deskripsi desa rampa kec. pulau sebuku kab. kotabaru
DESCRIPTION
Sosiologi PedesaanTRANSCRIPT
17
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI DESA RAMPA DAN MAGANG DI PT. SEBUKU IRON LATERITIC ORES (SILO)KECAMATAN PULAU SEBUKU KABUPATEN KOTABARU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Oleh :
FITRIA PURNAMASARIG1E111005
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTANBANJARBARU
2015
40
17
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI DESA RAMPA DAN MAGANG DI PT. SEBUKU IRON LATERITIC ORES (SILO)KECAMATAN PULAU SEBUKU KABUPATEN KOTABARU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan StudiPada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
Oleh :
FITRIA PURNAMASARIG1E111005
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTANBANJARBARU
2015
40
17
40
17
RINGKASAN
FITRIA PURNAMASARI (G1E111005). Laporan praktik kerja lapang (PKL) di
desa Rampa dan magang di PT. SILO Kec. Pulau Sebuku Kab. Kotabaru Provinsi
Kalimantan Selatan. Pembimbing Bapak Ir. H. A. Riswandi Bandung, MS sebagai
ketua dan Bapak Ir. M.N. Riduan sebagai anggota.
Praktik Kerja Lapang dan Magang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan dan karakter masyarakat di pedesaan khususnya di bidang
perikanan dan membuka wawasan mahasiswa mengenai dunia kerja. Sedangkan
kegunaannya adalah mahasiswa mampu memberikan solusi dari masalah yang terjadi
di masyarakat dan menumbuhkan sikap professional mahasiswa dalam dunia kerja.
Kegiatan PKL dilaksanakan selama 3 minggu dari tanggal 03 – 23 November
2014 di desa Rampa. Magang dilaksanakan dari tanggal 24 November – 05
Desember 2014 di PT. SILO. Kedua kegiatan ini berada di wilayah Kecamatan Pulau
Sebuku Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan.
Desa Rampa merupakan desa dengan jumlah nelayan paling banyak dibanding
desa lainnya di kecamatan pulau sebuku. Karena menurut kamus besar Bahasa
Indonesia kata Rampa berarti jembatan penghubung kapal atau dermaga, sehingga
dapat diasumsikan bahwa di desa rampa terdapat banyak kapal yang berarti juga
terdapat pemiliknya atau nelayan.
Luas wilayah desa rampa ±17 Km2 dengan jumlah penduduk sebesar 1.626
jiwa yang terbagi dalam 4 RT. Penduduk desa Rampa mayoritas memeluk agama
islam dan merupakan suku bugis mandar. Desa rampa terletak di pulau yang terpisah
dari Kabupaten Kotabaru, maka mayoritas penduduknya bekerja sebagai penangkap
ikan atau nelayan.
Nelayan desa Rampa paling banyak menggunakan alat tangkap jaring insang
(Gill net) dan jaring gondrong (Trammel nets). Biasanya mereka menangkap ikan di
perairan selat sebuku dan selat makassar. Kegiatan menangkap ikan dilakukan setiap
hari kecuali hari jumat. Nelayan desa Rampa juga memiliki perayaan yang disebut
dengan “Hari Nelayan” yang diperingati setiap bulan Agustus.
PT. SILO merupakan perusahaan tambang bijih besi yang terdapat di
kecamatan Pulau Sebuku. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun 2004 hingga
40
17
sekarang. PT. SILO menghasilkan produk bijih besi dengan bentuk setengah jadi.
Aktifitas pertambangan yang dilakukan PT. SILO sangat memperhatikan keadaan
lingkungan dan aturan yang berlaku. Selain itu hubungan kerja antar karyawan juga
terjalin dengan penuh kekeluargaan untuk mengurangi kejenuhan dalam bekerja.
Program kerja yang telah disusun mahasiswa sebagian besar telah terlaksana
dengan baik. Namun ada kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dan beberapa
kegiatan tambahan. Kegiatan tidak dapat terlaksana karena keadaan lokasi tidak
memadai yaitu kegiatan penanaman mangrove. Sedangkan kegiatan tambahan seperti
pelatihan Ms. Office, melaut, kerja bakti, pemasangan plank batas RT, dan lain-lain.
40
17
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya
jualah Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapang ini dapat diselesaikan. Laporan
kegiatan PKL dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kegiatan praktik
PKL di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat.
Praktikan dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Ir. H. A. Riswandi Bandung, MS selaku ketua
(Pembimbing I) dan Bapak Ir. M. N. Riduan selaku anggota (Pembimbing II), atas
segala saran, arahan dan bimbingan yang telah diberikan dalam menyelesaikan
laporan kegiatan PKL.
Praktikan berharap semoga laporan kegiatan PKL ini dapat bermanfaat dalam
pelaksanaan PKL di Desa Rampa Sebuku Kecamatan Sebuku Kabupaten Kotabaru
Provinsi Kalimantan Selatan dan semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
Banjarbaru, Januari 2015
Penulis
40
17
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ix
I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1. Latar Belakang............................................................................................... 1
2. Tujuan dan Kegunaan.................................................................................... 2
3. Waktu dan Tempat......................................................................................... 4
II. METODE PRAKTIK........................................................................................ 5
1. Alokasi Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapang dan Magang........................ 5
2. Metode Pengumpulan Data............................................................................ 5
3. Analisis Data.................................................................................................. 6
III.KEADAAN UMUM .......................................................................................... 7
1. Keadaan Umum Desa Rampa........................................................................ 7
2. Keadaan Umum Perikanan............................................................................ 21
3. Kedaan Umum PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)................................ 33
IV. REALISASI RENCANA KERJA.................................................................... 40
1. Praktik Kerja Lapang..................................................................................... 40
2. Magang.......................................................................................................... 42
V. PEMBAHASAN................................................................................................. 44
1. Permasalahan dan Solusi Penyelesaian Masalah .......................................... 44
2. Kegiatan Praktik Kerja Lapang...................................................................... 45
3. Magang.......................................................................................................... 52
IV. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 59
A. Kesimpulan ................................................................................................... 59
B. Saran.............................................................................................................. 60
40
17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 61
LAMPIRAN.............................................................................................................. 63
40
17
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Luas Wilayah Desa Rampa Berdasarkan Penggunaannya ............................ 8
2. Data Curah Hujan di Kabupaten Kotabaru (mm).......................................... 10
3. Data Hari Hujan di Kabupaten Kotabaru (Hari)............................................ 11
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Di Desa Rampa................ 13
5. Pendidikan Masyarakat Desa Rampa Menurut Jenjang Pendidikan Thn2010................................................................................................................ 13
6. Kepala Desa yang pernah menjabat............................................................... 16
7. Susunan Pengurus BPD Desa Rampa ........................................................... 18
8. Jenis dan Jumlah Alat Tangkap serta Ikan yang Tertangkap......................... 22
9. Jenis Ikan yang tertangkap di Desa Rampa................................................... 22
10. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Kerupuk Udang...................................... 29
11. Biaya Variabel Usaha Pengolahan Kerupuk Udang...................................... 29
12. Biaya Tetap Usaha Pengolahan Kerupuk Udang........................................... 30
13. Penerimaan Usaha Pengolahan Kerupuk Udang........................................... 30
14. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Udang............................... 30
15. Biaya Investasi Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang............................... 31
16. Biaya Variabel dan Biaya Tetap Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang... . 31
17. Penerimaan Usaha Penangkapan Ikan jaring Insang..................................... 31
18. Analisis Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang......................... 32
40
17
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Grafik Curah Hujan di Kab. Kotabaru Tahun 2004 – 2013........................... 10
2. Grafik Hari Hujan Kab. Kotabaru Tahun 2004 – 2013................................. 11
3. Keadaan Lingkungan Desa Rampa................................................................ 15
4. Struktur Pemerintahan Desa Rampa Periode 2009 – 2014............................ 17
5. (a) Taman Pendidikan Al-Qur’an Desa Rampa............................................. 20
5. (b) Mesjid Desa Rampa ................................................................................ 20
6. Keadaan Tambak yang Dibuat Warga Desa Rampa...................................... 22
7. Nelayan sedang Menarik Jaring..................................................................... 24
8. Produk Olahan Kerupuk Udang..................................................................... 26
9. Saluran Pemasaran Kerupuk Udang ............................................................. 27
10. Saluran Pemasaran Ikan Segar....................................................................... 28
11. Struktur Organisasi Bagian Environment PT. SILO...................................... 36
12. (a) Foto bersama dengan Camat Pulau Sebuku............................................. 46
12. (b) Ramah tamah dengan Aparat desa Rampa............................................... 46
13. Mahasiswa Ikut serta dalam Peringatan Bulan Muharram............................ 46
14. Diskusi dengan Petugas Penyuluh Lapang Desa Rampa............................... 47
15. Kapal yang melakukan Penangkapan di Area Fishing ground...................... 48
16. (a) Praktik Pengolahan Dendeng Ikan kepada ibu rumah tangga.................. 49
16. (b) Foto Bersama Peserta Pengolahan Dendeng Ikan.................................... 49
17. Membuat Plank batas RT............................................................................... 50
18. Kegiatan Pelatihan Ms. Office bersama sejumlah pelajar............................. 50
19. Kegiatan kerja bakti bersama remaja desa Rampa........................................ 51
20. Hasil Kerajinan Tangan Ban Bekas............................................................... 52
21. (a) Tempat Koleksi Anggrek PT. SILO......................................................... 53
21. (b) Hutan Mangrove yang masuk Wilayah PT. SILO................................... 53
21. (c) Tempat Penangkaran Rusa Sambar PT. SILO......................................... 53
22. (a) Area Persemaian Induk PT. SILO............................................................ 54
22. (b) Tanaman yang Baru Tumbuh................................................................... 54
40
17
23. (a) Penyuluhan Manajemen Keuangan.......................................................... 55
23. (b) Penyuluhan Pentingnya Menjaga Lingkungan Pesisir............................. 55
24. (a) Area Washing Plan................................................................................... 56
24. (b) Kolam Water Monitoring Plan................................................................ 56
25. (a) Mesin yang digunakan untuk menyaring Asap dan Debu........................ 57
25. (b) Material Bijih Besi setengah jadi Hasil Percobaan.................................. 57
26. (a) Pemasangan Plank bersama Aparat Desa Rampa.................................... 58
26. (b) Foto bersama Mahasiswa, Aparat Desa dan Karyawan PT. SILO........... 58
40
17
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Peta Desa Rampa........................................................................................... 62
2. Peta Kondisi Umum Desa-desa Pulau Sebuku.............................................. 63
3. Daftar hadir Sosialisasi Pembuatan Dendeng Ikan........................................ 64
4. Daftar hadir Pelatihan Ms. Office selama 9 hari............................................ 65
5. Daftar hadir Penyuluhan Perikanan 2 materi................................................. 72
6. Lembar Penilaian Individu Kegiatan PKL..................................................... 74
7. Lembar Penilaian Individu Kegiatan Magang............................................... 78
8. Catatan Harian Kegiatan Praktik Kerja Lapang............................................. 82
9. Catatan Harian Kegiatan Magang.................................................................. 86
40
17
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perguruan Tinggi khususnya Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat sebagai lembaga pendidikan yang memiliki
Tri Dharma Perguruan Tinggi berperan serta dalam melaksanakan
pembangunan. Sebagai realisasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas
Perikanan dan Kelautan memberikan tugas kepada mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan akademis untuk melaksanakan Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) dan Praktik Kerja Lapang (PKL).
Pengabdian Kepada masyarakat merupakan dharma ketiga dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Th.
1999, Pengabdian Kepada Masyarakat adalah suatu kegiatan yang
memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi
kemajuan masyarakat.
Mahasiswa diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengetahui dan
memecahkan berbagai masalah yang ada di tempat praktik terutama yang
berhubungan dengan sektor perikanan. Sebagai bagian dari masyarakat sosial,
mahasiswa dituntut untuk mampu berinteraksi dengan masyarakat lain
sehingga dapat memberikan kontribusi nyata terciptanya hubungan yang baik
di desa/ kelurahan, salah satu diantaranya adalah melakukan kegiatan Praktik
Kerja Lapang dengan didasari metodologi ilmiah.
Desa adalah suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa dan mengadakan pemerintahan sendiri.
40
17
Masyarakat desa umumnya hidup dalam situasi kemiskinan padahal mereka
adalah penduduk mayoritas negara Indonesia. Jika kita ingin membangun
sebuah negara maka pembangunan masyarakat desa harus dilaksanakan
(Yayuk Y dan Mangku P, 2003 dalam Puspitasari, 2010).
Kegiatan Praktik Kerja Lapang pada semester ganjil berorientasi pada
masyarakat di wilayah pesisir. Masyarakat merupakan bagian tidak
terpisahkan dengan pembangunan di wilayah pesisir. Mereka kebanyakan
merupakan masyarakat tradisional dengan kondisi sosial ekonomi dan latar
belakang pendidikan yang relatif sangat rendah (Supriharyono, 2002).
Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) pada semester ganjil tahun ajaran
2014/ 2015 ini akan dilaksanakan di desa Rampa Kecamatan Pulau Sebuku
Kabupaten Kotabaru dengan melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk ikut serta
membantu masyarakat memecahkan berbagai permasalahan khususnya di
bidang perikanan. Sedangkan kegiatan magang akan dilaksanakan di PT.
Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO). Kegiatan magang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dan menerapkan materi perkuliahan
yang telah diterima.
