dewan perwakilan daerah sekretariat...
TRANSCRIPT
1
DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL
-----------------------
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH
NOMOR 03 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN KAJIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
Menimbang: a. bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah
dioptimalkan melalui Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah
dengan dukungan administrasi dan keahlian;
b. bahwa dukungan administrasi dan keahlian sebagaimana dimaksud
huruf a merupakan tugas Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Daerah yang dilakukan melalui kegiatan penyusunan kajian;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Perwakilan Daerah tentang Pedoman Kajian.
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568)
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 383,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5650);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2005
tentang Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia;
2
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4. Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Tata Tertib;
5. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Perubahan Pertama Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN KAJIAN.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Sekretaris Jenderal ini, yang dimaksud dengan :
1. Kajian adalah kegiatan penelitian, analisis, pengamatan, dan telaah
yang dilakukan dengan metode tertentu untuk menghasilkan
naskah kajian sebagai rujukan kebijakan yang meliputi persiapan,
proposal dan/atau seleksi peneliti, pelaksanaan kajian lapangan,
penyelesaian dan publikasi.
2. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah yang selanjutnya
disebut Sekretariat Jenderal adalah aparatur pemerintah yang di
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan DPD.
3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat struktural Eselon II atau jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
yang menyelenggarakan Kajian dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa mengenai Kajian.
3
4. Tim Panel adalah Pakar, Narasumber, dan/atau Reviewer berasal
dari pegawai Sekretariat Jenderal atau dari luar Sekretariat
Jenderal.
5. Pegawai Sekretariat Jenderal adalah Pegawai yang bekerja pada
Sekretariat Jenderal dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan
Sekretaris Jenderal.
6. Dewan Perwakilan Daerah, selanjutnya disingkat DPD adalah
Dewan Perwakilan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
7. Hari adalah hari kalender.
BAB II RUANG LINGKUP
Pasal 2 (1) Ruang lingkup kajian meliputi:
a. Program Legislasi Nasional; b. otonomi daerah; c. hubungan pusat dan daerah;
d. pembentukan daerah; e. pemekaran daerah; f. penggabungan daerah;
g. pengelolaan sumber daya alam; h. pengelolaan sumber daya ekonomi;
i. perimbangan keuangan pusat dan daerah; j. Anggaran Pendapatan Belanja Negara; k. Pajak;
l. Pendidikan; m. Agama; dan
n. Isu-isu strategis daerah. (2) Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
tugas DPD.
BAB III
MANFAAT DAN TUJUAN
Bagian Kesatu Manfaat
Pasal 3 (1) Kajian harus bermanfaat bagi:
a. pimpinan dan anggota DPD; b. alat Kelengkapan; c. Sekretariat Jenderal;
d. Kelompok Ahli;dan e. masyarakat dan daerah.
4
(2) Selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hasil kajian harus bermanfaat bagi:
a. pelaksanaan tugas DPD dalam bidang legislasi, pengawasan dan anggaran;
b. pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal dalam rangka memberikan dukungan administrasi dan keahlian;
c. pelaksanaan tugas Kelompok Ahli dalam rangka memberikan
dukungan keahlian; d. memperlihatkan unsur keterpaduan antar Peneliti dalam
disiplin ilmu yang saling melengkapi dan saling mendukung.
Bagian Kedua Tujuan
Pasal 4 (1) Kajian bertujuan mewujudkan pembentukan pengetahuan berbasis
pengalaman (experience-based knowledge) diutamakan dalam kategori pemecahan masalah terkait tugas DPD RI.
(2) Pembentukan pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: a. kajian kebijakan;
b. analisis legal; c. meta analisis; d. analisis latar belakang kebijakan;dan
e. intervensi serba sistem.
BAB IV JENIS KAJIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
(1) Jenis kajian meliputi:
a. kajian jangka panjang; b. kajian jangka pendek; dan
c. kajian jangka singkat. (2) Jenis kajian berdasarkan sifat dan media publikasi meliputi:
a. Kajian yang tidak dipublikasikan dan/atau yang dipublikasikan
secara terbatas yang meliputi: a) informasi yang dapat membahayakan negara;
b) informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat;
c) informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d) informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau e) informasi publik yang diminta belum dikuasai atau
didokumentasikan.
5
b. Kajian yang dipublikasikan di Jurnal Bhineka Tunggal Ika atau jurnal lain yang diterbitkan oleh DPD RI, temasuk laman DPD RI;
c. Kajian yang dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi LIPI dan/atau DIKTI tercetak;
d. Kajian yang dipublikasikan pada jurnal internasional yang terindeks di laman Thomson ISI Knowledge dan/atau Scopus SJR Journal Ranking dan/atau Microsoft academic search dan jurnal
yang tingkat kehandalan akademiknya tidak dipertanyakan (non-questionable journals).
Bagian Kedua
Kajian Jangka Panjang
Pasal 6 Kajian jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi:
a. kajian utama; b. kajian madya; dan c. kajian muda.
Pasal 7
Kajian jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaksanakan dalam waktu: a. kajian utama paling lama 1 (satu) tahun anggaran;
b. kajian madya paling lama 6 (enam) bulan; dan c. kajian muda paling lama 4 (empat) bulan.
Pasal 8
(1) Hasil kajian utama sebagaimana dimaksud pasal 7 huruf a berupa
buku yang diterbitkan oleh Penerbit Sekretariat Jenderal DPD RI dan artikel ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf d.
(2) Hasil kajian madya dan kajian muda sebagaimana dimaksud pasal 7 huruf b dan huruf c berupa buku yang diterbitkan oleh Penerbit
Sekretariat Jenderal DPD RI dan artikel ilmiah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf c.
Pasal 9 (1) Pelaksanaan kajian jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 didukung dengan paket belanja operasional lainnya terdiri atas: a. kajian utama paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah); b. kajian madya paling banyak Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah); dan
c. kajian muda paling banyak Rp 40.000.000,00 (empat puluh juta
rupiah).
6
(2) Dalam hal paket belanja operasional kajian jangka panjang paling
sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) proses
pelaksanaannya mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai barang/jasa.
Bagian Ketiga
Kajian Jangka Pendek
Pasal 10
(1) Kajian jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf b didahului oleh permintaan Alat Kelengkapan, penugasan
dari Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal, atau
pengusulan dari Kepala Biro, Kepala Pusat atau Inspektur di
lingkungan Sekretaris Jenderal.
