demam typoid
DESCRIPTION
typoidTRANSCRIPT
Demam Typoid
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN A DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : THYPOID ABDOMINALIS
DI KLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM SEKAYU
MUSI BANYUASIN TAHUN 2008
OLEHANDI RISKI SYAPUTRAAKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN AKADEMIK 2007/2008Demam TypoidKonsep Dasar
-Pengertian Demam Thypoid
Adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan kesadaran (Asuhan Keperawatan Anak. Edisi I. Suriadi, SKp; Rita Yuliani, SKp).
Demam Thypoid Abdominalis merupakan penyakit infeksi akut usus halus sinonim dari demam tifoid dan paratiroid adalah thypoid serta paratiroid fever, entricfever, tifus dan paratifus abdominalis. Demam paratiroid menunjukkan manifestasi yang sama dengan tifoid namun biasanya lebih ringan. (Kapita Selekta Kedokteran Edisi III, Jilid I Mansjoer Arif, dkk).
-Etiologi
Salmonela Typhii dan Paratyphi A, B dan C (Standar Proteksi Ilmu Kesehatan Anak).
Salmonela Typhi, basil gram negative, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora mempunyai sekurangnya empat macam antigen, yaitu antigen O (somatic), H (flagella), vi dan protein membran hialin (Kapita Selecta Kedokteran. Jilid 2, Editor : Arif MaNsjoer, dkk).-Patofisiologi
(Asuhan Keperawatan Anak Edisi I, Suriadi, SKp).-Tanda dan Gejala
Nyeri kepala, lemah, lesu
Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 2 minggu. Minggu pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi, biasanya suhu tubuh meningkat pada malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh terus meningkat, pada minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan kembali normal.
Gangguan pada saluran cerna, hialitosis, bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), meteorismus, mual, tidak nafsu makan, hepatomegali, splenomegali yang disertai nyeri perabaan.
Gangguan kesadaran ; penurunan kesadaran (apatis, samnolen).
Bintik-bintik kemerahan pada kulit (roseola) akibat emboli basil dalam kapiler kulit.
Epistaksis.(Standar Profesi Ilmu Kesehatan Anak)
-Komplikasi
Perdarahan saluran pencernaan, perforasi, peritonitis, bronchopneumonia, kolesistitis, hepatitis tifoid, sepsis syok, meningitis tifoid, miokarditis tifoid. (Suriadi, SKp dan Rita Yuliani, SKp)
-Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan darah tepi, leucopenia, limfosit, aneosinofilia, anemia, trombositopenia.
Pemeriksaan sum-sum tulang : menunjukkan gambaran hiperaktif sum-sum tulang.
Biakan empedu : terdapat basil salmonella typhosa pada urin dan tinja jika pada pemeriksaan selama dua kali berturut-turut tidak didapatkan basil salmonella typhosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-betul sembuh.
Pemeriksaan widal : didapatkan titer terhadap antigen O adalah 1/200 atau lebih, sedangkan tier terhadap antigen H walaupun tinggi akan tetapi bermakna untuk menegakkan diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah dilakukan imunisasi atau penderita telah lama sembuh (Suriadi, SKp, Asuhan Keperawatan Anak, Edisi I).-Penatalaksanaan Medis
Isolasi, disinfeksi pakaian dan ekskreta.
Istirahat selama dengan demam hingga 2 minggu.
Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi mengingat sakit yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.
Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu 2 gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung, jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.
Obat pilihan ialah kloramfenikol, kecuali jika pasien tidak serasi dapat diberikan obat lainnya seperti kotrimoksazol, pemberian kloramfenikol dengan dosis tinggi, yaitu 100 mg/kgBB/hari (maksimum 2 gram perhari), diberikan 4 kali sehari peroral atau intravena. Pemberian kloramfenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu perawatan dan mencegah relaps.
Bila terjadi komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena dan sebagai (Suriadi, SKp, Asuhan Keperawatan. Edisi I).Konsep Keperawatan
-Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis penurunan kesadaran.-Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak nafsu makan, mual dan kembung.
2. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan, dan peningkatan suhu tubuh.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.-Rencana Keperawatan
1. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2. Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.
