dewan perwakilan daerah republik indonesia ... filerisalah sidang paripurna luar biasa ke-4 ... luar...
TRANSCRIPT
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4
MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2014 – 2015
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
I. KETERANGAN
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 23 Juni 2015
3. Waktu : 14.52 WIB – Selesai
4. Tempat : R. Rapat Nusantara V
5. Pimpinan Sidang :
1. H. Irman Gusman, SE., MBA (Ketua DPD RI)
2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI)
3. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI)
6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal
DPD RI)
2. Zul Evi Astar, S.H. (Wakil Sekretaris Jenderal DPD RI)
7. Panitera : Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II)
8. Acara : 1. Pengambilan Keputusan Pertimbangan DPD RI terhadap
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan
Fiskal 2016;
2. Pengambilan Keputusan DPD RI terhadap Pedoman
Pelaksanaan Dukungan dan Pengelolaan Dana untuk
Bencana.
9. Hadir : Orang
10. Tidak hadir : Orang
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 1
II. JALANNYA SIDANG :
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Mohon perhatian, Segera kita mulai.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Om swastyastu.
Sebelum mecmulai Sidang Paripurna Luar Biasa Dewan Perwakilan Daerah, marilah
kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD serta seluruh
hadirin dimohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.
PEMBICARA: PADUAN SUARA
Hiduplah Indonesia raya…
Indonesia tanah airku.
Tanah tumpah darahku.
Disanalah aku berdiri.
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku.
Bangsa dan Tanah Airku.
Marilah kita berseru.
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku.
Hiduplah negriku.
Bangsaku Rakyatku semuanya.
Bangunlah jiwanya.
Bangunlah badannya.
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Tanahku negriku yang kucinta.
Indonesia Raya.
Merdeka Merdeka.
Hiduplah Indonesia Raya.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD
Duduk kembali. Sebelumnya, perlu disampaikan bahwa pelaksanaan Sidang Paripurna
Luar Biasa ke-4 adalah berdasarkan putusan rapat pleno Panitia Musyawarah ke-11 tanggal
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.52 WIB
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 2
22 Juni 2015. Berdasarkan catatan hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal, sampai
saat ini telah hadir 66 anggota dan telah menandatangani daftar hadir. Dengan demikian,
sidang telah memenuhi syarat untuk dibuka. Dengan mengucapkan
bismillahirrahmanirrahiim, Sidang Paripurna Luar Biasa ke-4 Dewan Perwakilan Daerah ini
kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.
KETOK 1X
Sidang Dewan yang mulia, sebelum masuk pada agenda sidang, kami baik secara
pribadi dan mewakili segenap Pimpinan mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa
Ramadhan 1436 Hijriah bagi seluruh rekan-rekan senator dan jajaran kesesjenan yang
melaksanakannya. Semoga ibadah puasa kali ini dapat menambah energi positif guna
meningkatkan semangat kerja kita dalam meningkatkan kualitas kerja kelembagaan dalam
menyuarakan kehendak rakyat dan daerah, teristimewa bagi kenyamanan penyelenggaraan
Sidang Paripurna Luar Biasa yang diselenggarakan di bulan suci ini. Selain itu, kita turut
berbelasungkawa atas wafatnya Bapak Siswo Purwanto, ayahanda dari Senator Insinyur
Anang Prihantoro, Senator DPD RI dari Provinsi Lampung pada tanggal 8 Juni 2015 yang
lalu. Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga
yang ditinggalkan diberi ketabahan. Mari kita sama-sama menundukkan kepala berdoa
sejenak menurut agama masing-masing. Selesai. Terima kasih.
Pada tanggal 4 bulan Juni 2015 yang lalu, Pimpinan telah menerima surat dari Presiden
Republik Indonesia untuk meminta keterlibatan DPD dalam pembahasan RUU dari
pemerintah. Rapat Panmus telah menyepakati bahwa untuk RUU tentang pencabutan
peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring
Pengaman Sistem Keuangan akan dibahas lebih lanjut oleh Komite IV, sedangkan untuk
RUU tentang Hukum Pidana akan dibahas oleh Komite I. Kami telah meminta Pimpinan
Komite I untuk membuka peluang bagi masukan para anggota guna memperkaya
pembahasan dalam menyiapkan pandangan DPD. Kami berharap kedua RUU ini dari sisi
substansi dapat lebih mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan daerah.
Sidang pleno Panmus juga membicarakan hubungan persoalan yang menarik perhatian
masyarakat bersama. Terkait dengan pembangunan kantor di daerah, kita tetap mengacu pada
amanat undang-undang dengan menyerahkan kepada Pimpinan untuk menyikapi pendapat
yang mendiskreditkan lembaga atas pihak lain yang merasa kecewa. Segala pemikiran itu
menjadi pertimbangan agar pembangunan dilakukan lebih hemat, efisien, dan efektif. Dalam
hal ini, kita serahkan kepada alat kelengkapan yang berkompeten, yaitu PURT.
Selanjutnya, terkait dengan perjuangan amandemen, pleno mengharapkan agar BPKK
Kelompok DPD di MPR secara regular menginformasikan perkembangan perjuangan
tersebut kepada para anggota. Dari hasil perkembangan rapat di daerah, Panmus juga
menekankan agar DPD mengambil langkah-langkah yang lebih menggetarkan perhatian
publik dan elite- elite, antara lain dengan menghadirkan perwakilan tokoh-tokoh daerah, adat,
agama, masyarakat, dan pimpinan DPRD di seluruh Indonesia untuk menyatakan aspirasi
dan kritisi daerah kepada pemerintah pusat sebagaimana yang telah diprogramkan
sebelumnya. Selain itu, diinformasikan pula bahwa Pimpinan masih terus melakukan
pendekatan dengan ketua-ketua umum partai politik untuk menjadwalkan agenda pertemuan
membahas usul amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Sesuai dengan jadwal acara, Sidang Paripurna hari ini mempunyai dua agenda pokok,
yaitu: satu, pengambilan keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap
kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2016 yang executive summary-
nya sudah disampaikan kepada para anggota; kedua, pengambilan keputusan DPD RI tentang
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 3
pedoman pengelolaan dana bantuan kemanusiaan untuk korban bencana. Mudah-mudahan
juga sudah dibagi kepada yang terhormat para Senator.
Sidang Dewan yang mulia, pelaksanaan Sidang Paripurna kali ini dilaksanakan sebagai
tindak lanjut surat Pimpinan Komite IV yang mengajukan permohonan pelaksanaan Sidang
Paripurna Luar Biasa untuk pengambilan keputusan tentang pertimbangan DPD.
Pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal
merupakan ruang lingkup pertimbangan DPD terhadap Undang-Undang tentang APBN
sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan DPD Nomor 4 Tahun 2014 tentang pedoman
pelaksanaan pemberian pertimbangan DPD RI terhadap RUU tentang APBN. Hasil
keputusan yang akan kita ambil bersama nanti diharapkan dapat menjadi bahan masukan
DPD kepada DPR dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN 2016 dengan pemerintah
sehingga kebijakan anggaran terhadap daerah dapat lebih diperhatikan dalam penyusunan
APBN tahun 2016. Selain keputusan terkait pembahasan oleh Komite IV, kita juga akan
mengambil keputusan dari hasil kerja tim kajian dan mekanisme Panmus DPD RI.
Untuk kesempatan pertama, kami persilakan kepada Komite IV menyampaikan
laporannya.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)
Sebelum saya menyampaikan laporan, saya mau menggunakan hak anggota
mempertanyakan Pimpinan DPD lain yang tidak hadir pada hari ini. Mohon informasi, Bapak
Wakil Ketua, karena ini pengambilan keputusan yang sangat strategis menurut saya sehingga
kita perlu tahu Ketua itu ke mana.
Terima kasih. Saya mohon informasi, Pak.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Mohon maaf, tadi saya belum sampaikan. Ketua bagi tugas dengan saya. Ketua
sekarang menghadiri sidang bersama Pimpinan DPR dalam pembahasan pembangunan
gedung redevelopment kompleks parlemen, yaitu di mana Pimpinan DPR semula sidang
yang dilakukan oleh staf ternyata diangkat ke tingkat pimpinan sehingga lebih tepat Ketua
yang menghadiri di sana, kira-kira begitu.
Terima kasih.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)
Baik, terima kasih Bapak Wakil Ketua selaku Bapak Pimpinan Rapat.
Laporan pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI pada Sidang Paripurna Luar Biasa
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Selasa, 23 Juni 2015.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu.
Yang saya hormati Bapak Wakil Ketua DPD RI Pimpinan Sidang yang kami muliakan,
hadirin yang berbahagia. Terlebih dahulu marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
sekalian sehingga dapat menghadiri Sidang Paripurna Luar Biasa Dewan Perwakilan Daerah
pada hari ini dalam suasana yang luar biasa karena di hari kita berpuasa bagi yang
melaksanakan puasa. Kami sampaikan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan dan
selanjutnya sesuai dengan jadwal rapat hari ini perkenankan kami menyampaikan laporan
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 4
pelaksanaan tugas Komite IV. Materi tentang pertimbangan terhadap kerangka ekonomi
makro, pokok-pokok kebijakan fiskal, dan dana transfer daerah dalam RAPBN tahun 2014.
Saya klarifikasi bahwa yang kami bagikan kepada Bapak-Ibu itu sedikit berbeda karena
ini sifatnya dibacakan secara lisan, tetapi yang resmi itu yang terbagi pada Bapak-Ibu yang
sempat memperolehnya. Ada beberapa penyesuaian sesuai dengan cara pembacaan. Yang
ditanda tangan Pimpinan adalah yang resmi. Ada bagian-bagian saya tidak bacakan, tetapi
yang disajikan di sini adalah Bapak dapat lihat di layar. Saya tidak bacakan pasal-pasalnya
lagi, saya langsung.
Pemerintah telah menyampaikan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan
fiskal tahun 2016 pada Rapat Paripurna DPR pada tanggal 20 Mei 2015. Kemudian, juga
menyampaikan tembusannya kepada DPD RI dan secara resmi disampaikan dalam rapat
kerja Komite IV dengan tim anggaran Komite I, Komite II, dan Komite III dengan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Bappenas pada tanggal 4 Juni 2015 dan rapat
kerja Komite IV dengan tim anggaran Komite I, II, III dengan Menteri Keuangan pada
tanggal 17 Juni 2015.
Pimpinan, Anggota, dan hadirin, serta peserta Sidang Paripurna yang berbahagia,
berdasarkan pedoman Panmus Nomor 04 Tahun 2014, pada tahapan pembahasan APBN
tersebut, paralel dengan kegiatan yang dilakukan oleh DPR dan pemerintah, DPD
memberikan pertimbangan terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan
fiskal, dan dana transfer daerah. Pertimbangan ini merupakan tahap lanjutan dari
rekomendasi DPD terhadap rencana kerja pemerintah tahun 2016 yang telah disampaikan
Komite IV kepada pemerintah melalui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala
Bappenas pada tanggal 16 April 2015. Bahan yang disampaikan Komite IV tersebut adalah
akumulasi dari seluruh usulan program masing-masing daerah provinsi se-Indonesia.
Sehubungan dengan itu, Komite IV bersama tim anggaran Komite I, Komite II, Komite III
telah membahas dan merumuskan pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi makro,
pokok-pokok kebijakan fiskal, dan dana transfer daerah tahun 2016. Selanjutnya, agar
pertimbangan DPD dapat segera menjadi masukan dan pembahasan antara DPR dengan
pemerintah, maka perlu diputuskan dalam Sidang Paripurna Luar Biasa yang diagendakan
pada hari ini.
Dalam perumusan pertimbangan DPD tersebut, Komite IV bersama tim anggaran
Komite I, II, dan III telah mengadakan serangkaian pembahasan, baik yang bersifat internal
maupun rapat-rapat kerja dengan kementerian, yang dalam hal ini ada langsung dengan
menteri, ada juga dengan para pejabat eselon satu dari Kementerian Keuangan, Kementerian
Dalam Negeri, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas.
Pembahasan itu juga mendapatkan inspirasi dari aspirasi daerah dan masyarakat melalui
dengar pendapat dengan para pakar, pelaku pembangunan dalam berbagai kesempatan kerja,
dan kunjungan kerja ke daerah, serta secara khusus masukan atas kajian Budget Office
sebagai unit pendukung akademis, termasuk kegiatan expert meeting. Akhirnya, perumusan
terhadap materi ini dapat diselesaikan oleh Komite IV dan tim anggaran Komite I, II, dan III
pada kegiatan finalisasi materi pada tanggal 20 Juni 2015. Pertimbangan disajikan dalam dua
bentuk, yaitu pertimbangan secara lengkap dan kedua dalam bentuk executive summary.
Pimpinan, Anggota, serta hadirin dan peserta Paripurna yang kami hormati, pokok-
pokok pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan
fiskal, dan dana transfer ke daerah tahun 2016 kami rangkum dengan ringkas sebagai berikut.
1. Memperhatikan, menganalisis, dan mengkaji kerangka ekonomi makro yang diajukan
pemerintah kepada DPR dan disampaikan pula kepada DPD RI telah dibahas dan
dipertimbangkan dengan usulan sebagai berikut.
a. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% sampai 6,0%. Pemerintah, sayang tidak
disajikan matriks persandingannya, tetapi kalau di pertimbangan lengkap, Bapak
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 5
bisa lihat itu persandingan antara yang diajukan pemerintah dengan yang
dirumuskan oleh tim DPD oleh Komite IV bersama dengan tim anggaran masing-
masing komite.
b. Inflasi sebesar 4,5% sampai 5,2%.
c. Suku bunga SPN tiga bulan sebesar 4,5 sampai 6%.
d. Nilai tukar rupiah ini sama dengan pemerintah.
e. Harga minyak sama dengan usulan pemerintah, minyak juga sama dengan usulan
pemerintah.
f. Selain itu, DPD juga mengusulkan agar persentase penduduk miskin, tingkat
pengangguran terbuka, serta indeks gini sudah dimasukkan dalam asumsi makro
ekonomi. Penduduk miskin ditargetkan sebesar 11,21%, tingkat pengangguran
terbuka sebesar 5,85%, dan indeks gini sebesar 0,413%. Maksudnya, pada tahun
2016 yang akan datang.
2. DPD merekomendasikan kebijakan fiskal yang akan diterapkan pada tahun 2016 untuk
perpajakan, yakni pemberian insentif fiskal diberikan pada sektor-sektor yang terkena
dampak luas bagi penyerapan tenaga kerja di daerah, menetapkan target-target yang
lebih realistis, serta penggalian potensi pajak di sektor ekonomi kreatif, dan kepatuhan
wajib pajak perusahaan asing, serta law enforcement terhadap aparatur pajak dan
pembayar pajak. Sementara, penerimaan bukan pajak (PNBP), pemerintah harus
menjaga tertib administrasi dan menghapuskan berbagai penyimpangan yang terjadi
dalam pengolahan PNBP di berbagai kementerian dan lembaga.
