Variabel kredibilitas klien. Menggunakan skala numeric
Tingkat preferensi persuasi klien, menggunakan analisis ANCOVA
Kredibilitas klien akan dibiaskan untuk kondisi preferensi pada tahap awal karena auditor akan bersikap lebih sensitif terhadap preferensi dari pihak klien hanya jika preferensi ini diketahui sebelum evaluasi atau penilaian akan bukti yang ada
3. Tri Ramaraya Koroy (2005)
Pengaruh Preferensi Klien Dan Pengalaman Audit
Variabel Preferensi Klien, Pengalaman audit,
Tidak dimoderasi variabel krediblitas klien. menggunakan metoda eksperimen dengan rancangan 2x2 factorial between subject.
Pengalaman audit menunjukkan karakteristik auditor yang benar-benar berbeda dalam struktur kognitif mereka. Auditor kurang berpengalaman selalu lebih
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
42
Terhadap Pertimbangan Auditor
pertimbangan auditor.
konservatif dalam pertimbangan akhirnya
4. Enjang Tachyan Budiyanto, Mohamad Nasir dan Indira Januarti (2005)
Pengujian Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Ekspektasi Klien Dalam Audit Judgment
Variabel Audit Judgment, menggunakan skala numerik
Variabel yang diuji yaitu yang berpengaruh terhadap ekspektasi klien dalam Audit Judgment. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sampling bertahap (multistage sampling method).
Pengalaman audit klien tidak memiliki pengaruh terhadap ekspektasi klien dalam auditjudgment karena tidak signifikan di dalam regresi. Hasil uji pengaruh secara simultan variabel hubungan klien dengan KAP, pentingnya klien bagi KAP, jasa non-audit yang diberikan oleh KAP, dan pengalaman audit klien berpengaruh secara signifikan terhadap ekspektasi klien dalam audit judgment.
5. Yudhi Herliansyah danMeifida Ilyas (2006)
Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment
Variabel pengalaman auditor, audit judgment. Menggunakan skala numerik
Tidak ada variabel preferensi klien dan tidak dimoderasi oleh kredibilitas klien. Pengujian terhadap hasil antara subjek contact person dan subjek peneliti pada berbagai level
Pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap auditor judgment. Auditor berpengalaman (partner dan Manajer) tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern judgment.
6. Zulaikha (2006)
Pengaruh Interaksi Gender,
Variabel pengalaman auditor dan
Variabel interaksi gender, kompleksitas tugas, tidak ada variabel kredibilitas klien. menggunakan convenience sampling,
Kompleksitas tugas tidak berpengaruh (main effect) signifikan terhadap keakuratan judgment.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
43
Kompleksitas Tugas Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment
audit judgment.
menggunakan skala likert. Populasinya yaitu mahasiswa S1 jurusan akuntansi yang sedang menempuh PPA dan Maksi
Variabel pengalaman sebagai auditor berpengaruh langsung (main effect) terhadap judgment.
7. Enggar Diah Puspa Arum (2007)
Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien Dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan (Judgment) Auditor Dalam Mengevaluasi Bukti Audit
Variabel Preferensi Klien, Pengalaman Audit, Menggunakan analisis regresi berganda
Variabel Pertimbangan (Judgment) Auditor Dalam Mengevaluasi Bukti Audit, Populasinya auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Bandung dengan status minimal auditor senior (memiliki masa kerja lebih dari 2 tahun), Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling
Keyakinan atas preferensi klien dan pengalaman audit secara simultan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit (hipotesis 1 diterima). Keyakinan atas preferensi klien secara parsial berpengaruh positif terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit (hipotesis 2 diterima). Pengalaman audit secara parsial berpengaruh positif terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit (hipotesis 3 diterima).
8. Zuraidah Mohd-Sanusi and Takiah Mohd-
Audit judgment performance: assessing the effect of
Variabel audit Judgment. Menggunakan analisis
Variabel audit penilaian kinerja, insentif kinerja, usaha dan kompleksitas tugas. Untukefekmoderasi, analisiskovarians. Menggunakan tekniktiga-langkah yang dianalisismelaluianalisis
Padatingkat tertentukompleksitas tugas, upaya tambahanyang diinduksi dari insentifdapat mengakibatkantekanan tinggi dangairah, yang akanmerusak kinerja.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
44
Iskandar (2007)
performance incentives, effort and task complexity
regresi berganda
regresihirarkis.Menggunakananalisismoderate-mediasi
Menggunakananalisismoderated-mediasi, hasil menunjukkanupayayangmemediasiinsentifkinerjadan hubungan penilaianauditkinerjadi bawahberbagai tingkatkompleksitas tugasBerbagaitingkattugas kompleksitasmengurangitingkat usahayangakanmemberikan kontribusiuntuk meningkatkanpenilaiankinerja audit.
9. Budi Susetyo (2009)
Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating
Variabel pengalaman audit, pertimbangan auditor, dan kredibilitas klien. Alat pengujian Analisis Regresi.
Objek penelitian, tidak terdapat variabel kompleksitas tugas
Pengalaman audit tidak mempengaruhi terhadap pertimbangan auditor. Dan dapat disimpulkan bahwa variabel kredibilitas klien merupakan quasi moderator dan tidak berpengaruh dengan pengalaman audit terhadap pertimbangan auditor.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Tabel 2.1 (Lanjutan)
45
C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment
Pengalaman merupakan atribut penting yang dimiliki auditor.Auditor
yang berpengalaman biasanya lebih dapat mengingat kesalahan atau
kekeliruan yang tidak wajar dan lebih selektif terhadap informasi yang
relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman
(Meidawati, 2001).Berdasarkan teori kognitif, praktik-praktik dalam
bidang auditing sebagai auditor independen dapat menjadi sarana
pembelajaran dan pengalaman bagi auditor. Auditor akan
mengintegrasikan pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya dalam
melaksanakan tugas yang akan datang. Sehingga keahlian dan
pengetahuan auditor akan selalu berkembang dan mendukung auditor
untuk membuat judgment profesional.
Menurut Butts (1999) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006) menyatakan
bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman membuat judgment lebih
baik dibandingkan dengan akuntan pemeriksa yang kurang
berpengalaman, dapat menyimpan peristiwa-peristiwa dalam ingatannya
dan dapat menumbuh kembangkan kemampuannya serta pemahamannya
terhadap suatu tugas.
Butt (1988) mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang
berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam
tugas-tugas profesional dibanding akuntan pemeriksa yang belum
berpengalaman. Davis (1996) juga menyatakan bahwa akuntan pemeriksa
46
yang berpengalaman dapat memperlihatkan tingkat perhatian selektif yang
lebih tinggi terhadap informasi yang relevan.Abdolmohammadi dan
Wright (1987) mengatakan bahwa adanya perbedaan judgment antara
auditor yang berpengalaman dan tidak berpengalaman.Selain itu,
Herliansyah dan Ilyas (2006) membuktikan bahwa auditor berpengalaman
tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat
judgment, sehingga dapat menghasilkan judgment yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meidawati(2001),
Herliansyah dan Ilyas (2006), Davis (1996) maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
H1 :Pengalaman audit berpengaruh terhadap audit judgment
2. PengaruhPreferensi Klienterhadap Audit Judgment
Beberapa penelitian psikologi sosial menguji bagaimana waktu dari
informasi dapat mempengaruhi keyakinan dari suatu pesan. Walaupun
terdapat hasil yang beragam, mayoritas bukti mengindikasikan bahwa
informasi yang disampaikan di awal akan lebih meyakinkan daripada
informasi yang disampaikan belakangan. Teori ini menyarankan auditor
yang mempelajari preferensi pada tahap awal dari auditnya untuk
mengevaluasi bukti secara berturut-turut dengan suatu kerangka pikir dari
hasil yang diinginkan klien (Jenkins & Haynes, 2003).
Preferensi yang dinyatakan diawal, sebelum mereview bukti audit,
diharapkan lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga
dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan klien dibandingkan dengan
47
preferensi yang dinyatakan di akhir proses audit. Dalam kasus ini, auditor
diharapkan telah merumuskan opini berdasarkan akumulasi bahan bukti
dan diharapkan tidak terpengaruh oleh preferensi klien.
Dengan tidak melihat kapan preferensi klien diterima, auditor dapat
mengenali apa yang harus dilakukan untuk membenarkan keputusan pada
suatu waktu di masa yang akan datang. Tentu saja disini auditor dapat
mengambil keputusan secara biasa. Bagaimanapun, auditor yang
menerima preferensi awal akan menjadi peduli dengan permintaan klien
dan semua hal yang terjadi sebelum memproses evaluasi bahan bukti
(Jenkins & Haynes, 2003).
Bagaimanapun, pengaruh ini diharapkan dibatasi oleh kondisi
preferensi awal karena auditor akan lebih sensitif terhadap preferensi klien
hanya jika preferensi diketahui sebelum mengevaluasi bukti. Hasilnya,
interaksi yang diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien
secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam
kondisi preferensi awal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Jenkins & Haynes
(2003)maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H2 : Preferensi Klien berpengaruh terhadap audit judgment
48
3. Pengaruh antara Pengalaman Audit dan Preferensi Klien yang
dimoderasi oleh Kredibilitas Klien terhadap Audit Judgment
Pengalaman mempunyai hubungan yang erat dengan keahlian
auditor (Asih, 2006). Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh
auditor akan semakin meningkatkan keahlian auditor dalam menjalankan
tugasnya. Keahlian dan pengalaman dapat mempengaruhi kemampuan
prediksi dan deteksi auditor terhadap kecurangan, sehingga
dapatmempengaruhi judgment yang diambil oleh auditor.
