repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/publikasi1_10012_2826.pdf · desain taman...

13

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,
Page 2: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,
Page 3: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,
Page 4: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai,

Surabaya

Gunawan Tanuwidjaja1, El Sadday A. Oktovianto2, Joyie3,Felicia Lisandra S4 1,2,3,4) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra-Surabaya

Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236

Email: [email protected]

ABSTRAK

Dewasa ini, para pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terutama pedagang kaki lima (PKL) yang

bergerak di bidang makanan sedang di hadapkan pada sebuah kesulitan dalam meningkatkan skala usaha dan

produktivitas. Selain itu PKL masih belum mampu bersaing, di sebabkan oleh masalah keterbatasan desain

arsitektur, sumber daya manusia, dan juga strategi pemasaran. Di sisi lain, masyarakat Surabaya yang memiliki

kebiasaan untuk berkumpul dan berinteraksi satu dengan yang lain saat menikmati sebuah makanan, tetapi

belum tersedia fasilitas PKL yang nyaman. Oleh karena itu, perlu sebuah desain Pusat PKL makanan yang

terintegrasi dengan Taman Kota dengan memperhatikan kebersihan, kenyamanan, kerapihan, serta citra positif.

Pada karya tulis ini, dipaparkan sebuah proses desain kios PKL, yang diawali dengan ekplorasi ke restoran makanan tradisional dan PKL makanan tradisional dengan metode riset visual. Kedua disusunlah sebuah desain

berdasarkan prinsip – prinsip desain inklusi seperti User Centered (Berpusat kepada Pengguna), Equitable use

but Reasonable (Penggunaan yang Setara tetapi Masuk Akal), Simple and Intuitive Use (Penggunaan yang

Sederhana dan Intuitif), Low Physical Effort (Upaya Fisik yang Rendah) dan Prohibition of Usage Error

(Pencegahan terhadap Penggunaan yang Salah).

Kata kunci: PKL, desain inklusi, kampung tepi sungai.

ABSTRACT

Nowadays, the owners of Small and Medium Enterprises (SMEs), especially food street vendors (PKL) faced

difficulty to increase the operational scale and productivity. Besides that, the street vendors are still not able to compete, because of limited architectural design, human resources, and marketing strategies. Therefore, street-

food center design, which integrated with Urban Park was needed with attention of cleanliness, comfort,

neatness aspects and producing positive image. In the paper, design process street-hawker kiosk was started with

exploration into traditional food restaurants and traditional food vendors using visual research. The design was

based on the principles of inclusive design such as: User Centered, Equitable use but Reasonable, Simple and

Intuitive Use, Low Physical Effort, and Prohibition of Usage Error.

Keywords: street vendors, inclusive design, riverside village.

Pendahuluan Dengan adanya Usaha Kecil dan Menegah Ekonomi (UKM), Indonesia mendapatkan kontribusi dalam

pengembangan ekonomi menurut Ardiana, dkk. [i]. Dalam data Biro Pusat Statistik Indonesia [ii] kontribusi

UKM terhadap PDB (tanpa sektor minyak dan gas) terjadi peningkatan dari titik 62,71% pada tahun 2002-

63,89% saat tahun 2003. Sementara itu, UKM juga telah mendukung 99,45% dari tenaga kerja di Indonesia

untuk periode 2000-2003. Terlihat sekali bahwa peran UKM sangat besar terhadap perekonomian di Indonesia.

Di lain sisi, UKM juga menghadapi permasalahan dalam meningkatkan skala usaha, produktivitas dan bersaing

secara internasional karena masalah yang timbul pada proses awal sebuah usaha seperti adanya sumber daya

manusia dan strategi pemasaran yang terbatas. Utami, & Lantu [iii] berpendapat bahwa “ Daya saing dalam

UKM berhubungan dengan potensi, proses, dan kinerja“. Di dalam Aspek Potensi terdapat karakteristik pemilik,

karakteristik perusahaan, kemampuan internal dan lingkungan eksternal. Aspek proses terbentuk oleh operasi

dan pelaksanaan pertumbuhan yang efektif. Sedangkan dalam Aspek kinerja terdapat kinerja keuangan dan non-keuangan. Oleh karena itu, menggunakan strategi pengembangan UKM makanan sangat penting di terapkan di

Surabaya dan di daerah yang lain.

