dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan ... · 1.827.475 1.695 .631 866.05 0 2.05 8...
TRANSCRIPT
1
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA (PANJA) RASTRA
KOMISI IV DPR RI
DI MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN
MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2018-2019
22-24 JULI 2019
*
**
***
**
*
JAKARTA 2019
2
LAPORAN
HASIL KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA (PANJA) RASTRA
KOMISI IV DPR RI
DI MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN
MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2018-2019
22-24 JULI 2019
A. DASAR KUNJUNGAN KERJA PANJA
Dasar hukum yang dipergunakan dalam melaksanakan Kunjungan
Kerja Panja Komisi IV DPR RI Masa Persidangan V Tahun Sidang 2018-
2019 ke Provinsi Sulawesi Selatan adalah:
1. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Tata Tertib:
a. Pasal 58 ayat 3.d.: Tugas komisi dalam bidang pengawasan
adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
b. Pasal 58 ayat 4: Komisi dalam melaksanakan tugas sebagaimana
ayat 3 dapat mengadakan kunjungan kerja.
2. Keputusan Rapat Konsultasi antara Pimpinan DPR RI dengan
Pimpinan Fraksi-Fraksi Pengganti Rapat Badan Musyawarah DPR RI
3. Keputusan Rapat Internal Komisi IV DPR RI tanggal 14 Mei 2019.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan Komisi IV DPR RI mengadakan Kunjungan Kerja
Panja Rastra ke Provinsi Sulawesi Selatan pada Masa Persidangan V
tahun 2018-2019 adalah untuk melaksanakan fungsi pengawasan
Komisi IV DPR RI terhadap kinerja Pemerintah saat ini sesuai dengan
kebijakan yang telah diputuskan pada Tahun 2017 terhadap
perubahan kegiatan, tanggung jawab, dan anggaran program Rastra
3
menjadi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dipegang
langsung oleh Kementerian Sosial.
C. TIM KUNJUNGAN KERJA
Pada Masa Persidangan V Tahun 2018-2019 kali ini, Komisi IV DPR RI
pertama kali melakukan Kunjungan Kerja Panja Rastra ke Provinsi
Sulawesi Selatan, sebagai salah satu sumber produsen beras Nasional.
Adapun anggota Tim yang turut serta dalam mengikuti Kunjungan
Kerja Panja Rastra ke Provinsi Sulawesi Selatan, antara lain:
No Nama Fraksi
1 Drs. I Made Urip, M.Si. Ketua Tim/F.PDIP
2 Ir. Mindo Sianipar Anggota/F.PDIP
3 Ono Surono, S.T. Anggota /F.PDIP
4 Djendri A Kienjen Anggota /F.PDIP
5 H. Andi Ridwan Wittiri, S.H. Anggota F.PDIP
6 Agustina Wilujeng Pramestuti,
S.S.
Anggota /F.PDIP
7 Rahmad Handoyo, S.P.I, M.M. Anggota /F.PDIP
8 Endang Srikarti H., S.H.,
Hum.
Anggota /F.PG
9 A. A. Bagus Adhi Mahendra
Putra
Anggota /F.PG
10 Susi Syahdonna Marleny
Bachsin, S.E., M.M.
Anggota/F.GERINDRA
11 G. Budisatrio Djiwandono Anggota/F.GERINDRA
12 Drs. H. Guntur Sasono, M.Si. Anggota /F.PD
13 Ir. Muhammad Nasit Umar,
S.P.
Anggota /F.PD
14 Eko Hendro Purnomo, S.Sos. Anggota /F.PAN
15 Drs. H. Ibnu Multazam Anggota /F.PKB
16 Dr. Hermanto, S.E., M.M. Anggota /F.PKS
17 Drs. H. Hasanuddin A.S., M.Si. Anggota /F.PPP
18 Drs. Fadholi Anggota/F.NASDEM
4
D. WAKTU DAN TEMPAT KUNJUNGAN KERJA PANJA RASTRA
Pertemuan atau Rapat Koordinasi Panja Rastra dilakukan di Kantor
Perum Bulog Divre SulselBar Jl. A. P. Pettarani Selatan, Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 22-24 Juli 2019.
E. KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PANJA RASTRA
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan Rapat Koordinasi terkait
dengan permasalahan serap dan salur beras Perum Bulog serta
melakukan tanya jawab langsung bersama dengan pemilik e-waroeng
maupun masyarakat KPM program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
F. GAMBARAN UMUM KINERJA PERUM BULOG DIVRE NASIONAL
Berdasarkan laporan kinerja operasional yang ditunjukkan kepada
Komisi IV DPR RI, Perum Bulog mampu merealisasikan pengadaan
dalam negeri hingga 49,49% dengan total realisasi masih berada di
Provinsi Jawa Barat sebesar 173.152 ton setara beras, Jawa Timur
sebesar 159.785 ton setara beras, dan SulSelBar sebesar 157.751 ton
setara beras. Sedangkan untuk penyaluran bansos Rastra Divisi
Regional Seluruh Indonesia Tahun 2019, hingga 19 Juli 2019 Perum
Bulog mampu menyalurkan beras Rastra sebesar 91,98% atau
307.021.730 kg dari SPP Terbit sebesar 333.773.700 kg.
