dermatitis kontak iritan

3
DERMATITIS KONTAK IRITAN Definisi Dermatitis kontak iritan adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen yang menempel pada kulit dan merupakan reaksi peradangan nonimunologik yaitu kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Epidemiologi Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orangdaru berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak, terutama berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja), namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini dikarenakan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh. Etiologi Penyebab munculnya dermatitis ini adalah bahan yang bersifat iritan , mislanya bahan pelarut , deterjen, minyak pelumas, asam alkali dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul , daya larut , konsentrasi bahan tersebut, dan vehikulum . Faktor yang dimaksud yaitu : lama

Upload: nur-jannah-khairunnisa

Post on 20-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dermatitis

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatitis Kontak Iritan

DERMATITIS KONTAK IRITAN

Definisi

Dermatitis kontak iritan adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap

pengaruh faktor eksogen yang menempel pada kulit dan merupakan reaksi peradangan

nonimunologik yaitu kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi.

Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orangdaru berbagai golongan umur, ras, dan

jenis kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak, terutama berhubungan dengan

pekerjaan (DKI akibat kerja), namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini dikarenakan

antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak

mengeluh.

Etiologi

Penyebab munculnya dermatitis ini adalah bahan yang bersifat iritan , mislanya bahan pelarut ,

deterjen, minyak pelumas, asam alkali dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain

ditentukan oleh ukuran molekul , daya larut , konsentrasi bahan tersebut, dan vehikulum . Faktor

yang dimaksud yaitu : lama kontak , kekerapan (terus menerus) adanya oklusi menyebabkan

kulit jadi lebih permeable , demikian pula gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembapan

lingkungan juga ikut berperan.

Faktor individu juga ikut berpengaruh pada DKI , misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai

temapat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih

mudah teriritasi), ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin (insiden DKI

lebih banyak pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang

terhadap bahan iritan menurun) misalnya dermatitis atopik.

Page 2: Dermatitis Kontak Iritan

Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi

atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan

tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit.

Kebanyakan bahan iritan (toksin) merusak membrane lemak keratinosit, sebaian dapat

menembus membrane sel dan merusak lisosom , mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan

membrane ini mengkatifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida

(DAG), Platelet activating factor (PAF) dan inositida (IP3). AA dirubah jdi protagladin (PG) dan

leukotrient (LT). PG dan LT menginduksi vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vascular

sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga berperan sebagai

kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil serta mengaktivasi sel mass untuk mengeluarkan

histamine

DAG dan second mesangger lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein misalnya

interleukin I (IL-1) dan granulocyte-macrofag colony stimulatunt factor (GM-CSF). IL-1

mengaktifkan sel T penolong mengeluarkan IL-2 dan mengekspresikan reseptor IL-2 yang

menimbulkan stimulasi autokrin dan proliferasi sel tersebut.

Keratinosit juga membuat molekul permukaan HLA-DR dan adhesi intrasel 1 (ICAM-1) . Pada

kontak dengan iritan, keratinosit juga melepaskan TNF alpa, suatu sitokin proinflamsi yang dapat

mengaktifkan sel T, makrofag dan granulosit, menginduksi molekul adhesi sel dan pelepasan

sitokin

Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik di tempat terjadinya kontak di

kulit berupa eritema, edema, panas nyeri bila bila iritan kuat. Bahan iritan lemah akan

menimbulkan kelainan kulit setelah beulang kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum

korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi sawarnya

sehingga mempermudah kerusakan sel di bawahnya oleh iritan.