(2) Kajian jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan.
(3) Hasil kajian jangka pendek berupa artikel ilmiah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b.
(4) Pelaksanaan kajian jangka pendek didukung dengan paket belanja
operasional lainnya paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh
lima juta rupiah).
Bagian Keempat
Kajian Jangka Singkat
Pasal 11
(1) Kajian jangka singkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf c didahului oleh penugasan dari Sekretaris Jenderal atau
Wakil Sekretaris Jenderal atau pengusulan dari Kepala Biro/Pusat
Sekretariat Jenderal atau Inspektorat Sekretariat Jenderal.
(2) Kajian jangka singkat dilaksanakan dalam waktu paling lama 1
(satu) bulan.
(3) Hasil kajian jangka singkat berupa artikel ilmiah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf b.
(4) Pelaksanaan kajian jangka singkat didukung dengan paket belanja
operasional lainnya paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah).
7
BAB V PPK, TIM PANEL, PENELITI, PANITIA BARANG/JASA DAN TIM ASISTENSI
Bagian Kesatu
PPK
Pasal 12 PPK ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal.
Pasal 13
PPK mempunyai tugas: a. menyusun dan menetapkan program penyelenggaraan kajian 1 (satu)
tahun anggaran; b. mengorganisasikan dan mengendalikan proses pelaksanaan kajian;
c. mengoordinasikan usulan tema dari sekretariat yang membidangi kajian dan sekretariat bagian alat kelengkapan sebagai rencana
program kajian; d. menyusun dan menandatangani Kontrak Kajian dengan Peneliti;
e. menentukan proposal terpilih dan calon Peneliti sesuai rekomendasi Tim Panel;
f. mengajukan Tim Panel; g. mengajukan Pakar atau Narasumber;
h. menunjuk Tim Asistensi; i. dapat membentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (2);dan j. mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal penjatuhan sanksi terhadap
Peneliti dalam hal pelanggaran Kontrak Kajian.
Pasal 14 Hak dan kewajiban PPK untuk Kajian Tertentu diatur dalam Kontrak
Kajian.
Bagian Kedua Tim Panel
Pasal 15
Tim Panel ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal.
Pasal 16 (1) Tim Panel mempunyai tugas:
a. menyusun tema kajian; b. menyeleksi, menilai dan mengevaluasi proposal kajian;
c. menyeleksi Peneliti; d. menyeleksi kesesuaian metode penelitian;
e. mengevaluasi relevansi substansi materi kajian dalam pelaksanaan fungsi DPD RI mengenai legislasi, pengawasan, dan anggaran;
f. mengevaluasi laporan kajian tengah masa dan laporan kajian akhir masa pada jenis kajian jangka panjang;
g. mengevaluasi hasil kajian jangka pendek, kajian jangka singkat; h. mengevaluasi hasil kajian sebagaimana dimaksud pada huruf f dan
huruf g yang akan dipublikasikan.
8
(2) Hasil pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
rekomendasikan kepada PPK yang selanjutnya dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal.
Pasal 17
Tim Panel terdiri atas:
a. Pakar dan/atau Narasumber; dan b. Reviewer.
Pasal 18
(1) Pakar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a merupakan
orang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan/atau pengalaman dalam bidangnya.
(2) Narasumber sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a
merupakan orang yang memiliki kompetensi secara substansi untuk memberi informasi yang dibutuhkan dalam pembahasan
tertentu sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. (3) Pakar atau Narasumber berasal dari dalam Sekretariat Jenderal
maupun dari luar Sekretariat Jenderal.
Pasal 19
(1) Reviewer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b merupakan penilai kajian yang memiliki kompetensi di bidang metode penelitian atau substansi materi kajian.
(2) Reviewer berasal dari dalam Sekretariat Jenderal maupun dari luar Sekretariat Jenderal.
(3) Reviewer diajukan oleh PPK berdasarkan persetujuan Sekretaris
Jenderal. (4) Reviewer diajukan dalam rangka penjaminan mutu kajian.
Bagian Ketiga
Peneliti
Pasal 20 (1) Peneliti adalah orang yang memiliki kualifikasi peneliti yang berasal
dari lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi, lembaga
penelitian nonpemerintah dan/atau Pegawai Sekretariat Jenderal yang ditetapkan sebagai pelaksana kajian.
(2) Waktu pelaksanaan kajian, tugas, hak, kewajiban dan sanksi
terhadap Peneliti diatur dalam Kontrak Kajian. (3) Format Kontrak Kajian sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
peraturan ini.
9
Bagian Keempat Panitia Pengadaan Barang/Jasa
Pasal 21
(1) PPK dapat membentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa sesuai peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai barang/jasa.
(2) Panitia Pengadaan Barang/Jasa ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal.
(3) Tugas Panitia Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Kelima
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
Pasal 22
(1) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal.
(2) Tugas Panitia Penerima Hasil Pekerjaan Barang/Jasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Keenam Tim Asistensi
Pasal 23
Tim Asistensi adalah Pegawai Sekretariat Jenderal yang ditunjuk
dengan Surat penugasan PPK.
Pasal 24
Tim Asistensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 mempunyai tugas membantu PPK dalam rangka:
a. kegiatan administratif kajian; b. mengumumkan tema kajian pada situs DPD; dan c. Mendata dan mengarsipkan administrasi kajian.
BAB VI METODE KAJIAN, TAHAPAN KAJIAN, DAN PENJAMINAN MUTU
Bagian Kesatu Metode Kajian
Pasal 25
(1) Metode kajian dimaksudkan untuk menjamin terwujudnya kemanfaatan hasil kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dan...…
….
10
dan pembentukan pengetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
(2) Metode kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk analisis situasi dunia nyata saat ini (current realworld situation), untuk analisis studi perbandingan (comparative study), dan/atau analisis kurun waktu sejarah (historical time series analysis);
(3) Analisis studi perbandingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui perbandingan institusional dalam negeri
dan/atau perbandingan institusional internasional.
Pasal 26 Metode kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 meliputi: a. intervensi serba sistem (systems interventions);dan
b. analisis legal.
Pasal 27 (1) Intervensi serba sistem (systems interventions) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 huruf a merupakan kajian yang
sifatnya metodologi tunggal maupun yang sifatnya metodologi jamak.
(2) Analisis legal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b dilakukan melalui: a. metode yuridis normatif;dan
b. metode yuridis empiris dan/atau penelitian sosio legal.
