deviannistia suyonoputri spektrofotometri

Upload: deviann-lopez

Post on 02-Jun-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    1/20

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    2/20

    2

    2.1 PENGERTIAN

    Spektrofotometri merupakan salah satu jenis teknik dari spektroskopi yang

    mempelajari tentang absorpsi dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Radiasi tersebut

    didasarkan atas gelombang elektromagnetik dengan kecepatan m/detik (Sudarmadji,

    1996; Holme & Peck, 1998). Gelombang elektromagnetik tersebut dapat diketahui panjang

    gelombangnya dari spektrum sinar yang dibiaskan. Spektrum-spektrum tersebut dibagi

    menjadi dua yakni cahaya tampak dan cahaya tak tampak. Dengan adanya spektrum inilah,

    maka dapat digunakan untuk menganalisa suatu senyawa atau mikrobia dalam dalam

    sejumlah penelitian. Alat yang betindak untuk spektrofotometri disebut spektrofotometer

    (Christian, 1994).

    Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukurabsorbansi dengan

    cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau

    kuarsa yang disebutkuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan

    dilewatkan. Nilai absorbansi daricahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan

    konsentrasi larutan di dalamkuvet.

    2.2 JENISJENIS SPEKTROFOTOMETRI

    Spektrofotometer terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan.

    Diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Spektrofotometer Vis (Visible)

    2. Spektrofotometer UV (Ultra Violet)

    3. Spektrofotometer UV-Vis

    4. Spektrofotometer IR (Infra Red)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Absorbansihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuvet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsentrasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuvet&action=edit&redlink=1http://www.codecogs.com/eqnedit.php?latex=3/times%2010^{8}http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuvet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Konsentrasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuvet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsahttp://id.wikipedia.org/wiki/Absorbansi
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    3/20

    3

    1. Spektrofotometer Visible (Spektro Vis)

    Pada spektrofotometer ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya

    tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap

    oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga

    semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama

    ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).

    Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu

    Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan

    simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 C)

    dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu.

    Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilkii warna. Hal ini

    menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk

    sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan

    reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus

    betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk

    senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.

    Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein).Protein terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat

    berwarna agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.

    Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan

    peptide pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat

    dideteksi pada panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru

    menandakan banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar

    konsentrasi protein terlarut dalam sample.

    2. Spektrofotometer UV (ultraviolet)

    Berbeda dengan spektrofotometer visible, pada spektrofotometer UV berdasarkan

    interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm.

    Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy

    hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan

    daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogenhanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    4/20

    4

    Yunani, deuteros, yang berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel.

    Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap

    sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.

    Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan

    penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa

    preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau

    centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut

    sempurna.

    Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh pada analisa protein

    terlarut (soluble protein). Jika menggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu

    dibuat berwarna dengan reagent Folin, maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample

    dapat langsung dianalisa. Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada

    panjang gelombang sekitar 280 nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample

    (Absorbansi tinggi), maka konsentrasi protein terlarut semakin besar. Spektrofotometri UV

    memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian

    preparasi sample.

    Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi darisenyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini

    berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.

    3. Spektrofotometer UV-Vis

    Spektrofotometer ini merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan Visible.

    Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya

    visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar

    sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk

    sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan.

    Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk

    sample tak berwarna.

    4. Spektrofotometer IR (Infra Red)

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    5/20

    5

    Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometer ini berdasar pada

    penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah

    dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan

    pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 m. Pada spektro IR meskipun

    bisa digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif.

    Umumnya spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa,

    terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan

    adanya suatu gugus fungsi spesifik.

    Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap

    panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal

    standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni.

    Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva

    yang diperoleh. Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada

    penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry

    (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan

    baku yang bersifat rutin dan cepat.

    2.3 BAGIAN ATAU KOMPONEN SPEKTROFOTOMETER

    Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :

    a. Sumber Cahaya

    Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang

    stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,

    ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut

    terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah

    panjang gelombang (l ) adalah 3502200 nanometer (nm).

    b.