5
Realisasi Pengadaan Dalam Negeri Divisi Regional Seluruh Indonesia Tahun
2019 Januari s/d Juli 2019
Target %
Jan-Juli strgabah strberas strgabah strberas Bulanan
1 DKIJAKARTA&BANTEN 39.794 36.883 8.913 - - 4.299 8.598 23,31%
2 JABAR 202.429 187.737 176.772 304 608 86.576 173.152 92,23%
3 JATENG 290.398 270.547 88.941 373 745 40.871 81.743 30,21%
4 DI.YOGYA 89.376 83.334 21.371 162 324 9.855 19.710 23,65%
5 JATIM 351.215 324.831 164.987 963 1.926 79.892 159.785 49,19%
6 ACEH 38.828 35.932 2.246 20 41 1.017 2.034 5,66%
7 SUMUT 20.433 19.647 5.705 15 30 2.789 5.578 28,39%
8 RIAU&KEPRI 4.416 4.044 1.304 - - 643 1.287 31,82%
9 SUMBAR 10.245 9.495 1.049 4 7 503 1.006 10,60%
10 JAMBI 10.245 9.495 1.502 - - 725 1.450 15,27%
11 SUMSEL&BABEL 70.570 65.578 43.249 - - 21.061 42.121 64,23%
12 BENGKULU 8.746 8.105 1.007 17 33 487 975 12,03%
13 LAMPUNG 102.079 94.619 51.098 5 11 25.009 50.018 52,86%
14 KALBAR 1.905 1.765 399 - - 175 349 19,78%
15 KALTIM&KALTARA 5.000 4.634 2.460 - - 1.149 2.297 49,58%
16 KALSEL 28.245 26.180 2.728 18 36 1.363 2.727 10,41%
17 KALTENG 5.222 4.839 2.695 1 3 1.343 2.686 55,50%
18 SULUT&GORONTALO 4.252 3.939 717 - - 334 668 16,96%
19 SULTENG 32.673 30.284 12.649 49 98 6.184 12.368 40,84%
20 SULTRA 12.245 11.349 15.949 24 48 7.826 15.653 137,92%
21 SULSELBAR 290.920 269.466 160.938 13 27 78.876 157.751 58,54%
22 BALI 9.845 9.125 325 - - 163 325 3,57%
23 N.T.B 141.654 131.216 71.689 43 87 34.901 69.801 53,20%
24 N.T.T 6.246 5.788 1.618 2 3 778 1.556 26,89%
25 MALUKU&MALUT 1.746 1.617 1.421 - - 700 1.401 86,64%
26 PAPUA&PABAR 48.747 45.182 24.316 46 91 12.050 24.099 53,34%
1.827.475 1.695.631 866.050 2.058 4.117 419.568 839.137 49,49%
Realisasihariini
JUMLAH
DivreNo OrderTotalrealisasi
Target2019
Update Data Per Tanggal 19 Juli 2019 (Pagi)
Penyaluran Bansos Rastra divisi regional seluruh Indonesia Tahun 2019
dalam satuan : KG
WIL.
KPA SPP TERBIT * REALISASI %
1 DKI JAYA II 65.050 65.050 100,00%
2 BANTEN II 12.885.910 12.885.910 100,00%
3 JABAR I 9.493.720 9.493.720 100,00%
4 LAMPUNG I 18.539.400 18.539.400 100,00%
5 BABEL I 938.910 938.910 100,00%
6 GORONTALO III 2.201.020 2.201.020 100,00%
7 SULBAR III 4.277.800 4.277.800 100,00%
8 BENGKULU I 5.573.190 5.573.190 100,00%
9 JAMBI I 6.711.250 6.711.250 100,00%
10 SULTENG III 13.662.500 13.662.500 100,00%
11 BALI II 2.579.680 2.578.530 99,96%
12 MALUKU UTARA III 3.363.640 3.361.900 99,95%
13 JATIM III 20.061.320 19.745.040 98,42%
14 SULSEL III 12.854.020 12.521.610 97,41%
15 SUMSEL I 20.110.400 19.577.360 97,35%
16 KEPRI I 1.328.990 1.283.040 96,54%
17 PAPUA BARAT III 5.301.820 5.106.970 96,32%
18 NTB II 15.432.780 14.633.000 94,82%
19 SULTRA III 9.274.550 8.776.750 94,63%
20 SULUT III 5.353.680 5.044.320 94,22%
21 SUMUT I 19.272.860 18.131.330 94,08%
22 KALSEL II 5.081.960 4.776.530 93,99%
23 SUMBAR I 10.338.430 9.714.660 93,97%
24 ACEH I 18.340.810 17.145.490 93,48%
25 KALTENG II 5.304.750 4.958.600 93,47%
26 RIAU I 12.342.220 11.385.580 92,25%
27 KALTARA II 870.850 777.960 89,33%
28 MALUKU III 8.726.690 7.251.850 83,10%
29 KALBAR II 14.795.060 11.904.230 80,46%
30 PAPUA III 30.241.550 24.015.030 79,41%
