demokrasi di probolinggo

3
Demokrasi di Kabupaten Probolinggo Pengertian Kata demokrasi berasal dari kata demos dan cratein. Demos berarti rakyat, sedangkan cratein berarti kekuasaan atau pemerintahan. Istilah demokrasi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Jadi, pengertian demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances. Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga- lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang

Upload: putri-adnyani

Post on 15-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

pancasila

TRANSCRIPT

Demokrasi di Kabupaten ProbolinggoPengertian

Kata demokrasi berasal dari kata demos dan cratein. Demos berarti rakyat, sedangkan cratein berarti kekuasaan atau pemerintahan. Istilah demokrasi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Jadi, pengertian demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).

Contoh Kegiatan Demokrasi Di Probolinggo

Pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Hj. Rukmini-Suhadak memimpin perolehan suara Pemilihan Kepala Daerah Kota Probolinggo setelah dilakukan rekapitulasi dan penghitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

"Hasil dari penghitungan dan rekapitulasi, pasangan Rukmini-Suhadak meraih posisi teratas dengan 48.326 suara atau 36,19 persen. Di urutan kedua, pasangan Zulkifli Khaliq-Maksum Subani dengan raihan 41.813 suara atau 31,31 persen. Kemudian, posisi ketiga yakni pasangan Dewi Ratih-Ashad Anshari mendapat 23.260 suara atau 17,42 persen. Posisi paling akhir yakni pasangan Habib Hadi Zaenal Abidin-H Kusnan dengan raihan 20.134 suara atau 15,08 persen.Tahapan berikutnya, pihaknya memberikan kesempatan kepada tim pemenangan pasangan untuk mengajukan gugatan jika tidak puas dengan hasil Pilkada Kota Probolinggo yang digelar 29 Agustus tersebut.

Setelah rekapitulasi usai, tiga saksi dari pasangan calon menolak untuk tanda tangan. Mereka sepakat akan mengajukan gugatan ke MK lantaran menilau Pilkada Kota Probolinggo dinilai sarat kecurangan.