demokratisasi dalam dunia modern - · pdf filesoekarno memproklamirkan demokrasi terpimpin dan...

Download Demokratisasi dalam dunia modern - · PDF fileSoekarno memproklamirkan Demokrasi Terpimpin dan kemudian menjadikan dirinya sebagai “Presiden Seumur Hidup”, maka menurut kriteria

If you can't read please download the document

Upload: hanhu

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • DEMOKRASI BAGI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG

    Rendy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho D. *)

    I. Pengantar Pada tahun 1978 ada sebuah lembaga global yang melakukan pemantauan seberapa jauh demokratisasi telah berlangsung di dunia dengan melakukan asesmen pada 192 negara dan 18 kawasan yang dilanda konflik. Laporan mereka menjadi acuan dari para ilmuwan politik dunia untuk melihat gelombang surut dan pasang demokratisasi, di antaranya adalah Samuel Huntington dan John Markoff. Pada tahun 1991 Freedom House menerbitkan hasil surveinya dengan temuan bahwa 45% negara di dunia adalah negara demokratis --yang berarti peningkatan dari sebelumnya 24,6%.

    Demokratisasi dalam dunia modern

    45.3

    19.7

    32.4

    24.6

    45

    05

    101520253035404550

    Th. 1922 Th. 1942 Th. 1962 Th. 1973 Th. 1990

    Per

    sent

    ase

    Freedom House mengembangkan pengukuran demokrasi dengan mempergunakan dua dimensi dari demokrasi, yaitu dimensi hak-hak politik yang terdiri dari kompetisi dan partisipasi, dan dimensi kebebasan sipil, di mana untuk masing-masing dimensi digunakan skala 1-7, dengan dimensi tertinggi 1-1 dan dimensi terendah 7-7, dengan rating:

    1 2,5 masuk kategori negara bebas (65 negara) 3 5,5 masuk kategori negara setengah bebas (50 negara) 5,5 7 masuk kategori negara tidak bebas (50 negara)

    Survey ini banyak dikritik karena mempergunakan perkiraan kasar, sehingga tidak mampu mengungkapkan ciri-ciri sistem politik suatu negara, dan mengabaikan dimensi-dimensi penting yang lain dari demokrasi, misalnya hak-hak dan kebebasan politik. Selain itu dengan survey ini negara-negara yang diragukan memberikan kekebasan politik yang sesungguhnya (liberal) seperti AS, Swis, Belanda, Denmark, juga masuk kategori paling demokratis, juga negara-negara seperti Jepang, Kosta Rika (dengan rata-rata skor 1), Ekuador, Jamaika (skor rata-rata 2), Papua Nugini, Thailand (dengan skor rata-rata 2.5).

    *) Rendy R. Wrihatnolo adalah staf perencana di Direktorat Industri, Perdagangan, dan Pariwisata - Bappenas, dan Riant Nugroho D adalah Direktur Eksekutif Riset Bisnis Indonesia (RBI).

    1

  • Inisiasi temuan dari Freedom House, membawa Samuel Huntington (The Third Wave: Democratization in the Late 21th Century, 1991) menulis --memperkuat dengan analisa historisnya-- tentang Gelombang Demokratisasi Ketiga, yaitu tatkala terjadi sekelompok transisi dari rezim-rezim yang non-demokratis ke rezim-rezim demokratis yang terjadi pada kurun waktu tertentu dan jumlahnya secara signifikan lebih banyak daripada tranisisi yang menuju arah sebaliknya (h.13). Huntington membagi gelombang demokratisasi menjadi tiga, yaitu:

    Gelombang panjang demokratisasi pertama (1828-1926) yang berakar pada Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika.