Pasal 28 (1) Metode yuridis normatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (2) huruf a ditujukan untuk mengetahui:
a. landasan atau dasar hukum pengaturan suatu masalah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan praktik pelaksanaannya yang dilihat dari peraturan kebijakan,
keputusan dan tindakan pejabat atau organ Pemerintah maupun Pemerintah Daerah lainnya yang terkait dengan masalah
penelitian; dan b. landasan teoritis, landasan filosofis dan landasan politis suatu
masalah yang diatur.
(2) Metode yuridis normatif s e baga im ana d imak sud pada a ya t ( 1 ) dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah data
sekunder berupa bahan hukum meliputi: a. Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-undangan,
putusan pengadilan, perjanjian, kontrak, atau dokumen hukum
lainnya; b. Bahan hukum sekunder meliputi pendapat ahli, literatur, hasil
penelitian terdahulu, dan lainnya;dan
c. Bahan hukum tertier berupa kamus dan ensiklopedi. (3) Metode yuridis normatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilengkapi dengan wawancara, diskusi (focused-group discussion), dan/atau rapat dengar pendapat.
11
Pasal 29
(1) Metode yuridis empiris s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m
P a s a l 2 7 a y a t ( 2 ) h u r u f b dilakukan dengan penelitian yang diawali dengan penelitian normatif yang dilanjutkan dengan
observasi dan penyebarluasan kuesioner. (2) Observasi dan penyebarluasan kuesioner sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan
data faktor non hukum yang terkait dan berpengaruh terhadap peraturan perundang-undangan yang diteliti.
Bagian Kedua
Tahapan Kajian
Paragraf 1
Umum
Pasal 30 Tahapan Kajian dilaksanakan dengan metode kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dilakukan melalui:
a. Tahap pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder yang memenuhi standar kualifikasi dalam riset kualitatif;
b. Tahap pengolahan data yang memenuhi standar kualifikasi dalam riset kualitatif;
c. Tahap pembahasan dan hasil pengolahan data yang memenuhi standar kualifikasi dalam riset kualitatif;dan
d. Tahap pengambilan kesimpulan dan perumusan rekomendasi
dengan kualifikasi dalam riset kualitatif.
Paragraf 2
Tahapan Pengumpulan Data
Pasal 31
(1) Tahap pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada pasal 30 huruf a dilakukan dengan teknik-teknik yang memenuhi standar
kualifikasi dalam riset kualitatif seperti wawancara individual, wawancara kelompok, diskusi kelompok terfokus (focused-group discussion), pertemuan informal dan studi dokumen.
(2) Tahap pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk memenuhi keandalan dan kesahihan data baik yang sifatnya emic maupun etic.
(3) Keandalan (reliability) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan memperhatikan konsistensi dan kestabilan data atau temuan.
12
(4) Kesahihan (validity) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan memperhatikan kesesuaian antara objek penelitian dengan data
yang dilaporkan. (5) Kesahihan data sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan
melalui triangulasi data yang memenuhi kualifikasi dalam riset kualitatif.
Pasal 32 Keandalan dan kesahihan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
ayat (3) dan (4) memperhatikan: a. Penjaminan mutu kajian dilakukan dengan penilaian keandalan
dan kesahihan metode kajian.
b. Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan pada tahap penyusunan proposal, penilaian proposal, penilaian laporan tengah masa (midterm report), penilaian laporan
akhir masa (final report). c. Penjaminan mutu pada tahap penyusunan proposal
dilakukan oleh peneliti dengan cara merumuskan metode kajian dengan melakukan konsultasi dan/atau wawancara
pendahuluan. d. Penjaminan mutu pada tahap penilaian proposal dilakukan
dengan cara pengawasan oleh Pakar/Narasumber dan dilakukan
dalam rapat penilaian substansi proposal. e. Penjaminan mutu melalui monitoring dilakukan empat tahap,
yaitu penilaian proposal, penilaian laporan tengah masa (midterm report), penilaian laporan akhir masa (final report), dan keandalan publikasi.
f. Penjaminan mutu melalui monitoring laporan tengah masa (midterm report) sebagaimana dimaksud pada huruf e dilakukan
dalam rapat laporan tengah masa. g. Rapat laporan tengah masa (midterm report) sebagaimana
dimaksud pada huruf f, dihadiri oleh peneliti, Pejabat Pembuat Komitmen atau pejabat yang mewakili, pejabat terkait dan Pakar/Narasumber.
h. Pejabat terkait sebagaimana dimaksud pada huruf g terdiri dari pejabat dari satuan dan luar satuan pejabat pembuat komitmen yang bersangkutan.
i. Penjaminan mutu melalui monitoring laporan akhir masa (final report) sebagaimana dimaksud pada huruf e dilakukan dalam
rapat laporan akhir masa. j. Rapat laporan akhir masa (final report) sebagaimana dimaksud
pada huruf i, dihadiri oleh peneliti, Pejabat Pembuat Komitmen atau pejabat yang mewakili, pejabat terkait dan Pakar/Narasumber.
k. Pejabat terkait sebagaimana dimaksud pada huruf j, terdiri dari pejabat dari satuan dan luar satuan pejabat pembuat komitmen
yang bersangkutan.
13
l. Penjaminan mutu melalui keandalan publikasi dilakukan dengan cara mewajibkan peneliti melakukan publikasi
berdasarkan sifat dan media publikasi hasil kajiannya.
Paragraf 3
Tahap Pengolahan Data
Pasal 33
(1) Tahap pengolahan data sebagaimana dimaksud dalam pasal 30
huruf b dilakukan dengan: a. Teknik pemaparan data (data display), dan reduksi data (data
reduction) yang memenuhi kualifikasi dalam riset kualitatif; b. Konstruksi tipe ideal sebagaimana dimaksud dalam
Metodologi Weberian (Weberian Methodology) dan atau
analisis logika dalam Metodologi Serba Sistem Lunak (Soft Systems Methodology);dan
c. Perangkat lunak NVIVO, perisalah rapat/wawancara dan/atau perangkat lunak lainnya.
(2) Metodologi Weberian dan/atau analisis logika dalam Metodologi Serba Sistem Lunak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diwujudkan dalam model konseptual.
Pasal 34
(1) Pengumpulan dan pengolahan data sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 dan Pasal 33 dalam rangka memenuhi asas rekoverabilitas (recoverability) kajian.