Pulau Sebuku adalah sebuah pulau dan juga sebuah kecamatan di
Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Indonesia. Pulau ini terletak di
tengah-tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia (The Centerest Iron of
Indonesia), atau tepatnya sebelah timur Pulau Laut dan di sebelah barat Pulau
Sulawesi. Pulau Sebuku memiliki luas 225,50 km2 dengan jumlah penduduk
6.483 jiwa yang terbagi dalam 8 desa (Anonim, 2013), salah satunya desa
Rampa yang menjadi lokasi kegiatan praktik kerja lapang
40
17
(PKL).
2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) sebagai berikut :
a. Sebagai salah satu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b. Mengetahui keadaan dan karakter masyarakat di pedesaan.
c. Mampu menganalisis permasalahan yang terjadi masyarakat khususnya di bidang
perikanan.
d. Memperbaiki pola berpikir dan bertindak secara positif serta dapat bersikap lebih
terbuka untuk meningkatkan pembangunan desa.
e. Menyerap pengetahuan dan keterampilan yang ada di desa terutama di bidang
perikanan serta ilmu lainnya.
Tujuan kegiatan magang sebagai berikut :
a. Membuka wawasan mahasiswa mengenai dunia kerja.
b. Menerapkan teori yang diterima dari kegiatan perkuliahan.
c. Mengetahui manajemen kerja dan manajemen usaha PT. Sebuku Iron Lateritic
Ores (SILO).
d. Meningkatkan keterampilan mahasiswa sesuai keahliannya.
Kegunaan pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) sebagai berikut :
a. Untuk menambah pengetahuan, tingkat pemahaman dan keterampilan di bidang
perikanan.
b. Ikut serta dalam proses pembangunan masyarakat pedesaan pada umumnya dan
kegiatan perikanan khususnya.
c. Mampu memberikan solusi dari masalah yang terjadi di masyarakat.
40
17
d. Mengubah pola berpikir dan bertindak secara positif serta dapat bersikap lebih
terbuka untuk meningkatkan pembangunan desa.
Kegunaan kegiatan magang sebagai berikut :
a. Menumbuhkan sikap professional mahasiswa dalam dunia kerja.
b. Memahami prosedur kerja PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO).
3. Waktu dan Tempat
Kegiatan PKL dan magang ini dilaksanakan dari tanggal 03 November
2014 sampai dengan 05 Desember 2014. Kegiatan PKL bertempat di desa
Rampa dan magang di PT. SILO, Kecamatan Pulau Sebuku, Kabupaten
Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan.
40
17
II. METODE PRAKTIK
1. Alokasi Waktu Kegiatan Praktik Kerja Lapang dan Magang
Kegiatan praktik kerja lapang dilaksanakan selama 3 minggu yaitu dari
tanggal 03 s/d 23 November 2014. Sedangkan magang dilaksanakan selama 2
minggu dari tanggal 24 November s/d 05 Desember 2014.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan (Daniel,
2003). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Metode Observasi (Pengamatan Langsung)
Metode observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan
langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku (Faisal,
2003). Metode observasi dilakukan terhadap masyarakat, kegiatan perikanan,
keadaan umum di desa Rampa, dan lain-lain
b. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden (Daniel, 2003).
Responden merupakan pelaku usaha perikanan baik nelayan, pengolah
produk perikanan, pembudidaya, maupun pedagang ikan. Wawancara dapat
40
17
menggunakan kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Data hasil wawancara
disebut data primer.
c. Metode Dokumenter
Menurut Faisal (2003) metode dokumenter merupakan catatan resmi
tertentu, atau dokumen ekspresif tertentu, atau laporan media massa tertentu
misalnya daftar hadir, buku harian, dokumen resmi, dan lain-lain.
Metode dokumenter dalam kegiatan Praktik Kerja Lapang ini antara lain
:
- Daftar hadir untuk mengetahui minat partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang
dilaksanakan oleh mahasiswa.
- Catatan atau buku harian untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan mahasiswa
selama kegiatan praktik kerja lapang.
- Dokumen resmi sebagai data pendukung dari data obeservasi di lapangan seperti
dokumen dari Dinas Perikanan, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan
lain-lain.
d. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai bukti nyata dari berbagai kegiatan yang
telah dilaksanakan selama PKL. Dokumentasi umumnya dapat
menggunakan kamera maupun handycam.
3. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
(PKL) dan Magang ini adalah analisis deskriptif untuk data kualitatif, tabulasi
40
17
sederhana dan grafik untuk data kuantitatif, serta analisis kelayakan usaha
perikanan pada nelayan dan pengolahan kerupuk.
III. KEADAAN UMUM
1. Keadaan Umum Desa Rampa
Desa Rampa memiliki jumlah nelayan paling banyak dibanding desa
lainnya di kecamatan pulau sebuku. Karena menurut kamus besar Bahasa
Indonesia kata Rampa berarti jembatan penghubung kapal atau dermaga,
sehingga dapat diasumsikan bahwa di desa rampa terdapat banyak kapal yang
berarti juga terdapat pemiliknya atau nelayan. Desa Rampa merupakan
pemekaran dari desa Sungai Bali pada tahun 1980 – 1982.
Luas wilayah desa Rampa sebesar 17 Km2. Desa Rampa merupakan
desa dengan jumlah penduduk yang paling padat dari desa yang lain di
kecamatan Pulau Sebuku. Jumlah penduduk yang menghuni desa Rampa
sebanyak 1.626 jiwa dengan jumlah penduduk laki – laki 844 jiwa dan
penduduk perempuan 782 jiwa. Angka sex ratio sebesar 107,93 artinya pada
tahun 2013 dalam suatu wilayah setiap 100 orang penduduk perempuan
terdapat 108 orang penduduk laki-laki. Jumlah kepala keluarga sebanyak 454
dengan jumlah kepadatan penduduk tiap km2 adalah 46,88 (Anonim, 2014).
Desa Rampa termasuk desa berkembang pada tahap awal dengan bobot
skor 56,54%. Kondisi perkembangan desa ini antara lain dikontribusi oleh 3
40
17
aspek, yakni ekonomi (73,40%), kesehatan (51,24%) dan pendidikan
(50,24%) (Lopulalan, 2012).
1.1. Administrasi Desa
1.1.1. Batas Desa
Berdasarkan peta batas administrasi desa kec. Pulau Sebuku yang dimiliki oleh
PT. SILO tahun 2011, menunjukkan bahwa batas desa Rampa sebagai berikut :
Utara : Desa Ujung/ Tanjung Mangkok
Timur : Selat Makassar
Selatan : Desa Sungai Bali
Barat : Selat Sebuku (lihat lampiran 1).
1.1.2. Topografi Desa
Desa Rampa termasuk dalam kecamatan Pulau Sebuku kabupaten Kotabaru.
Daratan kecamatan Pulau Sebuku terletak terpisah dari daratan kabupaten Kotabaru.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa desa Rampa dibatasi oleh 2 desa dan 2
selat, namun tidak memiliki pantai. Sebagian wilayahnya merupakan daerah pasang
surut berlumpur yang ditumbuhi tanaman mangrove dan terdapat gunung yang diolah
sumur buatan sebagai sumber air tawar oleh penduduk.
Desa Rampa juga memiliki hutan mangrove dan perkebunan. Kebun tersebut
dibuat di daerah gunung. Hutan mangrove desa Rampa cukup luas dan sebagian
wilayahnya diolah menjadi tambak.
1.1.3. Tata Guna Lahan
Wilayah desa Rampa berdasarkan penggunaannya sebagai berikut.
Tabel 1. Luas Wilayah Desa Rampa Berdasarkan Penggunaannya.No.
Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Keterangan
40
17
1. Pemukiman 9 4 Rukun Tetangga2. Ladang/ Tambak 353. Hutan dan Kebun 1.0004. Perkantoran 25. Prasarana Lainnya 5
Jumlah 1.051Sumber : Anonim, 2012b.
Berdasarkan tabel diatas, penggunaan hutan dan kebun adalah yang besar.
Karena letak desa Rampa yang dekat dengan laut memerlukan hutan mangrove
sebagai pemecah ombak. Untuk pemukiman berada diurutan ketiga, jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk saat ini tidak cukup sehingga pembangunan
rumah antar penduduk hampir tidak ada jarak. Sedangkan untuk prasarana lain terdiri
dari tempat pembuangan sampah (TPS), tempat pemakaman umum (TPU), lapangan
voli, dan lain-lain.
1.2. Musim dan Iklim
1.2.1. Musim
Desa Rampa dipengaruhi oleh 2 musim, yakni musim kemarau dan
musim hujan. Suhu udara rata-rata antara 30,50C – 32,90C, pada musim hujan
suhu rata-rata antara 22,70C – 24,70C. Saat dimana nelayan tidak dapat melaut
karena hasil tangkapan yang menurun, terjadi pada bulan Juni-September atau
dapat disebut musim paceklik. Sedangkan musim tangkap berlangsung dari
bulan Oktober-Mei.
1.2.2. Iklim
Secara astronomis Negara Indonesia terletak di khatulistiwa dan
mempunyai range wilayah kurang dari 15º garis lintang, sehingga Indonesia
mengalami iklim tropis. Iklim tropis yang bersifat panas menyebabkan
40
17
Indonesia hanya memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Letak Indonesia yang berada diantara 2 benua (Asia dan
Australia) membuat Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan angin
antara kedua benua tersebut. angin ini disebut angin musiman yang berubah-
ubah setiap periode. Biasanya satu periode perubahan angin muson adalah 6
bulan.
Iklim adalah keadaan rata-rata peristiwa cuaca dalam periode yang lama
(umumnya sekitar 10- 30 tahun) dan meliputi di daerah yang luas. Sedangkan
curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh disuatu daerah dalam waktu
tertentu.
40
Tahun
17
Tabel 2. Data Curah Hujan Di Kabupaten Kotabaru (mm)Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 RerataJan 340.1 254.1 136.5 202.4 182 345 396.6 410.3 291.9 249.6 280.9Feb 316.6 180.3 395.8 291.2 232.4 217.8 188.2 142.6 386.4 243.9 259.5Mar 335.5 359.3 202.9 216.4 332.6 182.8 239.9 228.8 449.7 386 293.4Apr 196.6 217.8 210.9 257.6 137.1 119.9 200.1 292 135.8 131.5 189.9Mei 79.3 319.6 318.5 243.3 338.2 105.6 293.9 93.5 164.9 163 212Juni 94.3 132.6 448.7 500.7 179.8 74 392.4 52.6 75.2 232.2 218.3Juli 303.1 65.7 25.6 544.4 389.4 57.9 608.6 189.1 244 331.6 276Agt 0 206 14.7 91.5 336 11.3 327.1 10.3 122.1 262.1 138.1Sept 149.2 11.3 55.7 107.7 261.3 1.5 281.7 181.8 52.1 370.4 147.3Okt 25.4 141.8 1.5 147.5 248 100.3 394.2 218.9 158.9 104.2 154.1Nov 139 94.1 107.9 171.3 165.9 345.8 230 106.2 96.3 349.4 180.6Des 447 150.3 80.6 128 138.5 291 208 176.3 216.8 258.6 209.5
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kotabaru, 2014.
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des0.0
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
350.0
Rerata Curah Hujan
Gambar 1. Grafik Curah Hujan di Kab. Kotabaru Tahun 2004 – 2013.
40
17
Tabel 3. Data Hari Hujan Di Kabupaten Kotabaru (Hari)Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 RerataJan 24 25 24 27 22 23 26 23 25 22 24.1Feb 23 23 23 24 20 21 20 23 27 24 22.8Mar 21 29 23 24 23 19 25 28 23 27 24.2Apr 21 23 21 25 25 16 28 27 21 22 22.9Mei 15 24 23 22 15 17 29 24 12 23 20.4Juni 9 18 24 28 20 14 28 14 21 18 19.4Juli 20 14 11 18 24 14 27 13 23 28 19.2Agt 0 14 12 16 25 12 25 8 16 19 14.7Sept 12 5 3 10 14 6 24 18 9 20 12.1Okt 9 20 1 17 27 13 30 24 17 15 17.3Nov 19 17 19 21 20 21 23 21 27 25 21.3Des 25 25 17 18 23 26 21 23 22 24 22.4
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kotabaru, 2014.
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des0
5
10
15
20
25
30
Rerata Hari Hujan
Gambar 2. Grafik Hari Hujan Kab. Kotabaru Tahun 2004 – 2013.
40
Tahun
17
Pada gambar 1 dan 2, terlihat bahwa dalam 10 tahun terakhir (2004-2013)
curah hujan mencapai puncak pada bulan Maret dengan rerata hari hujan sebesar 24,2
hari, dapat diasumsikan bahwa pada bulan tersebut nelayan sulit untuk melaut karena
gelombang yang tinggi dan terjadi peralihan musim penghujan ke musim kemarau.
Sedangkan curah hujan terendah di bulan Agustus dengan rerata hari hujan sebesar
14,7 hari, diasumsikan bulan Agustus merupakan puncak musim kemarau dan
peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Hal ini menguntungkan produsen
pengolah ikan kering dan kerupuk, karena pada bulan tersebut mereka dapat
melakukan produksi dalam jumlah besar.
Perubahan dari iklim sangat mempengaruhi hasil tangkapan karena
mempengaruhi pola ruaya ikan, waktu reproduksi, perubahan laju pertumbuhan ikan
dan mortalitas ikan. Kemungkinan dari perubahan iklim akan terjadi peningkatan
kepunahan pada spesies tertentu.
