deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

78
LAPANGAN BANTENG TIMUR NO 2-4 [JAKARTA PUSAT] www.ekon.go.id KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH 4 4 4 4 3 8 5 6 1 3 1 2 1 3 1 8 2 1 1 1 1 2 5 9 2 7 6 6 1 0 4 4 2 6 4 4 2 7 1 5 3 0 2 3 1 6 2 9 1 2 1 9 2 9 2 9 2 9 2 9 2 9 2 9 2 9 2 9 2 9 4 4 8 1 4 1 9 2 0 2 2 2 4 2 8

Upload: lykhue

Post on 18-Jan-2017

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

LAPANGAN BANTENG TIMUR NO 2-4 [JAKARTA PUSAT]

www.ekon.go.id

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEREKONOMIAN

DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN

WILAYAH

4

4

4 4

3 8

5 6

13 12 1

3 18

21 11

1

25

9 2

7

6

6

10

4

4

26

4

4 27

15

30

23

16

29

12 19

29

29

29 2

9 29

29

29

29

29

4

4

8

14

19

20

22

24

28

Page 2: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

2015

KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Kedeputian Infrastruktur dan Percepatan

Pengembangan Wilayah Tahun 2015 merupakan suatu

pertanggungjawaban formal Kedeputian Infrastruktur dan Percepatan

Pengembangan Wilayah sebagai pengguna anggaran negara sebagaimana

diamanatkan PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah.

Kedeputian Infrastruktur dan Percepatan Pengembangan Wilayah sebagai

salah satu unit kerja eselon I mandiri di lingkungan Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian menyusun LAKIP tahun 2015 sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dibidang Infrastruktur

dan Pengembangan Wilayah dan atas realisasi anggaran selama tahun

2015.

Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian kinerja yang termuat dalam laporan ini

merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang telah diperjanjikan

dalam Penetapan/Perjanjian Kinerja. Pada umumnya sasaran yang

direncanakan tahun 2015 dapat direalisasikan dengan baik.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dicapai oleh Kedeputian

Infrastruktur dan percepatan pengembangan wilayah karena adanya

dukungan dari seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian, meskipun masih terdapat indikator yang masih perlu

diperbaiki.

Page 3: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

2015

Tiada kata yang dapat kita panjatkan , selain puji dan syukur kehadirat

Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya,

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat menyelesaikan

Laporan Kinerja Tahun 2015.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tahun 2015, Semoga buku

laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pegawai di lingkungan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Stakeholders dalam

rangka membangun perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi baik langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 2015

Deputi Bidang Percepatan Infrastruktur

dan Pengembangan Wilayah

Luky Eko Wuryanto

Page 4: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

2015

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN ……………………………..................... 1

A. Latar Belakang …………………………………………… 1

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ………………….. 2

C. Aspek Strategis …………….…………………………….. 5

D. Isu Strategis ……………………………………...……… 6

E. Sistematika Penulisan .…..……...…………................ 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA ……………………………..... 8

A. Rencana Strategis ...................................................... 8

a. Visi ...………………….………..…………..... 9

b. Misi ………………………………………........ 9

c. Tujuan ………………………………………….... 10

d. Sasaran Strategis ……………………………….. 10

B. Rencana Kinerja Tahun 2015 …………………………. 11

C. Perjanjian Kinerja ……………………………………... 13

D. Pengukuran Kinerja .......……………………………... 14

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................... 16

A. Capaian Kinerja Organisasi .........…………..……….… 16

B. Analisis Capaian Kinerja Organisasi ……………….… 18

C. Analisis Capaian Kinerja Dari waktu ke waktu ........... 40

D. Realisasi Anggaran ……………………………………... 41

BAB IV PENUTUP ……………………………………....................... 47

LAMPIRAN

Page 5: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

2015

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian merupakan wujud pertanggungjawaban

atas komitmen yang telah diperjanjikan dalam dokumen Penetapan Kinerja

(PK) 2015, untuk melaksanakan tugas dengan efektif, transparan, akuntabel

yang berorientasi pada hasil (outcome), berdasarkan sasaran strategis dan

indikator kinerja utama (IKU) yang telah ditetapkan dan dilakukan monitoring

dan evaluasi secara periodik.

Didalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) 2015, Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah telah

menetapkan 4 (empat) Sasaran Strategis (SS) yaitu: 1) Terwujudnya

Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur

dan Pengembangan Wilayah; 2) Terwujudnya Pengendalian Kebijakan di

Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah; 3)

Terwujudnya Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Baru di Luar

Pulau Jawa; dan 4) Tercapainya Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas

yang Diusulkan.

Untuk mendukung terwujudnya implementasi program kerja utama

telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terdiri dari : (1) Tingkat

(indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam

rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah;

(2) Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan

infrastruktur dan pengembangan wilayah yang diimplementasikan; (3)

Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar

pulau Jawa; dan (4) Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang

ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP).

Page 6: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

2015

Berdasarkan hasil capaian kinerja Tahun 2015, Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat

menyelesaikan tugas dan fungsinya dengan BAIK, sebagaimana yang

dijelaskan dalam Bab III laporan ini, melalui penghitungan komposit indeks

dari masing-masing program kerja utama yang menjadi Indikator Kinerja

Utama (IKU) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Berdasarkan pengukuran capaian kinerja tahun 2015, Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah, telah

menunjukkan hasil kinerja (outcome) yang BAIK, sebagaimana tercermin

dalam tabel sebagai berikut:

Sasaran Staregis 1

Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah

4 4 100 %

Sasaran Strategis 2

Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Presentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang di implementasikan

80% 85,71% 107%

Sasaran Strategis 3

Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan industri) di luar pulau Jawa

4 4 100%

Page 7: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KOORDINASI

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH

2015

Sasaran Strategis 4

Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)

6 30 500%

Hasil penghitungan terhadap capaian target Indikator Kinerja Utama

(IKU) tahun 2015, merupakan hasil kinerja (outcome) Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Insfrastruktur dan Pengembangan Wilayah sebagai

unit kerja eselon 1 (satu) yang memiliki tugas menyiapkan sinkronisasi dan

koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Page 8: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

1

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang,

Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi

Aspek Strategis – Isu Strategis – Sistematika Penulisan

A. LATAR BELAKANG

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah unsur pembantu

pimpinan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian, mempunyai tugas menyelenggarakan

koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan

isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Komitmen yang sudah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian dan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada Awal Tahun 2015 dilaksanakan

dan dituangkan dalam Laporan Kinerja yang merupakan pemenuhan amanat

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Laporan Kinerja menjabarkan capaian-capaian target indikator kinerja Deputi

Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam

melaksanakan tugas dan fungsi selama Tahun 2015, dan sebagai alat kendali

dan pemacu peningkatan kinerja setiap Bagian di lingkungan Kedeputian Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Selain untuk

memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja tersebut juga merupakan

amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden RI Nomor 29

Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Page 9: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

2

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian maka kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata

kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

2. Tugas Pokok

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah unsur

pembantu pimpinan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mempunyai tugas

menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan

infrastruktur dan pengembangan wilayah.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang

percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah;

b. pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/ Lembaga yang terkait

dengan isu di bidang percepatan infrastruktur dan pengembangan

wilayah;

c. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan

infrastruktur sumber daya air serta infrastruktur dan sistem transportasi

Page 10: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

3

multimoda;

d. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang penyediaan

perumahan dan permukiman, penataan ruang, serta pengembangan

kawasan strategis ekonomi;

e. pengendalian pelaksanaan di bidang penyediaan perumahan dan

permukiman, penataan ruang, serta pengembangan kawasan strategis

ekonomi;

f. koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan di bidang pengadaan

tanah dan pembiayaan infrastruktur;

g. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang percepatan

infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Bagan struktur organisasi Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian dapat dilihat dalam Gambar berikut:

Page 11: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

4

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian

Sumber: Permenko Nomor 5 Tahun 2015

Bidang Konservasi

Sumber Daya Air dan

Pengendalian Daya Rusak Air

Bidang Pendayaguna

an Sumber Daya Air

Bidang Program dan Tata Kelola

Bidang Telematika

Bidang Utilitas

Bidang Sistem

Transportasi Jalan

Bidang Sistem

Transportasi Non Jalan

Bidang Penataan

Ruang

Bidang Pengembanga

n Kawasan Strategis Ekonomi

Bidang Perumahan

dan Pertanahan

Bidang Pembiayaan Infrastruktur

Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya

Air

Asisten Deputi Telematika

dan

Utilitas

Asisten Deputi Sistem

Transportasi

Multimoda

Asisten Deputi Penataan

Ruang dan Kawasan Strategis

Ekonomi

Asisten Deputi Perumahan, Pertanahan

dan Pembiayaan

Infrastruktur

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 12: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

5

C. ASPEK STRATEGIS

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis. Perannya

merupakan dasar untuk untuk mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan

mengendalikan, dan menjamin suksesnya pencapaian kinerja jangka panjang

dan menyeluruh bagi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian guna

mendukung kinerja pembangunan nasional sebagaimana yang telah ditetapkan

Presiden dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Periode 2015-2019.

Untuk mewujudkan good governance dan tercapainya target kinerja Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian yang sudah ditetapkan, Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai posisi strategis

mengkoordinasikan, mensinkronisasikan dan mengendalikan dalam bidang

Percepatan Infrastruktur dan pengembangan Wilayah. Posisi strategis tersebut

menjadi arah gerak Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah dalam menentukan Sasaran yang akan dituju. Sasaran

Strategis yang akan dituju adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah;

2. Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah;

3. Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau

Jawa;

4. Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang di usulkan.

Page 13: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

6

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas fungsi penunjang

Kementerian, antara lain:

1. Rendahnya kapasitas tampungan air per kapita per tahun, menurunnya

ketersediaan air, serta tingginya alih fungsi lahan.