Preferensi klien tidak memberikan dampak pada pertimbangan
auditor yangkonsisten dengan preferensi klien itu, kecuali jika ada kondisi-
kondisi tertentu, tetapihasil itu belumlah konklusif dan terdapat
bertentangan (Koroy, 2005). Persuasi ataspreferensi klien yang terdiri atas
waktu dan kredibilitas klien akan berpengaruhterhadap pertimbangan
auditor dalam mengevaluasi bukti audit. Pengaruhpengalaman audit
terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti auditdilihat
dengan uji satu pihak karena ingin diketahui apakan ada pengaruh positif
daripengalaman audit terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi
bukti audit.
Dari kesimpulan diatas maka dapat diketahui bahwa terdapat
pengaruh positif dansignifikan dari pengalaman audit terhadap
pertimbangan auditor dalam mengevaluasibukti audit (Puspa, 2007).
Studi atau riset tentang akuntansi sebelumnya sudah memfokuskan
padabagaimana seorang audit akan mengevaluasi kredibilitas dari pihak
49
klien yangdisediakan dalam sebuah bukti. Studi ini menyatakan apakah
auditor terbujuk denganadanya kredibilitas dari klien yang menyatakan
preferensinya atau tidak. Sehingga,pertanyaan yang relevan untuk hal ini
adalah apakah hasil dari sebuah riset mengenaikredibilitas yang ada saat
ini dapat digerenalisasikan untuk preferensi klien. Hal yangumum untuk
kedua situasi ini adalah bahwa klien mencoba untuk membujuk
auditoruntuk menerima opininya (Jenkins dan Haynes, 2003).Dalam
meneliti efek atau pengaruh dari kredibilitas sumber, maka literaturyang
membahas tentang persuasi atau bujukan dari pihak klien
sudahmempertimbangkan baik usaha persuasif yang bersifat implisit
maupun yang bersifateksplisit. Dalam kedua kasus ini, riset pada
umumnya menemukan bahwa sumberyang dapat dipercaya akan bersifat
lebih persuasive dibandingkan sumber yang
H3 :Kredibilitas Klien memoderasi pengaruh antara pengalaman audit dan
preferensi klien terhadap audit judgment
4. Interaksi antara Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap
Audit Judgment Secara Simultan
Menurut Suartana (2006), berdasarkan penelitian bahwa pengalaman
audit dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan auditor. Hal itu
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa auditor yang lebih
berpengalaman tidak sensitif terhadap tipe bukti tertentu, dalam hal ini
bukti yang bersifat negatif atau positif.Pengalaman auditor mampu untuk
50
memetakan informasi sehingga tidak terjebak oleh urutan informasi yang
diterimanya.
Penerapan atau pengulangan penelitian dalam bidang auditing juga
mengungkapkan hasil yang sama. Butt yang dikutip Jeffrey (1992)
mengungkapkan bahwa auditor yang berpengalaman membuat judgment
frekuensi relatif yang lebih baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang
auditor yang belum berpengalaman.
Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan
makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi
keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan
memperluas pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing
(Christiawan, 2002).
Hasil penelitian Herliansyah dkk.(2006) menunjukkan bahwa
pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap
judgment auditor.Kidwell dkk, (1987) dalamBudi dkk, (2004) menemukan
bahwa manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai
hubungan yang positif dengan pengambilan keputusan etis.Hasil penelitian
ini didukung oleh pendapat Tubbs (1992) yang melakukan pengujian
mengenai efek pengalaman terhadap pengalaman yang dimiliki, semakin
banyak kesalahan yang dapat ditemukan oleh auditor.
Riset-riset keperilakuan dalam auditing menyatakan bahwa preferensi
klien akan berdampak terhadap pertimbangan audit hanya bila ada
sejumlah kondisi-kondisi tertentu terjadi dalam konteks audit itu. Bila
51
auditor mendapat pernyataan eksplisit mengenai preferensi klien yang
bertentangan dengan preferensi auditor atau standar akuntansi sehingga
terdapat hubungan berlawanan yang terbentuk antara auditor dan klien
maka studi-studi yang telah dilakukan melaporkan efek preferensi klien
yang kecil atau tidak ada (Gramling, 1999; Buchman et al,
1996).Sedangkan bila hubungan berlawanan itu dikurangi dengan
memasukkan skenario tidak adanya pedoman otoritatif dalam standar
akuntansi (Trompeter, 1994), maka hasil studi menunjukkan efek
preferensi klien yang lebih kuat. Dengan demikian tingkat ambiguitas
menentukan pengaruh preferensi klien terhadap pertimbangan audit
(Koroy, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan olehSuartana (2006),
Jeffrey (1992), Christiawan(2002), Herliansyah dkk. (2006), Budi dkk,
(2004), Tubbs (1992), Koroy (2005)maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
H4: Pengalaman audit dan preferensi klienberpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap audit judgment.
52
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Faktor-faktor Penyebab pertimbangan muncul dalam kasus yang terjadi
Basis Teori: Teori Peran dan Teori-teori Auditing
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Moderating
Pengalaman Audit (X1)
Preferensi Klien (X2)
Audit Judgment (Y)
Kredibilitas Klien
(X3)
Adanya Kasus dalam Akuntansi yang Berkaitan Dengan Keyakinan dan Kompentensi yang Memerlukan Pertimbangan Audit
Bersambung pada halaman selanjutnya
Regresi Berganda
53
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Regresi Moderate
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, Saran
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu
pengalaman audit dan preferensi klien terhadap variabel dependen, yaitu audit
judgment dengan kredibilitas klien sebagai variabel moderating. Populasi
penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik
yang berada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor
akuntan publik wilayah DKI Jakarta. Metode yang digunakan peneliti dalam
pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive
sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling)
yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan
dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002:131)
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan
Publik yang ada di DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan
55
Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI).
2. Auditor yang bekerja di KAP Jakarta, yang mempunyai Nomor Register
Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih
mempunyai pengalaman kerja satu tahun, karena telah memiliki waktu dan
pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi
lingkungan kerjanya.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan
dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang
berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal
yang bekerja pada kantor akuntan publik. Peneliti memperoleh data
dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara
langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan
56
menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk
mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai
responden dalam penelitian.Sumber data dalam penelitian ini adalah skor
masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner
yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai
responden.
D. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Pengalaman Audit (X1)
Variabel pengalaman audit (X1) dilihat dari lamanya bekerja
sebagai auditor dan banyaknya penugasan yang pernah ditangani.
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang
dikembangkan oleh Suraida, 2003 (dalam Puspa, 2007). Dalam
pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner dikombinasi untuk
pengalaman audit adalah lama bekerja sebagai auditor dan berapa
banyak penugasan yang pernah ditangani.Semua item pertanyaan
diukur dengan menggunakan skala Interval (likert), 1 sampai 5.
Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2
= tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
57
2. Preferensi Klien (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang
dikembangkan oleh Puspa (2007). Preferensi klien dalam penelitian ini
diukur dengan dua dimensi, yaitu: waktu penyampaian preferensi dan
kredibilitas klien. Indikator untuk waktu penyampaian preferensi
dibagi lagi menjadi dua, yaitu: preferensi cepat (pernyataan preferensi
yang dilakukan sebelum auditor mereview bukti audit) dan preferensi
lambat (pernyataan preferensi yang dilakukan setelah auditor
mereview bukti audit). Selanjutnya kredibilitas klien diukur dengan
dua indikator, yaitu: kredibilitas tinggi (sumber yang kompeten dan
dapat dipercaya) dan kredibilitas rendah (sumber yang kurang
kompeten dan kurang dapat dipercaya). Masing-masing indikator
dikombinasikan dalam setiap kasus pada kuesioner, sehingga setiap
kasus mencakup: preferensi cepat dan kredibilitas tinggi, preferensi
lambat dan kredibilitas rendah, preferensi cepat dan kredibilitas
rendah, dan preferensi lambat dan kredibilitas tinggi. Semua item
pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Interval (likert), 1
sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu 1 = sangat
tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat
setuju.
58
3. Kredibilitas Klien (X3)
Kredibilitas klien diukur dengan tinggi rendahnya keahlian
(expertise) dan kelayakan sumber untuk dipercaya
(trustworthiness).Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator
yang dikembangkan oleh Hovland & Weiss (1952) dalam Taylor et al
(2000).Dalam hal ini pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner
dikombinasi untuk kredibilitas klien dalam kasus pengungkapan
kewajiban bersyarat, kasus pengukuran ketertagihan piutang dagang,
kasus penentuan tingkat materialitas, dan kasus perekayasaan
transaksi.
Kredibilitas klien diukur dengan instrumen yang terdiri dari enam (6)
item pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Susetyo (2009). Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 =
sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 =
sangat setuju.