31 NTT II 34.249.570 26.734.160 78,06%
32 KALTIM II 4.199.320 3.249.040 77,37%
JUMLAH 333.773.700 307.021.730 91,98%
NO PROVINSIREALISASI BANSOS RASTRA (KG)
Data tanggal 1 Januari 2019 s.d 19 Juli 2019 (Pagi)
6
Pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Divisi Regional
Seluruh Indonesia
(satuan : kg)
OP BENCANA TOTAL OP BENCANA TOTAL
I REALISASI PENYALURAN
1 ACEH 8,238,404.24 14,951.00 8,253,355.24 2,898,727.20 36,162.00 2,934,889.20
2 SUMUT 16,337,052.10 93,399.40 16,430,451.50 11,009,960.13 3,819.00 11,013,779.13
3 RIAU 6,256,342.00 - 6,256,342.00 12,567,412.20 - 12,567,412.20
4 SUMBAR 3,259,730.20 - 3,259,730.20 2,134,920.00 - 2,134,920.00
5 JAMBI 5,302,005.00 - 5,302,005.00 6,515,367.20 11,850.00 6,527,217.20
6 SUMSEL 5,580,270.00 85,692.00 5,665,962.00 2,014,189.00 68,470.40 2,082,659.40
7 BENGKULU 2,006,325.00 - 2,006,325.00 2,027,541.00 115,244.40 2,142,785.40
8 LAMPUNG 7,161,972.87 174,553.40 7,336,526.27 3,558,360.00 57,632.60 3,615,992.60
9 DKI 46,084,611.00 50,000.00 46,134,611.00 40,481,485.00 37,000.00 40,518,485.00
10 JABAR 45,517,963.67 157,324.20 45,675,287.87 35,816,916.40 - 35,816,916.40
11 JATENG 33,327,867.50 156,617.00 33,484,484.50 28,472,678.17 86,279.20 28,558,957.37
12 DIY 2,517,510.00 - 2,517,510.00 9,670,191.00 - 9,670,191.00
13 JATIM 74,984,455.67 90,129.40 75,074,585.07 22,679,620.79 113,460.00 22,793,080.79
14 KALBAR 4,683,773.00 48,342.00 4,732,115.00 4,036,263.00 - 4,036,263.00
15 KALTIM 4,499,421.72 1,321.60 4,500,743.32 2,678,364.00 - 2,678,364.00
16 KALSEL 5,691,856.00 36,855.20 5,728,711.20 3,037,247.62 35,260.80 3,072,508.42
17 KALTENG 1,966,138.00 66,372.40 2,032,510.40 506,141.00 - 506,141.00
18 SULUT 1,867,469.00 305,135.00 2,172,604.00 2,236,871.00 93,665.20 2,330,536.20
19 SULTENG 3,965,924.87 9,016.00 3,974,940.87 795,456.00 - 795,456.00
20 SULTRA 3,680,372.29 310,598.80 3,990,971.09 3,580,600.00 394,877.00 3,975,477.00
21 SULSEL 4,746,350.72 95,560.40 4,841,911.12 12,887,833.10 111,437.60 12,999,270.70
22 BALI 971,470.00 307,616.80 1,279,086.80 823,675.00 - 823,675.00
23 NTB 10,031,883.80 25,872.00 10,057,755.80 9,370,676.58 56,506.80 9,427,183.38
24 NTT 10,788,942.00 400,429.60 11,189,371.60 7,772,114.00 382,922.40 8,155,036.40
25 MALUKU 3,378,945.22 108,000.80 3,486,946.02 3,233,137.92 95,820.00 3,328,957.92
26 PAPUA 6,065,481.94 38,724.00 6,104,205.94 7,037,736.80 318,292.40 7,356,029.20
318,912,537.81 2,576,511.00 321,489,048.81 237,843,484.11 2,018,699.80 239,862,183.91
JUMLAH
20192018
JUMLAHNo DIVRE
JUMLAH
Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
• Pada Tahun 2016 Subsidi Rastra untuk 15,6 juta KPM sebesar 2.782 Ribu
Ton (@ 15 Kg/KPM)
• Pada Tahun 2017, bantuan Rastra dibagi menjadi dua bagian yaitu Subsidi
Rastra 14,4 juta KPM sebesar 2.542 Ribu Ton (@15 Kg/KPM) dan program
BPNT sebesar 1,2 juta KPM
• Tahun 2018
1. Bansos Rastra (1.207 ribu Ton dengan @10 Kg/KPM)
• Januari-Maret: 14,4 juta KPM
• April: 12,1 juta KPM
• Mei-Juni: 10,05 juta KPM
• Juli-September: 9,8 juta KPM
• Oktober: 6,7 juta KPM
• November- Desember: 5,3 juta KPM
2. BPNT
• Januari-Maret: 1,2 juta KPM
