deskripsi luka

Upload: wira-sasmita-p

Post on 09-Mar-2016

16 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

deskirpsi luka

TRANSCRIPT

  • Happy Forensic \=D/

    DESKRIPSI LUKA

    Luka, apapun penyebabnya, baik pada korban hidup maupun korban mati, sangat sering ditemui

    pada korban yang datang di unit pelayanan kesehatan. Sebagai seorang penyedia jasa layanan

    kesehatan, kita tidak bisa melihat luka hanya sebagai terputusnya kontinuitas jaringan yang harus dirawat

    dan diobati agar tampilan dan fungsinya bisa kembali seperti sediakala. Kita harus melihat lebih global

    dengan berpikir ada implikasi hukum yang ditimbulkan oleh luka tersebut, baik pada orang yang menderita

    luka tersebut maupun pada apa/siapa yang menyebabkan luka tersebut. Apalagi bila korban datang

    dengan Surat Permintaan Visum et Repertum (SPVR), maka sudah jelas bahwa luka yang akan kita periksa

    tersebut merupakan barang bukti dan jelas akan memiliki implikasi hukum.

    Hasil pemeriksaan kita, setelah dicatat dalam rekam medis, bila ada SPVR, akan dituangkan dalam

    suatu laporan yang disebut Visum et Repertum (VER). Sebagai pengingat, ada 5 bagian dalam VER, yaitu:

    1. Pro Justitia,

    2. Pendahuluan,

    3. Hasil pemeriksaan (dahulu disebut pemberitaan),

    4. Kesimpulan,

    5. Penutup.

    Hasil pemeriksaan ini bersifat objektif, yang artinya siapapun yang membaca apa yang tertulis di dalamnya

    akan memiliki persepsi yang sama. Selain itu, mengingat sifatnya yang objektif, maka tidak boleh

    memberikan interpretasi atau kesimpulan dari hasil pemeriksaan. Untuk menghasilkan suatu laporan yang

    bersifat objektif, ada aturan yang berlaku umum yang dapat diikuti.

    Luka adalah barang bukti yang pasti akan berubah bentuk dari keadaan pada saat datang.

    Perubahan tersebut dapat berupa penyembuhan (wound healing), perburukan dari kondisi semula

    (komplikasi) atau membusuk (pada korban mati). Oleh karena itu, luka harus didokumentasikan dengan baik

    dan lengkap (dengan deskripsi serta foto yang memenuhi syarat) agar pada saat diperlukan, luka tersebut

    dapat dihadirkan kembali tanpa distorsi yang bermakna.

    PRINSIP PRINSIP DESKRIPSI LUKA I. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

    Hasil pemeriksaan luka akan dituangkan dalam bagian pemberitaan VER. Karena merupakan

    pemberitaan, maka kaidah dalam menulis berita juga berlaku di sini, seperti:

    1. Tidak ada istilah medis/ bahasa latin

    Hal ini perlu diperhatikan karena customer dari VER bukan dari kalangan medis. Sudah tentu

    mereka tidak akan mengerti cavum thorax, tetapi akan mengerti rongga dada.

    2. Tidak ada singkatan

    3. Angka ditulis dalam huruf

    4. Pemenggalan kata tepat

    5. Penggunaan tanda baca tepat

  • Happy Forensic \=D/

    Contoh:

    Pada dada kiri, lima belas sentimeter di sebelah kiri garis pertengahan depan dan tujuh belas

    sentimeter di atas pusar, terdapat luka terbuka berbentuk elips dengan tepi rata, jumlah sudut dua

    buah, dasar luka berupa otot dada, arah luka dari kiri atas ke kanan bawah, dengan panjang luka

    dua belas milimeter dan panjang luka saat dirapatkan lima belas milimeter.

    II. Hal hal yang sudah umum tidak perlu dideskripsikan lagi

    Yang disebut hal umum dalam konteks ini relatif; bergantung pada objek yang ditemukan serta

    lokasinya. Darah yang keluar dari luka atau lubang lubang tubuh dapat langsung ditulis darah, tetapi

    bila ditemukan pada tempat yang seharusnya tidak terdapat darah, maka sebaiknya dideskripsikan

    sebagai cairan/bercak berwarna merah.

    Tato, tahi lalat dapat ditulis apa adanya.

    III. WHAT YOU SEE IS WHAT YOU WRITE

    Hal ini menekankan objektivitas dari pemeriksaan luka serta bagian hasil pemeriksaan VER, yaitu

    hanya menulis apa yang ditemukan dan tidak membuat interpretasi atau kesimpulan apapun.