4. Audit judgment (Y)
Audit judgment dalam penelitian ini adalah kebijakan auditor
dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu
pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang
suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain. Variabel ini
diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh
Jamilah et al (2007).Dalam pertanyaan yang disampaikan pada
59
kuesioner dikombinasi untuk audit judgment adalah mencatat
informasi, menyetujui dan mengijinkan, tidak menyetujui dan
mengijinkan, proses konfirmasi, melindungi reputasi dan penemuan
salah saji. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima
poin yaitu 1 = rendah sekali, 2 = rendah, 3 = netral, 4 = tinggi, dan 5 =
sangat tinggi.
Berikut ringkasan operasionalisasi variabel dari penelitian ini:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran
Pengalaman Audit (X1)
Lamanya auditor bekerja dibidang audit dan banyaknya penugasan audit yang pernah ditangani (Suraida, 2003 dalam Puspa,2007)
1. Lamanya bekerja sebagai auditor
2. Banyaknya penugasan yang pernah ditangani
3. Kemampuan mendeteksi adanya kesalahan dalam audit
4. Membuat sadar terhadap akan lebih banyak kekeliruan
Interval
Preferensi Klien (X2)
Waktu penyampaian preferensi dan kredibilitas klien (Puspa, 2007)
1. preferensi cepat dan kredibilitas tinggi.
2. preferensi lambat dan kredibilitas rendah
3. preferensi cepat dan kredibilitas rendah
4. Preferensi lambat dan Kredibilitas tinggi
Interval
Bersambung pada halaman selanjutnya
60
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran
Kredibilitas Klien (X3)
Tinggi rendahnya keahlian (expertise) dan kelayakan sumber untuk dipercaya (trustworthiness) (Susetyo, 2009)
1. Tinggi rendahnya kredibilitas yang mempengaruhi kepercayaan auditor.
2. Sumber yang kompeten dan dapatdipercaya (kredibilitas tinggi).
3. Sumber yang kurang kompeten dan kurang dapat dipercaya (kredibilitas rendah).
Interval
Audit Judgment (Y)
Pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, dan peristiwa lainnya(Jamilah et al, 2007)
1. Mencatat informasi. 2. Menyetujui dan
mengijinkan. 3. Tidak menyetujui dan
mengijinkan. 4. Proses konfirmasi. 5. Melindungi reputasi. 6. Penemuan salah saji
material.
Interval
61
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden (jenis
kelamin, umur, jabatan, dan jenjang pendidikan) dan deskripsi mengenai
variabel-variabel penelitian (pengalaman audit, kompleksitas audit,
pertimbangan auditor, dan kredibilitas klien sebagai moderating), peneliti
menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka
rata-rata, median, kisaran, dan standar deviasi.
2. Uji Kualitas Data
Kualitas data yang di hasilkan dari penggunaan instrumen penelitian
dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas.Uji tersebut masing-
masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan
dari penggunaan instrumen. Terdapat dua prosedur yang dilakukan dalam
penelitian ini untuk uji kualitas data, yaitu: (1) Uji reliabilitas dengan
melihat koefsien (Cronbach) Alpha, dan (2) Uji validitas dengan melihat
analisa faktor MSA. Nilai reliabilitas dilihat dari Cronbach Alpha masing-
masing instrument penelitian (≥ 0,60 dianggap tidak reliabel) sebagaimana
yang dianjurkan Nunally, 1967 dalam Ghozali (2011; 42). Sedangkan
validitas dilihat dari MSA lebih besar 0,50 dianggap valid. Semua
perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSSver20.0.
62
3. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini tidak semua asumsi model regresi tersebut akan
diuji. Asumsi yang tidak akan diuji adalah autokorelasi. Autokorelasi tidak
diuji dengan alasan karena data yang akan dikumpulkan dan diolah
merupakan data cross section bukan data time series yang merupakan
penyebab terjadinya autokorelasi. Dengan demikian dalam penelitian ini
asumsi model regresi yang akan diuji adalah pengujian disturbance error
(normalitas), heteroskedastisitas, dan multikolinieritas.
3.1 Uji Normalitas
Dari gambar scatter plot menunjukkan bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi uji normalitas data (Ghozali, 2011: 112).
3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan dengan pengamatan lain berbeda maka terjadi
heteroskedastisitas. Model yang baik adalah model yang
homokendastisitas.Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari
grafik plot. Jika hasil grafik menunjukkan pola tertentu (misalnya:
bergelombang, melebar kemudian menyempit), berarti telah terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 105).
63
3.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dalam satu model.
Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan
menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu
variabel independen. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga
bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan
kesimpulan mengenai pengaruh pada variabel independen terhadap
variabel dependen.
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari
beberapa hal, antara lain (Singgih, 2000: 214):
a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan
terbebas darimultikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10
maka Tolerance = 1/10 =0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin
rendah Tolerance.
b.Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel
independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas
dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka
diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antarvariabel
independen sehingga terjadi multikolinieritas.
c. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun Adjusted
RSquare di atas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang
64
berpengaruhterhadap variabel dependen, maka ditengarai model
terkena multikolinieritas.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi.
Menurut Ghozali (2011:95), analisis regresi bertujuan untuk mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih (variabel independen
terhadap variabel dependen). Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien
untuk masing-masing variabel independen.Koefisien regresi dihitung
dengan dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan penyimpangan antara
nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang
ada. Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Audit Judgment
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Pengalaman Audit
X2 = Preferensi Klien
e = Error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
65
(Ghozali, 2011:97).Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol)
dan 1 (satu).Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05.
Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi ≥0,05(Ghozali,
2011:98).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai
probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai
probabilitas signifikasnsi ≥0,05(Ghozali, 2011:101).
Untuk pengujian hipotesis tiga (H3) diuji dengan MRA
(ModeratedRegression Analysis). MRA merupakan aplikasi khusus regresi
berganda linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus
66
persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4X1*X2*X3 + ε
dimana :
Y : Audit Judgment
X1 : Pengalaman Audit
X2 :Preferensi Klien
X3 : Kredibilitas Klien
a : Intercept
b1, b2, b3, b4 : Koefisien Regresi
ε : error
Kriteria MRA yang digunakan sebagai dasar untuk memutuskan
variabel kontijensi itu sebagai variabel moderating atau tidak adalah jika
variabel X3 merupakan variabel moderating, maka koefisien b4 harus
signifikan pada level 0,50 atau 0,10 (Nunally, 1967 dalam Ghozali, 2011;
235).
67
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor
yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor,
auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang
auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden,serta secara tidak
langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di
wilayah DKI Jakarta. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan
mulai tanggal 12 Juni2013 hingga 30 Agustus 2013.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 15 KAP dari keseluruhan KAP yang
berada di wilayah DKI Jakarta.Kuesioner yang disebarkan berjumlah 83 buah
dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 70 kuesioner atau
84,34%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 13 buah atau 15,66%.
Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 40 buah atau 48,19%, sedangkan
68
kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai
sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 30 buah atau
36,15%.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase 1. Jumlah kuesioner yang disebar 83 100% 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 13 15,66% 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 30 36,15% 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 40 48,19%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner Dikirim
Kuesioner Dikembalikan
1 KAP DRS. A Salam Rauf 3 3
2 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah&Jerry 7 7
3 KAP Amachi, Arifin, Muladi & Mardani 5 5
4 KAP DRS. Hananta Budianto & Rekan 3 3
5 KAP Hertanto, Sidik & Rekan 5 5
6 KAP Moch. Zainuddin &Sukmadi 5 5
7 KAP Mulyawati, Rini & Rekan 5 4
8 KAP DRS. Pangki Yusuf, CPA 5 3
9 KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan 5 5
10 KAP Soejatna, Mulyana & Rekan 5 4
11 KAP DRA. Suhartati & Rekan 5 5
69
12 KAP DRS. Teguh Heru Irianto 7 7
13 KAP Teguh Sentosa 5 5
14 KAP Usman& Rekan 10 8
15 KAPDeloitte 3 1
Total 83 70
Sumber: Data Primer
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di
DKI Jakarta yang pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditingdan telah
memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun.Berikut ini adalah deskripsi
mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia,
posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jenis kelamin.
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan JenisKelamin
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 25 62.5 62.5 62.5 Perempuan 15 37.5 37.5 100.0 Total 40 100.0 100.0
70
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 25 orang atau 62.5%
responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 15
orang atau 37.5% responden berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia.
Tabel 4.4menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor
akuntan publik sebesar 2,5% diantaranya berusia 41-45tahun dan 46-
50tahun, sedangkan yang berusia 36-40 tahun sebanyak 5,0%. Responden
yang berusia 21-25 tahun sebanyak 27,5%, yang berusia 26-30 tahun
sebanyak 50,0%, yang berusia 31-35 tahun sebanyak 12,5. Mayoritas
responden yang bekerja pada kantor akuntan publik berusia 26-30tahun
atau sebanyak 50,0%.