2. Pemerataan sarana dan prasarana telematika serta penyediaan utilitas

khususnya terkait persampahan dan drainase dan air limbah sebagai

sistem penunjang kesehatan masyarakat.

3. Pemenuhan sistem transportasi yang handal.

4. Harmonisasi berbagai peraturan perundangan sektoral yang mengatur

pemanfaatan ruang dalam skala besar.

5. Tingginya angka Backlog perumahan.

D. ISU STRATEGIS

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

dengan posisi strategisnya sebagai organisasi dituntut mampu menggerakan dan

memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan Kementerian,

yaitu: pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan kinerja

organisasi yang baik. Permasalahan atau tantangan yang dihadapi merupakan

isu strategis yang harus diselesaikan sebagai wujud kinerja Tahun 2015.

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

antara lain sebagai berikut:

Permasalahan tersebut menjadi ukuran kinerja yang dalam proses SAKIP akan

tertuang dalam laporan ini.

Page 14: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

7

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab Satu telah menyajikan penjelasan umum kedudukan Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, identifikasi

aspek strategis dan isu strategis yang merupakan masalah yang akan terjawab

melalui kinerja 2015. Bahasan selanjutnya akan terdiri tiga bab, meliputi Bab Dua

tentang Perencanaan Kinerja yang akan menguraikan tahapan secara ringkas

penentuan indikator-indikator yang tertuang dalam dokumen perencanaan dan

perjanjian kinerja; Bab Tiga menjabarkan Akuntabilitas Kinerja yang terdiri dari :

Capaian Kinerja Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan

Realisasi Anggaran yang digunakan untuk mencapai kinerja tersebut; sebagai

penutup akan diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah-langkah di masa mendatang untuk meningkatkan kinerja.

Page 15: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

8

BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis,

Rencana Kerja 2015,

Perjanjian Kinerja, Perngukuran Kinerja

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang percepatan infrastruktur

dan pengembangan wilayah. Pokok-pokok program dan kegiatan dalam rangka

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berpedoman pada dokumen perencanaan

yang tertuang didalam:

1. RPJMN 2015-2019;

2. Renstra Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;

3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015.

A. RENCANA STRATEGIS

Rencana Strategis Kedeputian Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015-2019 merupakan perencanaan jangka menengah

organisasi yang berisi gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai

dalam kurun waktu lima tahun. Penyusunan Renstra Kedeputian Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah mengacu pada

RPJMN tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan, khususnya terkait dengan

prioritas “Meningkatkan koordinasi kebijakan percepatan pembangunan

infrastruktur prioritas”. Penjabaran strategi jangka menengah untuk menuju

hasil yang dicita-citakan dapat dipetakan dalam bagan berikut:

Page 16: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

9

Gambar 2.1. Skema Perencanaan Kinerja

a. Visi

Sesuai dengan tugas dan fungsi, serta kondisi yang ingin diwujudkan, maka visi

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah ”Terwujudnya lembaga

koordinasi dan sinkronisasi pembangunan ekonomi bidang infrastruktur dan

pengembangan wilayah yang efektif dan berkelanjutan”. Visi ini menunjukan

bahwa sebagai bagian dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan

program/kegiatan pengembangan perekonomian nasional yang mandiri,

berkeadilan, dan berkelanjutan.

b. Misi

Dalam rangka pencapaian visi, dibutuhkan tindakan nyata melalui penetapan

Misi yang sesuai dengan peran Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Misi diharapkan dapat terlaksana

Page 17: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

10

Sasaran Strategis 1

Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah.

Sasaran Strategis 2

Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah.

Sasaran Strategis 3 :

Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau

Jawa.

Sasaran Strategis 4 :

Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan.

demi terwujudnya visi yang telah ditetapkan sebelumnya. Misi Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah adalah

“Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan kebijakan

dan pelaksanaan kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan

pengembangan wilayah”.

c. Tujuan

Berdasarkan Visi dan Misi yang ingin dicapai, Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian mempunyai tujuan, yaitu “Sinkronisasi dan koordinasi

perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan bidang infrastruktur dan

pengembangan wilayah yang efektif dalam meningkatkan daya saing

perekonomian”. Dengan dirumuskannya tujuan ini maka Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat secara

tepat mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi untuk mewujudkan visi dan

misinya.

d. Sasaran Srategis

Dari tujuan yang telah direncanakan maka agar terukur dan dapat dicapai secara

nyata, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah menentukan sasaran strategis. Sasaran strategis Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015

adalah sebagai berikut:

Page 18: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

11

Indikator Kinerja Utama tercapainya sasaran strategis tersebut akan dijabarkan

pada Sub Bahasan mengenai Perjanjian Kinerja.

B. RENCANA KERJA 2015

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

menyusun Rencana Kerja (Renja) yang memuat program, kegiatan, sasaran

kegiatan beserta indikatornya, target, dan sumber/alokasi pendanaan. Rencana

Kerja yang telah disusun dan dibahas, dirinci kedalam Rencana Kerja dan

Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L). Di dalam RKA memuat Rincian

Anggaran, antara lain: output, komponen input, jenis belanja, dan kelompok

belanja. Rencana Kerja yang disusun tersebut adalah dalam rangka mencapai

sasaran strategis organisasi.

Secara ringkas Renja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah Tahun Anggaran 2015, dijelaskan dalam matriks

berikut:

Tabel 2.1. Rencana Kerja Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah TA 2015

Kegiatan Sasaran Kegiatan Output Target Alokasi

Dana 2015

Koordinasi Kebijakan Bidang Infrastruktur Sumber Daya Air

Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air

Rekomendasi Kebijakan

4 Rekomendasi

7,500,000,000

Rekomendasi Pengendalian

4 Rekomendasi

Laporan Sosialisasi

4 Laporan

Tersusunnya rekomendasi kebijakan dalam rangka peningkatan JWG Indonesia - Singapura untuk pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus)

Rekomendasi Kebijakan

4 Rekomendasi

Rekomendasi Pengendalian

4 Rekomendasi

Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam Rangka Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia

Rekomendasi Kebijakan

5 Rekomendasi

Rekomendasi Pengendalian

4 Rekomendasi

Laporan Sosialisasi

2 Laporan

Page 19: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

12

Kegiatan Sasaran Kegiatan Output Target Alokasi

Dana 2015

Terwujudnya Pelayanan Administrasi dan Tata Kelola pada Deputi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Jumlah Layanan Administrasi dan Tata Kelola pada Deputi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

6 bulan

Koordinasi Kebijakan Sistem Transportasi Multi Moda

Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam percepatan pembangunan transportasi multi moda

Rekomendasi Kebijakan

3 Rekomendasi

7,300,000,000

Rekomendasi Pengendalian

1 Rekomendasi

Laporan sosialisasi

2 Laporan

Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan dalam percepatan pengembangan sistem transportasi jabodetabek

Rekomendasi Kebijakan

2 Rekomendasi

Rekomendasi Pengendalian

1 Rekomendasi

Koordinasi Kebijakan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi

Tersusunnya rekomendasi kebijakan bidang penataan ruang dan kawasan strategi ekonomi

Koordinasi Kebijakan

9 Rekomendasi

5,400,000,000 Rekomendasi Pengendalian

8 Rekomendasi

Laporan sosialisasi

8 Laporan

Koordinasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur

Tersusunnya rekomendasi kebijakan perumahan, pertanahan dan pembiayaan infrastruktur yang ditindaklanjuti

Rekomendasi Kebijakan

5 Rekomendasi

4,000,000,000 Rekomendasi Pengendalian

4 Rekomendasi

Laporan sosialisasi

2 Laporan

Kegiatan Sasaran Kegiatan Output Target Alokasi

Dana 2015

Koordinasi

Kebijakan

Bidang

Telematika

dan Utilitas

Tersusunnya Rekomendasi Kebijakan

Telematika dan Utilitas yang

ditindaklanjuti

Rekomendasi Kebijakan

4 Rekomendasi

3,900,000,000 Rekomendasi Pengendalian

2 Rekomendasi

Laporan Sosialisasi

3 Laporan

Koordinasi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Tersusunnya dalam rangka mendorong percepatan dan perluasasn pembangunan ekonomi Indonesia

Rekomendasi Kebijakan

5 Rekomendasi

14,500,000,000 Rekomendasi pengendalian

2 Rekomendasi

Laporan sosialisasi

2 Laporan

Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas

Tersusunnya rekomendasi kebijakan penyediaan infrastruktur prioritas yang ditindaklanjuti

Rekomendasi Kebijakan

9 Rekomendasi

56,406,500,000 Rekomendasi hasil pre FS /revisi pre FS proyek infrastruktur

11 Rekomendasi

Sumber : Dokumen Renja 2015, diolah

Page 20: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

13

C. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja (PK) pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur

dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber

daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanian Kinerja antara lain adalah untuk:

meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; sebagai wujud

nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai

dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Perjanjian

Kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

mempedomani Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Dokumen PK merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanian

Kinerja pada Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah ditetapkan hanya hingga level Eselon II. Untuk level

eselon di bawahnya hingga pelaksana, kontrak kinerja individu tertuang dalam

Sasaran Kerja Pegawai. Pencapaian sasaran strategis diukur dengan Indikator

Kinerja Utama (IKU). Penyusunan IKU disesuaikan dengan level organisasi atau

kewenangan yang dimiliki oleh pejabat yang bersangkutan. Oleh karena itu

Indikator kinerja dan target tahunan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja adalah

merupakan indikator kinerja utama tingkat Eselon I yang telah ditetapkan dan

merupakan penjabaran dari Renstra. Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015

adalah sebagai berikut:

Page 21: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

14

Tabel 2.2. Pengelompokan IKU dan Sasaran Strategis Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dalam

Perjanjian Kinerja 2015

SS Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

SS.1 Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah

4

SS.2 Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang diimplementasikan

80%

SS.3 Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa

Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar pulau Jawa

4

SS.4 Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan

Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)

6

Sumber : Dokumen PK 2015

D. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

dengan realisasinya. Metode perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

diperoleh melalui penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi

IKU yang tersedia. Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU,

akan diketahui nilai NKO, standar perhitungan polarisasi kinerja IKU ditetapkan

sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator nomor 9 tahun 2015 tentang

perjanjian kinerja dan indikator kinerja utama di lingkungan Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian. Formula penghitungan NKO adalah sebagai

berikut :

NKO = Realisasi

× 100% Target

Page 22: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

15

Adapun Status Kinerja NKO ditandai dengan warna, pemberian warna sesuai

nilai NKO, adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3. Polarisasi Capaian Kinerja Organisasi

Perhitungan didalam menentukan masing-masing IKU dijelaskan lebih lanjut di

dalam lampiran pendukung.