    IV. Menggunakan urutan urutan yang berlaku khusus

    Ada 5 hal yang harus dicantumkan secara urut dalam mendeskripsikan luka:

    1. Regio

    Merupakan bagian tubuh tempat luka berada.

    Contoh: punggung kanan, bahu kiri, pipi kanan, lengan bawah kiri, dll.

    2. Koordinat

    Bertujuan untuk menggambarkan posisi luka. Ada 3 koordinat:

    Sumbu X

    Jarak horizontal dari center luka ke garis pertengahan depan/belakang (GPD/GPB).

    Garis pertengahan depan/belakang adalah garis yang membagi tubuh menjadi 2 sisi (kanan

    & kiri) sama besar.

    Sumbu Y

    Jarak vertikal dari center luka ke titik anatomis terdekat (TAT).

    Titik anatomis terdekat adalah landmark pada tubuh yang letaknya menonjol dan relatif

    stabil.

    Contoh TAT: ujung alis, sudut luar/sudut dalam mata, sudut bibir, liang telinga, ujung bahu,

    pusar, lipat siku, pergelangan tangan/kaki.

    Sumbu Y

    Jarak vertikal dari center luka ke tumit.

    Ketiga sumbu tersebut dipakai bila letak luka ada di kepala dan badan.

  • Happy Forensic \=D/

    Pada luka yang terletak di ekstremitas, maka sumbu X dilukiskan sebagai permukaan. Ada

    4 permukaan pada ekstremitas:

    (1) Anterior : sisi depan

    (2) Lateral : sisi luar

    (3) Posterior : sisi belakang

    (4) Medial : sisi dalam

    Sedangkan sumbu Y tetap merupakan jarak vertikal dari center luka ke titik anatomis terdekat

    (TAT).

    Pada ekstremitas, sumbu X dilukiskan sebagai permukaan karena ekstremitas dapat melakukan

    gerakan abduksi dan adduksi yang otomatis akan mengubah jarak vertical antara luka dengan

    garis pertengahan depan/belakang

    Contoh:

    Pada lengan atas kanan sisi depan, satu sentimeter di atas lipat siku, ditemukan .... sumbu X sumbu Y

    2 koordinat (X & Y) dipakai untuk menentukan lokasi luka secara umum.

    3 koordinat (X, Y & Y) dipakai untuk menentukan lokasi luka akibat kekerasan tajam dan

    luka tembak.

    Menentukan center luka

    Bila bentuk luka bulat, cari titik tengahnya. Bila bentuk luka persegi, cari titik potong antara

    dua garis diagonal. Bila bentuk luka tidak beraturan, maka center luka ditentukan dengan

    mencari titik potong antara dua garis yang terpanjang.

    center luka

    3. Jenis luka

    a. Luka terbuka

    Luka yang terjadi bila ada kerusakan/ terputusnya jaringan kulit/ membran mukosa. Luka

    jenis ini sering menimbulkan perdarahan. Jenisnya:

    1) Luka terbuka dangkal : diskontinuitas jaringan kulit tidak melebihi subcutan

    2) Luka terbuka : diskontinuitas jaringan melebihi subcutan/ jaringan yang

    lebih dalam.

  • Happy Forensic \=D/

    b. Luka lecet

    Diskontinuitas jaringan kulit yang tidak melebihi tebal epidermis. Karena tidak

    melebihi tebal epidermis, maka luka lecet seharusnya tidak berdarah. Karena luka lecet

    murni ini jarang terjadi, maka definisi ini meluas menjadi diskontinuitas jaringan kulit

    yang tidak melebihi upper dermis. Bila mengenai dermis, maka akan ditemukan

    perdarahan pada luka lecet.

    Macam luka lecet:

    1) Luka lecet gores

    Luka akibat oleh permukaan runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit.

    Kedalaman luka pada kedua ujungnya dapat menentukan arah kekerasan yang

    terjadi.

    2) Luka lecet geser

    Luka akibat persentuhan kulit dengan permukaan yang kasar dengan arah kekerasan

    sejajar/ miring dengan kulit. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak

    tumpukan epitel.

    3) Luka lecet tekan

    Luka akibat penekanan benda yang permukaannya tumpul. Arah kekerasan tegak

    lurus dengan permukaan kulit. Bentuk luka memberikan gambaran bentuk permukaan

    benda tersebut.

    Kulit pada luka lecet tekan tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna lebih

    gelap dari sekitarnya.

    c. Memar

    Kumpulan darah di bawah epidermis yang intact akibat pecahnya pembuluh darah yang

    disebabkan kekerasan tumpul.