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 21-25 11 27.5 27.5 27.5 26-30 20 50.0 50.0 77.5 31-35 5 12.5 12.5 90.0 36-40 2 5.0 5.0 95.0 41-45 1 2.5 2.5 97.5 46-50 1 2.5 2.5 100.0 Total 40 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
71
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada
tabel 4.5 berikut ini.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 21 orang atau sebesar 52,5% menduduki posisi
sebagai senior auditor. Responden yang menduduki jabatan sebagai
juniorauditor sebanyak 14orang atau 35,0%, Manajer dan supervisor
masing-masing sebanyak 2 orang atau sebesar 5,0% sedangkan sisanya
yaitupartner sebesar 1 orang atau 2,5%
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan
terakhir.
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Auditor Junior 14 35.0 35.0 35.0 Auditor Senior 21 52.5 52.5 87.5 Manajer 2 5.0 5.0 92.5 Partner 1 2.5 2.5 95.0 Supervisor Total
2 40
5.0 100.0
5.0 100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
72
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 30 responden atau
75,0%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir Diploma III (D3)
sebanyak 3 orang atau 7,5% dan sebesar 17,5% atau sebanyak 7 responden
berpendidikan trerakhir Strata Dua (S2).
e. Deskripsi responden berdasarkan pengalamankerja
Tabel 4.7 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
pengalaman kerja.
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3 3 7.5 7.5 7.5 S1 30 75.0 75.0 82.5 S2 7 17.5 17.5 100.0 Total 40 100.0 100.0
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 2 tahun 10 25.0 25.0 25.0 > 5 tahun 10 25.0 25.0 50.0 2 < X < 5 tahun 20 50.0 50.0 100.0 Total 40 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Sumber: Data primer yang diolah
73
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden (sebanyak 25,0%) atau sekitar10 auditor memiliki pengalaman
bekerja kurang dari 2 tahun. Responden yang memiliki pengalaman kerja
lebih dari 5 tahun sebanyak 10 orang atau 25,0% dan sisanya 50,0% atau
sekitar 20orang auditor memiliki pengalaman bekerja lebih dari 2 tahun
dan kurang dari 5 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi pengalaman
audit, preferensi klien, kredibilitas klien, dan audit judgmentakan diuji secara
statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TPA 40 30 45 37.80 3.560 TPK 40 19 35 26.68 3.990 TK 40 16 40 30.22 5.289 TAJ 40 12 29 20.28 3.803 Valid N (listwise) 40 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabelpengalaman audit jawaban
minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata
total jawaban 37,80 dan standar deviasi sebesar 3,560. Variabel preferensi
74
klienjawaban minimum responden sebesar 19 dan maksimum sebesar 35,
dengan rata-rata total jawaban 26,68dan standar deviasi sebesar 3,990. Pada
variabel kredibilitas klienminimum jawaban responden sebesar 16 dan
maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 30,22 dan standar
deviasi sebesar 5,289. Sedangkan, pada variabel auditjudgmentjawaban
minimum responden sebesar 12 dan maksimum sebesar 29, dengan rata-rata
total jawaban 20,28 dan standar deviasi sebesar 3,803.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat
variabel yang digunakan dalam penelitian ini,Pengalaman Audit (PA),
Preferensi Klien (PK), Kredibilitas Klien (K), dan Audit Judgment(AJ),
dengan 40 sampel responden.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 0,578** 0,000 Valid 2 0,525** 0,001 Valid 3 0,459** 0,003 Valid 4 0,653** 0,000 Valid
75
5 0,740** 0,000 Valid 6 0,435** 0,005 Valid 7 0,649** 0,000 Valid 8 0,615** 0,000 Valid 9 0,572** 0,000 Valid
10 0,552** 0,000 Valid 11 0,758** 0,000 Valid 12 0,549** 0,000 Valid 13 0,728** 0,000 Valid 14 0,699** 0,000 Valid 15 0,841** 0,000 Valid 16 0,720** 0,000 Valid 17 0,833** 0,000 Valid 18 0,761** 0,000 Valid 19 0,766** 0,000 Valid 20 0,545** 0,000 Valid 21 0,662** 0,000 Valid 22 0,787** 0,000 Valid 23 0,783** 0,000 Valid 24 0,759** 0,000 Valid 25 0,688** 0,000 Valid 26 0,446** 0,000 Valid 27 0,721** 0,000 Valid 28 0,631** 0,000 Valid 29 0,635** 0,000 Valid 30 0,714** 0,000 Valid
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji validitas seluruh butir pertanyaan
memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti bahwa
seluruh butir pertanyaan mempunyai kriteria valid.
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel
yang digunakan dalam penelitian ini:
Sumber: Data primer yang diolah
76
1) Uji Validitas Pengalaman Audit (PA)
Tabel 4.10 Hasil Uji ValiditasPengalaman Audit
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
1 (PA1) 0,578** 0,000 Valid 2 (PA2) 0,525** 0,001 Valid 3 (PA3) 0,459** 0,003 Valid 4 (PA4) 0,653** 0,000 Valid 5 (PA5) 0,740** 0,000 Valid 6 (PA6) 0,435** 0,005 Valid 7 (PA7) 0,649** 0,000 Valid 8 (PA8) 0,615** 0,000 Valid 9 (PA9) 0,572** 0,000 Valid
Tabel 4.10 menunjukkan variabel pengalaman audit mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
2) Uji Validitas Preferensi Klien (PK)
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Preferensi Klien
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
10 (PK1) 0,552** 0,000 Valid 11(PK2) 0,758** 0,000 Valid 12 (PK3) 0,549** 0,000 Valid 13 (PK4) 0,728** 0,000 Valid 14(PK5) 0,699** 0,000 Valid 15 (PK6) 0,841** 0,000 Valid
16 (PK7) 0,720** 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah
Sumber: Data primer yang diolah
77
Tabel 4.11 menunjukkan variabelpreferensi klien mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
3) Uji Validitas Kredibilitas Klien (K)
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Kredibilitas Klien
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
17 (K1) 0,833** 0,000 Valid 18 (K2) 0,761** 0,000 Valid 19 (K3) 0,766** 0,000 Valid 20 (K4) 0,545** 0,000 Valid 21 (K5) 0,662** 0,000 Valid 22 (K6) 0,787** 0,000 Valid 23 (K7) 0,783** 0,000 Valid 24 (K8) 0,759** 0,000 Valid
Tabel 4.12 menunjukkan variabel kredibilitas klienmempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
4) Uji Validitas Audit Judgment
Tabel 4.13 Hasil Uji ValiditasAudit Judgment
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
25 (AJ1) 0,688** 0,000 Valid 26 (AJ2) 0,446** 0,000 Valid 27 (AJ3) 0,721** 0,000 Valid 28 (AJ4) 0,631** 0,000 Valid 29 (AJ5) 0,635** 0,000 Valid 30 (AJ6) 0,714** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Sumber: Data primer yang diolah
78
Tabel 4.13 menunjukkan variabel audit judgment mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji
reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Pengalaman Audit 0,768 Reliabel Preferensi Klien 0,821 Reliabel Kredibilitas Klien 0,881 Reliabel Audit Judgment 0,711 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
pengalaman audit sebesar 0,768,preferensi kliensebesar 0,821,kredibilitas
kliensebesar 0,881,danaudit judgment sebesar 0,711. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu
memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan
79
kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban
sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.15 menunjukkan hasil
uji multikolonieritas pada penelitian ini.
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas
B
e
r
d
a
Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai
toleranceuntuk pengalaman audit 0,668, preferensi klien 0,475, dan
kredibilitas klien 0,626. Selain itu nilai VIF untuk pengalaman audit
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Toleran
ce VIF 1 (Constant) 11.407 5.858 1.947 .059
TPA -.177 .185 -.165 -.956 .346 .668 1.498 TPK .301 .195 .316 1.542 .132 .475 2.103 TK .248 .128 .345 1.934 .061 .626 1.596
Sumber : Data primer yang diolah
80
sebesar 1,498, preferensi klien sebesar 2,103, dan kredibilitas klien
sebesar 1,596.Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem multiko
apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem
multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber : Data primer yang diolah
81
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang
beradadisekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
Sumber : Data primer yang diolah
82
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas.
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkanbahwa data
tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak
terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi,
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi audit
judgment berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu
pengalaman audit dan preferensi klien.
Sumber : Data primer yang diolah
83
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkanvariabel dependen.
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,453a ,205 ,163 3,480 b. Predictors: (Constant), total PK, total PA
Tabel 4.16 menunjukkan nilai R sebesar 0,453 atau 45,3%. Hal
ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antaraaudit judgment
denganpengalaman audit dan preferensi klien adalah lemah karena
berada dibawah kisaran 0,60-0,799 (Riduwan, 2007) dalam Rikawati
(2009). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,163 atau 16,3%, ini
menunjukkan bahwa variabel audit judgment yang dapat dijelaskan
oleh variabel pengalaman audit dan preferensi klien adalahsebesar
16,3%, sedangkan sisanya sebesar 0,837 atau 83,7% (1-0,163)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model
penelitian ini.Misalnya faktor perbedaan gender (Zulaikha, 2006),
Sumber: Data primer yang diolah
84
kompleksitas tugas (Chung and Monroe, 2001) dan tekanan ketaatan
(Jamilah, 2007).
2) Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011) .
Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,618 5,954 2,287 ,028 total PA -,180 ,192 -,168 -,938 ,354 total PK ,504 ,171 ,529 2,949 ,005
a. Dependent Variable: total AJ Sumber: Data primer yang diolah
Hipotesis 1: Pengaruh Pengalaman Audit terhadapAudit
Judgment
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel
Pengalaman Audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,354. Hal
ini berarti menolak Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa Pengalaman
Audit tidak berpengaruhterhadapAudit Judgment karena tingkat
85
signifikansi yang dimiliki variabel Pengalaman Audit lebih besar dari
0,05.Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Gusnardi
(2003), Suraida (2003), Anugrah (2012), Zulaikha (2006) dan Koroy
(2005) yang menyatakan bahwa pengalaman audit berperan penting
dalam memproses informasi dan menghasilkan pertimbangan
audit.Banyaknya pengalaman dalam bidang audit dapat membantu
auditor dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang
cenderung mempunyai pola yang sama. Seperti yang dijelaskan
dalam teori kognitif Piaget, auditor dapat belajar dari pengalamannya
sendiri. Setiap kali auditor melakukan audit maka auditor akan belajar
dari pengalaman audit sebelumnya dan meningkatkan kecermatan
dalam pelaksanaan audit. Sehingga audit judgment yang diambil oleh
auditor tersebut akan semakin berkualitas.
Tetapi penelitian ini mendukung penelitian Susetyo (2009)
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengalaman audit tidak
berpengaruh terhadap audit judgment. Sehingga auditor dalam
memberikan suatu pertimbangan Auditor tidak berpengaruh
dikarenakan responden tersebut pada umumnya sebagai auditor senior
dan auditor junior yang dalam tugasnya sebagai anggota dalam suatu
tim audit saja sedangkan yang akan memberikan suatu pertimbangan
adalah yaitu supervisor, manager, dan partner.
86
Shelton (1999) menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi
pengaruh informasi yang tidak relevan dalam pertimbangan
(judgment) auditor. Auditor yang berpengalaman (partner dan
manajer) dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai going
concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak
relevan.Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam
membuat pertimbangan (judgment) mengenai going concern
dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan.
Farmer et al, (1987) mengemukakan bahwa auditoryang
berpengalaman kurang menyetujui dibandingkan dengan auditor yang
tidak berpengalaman untuk menyetujui perlakuan akuntansi yang
dipreferensikan klien.
Hipotesis 2: Pengaruh Preferensi Klien terhadapAudit Judgment
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel
Preferensi Klien mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hal
ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa Preferensi
Klien berpengaruh secara signifikan terhadapAudit Judgment karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Preferensi Klienlebih kecil
dari 0,05.
Preferensi yang dinyatakan diawal, sebelum mereview bukti
audit, lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga
dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan klien dibandingkan dengan
87
preferensi yang dinyatakan di akhir proses audit. Dalam kasus ini,
auditor telah merumuskan opini berdasarkan akumulasi bahan bukti
dan tidak terpengaruh oleh preferensi klien.
Dengan tidak melihat kapan preferensi klien diterima, auditor
dapat mengenali apa yang harus dilakukan untuk membenarkan
keputusan pada suatu waktu di masa yang akan datang. Tentu saja
disini auditor dapat mengambil keputusan secara biasa.
Bagaimanapun, auditor yang menerima preferensi awal akan menjadi
peduli dengan permintaan klien dan semua hal yang terjadi sebelum
memproses evaluasi bahan bukti (Jenkins & Haynes, 2003).
Temuan ini mendukung hasil penelitian Puspa (2007) yang
menytakan bahwa preferensi klien berpengaruh terhadap audit
judgment.Pengaruh ini dibatasi oleh kondisi preferensi awal karena
auditor akan lebih sensitif terhadap preferensi klien hanya jika
preferensi diketahui sebelum mengevaluasi bukti. Hasilnya, interaksi
yang diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien
secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya
dalam kondisi preferensi awal.
3) Hasil Uji Statistik F
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
88
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011).
Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X2
ANOVAa Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 115,874 2 57,937 4,784 ,014b Residual 448,101 37 12,111
Total 563,975 39
a. Dependent Variable: total AJ b. Predictors: (Constant), total PK, total PA
Sumber: Data primer yang diolah
Hipotesis 4: Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien
terhadap Audit Judgment Secara Simultan
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F diperoleh
sebesar 4,784 dengan tingkat signifikansi 0,014.Ini berarti model
regresi ini layak untuk digunakan.Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka Ha4 diterima, sehingga dapat dikatakan
bahwapengalaman auditdan preferensi klien berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadapaudit judgment.Hal ini menunjukkan
bahwa auditor pada semua tingkat pengalaman audit sama-
samamenilai masalah ini penting bagi klien, namun auditor secara
rerata tidak selalu mengikutipreferensi kepentingan klien ini.
89
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Koroy (2005) dan Puspa (2007)yang menyatakan bahwa penelitian ini
dalam upaya menjelaskan pengaruh preferensi klien juga
memperhitungkan perbedaan karakteristik individu para auditor dalam
membentuk pertimbangan. Pengalaman audit menunjukkan
karakteristik auditor yang benar-benar berbeda dalam struktur kognitif
mereka. Dampak pengalaman audit ikut berperan oleh karena auditor
kurang berpengalaman terlalu berfokus pada bukti-bukti negatif.
Karena perbedaan ini rata-rata secara keseluruhan dari variabel yang
diteliti menjadi tidak terlalu tampak. Sebaliknya jika studi
mengkhususkan diri pada subyek yang berpengalaman, kecenderungan
mereka untuk konsisten dengan preferensi klien akan terlihat karena
auditor ini tidak terlalu menekankan bukti negatif, sepanjang dalam
kondisi-kondisi tertentu.
b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression
Analysis (MRA)merupakan aplikasi khusus regresi berganda lineardimana
dalam persamaanregresinya mengandung unsur interaksi(Imam Ghozali,
2011:229).
a) Uji koefisien determinasi
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untukvariabel
Y, X1, X2 dan X3.
90
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2dan X3
Model Summary Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .540a .292 .211 3.377 a. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK
Tabel 4.19 menunjukkan variasi pengalaman audit dan preferensi
klien dapat menjelaskan 21,1% variasiaudit judgment. Sisanya 78,9%
dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.Misalnya faktor
perbedaan gender, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan locus of
control.
b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X1,X2dan
X3.
Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2dan X3
ANOVAa Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 164.725 4 41.181 3.610 .014b Residual 399.250 35 11.407
Total 563.975 39
a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK
Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 3,610dengan
tingkat signifikansi 0,014. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih
Sumber : Data primer yang diolah
Sumber : Data primer yang diolah
91
kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi audit judgment, atau dapat dikatakan bahwa variabel
pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien dan moderat
secara secara bersama-sama berpengaruh terhadapaudit judgment.
c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik)
Hipotesis 3: Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien
terhadap Audit Judgment dengan Kredibilitas Klien sebagai
Variabel Moderating
Tabel 4.21 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X1,X2dan
X3.
Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2 dan X3
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -5.963 23.437 -.254 .801 TPA .039 .337 .036 .115 .909 TPK .640 .484 .672 1.322 .195 TK .538 .400 .748 1.346 .187 Moderat .000 .000 -.809 -.766 .449
a. Dependent Variable: TAJ
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.21 menunjukkan
bahwa pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien dan
moderat berpengaruhterhadap variabel audit judgment. Variabel
Sumber : Data primer yang diolah
92
moderat yangmerupakan interaksi pengalaman audit dan preferensi
klien dengan kredibilitas klienmempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,449. Hal ini berarti menolak H3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian ini variabelkredibilitas klientidak bisa menjadi
variabel moderating antara pengalaman audit dan preferensi klien
terhadap audit judgment.
Pengalaman audit harus dilihat dari hal-hal yang berkaitan dengan
tugas audit yang spesifik. Auditor dengan tingkat pengalaman yang
hampir sama saja ternyata memiliki pengetahuan yang berbeda tentang
penyebab ataupun pengaruh dari sesuatu hal (Ashton, 1991). Karena
itu diperlukan kriteria yang tepat untuk mendeskripsikan pengalaman
audit.Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi akan lebih dapat
meyakinkan daripada yang memiliki kredibilitas rendah. Semakin
tinggi keahlian/kompetensi suatu sumber, semakin tinggi pula
keyakinan terhadap sumber tersebut.
Hasil penelitian ini mendukung Susetyo (2009) yang menyatakan
bahwa Perimbangan audit akan dipengaruhi oleh preferensi klien saat
preferensi tersebut dinyatakan sebelum bukti di evaluasi (preferensi
awal) tetapi tidak akan terpengaruh saat preferensi klien tersebut
dinyatakan setelah bukti dievaluasi oleh auditor (preferensi akhir).
Auditor yang menerima preferensi klien pada tahap awal akan mencari
bukti yang lebih banyak dan menganggarkan waktu yang lenih besar
93
untuk melakukan review terhadap bukti yang ada dibandingkan
auditor yang menerima preferensi dari pihak klien di tahap akhir.
Pertimbangan audit akan lebih dipengaruhi oleh preferensi klien saat
preferensi yang diperoleh berasal dari klien yang dipercaya
kredibilitasnya dibandingkan saat preferensi yang diperoleh berasal
dari klien yang kurang dipercaya kredibilitasnya tetapi hanya jika
preferensi ini dinyatakan sebelum penilaian akan bukti audit
dilakukan.