Efek dari cuaca juga menyebabkan banyak hal, salah satunya mempengaruhi
hasil tangkapan ikan. Dengan cuaca yang berubah-ubah tentunya menyulitkan
nelayan yang akan melakukan operasi penangkapan ikan. Ketika cuaca buruk,
gelombang tinggi dan angin kencang dan itu adalah salah satu penghambat dari
banyaknya hasil tangkapan dan juga menghambat nelayan untuk melaut.
1.3. Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Rampa
1.3.1. Distribusi Umur Penduduk
Penduduk dikelompokkan berdasarkan umur untuk mengetahui jumlah
penduduk yang produktif dan non produktif. Penduduk berdasarkan kelompok umur
sebagai berikut.
40
17
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Di Desa Rampa.No. Kelompok Umur Jumlah Penduduk (Jiwa)1 0 s/d ¿1 612 1 s/d ¿5 1053 5 s/d 6 614 7 s/d 15 2795 16 s/d 21 1516 22 s/d 59 9037 60 + 66
Jumlah 1.626Sumber : Anonim, 2014
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa penduduk usia produktif (16 s/d
59) merupakan jumlah penduduk paling besar yaitu 1.054 jiwa sedangkan penduduk
usia non produktif (0 s/d 15 dan 60+) yaitu 572 jiwa. Pada usia produktif warga desa
banyak yang bekerja sebagai nelayan dan karyawan swasta.
1.3.2. Tingkat Pendidikan
Menurut Lopulalan (2012) tingkat pendidikan di desa Rampa tamatan SMA
bahkan sekitar 20% melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Kepala keluarga
penduduk desa Rampa sebagian besar hanya sampai tamat SD dan SMP.
Tabel 5. Pendidikan Masyarakat Desa Rampa Menurut Jenjang Pendidikan Thn 2010.No. Status Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa)1 Tidak Tamat SD 4302 Tamat SD /Sederajat 8053 Tamat SLTP /Sederajat 1104 Tamat SLTA /Sederajat 905 D1/ D2/ D3 (Diploma) 176 S1/ S2 5
Jumlah 1.457Sumber : Anonim, 2012b.
Berdasarkan Tabel diatas, dapat terlihat bahwa penduduk desa Rampa paling
besar hanya sampai tingkat pendidikan SD dengan jumlah 805 orang. Tidak semua
melanjutkan sekolah ke tingkat SMP dan SMA. Hal ini mungkin terjadi karena saat
40
17
itu penduduk mengalami keterbatasan ekonomi, dan memilih bekerja sebagai
nelayan, buruh tambang, dan lain – lain.
1.3.3. Distribusi Pekerjaan/ Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk desa beragam antara lain karyawan swasta,
nelayan dan petani, PNS, ABRI , pedagang, dan lain – lain. Menurut Anonim (2012),
dari total penduduk 1.457 jiwa dengan 395 kepala keluarga terdapat 19,4% sebagai
karyawan swasta, 70,6% sebagai nelayan, petani dan buruh tani, dan sisanya 10%
sebagai PNS, ABRI, pedagang dan swasta lainnya. Sebelum tahun 2005, nelayan dan
petani merupakan mata pencaharian andalan penduduk hamir 90%. Akan tetapi sejak
beroperasinya tambang biji besi, sebagian kecil masyarakat berpindah menjadi
karyawan swasta. Sehingga menimbulkan perubahan pola rumah tangga yang
sebelumnya produktif menjadi konsumtif.
Perpindahan mata pencaharian tersebut didukung oleh pendapat salah satu
warga desa Rampa yang menyatakan bahwa perusahaan tambang biji besi tersebut
akan menyerap tenaga kerja lokal. Sehingga masyarakat berlomba untuk
mendapatkan kesempatan tersebut.
1.3.4. Tingkat Kesehatan
Masyarakat desa Rampa belum menyadari pentingnya lingkungan tempat
tinggal yang sehat. Hal ini didukung oleh dokumen PT. SILO tentang pemetaan
sosial bahwa kesehatan lingkungan menjadi salah satu masalah kesehatan di desa
Rampa, sampah bertebaran dimana – mana dan kebiasaan meminum air yang tidak
direbus. Penyakit yang sering terjadi di desa Rampa antara lain :
1. Balita : Demam, Batuk, Influenza, Kurang Gizi dan Diare.
40
17
2. Dewasa : Maag, Penyakit Kulit, ISPA, Hipertensi, Asam Urat, Kolesterol dan
Influenza.
3. Ibu Hamil : Anemia dan Hipertensi (Lopulalan, dkk., 2012).
Gambar 3. Keadaan Lingkungan Desa Rampa
1.3.5. Keagamaan
Umumnya penduduk desa Rampa menganut agama islam (99,09%). Kegiatan
keagamaan tumbuh dan berkembang serta aktif dilaksanakan seperti TPA Arraudah
Majelis Ta’lim Hubbul Qirra, yasinan, arisan, pengajian dan peringatan hari-hari
besar Islam, serta kerukunan kematian Arridho (Anonim, 2012b).
1.3.6. Adat Istiadat Masyarakat
Adat istiadat, terutama nilai dan norma budaya suatu masyarakat sangat
dipengaruhi oleh struktur masyarakat. Suku yang mendominasi desa Rampa adalah
suku Bugis Mandar 70%, sisanya suku Bajau, Jawa, Sunda, Tator dan lain
sebagainya.
Penduduk desa Rampa sebagian besar bekerja sebagai nelayan memiliki tradisi
hari nelayan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali yakni pada bulan Agustus.
Tradisi tersebut dimaksudkan sebagai tanda syukur akan mulainya musim tangkap
40
17
dan untuk menghindari kecelakaan saat melaut. Biasanya para nelayan menyiapkan
sesajian yang dikumpulkan dari sumbangan seluruh penduduk, kemudian sesajian
tersebut dibawa ke wilayah gosong bangau untuk dilepas. Gosong bangau merupakan
suatu daratan yang akan terlihat saat air laut surut dan terdapat palung dan terumbu
karang dibawahnya. Gosong bangau dipilih masyarakat karena di daerah tersebut
pernah terjadi kecelakaan kapal dan merupakan daerah berbahaya bagi para nelayan.
1.3.7. Kegiatan Perekonomian Masyarakat
Aspek ekonomi desa Rampa ditunjang oleh tingkat penghasilan yang tergolong
tinggi yakni diatas Rp 3.000.000,- per bulannya yang diperoleh dari keragaman mata
pencaharian seperti: nelayan, pedagang, usaha jasa penginapan, karyawan swasta dan
kemudahan dalam memasarkan hasil-hasil desa seperti: ikan dan udang. Namun
kondisi ini kurang didukung oleh pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik dan
kesadaran menabung hanya pada beberapa warga saja (Lopulalan, 2012).
Pola rumah tangga yang konsumtif tidak mempengaruhi keuangan masyarakat.
Artinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat tidak berhutang ke
rentenir atau sejenisnya karena pendapatan dari usaha yang mereka jalani masih
dapat tertutupi.
1.4. Pemerintahan Desa
1.4.1. Pola Pemerintahan Desa
Desa Rampa dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih langsung oleh
warga desa. Setelah dimekarkan, kepala desa yang pernah menjabat di Desa Rampa
sebagai berikut.
Tabel 6. Kepala Desa yang pernah menjabat.No.
Nama Masa Jabatan
40
17
1 Bustami 1983 – 19982 M. Amir 1999 – 20083 M. Rafa’I 2008 – 20094 Taufik Rahmadani 2009 – 2014
Sumber : Anonim, 2012b.
Desa Rampa setelah terpisah dari desa Sungai Bali maka Bustami menjadi
kepala desa secara definitif hingga tahun 1998. Kemudian M. Amir menjadi kepala
desa selanjutnya periode 1999 – 2008. Namun pada tanggal 13 Juni 2008 – 13 Juni
2009 terjadi kekosongan kepala desa, hingga M. Rafa’I menjadi pjs kepala desa
untuk mengisi kekosongan tersebut. Baru pada tahun 2009 Taufik Rahmadani
menjadi kepala desa hingga masa jabatannya berakhir tahun 2014.
1.4.2. Struktur Organisasi Desa
Dalam melaksanakan pemerintahan, kepala desa dibantu oleh 1 orang
sekretaris, 3 orang kaur dan 2 orang kadus. Penyelenggaraan pemerintah desa Rampa
sesuai dengan kapasitas, porsi, posisi dan proporsi pemerintah desa dalam koridor
ketentuan yang berlaku.
40
17
Keterangan :Garis Komando : Garis Koordinasi :
Gambar 4. Struktur Pemerintahan Desa Rampa Periode 2009 – 2014.Kaur pemerintahan membantu kepala desa dalam urusan pemerintahan di desa
Rampa. Kaur pembangunan bekerja dalam urusan pembangunan seperti membantu
mengurus pembangunan rumah, sertifikat rumah, dan lain – lain. Kaur umum
berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti melakukan gotong royong, dan
lain – lain. Sedangkan kadus I dan II mengurusi warga desa yang tinggal di 4 RT.
Tabel 7. Susunan Pengurus BPD Desa Rampa.No. Nama Pekerjaan Jabatan Alamat1 Salman Nelayan Ketua RT 042 Akbar Nelayan Wakil Ketua RT 033 Abdul Syukur As. Wiraswasta Sekretaris RT 014 Hadran Nazil Operator Speed Anggota RT 015 Sudirman Nelayan Anggota RT 02
40
Kepala DesaTaufik Rahmadani
Kaur UmumSuriansyah
Kaur PemerintahanJamaluddin
Kadus IHasanuddin
RT I RT II
Kadus IIAnwar
RT III RT IV
Kaur PembangunanM. Asriansyah
Sekretaris DesaM. Rafa'i
Masyarakat
17
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan,
pemerintah desa bersama–sama Badan Pemusyawaratan Desa saling kerja sama
dalam merencanakan, melaksanakan dan membuat kebijakan–kebijakan umum yang
strategis. Kantor BPD bergabung dengan kantor desa. Disisi lain pemerintah desa
juga menjalin hubungan kerja sama serta pembinaan terhadap lembaga
kemasyarakatan lain seperti Rukun Tetangga, LPM, Karang Taruna serta PKK Desa
Rampa.
1.5. Sarana dan Prasarana
1.5.1. Pendidikan
Aspek pendidikan ditunjang kondisi sarana fisik SD/ SMP yang cukup baik dan
kemudahan keterjangkauan layanan pendidikan SD, SMP hingga SMA. Namun
sistem dukungan pendidikan belum bekerja dengan baik, penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan dan lifeskill belum menjadi prioritas padahal banyak
penduduk usia produktif yang tidak menamatkan pendidikan SMP/ SMA karena
lebih memilih bekerja sebagai nelayan yang berpenghasilan tinggi (Lopulalan, dkk,
2012).
SD, SMP dan SMA terdapat di desa Sungai Bali dan Tanjung Mangkok, namun
letak sekolah tersebut tidak jauh dari desa Rampa. Sehingga masyarakat desa Rampa
banyak yang masuk ke sekolah tersebut dan tidak mempermasalahkan keadaan
tersebut.
1.5.2. Perhubungan
1.5.2.1.1. Telekomunikasi
Masyarakat desa Rampa umumnya menggunakan ponsel atau telepon genggam
pribadi untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Selain itu untuk
40
17
menyampaikan pemberitahuan atau informasi kepada seluruh masyarakat desa
Rampa biasanya menggunakan TOA atau pengeras suara yang ada di masjid.
1.5.2.1.2. Transportasi
Desa Rampa merupakan pintu gerbang kecamatan Pulau Sebuku. Jarak tempuh
ke Desa Sungai Bali sebagai Ibukota Kecamatan Pulau Sebuku adalah 0,5 km dengan
waktu tempuh 0,15 jam, sedangkan jarak tempuh dari ibukota kecamatan ke ibukota
kabupaten kotabaru 44 km dengan waktu tempuh 1,15 jam. Jalur menuju ibukota
kabupaten melalui selat sebuku (Anonim, 2014).
Letak desa Rampa sangat strategis yaitu merupakan jalur yang menghubungkan
transportasi laut dari desa Rampa ke Kabupaten dan antar Kecamatan lain. Ruas jalan
Desa yang melewati batas desa Rampa ke Ibu Kota Pulau Sebuku/ Desa Sungai Bali
0 km yang menghubungkan jalan antar Desa Rampa dengan desa Tanjung Mangkok
sekitar 10 km. Panjang jalan desa seluruhnya berjumlah kurang lebih 2,73 km yang
terdiri dari jalan utama dan jalan lingkungan. Jalan utama terpanjang 1.500 m yang
terletak di RT 1, 2, 3 dan 4 (Anonim, 2012b).
Transportasi menuju pulau sebuku hanya dapat dilalui dengan menggunakan
kapal karena belum ada jalan darat yang menghubungkan pulau sebuku dengan
kabupaten kotabaru. Tranportasi darat di desa, masyarakat menggunakan sepeda
motor dan mobil untuk menuju ke suatu tempat. Sedangkan keadaan jalannya sudah
cukup baik karena sebagian besar jalan merupakan jalan pengerasan namun jalan
penghubung antar RT tidak ada pembatas dan lebar jalan ± 1 meter sehingga rawan
pengendara bisa terjatuh ke sungai.
1.5.3. Kesehatan
40
17
Kegiatan Posyandu dilaksanakan di balai desa setiap bulannya dimotori oleh 3
orang kader aktif. Pada saat Posyandu jarang dilakukan penyuluhan oleh dokter
puskesmas.
1.5.4. Keagamaan
Penduduk Desa Rampa mayoritas beragama islam memiliki sarana untuk
melaksanakan kegiatan keagamaan berupa 1 buah Mesjid dan 1 buah Mushola.
