deskripsi berpikir kreatif matematis siswa smp dalam memecahkan masalah … · 2018. 4. 23. ·...

27
JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh Evalina Pardamean Ambarita 202013068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017 DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

JURNAL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

Evalina Pardamean Ambarita

202013068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM

MEMECAHKAN MASALAH PECAHAN DITINJAU DARI

KEMAMPUAN MATEMATIKA

Page 2: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,
Page 3: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,
Page 4: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,
Page 5: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,
Page 6: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

Evalina Pardamean Ambarita, Helti Lygia Mampouw

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana Jl.Diponegoro 52-60 Salatiga

Email : [email protected]

Abstrak

Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menghasilkan ide atau cara baru dalam

memecahkan masalah matematika yang memenuhi aspek kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan.

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan adanya cara-cara yang tidak mendorong siswa berpikir

kreatif di antaranya siswa menghafal rumus namun tidak dapat memaknainya, pengerjaan soal terpaku

pada cara tertentu dan seringkali pemecahan masalah mengikuti bacaan dari penyelesaian yang

dikerjakan guru atau yang ada di dalam buku teks. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan berpikir

kreatif matematis siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang atau rendah dalam memecahkan

masalah pecahan berpenyebut sama dan beda. Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif yang

dilaksanakan di kelas VIII SMP Kristen 02 Salatiga pada 3 subjek, 1 subjek berkemampuan

matematika tinggi, 1 subjek berkemampuan matematika sedang dan 1 subjek berkemampuan

matematika rendah. Temuan pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif siswa

berkemampuan tinggi dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama memenuhi aspek

kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan serta memenuhi aspek kefasihan dan fleksibilitas pada soal

pecahan berpenyebut beda. Siswa berkemampuan matematika sedang tidak memenuhi ketiga aspek

kemampuan berpikir kreatif matematis soal pecahan berpenyebut sama maupun beda. Siswa

berkemampuan matematika rendah tidak memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif

matematis pada pecahan berpenyebut sama, namun pada soal berpenyebut beda memenuhi aspek

fleksibilitas dan kebaruan. Hasil-hasil ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa pada level pendidikan yang sama. Tulisan ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pengetahuan bagi guru tentang kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP dalam memecahkan

masalah matematika terutama materi pecahan dan bagi siswa untuk lebih meningkatkan kemmapuan

berpikr kreatif matematis.

Kata Kunci : berpikir kreatif matematis, pecahan, kefasihan, fleksibilitas, kebaruan

PENDAHULUAN

Salah satu kemampuan yang ingin dicapai dalam perlunya matematika diberikan

kepada semua peserta didik adalah kemampuan berpikir kreatif (Depdiknas, 2006). Martin

(Mahmudi, 2010) menyatakan kemampuan berpikir kreatif matematika adalah kemampuan

untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan suatu produk dalam masalah-

masalah matematika. Senada dengan hal tersebut Livne (Mahmudi 2008) menyatakan bahwa

berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan menghasilkan solusi bervariasi yang

bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka. Oleh karena itu dapat

disimpulkan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menghasilkan ide atau cara baru

dalam memecahkan masalah matematika.

Kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi masalah

matematika maupun dalam masalah kehidupan sehari-hari. Kenyataannya pengembangan

DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM

MEMECAHKAN MASALAH PECAHAN DITINJAU DARI

KEMAMPUAN MATEMATIKA

Page 7: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

kemampuan berpikir kreatif siswa jarang sekali diperhatikan dalam pembelajaran matematika

(Siswono, 2004). Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman Azhari & Somakim (2013)

di SMP 2 Banyuasin III menunjukan selama ini guru hanya melaksanakan pembelajaran

secara prosedural, hanya memberikan rumus-rumus kemudian mengerjakan soal-soal latihan

tanpa memberi kesempatan siswa untuk untuk berpikir kreatif. Rohaeti (2008) menyatakan

bahwa para siswa cenderung hanya menghafalkan sejumlah rumus, perhitungan dan langkah-

langkah penyelesaian soal yang telah dikerjakan guru atau yang ada dalam buku teks.

Nurannisa (2013) menyatakan pada saat mengerjakan soal latihan siswa selalu menggunakan

cara penyelesaian yang dicontohkan oleh guru sehingga dalam hal ini siswa belum bisa

menciptakan sesuatu yang baru untuk memecahkan masalah. Hal ini menyebabkan

kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berkembang secara optimal.

Kemampuan berpikir kreatif matematika berkaitan dengan kemampuan memecahkan

masalah matematika. Polya (Mussyarofa, 2008) menyatakan bahwa pemecahan masalah

matematika merupakan usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai

tujuan yang tidak dengan segera tercapai. Siswono (2005) menyatakan pemecahan masalah

merupakan salah satu cara untuk mendorong kreativitas atau keterampilan berpikir kreatif

siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah

terbuka, menujukan kemampuan berpikir kreatif siswa masih dalam kategori rendah.

Pecahan merupakan salah satu materi dalam pelajaran matematika yang diberikan

sejak kelas IV Sekolah Dasar (SD) sampai kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Syarifudin (2015) mendefinisikan bilangan pecahan adalah bilangan yang terdiri atas dua

bagian angka, yaitu angka sebagai pembilang dan angka sebagai penyebut. Bilangan pecahan

mempunyai bentuk

dengan b 0, dimana a di sebut pembilang dan b disebut penyebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di kelas VIII SMP Kristen 02 Salatiga

menyatakan pemahaman siswa terhadap pengoperasian bilangan pecahan masih kurang

terutama penjumlahan pecahan yang berpenyebut beda. Kesalahan yang seringkali terjadi

yaitu siswa menjumlahkan penyebut terlebih dahulu bukan menyamakan penyebut. Tetapi

ada juga siswa pada operasi perkalian dengan penyebut beda justru menyamakan penyebut

terlebih dahulu. Materi pecahan harus dipahami dan dikuasai siswa karena konsep pecahan

memiliki kesinambungan terhadap materi lain yang akan dipelajari pada jenjang pendidikan

selanjutnya dan materi pecahan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian Sitinjak (2014) dalam optimalisasi kemampuan berpikir kreatif

matematis dalam pemecahan masalah pecahan menunjukan dari 28 siswa terdapat 85% dari

Page 8: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

jumlah siswa, kemampuan berpikir kreatif matematis sudah berada pada kategori cukup baik.

