density logging

48
Neutron Porosity dan Density Logging Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk mengukur indeks hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Indeks hydrogen didefinsikan sebagai rasio dari konsentrasi atom hydrogen setiap cm kubik batuan terhadap kandungan air murni pada suhu 75oF. Jadi, Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas sesungguhnya dari batuan, melainkan yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat pada pori-pori batuan. Secara sederhana, semakin berpori batuan semakin banyak kandungan hydrogen dan semakin tinggi indeks hydrogen. Sehingga, shale yang banyak mengandung hydrogen dapat ditafsirkan memiliki porositas yang tinggi pula. Untuk mengantisipasi uncertainty tersebut, maka pada praktiknya, interpretasi porositas dapat dilakukan dengan mengelaborasikan log density logging. Density logging sendiri dilakukan untuk mengukur densitas batuan disepanjang lubang bor,. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matrix batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Prinsip kerja alatnya adalah dengan emisi sumber radioaktif. Semakin padat batuan semakin sulit sinar radioaktif tersebut ter-emisi dan semakin sedikit emisi radioaktif yang terhitung oleh penerima (counter). Gambar dibawah ini menunjukkan teknik interpretasi porositas dan litologi dari data density log (RHOB) dan neutron porosity

Upload: tika-tawang

Post on 06-Aug-2015

1.419 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Density Logging

Neutron Porosity dan Density Logging

Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk

mengukur indeks hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Indeks

hydrogen didefinsikan sebagai rasio dari konsentrasi atom hydrogen setiap

cm kubik batuan terhadap kandungan air murni pada suhu 75oF. Jadi,

Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas sesungguhnya dari batuan,

melainkan yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat pada pori-

pori batuan. Secara sederhana, semakin berpori batuan semakin banyak

kandungan hydrogen dan semakin tinggi indeks hydrogen. Sehingga, shale

yang banyak mengandung hydrogen dapat ditafsirkan memiliki porositas

yang tinggi pula.

Untuk mengantisipasi uncertainty tersebut, maka pada praktiknya,

interpretasi porositas dapat dilakukan dengan mengelaborasikan log density

logging.

Density logging sendiri dilakukan untuk mengukur densitas batuan

disepanjang lubang bor,. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan

dari matrix batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Prinsip kerja alatnya

adalah dengan emisi sumber radioaktif. Semakin padat batuan semakin sulit

sinar radioaktif tersebut ter-emisi dan semakin sedikit emisi radioaktif yang

terhitung oleh penerima (counter).

Gambar dibawah ini menunjukkan teknik interpretasi porositas dan

litologi dari data density log (RHOB) dan neutron porosity (NPHI) . Pada

contoh dibawah, jika kita memiliki data dengan NPHI=15% dan RHOB=2.4

g/cc maka porositas yang sesungguhnya adalah 18% dan batuannya berupa

SS (Sandstone).

Page 2: Density Logging
Page 3: Density Logging

Courtesy Schlumberger

Penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat

bermanfaat untuk mendeteksi zona gas dalam reservoir. Zona gas

ditunjukkan dengan ‘cross-over’ antara neutron dan density. Untuk lebih

jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:

Page 4: Density Logging

Courtesy Geomore

Pada gambar di atas terlihat pada zona reservoir (low gamma ray),

terdapat ‘cross-over’ antara density dan neutron., dalam hal ini neutron

porosity lebih rendah dari density porosity.

Reference: John T. Dewan, "Open-Hole Nuclear Logging - State of the Art" -

SPWLA Twenty-Seventh Annual Logging Symposium, June 9-13 1986.

Density log

Awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industri explorasi

minyak sebagai alat bantu interpretasi porositas. Kemudian dalam

explorasi batubara malah dikembangkan menjadi unsur utama dalam

identifikasi ketebalan bahkan qualitas seam batubara. Dimana rapat

masa batubara sangat khas yang hampir hanya setengah kali rapat

masa batuan lain pada umumnya. Lebih extrem lagi dalam aplikasinya

pada idustri batubara karena sifat fisik ini (rapat masa) hampir linier

dengan kandungan abu sehingga pemakaian log ini akan memberikan

gambaran khas bagi tiap daerah dengan karakteristik lingkungan

pengendapannya

Dalam operasinya logging rapat masa dilakukan dengan

mengukur sinar g yang ditembakan dari sumber melewati dan

dipantulkan formasi batuan kemudian direkam kembali oleh dua

detector yang ditempatkan dalam satu `probe' dengan jarak satu

sama lain diatur sedemikan rupa. Kedua detector 'short' dan `long

space' diamankan dari pengaruh sinar g yang datang langsung dari

Page 5: Density Logging

sumber radiasi. Sehingga yang terekam oleh kedua detector hanya

sinar yang telah melewati formasi saja. Dalam hal ini efek pemendaran

sinar radiasi seperti ditentukan dalam efek pemendaran Compton.

Dimana menurutnya, jumlah sinar yang terpendarkan sebanding

dengan jumlah electron per satuan volume. Jumlah electron dalam

suatu unsur adalah equivalent dengan jumlah proton (nomor atom Z).

Untuk kemudian seperti kita ketahui bahwa nomor atom adalah

proporsional dengan nomor masa (A) yang untuk selanjutnya

proporsional dengan rapat masa. Seperti diketahui pula bahwa secara

umum perbandingan antara nomor atom (Z) terhadap nomor masa (A)

selalu mendekati harga 0.5 kecuali untuk unsur hydrogen yang

mendekati 1. Dari sini akan sampai pada permasalahan bagi lapisan

yang banyak mengandung hydrogen seperti halnya batubara dan air

yang akan menggiring pada kesalahan aparansi. Sehingga untuk

memperkecil kesalahan tersebut, alat harus sering dikalibrasi dengan

menggunakan aluminium yang perbandingan Z/A = 0.5.

Dalam hal formasi yang mengandung hydrogen secara menyolok

sehingga nilai Z/A menjauh dari nilai 0.5, koreksi sangat diperlukan

untuk mengeliminir efek tersebut (factor koreksi ini tidak diuraikan

panjang lebar di sini karena hanya menyangkut pekerjaan logging

engineer yang bertanggung jawab pada acurasi grafik yang

dihasilkannya). Tapi secara selintas dapat disinggung sebagai berikut :

Batubara dimana perbandingan Z/A bervariasi antara 0.51

sampai 0.54 (naik seiring dengan kenaikan kandungan hydrogen.