3. DPD RI mengharapkan kepada DPR untuk mendesak pemerintah agar konsisten
dengan perencanaan dan penganggaran sesuai dengan RPJMN 2015 – 2019. Rencana
kerja pemerintah tahun 2015 (RKP) itu rencana kerja pemerintah dan usulan prioritas
daerah diharapkan fokus pada pembangunan sumber daya manusia, pendekatan
kewilayahan, terutama daerah kepulauan. DPD RI berharap penetapan harga BBM
diperpanjang, harga BBM bersubsidi diperpanjang 6 bulan sampai 1 tahun, serta tetap
memberikan subsidi solar kepada nelayan, sedangkan subsidi pupuk dan benih
dialihkan dalam bentuk subsidi harga.
4. DPD juga meminta pemerintah untuk fokus perbaikan manajeman pengolahan
pinjaman utang, pinjaman (utang) dan manajemen pembiayaan lainnya. Selain itu juga,
BUMN perlu melakukan kerja sama secara intensif dengan pemerintah daerah melalui
Badan Usaha Milik Daerah.
5. DPD RI berpendapat dengan pemerintah untuk meningkatkan dana transfer ke daerah
lebih besar dari belanja kementerian dan lembaga sekitar 10 sampai 20%. DPD RI
berharap DPR menetapkan program pembangunan infrastruktur para tenaga kerja serta
memberikan tambahan dana penyesuaian daerah (dana insentif daerah, dana P2D, dan
sebagainya) yang berbentuk block grant sebagai stimulus jangka pendek. DPD juga
mendesak agar formula DAU dapat memasukkan dimensi pertumbuhan dan
perkembangan daerah serta luas wilayah laut, sementara DAK perlu di-redesign
dengan sebagian di antaranya menjadi block grant, khususnya di bidang pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur. Selain memperbaiki persoalan DAK, problem DAK,
DPD juga mendesak agar DAK lebih aspiratif, dapat berbasis kewilayahan, termasuk
konsisten melakukan pengalihan dan rekonsentrasi dan tugas pembantuan menjadi
DAK. Untuk DBH, DPD RI meminta pemerintah melakukan perubahan penghitungan
menjadi, ini ada rumusan disebut P2 dan lebih transparan dalam penghitungan DBH,
serta peningkatan DBH untuk mendireklamasi dan pemulihan lingkungan.
6. DPD mengharapkan kepada DPR dan pemerintah untuk memantapkan koordinasi dan
sinergi antarlembaga, antar kementerian dan lembaga, serta pembinaan dan
pendampingan secara terus-menerus pada pengelolaan dana desa. Ada yang terputus
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 6
mungkin di sana. Penyederhanaan pedoman umum dan pedoman teknis, serta program
dan kegiatan dengan peningkatan kapasitas bagi aparat pemerintah desa dan badan
perwakilan desa. Ada yang hilang dalam ketikan.
7. Pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan
fiskal serta dana transfer dalam RAPBN tahun 2016 ini adalah merupakan usulan DPD
RI kepada DPR untuk dijadikan pertimbangan pemerintah dalam menyusun RAPBN
tahun 2016, khususnya dalam rangka melaksanakan otonomi daerah yang berkeadilan.
Bapak Pimpinan, para anggota, dan hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati, pada
Sidang Paripurna yang terhormat ini, kami menyampaikan materi tersebut yang sudah ada di
tangan Pimpinan dan mengharapkan dapat diambil keputusan sebagai berikut. Keputusan
DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap kerangka ekonomi makro, pokok-pokok
kebijakan fiskal, dan dana transfer daerah untuk Rancangan Undang-Undang tentang APBN
Tahun 2016.
Demikian laporan pelaksanaan tugas Komite IV yang dapat kami sampaikan dalam
Sidang Paripurna ini. Sebelum kami mengakhiri laporan ini, rasanya kurang bagus, tetapi
harus kami sampaikan karena berkembang selama 2 hari 2 malam dalam rapat-rapat kami di
Komite IV bersama dengan tim anggaran DPR, namun tidak menjadi keputusan Komite IV
bersama tim anggaran dan juga tidak diharapkan menjadi keputusan Paripurna ini. Tetapi,
saya selaku pelapor dan selaku unsur Pimpinan Komite IV berkewajiban menyampaikan
pada forum ini, apalagi mohon maaf kemarin saya tidak sempat hadir dalam rapat Panmus.
Pertama, peserta rapat di Komite IV dan tim anggaran di komite-komite menyesalkan
pernyataan Bapak Irman Gusman Ketua DPD RI kepada pers terhadap penolakannya tentang
dana aspirasi anggota DPR. Diskusi yang berkembang dalam pertimbangan ini disampaikan
karena selaku Ketua DPD dan sebagai Bapak Irman Gusman, DPD tidak berkewenangan
menurut Undang-Undang yang berkaitan dengan dana aspirasi tersebut. Jadi, kita melampaui
batas kewenangan memasuki wilayah pihak lain dan kita ingin membangun kemitraan yang
harmonis antara DPR dengan DPD. Anggota DPR memiliki hak tersebut, DPD tidak. Karena
itu, sangat tidak etis kita memasuki wilayah yang bukan wilayah kita.
Pada forum tersebut dalam kami diskusikan, Bapak Wakil Ketua yang saya hormati,
Bapak-bapak yang tidak sempat hadir, ini diskusi di anggota Komite IV bersama dengan tim
anggaran komite teragenda satu malam khusus mulai pukul 8 sampai pukul 11 malam, Pak.
Begitu seriusnya, tetapi kemudian kita simpulkan jangan menjadi pendapat DPD karena ini
di luar kewenangan dan karena itu mengharapkan kepada Bapak Pimpinan DPD yang
terhormat, tolong dibedakan statement atas nama DPD dan statement atas nama individu.
Kalau Pimpinan DPD mengeluarkan statement kepada publik itu seakan-akan mewakili
lembaga Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana tugas Pimpinan DPD bertindak ke luar dan
ke dalam dalam pengendalian kelembagaan. Beda kalau anggota DPD yang berkomentar.
Anggota DPD yang berkomentar tidak berarti Bapak mewakili lembaga. Saya boleh
berkomentar itu mewakili Ajiep Padindang pun belum tentu mewakili Sulawesi Selatan.
Tetapi, Pimpinan DPD, boleh baca tata tertib, kapan berkomentar sesungguhnya mewakili
lembaga Dewan Perwakilan Daerah. Karena itu, pembicaraan malam ini hanya saya
menyampaikan hasil kesepakatan, Pak, bukan pembicaraan Ajiep pribadi. Karena itu,
mengimbau kalau Bapak Pimpinan DPD, khususnya Bapak Ketua, mengeluarkan statement
terutama yang berkait dengan tugas pokok, fungsi, kewenangan DPD tolong dibicarakan
secara internal.
Demikian penyampaian kami. Terima kasih kepada seluruh Pimpinan dan Anggota
Komite IV, seluruh tim anggaran Komite I, II, III yang luar biasa partisipasinya pada
kesempatan ini. Mudah-mudahan ini berkembang terus. Terima kasih kepada staf ahli,
kepada staf ahli BO (Budget Office), kepada Sekretariat Jenderal, teman-teman wartawan
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 7
yang sempat terlibat meliput, dan lebih khusus kepada Pimpinan DPD yang memberi
kesempatan kepada kami. Kami mohon maaf jika ada pernyataan saya yang kurang berkenan.
Tentu saja permohonan maaf ini jika pernyataan pribadi, tetapi sebagai anggota dewan kan
tidak saatnya minta maaf. Kalau pribadi, Ajiep Padindang mohon maaf karena setiap saat
secara pribadi kita harus saling memaafkan. Dalam konteks tugas kewenangan, tidak tepat
untuk saling memaafkan. Kami ucapkan selamat kepada Bapak-Ibu yang melaksanakan
ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini.
Semoga berlipat ganda pahala yang kita peroleh, insya Allah. Maaf lahir batin.
Wabillahi taufik walhidayah, sekian. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, kita tepuk tangan beri applause kepada Komite IV. Terima kasih Pimpinan
Komite IV atas kerja kerasnya menyiapkan. Insya Allah apa yang menjadi catatan akan kami
sampaikan dan bicarakan dengan Pimpinan.
Setelah kita bersama, hanya tadi ada koreksi bukan tahun 2014, tetapi 2016. Terlalu
semangat. Setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan Komite IV, apakah kita
dapat menyetujui keputusan DPD RI tentang pertimbangan DPD RI terhadap kerangka
ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2016?
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Belum, Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Tentang ini ya, silakan.
PEMBICARA: Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI LUBIS (SUMUT)
Terima kasih.
Saya tanpa mengurangi apresiasi saya kepada Komite IV, saya ingin mengoreksi
sedikit kalau boleh. Ini di nomor 3, di sini ada penggalian potensi pajak di sektor ekonomi
kreatif, ini menurut saya tidak memperlihatkan perjuangan di DPD karena kami di Komite III
sedang, walaupun ada teman-teman di Komite III ya kemarin pasti, sedang berjuang untuk
membantu ekonomi kreatif karena ekonomi kreatif itu masih sangat, belum pernah ada
bantuan dari pemerintah. Mereka hanya di ini 10% itu sudah memberikan masukan kepada
negara, tetapi mereka adalah orang-orang yang dari ekonomi lemah dan sebagainya. Hanya
sedikit yang masuk berada di ekonomi kuat. Kalau boleh ini jangan dimasukkan dulu
sekarang ini karena di sini potensi pajak ini. Jadi, di satu sisi kami memperjuangkan di
HAKI-nya sendiri supaya ada keringanan-keringanan dari pemerintah untuk mereka
mendapatkan hak karena di ekonomi kreatif kan inovasinya yang dibangun, kreativitasnya,
bukan sejenis industri yang berkembang yang selama ini kita tahu sebagai industri
konvensional. Jadi mohon, kalau boleh izin Komite IV ini dihilangkan penggalian potensi ini
mohon dihilangkan potensi pajaknya. Jadi, saya berharap tahun ini sampai tahun depan
jangan ada dikenakan pajak mereka justru. Justru kita bantu karena ini memperlihatkan
perjuangan DPD di situ.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 8
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Di halaman berapa itu? Halaman 3 Nomor 2. Terima kasih.
Baik, berikut. Silakan, Pak Syukur.
PEMBICARA: M. SYUKUR, SH (JAMBI)
Terima kasih, Pak Ketua. Saya usulkan di poin 3 itu memang kita di Komite II fokus
pada pengalihan subsidi pupuk untuk dijadikan subsidi harga. Tetapi, tidak masuk pada
subsidi benih karena saya pikir benih perlu juga dibantu oleh pemerintah karena untuk
mendapatkan benih-benih yang berkualitas yang punya sertifikat. Tetapi, kalau untuk pupuk
27 triliun ditambah utang pemerintah terhadap perusahaan 34 triliun, 34 triliun itu yang kita
harapkan untuk jadi subsidi harga. Contoh misalnya begini, gabah sekarang harganya
Rp3.900, diharapkan 34 triliun itu dibantu melalui apakah Bulog, apakah melalui BUMD di
daerah untuk menyerap membeli gabah masyarakat dengan harga misalnya Rp7.000 kalau
subsidi pupuk itu dihitung misalnya Rp3.000 perkilo. Itu yang kita harap. Tetapi, kalau untuk
benih, saya masih berharap pemerintah tetap membantu masyarakat untuk mendapatkan
kualitas benih.
Terima kasih, Pak Wakil Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Cukup dua?
Pak Asri, silakan.
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Terima kasih, Pak Ketua.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pimpinan yang kami hormati, kemudian para senator yang kami hormati,
mendengarkan penjelasan dari Komite IV tentang asumsi ekonomi makro 2016, beberapa hal
saya pikir, Ketua dan kita semua, perlu mendengarkan penjelasan termasuk tentu adalah
dengan perbandingan hasil tes kesepakatan sementara tentang asumsi makro antara DPR
dengan pemerintah yang sudah berjalan kemarin. Kita butuh klarifikasi dari Komite IV
tentang ini.
Yang pertama adalah merujuk asumsi dasar makro 2016, saya melihat beberapa
perbedaan yang secara mendasar yang menjadi pandangan Komite IV antara pemerintah,
DPR, dengan DPD. Misalnya, untuk pertumbuhan inflasi, untuk inflasi, pemerintah dan DPR
itu menjadikan patokan 4,0% inflasi 2016, sedangkan kita 4,5%. Tentu butuh penjelasan dari
Komite IV. Kemudian, yang lain adalah tingkat pengangguran. Pemerintah menargetkan
tingkat pengangguran dengan DPR 5,2%, kemudian DPD 5,85%. Butuh penjelasan juga,
termasuk persentase penduduk miskin, DPD sangat tinggi 11,2%, pemerintah dan DPR 9,0%,
termasuk IPM menurut saya, saya secara pribadi butuh penjelasan, Ketua, tentang ini dari
Komite IV. Saya sudah mendapatkan uraian dari hasil kesepahaman, kesepakatan sementara
DPR dengan pemerintah yang diputuskan kemarin tentang asumsi makro sementara di
pembahasan APBN 2016. Itu yang pertama, Ketua, karena angka-angka ini sangat besar
ketika bicara tentang makro ekonomi 2016.
Kemudian yang kedua, mohon maaf Ketua, melihat pertimbangan ini rasanya secara
pribadi setiap tahun kita membaca, tidak ada sesuatu hal yang luar biasa dari pandangan kita
terhadap asumsi makro APBN di setiap tahun yang kita berikan. Misalnya, Ketua, dan ini
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 9
mohon juga penjelasan dari Komite IV tentang formula dana DAU pemerataan keuangan
daerah sebenarnya yang mana yang diinginkan DPD terhadap formula yang disebut oleh
Komite IV dalam pemaparannya dimensi pertumbuhan dan perkembangan daerah. Kalau
membaca lampiran, misalnya pertumbuhan ekonomi provinsi mulai 2010 – 2014 harusnya
ada analisa dari Komite IV menurut kami formula DAU itu terhadap tiap provinsi seperti apa
yang diinginkan, secara makro juga seperti apa. Rasanya tidak ada sesuatu yang wah dari
pertimbangan kita. Biasa-biasa saja, setiap tahun hanya begini. Formula DAU yang
dimaksudkan oleh Komite IV dengan pertumbuhan dan perkembangan daerah yang seperti
apa? Kenapa? Karena, kita hadir di sini salah satunya adalah memperjuangkan kepentingan
daerah dan ruang yang terbesar itu adalah di DAU.