Namun, hasil penelitian Restiani (2014) dalam memecahkan masalah pecahan menunjukan

bahwa dari 30 siswa yang memenuhi kategori cukup kreatif hanya 3 siswa, berati hanya 3

siswa yang sudah memenuhi aspek fleksibel dan kebaruan. Selanjutnya, tidak ada siswa yang

berada pada kategori kreatif dan sangat kreatif berati belum ada siswa yang memenuhi ketiga

aspek berpikir kreatif matematis yaitu kefasihan, fleksibel dan kebaruan. Hasil penelitian

Armadhani (2016) menunjukan dari 46 siswa hanya 9 siswa yang dapat menyelesaikan soal

tes kemampuan berpikir kreatif. Hal ini menunjukan masih rendahnya kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa terhadap materi pecahan. Mahmudi (2009) menyatakan materi

pecahan merupakan materi yang berpotensi untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa karena terdapat beragam representasi untuk menyajikan materi

pecahan. Beragam representasi ini dapat mendorong kemampuan berpikir fleksibel siswa

dalam mengkomunikasikan ide-ide matematika terkait pecahan. Kemampuan berpikir

fleksibel merupakan salah satu aspek berpikir kreatif matematis.

Kemampuan berpikir kreatif matematika juga berbeda, tergantung pada kemampuan

masing-masing siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Khumaidi (2013)

menyatakan kemampuan matematika siswa dikelompokkan menjadi kemampuan matematika

tinggi, kemampuan matematika sedang dan kemampuan matematika rendah. Silver (Siswono,

2008 :23) menjelaskan bahwa untuk menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa

sering digunakan “The Torance Tests of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen kunci

yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas

(flexibility) dan kebaruan (novelty). Silver (siswono 2005) dan Siswono (2008) memberikan

indikator pada aspek kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan untuk menilai kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam pemecahan masalah. Berikut ini adalah indikator kemampuan berpikir

matematis

Page 9: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Aspek yang

dicapai

Silver (1997) Siswono (2008)

Peneliti

Kefasihan

(fluency)

Siswa menyelesaikan

masalah dengan bermacam-

macam interpretasi, metode

penyelesaian atau jawaban

masalah

Kemampuan siswa memberi

jawaban masalah yang beragam

dan benar. Beberapa jawaban

masalah dikatakan beragam, bila

jawaban-jawaban tampak

berlainan dan mengikuti pola

tertentu.

Jawaban siswa

memecahkan masalah

pecahan beragam

dengan mengikuti pola

tertentu dan benar

Fleksibilitas

(flexibility) Siswa memecahkan

masalah dalam satu

cara, kemudian dengan

menggunakan cara lain.

Siswa mendiskusikan

berbagai metode

penyelesaian

Kemampuan siswa memecahkan

masalah dengan berbagai cara

yang berbeda.

Jawaban siswa

memecahkan masalah

pecahan dengan

berbagai cara yang

berbeda dan benar

Kebaruan

(novelty)

Siswa memeriksa beberapa

metode penyelesaian atau

jawaban, kemudian

membuat lainnya yang

berbeda

Kemampuan siswa menjawab

masalah dengan beberapa

jawaban yang berbeda-beda

tetapi bernilai benar atau satu

jawaban yang tidak biasa

dilakukan oleh individu (siswa)

pada tingkat pengetahuannya.

Beberapa jawaban dikatakan

berbeda bila jawaban itu tampak

berlainan dan tidak mengikuti

pola tertentu.

Satu atau beberapa

jawaban tidak biasa,

baru atau unik dilakukan

oleh siswa pada tingkat

pengetahuannya dalam

memecahkan masalah

pecahan dan tidak

mengikuti pola tertentu

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penulisan makalah untuk

mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII SMP dalam

memecahkan masalah pecahan berdasarkan kemampuan matematika tinggi, sedang dan

rendah. Masalah pecahan yang di maksud yaitu masalah yang penyelesaiannnya

menggunakan pecahan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini terdiri

dari 3 siswa kelas VIII SMP Kristen 02 Salatiga, 1 subjek berkemampuan matematika tinggi

1 subjek berkemampuan matematika sedang dan 1 subjek berkemampuan matematika rendah.

Subjek dipilih karena sudah mempelajari materi pecahan pada tingkatan sebelumnya.

Pemilihan subjek berdasarkan nilai UTS matematika Kelas VIIIB semester 1 tahun

ajaran 2016/2017 dan rekomendasi guru matematika. Oleh sebab itu penelitian dilakukan di

kelas VIIIB yang terdiri dari 23 siswa dan dikelompokkan menjadi 3 kategori.

Page 10: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

Tabel 2. Interval Nilai untuk Penentuan Subjek

Kemampuan

matematika

Interval

nilai

Banyak siswa Nilai subjek Kode subjek

Tinggi 8, 25-9,00 4 9,00 Subjek T

Sedang 7,00-7,50 5 7,50 Subjek F

Rendah 4,00-5,75 5 4,75 Subjek B

Instumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, dibantu dengan tes uraian

dan pedoman wawancara semistruktur. Tes uraian mengukur kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa dalam memecahkan masalah pecahan. Pedoman wawancara dilakukan untuk

menguatkan hasil tes siswa.

Tabel 3. Intrumen Soal

No Indikator Soal Soal Tipe A Soal Tipe B

1 Menemukan berbagai variasi

cara untuk menentukan hasil

penjumlahan pecahan

berpenyebut sama

Tina dan Ani merencanakan

membuat hiasan kado. Mereka

Berdua memiliki pita yg total

panjangnya ,7-4. m. Berapa

kemungkinan panjang masing-

masing pita yang dimiliki Tina dan

Ani?

Stella dan Ana merencanakan

membuat hiasan kado. Mereka

Berdua memiliki pita yg total

panjangnya ,11-4. m. Berapa

kemungkinan panjang masing-

masing pita yang dimiliki Stella

dan Ana?

2 Menemukan berbagai variasi

cara untuk menentukan hasil

penjumlahan pecahan

berpenyebut beda

Ibu memerlukan 5 kg tepung terigu

untuk membuat kue . Ternyata ibu

hanya memiliki takaran yang

ukurannya ,1-2. kg dan ,3-4. kg.

Berapa takar tepung yang

diperlukan ibu untuk membuat

kue?

Ibu memerlukan 5 kg tepung

terigu untuk membuat kue .

Ternyata ibu hanya memiliki

takaran yang ukurannya ,1-2.

kg dan ,1-4. kg. Berapa takar

tepung yang diperlukan ibu

untuk membuat kue?

Data yang terkumpul dari hasil tes dan wawancara berpikir kreatif matematis di analisis

sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis pada subjek kemampuan

matematika tinggi, sedang dan rendah.

HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Berpikir kreatif matematis subjek berkemampuan tinggi dalam memecahkan

masalah pecahan

Data berpikir kreatif matematis subjek T diperoleh dari hasil tes dan wawancara. Hasil

tes berpenyebut sama ditampilkan pada gambar 1.