Untuk mengilustrasikannya katakanlah batubara dengan kadar

hydrogen 6%. Dalam hal ini Z/A bisa diprediksikan dengan rumus sbb :

Z/A = 0.5(1 - H) + 1 x H

Page 6: Density Logging

Dimana H adalah kandungan hydrogen dalam decimal sehingga

persamaan di atas menjadi :

= 0.5(1 - 0.06) + 1 x 0.06 = 0.53

Well-Log Data

Pembahasan mengenai beberapa konsep well logging telah dijelaskan

pada artikel Gamma Ray, Resistivity, Neutron Porosity dan Density Logging.

Untuk keperluan studi dan penelitian, well log data dapat anda peroleh di

sini, yang dipublikasikan oleh Department of the Interior U.S. Geological

Survey untuk 14 Wildcat Wells di Alaska.

Ke-14 data well tersebut memiliki data log dengan format LAS yang

anda dapat buka dengan text editor biasa seperti notepad, nedit atau gedit.

Berikut adalah contoh well-log untuk Tulageak-1 (klik untuk memperbesar):

Page 7: Density Logging

Data well-log dengan format LAS dapat ditampilkan dengan software

gratis dengan platform Windows seperti LASReader atau dengan software

gratis lainnya seperti octave atau gnuplot.

Berikut adalah contoh cara menampilkan dan memanipulasi Tulageak-

1 well log data dengan octave atau matlab. Dengan Text editor bukalah

TL1.LAS sehingga anda memperoleh penampilan seperti di bawah ini:

Page 8: Density Logging

Baris 1 s/d 35 merupakan LAS header yang berisikan informasi

mengenai data ini i.e. kolom pertama merupakan measured depth dengan

satuan ft, kolom kedua merupakan data Spontaneous Potential (MV), dst.

Perhatikan pada tabel tersebut terdapat angka -999.00000, angka ini

merupakan null value yang artinya tidak ada informasi pengukuran.

Pada terminal Linux, gunakan perintah sed untuk mengganti nilai -999.0000

dengan NaN (Not a Numeric).

sed -e 's/-999.00000/NaN/g' TL1.LAS > TL1_edit.LAS

Lalu gunakan kode berikut untuk membaca dan menampilkan. Download

function hdrload.m terlebih dahulu.

clear; clc[h, d] = hdrload('TL1_edit.LAS');%plot gammaraysubplot(1,4,1);plot(d(:,3),d(:,1),'r'); set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,3)) max(d(:,3)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('GR(API)');ylabel('Measured Depth(ft)');

%plot LLDsubplot(1,4,2);semilogx(d(:,6),d(:,1),'m'); set (gca (),'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,6)) max(d(:,6)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('LLD(ohmM)');

Page 9: Density Logging

%plot densitysubplot(1,4,3);plot(d(:,8),d(:,1),'b'); set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,8)) max(d(:,8)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('Density(g/cc)');

%plot sonicsubplot(1,4,4);plot(d(:,10),d(:,1),'g');set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(d(:,10)) max(d(:,10)) min(d(:,1)) max(d(:,1))]);xlabel('Sonic(us/ft)');

Page 10: Density Logging

Perhatikan manipulasi NaN values sebelum diterapkan whittf.

figure;sonic=d(:,10);depth=d(:,1);loc=find(isnan(sonic) == 0);sonic=sonic(loc);depth=depth(loc);plot(sonic,depth,'g',whittf(sonic,10^3),depth,'r',whittf(sonic,10^9),depth,'b'); legend('original','smooth-10^3','smooth-10^9')set (gca (), 'ydir', 'reverse', 'xdir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');axis([min(sonic) max(sonic) min(depth) max(depth)]);xlabel('Sonic(us/ft)');ylabel('Measured Depth(ft)');

Page 11: Density Logging

Di bawah ini saya melakukan despike untuk data sonic dan density, konversi

data sonic menjadi kecepatan serta kedalaman dari feet ke meter dan lalu

menyimpannya dalam format ascii.

%sonicsonic=d(:,10);depth=d(:,1);loc_sonic=find(isnan(sonic) == 0);sonic_edited=whittf((1000000./(3.28084.*sonic(loc_sonic))),10^4);depth_sonic=depth(loc_sonic)./3.28084;subplot(1,2,1)plot(sonic_edited,depth_sonic);set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');xlabel('Velocity(m/s)');ylabel('Measured Depth(m)');

%%%densitydensity=d(:,8);depth=d(:,1);loc_density=find(isnan(density) == 0);density_edited=whittf(density(loc_density),10^4);depth_density=depth(loc_density)./3.28084;subplot(1,2,2)plot(density_edited,depth_density);set (gca (), 'ydir', 'reverse','XGrid','on','YGrid','on');xlabel('density(g/cc)');ylabel('Measured Depth(m)');

dvfile=[depth_sonic,sonic_edited];drfile=[depth_density,density_edited];

save dvfile.asc dvfile -asciisave drfile.asc drfile -ascii

Page 12: Density Logging

Konversi ascii ke binary, dan membuat seismogram sintetik dengan Seismic Unix.a2b n1=2 < dvfile.asc > dvfile.bina2b n1=2 < drfile.asc > drfile.bin

suwellrf dvfile=dvfile.bin drfile=drfile.bin ntr=100 nval=7591 | suxwigb &

Page 14: Density Logging

Secara umum, analisa log dibedakan atas tiga kompenen, berupa Log

Lithologi, Log Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma

Ray (GR) Log dan Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity

diantaranya adalah Induction Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log

dan MSFL. Sedangkan untuk Log Porosity terdiri dari Neutron Log dan Sonic

Log.

Pada prakteknya di lapangan tidak semua jenis log diatas dapat

dilakukan. Hal ini mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log

sehingga hanya digunakan beberapa jenis log tertentu dan kecenderungan

untuk mengkombinasikan beberapa jenis log (combination log) dan ini yang

biasa digunakan.

Beberapa analisa jenis log yang umum digunakan antara lain Analisa

Spontaneous Potential (SP) Log, Analisa Log Induksi, dan Analisa Log

Radioaktif yang terdiri dari Gamma Ray Log, Neutron Log, dan Formation

Density Log.

Analisa Sponteneous Potential Log (SP) Log

Pada sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu dilakukan

logging dengan berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat berupa Log

Page 15: Density Logging

Listrik, Log Radioaktif serta berbagai jenis log lainnya. Tahap pertama dalam

analisa log adalah mengenal lapisan permeable dan serpih yang non

permeable. Log yang digunakan adalah Spontaneous Potential (SP) Log. Log

SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di

permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor

yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari

lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan

kandungan garam air, arus listrik hanya dapat mengalir di sekeliling

perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada lapisan serpih yang tidak

terdapat aliran listrik, potensialnya adalah konstan dengan kata lain

pembacaan log SP nya rata.