    Monokromator

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    6/20

    6

    Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis

    menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda

    (terdispersi).

    c.

    Cuvet

    Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau

    cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic

    dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di

    daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat

    dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk

    pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

    d.

    Detektor

    Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai

    panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya

    akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.

    Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan

    konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akanmengukur intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya

    sebelum melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam

    persentase (% T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T.

    2.4 PRINSIP KERJA SPEKTROFOTOMETER

    Spektrofotometer bekerja dengan cara mengukur jumlah relatif cahaya dari panjang

    gelombang yang berbeda yang diabsorbsi dan ditransmisikan oleh suatu senyawa. Gambar 1

    menjelaskan mekanisme kerja spektrofotometer yang mana cahaya putih dibiaskan oleh

    prisma menjadi sejumlah cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Cahaya tersebut

    akan melewati sampel dan kemudian melewati tabung/kuvet yang mengubah energi cahaya

    menjadi energi listrik yang digunakan untuk mengukur densitas sampel tersebut (Campbell et

    al., 2011).

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    7/20

    7

    Gambar 1. Prinsip kerja spektrofotometer (Campbell et al., 2011).

    Teknik spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisi baik secara kuantitatif maupun

    secara kualitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan adanya pola spektrum yang

    mengenali suatu senyawa dan secara kuantitatif berdasarkan hukum Lambert-Beer. Hukum

    Lambert-Beer mengatakan bahwa intensitas suatu cahaya yang diserap berbanding lurus

    dengan konsentrasi senyawa. Semakin besar suatu konsentrasi, maka semakin besar nilai

    absorbasinya. Dengan adanya Hukum ini, maka dapat dirumuskan nilai absorbansi dengan

    persamaan:

    A = b c

    A = Absorban

    = koefisien ekstingsi molar

    b = tebal larutan (kuvet)

    c = konsentrasi larutan

    Tipe-tipe SpektrofotometerPada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer,

    yaitu

    1. Single-beam instrument

    Single-beam instrument

    dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukurabsorbansi pada panjang gelombangtunggal.

    Single-beam instrument

    mempunyai beberapakeuntungan yaitu sederhana, harganya

    murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakankeuntungan yang nyata. Beberapa

    instrumen menghasilkansingle-beam instrument

    untuk pengukuran sinar ultra violet dan

    http://2.bp.blogspot.com/-8vSdKK8p2wg/UDDFS5ZoKbI/AAAAAAAABPc/iNSEPYzvuvM/s1600/spektrofotometer.jpg
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    8/20

    8

    sinar tampak. Panjang gelombang paling rendah adalah 190sampai 210 nm dan paling tinggi

    adalah 800 sampai 1000 nm (Skoog, DA, 1996).

    2. Dou ble-beam i nst ru m ent

    Double-beam

    dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm.Double-beaminstrument dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan

    cerminyang berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan

    blangko dansinar kedua secara serentak melewati sampel, mencocokkan foto detektor yang

    keluarmenjelaskan perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh

    alat pembaca (Skoog, DA, 1996).

    2.5 KALIBRASI ALAT SPEKTROFOTOMETER

    Kalibrasi yang dimaksud ini adalah men-seting blank alat spektrofotometer, sebelumdigunakan untuk analisis. Secara umum sbb:

    1.

    Nyalakan alat spektrofotometer

    2. Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)

    3. Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.

    4.

    ->keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu diukur

    saat kuvet dalam keadaan terisi larutan.

    5.

    Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer

    6. lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting blank (dalam

    bentuk teks)

    Contoh tabel pengamatan absorbansi sebagai fungsi gelombang

    Hal-hal yang harus diperhatikan :

    http://4.bp.blogspot.com/_F2K3be_pU9E/TTfZu7o_SCI/AAAAAAAAADI/zg2Ucycc3h0/s1600/Picture0004.jpg
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    9/20

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    10/20

    10

    Prosedur Kerja

    1. Pembuatan Kurva Standar

    http://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/screenshot_4.png
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    11/20

    11

    2. Penentuan Kadar Vitamin C

    3. Data dan perhitungan

    http://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/perhitungan.pnghttp://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/kadar.pnghttp://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/perhitungan.pnghttp://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/kadar.png
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    12/20

    12

    Kromatografi Lapis Tipis

    Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisiskualitatif dari suatu sampel yang

    ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan

    kepolaran. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa

    menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi

    juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun

    cuplikannya.

    KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang sifatnya hidrofobik

    seperti lipida lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas.

    KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang

    diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi

    senyawa murni skala kecil.Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang

    dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan

    pereaksi pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat. Data yang diperoleh dari KLT

    adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat

    dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf dapat didefinisikan sebagai

    jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh

    pelarut dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0

    A. Fungsi Kromatografi Lapis Tipis

    http://www.facebook.com/pages/w/107511932611897http://id.wikipedia.org/wiki/Kualitatifhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampelhttp://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/ppm.pnghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kualitatifhttp://www.facebook.com/pages/w/107511932611897
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    13/20

    13

    Digunakan untuk tujuan analitik

    Identifikasi komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi atau

    pemadaman fluoresensi, radiasi UV

    Dapat dilakukan elusi dengan mekanik (ascending) atau menurun (descending) ataudengan cara elusi 2 dimensi

    Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang ditentukan

    merupakan noda yang tidak bergerak

    Identitas komponen dijabarkan dalam harga Rf (retardation factor) yang dalam

    penentuan kualitatif dibandingkan dengan standar

    Untuk tujuan kuantitatif digunakan KLT preparatif (dikerok lalu senyawa diisolasi

    dalam pelarutnya)B. Prinsip Kerja Kromatografi Lapis Tipis

    Prinsip

    Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel

    denganpelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakanfase diam dari bentukplat

    silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau

    campuran larutan yang digunakan dinamakaneluen.Semakin dekat kepolaran antara sampel

    dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.

    Visualisasi

    Proses berikutnya dari kromatografi lapis tipis adalah tahap visualisasi.Tahapan ini

    sangat penting karena diperlukan suatu keterampilan dalam memilih metode yang tepat

    karena harus disesuaikan dengan jenis sampel yang sedang di uji.Salah satu yang dipakai

    adalah penyemprotan dengan larutan ninhidrin.Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)

    adalah suatu larutan yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya gugus amina. Apabila

    pada sampel terdapat gugus amina maka ninhidrin akan bereaksi menjadi berwarna ungu.

    Biasanya padatan ninhidirn ini dilarutkan dalam larutan butanol.

    Nilai Rf

    Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu

    perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama

    walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini

    digunakan sebagai nilaiperbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat

    retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktorretensi.

    Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut :

    http://www.facebook.com/pages/w/105649302803388http://id.wikipedia.org/wiki/Fasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Plathttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Eluenhttp://www.facebook.com/pages/w/109344559092075http://id.wikipedia.org/wiki/Keterampilanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Tepathttp://id.wikipedia.org/wiki/Ujihttp://www.facebook.com/pages/w/112411485441121http://id.wikipedia.org/wiki/Ninhidrinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gugushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Relatif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perbandingan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Retensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Retensi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perbandingan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Relatif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gugushttp://id.wikipedia.org/wiki/Ninhidrinhttp://www.facebook.com/pages/w/112411485441121http://id.wikipedia.org/wiki/Ujihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tepathttp://id.wikipedia.org/wiki/Metodehttp://id.wikipedia.org/wiki/Keterampilanhttp://www.facebook.com/pages/w/109344559092075http://id.wikipedia.org/wiki/Eluenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Plathttp://id.wikipedia.org/wiki/Fasehttp://www.facebook.com/pages/w/105649302803388
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    14/20

    14

    Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarut

    Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa

    tersebut padaplat kromatografi lapis tipis. Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di

    bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang

    polar dan berinteraksi dengan adsorbentpolar dari plat kromatografi lapis tipis.