Hijau

• X ≥ 100(memenuhi ekspektasi)

Kuning

• 80 ≤ X < 100 (belum memenuhi ekspektasi)

Merah

• X < 80% (tidak memenuhi ekspektasi)

Page 23: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

16

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi, Analisis Capaian Kinerja,

Analisis Capaian Kinerja Dari Waktu ke Waktu, Realisasi Anggaran

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target (rencana) dengan realisasi Indikator Kinerja

Utama (IKU) yang telah dalam Penetapan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 dengan

realisasinya. Tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun 2015 berdasarkan hasil

pengukurannya dapat disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Sasaran Staregis 1

Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah

4 4 100 %

Sasaran Strategis 2

Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Presentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang di implementasikan

80% 85,71% 107%

Sasaran Strategis 3

Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan industri) di luar pulau Jawa

4 4 100%

Page 24: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

17

Sasaran Strategis 4

Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan

Indikator Kinerja Target Realisasi % Kinerja

Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)

6 30 500%

Page 25: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

18

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Capaian sasaran strategis ini diukur dengan tingkat (indeks) efektifitas koordinasi

dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan

infrastruktur dan pengembangan wilayah, dimana pada tahun 2015 ditarget

sebanyak 30 usulan kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator

Bidang Perekonomian melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat

Koordinasi Tingkat Menteri; b) penetapan peraturan dan keputusan

Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; dan c) Surat

Edaran yang sampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepada

para pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.

Berdasarkan capaiannya selama tahun 2015 telah terealiasasi 27 usulan

kebijakan yang ditindaklanjuti dari 30 usulan kebijakan yang ditargetkan.

Dengan demikian, capaian sasaran strategis ini berdasarkan perhitungan tingkat

(indeks) telah mencapai indeks 4 dari target 4 yang telah ditetapkan.

Rincian dan perhitungan capaian sasaran strategis tersebut disajikan dalam

Lampiran yang juga menjadi satu kesatuan dengan dokumen ini.

Adapun koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan percepatan

pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang dilaksanakan

diantaranya sebagai berikut:

a. Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air,

melalui melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah

ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang

Pengusahaan Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 122

Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum pada tanggal 28

Desember 2015. Outcome kedua kebijakan tersebut adalah: a) sebagai

dasar hukum baru pembentukan lembaga pemerintah yang

berwenang dalam mengawal proses penyehatan Perusahaan

Sasaran Strategis 1:

“Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah”

Page 26: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

19

Daerah Air Minum (PDAM) dan penyediaan air minum; dan b)

kepastian investasi pengembangan SPAM oleh badan usaha swasta

yang hanya mencakup kegiatan di unit air baku, unit produksi, dan unit

distribusi.

b. Dalam bidang telematika telah dilakukan koordinasi dan sinkronisasi

dengan menghasilkan inisiasi penyusunan peta jalan perdagangan

elektronik atau roadmap e-commerce yang finalisasinya akan di

perkenalkan pada bulan Januari 2016. Roadmap e-commerce tersebut

dapat mendorong pengembangan sistem perdagangan

berbasis elektronik, pengembangan usaha dan l nasional ogistik

untuk percepatan pertumbuhan ekonomi. Roadmap e-commerce

menerapkan lima prinsip dasar sebagai wujud digital economy, yaitu: (1)

Seluruh warga Indonesia harus diberi kesempatan untuk mengakses dan

melakukan transaksi e-commerce; (2) Seluruh warga Indonesia harus

dilengkapi dengan keahlian dan kemampuan untuk memanfaatkan

keuntungan dari ekonomi informasi; (3) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

harus diminimalisasi selama proses transisi menuju ekonomi digital dan

tambahan lapangan pekerjaan harus positif setelah dikurangi oleh dampak

penghancuran kreatif (creative destruction); (4) Kerangka hukum yang

jelas harus diterapkan untuk menjamin industri e-commerce yang aman

dan terbuka, termasuk di dalamnya netralitas teknologi, transparansi, dan

konsistensi internasional; dan (5) Pemain nasional (terutama start-up dan

UKM) harus dilindungi dengan sebaik- baiknya dan pertumbuhan industri

nasional harus menjadi prioritas utama.

Page 27: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

20

Gambar 3.1. Ruang Lingkup Peta Jalan e-Dagang Nasional

c. Dalam rangka percepatan pembangunan sistem transportasi multimoda

melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan

penetapan:

Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2015 Tentang Percepatan

Penyelenggaran Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi

Sumatera Selatan pada tanggal 21 Oktober 2015. Kebijakan tersebut

diterbitkan untuk memberikan kemudahan perizinan, keringanan

biaya perizinan, serta fasilitas perpajakan dan kepabeanan untuk

peningkatan pelayanan transportasi dalam mendukung

pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan khususnya

untuk mendukung pelaksanaan Asian Games Tahun 2018;

Page 28: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

21

Gambar 3.2 Rencana LRT Sumatera Selatan

Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan

Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta

dan Bandung pada 6 Oktober 2015. Outcome kebijakan tersebut

adalah untuk peningkatan pelayanan transportasi di wilayah

Jakarta – Bandung melalui kemudahan perizinan, biaya

perizinan, serta fasilitas perpajakan dan kepabeanan sesuai

dengan kewenangannya masing-masing.

d. Dalam rangka percepatan penyelesaian permasalahan konflik pemanfaatan

ruang yang disebabkan oleh adanya tumpang-tindih regulasi sektor

dan belum adanya standar kebijakan peta yang sama, telah dilakukan

harmonisasi Rperpres dan Rencana Aksi tentang Percepatan

Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) pada tingkat Ketelitian

Peta Skala 1: 50.000, dengan tujuan terpenuhinya standar kesamaan

format, struktur, serta skala peta informasi geospasial tematik. Dengan

adanya standarisasi data peta yang sama, diharapkan terjadi sinkronisasi

pemanfaatan ruang yang terintegrasi dalam sebuah dokumen Rencana Tata

Ruang.

e. Dalam rangka penyelenggaraan pemanfaatan ruang, telah diterbitkan SE

Menteri Perekonomian Nomor 163 Tahun 2015 tanggal 14 Juli Tahun 2015

Page 29: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

22

Perihal Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Dengan adanya Surat Edaran tersebut, Pemerintah Daerah dapat

melakukan revisi RTRW satu kali dalam 5 tahun dan dapat

mengakomodir proyek- proyek infrastruktur prioritas nasional kedalam

RTRW.

f. Dalam rangka melaksanakan amanat UU 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang untuk menyusun peraturan perundang-undangan sebagai

peraturan turunan, telah ditetapkan Perpres RTR KSN dan Perpres terbaru

yaitu Perpres No.31 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan Perbatasan Negara

di Kalimantan, Perpres No.32 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan

Perbatasan Negara di Provinsi Papua, Perpres No.33 Tahun 2015

tentang RTR Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Maluku, dan

Perpres No.34 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan Perbatasan Negara di

Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat. Dengan adanya RTR

KSN tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan kawasan

khususnya di perbatasan.

g. Dalam rangka mendorong peningkatan investasi asing yang masuk ke

Indonesia melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah

dilakukan penetapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103

Tahun 2015 Tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal Atau Hunian Oleh

Orang Asing Yang Berkedudukan Di Indonesia. Dengan adanya peraturan

tersebut akan memberikan kepastian hukum bagi Warga Negara

Asing (WNA) untuk mendapatkan kepemilikan rumah/tempat

tinggal/hunian yang berkedudukan di Indonesia. Kebijakan tersebut

ditetapkan untuk mendorong perluasan pasar sektor properti sejalan

dengan adanya keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

h. Dalam rangka mendorong dan meningkatkan peran BUMN untuk

mendapatkan pembiaayaan pembangunan infrastruktur dalam upaya

percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui koordinasi dan

pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan Peraturan

Presiden Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Jaminan Pemerintah Pusat Atas

Pembiayaan Infrastruktur Melalui Pinjaman Langsung Dari Lembaga

Page 30: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

23

Keuangan Internasional Kepada Badan Usaha Milik Negara. Kebijakan

tersebut diterbitkan dalam rangka mengurangi beban pemerintah

secara langsung terkait dengan pembiayaan infrastruktur.

i. Dalam rangka revitalisasi peran Perum Perumnas sebagai pelaku utama

penyediaan rumah rakyat dan permukiman melalui koordinasi dan

pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan Peraturan

Pemerintah No 83 Tahun 2015 tentang Perusahaan Umum (Perum)

Pembangunan Perumahan Nasional. Dengan adanya peraturan ini sebagai

dasar operasional penugasan Perum Perumnas dalam rangka penyedia

perumahan dan permukiman rakyat serta pengelola dan pengembang

wilayah permukiman yang meliputi fungsi perencanaan, pembangunan

berkelanjutan, pengelolaan beserta monitor dan evaluasinya. Peraturan

tersebut merupakan upaya penguatan kapasitas Perum Perumnas

untuk menjadi penyedia utama perumahan rakyat.

j. Dalam rangka menarik minat pihak swasta untuk berpartisipasi dalam

pembangunan dan pengelolaan infrastruktur melalui koordinasi dan

pelaksanaan sinkronisasi kebijakan telah dilakukan penetapan Peraturan

Presiden No 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Dengan adanya peraturan tersebut

akan memberikan kepastian hukum yang jauh lebih baik dalam

menyelenggarakan pembangunan infrastuktur di Indonesia. Peraturan

tersebut mendorong keterlibatan peran swasta dalam penyediaan

infrastruktur di Indonesia.