Kemudian yang kedua, yang selanjutnya adalah yang mana yang disebut oleh Komite
IV jenis DAK yang aspiratif. Kan Presiden Jokowi sudah menyampaikan dalam
pengantarnya bahwa dana daerah melalui DAK itu akan jauh lebih besar dari kementerian.
Nah, pertanyaan kami adalah, saya berikan contoh saja, Ketua, harusnya kalau pandangan
saya secara pribadi, harus ada keberanian dari DPD untuk mengungkapkan beberapa hal tata
kelola DAK yang menurut kami tidak beres selama ini, baik oleh pemerintah maupun oleh
DPR. Salah satunya, Ketua, DAK 2015 ada namanya DAK tambahan 2015 sebesar Rp23
triliun tidak memiliki indikator jelas tata kelolanya. Ada daerah yang sangat miskin tidak
mendapatkan DAK sama sekali tambahan, ada daerah yang kaya mendapatkan satu
kabupaten sampai 100 miliar. Harusnya ini yang dicermati oleh Komisi IV, tata kelola DAK
yang seperti apa. DAK diputuskan 23 Januari 2015 sampai sekarang belum bisa berjalan oleh
daerah. Kenapa banyak daerah yang tidak mau menjalankan? Karena, tidak jelas
indikatornya, apalagi melalui supervisi BPKP. Menurut kami, harus ada keberanian dari
Komite IV bahwa yang namanya DAK tidak melalui mekanisme pembahasan yang
prosedural, pemerintah atau kalau perlu triparti itu tidak boleh dilakukan. Menurut kami,
Ketua, mohon maaf, apa yang dijelaskan oleh teman-teman Komite IV tentu saya sangat
mengapresiasi, tetapi tidak ada sesuatu yang luar biasa dalam pandangan ini, apalagi bicara
tentang APBN 2016. Saya tidak tahu bagaimana teman-teman yang lainnya, tetapi menurut
saya biasa-biasa saja, begitu. Itu saja, Ketua. Tentu kami butuh penjelasan dengan ini.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
B-96, silakan.
PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)
Terima kasih, Pak Waka, yang insya Allah segera menjadi ketua DPD.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan interupsinya apa, silakan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 10
PEMBICARA:BENNY RHAMDANI (SULUT)
Saya pikir Pak Parlin tidak ada, ketua tim sukses kan kemarin. Sorry, Pak Parlin.
Terima kasih, Pimpinan, atas kesempatan yang diberikan.
Yang pertama, tentu saya tidak akan masuk terlalu jauh, ada hal-hal yang lebih detail,
substantif ya karena ini adalah wilayah kerja dan urusan Komite IV. Saya Komite I. Kedua,
juga saya harus sadar diri saya orang yang tidak ahli di bidang ekonomi dan tidak pernah
studi khusus di Fakultas Ekonomi. Saya di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Yang pertama,
saya menyatakan sikap tentu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh sahabat Asri. Kalau
executive summary yang dibacakan oleh Pak Ajiep Padindang Wakil Komite IV yang
kemudian ini akan diminta persetujuan rapat Paripurna dianggap biasa-biasa, tidak ada yang
istimewa, ya tentu saya tidak setuju. Itu artinya kita tidak memberikan apresiasi dan
penghargaan atas kerja keras sahabat-sahabat kita di Komite IV. Banyak hal yang luar biasa
dalam catatan saya, tentu dengan kelemahan saya tidak ahli di bidang ekonomi. Tetapi, saya
ingin mengkritisi satu hal, executive summary yang saya pahami apa pun bentuknya,
rekomendasikah misalnya, itu harus memposisikan secara tegas standing position dan orang
harus mencerna bahwa itu sikap politik DPD. Nah, dalam konteks ini, DPD masih dinilai
banci, tidak jelas jenis kelaminnya karena di poin 2 misalnya, kita hanya berani mengatakan,
saya bacakan ya, ulangi, "Di tengah situasi global serta perekonomian yang terjadi saat ini”,
apa penilaian komite, apa penilaian DPD berkaitan dengan situasi ekonomi bangsa kita saat
ini. Saya pendukung Jokowi-JK, tetapi saya juga orang yang kecewa melihat ekonomi
nasional hari ini. Proses penyerapan anggaran yang lambat, ekonomi kita yang melemah,
semua sektor yang mengalami degradasi, semua pihak stakeholder di wilayah-wilayah
ekonomi juga menyampaikan keluhan dan ini fakta nasional kita. Harusnya Komite IV
mengangkat ini ke permukaan, mempertegas kondisi global dan perekonomian saat ini itu
apa, dan di sinilah publik akan melihat jenis kelamin DPD yang sebenarnya.
Kita harus berani sedikitlah. Ya sudah kewenangannya tidak ada, terus berani, ini kan
persoalan.Apalagi, jika kewenangan itu tidak pernah diurus, kan begitu. Jadi, sudah
kewenangan tidak ada, kemudian kita tidak mempertegas posisi kita seperti apa. Ini maksud
saya. Jadi, catatan penting saja di luar hal-hal yang sudah luar biasa yang sudah dilakukan
oleh komite. Saya berterima kasih sebagai bagian dari anggota DPD yang tentu akan segera
mengambil sikap untuk menyetujui executive summary saja. Tetapi, kalau bisa mohon
ditambahkan dan dibuka kepada publik, dimuat secara detail apa yang berkaitan dengan
kondisi global perekonomian saat ini.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Baik. Kita serahkan saja kepada Pimpinan Komite IV. Ada dua usulan: ekonomi kreatif
dan subsidi benih versus pupuk Dari Prof. Darmayanti dan Pak Syukur. Kemudian, dari
Senator Asri Anasdan Pak Benny lebih bersifat minta klarifikasi. Saya persilakan.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)
Terima kasih, Bapak Pimpinan Bapak Wakil Ketua yang saya hormati.
Asri yang saya hormati, saudara saya, saya tidak dalam kapasitas dan waktu yang
cukup untuk memberikan penjelasan panjang terhadap semua yang dimaksud tadi, tetapi
silakan baca tabel ini. Saya ulang sebenarnya, kan ada dua produk yang kita serahkan nanti.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 11
Yang satu lengkap, coba ditayangkan semua lengkapnya begitu, supaya ini kan memang
kalau baca sedikit-sedikit. Yang kedua itu, executive summary untuk membantu membaca
secara sekilas.
Lengkapnya ini, Pak, 8 atau11 halaman kalau tidak salah mulai dari pendahuluannya,
terus, sudah ada kan? Maka, tidak perlu saya jelaskan.
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Izin, Ketua. Tidak perlu dijelaskan, hanya perlu dijawab sekarang.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KETUA KOMITE IV)
Saya tidak menjawab untuk menjelaskan ya.
Kedua, yang saya mau tegaskan, DPD berani berbeda dengan pemerintah dan baru
kemarin DPR juga berbeda terhadap indikator-indikator makro, terutama tiga hal. Pertama, di
pertumbuhan ekonomi; yang kedua, di inflasi; ketiga, di IPM. Bahkan, pemerintah tidak
menjadikan IPM sebagai indikator makro dalam penyusunan perencanaan APBN 2016. Kita
yang meminta dimasukkan itu. Tetapi, untuk menjelaskan uraiannya mengapa kami Komite
IV dengan tim anggaran 5,5% dan 6% yang kebetulan kemarin jadi sama, Pak, jadi saya
perlu sampaikan di forum ini. Kami rumuskan ini kemarin dulu, artinya hari ini Selasa,
Senin, sebenarnya kami sudah sepakati hari Sabtu. Baru kemarin Senin, pemerintah dengan
DPR justru menemukan angka ini, menyepakati angka ini. Duluan rumusan DPD. Hanya
karena tidak ter-publish, maka seakan-akan kita nanti sama. Saya berani jaminkan bahwa
kami rumuskan ini Jum'at malam ya, Sabtu pagi teman-teman di Komite IV, kita sudah
putuskan angka ini, Pak. Ini banyak rumusannya, dan kalau ada teman yang berminat lebih
mendalami, Sekretariat Komite IV siap memberikan itu.
Kedua, kami tidak menjelaskan panjang, Pak Asri yang saya hormati, karena
sebenarnya perwakilan komite sudah ada di dalam rapat tersebut. Kami berasumsi
perwakilan komite tersebut sebagaimana diatur dalam Pedoman Nomor 6 Tahun 2016
tentang pembahasan APBN di DPD, wakil-wakil komite mengutus tim anggaran mewakili
komitenya menyampaikan hal-hal. Karena itu, untuk dua hal yang terhormat, soal ekonomi
kreatif, kita bisa sempurnakan, Pak. Tetapi, Ibu yang saya hormati, tetap harus kita katakan
sebagian dari industri ekonomi kreatif tersebut wajar kena pajak. Jangan membayangkan
industri ekonomi kreatif adalah hal yang kecil itu, bukan. Siapa bilang pagelaran musik
internasional di Jakarta yang membuat orang antrean berbulan bulan untuk menghadiri acara
tersebut bukan industri kreatif. Jadi, jangan kita lihat industri kreatif semacam kerajinan yang
begini, bukan. Jadi, ada kategori tiga kan, Saya sependapat dengan Ibu. Yang besar ini kita
kenakan pajak, yang ini kita kenakan pajak, karena itu banyak pendapatan negara di sana,
bahkan yang menggunakan media teknologi yang canggih nanti yang ini kita tidak kenakan,
jadi saya sependapat dengan Ibu. Yang koreksi terakhir tentang subsidi benih, saya
sependapat, Pak Jabbar ya karena memang kita banyak bicara sebenarnya subsidi pupuk.
Bahwa ada koma benih, Kalau Komite II mengatakan cabut, kami cabut. Tetapi, saya perlu
menegaskan bahwa Menteri Keuangan sangat merespons gagasan DPD, Bapak Pimpinan,
teman-teman dari Komite II yang mewakili waktu itu tim anggarannya terhadap pendapat
kita, usulan kita agar subsidi pupuk dilakukan perubahan, bukan subsidi pupuk, tetapi subsidi
harga. Bahkan, pemerintah sedang berpikir model BLT untuk petani. Tetapi itu belum kita
bicarakan dan saya pribadi tidak setuju.
Bapak Pimpinan, saya serahkan sepenuhnya kepada Pimpinan Dewan seperti kemarin
juga di Panmus terhadap penjelasan lebih lanjut. Inilah kemampuan Komite IV. Bahwa Pak
Anas yang saya hormati masih begitu-begitu pertimbangan kita, karena Kelompok MPR kita
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 12
masih begitu perjuangannya. Beri kita kewenangan yang lebih, kami buatkan Bapak
pendapat dan pertimbangan lebih daripada apa yang bisa ini. Tetapi, memang harus kita akui
dan terima, DPR baru pertimbangannya kepada DPD ke DPR, Pak, kasihan ini pakai kasihan.
Bahkan, kita seakan-akan ini sudah harus memberi pertimbangan langsung pada pemerintah,
tidak. DPD hanya memberi pertimbangan kepada DPR yang kami mohon dengan hormat
pada Pimpinan, sebenarnya Pak Asri ini tujuannya ke Pimpinan, tetapi beliau gunakan teori
ke sini, baru ke sana, begitu ya. Ini puasa, langsung saja. Maksudnya kepada Pimpinan DPD,
tolong pendapat seperti ini Pimpinan konsultasikan kepada Pimpinan DPR agar betul-betul
ada tindak lanjutnya, Pak. Mohon maaf, Pak Asri, terima kasih banyak. Hanya itu
kemampuan saya dalam suasana seperti. Sekian.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Clear, Pak Asri, Prof., Pak Syukur?
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Ketua, Aceh, Ketua, sekali. Silakan....
Bismillahirrahmanirrahim. Rabbisrahli sadri wayasirli amri wakhlul ukhdatam
millisani yafkohu kouli.
Bapak A.M. Fatwa yang terhormat, Bapak Ketua yang sangat saya muliakan, Bapak
Ketua PPUU yang lebih dimuliakan lagi, teman-teman Senator yang berbahagia, saya ingin
mengatakan bahwa hari ini sebenarnya saya sangat bahagia bila Ketua berada di tengah-
tengah.
PEMBICARA:MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Pak Ketua, ini diklarifikasi dulu, Aceh ini atau Bali, Ketua?
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Tolong saya minta kalau bisa seusai dengan Tata tertib kita. Kembali ke tempat duduk
dulu.
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Mana ya tempat duduknya?
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Aceh di sini, Pak.
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Ya, baik-baik nanti kita duduk di sanalah. Kita lagi negosiasilah dengan Bali.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan lanjut saja, kita di sini. Silakan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 13
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Terima kasih. Mohon maaf, Ketua.
PIMPINAN SIDANG:Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Masih tentang pertimbangan, Pak, ya.
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Ketua yang terhormat, saya bahagia sekali hari ini Ketua kita Bapak Irman Gusman ada
di tengah-tengah kita. Harusnya, yang saya maksud begitu, harusnya. Tetapi, kondisinya Pak
Irman tidak ada. Saya ingin katakan tentang pembangunan kantor DPD yang dilobi hari ini,
malu sekali rasanya. Bangun kantor saja meninggalkan kita yang sekian banyak sebenanya
kita harus melakukan suatu kesepakatan gerakan sosial untuk penguatan fungsi kita sebagai
DPD yang representatif. Saya ulang lagi ini, sentuh hati kita mulai hari ini. Saya malu
sebenarnya di daerah. Kita DPD, kita itu senator. Cabut nama senator itu, teman-teman.
Cabut nama senator kita. Kita itu pembantu DPR idealnya. Oleh karena itu, saya ulangi
sekali lagi hari ini, saya ulangi lagi, kita jangan enjoy begini. Saya terus terang banyak di
daerah.
Pupuk contohnya, ini saya bicarakan persoalan pupuk. Ada empat PT pupuk terbesar
yang ada di Aceh yang sekarang suplai gasnya sudah tidak dapat lagi. Satu PIM, PIM 1
Pupuk Iskandar Muda, ada PIM 2. Ada lagi ASEAN, ada lagi yang lain. Sebenarnya stok gas
kami yang 4.200 kapal cukup untuk menghidupkan empat infrastruktur besar ini sampai
dengan usia 800 tahun. Tetapi, kenyataannya 30 tahun kami sudah kering. Nah, ini oleh
karena itu kita ingin mengatakan bahwa DPD ini adalah penyangga besar untuk
menyelamatkan Indonesia ini kalau kita mau bersepakat. Tetapi, kalau bentuknya seperti ini,
saya pikir kewibawaan dan martabat tinggi pusat ini tidak ada, kering. Pancasila pun kering
di mata kita, di mata saya secara pribadi. Jadi oleh karena itu, saya ingin katakan di sini
dalam sidang yang luar biasa ini, pembangunan kantor DPD di daerah itu ditiadakan saja.