3. Anak akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.-Pelaksanaan
1. Meningkatkan kebutuhan nutrisi dan cairan.
Menilai status nutrisi anak
Izinkan anak untuk memakan-makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi anak.
Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan tehnik porsi kecil tapi sering.
Menimbang berat badan setiap pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama.
Mempertahankan kebersihan mulut anak.
Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.
Kolaborasi untuk pemberian makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi anak.
2. Mencegah kurangnya volume cairan
Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit tiap 4 jam.
Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan volume cairan, turgor tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun, membran mukosa kering, bibir pecah-pecah.
Mengobservasi dan mencatat intake dan output serta mempertahankan intake dan output yang adekuat.
Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam.
Mengurangi kehilangan volume cairan yang tidak terlihat (insensible water loss/iwl) dengan pemberian kompres dingin atau dengan tepid sponse.
Memberikan antibiotic sesuai program.
3. Mempertahankan suhu dalam batas normal
1. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermi.
2. Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
3. Beri minum yang cukup.
4. Berikan kompres air biasa
5. Lakukan tepid sponse (seka)
6. Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat
7. Pemberian obat antipireksia
8. Pemberian cairan parenteral (iv) yang adekuat-Evaluasi
1. Anak menunjukkan berat badan dalam batas normal
2. Anak menunjukkan tidak adanya gejala dehidrasi
3. Anak menunjukkan bahwa suhu tubuh dalam batas normal.
Asuhan Keperawatan Kepada Klien TnA Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Thypus Abdominalis di Instalasi Rawat Inap Melati I.B Rumah Sakit Umum Sekayu Musi Banyuasin Tahun 2007A.Identitas Data
a.Inisial Nama
:Tn.Ab. TTL
: Sekayu
c. Usia
: 21 th
d. Nama Ayah
: I
e. Nama Ibu
: N
f. Alamat
: Sekayu
g. Agama
: Islam
h. Suku Bangsa
: Indonesia
i. Pendidikan
: SMA
j. Status Pernikahan
: Belum Nikah k. Tanggal MRS
: 23-06-2008l. Tanggal Pengkajian
: 24-06-2008B.Penanggung Jawab
a.Nama
: Ny Nb.Hubungan dengan Klien : Ibu
c.Pekerjaan
: PNS
d.Alamat
: Lingkungan VII Sekayu
e.Agama
: Islam
-Riwayat Keperawatan
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan lebih kurang 7 hari yang lalu demam, menggigil, mual, muntah, (lebih kurang 2x/hari), nyeri ulu hati, keadaan umum lemah, lesu
b.Keluhan Utama
Keluhan klien badan terasa panas (+), tidak nafsu makan (+), lidah terasa pahit dan klien mengeluh gelisah
c.Riwayat kesehatan Lalu
Klien belum pernah mengalami Penyakit seperti sekarang ini d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal Serumah
: Meninggal
B.Pengkajian Fisik
1.Keadaan umum
-Kesadaran : Composmentis
-Penampilan: Baik
-Tinggi Badan : 158 cm
-Berat Badan - Sebelum Sakit 55 Kg
- Setelah Sakit 53 kg
Keadaan Khusus
-Td
: 110 / 60 mmHg
-Pols
: 80 x/m-Pernafasan : 20 x/m
-Temperatur : 39,5 0C2.Data Sistemik
-Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran
Struktur
: Simetris
Fungsi
: Norma ( Klien dapat mendengar tanpa alat bantu)
Masalah
: Tidak ada masalah
-Sistem Penglihantan
Struktur
: Simetris
Fungsi
: Normal (Mampu melihat dengan jarak 6 / 6
Masalah
: Mata cekung
Sclera
: Ikterik
Konjungtiva : Merah mudah
a.Sistem Pengecapan
Sturktur : Simetris
Fungsi : Semua makanan terasa pahit
Masalah : Bibir kering, pecah
Sistem penciuman
Struktur : Simetris