(2) Pengumpulan dan pengolahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kajian jangka pendek dan jangka singkat meliputi: a. Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan secara lebih
sederhana;dan b. Sederhana sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi
pengambilan data lapangan termasuk luar kota secara terbatas dan sejauh mungkin bertumpu pada data sekunder yang andal dan shahih yang memenuhi kualifikasi dalam riset kualitatif.
Paragraf 4 Tahap Pengambilan Kesimpulan
Pasal 35 (1) Pengambilan kesimpulan dan perumusan rekomendasi dengan
kualifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 30 huruf d
dilakukan melalui tahap komparasi antara model konseptual (conceptual model) yang telah dibuat pada tahap sebelumnya
dengan data lapangan sesuai topik kajian (problematical situation). (2) Kesimpulan dan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dirumuskan sedemikian rupa sehingga diperoleh perbaikan, penyempurnaan atau perubahan yang secara sistem dapat
dilakukan......
......................
........
14
dilakukan (arguably and systematically desirable) dan secara budaya dapat diterima (culturally feasible).
(3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan mempertimbangkan perbaikan, penyempurnaan atau
perubahan yang terkait dengan struktur, proses, atau sikap.
Paragraf 5 Riset Lapangan
Pasal 36
(1) Pelaksanaan Riset Lapangan meliputi:
a. pelaksanaan riset lapangan harus mentaati proposal yang telah disetujui;
b. dalam hal peneliti melakukan pelaksanaan riset lapangan yang berbeda dengan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada huruf a peneliti melaporkan perubahan tersebut berikut
alasannya pada laporan tengah masa (midterm report);dan c. perubahan yang dimaksud pada huruf b termasuk perubahan
peruntukan anggaran. (2) Riset Lapangan sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan fasilitas
kepada Penelilti untuk kelancaran pelaksanaan kajian.
(3) Fasilitas peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat memperoleh fasilitas berupa perijinan yang diperlukan kepada instansi terkait dan fasilitas lainnya.
Bagian Ketiga Penjaminan Mutu Kajian
Paragraf 1 Umum
Pasal 37
(1) Penjaminan mutu kajian dilaksanakan pada kesesuaian topik
kajian dengan kebutuhan DPD RI. (2) Penjaminan mutu kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Penjaminan mutu kajian dilakukan dengan mengukur kesesuaian topik kajian dengan kebutuhan DPD RI.
b. Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan pada tahap penyusunan proposal, penilaian proposal, penilaian laporan tengah masa (midterm report), penilaian laporan akhir masa (final report), dan pada tahap publikasi.
c. Penjaminan mutu pada tahap penyusunan proposal dilakukan dengan cara mewajibkan peneliti untuk melakukan konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan
kepada......
..............
15
kepada Alat Kelengkapan DPD RI Anggota DPD RI dan/atau Sekretariat Jenderal DPD RI.
d. Penjaminan mutu pada tahap penilaian proposal dilakukan dengan cara pengawasan oleh
Pakar/Narasumber/Tim Panel. e. Penjaminan mutu pada tahap penilaian laporan tengah masa
(midreport) dilakukan dengan cara pengawasan oleh Pakar/
Narasumber/Tim Panel. f. Penjaminan mutu pada tahap penilaian laporan akhir masa
(final report) dilakukan dengan cara pengawasan oleh Pakar/ Narasumber/Tim Panel.
g. Penjaminan mutu pada tahap publikasi dilakukan melalui
telaah (peer review) oleh mitra bestari (blind reviewer) pada media publikasi.
(3) Penjaminan Mutu melalui monitoring untuk kajian jangka pendek dan singkat dilakukan secara internal di lingkungan Sekretariat Jenderal serta Tim Panel terkait yang diperlukan.
Paragraf 2 Pelaporan Tengah Masa (Mid Term Report)
Pasal 38 (1) Pelaporan tengah masa terdiri dari laporan sementara tahap
pengumpulan data, pengelolaan dan pengolahan data serta penggunaan anggaran.
(2) Pelaporan tengah masa dilakukan dengan cara off-line dan on-line.
(3) Pelaporan tengah masa secara offline dihadiri Kepala Biro/Kepala Pusat Sekretariat Jenderal DPD RI yang bersangkutan dan dihadiri
oleh staf yang mewakili Biro/Pusat Sekretariat Jenderal DPD RI terkait serta Tim Panel.
(4) Tim Panel sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
dimaksudkan untuk menjamin keandalan substantif dan metode kajian.
(5) Hasil rapat tengah masa dituangkan dalam Berita Acara Rapat Tengah Masa.
Paragraf 3
Pelaporan Akhir Masa (Final Term Report) Kajian
Pasal 39
(1) Pelaporan akhir masa secara offline dihadiri oleh Kepala Biro/Kepala Pusat Sekretariat Jenderal DPD RI yang bersangkutan dan dihadiri oleh staf yang mewakili Biro/Pusat Sekretariat
Jenderal DPD RI yang terkait Tim Panel. (2) Tim Panel sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
dimaksudkan untuk menjamin keandalan substantif dan metode kajian.
16
(3) Pelaporan akhir masa terdiri dari format laporan unpublished dan format artikel ilmiah.
(4) Format laporan unpublished sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh PPK.
(5) Format a r t i ke l i lmiah meng iku t i gaya se l ingkung ( instructions f o r au tho r ) sesuai dengan jurnal yang dituju.
(6) Hasil rapat laporan akhir masa dituangkan dalam Berita Acara
Rapat Laporan Akhir Masa. (7) Pelaporan akhir masa berupa:
a. Empat eksemplar laporan hasil riset; b. Dua eksemplar laporan keuangan riset; c. Empat eksemplar log book/buku catatan harian riset;
d. Empat eksemplar laporan format artikel ilmiah; e. Berita acara serah terima hasil riset;
f. Bukti pendaftaran naskah (submission) di jurnal; g. Power point bahan presentasi;dan
h. Soft copy laporan hasil riset.
BAB VII TAHAPAN ADMINISTRASI KAJIAN
Bagian Kesatu
Persiapan
Paragraf 1 Usul Tema Kajian
Pasal 40
(1) Unit kerja Sekretariat Jenderal yang menyelenggarakan kajian mengusulkan tema kajian kepada PPK.
(2) Usul tema kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ruang lingkup dan pembentukan pengetahuan.