Yang sudah ada dikasih menjadi asrama anak yatim saja. Ayo, tepuk tangan kalau semangat.
Terserahlah mau undang-undang apa, kek. Saya tidak mau tahulah yang namanya karena
undang-undang dan segala macam. Yang saya mau tahu sekarang adalah...
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (RIAU)
Pak Pimpinan, interupsi, Pak Pimpinan.
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Sebentar-sebentar sedikit lagi, saya ingin sampaikan lagi sedikit. Jadi oleh karena
itu,....
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (RIAU)
Topik kita sekarang kan membahas….
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Oke, saya paham, tetapi saya ingin sampaikan ini. Ini persoalan ini juga.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 14
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (RIAU)
Tentang asumsi-asumsi ekonomi makro. Jika memang tidak ada hubungan, Pak Ketua,
tolong ini lalu lintas Paripurna perlu di, kalau kita sekarang berada pada jalan, jangan masuk
ke gang. Kita beri kesempatan kepada siapa saja berpendapat, tetapi momen ini harus di-
issued dulu.
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Oke, sedikit lagi, Pak. Bapak jangan potong dulu. Ini penting saya sampaikan, Pak.
Sebentar, Pak. Baik, Pak, sebentar, Pak. Sedikit lagi ingin saya sampaikan.
Menurut saya, pembangunan kantor DPD yang dilakukan bertepatan dengan Sidang
Luar Biasa hari ini, seorang Ketua yang kita hargai yang kita hormati datang ke DPR untuk
melobi persoalan ini, ini persoalan kampungan dan murahan. Oleh karena itu, menurut saya
persoalan pembangunan kantor DPD itu kita stop saja dulu. Mending kita lebih kepada fungsi
kita sebagai DPD, insya Allah.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Walalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Saya persilakan kembali kepada yang mau kita putuskan tentang pertimbangan DPD
terkait dengan kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal. Memang ada
permasalahan di sini, permasalahan mekanisme. Sebenarnya kalau saja pertimbangan ini
sudah bisa kita telorkan sebelum pembahasan DPR, saya juga kaget kalau itu sudah
diputuskan, tetapi ini biarlah menjadi pelajaran bagi kita bagaimana ke depannya itu kita
sudah menghasilkan keputusan atau apa pun namanya sehingga kita sudah bisa masuk ke
dalam rapat bersama. Kenapa saya sampaikan, sebenarnya beberapa waktu yang lalu saya
sudah ketemu dengan Ketua Komisi XI menyampaikan, tolong Pak Ketua Komisi XI kalau
bisa pertimbangan DPD itu jangan hanya yang tertulis yang belum tentu Bapak-bapak baca.
Tolong beri kesempatan kami Pimpinan Komite IV bersama tim anggaran datang hadir
menyampaikan pokok-pokok pikiran dalam sidang bersama pemerintah dan DPR. Tetapi,
tampaknya ini masih tidak terkejar, tetapi nanti saya harapkan dalam surat pengantar Sesjen
terus dicantumkan kalimat bahwa agar kita diberi kesempatan untuk menyampaikan pokok-
pokok pikiran dalam sidang bersama DPR dan pemerintah.
Baik, saya kembali kepada pokok, apakah ini dapat kita....
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Ketua, izin, Ketua. Tambahan, Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Ada tambahan lagi?
Silakan, Pak Syukur.
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Terima kasih, Pak Ketua.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 15
Mungkin nanti kan ada agenda lain-lain, mungkin kita fokus pada ini dulu sehingga
diambil sebuah keputusan yang cepat. Saya sepaham dengan Komite IV apa yang
disampaikan ini. Cuma catatan tadi Komite IV juga teman-teman di anggaran juga sudah
menyanggupi. Artinya, ada kesepakatan bahwa benih itu tidak perlu dimasuki di dalam itu
dan kita fokus adalah subsidi itu menjadi subsidi harga. Kalau memang itu sudah sepakat.
Sebaiknya ketok palu saja, Pak Ketua.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih. Dapat kita setujui?
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Izin, Ketua. Tunggu Ketua, 114, Ketua. Asri Anas.
Jadi begini, ini mohon maaf, Pak Ketua Komite IV. Saya mengapresiasi apa yang
sudah disampaikan. Kita kan minta penjelasan ini, kenapa, satu saja, Ketua. Misalnya, untuk
tingkat pengangguran persentase penduduk miskin itu kok kita kayak tidak optimis 11,21%.
Pemerintah menetapkan 9,0% dengan DPR. Artinya, menurut saya, Ketua, begini kalau
masih ada waktu kita untuk merevisi ini, memperbaiki ini sebelum diserahkan, tidak ada
salahnya. Saya juga sepakat dengan saudara Benny bahwa paper pengantar ini harusnya
menjadi bagian dari sikap politik. Sikap politik DPD sesungguhnya memandang DAU seperti
apa, sikap politik DPD memandang DAK itu seperti apa, karena persentasi miskin, penduduk
miskin, pertumbuhan ekonomi itu penting, berdampak terhadap semua seperti yang
dijelaskan Saudara Syukur, terhadap subsidi pupuk, dan lain sebagainya.
Jadi, ini bukan persoalan bahwa kewenangan DPD ada di Kelompok, bukan di sana
asumsinya, bukan begitu cara menjawabnya dalam pandangan saya. Kita butuh penjelasan
kenapa, ini mewakili kita semua terhadap melihat asumsi ekonomi makro kita 2016, nol
koma sekian persen saja cara kita memberikan pandangan itu tidak tepat, orang akan ketawa
melihat kita, Ketua. Itu saja, jadi menurut saya kalau mau diterima, diterima. Hanya menurut
saya, tidak ada salahnya diberikan catatan-catatan perbaikan, kan begitu. Itu kira-kira, Pak,
Ajiep.
Terima kasih.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (KETUA KOMITE I)
Bapak Pimpinan, sebenarnya saya tidak bisa lagi mewakili Komite IV dalam menjawab
tanggapan karena kami sudah melaporkan pada Panmus kemarin. Ini laporan Komite IV
bersama tim anggaran seluruh komite sudah menjadi bakal produk DPD karena itu telah saya
serahkan pada Pimpinan DPD. Kalau Pimpinan DPD meminta untuk penjelasan, bahkan
membuka rapat sekalipun untuk penjelasan, saya pribadi siap, tetapi belum tentu teman-
teman saya siap. Artinya kan mekanisme begini, wakil-wakil komite telah rapat 2 hari 2
malam di sebuah tempat. Bersama kami Komite IV membahas itu semua dengan segala
argumen. Yang saya bilang, kalau saya jelaskan 1% saja kita tambah sekian pertambahannya,
maka sekian rumusnya kan panjang.
Kami sudah serahkan kepada Pimpinan DPD, silakan Pimpinan punya kebijakan. Batas
Komite IV sudah selesai menyampaikan laporan, formalitasnya tadi, tetapi kemarin di
Panmus sudah dilaporkan lengkap. Jadi, kembali kepada Pimpinan DPD.
Terima kasih.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 16
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih.
Forum kira-kira dapat kita mengakomodir ada beberapa pemikiran di sini, terutama tadi
kalau soal ekonomi kreatif dalam hal tertentu bisa diterima ya? Soal pajak tadi. Soal benih
sudah dapat diterima, hanya soal perbedaan yang mencolok soal angka pengangguran. Saya
rasa mungkin nanti di dalam pembahasan, Pak Asri, tetapi ini menjadi catatan yang penting
karena bagaimanapun ini sudah melalui mekanisme Ini kan awal dari proses APBN, nanti ke
depannya akan menjadi perhatian dari Komite IV saja karena ini semua sudah....
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Kalau memang boleh di dalam rapat ada catatan, perlu juga ada catatan janji
pemerintah dalam satu tahun 10 juta tenaga kerja itu harus dikejar juga. Jadi, mengurangi
angka pengangguran tadi itu. Ini nyambungnya ke situ. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Jadi, ini semua kita jadikan catatan karena nanti bahan dalam proses lebih lanjut
Penyusunan APBN ini kan awal....
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Solusinya, Ketua, menurut saya Paripurna menerima dengan berbagai catatan untuk
dilengkapi lagi oleh Komite IV dengan tim-tim anggaran apalah dari komite-komite itu
karena kita juga ini, saya di Komite I tidak pernah mendengarkan ini penjelasan dari Komite
I tentang tim-tim anggaran menjelaskan kepada kita. Ini mohon maaf siapa pun yang ada di
sini. Jadi, kita terima saja, Ketua, sesuai dengan mekanisme, tetapi dengan catatan-catatan
yang tentu menurut saya dikembalikan ke Komite IV untuk melengkapi sebelum diserahkan.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KOMITE IV)
Sebentar, Pak. Saya bukan keberatan, tetapi tidak ada mekanismenya dikembalikan ke
Komite IV dan saya atas nama Komite IV tidak mau menerima penugasan itu lagi karena
tidak ada mekanisme. Kami serahkan pada Pimpinan. Kalau Paripurna ini mengatakan ada
catatan, Pimpinan bersama dengan tim ahlinya bisa memasukkan catatan ini. Tugas Komite
IV selesai.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Sebenarnya begini kita coba saja jalan keluarnya. Sebenarnya masih bisa ada jalan
keluar, tetapi okelah, Pak Asri, untuk kali ini coba kita lihat. Toh ini kan catatan yang sudah
dibuat di sini, nanti di dalam pembahasan lebih lanjut, saya rasa catatan tadi termasuk
pengangguran itu menjadi catatan. Yang lain? Oke?
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 17
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Pak Ketua, mengenai mekanisme, serahkan kepada Pimpinan. Kan mekanisme
pembahasan kan ada. Proporsi Paripurna ini kan posisinya hanya dua: menerima atau
menolak. Tentu proporsi saya menerima dengan catatan. Tetapi, kalau dipaksakan dengan
catatan yang ada sekarang, saya tidak berada pada barisan untuk menerima ini. Kalau tidak
ada catatannya, begitu lho. Ya mohon maaf, Ketua, misalnya saja angka pengangguran
11,21%. Pemerintah dan DPR menyepakati 9%. Terlalu jauh. Kalau itu dibuat dalam angka-
angka, sangat besar. Sehingga, menurut saya penting diberikan catatan-catatan. Mekanisme
melengkapi itu kan sudah jelas ada pembahasannya. Itu saja, Ketua.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Apakah ini angka 11 ini
Perkiraan DPD dihadapkan kepada realita? Pemerintah melihat perhitungan di atas
kertas sehingga lebih kecil, sedangkan DPD melihat realita lebih banyak, banyak sebenarnya
orang yang masih menganggur.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (WAKIL KOMITE IV)
Interupsi, Pak Ketua.
Bapak membuka front mau diskusi atau mau melanjutkan rapat? Mohon maaf. Saya
tidak terima untuk dikembalikan pertanyaan seperti itu karena saya juga tidak mendapat
mandat mewakili Komite IV bicara di forum seperti ini. Saya hanya membikin kewajiban
melaporkan. Jadi, kalau Bapak mau balikkan mendiskusikan lagi, saya siap buka forum,
tetapi bukan pada kesempatan ini. Dan, tidak ada gunanya kita buat Rapat Paripurna Luar
Biasa. Hari ini saya terlambat, apalagi besok. Panjang penjelasannya, Pak, kalau Bapak mau.
Silakan buka notulen rapat semua, serahkan pada Pimpinan. Ya, ada semua di Sekretariat.
Terima kasih.
Tolong Pimpinan baca kalau ada isu yang disampaikan, laporan ke Pimpinan begitu.
Itu intinya. Kalau Bapak lagi bertanya kepada kami, ya sama. Saya tidak ada dalam posisi
seperti sebagai di sini mewakili pendapat.
Terima kasih.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (DKI JKT)
Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan, Pak Fatwa.
PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (DKI JKT)
Jadi saya kira, Saudara Ketua, ini kan tidak perlu terlalu berlarut-larut. Komite IV telah
menyelesaikan tugasnya melaporkan. Ada catatan-catatan, mari kita akomodasi catatan itu.
Nanti kan gampang diformulasikan itu catatan-catatan dari Paripurna karena memang ini hak
Paripurna untuk melakukan penyempurnaan-penyempurnaan. Jadi, saya kira tidak ada
masalah. Komite IV sudah menyelesaikan tugasnya dan Komite IV pasti tidak tersinggung
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 18
kalau ada hal yang perlu sudah disempurnakan. Jadi, saya kita tidak perlu diperdebatkan. Ya
sudah, ya dengan catatan, ya silakan. Bukan berarti juga kalau ditaruh catatan itu lantas
Komite IV itu jadi rendah kualitasnya, tidak. Itu memang ini namanya Paripurna, lebih
lengkap dari komite, itu sangat, sangat elegan saja.
Terima kasih, Saudara Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Oke. Jadi, ini kan yang putuskan bukan Pimpinan sesudahnya, Sidang Paripurna. Jadi,
keputusannya kita menerima pertimbangan ini dengan catatan masukan-masukan itu dan
ditindaklanjuti sesuai dengan tatib. Setuju?
KETOK 2X
Tepuk tangan dulu. Barat sama Selatan.
Perlu disampaikan dalam Sidang Paripurna ini bahwa terkait mekanisme penyampaian
pertimbangan, tadi saya sudah sampaikan. Selanjutnya, kami persilakan tim kajian dan
mekanisme Panmus untuk menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya. Silakan.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastyastu.
Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang kami hormati,
rekan-rekan Anggota dan Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia yang kami hormati, yang terhormat dan yang dihormati anggota Senator Indonesia
yang hadir pada Paripurna ini, Sekretaris Jenderal beserta perangkat dan jajarannya, para
wartawan, hadirin undangan yang berbahagia. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang
melaksanakan dan yang tidak melaksanakan memberikan kehormatan dan menghargai
sesama kita sebagai bangsa Indonesia yang setia pada Pancasila. Hadirin yang kami hormati,
terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat hadir bersama-sama dalam Sidang
Paripurna Luar Biasa ke-4 DPD RI yang mulia ini. Selanjutnya, perkenankanlah kami atas
nama Panitia Musyawarah yang diberi mandat kepada saya selaku Wakil ketua Tim yang
pada saat ini saya juga menyampaikan ketidakhadiran Ketua Tim karena mendapat tugas
kenegaraan dan lembaga ke Jepang.
