desain komunikasi visual sebagai sarana penunjang
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA PENUNJANG PROMOSI
PASAR KLITHIKAN NOTOHARJO
SEMANGGI
OLEH:
MUHAMMMAD KHOIRUL SHOLIH
NIM: K3203025
TUGAS AKHIR
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA PENUNJANG PROMOSI
PASAR KLITHIKAN NOTOHARJO
SEMANGGI
OLEH :
MUHAMMAD KHOIRUL SHOLIH
K3203025
TUGAS AKHIR
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana
pendidikan.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si
NIP. 19650521 199003 1 003 NIP. 19730906 200501 1 001
Adam Wahida, S.Pd, M.Sn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Muhammad Khoirul Sholih. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI
SARANA PENUNJANG PROMOSI PASAR KLITHIKAN NOTOHARJO
SEMANGGI . Tugas Akhir, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011. Tujuan perancangan ini adalah: Merancang komunikasi visual yang berfungsi
sebagai media promosi Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang menarik dan komunikatif beserta pemilihan media promosinya yang efektif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi cuplikan (sampling), pengamatan langsung (observasi), wawancara dan dokumentasi. Metode anialisis ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Konsep perancangan komunikasi visual dalam promosi perpaduan antara tradisional dan modern, mengutamakan penekanan melalui unsur fotografi yang difungsikan sebagai penarik perhatian audience, serta memakai layout dan desain yang simple.
Berdasarkan segmentasi pasar, identifikasi pesaing, keunggulan produk maka hasil perancangan ini dapat diperoleh media promosi komunikasi visual sebagai berikut: (1) Billboard: difungsikan untuk membangun citra serta memberi petunjuk kepada masyarakat tentang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi di Surakarta melalaui gambar dan pesan yang ditempatkan di titik-titik strategis. (2) Iklan surat kabar: sesuai dengan segmentasi geografis promosi dilakukan melalui surat kabar Solopos dan Joglosemar. (3) Stand Banner: berupa media iklan cetak ditempatkan di pinggir-piggir jalan strategis kota Surakarta. (4) Branding mobile: ialah promosi yang merupakan iklan bergerak ditempatkan pada badan bus dan angkuta yang memiliki daya edar luas (5) Papper Bag: sebagai media promosi fungsional pembungkus produk atau barang yang dapat dipakai berulang-ulang dan dibawa kemana-mana (6) karcis Parkir: merupakan media promosi sebagai iklan bergerak dengan tampilan desain yang memberikan citra atau identitas yang jelas. (7) Penunjuk Arah: media luar ruang yang sifatnya memberikan informasi arah atau petunjuk ke pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. (8) Papan Informasi: media luar ruang yang memberikan informasi letak kios di dalam pasar berdasarkan jenis barang dagangannya. (9) Papan Nama Pasar: berupa gapura sebagai tanda pengenal yang membangun citra pasar. (11) Papan Nama Kios: tanda pengenal untuk menunjukkan identitas kios-kios pedagang di Klithikan Notoharjo semanggi. (12) Merchandise berupa Stiker: merupakan media promosi yang memiliki penempatan fleksibel dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan difungsikan sebagai cindera mata. (11) Stationary: berupa kartu nama, amplop, kop surat berfungsi sebagai identitas yang berhubungan dengan surat-menyurat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S.
Al-Baqarah : 286).
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Alam Nasyrah : 6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku
yang telah membesarkan, membimbing,
mendoakan, dan selalu mendukung ananda hingga
akhir.
Adik dan kakak.
Teman-teman.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan sesmesta alam penulis panjatkan kehadirat-Nya,
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
Pembuatan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dan baik spirituil
maupun materiil. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Tjahjo Prabowo, M. Sn. selaku Ketua Program Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. Selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sampai terselesaikannya tugas akhir ini.
5. Bapak Adam Wahida, S.Pd, M. Sn. Selaku pembimbing II yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
6. Bapak Drs. Edi Kurniadi, M. Pd. selaku Pembimbing Akademik.
7. Wiwiek Dwi Hesti, S.Sos, selaku Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta yang telah membantu mendapatkan ijin kepada penulis
untuk mengadakan penelitian.
8. Jackson Antonius Napitupulu, S.E, M.Si selaku Kepala Humas Badan Informasi
dan Komunikasi Surakarta yang telah bersedia menjadi narasumber.
9. Suranto, selaku Lurah pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang telah
memberikan ijin dan data-data yang sangat dibutuhkan penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
10. Bapak Ari Wibowo selaku staf kantor DLLAJ yang telah bersedia menjadi
narasumber.
11. Anang, mayas, endah,Indri, Totok, Heru, Ibnu, Salamun, Bagio dan seluruh staff
dan karyawan kantor pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu.
12. Rudi, Timan, Pak Bos, agung, Solichin, Aan, pedagang klithikan Sepeda motor
yang telah memberikan informasi kepada penulis.
13. Joko Widodo, Pak Yatno pengelola parkir pasar Klithikan Notoharjo yang
membantu penulis memperoleh data dan sekaligus menjadi narasumber.
14. Seluruh mahasiswa Seni Rupa FKIP UNS.
15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu
terlaksananya penciptaan karya Tugas Akhir. Semoga segala amal baik tersebut
mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Surakarta, 27 April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C. Batasan Ruang Lingkup Perancangan .............................................. 8
D. Tujuan Perancangan ......................................................................... 9
E. Manfaat Perancangan ....................................................................... 9
F. Metode Perancangan ......................................................................... 10
G. Prosedur Perancangan ....................................................................... 13
BAB II. LANDASAN PERANCANGAN ........................................................... 14
A. Kajian Teori ...................................................................................... 14
1. Desain Komunikasi Visual ..................................................... . 14
2. Media ...................................................................................... . 23
3. Sign System .............................................................................. . 24
4. Tinjauan Promosi .................................................................... . 34
5. Tinjauan Periklanan................................................................. . 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
6. Pasar Klithikan ........................................................................ . 47
B. Keadaan Umum Pasar Klithikan Notoharjo ..................................... 51
1. Sejarah Pasar Klithikan Notoharjo ........................................... 51
2. Struktur Organisasi Pasar Klithikan Notoharjo ........................ 57
3. Letak Geografis dan Kondisi Fisik Pasar Klithikan Notoharjo 58
4. Promosi Yang Pernah Dilakukan ............................................. 60
C. Identifikasi Pesaing / Kompetitor ..................................................... 68
D. Analsis SWOT .................................................................................. 76
E. Konsep Perancangan ......................................................................... 78
1. Analisis Masalah ...................................................................... 78
2. Persepsi Konsumen .................................................................. 78
3. Keunggulan Produk .................................................................. 79
4. Harapan Konsumen .................................................................. 79
5. Positioning ............................................................................... 80
F. Strategi Kreatif .................................................................................. 82
1. Strategi Konsep ........................................................................ 83
2. Strategi Visual .......................................................................... 84
G. Visualisasi ......................................................................................... 84
1. Visual ....................................................................................... 84
2. Copywriting .............................................................................. 94
BAB III. PROSES PERANCANGAN .................................................................. 98
A. Media ................................................................................................ 98
1. Media Cetak ............................................................................. 98
a. Stationary ............................................................................. 99
1). Kartu Nama .................................................................... 99
2). Kop Surat ....................................................................... 99
3). Amplop ........................................................................... 99
2. Media Promosi out door ........................................................... 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
1). Billboard……………………………………………………… 100
2). Iklan Surat Kabar ........................................................... 101
3). Stand Banner .................................................................. 101
4). Branding Mobile ............................................................ 102
5). Papper Bag ..................................................................... 102
6). Karcis Parkir ................................................................... 103
3. Media promosi penanda (Sign System) .................................... 103
1). Penunjuk Arah ................................................................ 103
2). Papan informasi
3). Papan Nama Pasar .......................................................... 104
.............................................................. 104
4). Papan Nama Kios .......................................................... 104
4. Merchandise ........................................................................... ... 105
1). Stiker ............................................................................. 105
BAB IV. DESKRIPSI KARYA ............................................................................. 106
A. Stationary .......................................................................................... 106
1. Kartu Nama ............................................................................... 106
2. Kop Surat .................................................................................. 107
3. Amplop ...................................................................................... 108
B. Media Promosi out door ................................................................... 109
1. Billboard ................................................................................... 109
2. Iklan Surat Kabar ...................................................................... 112
3. Stand Banner ............................................................................. 113
4. Branding Mobile ....................................................................... 117
5. Papper Bag ................................................................................ 118
6. Karcis Parkir .............................................................................. 120
C. Media promosi penanda (Sign System) ............................................ 121
1. Penunjuk Arah ........................................................................... 121
2. Papan informasi ......................................................................... 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Papan Nama Pasar ..................................................................... 125
4. Papan Nama Kios ..................................................................... 128
D. Merchandise ...................................................................................... 129
1. Stiker ......................................................................................... 129
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 130
A. Simpulan .......................................................................................... 130
B. Saran ................................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 132
LAMPIRAN ........................................................................................................... 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah PKL di Kawasan Monumen ’45 Banjarsari ............................. 2
Tabel 2. Perbandingan Tingkat Pendapatan di Pasar Lama dan di Pasar Baru
Dari 55 Pedagang .................................................................................. 4
Tabel 3. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2008 6
Tabel 4. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2010 6
Tabel 5. Batasan Ruang Lingkup Perancangan .................................................. 8
Tabel 6.Perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix ...................................... 37
Tabel 7. Kombinasi jenis huruf antara judul dan naskah .................................... 43
Tabel 8. Jumlah PKL Monumen Banjarsari Berdasarkan Dagangannya ........... 53
Tabel 9. Daftar Paguyuban Jumlah PKL Monumen Banjarsari ......................... 54
Tabel 10. Analisis SWOT ................................................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Prosedur Perancangan .............................................................. 13
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi ..... 62
Gambar 3. Iklan surat kabar .................................................................................. 64
Gambar 4. Baliho Klithikan Notoharjo ................................................................. 65
Gambar 5. Karcis Parkir Klithikan Notoharjo ...................................................... 65
Gambar 6. Billboard ............................................................................................. 66
Gambar 7. Spanduk ............................................................................................... 67
Gambar 8. Tanda Pengenal Dinding ..................................................................... 68
Gambar 9. Papan Nama Kios Klithikan Notoharjo .............................................. 68
Gambar 10. Spanduk Klithikan Pakuncen ............................................................ 70
Gambar 11. Brosur / Flyer Kios Klithikan Pakuncen ........................................... 70
Gambar 12. Kupon Berhadiah Klithikan Pakuncen .............................................. 70
Gambar 13. Stand Banner Klithikan Pakuncen .................................................... 71
Gambar 14. Papan Nama Pasar Klithikan Pakuncen ............................................ 71
Gambar 15. Neon Box Papan Nama Blok Klithikan Pakuncen…………………. 72
Gambar 16. Papan Informasi Klithikan Pakuncen ................................................ 72
Gambar 17. Rambu-Rambu Klithikan Pakuncen .................................................. 72
Gambar 18. Neon Box Matahari Singosaren Plasa ............................................... 73
Gambar 19. Website MCC .................................................................................... 74
Gambar 20. Banner MCC ..................................................................................... 74
Gambar 21. Iklan Surat Kabar MCC .................................................................... 75
Gambar 22. Anatomi Elemen Logo Klithikan Notoharjo ..................................... 90
Gambar 23. Proses Penciptaan Logogram Klithikan Notoharjo ........................... 91
Gambar 24. Logo Pemkot Solo ............................................................................. 96
Gambar 25. Logo Dinas Pariwisata ...................................................................... 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 26. Kartu Nama ....................................................................................... 106
Gambar 27. Kop Surat .......................................................................................... 107
Gambar 28. Amplop .............................................................................................. 108
Gambar 29. Billboard Vertikal dan Media Placement-nya ................................. 109
Gambar 30. Billboard Horisontal dan Media Placement-nya .............................. 110
Gambar 31. Surat Kabar dan Media Placement-nya ............................................ 112
Gambar 32. Stand Banner ..................................................................................... 114
Gambar 33. Konstruksi Stand Banner dan Media Placement-nya ....................... 115
Gambar 34. Branding Mobile ............................................................................... 117
Gambar 35. Papper Bag ....................................................................................... 118
Gambar 36. Konstruksi Papper Bag ..................................................................... 119
Gambar 37. Karcis Parkir ..................................................................................... 120
Gambar 38. Penunjuk Arah dan Konstruksinya ................................................... 121
Gambar 39. Media Placement Penunjuk Arah ..................................................... 122
Gambar 40. Papan Informasi ................................................................................ 123
Gambar 41. Konstruksi Papan Informasi dan Media Placement-nya ................... 124
Gambar 42. Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo ........................................... 125
Gambar 43. Konstruksi Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo ......................... 126
Gambar 44. Media Placement Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo .............. 127
Gambar 45. Papan Nama Kios dan Media Placement-nya ................................... 128
Gambar 46. Stiker………………………………………………………………… 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Runtuhnya Orde Baru ditandai oleh merosotnya kepercayaan rakyat
Indonesia terhadap presiden yang berkuasa pada saat itu karena telah memerintah
secara otoriter, menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri dan
melanggengkan kekuasaan dengan praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme),
hingga menyebabkan Bangsa Indonesia jatuh ke dalam situasi krisis moneter.
Krisis moneter membawa dampak buruk bagi perekonomian Indonesia.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyebabkan harga-harga
membumbung tinggi. Bahan-bahan pokok keperluan hidup sehari-hari bukan saja
mahal harganya tetapi sulit didapatkan di pasar. Rakyat kecil adalah bagian
terbesar yang menanggung derita paling parah akibat krisis tersebut. Penderitaan
rakyat makin dirasakan dengan maraknya kasus pemutusan hubungan kerja oleh
perusahaan dan pabrik-pabrik kepada karyawannya, membuat sebagian penduduk
tidak memperoleh mata pencaharian.
Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia memaksa sebagiaan besar
penduduk harus ikut menciptakan sumber pendapatan mereka sendiri. Upaya
sebagian penduduk menghasilkan pertumbuhan cepat yang disebut pedagang kaki
lima (PKL). PKL yang tidak menuntut jenjang pendidikan formal yang tinggi
dianggap sebagian masyarakat sebagai sektor yang mampu menyerap angkatan
kerja pengangguran ditengah krisis dalam waku relatif singkat PKL menjamur di
kota-kota Indonesia.
Surakarta sebagai kota perdagangan yang ramai dikunjungi masyarakat
bisnis dan konsumen yang berlalu-lalang datang dan pergi dengan kesibukan
kegiatan ekonominya, menjadikan PKL tumbuh sangat subur di kota tersebut.
Berbagai tempat strategis di kota Surakarta digunakan pedagang kaki lima secara
liar untuk berdagang. Tempat-tempat yang dahulu dilarang untuk berjualan seperti
pinggir jalan, jalur lambat, trotoar-trotar jalan dan taman-taman kota dijadikan
tempat berdagang para PKL, hampir tidak ada ruang publik yang tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Keberadaan PKL di kota Surakarta yang menempati tempat terlarang
menimbulkan dampak negatif, seperti: gangguan lalulintas, gangguan
keseimbangan hubungan sosial, penurunan kualitas lingkungan dan gangguan
ketertiban umum, sehingga menyebabkan kota Surakarta semakin tampak
semrawut, kumuh dan tidak tertib.
Terkait dengan visi pengembangan kota Surakarta yang akomoditif
terhadap iklim investasi, keberadaan PKL di kota Surakarta secara liar jelas tidak
mendukung visi tersebut, karena untuk menciptakan iklim investasi haruslah
didukung dengan tatanan lingkungan yang aman, tertib, rapi, bersih, sehat serta
adanya kepastian hukum dalam berusaha, sehingga para investor tidak enggan
menanamkan modal usahanya di kota Solo. Maka dari itu Pemerintah Kota
Surakarta menempatkan masalah penataan pedagang kaki lima sebagai prioritas
paling utama yang harus segera dilaksanakan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Surakarta 2005-2010 (Solopos, 30 Agustus 2006).
Program penataan PKL dimulai Pemerintah Kota Surakarta dari kawasan
Monumen ’45 Banjarsari yang merupakan basis hunian PKL terbesar di kota
Surakarta. Berdasarkan data dari Kantor PKL Surakarta, jumlah PKL di kawasan
Monumen ’45 Banjarsari dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Jumlah PKL di Kawasan Monumen ’45 Banjarsari
No Lokasi Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
Jl. Tarakan
Jl. Raden Saleh
Jl. Samsurizal
Jl. Trenggono
Jl. Tanibar
Jl. Nias dan Jl Samsurizal Barat
Monumen ’45 bagian tengah
Stabelan
80 orang
38 orang
41 orang
34 orang
37 orang
92 orang
172 orang
495 orang
Jumlah 989 orang
(Sumber : Solopos, 8 Agustus 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pemerintah Kota Surakarta dalam penataan PKL di kawasan Monumen ’45
Banjarsari dilakukan dengan cara yang manusiawi dan bertanggungjawab, yaitu
dilakukan dengan menggunakan konsep ekonomi kerakyatan. PKL tidak dilihat
sebagai “momok” melainkan sebagai sebuah potensi ekonomi yang perlu
diberdayakan. Langkah terbaik yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta untuk
memberdayakan PKL adalah dengan cara relokasi (pemindahan) PKL ke wilayah
kecamatan Semanggi dan membangunkan pasar sebagai tempat mereka
berdagang.
Program Pemerintah Kota Surakarta dalam pembangunan pasar di wilayah
Semanggi untuk memberdayakan PKL disambut positif oleh para PKL, sehingga
pada tanggal 23 juli 2006 berhasil dilaksanakan relokasi PKL dari kawasan
Monumen ‘45 Banjarsari ke pasar baru yang diberi nama ”pasar Klithikan
Notoharjo”. Relokasi PKL tersebut dilaksanakan dengan prosesi kirab budaya
bernuansa Jawa, melibatkan para pejabat Pemerintah Kota Surakarta diikuti oleh
seluruh PKL dan disaksikan oleh warga kota Surakarta.
Para PKL Setelah menempati pasar Klithikan Notoharjo Semanggi sudah
tidak lagi menyandang statusnya sebagai pedagang kaki lima namun berubah
menjadi pedagang pasar seperti pada umumnya (saudagar pasar), karena
Pemerintah Kota Surakarta telah memberikan secara gratis kepada para PKL Surat
Hak Penempatan (SHP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) dan Kartu Tanda Pengenal Pedagang (KTPP) kepada para PKL
sebagai legalisasi atau syarat untuk menempati pasar Klithikan Notoharjo yang
sah.
Atas keberhasilan Pemerintah Kota Surakarta dalam memindahkan PKL
kawasan Monumen ‘45 Banjarsari ke pasar Klithikan Notoharjo Semanggi,
Walikota Surakarta Ir. Joko Widodo sebagai pemrakarsa pemindahan tersebut
mendapatkan setifikat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI)
dengan kategori ”perpindahan komunitas PKL dengan jumlah terbanyak tanpa
menimbulkan konflik yang dilakukan dengan Kirab Budaya.
Berbagai pujianpun diberikan kepada Walikota Joko Widodo atas
keberhasilannya dalam merelokasi PKL di kawasan Monumen ‘45 Banjarsari ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Diantaranya pujian datang dari Gubernur
Jawa Tengah Mardiyanto dan Menteri Koperasi Suryadarma Ali yang menyatakan
bahwa program penataan dan penertiban PKL di sekitar Monumen Banjarsari
dengan cara relokasi ke pasar Klithikan Notoharjo merupakan solusi yang tepat.
Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta tersebut dapat menjadi contoh
positif dalam penanganan PKL di Indonesia.
Kepopuleran walikota Surakarta Joko Widodo sejak saat itu memang terus
meningkat, namun sayangnya hal itu tidak terjadi juga dengan kondisi
perkembangan pengoperasian pasar Klithikan Notoharjo. Pada awal
pengoperasiannya, pasar Klithikan Notoharjo mengalami masalah sepinya
pengunjung yang datang ke pasar tersebut. Keadaan tersebut mengakibatkan para
pedagang pasar Klithikan Notoharjo mengalami penurunan pendapatan yang
drastis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hanung Widhieatmaka pada
tahun 2007, perpindahan pasar dari kawasan Monumen “45 Banjarsari ke pasar
Klithikan Notoharjo Semanggi berpengaruh terhadap hasil pendapatan yang
mereka peroleh, yang mana pendapatan mereka rata-rata turun hampir 50 persen
seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 2. Perbandingan Tingkat Pendapatan di Pasar Lama dan di Pasar Baru Dari 55 Pedagang
Pendapatan Pedagang Pasar Lama Pasar Bru
Rata-rata
pendapatan kotor
selama 1 hari
Perpedagang Rp.
170.000,00
Rp.
65.000,00
Keseluruhan Rp.
215.000,00
Rp.
120.000,00
Pendapatan Bersih Rp.
35.000,00
Rp.
17.000,00
Rata-rata
pendapatan kotor
selama 1 minggu
Perpedagang Rp.
775.000,00
Rp.
455.000,00
Keseluruhan Rp.
915.000,00
Rp.
510.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pendapatan Bersih Rp.
190.000,00
Rp.
90.000,00
Rata-rata
pendapatan kotor
selama 1 Bulan
Perpedagang Rp.
1.850.000,00
Rp.
775.000,00
Keseluruhan Rp.
1.900.000,00
Rp.
815.000,00
Pendapatan Bersih Rp.
420.000,00
Rp.
225.000,00
(Sumber : Hanung Widhieatmaka, 2007 : 43)
Rendahnya pendapatan yang diperoleh sebagian besar pedagang pasar
Klithikan Notoharjo membuat mereka sulit bertahan berdagang di pasar tersebut.
Berdasarkan data dari Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Surakarta pada tanggal 25
September 2008 atau selama dua tahun lebih sejak pengoperasian pasar Klithikan
Notoharjo, dari 1.005 total kios yang ada terdapat sebanyak 98 unit kios tutup,
893 kios rutin dibuka, sementara 50 unit dalam kondisi buka tutup, sedangkan
yang dicabut sebanyak 25 kios (http://www.solopos.com/berita.php?ct=9556,
diakses 1 Agustus 2008
Belum membaiknya pengoperasian pasar Klithikan Notoharjo juga
ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah pedagang yang menunggak pembayaran
retribusi pasar. Mereka terpaksa menunggak membayar retribusi karena minimnya
pendapatan yang diperoleh. Berdasarkan data yang berasal dari kantor pasar
Klithikan Notoharjo pada tanggal 11 Desember 2008 jumlah pedagang yang
menunggak membayar retribusi mencapai jumlah 104 pedagang sedangkan di
tahun 2010 sampai bulan April yang menunggak berjumlah 50 pedagang. Para
pedagang pasar Klithikan Notoharjo mengaku terpaksa menunggak membayar
retribusi karena memang hasil pendapatan yang ia peroleh terlalu sedikit atau pas-
pasan tidak mencukupi kebutuhan, bahkan ada yang harus rela menombok. Sesuai
dengan peraturan, bagi pedagang yang tidak dapat melunasi hingga waktu yang
telah ditentukan setelah mendapat surat peringatan kios yang mereka tempati
terpaksa disegel.