Page 31: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

24

Capaian sasaran strategis ini diukur dengan persentase rekomendasi kebijakan

percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang di

implementasikan, dimana pada tahun 2015 ditarget sebanyak 80% rekomendasi

kebijakan yang diimplementasikan oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat Koordinasi

Tingkat Menteri; b) penetapan peraturan dan keputusan Pemerintah/ Presiden/

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; dan c) dan Surat Edaran yang

sampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepada para

pimpinan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Berdasarkan capaiannya

selama tahun 2015 telah terealiasasi 12 rekomendasi kebijakan yang

implementasikan dari 14 rekomendasi kebijakan yang ditargetkan. Dengan

demikian, capaian sasaran strategis ini berdasarkan persentase kinerja

capaiannya telah mencapai angka 107% dari target 80% yang telah

ditetapkan. Rincian dan perhitungan capaian sasaran strategis tersebut disajikan

dalam Lampiran yang juga menjadi satu kesatuan dengan dokumen ini. Adapun

rekomendasi pengendalian kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan

pengembangan wilayah yang dapat diimplementasikan selama tahun 2015

adalah sebagai berikut:

1. Dalam rangka mendorong percepatan pencapaian target kedaulatan pangan

dan ketahanan air nasional melalui koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi

telah disusun rekomendasi kebijakan untuk penanganan dampak sosial

kemasyarakatan dan lingkungan pembangunan Waduk Jatigede, percepatan

implementasi Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara,

percepatan pembangunan 65 bendungan prioritas, Percepatan Pemanfaatan

Sumber Daya Air Untuk Pembangunan PLTA dan percepatan pencapaian target

100% air minum layak pada akhir tahun 2019, yaitu:

Sasaran Strategis 2:

“Terwujudnya Pengendalian kebijakan di bidang Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah”

Page 32: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

25

a. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penanganan Dampak

Sosial Dan Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede; Surat Menteri

Koordinator Perekonomian kepada Gubernur Jawa Barat dan Bupati

Sumedang, No: S–109/M.EKON/05/2015, tanggal 15 Mei 2015, perihal

Penggunaan Dana APBD Untuk Mendukung Kegiatan Penanganan

Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede; dan Surat

Menko Bidang Perekonomian kepada Direktur Utama PT PLN (Persero),

No: S–128/M.EKON/05/2015, tanggal 29 Mei 2015, perihal Partisipasi PT

PLN (Persero) Dalam Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan

Pembangunan Waduk Jatigede. Kebijakan tersebut di atas ditetapkan

dan diterbitkan guna percepatan penanganan dampak sosial

kemasyarakatan pembangunan Waduk Jatigede dan percepatan

pelaksanaan penggenangannya. Infrastruktur waduk tersebut memiliki

peran cukup signifikan dalam mendorong pencapaian target

kedaulatan pangan dan ketahanan air nasional khususnya untuk

wilayah Provinsi Jawa Barat;

b. Surat Menko Bidang Perekonomian kepada Presiden Republik Indonesia,

No: S–12/M.EKON/05/2015, tanggal 20 Januari 2015, perihal Laporan

Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negera (PTPIN). Selain itu,

dalam rangka mendorong percepatan pembangunan Tanggul Tahap A telah

ditandatangani Letter of Intent on Korea-Netherlands Partnership for NCICD

Project. Surat tersebut disampaikan kepada Presiden Republik

Indonesia sebagai laporan implementasi Program Pembangunan

Terpadu Pesisir Ibukota Negera (PTPIN) yang telah diinisiasi sejak

Tahun 2014 dan sebagai pertimbangan Presiden Republik Indonesia

dalam mengambil langkah kebijakan selanjutnya untuk penyelamatan

wilayah Ibukota Negara dari degradasi lingkungan;

c. Surat Edaran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepada suluruh

Gubernur/Bupati di seluruh Indonesia, nomor: S-150/M.EKON/06/2015,

perihal Penggunaan Dana APBD untuk Mendukung Percepatan

Pembangunan Waduk. Surat tersebut diterbitkan sebagai arahan

kepada seluruh Kepala Daerah di Indonesia untuk dapat memberikan

Page 33: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

26

kontribusi dalam rangka pencapaian target pembangunan 65 waduk

sesuai amanat dalam RPJMN 2015 – 2019;

d. Draft Peraturan Presiden terkait kebijakan pemberian jaminan dan subsidi

kepada PDAM sebagai kelanjutan dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2009 tentang Pemberian Jaminan Dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah

Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Kebijakan tersebut

disusun sebagai penyempurnaan dari kebijakan sebelumnya terkait

dukungan fasilitasi Pemerintah kepada Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) dalam melakukan pengembangan bisnisnya. Penyusunan

kebijakan tersebut juga dilakukan untuk mendorong percepatan

pencapaian target 100% air minum layak pada akhir tahun 2019 dan

penyehatan Perusahaan Daerah Air Minum;

e. Surat Sesmenko Perekonomian atas nama Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Prioritas kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat dan Direktur Jenderal Sumber Energi Baru

Terbarukan dan Konversi Energi, Kementerian Energi Sumber Daya

Mineral, No.: S–85/SES.M.EKON/03/2015, tanggal 17 Maret 2015, perihal

Keberlanjutan Rapid Assessment Potensi PLTA dari Waduk Eksisting. Surat

tersebut diterbitkan sebagai arahan kepada instansi terkait untuk

dapat meneruskan pelaksanan rapid assessment potensi PLTA dari

waduk eksisting, guna mendorong pencapaian target RPJMN 2015 –

2019 tentang kedaulatan energi melalui percepatan pemanfaatan

potensi sumber daya air untuk pembangunan PLTA.

2. Dalam rangka Dalam bidang telematika dan utilitas telah dilakukan redesain

bersama peraturan pelaksanaan kewajiban pelayanan universal (Univesal

Service Obligation) telekomunikasi dan informatika dengan menghasilkan

Permenkominfo Nomor 25 Tahun 2015. Peraturan ini untuk mengurangi

resiko kesulitan teknis dan administrasi pelaksanaan sebagai wujud

pemerataan akses telematika di daerah sebagaimana tercantum dalam

Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar

Indonesia 2014-2019. Pada program Palapa Ring telah diresmikannya proyek

Page 34: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

27

pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik pitalebar

Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) di Manokwari Papua Barat

oleh Presiden Repulik Indonesia sebagai bentuk penguatan konektivitas dan

ekosistem broadband untuk menunjang ekonomi digital secara nasional.

Dalam menunjang industri perangkat telematika nasional telah dihasilkan

Permenkominfo Nomor 27 Tahun 2015 tentang Persyaratan Teknis Alat dan

Perangkat Telekomunikasi Berbasis Standar Teknologi Long Term Evolution

(LTE) untuk menciptakan suasana kondusif nasional guna mendorong

perkembangan industri perangkat telematika sebagai kegiatan ekonomi

utama yang memperkuat daya saing bangsa.

Gambar 3.3. Rencana dan Realisasi Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Pitalebar Nasional 2015

3. Dalam Rangka rekomendasi kebijakan pada pembangunan Jalan Tol Trans

Sumatera, pembangunan MRT Jakarta, pembangunan LRT di beberapa

wilayah, dan pengelolaan transportasi di wilayah Jabodetabek melalui

koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi telah diterbitkan beberapa

peraturan yaitu diantaranya:

Page 35: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

28

a. Peraturan Presiden Nomor 117 tahun 2015 perubahan atas Peraturan

Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan

Jalan Tol di Sumatera;

b. Peraturan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Nomor 3 Tahun

2015 sebagai revisi dari Peraturan Menteri Kordinator Bidang

Perekonomian Nomor 4 tahun 2014;

c. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan

Penyelenggaraan Kereta Api Ringan / LRT Terintegrasi di Wilayah

Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi; Peraturan Presiden Nomor 99 tahun

2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di

Wilayah Provinsi Daerah Ibu Kota Jakarta; dan Peraturan Presiden

Nomor 116 Tahun 2015 Tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta

Api Ringan/LRT di Sumatera Selatan;

d. Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola

Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

4. Pengembangan terminal peti kemas Kalibaru, yaitu dengan mendorong PT

Pelindo II untuk melakukan percepatan pembangunan terminal kalibaru

sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2012; Percepatan

pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, sudah

mencapai 89,57% dengan target penyelesaian Gedung Terminal 3 tahap 1

(Gedung Utama) pada bulan Mei 2016.

5. Percepatan pembangunan Terminal Multi Purpose Kuala Tanjung dengan

diterbitkan Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomi kepada PT Pelindo I,

perihal Penetapan HPL Otorita Asahan Seluas 9,04 Hektar. Arahan

tersebut dikeluarkan untuk mempercepat pembangunan Pelabuhan Kuala

Tanjung yang akan difungsikan sebagai hub Internasional. Dan untuk

mempercepat pembangunan pelabuhannya secara umumnya juga telah

ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 sebagai revisi

Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan.