Sementara itu, Susanto & Suparlan [iv] menjelaskan pentingnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sektor

makanan karena mempengaruhi hubungan kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya. Proses pengolahan

makanan memerlukan: strategi pemberian pakan, produksi pangan, pengolahan makanan dan mengkonsumsi

yang pada akhirnya memperngaruhi dan menjaga hubungan antara ekosistem dan budaya manusia dengan baik.

Page 5: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Kemudian, Wirosardjono [v] menjelaskan beberapa ciri dari PKL yang di antaranya ialah:

1. Pola kegiatannya yang tidak teroganisir dalam waktu dan keuangan.

2. Tidak mematuhi peraturan-peraturan atau ketentuan pemerintah.

3. Menggunakan modal, peralatan yang terbatas, dengan pendapatan kecil yang berputar dalam siklus harian 4. Tidak menetap dan tidak terikat dengan usaha lainnya.

5. Dikerjakan oleh masyarakat golongan ekonomi lemah serta melayani golongan tersebut juga.

6. Dapat dikerjakan tanpa keahlian dan ketrampilan khusus sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja.

7. Umumnya memperkerjakan sejumlah kecil tenaga kerja dari lingkungan hubungan keluarga, teman dan

daerah asal yang sama.

8. Tidak menerapkan sistim perbankan, pembukuan, perkreditan dan sebagainya.

Pertumbuhan Pedagang Kaki Lima (PKL) khususnya di Surabaya terdapat perkembanganyang sangat pesat pada

beberapa wilayah. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan masyarakat akan barang – barang yang harganya lebih

terjangkau. Barang-barang yang diperlukan oleh para konsumen pun juga disediakan oleh sekitar 50.000 PKL

Surabaya. Dengan fakta ini, penanganan dan pendampingan sangat diperlukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan PKL [vi].

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah melakukan penaataan di berbagai titik seperti Sentra PKL

Gayungan, Urip Sumoharjo, Taman Bungkul, Ketabang Kali, Taman Prestasi, Ikan Hias Gunungsari, Benowo,

Bulak, dan Karah. Konsep penataan PKL yang telah diusulkan Dinkop UMKM antara lain ialah [vii]:

A. Penetapan:

1. Penetapan dan pengaturan waktu kegiatan usaha PKL

2. Penetapan dan pengaturan jumlah PKL pada setiap lokasi PKL

3. Penetapan jenis barang yang diperdagangkan

4. Pengaturan alat peraga (perlengkapan PKL seperti gerobak, dll)

B. Pemindahan lokasi

C. Penghapusan lokasi D. Pemberdayaan PKL:

1. Bimbingan dan penyuluhan manajemen usaha

2. Pengembangan usaha melalui kemitraan dengan pelaku ekonomi yang lain

3. Bimbingan untuk memperoleh dan meningkatkan permodalan

4. Peningkatan kualitas alat peraga PKL

Sementara itu salah bukti penataan PKL ini yang berhasil ialah Sentra PKL Taman Bungkul. Penataan PKL

Taman Bungkul ini bertujuan untuk penataan taman, makam, dan pemberdayaan sektor informal. Pada tahun

1999, diadakan penertiban dari Pemerintah Kota dan pembentukan Paguyuban PKL yang bernama Paguyuban

Trisula. Lokasi PKL kemudian ditata untuk sentra PKL. Status PKL Taman Bungkul kemudian dibina oleh

Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun 2005. Saat ini pengunjung Taman Bungkul dan Pusat PKL ini semakin

meningkat. Karena itulah nampaknya desain taman kuliner dapat merupakan usulan yang nyata untuk mengatasi masalah PKL sekaligus meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau di dalam Kota [viii].