    (Gelombang balik pertama (1922-1942) yang berakar dari tumbuhnya negara-negara fasis di Italia dan Jerman, yang kemudian menyebarkan kudeta militer di Portugal (1926), Brasil dan Argentina (1930), otoritarianisme di Uruguay (1933), kudeta dan perang saudara yang mematikan negara republik di Spanyol (1936))

    Gelombang demokratisasi kedua (1943-1962) yang berakar pada pendudukan oleh tentara Sekutu pada masa Perang Dunia II dan sesudahnya (termasuk yang sebelumnya otoriter)

    (Gelombang balik kedua (1958-1975) yang ditandai dengan naiknya rezim otoritarian di Amerika Latin (Peru, Uruguay, Cile, Bolivia, Ekuador, Brasil, dan Argentina), Asia (Pakistan -Zia, Korea -Rhee, Indonesia -Soekarno, Filipina -Marcos, India Gandhi, Taiwan -KMT), Eropa (Yunani, Turki), dan Arika (hampir seluruh Afrika, khususnya Nigeria tahun 1966 dikudeta oleh militer, kecuali Botswana)

    Gelombang demokratisasi ketiga (1974 - kini) yang dimulai dengan meninggalnya Jendral Fanco di Spanyol yang mengakhiri rejim otoriter/militer di Eropa Tengah pada tahun 1975, ketika Raja Juan Carlos dengan bantuan PM Adolfo Suarez memperoleh persetujuan parlemen dan rakyat untuk menyusun konstitusi baru yang demokratis, dan di Portugal selelompok perwira militer muda melakukan kudeta kepada Marcello Caetano, sang dikatur jatuh. Selama setahun Portugal mengalami transisi yang penuh drama, namun akhirnya kelompok pro demokrasi menjadi pemenang. Di Turki, militer mengundurkan diri dari politik (1983), di Filipina Marcos jatuh oleh people power (1986), di Korea oposisi memenangkan pemilu (1987), Hongaria berubah menjadi multipartai (1988), di Polandia Partai Solidaritas pimpinan Walesa berhasil merubah Polandia menjadi negara non-komunis, sementara itu Uni Sovit lahir parlemen nasional yang non-komunis (1990), intervensi AS mengakhiri rejim marxis-leninis di Grenada (1983) dan diktator Noriega di Panama (1989).

    Buku dari Huntington sejajar dengan premis John Markoff (Waves of Democracy, Social Movements, and Political Change, 1996) yang mengemukakan adanya gelombang anti-demokrasi yang terjadi pada tahun 1950-1970an, namun kemudian dibalikkan dengan adanya gelombang demokratisasi yang terjadi pada tahun 1970an hingga 1990an. Mempergunakan data yang sama, yaitu dari Freedom House., Markoff mempergunakan bangkit dan matinya imperium Blok Timur sebagai pemisah periode. Pasca PD II Uni Soviet memimpin terbentuknya negara-negara blok timur, dan kekuasaan itu pudar setelah tembok Berlin runtuh yang diikuti jatuhnya Soviet dan seluruh jaringannya kecuali tiga yang tersisa: Korea Utara, Kuba, dan China. Perubahan-perubahan besar yang terjadi dengan menguatnya globalisasi dan kapitalisme membawa pergeseran penting bagi gelombang demokratisasi di seluruh dunia. Tulisan Juan Linz (Transition to Democracy, 1990) yang menegaskan bahwa demokrasi adalah the only game in town menjadikan demokrasi sebagai sebuah agenda baru bagi setiap negara berkembang, hari ini dan di masa depan. Pertanyaan-

    2

  • pertanyaan tentang demokrasi merentang dari pertanyaan yang sifatnya politis, praksis pembangunan, hinga filosofis. II. Menuju Demokrasi Ketika demokrasi difahami sebagai sebuah keharusan, maka menjadi penting untuk memahami cara menuju demokrasi. Menurut Mochtar Masud (1994), paling tidak ada tiga cara memahami transisi menuju demokrasi, sebagai berikut

    Mengubah hubungan kekuasaan ant ara kelas, negara, dan akt or t ransnasional sehingga mendukung demokrat isasi

    Perubahan struktural kekuasan yang mendukung proses demokratisasi

    St rukt ural (misalnya Barringt on Moore Jr.)