Dalam rangka memperkuat eksistensi lembaga DPD sebagai lembaga legislatif dan
memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan meningkatkan akuntabilitas lembaga
DPD, Panitia Musyawarah telah menyusun pedoman kerja yang menjadi standar
kelembagaan DPD RI yang menjadi panduan bagi anggota DPD RI serta kelembagaan DPD
RI untuk melaksanakan fungsinya sebagai anggota parlemen. Pada Masa Sidang IV Tahun
Sidang 20014 – 2015 ini, Panitia Musyawarah DPD RI telah selesai menyusun pedoman
pengelolaan dana bantuan kemanusiaan untuk korban bencana. Maksud dan tujuan
penyusunan pedoman pengelolaan dana bantuan kemanusiaan untuk korban bencana sebagai
panduan bagi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, baik secara kelembagaan
maupun secara keanggotaan dalam pengelolaan dana sumbangan untuk penanggulangan
bencana di daerah-daerah. Keterlibatan DPD melalui pemberian bantuan untuk korban
bencana ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan kewajiban konstitusional dalam fungsi
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 19
representasi anggota Dewan Perwakilan Daerah guna memperjuangkan aspirasi dan solusi
permasalahan rakyat dan daerah serta mempertanggungjawabkannya secara moral maupun
politik kepada rakyat dan daerah yang diwakilinya.
Pedoman ini dapat dijadikan panduan kegiatan advokasi di daerah terhadap dana-dana
yang ditimpa bencana. Kegiatan anggota dalam rangka merespons daerah-daerah yang
tertimpa bencana tersebut merupakan salah satu upaya untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban konstitusional Dewan Perwakilan Daerah dalam rangka memperjuangkan aspirasi
rakyat dan daerah juga merupakan bagian dari komitmen Dewan Perwakilan Republik
Indonesia dalam menjalankan tanggung jawab, moral, politik, dan tanggung jawab
kemanusiaan. Dengan adanya pedoman ini diharapkan pengelolaan dana sumbangan untuk
penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara transparan, akuntabel, terencana, terarah,
efektif, dan efisien. Selain itu, dengan pedoman ini diharapkan DPD dapat memberikan
respons terhadap di berbagai daerah secara tepat dan cepat.
Pimpinan, Anggota, dan hadirin yang mulia, sebelum mengakhiri laporan, kami atas
nama tim Panitia Musyawarah DPD RI meminta kepada Sidang Paripurna untuk
mengesahkan Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Kemanusiaan untuk korban bencana
untuk dapat diputuskan menjadi Keputusan Dewan Perwakilan Daerah pada Sidang
Paripurna ini, sedangkan draf konsep secara lengkap sesuai dengan tata tertib telah
disampaikan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu para Anggota yang hadir pada Paripurna ini.
Oleh karena itu, Pimpinan, sesuai dengan mekanisme dalam penetapan keputusan Paripurna
ini telah kami sampaikan secara lengkap dan sempurna, dan kami sudah berasumsi ini telah
dibaca oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang hadir pada Paripurna ini. Untuk itu, dengan
segala harapan kami serahkan kepada Pimpinan untuk meminta persetujuan Paripurna, pada
kesempatan yang berbahagia ini.
Terima kasih.
Wabillahi taufik walhidayah. wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om shanti shanti shanti om.
Secara formal masih kami serahkan kepada Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik forum yang sama kami hormati, apakah pedoman dapat kita setujui? Saya
persilakan, Pak Syukur.
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Terima kasih, Pak Ketua.
Secara keseluruhan saya setuju, Pak Ketua, cuma di poin 3 ada di itu masalah sabotase.
Ini saya pikir pekerjaan yang sangat berat sekali kita bicara soal sabotase ini, Pak Ketua. Ini
mohon dipertimbangkan menjadi catatan.
Terima kasih, Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Oke, sabotase di halaman 7. Ada lagi? Kalau tidak, oh Basri Salama, silakan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 20
PEMBICARA: BASRI SALAMA, S.Pd (MALUT)
Ya, Pimpinan, terima kasih.
Setelah membaca pedoman yang disampaikan, saya mengkritisi beberapa hal. Pertama,
kalau pedoman ini dijadikan bagian dari hasil keputusan Paripurna, pertama saya keberatan
karena kita tidak sedang mengelola APBN. Kita mengelola dana anggota untuk bantuan
bencana. Untuk apa dibawa ke dalam kelembagaan, pertama. Kalau ini dibahas dalam
Paripurna, lalu ditetapkan, saya khawatir bagaimana kita membuat pertanggungjawaban
secara hukum karena ini dibahas dalam Paripurna. Itu yang pertama.
Yang kedua, saya setelah mengikuti beberapa bantuan yang disampaikan ke daerah,
saya justru jadi malu daerah ketika ada di daerah-daerah tertentu yang bencananya sangat
besar, kita cuma kasih 20 juta. Saya juga cukup bisa kasih 20 juta, untuk apa atas nama
lembaga. Niat baik ini benar, tetapi saya menginginkan adanya formula kerja sama antara
DPD dengan badan bencana alam, antara DPD dengan Kementerian Sosial, khusus terkait
dengan bencana alam dan kerja-kerja sosial kemanusiaan. Ada programnya di kementerian
yang bisa dikelola kerja sama oleh DPD dan pihak kementerian.
Yang ketiga, saya keberatan sekali atas pedoman ini dan dibutuhkan untuk kesepakatan
kita bersama karena yang pertama kita tidak sedang mengelola APBN; kedua, ini hanya dana
santunan kita masing-masing anggota. Saya kira ini dibikin saja tim di luar kecil dikelola
oleh Ibu-ibu atau Bapak-bapak agar kita, di luar DPD-lah, kita kerja sosial sifatnya untuk
membantu saudara-saudara kita di daerah. Kalau saya misalnya ada kejadian kebakaran di
daerah saya di Maluku Utara atau ada tsunami kecil-kecilan di daerah saya, saya bawa 20
juta, malu saya Pak.
Terima kasih.
Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Walaikumsalam.
Sudah tidak ada ya? Saya kembali dulu yang Pak Gafar ada klarifikasi. Nanti saya
bantu juga kebetulan saya ikut di sini penjelasan yang lain, khususnya sabotase, atau ada
jawaban dari tim kerja?
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)
Baik, Pak Ketua.
Dalam halaman 7 ada Ayat (3) Bencana Sosial dan Kemanusiaan. Nah, kata-kata
sabotase ini kan penjelasan terhadap Pasal Bencana Sosial dan Kemanusiaan. Jadi, bukan
berdiri sendiri , jadi merupakan penjelasan dari pasal-pasal yang kita maksud dengan
bencana itu. Itu barangkali, Pak Ketua.
Kedua, apa yang disampaikan teman kita yang terhormat tadi bahwa apa pun yang kita
lakukan baik secara personal maupun secara kelembagaan perlu ada aturan-aturan yang
memberikan suatu dorongan, motivasi, tanggung jawab terhadap sesuatu yang kita lakukan.
Nah, dengan ditetapkan dengan Paripurna ini, maka dia akan menjadi satu pedoman yang
minimal memiliki tiga sifat. Pedoman itu satu sifatnya mengatur, karena kita telah sepakat
untuk memberikan sumbangan kepada lembaga yang akan disampaikan sesuai juga dengan
tugas pokok dan fungsi kita; kedua, sifatnya mengikat siapa yang mengelola; yang ketiga,
sifatnya memaksa untuk kita melakukan sesuatu yang terbaik. Itulah sebenarnya hakikat dari
pedoman yang kita tetapkan ini dengan ditetapkan pada Paripurna dan dia menjadi keputusan
lembaga untuk kita. Itu barangkali, Pak Ketua, ingin kami sampaikan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 21
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik.
Mungkin saya tambahkan.
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Ketua. Sedikit, Ketua, menanggapi
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Ini masalah konflik, Ketua.
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Ya Ketua, ini kok tiba-tiba saya dapat tambahan lagi di Sulawesi Barat ini.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Dalam rangka apa ini?
PEMBICARA: RAFLI (ACEH)
Ini masalah konflik, Ketua.
Kalau kita lihat di sini, konflik merupakan ancaman disintegrasi sosial yang dapat
melumpuhkan proses pembangunan di daerah, ini sekarang kondisionalnya terjadi di Aceh.
Baru-baru ini, Bapak yang terhormat, kalau kita mau selesaikan dengan biaya 20 juta, ini
juga tidak selesai. Baru-baru ini itu terjadi kontak lagi, kontak senjata di Aceh. Nah, ini
benar-benar persoalan yang menganggu kedaulatan Indonesia. Nah, ini bagaimana persoalan
seperti ini? Bagaimana kita selesaikan persoalan seperti ini, ini lebih kontekstual menurut
saya. Tetapi, kalau biaya-biaya kita patungan sejuta seorang, sekarang kita patungan buka
puasa bersama saja. Menurut saya, ini hal-hal yang artinya yang monumental yang harus kita
selesaikan. DPD ini, Dewan Perwakilan Daerah, subhanallah Allahu akbar. Hanya itu.
Terima kasih.
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Izin, Ketua, 114.
Pak Ketua, saya memahami pedoman ini dibuat itu tentu pertama adalah ingin
menciptakan sistem akuntabilitas di antara kita. Saya pahami, tetapi dalam konteks
pengambilan keputusan, kita memiliki strata, Ketua. Menurut saya, pedoman pengelolaan
bantuan kemanusiaan untuk korban bencana, kalau membaca detail teknis yang ada di
dalamnya, sebenarnya kan yang kita pahami ini kan adalah pengelolaan dana yang kita
kumpul-kumpullah kalau ada bencana, kira-kira begitu, kan begitu. Jadi menurut saya, Ketua,
alangkah baiknya ini tidak usah menjadi keputusan Paripurna. Terlalu tinggi, Ketua. Cukup
pedoman ini menjadi keputusan Pimpinan saja, menjadi keputusan Pimpinan tentang
mekanisme pengelolaan dana bencana di internal DPD. Karena, kalau membaca yang ini
banyak juga yang besar-besar, mohon maaf ini Ketua, terlalu melebar seperti yang
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 22
disampaikan oleh Pak Syukur tadi, sabotaselah dan lain sebagainya. Jadi menurut saya, saya
usulan secara pribadi Ketua, saya sepakat dengan Pak Basri, kita menyepakati dalam konteks
akuntabilitas pengelolaan anggaran itu, tetapi cukup diputuskan menjadi bagian dari
keputusan Pimpinan. Tidak usah menjadi keputusan Paripurna. Ini bukan dana besar yang
kita kelola, hanya dana-dana kecil yang kita kumpul-kumpul kadang-kadang itu. Ada banjir
besar, hanya dibantu 10 juta. Menurut saya, cukuplah menjadi keputusan Pimpinan saja
tentang pedoman pengelolaan anggaran DPD terhadap bantuan bencana. Itu saja, Pak Ketua.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih. Saya rasa saya bisa menangkap semua ini. Apa yang disampaikan
oleh Saudara saya Senator Basri didukung oleh Anas sangat-sangat rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan. Memang kalau kita kembali di sini, secara keseluruhan pedoman ini
bukan mengatasi masalah bencana. Waktu dibahas oleh tim kerja ketika saya datang, saya
luruskan. Bedakan peranan DPD sebagai lembaga dan kolektif anggota secara kolektif dalam
memberikan kepedulian kepada sesama manusia. Nah, ini khusus itu. Kalau nanti ada lagi
tersendiri, saya sudah minta kepada tim, bikin lagi khusus menghadapi bencana oleh
lembaga. Fungsi lembaga itu ada dan itu di sini sudah disinggung, misalnya dalam kaitannya
ini sifatnya sangat perorangan dan individual, sangat menyentuh, harus ada korban manusia,
dan menyangkut warga tidak mampu. Itu yang kita. Jangan sampai ada banjir di Pondok
Indah, DPD turun tangan habiskan uang sumbang di situ. No, tidak ada itu. Jadi, di sini betul-
betul warga tidak mampu, warganya begitu.
Tetapi, kalau ada dari BNPB, di sini ada sudah disinggung BNPB memberikan itu, kita
ada kerja sama sekarang, cuma BNPB tidak mau dituangkan dalam bentuk MoU karena
merasa tidak seimbang. Tetapi, sekarang mulai dipraktikkan beberapa daerah, mereka setiap
ada bencana di daerah membuka peluang, DPD silakan kontak, mereka akan mengutamakan
DPD yang menyalurkan ada bantuan. Jadi, simbolik DPD tampil seperti yang saya lakukan di
Jawa Tengah, langsung dikasih 2 miliar. Wah, DPD Sumbang 2 miliar, padahal tidak ada itu,
Pak Rafli. Nah, di Sinabung banyak dilakukan oleh Senator Parlin. Jadi, saya setuju ini
sifatnya bukan putusan lembaga, tetapi meminta persetujuan kita secara kolektif, nanti
disahkan dengan keputusan Pimpinan saja.
Apakah itu bisa kita setujui dengan perbaikan catatan-catatan sesuai masukan tadi?
Dapat disetujui?
KETOK 2X
Baik, terima kasih. Nanti kalau ada catatan, kita tambahkan masuk, pokoknya terbuka
untuk diperbaiki.
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)
Pak Ketua.
Mohon maaf saya tadi terlambat.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Sebentar, Bu. Ada Pak Syukur dulu, sesudah itu Bu Ema. Silakan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 23
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Jadi, Pak Ketua, sebenarnya pedoman petunjuk yang kita buat tujuannya adalah baik,
terlepas itu ada kepentingan lembaga atau individu. Tetapi, yang disampaikan Pak Asri, saya
setuju. Tetapi, mungkin karena lima tahun yang lalu saya juga di DPD ini mungkin yang
perlu kita sadari bersama dalam catatan Pak Ketua, apa pun nanti syarat-syarat pengajuan
untuk itu, mohon kiranya itu bisa dikirim semua ke ruangan, jadi semua anggota 132 itu tahu.
Kalau ada bencana dan segala macam, dia bisa menggunakan itu. Selama ini saya pikir,
banyak anggota yang tidak tahu soal itu dan soal laporan dan segala semacam. Mungkin itu
yang dibutuhkan, petunjuk itu. Jadi, tidak meluas sampai sabotase dan lain sebagainya.
Mungkin itu, Pak Ketua.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih, catatan.
Bu Emma.
PEMBICARA: Hj. EMMA YOHANNA (SUMBAR)
Terima kasih.
Saya juga menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh rekan-rekan. Artinya kita
perlu kesepakatan, jadi sudah ada ketentuan nanti dari Pimpinan Kemudian, saya ingin
menyampaikan begini, tadi disebutkan contoh Bapak Pimpinan memberikan bantuan
umpamanya untuk satu daerah itu dari BNPB. Kami mengharapkan ini jangan satu anggota
saja yang dibawa, tetapi empat anggota DPD dari daerah tersebut harus mengetahui minimal.
Kalaupun dia tidak bisa hadir, tetapi minimal mereka tahu, jangan dengarnya dari media.