Page 11: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

a

b

Gambar 1. Jawaban subjek T pada soal nomor 1: a. Tipe A, b. Tipe B

Berikut cuplikan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek T

Cuplikan wawancara a:

T009 P : Kenapa memilih

dan

dan hasilnya jadi

. Bisa jelaskan?

S : Ini dari 1

. Kalau 1 nya aku ubah jadi

, otomatis

dari 1 tadi. Kemudian kalau

dijumlahkan cari KPKnya maka hasilnya jadi

Cuplikan wawancara b: T009 P : kenapa bisa buat banyak jawaban seperti ini?

S : Inikan bawahnya itu sudah genap jadi yang diganti itu atasnya aja pembilangnya jadi nanti

bisa banyak jawaban. Punya Stella yang sebelah kiri dan punya Ani yang sebelah kanan

(menunjuk jawaban nomor 1)

Berdasarkan hasil tes dan wawancara soal tipe A, kemampuan berpikir kreatif

matematis subjek T dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama soal tipe A

berada pada aspek fleksibilitas dan kebaruan, maka ditulis soal pecahan berpenyebut sama

tipe B karena aspek kefasihan belum ditunjukan oleh subjek T. Hasil tes dan wawancara soal

tipe B menunjukan kemampuan berpikir kreatif matematis subjek T dalam memecahkan

masalah pecahan berpenyebut sama tipe B berada pada aspek kefasihan. Oleh karena itu,

berdasarkan gambar 1 beserta cuplikan wawancara kemampuan berpikir kreatif matematis

subjek T dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama memenuhi aspek kefasihan,

fleksibilitas dan kebaruan.

Kefasihan ditunjukan dari 10 jawaban berbeda, benar dan jawaban tersebut mengikuti

suatu pola. Tampak dari jawaban pertama sampai jawaban kesepuluh subjek T hanya

mengganti pembilang dari dua bilangan pecahan yang dijumlahkan hasilnya

, sehingga

Page 12: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

jawaban satu dengan lainnya setiap bagian sebelah kiri bertambah

dan sebelah kanan

berkurang

. Fleksibilitas tampak dari jawaban beragam yang diberikan subjek T pada soal

tipe A. Subjek T memberikan 4 jawaban dengan 2 cara berbeda, tidak mengikuti pola tertentu

dan benar. Cara pertama yaitu dengan mencari dua bilangan pecahan yang dijumlahkan

hasilnya

, tampak pada jawaban pertama yaitu

dan kedua

. Cara kedua yaitu

dengan menambahkan

kemudian

. Subjek T mengatakan

didapatkan

dari bilangan 1, karena jika

. Subjek T mengatakan baawa bilangan pecahan

pertama (sebelah kiri tanda penjumlahan) merupakan panjang pita milik Tina dan dan

bilangan pecahan kedua (sebelah kanan tanda penjumlahan) merupakan pita milik Ani.

Kebaruan tampak pada cara kedua yaitu subjek menjumlahkan pecahan berpenyebut beda,

dengan menyederhanakan bilangan 1 menjadi

yang akan dijumlahkan dengan

. Cara

ini jarang digunakan siswa kelas VIII SMP.

Selanjutnya, subjek T dihadapkan dengan soal kedua. Data berpikir kreatif matematis

Subjek T diperoleh dari hasil tes dan wawancara. Hasil tes berpenyebut beda ditampilkan

pada gambar 2.

a

b

Gambar 2. Jawaban subjek T pada soal nomor 2: a. Tipe A, b. Tipe B

Berikut cuplikan wawancara untuk memperkuat hasl tes subjek T

Cuplikan wawancara a:

T012 P : Bisa jelaskan bagaimanan menemukan jawabannya?

S :

kg 10 kali takar. Jadi

dikali 10, di bagi 2 kan hasilnya 5 kg. Jadi

kg nya itu

10 takar.

T013 P : Apakah ada cara lain lagi untuk menemukan jawabannya?

Page 13: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

S : Ada.

kg biar jadi 5 kg ditambah

kg 1 kali takar. Jadi totalnya ada

7 kali takar

Cuplikan wawancara b:

T018 P : Kenapa bisa menjawab dengan banyak jawaban seperti ini?

S : Karena pola bilangan

T019 P : Kenapa bisa tahu bahwa ada pola bilangannya?

S : Hem nyoba-nyoba. Seperti tadi yang ukuran

kg ada 10 takar, nah bertambah 2 jadi 12

takar.

Berdasarkan jawaban soal tes dan wawancara soal tipe A, kemampuan berpikir kreatif

matematis subjek T dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut beda tipe A berada

pada aspek fleksibilitas maka ditulis soal pecahan berpenyebut beda tipe B karena aspek

kefasihan dan kebaruan belum ditunjukan oleh subjek T. Hasil tes dan wawancara pecahan

berpenyebut beda tipe B menunjukan kemampuan berpikir kreatif matematis subjek T dalam

memecahkan masalah pecahan berpenyebut beda tipe B berada pada aspek kefasihan dan

fleksibilitas. Oleh karena itu, berdasarkan gambar 2 beserta cuplikan wawancara kemampuan

berpikir kreatif matematis subjek T dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut beda

memenuhi aspek kefasihan dan fleksibilitas.

Kefasihan tampak dari jawaban subjek T pada tipe B. Subjek memberikan 5 jawaban

yang berbeda, benar dan terdapat suatu pola. Jawaban pertama subjek T hanya menggunakan

takaran

kg dan mengalikan dengan bilangan 10 sehingga menghasilkan 5 kg. Bilangan 10

tersebut yang menunjukan jumlah takaran dari ukuran 10 kg. Jawaban kedua dengan cara jika

masing-masing ukuran

kg dan

kg dikalikan dengan suatu bilangan dan hasil perkalian dua

ukuran tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan 5 kg. Bilangan yang digunakan sebagai

pengali tersebut yang menunjukan jumlah takaran yang digunakan untuk masing-masing

ukuran. Cara tersebut yang digunakan subjek T untuk menemukan jawaban kedua sampai

kelima, sehingga terlihat pola dari jawaban subjek T yaitu ukuran

kg turun 2 dan ukuran

kg naik 4. Fleksibilitas terlihat dari jawaban yang diberikan subjek T pada soal tipe A dan B.

Jawaban soal tipe A subjek T memberikan 2 jawaban dengan cara yang berbeda dan benar.