Pasal 41
(1) Usul tema kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) berasal dari:
a. Program Legislasi Nasional; b. Anggota DPD;
c. Alat kelengkapan DPD; d. Kelompok Provinsi DPD; dan/atau
e. temuan berdasarkan permasalahan di daerah. (2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat gambaran umum
mengenai urgensi kajian.
17
Paragraf 2 Penentuan Tema Kajian
Pasal 42
(1) PPK menentukan tema kajian. (2) Penentuan Tema kajian sebagaimana dimaksud ayat (1) setelah
dilakukan pembahasan antara Tim Panel dan Unit kerja Sekretariat Jenderal yang mengusulkan tema kajian.
(3) Penentuan tema kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada:
a. awal tahun kalender atau setelah ditetapkannya Program Legislasi Nasional; dan
b. pada saat berakhir masa reses akhir tahun sebelumnya. (4) Penentuan tema kajian dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari.
Paragraf 3 Pilihan Judul Kajian
Pasal 43 (1) Pilihan judul kajian mempertimbangkan kesesuaian topik kajian
dengan kebutuhan DPD. (2) Dalam rangka menjamin kesesuaian topik kajian dengan
kebutuhan DPD RI sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
peneliti terlebih dahulu melakukan konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan kepada alat kelengkapan DPD, anggota DPD dan Sekretariat Jenderal DPD.
(3) Konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan untuk menjamin terpenuhinya
manfaat hasil kajian. (4) Format konsultasi dan/atau wawancara pendahuluan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh PPK.
Paragraf 4 Pengumuman Tema Kajian
Pasal 44 (1) Tim Asistensi menyiapkan administrasi dalam rangka membantu
PPK menentukan tema kajian.
(2) Persiapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. persuratan; dan b. pengumuman tema kajian pada situs DPD.
(3) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, pengumuman
tema Kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa.
(4) Bentuk pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dalam Formulir 1 lampiran.
18
Bagian Kedua Seleksi Proposal Kajian
Paragraf 1
Pengajuan Proposal
Pasal 45
(1) Pengajuan proposal disampaikan oleh peneliti lembaga mitra kajian disertai surat persetujuan dari lembaga mitra kajian.
(2) Pengajuan proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara langsung (off line) dan/atau secara tidak langsung (on line).
Paragraf 2 Format Proposal
Pasal 46 Format proposal meliputi: a. Halaman judul;
b. Abstrak; c. Latar Belakang, termasuk di dalamnya Pertanyaan Kajian dan
Tujuan Kajian; d. Studi Literatur; e. Metode Kajian;
f. Tempat dan Jadwal Kajian; g. Daftar Pustaka;
h. Analisis kesesuaian antara tujuan dengan tugas DPD RI; i. Rancangan Anggaran Biaya; j. Biodata peneliti;dan
k. Profil lembaga mitra kajian.
Paragraf 3 Seleksi Administrasi Proposal
Pasal 47
(1) Tim Asistensi melakukan seleksi administrasi proposal kajian yang
masuk dengan cara mencatat, memilah, dan meneliti. (2) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan pada saat masuknya proposal kajian sampai dengan berakhirnya pengumuman.
Pasal 48 (1) Tim Asistensi menyerahkan hasil seleksi administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 kepada Tim Panel.
(2) Tim Asistensi melaporkan hasil pelaksanaan seleksi administrasi kepada PPK.
19
Paragraf 4
Pembobotan Peringkat
Pasal 49 (1) Tim Panel menyeleksi kesesuaian proposal kajian, Peneliti, dan
metodologi yang digunakan.
(2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyesuaikan dengan ketentuan format proposal kajian sebagaimana tercantum dalam lampiran.
(3) Hasil seleksi disusun dalam bentuk pembobotan peringkat proposal kajian dan Peneliti.
(4) Hasil seleksi dalam bentuk pembobotan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) direkomendasikan kepada PPK.
(5) Tim Asistensi menyusun Berita Acara pembobotan peringkat
peneliti. (6) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, penyusunan
Berita Acara pembobotan peringkat peneliti sebagaimana dimaksud
Pada ayat (3) dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa.
Pasal 50
(1) Seleksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1)
dilakukan setelah berakhirnya waktu pengumuman tema kajian.
(2) Seleksi dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari.
Paragraf 5
Proposal Kajian Terpilih
Pasal 51
(1) PPK menetapkan proposal kajian terpilih berdasarkan hasil seleksi
Tim Panel.
(2) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dalam
format Berita Acara proposal kajian terpilih.
(3) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, proposal
kajian terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Panitia Pengadaaan Barang/Jasa kepada PPK berdasarkan hasil
seleksi Tim Panel.
(4) PPK mengumumkan Peneliti beserta Proposal kajian terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai pemenang.
(5) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, pengumuman
Peneliti beserta Proposal kajian terpilih sebagai pemenang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh Panitia
Pengadaan Barang/Jasa.
20
(6) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4)
disampaikan melalui situs DPD.
Pasal 52
(1) Tim Asistensi menyiapkan bahan administrasi yang meliputi:
a. menyiapkan surat kepada Peneliti pemenang Proposal kajian;
b. menyiapkan draf Kontrak Kajian;dan
c. menyiapkan draf Surat Keputusan Peneliti beserta Proposal
kajian terpilih.
(2) Dalam hal dibentuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa, penyiapan
bahan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa.
Bagian Ketiga
Penandatanganan Kontrak
Dan Pakta Integritas
Pasal 53 (1) Penandatanganan kontrak penelitian dilakukan oleh peneliti
dengan Kepala Biro atau Kepala Pusat selaku PPK atas nama
Sekretaris Jenderal DPD RI dengan format kontrak sebagaimana terlampir dalam Formulir 2 lampiran.
(2) Pakta Integritas sebelum Kontrak ditandatangani antara Peneliti dengan Kepala Biro atau Kepala Pusat selaku PPK dan diketahui Sekretaris Jenderal dan Format Pakta integritas sebagaimana
terlampir dalam Formulir 3 lampiran.