    Mendorong berlangsungnya proses polit ik yang memungkinkan para pemimpin berkepent ingan unt uk berinisiat if melakukan t ransformasi dan menet apkan pilihan kebijakan secara konsist en mendukung demokrat isasi

    Perlu diusahakan syarat-syarat peningkatan kesejaht eraan sosial sehingga muncul kelas menengah yang cukup independen unt uk mendukung demokrat isasi polit ik

    Implikasi Prakt is

    Proses politik dan perilaku elit/ pemimpin politik (inisiat if yang mereka ajukan dan pilihan-pilihan yang mereka t et apkan)

    Kondisi sosial dan ekonomi yang mendukung demokrasi liberal. Terut ama pert umbuhan ekonomi dan kemajuan kesejaht eraan sosial

    Fokus Perhat ian

    Transisional (misalnya Dunkwart Rust ow)

    Modernisasionis (misalnya Seymour Mart in Lipset )

    Pendekat an

    Mengubah hubungan kekuasaan ant ara kelas, negara, dan akt or t ransnasional sehingga mendukung demokrat isasi

    Perubahan struktural kekuasan yang mendukung proses demokratisasi

    St rukt ural (misalnya Barringt on Moore Jr.)

    Mendorong berlangsungnya proses polit ik yang memungkinkan para pemimpin berkepent ingan unt uk berinisiat if melakukan t ransformasi dan menet apkan pilihan kebijakan secara konsist en mendukung demokrat isasi

    Perlu diusahakan syarat-syarat peningkatan kesejaht eraan sosial sehingga muncul kelas menengah yang cukup independen unt uk mendukung demokrat isasi polit ik

    Implikasi Prakt is

    Proses politik dan perilaku elit/ pemimpin politik (inisiat if yang mereka ajukan dan pilihan-pilihan yang mereka t et apkan)

    Kondisi sosial dan ekonomi yang mendukung demokrasi liberal. Terut ama pert umbuhan ekonomi dan kemajuan kesejaht eraan sosial

    Fokus Perhat ian

    Transisional (misalnya Dunkwart Rust ow)

    Modernisasionis (misalnya Seymour Mart in Lipset )

    Pendekat an

    3

  • Jadi, paling tidak ada tiga kelompok pemaham transformasi menuju demokrasi, yaitu mereka yang menilai bahwa demokrasi dikembangkan melalui modernisasi, ada yang percaya bahwa demokrasi dapat dikembangkan melalui transisi yang (lebih kurang) linier seperti yang dikemukakan Dunkward Rustow yang memperkenalkan jalan linier dari non-demokrasi menuju demokrasi dengan tahapan sebagai berikut:

    Kondisi Latar Belakang: Persat uan Nasional

    Tahapan Persiapan: Pecahnya

    rezim non-demokrat is

    Tahapan keput usan:

    mulai membangun t ata t ert ib demokrasi

    Tahapan konsolidasi:

    pengembangan demokrasi lebih lanjut ; demokrasi mendarah

    daging dalam budaya polit ik

    Kondisi Latar Belakang: Persat uan Nasional

    Tahapan Persiapan: Pecahnya

    rezim non-demokrat is

    Tahapan keput usan:

    mulai membangun t ata t ert ib demokrasi

    Tahapan konsolidasi:

    pengembangan demokrasi lebih lanjut ; demokrasi mendarah

    daging dalam budaya polit ik

    Kondisi Latar Belakang: Persat uan Nasional

    Tahapan Persiapan: Pecahnya

    rezim non-demokrat is

    Tahapan keput usan:

    mulai membangun t ata t ert ib demokrasi

    Tahapan konsolidasi:

    pengembangan demokrasi lebih lanjut ; demokrasi mendarah

    daging dalam budaya polit ik

    Ada juga yang sepakat bahwa demokrasi dibentuk dengan adanya perubahan struktur dan kelembagaaan politik. Manakah yang paling benar atau bahkan paling baik? Sebelum menjawabnya, ada baiknya kita lanjut