Cara pertama mencari bilangan yang di bagi

hasilnya 5, bilangan tersebut menunjukan

jumlah takaran dari ukuran

kg dan cara kedua mengalikan ukuran takaran

kg,

karena masih kurang

kg untuk menjadi 5 kg sehingga menambahkan takaran

kg sebanyak

1 kali sehingga total takarannya menjadi 7 takar dan bilangan yang dikalikan disetiap ukuran

menyatakan jumlah takaran yang digunakan. Soal tipe B dari 5 jawaban yang diberikan

Page 14: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

terdapat 2 cara berbeda dan benar. Cara pertama subjek T hanya menggunakan takaran

kg,

dengan mencari bilangan yang dikalikan

hasilnya 5 kg. Bilangan tersebut merupakan

banyaknya takaran dari ukuran

kg. Cara kedua yaitu mencari bilangan jika dikalikan dengan

masing-masing ukuran takaran dan hasil perkalian dijumlahkan menghasilkan 5 kg. Jawaban

kedua subjek mengalikan

, dan

, selanjutnya 4 + 1 = 5 kg. Jawaban ketiga

mengalikan

, dan

, selanjutnya 3 + 2 = 5 kg. Begitu seterusnya sampai

jawaban ke lima.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara pecahan berpenyebut sama kemampuan berpikir

kreatif matematis subjek T berada apada aspek kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan.

Sedangkan berdasarkan hasil tes dan wawancara pecahan berpenyebut beda kemampuan

berpikir kreatif matematis subjek T berada apada aspek kefasihan dan fleksibilitas.

2. Deskripsi berpikir kreatif matematis subjek berkemampuan sedang dalam

memecahkan masalah pecahan

Data berpikir kreatif matematis Subjek F diperoleh dari hasil tes dan wawancara. Hasil

tes berpenyebut sama ditampilkan pada gambar 3.

a

b

Gambar 3. Jawaban subjek F pada soal nomor 1: a. Tipe A, b. Tipe B

Berikut cuplikan wawancara untuk memperkuat hasil tes siswa subjek F

Cuplikan wawancara a:

F009 P : Bisa jelaskan bagaimana mendapatkan jawaban seperti ini? (menunjuk jawaban soal nomor

1)

S : Emmm....ini maksudku kan Tina dan Ani ini kan 2 orang, jadi 2 dibagi total panjang pita

itu. Terus bagiannya itu bisa dijadikan perkalian. Tapi yang pecahannya itu ditukar. Kalau

jadi kali misalnya

terus kalau dikali jadinya

, jadinya

F010 P : Jadi panjang masing-masing pita yang dimiliki Tina dan Ani berapa?

S : Emm...

F011 P :

ini milik siapa?

S : Kedua-duanya...

F012 P : Jadi Tina

dan Ani

begitu?

Page 15: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

S : Emm...iya

Cuplikan wawancara b:

F017 P : Menurut kamu apakah soal ini jawabannya hanya satu atau bagaimana?

S : Emm...bisa banyak.

F018 P : Bisa tunjukan jawabanya. Bisa di coba-coba ngerjakannya di kertas oretan-oretan

S : Dikalikan 2 (sambil menunjukan jawabannya). Jadi totalnya dikalikan

. Karena mereka berdua

makanya dikalikan dua

F019 P : Ini maksudnya bisa 11 ini milik siapa?

S : Emm... tidak tahu. (sambil senyum-senyum)

F020 P : Bisa tunjukan cara lain lagi?

S : Tidak bisa

Berdasarkan hasil tes dan wawancara soal tipe A, subjek F tidak memenuhi ketiga

aspek kemampuan berpikir kreatif matematis dalam memecahkan masalah pecahan soal tipe

A. Oleh sebab itu ditulis soal tipe B karena subjek F belum menunjukan ketiga aspek

kemampuan berpikir kreatif matematis. Hasil tes dan wawancara soal tipe B menunjukan

subjek F tidak memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis dalam

memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama tipe B. Oleh karena itu, berdasarkan

gambar 3 beserta cuplikan wawancara subjek F dalam memecahkan masalah pecahan

berpenyebut sama tidak memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu

aspek kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan.

Subjek F hanya memberikan satu jawaban dan tidak dapat memberikan jawaban

lainnya pada soal tipe A. Subjek tahu bahwa jawaban yang diberikan salah, tetapi tidak dapat

menunjukan yang benar. Jawaban soal tes dan jawaban pada saat wawancara menunjukan

subjek F masih mengalami kesulitan. Tipe B subjek F memberikan dua jawaban dengan cara

yang berbeda namun salah satu jawaban yang diberikan kurang tepat. Cara pertama subjek F

menjumlahkan dua bilangan pecahan yang menghasilkan

. Cara kedua subjek F mengalikan

. Subjek F mengatakan bahwa

karena ada dua orang jadi di bagi 2. Jawaban

kedua yang diberikan kurang tepat.

Selanjutnya, subjek F dihadapkan dengan soal yang kedua. Data berpikir kreatif

matematis subjek T diperoleh dari hasil tes dan wawancara. Hasil tes berpenyebut beda

ditampilkan pada gambar 4.

Page 16: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

a

b

Gambar 4. Jawaban subjek F pada soal nomor 2: a. Tipe A, b. Tipe B

Berikut cuplikan wawancara untuk memperkuat hasil tes siswa subjek F

Cuplikan wawancara a:

F028 P : Ada cara lain lagi yang bisa ditemukan?

S : Mungkin ada, tapi aku tidak kepikiran

F029 P : Bisa dicoba?

S : Cara lainnya

kg di kurangi

kg kemudian hasilnya

kg. Terus sama

F030 P : Bisa dijelaskan maksudnya bagaimana?

S : Kalau yang tadi itukan hitungnya sendiri-sendiri gitu. Kalau yang ini langsung takarannya

dikurangi

kg terus hasilnya

. Kemudian sama seperti tadi

F031 P : 10 ini maksudnya bagaimana?

S : 10 ini jumlah takaran yang

kg

F032 P :

nya tidak?

S : Tidak

Cuplikan wawancara b

Berdasarkan hasil tes dan wawancara soal tipe A menunjukan subjek F tidak memenuhi

ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis dalam memecahkan masalah pecahan

berpenyebut beda soal tipe A maka ditulis soal tipe B karena subjek F belum menunjukan

ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis. Hasil tes dan wawancara soal tipe B

menunjukan subjek F tidak memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis

dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut tipe B. Oleh karena itu berdasarkan

gambar 4 beserta cuplikan wawancara subjek F tidak memenuhi ketiga aspek kemampuan

F022 P : Bisa jelaskan bagaimana menenmukan jawabannya?

S : Jadi

=

selanjutnya

di bagi 5 hasilnya

.

F023 P : Jadi

ini apanya?

S : Emm...sepertinya belum selesai. jadi

itu jumlah takaran yang diperlukan ibu

Page 17: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dalam memecahkan masalah

pecahan berpenyebut beda.