Bagian Keempat Format Rancangan Anggaran Belanja Kajian
Pasal 54
(1) Format Rancangan Anggaran Belanja Kajian meliputi :
a. Honorarium peneliti; b. Belanja barang pakai habis; c. Belanja perjalanan;
d. Belanja lain-lain. (2) Honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a setinggi-
tingginya 30 (tiga puluh) %, yang meliputi belanja untuk honor peneliti utama, peneliti anggota, pembantu peneliti, sekretariat, dan koordinator lapangan;
(3) Belanja barang pakai habis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b setinggi-tingginya 20 (dua puluh) %, yang meliputi belanja
untuk keperluan sehari-hari seperti alat tulis kantor, buku pustaka, pulsa komunikasi, souvenir dan biaya narasumber;
21
(4) Belanja perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c setinggi-tingginya 30 (tiga puluh) %, yang meliputi biaya untuk
perjalanan ke lokasi riset yang secara langsung berkaitan dengan obyek riset, seminar dan sosialisasi/promosi;
(5) Dalam hal kajian perbandingan internasional, belanja perjalanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) perjalanan dapat melebihi 30 (tiga puluh)% dan dapat dilakukan untuk 2 (dua) peneliti;
(6) Belanja lain-lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d setinggi-tingginya 20 (dua puluh) %, yang meliputi belanja untuk jamuan rapat, pencetakan laporan, operasional lembaga mitra dan
operasional pendukung pelaksanaan kajian; (7) Operasional lembaga mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
setinggi-tingginya 5 (lima) %.
BAB VIII HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Pasal 55
(1) Kekayaan intelektual terdiri atas Hak Paten, Hak Cipta, dan
bentuk-bentuk kekayaan intelektual lainnya. (2) Semua kekayaan intelektual yang merupakan hasil kajian menjadi
hak milik DPD RI.
(3) Hak Atas Kekayaan Intelektual dari hasil riset dalam bentuk paten menjadi milik DPD RI yang akan dituangkan dalam kontrak antara
peneliti dan Sekretariat Jenderal DPD RI. (4) Kontrak tersebut tidak menghilangkan hak periset sebagai
inventor untuk mendapatkan hak royalti dan/atau lisensi apabila
dikomersialisasikan dikemudian hari.
BAB IX PUBLIKASI HASIL KAJIAN
Pasal 56
(1) Tim Asistensi meminta peneliti menyerahkan rancangan buku
untuk diteruskan kepada unit kerja Sekretariat Jenderal yang bertugas menerbitkan buku.
(2) Tim Asistensi meminta peneliti memublikasikan artikel ilmiah sebagaimana Pasal 8, Pasal 10 ayat (3), dan Pasal 11 ayat (3).
BAB X
PENDANAAN
Pasal 57
Pendanaan kajian dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Sekretariat Jenderal.
22
BAB XI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 58 Dalam hal terjadi perselisihan antara Sekretariat Jenderal DPD dengan Peneliti diselesaikan sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak kajian.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Ketentuan mengenai bentuk: a. pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf
b dan ayat (3); b. Kontrak Kajian dan Pakta Integritas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2).
tercantum dalam Lampiran Peraturan Sekretaris Jenderal DPD ini, dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal DPD ini.
Pasal 60
Ketentuan lebih lanjut berkaitan dengan teknis administratif proses pelaksanaan kajian ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pasal 61 Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 April 2015
SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
Prof. Dr. SUDARSONO HARDJOSOEKARTO
23
SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA,
Tanda tangan dan Cap
(Sekretaris Jenderal DPD RI)
NIP. .............................
LAMPIRAN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN
PERWAKILAN DAERAH NOMOR 03 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN KAJIAN
BENTUK PENGUMUMAN, KONTRAK KAJIAN, DAN PAKTA INTEGRITAS.
1. BENTUK PENGUMUMAN (FORMULIR 1)
DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL
--------------------
Nomor : HM../...../DPD/.../..... Jakarta....................
Lampiran : .........
Hal : Pembukaan Kesempatan Penelitian Kepada Yth.
1. .......;
2. .......;
di.
Tempat
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia untuk memberikan dukungan administrasi dan keahlian salah
satunya dilakukan melalui kegiatan penyusunan kajian yang memenuhi syarat keandalan dan
kesahihan metode kajian, ketertiban administrasi, kerahasiaan, akuntabilitas, hak kekayaan
intelektual dan keluasan publikasi . Berkaitan dengan hal tersebut Sekretariat Jenderal
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia membuka kesempatan bagi peneliti yang
berminat mengajukan proposal penelitian sesuai dengan judul penelitian dan pedoman kajian
terlampir. Tanggal waktu pengumpulan proposal selambat lambatnya
tanggal........................via email ke (.................................) atau cap pos ke alamat :
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Kompleks Parlemen Senayan MPR,DPR,DPD RI Gedung B DPD RI Jl. Jenderal
Gatot Subroto No.6 Jakarta Pusat – 19270.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerja samanya kami
ucapkan terima kasih.
24
2. BENTUK KONTRAK KAJIAN (FORMULIR 2) a. Kajian Jangka Singkat dan jangka Pendek
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
SEKRETARIAT JENDERAL
-----------------------
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK) PENUGASAN … (JENIS KAJIAN)…
DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN KAJIAN … (Judul
Kajian)………
NOMOR: ............/………………/DPD/…………. /…………….
Pada hari ini …tanggal … bulan ……tahun ……, kami yang bertandatangan dibawah:
… …………………………
: Kepala ………………….., dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Sekretariat Jenderal
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
yang berkedudukan di Jl. Jenderal Gatot Subroto
No. 6 Senayan, Jakarta Pusat 10270, untuk
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;
… …………………………
: Peneliti dari …, Dalam hal ini bertindak sebagai
Ketua Pelaksana Penelitian Tahun Anggaran
………, untuk selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri
dalam suatu Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian “………” , Pada … Tahun Anggaran
…dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut untuk melaksanakan Penugasan Penelitian “……” , Pada …Tahun
Anggaran ……
(2) PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berkewajiban menyampaikan semua
bukti-bukti pengeluaran serta dokumen pelaksanaan penelitian lapangan lainnya dalam
bendel laporan yang tersusun secara sistematis kepada PIHAK PERTAMA.
(3) Pelaksanaan Penugasan Penelitian“…”, Pada…Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud
judul penelitian di atas didanai dari DIPA SETJEN DPD RI.
Pasal 2
(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati nilai biaya pekerjaan penelitian
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 sebesar Rp.….(…Rupiah) sudah termasuk pajak-pajak
yang berasal dari DIPA SETJEN DPD RI ……
(2) Dana untuk membiayai pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai
berikut:
25
a. Pembayaran sebesar Rp.………………(……………Rupiah), dibayarkan setelah
PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Akhir Penelitian kepada PIHAK PERTAMA b. PIHAK KEDUA bertanggungjawab mutlak dalam penggunaan/pembelanjaan dana
tersebut pada ayat (1) sesuai dengan proposal kegiatan yang telah disetujui dan
berkewajiban untuk menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Rincian Laporan
pengeluaran sesuai dengan jumlah dana yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 3
Dana Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA melalui Bendahara Pengeluaran DPD RI.