Studi Literatur

Inclusive design atau desain inklusi merupakan proses pembelajaran dalam rancangan produk dan/atau jasa yang

dapat diakses, dan digunakan oleh orang banyak secara wajar. Pendekatan yang holistik dan adaptif juga

diberikan dalam proses pembelajaran dan pengaplikasian sebuah rancangan atau desain [ix]. Selain itu desain

inklusi juga memfasilitasi berbagai orang dari berbagai usia, gender, kemampuan dan kondisi, dengan

menghilangkan hambatan dalam hal sosial, teknik, politik dan proses ekonomi menurut Ormerod & Newton [x].

Sehingga desain inklusi juga harus memfasilitasi setiap penggunanya dengan berbagai latar belakang sosial -

ekonomi seperti halnya PKL yang ada di Surabaya ini. Kemudian lima prinsip menurut Tanuwidjaja [xi] yang dijadikan sebagai acuan desain yaitu :

1. User Centered (Berpusat kepada Pengguna)

2. Equitable use but Reasonable (Penggunaan yang Setara tetapi Masuk Akal)

3. Simple and Intuitive Use (Penggunaan yang Sederhana dan Intuitif)

4. Low Physical Effort (Upaya Fisik yang Rendah)

5. Prohibition of Usage Error (Pencegahan terhadap Penggunaan yang Salah)

Dengan penerapan lima prinsip ini diharapkan agar desain PKL ini menjadi lebih menarik, aman dan mudah

diakses oleh semua golongan pengunjung.

Page 6: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Taman kota menurut Shirvani [xii]merupakan Elemen Urban Design yang penting karena akan menjadi Activity

Support dari Kota yang Berkelanjutan. Sehingga jika diintegrasikan dengan Pusat PKL maka akan meningkatkan

keberlanjutan Pusat PKL karena menarik banyaknya pengunjung ke tempat tersebut. Karena itulah maka idealnya

Pusat PKL harus terintegrasi dengan Taman Kota yang dapat diakses oleh kendaraan umum, kendaraan pribadi,

memiliki parkir yang memadai dan didesain dengan indah.

Metodologi

Melalui beberapa hasil riset yang dilakukan, sehingga dapat menghasilkan karya desain bagi PKL yang berjudul

Capturing The Family Buiness Resilience in Traditional Food Sector in Surabaya (Mendokumentasikan

Ketahanan Bisnis Keluarga di Sektor Makanan Tradisional di Surabaya). Karya desain ini mendapat dukungan

dari pihak UNDK (University Network of Digital [Local] Knowledge) [xiii] dan sekaligus dukungan pendanaan

oleh United Boards [xiv].

Riset yang dilakukan ialah dengan eksplorasi oleh metode riset visual berdasarkan Sanoff [xv], dimana riset

tersebut dilakukan pada restoran Bandar Jakarta di Surabaya Barat sebagai restoran makanan tradisional dan

PKL makanan laut yang berada di tepi sungai di Surabaya yang difasilitasi oleh Paguyuban Warga Strenkali

Surabaya sebagai PKL makanan tradisional.

Hasil riset inilah yang menjadi pedoman bagi rancangan desain PKL di Jalan Gunung Sari, Joyoboyo, Surabaya

(Bersebelahan dengan Monumen Ronggolawe). Selain melakukan eksplorasi, workshop desain dengan para

PKL juga dilakukan dan setelah itu akan dilanjutkan dengan penyempurnaan desain sehingga sebisa mungkin

dapat diterapkan di kawasan Joyoboyo tersebut.

Gambar 1 Lokasi Taman Monumen Ronggolawe yang akan diintegrasikan dengan Pusat PKL (Sumber :

Googlemap)

Pada kawasan ini terlihat jumlah PKL yang cukup minim di sekitar taman dan monumen Ronggolawe. Namun

potensi para PKL cukup tinggi untuk berjualan di sekitar kawasan ini. Dengan melihat peluang ini, rencana

perancangan desain kios PKL akan menggunakan kawasan ini, lebih tepatnya pada area taman dekat dengan

monumen Ronggolawe.