Sarana tersebut aktif digunakan oleh masyarakat salah satunya untuk shalat
berjamaah 5 waktu.
(a) (b)
Gambar 5. (a) Taman Pendidikan Al-Qur’an Desa Rampa. (b) Mesjid Desa Rampa
1.5.5. Kelembagaan Ekonomi
Kelembagaan ekonomi di desa Rampa sudah tidak ada. Tahun 90an pernah ada
koperasi yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat namun karena pengelolaan
yang kurang baik maka koperasi tersebut ditutup. Sedangkan pasar berada di
perbatasan desa Rampa dan desa Sungai Bali. Pasar tersebut hanya dibuka satu
minggu sekali yaitu setiap hari Kamis.
2. Keadaan Umum Perikanan
Desa Rampa berbatasan dengan selat sebuku terutama di RT 3 dan 4, sehingga
penduduk yang bekerja sebagai nelayan lebih banyak tinggal di RT 3 dan 4. Selain
40
17
kegiatan penangkapan juga terdapat kegiatan pengolahan dan budidaya. Desa Rampa
memiliki 3 kelompok nelayan yang dibentuk oleh Petugas Penyuluh Lapang (PPL).
Masing – masing kelompok memiliki ketua, sekretaris, bendahara dan anggota
kelompok yang semuanya merupakan nelayan aktif berjumlah antara 44 – 50 orang
serta 1 kelompok budidaya tambak.
2.1. Kondisi Lingkungan Perairan
Menurut peta kondisi umum desa-desa Pulau Sebuku tahun 2011 (lihat
lampiran 2) perairan desa Rampa digunakan untuk mandi, cuci dan transportasi.
Sedangkan untuk minum berasal dari sumur buatan. Setelah diteliti lebih lanjut
perairan tersebut tidak mengalami pencemaran baik oleh aktifitas tambang secara
langsung. Jika dilihat berdasarkan kejernihan, perairan di muara sungai sangat keruh.
2.2. Budidaya Perairan
Kegiatan Budidaya di desa Rampa yaitu budidaya tambak. Umumnya ikan
yang dibudidayakan adalah ikan mujair, kepiting bakau dan udang. Hasil budidaya
tidak untuk diperjualbelikan atau hanya untuk sekedar hobi dan memanfaatkan lahan
yang masih kosong.
Ikan yang dibudidayakan di tambak khususnya udang ukurannya kerdil. Selain
itu lokasi budidaya yang cukup jauh dari tepi laut membuat sirkulasi air tambak
menjadi kurang baik. Lahan yang digunakan masyarakat merupakan lahan kosong
yang dibagi secara cuma – cuma oleh aparat desa kepada seluruh warga desa Rampa
namun tidak boleh diperjual belikan.
40
17
Gambar 6. Keadaan tambak yang dibuat warga Desa Rampa.
Gambar diatas menujukkan bahwa tambak warga ditumbuhi tanaman mangrove
sebagai tempat berpijah dan bersembunyi bagi ikan. Air di kolam tersebut juga
keruh, sehingga ikan tidak terlihat dengan jelas. Antara tambak 1 dengan lainnya
saling berdekatan namun susunannya tidak beraturan.
2.3. Penangkapan Ikan
Pulau Sebuku dikelilingi oleh perairan selat sebuku dan selat makassar
sehingga sumber daya ikan yang tersedia cukup banyak dan beragam jenisnya. Alat
tangkap yang umum digunakan oleh masyarakat beserta jenis ikan tertangkap sebagai
berikut.
Tabel 8. Jenis dan Jumlah Alat Tangkap serta Ikan yang Tertangkap.
No.Jenis Alat Tangkap
Ikan TertangkapJumlah Alat
Tangkap Per Kapal1. Jaring Insang Kembung, Selangat, dll. 15 Set2. Jaring Gondrong Udang 10 Set3. Pancing Tonda Tongkol, Manyung, dll. 1 buah
40
17
Sumber : Wawancara dengan Petugas Penyuluh Lapang dan Nelayan.
Tabel 9. Jenis Ikan yang tertangkap di desa RampaNo. Nama Lokal Nama Indonesia Nama Latin Nama Dagang1. Ikan Abu-abu Ikan Kembung Rastrelliger
brachysomaShort-bodied mackerel
2. Ikan Selangat Ikan Selangat Anodontostoma chacunda
Chacunda gizard shad
3. Ikan Tongkol Tongkol Euthynnus affinis Eastern little tunas 4. Ikan Babaraan Gorara Lutjavus vitta Brownstripe red
snapperLanjutan Tabel 9.
No. Nama Lokal Nama Indonesia Nama Latin Nama Dagang5. Ikan Hiu Hiu Eusphyra blochi Wingehead 6. Ikan Gulamah Gulama Nibea albiflora Silver vennah
croaker7. Ikan Manyung Manyung Arius thalassinus Giant catfish8. Ikan Bece-
beceP. monyong Secutor ruconius Deep pugnose
ponyfish9. Ikan Pari Pari Myliobatus spp. Mantarays10. Ikan Tenggiri Tenggiri Scomberomorus
guttatusIndo-pacific king makerels
12. Cumi-cumi Cumi – cumi Loligo spp. Squid 13. Udang Tiger Udang Windu Penaeus monodon Tiger shrimp14. Kepiting
BakauKepiting Scylla serrata Mud crab
Sumber : Petugas Penyuluh Lapang, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (2011).
Alat tangkap yang digunakan nelayan dan pengoperasiaannya sebagai berikut.
1. Jaring Insang ( Gill net)
Merupakan alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran
mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas
dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah. Jaring insang digunakan untuk
menangkap ikan dengan menghadang ruaya gerombolan ikan. Ikan – ikan
tertangkap umumnya karena terjerat di bagian belakang penutup insang atau
terpuntal mata jaring (Tadjuddah, dkk., 2009).
40
17
Jaring insang dioperasikan oleh nelayan dengan cara ditebar mengikuti arah jalan
kapal. Sebelum ditebar, jaring disusun terlebih dahulu agar dapat memudahkan
nelayan untuk menebarnya. Setelah ditunggu beberapa saat, barulah jaring
ditarik.
Gambar 7. Nelayan sedang menarik jaring.
2. Jaring Gondrong (Jaring Tiga Lapis/ Trammel Nets).
Jatilap merupakan singkatan dari Jaring Tiga Lapis salah satu nama Indonesia
dari Trammel Net. Jaring ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti
jaring gondrong, jaring tilek dan jaring kantong. Nelayan banyak beralih
menggunakan trammel net semenjak diberlakukannya Keppres No. 39 tahun
1980, dimana pengunaan trawl dilarang. Dalam penangkapan udang trammel net
dianggap sebagai alat tangkap yang lebih ramah lingkungan walaupun dalam
pengoperasiannya sama – sama menyapu dasar perairan (Anonim, 2012a).
Alat tangkap ini memenuhi 8 persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah
lingkungan. Kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap
yang ramah lingkungan adalah by-catch, target spesies alat tangkap ini adalah
udang tetapi juga menangkap ikan seperti ikan gulamah. Perlu juga diketahui alat
tangkap ini direkomendasikan untuk menggantikan pengoperasian trawl karena
dapat menangkap udang dengan efektif. Solusi yang dapat dilakukan untuk
40
17
meningkatkan keramahannya ialah perbaikan mesh size terutama inner net dari
bahan multifilamen (Tadjuddah, dkk, 2009).
3. Pancing Tonda
Pancing tonda adalah pancing yang diberi tali oleh perahu atau kapal. Pancing
diberi umpan ikan segar atau umpan palsu yang karena pengaruh tarikan bergerak
di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya (Sudirman dan
Mallawa, 2004). Pengoperasian tonda menggunakan kapal/ perahu yang selalu
bergerak. Pancing adalah alat tangkap yang paling selektif dan ramah terhadap
lingkungan, sangat memenuhi dari ke-sembilan kriteria persyaratan sebagai alat
tangkap yang ramah lingkungan (Tadjuddah, dkk, 2009).
Ketiga alat tangkap tersebut digunakan nelayan di area penangkapan (fishing
groud) selat sebuku dan selat makassar. Sebelum memasuki musim tangkap, nelayan
banyak menangkap di selat sebuku, dikarenakan jarak yang tidak terlalu jauh (16 Km
dari muara sungai ke Pulau Manti). Setiap hari area ini dipenuhi oleh nelayan lokal.
2.4. Pengolahan Hasil Perikanan
Kegiatan Pengolahan di desa Rampa tidak cukup banyak meskipun desa Rampa
merupakan desa nelayan paling besar di kecamatan Pulau Sebuku. Hasil tangkapan
nelayan biasanya langsung dijual ditengah laut ke pedagang pengumpul. Namun
untuk jenis ikan tertentu dijual ke desa dan diolah menjadi ikan kering dan kerupuk.
Usaha pengolahan ikan kering merupakan usaha tradisional dengan peralatan
yang terbatas dan hanya dijual ke sekitar desa. Biasanya bahan baku ikan kering
beragam, misalnya ikan tenggiri, ikan salangat, ikan bece – bece dan lain-lain.
Sedangkan usaha pengolahan kerupuk tidak jauh berbeda dengan usaha pengolahan
ikan kering. Pengolahan kerupuk yang ada di desa Rampa hanya kerupuk udang dan
ikan tenggiri. Untuk kerupuk udang bahan baku biasanya berupa udang yang
40
17
berukuran kecil, namun jika jumlah tangkapan udang yang tersedia tidak mencukupi
maka produsen mencampurnya dengan udang ukuran besar. Dan dipasarkan ke
sekitar desa dan kantin di perusahaan tambang.
Gambar 8. Produk Olahan Kerupuk Udang
Bahan baku yang digunakan oleh produsen untuk mengolah kerupuk udang
sebagai berikut :
Udang : 5 Kg
Tepung Tapioka : 10 Kg
Bawang Putih : 2 Kg
Soda Bubuk : 0,2 Kg
Veksin : 0,5 Kg
Garam : 1 bungkus ukuran kecil
Air
Udang yang digunakan sebagai bahan baku adalah udang putih yang dibeli dari
nelayan. Perbandingan antara udang dan bahan baku yang digunakan produsen
adalah 1 : 2, sedangkan menurut Moeljanto dalam Kusrina (2011) perbandingan
antara udang dan tepung tapioka adalah 1 : 1. Besarnya perbandingan bahan tersebut
itu dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan dan tujuan, dalam hal ini produsen
40
17
bertujuan meningkatkan penjualan dengan yang murah. Namun jika komposisi
daging udang ditambah maka kerupuk dianggap lebih bermutu tinggi.
Produsen menggunakan garam, veksin (MSG) dan bawang putih untuk
menambah cita rasa kerupuk. Pemberian garam selain memberikan efek rasa juga
mempengaruhi tingkat kekuatan adonan dan sebagai bahan pengawet (Saraswati
dalam Kusrina, 2011). Monosodium glutamat (MSG) atau penyedap rasa digunakan
sebagai pengganti rempah-rempah tetapi jumlah yang digunakan harus sesuai dengan
peraturan pemakaian yang berlaku (Direktorat Gizi Departemen Kesehatan dalam
Kusrina, 2011).
Soda bubuk digunakan untuk membuat kerupuk lebih mekar. Hal ini berbeda
dengan Saraswati dalam Kusrina (2011), agar kerupuk menjadi mekar saat digoreng
menggunakan telur. Karena selain mempengaruhi tingkat kemekaran kerupuk, telur
juga dapat meningkatkan gizi, rasa dan bersifat sebagai pengemulsi serta pengikat
komponen-komponen adonan. Telur juga berperan sebagai pengikat udara dan
menahannya sebagai gelembung.
Jika dilihat dari bahan yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa produsen
lebih mengutamakan keuntungan penjualan dibanding kualitas kerupuk. Keuntungan
produsen selama 1 tahun dapat dilihat pada bagian 2.5. Sosial Ekonomi Perikanan.
2.5. Sosial Ekonomi Perikanan
Umumnya usaha perikanan di desa Rampa masih berskala tradisional baik
usaha penangkapan, pengolahan maupun budidaya. Hal ini dikarenakan listrik yang
hanya bisa digunakan saat malam hari dan transportasi menuju pulau sebuku yang
masih terbatas.
a) Saluran Pemasaran Kerupuk Udang
40
17
Gambar 9. Saluran Pemasaran Kerupuk UdangPemasaran kerupuk udang berlangsung hanya disekitar kec. Pulau Sebuku.
Pada gambar 12 terdapat 3 rantai pemasaran, rantai pertama produsen menjual
produk ke pedagang pengecer yakni warung yang ada di desa Rampa dengan cara
dititipkan, produk akan dibayar sesuai jumlah produk yang terjual. Rantai kedua
produk dijual ke kantin yang terdapat di perusahaan tambang. Rantai ketiga, produk
langsung dijual ke konsumen karena produsen juga memiliki warung sendiri.
b) Saluran Pemasaran Ikan Segar
Gambar 10. Saluran Pemasaran Ikan Segar.
Wilayah pemasaran ikan segar berbeda dengan pemasaran kerupuk udang.
Rantai 1, produk berupa ikan segar langsung dijual oleh nelayan ke pedagang
pengumpul yang datang langsung ke area fishing ground, kemudian produk dibawa
ke kotabaru dan daerah lainnya berupa ikan kering maupun segar. Dari pedagang
pengumpul produk dijual ke pedagang pengecer, pedagang pengecerlah yang
kemudian membawa produk ke konsumen.