).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Rendahnya pendapatan yang diperoleh para pedagang pasar Klithikan
Notoharjo menunjukkan minimnya pengunjung yang datang ke pasar tersebut.
Minimya pengunjung pasar Klithikan Notoharjo dapat ditunjukkan dari jumlah
pengguna parkir di pasar Klithikan Notoharjo sebagaimana data yang penulis
ambil dalam dua periode yaitu di tahun 2008 dan tahun 2010 dengan sampel
masing-masing selama 7 hari saat beroperasinya pasar Klithikan Notoharjo.
Adapun hasil pengambilan data jumlah pengguna parkir tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2008
No Hari Tgl Jumlah Karcis Parkir 1 Minggu 28-12-2008 1200 2 Senis 29-12-2008 1000 3 Selasa 30-12-2008 800 4 Rabu 31-12-2008 800 5 Kamis 01-01-2008 900 6 Jum’at 02-01-2008 900 7 Sabtu 03-01-2008 1000
Jumlah = 6600 Rata-rata perhari adalah 6600 : 7 = 943
(Sumber : Arsip, 2008)
Tabel 4. Data Jumlah Pengguna Parkir Pasar Klithikan Notoharjo Tahun 2010
No Hari Tgl Jumlah Karcis Parkir 1 Rabu 28-05-2010 914 2 Kamis 29-05-2010 891 3 Jum’at 30-05-2010 1200 4 Sabtu 31-05-2010 857 5 Minggu 01-06-2010 915 6 Senis 02-06-2010 1017 7 Selasa 03-06-2010 1028
Jumlah = 6822 Rata-rata perhari adalah 6822 : 7 = 975
(Sumber : Arsip, 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Masalah yang sedang terjadi di pasar Klithikan Notoharjo apabila dibiarkan
berlangsung terus menerus akan menimbulkan ancaman yang sangat serius bagi
pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi maupun bagi Pemerintah Kota
Solo. Bukan tidak mungkin para pedagang akan meninggalkan tempat tersebut
dan memilih kembali berdagang di pinggir jalan sehingga pembangunan pasar
Klithikan Notoharjo Semanggi yang mengeluarkan biaya yang sangat besar akan
menjadi sia-sia.`Oleh karena itu sebagai salah satu solusi yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah dengan mempromosikan
kembali pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.
Atas latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud untuk menyusun
suatu perancangan desain komunikasi visual yang dapat digunakan sebagai sarana
penunjang promosi untuk pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang selanjutnya
penulis angkat sebagai proyek tugas akhir.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah, permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan promosi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi dirumuskan
sebagai berikut :
a. Bagaimana merancang desain komumikasi visual sebagai sarana penunjang
promosi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi agar dapat meningkatkan jumlah
pengunjung pasar Klithikan Notoharjo Semanggi dan membangun citra pasar
Klithikan Notoharjo Semanggi yang lebih baik ?
b. Bagaimana memvisualisasikan desain komunikasi visual ke dalam media
promosi ?
c. Bagaimana memilih dan merancang penempatan media komunikasi visual
yang efektif dan tepat sasaran ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Batasan Ruang Lingkup Perancangan
Tabel 5. Batasan Ruang Lingkup Perancangan
Kategori Spesifikasi Karakteristik
Lambang Logo Mencerminkan citra atau karakter khas
pasar Klithikan Notoharjo.
Sign system
Peunjuk Arah Berbentuk papan dengan gambar tanda
panah arah ke Klithikan Notoharjo.
Papan Informasi Berupa papan bertiang bertuliskan jenis
dagangan sebagai petunjuk lokasi kios.
Papan Nama Pasar Berbentuk gapura 3D, dengan papan
nama satu sisi.
Papan Nama Kios Berbentuk papan , bertuliskan nama
atau identitas kios
Stationary Kop surat, amplop. Bersifat 2D, dibuat dari kertas, Full cour
Media promosi
Iklan surat kabar Full colour, 2D, di surat kabar Solopos,
Joglosemar dan Suara Merdeka.
Billboard Full colour, 2D.
Mobile Branding Sticker, digital printing, full colour ,
merupakan iklan berjalan.
Stand Banner Full colour, 2D, digital printing
Paper bag Full colour, 3D, digital printing
Karcis Full colour, 2D, digital printing
Merchandise Stiker Sticker, digital printing, full colour
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
D. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari strategi promosi dan periklanan Pasar Klithikan
Notoharjo Semanggi adalah kurang lebih dari jawaban rumusan masalah yang
diutarakan diatas, yakni :
a. Merancang desain komumikasi visual sebagai sarana penunjang promosi pasar
Klithikan Notoharjo Semanggi yang menarik dan komunikatif.
b. Memvisualisasikan desain komunikasi visual sebagai media promosi.
c. Memilih dan merancang penempatan media komunikasi visual yang efektif
dan tepat sasaran.
E. Manfaat Perancangan
Perancangan desain komunkasi visual sebagai promosi pasar Klithikan
Notoharjo Surakarta mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Praktis
1. Menjadikan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi lebih dikenal oleh
masyarakat luas dengan citra yang lebih baik.
2. Menjadikan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi lebih banyak dikunjungi
konsumen.
3. Menjadikan pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi memperoleh
laba penjualan yang lebih banyak sehingga mereka tetap berdagang di
pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.
b. Manfaat Teoritis
1. Menambah khasanah ilmu bagi dunia pendidikan yang dapat dipakai
sebagai bahan acuan bagi mahasiswa dalam menyusun perancangan tugas
akhir yang sejenis.
2. Perancangan ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempromosikan
pasar lain di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
F. Metode Perancangan
1. Metode Pengumpulan
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi serta megingat begitu terbatasnya waktu, biaya, tenaga
dan begitu besar atau banyaknya sumber data maka penulis memutuskan untuk
menggunakan teknik cuplikan (sampling). Adapun penjelasan mengenai metode-
metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :
Data
a. Cuplikan (Sampling)
Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus proses bagi pemusatan
atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Cuplikan
berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis dari sumber data yang akan
digunakan dalam penelitian. ( HB. Sutopo, 2002 : 55-56).
Jenis teknik cuplikan yang dipilih penulis adalah ”purposive sampling”.
Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang penting yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti (HB. Sutopo, 2002 : 36).
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan
atau perilaku obyek sasaran (Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 104).
Observasi dilakukan penulis dengan pengamatan langsung ke lokasi
pasar Klithikan Notoharjo Semanggi untuk memperoleh data tentang kondisi
pasar yang meliputi, kondisi bangunan, fasilitas, perilaku pedagang dan
pembeli, jenis barang dagangan dan lingkungan pasar Klithikan Notoharjo
Semanggi sekitar. Hasil observasi kemudian dicatat penulis untuk
memperkaya referensi yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan
promosi pasar Klithikan Notoharjo.
Observasi juga dilakukan penulis dengan menggunakan instrumen
observasi berupa kamera. Oleh karena itu dalam hal ini jenis observasi yang
dilakukan penulis tersebut adalah sejenis observasi sistematis. Observasi yang
dilakukan dengan menggunkan kamera menghasilkan gambar foto. Kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
gambar foto tersebut sebagian dipilih untuk dijadikan penulis sebagai materi
iklan.
Adapun yang menjadi obyek observasi yang dilakukan penulis kurang
lebih sebagai berikut: bagian depan atau pintu gerbang pasar, kios atau tempat
berdagang pedagang dengan pembatasan minimal satu kios untuk tiap jenis
kelompok pedagang, pedagang dan pengunjung pasar dengan pembatasan di
satu kios pedagang dan lokasi fasilitas-fasilitas yang dimiliki pasar dan lokasi
kantor.
c. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak
yang mewawancarai dan jawaban datang diberikan oleh yang diwawancara
(Abdurrahmat Fathoni, 2006 : 105).
Wanwancara dilakukan untuk menggali informasi atau data yang lebih
mendalam tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan pasar Klithikan
Notoharjo, yaitu mengenai segmentasi pasar, target audience pasar dan usaha-
usaha yang pernah dilakukan untuk mengembangkan pasar Klithikan
Notoharjo Semanggi. Wawancara tersebut dilakukan kepada petugas
pengelola pasar, pengurus paguyuban pedagang, para pedagang dan
pengunjung pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Wanwancara juga dilakukan
untuk mengetahui pendapat masyarakat mengenai pasar Klithikan Notoharjo.
d. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Dalam metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah-majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006 : 158).
Dalam pengumpulan data dengan Metode dokumentasi ini penulis
mengambil dokumen berupa photo-photo, surat kabar dan media promosi
yang pernah dirancang dan arsip-arsip mengenai daftar jumlah pedagang
beserta jenis dagangannya, pengurus pasar Klithikan Notoharjo Semanggi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
inventaris pasar. Data yang diambil dapat digunakan sebagai bahan acuan
penyusunan promosi pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.
2. Metode
a. Metode Analisis Kualitatif
Analisis
Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis dalam hal ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif adalah suatu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berwujud kata-kata dalam kalimat atau
gambar-gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar angka-angka atau
jumlah (H.B Sutopo, 1988 : 10). Metode ini dipilih karena lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, dapat menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden dan lebih peka
serta lebih menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
b. Metode Analisis SWOT
Metode Analisis SWOT dimaksudkan untuk memeriksan dan
mennginventarisasi sebanyak mungkin kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), kesempatan (oportunities) dan ancaman (threat) yang dimiliki
pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang digunakan sebagai dasar
pertimbangan untuk menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi di pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.
Metode analisis SWOT dirumuskan menjadi 4 (empat) elemen. Dua
elemen pertama, kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) adalah faktor
yang datang secara internal dari pasar Klithikan Notoharjo Semanggi. Faktor-
faktor tersebut diantaranya meliputi fasilitas pasar, produk pasar, kondisi
lokasi, penggunaan teknologi dan pelayanan terhadap konsumen. Dua elemen
yang lain, kesempatan (opportunity) dan ancaman (threats) adalah faktor yang
datang dari luar (eksternal) pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang
diantaranya meliputi aspek ekonomi, kebijakan politik seputar pembagunan
pengembangan pasar, kondisi lingkungan dan masyarakat sosial sekitar pasar,
dan situasi ekonomi yang sedang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
G. PROSEDUR PERANCANGAN
Bagan Prosedur Perancangan
Gambar 1. Bagan Prosedur Perancangan
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Ruang Lingkup Perancangan
Konsep tentang Bentuk/ Karakter
Penyusunan Konsep Perancangan
Konsep Tentang Isi Pesan
Pengembangan Perancangan Visual
Thumbnail
Final Design
Pengumpulan dan Analisis Data
Tujuan Perancangan Metode Perancangan
Tight Tissue
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
LANDASAN PERANCANGAN
A. Kajian Teori
1. Desain Komunikasi
Garis memberikan arah dalam karya desain. Garis dapat memberikan kesan
gerak, tenang, tergantung, pemanfaatannya dalam desain. Kesan memanjang
atau melebar dapat diberikan melalui penampilan garis, tergantung
perletakannya pada desain. Kesan ini berkaitan dengan efek psikologis yang
ditimbulkannya. Unsur garis dapat membentuk gambar dua dimensi yang
Visual
a. Desain
Secara harfiah kata desain berasal dari bahasa Inggris “design” artinya
merencana atau merancang. Sedangkan “design” berasal dari bahasa latin
“designare” artinya memberi tanda batas.
Pemikiran tentang merancang atau mendesain telah muncul bersamaan dengan
adanya kehidupan di muka bumi, yakni ketika Adam dan Hawa diturunkan di muka
bumi. Ketika itu mereka berusaha untuk menciptakan sebuah pakaian untuk
menutup bagian yang “berbeda” dalam upaya meningkatkan derajat dan martabat
serta meningkatkan taraf hidupnya. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
desain selalu diawali dengan persoalan keinginan akan pemenuhan suatu kebutuhan.
Seiring berjalannya waktu manusia terus mempelajari dan mengembangkan
ilmu desain untuk mendesain sesuatu agar lebih sempurna sesuai dengan kebutuhan
dan kepuasan. Akhirnya teori-teori desainpun diperkenalkan oleh para ilmuwan
untuk kepentingan pendidikan.
Berikut adalah teori desain menurut Margana (2000 : 12-30) :
1. Unsur-unsur desain
a. Garis
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
disebut bentuk kontur atau shape. Selanjutnya dapat berkembang membentuk
tiga dimensi yang disebut bentuk massa.
b. Bidang
Bidang dalam desain terbentuk oleh pemakaian garis, warna, dan lain-lain.
Pemanfaatan bidang dapat terdiri atas satu atau lebih kombinasi unsur-unsur
desain yang telah disebutkan di atas.
c. Bentuk
Bentuk merupakan penggambaran sesuatu obyek yang dapat terlihat oleh mata
kemudian kesannya dipindahkan pada bidang gambar melalui torehan, garis
warna dan lain-lain.
d. Warna
Warna dalam desain mempunyai tempat khusus terutama dalam kaitannya
dengan efek psikologis yang ditimbulkannya pada makhluk hidup terutama
manusia. Warna dapat menimbulkan kesan rasa hangat, dingin, atau
merupakan peringatan terhadap. Sesuatu bahaya. Warna bahan dapat
dikelompokkan menjadi: Warna pokok (primer), merah, kuning, biru. Warna
sekunder: jingga (orange), hijau, violet (ungu) dan warna tertier yaitu
campuran antara warna primer dengan warna sekunder.
e. Tekstur
Tekstur yaitu kualitas permukaan dari suatu benda. Kualitasnya tidak semata
dirasakan melalui rabaan, tetapi juga kejelasan (visual) memiliki kualitas taktil
(tactile quality)
f. Nada gelap terang
Gelap terang (light and shade) merupakan unsur desain yang perlu
dipertimbangkan dalam berbagai desain. Hal ini sangat penting terutama
dalam desain yang berkaitan dengan lingkungan, baik itu benda dalam
lingkungan atau lingkungannya sendiri. Dalam hal ini faktor pencahayaan
sangat menentukan baik pencahayaan alamiah maupun pencahayaan buatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Prinsip-prinsip desain
a. Proporsi dan perbandingan (proportion and scale)
Proporsi dan skala menunjukkan hubungan antara ukuran-ukuran bidang
dalam layout keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan perbandingan satu
bagian terhadap keseluruhan atau satu bagian dengan bagian yang lainnya.
b. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan merupakan kualitas dalam suatu ruang dan member rasa
tenang. Hal ini berhubungandengan kesan berat pada penglihatan. Dalam
menyusun benda atau menyusun unsur rupa. Faktor keseimbangan sangat
menentukan nilai artistic dari sebuah komposisi yang dibuat. Oleh karena
itu, penerapan keseimbangan diperlukan kepekaan perasaaan dari seorang
perancang.
c. Irama (ritme)
Irama adalah “gerak” atau “getaran” atau “denyut” yang beraturan. Untuk
lebih jelasnya irama merupakan untaian kesan gerak yang ditimbulkan oleh
unsure-unsur rupa yang dipadukan secara berdampingan dan secara
keseluruhan dalam suatu komposisi.
d. Penekanan, penguatan atau aksentuasi (emphasis)
Dalam desai, emphasis merupakan penarik perhatian atau pusat perhatian
(focus of interest). Penarik perhatian dapat berupa suatu unsur atau
kelompok unsur seperti bentuk, warna, garis dan lain-lain. Agar menjadi
pusat perhatian, unsure-unsur rupa tersebut dapat diubah warnanya,
ukurannya maupun cara meletakkannya.
e. Kesatuan atau keselarasan (unity/harmony)
Desain yang tidak mempunyai unsur pemersatu akan terlihat kacau, tetapi
tanpa keragaman (variety) juga menimbulkan desain menjadi kurang
menarik. Oleh karena unsur-unsur harus disusun secara menyatu agar
membentuk satu kesatuan yang memiliki nilai-nilai yang lebih dari jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
elemennya sehingga terjelma sebuah bentuk karya desain yang menarik dan
memiliki makna.
b. Komunikasi
Menurut Kismiaji, kata komunikasi berarti menyampaikan suatu pesan dari
komunikator (penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui suatu
media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris
communication yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”
(dalam Bahasa Inggris: common). Kemudian komunikasi dianggap sebagai proses
menciptakan suatau kesamaan (commonness) atau suatau kesatuan
pemikiran antara pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan)
(http://islamicgraphicdesign.blogdetik.com, diakses 5 April 2010
).
Sedang menurut A Kurnia dan Edi Sudadi (1998 : 3) Istilah komunikasi berasal
dari bahasa latin “communicare” yang artinya memberitahukan, berpartisipasi,
menjadikan milik bersama. Sehingga dengan demikian komunikasi mengandung
maksud memberitahukan dan menyebar informasi, berita, pesan, ide-ide, nilai-nilai
untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik
bersama (commoness).
Menurut Freddy Adiono Basuki dalam Pujiriyanto (2002 : 13), communication
atau komunikasi diartikan sebagai cara penyampaian pesan yang diwujudkan dalam
bentuk lambang-lambang sebagai paduan pikiran dan perasaan yang berupa ide,
gagasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung/tatap
muka maupun tidak langsung melalui media dengaan tujuan mengubah sikap atau
perilaku.
Adapun pengertian komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung
menurut Edward Sapir dalam A Kurnia dan Edi Sudadi (1998 : 3-4) yang membagi
komunikasi menjadi dua macam jenis komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1. Komunikasi langsung
Adalah komunikasi yang tidak menggunakan alat (media). Disebut pula dengan
istilah proses primer. Komunikasi ini berbentuk bahasa, gerakkan-gerakan yang
mempunyai arti khusus, aba-aba dan sebagainya.
2. Komunikasi tidak langsung
Adalah komunikasi yang menggunakan alat (media). Disebut juga proses
skunder. Dalam kegiatan proses skunder ini orang menggunakan mekanisme
untuk melipatgandakan jumlah penerima pesan ataupu untuk menghadapi
hambatan-hambatan seperti misalnya hambatan geografis dan sebagainya.
Komunikasi memiliki beberapa unsur, menurut B. Audrey Fisher unsur-unsur
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Komunikator
Komunikator adalah individu atau kelompok yang mengambil prakarsa dalam
mengadakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
sasarannya.
b. Komunikan
Komunikan adalah obyek sasaran dari kegiatan komunikasi, yaitu pesan-pesan
yang disampaikan oleh komunikator akan diterima oleh sasarannya, yaitu
komunikan.
c. Message
Unsur ini merupakan inti/ perumusan tujuan dan maksud dari komunikator
kepada komunikan. Unsur ini sangat menentukan dalam tercapainya kondisi
sukses suatu komunikasi. Message harus menyarankan sesuatu jalan untuk
memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran
pada saat ia digerakkan untuk memberikan respon yang dikehendaki.
d. Feedback
Feedback adalah arus umpan balik dalam rangka proses komunikasi. Di mana
arus umpan balik ini selalu diharapkan oleh seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan kegiatan komunikasi, dalam arti feedback yang menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Di dalam proses komunikasi, feedback juga merupakan unsur yang penting,
karena memberikan kepada komunikator suatu informasi tentang bagaimana
komunikasi menginterpretasikan pesan yang diterimanya.
Menurut Teguh Meinanda feedback terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1. Zero feedback
Yaitu feedback yang diterima komunikator dari komunikan, dimana komunikator
tidak dapat mengerti tentang apa yang dimaksud komunikan.
2. Positive feedback
Yaitu pesan yang dikembalikan komunikan kepada komunikator dapat
dimengerti dan mencapai persetujuan. Komunikan bersedia berpartisipasi
memenuhi ajakan seperti yang termuat dalam pesan yang diterimanya.
3. Neutral feedback
Yaitu feedback yang tidak memihak, artinya pesan yang dikembalikan oleh
komunikan kepada komunikator tidaklah relevan atau tidak ada hubungannya
dengan pesan atau masalah yang disampaikan komunikator kepada komunikan.
4. Negative feedback
Yaitu pesan yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator tidaklah
mendukung (menentang), yang berarti terjadi kritikan dan kemarahan.
Dalam dunia Desain Komunikasi Visual juga menggunakan komunikasi untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak. Dimana merupakan suatu tantangan
tersendiri dalam mengkomunikasikan suatu pesan dengan media periklanan yang
digunakan. Perancangan komunikasi visual / desain adalah suatu solusi yang tepat
dan salah satu sarana komunikasi yang efektif dalam proses dan kegiatan
berkomunikasi.
Agar komunikasi berhasil yakni dimengerti dan dapat merubah sikap, pendapat
dan tingkah laku orang lain, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bahasa
Merupakan alat menerangkan dan mengungkapkan isi pesan yang akan
dikomunikasikan. Tanpa penguasaan bahasa komunikasi tidak akan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penguasaan bahasa yang baik akan mampu meningkatkan pemahaman khalayak
(kapasitas untuk mengerti dan menerima apa yang diungkapkan) dan mengingat
(kemampuan untuk memanggil kembalidan menyusun kembali pikiran, konsep
atau informasi setelah periode tertentu) bukan memperhatikan dengan bahasa
apa komunikator berkomunikasi. Komunikasi akan berjalan dengan baik jika
menggunakan bahasa komunikan atau khalayak.
2. Kerangka referensi (frame reference)
Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan kepada komunikan
cocok atau sesuai dengan kerangka referensinya. Kerangka seseorang terbentuk
sebagai hasil dari paduan pengalaman, pendidikan, sikap hidup, kesenangan,
cita-cita dan sebagainya.
c. Visual
Pengertian visual dalam kamus bahasa Inggris karya S. Wojowasito dan Tito
wasito W, kata visual diartikan sebagai: berdasarkan penglihatan; dapat dilihat;
kelihatan. Sedangaka menurut KBBI penerbit Balai Pustaka, kata visual diartikan:
dapat dilihat dengan indera penglihatan (mata); berdasarkan penglihatan.