6. Dalam rangka pengendalian konflik pemanfaatan ruang telah dilakukan

koordinasi dan sinkronisasi yang ditindaklanjuti dengan terbitnya:

a. Surat Menko Perekonomian No. S-9/M.EKON/01/2015 tanggal 14 Januari

Page 36: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

29

2015 untuk percepatan penyelesaian Perda RTRW Provinsi Riau

dan Surat Menko Perekonomian kepada Menteri LHK dan Menteri ATR

No. S-169/M.EKON/07/2015 tangal 23 Juli Tahun 2015 Perihal

Penyelesaian RTRW Provinsi Riau dan Izin Lingkungan untuk Addendum

AMDAL. Surat tersebut bertujuan untuk Percepatan Penyelesaian

Perda RTRW Provinsi Riau;

b. Surat Menko Perekonomian kepada Gubernur Provinsi Maluku

No. S-27/M.Ekon/01/2015 tanggal 29 Januari 2015 Perihal Rekomendasi

Peruntukan Ruang Kawasan Militer untuk Pembangunan Dermaga AL di

Desa Tawiri Kota Ambon. Surat tersebut bertujuan untuk

Penyelesaian Konflik Peruntukan Ruang Kawasan Militer di Kota

Ambon;

c. Surat Menko Perekonomian kepada Bupati Kabupaten Konawe

No: S 174/M.EKON/07/2015 tanggal 29 Juli 2015 Perihal

Rekomendasi Penataan Ruang untuk Pengembangan Kawasan

Industri Konawe, Sulawesi Tenggara. Surat tersebut bertujuan

untuk Penyelesaian Konflik Rencana Pembangunan Kawasan

Industri di Konawe.

7. Dalam rangka rekomendasi kebijakan untuk percepatan penyediaan

infrastruktur prioritas telah diterbitkan keputusan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian antara lain:

a. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite

Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas No.127 Tahun 2015 tentang

Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas;

b. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite

Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas No.129 Tahun 2015 tentang

Tim Kerja Percepatan Penyediaan Infrastruktur Ketenagalistrikan;

c. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite

Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas No.159 Tahun 2015 tentang

Tim Kerja Percepatan Pembangunan Kilang Minyak Bontang.

Page 37: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

30

Capaian sasaran strategis ini diukur dengan jumlah kawasan strategis ekonomi

baru (KEK, Kawasan industri) di luar pulau Jawa yang dikembangkan, dimana

pada tahun 2015 ditarget sebanyak 4 kawasan strategis ekonomi baru yang

dapat dikembangkan melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat

Koordinasi Tingkat Menteri; b) penetapan peraturan dan keputusan

Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Berdasarkan capaiannya selama tahun 2015 telah terealiasasi pengembangan

4 kawasan strategis ekonomi baru dari 4 strategis ekonomi baru yang

ditargetkan yang dapat dikembangkan. Dengan demikian, apabila dihitung

berdasarkan persentase kinerja capaiannya maka telah mencapai 100% dari

target 100% yang telah ditetapkan. Rincian dan perhitungan capaian

sasaran strategis tersebut disajikan dalam Lampiran yang juga menjadi satu

kesatuan dengan dokumen ini. Adapun kawasan strategis ekonomi baru (KEK,

Kawasan industri) di luar pulau Jawa yang dikembangkan pada tahun 2015

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Perbatasan di Entikong,

Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 Pos

Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Kawasan Perbatasan

menginstruksikan kepada K/L terkait untuk melakukan percepatan

pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan sarana penunjang di

kawasan perbatasan, salah satunya adalah PLBN Entikong. Berdasarkan

hal tersebut, maka perlu dilakukan pengembangan kawasan strategis

ekonomi perbatasan Entikong untuk menunjang pembangunan PLBN dan

diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan kawasan

strategis ekonomi baru di luar Pulau Jawa.

Sasaran Strategis 3:

“Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar

Pulau Jawa”

Page 38: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

31

Untuk mencapai kegiatan tersebut, telah dilakukan koordinasi dan

sinkronisasi dengan K/L terkait mengenai pengembangan kawasan strategis

ekonomi perbatasan di Entikong yaitu berupa rapat – rapat koordinasi, Focus

Group Discussion (FGD) untuk membahas isu – isu dalam pengembangan

kawasan perbatasan, kunjungan lapangan ke Entikong, kajian

Pengembangan dan Pengelolaan Pusat – Pusat Pertumbuhan Ekonomi

(P5E) di kawasan perbatasan negara Kecamatan Entikong, sosialisasi grand

design rencana pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di

Kecamatan Entikong.

Pada saat ini sedang dilakukan pembahasan legalisasi rencana

pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kecamatan

Entikong untuk mendukung terwujudnya kawasan strategis ekonomi

perbatasan tersebut.

2. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Perbatasan di Kabupaten

Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan

7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Kawasan Perbatasan

menginstruksikan kepada K/L terkait untuk melakukan percepatan

pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan sarana penunjang di

kawasan perbatasan, salah satunya adalah PLBN Motaain yang terletak di

Kabupaten Belu. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan

pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan Kabupaten Belu

untuk menunjang pembangunan PLBN dan diharapkan dapat menjadi

pusat pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar Pulau

Jawa.

Untuk mencapai kegiatan tersebut, telah dilakukan koordinasi dan

sinkronisasi dengan kemanterian/lembaga terkait mengenai pengembangan

kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu yaitu berupa rapat

– rapat koordinasi, Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas isu –

isu dalam pengembangan kawasan perbatasan, kunjungan lapangan ke

Kabupaten Belu, kajian Pengembangan dan Pengelolaan Pusat – Pusat

Pertumbuhan Ekonomi (P5E) di kawasan perbatasan negara Kabupaten

Page 39: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

32

Belu, sosialisasi grand design rencana pengembangan kawasan strategis

ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu.

Pada saat ini sedang dilakukan pembahasan legalisasi rencana

pengembangan kawasan strategis ekonomi perbatasan di Kabupaten Belu

untuk mendukung terwujudnya kawasan strategis ekonomi perbatasan

tersebut.

3. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pangan (KSE-P) Merauke

Pengembangan KSE-P Merauke dilatarbelakangi oleh arahan Presiden

Jokowi untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional pada

tanggal 10 Mei 2015 serta penetapan Merauke sebagai salah satu KEK baru

yang akan dikembangkan di luar pulau Jawa pada RPJMN 2015-2019.

Sebagai tindak lanjutnya, dilakukan studi untuk merumuskan suatu kawasan

strategis yang berperan dalam mendorong peningkatan padi melalui pola

mekanisasi dan didapatkan total luasan pengembangan area pangan

sebesar 1,2 juta ha. Kawasan strategis ini direncanakan sebagai area

pendukung (hinterland) dari KEK Merauke (yang diarahkan sebagai sentra

industri pangan) dan berfungsi untuk menjamin supply bahan baku ke KEK,

sehingga selanjutnya diperlukan blue print penyiapan dan pengembangan

area hinterland tersebut.

Pengembangan KSE-P Merauke juga disertai dengan konsep

pengelolaannya, yang melibatkan Pemerintah, Badan Usaha, dan

Masyarakat. Pengelolaan KSE-P Merauke direncanakan akan dilakukan

melalui Badan Otoritas yang berfungsi sebagai fasilitator antara Pemerintah,

Dunia Usaha, dan Masyarakat. Pengelolaan ini dilakukan dengan

pendekatan 1 manajemen untuk 1 kluster (10.000 ha). Pada lahan 10.000 ha

tersebut, dibuat konsep pemanfaatan dengan Perusahaan Inti mengelola

maksimal 50% dari luas lahan, Petani Plasma mengelola maksmimal 20%

dari luas lahan, sedangkan sisanya diperuntukkan sebagai water catchment

area.

Saat ini telah disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang Kawasan

Strategis Ekonomi (KSE) Pangan Merauke yang didalamnya memuat

pengembangan KEK Merauke sebagai sentra industri pangan serta

Page 40: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

33

pengembangan kawasan hinterland pendukung KEK seluas 1,2 juta Ha.

Pada tahap pertama direncanakan penyiapan KSE-P Merauke seluas

203.765 Ha yang terdiri dari lahan yang telah berstatus APL (revitalisasi) dan

lahan yang berstatus HPK (pembukaan lahan baru), sedangkan

pembangunan KEK Merauke akan dilakukan di Salor seluas ±183 Ha.

Gambar 3.4. Penetapan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional

oleh Bapak Presiden Jokowi pada Tanggal 10 Mei 2015

Page 41: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

34

4. Rencana Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pantai

Kijing, Kalimantan Barat

Sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019 untuk mengembangkan KEK

baru di luar pulau Jawa dimana salah satunya di Kalimantan Barat, maka

Pelindo II melalui anak perusahaannya PT. PPI mengusulkan untuk

mengembangan kawasan Pantai Kijing, Mempawah sebagai KEK.

Pengembangan KEK tersebut disertai dengan rencana pengembangan

pelabuhan baru di Kijing yang menjadi satu bagian dengan pelabuhan

Pontianak.

Rencana pengembangan KEK terletak di Kecamatan Sungai Kunyit,

Kabupaten Mempawah, dengan luas area yang direncanakan oleh PT.PPI

±5.000 Ha dengan rencana pengembangan Tahap I seluas ±1.150 Ha dan

rencana pengembangan pelabuhan utama Kijing seluas ±200 Ha, serta luas

area yang telah dibebaskan oleh PT. Antam yang direncakan juga menjadi

bagian dari KEK seluas ±1.000 Ha. Pengembangan KEK di daerah tersebut

menciptakan lingkungan kondusif bagi akitivitas investasi, ekspor, dan

perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta

sebagai katalis reformasi ekonomi di Indonesia.

Sebagai tahap awal, saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Mempawah untuk

menyiapkan area pengembangan KEK tersebut, diantaranya terkait dengan

kesesuaian dengan tata ruang. Beberapa langkah-langkah yang saat ini

telah dilakukan yaitu penyusunan RDTR Kecamatan Sungai Kuning untuk

memasukkan rencana KEK di dalamnya serta penyusunan Perda KSP oleh

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Sementara itu,untuk rencana

pengembangan pelabuhan pantai Kijing secara tata ruang telah sesuai baik

dengan RTRW Kabupaten Mempawah maupun RTRW Provinsi Kalimantan

Barat, sehingga sudah dapat dilakukan langkah pembebasan lahan di lokasi

tersebut.