    Nilai Rf dapat dijadikanbukti dalam mengidentifikasikansenyawa.Bila identifikasi nilai Rf

    memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memilikikarakteristik yang

    sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan

    merupakan senyawa yang berbeda.

    a. Fase diam-jel silika

    Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh

    atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan jel silika, atom

    silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H

    selain Si-O-Si. Gambar ini menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.

    Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan

    hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van

    der Waals dan atraksi dipol-dipol.. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-

    aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa yang

    kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk alumina.

    b. Senyawa-senyawa pemisah dari Kromatogram

    Ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama akan melarutkan senyawa-

    senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-senyawa akan

    cenderung bergerak pada lempengan kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut.

    Bagaimana cepatnya senyawa-senyawa dibawa bergerak ke atas pada lempengan, tergantung

    pada:

    Kelarutan senyawa dalam pelarut. Tergantung pada besar atraksi antara molekul-molekul

    senyawa dengan pelarut.

    Senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Tergantung pada baga imana besar

    atraksi antara senyawa dengan jel silika.

    Senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika lebih kuat

    dibanding senyawa lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van der Waals yang

    lemah. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa yang lainnya.

    Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan.

    Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada tingkatan yang sama dan dapat larut dalam

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Plat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bukti&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karakteristik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karakteristik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bukti&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Polar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Plat&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    15/20

    15

    pelarut pada tingkatan yang sama pula. Ini tidak hanya merupakan atraksi antara senyawa

    dengan jel silika. Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting-hal ini

    akan mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik pada larutan keluar dari

    permukaan silika.

    Penyerapan pada kromatografi lapis tipisbersifat tidak permanen, terdapat pergerakan

    yang tetap dari molekul antara yang terjerap pada permukaan jel silika dan yang kembali

    pada larutan dalam pelarut.

    Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan selama waktu

    terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-untuk sementara waktu proses

    penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak tanpa senyawa. Itu berarti bahwa semakin kuat

    senyawa dijerap, semakin kurang jarak yang ditempuh ke atas lempengan.

    Bagaimanapun, hal ini memungkinkan senyawa-senyawa tidak terpisahkan dengan baik

    ketika anda membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut dapat membantu

    dengan baik termasuk memungkinkan perubahan pH pelarut.

    C. Pelaksanaan Kromatografi Lapis Tipis

    Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina

    yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau

    alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga

    mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak

    merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini biasanya dalam

    pemisahan warna yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan dan

    isolasi pigment tanaman yang berwarna hijau dan kuning

    a. Kromatogram

    Pelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan pewarna yang

    merupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna.

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    16/20

    16

    Contoh pelaksanaan kromatografi lapis tipis:

    Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes

    pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis

    di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan

    tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk.

    Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas

    kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan

    bahwa batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada.

    Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas

    kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia

    biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh

    dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.

    Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari

    campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai

    perbedaan bercak warna. Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini

    akan memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna untuk

    kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam.

    b. Perhitungan nilai Rf

    Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari

    lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Pengukuran ini

    berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warna

    masing-masing.

    Ketika pelarut mendekati bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas

    kimia dan posisi pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.

    Pengukuran berlangsung sebagai berikut:

    Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut:Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen jarak yang ditempuh oleh pelarut

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    17/20

    17

    Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah bergerak dari 1.7 cm dari garis awal,

    sementara pelarut berjarak 5.0 cm, sehingga nilai Rf untuk komponen berwarna merah

    menjadi:

    nilai Rf yang akan diperoleh untuk setiap warna akan selalu sama. Sebagai contoh, nilai Rf

    untuk warna merah selalu adalah 0.34. Namun, jika terdapat perubahan (suhu, komposisi

    pelarut dan sebagainya), nilai tersebut akan berubah.

    c. mengidentifikasi senyawa-senyawa

    Dimisalkan campuran asam amino yang ingin diketahui senyawanya. Caranya :

    Setetes campuran ditempatkan pada garis dasar lempengan lapis tipis dan bercak-bercak kecil

    yang serupa dari asam amino yang telah diketahui juga ditempatkan pada disamping tetesan

    yang akan diidentifikasi. Lempengan lalu ditempatkan pada posisi berdiri dalam pelarut yang

    sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya. Dalam gambar, campuran adalah M dan asam

    amino yang telah diketahui ditandai 1-5.