Menurut A Kurnia dan Edi Sudadi (1998 : 3-4), yang dimaksud dengan visual
ialah hal-hal yang berhubungan dengan penglihatan (visi). Jadi berhubungan dengan
fungsi indera mata.
d. Desain Komunkasi Visual ( Desain Grafis)
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa
komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau
komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau
kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang
disampaikan kepada target audience, dalam upaya peningkatan usaha penjualan,
peningkatan citra dan publikasi program pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pada prinsipnya desain komunikasi visual adalah perancangan untuk
menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa
bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat, terpola dan terpadu serta
estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran.
Elemen desain komunikasi visual adalah gambar/foto, huruf, warna dan tata letak
dalam berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual.
Desain Komunikasi Visual, yang awalnya dikenal dengan istilah Desain Grafis,
karena berawal dari seni grafis dan cetak. Namun seiring dengan perkembangan
media dan teknologi, istilah desain komunikasi visual lebih tepat untuk
memperluas cakupan ilmu dan wilayah kerja desainer grafis (A Kurnia dan Edi
Sudadi (1998 : 3-4
Di lingkup kerja professional, proses desain diawali dengan mempelajari apa
yang masalah klien, untuk kemudian memberikan solusi yang dibutuhkan. Setiap
proses dibuat dengan memvisualisasikan solusi-solusi tersebut. Dalam desain
komunikasi visual, output yang dihasilkan diharapkan dapat menyampaikan pesan
kepada audience tertentu, yang akan merespon pesan tersebut sesuai dengan tujuan
desainer (
).
Hal yang mempunyai maksud sama seperti diungkapkan Pujiriyanto (2002 :
11), bahwa desain grafis biasa juga disebut dengan istilah desain komunikasi visual,
dengan wilayah jelajah sangat luas, mulai dari perencanaan cover buku fiksi dan
nonfiksi berikut layout halaman isi, majalah, koran, tabloid, cover kaset, CD, VCD,
kalender, brosur, leaflet, katalog pameran, stationary, administration and sales kit,
sign system, web design, logo, corporate identity, peta lokasi, brandname, kemasan,
poster, chart, pembuatan berbagai ilustrasi hand drawing dan airbrush, serta
banyak lagi ragamnya.
e. Proses desain
http://oynrawkstar.multiply.Com/journal/item/98, diakses 5 April 2010
).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Berikut ini adalah proses perancangan desain komunikasi visual:
1. Merumuskan masalah dan menentukan pemecahan masalah
a. Pesan apa yang hendak disampaikan?
b. Kepada siapa pesan disampaikan?
c. Bagaimanakah pesan disampaikan?
d. Berapa budget yang dibutuhkan?
2. Melakukan riset
a. Riset subyek yang akan didesain, berkaitan dengan atribut subyek,
komparator maupun kompetitor.
b. Riset target komunikasi, berkaitan dengan demografis, psikografis, dan
geografis.
c. Dengan memahami subyek sebagai komunikator dan target komunikasi,
seorang desainer akan menemukan variabel-variabel yang akan digunakan
sebagai acuan strategi komunikasi visual.
3. Brainstroming Ide
Pada tahap ini, seorang desainer mengolah data yang didapat pada tahap 2,
sebagai materi untuk mendefinisikan keyword, yang kemudian dikembangkan
menjadi konsep visual.
Dimulai dengan ide-ide verbal yang kemudian dikembangkan menjadi ide-ide
visual dalam bentuk sketsa thumbnail, dan tahap berikutnya menjadi tight tissue
(comprehensive).
a. Thumbnail
Adalah gambar dari desainer secara garis besar dan kasar untuk
menvisualkan pendekatan layout tanpa detil yang menghabiskan waktu
(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-
42402252-5494-ad_festival-chapter4.pdf, diakses 5 April 2010
).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Tight tissue (comprehensive)
Tight tissue adalah suatu bentuk visual dari ide pemikiran desainer yang
akan dipresentasikan kepada klien. Tight tissue hampir sama persis dengan
hasil akhir. Sebuah Tight tissue harus:
1. Jelas arah desainnya
2. Jelas layout dan komposisinya.
3. Mengikutsertakan gambaran image yang akan disertakan.
4. Berdiri sendiri tanpa memerlukan penjelasan dari sang desainer
Tight tissue menawarkan sebuah jawaban atau solusi terhadap masalah
desain yang dihadapi. Oleh karena itu sangatlah penting dalam
mempersiapkan Tight tissue sebaik mungkin dan se-representatif mungkin
sehingga benar-benar dapat dimengerti oleh klien
(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-
42402252-5494-ad_festival-chapter4.pdf, diakses 5 April 2010
4. Menganalisa ide, menyesuaikan dengan tujuan desain
).
Proses menganalisa adalah melalui presentasi ide-ide yang telah dikembangkan.
Bisa melalui presentasi didalam kelas, atau melalui proses asistensi dengan
pembimbing. Dengan ini, akan terseleksi mana ide yang paling mendekati untuk
memecahkan masalah.
5. Mengimplementasikan desain
Desain komprehensif terpilih dieksekusi dalam bentuk prototype atau mock-up.
2. Media
Untuk mewujudkan suatu iklan yang dapat disaksikan ataupun didengar oleh
masyarakat luas, maka suatu proses periklanan memerlukan adanya suatu media yang
dapat menyampaikan “keberadaan” iklan tersebut. Media periklanan sendiri dapat
dikelompokkan menjadi dua yakni media lini atas (above the line) dan media lini
bawah (below the line) (Rhenald Kasali, 1992 : 23).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Media lini atas
Merupakan media yang cenderung menjadi media primer, antara lain : iklan-iklan
yang dimuat dalam media cetak (koran, majalah, tabloid,dll), media elektronik
(televisi, radio, bioskop,dll) serta media luar ruang seperti billboard dan angkutan.
b. Media lini bawah
Merupakan media yang cenderung hanya mejadi media sekunder/pelengkap yang
antar lain terdiri dari direct mail, pameran, point of sale display material (poster,
banner, dll), kalender, agenda, gantungan kunci atau tanda mata.
3. Sign System
Tantangan untuk membuat sistem tanda adalah membuatnya dengan sederhana
namun dapat berbicara menyampaikan pesannya. Dapat berbicara lintas budaya
dengan kata lain sistem tanda harus mampu dimengerti oleh manusia dari latar
budaya yang berbeda. (
a. Sejarah Sign System
Sign system muncul sejak ribuan tahun yang lalu, simbol tersebut ada sejak
awal abad 20 karena pada saat itu simbol dianggap penting untuk menyamakan
persepsi di seluruh dunia agar dapat dimengerti secara universal. Pada tahun 1909,
di Paris diadakan konvensi pengguna kendaraan bermotor International yang
menghasilkan sistem tanda lalu lintas yang menunjukkan kondisi jalan berbahaya,
seperti sistem tanda untuk jalan yang berlubang, persimpangan jalan, jalan berliku-
liku, persimpangan jalan rel kereta api. Sistem itu diadopsi oleh beberapa Negara di
Eropa dan akhirnya diadopsi oleh beberapa Negara di dunia.
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006/ jiunkpe -ns-
s1-2006-42402073-4259-perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5 Maret 2009)
b. Arti Sign System
Sign Communication Design adalah desain komunikasi lingkungan yang
mengatur informasi mengenai lingkungan seperti tanda-tanda yang memudahkan
orang untuk menguasai lingkungan yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kategori Sign Communication Design dapat dibagi menjadi environment
(field), function (intention), and factor (media dan materials). Desain komunikasi
tanda termasuk di dalam environmental graphic design. Environmental graphic
design baru dikenal dan dirasa perlu oleh masyarakat selama kurang lebih dua
dekade, walaupun sebenarnya sign design telah menjadi tren lebih dari 80 tahun.
Environmental graphic design atau sign system adalah kumpulan dari tanda-
tanda / rambu-rambu (Signage) individual yang telah didesain untuk
mengidentifikasikan atau mengarahkan lalu lintas dan atau sebuah bangunan yang
kompleks atau berkelompok. Hal-hal yang menyangkut tanda sebagai sebuah sistem
harus berdasarkan elemen-elemen desain, seperti: bahan-bahan, bentuk-bentuk,
warna dan elemen desain lainnya.
Tanda adalah suatu bentuk dari komunikasi yang di dalam kehidupan modern
sangat diperlukan sebagai suatu sarana informasi yang efektif untuk memperlancar
kegiatan yang menyangkut masyarakat luas. Tanda-tanda tersebut seperti rambu-
rambu lalu lintas mengenai larangan, rambu peringatan, anjuran dan sebagainya.
Walaupun tanda-tanda itu sering dijumpai di jalan-jalan, namun dalam penerapan
dan penggunaannya tidak terbatas hanya di jalan-jalan saja, hal tersebut dapat
diaplikasikan di dalam gedung, toko-toko, rumah sakit, tempat hiburan, dan
sebagainya. Tanda-tanda tersebut pada dasarnya mengungkapkan makna aturan-
aturan yang merupakan standar internasional, sehingga akan mudah untuk dipahami
maksudnya oleh setiap orang di dunia. (http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/
2006 /jiunkpe-ns-s1-2006-42402073-4259-perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5
Maret 2010
1. Tanda Petunjuk dan Informasi
)
c. Jenis-jenis Tanda (Signage)
Dalam sistem komunikasi visual (Sign System), Signage mengalami
perkembangan dan terdapat lima macam dasar dari jenis-jenis Signage dengan
kode-kode yang mudah untuk diingat, kelima jenis tanda tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tanda ini untuk membimbing pemakainya dengan menginformasikan di mana
suatu lokasi atau benda tersebut berada, juga disaat kantor-kantor atau toko-toko
yang sedang buka atau tutup, dan informasi-informasi lainnya.
2. Tanda Petunjuk Arah
Adalah tanda-tanda yang mencakup arah panah yang mampu mengarahkan
pemakainya menuju suatu tempat seperti sebuah ruangan, toko, jalan ataupun
fasilitas lain.
3. Tanda Pengenal
Tanda ini adalah suatu tanda untuk menunjukkan suatu identitas, seperti: sebuah
kantor, toko, suatu fasilitas, atau sebuah gedung.
4. Tanda Larangan dan Peringatan
Tujuan dari tanda ini adalah untuk menginformasikan kepada pemakai mengenai
apa yang tidak boleh dikerjakan atau dilarang dan untuk menginformasikan
bahwa si pemakai harus hati-hati, biasanya dinyatakan dengan simbol-simbol
atau dikombinasikan dengan kata-kata.
5. Tanda Pemberitahuan Resmi
Tanda ini menunjukkan informasi tentang pemberitahuan resmi dan agar tidak
dikacaukan dengan tanda-tanda petunjuk (orientation sign).
(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-42402073-4259-
perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5 Maret 2010)
d. Faktor-faktor Penting Dalam Membuat Tanda-tanda
Tiga elemen dasar dalam membuat tanda, yaitu: informasi, teknologi, dan
material. Bagan ini menunjukkan bagaimana cara memikirkan tanda-tanda dan
bagaimana tanda-tanda tersebut berhubungan dengan sociological dan
environmental factor.
Pertama-tama saat manusia bereaksi dengan kegiatan dan benda, manusia
membutuhkan informasi dan teknologi. Informasi digunakan oleh manusia untuk
berinteraksi dengan kegiatan. Sedangkan teknologi, sangat dibutuhkan manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
untuk menciptakan benda. Ketika benda digunakan untuk kegiatan, mereka menjadi
material dan mengalami perubahan informasi. Simbol mengacu pada gambaran
semiotik tentang inti dari tanda-tanda. Tanda-tanda memegang hubungan penting
antara manusia, kegiatan dan benda, dengan tiga faktor ini, sign adalah basic entity.
Saat membuat tanda-tanda dari sudut pandang fungsional, elemen-elemen dasar
yang membentuk tanda tersebut adalah informasi, material dan teknologi. Masing-
masing dari elemen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungan khusus antara
manusia, kegiatan dan benda.(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe
-ns-s1-2006-42402073-4259-perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5 Maret 2010).
e. Fungsi Sign System
Tiga fungsi dasar dari environtental graphic design adalah: untuk membantu
para pengguna untuk menguasai suatu tempat dengan cara mengidentifikasikan,
mengarahkan, dan menginformasikan tempat yang bersangkutan ke bentuk visual.
Ada tiga macam tanda, yaitu:
1. Identifying signs
menandai area- area dan tempat-tempat khusus seperti parkir, fasilitas-fasilitas
rekreasi dan taman.
2. Directional signs
mengarahkan orang ke tempat-tempat dan area-area tadi.
3. Decorative signs
seperti flags dan banner yang tidak mengarahkan atau mengidentifikasikan
pesan-pesan, tetapi untuk mempromosikan events, seasons, holidays atau hasil-
hasil, misalnya sports victories.
Dalam beberapa jenis bisnis, outdoor sign adalah kunci untuk menarik
konsumen. Perusahaan seperti motel, restoran, dan lain-lain harus memiliki sign
yang efektif untuk menarik pelanggan yang baru pertama kali melihat. Sementara
prinsip-prinsip desain yang umum yang harus diikuti, ada satu hal tambahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sangat penting, tanda-tanda tersebut harus terlihat dari jarak jauh. Hal ini termasuk
penggunaan tipografi yang terbaca dari jarak jauh.
Sebuah sign system yang baik adalah lebih dari sekedar koleksi tanda yang
diletakkan saat dibutuhkan. Tanda terlihat lebih nyata terlihat, legible, akurat dan
dapat dipercaya, didesain dengan baik, dan meletakkan informasi di tempat yang
tepat, tetap untuk membimbing, menunjukkan dan menginformasikan orang saat
mereka melewati bangunan-bangunan dan ruang-ruang. Tujuannya adalah untuk
mempresentasikan informasi secara konsisten sehingga orang dapat belajar untuk
mencari tempat yang tepat, untuk mengenalnya secara mudah dan untuk
mengikutinya dengan percaya diri.
Secara umum, manusia membutuhkan informasi saat mengambil keputusan,
dalam pintu masuk dan pintu keluar, sepanjang koridor, dan pada persimpangan,
tangga, elevator, dan lain sebagainya. Sebuah tanda yang baik menyampaikan
persoalan yang penting dalam informasi. Tanda dapat membantu orang untuk
menemukan jalan dan memutuskan dengan mudah dan menyenangkan, untuk
bergerak tanpa kebingungan dari keputusan dan keputusan, dan memperhatikan
serta mengerti seluruh tanda peraturan dan informasi tentang kondisi tertentu.
(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006//jiunkpe-ns-s1-2006-42402073-4259
-perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5 Maret 2010).
f. Persyaratan atau Pedoman Membuat Tanda yang Baik
1. Copy Wording
a) Kata-kata yang digunakan untuk tanda-tanda harus benar-benar jelas, headline
dan teks harus konsisten, sesingkat mungkin, positif dan tidak abigu.
b) Sebisa mungkin hindari penggunaan singkatan.
c) Biasanya tidak menggunakan tanda baca, garis bawah, koma, titik dua.
2. Letterform
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Huruf yang serif atau sanserif yang klasik, seperti Times atau Helvetica adalah
pilihan desain yang aman. Penggunaan bentuk huruf yang tidak biasa dan aneh
membuatnya sulit untuk dikenali dan dibaca.
3. Legibility
Artinya adalah bahwa bentuk huruf dapat dilihat dan dikenali dengan mudah. Hal
ini sangat penting dalam situasi tertentu yang membutuhkan kecepatan untuk
menangkap pesan yang ingin disampaikan, seperti petunjuk, tanda yang
mengarahkan pergerakan, seperti exit, warning, dan tanda-tanda penyelamat.
Mata harus dapat menangkap gambaran secara cepat. Hairline strokes tidak
dapat dilihat dari kejauhan dan mengurangi legibility. Bentuk di dalam huruf
harus tetap jelas. Huruf condense lebih legible daripada yang lebih lebar.
Pemilihan ketebalan-ketipisan, kekontrasan stroke dan proporsi juga penting.
Kata-kata dibaca dan dikenali sebagai satu kesatuan bentuk bukan dari bentuk
setiap hurufnya. Letterspacing harus dapat menciptakan irama visual yang
konsisten dari strokes dan spaces.
4. Colour and material
Warna adalah aspek penting dari lainnya dari desain tanda dan secara alamiah
tidak dapat dipisahkan dari material yang dipilih. Fungsi warna dalam
penandaan: warna dapat menciptakan suasana, warna dapat memberikan kesan
kesatuan atau kesan pembedaan, warna dapat mempersatukan gedung-gedung
yang berbeda ukuran, material atau gaya, dan juga dapat dapat digunakan sebagai
alat informasi dan alat pengkodean arah dan membedakan satu kategori
informasi dengan lainnya. Warna dapat memberikan kesan berat atau ringan. Dan
warna mengekspresikan karakter dari materialnya. Selain itu warna-warna
mempunyai makna-makna simbolis tertentu yang melekat padanya.
5. Size
Ukuran huruf harus sesuai dengan peran huruf dan tergantung dari lingkungan
tempat tanda itu nantinya akan diletakkan. Huruf yang besar harus optically
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
balanced. Ukuran huruf berhubungan dengan unsur-unsur desain lain yang telah
ada seperti warna dan bentuk huruf.
6. Positioning
Posisi huruf harus benar dalam hubungannya dengan latar belakang dan juga
orang-orang yang akan membacanya. Orang biasanya melihat tanda sebagai
bagian dari lingkungan, kecuali jika tanda menyediakan informasi yang
dibutuhkan. Tanda-tanda harus diposisikan tanpa halangan dengan menggunakan
normal field of vision dari seseorang dan sight lines.
7. Normal Field of Vision
. Area di luar
sudut ini cenderung terlihat dengan detail yang sangat kurang. Walaupun
sebenarnya orang dapat memperbesar sudut pandang penglihatan mereka dengan
menggerakkan kepala, namun kebanyakan orang cenderung menolak melakukan
usaha ini.
8. Background
Dalam penandaan, latar belakang sebuah tanda atau sistem tanda adalah tiga
dimensi dan dapat memainkan peranan penting dalam desain. Latar belakang
bisa berupa sebuah lingkungan bangunan, lingkungan pedesaan, interior atau
eksterior. Desainer harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan seperti langit,
ruangan, cahaya, pergerakan dan sebagainya.
9. Ambient Ligthting
Ambient Ligthting dalam sebuah lingkungan adalah pertimbangan penting
lainnya. Jika Ambient Ligthting berkurang maka kekontrasan antara latar
belakang dengan copy menjadi bertambah. Hal ini bisa dicapai dengan
memberikan warna yang terang pada copy dan warna gelap untuk background.
10. Plans
Plans berskala merupakan perlengkapan penting untuk desainer dan merupakan
bantuan bagi desainer. Ini memungkinkan desainer untuk melihat seluruh pola
dengan skala dan proporsi yang benar. Ini merupakan yang sangat besar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
merencanakan perkiraan jarak dan posisi tanda secara akurat. Plans yang
dibutuhkan untuk merencanakan penandaan meliputi:
- A street plan,
menunjukkan hubungan antara gedung dengan jalan yang mengelilinginya.
- An exterior location plan
menunjukkan sirkulasi lalu lintas daerah luar.
- An interior plan
menunjukkan sirkulasi lalu lintas daerah internal.
- Floor plans
menunjukkan setiap lantai gedung.(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006
/ ns-s1-2006-42402073-4259-perpus_ukp-chapter2.pdf, 5 diakses Maret 2010
1. Merah : untuk tanda larangan dan bahaya
).
g. Dasar-dasar tentang Warna dalam Sign System
Warna merupakan satu faktor penting yang dapat menunjang sebuah tanda.
Simbol, logotype, dan warna adalah tiga elemen visual yang diperlukan dalam
menyusun sebuah tanda. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat sebuah simbol
tampak lebih hidup dan lebih menarik untuk diamati, meningkatkan kesadaran, serta
memudahkan untuk diingat.
Simbol-tanda memiliki beragam bentuk, dan masing-masing memiliki warna
yang khusus. Bentuk dan warna dikombinasikan untuk menguatkan efektivitas
komunikasi. Arti dari tiap warna yang digunakan untuk tanda, sebagai berikut:
2. Hijau : untuk tanda gawat darurat, pertolongan pertama, dan proteksi kebakaran.
3. Kuning : untuk tanda perhatian dan hati-hati
4. Biru : untuk tanda perhatian/ hati-hati
5. Hitam : untuk simbol pada tanda yang menggunakan merah, kuning, juga suatu
tanda kewajiban.
6. Putih : untuk semua simbol dalam kelompok tanda-tanda lainnya, atau dapat
digunakan pada semua tanda di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dalam sebuah logo atau simbol warna dapat tampil sebagai representasi
simbolik dan dapat juga secara psikologis. Pada simbol yang bersifat persuasif,
warna tampil secara psikologis yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya,
sedangkan pada logo yang bersifat informatif warna tampil sebagai representasi
simbolik.(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-
42402073-4259-perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5 Maret 2010
a) Karakteristik Arsitektur Ruangan
)
h. Lokasi dan Letak Signage
Menurut lokasi penempatannya sign dibedakan menjadi dua, yaitu di dalam
ruangan dan di luar ruangan.
1. Sign di dalam ruangan (Interior Sign)
Pada area parkir yang jarang terdapat dinding dipergunakan sign yang
menggantung di langit-langit atau dapat dicat pada tiang yang rendah.
b) Fungsi Ruangan
Pada gang atau lorong,rak-rak seperti pada perpustakaan penempatan rambu
akan berfungsi dengan baik apabila digantung pada langit-langitatau dapat
ditempelkan pada sisi kanan dinding dan tingginya di atas kepala.
c) Objek Penghalang
Ada dua tipe penghalang pandangan terhadap rambu, yaitu bersifat permanen
dan non permanen. Yang bersifat permanen seperti dinding, tiang, eskalator,
dan objek lain yang kemungkinan mengganggu pandangan. Dan yang bersifat
non permanen seperti meja, kursi, lemari, tanaman hias, dan cermin.
d) Sudut Pandang
Sign harus sering terpasang pada sudut yang terbaca pada dua sisi atau tiga sisi
atau empat sisi sekaligus.
e) Hubungan sign dengan sign lain dalam satu gedung
Letak sign harus dihindarkan dari gangguan sign lain yang bisa menimbulkan
kerancuan dalam pemasangan pesan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Sign di luar ruangan (Eksterior Sign)
Faktor dasar yang mempengaruhi penempatan sign diluar ruangan adalah:
a. Memperhitungkan sirkulasi atau arah lalu lintas operasional.
b. Gerakan lalu lintas dan pejalan kaki menuju lokasi penempatan sign.
c. Sign harus diletakkan pada alur lalu lintas yang mempunyai efektivitas dan
legibilitas yang maksimum.
d. Penghalang garis pandang yang bersifat sementara. Biasanya pejalan kaki atau
kendaraan yang lewat menghalangi pandangan.
e. Hubungan antara berbagai sign. Diluar ruang, kemungkinan ada banyak sign
yang tidak berhubungan dengan sign yang kita pasang.
f. Sign yang terlihat dari berbagai arah seperti pada penempatan jalan.