Wah, ternyata daerah saya dapat bantuan, tetapi saya tidak tahu. Saya karena ini mendengar
juga, Pak, kejadian-kejadian seperti itu. Kemudian juga, di samping kita dengan BNPB, pada
periode yang lampau sebetulnya Ibu Wakil Ketua, saya katakan langsung karena Ibu Ratu
Hemas yang sering memfasilitasi dengan lembaga-lembaga donor. Saya ingin menanyakan
kira-kira berapa kali kita bisa mendapatkan bantuan karena satu daerah itu sering dapat
musibah. Sumatera Barat umpamanya waktu itu berkali-kali kejadian gempa, banjir, tsunami,
dan kita itu dapat bantuan. Jadi, harus ada. Jangan umpama satu daerah atau Sinabung yang
tidak berkeputusan sampai hari ini umpamanya kan, kan dia juga harus dibantu. Jadi, harus
ada nanti ini Pimpinan membuat ketentuan-ketentuan seperti itu.
Terima kasih, Pak Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, bagian dari catatan nanti.
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (SULSEL)
Saya sedikit, Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 24
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (SULSEL)
Terima kasih, Pimpinan.
Saya hanya mengingatkan dalam pemahaman pengetahuan saya, tolong jangan ada
pungutan perbulan. Ini dalam sistem keuangan, Pak. Kita bicara sistem akuntansi, ini
rekeningnya dibuka atas nama siapa, apakah atas nama pribadi atau atas nama lembaga, dan
tentu saya tidak setuju atas nama lembaga DPD membuka rekening yang kemudian ada
pungutan masuk ke sana dari mana pun, apakah dari anggota. Bukan soal besarnya, berapa
pun misalnya kalau kita ikhlas kita bisa masukkan, tetapi dari segi teori mekanisme keuangan
ini tidak tepat jika seandainya Pimpinan DPD membuka rekening seperti ini, dan bahkan
Setjen pun membuka rekening seperti ini.
Yang saya sarankan adalah insidentil, kalau terjadi bencana, Pimpinan bicarakan secara
ke dalam, kita sepakat, pungut berapa, itu yang terjadi. Tetapi, kalau Bapak mau
melembagakan pungutan ini, maka menurut mekanisme keuangan akuntansi tidak tepat. Ini
pungutan liar terstruktur.
Terima kasih, Pimpinan. Saya sekadar mengingatkan saja.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih masukannya.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Interupsi, Pimpinan.
B-66, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Sebenarnya, apa yang disampaikan teman-teman Senator kan dari dulu sudah mau
disampaikan tentang penggunaan dari dana task force ini. Sudah beberapa terjadi gara-gara
pengeluaran dana task force, teman-teman senator di masing-masing provinsi berkelahi. Itu
sudah banyak sekali kejadian di periode yang kemarin. Saya setuju dengan Pak Ajiep
Padindang, di dalam Paripurna ini saya sampaikan, untuk dana task force kalau bisa yang
akan datang ditiadakan. Karena, saya di PURT sampai saat ini sudah enam tahun, saya
sampaikan di PURT tidak ada tanggung jawab soal hal itu. Apalagi, baru saya mendengar
apa yang disampaikan oleh Pak Ajiep, memang mari kita sikapi karena jangan sampai dana
ini menjadi satu masalah di masing-masing provinsi. Kami sudah pernah mengalami hal itu
di periode yang kemarin. Gara-gara teman kami yang mengajukan, padahal itu sangat baik
sekali, tetapi menyerahkan sendiri, apa yang disampaikan oleh Ibu Yohana kita tahu hanya di
media, terjadilah keributan di masing-masing provinsi. Nah, dengan adanya pengalaman ini,
saya setuju sekali dengan kemungkinan teman-teman yang lain biar tidak terjadi di provinsi
lain. Tentang kejadian yang kami alami, lebih baik dan hal ini ditiadakan dan tetap bilamana
ada suatu kejadian, jangankan 1 juta, kalau memang kejadian itu besar, lebih dari pada itu
pun kami siap untuk memberikan yang namanya dana sosial itu.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 25
Begitu Pimpinan, barangkali lagi sebentar dilanjutkan dengan agenda lain-lain karena
saya ada beberapa hal yang juga ingin saya sampaikan tentang pengalaman-pengalaman saya
tentang periode yang kedua ini.
Terima kasih, Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih.
Saya persilakan.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)
Pimpinan yang kami hormati, rekan-rekan Senator yang kami muliakan, apa yang
pemikiran yang berkembang sebenarnya ini yang menjadi suatu landasan filosofi kenapa
harus kita lakukan pedoman dengan uraian-uraian yang dalam pertemuan yang kita lakukan,
berkembang apa yang disampaikan oleh rekan-rekan semua. Dari Bali, itu yang kita reduksi
dalam pedoman ini. Yang disampaikan oleh Pak Syukur dan disampaikan oleh Pak Anas,
justru akumulasi itulah maka muncul ini. Apa yang disampaikan oleh Pak Ajiep justru
pengelolaan tata kelola asal menyangkut uang itu menyangkut tiga aspek: ada payung
hukumnya, ada administrasinya, ada prosesnya. Nah, supaya regulasinya dan payung
hukumnya punya pegangan untuk mengelola tata keuangan, maka kita tetapkan dalam
Paripurna. Nah, soal Paripurna menyerahkan kepada Pimpinan itu keputusan Paripurna juga.
Jika diserahkan kepada tim kembali itu juga keputusan Paripurna, cuma tiga aspek masalah
keuangan: ada payungnya, ada administrasinya, ada prosesnya. Jika yang tiga ini selesai,
tidak ada masalah. Saya juga atas nama Ketua BAP bersama-sama dengan BPK cuma itu
juga pengelolaan keuangan itu; ada proses, ada administrasi, ada payungnya. Inilah yang kita
minta sebetulnya. Nah, pemikiran-pemikiran yang berkembang kita akumulasikan, tetapi
yang namanya konsep pasti ada yang tidak sempurna. Oleh karena itu, ketidaksempurnaan ini
itulah juga kebahagiaan kita. Kita terima saja catatan kekurangan-kekurangan. Saya kira itu.
Terima kasih, Pak Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik.
Terima kasih. Saya lihat memang ada perubahan, misalnya sekarang kalau pengajuan
ini kan diajukan oleh anggota. Kalau pengajuan itu harus disetujui empat anggota ya? Betul?
Ya. Kemudian, waktu menyerahkan juga harus bersama-sama untuk menghindari
pengalaman Pak Kadek itu. Saya pikir itu yang sudah berjalan sekarang, mari kita lanjutkan
saja.
Bagaimana Pak Syukur, ada lagi?
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Sedikit, Pak Ketua.
Jadi begini, soal dana ini kalau memang ini menjadi masalah dan menjadi persoalan,
dihapus saja. Jadi kalau yang terjadi, misalnya kawan-kawan ngumpul di whatsapp itu bisa
sumbangan 2 juta, 3 juta perkasus saja. Tetapi, yang menyangkut bencana di daerah, tinggal
DPD mendorong Menteri Sosial bagaimana untuk membantu. Itu saja keputusan kita. Karena
mohon maaf, ini kita potong 500.000 perbulan, kemudian menjadi gundah di hati masing-
masing, ada kecurigaan dan segala macam dan saya juga bertanya juga sebenarnya. Jadi,
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 26
kalau memang sudah tidak ada task force, sudah dihapus saja tidak menjadi persoalan. Kalau
ada bencana di daerah, ada menteri tanggung jawab, kan orang miskin ditanggung jawab oleh
negara, kok. Begitu, Pak Ketua.
Itu usulan saya kalau memang itu menjadi. Jadi, tidak perlu lagi ada petunjuk soal-soal
seperti itu. Kalau Pak Asri nanti ada masalah di daerahnya, saya sumbang sejuta, Pak Kadek,
Pak Parlin sumbang, sudah begitu saja kalau memang perlu anggota sendiri-sendiri karena
menjadi persoalan juga di internal gara-gara Pak Ketua. Misalnya, Jambi ada sebelas
kabupaten. Yang terjadi di kabupaten saya, yang lain ada setuju, nah itu menjadi persoalan
juga.
Terima kasih, Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Sedikit, Pak Ketua. Saya menambahkan sedikit, Pak Ketua.
Saya menghormati apa yang disampaikan Bapak Senator. Tentunya sesuai dengan
mekanisme, semua memang benar. Tetapi, hasil terakhirnya membuat masalah di masing-
masing provinsi, ini yang perlu disikapi, Pimpinan. Kalau sudah semuanya baik, memang
semua serba benar, memang saya akui memang semua itu saya tidak ada kepikiran untuk
dana itu dibawa ke mana-mana, tidak. Tetapi, hasil akhirnya membuat anggota di masing-
masing provinsi bertengkar, itu yang perlu kita sikapi. Karena, memang beberapa kali dana
itu membuat suatu kekacauan di masing-masing provinsi. Saya pun pernah mengusulkan,
boleh tidak dana itu ditaruh di masing-masing provinsi biar provinsi tahu. Misalkan, saya
berempat setiap bulan dari provinsi. Kalau misalkan Pak Parlin ada bencana di sana, saya
dari provinsi memutuskan berempat sudah bawa ke sana.
Kalau misalkan provinsi saya Provinsi Bali membutuhkan, biar saya rapat bersama.
Kadang-kadang ada yang mendapatkan 20, ada yang sesuai dengan lobi-lobi lagi. Nah, ini
kan masalah juga. Makanya, yang saya harapkan lebih baik daripada itu ada masalah,
sedangkan uangnya juga tidak seberapa, hapus saja. Kalau dananya sebermiliar-miliar, baru
kita pertahankan. Ini dananya cuma sebegitu, tidak begitu banyak, menjadi masalah besar.
Begitu, ketua, pertimbangan saya.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik.
Saya sangat menghargai masukan.
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Saya pikir cukup, Ketua. Jadi, intinya adalah tidak menjadi keputusan Paripurna,
diserahkan ke Pimpinan saja untuk itu.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, tadi itu sudah. Jadi, keputusan ini bukan keputusan lembaga karena ini bukan
fungsi lembaga, tetapi ini kolektivitas dari kita semua. Karena kesempatan pada Paripurna,
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 27
diminta persetujuan bersama, nanti diputuskan oleh Pimpinan. Jadi, harus dibedakan betul
seperti apa yang dikatakan Pak Basri maupun Pak Anas tadi. Sekarang kan sudah kita
sepakati itu, sekarang biarlah ini coba jalan dengan penyempurnaan-penyempurnaannya.
Nanti kalau dalam beberapa bulan ke depan, tahun inilah ya masih tetap menimbulkan
masalah dengan perbaikan itu, nanti kita tinjau kembali. Apa dapat disetujui?
PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, SE., MM (SULSEL)
Interupsi.
Saya mau selamatkan, Pimpinan. Interupsi, Pak, mohon maaf. Jangan Pimpinan
mengambil pembenaran karena dibicarakan di Paripurna dan disetujui peserta, lalu Bapak
mengambil keputusan untuk kepentingan yang berbahaya buat Bapak-bapak di Pimpinan.
Kapan Pimpinan DPD membuka rekening dan menerima sumbangan seperti itu dan dia
masuk di kategori rekening mana, nomor berapa, pertanggungjawabannya bagaimana, kapan
Bapak meminta Setjen membuka rekening seperti itu, dan menerima sumbangan dari mana.
Dasar hukumnya tidak boleh rapat ini jadikan dasar pertimbangan dasar hokum, dan saya
tidak setuju. Jadi, saya tidak mau Pimpinan terjebak di situ, saya tidak usah menyebut kasus.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Ya, Pak Gafar tolong jawab rekening.
PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, MM (PANMUS)
Terima kasih, Pak Ajiep.
Sebenarnya kita, mohon maaf apa yang disampaikan kawan ini memang itu sesuatu
yang hakikinya dalam pedoman ini, Pak. Jadi, hakikinya ada pada pedoman ini dan itu sudah
kita antisipasi dalam konsep apa yang berkembang. Yang disampaikan Pak Ajiep
berkembang kemarin dalam kita, Pak Anas dan kawan-kawan semua ini sudah masuk dan
inilah dia secara hakiki sudah terakumulasi di sini. Namun, karena ini juga namanya konsep
pasti ada kelemahan. Nah, kelemahan inilah menjadi catatan yang kita putuskan, Paripurna
memutuskan pedoman ini diterima dan nanti diserahkan kepada Pimpinan. Oleh karena itu,
hal-hal yang menyangkut teknis nanti apa yang disampaikan oleh Pak Ajiep ini kan termasuk
dalam catatan penyempurnaan. Nah, itu barangkali dan kami sangat senang nanti akan kita
lakukan lagi penyempurnaan sesuai yang dimaksud oleh kawan-kawan. Tetapi, mohon maaf
mungkin asumsi positif saya karena ini baru sampai kepada kawan-kawan, belum dibaca
secara parsial dan secara komprehensif karena namanya aturan itu ada sifatnya parsial, ada
sifatnya komprehensif. Nah dengan demikian, kita terima saja dengan senang hati catatan-
catatan yang telah kita putuskan, Paripurna memutuskan, nah ini kan Paripurna akan
menyerahkan kepada Pimpinan. Nah, nanti Pimpinan akan menyelesaikan pula dengan tata
tertib dan mekanisme kerja yang telah kita sepakati. Saya kira begitu, Pak Ketua.
PEMBICARA: MUH. ASRI ANAS (SULBAR)
Izin, Ketua. Pak Ketua, izin dulu.
Ini kelihatannya kita agak beda pendapat ini. Jadi, kalau standing posisi saya, Ketua,
adalah menolak ini menjadi keputusan Paripurna, pedoman ini. Tidak boleh menjadi
keputusan Paripurna. Kalau pun pedoman ini harus tetap diadakan, cukup menjadi keputusan
Pimpinan. Petunjuk teknis itu hanya keputusan Pimpinan. Terlalu besar kalau petunjuk tenis
ini dibawa ke Paripurna menjadi keputusan Paripurna. Ini bukan persoalan belum membaca,
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 28
ini kita sudah punya pengalaman kok ini. Kita sudah pernah dibantu 10 juta, 15 juta, kita
sudah pernah sehingga karena itulah kita menganggap terlalu tinggi kalau menjadi keputusan
Paripurna. Petunjuk teknisnya cukup menjadi keputusan Pimpinan. Itu maksud kami, Ketua.
Terima kasih.
PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMY ISMY (NTB)
Mohon maaf, Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Ini ada dua isu ya, kita bedakan. Satu, isu formalnya itu keputusan oleh siapa,
bagaimana, itu formil. Kedua, substansi. Formil itu dikemukakan Pak Basri maupun Pak
Anas. Jadi, formil itu bukan ini putusan lembaga, bukan putusan Paripurna, tetapi Pimpinan
yang nanti akan memutuskan, tetapi meminta persetujuan dari seluruh anggota pada
kesempatan ini. Tadi sudah disetujui diserahkan kepada Pimpinan. Substansinya, ada hal-hal
yang perlu kita perbaiki, mari kita perbaiki. Rekeningnya Pak Ajiep, rekening khusus atas
nama tim kerja, tidak ada hubungannya dengan lembaga. Memang di sini kita harus hadapi,
terima kasih, supaya kami jangan dibawa ke dalam posisi seolah-olah
mempertanggungjawabkan ini ke lembaga.
Silakan, Pak Lalu.
PEMBICARA: Drs. H. LALU SUHAIMY ISMY (NTB)
Terima kasih, Pimpinan.
Tampaknya kita ini kan ada dua pendapat, Pak. Pertama, menyerahkan kepada
Pimpinan untuk kemudian menyempurnakan, tetapi tidak sedikit juga dari teman-teman tadi
mengusulkan untuk ditiadakan karena terus terang juga pengalaman di NTB, Pak. Itu
menjadi musibah besar yang membuat kami sampai dengan hari ini ya katakanlah "kurang
mesra", Pak.
Padahal, kita sudah koordinasikan, cuma untuk mengepaskan waktu empat orang itu
tidak segampang yang kita harapkan, begitu Pak, dengan berbagai kepentingan. Jadi, ada
yang di komite, ada di macam-macam, kemudian membuat kita tidak pernah bisa kompak
untuk bersama menyerahkan itu. Gara-gara itu kemudian kita menjadi, nah ini sangat tidak
ini, Pak. Dan, kita sudah bisa membuktikan kalau pun ini dihapus, ditiadakan itu kemarin kita
membantu Rohingya, Pak, dalam waktu yang singkat itu terkumpul uang yang jauh lebih
besar daripada uang bencana yang dikelola di Sekretariat ini. Itu kemarin lewat Pak Habib
Gorontalo dalam waktu singkat lewat whatsapp saja kemudian kita menyerahkan ini dan
terkumpul sekali lagi dua kali lipat dari jumlah yang selama ini kita bisa edarkan lewat
lembaga, Pak. Sekali lagi yang paling penting, yang paling jelas adalah ini menimbulkan
bencana bagi empat orang anggota, Pak. Untuk itu, kami usulkan untuk ditiadakan, tetapi
nanti kita insidentil saja sifatnya.
Terima kasih, Pak.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, saya menghargai pemikiran-pemikiran ini. Tetapi, tadi sudah kita putuskan
bersama, menyerahkan kepada Pimpinan. Pimpinan yang nanti akan mengatur keputusannya
karena ini sesuatu yang sudah berjalan, jadi saya pikir, mari kita lihat dulu. Kalau ini kan
memperbaiki yang sudah berjalan supaya bencana yang terjadi di NTB, di Bali, di mana-
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 29
mana itu jangan terjadi, ini dicoba. Tetapi, kalau juga masih tidak ampuh, ya sudahlah kita
bubarkan saja, kan begitu. Jadi saya pikir, Pak Lalu, begitu saja karena ini sudah kita
sepakati.
Yang menjadi masalah sekarang di sini pertama tidak menetapkan siapa susunan
timnya. Nanti susunan tim diserahkan kepada Pimpinan untuk memutuskan mendengarkan
Panmus. Kemudian, jumlah iurannya, jumlah iuran yang dulu sudah disepakati di Paripurna,
dulu Paripurna sudah pernah memutuskan 500.000. Cuma sekarang ada usulan tambahan di
Panmus kemarin supaya ditingkatkan menjadi 1 juta. Nah, ini saja yang minta, apakah kita
dengan segala kekurangan tadi catatan saya tadi ke depan akan kita tinjau kembali, untuk
sementara ini, kita bertahan pada 500.000 dulu atau kita tinggalkan dulu 1 juta mulai bulan
depan ini? Saya mohon persetujuan Pimpinan, dapatkah dinaikkan usulan kemarin dalam
Panmus? Panmus saya minta dalam rapat kemarin ditingkatkan 1 juta.
Pak Dedi dulu, baru Pak Basri. Pak Dedi, silakan.
PEMBICARA: DEDI ISKANDAR BATUBARA, S.Sos., SH., MSP (SUMUT)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya kira tadi Pimpinan sudah ketok palu memutuskan bahwa pedoman pengelolaan
dana bantuan kemanusiaan ini kemudian diserahkan kepada mekanisme Pimpinan untuk
meneruskan. Tidak usah dibahas lagi. Untuk apa kita bahas soal teknisnya, berapa nilainya,
kemudian bagaimana modelnya. Yang jelas ini sekarang putusannya diserahkan kepada
Pimpinan. Kita tunggulah kemudian Pimpinan untuk mengambil sikap berikutnya, apakah
pedoman ini akan dilaksanakan atau pedoman ini tidak dilaksanakan, terserah Pimpinan.
Saya kira begitu, tidak usah kita bahas lagi ini, sudah selesai pembahasan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Terima kasih.
Pak Basri.
PEMBICARA: BASRI SALAMA, S.Pd. (MALUT)
Saya saran saja, Pimpinan.
Kita ini Dewan Perwakilan Daerah lembaga sangat tinggi membantu sebuah kejadian
sosial di daerah dengan nilai 20 - 30 juta, ini tidak logis sekali. Saya menyarankan kita
alihkan ini modelnya. Janganlah kita membantu dalam bentuk bencana alam karena kita
punya hubungan dengan Kementerian yang bisa dipakai. Kalau saya bisa sarankan dengan
nilai angka yang seperti ini peranggota Rp100.000, eh peranggota Rp1 juta, semestinya kita
pakai cukup satu bidang saja, misalnya soal beasiswa pendidikan misalnya. Tidak usah
bencana alam karena bencana alam itu butuh cost-nya terlalu tinggi Misalnya, di daerah
tertentu yang anaknya sangat cerdas dan orang tua tidak mampu sampai dia S2/S3, itu yang
kita ambil sebagai satu bagian dari bantuan sosial kita. Kalau dibantu seperti bencana alam,
kebakaran, dan lain sebagainya itu tidak seimbang dengan kejadian yang terjadi dan bantuan
dari lembaga yang cukup tinggi dari kita.
Model pengelolaannya, Pimpinan, saya sarankan anggaran ini Pimpinan cukup
meminta masing-masing provinsi untuk masuk dalam satu kepengurusan. Tanpa melalui
pembahasan di Paripurna, Pimpinan dapat mengeluarkan surat keputusan tentang anggota
DPD peduli pendidikan atau anggota DPD peduli sosial yang dikelola rekeningnya bersama
disepakati oleh seluruh provinsi. Masuk dalam rekening siapa tidak perlu diformalkan dalam
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 30
Paripurna sehingga tidak ada pertanggungjawaban hukum secara administrasi. Saya kira ini
tidak melebar kemana-mana. Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih.
Bisa kita akhiri? Silakan, Pak Habib.
PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)
Usul konkret saja, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Sebentar, Pak Habib. Tempat duduknya, Pak. Mohon kembali ke tempat duduknya,
ingat tatib.
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Pak Ketua, menjelang Habib sampai tempat duduknya, saya ngomong sebentar, Pak
Ketua.
PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)
Terima kasih, Pimpinan.
Konkret saja to the point. Saya sangat setuju akan dikatakan oleh Bang Dedi Batubara
ya bahwasanya sidang ini sudah selesai. Dan satu, kita ini adalah lembaga DPD RI yang
katanya tinggi, belum tentu tinggi ya, katanya saja yang tinggi ya, jadi kayaknya malu kita
membicarakan tentang uang 500 ribu, 1 juta, sampai ribut-ribut begini. Tutup saja dan karena
Pimpinan sudah terlanjur mengetokkan palunya tadi, untuk mengembalikan kepada
Pimpinan, maka kami akan terima apa saja keputusan Pimpinan tentang hal ini.
Sekian, terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Oke, saya mantap ini.
KETOK 2X
Sudah.
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Pak Ketua.
Saya usul catatan saja, Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Nanti tambahkan sajalah, Pak Syukur, supaya ini mau sahkan.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 31
PEMBICARA: M. SYUKUR, S.H. (JAMBI)
Ya, catatannya dua itu, Pak Ketua. Yang pertama soal perlu diteruskan atau dihapus.
kalau dihapus, tolong bagaimana, dan kalau diteruskan, pedomannya yang mesti dijelaskan.
Terima kasih, Pimpinan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, terima kasih masukannya.
Dengan demikian, termasuk soal dana, susunan tim kerja, itu semua sudah masuk
dalam ketokan tadi. Saya lanjut saja. Sebelum menutup Sidang Paripurna ini kami
mengingatkan bahwa Sidang Paripurna ke-13 Masa Sidang IV DPD akan berlangsung
tanggal 9 Juli dengan agenda: laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan dan pengesahan
DPD. Perlu disampaikan kemarin ada usulan di Panmus agar kita menyelenggarakan buka
puasa bersama tidak hanya di rumah Pimpinan, tetapi juga di kantor DPD. Kami akan
mengemas insya Allah ini sudah bisa disepakati kemarin di Panmus kita akan
menyelenggarakan setelah Sidang Paripurna, buka puasa bersama. Supaya juga mempunyai
arti social, kita undang hadirkan yatim piatu, kaum dhuafa untuk sama-sama kita dan juga
menghadirkan perwakilan dari tenaga kerja dan kita akan membuka memberikan peduli
bingkisan kepada mereka baik kepada dhuafa, yatim piatu, maupun pegawai-pegawai tenaga
kerja yang ada, seperti cleaning service, dan lain-lain tenaga honorer.
Baik, karena ini lagi-lagi tidak ada dana dari APBN, kita tidak perlu singgung, tetapi
secara masing-masing pribadi siapa yang mau share sumbangan mari silakan, nanti akan
diedarkan dimulai dari Pimpinan, dari Ketua Wakil Ketua akan mengedarkan. Saya
persilakan nanti kalau anggota mau share, semua untuk bingkisan, bukan untuk acara. Jadi,
pada nanti akan diserahkan di acara ini. Akhirnya, dengan mengucapkan alhamdulillah....
PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)
Pak Ketua, interupsi sebelum ditutup, Pak Ketua.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Silakan.
PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)
Saya ingin menanyakan ada hal-hal lain di luar dua agenda yang menjadi agenda rapat
Paripurna Luar Biasa, mohon diberi kesempatan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, sebenarnya yang diputuskan dalam Panmus kemarin dua agenda: di dalam ini
tetapi kalau sekadar informatif, tidak perlu ada pembahasan, mungkin ada hal yang perlu
disampaikan.
PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)
Ya. Mohon waktu, Ketua. Langsung, Pak Ketua.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 32
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Sifatnya interupsi atau apa ya?
PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)
Terima kasih, Pak Ketua.
Berhubung buka puasa masih satu jam lagi saya ingin memanfaatkan waktu sesingkat-
singkatnya dan mohon izin tentu kepada para senator. Yang pertama, saya mencatat secara
baik, menyimak secara sungguh-sungguh apa yang disampaikan oleh Pak Ketua, khususnya
skenario pembukaan rapat Paripurna Luar Biasa yang tadi disampaikan oleh Pak Pimpinan.
Pertama, pernyataan Pimpinan yang mengatakan bahwa Ketua DPD tidak bisa hadir karena
kegiatan bersama dengan Pimpinan DPR. Saya mendapatkan informasi, bahkan dari anggota
DPD sendiri yang tadi mendampingi Ketua DPD dalam pertemuan dengan Pimpinan DPR,
itu sudah dilaksanakan dan sudah selesai tadi pagi. Ini harus clear. Ketidakhadiran Pimpinan
sangat penting untuk memimpin sebuah Rapat Paripurna. Tidak hanya persoalan kelebihan
pendapatan Pimpinan tentu, tetapi kewajiban konstitusional. Jadi, ini perlu clear bahwa
ketidakhadiran Ketua DPD karena apa karena urusan Ketua DPD dengan Pimpinan DPR
sudah selesai dan anggota DPD tadi lain juga mendampingi beliau.
Yang kedua, dalam skenario pengantar Rapat Paripurna Luar Biasa, saya mencatat satu
kalimat, yang ini jika tidak diklarifikasi oleh Pimpinan bisa menimbulkan fitnah dan
berdampak yang sangat negative, bahkan bisa menimbulkan saling curiga di antara sesama
anggota DPD. Kalimat apa? Kalimat yang berkaitan khususnya dinamika perkembangan
pembangunan kantor DPD. Telah ada pernyataan yang mendiskreditkan lembaga. Saya
mencatat kalimat itu. Siapa orang yang telah mengeluarkan kalimat yang mendiskreditkan
lembaga? Jangan-jangan saya tersangka atau tertuduh, jangan-jangan Pak Azis Khafia,
jangan-jangan Ibu Goreti, jangan-jangan Pak Farouk sendiri, jangan-jangan ibu yang lainnya,
ini perlu clear karena saya memahami perdebatan yang berkaitan dengan pembangunan
kantor DPD ini tidak lepas, satu dari pernyataan Ketua DPD Saudara Irman Gusman dalam
pernyataannya di media elektronik, televisi, dan juga media cetak. Saya kumpul klipingnya
karena kelebihan orang-orang yang berlatar belakang LSM itu adalah perang data. Saya
mengumpulkan data itu dan nanti akan saya laporkan langsung kepada BK sebetulnya.
Pertama, pernyataan Ketua DPD yang menyatakan bahwa DPD tidak perlu dana
aspirasi. Apakah pernyataan strategis ini sudah merupakan keputusan final dan sikap dari
seluruh 132 anggota DPD?