• April: 3,5 juta KPM
• Mei-Juni: 5,55 juta KPM
7
• Juni-September: 5,8 juta KPM
• Oktober: 8,9 juta KPM
• November-Desember: 10,3 juta KPM
• Tahun 2019
1. Bansos Rastra (354,4 ribu Ton, @10Kg/KPM)
• Januari-Mei: 5,3 juta KPM
• Juni-Juli : 2,9 juta KPM
• Agustus-September: 1,5 juta KPM
• Oktober-Desember: 0 KPM
2. BPNT
• Januari-Mei: 10,3 juta KPM
• Juni-Juli : 12,7 juta KPM
• Agustus-September: 14,1 juta KPM
• Oktober - Desember: 15,6 juta KPM
G. GAMBARAN UMUM KINERJA PERUM BULOG DIVRE SULSELBAR
Realisasi pengadaan divisi regional Sulawesi Selatan
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
1 SUBDIVREPOLMAS 23.000 18.393 20.364 12.140
2 SUBDIVREPARE-PARE 72.000 37.316 40.729 39.152
3 KANLOGPINRANG 50.000 32.081 29.092 27.887
4 SUBDIVRESIDRAP 78.000 51.492 52.366 34.916
5 KANLOGSOPPENG 15.000 6.403 14.546 3.938
6 SUBDIVREWAJO 40.000 21.888 34.910 10.658
7 KANLOGBONE 25.000 16.629 16.001 2.647
8 SUBDIVREBULUKUMBA 30.000 24.237 27.637 11.038
9 SUBDIVREPALOPO 28.000 14.350 26.183 4.152
10 SUBDIVREMAKASAR 35.000 23.553 23.274 10.845
11 SUBDIVREMAMUJU 4.000 3.166 5.818 378
400.000 249.508 290.920 157.751
No DIVRE/SUBDIVRETAHUN2018 TAHUN2019*
Total
Satuan ton setara beras, *)update data per Tanggal 19 Juli 2019 (pagi)
8
Pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintahan (CBP)
di Sulawesi Selatan 2019
Realisasi Ketersediaan Pasokan& Stabilisasi Harga (KPSH) Beras Medium
CBP Tahun 2019
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 SUBDIVRE POLMAS 74,650.00 49,550.00 54,550.00 46,800.00 24,500.00 500:00:00 21,900.00 272,450.00
2 SUBDIVRE PARE-PARE 390,700.00 319,430.00 115,750.00 59,060.00 34,100.00 2,000.00 70,400.00 991,440.00
3 KANLOG PINRANG 804,030.00 748,010.00 63,600.00 36,956.00 15,950.00 3,000.00 20,050.00 1,691,596.00
4 SUBDIVRE SIDRAP 761,030.00 439,700.00 21,540.00 10,800.00 2,142.05 5,500.00 272,400.00 1,513,112.05
5 KANLOG SOPPENG 49,500.00 96,300.00 62,350.00 31,500.00 9,850.00 00:00 40,150.00 289,650.00
6 SUBDIVRE WAJO 91,650.00 165,450.00 112,500.00 53,450.00 45,150.00 4,000.00 67,000.00 539,200.00
7 KANLOG BONE 416,900.00 810,040.00 35,950.00 20,150.00 6,350.00 450:00:00 35,700.00 1,325,540.00
8 SUBDIVRE BULUKUMBA 1,953,900.00 1,121,520.00 78,700.00 12,100.00 1,675.00 00:00 110,000.00 3,277,895.00
9 SUBDIVRE PALOPO 144,695.00 191,100.00 97,750.00 39,300.00 13,800.00 00:00 8,550.00 495,195.00
10 SUBDIVRE MAKASSAR 1,277,820.00 771,300.00 155,350.00 108,500.00 8,435.05 6,000.00 2,800.00 2,330,205.05
11 SUBDIVRE MAMUJU 39,250.00 59,000.00 21,800.00 22,400.00 19,600.00 2,800.00 25,150.00 190,000.00
6,004,125.00 4,771,400.00 819,840.00 441,016.00 181,552.10 24,250.00 674,100.00 12,916,283.10
NO SUB DIVREBULAN
JUMLAH
JUMLAH
Realisasi Penyaluran CBP Bencana Alam Tahun 2019
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 SUBDIVRE POLMAS 6,314.00 00:00 788:40:00 00:00 00:00 00:00 7,518.00 14,620.40
2 SUBDIVRE SIDRAP 00:00 00:00 00:00 00:00 2,844.80 00:00 00:00 2,844.80
3 SUBDIVRE WAJO 00:00 00:00 00:00 00:00 00:00 12,006.40 00:00 12,006.40
4 SUBDIVRE BULUKUMBA 00:00 18,956.00 00:00 00:00 00:00 00:00 00:00 18,956.00