Page 42: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

35

Gambar 3.5. Peta Lokasi Rencana Pengembangan KEK di Pantai Kijing

Page 43: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

36

Capaian sasaran strategis ini diukur dengan jumlah proyek infrastruktur prioritas

nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas

(KPPIP), dimana pada tahun 2015 ditarget sebanyak 6 proyek priortas yang

dapat ditetapkan melalui: a) pembahasan dan keputusan dalam Rapat

Koordinasi Tingkat Menteri; b) penetapan peraturan dan keputusan

Pemerintah/Presiden/Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Berdasarkan capaiannya selama tahun 2015 telah terealiasasi penetapan

sebanyak 30 proyek prioritas dari 6 proyek prioritas yang ditargetkan yang

dapat ditetapkan. Penetapan proyek prioritas sebanyak 30 proyek diatas dari

target 6 proyek didasarkan pada arahan Presiden dan Wakil Presiden untuk

mempercepat proyek-proyek infrastruktur di Indonesia termasuk proyek-proyek

di luar Pulau Jawa agar dampaknya terhadap pembangunan ekonomi dapat

dirasakan diseluruh wilayah Indonesia.

Dengan demikian, apabila dihitung berdasarkan persentase kinerja capaiannya

adalah 500% dari target 100% yang telah ditetapkan. Penetapan 30

proyek prioritas termaktub dalam Permenko Nomor 12 Tahun 2015

tentang Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas pada tanggal 31 Desember

2015. Adapun 30 proyek infrastruktur prioritas sebagai berikut:

Gambar 3.6. Sebaran Proyek Infrastruktur Prioritas

4

4

4 4 3 8

5 6

1

3 1

2 13

1

8 2

1 1

1

1

2

5

9 2

7

6

6 1

0

4

4

2

6 4

4 2

7 1

5

3

0

2

3

1

6

2

9

1

2 1

9

2

9

2

9

2

9 2

9 2

9 2

9

2

9

2

9

2

9 4

4

8

1

4 1

9

2

0

2

2

2

4

2

8

Sasaran Strategis 4:

“Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan”

Page 44: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

37

30 Proyek Prioritas tersebut antara lain adalah :

Pencapaian target penetapan jumlah proyek infrastruktur prioritas dan perbaikan

regulasi

1. Jalan Tol Balikpapan-Samarinda

2. Jalan Tol Mando-Bitung

3. Jalan Tol Panimbang Serang

4. 8 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera 5. Kereta Api Ekspres SHIA

6. MRT Jakarta Jalur Selatan – Utara

7. Kereta Api Makassar – Parepare

8. Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung

9. Pelabuhan Hub Internasional Bitung NCICD

10. PLTA Karangkates IV & V (2x50MW) 11. PLTA Kesamben (37MW)

12. PLTA Lodoyo (10MW)

13. Inland Waterways/Cikarang – Bekasi –

Laut (CBL)

14. Light Rail Transit (LRT) di Provinsi

Sumatera Selatan

15. Light Rail Transit (LRT) Terintegrasi di

Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi

16. National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD) Fase A

17. Sistem Pengolahan Limbah Jakarta

18. SPAM Semarang Barat

19. High Voltage Direct Current (HVDC)

20. Transmisi Sumatera 500 kV

21. Central – West Java Transmission

Line 500 kV

22. Central Java Power Plant

(CJPP)/PLTU Batang

23. PLTU Indramayu

24. PLTU Mulut Tambang Sumatera

Selatan 8, 9, 10

25. Kilang Minyak Bontang

26. RDMP/Revitalisasi Kilang

Eksisting (Balikpapan, Cilacap,

Balongan, Dumai, Plaju)

27. Pelabuhan di Jawa Barat Bagian

Utara

28. Kilang Minyak Tuban

29. Palapa Ring Broadband

30. Kereta Api Kalimantan Timur

Page 45: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

38

1. Peningkatan Kualitas Penyiapan Proyek

2. Model Projects dengan Standar kualitas Pra-Studi Kelayakan

internasional dan pemberian fasilitas penyiapan proyek lainnya

Pra-Studi kelayakan/Outline

Business Case (OBC) Kilang

Minyak Bontang

Penyusunan VfM dengan metode

kuantitatif untuk sector jalan tol

Penyusunan AMDAL Jalan

Tol Panimbang-Serang agar

pengadaan tanah dapat

dilakukan di 2016

Penyusunan OBC Quality

Guidelines

Page 46: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

39

3. Penetapan Skema Pendanaan

4. Debottlenecking dan Akselerasi Proyek

5. Perbaikan Kebijakan dan Regulasi

Mendorong Menhub

menetapkan skema pendanaan

KA Ekspres SHIA (memutuskan

ketidakpastian skema KPBU)

Mendorong penetapan skema

pendanaan LRT Sumatera Selatan

melalui Perpres No. 116/2015

tentang Penugasan BUMN

Penerbitan

Penetapan Lokasi

PLTU Batang

dipercepat menjadi

Juni 2015

268532-27 HSR-Presentation to Tim Penilai-2Sep15-vf (Bahasa Indonesia).pptx 4

Draft—for discussion only

Cop

yri

gh

t ©

20

15

by T

he B

osto

n C

on

su

ltin

g G

roup

, In

c. A

ll r

igh

ts r

ese

rve

d.

Confidential – Please do not distribute

China & Jepang memberikan 2 proposal yang berbeda

Proposal China Proposal Jepang

Joint Venture:

60% Indonesia : 40% China

Skema BUMN + Operator

Swasta

Struktur kepemilikan

Stasiun

Teknologi

Tempo penyiapan

proposal

8 stasiun dari awal

5 stasiun pada tahap awal, 3

lagi menyusul di masa-masa

mendatang

Teknologi China Teknologi Jepang

Lebih singkat Lebih lama

Masih banyak aspek yang butuh perincian lebih dalam & negosiasi lebih lanjut

268532-27 HSR-Presentation to Tim Penilai-2Sep15-vf (Bahasa Indonesia).pptx 6

Draft—for discussion only

Cop

yri

gh

t ©

20

15

by T

he B

osto

n C

on

su

ltin

g G

roup

, In

c. A

ll r

igh

ts r

ese

rve

d.

Confidential – Please do not distribute

1. Kontribusi dan resiko di pihak Indonesia Keduanya butuh kontribusi eksplisit dan implisit yang signifikan dari pemerintah agar layak secara

finansial

Proposal China Japan proposal

1.1. Kontribusi

Indonesia1

1.2. Resiko

Yang dibutuhkan agar layak:

• BUMN perlu berkontribusi (misal:

tanah)

• Kontribusi lainnya dari pemerintah

(missal: insentif pajak dan tanah)

Lebih besar kebutuhan

pembiayaannya, disesuaikan

terhadap kurs pasar

Yang dibutuhkan agar layak:

• BUMN pengurusan asset perlu

didirikan untuk memegang saham

modal

• Indonesia perlu memberikan tanah

Lebih kecil kebutuhan

pembiayaannya, disesuaikan

terhadap kurs pasar

Resiko dibagi bersama JV (Joint Venture) Pemisahan alokasi pembagian

resiko: CAPEX dari BUMN, Ops dari operator swasta

Negosiasi lebih lanjut dan perencanaan struktur pembiayaan dapat mengurangi

kontribusi dan resiko tetapi kontribusi dan resiko akan tetap ada 1.Contribution: both direct and explicit (grant, guarantee etc) and indirect and implicit (I,e, incentives, free or low out land); includes directly from government budget or from SOE balance sheet; includes initial capex and ongoing open

Ulasan Proposal Kereta Api Berkecepatan

Tinggi/High-Speed Train (HST) Jalur

Jabodetabek-Bandung Presentasi Hasil kepada Tim Penilai

2 September 2015

Confidential – Please do not distribute

Mengadakan

konsultan untuk

review proposal High

Speed Railway (HSR)

Jakarta-Bandung dari

Jepang dan RRT

Mendorong percepatan

lelang investasi Jalan

Tol Balikpapan-

Samarinda dan Jalan

Tol Manado-Bitung dari

Q4 menjadi Q2 2015

Penerbitan peraturan pendukung KPBU

yaitu Peraturan Menkeu tentang availability

payment dan Perka LKPP tentang

pengadaan badan usaha untuk KPBU dan

Penerbitan Permen ATR/Kepala BPN

No.6/2015 tentang Pengadaan Tanah

untuk menyesuaikan dengan revisi

6. Pengembangan Kapasitas

Melakukan Induction Program

untuk PMO KPPIP

Page 47: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

40

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA DARI WAKTU KE WAKTU

Setelah mengetahui capaian kinerja tahun 2015 berdasarkan perbandingan

realisasi dan target, maka agar kondisi capaian tahun 2015 dapat menjadi

‘pijakan’ kinerja tahun-tahun mendatang, perlu dilihat atau dibandingkan dengan

capaian tahun-tahun sebelumnya. Pada sub bahasan ini, pola membandingkan

capaian kinerja adalah terhadap capaian tahun lalu, capaian beberapa tahun

kebelakang.

Tabel 3.2 Analisis Realisasi IKU dari Waktu ke Waktu

Sumber: Laporan Realisasi Indikator Kinerja 2012-2014, Biro Perencanaan.

Capaian realisasi yang sama dengan target yang telah ditetapkan disebabkan

karena fluktuasi beban kerja cenderung statis dengan pendekatan pada realisasi

keuangan. Ukuran nyata yang dapat dirasakan adalah bahwa semua kebutuhan

pelayanan dari stakeholder dapat dipenuhi dan secara tata kelola dari waktu ke

waktu semakin baik.