Analisa Log Induksi

Log induksi digunakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang

selanjutnya dikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log

induksi banyak menggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang valid sehingga mempermudah

analisa.

Analisa Log Radioaktif

1. Gamma Ray Log

-          Untuk membedakan lapisan-lapisa shale dan non shale pada sumur-sumur

open hole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.

-          Sebagai pengganti SP Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan

permeable, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif hasil SP Log tidak

terlalu akurat

-          Untuk mengetahui korelasi batuan dan prosentase kandungan shale pada

lapisan permeable

-          Mendeteksi mineral-mineral radioaktif

-          Menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water plugging)

Page 16: Density Logging

2. Neutron Log

-          Untuk menentukan total porosity

-          Mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan porosity

tool lainnya seperti Density Log)

-          Penentuan korelasi batuan

3. Formation Density Log

-          Untuk mengukur porositas batuan

-          Mengidentifikasi mineral batuan

-          Mengevaluasi shally sand dan lithologi yang kompak

-          Log ini juga dapat digunakan sebagai indikasi adanya gas

Gamma Ray Log merupakan rekaman tingkat radioaktivitas alami yang

terjadi karena tiga unsur yaitu Uranium (U), Thorium (Th) dan Potasium (K)

yang dipancarkan oleh batuan. Pemancaran yang terus menerus terdiri dari

semburan pendek tenaga tinggi sinar gamma yang mampu menembus

batuan sehingga dapat dideteksi oleh detektor.

Sinar gamma sangat efektif dalam membedakan lapisan permeable dan non

permeable karena unsur-unsur radioaktif cenderung berpusat di dalam

serpih yang non permeable dan tidak banyak terdapat dalam batuan

karbonat atau pasir yang secara umum besifat permeable. Kadangkala

lumpur bor mengandung sejumlah unsur Potasium karena zat Potassium

Chloride ditambahkan kedalam lumpur untuk mencegah pembengkakan

serpih. Radioaktivitas dari lumpur akan mempengaruhi pembacaan Log

Gamma Ray berupa tingkatan latar belakang radiasi yang tinggi.

Analisa Log Kombinasi

Log kombinasi diaplikasikan untuk semua junis log sebelumnya seperti

Log Listrik, Log Induksi dan Log Radioaktif untuk mendapatkan kepastian

jenis formasi beserta kandungan formasi tersebut.

Page 17: Density Logging

Kombinasi log yang sering digunakan dua jenis log yaitu Log Listrik dan Log

Radioaktif. Log Listrik yang dimaksudkan adalah SP Log dan Log Induksi

untuk Short Normal Log. Sedangkan Log Radioaktif yang dimaksud adalah

Gamma Ray (GR) Log, Neutron Log dan Formation Density Log (FDL). Dari

analisa Log Kombinasi ini dapat ditentukan kandungan HC dari formasi pada

interval kedalaman tertentu.

Interpretasi log dilakukan untuk mengetahui harga Rw dan Sw serta

menentukan lithologi batuannya. Interpretasi ini dapat dibedakan menjadi

dua macam yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif.

Interpretasi kualitatif meliputi penentuan lapisan permeable, penentuan

batas lapisan dan penentuan zona interest. Log yang digunakan berupa SP

Log, GR Log dan Resistivity Log. Sementara interpretasi kuantitatif meliputi

penentuan porositas dan saturasi air (Sw). Jenis Log yang digunakan Neutron

Log, Density Log, Sonic Log dan Resistivity Log. Adapun kondisi interpretasi

yang dilakukan berupa Clean Formation (quick look) dan Shally Sand

Formation (detailed).

Pengukuran dengan SP Log dilakukan untuk menentukan Vclay

sehingga dapat diketahui jenis fluida yang terdapat dalam formasi yang

dianalisa serta kandungan batuan dan kondisi dari kedalaman formasi

tersebut.

Pada GR Log didapatkan suatu kurva yang menunjukkan besarnya

intensits radioaktif yang ada dalam formasi. Dengan menarik garis GR yang

mempunyai harga minimum dan harga maksimum pada penampang log

maka kurva GR yang jatuh diantara kedua lapisan kurva tersebut merupakan

indikasi adanya lapisan shale.

Pada Neutron Log, bila konsentrasi hidrogen didalam formasi besar

Page 18: Density Logging

maka semua partikel neutron akan mengalami penurunan energi serta

tertangkap tidak jauh dari sumber radioaktifnya. Hal yang perlu

digarisbawahi bahwa neuton hidrogen tidak mewakili porositas batuan

karena penentuannya didasarkan pada konsentrasi hidrogen. Neutron tidak

dapat membedakan antara atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen

yang secara kimia terikat dengan mineral batuan, akibatnya pada formasi lempung

yang banyak mengandung atom-atom hidrogen didalam susunan molekulnya seolah-olah

mempunyai porositas tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Neutron Log adalah

shale atau clay dimana semakin besar konsentrasinya dalm lapisan

permeable akan memperbesar harga porositas batuan. Kekompakan batuan

juga akan mempengaruhi defleksi kurva Neutron Log dimana semakin

kompak batuan tersebut maka harga porositas batuan akan menurun dan

kandungan fluida yang ada dalam batuan apabila mengandung minyak dan

gas maka akan mempunyai harga porositas yang relatif kecil, sedangkan air

asin atau air tawar akan memberikan harga porositas neutron yang

mendekati harga porositas sebenarnya.

Density Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang ditembus

oleh lubang bor sehingga berhubungan dengan porositas batuan. Besar

kecilnya density juga dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat

kekompakan yang variatif, dimana semakin kompak batuan maka porositas

batuan tersebut akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat kompak,

harga porositasnya mendekati harga nol sehingga densitasnya mendekati

densitas matrik.

Kombinasi Log digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan

untuk mengevaluasi formasi serta menentukan potential productivity yang

dikandungnya. Pada kombinasi log antara Neutron Log dan Density Log

maka akan terdapat tampilan Log Density yang dari kiri ke kanan satuannya

Page 19: Density Logging

semakin besar sedangkan  Neutron Log dari kiri ke kanan satuan

porositasnya semakin kecil sehingga dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

1)   Lapisan shale akan memberikan separasi negatif berdasar harga densitas

yang besar pada Density Log dan harga porositas neutron yang besar pada

Neutron Log.