Page 7: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Gambar 2 Suasana Taman Kota yang akan diintegrasikan dengan Pusat PKL (Sumber : Googlemap)

Gambar 3 Akses kendaraan pribadi dan umum yang dapat meningkatkan keberlanjutan Pusat PKL ini (Sumber : Googlemap)

Gambar 4 Akses kendaraan pribadi dan umum yang dapat meningkatkan keberlanjutan Pusat PKL ini (Sumber :

Googlemap)

Page 8: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Sebuah Workshop diadakan pada April 2016 untuk membicarakan desain ini dengan PKL yang ada di sekeliling

kawasan tersebut. Hal ini mendapatkan sambutan yang baik. Tetapi ide ini masih perlu disempurnakan dengan

diskusi bersama Pemerintah Kota sebelum diterapkan dalam skala yang sebenarnya.

Gambar 5 Diskusi Desain Pusat PKL dengan para warga di tempat (Sumber : Penulis).

Hasil dan Pembahasan

Gambar 6 Gambar Taman Kota yang terintegrasi dengan Pusat PKL (Sumber : Googlemap, dengan Modifikasi

Penulis)

Dengan pertimbangan lokasi dan lingkungan sekitar, perancangan desain kios PKL berada pada area kosong

bersebelahan dengan monumen Ronggolawe. Dapat terlihat desain kios PKL memiliki akses langsung dari jalan

raya Gunung Sari dan dari taman. Dengan ide konsep semi terbuka, kios ini dapat memaksimalkan view taman

yang indah dan pengunjung juga dapat melihat keramaian kios yang menarik.

Dalam Taman Kota ini akan diiisi oleh 5 bangunan PKL seperti di atas sehingga akhirnya bisa dijadikan Pusat

Wisata Kuliner sesuai dengan usulan Pemerintah Kota Surabaya dan menjawab kebutuhan PKL setempat.

Kemudian dalam sebuah masa PKL akan didesain lebih detail sebagai berikut: Kios PKL diasumsikan akan

digunakan oleh PKL makanan laut sehingga dibagi zoningnya menjadi 2 bagian ,yaitu area basah yang

digunakan untuk memasak dan toilet (ditandai dengan warna biru), yang kedua ialah area kering sebagai ruang

makan (ditandai dengan warna merah). Pembagian zoning dapat dilihat dengan adanya dinding sebagai batasan,

hal ini bertujuan agar daerah dapat terlihat lebih bersih dan tertata rapi. Hal ini merupakan penerapan dari

prinsip ketiga yaitu Simple and Intuitive Use (Penggunaan yang Sederhana dan Intuitif).

Page 9: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Gambar 7 Denah PKL untuk Hidangan Laut (Sumber : Penulis)

Gambar 8 Pembagian zoning pada denah PKL. Denah PKL untuk Hidangan Laut yang dibagi dengan Zoning

Basah dan Zoning Kering (Sumber : Penulis)

Page 10: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Gambar 9 Penambahan ramp yang berfungsi untuk mempermudah akses bagi trolley dan pengguna kursi roda

atau Stroller (Sumber : Penulis)

Sebagai jalur sirkulasi, desain PKL ini menggunakan ramp dengan tujuan agar mempermudah akses keluar

masuk bagi pegawai yang membawa trolley serta bagi pengguna kursi roda dan trolley bayi. Prinsip ini

diterapkan berdasarkan

Prinsip ke-2 Equitable use but Reasonable (Penggunaan yang Setara tetapi Masuk Akal) dan Prinsip ke-4 Low

Physical Effort (Upaya Fisik yang Rendah) yang bertujuan agar suatu desain dapat diakomodasikan oleh

pengguna dalam keadaan apapun.