IKU Realisasi

Keterangan 2013 2014 2015

Tingkat (indeks) efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah

4 4 4

Persentase rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah yang diimplementasikan

80% 91,27% 85,71%

Jumlah Kawasan strategis ekonomi baru (KEK, Kawasan Industri) di luar pulau Jawa

- - 4

Jumlah proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan komite percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (KPPIP)

- - 30

Page 48: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

41

D. REALISASI ANGGARAN

Pada tahun 2015, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

mendapat Pagu Anggaran sebesar Rp 99,006,500,000,- dan realisasi yang

dimanfaatkan adalah sebesar Rp 59.388.214.596,- atau hanya terserap sebesar

66,74% dengan SILPA Rp 39.618.285.404,-telah dapat melaksanakan fungsi

dan tugas utama yang menjadi tanggungjawab organisasi. Dari sasaran yang

ditargetkan, telah dapat diwujudkan dengan baik, bila dilihat dari indikator

kinerja yang digunakan. Realisasi Anggaran dan Cost Per Outcome Deputi

Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah tahun

2015 dapat dilihat di tabel 3.3. dan tabel 3.4.

Bila dibandingkan dengan realisasi anggaran pada tahun 2014, realisasi

anggaran pada tahun 2015 mengalami penurunan, dimana realisasi anggaran

pada tahun 2014 adalah sebesar 75% sedangkan realisasi anggaran tahun 2015

adalah sebesar 66,74%. Penurunan realisasi anggaran tersebut disebabkan

karena adanya beberapa upaya dalam efisiensi penggunaan sumber daya

antara lain:

1. Penghematan anggaran dengan pembatasan penggunaan hotel, dan

mengalihkan beberapa kegiatan rapat/seminar/workshop/sosialisasi di luar

kantor menjadi kegiatan di dalam kantor; dan

2. Pengurangan jumlah sumber daya manusia yang melakukan perjalanan

dinas.

Selain itu, terdapat beberapa hal lain penyebab rendahnya realisasi anggaran

pada tahun 2015, diantaranya:

1. Peningkatan pagu anggaran Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada tahun

2015 (Rp 99.006.500.000,-) dibandingkan dengan pagu anggaran

tahun 2014 (Rp 55.777. 800.000);

2. Adanya perubahan Struktur Organisasi Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015, pada tanggal 19 Mei 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Page 49: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

42

yang mengakibatkan terjadinya perubahan nomenklatur kegiatan

sehingga diperlukan waktu untuk melakukan revisi anggaran melalui

Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. Selain itu, juga

terdapat beberapa penundaan kegiatan terkait Komite Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang baru mulai pada bulan

Juli 2015.

Page 50: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

43

Tabel 3.3 Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan Tahun Anggaran 2015

Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi

Penyerapan Sisa Persentase

Koordinasi Kebijakan Bidang Infrastruktur Sumber Daya Air Rp 7.500.000.000 Rp 5.059.126.173 Rp 2.440.873.827 67,46%

Rekomendasi Hasil Koordinasi Kebijakan Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air Rp 967.222.000 Rp 725.581.847 Rp 241.640.153 75,02%

Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air

Rp 694.048.000 Rp 535.656.859 Rp 158.391.141 77,18%

Laporan hasil pelaksanaan sosialisasi kebijakan bidang Infrastruktur Sumber Daya Air

Rp 273.050.000 Rp 164.676.543 Rp 108.373.457 60,31%

Rekomendasi Hasil Koordinasi Kebijakan Dalam Rangka Kerjasama Indonesia Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Lainnya di Indonesia

Rp 643.332.000 Rp 572.840.184 Rp 70.491.816 89,04%

Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Urusan Kerjasama Indonesia Singapura untuk Pengembangan BBK (Batam-Bintan-Karimun) dan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Lainnya di Indonesia

Rp 105.314.000 Rp 76.443.450 Rp 28.870.550 72,59%

Rekomendasi hasil koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi Kebijakan Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia

Rp 3.599.694.000 Rp 2.550.656.410 Rp 1.049.037.590 70,86%

Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia

Rp 718.514.000 Rp 288.929.330 Rp 429.584.670 40,21%

Laporan hasil pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Percepatan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara Indonesia

Rp 393.026.000 Rp 133.101.550 Rp 259.924.450 33,87%

Layanan Dukungan Administrasi Kegiatan dan Tata Kelola Rp 105.800.000 Rp 11.240.000 Rp 94.560.000 10,62%

Koordinasi Kebijakan Telematika dan Utilitas Rp 3.900.000.000 Rp 3.327.163.150 Rp 572.836.850 85,31%

Rekomendasi kebijakan telematika dan utilitas Rp 2.400.000.000 Rp 1.960.799.106 Rp 439.200.894 81,70%

Rekomendasi hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan telematika dan utilitas

Rp 1.100.000.000 Rp 992.036.805 Rp 107.963.195 90,19%

Laporan Hasil Sosialisasi Kebijakan Telematika dan Utilitas Rp 400.000.000 Rp 374.327.239 Rp 25.672.761 93,58%

Page 51: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

44

Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi

Penyerapan Sisa Persentase

Koordinasi Kebijakan Sistem Transportasi Multimoda Rp 7.300.000.000 Rp 5.252.458.214 Rp 2.047.541.786 71,95%

Rekomendasi Kebijakan Transportasi Rp 3.439.114.000 Rp 2.349.516.375 Rp 1.089.597.625 68,32%

Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Transportasi

Rp 1.401.186.000 Rp 1.039.977.209 Rp 361.208.791 74,22%

Laporan hasil pelaksanaan Sosialisasi Kebijakan Transportasi Rp 117.200.000 Rp 3.730.000 Rp 113.470.000 3,18%

Rekomendasi Kebijakan Percepatan Pengembangan Sistem Transportasi JABODETABEK

Rp 2.125.232.000 Rp 1.753.867.205 Rp 371.364.795 82,53%

Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Percepatan Pengembangan Sistem Transportasi JABODETABEK

Rp 217.268.000 Rp 105.367.425 Rp 111.900.575 48,50%

Koordinasi Kebijakan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Rp 5.400.000.000 Rp 4.195.677.181 Rp 1.204.322.819 77,70%

Rekomendasi hasil Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi

Rp 3.722.157.000 Rp 2.667.891.148 Rp 1.054.265.852 71,68%

Rekomendasi hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi

Rp 919.094.000 Rp 854.779.930 Rp 64.314.070 93,00%

Laporan Sosialisasi Kebijakan Penataaan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi

Rp 758.749.000 Rp 673.006.103 Rp 85.742.897 88,70%

Koordinasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan, dan Pembiayaan Infrastruktur Rp 4.000.000.000 Rp 1.862.327.719 Rp 2.137.672.281 46,56%

Rekomendasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur Rp 2.750.000.000 Rp 1.097.923.430 Rp 1.652.076.570 39,92%

Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur

Rp 750.000.000 Rp 462.687.529 Rp 287.312.471 61,69%

Laporan Hasil Sosialisasi Kebijakan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur

Rp 500.000.000 Rp 301.716.760 Rp 198.283.240 60,34%

Page 52: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

45

Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi

Penyerapan Sisa Persentase

Koordinasi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Rp 14.500.000.000 Rp 4.874.811.244 Rp 9.625.188.756 33,62%

Rekomendasi kebijakan MP3EI Rp 11.064.918.000 Rp 3.020.762.954 Rp 8.044.155.046 27,30%

Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Proyek - Proyek MP3EI yang akan ditindaklanjuti

Rp 2.259.740.000 Rp 1.678.827.590 Rp 580.912.410 74,29%

Laporan Sosialisasi/ diseminasi kebijakan MP3EI Rp 1.175.342.000 Rp 175.220.700 Rp 1.000.121.300 14,91%

Koordinasi Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas Rp 56.406.500.000 Rp 34.816.650.915 Rp 21.589.849.085 61,72%

Rekomendasi Kebijakan Ekonomi Terkait Penyediaan Infrastruktur Prioritas Rp 29.125.935.000 Rp 17.608.989.627 Rp 11.516.945.373 60,46%

Rekomendasi Hasil Pre FS / Revisi Pre Fs Proyek Infrastruktur Prioritas Rp 27.280.565.000 Rp 17.207.661.288 Rp 10.072.903.712 63,08%

Total Rp 99.006.500.000 Rp 59.388.214.596 Rp 39.618.285.404 66,74%

Page 53: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

46

Tabel 3.4 Cost Per Outcome Tahun Anggaran 2015

Outcome Cost (Rp)

Sasaran Staregis 1

Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

16.172.234.849

Sasaran Staregis 2

Terwujudnya pengendalian kebijakan di bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

6.413.657.926

Sasaran Staregis 3

Terwujudnya pengembangan kawasan strategis ekonomi baru di luar pulau Jawa

1.985.670.907

Sasaran Staregis 4 Tercapainya penetapan proyek infrastruktur prioritas yang diusulkan

34.816.650.915

Total 59.388.214.596

Page 54: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

47

BAB IV. PENUTUP

Selama beberapa tahun kebelakang, berbagai pencapaian dan

keberhasilan telah diraih oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur

dan Pengembangan Wilayah. Berdasarkan hasil penilaian IKU, berbagai skala

prioritas juga dibuat sehingga dalam keterbatasan sumber daya manusia dan

sarana prasarana yang ada pada akhir tahun 2015, Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat mencapai

target indikator kinerja yang diharapkan.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan

Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah pada tahun 2015 didapatkan dengan

kerja keras dan bantuan kerjasama dari semua pihak, khususnya sinergi dari

seluruh unsur Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah dalam melakukan sinkronisasi dan koordinasi

perencanaan, penyusunan dan implementasi kebijakan dibidang infrastruktur

dan pengembangan wilayah melalui mekanisme pembagian kerja yang efektif

dan penggunaan data bersama (data sharing).