2)   Lapisan hidrokarbon akan memberikan separasi positif dimana kurva

Density Log akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri dan Neutron Log

cenderung mempunyai defleksi ke kanan.

3)   Lapisan air asin atau air tawar akan memberikan separasi positif sehingga

untuk dapat membedakan antara separasi positif pada lapisan air dengan

lapisan hidrokarbon maka jalan terbaik adalah dengan melihat kurva

Resistivity Log dan SP Log.

Page 20: Density Logging

Logging dan Jeni-jenisnya

LOGGING

Proses perekaman data bawah permukaan dengan energi listrik yang

diturunkan ke dalam sumur kemudian mengangkatnya dengan kecepatan

konstan kemudian mencatat hasil pengukuran yang berupa defleksi-defleksi

pada suatu chart. Untuk mendapatkan data yang akurat maka logging

dilakukan beberapa kali perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda.

Tipe Logging:

1. Open Hole Logging, untuk mengetahui data-data bawah permukaan.

2. Cased Hole Logging, untuk mengetahui kualitas semen.

3. Perforated and Production Logging.

Jenis Logging

No. Jenis Log Macam-macam Log Fungsi

1. Log

Permeable

a. Log Spontaneous

Potential

1. Identifikasi lapisan-lapisan

permeabel

2. Mencari batas-batas lapisan

permeabel dan korelasi

antar sumur berdasarkan

batasan lapisan itu.

3. Menentukan nilai resistivitas

Page 21: Density Logging

air formasi, Rw

4. Memberikan indikasi

kualitatif lapisan serpih

b. Log GR (Gamma Ray) 1. Evaluasi kandungan serpih

2. Menentukan lapisan

permeabel

3. Evaluasi biji mineral yang

radioaktif

4. Evaluasi lapisan mineral

yang bukan radioaktif

5. Korelasi log pada sumur

berselubung

6. Korelasi antar sumur

2. Log Resistivitya. Log Induction 1. Mengukur conductivitas

batuan Dalam kumparan

transmitter dialirkan arus

bolak balik berfrekwensi tinggi

dengan amplituda konstan

yang akan menimbulkan

medan magnet dalam batuan.

2. Medan magnet ini

menimbulkan arus Eddy atau

arus Foucault

b. Log Lateral direkayasa untuk mengukur

resistivitas batuan yang dibor

dengan salt mud atau lumpur

yang sangat konduktif serta

dipakai untuk mendeteksi zona–

zona yang mengandung

hidrokarbon.

3. Log Porosity a. Log Density 1. Alat density mengukur berat

Page 22: Density Logging

jenis batuan.

2. Bersama log lain misalnya log

neutron, lithologi batuan dan

tipe fluida yang dikandung

batuan dapat ditentukan.

3. Log density dapat

membedakan minyak dari

gas.

4. Alat density yang modern juga mengukur PEF (photoelectric effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, Log density juga dipakai untuk menentukan Vclay

b. Log Neutron 1. Alat neutron dipakai untuk

menentukan primary porosity

batuan, yaitu ruang pori-pori

batuan yang terisi air, minyak

bumi atau gas.

2. Bersama log lain misalnya

density, dapat menentukan

jenis batuan/lithologi serta

type fluida yang mengisi pori-

pori batuan.

c. Log Sonic 1. Untuk menentukan sonic

porosity (Fs)

2. Untuk menentukan volume of

clay (Vs)

3. Bersama log lain untuk

menentukan litologi

4. Time-depth relationship

5. Menentukan reflection

Page 23: Density Logging

coefficients

6. Mechanical properties

7. Menentukan kualitas semen CBL-VD

GEOFISIKA

Metode geofisika sudah dipergunakan dalam investigasi pengeboran,

yaitu teknik elektroda yang digunakan juga pada eksplorasi pada

permukaan. Bermacam alat dan dan teknik, didesain secara khusus sesuai

dengan tempat pengeboran yang bervariasi, dan digunakan dalam

eksplorasi, mengindentifikasi formasi geologi dan formasi fluida, serta

korelasi antar lubang.

Sejak 1928, ketika Scllumberger bersaudara pertama kali membuat

alat ukur listrik di Perancis, geofisika well loging telah mnjadi standard

operasi pada eksplorasi minyak. Korelasi dan evaluasi dan kemampuan

produksi dan formasi reservoir biasanya merupakan objek yang dicari.

Well logging tidak digunakan secara ekstensive dalam pencarian

mineral logam untuk beberapa alasan tertentu. Lubang yang berukuran kecil

obtained dengan pemboran intan, secara umum kurang dan 1-3 diameter

Page 24: Density Logging

dan sumur minyak, memaksakan pembatasan pada peralatan. Stuktur

geologi yang kompleks terjadi di daerah mineral, dibandingkan opada

formasi sedimen yang relatif seragam yang berasosiasi dengan minyak,

membuat pengidentifiakasian dan pengkorelasian bertambah sulit.

Pada umumnya, obyek utama dari well logging dalam peminyakan

adalah untuk mengidentifikasi potensi dan batuan reservoir, menentukan

porositas, permeabilitas dan tempat fluida. Porositas adalah porsi fraksional

dan volume batuan yang ditempati oleh ruang pod-pod, seringkali

dinyatakan dalam persen. Porositas dan batuan reservoir biasanya memiliki

rentang 30% sampai 10%, meskipun batuan yang memiliki porositas lebih

kecil terkadang dapat menjadi reservoir hidrokarbon. Hasil dari porositas,

luas, dan ketebalan dan reservoir yaitu dapat memberikan jumlah

kandungan fluida. Porositas dapat ditentukan dari resistivity, acoustic

velocity, density dan log neutron.

Pada kebanyakan reservoir, ruang pori yang terisi oleh fluida hanya

setengah yang disebut sebagai hydrocarbon saturation. Dimana air

merupakan fluida yang lain yang ada, air saturation ditambah dengan

hydrocarbon saturation sama dengan satu. Water saturation didapat dan

pengukuran resistivity menggunakan rumusan Archie. Hasil dan pengukuran

tadi menampakkan perbedaan formasi yang akan menentukan produksi

hydrokarbon.

Selain porositas, sifat penting lain yaitu permeabilitas. Satuannya

adalah darcy dimana satu darcy artinya permeabilitas akan melewatkan 1

mi/s fluida dan satu centipoise viskositas sampai satu sentimeter persegi

pada tekanan 1 Atm. Commercial reservoir biasanya memilki rentang dan

darcy-milidancy, permeabilitas ditentukan dengan menggunakan aturan

empiris log.