Penerapan prinsip ke-5 Prohibition of Usage Error (Pencegahan terhadap penggunaan yang salah) ialah dengan menggunakan material lantai berupa keramik anti-slip yang bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan oleh

pengguna bangunan. Penggunaan material ini didasarkan atas penggunaan keramik anti-slip di dapur Bandar

Djakarta.

Prinsip ke 2. Equitable use but Reasonable (Penggunaan yang Setara tetapi Masuk Akal) juga dilakukan dengan

dengan penataan meja yang dapat menyediakan ruang yang memadai di selasar bagi pengguna kursi roda.

Gambar 10 Perbedaan jenis keramik yang digunakan pada ruang makan dan dapur (Sumber : Penulis)

Page 11: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Gambar 11 Jendela kayu pada bangunan yang berfungsi sebagai cross ventilation (Sumber : Penulis)

Gambar 12 Selasar pada ruang makan, yang berfungsi untuk sirkulasi bagi pengguna kursi roda (Sumber :

Penulis)

Material yang digunakan bagi selubung bangunan ialah dengan menggunakan kayu dan bambu sebagai upaya

penerapan cross ventilation. Pemilihan material ini didasarkan pada material kayu dan bambu yang mudah

didapatkan di indonesia dan pori-pori pada material tersebut yang memungkinkan adanya penghawaan alami

yang masuk. Kemudian material ini diawetkan agar menimbulkan karakter rumah makan tradisional.

Sebagai suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat memasak, maka untuk menunjang kenyaman pengguna

bangunan yaitu dengan penggunaan desain atap yang lebih tinggi (stack effect) yang bertujuan untuk sirkulasi

udara yang lebih baik khususnya untuk area dapur yang banyak menghasilkan asap sehingga pertukaran udara di

dalam bangunan tidak hanya melalui cross ventilation.

Untuk menunjang penggunaan material kayu dan bambu, maka pada bagian atap juga ditambahkan dengan

adanya sosoran (canopy) yang mengelilingi bangunan, bertujuan sebagai tampias air hujan dan sinar matahari

secara langsung. Hal tersebut juga akan berdampak bagi kenyamanan pengguna bangunan.

Page 12: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Gambar 13 Sistem Stack Effect yang diterapkan pada atap bangunan (Sumber : Penulis)

Gambar 14 Penggunaan Canopy dengan tujuan untuk tampias air hujan dan penghalang radiasi matahari secara

langsung (Sumber : Penulis)

Kesimpulan

Setelah melakukan berbagai metode untuk mendapatkan desain bagi para PKL yang didasari oleh prinsip desain

inklusi, maka dapat disimpulkan beberapa aspek penting dan penerapannya kedalam desain yang universal.

Beberapa prinsip tersebut ialah User Centered (Berpusat kepada Pengguna), Equitable use but Reasonable

(Penggunaan yang Setara tetapi Masuk Akal), Simple and Intuitive Use (Penggunaan yang Sederhana dan

Intuitif), Low Physical Effort (Upaya Fisik yang Rendah), dan Prohibition of Usage Error (Pencegahan terhadap Penggunaan yang Salah). Tetapi memang diakui beberapa bagian ruang dalam Dapur dan WC tidak dapat

memenuhi beberapa prinsip yaitu Equitable use but Reasonable (Penggunaan yang Setara tetapi Masuk Akal)

karena keterbatasan luasan PKL yang ada dan dana untuk renovasi ini.

Selain itu upaya untuk meningkatkan kenyamanan ialah dengan rancangan atap yang lebih tinggi (stack effect)

dan penggunaan material kayu dan bambu. Kedua hal tersebut dapat menunjang adanya penghawaan yang bagus

bagi penggna didalamnya. Selain itu tujuan dari pemilihan material tersebut ialah untuk memberikan karakter

tradisional pada bangunan. Oleh karena itu dengan segala upaya yang telah dilakukan, diharapkan agar

rancangan bagi PKL ini dapat benar-benar terwujud dan digunakan dengan maksimal secara universal.