Temuan ini juga mendukung hasil penelitian Jenkins dan Haynes
(2003) yang mengemukakan bahwa sumber yang memilikikredibilitas
tinggi lebih dipercaya daripada sumber yang memiliki kredibilitas
rendah. Hasilnya, interaksi yang diprediksikan dalam reaksi auditor
terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh
kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman audit dan
preferensi klienterhadapaudit judgment dengan kredibilitas klien sebagai variabel
moderating. Responden penelitian ini berjumlah 40 auditor yang bekerja di 15
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta dan berdasarkan Directory
KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun
2012. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang
telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi
moderate uji interaksi dan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengalaman audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit judgment dan
menolak hipotesis 1. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian
Gusnardi (2003), Suraida (2003), Anugrah (2012), Zulaikha (2006) dan Koroy
(2005) yang menyatakan bahwa pengalaman audit berperan penting dalam
memproses informasi dan menghasilkan pertimbangan audit. Tetapi penelitian
ini mendukung penelitian Iyer dan Rama (2004), penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pengalaman audit klien tidak berpengaruh terhadap
ekspektasi klien dalam audit judgment dan Susetyo (2009) yang menunjukkan
bahwa pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit judgment.
96
Sehingga auditor dalam memberikan suatu pertimbangan auditor tidak
berpengaruh dikarenakan responden tersebut pada umumnya sebagai auditor
senior dan auditor junior yang dalam tugasnya sebagai anggota dalam suatu
tim audit saja sedangkan yang akan memberikan suatu pertimbangan yaitu
supervisor, manager, dan partner.
2. Preferensi klien berpengaruh terhadap audit judgment dan menerima hipotesis
2. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Puspa (2007) yang
menyatakan bahwa preferensi klien berpengaruh terhadap audit judgment.
Pengaruh ini dibatasi oleh kondisi preferensi awal karena auditor akan lebih
sensitif terhadap preferensi klien hanya jika preferensi diketahui sebelum
mengevaluasi bukti.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman audit, preferensi klien,
kredibilitas klien dan moderat berpengaruh terhadap variabel audit judgment.
Hal ini berarti menolak H3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini variabel kredibilitas klien tidak bisa menjadi variabel
moderating antara pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit
judgment. Temuan ini mendukung hasil penelitian Jenkins dan Haynes (2003)
yang mengemukakan bahwa sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih
dipercaya daripada sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Hasilnya,
interaksi yang diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien
secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam
kondisi preferensi awal.
97
4. Pengalaman audit dan preferensi klien berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap audit judgment. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Koroy (2005) yang menyatakan bahwa penelitian ini
dalam upaya menjelaskan pengaruh preferensi klien juga memperhitungkan
perbedaan karakteristik individu para auditor dalam membentuk
pertimbangan. Pengalaman audit menunjukkan karakteristik auditor yang
benar-benar berbeda dalam struktur kognitif mereka. Dampak pengalaman
audit ikut berperan oleh karena auditor kurang berpengalaman terlalu berfokus
pada bukti-bukti negatif. Karena perbedaan ini rata-rata secara keseluruhan
dari variabel yang diteliti menjadi tidak terlalu tampak. Sebaliknya jika studi
mengkhususkan diri pada subyek yang berpengalaman, kecenderungan
mereka untuk konsisten dengan preferensi klien akan terlihat karena auditor
ini tidak terlalu menekankan bukti negatif, sepanjang dalam kondisi-kondisi
tertentu.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai
Audit Judgment. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan auditor
dalam membuat judgment, dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi adalah
preferensi klien, namun kredibilitas klien tidak dapat menjadi variabel moderating.
98
Pengalaman merupakan atribut penting yang dimiliki auditor. Auditor yang
berpengalaman biasanya lebih dapat mengingat kesalahan atau kekeliruan yang
tidak wajar dan lebih selektif terhadap informasi yang relevan dibandingkan
dengan auditor yang kurang berpengalaman (Meidawati, 2001). Berdasarkan teori
kognitif, praktik-praktik dalam bidang auditing sebagai auditor independen dapat
menjadi sarana pembelajaran dan pengalaman bagi auditor. Auditor akan
mengintegrasikan pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya dalam
melaksanakan tugas yang akan datang. Sehingga keahlian dan pengetahuan auditor
akan selalu berkembang dan mendukung auditor untuk membuat judgment
profesional.
Preferensi yang dinyatakan diawal, sebelum mereview bukti audit, diharapkan
lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga dapat sesuai dengan
hasil yang diinginkan klien dibandingkan dengan preferensi yang dinyatakan di
akhir proses audit. Dalam kasus ini, auditor diharapkan telah merumuskan opini
berdasarkan akumulasi bahan bukti dan diharapkan tidak terpengaruh oleh
preferensi klien.
Dengan tidak melihat kapan preferensi klien diterima, auditor dapat
mengenali apa yang harus dilakukan untuk membenarkan keputusan pada suatu
waktu di masa yang akan datang. Tentu saja disini auditor dapat mengambil
keputusan secara biasa. Bagaimanapun, auditor yang menerima preferensi awal
99
akan menjadi peduli dengan permintaan klien dan semua hal yang terjadi sebelum
memproses evaluasi bahan bukti (Jenkins & Haynes, 2003).
Banyak aspek-aspek tertentu belum diteliti dalam kerangka penelitian sejenis
penelitian ini, seperti misalnya bagaimana pengaruh proses review terhadap
perbedaan sikap auditor, juga bagaimana pengaruh strategi pengujian hipotesis
positif. Hal lebih makro juga perlu dikaitkan seperti insentif bertentangan pada
pekerjaan auditor. Temuan penelitian ini penting karena membantu dalam
memberi pemahaman tentang pengaruh dari perbedaan yang berkaitan dengan
pengalaman dan preferensi klien terhadap audit judgment. Berkenaan dengan
keputusan alokasi sumber daya dalam KAP, temuan ini seperti dikatakan oleh
Anderson dan Maletta (1994) menyarankan bahwa tendensi konservatif pada
auditor akan mengurangi risiko bila penugasan diserahkan kepada auditor yang
kurang berpengalaman dalam melaksanakan tugas audit tertentu. Dalam
berhadapan dengan posisi/preferensi klienpun, auditor yang kurang berpengalaman
cenderung konservatif sehingga mengurangi risiko independensi. Meskipun
mereka kurang mempunyai pengetahuan mendalam, namun kecenderungan ini
membantu dalam menarik masalah-masalah kritis yang kemudian perlu direview
oleh auditor yang berpengalaman. Perlu penyelidikan lebih lanjut untuk
menilainya.
100
C. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian
yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa
hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel
moderating atau mengganti variabel moderating kredibilitas klien dengan
variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap interaksi variabel pengalaman
audit dan preferensi klien terhadap audit judgment.
2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap audit judgment.
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara
dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa
mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-
pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
4. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei, sehingga
hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
5. Penelitian selanjutnya disarankan untuk pengisian kuesioner sebaiknya
dilakukan oleh manajer, supervisor dan partner yang dalam tugasnya
memberikan suatu pertimbangan audit.
100
DAFTAR PUSTAKA Anderson, B.H. dan M. Maletta. 1994. Auditor attendance to negative and positive
information: The effect of experience-related differences. Behavioral Research in Accounting 6: 1-20.
Arens. A. A., R. J. Elder & Beasley. M. S. 2006. Auditing and Assurance Services:
An Integrated Approach, 11th Edition. Jilid 1. New Jersey : Pearson Prentice Hall.
Bazerman, M.H, K.P. Morgan dan G. Loewenstein. 1997. “The impossibility of
auditor Independence”. Sloan Management Review, 38 (Summer): 89-94. Boynton, William C., Johnson, Walter G. Kell & Ray Johnson. 2003. Modern
Auditing, 7th Edition. New York : John Willey Sons Inc. Buchman, T.A., P.E. Tetlock, and R.O. Reed. 1996. Accountability and Auditor’s
Judgments about Contingent Events. Journal of Business, Finance, and Accounting 23 : 379 – 398.
Budiyanto, Enjang Tachyan., Mohamad Nasir., dan Indira Januarti. 2005. “Pengujian
Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, September: 903-916.
Chung, Janne., dan Gary S. Monroe. 2001. “ A Research Note on The Effect of
Gender and Task Complexity on an Audit Judgment”. Behavioural Research in Accounting Vol 13. Abi/Inform Complete: 111.
Farmer, T.A, L.E. Rittenberg dan G.M. Trompeter. 1987. An investigation of the
impact of economic and organizational factors on auditors independence. Auditing: A Journal of Practice and Theory 7 (Fall): 1-14.
Fisher, G Joseph, 1998, “Contingency Theory, Management Control System and
Firm Outcomes: Past Results and Future Directions”. Behavioural Research in Accounting Vol. 10. Supplement : 47-64
Ghozali. I, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, Edisi 5
Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Gramling, Audrey A. 1999. “External Auditor’s Reliance on Work Performed by
Internal Auditors: The Influence of Fee Pressure on this Reliance Decision”. Auditing. Sarasota. Vol. 18 : 117 – 136.