Sudut pandang normal yang dilihat pengamat. Ukuran sudut pandang
pengamat dengan sign harus tidak kurang dari 60° agar sign mudah dibaca.
.(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-
42402073-4259-perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5 Maret 2010
Bahan yang dipergunakan untuk sign tergantung pada lokasi penempatan sign
dan untuk sign di dalam ruangan tentu saja berbeda dengan sign di luar ruangan.
Hal ini disebabkan karena untuk penempatan di dalam suatu ruangan, sign akan
mempunyai suatu kelebihan seperti sign di dalam ruangan lebih aman dari coretan,
dan lebih terlindungi dari pengrusakan. Terutama dalam ruangan ber-AC, bahan
sign tersebut akan awet dan tahan lama jika difinishing dengan bahan yang tepat.
Bahan tersebut antara lain: kayu, triplek, laminasi dengan tekanan tinggi (formica,
micarta), logam (tembaga dan kuningan, aluminium, baja anti karat, baja), plastik
(acrylic, vinyl, fiberglass, polycarbonate), plastik laminasi, kaca, neon.
(
)
i. Bahan yang Dipergunakan untuk Signage
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2006//jiunkpe-ns-s1-2006-42402073-4259
-perpus_ukp-chapter2.pdf, diakses 5 Maret 2010
).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4. Tinjauan
a. Menyediakan informasi : Baik pembeli maupun penjual mendapat mafaat dari
fungsi informasional yang sanggup dilakukan oleh promosi
Promosi
Dalam Bukunya Manajemen Periklanan, Rhenald Kasali memberikan batasan
pengertian promosi berdasar atas asal kata yaitu promovere (promotion): to move
forward or advance, yang secara fungsional sasaran promosi adalah merangsang
pembelian di tempat. Jadi promosi dimaksudkan sebagai penjualan berupa display,
hadiah, kupon undian, dan lain-lain yang berlangsung dan disediakan di berbagai jalur
distribusi (Rhenald Kasali 1992: 10).
Promosi merupakan suatu bagian rangkaian kegiatan pemasaran suatu barang
yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan
membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar
melakukan pembelian ulang.
Promosi mutlak dilakukan perusahaan, meskipun perusahaan itu bonafit atau
telah membentuk citranya di pasaran, apalagi bagi perusahaan yang baru berkembang
belum terbentuk citranya di pasaran, sebab melakukan promosi sangat penting dalam
memperkenalkan, menunjang dan mempertahankan kelangsungan usahanya.
Tujuan dari promosi menurut Henry Simamora dapat didefinisikan sebagai
berikut:
b. Merangsang permintaan : Para pemasar menginginkan konsumen membeli produk
mereka, mereka menggunakan promosi untuk memikirkan seperti itu.
c. Membedakan produk : Hal tersebut khususnya penting bagi produk yang secara
inheren tidak banyak berbeda dari kompetitor mereka.
d. Mengingatkan para pelanggan saat ini : Mengingatkan pelanggan akan manfaat-
manfaat dari produk perusahaan bisa mencegah dari berpaling kepada pesaing-
pesaing pada saat mereka memutuskan untuk mengganti produknya.
e. Membujuk para pengambil keputusan : Iklan di media cetak atau majalah tertentu
dapat mempengaruhi pengambil keputusan yang menjadi pelanggan media tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
f. Menghadang pesaing : promosi dapat digunakan untuk menghadang upaya
pemasaran dari pesaing. Upaya promosional dirancang untuk saling melawan
kampanye periklanan satu sama lain. (Henry Simamora, 2000: 754).
Promosi dalam bidang penjualan (sales promotion) telah diterima secara luas
sebagai sebutan untuk kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya yang
berjangka pendek, yang dilakukan di berbagai tempat atau titik-titik penjualan (point
of sales) atau titik pembelian (point of purchase).
Peran dari promosi adalah untuk mencari dan mendapatkan perhatian,
menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli serta
mengembangkan rasa ingin (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang
ditawarkan. Sedangkan tujuannya adalah memberi informasi seluas-luasnya pada calon
konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan (persuasing) atau membujuk
konsumen agar mau membeli dan reminding yaitu mengingatkan konsumen tentang
adanya barang tertentu.
Dalam penyampaian penawaran barang atau jasa ini ada 4 kegiatan promosi
sesuai dengan unsur pemasaran yang dikenal dengan bauran promosi (promotion mix):
a. Advertising, menawarkan barang atau jasa dengan memasang iklan melalui medi-
media tertentu yang menjelaskan tawaran secara rinci.
b. Personal Selling, menawarkan barang atau jasa dengan cara menginformasikan
secara langsung / lisan pada calon konsumen.
c. Sales Promotion, menawarkan barang atau jasa dalam bentuk peragaan pameran,
demonstrasi, dan sebagainya.
d. Publicity, menawarkan barang atau jasa dengan menggunakan informasi komersial
secara langsung dan cuma-cuma dalam media massa (Rhenald Kasali 1992 : 10).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
5. Tinjauan Periklanan
Iklan merupakan media komunikasi grafis paling popular saat ini dan menjadi
media pemasaran paling potensial bagi siapapun. Kata iklan memang relatif sama
maknanya dengan reklame yang berasal dari bahasa Latin, re clamo. Re adalah
berulang-ulang sedangkan clamo berarti berseru. Iklan sendiri berasal dalam bahasa
Inggris, advertisement, sehingga di Indonesia sangat popular istilah advertising atau
periklanan.
Kata reklame yang selama ini dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah berasal
dari kata reclame/advertantie (Belanda), Werbung (Jerman), Re-Clamare (Perancis),
I’an (Arab) dan iklan (Indonesia) (Pujiriyanto, 2002 : 32).
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi
adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan
pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli
Orang masih sering menyamakan pengertian iklan dengan promosi. Pandangan
yang salah ini hendaknya jangan ditiru oleh mereka yang telah mempelajari konsep-
konsep pemasaran. Iklan adalah bagian dari promosi, Iklan (advertising) berasal dari
kata latin yaitu advertere yang sasaran iklan adalah mengubah jalan pikiran konsumen
untuk membeli. Sedangkan promosi (promotion) berasal dari kata promovere yang
sasarannya adalah merangsang pembelian di tempat (immediately stimulating purcase)
(Rhenald Kasali, 1992 : 9 -10).
Sebagai bagian dari bauran pemasaran, bersama-sama dengan komponen lainnya
dalam bauran promosi (personal selling, promosi penjualan, dan publisitas) iklan
bagaikan salah satu dari empat buah roda mobil. Ketiga roda lainnya adalah produk,
harga dan jalur distribusi. Jika salah satu roda tersebut kempis, maka ketiga roda
lainnya pun akan kehilangan fungsinya sebagai penggerak strategi pemasaran.
Berikut adalah perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 6.perbedaan Marketing Mix dan Promotion Mix
MARKETING MIX PROMOTION MIX
Product
Price
Place
Promotion
Advertising
Personal Selling
Sales Promotion
Publicity
(Sumber : Rhenald Kasali, 1992 : 9 -10)
a. Hal-hal Yang diperhatikan dalam Pembuatan Iklan
Dalam pembuatan iklan ada beberapa hal yang harus dipahami oleh pengiklan
untuk mencapai keberhasilan dalam memperkenalkan produknya :
1. What (positioning).
Apa yang ditawarkan dari produk yang diiklankan, atau ingin dijual sebagai apa.
2. Who (segmen pasar).
Siapa yang cocok dijadikan sasaran pasar dilihat dari segi demografi dan
psikografi.
3. How (kreatifitas).
Bagaimana membujuk calon pembeli agar tertarik menyukai, dan loyal.
4. Where (media dan kegiatan).
Dimana saja daerah pasar yang perlu digarap, serta media dan kegiatan apa yang
cocok untuk daerah pasar tersebut.
5. When (penjadwalan).
Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan akan memerlukan waktu berapa lama.
6. How much (anggaran).
Seberapa jauh identitas kampanye atau berapa banyak dana yang tersedia untuk
membiayai kegiatan tersebut (Rhenald Kasali, 1995: 24).
Iklan yang baik juga harus memperhatikan rumus AIDCA, yang terdiri dari:
1. Attention (perhatian)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Sebuah iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, sebagai tindakan
kognitif untuk menanamkan kesadaran.
2. Interest (minat)
setelah perhatian berhasil direbut. Iklan menimbulkan minat ingin mengetahui
lebih jauh kepada calon pembeli untuk membaca dan mengikuti pesan-pesan
yang disampaikan, setelah perhatian berhasil direbut.
3. Desire (keinginan)
Iklan tersebut berhasil menggerakkan orang untuk memiliki atau menikmati
produk tersebut. Iklan harus Tidak ada gunanya menyenangkan calon pembeli
dengan rangkaian kata-kata gembira melalui sebuah iklan
4. Conviction (rasa percaya)
Jika timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keragu-raguan,
benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang
dijanjikan iklannya? Pengalaman masa lalu serta kebiasaan iklan yang menipu
turut mempengaruhi keragu-raguan ini. Maka anda harus meyakinkan calon
pembeli agar tidak goyah lagi, jika anda yakin bahwa produk anda tawarkan
benar-benar bermutu, harganya cukup bersaing, dan dibutuhkan oleh orang
untuk melakukan sesuatu.
5. Action (tindakan)
Akhirnya untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan
suatu tindakan pembelian atau bagian dari itu. Bujukan yang diajukan berupa
harapan agar calon pembeli segera pergi ke toko, melihat-lihat di showroom
terdekat, mengambil percontoh, menggangkat telepon, mengisi formulir
pesanan, atau setidak-tidaknya menyimpan dalam ingatan mereka sebagai
catatan untuk membelinya kelak.
b. Manfaat Iklan
Manfaat iklan yang terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan
oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dijangkau secara fisik oleh produsen melalui berbagai macam media. Sekalipun
memerlukan biaya yang secara nominal besar jumlahnya, bagi produsen yang dapat
memanfaatkan kreatifitas dalam iklan yang tepat dapat menjadi murah.
Ada beberapa manfaat iklan bagi pembangunan masyarakat dan ekonomi.
Manfaat itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan, konsumen
dapat mengetahui adanya berbagai produk, yang pada gilirannya menimbulkan
adanya pilihan.
2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumennya.
Sering dikatakan ”tak kenal maka tak sayang”. Iklan-iklan yang secara gagah
tampil dihadapan masyarakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik
menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya
bonafid dan produknya bermutu.
3. Iklan membuat orang kenal, ingat, dan percaya.
c. Jenis Iklan
Iklan memiliki beberapa jenis. Menurut Berkowitz dalam Kustadi Suhandang
(2005: 45) pada hakikatnya periklanan dapat dilakukan untuk berbagai tujuan
berbeda, namun tetap didasari oleh dua tipe subyeknya: produk dan institusi.
Berfokus pada penjualan barng dan jasa, iklan tipe produk ada tiga bentuk:
1. Pionering (perintisan)
Iklan ini biasanya digunakan untuk memperkenalkan produk baru dengan
menceritakan tentang produknya, dari apa produk itu biasa dibuat, dan dimana
dapat diperoleh. Kunci utama dari sasran pionering adalah memberitahukan
target pasar secara informatif. Iklan ini ditemukan untuk menarik perhatian,
meyakinkan, dimana efektifnya tergantung pada keputusan konsumen.
2. Competitive (persaingan)
Iklan ini biasanya memprom0osikan ciri-ciri khusus dan keuntungan
penggunaannyadari barang atau jasa yang ditawarkan . Sasaran pesannya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
mengajak atau membujuk konsumen agar memilih jenis barangatastu jasa hasil
produksinya dibanding dengan hasil perusahaan saingannya. Perusahaan yang
menggunakan iklan kompetitive tersebut harus lebih dulu mengadakan riset
pasar dan pengujian yang menghasilkanunsur-unsur resmi yang bisa mendukung
tuntutan-tuntutannya.
3. Reminder (pengingatan kembali)
Iklan ini dibuat untuk memperkuat pengetahuan sebelumnyaakan suatu
produk.Iklan demikian tepat utuk menawarkan produk-produk atau jasa yang
telah mencapai posisi terkenaldan berda dalam tahap pemantapan
keberadaannya. Salah satu iklan yang dimaksud adalah penguatan, digunakan
untuk menjamin pemakai sehinggadapat menentukan pilihannya dengan benar.
Iklan Produk dilihat dari segi penampilannya diwujudkan dalam macam iklan
yang dikenal dengan sebutan sebagai berikut:
1. Price advertising
Adalah iklan yang tampil dengan lebih menonjolkan harga barang atau jasa
yang ditawarkan. Biasanya harga yang ditawarkan, selalu diakhiri dengan angka
untuk menunjukkan bahwa harga barang tersebut lebih murah. Seperti halnya
sebuah barang dihargai Rp. 999.000,- menunjukkan angka tidak mencapai satu
juta rupiah, padahal kita akan tetap mengeluarkan uang untuk membeli barang
tersebut satu juta rupiah.
2. Quality advertising
Adalah iklan yang tampil dengan menonjolkan mutu dari barang atau jasa yang
ditawarkan. Sebagai contoh iklan sebuah mobil tertentu melukiskan mutu mobil
tersebut nyaman, irit dan tangguh.
3. Brand advertising
Adalah iklan yang tampil dengan menonjolkan merk atau logo dari barang atau
jasa yang ditawarkan. Contoh iklan sandal tertentu yang menionjolkan logo
merk sandal yang kualitasnya lebih tinggi ketimbang harganya.
4. Prestige advertising
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Adalah iklan yang tampil dengan menonjolkan prestise orang yang
menggunakan barang atau jasa yang ditawarkannya. Contoh iklan ponsel merk
tertentu menunjukkan betapa gagah dan berwibawanya orangyang memiliki dan
menggunakannya.
d. Elemen Iklan
Menurut Edi Sudadi (1994 : 31) elemen iklan yang lengkap meliputi: thema,
headline, subheadline, teks, ilustrasi, logo, slogan dan kupon.
1. Thema
Thema atau pokok pembicaraan, atau pokok uraian harus ditentukan terlebih
dahulu sebelum menyusun dan menentukan elemen-elemen iklan yang lain.
Ada beberapa macam thema yang dapat digunakan dalam penciptaan iklan,
diantaranya adalah humor, tentang sex, emosi (tentang perasaan), eksentrik
(aneh), kepahlawanan, kebajikan dll (Edi Sudadi, 1994 : 31-32).
2. Teks (copy)
Teks dituis harus sesuai dengan tema yang ditetapkan, dan merupakan alat
untuk menyampaikan pesan (message) dari produsen kepada konsumen.
Teks mempunyai bagian-bagian yaitu :
a. Headline (judul)
Di masa lalu headline merupakan rangkaian kalimat atau kta-kata
pendek dan headline ini seringkali berupa slogan. Sekarang ini, headlinne
seringklai berupa pernyataan yang terdiri dari sat kaliamt atau dua kalimat,
dan ditampilkan secara menyolok bahkan headline ini lebih mudah dilhat
daripada dibaca (Frank Jefkins, 1996 : 233).
Judul (headline) merupakan bagian terpenting dari teks yang menarik
perhatian dan merupakan hal yang pertama kali yang dibaca. Judul mampu
mengarahkan pembaca untuk lebih jauh mengetahui tentang isi pesan atau
produk yang di dalamnya. Judul hendaknya ekspresif, mempertegas kata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
katanya yang singkat dan berfungsi untuk mengkombinasikan watak sebuah
tulisan (Pujiriyanto, 2002 : 38).
Hal-hal yng harus diperhatikan dalam mendesain judul adalah :
• Bentuk huruf mendukung judul dan memancarkan watak tulisan
• Judul kontras dengan teks lainnya (warna, ukuran, bentuk)
• Tempatkan dalam frame atau bingkai
• Kata tidak perlu panjang, mudah terbaca.
• Tempatkan judul di tengah-tengah
• Hindari judul dengan huruf kapital semua.
• Bentuk visualisasi menunjang isi pesan seirama denagan isi dan maksud.
b. Subjudul (subheadline)
Subjudul merupakan lanjutan keterangan dari judul yang menjelaskan
makna atau arti daripada judul dan umumnya lebih panjang dari judulnya.
Subjudul dapat juga disebut sebagai kalimat peralihan yang mengarahkan
pembaca dari judul ke kalimat pembuka dari naskah (body copy). Ukuran
huruf dalam subjudul biasanya lebih kecil dari judulnya.
Hal-hal yng harus diperhatikan dalam mendesain subjudul adalah :
• Subjudul serasi dan saling mendukung dengan judulnya.
• Hindari penempatan di bawah kolom.
• Jangan berlebih menggunakan materi visual, sesuaikan jenis huruf
dengan judul dan body copy-nya. Penempatan sebelah kiri lebih disukai.
• Gunakan tipe huruf yang kontras, misalnya tipe sans serif.
• Gaya dan ukuran huruf pada artikel dapat dideformasi dengan
memiringkan atau memperbesar1-3 kali.
• Subjudul dapat ditulis dengan lekukan atau indent posisi sebelah kiri.
• Gunakan garis dibawah atau diatas subjudul untuk kejelasan atau buatkan
frame.
• Gunakan warna berbeda dengan warna artikel.
• Tempatkan di kolom terpisah di samping atas, jangan di bawah artikel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
• Susun unsur-unsur dengan posisi, proporsi, irama, latar belakang, pilihan
tipografi dalam kesatuan yang artistik ( Pujiriyanto, 2002 : 39)
c. Naskah (Bodycopy)
Naskah adalah kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan
yang ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam
mengambil sikap, berpikir dan bertindak lebih lanjut. Untuk iklan biasanya
naskah mengunggulka nilai positif dari produk. Naskah yang kreatif dapat
menampilkan fakta-fakta, bagan, daya tarik dari hal yang menyenangkan
artau menggelisahklan (isu-isu strategis). Penting sekali untuk menyusun
naskah yang menarik, bersahabat, dan meyakinkan. Secara kreatif bentuk
bodycopy dapat dikombinasdikan dengan gambar dengan berbagai bentuk.
Berikut panduan untuk mendisain artikel yang menghasilkan kombinasi
yang bagus.
Tabel 7. Kombinasi jenis huruf antara judul dan naskah
Kombinasi Tipe Huruf Judul-Naskah
Judul Naskah
• Uneverse Medium Condensed
• Caslon 3 (lower case)
• Helvetica
• Franklin Gothic
• Copperplate
• Palatino Italic
• Helvethica Medium Condensed
• Futura Medium
• Garamond
• Caslon 450
• Times New Roman
• Century Schoolbook
• Baskerville/New Baskervile
• Palatino
• Cheltenham
• Stymie Light
(Sumber : Pujiriyanto, 2002 : 39-40)
3. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam
komunikasi periklanan karena sering dianggap sebagai “bahasa universal” yang
dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata-kata,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Ilustrasi (dalam hal ini termasuk pula foto, diagram, peta, grafik, dan tanda-
tanda) dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan lebih berhasil guna
daripada teks.
Fungsi ilustrasi dalam iklan adalah untuk (1) menarik perhatian, (2)
merangsang minat membaca keseluruhan pesan, (3) menonjolkan salah satu
keistimewaan produk, (4) menjelaskan suatu pernyataan, (5) memenangkan
persaingan dalam menarik perhatian pembaca diantara rentetan pesan lainnya
dalam suatu media yang sama, (6) menciptakan suatu suasana khas, (7)
mendramatisasi pesan, (8) menonjolkan suatu merk atau menunjang semboyan
yang ditampilkan, (9) mendukung judul iklan (Dendi Sudiana, 1986:37)
5. Logo
Kita perlu memahami apa yang sedang kita kerjakan supaya mendapatkan
hasi kerja yang optimal. Sebelum membuat logo kita perlu mengerti apa itu logo.
Begitu banyak istilah yang berbaur berkenaan dengan logo, karenanya diperlukan
suatu landasan pengertian agar mengerti tidak secara definitive, melainkan
pemahaman yang menyeluruh (Surianto Rustan, 2009 : 12).
Supaya mendapat pemahaman yang lengkap perlu diuraikan terlebih
dahulu istilah-istilah tersebut.
a. Entitas / Entity
Entitas adalah objek sebenarnya yang dimaksudkan. Contohnya Negara
Republik Indonesia adalah sebuah entitas yang diwakili oleh bendera merah
putih. Entitas berupa apa saja baik itu objek fisik maupun non fisik :
• Barang dan jasa
• Organisasi: perusahaan, lembaga, partai
• Manusia: pribadi maupun kelonpok
• Tempat: daerah, kota, Negara
• Konsep: ide, gagasan
• Pengalaman
• Peristiwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Logotype
Asal kata logo dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, pikiran, akal budi.
Pada awalnya lebih dulu popular adalah istilah logotype, bukan logo. Pertama
kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840, diartikan sebagai : tulisan
nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik
lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Jadi awalnya logotype elemen
tulisan saja. Pada perkembangannya orang membuatnya makin unik/ berbeda
satu sama lain. Mereka mengolah huruf itu, menambahkan elemen gambar,
bahkan tulisan dan gambar berbaur jadi satu, dan semua itu masih banyak
yang menyebutnya dengan istilah logtype. Fungsi logotype adalah:
• Identitas diri, untuk membedakan identitas milik orang lain
• Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang
lain.
• Tanda jaminan kualitas
• Mencegah peniruan atau pembajakanan
c. Logo
Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937
dan kini istilah logo lebih popular daripada logotype. Logo biasa
menggunakan elemen apa saja: tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-
lain.
Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar/ symbol pada
identitas visual. Untuk mengetahui apa itu logo, sebaiknya mengacu pada
istilah logotype diatas.
d. Logogram
Bila logotype adlah elmen tulisan pada logo, maka umumnya orang
beranggapan logogram adalah elemen gambar pada logo. Kemungkinan besar
istilah logogram ini telah mengalami perubahan mana dikarenakan kemiripan
kata dengan logotype.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Sebenarnya logogram adalah sebuah symbol tulisan yang mewakili sebuah
kata/makan. Contoh angka ‘1’ mewakili ‘satu’, ‘+’ mewakili ‘tambah’.
Fungsi: untuk mempersingkat penulisan sebuah kata, contoh ‘&’ untuk
menyingkat ‘dan’. Logogram sering disebut ideogram (symbol yang
mewakili sebuah ide / maksud).
e. Signature
Berasal dari bahas latin signare, yang berarti to mark, sign. Selain berarti
tanda tangan, signature secara umum juga berarti karakteristik / identitas /
ciri khusus yang diterapkan pada sebua objek. Logo merupakan signature
dari sebuah entitas.
Namun signature tidak terbatas hanya bersifat visual, yang bersifat audio /
suara /musik juga sering disebut signature. Contoh signature ini adalah
empat nada di akhir iklan prosesor intel.
Menurut Roy paul Nelson, penulis The Design of Advertising, dari segi
susunan bentuk suatu logo sebaiknya mengandung keaslian, mudah dibaca,
menggugah, cocok atau sesuai produk dan mudah diingat
Logo sangat efektif untuk mempromosikan produk atau jasa perusahaan
atau untuk melengkapi identitas dan memberikan jaminan bagi pihak–pihak yang
telah mengenal perusahaan. Sebuah sertifikat yang disertai dengan logo lembaga
tertentu dapat menimbulkan kepercayaan bagi konsumen karena adanya
pengakuan atas kualitas dari produk dari perusahaan atau lembaga tersebut
(Pujiriyanto, 2002 : 40-41).
Beberapa faktor yang biasanya dipertimbangkan dalam menetapkan rupa
logo atau merk dagang adalah: (1) sejarah (heraldic), (2) identitas atau kekhasan,
(3) asosiatif, (4) artistik, (5) komunikatif, (6) impresif, (7) simbolik.
Menurut Roy Paul Nelson (1977), dari sudut reka bentuk, suatu tanda
dagang seyogianya: (1) mengandung keaslian, (2) mudah terbaca, (3)
menggugah, (4) cocok dengan produknya, dan (5) mudah diingat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Perhimpunan merk dagang AS mengurutkan daftar karakteristik merk
dagang yang digandrungi : ringkas, mudah dibaca dan diucapkan, mudah
disisipkan pada media manapun, tidak mengandung konotasi yang kurang
menyenangkan, cocok bagi ekspor, tidak sulit digambarkan, dan lembut.
6. Slogan (Keyword)
Yaitu kata–kata singkat, unik dan khas untuk mempopulerkan barang atau
jasa. Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra perusahaan
(http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-42498034-
867-taste_chinese-chapter4.pdf, diakses 5 April 2010)
7. Kupon
Kupon bertujuan untuk memberikan servis pada komunikan atau pembeli
atau konsumen sebagai bonus yang menyenangkan. Biasanya berupa lembatran
yang diisi dengan nomor kupon dan tempat untuk menulis identitas pemegangya,
lengkap dengan alamatnya. Bagi yang beruntung dapat memenangkan hadiahnya
dan berhak menerima hadiahnya (A Kurnia dan Edi Sudadi, 1998 : 31).
6. Pasar
a. Pasar
Klithikan
Pasar dalam arti luas adalah suatu bentuk jual beli yang melibatkan
keberadaan produk barang atau jasa dengan alat tukar berupa uang atau alat tukar
lainnya sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah
pihak (http://www.budpar.go.id, 1 Agustus 2010).
Pasar dalam perekonomian menurut W.J. Stanton adalah sekumpulan orang
yang memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja
(disposable income), kemauan untuk membelanjakannya
(http://www.budpar.go.id, diakses 1 Agustus 2010).
Di Indonesia pada prinsipnya pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu pasar
tradisional dan pasar modern.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan pasar yang belum menggunakan teknologi
dalam operasionalnya dan masih dikelola secara trdisional.
Biasanya pasar tradisional ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya
terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh
penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-
hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,
daging, kain, pakaian, jasa dan lain-lain. Pasar tradisional mulai ada sejak
adanya peradaban perdagangan di tanah air. Perkembangan pasar tradisional
berkembang sangat lambat, sehingga pola perdagangan tidak berubah dari abad
ke abad (http://id.wikipedia.org/wiki/pasar, diakses 1 Agustus 2010).
Macam-macam pasar tradisional adalah pasar induk, pasar wilayah, dan
pasar lingkungan.
• Pasar induk, adalah pasar yang didirikan pemerintah secara sebagai
prasarana utama yang mendistribusikan produk-produk kepada pedagang di
pasar wilayah. Biasanya jumlah pasar yang didirikan tidak banyak.
• Pasar wilayah, adalah pasar yag didirikan pemerintah daerah (Pemda)
sebagai pusat penampungan.
• Pasar lingkungan, adalah pasar yang letaknya berdekatan dengan daerah
pemukiman warga yang menyediakan produk sehari-hari.
2. Pasar Modern
Pasar modern merupakan pasar yang telah mengadopsi teknologi yang
dikelola secara modern. Pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam
barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah,
sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan atau
supermarket, minimarket, dan hypermarket.
b. Klithikan
Dalam kamus Basa Jawa (bausatra Jawa) “klithik” atau “Klithikan” artinya
adalah “kebutuhan padinan werna-werna” dalam bahasa Indonesia adalah
bermacam-macam kebutuhan sehari-hari.
Dalam bahasa Jawa, klithik terkadang ada yang mengartikannya kecil.
Sementara jika ditambah akhiran "an" menjadi Klithikan, maka orang akan
cenderung mengartikannya sebagai barang yang terpisah dari rangkaian semula
(http://www.suaramerdeka.com/harian/0504/06/slo12.htm, diakses 1 Agustus
2010).
kata “klithikan” mempunyai arti yang bermacam-macam namun yang lebih
mendasar dan cocok untuk pasar Klithikan Notoharjo adalah “barang bekas”,
sebagaimana yang diungkapkan beberapa pihak terkait di pasar Notoharjo berikut:
1. Pengertian Klithikan menurut Rudi, pedagang pasar Klithikan sekaligus ketua
paguyuban pedagang klithikan sepeda motor adalah “barang bekas”, hal tersebut
dapat dilihat hampir seluruh dagangan yang diperjual belikan di pasar Notoharjo
adalah barang bekas.
2. Pengertian Klithikan menurut Kepala Humas Badan Informasi dan Komunikasi
(BIK) Balaikota Surakarta Jackson Antonius Napitupulu, S.E, M.Si mengartikan
“Klithikan” dengan arti yang sama yaitu “barang bekas”, sebagaimana di
daerah Sumatera (padang Situbuan) orang-orang menyebutnya “loak” atau
“loakan”.
3. Arti dari “Klithikan” adalah barang bekas diperkuat Lurah pasar Klithikan
Notoharjo Suranto, yang mengatakan bahwa “Klithikan” adalah barang-barang
yang dijual di pasar Klithikan Notoharjo. Yaitu barang yang dimaksud adalah
barang bekas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Terkadang “klithikan” didefinisikan dengan pengertian yang berbeda. Adapun
pengertian-pengertian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Adalah giring-giring kecil seperti suaran uang logam jatuh atau barang-barang
yang terbuat dari logam berukuran kecil yang jatuhnya dapat menimbulkan
suara “klithik” (Prawiroatmojo, 1993: 256 dalam Kompas, 11 juli 2009 : A).
2. Berasal dari kata “klithih” yang berarti mencari sesuatu hingga kemana-mana
(Partaatmaja, 1992:112 dalam Kompas, 11 juli 2009 : A).
3. Mencari sesuatu hingga kemana-mana atau mencari barang berukuran kecil
hingga kemana-mana yang berujung di pasar Klithikan (Handayaningsih, 2007
dalam Kompas, 11 juli 2009 : A).
4. Menurut staf kantor DLLAJ Ari Wibowo, “klithikan” adalah barang-barang
kecil yang menjadi suatu bagian dari spareparts (onderdil) mobil atau motor
yang umumnya terbuat dari besi atau aluminium atau lainnya.
c. Pasar Klithikan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengertian pasar klithikan adalah suatu
pasar tradisional yang memperjualbelikan barang bekas.
Kesimpulan tersebut diperkuat oleh pengertian yang bersumber dari Bambang
K Prihandono dalam Kompas (11 juli 2009 : A), bahwa pasar klithikan adalah pasar
barang-barang bekas atau menurut orang belanda disebut “twedehand markt”.
Kongkretnya pasar klithikan merupakan tempat pertemuan antara penjual barang
bekas (antik, kuno, atau lawas) dengan konsumennya (penikmat barang bekas).
Penjual akan bernegosiasi tentang profit barang yang akan dijual, sedangkan pihak
pembeli akan menawar dan mengomoditaskan dengan imajinasi serta memori yang
ada di pikirannya. Jadi, kesepakatan jual-beli merupakan bentuk perpadua antara
harga, imaji dan memori sehingga harga barang bekas tidak ada yang standar.
Semuanya tergantung pada proses negosiasi sehingga pasar klithikan ini menjadi
khas dan berbeda dengan pasar biasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B. Keadaan Umum Pasar Klithikan Notoharjo
1. Sejarah Pasar Klithikan Notoharjo
a. Tumbuhnya Belantara PKL di kawasan Monumen ’45 Banjarsari
Kawasan yang sekarang dikenal sebagai Kawasan Monumen ’45 Banjarsari
dulunya adalah kawasan elite, tempat hunian para bangsawan Belanda, yang
kesohor sebagai Villa Park. Di wilayah ini terdapat pula sebidang tanah lapang,
yang kerapkali dimanfaatkan oleh para prajurit Mangkunegaran untuk berlatih
perang dan ketrampilan berkuda (Badan Informasi dan Komunikasi, 2007:16).
Pada saat perjuangan merebut kemerdekaan, tempat ini digunakan sebagai
ajang pengaturan siasat pertahanan kota oleh Overste Slamet Riyadi, menjelang
masuknya (kembali) pasukan Belanda ke Kota Solo. Di sinilah kemudian meletus
peristiwa legendaris yang dikenal dengan Pertempuran Empat Hari di Solo.
Untuk mengenang heroismenya perjuangan rakyat Solo pada peristiwa
tersebut, Pemkot Surakarta membangun monumen di tempat itu pada 31 Oktober
1973. sedangkan peresmiannya dilakukan pada 10 November 1976 oleh Gubernur
Jawa Tengah (kala itu), Soepardjo Roestam.
Pembangunan Monumen’45 Banjarsari disamping bertujuan agar semangat
perjuangan para pelaku pertempuran itu bisa diwarisi dan diteruskan oleh generasi
mendatang juga sekaligus difungsikan sebagai ruang publik, tempat rekreasi yang
asri dan bersih teduh lantaran dinaungi rimbunnya dedaunan dan deretan pohon-
pohon besar yang tumbuh di sekitarnya sebagai ruang terbuka hijau, menjadi paru-
paru kota membuat Solo lebih sejuk, sekaligus sebagai wilayah resapan air.
Sampai menjelang tahun 1998, kawasan Monumen Banjarsari sudah menjadi
salah satu tempat favorit yang didatangi warga Solo untuk bersantai, berolahraga
bermain anak-anak maupun sekadar melepaskan penat, juga sekolah-sekolah yang
berada di sekitar menggunakannya untuk berolahraga bagi siswa-siswanya.
Saat itu sebenarnya sudah ada pedagang kaki lima, tetapi jumlahnya masih
sedikit hanya berupa gerobak dan beberapa lainnya tenda bongkar pasang (knock
down), namun pasca kerusuhan Mei 1998 di kawasan Monumen ’45 Banjarsari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
jumlah PKL mengalami pertambahan yang besar. Sejak itu keasrian dan kebersihan
kawasan tersebut seakan tergerus dengan cepat, berganti dengan kekumuhan yang
tak sedap dipandang, seperti tenggelam terlantar dalam belantara PKL.
Perkembangan PKL yang tak terkendali juga menimbulkan dampak samping
lainnya, yakni terjadinya kesemrawutan lalu-lintas di kawasan tersebut dan
menurunnya kualitas lingkungan, yang dampaknya tidak hanya dirasakan warga
sekitar kawasan, tetapi juga seluruh warga kota. Sebagai ruang terbuka hijau,
kawasan Monumen ’45 Banjarsari mestinya bisa menjadi paru-paru kota, sehingga
dapat membuat Solo lebih sejuk, sekaligus sebagai wilayah resapan air.
Berdasarkan hasil pendataan Kantor Pengelolaan Pedagang Kaki Lima (KP
PKL) Kota Surakarta per Desember 2005, setidak-tidaknya terdapat 989 pedagang
yang terdaftar disana. Mereka tergabung dalam 10 paguyuban.
Tabel 8. Jumlah PKL Monumen Banjarsari Berdasarkan Dagangannya
(Sumber : Arsip, 2007)
Jumlah & Komposisi PKL MonjariBerdasarkan Dagangannya
1. Alat mobil : 100 2. Alat motor : 222 3. Aki : 9 4. Ban : 20 5. Sandal/sepatu : 78 6. Helm : 25 7. Elektronik : 148 8. Makanan/minuman : 66 9. Alat pertanian/diesel : 15 10. Pakaian : 81 11. Handphone : 20 12. Alat bangunan : 35 13. Barang antic : 11 14. Las : 11 15. Cat : 8 16. Barang bekas : 64 17. Kaset CD : 29 18. Lain-lain : 47 Jumlah : 989
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 9. Daftar Paguyuban Jumlah PKL Monumen Banjarsari
(Sumber : Arsip, 2007)
Warga Kota Solo umumnya merindukan kebahagian ketika dahulu dapat
menikmati kawasan Monumen Banjarsari sebagai ruang publik, tempat olahraga,
rekreasi yang bersih, asri, dan nyaman sehingga meminta Pemerintah Solo untuk
mengembalikan kawasan Monumen Banjarsari seperti fungsi peruntukan semula.
Selain itu, penataan PKL memang menjadi salah satu program prioritas
Walikota-Wakil Walikota, Jokowi-Rudy, dalam upaya untuk membuat Kota Solo
kembali Bersih, Sehat, Rapi dan Indah (Berseri). PKL disamping ditata dan
ditertibkan juga diberdayakan sebagai ekonomi kerakyatan yang dapat berkembang
dengan baik di Kota Solo.
Pemkot mempunyai dasar kuat untuk membersihkan Kawasan Monumen’45
Banjarsari dan PKL, karena keberadaan mereka tidak sesuai dengan peruntukan tata
ruang kota. Kawasan tersebut sebagai sebuah “situs” sejarah dan ruang publik, serta
merupakan wilayah resapan air dan ruang terbuka hijau, sehingga terganggunya
fungsi-fungsi tersebut juga akan menimbulkan persoalan lingkungan yang
berdampak luas bagi masyarakat dan Kota Solo.
Daftar Paguyuban & Jumlah PKL Kawsan Monumen ’45 Banjarsari No Nama Paguyuban Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Masyarakat Mandiri Masyarakat Mandiri Jl. Bali Pengin Maju Roda-2 PKL 2000 PKL Sumber Urip PKL Sumber Rejeki PKL Guyub Rukun A PKL Guyub Rukun B PKL Non Paguyuban
319 27 50 77 90
160 90 60 16
100 Jumlah : 989
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Relokasi PKL ketempat lain dirasa Walikota Jokowi sebagai jalan terbaik. Hal
itu sama sekali bukan dimaksudkan umuk meminggirkan para PKL,namun justru
ingin memberikan kepastian dan kelangsungan usaha sekaligus rasa aman bagi
PKL. Apalagi di tempat yang baru nanti juga disediakan fasilitas usaha yang sangat
layak, sehingga diharapkan bisa meningkatkan usaha mereka.
b. Lintas Masa Kepemimpinan 3 Walikota
Wacana soal relokasi PKL Monumen Banjarsari sebenarnya sudah berlangsung
lama, dimulai dan masa kepemimpinan Walikota Imam Sutopo, Walikota-Wakil
Walikota Slamet Suryanto - J Soeprapto, hingga akhirnya ke masa kepemimpinan
Walikota-Wakil Walikota saat ini, Joko Widodo (Jokowi) - FX Hadi Rudyatmo
(Rudy) di penghujung tahun 2005 mengangkat kembali wacana relokasi PKL
Monumen’45 Banjarsari. Namun sebagian PKL menolak rencana Pemkot tersebut.
Bahkan sempat tercetus rencana untuk turun ke jalan. (Badan Informasi dan
Komunikasi, 2007:36).
Musyawarah untuk mewujudkan rencana relokasi antara pemkot dengan PKL
dilakukan berulang-ulang hingga sebagian besar PKL menyetujui untuk direlokasi
ke kawasan Semanggi. Walikota menegaskan relokasi justru akan menjamin
kepastian dan kelangsungan usaha mereka, sesuai konsep relokasi PKL
Monumen’45 didasari pemikiran bahwa PKL merupakan salah satu potensi
ekonomi yang dipunyai Kota Solo, yang keberadaannya tetap dipertahankan tanpa
harus mengabaikan aturan-aturan hukum yang ada serta kepentingan seluruh warga
Kota Solo.
Setelah melalui serangkaian pertemuan dan pembicaraan, menunjukkan hal
yang menggembirakan. Dari waktu ke waktu makin banyak PKL yang menyetujui
program relokasi. Bahkan Kepala Kantor Pengeloiaan PKL Kota Surakarta,
Bambang Santosa Wiyono, SH. MM, kepada wartawan, pada 12 Januari 2006,
mengatakan seluruh PKL Monumen’45 Banjarsari yang berjumlah 989 pedagang
telah mendaftarkan diri untuk direlokasi ke Semanggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
c. Pembangunan Pasar Klithikan
Pemkot telah menyiapkan lahan di Semanggi seluas 11.950 m2, untuk
pembangunan pasar Klithikan sebagai tempat relokasi PKL Monumen ’45
Banjarsari. Pasar dibangun dengan kios sebanvak 1.018 buah dengan tempat parkir
mobil, parkir sepeda motor, koridor, kantor pengelola, mushola dan lavatori (kamar
mandi & toilet umum) (Badan Informasi dan Komunikasi, 2007:42).
Pemilihan Semanggi bukannya tanpa pertimbangan seksama, karena wilayah
ini ditunjang beberapa potensi, di antaranya sarana transportasi cukup lengkap,
adanya pusat-pusat kegiatan sebagai pemacu pertumbuhan kawasan, berupa pasar
besi, pasar ayam, pasar klithikan, pasar rakyat, rumah toko (ruko), subterminal dan
bongkar muat, perumahan, penginapan, hotel dan restoran, rumah sakit, serta
tempat ibadah. Di samping itu, Semanggi juga berada di kawasan pertumbuhan
wilavah perbatasan.
Jualan para PKL di tempat yang baru nantinya diyakini akan kerap laku karena
beberapa hal, yaitu citra usaha PKL (eks) Monumen’45 Banjarsari yang telah
terbentuk, harga yang lebih murah dibandingkan dengan di toko-roko, sarana
angkatan yang memadai (Angkutan, bus kota dan bus antar wilayah), sarana
kawasan memadai (jalan, sub terminal, penunjuk arah dan pusat kegiatan lainnya),
serta kenyamanan pembeli pun akan lehih baik ketimbang saat masih di Banjarsari.
d. Pengundian Kios Memberikan Keadilan Bagi Para PKL
Undian kios dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2006 di Pendapa Gede komplek
Balaikota Surakarta. Para PKL menempati kios sesuai zoning dan hasil undiannya
yang dilakukan oleh paguyuban pedagang, difasilitasi oleh Pemkot, rnenggunakan
metode dan ketentuan yang telah disepakati bersama. Seusai tahap pelaksanaan
undian, pedagang “diikat“ sebuah perjanjian tertulis agar mematuhi pembagian
zoning, hasil undian dan ketentuan lainnya yang berlaku mengenai pasar. Salah
satu hal penting dalam perjanjian itu adalah komitmen untuk tidak menjual atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
mengalihkan hak penempatan kios yang menjadi jatahnya. (Badan Informasi dan
Komunikasi, 2007:61-62).
PKL Monumen ’45 yang direlokasi ke Pasar Klithikan NotoharjoSemanggi
oleh Pemkot diberi kemudahan mendapatkan Surat Hak Penempatan (SHP), Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) tanpa
membayar alias gratis.
e. Boyongan dengan Kirab Budaya
Tanggal 23 Juli 2006 Kota Solo digelar prosesi kirab budaya boyongan
pedagang kaki lima (PKL) dari Kawasan Monurnen ’45 Banjarsari menuju lokasi
yang baru di Semanggi, Pasar Kliwon, yang diberi nama “Klithikan Notoharjo”.
Rombongan kirab dilepas oleh Wakil Walikota Hadi Rudyatmo dengan upacara
sederhana dari Monumen ’45 Banjarsari.
Kirab Budaya Boyongan 989 PKL dari Kawasan Monumen ‘45 Banjarsari menuju pasar Klithikan Notoharjo dilakukan dengan nuansa Jawa. Sebagian besar peserta kirab berpakaian adat Jawa termasuk: Walikota dan Wakil Walikota, dan hadirnya kereta kuda serta barisan prajurit dari Keraton Kasunanan Surakarta, Mangkunegaran dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kirab terasa meriah, karena selain diikuti oleh para PKL, juga oleh rombongan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kora Surakarta, anggota DPRD Kota Surakarta, pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka), dan beberapa elemen masyarakat (Badan Informasi dan Komunikasi, 2007:65-66). Boyongan PKL tersebut menandai akhir sebuah upaya panjang yang tidak saja
membutuhkan keuletan, kerja keras dan kesabaran yang luar biasa, tetapi juga
penuh lika-liku, karena sempat diwarnai penolakan para PKL dan tarik-ulur
berbagai kepentingan lainnya.
Setelah menjalani rute yang relah ditentukan, peserta kirab disambut dan
diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto di Pasar Klithikan
Notoharjo Semanggi. Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyeraban surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
kelengkapan izin usaha dan kunci secara simbolik oleh Walikota Jokowi kepada
perwakilan PKL.