Yang kedua, pernyataan beliau yang kemudian itu diserang oleh kalangan LSM
menimbulkan kritik publik yang cukup luar biasa tajam, bahkan kita mendapatkan sorotan
yang sangat sejajar dengan DPR. DPR dalam kasus dana aspirasi dan DPD dalam kasus
pembangunan kantor DPD. Hal yang saya kritisi pada Pak Irman adalah Pak Irman
mengatakan di televisi dan juga di surat kabar, pembangunan kantor DPD adalah prioritas
dan kebutuhan yang sangat mendasar. Ini sangat menyakiti publik, ini sangat mengganggu
suasana kebatinan masyarakat dalam kondisi dan situasi ekonomi hari ini. Saya orang yang
mengatakan bahwa kantor DPD itu penting, tetapi saya tidak sependapat kalau itu dinyatakan
sebagai prioritas dan kebutuhan mendesak. Ini bisa diuji dalam perdebatan panjang. Apa iya
hanya untuk empat orang ditambah staf yang juga tidak banyak, kita membutuhkan sebuah
gedung dengan nilai 25 miliar 3 lantai. Lalu, siapa yang mengisi itu? Ini perdebatan panjang
kalau ingin ditarik pada wilayah itu. Nah, saya menganggap apa yang disampaikan Pak
Irman ini benar-benar tidak mewakili lembaga, benar-benar sangat mencederai soliditas 132
anggota. Maka, saya mengusulkan tentu Pimpinan harus mencatat ini menjadi bahan
masukan agar segera dilakukan rapat Pimpinan secara tertutup dengan anggota untuk
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 33
membahas hal-hal yang saya sampaikan tadi. Tetapi, khusus untuk kalimat mendiskreditkan
lembaga kaitan dengan dinamika yang berkembang tentang pembangunan karena Pimpinan
tidak mampu menjelaskan siapa pihak yang dimaksud telah mendiskreditkan lembaga saya
bisa curiga kepada diri saya. Apakah itu berkaitan dengan pernyataan Benny Rhamdani pada
surat kabar tertentu? Tadi Pak Ajiep Padindang sangat jelas ada tidak tata tertib yang
menghalangi orang atau setiap anggota untuk berbicara atas nama dirinya sepanjang dia tidak
mengatasnamakan lembaga? Saya yakin tidak ada. Kalau itu ditujukan kepada saya, maka ini
sama artinya membangunkan harimau yang sedang tidur karena tindakan-tindakan yang
mendiskreditkan lembaga, saya juga punya fakta-fakta lain. Bagaimana kunjungan ke satu
daerah yang jelas-jelas menggunakan uang banyak melibatkan banyak orang turun, tetapi
tidak untuk ketemu rakyat, tidak untuk ketemu pemerintah daerah, tetapi hanya ketemu untuk
sebuah acara yang bermisi politik pencalonan yang kemudian orang-orang yang turun ini
menggunakan kaos tim sukses, saya punya fakta-fakta itu dan saya bisa buka suatu saat, dan
itu semua saya simpan dalam kamera saya. Apa itu bukan perilaku yang mendiskreditkan
lembaga? Kalau yang dimaksud oleh Ketua yang berkaitan dengan saya. Jadi, janganlah
membangun siapa pun yang sedang tidur dan masih menginginkan menyelesaikan masalah
ini secara beradab.
Saya dan juga beberapa teman ya , Pak Ketua, sebagai informasi awal dan ini masih
bergulir telah membuat sebuah konsep pernyataan sikap, sudah bertanda tangan di sini
anggota hingga hari ini 28 anggota. Terakhir Pak Habib Ismail tadi. Kenapa saya melakukan
ini? Karena, saya masih menginginkan proses kelembagaan kita normal, cara-cara berpolitik
kita beradab. Saya menginginkan apa pun tindakan dan hal-hal yang disorot terhadap
perilaku dan tindakan atau sikap Pimpinan, mari kita selesaikan dalam mainstream
kelembagaan. Surat pernyataan itu harus ditindaklanjuti sebelum kami mengambil langkah-
langkah yang bersifat keluar misalnya. Membangunkan macan tidur atau singa tidur itu salah
satunya. Saya kemarin sudah kumpul wartawan, saya sudah tanya kalau kontrak saya bicara
satu jam di media Metro TV itu berapa. Kita ada dana 60 juta ini, mau tidak tampilkan saya
dan kita kontrak, kemudian saya akan bicara banyak hal tentang DPD. Itu kalau kata
mendiskreditkan lembaga ditujukan pada saya. Yang berhak mengatakan seseorang telah
mendiskreditkan lembaga adalah Badan Kehormatan.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Masih cukup, Pak Benny?
PEMBICARA: BENNY RHAMDANI (SULUT)
Saya pikir ini, Ketua. Mudah-mudahan ini direspons secara positif dan secepatnya oleh
Ketua agar soliditas di lembaga DPD ini kembali terjalin demi kepentingan kita semua.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Baik, saya pikir saya yang klarifikasi yang terakhir saja mendiskreditkan. Pak Benny
kemarin tidak ikut dalam rapat Panmus. Dalam rapat Panmus kemarin jelas disebut nama
orang, tetapi di dalam sini saya tidak mau sebut nama orangnya. Yang jelas bukan kita
karena di sini oleh pihak lain yang merasa kecewa. Pihak lain bukan kita, ada pihak di luar
kita, Pak Benny. Don't worry, tidak usah khawatir, bukan itu. Itu hak anggota Jadi, ada pihak
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 34
lain yang sampai-sampai mengatakan apa itu DPD. Ini laporan Panmus kemarin. Pergi ke
luar negeri, tidak bisa bahasa Inggris, tidak tahu begini, tidak berkualitas; apa ini bukan
mendiskreditkan lembaga? Itu yang kita keberatan itu. Jadi, itu diserahkan kepada Pimpinan,
hadapi orang itu. Saya jawab kemarin, saya sudah coba mau saya hadapi orang itu.
Berkembang lagi, saya klarifikasi, saya dibawa lagi ke medsosnya. Itu persoalannya, Pak
Benny. Jadi, ada pihak lain yang mau mendiskreditkan kita sampai mengungkit-ungkit soal
kemampuan bahasalah, soal begini-begitu. Saya lagi mau cari dia punya anu ini di dalam ini.
Soal ke luar negeri kita, ternyata dia ke luar negerinya itu berapa puluh kali habis.
Jangan, jadi tidak usah khawatir Pak Benny itu. Ini oleh pihak lain yang merasa kecewa
di sini, bukan Pak Benny. Itu hak kita semua dan saya selalu terbuka. Kemarin juga ada
masukan-masukan dalam Panmus kritikan kepada Pimpinan saya sampaikan, saya juga yang
memimpin. Walaupun saya sendiri, anggaplah di sini ada tiga orang kami di sini dan saya
buka hati lebar sekali, saya menerima kritikan itu. Biarlah oke anggaplah semua mendengar
itu, begitu juga saya sampaikan dalam forum ini. Kritikan yang membangun ini saya terima.
Saya walaupun seorang diri, ada tiga orang berdampingan saya. Ini akan saya tampung dan
menjadi catatan untuk kebaikan lembaga, bukan perorangan, lembaga DPD yang harus kita
amankan dan harus kita perbaiki terus ke depan.
Terima kasih, Pak Benny.Baik. Saya sekali lagi apresiasi kepada teman-teman yang
menyampaikan ini, hal yang sangat positif supaya kita membangun hubungan kerja yang
lebih harmonis ke depannya.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Sedikit, Pimpinan.
B-66, Pimpinan Saya ingin menyampaikan sedikit pengalaman-pengalaman yang
periode yang kemarin. Barangkali teman-teman yang incumbent sangat merasakan ini semua.
Kalau memang tidak merasakan, mudah-mudahan saya saja yang merasakan ini. Tentang
pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Pimpinan DPD RI seringkali, apa yang
disampaikan Pak Benny, tidak melalui daripada mekanisme persidangan. Itu beberapa kali
terjadi pada saat periode yang kemarin. Sekarang periode DPD umur yang ketiga sekarang
terjadi baru awal daripada masa persidangan yang pertama sekarang. Nah, barangkali ke
depan ini akan terjadi, terjadi lagi. Silakan bagaimana mengatur teknis tentang hal ini. Itu
yang pertama.
Yang kedua, saya pengalaman enam tahun di PURT tentang kebijakan kewenangan
daripada PURT. Sekarang ada yang namanya tatib MD3. Seperti apa menyikapi ini? Apa
yang disampaikan oleh Pak Benny tentang pembangunan kantor, saya sedikitpun tidak tahu.
Bagaimana tentang hal itu terjadi? Apalagi, keputusan-keputusan yang lain. Nah, ini saya
sampaikan, makanya pernah pada saat persidangan di PURT sudah tidak usah lagi rapat
RURT. Ngapain rapat PURT lagi, sedangkan apa yang diambil keputusan dalam PURT tidak
pernah dijalankan. Semua, padahal kita adalah PURT, yaitu mensejahterakan semua anggota,
tetapi setelah menjadi suatu keputusan, kesimpulan rapat, enam tahun saya di PURT tidak
pernah terjadi itu. Semua yang dijalankan adalah semua angan-angan daripada Sekretariat
Jenderal mapun Pimpinan. Nah, inilah yang perlu saya sampaikan dalam Sidang Paripurna
ini karena kalau ini terus terjadi, saya keluar dari PURT, saya tidak mau di PURT lagi.
Karena apa yang saya putuskan di PURT, semua kesejahteraan teman-teman bagaimana
mengatur daripada keuangan ini. Tetapi, setelah kami breakdown semua, terakhir dianulir
hilang semua, bagaimana teman-teman? Akhirnya yang disalahkan kita-kita yang di PURT,
bagaimana itu PURT, bagimana itu PURT. Nah, sekarang saya sampaikan, inilah PURT.
Kalau memang kewenangan seperti itu lewat lembaga ini, lewat Sidang Paripurna, PURT
ditidakadakan saja, tidak ada keputusan yang bisa diambil.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 35
Terima kasih. Itu saja, Pimpinan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om shanti shanti shanti om.
PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)
Sedikit, Pimpinan.
Oke, terima kasih, Pimpinan.
Terakhir, terima kasih. Yang salah PURT kok, Pak Kadek ya Pak Kadek, yang salah
PURT, malu bisa merapat begitu lho. Begini Pimpinan, menanggapi apa-apa dan lain-lain
yang dikemukakan oleh rekan-rekan kita yang terhormat, yang mulia, yaitu Bang Benny
Rhamdani dan juga saudara kita Kadek Arimbawa, kayaknya sudah tepat andaikata apa yang
kita bicarakan di Panmus kemarin itu dilaksanakan walaupun yang tertinggal di ruangan ini
tidak ada sampai separuhnya dari seluruh anggota DPD RI yang terhormat ini, kalau bagi
saya sudah sepatutnya dan selayaknyalah kita kemukakan ini ke permukaannya itu. Sidang
yang terhormat ini mengambil keputusan untuk meminta kepada Badan Kehormatan DPD RI
untuk memberi teguran kepada saudara Irman Gusman sebagai Ketua DPD RI. Itu masalah
tepat sekarang ini. Tolong tepuk tangan, yang setuju tepuk tangan tolong. Sedikit saja ya,
berarti yang berani, yang lain tidak berani begitulah, oke.
Karena apa? Seperti kemarin disampaikan oleh Bang Benny, beliau sering
mengemukakan pendapat yang mengatasnamakan DPD RI, padahal kita belum pernah
membahas itu ya kan. Begitu juga Ibu Prof. Darmayanti dulu pernah marah-marah ya, Bu
Prof. ya kita bagaimana, tatkala ujian nasional, ini sekadar dibuka juga ya, kita waktu itu
pengawasan ujian nasional, belum pulang dari ujian nasional, Pak Irman dengan seenaknya
sudah ngomong DPD RI menghendaki ujian nasional dihapus. Untuk apa kita pengawasan ke
daerah kalau akhirnya keputusan diambil duluan, begitu lho.
Jadi, sekali lagi Pimpinan Sidang yang kami hormati, kami muliakan, anggap saja itu
minta maaf kepada Anda agar bisa menjadikan ini semua landasan untuk memberi teguran
karena tidak ada manusia yang sempurna. Karena Pak Irman andaikata tidak ditegur, kita
takut malah beliau salah jalan karena orang yang sudah kedudukannya di atas, andaikata
tidak ada yang menegur, berbahaya begitu lho.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik. Terima kasih.
PEMBICARA: HABIB H. SAID ISMAIL (KALTENG)
Terima kasih, Pimpinan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Yang arif itu, batuk pun itu suatu teguran secara halus tanpa harus Badan Kehormatan,
itu Pak ya. Terima kasih. Baik, akhirnya....
PEMBICARA: EDISON LAMBE (PAPUA)
Pimpinan, terakhir Papua.
SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-4 DPD RI MS IV TS 2014-2015
SELASA, 23 JUNI 2015 36
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Mohon kita sepakati ya, jam 5 ini. Mana ini Papua? Ohya, silakan.
PEMBICARA: EDISON LAMBE (PAPUA)
Terima kasih kesempatan, Pimpinan.
Pimpinan, saya menyikapi yang disampaikan oleh Kadek dari Bali. Itu persoalan
serius, Pimpinan perlu menyikapi hal itu. Saya waktu rapat PURT di Sentul Bogor sudah
mengatakan kepada Setjen dengan kesekretariatan bahwa saya anggota PURT yang tidak
akan pernah hadir rapat-rapat PURT karena saya kesal apa yang kita bahas yang menjadi
keputusan kita dengan mengorbankan waktu, kesempatan, pikiran, ide, gagasan kita tuangkan
buat lembaga ini yang kita berpikir untuk seadil-adilnya kepada seluruh anggota, itu mudah
saja dibatalkan atau ditiadakan saja dengan begitu.
Tolong, Pimpinan, buka ruang untuk kita hilangkan PURT di tatib. Saya sebagai
anggota yang terhormat dan saya dipilih dari 238.000 suara itu harus terhormat di sini juga.
Dan, itu wibawa saya dan saya harus lebih terhormat daripada kesekretariatan, dan keputusan
saya tidak boleh dianulir atau dihilangkan oleh secretariat. Pimpinan perlu buka ruang itu.
Saya minta dan ini harus diseriusi karena letak kehormatan saya di mana kalau keputusan
saya tidak pernah dan Pimpinan mendapatkan mandat daripada saya dan teman-teman dan itu
harus. Pimpinan buka ruang kita hilangkan PURT di dalam tatib.
Terima kasih.
PIMPINAN SIDANG: Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (WAKIL KETUA DPD RI)
Baik, Terima kasih Pak Edison.
Saya dulu ada beberapa ini juga, saya kebetulan terus terang secara pribadi saya kan
tidak berurusan dengan PURT. Tetapi, kalau ada masalah, mereka pernah sampaikan kepada
saya, saya jembatani. Saya pikir clear juga begitu. Jadi baiklah, ini menjadi catatan masukan.
Saya akan bawa ke dalam rapat Pimpinan ya, tetapi tidak bisa kita bahas karena tidak
diagendakan di sini, saya terima kasih. Tampaknya yang bisa saya katakan, memang ada hal
yang perlu kita tinjau kembali, perlu kita duduk bersama terkait dengan mekanisme dan
peranan dari PURT ini supaya memang bisa lebih efektif menjembatani apa yang menjadi
aspirasi dari bawah dan apa yang menjadi kebijakan dan aturan dari atas.
Baik, dengan mengucapkan alhamdulillah, Sidang Paripurna Luar Biasa kami tutup.
Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Shalom.
Om shanti shanti shanti om.
KETOK 3X
SIDANG DITUTUP PUKUL 16.53 WIB