5 SUBDIVRE MAKASSAR 50,000.00 13,010.00 00:00 00:00 00:00 00:00 00:00 63,010.00
56,314.00 31,966.00 788:40:00 00:00 2,844.80 12,006.40 7,518.00 111,437.60
JUMLAH
JUMLAH
BULAN NO SUB DIVRE
Data tanggal 19 Juli 2019
Posisi Persediaan Beras 2019 Divisi Regional Sulselbar per tanggal 18
Juli 2019 (ton)
1 Subdivre Polmas 10.009 1.212 11.221
2 Subdivre Pare-Pare 37.844 964 38.808
3 Kanlog Pinrang 23.724 2.294 26.017
4 Subdivre Sidrap 29.178 5.377 34.555
5 Kanlog Soppeng 4.400 1.456 5.857
6 Subdivre Wajo 9.794 1.901 11.695
7 Kanlog Bone 3.886 4.266 8.152
8 Subdivre Bulukumba 10.175 3.996 14.171
9 Subdivre Palopo 4.378 1.411 5.789
10 Subdivre Makassar 35.521 70 35.591
11 Subdivre Mamuju 512 - 512
JUMLAH 169.422 22.948 192.369
NO UNIT KERJA BERAS CBP BERAS KOMERSIAL TOTAL
Dalam mendukung program Bantuan Pangan Non Tunai di Sulawesi
Selatan 2019, Perum Bulog telah menyalurkan 46.110 kg atau 0,31% dari
pagu Jan- Juli sebesar 14.977.504 kg (asumsi 8kg/KPM/alokasi)
9
H. GAMBARAN UMUM LAPORAN KEMENTERIAN PERTANIAN SERAPAN
GABAH/BERAS (SERGAP) UNTUK MENDUKUNG RASTRA/BPNT
Beberapa hal penting dari hasil Rapat Koordinasi Serap Gabah 19 Juni
2019 adalah
• Dinas Pangan Provinsi bersama dengan Dinas Pertanian Provinsi
mengawal kegiatan sergap untuk mencapai target pengadaan sergap
sebesar 1,25 juta ton s.d Juli 2019 dan 1,827 juta ton s.d Desember
2019.
• Fokus pengadaan dilakukan melalui skema pengadaan komersial
(untuk wilayah yang perkembangan harganya cenderung diatas HPP)
dan skema pengadaan PSO (untuk wilayah yang perkembangan
harganya setara HPP). bentuk oenyaluran komersil dan PSO antara
lain: Program BPNT, Bansos Rastra, dan jatah beras bulanan
ASN/TNI/POLRI
• Diharapkan Bulog segera melakukan kerjasama dengan Kementerian
Pertanian, Himbara, dan Jasindo untuk pengembangan on farm.
Realisasi Sergap Nasional per 17 Juli 2019
10
Target Sergap di 8 Provinsi/ DIvre Sentra Periode Juli-Agustus
2019
11
Target Sergap di Divre Sulselbar Periode Juli-Agustus 2019
Realisasi Sergap per Subdivre Divre Sulselbar per 4 Juli 2019
12
I. LAPORAN DAN HASIL RAPAT KOORDINASI DENGAN MITRA KOMISI
IV DPR RI
a. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi
Selatan berkomitmen mendukung peningkatan produksi pangan
sesuai dengan data luas tanam yaitu 1,2 juta Ha/tahun. Pada
bulan Juli-September 2019, lahan di Provinsi Sulawesi Selatan
yang berpotensi panen sebesar 400 ribu Ha dan tersebar di 24
Kabupaten. Bulan Agustus 2019 yang berpotensi panen sebesar
245 ribu ha dengan total produksi rata-rata sebesar 1,22 juta ton
GKG, Bulan Juli 2019 sebesar 64 ribu Ha dengan asumsi produksi
315 ribu ton, Bulan Agustus 2019 sebesar 90 ribu Ha dengan total
produksi 450 ribu ton.
Terdapat 3 (tiga) lokasi di Sulawesi Selatan yang menjadi lokasi
produksi padi. Di sektor Timur terdapat 315 ribu Ha yang akan
dipanen, di sektor Barat 55 ribu Ha, di Peralihan Raya 28 ribu Ha.
Dinas Ketahanan Pangan telah berkoordinasi dengan Perum Bulog
dan Gubernur terkait dengan permasalahan Sergab dan telah lahir
Pergub dimana Provinsi Sulawesi Selatan mendukung Perum
Bulog untuk menyerap 10-15% produksi padi petani lokal.