Page 25: Density Logging

Identifikasi formasi dan korelasi antar sumur bor sering dilakukan,

sebagai determinasi porositas dan penentuan permeabiitas. Formasi tertentu

akan menunjukkan kurva log dan pola distinctive yang membuat korelasi

yang mungkin tidak hanya litologi utama tapi banyak titik pada forrnasi itu

sendiri. Sesar dan ketidakselanasan dapat ditentukan lokasinya secara pasti

dengan memperhatikan bagian yang hilang atau diduplikasikan pada satu

sumur dibandingkan dengan sumur lain di dekatnya. Detail detail stratigrafi yang sering

kali dikerjakan dengan cara mengobservasi pola dan variasi sistematik dalam bentuk log.

Analisis korelasi well log dan pembentukan evaluasi dilakukan dengan

menggunakan sinar gamma, potensi spontan, resisitvity, kaliper, sonik,

neutron dan log densitas. Bagian atas waduk didefinisikan menggunakan

pendekatan stratigrafi. Penanda tempat tidur stratigrafi digunakan untuk

menggambarkan interval parameter (reservoir pasir) dari log dan berkorelasi

di lapangan.

Logging sinar gamma

Log sinar gamma pertama di aplikasikan di sumur minyak pada tahun

1939 yang digunakan kusus untuk menetukan lokasi dan korelasi formasi

pada sumur dimana log electric digunakan. Didalam log sinar gamma pada

batuan sedimen umumnya merefleksikan serpih Karena unsur radio aktif

cenderung berkonsentrasi pada lempung dan serpih. Meskipun secara

essensial log bekerja dengan maksud yang sama seperti log SP dan

umumnya berhubungan dengan log SP. Log ini juga digunakan untuk

menempatkan log SP pada formasi yang sangat resistif atau hanya sedikit

perbedaan lumpur dan salinitas lumpur dan air bisa melewati bidang kosong

dan lubang berisi.

Page 26: Density Logging

Pengaruh lubang bor mempunyai arti kecil dalam log sinar gamma (y)

dan bisa dikoreksi. Permukaaan antara daerah tandus yang berdekatan dan

lapisan radioaktif dapat dapat ditentukan lokasinya secara akurat pada

defleksi ½ maksimum ketika lapisan masili tebal (>6 ft) .Untuk daerah tipis ,

pusatnya dapat diambil sebagai defleksi puncak atau ujung . Resolusi terbaik

didapatkan dengan detektor rendah kususnya untuk lapisan tipis.

Resistivitas Logging.

`Tiga pengukuran penting yang dilakukan pada pengerjaan minyak

untuk menghubungkan resistivitas dan batuan yaitu resistivitas dan fluida

pada rongga batuan, porositas dan banyaknya air pada rongga. Metode

dasar dari logging resistivitas sama dengan yang digunakan pada resistivitas

permukaan. Biasanya arus searah atau arus rendah digunakan di antara

eletroda arus dan potensial diukur diantara dua atau lebih elektoda

potensial.

Instrumen ml memberikan energi pada sekelilngnya dengan induksi,

sebagaimana dalam efek elektromagnetik (EM). Hal ml pertama

diaplikasikan tahun 1948 pada pengeboran sumur yang menggunakan oil-

based muds beresistivitas tinggi.

Medan EM dihasilkan dengan mentransmisikan kumparan yang terinduksi

oleh arus Eddy yang mengalir dekat dengan fonnasi konduktif pada pusat

loop bagian axis lubang tersebut. Arus Eddy menggerakkan EM sekunder

yang menginduksi voltase/tegangan pada kumparan penerima (receiver

coil); tegangan ml kemudian dikuatkan, dikoreksi dan ditransmisikan melalui

kabel. Beberapa tipe kompensasi (~ 7.4.7) hams digunakan untuk

meniinimalisir kopeling/perangkai langsung dan medan utama ke kumparan

Page 27: Density Logging

penerima. Sinyal log induksi adalah proporsional pada konduktivitas formasi

tersebut (dibandingkan resistivitasnya).

Resistfiity logging sudah tidak digunakan lagi selain hubungannya

dengan IP logging juga pada percobaan akademik. Mungkin hanya beberapa

sistem elektroda, seperti elektroda tunggal atau focused two-electrode dan

log induksi (induction log), yang dapat berguna dalam pencarian mineral.

Dikarenakan struktur pada area mineral lebih kompleks, interpretasi secara

qualitatif yang mungkin dapat dilakukan. Sehingga diharapkan dapat

menemukan zona berkonduktivitas tinggi dan mungkin membantu dalam

mengidentifikasj dan mengorelasikannya.

Density Log (Log kepadatan)

Ketika pertama di kenalkan pada tahun 1953. Log kepadatan atau log

gamma-gamma dikabarkan sebagai tambahan sebagai prospect gravitasi

dengan mengukur kepadatan saja. Sebagaimana hasilnya tercermin dalam

pengamatan formasi .karena kepadatan berhubungan sekali dengan

porositas.

Peralatan harus disesuaikan dengan intensitas sumber , sensitivitas

detector , kekentalan lumpur dan diameter lubang . Log lengkungan lubang

adalah hasil pembantu. Sejak peralatan rendah lapisan yang berdekatan

atau ketebalan lapisan sedikit terjadi efek distorsi. kecepatan logging juga

harus diatur dalam dalam hubungan dengan konstanta waktu peralatan

untuk menghindani terjadi distorsi gans atau kehilangan sensitivitas.

Sonde (alat) logging kepadatan pengganti terbaru, yang menggunakan

2 detektor pada spasi yang berbeda dan sumbernya. Spasi yang terendah

lebih banyak diakibatkan karena lumpur dan perbedaan dalam pembacaan

antana 2 detektor yang digunakan untuk membetulkan kepadatan ,

ketebalan batang atau bekas lumpur.

Page 28: Density Logging

Log kepadatan banyak memberikan respon pada kepadatan elektron di

formasi unsur-unsur yang banyak mempengaruhi ¼ atau kurang dari

elektron per unit berat atom Hidrogen adalah pengecualian dan beberapa

unsur yang lam yang menyimpang secara jelas dan rasional . Alat-alat

kepadatan biasanya disesuaikan dengan batu gampimg yang terisi air tawar

karena diberikan untuk memberikan kepadatan dalam batu pasir, dolomit,

dan substansi-substansi lain seperti batu garam, Anhidrit, Gypsum,

batubara ,dan gas.