101
Gusnardi. 2003. “Analisis Perbandingan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Judgment Penetapan Risiko Audit oleh Auditor yang Berpengalaman dan Auditor yang Belum Berpengalaman”. Tesis. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Haynes, C. M., J. G. Jenkins and S. R. Nutt. 1998. “The Relationship between Client
Advocacy and Audit Experience: An Exploratory Analysis”. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.17 (2) Fall : 88 – 104.
Herliansyah, Yudi., dan Meifida Ilyas. 2006. “Pengaruh Pengalaman Auditor
terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang: 1-15.
Ida Suraida. 2003. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman, dan Risiko Audit
terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian opini Akuntan Publik dalam Audit Laporan Keuangan Perusahaan. Disertasi. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2012. Direktori Kantor Akuntan Publik dan
Akuntan Publik. IAPI. Jakarta. Iyer, Venkataraman M. and Dasaratha V. Rama. 2004. Clients’ Expectations on Audit
Jugments: A Note. Behavioral Research In Accounting 16 : 63-74.
Jamilah, Siti., Zaenal Fanani., dan Grahita Chandrarin. 2007. “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 1-30.
Jenkins, J. Gregory and C. M. Haynes. 2003. “The Persuasiveness of Client
Preferences: An Investigation of the Impact of Preference Timing and Client Credibility”. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.22. No.1, Maret : 143 – 154.
Koroy. T Ramaraya 2005. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit
terhadap Pertimbangan Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, September : 917 – 928.
Libby, R. 1995. The role of knowledge and memory in audit judgment. Dalam
R.H.Ashton dan A.H. Ashton (Eds.), Judgment and Decision Making Research in Accounting and Auditing. New York: Cambridge.
102
Meidawati, N. 2001. Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen Melalui Standar Profesional. Media Akuntansi. 16: IX-XVI.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6 Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Outley, David. 1980. “The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and Prognosis”. Accounting and Organization Society 5 (4): 413-428.
Outley, David. 1980. “The Contingency Theory of Management Accounting:
Achievement and Prognosis”. Accounting and Organization Society 5 (4): 413-428
Pujiati, D. 2002. “Hubungan antara Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam
Pengembangan Sistem Informasi: Tinjauan terhadap Empat Faktor Kontinjensi (studi Empiris pada Bank Umum di Kotamadya Semarang)”. Tesis Program Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Puspa A, Enggar Diah. 2007. ”Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan
Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit”. The 1st Accounting Conference. Depok: 1-19.
Rakhmatullah, Tri Subhki (2012). “Dari Satu Skandal Akuntansi ke Skandal Lain”.
http://indonesiafinancetoday.com (diakses tgl 5 September 2013) Ratmono, Dwi., dan Yogi Hendro Prabowo. 2006. “Komitmen dalam Hubungan
Auditor dan Klien: Anteseden dan Konsekuensi”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang: 1-25.
Sanusi, Mohd Zuraidah., dan Takiah Mohd-Iskandar. 2007. “Audit Judgment
Performance: Assessing The Effect of Performance Incentives, Effort and Task Complexity”. Managerial Auditing Journal. Vol 22. No 1. May: 34-52.
Siegel, Gary & Marconi, H. Ramanauskas. 1989. Behavioral Accounting. Cincinnati,
Ohio : South-Western Publishing Co. Singgih Santoso. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media
Komputindo. Susetyo, Budi. 2009. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor
dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel moderating. Tesis Semarang: Universitas Diponegoro
103
Taylor, S. E, Letitia A. P. & David O. S. 2000. Social Psychology. New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Trompeter, Greg. 1994. “The Effect of Partner Compensation Schemes and Generally
Accepted Accounting Principles on Audit Partner Judgment”. Auditing. Sarasota. Vol.13. Iss.2. Fall : 56 – 69.
Wedemeyer, Phil D. 2010. “A discussion of auditor judgment as the critical
component in audit quality – A practitioner’s perspective”. International Journal of Disclosure and Governance. Vol 7, No 4. Macmillan Publishers Ltd: 320-333.
Zulaikha. 2006. “ Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman
Auditor terhadap Audit Judgment (Sebuah Kajian Eksperimental Dalam Audit Saldo Akun Persediaan)”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang: 1-22.
104
LAMPIRAN
105
LAMPIRAN 1 KUESIONER
106
KUESIONER
PENGARUH PENGALAMAN AUDIT DAN PREFERENSI KLIEN
TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Dellia Eka Rizkiyana Nim: 109082000078
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
107
108
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Alamat KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir : Partner
Manajer
Supervisor
Auditor Senior
Auditor Junior
Pendidikan Terakhir : S3
S2
S1
D3
Pengalaman Audit (tahun) : < 2 2 ≤ X < 5 ≥ 5
No: ……. (diisi oleh peneliti)
109
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataan-
pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju N = Netral S = Setuju SS = Sangat Setuju
1. Variabel Pengalaman Audit (X1) Gusnardi (2003:8) mengemukakan bahwa pengalaman audit (auditexperience) dapat diukur dari jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit.
No. Pernyataan STS TS N S SS 1. Auditor dikatakan berpengalaman bila
menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun.
2. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap judgment yang dibuat.
3. Pengalaman pada umumnya dapat meningkatkan/mengembangkan karir.
4. Auditor yang kurang berpengalaman cenderung sulit untuk menentukan sikap.
5. Pengalaman membantu auditor mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan.
6. Pengalaman yang dimiliki auditor mampu mengatasi setiap permasalahan yang ada.
7. Pengalaman membantu auditor dalam menganalisis masalah.
8. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara professional.
9. Auditor junior untuk mencapai kompetensinya dapat belajar dari pengalaman para auditor seniornya.
110
2. Variabel Preferensi Klien (X2) Preferensi klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan jelas menyatakan suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tertentu yang diinginkan dan auditor berperilaku dengan cara konsisten dengan keinginan klien itu (Haynes, 1998).
No. Pernyataan STS TS N S SS 10. Pernyataan preferensi yang dilakukan
sebelum auditor mereview bukti audit akan mempengaruhi pertimbangan auditor.
11. Pertimbangan auditor akan leih dipengaruhi oleh preferensi klien pada saat preferensi yang diperoleh berasal dari klien yang dapat dipercaya kredibilitasnya.
12. Auditor yang menerima preferensi pada tahap awal akan mencari bukti yang lebih banyak untuk melakukan review terhadap bukti yang ada.
13. Auditor yang menerima preferensi pada tahap awal akan menganggarkan waktu yang lebih besar untuk melakukan review terhadap bukti yang ada.
14. Auditor yang menerima preferensi pada tahap akhir akan mencari bukti yang lebih sedikit untuk melakukan review terhadap bukti yang ada.
15. Auditor yang menerima preferensi pada tahap akan menganggarkan waktu yang lebih sedikit untuk melakukan review terhadap bukti yang ada.
16. Apabila preferensi dinyatakan sebelum auditor mereview bukti audit dan preferensi yang diperoleh dari klien yang kurang dipercaya kredibilitasnya maka pertimbangan auditor akan buruk.
111
3. Variabel Kredibilitas Klien (X3) Menurut Hovland & Weiss (1952) dalam Taylor et al, (2000: 148) mengemukakan bahwa kredibilitas terdiri atas dua komponen, yaitu keahlian (expertise) dan kelayakan untuk dipercaya (trustworthiness) dari sumber yang
menyampaikan suatu informasi.
4. Variabel Audit Judgment (Y) Jamilah, dkk (2007) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya.
No. Pernyataan STS TS N S SS 26. Saya akan mencegah akuntan klien
mencatat informasi sampel pengujian mengenai perhitungan fisik persediaan.
27. Saya menyetujui, jika atasan saya mengijinkan klien mencatat informasi mengenai sampel pengujiannya.
28. Saya tidak menyetujui, walaupun atasan saya mengijinkan klien untuk mencatat
No. Pernyataan STS TS N S SS 18. Kredibilitas klien mempengaruhi evaluasi
terhadap bukti yang ada.
19. Kredibilitas dioperasionalisasikan sebagai bentuk kompetensi atau kecakapan.
20. Auditor akan terbujuk dengan adanya kredibilitas dari klien yang menyatakan preferensinya.
21. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi akan lebih dipercaya auditor.
22. Judgment yang dibuat auditor akan baik ketika kredibilitas klien tersebut tinggi.
23. Kredibilitas yang rendah akan sangat mempengaruhi judgment yang dibuat auditor.
24. Kredibilitas klien diukur dengan tinggi rendahnya keahlian dan kelayakan sumber untuk dipercaya.
112
informasi mengenai sampel pengujiannya. 29. Saya tidak akan mengikuti instruksi atasan
untuk menghilangkan atau mengeluarkan pelanggan dari proses konfirmasi mengenai pengujian catatan piutang dagang.