b. Kementerian Pertanian
• Peran dan fungsi Perum Bulog sangat strategis untuk menjaga
harga pangan agar tetap stabil di tingkat petani dan produsen
melalui sistem penyerapan dan penyaluran beras
• Dinas dan Kadivre Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan
koordinasi dan didukung oleh dikeluarkannya Peraturan
Gubernur yang mewajibkan Perum Bulog untuk menyerap 10-
15% total produksi beras di Sulawesi Selatan karena
dikawatirkan akan menyebabkan fluktuasi harga pangan
• Peran Perum Bulog dalam sistem penyerapan dan penyaluran
harus didukung penuh oleh Pemerintah
13
• Kementerian Pertanian mendukung Perum Bulog untuk
diberikan peluang dalam menyalurkan beras di program
Bantuan Pangan Non Tunai
• Kementerian Pertanian berharap agar Perum Bulog siap dalam
menyerap gabah/beras, meningkatkan dan menjaga kualitas
beras, harga ditingkat oetani dapat dikendalikan, serta stok
CBP aman
• Pada bulan Juli-September 2019 merupakan potensi Perum
Bulog untuk menyerap gabah/beras petani karena musim
panen raya
• Kementerian Pertanian berharap agar program BPNT
dikembalikan ke program beras Rastra dalam mendukung
Perum Bulog untuk dapat menyerap dan menyalurkan beras
petani lokal
• Kementerian Pertanian mendukung untuk mendorong
Kementerian Sosial membuat surat perintah agar program
BPNT menggunakan beras Perum Bulog.
c. Kementerian Sosial
Track Record:
• Pada Tahun 2016, Presiden didalam Rapat Terbatas (Ratas)
menyatakan jika Bansos harus transparan, akuntable, dan
membuka kebutuhan inklusif sehingga Rastra dirubah menjadi
Bansos.
• Di Tahun 2017, Pemerintah telah membentuk pilot project
program Bantuan Pangan Non Tunai di 44 Kota.
• Tahun 2018, Program beras Rastra dirubah menjadi Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) yang salah satunya berupa beras 10
Kg (gratis) dimana Perum Bulog sebagai penyalur.
• Program Bantuan Pangan Non Tunai secara Nasional dibagi 3
(tiga) wilayah dan Provinsi Sulawesi Selatan yang bertanggung
jawab menangani program tersebut adalah Direktorat
Pelayanan Fakir Miskin dengan wilayah pengawasan seluruh
14
Sulawesi, Papua, dan Maluku dengan 11 provinsi, 182
kabupaten/kota, dan 4,7 juta jiwa KPM yang dilayani oleh
Kementerian Sosial dalam program Bantuan Pangan Non Tunai
• Sesuai dengan Peraturan Presiden No 63 Tahun 2017 tentang
Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai bahwa dalam
menjalankan program Bantuan Pangan Non Tunai, dibutuhkan
penyalur bahan pangan (e-waroeng dan RPK) dan komoditi
yang disalurkan adalah beras dan telur.
• Jumlah penerima beras Rastra dan program Bantuan Pangan
Non Tunai tidak mengalami perubahan dan penentuan jumlah
yang diajukan ke Pemerintah tergantung pada keputusan
Bupati atau Walikota.
• Kementerian Sosial memberlakukan kebijakan agar dalam 90
hari bantuan tersebut tidak digunakan/diambil maka
penerima/KPM akan diaudit. Disamping itu, ewaroeng yang
tidak sesuai dengan prasyarat juga akan diaudit dan
dihentikan kerjasamanya
• khusus untuk wilayah 3, saat ini sudah 3,2 juta jiwa yang
menggunakan program Bantuan Pangan Non Tunai dan bulan
September 2019 diupayakan akan seluruhnya beralih dan
menggunakan program Bantuan Pangan Non Tunai
• Dalam mempersiapkan program Bantuan Pangan Non Tunai
yang secara maksimal akan dijalankan bulan September 2019,
Kementerian Sosial akan mengadakan Rapat Koordinasi dan
mengundang Perum Bulog, Satgas Pangan, Dinas, dan mitra
lainnya seluruh Nasional.
• Khusus untuk wilayah yang tidak dijangkau oleh Bank
Himbara maupun ewaroeng, Kementerian Sosial mengadakan
transaksi pasar offline yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah
dan lokasi yang akan menjadi sasaran kegiatan ini ditentukan
oleh Pemerintah Daerah.
15
d. Tikor Bansos (Tim Koordinasi Bantuan Sosial)
• Tugas dan Fungsi Tikor adalah untuk melakukan pengawasan
program Bantuan Pangan Non Tunai (disesuaikan dengan SK
Gubernur dan Bupati)
• Pemilihan beras (beras medium atau premium) bukan
dibebankan kepada Tikor melainkan ditentukan oleh pemilik
ewaroeng sendiri
• Berdasarkan monitoring yang dilakukan oleh Tikor selama di
daerah, KPM yang menerima program BPNT meminta beras
super premium (bukan beras medium)
• Dibutuhkan pendampingan selama menjalankan program
BPNT
• Tikor Bansos sangat mendukung jika Perum Bulog ikut serta
dalam memasok beras dan Pemerintah menggunakan harga
Bulog sebagai harga dasar dalam program BPNT.
e. Masyarakat E-waroeng
• Hingga saat ini masyarakat dan pemilik ewaroeng tidak
bekerjasama dengan Perum Bulog
• Hingga saat ini penyaluran program BPNT berjalan dengan
lancar
• Pihak yang menentukan jenis beras dan kualitas yang dijual
oleh pemilik ewaroeng adalah grosir/agen
• Selama ini, beberapa masyarakat mengeluhkan bahwa beras
Perum Bulog kualitasnya masih jelek dan harganya lebih tinggi
dibandingkan dengan beras lainnya
• Hingga saat ini, belum ada pihak dari Perum Bulog yang
mendatangi ewaroeng untuk memasokkan berasnya
• Contohnya: ewaroeng menerima pasokan beras dari Sidrap
saat musim panen dengan harga per 25 Kg sebesar Rp238 ribu
atau Rp9.520,-/kg (kualitas beras premium).