Page 29: Density Logging

EVALUASI FORMASI

a. Mud Logging

Mud logging sering disebut juga logging hidrokarbon atau logging

formasi secara fisik, termasuk monitoring dan mencatat berbagai data yang

berhubungan dengan sumur bor dan proses pemboran. Mud logging

termasuk analisis gas dan cutting dengan menggunakan informasi pemboran

untuk menciptakan suatu catatan evaluasi formasi yang menerus sewaktu

sumur sedang dibor. Peralatan dan pelayanan dari mudlogging dapat

bervariasi dari monitoring yang sederhana samapai modeling computer yang

terintegrasi daripada lingkungan wellsite dan sumur pemboran (borehole).

b. Well logging:

- Open hole logging

Open hole logging dipakai untuk mengetahui keadaan formasi di

bawah permukaan. Logging dilakukan sebelum dilakukannya pemasangan

casing pada lubang bor. Atribut formasi yang umum yang mungkin diketahui

yaitu:

1. Kapasitas simpan (storage capacity) dari formasi, dimana normalnya

termasuk porositas dan kejenuhan fluida

2. Sifat dari fluida, termasuk densitas, gas oil ratio, API gravity, resistivitas air

dan kegaraman, suhu dan tekanan

3. Seting geologi, dimana termasuk kemiringan stratigrafi atau struktur,

karakteristik fasies, dan heterogenitas dari reservoar

- Case hole logging

Case hole logging merupakan proses logging yang dilakukan setelah

dilakukan pemasangan casing pada lubang bor. Terdapat beberapa alasan

mengapa case hole logging dilakukan:

1. Sebagai pengukuran tambahan dari pengukuran yang dilakukan pada open

hole. Sangatlah penting untuk melakukan pengukuran tambahan ini

dikarenakan kondisi sumur yang memungkinkan ketidakakuratan data open

Page 30: Density Logging

hole, atau adanya pengukuran yang tak semestinya pada beberapa zona

saat open hole

2. Untuk memonitor perubahan yang terjadi pada formasi yang terjadi pada

saat terakhir casing telah dipasang. Selama masa hidup suatu sumur,

perubahan saturasi dari ruang pori oleh minyak, gas atau air dapat

dipengaruhi oleh adanya proses produksi. Ketika perubahan ini terjadi,

evaluasi dari sebab perubahan ini mungkin diperlukan untuk merancang

strategi recovery daripada hidrokarbon

3. Untuk menyediakan kedalaman referensi antara pengukuran open hole dan

case hole

c. Proses pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan memasukkan alat berupa

sonde atau elektroda yang dimasukkan ke dalam lubang sumur

dengan menggunakan kabel elektrik. Instrumen yang ditempatkan di

dalam kendaraan khusus akan mencatat electrical properties dari

batuan dan fluida yang dilewati oleh sonde bersamaan ketika sonde

tersebut ditarik dari bawah ke atas.

d. Basic well log analysis

d.1 Radioactive log

d.1.1. Gamma ray log

Gamma ray log mengukur emisi dari gamma ray alam pada

berbagai lapisan pada sumur pemboran. Pengukuran ini berhubungan

dengan kandungan isotop radiogenic dari potassium, uranium dan

thorium. Elemen tersebut (terutama potassium) sangat umum dijumpai

pada mineral clay dan beberapa jenis evaporit. Pada suatu lapisan

klastik terrigenous, log akan menunjukkan “cleanness” (kurangnya

clay) atau “shaliness” (radioaktivitas tinggi pada skala API) daripada

batuan. Dikarenakan karakteristiknya, maka log gamma ray akan

Page 31: Density Logging

menunjukkan suatu suksesi yang sama antara lapisan pasir dan

lapisan karbonat.

Perlu ditekankan disini bahwa pembacaan gamma ray bukan

fungsi dari ukuran butir atau kandungan karbonat, tetapi akan

berhubungan dengan banyaknya kandungan shale. Membedakan

litologi seperti batupasir, konglomerat, dolomit atau batugamping lebih

baik jika dilakukan kalibrasi dengan satu atau lebih macam log yang

lain atau dengan core dan cutting. Log ini umumnya berada di sebelah

kiri kolom kedalaman dalam satuan API units. Log SP dan log sinar gamma

terutama digunakan untuk membedakan antara batuan reservoar dan non

reservoar. Selain itu juga penting di dalam pekerjaan korelasi dan evaluasi

kandungan seprih di dalam suatu formasi.

d.1.2 Density Log

Log densitas mengukur densitas semu formasi menggunakan sumber

radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan sinar gamma yang tinggi

dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang kembali ke detektor.

d.1.3 Neutron Log

Log neutron mengukur hydrogen index formasi menggunakan sumber

neutron radioaktif yang ditembakkan ke formasi deengan neutron yang

cepta. Neutron bertumbukan dengan atom dari formasi, mentransfer energi

melalui tumbukan. Transfer energi yang paling efisien adalah dengan atom

hydrogen karena massa hydrogen diperkirakan sama dengan massa

neutron. Gas mempunyai hydrogen index yang rendah dibandingkan air,

sehingga menyebabkan alat akan mencatat porositas

yang rendah pada formasi yang mengandung gas. Jika digunakan bersama

log densitas, akan sangat gampang untuk mengidentifikasi interval formasi

yang mengandung gas.

d.2 Electric log

Page 32: Density Logging

d.2.1. Resistivity Log

Resistivity log atau log tahanan jenis/resistivitas akan mengukur

tahanan dari fluida dalam pori-pori batuan terhadap aliran elektrik. Aliran

elektrik ini ditransmisikan secara langsung kepada batuan melalui elektroda

jauh ke dalam formasi. Istilah “dalam” disini berarti arah horizontal dari

lubang bor. Resistivitas pada kedalaman yang berbeda akan diukur oleh

berbagai panjang alat yang bervariasi. Beberapa kurva

resistivitas biasaya ditampilkan pada satu track saja.