Fungsi : Baik (Dapat membedah kan bau)
Masalah : Tidak ada
b.Sistem pennafasan
Frekuensi: 20 x /m
Sturuktur thorak : Simetris
Sumbatan jalan nafas : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada keluhan
c Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah: 110 / 60 mmHg
Pengisian kapiler : < 3 Detik
Edema : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada masalah
d.Sistem syaraf pusat
Kesadaran: Compos mentis
Bicara : Normal
-Orientasi waktu : Klien dapat membedah kan waktu -Orientasi tempat : Klien dapat membedah kan tempat -Orientasi orang : Klie dapat membedah kan orang
Pola istirahat dan tidur
-Tidur siang : Tidak pernah
-Tidur malam : Berkurang sebelum masuk kerumah sakit 5-6 jam
Setelah masuk kerumah sakit 2-3 jam
Lain-lain: Klien tanpa gelisah
e.Sistem gastrointestinal
Nafsu makan: Menurun klien mampu menghabiskan 1 / 4 porsi
Dari 1 porsi yang di sajikan
Mulut dan tenggororkan : Mulut kering dan lidah terasa pahit
Kemampuan menelan
: Klien dapat menelan dengan baik
Kemampuan mengunyah: Klien dapat mengunyah makanan dengan baik
Lain-lain
: Minum, 3-4 gelas / hari ( 1000 cc) klien muntah
2x sehari (200 cc) serta mengeluh mual f.Sistem muskuloskletal -Kekuatan otot : Menurun
Tangan kanan : 3
Tangan kiri : 5
Kaki Kanan : 4
Kaki Kiri : 4
-Aktivitas : Di bantu sebagian
-Lain-lain : Badan terasa lemah
g.Sistem integumnet -Warna kulit: Sawo matang
-Turgor
: Kurang elastis
-Momor / kemerahan : Tidak ada
-Lain-lain
: Kulit terasa panas (39,5 0C)
h.Sistem refroduksi
-Keadaan penis / scrotum : Simetris
-Kemampuan seksual : Baik, Tidak mengalami kelemahan
-Keluhan lain
: Tidak ada
i.Pola Sistem eliminasi
-Pola BAK
Frekuensi : 3 x / hari
Warna : Kuning jernih
Lain-lain : Tidak ada keluhan
-Pola BAB
Frekuensi: Selama di rawat di rumah sakit belum pernah BAB
Warna :
Lain-lain :
Hasil pemeriksaan penunjang -Laboraturium
-HB : 11,3 gr / dl
-LED: 18 mm / jam
-Leukosit : 6700 mm 2-Jenis leukosit
-Basofil : 0 %
-Eosinofil : 1 %
-Neutrofil batang : 1 %
-Neutrofil segment : 74 %
-Limfosit : 18
-Monosit : 6
Therapi yang di berikan
-Infus RL gtt : XXV x/m-Ceftriason : 2 x 1 Ampul
-Wiacid : 3 x 1 Ampul
-Piracetam : 3 x 1 Tablet
-Scopamin : 3 x 1 Tablet
-Ultilox : 3 x1 Syrup -Ulsikur : 2 x 1 Ampul
Data Psikososial
-Persepsi klien terhadap penyakit
Kliene menerima keadaan nya
-Suasana hati / raut wajah / sikap
Meringgis menahan sakit kepala
-Mekanisme koping
Ada dari keluarga (ibu)
Data Spiritual
Sebelum masuk kerumah sakit kklien rajin mengerjakan shalat 5 waktu tapi setelah di rumah sakit klien tidak pernah mengerjakan shalat
Data Sosial
Sosialisasi klien dengan lingkungan sangat baik terbukti dengan banyak nya keluarga dan teman yang membesuk Resume keperawatan
Klien datang kerumah sakit pada tanggal 23-06-2008 dengan keluhan mulai dari 3
hari yang lalu kepala pusing, badan menggigil dan sering muntah. Badan teras panas
sering timbul pada sore dan malam hari.Analisa DataDataPenyebabMasalah
Do
Temp 39,5 0 c
Klien tampak menggigil
Td : 100 / 60 mmHg
Pols : 80 x/m
RR : 20 x/m
Ds
Klien mengatakan badan nya demam
Klien mengatkan kepala nya pusing
Salmonella thypi
Usus halus
Infeksi
Salmonella thypi masuk ke darah
Hipotalamus
HipertermiHipertermi
Ds Klien mengetakan mulut nya terasa pahit
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Nyeri uluh hati
Klien mengeluh mual
Do
Muntah 2 x / hari
Bibir kering
Bibir pecah-pecah
Klien menghabiskan porsi dari 1 porsi yang di sajikan
BB Menurun dai 55 kg menjadi 53 kg
Turgor kurang elastis Salmonella thypiLambung
Peningkatan asam lambung
Anoreksia, mual, muntah
Perbahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ds Klien mengatakan gelisah
Klein mengatakan lemah
Do
Tidur malam dari 5-6 jam menjadi 2-3 jam
Klien tampak lemah
Mata cekung
ADL di batu sebagian
Kekuatan otot
Tangan kanan : 3
Tangan kiri : 5
Kaki kanan : 4
Kaki Kiri : 4Respon sistemik infeksi
Imuinitas menurun
Kelemahan
Keterbatasan aktifitas
Intoleransi aktifitas Intoleransi aktifitas
Do Bibir Pecah
Temperatur 39,5 0 c
Muntah 2 x (200 cc)
Tekanan darah 100/60 mmHg
Pols 80 x/m
Minum 3-4 gelas ( 1000cc)
Turgor kulit kurang elastis
Ds
Klien mengatakan lesu dan lemahSalmonella thyposa
Endotoksin Lambung
Ssp (hipotalamus) Mual
Muntah Respon sistemik
HipertermiDefisit volume cairan
Prioritas Masalah1. Hipertermi
2. Defisit volume cairan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Intoleransi aktifitas
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan denga efek langsung dari sirkulasi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake kurang
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Rencana KeperawatanTglDiagnosa KeperawatanPerencanaanImplementasiEvaluasi
TujuanIntervensiRasionalisasi
23 juni 2008Hipertermi berhubungan dengan Efek langsung dari sirkulasi Tupan
Hipertermi dapat diatasi
Tupen
Dalam jangka waktu 24 jam suhu tubuh kembali normal 36 - 37 0C
Kaji tanda-tanda vital seperti Td, Pols, RR dan Temperatur
Berikan kompres air hangat
Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
Anjurkan klien untuk banyak minum 2500 ml / hari
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik
Membantu proses intervensi selanjut nya untuk perawatan yang lebih intensif
Kompres panas pada derah prontal untuk merangsang pusat panas di hipolalamus
Mendukung dalam menurunkan panas
Mengganti cairan yang kelur melalui keringat
Menurunkan suhu tubuh
Mengkaji tanda-tanda vital Td : 110/60 mmHg, RR : 20 x/m Pols : 80 x/m Temp 39,5 0c
Memberikan kompres air hangat setiap 5 menit sekali selama 2 jam
Menganjurkan untuk Memakai pakaian yang menyerap keringat seperti baju kaos
Menganjurkan klien untuk banyak minum 2500 ml / hari
Memberikan obat
Infus RL gtt xxv x/m
Wiacid 3 x1 Ampul
Piralen 3 x1 Tablet S :Klien mengatakan tubuh nya masih demam , Klien mengatakan pusing nay sudah berkurang
O :Temperatur klien turun 39,5 0c menjadi 37,5 0c RR : 20 x/m, kulit klien masih teraba panas
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
23 juni 2008Defisit volume cairan berhubungan dengan intake kurang Tupan Kekurangan volume cairan dapat diatasi
Tupen
Dalam 1 x 24 jam diharapkan tanda-tanda dehidrasi dapat diatasi
Anjurkan Klien banyak minum
Monitor vital
Ukur Itake dan Output tipa jam
Timbang berat badan setiap hari
Awasi timbulnya tanda-tanda dehidrasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan perentral Mengembalikan cairan yang hilang
Mengetahui perkembangan pada klien
Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
Mengawasi kebutuhan nutrisi
Mencegah terjadi nya syok hipovolemic
Mengganti cairan yang hilang Menganjurkan klien untuk banyak minum 2500 ml / hari
Monitor tanda-tanda vital Td : 110/60 mmHg, RR : 20 x/m Pols : 80 x/m Temp 39,5 0c
Mengukur intake dan out put cairan intake : 1750 cc dan out put 750 cc
Menimbang berat badan setiap hari berat badan 53 kg
Mengawasi tanda-tanda dehidrasi
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan
Infuse Rl gtt XXV x/mS :Klien mengatakan tubuh nya lesu dan lemah
O :Bibir pecah-pecah dan kering, Klien muntah lebih 2 x / hari 200cc, Turgor kulit kurang elastis, Temperatur turun 37,5 0c
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