Daftar Pustaka 1. Ardiana, I.D.K.R., Brahmayanti, I.A., & Subaedi, Subaedi, (2010), Small and Medium Economic Unit’s

Competency and Its Influence to Small and Medium Economic Unit’s Effectiveness in Surabaya, (in Indonesian:

Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya), Journal of Management and

Page 13: repository.petra.ac.idrepository.petra.ac.id/17419/9/Publikasi1_10012_2826.pdf · Desain Taman Kuliner untuk Pedagang Kaki Lima yang Inovatif di Tepi Sungai, Surabaya Gunawan Tanuwidjaja1,

Entrepreneurship, Vol 12, no 1, March 2010,pp 42-55 Petra Christian University (JURNAL MANAJEMEN DAN

KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 42-55), accessed in

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/17988

2. Biro Pusat Statistik Indonesia (2004), Banyaknya Usaha yang Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan

Usaha 1996-2004, http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=35&notab=1 Biro Pusat Statistik Indonesia (2004), Banyaknya Pekerja Usaha Tidak Berbadan Hukum Menurut Lapangan

Usaha, 1996-2004 , http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=35&notab=3

3. Utami, R.M., & Lantu, D.C., (2014), Development Competitiveness Model for Small-Medium Enterprises

among the Creative Industry in Bandung, in Procedia - Social and Behavioral Sciences, Volume 115, 21 February

2014, Pages 305–323, The 5th Indonesia International Conference on Innovation, Entrepreneurship, and Small

Business (IICIES 2013), accessed in: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042814019867

4. Susanto, D. & Suparlan, P. (1989). Keanekaragaman Makanan Pokok di Indonesia dan Ketahanan Sosial

Budaya.Dalam Widyakarya Pangan dan Gizi. Jakarta: LIPI.

5. Wirosardjono, S., (1976), Masalah Tenaga Kerja di Sektor Informal,Prisma V-9, Jakarta

6. http://www.kabarbisnis.com/read/2836424

7. http://rujak.org/2013/07/penataan-pkl-solo-bandung-surabaya-dan-bangkok/

8. Ibid. 9. http://www- edc.eng.cam.ac.uk / betterdesign /

10. Ormerod, M., & Newton, R., (2003), The Application of Research Theory to Provide Widened Access for

Students with Disabilities Through a Virtual Learning Environment, Best Practices in Building Education:

HEFCE.

11. Tanuwidjaja, Gunawan, (2014), Desain Rumah untuk Hidup yang Bermartabat (Living in Dignity Home

Design), Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

12. Shirvani, H, (1985), Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold Company, New York,

13. http://undk.asia/

14. http://unitedboard.org/

15. Sanoff, H., (1991). Visual Research Methods in Design. Department of Architecture, School of Design and

Environment, North Carolina University, New York: Van Nostrand Reinhold

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih diberikan kepada :

United Boards

UNDK Indonesia

Wakil Rektor Bidang Akademik UK Petra, Bapak Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng.

Ketua LPPM UK Petra dan Board of Director UNDK di Petra, Ibu Dr. Juliana Anggono, S.T., M.Sc.

Ketua Program Studi Arsitektur UK Petra, Ibu Eunike Kristi Julistiono, S.T., M.Des.Sc.

Tim Desain Tahap I KKP Desain Inklusi: Ruth Liana Fransisca, Novia Oliviani Salim, Tiffany Ariana

Kusuma, Laurentia Angel Stephanie, Jimmy Effendy dan Rezky Andi Saputra,

Pimpinan Paguyuban Warga Strenkali Surabaya, Bapak Warsito dan Bapak Gatot Subroto

Restoran Bandar Djakarta, Surabaya.