Log resistivitas digunakan untuk evaluasi fluida di dalam formasi. Alat

ini juga dapat digunakan untuk indentifikasi batubara (tahanan tinggi). Pada

sumur-sumur tua dimana hanya sedikit jenis log yang digunakan, log

resisitivitas sangat berguna untuk picking bagian top dan bottom dari

formasi, dan untuk korelasi sumur. Batuan berpori yang dijenuhi freshwater

mempunyai resistivitas tinggi, oleh karena itu log ini dapat digunakan untuk

memisahkan shale dari batupasir dan batugamping berpori. Batuan yang

kering dan hidrokarbon merupakan konduktor yang jelek kecuali klorit, grafit,

dan sulfide yang mengandung unsur logam. Ketika suatu formasi dibor,

maka air pemboran akan masuk ke dalam formasi dari dinding lubang bor

sehingga membentuk tiga zona yaitu zona terinvasi (flushed zone), zona

transisi (transisition zone) dan zona yang tak terinvasi air lumpur pemboran

(uninvaded zone). Log tahanan jenis ada dua macam yaitu dual laterolog-

Rxo log dan dual induction-spherically focused log. Kedua macam log

tahanan jenis ini mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengetahui

tahanan jenis darui formasi.

d.2.2. Log SP (Spontaneous Potential)

Log SP merupakan hasil dari pengukuran beda potensial arus searah

antara elektroda di dalam lubang bor dengan elektroda di permukaan. Beda

potensial inilah yang kemudian direkam dalam bentuk log. Untuk lebih

Page 33: Density Logging

memahami proses pengukuran beda potensial sehingga dihasilkan log SP,

maka dapat dipahami mengenai aliran arus SP di

dalam formasi yang diukur. Log ini selalu diletakkan di sebelah kiri kolom

kedalaman

bersama-sama dengan log GR. Satuannya yaitu milivolt (mV). Log SP terdiri

atas garis dasar yang agak lurus dengan puncak-puncak (peaks) yang

berarah ke kiri. Garis dasar ini menunjukkan lapisan-lapisan impermeable

sedangkan puncak-puncaknya berhadapan dengan lapisan permeable.

Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeable, namun tidak

dapat mengukur harga absolut dari permeabilitas maupun porositas dari

suatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh bebeapa parameter seperti

resistivitas formasi dan air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan

parameter yang lain.

d.3Sonic log

Log sonik mengukur kecepatan gelombang suara di dalam batuan.

Kecepatan ini tergantung pada

1) litologi

2) jumlah ruang pori yang saling berhubungan

3) Jenis fluida yang ada dalam pori. Log ini sangat berguna untuk memisahkan

lapisan dengan kecepatan yang sangat rendah seperti batubara atau poorly

cemented sandstone

d.4 Repeat Formation Tester, Side Wall Core, Dipmeter, dll

d.4.1. Repeat formation tester

Side wall core telah dikembangkan untuk mendapatkan data core yang

diambil setelah sumur telah dibor dan dilakukan logging. Alat dapat secara

tepat diletakkan pada zona yang ingin diteliti menggunakan referensi log

gamma atau SP sebagai petunjuk. Sidewall core adalah suatu alat yang

efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang formasi. Namun

bagaimana pun, side wall core tidak dapat digunakan sebagai pengganti dari

Page 34: Density Logging

core dikarenakan sampling yang tidak kontinyu dalam menjadi mis-

interpretasi pada sekuen geologi.

d.4.2. Dipmeter

Dipmeter adalah alat logging yang digunakan untuk mengukur arah

dan besarnya kemiringan lapisan yang melalui lubang bor. Sebelum adanya

dipmeter, arah dan besarnya kemiringan lapisan diperoleh dari formasi

bagian atas pada tiga lubang bor yang berbeda. Dari data yang didapat, arah

dan besarnya kemiringan dapat ditentukan. Sedangkan dengan dipmeter,

besar dan arah kemiringan formasi diperoleh dari satu

lubang bor saja. Informasi dipmeter ini berguna didalam menentukan

kemungkinan adanya struktur geologi, menentukan arah pemboran

selanjutnya, memperkirakan adanya reservoar, ketidaselarasan dan

informasi stratigrafi. Semua informasi ini diperlukan oleh geologi

perminyakan di dalam mengembangkan lapangannya.

e. Analisis kualitatif

Wireline log merupakan data yang sangat penting di dunia

perminyakan. Hal ini dikarenakan melalui data wireline log dapat diketahui

sifat petrofisika yang meliputi porositas dan kejenuhan air dari batuan yang

ditembus oleh lubang bor. Sifat petrofisika batuan ini dapat digunakan untuk

mengetahui besarnya kandungan hidrokarbon pada batuan reservoar di

bawah permukaan. Karena peranannya yang sangat penting ini

menyebabkan wireline log mengalami perkembangan yang sangat cepat

baik teknologi ataupun jenisnya. Analisa kualitatif adalah termasuk:

- Interpretasi litologi

Interpretasi litologi umumnya dilakukan menggunakan log gamma ray.

Untuk analisis tingkat lanjut, maka bermacam-macam jenis log yang lain

dapat digunakan untuk mendukung interpretasi litologi, seperti log SP, log

tahanan jenis, log sonik, dan log densitas.

Page 35: Density Logging

- Interpretasi fluida reservoar

Untuk melakukan interpretasi fluida, log yang dapat digunakan secara

efektif adalah log tahanan jenis. Log ini secara langsung akan mengukur

tahanan jenis daripada fluida yang berada di dalam pori batuan. Dengan

mengetahui nilai daripada tahanan itu, maka fluida reservoar dapat

diinterpretasi. Beberapa jenis log lain juga dapat dipakai untuk mendukung

interpretasi, misalnya seperti log sonik.

- Interpretasi GOC, GWC dan OWC

Untuk melakukan interpretasi GOC, GWC dan OWC maka diperlukan

beberapa jenis log secara bersama, yaitu log GR, log tahanan jenis, log sonik

dan log densitas.

f. Evaluasi formasi

Evaluasi formasi adalah studi tentang karakteristik lubang sumur dan

reservoar, utamanya berdasarkan log yang dijalankan pada sumur tersebut.

g. Analisis kuantitatif

Analisa log kuantitatif membedakan antara clean formation dan shaly

formation. Shaly formation membutuhkan perlakukan yang berbeda di dalam

penghitungan sifat petrofisikanya. Hal ini dikarenakan hadirnya serpih

(shale) yang cukup tinggi di dalam batuan reservoar. Hasil studi berbagai

cekungan di dunia menunjukkan bahwa serpih terutama terdiri atas 50%

lempung (clay) sedangkan sisanya 25% silika, 10% feldspar, 10% karbonat,

3% oksida besi, 1% bahan organik dan 1% mineral lain (Dewan, 1983).

Peralatan logging di dalam melakukan pengukuran akan merespon formasi

yang mempunyai ketebalan vertikal minimal 2-4 feet. Hal ini mengakibatkan

ketiga jenis bentuk serpih ini tidak dapat dibedakan oleh peralatan logging.

Penghitungan sifat petrofisika batuan reservoar dapat dilakukan tanpa

memperhatikan ketiga jenis bentuk serpih ini.