Berbagai tantangan maupun hambatan akibat krisis ekonomi, tuntutan efisiensi

keuangan negara, dinamika sosial dan politik berusaha dihadapi dengan

berpegang teguh pada Visi dan Misi yang telah dicanangkan dan keinginan

untuk menyukseskan program dan kegiatan demi mendukung tercapainya

sasaran dan tujuan pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah.

Pada akhirnya “Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah” sebagaimana yang ditetapkan sebagai Sasaran Strategis (SS) Deputi

Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah dapat

ditingkatkan sehingga disparitas pembangunan antar wilayah Jawa dan

luar Jawa secara bertahap dapat dikurangi.

Page 55: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan

Pengembangan Wilayah 2015

48

Sejalan dengan tuntutan reformasi birokrasi, Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah akan terus melakukan

peningkatan kinerja dalam rangka meningkatkan hasil evaluasi

Akuntabilitas Kinerja pada masa yang akan datang. Sebagai upaya

peningkatan kinerja, hasil penilaian/evaluasi kinerja pada tahun 2015 ini akan

digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kinerja di tahun 2016.

Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun 2015

ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada pimpinan dan

seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi Deputi Bidang

Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah sehingga

dapat digunakan sebagai bahan untuk merumuskan kebijakan pada periode

berikutnya.

Page 56: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Lampiran I

Page 57: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 58: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 59: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 60: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 61: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 62: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 63: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 64: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 65: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 66: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 67: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 68: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 69: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 70: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan
Page 71: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Definisi Indikator Kinerja

: Indikator Pembebanan tingkat efektifitas koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah terdiri dari tujuh kegiatan yang terdiri dari Sumber Daya Air, Telematika dan Utilitas, Transportasi Multi Moda, Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur, KP3EI, dan KPPIP.

Satuan : Indeks

Teknik Menghitung : Nilai Indeks Koordinasi dan pelaksanaan sinkronisasi didasarkan pada jumlah keseluruhan nilai efektifitas persentase unit kegiatan

Indeks Nilai ∑ Kriteria

4 85 =< n =< 100 Sangat Baik 3 65 =< n < 85 Baik 2 45 =< n < 65 Kurang Baik 1 n < 45 Kurang

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : Asdep Sumber Daya Air, Asdep Telematika dan Utilitas, Asdep Transportasi Multi Moda, Asdep Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur, KP3EI dan KPPIP

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Indeks Efektifitas Koordinasi dan Pelaksanaan Sinkronisasi Kebijakan

Manual

Perhitungan

IKU Deputi VI 1

Lampiran 2

Page 72: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Definisi Indikator Kinerja

:

Indikator Persentase Rekomendasi Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang di implementasikan merupakan akumulasi dari pencapaian Indikator di tujuh kegiatan yang dilaksanakan masing-masing unit kerja dengan bobot: (i) Kegiatan Infrastruktur Sumber Daya Air; (ii) Kegiatan Telematika dan Utilitas; (iii) Kegiatan Sistem Transportasi Multi Moda; (iv) Kegiatan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi; (v) Kegiatan Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur; (vi) Kegiatan KP3EI; dan (vii) Kegiatan KPPIP.

Satuan : %

Teknik Menghitung : Gabungan atau penjumlahan capaian masing-masing bidang

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data :

Asdep Sumber Daya Air, Asdep Telematika dan Utilitas, Asdep Transportasi Multi Moda, Asdep Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur, KP3EI, dan KPPIP

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Persentase rekomendasi Kebijakan yang di Implementasikan

Manual

Perhitungan

IKU Deputi VI 2

Page 73: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Definisi : Terwujudnya jumlah kawasan strategis ekonomi baru yang diusulkan (KEK, Kawasan Industri) di luar Pulau Jawa

Satuan : Nilai

Teknik Menghitung : Jumlah kawasan yang telah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis ekonomi baru

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : Asdep Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Definisi : Jumlah penetapan proyek infrastruktur prioritas nasional yang ditetapkan oleh KPPIP

Satuan : Jumlah

Teknik Menghitung : Jumlah proyek inf prioritas nasional yang ditetapkan KPPIP

Sifat Data IKU : Maximize

Sumber Data : KPPIP

Periode Data IKU : Tahunan

Keterangan Lain : -

Pengembangan kawasan strategis ekonomi baru diluar Pulau Jawa

Manual

Perhitungan

IKU Deputi VI 3

Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas yang diusulkan

Manual

Perhitungan

IKU Deputi VI 4

Page 74: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

1

Tabel 1. Rekapitulasi Koordinasi dan Sinkronisasi Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah yang Ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (SS.1)

No URAIAN KOORDINASI DAN SINKRONISASI

DIUSULKAN DITINDAKLANJUTI

1 Koordinasi Pembahasan Kebijakan Tax Allowance 1 1

2 Koordinasi Pembahasan Pengembangan Kapabilitas Industri Nasional & Insinyur Indonesia dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia

1 1

3 Koordinasi Kebijakan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas 1 1

4 Koordinasi Penyiapan Penerapan e-Commerce Nasional 1 1

5 Koordinasi Hibah Asset BMN & Penyelesaian BPYDS PLN 1 1

6 Koordinasi BKPRN (One Map Policy & RTR Jabodetabek Punjur) 1 1

7 Koordinasi Pembahasan Tentang Rencana Pembangunan Wisma Atlet/ Rusun Kemayoran 1 1

8 Koordinasi Pembahasan PMO Nasional untuk Pengembangan Kapabilitas Insinyur dan Pendukung Infrastruktur di Indonesia

1 1

9 Koordinasi Persiapan Substansi dan Logistik Acara World Economic Forum on East Asia (WEFEA) 2015

1 1

10 Koordinasi Persiapan KTT ASEAN 1 1

Lampiran 3

Page 75: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

2

No URAIAN KOORDINASI DAN SINKRONISASI

DIUSULKAN DITINDAKLANJUTI

11 Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Kawasan Ekonomi Khusus 1 1

12 Koordinasi Kebijakan Rencana Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan

1 1

13 Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Penjaminan Pemerintah atas Pembiayaan Infrastruktur Melalui Pinjaman Langsung Dari Lembaga Keuangan Internasional Kepada BUMN (Direct Landing)

1 1

14 Koordinasi Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air dan Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Sistem Penyediaan Air Minum

3 3

15 Koordinasi Kebijakan Percepatan Implementasi Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara/National Capital Integrated Coastal Development

1 1

16 Koordinasi Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah Tengan Percepatan Pembangunan 1 1

17 Koordinasi Kebijakan Percepatan Proyek Strategis Nasional 1 1

18 Koordinasi Kebijakan Pengembangan Kereta Api Cepat/High Speed Train 1 1

19 Koordinasi Kebijakan Pembahasan Mengenai Paket Deregulasi 1 1

20 Koordinasi Kebijakan Kepemilikan Properti oleh Warga Negara Asing 1 1

21 Koordinasi Pengembangan Tingkat Kandungan Dalam Negeri Perangkat Telematika 1 0

22 Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden & Instruksi Presiden Tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional

1 1

23 Rapat Koordinasi Penyiapan Paket Kebijakan Ekonomi Bulan Oktober 2015 1 1

Page 76: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

3

No URAIAN KOORDINASI DAN SINKRONISASI

DIUSULKAN DITINDAKLANJUTI

25 Koordinasi Kebijakan Upaya Mendorong Industri Dalam Negeri 1 1

26 Koordinasi Pembahasan Peraturan Pemerintah Tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus

1 1

27 Koordinasi Pembahasan Financial Inclusion dan Transformasi Ekonomi 1 1

29 Koordinasi Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden Tentang Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan

1 1

30 Koordinasi Kebijakan Pengembangan KPBP Batam-Bintan-Karimun 1 0

TOTAL 30 28

Persentase Efektifitas Koordinasi dan Sinkronisasi

93,33

Indeks Nilai ∑ Kriteria

4 85 =< n =< 100 Sangat Baik

3 65 =< n < 85 Baik

2 45 =< n < 65 Kurang Baik

1 n < 45 Kurang

Keterangan: Persentase Efektifitas Koordinasi

dan Sinkronisasi Deputi Bidang Koordinasi

Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah 93,33 ≈ Indeks 4

Page 77: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

4

Tabel 2. Rekapitulasi Pengendalian Kebijakan di Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah yang

Ditindaklanjuti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (SS.2)

No URAIAN PENGENDALIAN

DIUSULKAN DITINDAKLANJUTI

1 Sidang Pleno Dewan Sumber Daya Air Nasional 1 1

2 Revisi Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 & Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012

1 1

3 Efektifitas Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura 1 1

4 Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk Jalan Tol 1 1

5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 1 1

6 Pembahasan One Map Policy & RTR Jabodetabek Punjur 1 1

7 Pembahasan Pembangunan Kilang Minyak Bontang & Kerjasama Pemerintah Swasta

1 1

8 Penyelesaian Dampak Sosial Kemasyarakatan Pembangunan Waduk Jatigede

1 1

9 Pembahasan Penetapan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional 1 1

10 Kemajuan Status Rencana Tata Ruang Wilayah Riau dan Analisis Dampak Lingkungan PT. Chevron Pasifik Indonesia

1 1

11 Pembahasan Pembangunan Kereta Api Cepat/High Speed Train 1 1

Page 78: deputi bidang koordinasi percepatan infrastruktur dan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah 2015

5

No URAIAN PENGENDALIAN

DIUSULKAN DITINDAKLANJUTI

12 Pembahasan Perkembangan KEK Sei Mangkei, Sumatera Utara 1 1

13 Pembahasan Penetapan Keputusan Presiden Tentang Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil

1 0

14 Pembahasan Tentang Peraturan Turunan dari Peraturan Presiden No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha

1 0

TOTAL 14 12

Persentase Efektifitas Pengendalian

85,71