24 juni 2008Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Tupan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Tupen
Dalam jangka waktu 1 x 24 jam di harapkan klien dapat menghabiskan porsi yang di berikan dan bibir nya lembab
Kaji tanda-tanda vital
Lakukan perawatan mulut sesudah seltelah makan
Anjurkan klien untuk makan dalam posisi yang benar
Timbang berat badan setiap hari
Anjurkan klien untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering
Kolaborasi dengan tiem gizi dalam pemberian diet Untuk mengatahui perkembangan yang terjadi pada klien
Menurun kan rasa tidak enak dan pahit
Untuk mencegah terjadi nya aspirasi
Mengevaluasi keefektifan pemberian nutrisi
Pembantu dalam proses penyembuhan Mengkaji tanda-tanda vital Td : 110/70 mmHg, RR : 20 x/m Pols : 82 x/m Temp 37,5 0c
Melakukan perawatan mulut seperti : menganjurkan klien untuk minum sebelum dan sesudah makan
Menganjurkan untuk makan dengan posisi fowler/ duduk tegap
Menimbang BB Setiap hari BB sebelum nya 55 kg menjadi 53 kg
Menganjurkan klien untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering
Diet kolaborasi S :Klien mengatakan mulut dan lidah nya masih pahit, klien mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan mual
O :Klien muntah-muntah lebih dari 2x/Hari (200cc), Penurunan berat badan dari 55 menjadi 53 kg, Bibir kering dan pecah-pecah, Porsi yang di berikan masih belum dihabiskan (1/4 porsi)
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
24 juni 2008Intoleransi aktifitas Berhubungan dengan kelemahan Tupan
Kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi
Tupen
Dalam jangka waktu 24 jam klien tampak rileks dan nyeri ulu hati klien berkurang
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
Batasi jam besuk
Kaji kemampuan klein untuk melakukan aktifitas
Anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung kafein
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat atau thrapi Membantu meningkat kankebutuhan tidur klien
Menetukan pilihan intervensi sendiri
Kafein dapat menghilangkan rasa kantuk dan menyebab kan nyeri ulu hati
Mengurangi rasa nyeri
Mempercepat proses penyembuhan Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
Membantasi jam besuk
Menganjurkan klien untuk tidak mengkonsukmsi makanan yang mengandung kafein sperti kopi
Dan melakukan distraksi pada klien sperti dengar musik
Memberikan obat
Scopamine 3 x1 tab
Ultilox 3 x1 Sirup
Ulsikur 3 x1 Ampl
S :Klien mengatakan tidak bisa tidur, Keluarga klien mengatakan klien gelisah, keluarga klien mengatakan klien hanya mampu tidur dalam jangka waktu 2 - 3 jam saja
O :Klien tampak lemah dan pucat
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Daftar Pustaka1. Sutriadi, Skp, Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi I, Jakarta EGC Rita Yuliani, Skp, Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi I, Jakarta EGC
2. Arif Mansjoer, Suprahaita, Wahyu Ika wardhani dan Wiwiek Satiowulan, Kapita Selecta Kedokteran edisi 3 Jilid 2
3. Satiawan, Skp Perawatan Anak Sakit, Jakarta EGCSalmonella Typhosa
Saluran Pencernaan
Diserap Oleh Usus Halus
Bakteri Memasuki Aliran Darah Sistemik
Hepatomegali
Tukak
Perdarahan dan Perforasi
Endotoksin
Nyeri Perabaan
Zat pitogen
Limfa
Hati
Kelenjar Limfoid Usus Halus
Splenomegali
Peningkatan Suhu Tubuh
Demam
+
+
Demam Typoid
DI KLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM SEKAYUMUSI BANYUASIN TAHUN 2008
O
L
E
H
ANDI RISKI SYAPUTRA
0709.0252
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
TAHUN AKADEMIK 2007/2008
2008
6/24/2008
_1175774638.unknown