Page 36: Density Logging

Analisis log secara kuantitatif mempunyai tujuan yaitu menghitung

porositas efektif (Φe ) dan kejenuhan air (Sw) pada suatu batuan reservoar

yang mengandung hidrokarbon. Kedua parameter ini sangat penting di

dalam meng-estimasi cadangan hidrokarbon yang ada di dalam batuan

reservoar tersebut. Di dalam menghitung kejenuhan air (Sw) parameter yang

harus dicari terlebih dahulu adalah tahanan jenis air formasi (Rw) dan

tahanan jenis foramsi (Rt).

- Perhitungan porositas

Porositas (Φ) meruipakan fraksi ruang pori yang berada pada suatu

batuan. Porositas efektif merupakan fraksi ruang pori yang saling

berhubungan yang terdapat pada suatu batuan. Porositas ini ditunjukkan

sebagai suatu fraksi bulk volume dari suatu batuan, jadi selalu mempunyai

harga antara 0 dan 1. Porositas biasa dinyatakan dalam persentase atau

porosity unit (PU), misalnya suatu batuan yang mempunyai porositas 25%

dapat dinyatakan dalam 25 PU Log untuk mengukur porositas yang utama

adalah densitas, neutron, sonik dan Rxo (Heysse, 1991).

Alat untuk mengukur porositasini sangat sensitif terhadap matrik

batuan dan fluida yang berada di dalam pori. Log-log di atas tidak dapat

megukur porositas sesungguhnya dari batuan. Log-log ini hanya mengukur

parameter tertentu yang kemudian digunakan untuk mengukur porositas.

Di dalam penghitungan porositas, beberapa asumsi digunakan yaitu tentang

matrik dan fluida. Selain itu, pengukuran porositas dilakukan pada zona

terinvasi. Hal ini nantinya akan mempengaruhi harga porositas yang

didapatkan.

Log densitas mengukur bulk density (ρb), parameter ini digunakan

untuk menghitung porositas setelah diasumsikan densitas matrik (ρma) dan

densitas fluida (ρf). Rumus yang digunakan adalah: ΦD = ρma – ρb/ ρma –

ρf Log neutron akan sangat dipengaruhi oleh jumlah hidrohgen di dalam

formasi, selain itu juga dipengaruhi batuan, salinitas, suhu fluida dan

tekanan formasi. Setelah mengasumsi hal ini, maka ΦN dapat diketahui

Page 37: Density Logging

dengan membaca pada log. Cara menghitung porositas yang sering

digunakan adalah dengan menggunkan kombinasi antara log

densitas dan log neutron. Untuk shaly formation, penambahan serpih akan

mengurangi

porositas dari batuan (Heyse, 1991). Kombinasi dari log neutron dan log

densitas dapat digunakan untuk mengoreksi porositas pada shally formation

yang dipengaruhi serpih, yaitu dengan menggunakan rumus:

 Φe = ΦNsh.ΦD-ΦDsh.ΦN/ ΦNsh-ΦDsh

Demikian juga untuk menghitung harga Vsh digunakan rumus

Vsh = ΦN – ΦD/ ΦNsh – ΦDsh

- Perhitungan volume lempung reservoar

- Perhitungan kejenuhan air dan minyak

Kejenuhan air (Sw) didefinisikan sebagai fraksi dari pori batuan yang

mengandung atau diisi oleh air. Bulk volume dari air merupakan hasil kali

dari Φ dan Sw sementara bulk volume dari hidrokarrbon adalah Φ(1- Sw).

Harga Sw dapat dihitung dengan berbagai metode:

o Clean sand formation

o Shaly sand formation

h. MWD (Measurement While Drilling) dan LWD (Logging While Drilling)

Teknologi MWD memberikan evaluasi bawah permukaan yang meliputi

sinar gamma (GR), tahanan jenis, dan porositas ketika pemboran

sedang berlangsung. Teknologi MWD yang didapat ketika sedang

melakukan pemboran ini umumnya digunakan sebagai data tambahan

Page 38: Density Logging

atau untuk menggantikan data log untuk evaluasi formasi atau korelasi

geologi pada daerah dengan resiko yang tinggi atau ongkos operasi

yang besar.

Evaluasi formasi

Evaluasi formasi dengan menggunakan MWD mempunyai

beberapa kelebihan dibandingkan log konvensional, yaitu:

- Karena pengukuran MWD dilakukan segera setelah interval yang

dipenetrasi oleh bit, efek dari invasi fluida dapat dikurangi. Dengan

berkurangnya efek dari invasi fluida ini, maka evaluasi karakteristik

suatu formasi yang kritis akan dapat dicapai.

- Dalam suatu directional well dimana sudut dari lubang bor dapat

berdeviasi sampai 80° dari vertikal, log konvesional sangat sulit dan

mahal untuk dapat dijalankan. Dalam kasus yang demikian, maka data

MWD akan menyediakan satu-satunya catatan permanen daripada

lubang sumur. Log MWD juga menyediakan ‘asuransi’ dalam satu

kasus dimana suatu sumur harus ditinggal karena alasan-alasan

teknis.

- Jarak tiap elektroda dan juga rerata penetrasi yang lebih lambat

daripada alat MWD akan memberikan suatu angka sample per feet

yang lebih besar. Naiknya densitas sampel sering mengakibatkan

resolusi yang lebih baik pada lapisan batuan yang tipis, terutama

untuk peralatan resistivitas. Dikarenakan kecepatan logging

tergantung pada rate of penetration, maka pemboran dapat dikontrol

melalui zona tujuan untuk mencapai resolusi yang maksimum.

Korelasi geologi

Page 39: Density Logging

Sebelum adanya MWD, plot waktu pemboran dan plot dari rate of

penetration digunakan untuk korelasi geologi ketika pemboran masih

dalam proses. Plot ini sulit untuk digunakan, terutama untuk suatu

area yang kompleks, dikarenakan rate of penetration dapat dikontrol

secara mekanis. Dengan MWD berupa gamma ray atau tahanan jenis,

korelasi dengan sumur-sumur offset dapat dilakukan dengan lebih

terpercaya. MWD telah sukses digunakan sebagai alat korelasi dengan

menyediakan beberapa fungsi:

1. Penentuan untuk tempat coring dilakukan

2. Pemilihan casing yang optimum dan kedalaman total pemboran

3. Penentuan titik kick off untuk sumur-sumur sidetrack

4. Membantu dalam ‘mengendalikan’ sumur-sumur mempunyai deeviasi

yang tinggi   atau sumur horizontal