Subjek F pada soal tipe A memberikan dua jawaban dengan cara yang berbeda namun

tidak semua jawaban yang diberikan bernilai benar. Cara pertama banyaknya tepung yang

diperlukan ibu dibagi dengan ukuran setiap takaran, hasil pembagian tersebut dijumlahkan.

Subjek F menjelaskan hasil penjumlahan menyatakan banyaknya takaran yang diperlukan,

10 takar untuk ukuran yang

kg. Namun pada penjumlahan subjek F kurang teliti dan

jawaban akhirnya kurang tepat. Cara kedua subjek F mengurangkan takaran ukuran

kg

dengan ukuran

kg dan jumlah tepung yang diperlukan ibu dibagi dengan hasil pengurangan

kedua takaran, sehingga hasil pembagian tersebut merupakan jumlah takaran yang diperlukan

dari takaran hasil pengurangan. Tampak bahwa tidak ada hubungan antara jawaban pertama

dan kedua sehingga tidak terdapat suatu pola. Selanjutnya, pada soal tipe B subjek F hanya

memberikan satu jawaban dan tidak dapat menunjukan jawaban lainya. Subjek F

menambahkan

dengan

menghasilkan

. Selanjutnya, banyaknya tepung yang diperlukan

ibu dibagi dengan hasil penjumlahan, yaitu

. Subjek F mengatakan bahwa takaran

yang diperlukan ibu yaitu

. Jawaban tersebut kurang tepat. Subjek F tidak dapat

memberikan jawaban lainnya dan masih mengalami kebingungan dalam menjawab soal

tersebut.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil tes dan cuplikan wawancara dalam memecahkan

masalah pecahan berpenyebut sama maupun berpenyebut beda subjek F tidak memenuhi

ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu aspek kefasihan, fleksibilitas dan

kebaruan.

3. Deskripsi berpikir kreatif matematis subjek berkemampuan rendah dalam

memecahkan masalah pecahan

Data berpikir kreatif matematis subjek B diperoleh dari hasil tes dan wawancara. Hasil

tes berpenyebut sama ditampilkan pada gambar 5.

Page 18: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

a

b

Gambar 5. Jawaban subjek B pada soal nomor 1: a. Tipe A, b. Tipe B

Berikut cuplikan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek B

Cuplikan wawancara a:

B009 P : Bisa jelaskan maksud soal nomor 1 ini bagaimana?

S : Inikan Tina dan Ani berencana membuat hiasan kado. Mereka berdua memiliki pita total

panjangnya

m. Berapa masing-masing pita yang dimiliki Tina dan Ani?

Inikan cuma ada

panjang total pita Tina dan Ani. Ini ditanyakan kemungkinan masing-

masing. Inikan bisa berapa ditambah berapa yang hasilnya

. Ini aku jawab cara 1 itu

.

itu pita Tina dan

itu pita Ani. Cara 2 nya dibalik kalau aku

.

itu

pita Tina dan

itu pita Ani.

B010 P : Ada cara lain lagi?

S : Ada, sebentar. Tinggal diganti pembilangnya aja. Jadi ada

.

itu pita Tina ditambah

itu pita Ani jadi

.

Cuplikan wawancara b

Berdasarkan jawaban tes dan wawancara soal tipe A menunjukan subjek B tidak

memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis dalam memecahkan masalah

pecahan berpenyebut sama tipe A, maka ditulis soal tipe B karena subjek B belum

menunjukan ketiga aspek kemampuan berpikr kreatif matematis. Hasil tes dan wawancara

soal tipe B menjukan subjek B tidak memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif

matematis dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama tipe B. Oleh karena itu

subjek F tidak memenuhi ketiga aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu

B014 P : Kenapa bisa menggunakan operasi penjumlahan?

S : Ya mungkin biar bisa gampang hitungnya. Kalau dikurang itu tidak bisa. Bearti kalau

dikurangi tidak bisa, jadi hanya bisa ditambah karena kalau mau dikurangi itukan yang

dikurangi melebihi total yang ada di soal. Nah ini kan gimana caranya bisa jadi

makanya

dan ini juga

Page 19: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut

sama.

Subjek B memberikan 4 jawaban yang berbeda namun cara yang digunakan sama yaitu

hanya mengganti pembilang dari dua bilangan yang dijumlahkan pada soal tipe A. Subjek B

menggunakan dua bilangan pecahan yang dijumlahkan menghasilkan total panjang pita.

Subjek B dapat menuliskan dengan rinci mana pita yang dimiliki Tina dan Ani. Namun cara

yang digunakan dalam memberikan jawaban lainnya tetap sama dan tidak ada suatu pola.

Selanjutnya, soal tipe B subjek memberikan 4 jawaban yang berbeda dan benar, namun cara

yang digunakan sama yaitu hanya mengganti pembilang dari dua bilangan yang dijumlahkan.

Subjek B mencoba menggunakan cara lain untuk menemukan jawaban lainnya dengan

operasi pengurangan yaitu

. Tetapi pada saat wawancara subjek B mengetahui

bahwa apa yang ditulisnya tidak bisa dan tidak benar karena bilangan yang digunakan

melebihi bilangan yang ada di soal, sehingga tidak bisa menggunakan operasi pengurangan.

Selanjutnya, subjek B dihadapkan dengan soal yang kedua. Data berpikir kreatif

matematis subjek B diperoleh dari hasil tes dan wawancara. Hasil tes berpenyebut beda

ditampilkan pada gambar 6.

a

b

Gambar 6. Jawaban subjek B pada soal nomor 2: a. Tipe A, b. Tipe B

Berikut cuplikan wawancara untuk memperkuat hasil tes subjek B

Cuplikan wawancara a:

Page 20: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

B015 P : Soal nomor 2 bisa dijelaskan maksud soalnya bagaimana?

S : Ibu memerlukan 5 kg tepung terigu untuk membuat kue ternyata ibu hanya memiliki

takaran yang ukurannya

kg dan

kg. Ditanya berapa kemungkinan takar tepung yang

diperlukan ibu untuk membuat kue.

Nah itukan bagaimanan caranya

bisa menjadi 5 kg. Nah ini aku

ditambah

sampai 10

kali , itukan dijumlahkan jadi

kg.

Cara ke 2 ku

dan

. Jadi 2+3 = 5 kg

B016 P Jadi berapa takar yang diperlukan ibu untuk membuat kue?

S Yang pertama ada 10 takar untuk ukuran

kg

Kedua ada 4 takar untuk

kg dan ada 4 takar untuk yang

kg jadi ada 8 takar.

Kesimpulannya

ditambah 10 kali maka hasilnya jadi 10 takar. Terus

nya 4 takar dan

nya 4 takar jadi totalnya 8 takar

Cuplikan wawancara b:

B020 P : Kenapa bisa berpikir menyelesaikannya menggunakan operasi penjumlahan?