Rantai 2, nelayan menjual produk ke pedagang pengecer yang terdapat di desa
Rampa kemudian pedagang pengecer menjualnya ke konsumen. Rantai ketiga,
40
Produsen
Pedagang Pengecer Konsumen
Kantin
Konsumen
Nelayan
Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen
Pedagang Pengecer Konsumen
Konsumen
17
nelayan langsung menjual ke konsumen. Pada rantai pemasaran 2 dan 3 ikan yang
dijual ke desa Rampa hanya jenis ikan tertentu saja, seperti ikan tongkol, cumi –
cumi, ikan selangat, udang, dan lain – lain.
Analisis kelayakan usaha merupakan perhitungan yang dilakukan berdasarkan
usaha yang dijalankan oleh warga desa Rampa yaitu usaha penangkapan
menggunakan
40
17
jaring insang dan usaha pengolahan kerupuk udang. Analisis kelayakan pada kedua usaha tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
1. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Udang
Tabel 10. Biaya Invsestasi Usaha Pengolahan Kerupuk Udang.No. Uraian Jumlah Barang Harga Satuan Total UE (Tahun) Nilai Sisa Penyusutan1 Blender 1 Buah Rp 450.000 Rp 450.000 5 Rp 50.000 Rp 80.0002 Panci 2 Buah Rp 240.000 Rp 480.000 5 Rp 20.000 Rp 92.0003 Kompor 2 Buah Rp 450.000 Rp 900.000 5 Rp 50.000 Rp 170.0004 Panci Penggorengan 1 Buah Rp 60.000 Rp 60.000 5 Rp 20.000 Rp 8.0005 Baskom 2 Buah Rp 40.000 Rp 80.000 1 Rp 0 Rp 80.0006 Pisau 3 Buah Rp 10.000 Rp 30,000 1 Rp 0 Rp 30.0007 Jaring 10 Meter Rp 6.000 Rp 60.000 0,5 Rp 3.000 Rp 114.000
Total Rp 1.256.000 Rp 2.060.000 Rp 143.000 Rp 574.000
Tabel 11. Biaya Variabel Usaha Pengolahan Kerupuk Udang.No.
UraianHarga Satuan
Jumlah Barang
/ Trip (Rp)/ Minggu (Kg &
Rp)/ Bulan (Kg & Rp) / Tahun (Kg & Rp)
1 Udang Rp 10.000 5 Kg Rp 50.000 10 Rp 100.000 40 Rp 400.000 480 Rp 4.800.0002 Tepung Tapioka Rp 9.000 10 Kg Rp 90.000 20 Rp 180.000 80 Rp 720.000 960 Rp 8.640.0003 Bawang Putih Rp 18.000 2 Kg Rp 36.000 4 Rp 72.000 16 Rp 288.000 192 Rp 3.456.0004 Plastik Gula Rp 8.000 5 Kg Rp 40.000 10 Rp 80.000 40 Rp 320.000 480 Rp 3.840.0005 Plastik Es Rp 8.000 1 Pak Rp 8.000 2 Rp 16.000 8 Rp 64.000 96 Rp 768.000
6 Soda Bubuk Rp 35.000 0,2 Kg Rp 7.000 0.4 Rp 14.000 1.6 Rp 56.00019.
2 Rp 672.0007 Veksin Rp 32.000 0,5 Kg Rp 16.000 1 Rp 32.000 4 Rp 128.000 48 Rp 1.536.0008 Garam Rp 1.000 1 Bks Rp 1.000 2 Rp 2.000 8 Rp 8.000 96 Rp 96.000
40
17
Total Rp 248.000 Rp 496.000 Rp 1.984.000 Rp 23.808.000Tabel 12. Biaya Tetap Usaha Pengolahan Kerupuk Udang.No. Uraian Jumlah Harga Satuan / Minggu (Kg & Rp) / Bulan (Kg & Rp) / Tahun (Kg & Rp)1 Biaya Penyusutan - - Rp 574.0002 Minyak Tanah 2 Liter Rp 6.000 2 Rp 12.000 8 Rp 48.000 96 Rp 576.0003 Minyak Goreng 5 Liter Rp 15.000 5 Rp 75.000 20 Rp 300.000 240 Rp 3.600.000
Total Rp 21.000 Rp 87.000 Rp 348.000 Rp 4.750.000Total Cost Rp 269.000 Rp 583.000 Rp 2.332.000 Rp 28.558.000
Tabel 13. Penerimaan Usaha Pengolahan Kerupuk Udang.No. Jenis Barang Harga Per Produksi Per Minggu Per Bulan Per Tahun1 Kerupuk Udang
1.000 Bks 960
Rp 960.000 1920 Rp 1.920.000 7680 Rp 7.680.000 92160 Rp 92.160.000
Tabel 14. Analisis Kelayakan Usaha Usaha Pengolahan Kerupuk Udang.No. Analisis Usaha Produksi Minggu Bulan Tahun1 Laba/Rugi Rp 691.000 Rp 1.337.000 Rp 5.348.000 Rp 63.602.0002 Revenue Cost Ratio 3,569 3,293 3,293 3,2273 Payback Periode 3,109 1,555 0,389 0,0324 BEP Produksi 269 583 2332 285585 BEP Harga Rp 280,21 Rp 303,65 Rp 303,65 Rp 309,87
Hasil analisis kelayakan usaha pada Tabel 14, terlihat usaha pengolahan kerupuk udang telah mengalami keuntungan dalam
1 kali produksi, ketika usaha telah berjalan 1 tahun usaha mengalami keuntungan sebesar Rp 63.602.000. Hal ini dapat terjadi
40
17
karena usaha hanya menggunakan peralatan sederhana, sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya investasi dan operasional.
Revenue cost ratio dalam 1 tahun bernilai 3 lebih dari 1, artinya usaha ini layak untuk dijalankan dalam jangka panjang dan akan
balik modal hanya dalam 3x produksi atau 1,5 minggu. Berdasarkan perhitungan break even point, didapatkan batas produksi
minimal dalam 1 tahun sebesar 28.558 bungkus dan harga paling jual paling rendah Rp 310, apabila jumlah produksi dan harga
jual lebih rendah dari batas tersebut maka produsen akan mengalami kerugian.
2. Analisis Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang
Tabel 15. Biaya Investasi Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang.No. Barang Jumlah Barang Harga Total UE Nilai Sisa Penyusutan1 Kapal 1 Rp 20.000.000 Rp 20.00.000 5 Rp 0 Rp 4.000.0002 Jaring 15 Rp 180.000 Rp 2.700.000 0,5 Rp 0 Rp 5.400.0003 Pemberat 30 Rp 1.000 Rp 30.000 0,5 Rp 0 Rp 60.0004 Mesin Kapal 1 Rp 9.000.000 Rp 9.000.000 10 Rp 500.000 Rp 850.000
Total Rp 31.730.000 Rp 10.310.000
Tabel 16. Biaya Variabel dan Biaya Tetap Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang.
No. BarangJumla
hHarga
Per TripPer Minggu
Per Bulan Per Tahun1 Solar 25 Rp 8.000 Rp 200.000 125 Rp 1.000.000 500 Rp 4.000.000 6000 Rp 48.000.0002 Rokok 4 Rp 12.000 Rp 48.000 20 Rp 240.000 80 Rp 960.000 960 Rp 11.520.000
Total Rp 248.000 Rp 1.240.000 Rp 4.960.000 Rp 59.520.0003 Biaya Penyusutan Rp 10.310.000Total Cost = Variable Cost + Fixed Cost Rp 248.000 Rp 1.240.000 Rp 4.960.000 Rp 69.830.000
40
17
Tabel 17. Penerimaan Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang. No. Jenis Ikan Harga Per Trip Per Minggu Per Bulan Per Tahun1 Abu – Abu Rp 7.000 35 Rp 245.000 210 Rp 1.470.000 840 Rp 5.880.000 10080 Rp 70.560.000
Tabel 18. Analisis Kelayakan Usaha Usaha Penangkapan Ikan Jaring Insang. No Analisis Usaha Trip Minggu Bulan Tahun1 Laba/ Rugi Rp -3.000 Rp 230.000 Rp 920.000 Rp 730.0002 Revenue Cost Ratio 0,988 1,185 1,185 1,0103 Payback Periode 107,925 21,585 5,396 0,4504 BEP Produksi 35 177 709 99765 BEP Harga Rp 7.086 Rp 5.905 Rp 5.905 Rp 6.928
Hasil analisis kelayakan usaha pada Tabel 18, menunjukkan usaha pengolahan kerupuk udang mengalami kerugian dalam 1
kali produksi sebesar Rp 3.000, karena harga jual ikan ditentukan oleh pedagang pengumpul. Ketika usaha telah berjalan 1 tahun
usaha mengalami keuntungan sebesar Rp 730.000. Hal ini dapat terjadi karena usaha penangkapan ini tidak banyak
mengeluarkan biaya operasional seperti es batu dan upah anak buah kapal. Revenue cost ratio dalam 1 tahun bernilai 1,010 ≥ 1,
artinya usaha ini layak untuk dijalankan dalam jangka panjang dan akan balik modal dalam 108x trip atau 22 minggu.
Berdasarkan perhitungan break even point, didapatkan batas produksi minimal dalam 1 tahun sebesar 9.976 kg dan harga jual
paling rendah Rp 6.928, apabila jumlah produksi dan harga jual lebih rendah dari batas tersebut maka produsen akan mengalami
kerugian.
40
17
3. Keadaan Umum PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)
3.1. Deskripsi PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)
PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (PT. SILO) merupakan perusahaan swasta
nasional yang bergerak di bidang pertambangan dan industri bijih besi. Di bumi
Kalimantan, khususnya di Kecamatan Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Provinsi
Kalimantan Selatan. PT. SILO telah melakukan kegiatan penambangan, pengolahan
dan pengapalan bijih besi sejak tahun 2004 hingga sekarang. Dalam melaksanakan
kegiatannya PT. SILO telah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi (IUPOP) dari Bupati Kotabaru. Material tambang yang menjadi bahan
galian utama PT. SILO adalah bijih besi laterit hasil pelapukan. Karakteristik
tambang bijih besi ini merupakan jenis laterit dengan sebaran yang meluas secara
horisontal, yang berada di permukaan tanah bercampur dengan top soil atau lapisan
tanah pucuk.
Pada awal kegiatan operasional penambangan bijih besi yaitu tahun 2004
sampai dengan tahun 2011, hanya mengambil lapisan gravel ores sebagai produk
bahan galian bijih besi yang dipasarkan mengandung Fe ≥ 50% dengan kedalaman
antara 1 – 4 meter. Seiring dengan permintaan pasar yang relatif sudah bisa
menerima produk bahan galian bijih besi kadar rendah (kandungan Fe < 50%), maka
sejak tahun 2012 penambangan dilakukan mencapai lapisan yellowish soil dengan
kedalaman sampai dengan 12 meter.
3.2. Tata Organisasi PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)
PT. SILO merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan bijih besi. Dalam menjalankan kegiatan penambangan PT. SILO
membuat beberapa kebijakan yang berhubungan dengan karyawan maupun
pelaksanaan kerja. Kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh seluruh karyawan agar
40
17
dapat mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi. Kebijakan-kebijakan
tersebut antara lain :
Kebijakan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.
Kebijakan ini ditujukan bagi seluruh karyawan yang bekerja didalam ruangan
maupun di lapangan bahwa dalam setiap kegiatan kerja harus selalu
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja. Target yang ingin dicapai PT.
SILO adalah adanya lingkungan kerja yang sehat dan aman. Sehingga mereka
menetapkan target K-3 tahunan dan ditinjau ulang secara periodik sebagai
berikut:
1. Tidak adanya kecelakaan fatal dan cacat perorangan.
2. Menurunkan tingkat kerugian peralatan 30% setiap tahunnya.
3. Pencapaian LTI FR : <1,5 dan LTI SR : <10.
Kebijakan HIV/ AIDS.
PT. SILO melindungi karyawan yang terkena HIV/ AIDS agar terhindar dari
perlakuan diskriminasi. Hal yang dilakukan PT. SILO yaitu :
1. Tidak mewajibkan tes HIV/ AIDS bagi calon pekerja sebagai persyaratan
penerimaan pekerja, promosi dan kelanjutan status kerja.
2. Perusahaan akan memperlakukan sama dan tidak akan membedakan pekerja
dengan HIV/ AIDS.
3. Perusahaan akan mengijinkan pekerja dengan HIV/ AIDS untuk terus bekerja
selama pekerja tersebut secara medis mampu memenuhi standar kerja yang
ditentukan.
4. Perusahaan akan merahasiakan semua informasi medis, catatan kesehatan
atau informasi lain terkait.
40
17
5. Perusahaan tidak mengharuskan pekerja menginformasikan status HIV/ AIDS
kepada perusahaan kecuali atas keinginan sendiri
Kebijakan Alkohol, Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang.
PT. SILO melarang penyalahgunaan alkohol, narkotika dan obat-obatan terlarang
di kantor maupun dalam lingkungan kerja perusahaan. Untuk mencegah
terjadinya penyalahgunaan tersebut PT. SILO mengambil langkah sebagai berikut
:
1. Melakukan tes kesehatan secara acak, terutama kepada individu yang
dicurigai.
2. Penggeledahan barang milik yang bersangkutan yang ada dilingkungan kerja.
Kebijakan Lingkungan.
PT. SILO berkomitmen untuk selalu mengutamakan dan mempertimbangkan
aspek lingkungan dalam setiap tahapan kegiatan penambangan.
Kebijakan SILO Go Green.