    Bagian kiri gambar menunjukkan lempengan setelah pelarut hampir mencapai bagian atas

    dari lempengan. Bercak-bercak masih belum tampak. Gambar kedua menunjukkan apa yang

    terjadi setelah lempengan disemprotkan ninhidrin.

    Tidak diperlukan menghitung nilai Rf karena anda dengan mudah dapat membandingkan

    bercak-bercak pada campuran dengan bercak dari asam amino yang telah diketahui melalui

    posisi dan warnanya.

    D. Kromatografi Lapis Tipis pada Substansi Tak Berwarna

    a. Menggunakan pendarflour

    Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang

    ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar

    ultraviolet (UV). Itu berarti jika menyinarkannya dengan sinar UV, akan berpendar.

    Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercak-

    bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa menyinarkansinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi

    bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    18/20

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    19/20

    19

    Penjerap yang paling sering digunakan pada KLT adalah silika dan serbuk selulosa,

    sementara mekanisme sorpsi-desorpsi (suatu mekanisme perpindahan solut dari fase diam ke

    fase gerak atau sebaliknya) yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorbsi. Lapisan tipis

    yang digunakan sebagai penjerap juga dapat dibuat dari silika yang telah dimodifikasi, resin

    penukar ion, gel eksklusi, dan siklodekstrin yang di gunakan untuk pemisahan kiral.

    Beberapa penjerap KLT serupa dengan penjerap yang digunakan pada KCKT. Kebanyakan

    penjerap dikontrol keajegan ukuran partikel dan luas permukaannya. Beberapa prosedur

    kromatografi, terutama pemisahan yang menggunkan larutan pengem-bang anhidrat,

    mensyaratkan adanya kontrol kandungan air dalam silika. Kandungan air yang ideal adalah

    antara 11-12 % b/b.

    Lempeng silika gel dapat dimodifikasi untuk membentuk penjerap fase terbalik

    dengan cara membacemnya menggunakan parafin cair, minyak silikon, atau dengan lemak.

    Lempeng fase terbalik jenis ini digu nakan untuk identifikasi hormon-hormon steroid.

    2. Fase Gerak pada KLT

    Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering dengan mencoba-

    coba karena waktu yang diperlukan hanya sebentar. Sistem yang paling sederhana ialah

    dengan menggunakan campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut

    ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal.

    Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak:

    Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan

    teknikyang sensitive

    Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf solut terletak antara

    0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.

    Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel, polaritas fase

    gerak akan menentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga menentukan nilai Rf

    Penambahan pelarut yang bersifat sedikit polar seperti dietil eter ke dalam pelarut non

    polar seperti metil benzen akan meningkatkan harga Rf secara signifikan.

    Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran pelarut sebagai

    fase geraknya seperti campuran air dan metanol dengan perbandingan tertentu.

    Penambahan sedikit asam etanoat atau amonia masing - masing akan mening-katkan elusi

    solut-solut yang bersifat basa dan asam.

    3. Aplikasi (Penotolan) sampel

  • 8/10/2019 Deviannistia suyonoputri spektrofotometri

    20/20

    20

    Pemisahan pada kromatografi lapis tipis yang optimal akan diperoleh hanya jika

    menotolkan sampel dengan ukuran bercak sekecil dan sesempit mungkin. Sebagaimana

    dalam prosedur kromatografi yang lain,jika sampel yang digunakan terlalu banyak maka akan

    menurunkan resolusi.