S : Ya karena bisa lebih memudahkan.

B021 P : Disekolah apakah diajarkan cara-cara seperti ini atau bagaimana?

S : Perkalian tapi karena lebih mudah hitungnya pakai penjumlahan

B022 P : Bisa ditunjukan caranya bagaimana?

S : Ya bisa. (menuliskan jawabannya)

dan

. Kemudian hasilnya ditambah

jadi 2 + 3 = 5 kg. Jadi ukuran

kg ada 4 takar dan

kg ada 12 takar.

Berdasarkan jawaban soal tes dan wawancara soal tipe A, kemampuan berpikir kreatif

matematis subjek B dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut beda tipe A berada

pada aspek fleksibilitas dan kebaruan, maka ditulis soal tipe B karena subjek belum

menunjukan aspek kefasihan dalam menyelesaikan soal pecahan berpenyebut beda. Hasil tes

dan wawancara soal tipe B menunjukan kemampuan berpikir kreatif matematis subjek B

dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut beda tipe B berada pada aspek fleksibilitas

dan kebaruan. Oleh karena itu berdasarkan gambar 6 beserta cuplikan wawancara

kemampuan berpikir kreatif subjek B dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut beda

berada pada aspek fleksibilitas dan kebaruan.

Fleksibilitas tampak dari jawaban soal tipe A dan B. Soal tipe A Subjek B memberikan

2 jawaban yang berbeda dan benar. Cara pertama yang ditunjukan yaitu menjumlahkan

ukuran

kg sebanyak 10 kali. Banyaknya ukuran

kg yang dijumlahkan menyatakan

banyaknya takaran

kg yang diperlukan ibu. Cara kedua dengan operasi perkalian, yaitu

mengalikan masing-masing takaran dengan suatu bilangan dan menjumlahkan hasil

perkaliannya, seperti

dan

. Jadi 2+3 = 5 kg maka ada 4 takar untuk

ukuran

kg dan ada 4 takar untuk ukuran

kg totalnya menjadi 8 takar. Soal tipe B dapat

memberikan 4 jawaban dengan 3 cara yang berbeda dan benar. Cara pertama pada jawaban

Page 21: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

pertama subjek B menjumlahkan ukuran

kg sebanyak 10 kali sehingga banyak takar ukuran

kg adalah 10 takar. Cara kedua yaitu menjumlahkan ukuran

sebanyak 4 kali dan

menjumlahkan ukuran

kg sebanyak 12 kali, banyaknya ukuran

kg dan

kg yang

dijumlahkan menyatakan banyak takaran yang diperlukan untuk masing-masing ukuran. Cara

ketiga yaitu mencari bilangan yang dikalikan dengan masing-masing ukuran takaran dan

dijumlahkan hasilnya 5 kg, yaitu

dan

. Bilangan yang di kalikan dengan

setiap ukuran takaran menyatakan jumlah takaran yang digunakan untuk masing-masing

takaran. Kebaruan terlihat dari jawaban soal tipe A dan B yang diberikan subjek B. Dua cara

yang digunakan, cara pertama merupakan cara yang jarang digunakan siswa kelas VIII SMP

yaitu menggunakan operasi penjumlahan dengan menjabarkan satu persatu ukuran takaran

yang digunakan. Jawaban pada soal tipe B dari 3 cara yang diberikan, cara pertama dan

kedua merupakan cara yang jarang digunakan anak kelas VIII SMP. Subjek mengatakan cara

yang diberikan atau diajarkan di sekolah yaitu menggunakan perkalian. Secara tidak langsung

ketika subjek B menjawab menggunakan operasi penjumlahan menjabarkan satu persatu

menunjukan subjek B paham dan mengerti dengan konsep penjumlahan dan perkalian. Guru

matematika di kelas VIII SMP Kristen 02 Salatiga juga mengatakan bahwa cara yang

digunakan oleh subjek B jarang digunakan oleh anak kelas VIII karena biasanya

menggunakan perkalian.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil tes dan transkip wawancara kemampuan berpikir

kreatif matematis subjek B dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut beda berada

pada aspek fleksibilitas dan kebaruan.

PEMBAHASAN

1. Berpikir Kreatif Matematis Aspek Kefasihan

Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi memenuhi

aspek kefasihan pada soal pecahan berpenyebut sama namun subjek berkemampuan

matematika sedang dan rendah belum memenuhi aspek kefasihan. Subjek berkemampuan

matematika sedang tidak dapat memberikan jawaban beragam dan mengikuti suatu pola.

Sementara subjek berkemampuan matematika rendah dapat memberikan beberapa jawaban

dan benar namun jawaban yang diberikan tidak terlihat suatu pola. Subjek berkemampuan

matematika tinggi dapat memberikan bermacam-macam jawaban benar dan mengikuti suatu

pola. Subjek berkemampuan matematika tinggi menjawab soal tersebut dengan mengganti

pembilang dari dua bilangan pecahan yang di jumlahkan sehingga jawaban satu dengan

Page 22: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

lainnya setiap bagian sebelah kiri bertambah

dan sebelah kanan berkurang

. Menurut

Siswono (2008) kefasihan yaitu kemampuan siswa memberi jawaban masalah yang beragam

dan benar. Beberapa jawaban masalah dikatakan beragam, bila jawaban-jawaban tampak

berlainan dan mengikuti pola tertentu. Oleh sebab itu subjek berkemampuan matematika

tinggi memenuhi aspek kefasihan pada soal pecahan berpenyebut sama.

Hasil penelitian pada 3 subjek, subjek berkemampuan matematika tinggi memenuhi

aspek kefasihan pada soal pecahan berpenyebut beda namun subjek berkemampuan

matematika sedang dan rendah belum memenuhi aspek kefasihan. Subjek berkemampuan

matematika sedang tidak dapat memberikan jawaban beragam dan mengikuti suatu pola.

Sementara subjek berkemampuan matematika rendah dapat memberikan beberapa jawaban

dan benar namun jawaban yang diberikan tidak terlihat suatu pola. Subjek berkemampuan

matematika tinggi memberikan 5 jawaban yang berbeda, benar dan terdapat suatu pola pada

soal pecahan berpenyebut beda, yaitu bilangan yang dikalikan ukuran

kg turun 2 dan

bilangan yang dikalikan ukuran

kg naik 4. Menurut Siswono (2008) kefasihan yaitu

kemampuan siswa memberi jawaban masalah yang beragam dan benar. Beberapa jawaban

masalah dikatakan beragam, bila jawaban-jawaban tampak berlainan dan mengikuti pola

tertentu. Oleh sebab itu subjek berkemampuan matematika tinggi memenuhi aspek kefasihan

pada soal pecahan berpenyebut beda.