Pasal 4
Perolehan hasil Penelitian “…………….” , Pada ……….Tahun Anggaran ………Dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia.
Pasal 5
PIHAK PERTAMA akan melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan
“…………………” , Pada ……… Tahun Anggaran ………
Pasal 6
Perubahan terhadap susunan tim pelaksana dan substansi pelaksanaan Penelitian Program
“…………”, Pada ………Tahun Anggaran ………dapat dibenarkan apabila telah mendapat
persetujuan tertulis dari Kepala ………Sekretariat Jenderal DPD RI.
Pasal 7
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati jangka waktu pelaksanaan penelitian
adalah …(…) hari kalender terhitung sejak tanggal …
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Akhir pelaksanaan “…., Pada
Tahun Anggaran ….dan menyerahkan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran 100%
paling lambat tanggal …
(2) Laporan Akhir dan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran sebagaimana dimaksud
ayat (1) diserahkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat tanggal …………………
Pasal 9
(1) Apabila PIHAK KEDUA selaku pelaksana sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 tidak
dapat melaksanakan Program “…”, Pada …Tahun Anggaran …, maka PIHAK KEDUA
wajib mengusulkan pengganti pelaksana yang merupakan salah satu anggota tim kepada
PIHAK PERTAMA. (2) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan tugas dan tidak ada pengganti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka PIHAK KEDUA harus mengembalikan
pembayaran yang telah diterima kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke
Kas Negara.
(3) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 10
(1) Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Program
“…., Pada …Tahun Anggaran …telah berakhir, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan
tugasnya dan atau terlambat mengirim laporan kemajuan dan atau terlambat mengirim
laporan akhir, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda sebesar 1‰ (satu permil)
setiap hari keterlambatan sampai dengan setinggi-tingginya 5% (lima persen), terhitung
dari tanggal jatuh tempo.
26
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke kas Negara dan fotocopy bukti
setor denda yang telah divalidasi oleh KPPN setempat diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA.
Pasal 11
(1) Apabila dikemudian hari judul Penelitian Program “…”,Pada…Tahun
Anggaran……sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ditemukan adanya duplikasi dengan
Penelitian lain dan/atau ditemukan adanya ketidakjujuran/itikad kurang baik yang tidak
sesuai dengan kaidah ilmiah, maka kegiatan Penelitian Program “…”, Pada …Tahun
Anggaran … tersebut dinyatakan batal dan PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana
Penelitian Program “…”, Pada Pada … Tahun Anggaran ………yang telah diterima
kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke Kas Negara.
(2) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan oleh kepada PIHAK
PERTAMA
Pasal 12
Hal-hal dan atau segala sesuatu yang berkenaan dengan kewajiban pajak berupa PPN
dan/atau PPH menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA, dan Pajak-pajak lain sesuai
ketentuan yang berlaku.
Pasal 13
(1) Hak atas kekayaan intelektual yang dihasilkan dari pelaksanaan Penelitian
“………………………”, diatur dan dikelola sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Hasil Penelitian“……”,Pada ..Tahun Anggaran … berupa peralatan dan/atau alat yang
dibeli dari kegiatan ini adalah milik Negara yang dapat dihibahkan kepada
institusi/lembaga/masyarakat melalui Surat Keterangan Hibah.
Pasal 14
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan perjanjian ini akan dilakukan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah dan mufakat tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dapat
dilakukan melalui proses hukum.
(3) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini diatur kemudian oleh kedua belah pihak.
Pasal 15
Surat Perjanjian (Kontrak) Penugasan Pelaksanaan Kegiatan “…”, Pada …… Tahun
Anggaran …ini dibuat rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
PIHAK PERTAMA
Kepala Biro/Pusat
Cap dan Tandatangan
……………………………
NIP. …………………………….
PIHAK KEDUA
Peneliti,
Cap dan Tandatangan
Materai
6000
……………………………………
NIP/NIDN.……………./……………
27
b. Kajian Jangka Panjang (Muda dan Madya)
-----------------------
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK) PENUGASAN … (JENIS KAJIAN)…
DALAM RANGKA PELAKSANAAN KEGIATAN KAJIAN …(Judul Kajian)……
NOMOR: .................../………………/DPD/…………. /…………….
Pada hari ini ….tanggal ……… bulan ………tahun ………., kami yang bertandatangan dibawah:
… …………………………
: Kepala …………………., dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang
berkedudukan di Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 6
Senayan, Jakarta Pusat 10270, untuk selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA;
… …………………………
: Peneliti dari …, Dalam hal ini bertindak sebagai Ketua
Pelaksana Penelitian Tahun Anggaran ………, untuk
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama sepakat mengikatkan diri dalam
suatu Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian “………….”, Pada ……………Tahun
Anggaran ……………dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal-pasal
sebagai berikut:
Pasal 1
(1) PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut untuk melaksanakan Penugasan Penelitian “………”, Pada ……
Tahun Anggaran …
(2) PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan berkewajiban menyampaikan semua
bukti-bukti pengeluaran serta dokumen pelaksanaan penelitian lapangan lainnya dalam bendel
laporan yang tersusun secara sistematis kepada PIHAK PERTAMA.
(3) Pelaksanaan Penugasan Penelitian “…”, Pada … Tahun Anggaran … sebagaimana dimaksud
judul penelitian di atas didanai dari DIPA SETJEN DPD RI …
Pasal 2
(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati nilai biaya pekerjaan penelitian
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 sebesar Rp.…(……Rupiah) sudah termasuk pajak-
pajak yang berasal dari DIPA SETJEN DPD RI ………
(2) Dana untuk membiayai pekerjaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembayaran Tahap Pertama sebesar Rp.………….(……………… Rupiah), dibayarkan
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Proposal Penelitian Final kepada PIHAK
PERTAMA.