16
f. Perum Bulog
• Stok pengadaan beras Perum Bulog secara Nasional hingga saat
ini mencapai 2.359.460 Ton terdiri dari pengadaan luar negeri
dan dalam negeri
• Perum Bulog tetap melakukan penyerapan gabah dan atau beras
sesuai dengan peran Perum Bulog dalam Inpres No. 5 Tahun
2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan
Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Hingga bulan Juli 2019,
Bulog telah melakukan pengadaan beras dan atau gabah hingga
mencapai 800 ribu ton.
• Hingga saat ini Perum Bulog konsisten dalam mengadakan
pasokan Dalam Negeri dengan menjaga peran 3 pilar yaitu
ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi harga.
• Sebelum dibentuknya program BPNT, Perum Bulog mampu
menyalurkan beras petani lokal lebih dari 2 juta ton dan di
Tahun 2019 Perum Bulog hanya mampu menyalurkan 354 ribu
ton beras Rastra sehingga antara hulu dan hilir tidak mengalami
keseimbangan dan menyebabkan penimbunan
• Stok pengadaan Luar Negeri Perum Bulog sudah hampir 1 tahun
(impor pertama pada bulan April 2019)
• Dalam Rakortas yang dihadiri Menteri Perekonomian dan
Menteri Sosial, telah menghasilkan kesepakatan dan kesimpulan
bahwa untuk bansos BPNT di bulan September 2019 akan
diberikan kepada Perum Bulog (melalui surat edaran Mensos
01/MS/07 2019 tentang Perum Bulog sebagai penyedia
komoditas BPNT.
• Dalam mendukung program BPNT, Perum Bulog harus
memenuhi prinsip 6T yaitu tepat sasaran, waktu, harga, jumlah,
kualitas, dan administrasi.
• Mengacu kepada inpres no 5 Tahun 2015 dan Perpres 48 Tahun
2016, termasuk PP no 13 Tahun 2016, dikatakan bahwa Perum
17
Bulog memiliki peran dan fungsinya untuk mengadakan dan
menyalurkan beras kepada KPM.
• Langkah strategis yang dilakukan oleh Perum Bulog dalam
mendukung program BPNT adalah:
1. menjaga mutu kualitas beras di seluruh Perum Bulog.
Pengadaan Tahun 2019 saat ini mencapai 800 ribu ton dan
kualitasnya masih bagus dengan kadar dibawah 14%, derajat
sosoh 90%, menir 2%, dan packaging akan dipersiapkan
untuk program BPNT.
2. terkait dengan prinsip 6 Tepat, Perum Bulog akan
menyiapkan hal tersebut dan akan berkoordinasi dengan
Kementerian Sosial menyesuaikan syarat yang digunakan
dalam program BPNT.
3. Stok Perum Bulog di Provinsi Sulawesi Selatan tidak layak
konsumsi, tidak ada.
4. Harga beras Perum Bulog tidak lebih mahal dibandingkan
dengan beras lainnya.
5. Cadangan Provinsi Sulawesi Selatan Totalnya 192 ribu ton,
tahan dan cukup 6 tahun.
6. Provinsi Sulawesi Selatan adalah produsen beras sehingga
Perum Bulog harus menyerap dan membuang beras ke
Kepulauan Papua, Maluku, dan NTT (yang tidak ada program
BPNT).
7. Inpres terkait dengan perubahan HPP sudah mengalami
perubahan harga dan Inpres tersebut tidak dirubah karena
dikhawatirkan menyebabkan inflasi.
Tanggapan Komisi IV DPR RI
1. Kebijakan program BPNT tidak seharusnya mematikan Peran Perum
Bulog sebagai lembaga yang bertugas menyerap dan mendistribusikan
bahan pangan sesuai dengan inpres No 5 Tahun 2015, Perpres 48
Tahun 2016, dan PP No 13 Tahun 2016.