Kebijakan SILO Go Green merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kebijakan Lingkungan, yang bertujuan untuk :
1. Efisiensi Energy, Penurunan Emisi dan Gas Rumah Kaca,
2. 4R (Reuse, Recycle, Recovery, Reduce) limbah B3 dan limbah padat non B3,
3. Konservasi Air,
4. Perlindungan keanekaragaman hayati, dan
5. Pemberdayaan masyarakat lokal.
Struktur organisasi PT. SILO terbagi dalam beberapa departemen dan unit,
sedangkan dalam kegiatan praktik kerja lapang mahasiswa berada di departemen
Health, Safety and Environment bagian Environment. Environment dipimpin oleh
40
17
satu orang kepala bagian dan 3 orang subbagian. Masing-masing subbagian tersebut
memiliki beberapa orang pelaksana baik dikantor maupun di lapangan. Struktur
organisasi bagian Environment dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Saat ini
karyawan Environment berjumlah 16 orang yang terbagi dalam 2 area kerja yaitu 6
berkerja di kantor dan 10 orang lainnya berkerja di lapangan (area persemaian
induk).
40
17
Gambar 11. Struktur Organisasi Bagian Environment PT. SILO.
40
Environmental & Conservation Unit Head
Compliance & Assesment Section
Head
Document Officer Administrasi
System & Assesment Officer
Environment Monitoring Group Crew
Environmental Contractor (SSP)
Section Head
Environment Contractor (SSP)
Group LeaderCrew
Revegetation & Conservation Section Head
Conservation & Monitoring Group
Leader
Conservation Crew
Revegetatiton Group Leader
Nursery Crew
Planting Crew (Manual)
Planting Crew (Hydroseeding)
Crew CompostingRevegetation
Support
Kontraktor/ Kelompok Tani
17
Ruang lingkup kerja Environment sebagai berikut :
a) Revegetasi dan Reklamasi lahan tambang.
Revegetasi dan reklamasi lahan tambang bertujuan untuk
mengembalikan suatu keadaan lahan tambang yang telah diolah kembali
keadaan awal sebelum diolah atau dilakukan penambangan.
b) Pengelolaan Air dan Limbah B3.
Pengelolaan air bertujuan untuk membuat air yang telah tercemar dapat
digunakan kembali melalui beberapa proses seperti water treatment process
(WTP). Hal tersebut dapat menghemat pemakaian air karena area
penambangan berada di tengah laut dimana ketersediaan air tawar terbatas.
Pengelolaan limbah B3 dan limbah non B3 padat merupakan usaha yang
dilakukan oleh PT. SILO untuk mengolah limbah tersebut agar dapat kembali
dimanfaatkan dalam wujud yang berbeda. Limbah B3 merupakan limbah
bahan berbahaya beracun, bahan-bahan tersebut menjadi berbahaya beracun
karena telah terkontaminasi minyak. Limbah B3 antara lain oli, aki bekas,
filter bekas, grease, dan lain-lain. Sedangkan limbah non B3 antara lain ban
bekas, besi bekas dan sampah organic/ domestik yang diolah menjadi rak
sepatu, pot bunga, kursi, meja, maupun pupuk.
c) Pengelolaan Kualitas Lingkungan Hidup.
Proses penambangan yang dilakukan akan menimbulkan dampak bagi
lingkungan sekitarnya seperti rusaknya bentang lahan, penurunan kualitas air,
peningkatan debu dan getaran, perubahan habitat fauna, serta hilangnya
vegetasi di atas areal pertambangan tersebut. Sehingga untuk mengurangi
40
17
dampak negatif tersebut maka dilakukan pengelolaan kualitas lingkungan
hidup.
Pengelolaan kualitas lingkungan hidup terbagi :
Pengelolaan Air, Udara, Tanah
Air, udara, tanah merupakan aspek lingkungan. Pengelolaan aspek lingkungan
dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari alat yang digunakan,
contohnya pengelolaan air limpasan, emisi udara, embien, dan lain-lain.
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan yang dilakukan berupa pengukuran dari dampak
ditimbulkan. Contohnya pengukuran emisi setiap 6 bulan, pengukuran embien
setiap 3 bulan.
Environment selalu melakukan evaluasi setiap selesai melakukan
kegiatan kerja dan membuat laporan, baik laporan bulanan maupun laporan
tiga bulanan.
3.3. Sarana Prasarana PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO)
Dalam menjalankan usahanya di bidang pertambangan, PT. SILO
menyediakan sarana untuk seluruh karyawannya yang sebagian besar berasal
dari luar daerah. Sarana yang disediakan PT. SILO antara lain mess dan
kamar mandi, kantin, bis antar jemput untuk karyawan yang tinggal di desa
sekitar PT. SILO, mobil operasional, klinik kesehatan, mushola, koperasi,
sarana olahraga, sarana hiburan, dan lain-lain. Selain sarana tersebut, PT.
SILO juga mengutamakan keselamatan bagi para karyawannya sehingga para
karyawan diwajibkan menggunakan APD (Alat Pengaman Diri) berupa safety
shoes, helmet dan jaket (rompi). Di beberapa bagian atau departement lain
40
17
terdapat APD tambahan berupa kacamata, masker, penutup telinga, dan lain–
lain.
3.4. Kegiatan Operasional
Sejak tahun 2004 hingga tahun 2013 produksi bijih besi dilakukan
dengan proses pencucian menjadi bentuk barang mentah. Namun setelah
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan larangan tentang
Ekspor barang mentah, maka PT. SILO mengolah bijih besi menjadi barang
setengah jadi melalui proses pengeringan (kiln system). Akibat yang
ditimbulkan dari peraturan baru tersebut adalah PT. SILO harus melakukan
efisiensi karyawan selama masa peralihan proses produksi tersebut. karyawan
PT. SILO yang sebelumnya mencapai ± 1.500 tenaga kerja, telah dikurangi
sebanyak ± 500 tenaga kerja.
Berdasarkan perencanaan, produksi bijih besi ditargetkan sebanyak
3.500.000 ton/tahun, namun sejak tahun 2004 hingga sekarang hanya
terealisasi sekitar 2.000.000 ton/tahun. Pengelolaan lingkungan dalam rangka
meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan
pertambangan bijih besi menggunakan dokumen AMDAL yang disetujui oleh
Pemerintah Kabupaten Kotabaru tahun 2004 (Keputusan Bupati Kotabaru
Nomor 456 Tahun 2004).
Seiring dengan meningkatnya permintaan bahan baku bijih besi, baik
untuk kebutuhan pabrik baja dalam negeri maupun luar negeri, maka PT.
SILO berencana meningkatkan produksi pada tahap awal menjadi 4.000.000
ton/tahun hingga mencapai produksi maksimum 6.000.000 ton/tahun.
Disamping itu dalam proses pengolahan bijih besi untuk produksi 4.000.000
40
17
ton/tahun akan diolah dengan cara pengeringan (kiln system) dan selanjutnya
jika sudah mencapai produksi 6.000.000 ton/tahun, disamping menggunakan
kiln sytem juga digunakan sistem pencucian.
40
17
IV. REALISASI RENCANA KERJA
1. Praktik Kerja Lapang
Program kerja yang telah dilaksanakan dijabarkan sebagai berikut.
Silaturahmi dengan Aparat Kecamatan, Aparat Desa dan Warga Desa Rampa
Silaturahmi ke kecamatan dilakukan 2x yakni pada hari senin tanggal 03
November 2014 jam 09.00 WITA dan 11 November 2014 jam 10.00 WITA.
Silaturahmi ke aparat desa dilakukan pada tanggal 01 November 2014 jam 13.00
WITA.
Silaturahmi ke warga desa Rampa mulai dilakukan pada tanggal 03 November
2014 yang saat itu warga sedang membuat bubur As-syura untuk memperingati
bulan Muharram.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data didapatkan mahasiswa dari berbagai sumber antara lain :
a) Keadaan Desa
b) RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) Desa Rampa
c) Kecamatan Pulau Sebuku
d) PPL (Petugas Penyuluh Lapang)
e) Dokumen PT. SILO
f) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa dari awal kedatangan di desa
Rampa 01 November 2014 hingga kegiatan PKL berakhir 05 Desember 2014.
Melaut bersama nelayan
Kegiatan ini dilakukan hanya 1x pada tanggal 07 November 2014 dari jam 06.00
– 10.00 WITA, secara langsung di perairan selat sebuku.
40
17
Demonstrasi Pengolahan Dendeng Ikan
Demonstrasi pengolahan dendeng ikan dilakukan 1x yakni pada tanggal 13
November 2014 dari jam 20.30 – 21.00 WITA di kantor desa dengan peserta ibu
rumah tangga yang berjumlah 8 orang.
Pembuatan Plank Batas RT
Mahasiswa mebuat plank batas RT di bagian safety PT. SILO. Dalam
pembuatannya mahasiswa juga dibantu oleh karyawan PT. SILO dan berlangsung
selama 3 hari, dari tanggal 15 – 17 November 2014 jam 08.00 – 15.00 WITA.
Pelatihan Ms. Office
Pelatihan berlangsung dari tanggal 17 s/d 21 November 2014 jam 19.30 – 21.00
WITA dikuti oleh pelajar SD, SMP dan SMA sebanyak ± 15 orang di kantor desa
Rampa.
Penanaman Mangrove
Penanaman mangrove tidak dapat dilaksanakan karena di desa Rampa tidak ada
lahan tidur maupun pantai.
Kerja Bakti
Kegiatan kerja bakti dilaksanakan pada tanggal 21 November 2014 jam 15.30 –
16.30 WITA bersama dengan remaja desa Rampa.
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan 3x dalam seminggu yaitu pada hari minggu.
Evaluasi kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui perkembangan
program kerja yang telah direncanakan dan merencanakan program kerja
selanjutnya. Mahasiswa juga menyalin data yang telah dikumpulkan selama
pelaksanaan program kerja.
40
17
2. Magang
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama magang sebagai berikut.
Perkenalan
Tanggal 24 November 2014, mahasiswa berkenalan dengan karyawan bagian
Environment dan beradaptasi dengan situasi kerja di PT. SILO.
Mengunjungi Rumah Kerajinan Ban Bekas
Mahasiswa mengunjungi rumah kerajinan ban bekas pada tanggal 24 November
2014 dari 12.00 – 14.00 WITA. Mahasiswa didampingi oleh Kepala Bagian
Environment dan karyawan PT. SILO yang lain.
Mengunjungi Area Penangkaran Rusa, Anggrek dan Hutan Mangrove PT. SILO.
Area penangkaran rusa, anggrek dan hutan mangrove terdapat di wilayah
Tanjung Nusantara. Mahasiswa mengunjungi lokasi ini pada tanggal 25
November 2015 didampingi oleh karyawan PT. SILO. Dari jam 10.00 – 12.00
WITA.
Pelatihan Ms. Office
Kegiatan dimulai kembali tanggal 25 – 28 November 2014 dari jam 19.30 –
22.00 WITA.
Mengikuti kegiatan Safety Talk
Kegiatan dilakukan tanggal 26 November 2014 jam 08.00 – 08.30 WITA di Area
Persemaian Induk bersama karyawan Environment PT. SILO yang berjumlah ±
13 orang.
Mengantar Tiang Kayu ke desa Rampa
Dilaksanakan tanggal 27 November 2014 jam 14.00 WITA, kayu yang dibawa
sebanyak 8 batang.
40
17
Koordinasi dengan PPL Kec. Pulau Sebuku
Mahasiswa bertemu kembali dengan PPL Kec. Pulau Sebuku tanggal 28
November 2014 jam 16.30 – 17.30 WITA.
Mengunjungi Pulau Terluar Kecamatan Pulau Sebuku.
Kegiatan dilaksanakan tanggal 29 November 2014 jam 08.00 – 17.00 WITA
menggunakan armada Garuda Laut.
Penyuluhan Perikanan
Penyuluhan perikanan dilaksanakan pada tanggal 01 Desember 2014 jam 20.30 –
21.30 WITA di rumah ketua kelompok nelayan desa Rampa RT 03 didampingi
oleh Petugas Penyuluh Lapang (PPL). Kegiatan ini diikuti oleh 8 orang nelayan.
Koordinasi dengan Kepala Bagian Environment.
Mahasiswa menemui kepala bagian Environment pada tanggal 01 Desember
2014 jam 09.00 – 10.00 WITA.
Pengumpulan Data PT. SILO.
Pengumpulan data tentang PT. SILO dilakukan sejak kegiatan magang dimulai
yakni tanggal 24 November – 05 Desember 2014.
Mengunjungi area Washing Plan dan Water Monitoring Point
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 03 Desember 2014 dari jam 09.00 – 11.00
WITA. Mahasiswa didampingi oleh karyawan PT. SILO.
Mengunjungi area Sebuku Sintering Project
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 04 Desember 2014 dari jam 08.00 – 09.30
WITA. Mahasiswa didampingi oleh karyawan PT. SILO.
Pemasangan Plank Batas RT
40
17
Pemasangan plank batas RT dilaksanakan tanggal 05 Desember 2014 jam 15.00 –
16.30 WITA.
V. PEMBAHASAN
1. Permasalahan dan Solusi Penyelesaian Masalah
Permasalahan di desa Rampa yang dihadapi masyarakat sebagai berikut :
Harga ikan yang turun saat hasil tangkap melimpah.
Pengelolaan atau manajemen keuangan nelayan yang kurang baik.
Limbah rumah tangga yang dibuang sembarangan.
Kemampuan masyarakat dalam menggunakan Ms. Office yang masih terbatas.