Peristiwa yang langka itu, karena baru kali pertama ini ada “bedhol desa” PKL
yang melibatkan pedagang kaki lima dalam jumlah begitu banyak, yakni mencapai
989 pedagang yang dilakukan secara damai tanpa kekerasan, sehingga peristiwa
tersebut berhasil tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan
dari Muri tensebut disampaikan kepada Walikota Jokowi (sebagai pemrakarsa
pemindahan PKL dengan Jumlah terbanyak yang dilakulakukan dengan kirab
budaya) dan Wakil Walikota Rudy (yang mewakili Pemkot Solo sebagai
penyelenggara pemindahan PKL dengan jumlah terbanyak yang dilakukan dengan
kirab budaya) (Badan Informasi dan Komunikasi, 2007:75).
f. Pengoperasian Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi
Pada awal pengoprasian pasar, para pedagang belum menghasilkan pemasukan
yang setara dengan di tempat lama, karena kedua belah pihak, baik pembeIi maupun
penjual sama-sama masih menyesuaikan diri, terutama karena adanya perpindahan
lokasi berjualan, tetapi harapan untuk menuju hidup yang lebih baik mulai terlihat.
Pedagang lebih tenang, tak perlu lagi khawatir lagi digusur dan kehujanan,
status mereka pun naik, tidak lagi seorang pedagang kaki lima. Mereka sudah
menjadi pedagang pasar. Dalam istilah Walikota Solo Jokowi, para PKL eks
Monumen’45 Banjarsari kini telah menjadi saudagar-saudagar (Badan Informasi
dan Komunikasi, 2007:109).
2. Struktur Organisasi Pasar Klithikan Notoharjo
Layaknya di desa-desa atau di perkampungan struktur organisasi pasar
Klithikan Notoharjo Semanggi dikepalai oleh seorang “Lurah”. Lurah pasar
Klithikan Notoharjo Semanggi dibentuk oleh Pemerintah Kota Surakarta.
Sedangkan untuk melaksanakan tugasnya Lurah pasar Klithikan Notoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Semanggi dibantu oleh staf-stafnya. Berikut ini adalah bagan struktur organisasi
pasar Klithikan Notoharjo Semanggi :
3.
4.
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi (Sumber : Arsip, 2009)
3. Letak Geografis dan Kondisi Fisik Pasar Klithikan Notoharjo
Pasar Klithikan Notoharjo terletak di Jl. Silir di Kelurahan Semanggi, Kecamatan
Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Kelurahan Semanggi merupakan kawasan pinggiran di kota Surakarta bagian
timur. Keberadaan pasar Klithikan Notoharjo di tempat tersebut kurang begitu
menguntungkan dibandingkan dengan tempat PKL lama di Banjarsar yang sangat
ramai karena berada tengah kota Surakarta. Berikut adalah batas-batas wilayah
Kelurahan Semanggi:
• Di sebelah timur : dibatasai oleh sungai Bengawan Solo yang merupakan batas
wilayah antara kota Surakarta dengan Kabupaten Sukoharjo.
• Di sebelah selatan : dibatasai oleh sungai Bengawan Solo yang merupakan
batas wilayah antara kota Surakarta dengan Kabupaten Sukoharjo.
• Di sebelah barat : Kelurahan Joyotakan, Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Pasar
Kliwon dan Kelurahan Baluwarti.
• Di sebelah utara : Kelurahan Kedung Lumbu.
STAF KEBERSIHAN
STAF KEAMANAN
STAF ADMINISTRASI
TEKNISI LISTRIK
STAF PENARIK RETRIBUSI
ANGGOTA KEAMANAN
LURAH PASAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Beberapa keuntungan pasar Klithikan Notoharjo menempati Kelurahan Semanggi
adalah adanya pusat kegiatan sebagai pemacu pertumbuhan kawasan Semanggi berupa
pasar ayam, pasar kambing, pasar besi, ruko, Sub terminal dan bongkar muat. Dengan
adanya pusat kegiatan sebagai pemacu pertumbuhan kawasan Semanggi tersebut
diharapkan pasar Klithikan Notoharjo cepat dikenal masyarakat.
Sedangkan keberadaan pasar Klithikan Notoharjo Semangi di kota surakarta adalah
suatu keuntungan yang penting, sebab Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh
terbesar (setelah Yogyakarta) yang terkenal dengan ramai akan bisnis perdagangannya
sehingga secara tidak langsung dapat memacu pertumbuhan di pasar Klithikan
Notoharjo. Saat ini Surakarta merupakan salah satu kota tujuan di Indonesia dengan
iklim ekonomi yang menjanjikan. Tahun 2008 kota Solo dinobatkan oleh Badan
Penanaman Modal (BPM) Jateng sebagai kota paling Pro Investasi se-Jawa Tengah.
Berikut adalah batas-batas wilayah kota Surakarta dengan daerah sekitarnya:
• di sebelah utara; Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
• di sebelah timur; Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
• di sebelah selatan; Kabupaten Sukoharjo dan
• di sebelah barat; Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.
Pasar Klithikan Notoharjo dibagun diatas tanah seluas 17. 276 m2
1. Kios ukuran 2×3 meter sebanyak 1.018 unit (sebagian bangunan berlantai dua)
, dengan
bangunan utama yang terbagi dalam 3 blok, yakni blok 1, 2 dan 3. Berikut ini
perincian bangunan yang terdapat di pasar Klithikan Notoharjo :
2. Mushola
3. Lavatori(kamar mandi & toilet umum)
4. Gedung kantor pengelola, ukuran: 8 × 4 meter
5. Koridor : 3 meter
6. Jalur hijau
7. Area parker dan Area bongkar muat
8. Jalan lingkar dalam pasar
9. Pintu utama dan pintu samping pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4. Promosi Yang Pernah Dilakukan
Agar lokasi baru itu cepat dikenal masyarakat luas, pada saat-saat awal
pengoperasian pasar Klithikan Notoharjo Pemkot Surakarta melakukan upaya promosi
melalui berbagai media sebagai berikut:
1. Media masa (di media cetak maupun elektronik)
Gambar 3. Iklan Surat Kabar Klithikan Notoharjo
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2009)
Iklan surat kabar di atas secara visual sangat sederhana, kurang adanya suatu
kekuatan yang menjadi daya tarik bagi pem baca. Penggunaan warna hitam putih dan
ukurannya yang terlalu kecil mempengaruhi faktor keterbacaan atau peluang
terbcanya kecil sekali. Dari segi intensitas terbitnya, iklan surat kabar di samping
sangat kurang karena hanya terbit sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2. Baliho
Gambar 4. Baliho Klithikan Notoharjo
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2009)
Baliho di atas merupakan iklan untuk mempromosikan pasar Klithikan
Notoharjo yang baru dipindahkan dari Banjarsari yang sebelumnya berupa PKL.
Karena ukurannya yang besar, baliho tersebut mempunyai daya tarik yang sangat
kuat bagi siapa saja yang melewatinya walaupun ilustrasi dan warna yang
ditampilkan kurang menarik dan variatif. Untuk penempatannya, karena baliho ini
hanya dipasang ditengah kota sehingga jangkauan audience-nyapun kurang luas.
Alangkah baiknya jikalau baliho yang berjenis pioneering (perintisan) tersebut juga
dipasang di perbatasan kota di jalur protokolnya.
3. Karcis Parkir
Gambar 5. Karcis Parkir Klithikan Notoharjo
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2010)
Karcis parkir di atas layout-nya terlalu sederhana perlu ditata yang lebih
menarik dengan penambahan identitas pasar yang mencerminkan citra Klithikan
Notoharjo Semanggi seperti logo dan orrnamen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4. Billboard
Gambar 6. Bilboard Klithikan Notoharjo
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2009)
Billboard di atas terletak di jl. Kyai Mojo, merupakan iklan yang khusus
untuk mempromosikan produk hanphone pasar Klithikan Notoharjo beserta kartu
seluler flexi sebagai sponsornya. Secara visual Bilboard tersebut kurang memiliki
daya tarik bagi khalayak yang lewat, karena ukurannya relatif kecil dan tidak
adanya ilustrasi pendukung. Penggunaan font yang bentuknya terlalu rumit
menyebabkan pesan dari iklan sulit terbaca.
5. Iklan di dalam pasar pasar berupa banner (spanduk) dan nameboard (papan nama)
Gambar 7. Spanduk Kios Klithikan Notoharjo
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 8. Tanda Pengenal Dinding Kios Klithikan Notoharjo
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2009)
Gambar 9. Papan Nama Kios Klithikan Notoharjo
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2009)
Iklan-iklan di dalam pasar umumnya berupa spanduk dan papan nama
dengan tampilan desain dan ukuran yang bermacam-macam, sehingga terkesan
berantakan (semrawut). Alangkah lebih baiknya apabila iklan-iklan yang berada di
dalam pasar ditata yang lebih rapi, dengan ukuran dan bentuk yang seragam serta
memiliki logo pasar.
2. Penyelenggaraan event-event khusus seperti lomba menggambar dan mewarnai
pada Hari Anak Nasional, sepeda santai atau fun bike dalam rangka ulang tahun
pasar klithikan Notoharjo yang pertama dan kedua.
C. Identifikasi Pesaing / Kompetitor
Kompetitor dipilih berdasarkan persaingan bentuk yaitu produk yang
memberikan jasa yang sama kepada pasar dengan membandingkan fasilitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
dipunyai serta karakteristik yang sama. Menurut Philip Kotler ada empat tingkat
persaingan, berdasarkan substitusi produk (1997 : 20) yaitu:
a. Persaingan merk
Terjadi apabila suatu erusahaan menganggap para pesaingnya adalah perusahaan
lain yang menawarkan produk dan jasa yang sama pada pelanggan dengan biaya
yang sama.
b. Persaingan Industri
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua
perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama.
c. Persaingan Bentuk
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua
perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama.
d. Persaingan Generik
Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua
perusahaan yang bersaingan untuk mendapatkan rupiah yang sama.
Adapun yang dianggap menjadi pesaing atau kompetitor dari pasar Klithikan
Notoharjo adalah sebagai berikut :
1. Klithikan Pakuncen
Pasar Klitikan Pakuncen berada di Kota Yogya sejak 11 November 2007,
tergolong masih baru. Walaupun usianya lebih muda kurang lebih satu tahun
dibanding Klithikan Notoharjo Semanggi Pasar Klitikan Pakuncen perkembangan
sangat baik ramai pengunjung. Meskipun lebih kecil bangunan dan jumlah
pedagangnya namun memiliki fasilitas yang sama lengkap perbedaan yang tampak
jelas adalah klithikan Pakuncen buka sampai malam dan penataan dagangannya
yang masih tetap mempertahankan tradisionalnya yaitu lesehan.
Adapun kesuksesan pengoperasian pasar Klitikan Pakuncen tidak lepas dari
usaha Pemkot Yogya dalam mempromosikannya antara lain melalui:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
1. Publikasi radio
2. Pentas dangdut
3. Fun bike bersama Walikota Jogja
4. Spanduk
Gambar 10. Spanduk Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
5. Brosur / Flyer
Gambar 11. Brosur / Flyer Kios Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
6. Kupon pembelian undian berhadiah
Gambar 12. Kupon Berhadiah Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
7. Stand banner
Gambar 13. Stand Banner Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
8. Sign System
a. Papan Nama
Gambar 14. Papan Nama Pasar Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Neon Box Papan Nama Blok
Gambar 15. Neon Box Papan Nama Blok Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
c. Papan Informasi
Gambar 16. Papan Informasi Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
d. Rambu-rambu
Gambar 17. Rambu-Rambu Klithikan Pakuncen
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2. Matahari Singosaren Plasa Kios HP
Fasilitas dan keunggulan :
• Tempat Luas +/- 3400 m2
• Terdapat +/- 200 counter dan shop handphone dan aksesoris.
• Letak sangat strategis berada dalam satu bangunan dengan pusat perbelanjaan
Matahari Singosaren departemen store yang sangat ramai dikunjungi warga.
• Full Central AC, tersedia Hotspot.
• Bersih, terdapat Cleanning Service.
• Layanan One Stop shopping Cellular dan Computer.
Matahari Singosaren Plasa kios HP di Kota Surakarta dan kota sekitar telah
menjadi top branding, sangat populer dan salah satu perintisan tempat menjual dan
membeli HP, sehingga saat ini promosi dilakukan oleh pemilik kios sendiri-sendiri
dengan membuat iklan neon box papan nama yang dipasang diatas pintu kios.
Gambar 18. Neon Box Matahari Singosaren Plasa
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2009)
2. Matahari Communication Center (MCC)
a. Fasilitas dan keunggulan MCC :
• Tempat Luas 1600 m2 dengan koridor lebar nyaman untuk berbelanja.
• Letak yang sangat strategis berada dalam satu bangunan dengan pusat
perbelanjaan Matahari Singosaren departemen store yang sangat ramai
dikunjungi warga dan berada di tengah kota.
• Akses transportasi sangat baik, dilalui beberapa angkuta umum dan bus
• Bersih, terdapat Cleanning Service dan toilet yang kebersihannya terjaga.
• Full Central AC, tersedia Hotspot.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
• Terdapat 101 counter dan shop.
• Tersedia Cafe yang nyaman untuk berbisnis dengan harga terjangkau.
• Layanan One Stop shopping Cellular dan Computer.
b. Promosi yang dilakukan :
1. Website
Gambar 19. Website MCC
(Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2010)
2. Banner (spanduk)
Gambar 20. Banner MCC (Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
3. Iklan Surat kabar
Gambar 21. Iklan Surat Kabar MCC (Dokumentasi oleh Muhammad Khoirul Sholih, 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
D. Analsis SWOT
Tabel 10. Analisis SWOT
External Oportunities
a. Berada di kota Solo yang
merupakan kota perdagangan
yang selalu ramai dikunjungi
masyarakat dari luar kota.
b. Dilewati jalur transportasi
angkut-an umum dan mini
bus , meskipun masih baru.
c. Di tengah situasi krisis
keuangan global, perilaku
konsumen cenderung mencari
barang yang serba murah.
Threats a. Masih adanya PKL ilegal di
Solo yang menempati lokasi
strategis menjadi pesaing
serius.
b. Terjadi pelanggaran trayek
angkutan umum yang
mangkir tidak lewat di
depan pasar.
c. Anggapan sebagian
masyarakat tentang pasar
Klithikan sebagai pasar hasil
curian.
I n t e r n a l
Strength 1.Pemkot Solo sebagai
pengelola pasar me-miliki
alat pengatur dan
pengontrol yang lengkap
dan kuat dalam
pngoperasian dan pe-
ngembangan pasar ke
depan.
2.Produk yang sangat
bervariasi dan terjaga
ketersediaannya
memungkin-kan konsumen
berbelanja kebutuhanya
dalam satu atap (one stop
1,(a) Memasang iklan di pintu masuk
perbatasan kota Solo. 1,(b) Mengoptimalkan trayek
angkutan umum yang lewat di
depan pasar, dan menambahnya
jumlah trayek. 1,2,3,4,5,(c),(d)
Mengkampanyekan iklan pasar
Klithikan Notoharjo melalui
berbagai media secara gencar
dengan menonolkan keunggulan
pasar Notoharjo dalam visual
iklannya.
1,(a) Pemkot Solo hedaknya
merelokasi ke dalam zona yang
telah ditentukan untuk
diberdayakan. Penertiban
dengan sanksi yang tegas perlu
dilakukan terhadap PKL yang
melanggar aturan. 1,(b) Pemkot Solo hendaknya
mengontrol dan menertibkan
trayek angkutan umum yang
mangkir dari jalurnya dengan
sanksi yang tegas atau mencari
solusi dengan musyawarah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
shopping).
3.Harga produk relatif murah,
dapat ditawar.
4.Desain bangunan modern,
tertata rapi, bersih dan
cukup nyaman.
5.Fasilitas yang cukup
memadai, seperti : lahan
parkir dan koridor yang
luas, Masjid, warung
makan, dan sarana mandi
cuci kakus (MCK).
bersama. 1,(c) Mengadakan kampanye iklan
pasar klithikan Notoharjo
dengan menyertakan logo
Pemkot Solo sebagai
Baselinenya dapat memantap-
kan konsumen untuk membeli
di pasar tersebut.
Weakness 1. Tergolong pasar yang
usianya masih muda, belum
dikenal betul oleh
masyarakat luas.
2. Lokasi pasar yang kurang
strategis berada di pinggir
timur selatan kota Surakarta
yang agak jauh dari pusat
kota.
3. Tidak ada jaminan yang
pasti akan kualitas produk
atau barang dagangan.
4. Kurangnya keasadaran pe-
dagang akan ketaatan
peraturan pasar seperti
menjaga kebersihan dan
kerapian pasar.
1, (a),(d) Mengkampanyekan iklan pasar
Klithikan Notoharjo melalui ber-
bagai media secara gencar. 2, (b) Memanfaatkan alat transportasi
angkutan umum yang lewat
pasar Klithikan Notoharjo
sebagai media iklan berjalan
(mobile). 4, (d) Merancang system tanda yang
berisi perintah dan larangan
atau nasehat yang berkaitan
dengan ketaatan peraturan pasar.
1, (a) Mempertahankan dan mem-
perbaiki kualitas layanan,
produk, dan fasilitas pasar. 2, (b) Peningkatan hubungan kerja-
sama, menjalin komunikasi,
yang baik menyatukan visi
antara pihak pasar dan trayek
angkutan seperti menggunakan
alat transportasi angkutan
sebagai media iklan berjalan
pasar Notoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
E. Konsep Perancangan
1. Analisis Masalah
a. Analisis Masalah Umum
Masalah umum yang menjadi dasar perancangan media promosi periklanan
pasar Klithikan Notoharjo yaitu semenjak kepindahan PKL Banjarsari ke pasar
Klithikan Notoharjo para pedagang pasar Klithikan Notoharjo mengalami
penurunan pendapatan yang drastis. Meskipun pendapatan pedagang pasar
Klithikan Notoharjo sekarang telah mengalami perkembangan namun tidak
merata pada semua pedagang tersebut.
b. Analisis Masalah Khusus
Masalah khusus yang menjadi dasar perancangan media promosi periklanan
pasar Klithikan Notoharjo adalah masih kurangnya promosi pasar Klithikan
Notoharjo yang bersifat publikasi. Promosi pasar Klithikan Notoharjo selama ini
cenderung seadanya atau belum memenuhi kaidah ilmu desain komunikasi visual.
2. Persepsi Konsumen
Masyarakat kota Surakarta yang pada umumnya telah mengetahui adanya pasar
Klithikan Notoharjo meskipun tidak semuanya pernah mengunjungi pasar tersebut.
Sebagian dari mereka mengetahui tentang pasar tersebut ada yang dengan datang
langsung ke lokasi (konsumen), ada pula yang hanya dari perbincangan-perbincangan
orang atau teman saja, juga dari media masa, dan ada yang dari radio dan televisi.
Pasar Klithikan Notoharjo sebagaimana dahulu masih berupa PKL, tempat
tersebut dianggap sebagai penyedia berbagai barang kebutuhan dengan harga murah
(ekonomis) yang sangat membatu masyarakat kota Surakarta, khususnya bagi mereka
yang memiliki pengahasilan minimum. Letaknya yang strategis di pinggir-pinggir
jalan dan berada di tengah kota memanjakan konsumen dalam mencari barang yang
dibutuhkannya. Namun semenjak PKL Klithikan dipindah atau direlokasi ke pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
klithikan Notoharjo di daerah Semanggi para konsumen merasa malas karena
letaknya yang jauh di pinggiran kota.
Bagi masyarakat di luar kota Surakarta umumnya tidak tahu lokasi pasar dan
bagaimana keadaan sesungguhnya pasar klithikan Notoharjo yang telah dibangun
sekarang ini, mereka umumnya sekedar tahu namanya. Sehingga masyarakat di luar
kota Surakarta merupakan pasar sasaran (target market) pasar Klithikan Notoharjo
yang masih belum banyak tergarap.
3. Keunggulan Produk
Pasar Klithikan Notoharjo adalah tempat yang menjual barang bekas yang
terbesar, yang di bangun dengan desain modern. Meskipun tanpa AC namun pasar
tetap nyaman bagi kosumen karena dikelola dan ditata dengan rapi dan bersih tersedia
juga area parkir yang memadai dan terkoordinasi. Pasar klithikan Notoharjo
menawarkan produk yang sangat beragam memungkinkan konsumen dapat
berbelanja barang kebutuhannya dalam satu tempat (One Stop Shooping) barang
bekas serta dengan pedagang pasar yang berjumlah banyak memudahkan konsumen
melakukan melakukan penawaran untuk mendapatkan harga murah.
4. Harapan Konsumen
Konsumen yang datang ke pasar Klithikan Notoharjo mengharapkan pasar yang
telah baik tersebut dikelola dengan baik lagi. Karena banyaknya pedagang yang ada
di pasar Klithikan Notoharjo, maka harus diberi tanda petunjuk yang jelas agar
konsumen tidak kebingungan mencari arang yang dibutuhkannya. Kebersihan terus
dijaga agar kondisi pasar tetap nyaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
5. Positioning
Positioning merupakan upaya dan proses untuk menempatkan suatu produk,
merk perusahaan, individu atau apa saja yang dalam pikiran mereka yang diangggap
sebagai sasaran atau konsumennya (Rhenald Kasali, 1995: 157).
Positioning merupakan sebuah inti dari segala sesuatu yang diinginkan pengelola
pasar Klithikan Notoharjo agar dipikirkan, dirasakan dan dipercaya oleh khalayak
sasarannya mengenai produknya, dimana kita yakin konsumen akan dapat
membedakan produk milik kita dengan produk-produk sejenis di pasaran. Untuk itu
perlu ditampilkan citra tersendiri untuk menempati posisi tersendiri dibenak
konsumen.
Dalam hal ini, positioning dari pasar Klithikan Notoharjo Semanggi adalah
untuk menanamkan image dibenak target audience bahwa “pasar Klithikan
Notoharjo Semanggi merupakan pasar barang bekas yang besar dan lengkap serta
nyaman yang dikelola seperti pasar modern”.
a. Target Audience
Target Audience merupakan sasaran dari masyarakat yang ingin dituju dalam
mencapai tujuan periklanan yang diinginkan, yang mana masyarakat tersebut
memiliki susunan dan lapisan yang berbeda-beda. Lapisan masyarakat tertentu
yang ingin dicapai perhatiannya secara khusus melaui promosi periklanan inilah
yang dinamakan target audience.
Setiap perusahaan yang ingin maju selalu menetapkan target audience, baik
dalam mempromosikan produknya maupun dalam meluncurkan produk itu sendiri.