30. Saya akan tetap melindungi reputasi klien walaupun terdapat salah saji material.
31. Saya akan tetap menyampaikan adanya salah saji material dalam laporan keuangan auditan yang diterbitkan.
113
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI BAPAK/IBU/SAUDARA/SAUDARI
114
LAMPIRAN 2 Data sampel
115
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner Dikirim
Kuesioner dikembalikan
1 KAP DRS. A Salam Rauf 3 3
2 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah&Jerry 7 7
3 KAP Amachi, Arifin, Muladi & Mardani 5 5
4 KAP DRS. Hananta Budianto & Rekan 3 3
5 KAP Hertanto, Sidik & Rekan 5 5
6 KAP Moch. Zainuddin &Sukmadi 5 5
7 KAP Mulyawati, Rini & Rekan 5 4
8 KAP DRS. Pangki Yusuf, CPA 5 3
9 KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan 5 5
10 KAP Soejatna, Mulyana & Rekan 5 4
11 KAP DRA. Suhartati & Rekan 5 5
12 KAP DRS. Teguh Heru Irianto 7 7
13 KAP Teguh Sentosa 5 5
14 KAP Usman & Rekan 10 8
15 KAP Deloitte 3 1
Total 83 70
116
LAMPIRAN 3 Hasil output
spss
117
Karakteristik Profil Responden
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan JenisKelamin
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 25 62.5 62.5 62.5 Perempuan 15 37.5 37.5 100.0 Total 40 100.0 100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid 21-25 11 27.5 27.5 27.5 26-30 20 50.0 50.0 77.5 31-35 5 12.5 12.5 90.0 36-40 2 5.0 5.0 95.0 41-45 1 2.5 2.5 97.5 46-50 1 2.5 2.5 100.0 Total 40 100.0 100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Auditor Junior 14 35.0 35.0 35.0 Auditor Senior 21 52.5 52.5 87.5 Manajer 2 5.0 5.0 92.5 Partner 1 2.5 2.5 95.0 Supervisor Total
2 40
5.0 100.0
5.0 100.0
100.0
118
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TPA 40 30 45 37.80 3.560 TPK 40 19 35 26.68 3.990 TK 40 16 40 30.22 5.289 TAJ 40 12 29 20.28 3.803 Valid N (listwise) 40
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid D3 3 7.5 7.5 7.5 S1 30 75.0 75.0 82.5 S2 7 17.5 17.5 100.0 Total 40 100.0 100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 2 tahun 10 25.0 25.0 25.0 > 5 tahun 10 25.0 25.0 50.0 2 < X < 5 tahun 20 50.0 50.0 100.0 Total 40 100.0 100.0
119
Hasil Uji Kualitas Data
Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan Nomor
Butir Pertanyaan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 0,578** 0,000 Valid 2 0,525** 0,001 Valid 3 0,459** 0,003 Valid 4 0,653** 0,000 Valid 5 0,740** 0,000 Valid 6 0,435** 0,005 Valid 7 0,649** 0,000 Valid 8 0,615** 0,000 Valid 9 0,572** 0,000 Valid
10 0,552** 0,000 Valid 11 0,758** 0,000 Valid 12 0,549** 0,000 Valid 13 0,728** 0,000 Valid 14 0,699** 0,000 Valid 15 0,841** 0,000 Valid 16 0,720** 0,000 Valid 17 0,833** 0,000 Valid 18 0,761** 0,000 Valid 19 0,766** 0,000 Valid 20 0,545** 0,000 Valid 21 0,662** 0,000 Valid 22 0,787** 0,000 Valid 23 0,783** 0,000 Valid 24 0,759** 0,000 Valid 25 0,688** 0,000 Valid 26 0,446** 0,000 Valid 27 0,721** 0,000 Valid 28 0,631** 0,000 Valid 29 0,635** 0,000 Valid 30 0,714** 0,000 Valid
120
Hasil Uji ValiditasPengalaman Audit Nomor
Butir Pertanyaan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
1 (PA1) 0,578** 0,000 Valid 2 (PA2) 0,525** 0,001 Valid 3 (PA3) 0,459** 0,003 Valid 4 (PA4) 0,653** 0,000 Valid 5 (PA5) 0,740** 0,000 Valid 6 (PA6) 0,435** 0,005 Valid 7 (PA7) 0,649** 0,000 Valid 8 (PA8) 0,615** 0,000 Valid 9 (PA9) 0,572** 0,000 Valid
Hasil Uji Validitas Preferensi Klien Nomor
Butir Pertanyaan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
10 (PK1) 0,552** 0,000 Valid 11(PK2) 0,758** 0,000 Valid 12 (PK3) 0,549** 0,000 Valid 13 (PK4) 0,728** 0,000 Valid 14(PK5) 0,699** 0,000 Valid 15 (PK6) 0,841** 0,000 Valid
16 (PK7) 0,720** 0,000 Valid
Hasil Uji Validitas Kredibilitas Klien
Nomor Butir Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed) Keterangan
17 (K1) 0,833** 0,000 Valid 18 (K2) 0,761** 0,000 Valid 19 (K3) 0,766** 0,000 Valid 20 (K4) 0,545** 0,000 Valid 21 (K5) 0,662** 0,000 Valid 22 (K6) 0,787** 0,000 Valid 23 (K7) 0,783** 0,000 Valid 24 (K8) 0,759** 0,000 Valid
121
Hasil Uji ValiditasAudit Judgment Nomor
Butir Pertanyaan Pearson
Corelation Sig
(2-Tailed) Keterangan
25 (AJ1) 0,688** 0,000 Valid 26 (AJ2) 0,446** 0,000 Valid 27 (AJ3) 0,721** 0,000 Valid 28 (AJ4) 0,631** 0,000 Valid 29 (AJ5) 0,635** 0,000 Valid 30 (AJ6) 0,714** 0,000 Valid
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Pengalaman Audit 0,768 Reliabel Preferensi Klien 0,821 Reliabel Kredibilitas Klien 0,881 Reliabel Audit Judgment 0,711 Reliabel
Hasil Uji Asumsi Klasik
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered Variables Removed
Method
1 TK, TPA, TPKb
. Enter
a. Dependent Variable: TAJ b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,529a ,280 ,220 3,358 a. Predictors: (Constant), TK, TPA, TPK b. Dependent Variable: TAJ
122
ANOVAa Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 158,037 3 52,679 4,672 ,007b Residual 405,938 36 11,276
Total 563,975 39
a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), TK, TPA, TPK
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant)
11,407 5,858
1,947 ,059
TPA -,177 ,185 -,165 -,956 ,346 ,668 1,498 TPK ,301 ,195 ,316 1,542 ,132 ,475 2,103 TK ,248 ,128 ,345 1,934 ,061 ,626 1,596
a. Dependent Variable: TAJ
Coefficient Correlationsa
Model TK TPA TPK
1
Correlations TK 1,000 ,008 -,536 TPA ,008 1,000 -,491 TPK -,536 -,491 1,000
Covariances TK ,016 ,000 -,013 TPA ,000 ,034 -,018 TPK -,013 -,018 ,038
a. Dependent Variable: TAJ
123
Collinearity Diagnosticsa Model Dimension Eigenvalue Condition
Index Variance Proportions
(Constant) TPA TPK TK
1
1 3,970 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 2 ,018 15,034 ,12 ,05 ,02 ,58 3 ,009 21,068 ,17 ,00 ,71 ,38 4 ,004 33,400 ,71 ,95 ,27 ,05
a. Dependent Variable: TAJ
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 15,19 23,94 20,28 2,013 40 Std. Predicted Value -2,524 1,821 ,000 1,000 40 Standard Error of Predicted Value
,537 1,961 ,996 ,373 40
Adjusted Predicted Value 13,74 24,78 20,22 2,297 40 Residual -8,583 7,174 ,000 3,226 40 Std. Residual -2,556 2,136 ,000 ,961 40 Stud. Residual -2,597 2,186 ,007 1,015 40 Deleted Residual -8,858 7,514 ,055 3,620 40 Stud. Deleted Residual -2,840 2,315 ,003 1,047 40 Mahal. Distance ,022 12,328 2,925 3,115 40 Cook's Distance ,000 ,237 ,032 ,052 40 Centered Leverage Value ,001 ,316 ,075 ,080 40 a. Dependent Variable: TAJ
124
Charts
125
Hasil Uji Hipotesis a) Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered Variables Removed
Method
1 TPK, TPAb . Enter a. Dependent Variable: TAJ b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .453a .205 .163 3.480 a. Predictors: (Constant), TPK, TPA
ANOVAa
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 115.874 2 57.937 4.784 .014b Residual 448.101 37 12.111
Total 563.975 39
a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), TPK, TPA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.618 5.954 2.287 .028 TPA -.180 .192 -.168 -.938 .354 TPK .504 .171 .529 2.949 .005
a. Dependent Variable: TAJ
126
b) Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered Variables Removed
Method
1 Moderat, TPA, TPK, TKb
. Enter
a. Dependent Variable: TAJ b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .540a .292 .211 3.377 a. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK
ANOVAa
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 164.725 4 41.181 3.610 .014b Residual 399.250 35 11.407
Total 563.975 39
a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK
127
Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -5.963 23.437 -.254 .801 TPA .039 .337 .036 .115 .909 TPK .640 .484 .672 1.322 .195 TK .538 .400 .748 1.346 .187 Moderat .000 .000 -.809 -.766 .449
a. Dependent Variable: TAJ
128
LAMPIRAN 4 Surat
keterangan riset
129
130
131
132
133
134
135