Batas antar RT yang belum jelas.
Solusi yang diberikan oleh mahasiswa dari permasalahan tersebut sebagai
berikut :
Mahasiswa melakukan demonstrasi pengolahan dendeng ikan untuk
meningkatkan harga jual ikan dan mencegah ikan agar tidak cepat membusuk.
Mahasiswa memberikan penyuluhan manajemen keuangan dengan cara
mencatat pemasukan dan pengeluaran nelayan serta mulai menabung untuk
biaya pergantian alat melaut, dan lain-lain.
Melaksanakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan pesisir agar
masyarakat dapat mengurangi kebiasaan membuang limbah rumah tangga
sembarangan terutama ke sungai.
Mahasiswa memberikan pelatihan Ms. Office kepada masyarakat khususnya
pelajar agar dapat menggunakan program Ms. Office dengan baik dan
meningkatkan skill mereka.
40
17
Mahasiswa memasang plank batas antar RT bersama dengan aparat desa agar
batas RT menjadi lebih jelas.
2. Kegiatan Praktik Kerja Lapang
Selama pelaksanaan praktik kerja lapang ini mahasiswa bekerja sama dengan
Community Social Responbility (CSR) PT SILO, karena desa Rampa merupakan
salah satu desa binaan PT. SILO. Adapun pembahasan program kerja praktik kerja
lapang sebagai berikut.
Silaturahmi
Kegiatan ini dilakukan 2x kali karena saat pertama datang Camat Pulau Sebuku
tidak berada di kantor kecamatan. Saaat pertemuan kedua mahasiswa dapat
bertemu dengan camat. Mahasiswa menggali informasi tentang keadaan umum
dan keadaan perikanan desa Rampa. Camat sangat mendukung kegiatan
mahasiswa di kecamatan Pulau Sebuku khususnya desa Rampa. Menurut camat,
kantor kecamatan tidak memiliki data mengenai kegiatan perikanan di desa
Rampa, sehingga camat menyarankan mahasiswa bertanya kepada PPL yang
tinggal di desa Rampa.
Silaturahmi ke aparat desa, mahasiswa didampingi oleh karyawan CSR PT.SILO
sehingga mahasiswa dapat bertemu dengan kepala desa, sekretaris desa dan
kepala urusan pembangunan. Aparat desa Rampa jarang berada di kantor desa,
kecuali sekretaris desa karena rumah sekretaris desa berada di depan kantor. Saat
itu mahasiswa menyampaikan maksud kedatangan dan menggali informasi awal
tentang desa Rampa. Kepala desa dan aparat desa sangat senang dengan
kedatangan mahasiswa di desa Rampa. Kepala desa juga menanyakan program
yang akan dijalankan mahasiswa selama berada di desa Rampa dan lama waktu
pelaksanaan.
40
17
(a) (b)Gambar 12. (a) Foto bersama dengan Camat Pulau Sebuku. (b) Ramah tamah
dengan Aparat Desa Rampa.
Silaturahmi ke warga desa Rampa diawali dengan keikutsertaan mahasiswa
dalam peringatan bulan Muharram dengan membuat bubur As-syura. Mahasiswa
juga berbincang dengan warga desa tentang keadaan desa Rampa.
40
17
Gambar 13. Mahasiswa Ikut serta dalam peringatan bulan Muharram.
Pengumpulan Data
a) Keadaan Desa
Mahasiswa melakukan observasi atau pengamatan secara langsung mengenai
keadaan umum dan sosial desa Rampa melalui wawancara dengan warga desa
dan dokumentasi keadaan. Pengumpulan data ini dilakukan saat mahasiswa
sedang tidak ada kegiatan ataupun saat akan menuju ke suatu tempat.
b) RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) Desa Rampa
RPJMDes merupakan dokumen milik desa yang berisi tentang rencana
pembangunan desa. Dalam dokumen ini mahasiswa mengutip sejarah dan
geografi desa.
c) Catatan Kecamatan Pulau Sebuku
40
17
Catatan ini didapatkan mahasiswa saat melakukan silaturahmi ke kantor
kecamatan. Namun catatan ini belum cukup menjelaskan tentang desa
Rampa.
d) PPL (Petugas Penyuluh Lapang)
Mahasiswa menemui PPL pada tanggal 11 November 2014. Informasi yang
didapat dari PPL yaitu kelompok nelayan yang ada di desa Rampa, jenis alat
tangkap dan ikan yang tertangkap, permasalahan perikanan yang ada di desa
Rampa, dan lain – lain.
Gambar 14. Diskusi dengan Petugas Penyuluh Lapang Desa Rampa.
e) Dokumen PT. SILO
Sebagai salah satu desa binaan, PT. SILO memiliki catatan tentang desa
Rampa untuk membuat program maupun kebijakan yang berhubungan
dengan aktifitas tambang.
f) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Data yang didapat mahasiswa tentang desa Rampa diras masih kurang
terutama tentang catatan kependudukan, sehingga mahasiswa menggunakan
data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Melaut bersama nelayan
40
17
Melaut merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan mahasiswa selama
kegiatan praktik kerja lapang. Kegiatan ini dimulai setelah sholat shubuh atau
sekitar jam 6 pagi. Sebelum berangkat nelayan mempersiapkan keperluan yang
akan dibawa selama melaut, seperti solar, perlengkapan kapal, alat tangkap,
makanan, dan lain – lain. Biasanya nelayan menangkap ikan di perairan selat
sebuku di dekat pulau Manti sekitar 16 km dari muara sungai. Jumlah nelayan
yang menangkap di perairan tersebut sangat banyak.
Gambar 15. Kapal yang melakukan Penangkapan di Area Fishing ground.
Demonstrasi Pengolahan Dendeng Ikan
Pelaksanaan kegiatan terlambat dari waktu yang telah ditentukan karena
menunggu kedatangan peserta. Minimnya jumlah peserta yang mengikuti
demonstrasi dapat disebabkan karena letak kantor desa yang kurang strategis dan
pelaksanaan kegiatan di malam hari, sehingga warga yang terlibat langsung
dalam kegiatan perikanan tidak dapat mengikutinya.
Peserta yang mengikuti demonstrasi memberikan tanggapan yang baik dan cukup
antusias. Bahkan beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
a) Apakah dapat menggunakan jenis ikan yang lain?
b) Apakah proses pembuatannya sama dengan pembuatan dendeng daging?
40
17
(a) (b)
Gambar 18. (a) Praktik Pengolahan Dendeng Ikan kepada ibu rumah tangga (b) FotoBersama Peserta Pengolahan Dendeng Ikan.
Sebelum melakukan demonstrasi mahasiswa melakukan praktik sendiri terlebih
dahulu agar proses pembuatannya tidak salah. Proses pembuatan dendeng yang
dilakukan mahasiswa mengutip dari Adawiah (2006). Bahan baku yang
digunakan dalam proses pembuatan sedikit berbeda dengan pembuatan dendeng
ikan menurut Sumbaga (2006). Perbedaannya terletak pada bahan yang
digunakan, Adawiah tidak menggunakan asam jawa, sedangkan Sumbaga
menggunakan asam jawa. Karena menurut Winarno et al. dalam Sumbaga (2006)
penggunaan asam jawa dalam pengolahan dendeng ikan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri proteolitik dan bakteri pembusuk dan dapat menambah cita
rasa, mengurangi rasa manis dan menaikkan rasa asin.
Pembuatan Plank Batas RT
Plank batas RT untuk desa Rampa merupakan kerjasama mahasiswa dengan CSR
PT. SILO, sehingga bahan untuk plank didapat dari PT. SILO dan dibuat di
bagian safety PT. SILO. Setelah plank selesai dibuat, plank tidak langsung
dipasang karena tiang kayu untuk plank belum tersedia.
40
17
Gambar 17. Membuat Plank batas RT.
Pelatihan Ms. Office
Pelatihan Ms. Office merupakan rencana kerja tambahan, hal ini dikarenakan
banyak pelajar sekolah yang memiliki notebook maupun netbook namun tidak
semuanya bisa menggunakan aplikasi Ms. Office. Selama kegiatan ini
dilaksanakan para pelajar sangat bersemangat. Mahasiswa mengajarkan
penggunaan aplikasi Ms. Word, Excel dan Power Point dan materi perikanan
sebagai contoh. Hingga hari terakhir pelatihan para pelajar sudah cukup
menguasai aplikasi tersebut.
40
17
Gambar 18. Kegiatan Pelatihan Ms. Office bersama sejumlah pelajar.
Penanaman Mangrove
Kecamatan pulau sebuku memiliki hutan mangrove yang sangat luas dan masih
terjaga hingga sekarang. Menurut warga setempat batang kayu mangrove pernah
dimanfaatkan untuk membuat balad di pinggir pantai, namun sekarang sudah
tidak dilakukan lagi. Selain itu hutan mangrove juga pernah dibuka untuk
membuat tambak. Kini tambak tersebut sudah tidak digunakan lagi dan
masyarakat sudah mulai sadar pentingnya mangrove bagi lingkungan pesisir.
Kerja Bakti
Kegiatan kerja bakti berupa memungut sampah disekitar lapangan voli. Warga
desa aktif bermain voli dilapangan tersebut setiap sore hari. Sebelum kegiatan ini
dilaksanakan, mahasiswa telah berkoordinasi dengan pihak aparat desa dan
mensosialisasikan dengan warga dan mereka menanggapi dengan baik namun
40
17
kesadaran untuk turut serta masih kurang. Sehingga yang mengikuti kegiatan ini
hanya mahasiswa, beberapa orang pelajar sekolah yang mengikuti pelatihan Ms.
Office dan seorang aparat desa.
Gambar 19. Kegiatan kerja bakti bersama remaja Desa Rampa.
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa mengetahui perkembangan
program kerja yang telah direncanakan dan merencanakan program kerja
selanjutnya. Mahasiswa juga menyalin data yang telah dikumpulkan selama
pelaksanaan program kerja.
3. Magang
Pembahasan program kerja magang sebagai berikut.
Perkenalan
Sebelum memulai kegiatan magang, terlebih dahulu mahasiswa berkenalan
dengan karyawan Enviro agar jadi lebih mudah dalam berkomunikasi. Situasi
kerja di bagian Enviro terasa lebih santai dan tidak ada jarak antara pimpinan dan
karyawan. Situasi tersebut dapat memberikan rasa nyaman dan tidak cepat bosan
bagi karyawan.
Mengunjungi rumah kerajinan ban bekas.
40
17
Jumlah ban bekas di PT. SILO sangat banyak, oleh karena itu sebagai perusahaan
yang memiliki kebijakan di bidang lingkungan, ban bekas tersebut diolah menjadi
beberapa barang yang unik dan layak digunakan. Barang tersebut antara lain
kursi, meja, pot bunga, baskom, dan lain-lain. Barang tersebut sempat dijual ke
luar daerah, namun karena kurangnya minat masyarakat untuk mengolah ban
bekas maka produksi tersebut terhenti.
Gambar 20. Hasil Kerajinan Tangan Ban Bekas.
Mengunjungi Area Penangkaran Rusa, Anggrek Dan Hutan Mangrove.
Area ini merupakan bagian kerja Environment. Rusa yang dirawat adalah jenis
rusa sambar, selain rusa juga terdapat berbagai koleksi anggrek dan hutan
mangrove yang cukup luas. Hutan mangrove tersebut merupakan tempat tinggal
dan pemijahan beberapa jenis hewan seperti bekantan, kepiting, dan lain – lain.
40
17
(a) (b)
(c)Gambar 21. (a) Tempat Koleksi Anggrek PT. SILO. (b) Hutan Mangrove yang
masuk Wilayah PT. SILO. (c) Tempat Penangkaran Rusa Sambar PT. SILO.
Pelatihan Ms. Office
Pelatihan ini merupakan kegiatan lanjutan, karena waktu 1 minggu dirasa masih
kurang sehingga pelatihan dilanjutkan lagi selama 4 hari. Namun peserta
40
17
pelatihan mengalami penurunan, karena bertepatan dengan ujian tengah semester.
Jumlah peserta hingga pelatihan berakhir yaitu ± 11 orang.
Mengikuti kegiatan safety talk dan mengunjungi Area Persemaian Induk
Safety talk adalah kegiatan rutinitas karyawan Environment PT. SILO setiap hari
senin pagi. Dalam kegiatan safety talk disampaikan tentang kesehatan dan
keselamatan karyawan dan berbagai tips agar karyawan selalu merasa nyaman
dalam bekerja. Safety talk dilakukan di area persemaian induk yang merupakan
area kerja Environment. Seperti namanya, area persemaian induk adalah tempat
untuk pembibitan tanaman sebelum dipindah ke lokasi penanaman.
(a) (b)Gambar 22. (a) Area Persemaian Induk PT. SILO. (b) Tanaman yang Baru Tumbuh.
Mengantar Plank Tiang Kayu ke Desa Rampa
40
17
Banyaknya jumlah kayu dan jarak PT. SILO ke desa Rampa tidak
memungkinkan bagi mahasiswa untuk membawa sendiri. Sehingga mahasiswa
meminta bantuan bagian CSR untuk dapat membantu mengantar kayu ke desa
Rampa. Kayu tersebut diantar menggunakan mobil operasional CSR dan diantar
oleh karyawan CSR.
Koordinasi dengan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) Desa Rampa
Mahasiswa melakukan koordinasi dengan PPL untuk kegiatan penyuluhan.
Mahasiswa dan PPL menentukan waktu pelaksanaan yang sesuai dengan waktu
nelayan. PPL menanyakan materi penyuluhan yang akan diberikan dan
menyarankan agar materi dipersiapkan dengan baik sebelum kegiatan penyuluhan
dimulai.