2. Berpikir Kreatif Matematis Aspek Fleksibilitas

Hasil penelitian pada 3 subjek soal pecahan berpenyebut sama, subjek berkemampuan

matematika tinggi memenuhi aspek fleksibilitas namun subjek berkemampuan matematika

sedang dan rendah belum memenuhi aspek flkesibilitas. Subjek berkemampuan matematika

sedang memberikan 2 jawaban dan jawaban yang diberikan kurang tepat dan tidak dapat

menemukan cara lain dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama. Hasil jawaban

soal tes dan jawaban pada saat wawancara menunjukan subjek berkemampuan matematika

sedang masih mengalami kesulitan. Subjek berkemampuan matematika rendah dapat

memberikan beberapa jawaban dengan benar namun cara yang digunakan sama. Sementara

subjek berkemampuan matematika tinggi memberikan 4 jawaban dengan 2 cara yang berbeda

dan benar. Menurut Siswono (2008) fleksibilitas adalah kemampuan siswa memecahkan

masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Oleh karena itu berdasarkan kemampuan

berpikir kreatif matematis subjek berkemampuan matematika tinggi dalam memecahkan

masalah pecahan penjumlahan berpenyebut sama memenuhi aspek fleksibilitas.

Page 23: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

Hasil penelitian pada 3 subjek soal pecahan berpenyebut beda, subjek berkemampuan

matematika tinggi dan rendah memenuhi aspek fleksibilitas namun subjek berkemampuan

matematika sedang belum memenuhi aspek flkesibilitas. Subjek berkemampuan matematika

sedang memberikan paling banyak dua jawaban yang berbeda dengan cara berbeda namun

jawaban yang diberikan kurang teliti dan kurang tepat. Subjek berkemampuan matematika

tinggi dapat memberikan jawaban beragam dan terdapat 2 cara yang berbeda dan benar.

Subjek berkemampuan matematika rendah dapat memberikan beragam jawaban dengan 3

cara yang berbeda dan benar. Menurut Siswono (2008) fleksibilitas adalah kemampuan siswa

memecahkan masalah dengan berbagai cara yang berbeda. Oleh karena itu kemampuan

berpikir kreatif matematis subjek berkemampuan matematika tinggi dan subjek

berkemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah pecahan penjumlahan

berpenyebut beda memenuhi aspek fleksibilitas.

3. Berpikir Kreatif Matematis Aspek Kebaruan

Hasil penelitian pada 3 subjek soal pecahan berpenyebut sama, subjek berkemampuan

matematika tinggi memenuhi aspek kebaruan namun subjek berkemampuan matematika

sedang dan rendah belum memenuhi aspek kebaruan. Subjek berkemampuan matematika

sedang tidak dapat memberikan beberapa jawaban yang tidak biasa dan benar. Sementara

subjek berkemampuan matematika rendah dapat memberikan beberapa jawaban namun

belum ada jawaban yang tidak biasa dilakukan siswa pada tingkat pengetahuannya. Subjek

berkemampuan matematika tinggi memberikan 4 jawaban yang berbeda dan benar namun

dengan 2 cara yang berbeda. Cara pertama subjek berkemampuan matematika tinggi

menjumlahkan dua bilangan pecahan berpenyebut sama. Cara kedua subjek berkemampuan

matematika tinggi dapat memberikan jawaban yang berbeda dengan cara menjumlahkan dua

bilangan pecahan berpenyebut beda. Menurut Siswono (2008) kebaruan adalah kemampuan

siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi bernilai benar

atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu (siswa) pada tingkat

pengetahuannya. Beberapa jawaban dikatakan berbeda bila jawaban itu tampak berlainan dan

tidak mengikuti pola tertentu. Subjek berkemampuan matematika tinggi dapat memberikan 2

jawaban dengan cara penjumlahan berpenyebut beda. Jawaban yang diberikan subjek

berkemampuan matematika tinggi merupakan proses perhitungan yang jarang dilakukan oleh

anak kelas VIII SMP. Oleh karena itu kemampuan berpikir kreatif matematis subjek

berkemampuan matematika tinggi dalam memecahkan masalah pecahan penjumlahan

berpenyebut sama memenuhi aspek kebaruan. .

Page 24: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

Hasil penelitian pada 3 subjek soal pecahan berpenyebut beda, subjek berkemampuan

matematika rendah memenuhi aspek kebaruan namun subjek berkemampuan matematika

tinggi dan sedang belum memenuhi aspek. Menurut Siswono (2008) kebaruan adalah

kemampuan siswa menjawab masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi

bernilai benar atau satu jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh individu (siswa) pada

tingkat pengetahuannya. Beberapa jawaban dikatakan berbeda bila jawaban itu tampak

berlainan dan tidak mengikuti pola tertentu. Subjek berkemampuan matematika rendah

memberikan dua jawaban atau cara yang tidak biasa atau jarang digunakan siswa kelas VIII

SMP. Jawaban pertama yaitu menjumlahkan salah satu takaran dengan takaran itu sendiri

hingga menghasilkan banyaknya tepung yang diperlukan ibu. Banyaknya takaran yang

dijumlahkan menyatakan banyaknya takaran yang digunakan. Jawaban kedua yaitu dengan

menjumlahkan satu takaran dengan dirinya sendiri berapa kali kemudian menjumlahkan

takaran kedua dengan dirinya sendiri berapa kali dan hasil penjumlahan masing-masing

takaran dijumlahkan sehingga menghasilkan banyaknya tepung yang diperlukan ibu. Subjek

mengatakan cara yang diberikan atau diajarkan di sekolah yaitu menggunakan perkalian.

Secara tidak langsung ketika subjek berkemampuan matematika rendah menjawab

menggunakan operasi penjumlahan menjabarkan satu persatu menunjukan subjek

berkemampuan matematika rendah paham dan mengerti dengan konsep penjumlahan dan

perkalian. Guru matematika di kelas VIII SMP Kristen 02 Salatiga mengatakan bahwa cara

yang digunakan oleh subjek berkemampuan matematika rendah jarang digunakan oleh anak

kelas VIII karena yang diajarkan menggunakan operasi perkalian. Subjek berkemampuan

matematika rendah dapat memberikan jawaban yang tidak biasa dilakukan oleh siswa pada

tingkat pengetahuannya, oleh karena itu subjek berkemampuan matematika rendah memenuhi

aspek kebaruan pada pecahan berpenyebut beda.