PKL Makanan Laut di Kampung Tepi Sungai Surabaya

i Ardia na, I.D. K.R., Br ahmay anti, I.A. , & Subae di, Subae di, (201 0), Smal l a nd Me di um Economic U nit ’s Competency and Its Infl ue nce to Small a nd Me di um Economic U nit ’s Ef fect iveness in S uraba ya, (i n Indo nesi an: Kompetensi SDM UKM da n Peng aruhny a Terha da p Ki nerja UKM di Sura bay a), Jour nal o f Ma nageme nt and E ntreprene urshi p, Vol 12, no 1, March 201 0,p p 42 -5 5 Petra Christ i an Uni versity ( JUR NAL MANAJEME N DAN KEWIRAUSAHAAN, V OL.12, NO. 1, MARET 2 010: 42 -55 ), accessed in http:// pusl it2.petra .ac.id/e jour nal/ index. ph p/man/ article/vi ew/1 798 8

ii Biro Pusat Statist ik Indonesi a ( 200 4), B anyak nya Usa ha yang Tid ak Berb ada n Hukum Me nur ut Lapa nga n Us aha 19 96- 200 4, http:/ /www. bps.g o.id /tab_sub/vie w.p hp?k at=2 &tabel =1 &da ftar=1 &id_s uby ek =35 &notab =1

Biro Pusat Statist ik Indo nesi a ( 2004 ), B any ak nya Pe kerja Usa ha Ti dak Berbad an H uk um Menurut Lapa ng an Usaha, 1 996 -20 04 , http://w ww.b ps.go. id/tab_s ub/ view. php?kat =2&ta bel= 1& daftar =1& id_s ubye k= 35& notab =3

iii Utami, R.M., & La ntu, D.C ., ( 201 4), Develo pment Competit ive ness Mode l for Smal l-Med ium E nterprises amo ng the Cre ative Industry i n Ba nd ung, i n Procedi a - Socia l a nd Be ha vioral Sciences, Vo lume 1 15, 21 Febr uary 201 4, Pages 305 –32 3, The 5th Indones ia International Co nfere nce on Inno vatio n, Entrepre ne urshi p, a nd Smal l Busi ness (IICIES 2013), accessed i n: http://ww w.science direct .com/science/ article/pi i/S187 704 281 401 986 7

iv Susanto, D . & Suparl an, P. (1 989 ). Ke ane karag aman M aka na n Poko k d i Indonesi a d an Ketahana n Sosia l Buday a.Da lam Wi dya karya Pang an da n Giz i. J akarta: LIPI.

v Wirosardjo no, S ., (19 76) , Masal ah Tenag a Kerj a d i Sektor Informal ,Prisma V-9 , Ja karta

vi http://ww w.ka barb isnis.com/re ad/2 836 424

vii http://ruj ak.or g/20 13/0 7/pe nata an- pk l-solo -ba nd ung-s uraba ya- da n-b ang kok /

viii http://ruj ak.or g/20 13/0 7/pe nata an- pk l-solo -ba nd ung-s uraba ya- da n-b ang kok /

ix http://ww w- e dc.eng .cam.ac.uk / betterdesign /

x Ormerod, M., & Newto n, R., (20 03) , The A ppl ication of Rese arch The ory to Provide Wide ned Access for Stude nts with Disab ilit ies T hroug h a Virtua l Learn ing Env ironme nt, Best Practices in B uil ding Ed ucation : HEFCE.

xi Tanuwid jaja , Guna wan , (2 014 ), Des ai n Ruma h untuk H id up y ang Bermartabat (Li ving i n Di gnity Home Desi gn ), Program Studi Arsitektur, Uni versitas Kristen Petra, Surab aya. [Trans lated i n E ngl ish: Li vi ng i n Di gn ity Home Des ign , Petra Christ ia n Uni versity, De partment of Arch itecture, Surab aya ].

xii Shirva ni, H, ( 198 5), Urba n Des ign Process, V an Nostrand Rei nhol d Comp any, New Y ork,

xiii http://und k.asi a/

xiv http://united board. org/

xv Sanof f, H. , (1 991 ). Vis ua l Research Methods in Desig n. De partment of Arch itecture, School o f Des ign and Environme nt, North C aroli na University, New York : Va n Nostrand Rei nhold