Mengunjungi Wilayah Terluar Kecamatan Pulau Sebuku.
Kecamatan Pulau Sebuku memiliki potensi wisata bahari dengan termasuknya
beberapa pulau-pulau kecil seperti Pulau Manti dan Pulau Samber Gelap. Kedua
pulau tersebut sudah menjadi salah satu destinasi wisatawan lokal. Mahasiswa
mengunjungi pulau Samber Gelap karena pulau tersebut memiliki wisata bawah
laut berupa terumbu karang dan merupakan tempat persinggahan penyu.
Penyuluhan Perikanan
Penyuluhan dilaksanakan malam hari karena saat siang hari nelayan pergi melaut.
Kegiatan ini diikuti oleh 9 orang peserta termasuk PPL. Minimnya jumlah peserta
dikarenakan waktu pelaksanaan bertepatan dengan pembagian minyak tanah
bersubsidi, sehingga warga khususnya nelayan lebih fokus terhadap pembagian
minyak tanah tersebut. Mahasiswa menyampaikan 2 materi sekaligus yaitu
tentang Pentingnya Menjaga Lingkungan Pesisir dan Manajemen Keuangan.
40
17
Dalam penyuluhan pentingnya menjaga lingkungan pesisir dan manajemen
keuangan, peserta tidak banyak memberikan pertanyaan, namun mereka lebih
memberikan tanggapan berupa pernyataan sebagai berikut.
Sampah basah seperti kulit udang tidak berpengaruh bagi warga karena
wilayah tinggal mereka berada di daerah pasang surut, sehingga sampah
tersebut bisa terbawa air laut.
Hasil melaut sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, bahkan mampu
memenuhi kebutuhan sehari – hari nelayan dan keluarganya. Sehingga
nelayan tidak perlu berhutang kepada orang lain.
(a) (b)
Gambar 23. (a) Penyuluhan Manajemen Keuangan. (b) Penyuluhan PentingnyaMenjaga Lingkungan Pesisir.
Koordinasi dengan Kepala Bagian Environment.
Mahasiswa melakukan koordinasi ini untuk memberitahukan bahwa kegiatan
magang akan segera berakhir. Mahasiswa juga menanyakan beberapa data yang
masih kurang tentang PT. SILO.
Mengumpulkan data yang belum lengkap mengenai PT. SILO.
Mahasiswa melakukan observasi lanjutan di PT. SILO mengenai sarana dan
prasarana yang tersedia, serta dokumentasi yang diperlukan. Selain itu juga
mengumpulkan data yang dimiliki PT. SILO mengenai desa Rampa
Mengunjungi area Washing Plan dan Water Monitoring Point
40
17
Sejak tahun 2004 hingga tahun 2013, PT. SILO menjual material bijih besi
mentah untuk kemudian di ekspor ke berbagai perusahaan pengolah bijih besi
baik di dalam maupun diluar negeri. Setelah diambil dari lokasi penambangan,
bijih besi tersebut kemudian dicuci di area Washing Plan, suatu area pencucian
bijih besi untuk memisahkan material bijih besi dengan tanah. Akibat pencucian
tersebut, menghasilkan limbah berupa air yang sudah terkandung bijih besi.
Sebelum air tersebut dibuang ke perairan umum, air tersebut diendapkan terlebih
dahulu pada beberapa kolam yang disusun menurun agar tidak mencemari
perairan. Setelah diendapkan air tersebut akan masuk ke area Water Monitoring
Point (WMP) baru kemudian dialirkan ke perairan umum.
(a) (b)
Gambar 24 (a). Area Washing Plan. (b). Kolam Water Monitoring Point.
Mengunjungi area Sebuku Sintering Project.
Area Sebuku Sintering Project dibuat untuk menggantikan area Washing Plan
yang sudah tidak digunakan lagi. Area Sebuku Sintering Project merupakan area
pengolahan bijih besi menjadi barang setengah jadi menggunakan sistem
pengeringan (kiln system). Namun pabrik ini belum berjalan secara efektif karena
masih dilakukan modifikasi pada mesin yang digunakan agar dapat menghasilkan
produk yang baik.
40
17
Jika aktifitas Washing Plan sebelumnya menghasilkan limbah berupa air yang
mengandung bijih besi, maka berbeda dengan aktifitas di Sebuku Sintering
Project. Pada area pengolahan tersebut menghasilkan limbah berupa asap dan
debu. Limbah yang dihasilkan akan disaring agar asap dan debu dapat dipisah.
Sehingga asap dapat dibuang ke udara, sedangkan debu jatuh ke tanah.
(a) (b)
Gambar 25 (a). Mesin penyaring Asap dan Debu (b). Material Bijih Besi setengahjadi Hasil Percobaan.
Pemasangan plank batas RT desa Rampa.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari terakhir kegiatan praktik kerja lapang dan
magang mahasiswa di desa Rampa. Dikarenakan tiang kayu yang dibutuhkan
untuk memasang plank baru datang 1 minggu sebelum kegiatan berakhir di PT.
SILO, sehingga pemasangan plank harus ditunda di hari terakhir kegiatan.
(a) (b)
Gambar 26 (a). Pemasangan Plank Bersama Aparat Desa Rampa. (b). Foto Bersama Mahasiswa, Aparat Desa dan Karyawan PT. SILO.
40
17
40
17
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapang dan
Magang sebagai berikut :
a) Keadaan di desa Rampa terlihat kumuh karena sampah yang berserakan dan
kepadatan penduduk melebihi luas wilayah sehingga tidak ada jarak antar rumah.
b) Permasalahan yang terjadi di desa Rampa antara lain harga ikan yang murah,
kebersihan lingkungan, pengelolaan keuangan yang kurang baik, batas antar RT
yang belum jelas, dan lain-lain.
c) Hubungan antar karyawan PT. SILO dijalin dengan kekeluargaan dan saling
memperhatikan untuk mengurangi tingkat kejenuhan karyawan dalam bekerja.
d) Aktifitas pertambangan yang dilakukan oleh PT. SILO sangat peduli dengan
keadaan lingkungan dan aturan yang berlaku.
e) Program kerja praktik kerja lapang maupun magang yang direncanakan
mahasiswa sebagian besar telah terlaksana dengan baik dan lancar. Dan terdapat
beberapa kegiatan tambahan seperti demonstrasi pengolahan dendeng ikan,
pelatihan Ms. Office, mengikuti safety talk, dan lain – lain.
f) Program kerja yang tidak dapat terlaksana yaitu penanaman mangrove. Program
ini tidak dapat terlaksana karena keadaan di desa Rampa tidak memungkinkan
untuk dilakukan penanaman.
g) Jumlah peserta dalam kegiatan pengolahan dendeng ikan dan penyuluhan sangat
sedikit. Hal ini dapat dikarenakan lokasi kegiatan berada cukup jauh dari tempat
tinggal warga, waktu pelaksanaan pada malam hari, terdapat 2 kegiatan dalam
waktu yang bersamaan, dan lain – lain.
40
17
h) Aparat desa, warga desa dan PT.SILO sangat terbuka dalam memberikan
informasi, arahan serta bimbingan kepada mahasiswa dalam pelaksanaan
program kerja maupun pengumpulan data.
2. Saran
Jika kegiatan praktik kerja lapang dan magang dilaksanakan kembali di Kec.
Pulau Sebuku Kab. Kotabaru, saran yang dapat diberikan sebagai berikut.
a) Mahasiswa dapat lebih mempersiapkan program kerja yang akan dijalankan dan
dapat disesuaikan dengan keadaan desa dan warga agar semua program dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
b) Program kerja dapat dibuat lebih menarik agar jumlah warga desa yang
mengikuti kegiatan lebih banyak.
c) Waktu kegiatan hendaknya dapat diperpanjang karena waktu 1 bulan dirasa
kurang efektif apabila praktik kerja lapang dan magang dilaksanakan sekaligus.
d) Kecamatan Pulau Sebuku memiliki banyak potensi untuk dikembangkan dan
dijadikan sebagai lokasi kegiatan praktik kerja lapang dan magang terutama di
bidang perikanan.
e)
40
17
DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, R. 2006. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Adawiyah, R. 2013. Usulan Kegiatan Praktik Pengabdian Kepada Masyarakat Di Desa Muara Kintap Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Anonim. 2012a. Jatilap (Trammel Net). http://dislutkan.tanahbumbukab.go.id/. Diakses tanggal 30 Desember 2014.
Anonim. 2012b. Profil Desa Rampa. Desa Rampa. Kecamatan Pulau Sebuku. Kabupaten Kotabaru. Provinsi Kalimantan Selatan
Anonim. 2013. Musim Kemarau. http://id.wikipedia.org/wiki/Musim_kemarau. Diakses tanggal 23 Januari 2015.
Anonim. 2014. Pulau Sebuku Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik. Kotabaru. Kalimantan Selatan.
Daniel, M. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.
Faisal, S. 2003. Format – Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Garfindo Persada.
Lopulalan, D., Baruno, Doni A., Adi, T. H,. Kurniadi., Hadyarti, B. 2012. Dokumen Pemetaan Sosial dan Perencanaan Community Development Sebuku Group. Kotabru-Jakarta-Denpasar: PT. Balicitta Indonesia.
Kusrina, R. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Kerupuk Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Indramayu, Jawa Barat. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Puspitasari, Diny Eka. 2010. Usulan Kegiatan Praktik Pengabdian Kepada Masyarakat Di Desa Mali-Mali Kecamatan Karang Intan Dan Magang Di Bank Perkreditan Rakyat Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Sudirman dan Mallawa, A. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumbaga, D.S. 2006. Pengaruh Waktu Curing (Perendaman Dalam Larutan Bumbu) Terhadap Mutu Dendeng Fillet Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Selama Penyimpanan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
40
17
Supriharyono. 2002. Pelestarian Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tadjuddah, M., Amri, K., Komala, R. 2009. Kajian keramahan lingkungan alat tangkap menurut klasifikasi statistik internasional standar FAO. http:// muslim-tadjuddah.blogspot.com/2009/01/analysis-environmental-friendly-for.html. Diakses tanggal 11 Januari 2015.
40
17
LAMPIRAN
40
17
Lampiran 1. Peta Desa Rampa
40
17
Lampiran 2. Peta Kondisi Umum Desa-desa Pulau Sebuku
40
17
DAFTAR HADIR
Hari/Tanggal : Selasa/ 25 November 2014Kegiatan : Pelatihan Ms. OfficeNo. Nama Asal Sekolah Umur (tahun)1 Isnaniah SMAN 1 P.Sebuku 172 Rahmatiah SDN P. Sebuku 133 Andi Ismatul Alvira SDN P. Sebuku 114 Mariyani SMAN 1 P. Sebuku 185 Gita Khairunnisa SMPN 1 P. Sebuku 156 Veny Afriani SMPN 1 P. Sebuku 137 Iklima SMPN 1 P. Sebuku 14
Hari/Tanggal : Rabu/ 26 November 2014Kegiatan : Pelatihan Ms. OfficeNo. Nama Asal Sekolah Umur (tahun)1 Rahmiati SDN 1 P.Sebuku 142 Dian Isiamiati SMAN 1 P. Sebuku 173 Andi Ismatul Alvira SDN 1 P.Sebuku 114 Isnaniah SMAN 1 P.Sebuku 175 Veny Asriani SMPN 1 P.Sebuku 136 Mariyani SMAN 1 P.Sebuku 187 Viona Oktafiani SMPN 1 P.Sebuku 138 Helda Oktaviani SMPN 1 P.Sebuku 149 Harida yanti SDN 1 P.Sebuku 1210 Gita Khairunnisa SMPN 1 P.Sebuku 1511 Rahmatiah SDN 1 P.Sebuku 13
Hari/tanggal :Kamis/ 27 November 2014Kegiatan : Pelatihan Ms.OfficeNo. Nama Asal Sekolah Umur (tahun)1 Helda Oktaviani SMPN 1 P.Sebuku 142 Harida yanti SDN 1 P.Sebuku 123 Viona Oktafiani SMPN 1 P.Sebuku 134 Rahmatiah SDN 1 P.Sebuku 135 Gita Khairunnisa SMPN 1 P.Sebuku 156 Mariyani SMAN 1 P.Sebuku 187 Veny Asriani SMPN 1 P.Sebuku 138 Isnaniah SMAN 1 P.Sebuku 179 Andi Ismatul Alvira SDN 1 P.Sebuku 1110 Dian Isiamiati SMAN 1 P. Sebuku 1711 Rahmi ati SDN 1 P.Sebuku 14
40
17
DAFTAR HADIR
Hari/Tanggal : Jumat/ 28 November 2014Kegiatan : Evaluasi program pelatihan ms.office dan sosialisasi pentingnya
mangrove bagi lingkungan pesisir.No. Nama Asal Sekolah Umur (tahun)1 Helda Oktaviani SMPN 1 P.Sebuku 142 Harida yanti SDN 1 P.Sebuku 123 Viona Oktafiani SMPN 1 P.Sebuku 134 Rahmatiah SDN 1 P.Sebuku 135 Gita Khairunnisa SMPN 1 P.Sebuku 156 Mariyani SMAN 1 P.Sebuku 187 Veny Asriani SMPN 1 P.Sebuku 138 Isnaniah SMAN 1 P.Sebuku 179 Andi Ismatul Alvira SDN 1 P.Sebuku 1110 Dian Isiamiati SMAN 1 P. Sebuku 1711 Rahmiati SDN 1 P.Sebuku 14
40