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
SEKRETARIAT JENDERAL
28
b. Pembayaran Tahap Kedua sebesar Rp.………….(……………… Rupiah), dibayarkan
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Mid Term Penelitian kepada PIHAK
PERTAMA. c. Pembayaran Tahap Pertama sebesar Rp.………….(……………… Rupiah), dibayarkan
setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Akhir Penelitian kepada PIHAK
PERTAMA. d. PIHAK KEDUA bertanggungjawab mutlak dalam penggunaan/pembelanjaan dana
tersebut pada ayat (1) sesuai dengan proposal kegiatan yang telah disetujui dan
berkewajiban untuk menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Rincian Laporan
pengeluaran sesuai dengan jumlah dana yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 3
Dana Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA melalui Rekening yang diajukan atas nama PIHAK KEDUA.
Pasal 4
(1) Perolehan hasil Penelitian “……”,Pada …Tahun Anggaran ………………… Dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melaporkan perkembangan hasil sebagaimana simaksud
pada ayat (1) kepada PIHAK PERTAMA selambat lambatnya...............Pelaksanaan
Penelitian
Pasal 5
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan
kepada PIHAK PERTAMA selambat lambatnya..................Pelaksanaan Penelitian
(2) PIHAK PERTAMA akan melakukan Monitoring dan Evaluasi terhadap kemajuan
pelaksanaan “……” , Pada … Tahun Anggaran ……
Pasal 6
Perubahan terhadap susunan tim pelaksana dan substansi pelaksanaan Penelitian Program “…”
, Pada …Tahun Anggaran …dapat dibenarkan apabila telah mendapat persetujuan tertulis dari
Kepala …Sekretariat Jenderal DPD RI.
Pasal 7
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyepakati jangka waktu pelaksanaan penelitian
adalah …(…) hari kalender terhitung sejak tanggal ……
Pasal 8
(1) PIHAK KEDUA berkewajiban menyerahkan Laporan Akhir pelaksanaan “…….,Pada
…Tahun Anggaran ……dan menyerahkan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran 100%
paling lambat tanggal ……
(2) Laporan Akhir dan Rekapitulasi Laporan Penggunaan Anggaran sebagaimana dimaksud ayat
(1) diserahkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat tanggal ….
Pasal 9
(1) Apabila PIHAK KEDUA selaku pelaksana sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 tidak dapat
melaksanakan Program “……”, Pada ………Tahun Anggaran …, maka PIHAK KEDUA
wajib mengusulkan pengganti pelaksana yang merupakan salah satu anggota tim kepada
PIHAK PERTAMA. (2) Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan tugas dan tidak ada pengganti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, maka PIHAK KEDUA harus mengembalikan
pembayaran yang telah diterima kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke Kas
Negara.
(3) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan oleh PIHAK PERTAMA.
29
Pasal 10
(1) Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Program
“……., Pada … Tahun Anggaran …telah berakhir, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan
tugasnya dan atau terlambat mengirim laporan kemajuan dan atau terlambat mengirim laporan
akhir, maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi denda sebesar 1‰ (satu permil) setiap hari
keterlambatan sampai dengan setinggi-tingginya 5% (lima persen), terhitung dari tanggal jatuh
tempo.
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke kas Negara dan fotocopy bukti setor
denda yang telah divalidasi oleh KPPN setempat diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.
Pasal 11
(1) Apabila dikemudian hari judul Penelitian Program “……”,Pada…Tahun Anggaran
…sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 ditemukan adanya duplikasi dengan Penelitian lain
dan/atau ditemukan adanya ketidakjujuran/itikad kurang baik yang tidak sesuai dengan kaidah
ilmiah, maka kegiatan Penelitian Program “…”,
Pada Tahun Anggaran ……tersebut dinyatakan batal dan PIHAK KEDUA wajib
mengembalikan dana Penelitian Program “……”, Pada Pada …Tahun Anggaran ……yang
telah diterima kepada PIHAK PERTAMA yang selanjutnya disetor ke Kas Negara.
(2) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan oleh kepada PIHAK PERTAMA
Pasal 12
Hal-hal dan atau segala sesuatu yang berkenaan dengan kewajiban pajak berupa PPN dan/atau
PPH menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA, dan Pajak-pajak lain sesuai ketentuan yang
berlaku.
Pasal 13
(1) Hak atas kekayaan intelektual yang dihasilkan dari pelaksanaan Penelitian “………”, diatur
dan dikelola sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Hasil Penelitian“..”,Pada … Tahun Anggaran …. berupa peralatan dan/atau alat yang dibeli
dari kegiatan ini adalah milik Negara yang dapat dihibahkan kepada
institusi/lembaga/masyarakat melalui Surat Keterangan Hibah.
Pasal 14
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan perjanjian ini akan dilakukan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah dan mufakat tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dapat dilakukan
melalui proses hukum.
(3) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini diatur kemudian oleh kedua belah pihak.
Pasal 15
Surat Perjanjian (Kontrak) Penugasan Pelaksanaan Kegiatan “……”, Pada …Tahun Anggaran
…ini dibuat rangkap 2 (dua) dan bermaterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PIHAK PERTAMA
Kepala ………….,
Cap dan Tandatangan
……………………………
NIP. …………………………….
PIHAK KEDUA
Peneliti,
Materai
6000
Cap dan Tandatangan
……………………………………
NIP/NIDN.……………./………………
30
3. BENTUK PAKTA INTEGRITAS (FORMULIR 3)
PAKTA INTEGRITAS
Saya, ….(nama pembuat pernyataan), …..(jabatan), menyatakan sebagai berikut :
1. Berperan secara pro aktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan tercela;
2. Tidak meminta atau menerima pemberian secara langsung atau tidak langsung berupa suap,
hadiah, bantuan, atau bentuk lainnya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Bersikap transparan, jujur, obyektif, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas;
4. Menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan tugas;
5. Memberi contoh dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam melaksanakan tugas, terutama kepada karyawan yang berada di bawah pengawasan
saya dan sesama pegawai di lingkungan kerja saya secara konsisten;
6. Akan menyampaikan informasi penyimpangan integritas di ….. (nama instansi/unit kerja)
serta turut menjaga kerahasiaan saksi atas pelanggaran peraturan yang dilaporkannya;
7. Bila saya melanggar hal-hal tersebut di atas, saya siap menghadapi konsekuensinya.
Kota, tanggal-bulan-tahun Menyetujui,
Peneliti,
Tanda tangan Tanda tangan
(Nama Lengkap) (Nama Lengkap Pejabat Pembuat Komitmen)
Mengetahui,
SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
Prof. Dr. SUDARSONO HARDJOSOEKARTO
SEKRETARIS JENDERAL,
Cap dan tanda tangan
Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto
NIP. 195711251983031001