    Letak, bentuk dan luas memar dipengaruhi oleh intensitas kekerasan, jenis benda

    penyebab, kondisi & jenis jaringan, usia, jenis kelamin, warna kulit, kerapuhan pembuluh

    darah serta penyakit/ kelainan yang diderita.

  • Happy Forensic \=D/

    Epidermis

    Dermis

    Lapisan subcutan

    Ujung pembuluh darah Pembuluh darah

    Gambar diambil dari Martini FH, Timmons MJ, Tallitsch RB. Human Anatomy. 2012

    4. Karakteristik luka

    Bentuk : bulat, segitiga, tidak beraturan, dsb.

    Tepi : rata/ tidak rata.

    Warna : merah, kehitaman, dsb.

    Sudut : tajam/ tumpul.

    Dasar : jaringan bawah kulit, otot, tulang, organ

    Arah : dari atas ke bawah, dsb.

    Perabaan/ tebing luka : kasar, menonjol, dsb.

    Ada/ tidaknya jembatan jaringan

    Untuk luka terbuka, minimal harus ada: tepi, sudut, dasar.

    Untuk memar, minimal harus ada: bentuk, warna

    Untuk luka lecet minimal harus ada: bentuk, warna dan arah.

    Semakin sering melihat, maka akan semakin lengkap karakteristik luka yang dapat

    digambarkan.

    5. Ukuran

    Dinyatakan dalam sentimeter/ milimeter.

    Bentuk luka bulat : diukur diameter luka.

    Bentuk luka oval : diukur panjang x lebar

  • Happy Forensic \=D/

    Luka bentuk tidak beraturan : diukur garis terpanjang kali garis terpanjang

    PENGGUNAAN DESKRIPSI LUKA

    Prinsip pendeskripsian ini tidak hanya dapat diterapkan pada luka saja, tetapi juga ciri khusus dan

    bekas luka. Pada umumnya dipakai untuk mendeskripsikan luka pada korban mati.

    Pada korban hidup, koordinat tidak harus ada (tetapi baik bila bisa dilakukan) mengingat keadaan

    korban yang mungkin kesakitan, kurang kooperatif atau perlu dilakukan tindakan life saving terlebih dahulu,

    tetapi lokasi, jenis luka, karakteristik dan ukuran luka harus ada.

    Referensi:

    1. Knight B. Forensic Pathology. 2nd edition. London: Arnold; 1996.

    2. Martini FH, Timmons MJ, Tallitsch RB. Human Anatomy. 7th edition. Illinois: Pearson Education, Inc;

    2012.

    3. Tortora GJ, Nielsen MT. Principles of Human Anatomy. 12th edition. New Jersey: John Wiley and Sons,

    Inc; 2012.

  • Happy Forensic \=D/

    sisi depan sisi belakang sisi luar sisi dalam

    Garis pertengahan depan Garis pertengahan belakang

    Gambar diambil dari Tortora GJ. Principles of Human Anatomy. 2012.

  • Happy Forensic \=D/

    CONTOH:

    Picture courtesy of RS Bhayangkara Surabaya Picture courtesy of RS Bhayangkara Porong

    Picture courtesy of RS Bhayangkara Surabaya

    Pada punggung kaki kanan sejajar dengan jari kedua dan

    sepuluh sentimeter di bawah mata kaki, terdapat memar bentuk

    bulat, warna kehitaman, diameter dua setengah sentimeter.

    Pada dada, tepat pada garis pertengahan depan, satu

    sentimeter di bawah puting susu dan seratus sepuluh

    sentimeter di atas tumit, terdapat luka terbuka berbentuk

    elips, tepi rata, jumlah sudut dua buah dan seluruh sudut

    tajam, dasar luka berupa tulang dada, arah luka dari kiri atas

    ke kanan bawah. Panjang luka lima belas milimeter dan

    panjang luka saat dirapatkan delapan belas milimeter.

    Regio Koordinat

    Jenis luka

    Karakteristik luka Ukuran luka

    Pada punggung kaki kanan sisi dalam, sejajar dengan ibu jari

    dan satu setengah sentimeter di bawah pangkal ibu jari,

    terdapat luka lecet dengan bentuk tidak beraturan, warna

    merah, terdapat tumpukan kulit yang mengelupas pada ujung

    ibu jari, ukuran luka tujuh sentimeter kali dua setengah

    sentimeter.

    Regio Koordinat (Sumbu X)

    Koordinat (Sumbu Y)

    Koordinat (Sumbu Y) Jenis luka

    Karakteristik luka

    Ukuran luka