Oleh sebab itu dalam mempromosikan pasar Klithikan Notoharjo melalui media
komunikasi yang akan dirancang, sangat penting terlebih dahulu untuk mengetahui
dan mengenali siapa target audience yang ingin dituju. Adapun target audience
yang dituju dibagi menjadi dua yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
1. Primer
Masyarakat yang bertempat tinggal di Kotamadya Surakarta.
2. Skunder
Masyarakat yang bertempat tinggal di eks Kotamadya Surakarta atau diluar
sekitar Surakarta daiantaranya: Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri,
Sragen, klaten dan daerah di luar sekitar Surakarta lainya.
b. Segmentasi
1. Geografis
Segmentasi geografis adalah suatu penbagian pasar menjadi unit-unit
geografik seperti bangsa, Negara bagian, wilayah propinsi, dan kabupaten,
kota, RW dan sebagainya (Philip Kotler, 1999 : 379).
Adapun segmentasi geografis dari pasar Klithikan Notoharjo Semanggi
adalah sebagai berikut :
• Wilayah : Seluruh masyarakat Surakarta dan luar sekitar Surakarta
• Ukuran kota : Kota dan kabupaten
• Permukiman : perkotaan dan pedesaan
2. Demografis
Segmentasi demografi dalah suatu proses yang membagi pasar menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variable-variabel demografik seperti umur,
jenis kelamin, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan (Philip Kotler, 1999 :
381).
Adapun segmentasi demografi dari pasar Klithikan Notoharjo Semanggi
adalah sebagai berikut :
• Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
• Usia : 15 th keatas
• Pekerjaan : Tak terbatas
• Agama : Tak terbatas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
3. Psikografis
Pada segmentasi psikografis konsumen dibagi ke dalam kelompok-
kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup dan atau berbagai
ciri kepribadian (Philip Kotler, 1992 : 384).
• Kelas sosial : Menengah kebawah
• Gaya hidup : Gaya hidup yang sederhana hingga sedang, kurang peduli
penampilan.
• Kepribadian : Tidak terbatas
F. Strategi Kreatif
Menurut M. Suyanto, (2004 : 105) ”Pembentukan pesan tentang produk pada
prinsipnya merupakan manfaat utama yang ditawarkan merek sebagi pengembang
produk”. Agar informasi yang disampaikan tidak terjadi kesalahan penerimaan serta
agar mampu mengajak konsumen untuk tergerak mengikuti apa yang telah
disampikan dari promosi tersebut maka konsep desain yang di tawarkan harus jelas.
Strategi kreatif memfokuskan pada apa yang harus dikomunikasikan yang akan
memandu pengembangan seluruh pesan yang digunakan dalam kampanye periklanan.
Menurut M. Suyanto, 2004 : 106, strategi kreatif didasarkan pada beberapa
faktor yaitu :
a. Identifikasi audien sasaran
b. Masalah dasar, isu, atau peluang periklanan
c. Ide penjualan utama
d. Tema kampanye
e. Daya tarik
f. Gaya eksekusi yang digunakan
g. Informasi pendukung yang dibutuhkan dalam periklanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Adapun pendekatan yang digunakan untuk menentukan ide penjualan utama
dalam promosi ini antara lain menggunaka strategi kreatif unique selling proposition
dan strategi positioning.
a. Strategi unique selling proposition (USP)
Strategi ini berorientasi pada keunggulan atau kelebihan produk yang tidak
dimiliki oleh produk saingannya. Kelebihan tersebut juga merupakan sesuatu yang
dicari atau dijadikan alasan konsumen untuk mengunakan suatu produk tersebut.
Misal di Klithikan Notoharjo selain untuk membeli barang bekas juga dapat untuk
tempat hiburan karena tempatnya yang luas, rapi dan nyaman.
b. Strategi Positioning
Gagasan umum positioning adalah menempatkan sebuah produk untuk
mendapatkan posisi mapan dalam benak konsumen. Merek yang telah memiliki
posisi mapan dalam benak menjadi faktor pengaruh yang kuat pada saat konsumen
memerlukan solusi. Misal Klithikan Notoharjo merupakan tempat untuk mencari
barang barang bekas yang besar, lengkap dan nyaman.
1. Strategi Konsep
Konsep perancangan komunikasi visual untuk promosi pasar Klithikan
Notoharjo yang ditawarkan bersifat efektif dan komunikatif, jelas dalam
penyampaian informasinya agar tidak ada kesalahan komunikasi pada calon
konsumen serta bersifat mengajak konsumen agar tergerak mengikuti apa yang telah
disampaikan. Disamping itu dalam perancangan komunikasi visual tersebut juga
menggabungkan unsur modern dengan unsur budaya lokal. Hal tesebut dimaksudkan
untuk mencitrakan pasar Klithikan Notoharjo yang didirikan dengan konsep pasar
tradisional yang bergaya modern. Pemakaian unsur modern bertujuan supaya tetap
dapat bersaing dengan kompetitornya sedangkan pemakaian unsur budaya
dimaksudkan untuk melestarikan budaya lokal (nguri-uri budaya daerah).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
2. Strategi Visual
Strategi visual untuk promosi pasar Klithikan Notoharjo adalah menonjolkan
illustrasi dengan kekuatan fotografi yang difungsikan sebagai stimulus dan juga
menitik beratkan pada nilai kebentukan atau karakter-karakter budaya lokal Surakarta
dalam kerangka semangat membangun citra kota Solo sebagai pusat kebudayaan
Jawa serta penggunaan unsur-unsur copywriting dan layout yang tepat pada desain
iklan promosi pasar Klithikan Notoharjo.
G. Visualisasi
1. Visual
a. Layout
Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata ltak elemen-elemen
desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung
konsep/pesan yang dibawanya.
Me-layout adalah suatu salah satu proses/ tahapan kerja dalam desain.
Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout
pekerjanya. Namun definisi layaout dalam perkembangannya sudah sangat
meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang
mengatakan me-layout itu sama dengan mendesain.
Layout mempunyai 4 prinsip dasar :
1. Sequence (urutan)
Banyak yang menyebutnya hierarki / flow / aliran. Tugas seorang desainer
adalah menyampaikan pesan-pesan kepada target audience melalui suatu
karya grafis, besar kemungkinan tidak hanya memuat satu atau dua pesan
saja. Pesan-pesan tersebut di buat prioritas dan mengurutkan dari yang harus
dibaca pertama sampai ke yang boleh dibaca belakangan. Dengan adanya
sequence pembaca tidak kesulitan menagkap pesannya, karena pembaca
secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang kita inginkan.
Beberapa contoh sequence antara lain berbentuk huruf z, l, c terbalik dan i.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2. Emphasis (penekanan)
Emphasis dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain:
• Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen
layout lainnya pada halaman tersebut.
• Warna yang kontras / berbeda sendiri dengan ltar belakang dan elemen
lainnya.
• Meletakkan diposisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Bila pada
umumnya, kebiasaan orang membaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke
kanan , maka posisi yang pertama dilihat orang adalah sebelah kiri atas.
• Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
Untuk selanjutnya informasi kedua yang harus dilihat pembca mempunyai
penekanan yang tidak sehebat informasi pertama, demikian pula informasi
ketiga, keempat dan seterusnya.
3. Balance (keseimbangan)
Pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Pembagian berat
yang merata bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan
elemen. Tetapi lebih pada menghasilkan kesan keseimbangan dengan
menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dengan meletakkannya pada
tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak, tapi juga ukuran, arah,
warna dan atribut-atribut lainnya.
Ada dua macam keseimbangan suatu layout, yaitu : keseimbangan yang
simetris (symetrical balance/ formal balance) dan keseimbangan yang tidak
simetris (assymetrical balance/informal balance disususe).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
4. Unity (kesatuan)
Supaya sebuh layout memberi efek yang kuat bagi pembacanya, ia harus
mempunyai kesan unity. Sebagaimana layaknya kita kalau memakai pakaian :
celana atau rok dengan baju, sepatu dan ikat pinggang, satu sama lainnya
harus dipadu padankan apakah saling cocok atau tidak. Prinsipnya sama
dengan kesatuan antara elemen desain harus saling berkaitan dan disusun
secara tepat. Teks gambar, warna, ukuran posisi, style, dan lainnya.
Ada beberapa model layout iklan yang sering digunakan dalam mendesain:
1. Axial
Elememen-elemen iklan diletakkan berdasarkan sebuah
sumbu yang diletakkan pada posisi tertentu di halaman
iklan . Pada metode itu akan ditampakkan banyak
bidang kosong. Dan terkadang pemakaian unsur teks
lebih diutamakan untuk memerikan informasi yang
banyak secara tertulis degan sedikit gambar.
2. Group
Layout ini menggunakan sejumlah elemen berupa foto
yang diletakkan berkelompok dalam suatu titik
konsentrasi pandang di halaman iklan. Tujuannya
adalah untuk memberikan satu pusat perhatian.
3. Band
Elemen iklan dipasang membentang seperti sabuk,
tetapi letaknya membujur secara vertikal. Tipikal
tersebut memberikan blocking materi setinggi halaman
iklan. Sifat tipe ini adalah tegas dan kuat sehigga
meberikan kesan formal dan kaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
4. Path
Model ini menyebarkan materi, baik berupa foto
maupun teks secara zig-zag seluas halaman iklan.
Secara estetika model itu membuat mta pembaca cepat
capek, tetapi dalam trik tertentu halaman iklan itu
mendapatkan perhatian merata pada permukaan
halaman.
5. T
Walaupun ini termasuk model yang sudah kuno tetapi
ternyata model itu masih banyak yang menggunakan
karena dirasa masih efektif.
6. Z
Ide menggunakan model ini adalah untuk meratakan
perhatian di seluas permukaan halaman. Biasanya mode
ini digunakan dalam iklan-iklan ber-script latin yang
dibaca dari kiri ke kanan.
7. S
Layout ini merupakan kebalikan dari model Z, tetapi
dipergunakan bagi pembaca yang menggunakan script
non latin dan membacanya dari kanan ke kiri, misalnya
huruf arab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
8. U
Pada mode ini elemen iklan dipasang mengikuti bentuk
huruf U.
9. Grid /Sistem Kolom
Model ini mirip dengan Axial, tetapi ukuran dan letak
elemen lebih memenuhi bidang iklan sehingga tidak
banyak bidang kosong.
10. Chekerboard/ Papan Catur
Maodel yang memasang elemen-elemen gambar/foto
secara rapi menyerupai kotak-kotak papan catur. Model
ini cocok dipergunakan untuk iklan yang banyak
memiliki elemen foto yang serupa.
b. Ilustrasi
Ilustrasi dicapai dengan teknik fotografi. Hasil fotografi yang digunakan
sebagi ilustrasi pada iklan promosi Klithikan Notoharjo harus menimbulkan
sensasi. Hal terseut mengingat bahwa iklan harus menarik perhatian, merangsang
minat pembaca keseluruhan pesan, menonjolkan keistimewaan produk,
menjelaskan suatu pernyataan, memenangkan persaingan dalam menarik
perhatian pembaca diantara rentetan pesan lainnya dalam suatu media yang sama,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
menciptakan suatu suasana khas, mendramatisasi pesan, menonjolkan suatu merk
atau menunjang semboyan yang ditampilkan dan mendukung judul iklan. Foto-
foto yang digunakn sebagai ilustrasi sebagian besar diambil melalui proses
fotografi langsung di Klithikan Notoharjo.
c. Logotype / Logo
Logo merupakan atribut paling utama yang terlihat secara fisik, seperti
layaknya wajah pada manusia. Melalui logo, tergambar semua atribut non fisik
lainnya sebagi jiwa dari entitas tersebut, yaitu : visi, dan misinya, corporate
value, corporate culture, dan seluruh kepribadiannya.
Untuk menyelaraskan dan mendukung visi kota Surakarta dalam
mewujudkan Surakarta sebagai kota budaya atau yang lebih populernya dalam
slogan wisatanya ”Solo The Spirit of Java”, dalam pembuatan logo Klithikan
Notoharjo ini akan mengangkat budaya lokal yang telah ada secara turun
temurun (local genius) dari budaya klasik Surakarta.
Salah satu bentuk kebudayaan Surakarta yang dapat membedakan dengan
budaya lain adalah dari ragam hiasnya yang contohnya dapat tampak dalam hal
bangunan, ukir-ukiran dan motif kain. Bentuk ragam hias setiap daerah memiliki
karakter atau ciri khusus sendiri-sendiri.
Ciri khusus ragam hias Surakarta menurut Lili Hartono (2006 : 58) adalah
bentuk daunnya yang ramping dan ikal melengkung ke dalam. Ciri khusus ragam
hias Surakarta tersebut oleh penulis dijadikan pedoman untuk memilih tipe huruf
(tipografi) CAC Saxon Bold untuk menyusun kata ”Klitikan Notoharjo” serta
dengan mengkombinasikan lengkungan-lengkungan sebagai logo Klithikan
Notoharjo.
Tipe huruf CAC Saxon Bold dengan karakter ramping dengan ujungnya
melengkung ke dalam sangat cocok dipakai untuk merancang logo Klithikan
Notoharjo karena mempunyai kesamaan ciri kusus dengan ragam hias Surakarta
sehingga dapat menampilkan kesan formal dan kesan budaya Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
1. Anatomi Elemen Logo
Logo / Brand / Mark
Logogram / Picturemark Logotype / Wordmark
Gambar 22. Anatomi Elemen Logo Klithikan Notoharjo
2. Kajian Sumber Penciptaan Logogram Klithikan Notoharjo
( Klithikan Notoharjo)
( Klithikan) (Notoharjo)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
• Klithikan
• Notoharjo
• Klithikan Notoharjo
Transformasi dari interpretasi semantik
kata “klithikan” (barang bekas) yang
berarti barang yang telah dipakai
berulang-ulang atau penggunan ulang
suatu barang (reuse).
Mengambil dari inisial huruf depan
dari kata “Notoharjo” yaitu
ikon/lambang “N” yang dikombinasi
ragam hias khas Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Gambar 23. Proses Penciptaan Logogram Klithikan Notoharjo
d. Warna
Pemilihan warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam
mendesain identitas visual, karean warna yang terpilih menjadi identitas visual
akan digunakan untuk menunjukkan identitas dari produk (identification marks)
yang selanjutnya akan selalu dipakai dalam setiap media visual. Oleh karena itu
dibutuhkan riset yang mendalam menyangkut beberapa bidang, antara lain
psikologi, budaya dan komunikasi.
Warna yang akan digunakan dalam pembuatan identitas Klithikan Notoharjo
ini adalah dominan warna coklat. Dalam psikologi warna, coklat dapat diartikan
natural, sehat, pertumbuhan, kesuburan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
dibangunnya Klithikan Notoharjo untuk menumbuhkan kemakmuran masyarakat
Surakarta bagian timur selatan. Sesuai juga dengan arti kata yang terkandung
dalam nama pasar “Notoharjo”. “Noto” berarti menata, “harjo” berarti makmur
atau sejahtera.
Menurut filsafat Jawa dari pihak kraton, coklat adalah salah satu warna yang
dianggap sebagai tiga warna alam. Warna-warna alam inilah yang kemudian
selalu digunakan pada kain batik, dan sudah menjadi ciri khas warna batik
Surakarta. (http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-
42498146-909-gki_sangkrah-chapter5.pdf, diakses 5 Oktober 2010).
Atas dasar itulah warna dominan yang akan digunakan dalam pembuatan
identitas Klithikan Notoharjo ini adalah warna coklat. Adapun warna coklat
sebagai identitas Klithikan Notoharjo tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
e. Tipografi
Perencanaan tipografi didasarkan pada pertimbangan gaya desain dan fungsi,
juga karakter huruf yang akan dipasang. Dalam pemilihan tipografi, perancangan
menggunakan jenis font yang bersifat tegas agar dapat terbaca dengan baik.
Pemilihan jenis font yang tepat merupakan pertimbangan utama yang perlu
diperhatikan dalam media desain, karakternya harus memiliki kekuatan sendiri
untuk mewakili karakteristik obyek dan pesan yang akan disampaikan. Font yang
tertera dibawah ini merupakan font yang akan digunakan di dalam perancangan
dan kemungkinan untuk merubah font agar terlihat menarik. CAC Saxon Bold
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Jenis huruf ini termasuk dalam kategori huruf berkait (Serif) semi dekoratif
yang dicirikan dari kait di sebagian huruf dan juga terdapat pelengkungan ke
arah dalam pada ujungnya. Huruf ini dipakai dalam pembuatan logo sekaligus
headline karena karakternya ada kesesuaian dengan ragam hias Surakarta.
Sebagai serif huruf ini bersifat formal mengekspresikan organisasi dan sebagai
dekoratif sesuai dengan bentuknya bersifat anggun, halus, dan dinamis.
Benguiat Bk BT
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
Jenis huruf ini termasuk dalam kategori huruf berkait (serif) dengan ketebalan
yang kontras, bersifat formal dan anggun dan rapi. Huruf ini dipakai dalam
kalimat tagline (slogan) “Pasar barang bekas yang berkelas” dan naskah
bodycopy ”Nyaman pasare, Lengkap dagangane”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
f. Identifikation Marks
Adalah suatu grafis pengikat yang di dalamnya terdapat elemen-elemen
desain yang selalu digunakan dalam rangkaian perancangan desain seperti logo,
slogan, warna dan lainnya dengan tujuan sebagai identitas agar targets market dan
target audiens mudah mengenali setiap media promosi klithikan Notoharjo.
Sedangkan di dalam perancangan ini Identifikation Marks yang digunakan
adalah logatype Klithikan Notoharjo. Hal ini dijadikan sebuah strategi untuk
menanamkan citra klithikan Notoharjo agar tetap dikenal kuat oleh masyarakat.
2. Copywriting
Copywriting adalah seni seni penulisan pesan penjualan. Copy iklan harus
didukung oleh bentuk kreatifitas lain seperti gambar, tipografi, dan mungkin juga
warna guna menghasilkan interprestasi copy iklan yang artistik dan memenuhi kaidah
tipografis. Copywriting terdiri dari headline, sub headline, bodycopy, slogan, serta
baseline yang semuanya itu saling memperjelas satu sama lain.
a. Headline (kepala Berita)
Headline merupakan bagian terpenting dari teks yang menarik perhatian dan
merupakan hal yang pertama kali dibaca. Headline mampu mengarahkan pembaca
untuk lebih jauh mengetahui isi pesan atau produk yang ada di dalamnya.
Sedangkan fungsi headline sendiri berfungsi sebagai pusat perhatian / menarik
minat pembaca kemudian mengarahkan untuk mengikuti teks selanjutnya.
Headline yang digunakan untuk iklan ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
b. Subheadline
Subheadline merupakan lanjutan keterangan dari headline yang menjelaskan
makna atau arti daripada headline. Subheadline juga disebut sebagai kalimat
peralihan yang mengarahkan pembaca dari judul ke kalimat pembuka dari naskah
(bodycopy). Subheadline yang digunakan untuk iklan ini adalah :
“Tetap berkelas dengan barang bekas” yang mengandung pesan mendorong
dan menumbuhkan kepercayaan diri dan penguatan kepada konsumen untuk
membeli barang bekas di Klithikan Notoharjo. Kata “berkelas“ menunjukkan
status kedudukan yang mantap atau sesuatu yang bernilai lebih dari sebelumnya
barang bekas yang hanya dijual oleh PKL pinggir jalan tidak tetata telah berubah
sebagai barang dagangan pasar resmi dan mewah, ditata rapi dan bersih di kios-
kios dalam pasar seperti pasar modern, sehingga tidak ragu atau tabu lagi
masyarakat untuk berkunjung dan membeli di Klithikan Notoharjo semanggi.
c. Bodycopy (Teks Inti)
1).
2). ” Pasar Tardisional Bergaya Modern Dengan Dagangan Super Lengkap dan
Murah Nyaman dan Layak Untuk Anda Kunjungi”.
3). 100% Murah, Alat Bangunan, Alat Pertanian, Kompresor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
4). Super Murah Sparepart Mobil & Service
5). Pusat Handphone, Kaset & CD Murah
6). Onderdil & Perlengkapan Sepeda Motor Paling Lengkap & Murah
7). Pusatnya Elektronik Murah
8). Tetap Berkelas Pakai Baang Bekas
9). Lengkap & Murah Alat Musik & Olahraga
Bodycopy adalah kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang
ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil
sikap, berpikir, dan bertindak lebih lanjut. Bodycopy pada perancangan
komunikasi visual ini berisi tentang keunggulan-keuggulan yang dimiliki
Klithikan Notoharjo.
d. Baseline
Merupakan unsur lain yang diletakkan di bagian bawah dari bidang
keseluruhan (biasanya dicantumkan nama perusahaan, brandname, dan bisa juga
slogan). Baseline yang digunakan dalam iklan ini adalah logo Pemkot Surakarta
disertai logo “the spirit of java”.
1. Logo Pemkot Surakarta
Gambar 24. Logo Pemkot Solo
2. Logo Semboyan Wisata Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Gambar 25. Logo Dinas Pariwisata
3. Alamat pasar Klithikan Notoharjo
Jl. Serang No. 5 Semanggi, Solo 57117, (0271) 642020
e. Tagline / Keywords (Slogan)
Tagline merupakan kata–kata singkat, unik dan khas untuk mempopulerkan
barang atau jasa. Hal ini dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra
perusahaan (http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-
42498034-867-taste_chinese-chapter4.pdf, diakses 5 Oktober 2010).
Menurut Nuradi dkk. (1996: 56) tagline adalah kalimat singkat sebagai penutup
teks inti yang menyimpulkan secara singkat tujuan komunikasi suatu iklan. Tagline ini
merupakan suatu ungkapan pendek berisi pesan yang padat dan mudah diingat.
Tagline ini bisa disamakan dengan slogan, atau jargon dalam iklan. Penggunaan
tagline ini adalah untuk memperkuat kemampuan iklan dalam mengeksekusi
(mencapai sasarannya) yaitu memengaruhi konsumen untuk menggunakan produk
yang diiklankan.
Adapun di dalam perancangan komunikasi visual ini, selain penempatannya
sebagai Subheadline kalimat “Pasar Barang Bekas Yang Berkelas” juga
difungsikan sebagai tagline. Tagline dibuat dengan kalimat singkat padat dan
mengangkat karakteristik Klithikan Notoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
BAB III
PROSES PERANCANGAN
A. Media
Jenis media promosi yang diproduksi secara umum biasanya
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu media cetak dan media
elektronik. Sehingga pada pemilihan media agar menjadi promosi yang efektif
dan komunikatif harus didasarkan oleh sasaran dan selanjutnya pendekatan
melalui media yang telah ditentukan akan dipakai.
Yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media adalah jangkauan,
frekuensi, dan pengaruhnya. Disamping itu harus dipertimbangkan pula biaya,
keunggulan, dan keandalannya untuk meraih perhatian sasaran yang dituju. (M.
Suyanto, 2004 : 21).
Pemilihan media merupakan masalah mencari cara dengan biaya yang
paling efisien dan efektif untuk menyampaikan sebuah pembeberan yang
dikehendaki kepada khalayak sasaran.
1. Kebiasaan media yang disenangi khalayak sasaran.
(Philip Kotler, 1992: 293).
Perencanaan media adalah memilih media-media tertentu berdasarkan
beberapa variabel. Variabel yang terpenting adalah :
2. Produk yang memerlukan media tepat dalam hal peragaan, visualisasi,
penjelasan, keterpercayaan dan warna.
3. Suatu pesan memerlukan media yang tepat untuk dikomunikasikan dengan
benar kepada khalayak sasaran.
Setelah menentukan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, maka pada
perancangan ini akan menggunakan beberapa media dengan harapan dapat
memberikan informasi dan menjadi media komunikasi untuk menarik minat calon
konsumen.
Adapun media yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah sebagai
berikut :
98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
1. Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat
(diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan
atau (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca
(Agus S. Madjadikara, 2004: 12).
Yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media adalah jangkauan,
frekuensi, dan pengaruhnya. Disamping itu harus dipertimbangkan pula biaya,
keunggulan, dan keandalannya untuk meraih perhatian sasaran yang dituju. (M.
Suyanto, 2004 : 21).
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual. (Rhenald Khasali, 1995: 165).
Media Cetak
Media cetak yang akan digunakan dalam perancangan promosi ini yaitu :
a. Stationary
1) Kartu Nama
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 5 cm x 8 cm
Page Layout : Horisontal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Logo Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
2) Kop Surat
Software graphic : Corel Draw X4
Ukuran : 21.0 cm x 29.7 cm
Page Layout : Vertikal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Logo Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
3) Amplop
Software graphic : Corel Draw X4
Ukuran : 19.0 cm x 10.0 cm
Page Layout : Vertikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Logo Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
b. Media Promosi Out Door
1. Billboard
Billboard merupakan media luar ruang yang biasa ditempatkan pada area
strategis sperti jalur utama ataupun areal perkotaan, Pada perkembangannya,
muncul pula digital billboard berupa gambar atau running text yang
menggunakan listrik sebagai catu daya. Megatron dan videotron termasuk
dalam digital billboard yang berguna untuk membangun citra atau image serta
memberi petunjuk kepada masyarakat tentang iklan yang biasanya berisi
gambar dan pesan untuk menginformasikan suatu produk ataupun berupa
pemberitahuan kepada khalayak secara obyektif. Pemasangannya bisa
menggunakan struktur mandiri yang permanen, maupun menempel pada
konstruksi bangunan permanen. (http://organisasi.org/strategi-jenis-macam-
dan-pengertian-merek-merk-brand-produk-barang-dan-jasa-manajemen-
pemasaran. diakses 9 April 2010
Adapun teknis pengerjaan adalah :
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : Horisontal (5 x 10 m), Vertikal (3 x 6 m)
Page Layout : Vertikal & Horisontal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : Nyaman Pasare Lengkap Dagangane
Baseline : Alamat Pasar, Logo Pemkot Solo
Media Placement : dipasang pada titik-titik strategis
).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101 2. Iklan Surat Kabar
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 2/3 Halaman (30 x 17.5 cm)
Page Layout : Horisontal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar dan Dagangan
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Kunjungi..Klithikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : Pasar Tardisional Bergaya Modern Dengan
Dagangan Super Lengkap dan Murah Nyaman
dan Layak Untuk Anda Kunjungi
Baseline : Logo Pemkot Solo, Logo Dinas Pariwisata dan
Alamat Pasar: Jl. Serang No.5 Semanggi Solo
57117. (0271) 642020
Media Placement : Solopos, Joglosemar, Suara Merdeka
3. Stand Banner
Media promosi yang biasa ditempatkan di Luar ruangan di pinggir
sepanjang jalan umum di Surakarta.
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 70 cm x 140 cm
Page Layout : Vertikal
Bahan : MMT, Besi Pipa, Besi Ring
Teknik : Digital Printing, Cat Air Brush, Las listrik
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar dan Produk Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : 1. 100% Murah, Alat Bangunan, Alat
Pertanian, Kompresor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
2. Super Murah Sparepart Mobil & Service
3. Pusat Handphone, Kaset & CD Murah
4. Onderdil & Perlengkapan Sepeda Motor
Paling Lengkap & Murah
5. Pusatnya Elektronik Murah
6. Tetap Berkelas Pakai Baang Bekas
7. Lengkap & Murah Alat Musik & Olahraga
Baseline : Logo Pemkot Solo, Logo Dinas Pariwisata
Media Placement : Pinggir Jalan Raya
4. Branding Mobile
Salah satu media yang dianggap efektif untuk transportasi dan menjadi
sesuatu yang menarik dan langsung terlihat oleh publik. Adapun yang akan
digunakan dalam promosi, tentu saja diharapkan akan menjadi sesuatu yang
efektif. Sedangkan pengerjaannya memakai :
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : Menyesuaikan Kendaraan Umum
Page Layout : Vertikal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : Nyaman Pasare Lengkap Dagangane
Baseline : Alamat Pasar, Logo Pemkot Solo
Media Placement : Bus dan Angkuta
5. Papper Bag
Merupakan media fungsional, untuk membungkus produk yang dibeli
sekaligus menyampaikan pesan kepada publik secara langsung. Cukup efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
dan praktis karena dapat sebagai benda pakai yang dipergunakan secara
berulang-ulang dan sekaligus sebagai iklan berjalan. Berikut pengerjaanya:
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 40 x 33.6cm, 35 x30 x 25.2cm, 25 x 21cm.
Page Layout : Vertikal
Bahan : Art Karton 260 gr
Teknik : Digital Printing
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Media Placement : Pembungkus Produk Pasar
6. Karcis Parkir
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 6 x 12 Cm
Page Layout : Vertikal
Bahan : HVS 60 gr
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Media Placement : Pintu Keluar Masuk Pasar
c. Media Promosi Penanda (Sign System)
1) Penunjuk Arah
Merupakan media luar ruang yang sifatnya memberikan informasi arah
atau petunjuk kesuatu tempat. Media ini biasa ditempatkan pada persimpangan
jalan ataupun jalan utama yang akan menuju kepada obyek.
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 40 x 120 cm
Page Layout : Horisontal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Teknik : Digital Printing, Cat Air Brush, Las listrik,
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Media Placement : pinggir jalan raya
2) Papan
Tanda untuk membimbing pengunjung dengan menginformasikan letak
kios berdasarkan jenis barang dagangan di masing-masing blok dalam pasar.
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 50 x 100 cm
Page Layout : Vertikal
Bahan : Stiker vinyl, Acrylic, Besi Pipa, Besi Plat
Teknik : Digital Printing, Cat Air Brush, Las listrik
Media Placement : Di dalam pasar
informasi
3) Tanda pengenal untuk menunjukkan identitas Klithikan Notoharjo
semanggi yang berbentuk gapura.
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 940 x 630 cm
Page Layout : Horisontal
Bahan : Besi pipa, besi siku, besi plat galvalum, besi beton
Teknik : Air Brush, Las Listrik
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Media Placement : Di dalam pasar bagian depan
Papan Nama Pasar
4) Tanda pengenal untuk menunjukkan identitas kios-kios pedagang di
Klithikan Notoharjo semanggi
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 50 x 100 cm
Papan Nama Kios
Page Layout : Vertikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Bahan : Acrylic, Stiker vinyl
Teknik : Digital Printing
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Media Placement : Ditempel di dinding di atas kios pasar
d. Merchandise
Diberikan pada waktu pengunjung usai datang ke pasar bersamaan
memberikanh karcis sebagai kenang-kenangan sekaligus berfungsi sebagai
promosi secara tidak langsung, jadi konsumen yang baru saja mengunjungi Pasar
dapat menceritakan keberadaan Pasar Klitikan setelah habis berkunjung.
1) Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 10 x 20 cm
Page Layout : Horisontal
Bahan : Kertas Kwalite dan Trasign
Teknik : Digital printing cutting sticker
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Media Placement : Mobil, sepeda motor.
Stiker
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
BAB IV
DESKRIPSI KARYA
a. Stationary
1) Kartu Nama
Gambar 26. Kartu Nama
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 5 cm x 8 cm
Page Layout : Horisontal
Teknik : Digital Printing
Bahan : Kertas Ivory 260 gr
Ilustrasi : Logo Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Media Placement : Dalam dompet, di meja kerja kantor
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
2) Kop Surat
Gambar 27. Kop Surat
Software graphic : Corel Draw X4
Ukuran : 21.0 cm x 29.7 cm
Page Layout : Vertikal
Teknik : Digital Printing
Bahan : Kertas HVS 80 gr
Ilustrasi : Logo Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
3) Amplop
Gambar 28. Amplop
Software graphic : Corel Draw X4
Ukuran : 19.0 cm x 10.0 cm
Page Layout : Vertikal
Teknik : Digital Printing
Bahan : Kertas HVS 80 gr
Ilustrasi : Logo Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
b. Media Promosi out door
1. Billboard
Gambar 29. Billboard Vertikal dan Media Placement-nya
Adapun teknis pengerjaan adalah :
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : Horisontal (5 x 10 m) Vertikal (3 x 6 m)
Page Layout : Vertikal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : Nyaman Pasare, Lengkap Dagangane
Baseline : Jl. Serang No.5 Semanggi Solo 57117. (0271) 642020
Media Placement : dipasang pada titik-titik jalan yang strategis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Gambar 30. Billboard Horisontal dan Media Placement-nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Billboard merupakan media luar ruang dengan waktu baca yang relatif
singkat. Hal ini dikarenakan penempatan media di pinggir jalan raya umum dianggap
lebih tepat dan semua kendaraan pribadi maupun umum yang melintas hanya sekilas
untuk membacanya, maka digunakan penekanan headline yang jelas guna
memberikan informasi secara cepat kepada audience. Desain billboard lebih banyak
menampilkan ilustrasi yaitu foto-foto tentang pasar Klitikan Notoharjo untuk menarik
perhatian publik, tanpa mengesampingkan keseimbangan bentuk layout dan isi pesan
untuk memberikan kejelasan informasi.
Adapun teknis pengerjaan adalah :
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : Horisontal (5 x 10 m) Vertikal (3 x 6 m)
Page Layout : Horisontal
Bahan : MMT
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : Nyaman Pasare, Lengkap Dagangane
Baseline : Jl. Serang No.5 Semanggi Solo 57117. (0271) 642020
Media Placement : Dipasang pada titik-titik jalan yang strategis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
2. Iklan Surat Kabar
Gambar 31. Iklan Surat Kabar dan Media Placement-nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 2/3 Halaman (30 x 17.5 cm)
Page Layout : Horisontal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar dan Dagangan
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT, Times New Roman
Headline : Kunjungi..Klithikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : Pasar Tardisional Bergaya Modern Dengan Dagangan Super
Lengkap dan Murah Sangat Nyaman dan Layak Untuk Anda
Kunjungi
Baseline : Logo Pemkot Solo, Logo Dinas Pariwisata dan Alamat Pasar:
Jl. Serang No.5 Semanggi Sol 57117. (0271) 642020
Media Placement : Solopos, Joglosemar, Suara Merdeka
3.Stand Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Gambar 32. Stand Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Gambar 33. Konstruksi Stand Banner dan Media Placement-nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Media promosi stand banner ditempatkan di luar ruangan yaitu di pinggir-
pinggir jalan yang strategis di Surakarta. Sedangkan pengerjaannya memakai :
Software graphic : 70 cm x 140 cm
Page Layout : Vertikal
Teknik : Digital Printing, Cat Air Brush, Las listrik
Bahan : MMT, Besi Pipa, Besi Ring
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : 1. 100% Murah, Alat Bangunan, Alat Pertanian, Kompresor
2. Super Murah Sparepart Mobil & Service
3. Pusat Handphone, Kaset & CD Murah
4. Onderdil & Perlengkapan Sepeda Motor Paling Lengkap &
Murah
5. Pusatnya Elektronik Murah
6. Tetap Berkelas Pakai Baang Bekas
7. Lengkap & Murah Alat Musik & Olahraga
Baseline : Logo Pemkot Solo, Logo Dinas Pariwisata
Media Placement : Pinggir Jalan Raya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
4. Branding Mobile
Gambar 34. Branding Mobile
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Salah satu media yang dianggap efektif untuk transportasi dan menjadi
sesuatu yang menarik dan langsung terlihat oleh publik. Adapun yang akan
digunakan dalam promosi, tentu saja diharapkan akan menjadi sesuatu yang efektif.
Sedangkan pengerjaannya memakai :
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : Menyesuaikan Kendaraan Umum
Page Layout : Horisontal
Teknik : Digital Printing
Ilustrasi : Foto Bangunan Pasar
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Body Copy : Nyaman Pasare Lengkap Dagangane
Baseline : Jl. Serang No.5 Semanggi Solo 57117. (0271) 642020
Media Placement : Bus dan Angkuta
5. Papper Bag
Gambar 35. Papper Bag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Gambar 36. Konstruksi Papper Bag
Merupakan media fungsional dan Praktis, untuk membungkus produk yang
dibeli sekaligus menyampaikan pesan kepada publik secara langsung. Berikut
pengerjaanya:
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 40 x 33.6cm, 35 x29.4cm, 30 x 25.2cm, 25 x 21cm.
Page Layout : Vertikal
Teknik : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Bahan : Art Karton 260 gr
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Media Placement : Pembungkus Produk
6. Karcis Parkir
Gambar 37. Karcis Parkir
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 6 x 12 Cm
Page Layout : Horisontal
Teknik : Digital Printing
Bahan : HVS 60 gr
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Subheadline : ” Pasar Barang Bekas Yang Berkelas”
Media Placement : Pintu Keluar Masuk Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
c. Media promosi penanda (Sign System)
1. Penunjuk Arah
Gambar 38. Penunjuk Arah dan Konstruksinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Gambar 39. Media Placement Penunjuk Arah
Merupakan media luar ruang yang sifatnya memberikan informasi arah atau
petunjuk kesuatu tempat. Media ini biasa ditempatkan pada persimpangan jalan
ataupun jalan utama yang akan menuju kepada obyek. Desain berdasarkan fungsi
utamanya yaitu sebagai penunjuk arah untuk mengarahkan publik ke suatu tempat
atau obyek agar tidak salah arah. Penempatan media ini sangatlah berpengaruh besar,
maka dengan didukung desain sign system yang baik dan penempatan yang tepat
dapat menjadi nilai tambah tersendiri dalam memberikan informasi kepada publik.
Software graphic : Corel Draw X4
Ukuran : 40 x 120 cm
Page Layout : Horisontal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Teknik : Cat Air Brush, Las listrik, Digital printing
Bahan : Stiker vinyl, Acrylic, Besi Pipa, Besi Siku, Besi
Plat, Beton
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Media Placement : Di dalam pasar bagian depan blok kios pasar
2. Papan informasi
Gambar 40. Papan Informasi Klithikan Notoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Gambar 41. Konstruksi Papan Informasi dan Media Placement-nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Tanda untuk membimbing pengunjung dengan menginformasikan letak kios
berdasarkan jenis barang dagangan pada masing-masing blok di dalam pasar.
Sedangkan pengerjaannya memakai :
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 50 x 100 cm
Page Layout : Vertikal
Bahan : Stiker vinyl, Acrylic, Besi Pipa, Besi Plat
Teknik : Digital Printing, Cat Air Brush, Las listrik
3. Papan Nama Pasar
Gambar 42. Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
Tampak Depan Tampak Samping Tampak Depan Tampak Samping
Gambar 43. Konstruksi Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Gambar 44. Media Pacement Papan Nama Pasar Klithikan Notoharjo
Papan nama berbentuk gapura yang berfungsi sebagai tanda pengenal untuk
menunjukkan identitas Klithikan Notoharjo Semanggi
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 940 x 630 cm
Page Layout : Horisontal
Bahan : Besi pipa, besi siku, besi plat galvalum, besi beton
Teknik : Air Brush, Las Listrik
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Media Placement : Di dalam pasar bagian depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
4. Papan Nama Kios
Gambar 45. Papan Nama Kios dan Media Placement-nya
Tanda untuk membimbing pengunjung dengan menginformasikan letak kios
berdasarkan jenis barang dagangan pada masing-masing blok di dalam pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 50 x 100 cm
Page Layout : Vertikal
Bahan : Acrylic, Stiker vinyl
Teknik : Digital Printing,
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Media Placement : Ditempel di dinding di atas kios pasar.
d. Merchandise
Diberikan pada waktu pengunjung usai datang ke pasar bersamaan
memberikanh karcis sebagai kenang-kenangan sekaligus berfungsi sebagai promosi
secara tidak langsung, jadi konsumen yang baru saja mengunjungi Pasar dapat
menceritakan keberadaan Pasar Klitikan Notoharjo setelah habis berkunjung.
1. Stiker
Gambar 46. Stiker
Software graphic : Adobe Photoshop CS 2 & Corel Draw X4
Ukuran : 10 x 20 cm
Page Layout : Vertikal
Bahan : Kertas Kwalite dan Trasign
Teknik : Digital printing cutting sticker
Typografi : Bell MT, CAC Saxon Bold, Benguiat Bk BT
Headline : Logo Klitikan Notoharjo
Media Placement : Mobil, sepeda motor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Data yang sudah diperoleh dari hasil penelitian mengenai kondisi pasar
Klithikan Notoharjo Semanggi dijadikan acuan dalam proses perancangan
promosi. Secara mendasar gambaran tentang pasar dapat dirangkum dalam
beberapa uraian kalimat sebagai berikut :
1. Tutupnya sebagaian kios pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi
disebabkan karena kurangnya pengunjung yang datang ke pasar Klithikan
Notoharjo Semanggi.
2. Perkembangan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi masih kurang dikenal masyarakat luas.
3. Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi berpotensi untuk lebih dikembangkan.
4. Kurangnya promosi berkelanjutan dan minimnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai pasar Klithikan Notoharjo Semanggi, sehingga masih kurang mendapat apresiasi.
Berdasarkan kondisi dan gambaran umum di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan komunikasi visual sebagai media promosi yang dikerjakan umumnya melalui media cetak diharapkan mampu menjadi salah satu solusi terhadap kurangnya pengunjung pasar Klithikan Notoharjo Semanggi yang berdampak pada tutupnya sebagian kios pasar dan turunnya pendapatan pedagang pasar Klithikan Notoharjo Semanggi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada seluruh pihak terkait guna meningkatkan perkembangan pasar Klithikan Notoharjo Semanggi, seperti Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, pemda,dan masyarakat di pasar Klithikan Notoharjo Semanggi adalah : 1. Merancang suatu promosi secara sistematis, terarah dan berkelanjutan agar
tujuan perancangan tersebut dapat tercapai dengan baik.
130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
2. Pemkot Solo dan Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta lebih perhatian terhadap perkembangan pasar di Surakarta supaya bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas dan lebih meningkatkan kesejahteraan pedagang di pasar.
3. Pedagang dan masyarakat pasar Klithikan Notoharjo supaya lebih meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk lebih meningkatkan kenyamanan pengunjung pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Fathoni, 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusuna Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Adi Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Penerbit Andi
Agus S. Madjadikara. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Ahmad Kurnia dan Edi Sudadi. 1998. Desain Komunikasi Visual II : S1/Semester IV/6 SKS/ BPK – FAK Sastra. Surakarta : UNS Press
Badan Informasi dan Komunikasi. 2007. Memboyong 989 PKL. Surakarta : Pemkot Surakarta
Dendi Sudiana. 1986. Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung : Penerbit Remaja Karya
Frank Jefkins. 1996. Periklanan. Jakarta : Erlangga
Hanung Widhiatmoko, 2007. Analisi Pengaruh Perpindahan Pedagang Kaki Lima Di Sekitar Monumen ’45 Bajarsari ke Pasar Notoharjo Semanggi Terhadap Pendapatan Pedagang. Skripsi.
Henry Simamora. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta : Salemba Empat
---------. 1999. Marketing. Jakarta : Erlangga
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991 : Jakarta : Balai Pustaka
Kustadi Suhandang. 2005. Periklanan. Bandung : Penerbit Nuansa
Lili Hartono. 2006. Materi Ajar Kegiatan Hibah Pengajaran Mata Kuliah Ragam Hias. Surakarta : UNS Press
Margana. 2000, Teori Desain. Surakarta : UNS Press
M. Suyanto. 2004. Aplikasi Desain Grafis Dalam Periklanan. Yogyakarta : Penerbit Andi
Muhammad Hisyam dan Taufik Abdullah, 2003. Krisis Masa Kini dan Orde Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Philip Kotler. 1992. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Intermedia.
Philip Kotler. 1999. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Pujiriyanto. 2002. Desain Grafis Komputer. Yogyakarta :Penerbit Andi
Renald Kasali. 1992. Managemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
---------. 2005. Manajemen Periklanan. Jakarta : Penerbit Pustaka Grafiti
Suharsini Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
---------. 1990. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Surianto Rustan. 2008. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Sutopo, H.B. 1998. Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press
---------. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press
Wahyu Wibowo. 2003. Sihir Iklan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Surat Kabar Kompas, 11 juli 2009
Solopos, 8 Agustus 2005
Solopos, 30 Agustus 2006
Website
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-42402252- 5494-ad_festival-chapter4.pdf, diakses
5 April 2010
http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/jdkv/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-42498034-867-taste_chinese-chapter4.pdf
, diakses 5 April 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/pasar
, diakses 1 Agustus 2010
http://islamicgraphicdesign.blogdetik.com
, diakses 5 April 2010
http://organisasi.org/strategi-jenis-macam-dan-pengertian-merek-merk-brand-
produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran, diakses 9 April 2010
http://oynrawkstar.multiply.Com/journal/item/98, diakses
5 April 2010
http://www.budpar.go.id
, diakses 1 Agustus 2010
http://www.solopos.com/berita.php?ct=9556, diakses
1 Agustus 2008
http://www.suaramerdeka.com/harian/0504/06/slo12.htm, diakses 1 Agustus 2010