PENUTUP

Kemampuan berpikir kreatif matematis subjek kemampuan matematika tinggi dalam

memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama berada pada aspek kefasihan, fleksibilitas

dan kebaruan serta memenuhi aspek kefasihan dan fleksibilitas dalam memecahkan masalah

pecahan berpenyebut beda. Kemampuan berpikir kreatif matematis subjek kemampuan

matematika sedang dalam memecahkan masalah pecahan berpenyebut sama maupun beda

tidak memenuhi ketiga aspek kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Kemampuan berpikir

kreatif subjek kemampuan matematika rendah dalam memecahkan masalah pecahan

berpenyebut sama tidak memenuhi aspek kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan serta

Page 25: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

memenuhi aspek fleksibilitas dan kebaruan dalam memecahkan masalah pecahan

berpenyebut beda.

Tulisan ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk meneliti tentang

kemampuan berpikir kreatif matematika secara khusus materi pecahan. Kegiatan

pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru hendaknya menanamkan konsep dasar

pecahan karena materi ini akan ditemukan sampe jenjang pendidikan selanjutnya dan guru

hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan cara atau kreativitas

sendiri dalam memecahkan masalah matematika secara khusus pecahan. Bagi siswa agar

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kraetif matematis. dan memberi kesempatan

kepada siswa untuk menggunakan cara atau kreativitas sendiri dalam memecahkan masalah

pecahan.

DAFTAR PUSTAKA

Armadhani, U. (2016). Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan

Menerapkan Pendekatan Open- Ended Di Kelas Vii Smp Nurul Islam Indonesia.

Tersedia:

http://digilib.unimed.ac.id/20895/3/3%20NIM%204122111022%20ABSTRACT.pdf.

[26 Juli 2016]

Azhari, & Somakim. (2013). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif matematik Siswa

Melalui Pendekatan Konstruktivisme Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri 2 Banyuasin III , 2. [26 Juli 2016]

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran

Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Khumaidi, M. S., & Budiarto, M. T. (2013). Jenjang Kreativtas siswa dalam Mememcahkan

Masalah Matematika Dintinjua Dari Kemampuan Matematika Siswa. Tersedia:

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/3899/6276. [21 Juni

2016]

Lexy, J, Moleong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Machromah, I. U, & dkk. (2015). Analisi Proses dan Tingkat Berpikir Kreatif Siswa SMP

dalam Pemecahan Masalah Bentuk Soal Cerita Materi Lingkaran Ditinjau dari

Kecemasan Matematika , 614. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Tersedia:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=375699&val=5816&title=ANAL

ISIS%20PROSES%20DAN%20TINGKAT%20BERPIKIR%20KREATIF%20SISW

A%20SMP%20DALAM%20PEMECAHAN%20MASALAH%20BENTUK%20SOA

L%20CERITA%20MATERI%20LINGKARAN%20DITINJAU%20DARI%20KECE

MASAN%20MATEMATIKA. [1 Agustus 2016]

Mahmudi, Ali. 2008. “Tinjauan Kreativitas Dalam Pembelajaran Matematika”. Jurnal

Pythagoras Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Volume 4, Nomor 2,

Desember 2008, Issn 1978-4538. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.P

Page 26: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

d,%20Dr./Makalah%2004%20Pythagoras%202008%20_Tinjauan%20Kreativitas%20

dalam%20Pembelajaran%20Matematika_.pdf . [20 Juni 2016]

Mahmudi, A. (2009). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui

Pembelajaran Topik Pecahan . Dipresentasikan dalam Seminar Nasional Aljabar,

Pengajaran Dan Terapannya dengan tema Kontribusi Aljabar dalam Upaya

Meningkatkan Kualitas Penelitian dan Pembelajaran Matematika untuk Mencapai

World Class University yang diselenggarakan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNY

Yogyakarta. [24 Agustus 2016]

Mahmudi, Ali. 2010.“Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis”. Makalah

Disajikan Pada Konferensi Nasional Matematika XV Unima Manado, 30 Juni – 3 Juli

2010. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali%20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.Pd,

%20Dr./Makalah%2014%20ALI%20UNY%20Yogya%20for%20KNM%20UNIMA%

20_Mengukur%20Kemampuan%20Berpikir%20Kreatif%20_.pdf. [18 Juni 2016]

Mussyarofa. 2008.Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika dengan

Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Persegi dan Persegi Panjang di Kelas

III SD Negeri Simokerto 1 Surabaya.Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya: UNESA.

[31 Agustus 2016]

Nurannisa, E. (2013). Efektifitas Open Ended APPROCH Meningkatkan Kreativitas Siswa

Dalam Memecahkan Masalah Matematika . [7 Agustus 2016]

Restiani, R., & dkk. (2014). Identifikasi tingkat berpikir kreatif siswa dalam memecahkan

masalah matematika melalui tipe soal open ended pada materi pecahan kelas V SD di

SDN Tegalrejo 02 Salatiga. [25 Agustus 2016]

Rohaeti, E. E. (2008). Pembelajaran Dengan Pendekatan Eksplorasi Untuk Mengembangkan

Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah

Pertama. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan

Tersedia : http://eprints.uny.ac.id/7410/1/p-50.pdf. [26 Juli 2016]

Silver, Edward A. (1997).Fostering Creativity Through Instruction Rich In Mathematical

Problem Solving And Thinking In Problem Posing.

https://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a3.pdf. [18 juni 2016]

Siswono, T. Y. E. (2004). Mendorong Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah

(Problem Possing). Makalah dipresentasikan pada Konferensi Nasional Matematika XI,

Universitas Udayana Denpasar. [2 Juni 2016]

Siswono, T. Y. E. 2005. Menilai Kreativitas Siswa Dalam Matematika. Prosiding Seminar

Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika “Peranan Matematika Dan

Terapannya Dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” Di Jurusan

Matematika FMIPA Unesa, 28 Pebruari 2005. Tersedia:

https://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper05_nilaikreatif.pdf [12 juni 2016]

Siswono, T. Y. E. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan Dan

Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. UNESA

University Press. Tersedia:

https://semnaspendmipa.files.wordpress.com/2012/02/prosiding-seminar-nasional-

pendidikan-mipa-2011.pdf . [24 Juni 2016]

Page 27: DESKRIPSI BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH … · 2018. 4. 23. · siswa. Hasil penelitian Triyono (2015) di SMP Kutowinangun menggunakan masalah terbuka,

Sitinjak, D. (2014). Optimalisasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Penerapan

Strategi Pemecahan Masalah Open Ended Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Saintech

VOL 06, NO 04 . [25 Agustus 2016]

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Syarifudin, A., & Nafi'an, A. (2015). Rumus Lengkap Matematika dan IPA SMP Kelas 7, 8,

dan 9. Yogyakarta: IN Azna Bookks.

Triyono, F. (2015). Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pemecahan Masalah Open

Ended dengan Model Empat-K Materi Segitiga dan Segiempat. Tersedia:

http://lib.unnes.ac.id/21535/1/4101411097%2DS.pdf.