desain penelitian di indonesia: gambaran potensi lokasi
TRANSCRIPT
Desain Penelitian di Indonesia: Gambaran Potensi Lokasi
Inception Workshop: GCS-Tenure Project
Marthina Tjoa (UNPATTI), Mani Ram Banjade (CIFOR)
22 Agustus 2014, Swiss-belHotel, Ambon
Outline
Kriteria Seleksi Lokasi
Proses Seleksi Lokasi
Konsultasi dengan Stakeholder
Pertimbangan Keragaman
Gambaran SBB dan Gambaran
Kontras Lokasi Proyek
Pembelajaran
Kriteria Seleksi LokasiA. Status reformasi tenurial
Keragaman Skema Perhutanan
Sosial
Status saat ini: formalisasi,
implementasi reformasi tenurial
Jaminan kepemilikan
Keragaman aktor
B. Atribut komunitas
Keragaman komunitas: Adat,
imigran dan campuran
Lembaga adat
C. Kesediaan para pemangku
kepentingan lokal untuk
berpartisipasi dalam penelitian
Proses Seleksi Lokasi
Informasi awal melalui data dan
literatur yang tersedia: MOF,
Balitbang Kehutanan
Konsultasi dengan pakar tenurial
Kunjungan lokasi: diskusi dengan
masyarakat, Pemda (kabupaten dan
provinsi), LSM
Pengamatan dan kejadian di lokasi
Mengulas data berdasarkan:
• Interaksi awal dengan berbagai
stakeholder
• Data tambahan dari MOF, provinsi
dan kabupaten
Konsultasi Stakeholder di MalukuProvinsi: DINHUT BPKH BAPPEDA BKSDA KSDH BPDAS BPN KAPET SERAM AMAN Universitas (UNPATTI/Darusalam)
Kabupaten: DINHUTBUN SEKDA BAPPEDA BPN
Desa: KAMARIANG
Keragaman: Dasar Pemilihan Kabupaten
Pelaksanaan Skema
Perhutanan Sosial: HKM,
HTR, Hutan Desa, Hutan
Adat
Status : Formalisasi dan
implementasi reformasi
tenurial
Keragaman masyarakat: mis
tradisional, imigran dan
campuran
Status lahan tenurial (individu, marga,
desa)
Sertifikat (sebelum, sekarang, tidak ada)
Konsesi (sebelum, sekarang, tidak ada)
Migran (sebelum, sekarang, tidak ada)
Posisi Landscape (pantai, gunung)
Sejarah tenurial :
o Sebelum reformasi (kolonial, konsesi)
o Setelah reformasi (HKM, HD, HTR,
Kemitraan, KPH)
Keragaman: Dasar Pemilihan Desa
Peta Lokasi Penelitian
Gambaran Seram Bagian Barat 92 Desa; Imigran 15 Desa
Terbatasnya intervensi dari luar
Pengalaman tenurial hutan
sebelumnya: penebangan dan
pertambangan
Keberadaan Masyarakat adat dan
kelembagaan adat yang kuat
Dukungan kuat dari instansi
pemerintah untuk memperkuat hak-
hak masyarakat
Gambaran Kontras (Maluku & Lampung)
Kekuatan Lembaga Adat
Status pelaksanaan berbagai
Skema Perhutanan Sosial
Intervensi dari luar
Kehadiran LSM/Lembaga
Penelitian/Universitas
Pembelajaran Lampung: Menginformasikan
Maluku tentang proses
pelaksanaan Skema Perhutanan
Sosial (HKm, Hutan Desa, HTR)
dan Hutan Adat
Maluku: Memberikan wawasan
tentang bagaimana dan dalam
kondisi apa otoritas adat dapat
mengelola hutan
Pengamatan
Desa-desa di Seram Bagian Barat