18
2. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah Daerah untuk meningkatkan
produksinya hingga dua kali lipat
3. Komisi IV DPR RI sangat mendukung Perum Bulog menyalurkan
beras ke program BPNT
4. Komisi IV DPR RI meminta kepada Pemerintah untuk meningkatkan
peraturan dalam penugasan Perum Bulog dalam memasokkan beras
ke program BPNT. surat edaran menteri kedudukannya tidak memiliki
kekuatan hukum sehingga perlu diperbaiki (minimal) menjadi
Keputusan Menteri sehingga sanksi antar pihak jika melanggar
peraturan dapat lebih jelas
5. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah untuk meningkatkan
pemanfaatan RPK dalam menyalurkan BPNT
6. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah untuk melakukan kajian
terhadap program BPNT khususnya terhadap KPM yang menerima
bantuan dan pola konsumtif masyarakat, serta kajian adanya
program BPNT dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau
tidak
7. Komisi IV DPR RI akan melakukan rapat koordinasi dengan
Kementerian Sosial dan Perum Bulog terkait dengan peran Perum
Bulog dalam program BPNT
8. Komisi IV DPR RI mengapresiasi Perum Bulog Sulawesi Selatan dalam
menyerap beras/gabah petani lokal
9. Dibutuhkan regulasi agar ewaroeng dapat berkomunikasi dengan
Perum Bulog dan tidak mengambil pasokan dari luar
10. Komisi IV DPR RI kurang setuju dengan program bantuan ini karena
meningkatkan permasalahan administrasi dan jumlah masyarakat
miskin masih tetap tinggi
11. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah untuk memperpendek
administrasi dan mendukung Perum Bulog dalam hal penyerapan
serta penyalurannya
12. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten utuk berkoordinasi dan memberikan peluang bagi Perum
19
Bulog untuk mendistribusikan dan menyalurkan beras sesuai dengan
6T.
J. KESIMPULAN
1. Komisi IV DPR RI sangat mendukung Perum Bulog menyalurkan
beras ke program BPNT
2. Komisi IV DPR RI meminta kepada Pemerintah untuk meningkatkan
peraturan dalam penugasan Perum Bulog dalam memasokkan beras
ke program BPNT
3. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah untuk meningkatkan
pemanfaatan RPK dalam menyalurkan BPNT
4. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah untuk melakukan kajian
terhadap program BPNT khususnya terhadap KPM yang menerima
bantuan dan pola konsumtif masyarakat, serta kajian adanya
program BPNT dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau
tidak
5. Komisi IV DPR RI meminta Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten utuk berkoordinasi dan memberikan peluang bagi Perum
Bulog untuk mendistribusikan dan menyalurkan beras sesuai
dengan 6T.
K. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Panja Rastra Komisi IV DPR RI ke
Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka koordinasi perkembangan
serap dan salur beras lokal yang ada di Perum Bulog. Kami berharap
laporan kali ini dapat bermanfaat dan dapat ditindaklanjuti dalam
Rapat Kerja, Rapat Gabungan, maupun Rapat Dengar Pendapat DPR RI.
Jakarta, 24 Juli 2019
Ketua Tim Kunjungan Panja Rastra.
Ttd.
Drs. H. Guntur Sasono, M.Si.
A-436
20
21
LAMPIRAN
Perwakilan Pemerintah yang ikut menghadiri Kunjungan Kerja Panja
Rastra di Provinsi Sulawesi Selatan:
1. Kementerian Pertanian : Kepala Badan Ketahanan Pangan, Bapak Dr.
Ir. Agung Hendriadi, M.Eng.
2. Kementerian Sosial :
a.Pekerja Sosial Pertama (Penata Muda/IIIa) : Yudha Anaha Sianipar,
S. Kesos
b. Ka. Sie. Bantuan Stimulan (Penata/IIIc): Hijrah Manfaluty, S.Sos,
M.Si
3. Perum Bulog : Direktur Pengadaan, Bapak Mayjen TNI (purn) Dr
Bachtiar S.IP M.AP
22
Kementan-Komisi IV DPR RI Kunker Ke Sulsel
Makassar, TN – Komisi IV DPR RI lewat Panitia Bantuan Sosial dan Beras
Sejahtera bersama Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan
kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa
(23/7).
Panitia ini dipimpin oleh I Made Urip dari Fraksi PDIP. Kunker tersebut
dalam rangka mengumpulkan data dan informasi terkait program Rastra
dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Sebagai instansi yang
menyediakan entri, adalah Kementan dan Kementerian Sosial (Kemensos),
terkait rencana pelaksanaan program BPNT.
Saat berkunjung ke kantor Bulog Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar),
Kementan meminta Bulog untuk bisa menyerap gabah petani di Sulsel,
yang rencananya akan pindah panen gadu pada Agustus mendatang.
“Ya, jadi kami memiliki kewenangan untuk meminta serta mendorong
Perum Bulog untuk melakukan transfer gabah atau beras ke petani.
Rencananya sih, pada bulan Agustus,” kata Kepala Badan Ketahanan
Pangan, Agung Hendriadi.
Menurut dia, Bulog telah diberikan tanggung jawab sebagai penyalur beras
terhiung mulai September-Desember 2019. “Program BPNT kita mulai
dengan kegiatan penyaluran beras Bulog tidak seimbang. Di satu sisi,
Bulog harus menyerap gabah dan beras petani agar harga di petani tidak
jatuh. Dan sisi yang lain, penyaluran melalui program Rastra semakin
terbatas. Saat ini, stok beras Bulog sangat besar,” ungkapnya.
Agung mengaku, stok beras Bulog saat ini mencapai 2,3 juta ton.
Sementara kebutuhan BPNT dan Operasi Pasar (OP) hingga akhir tahun
2019 diprediksi mencapai sekitar 900 ribu ton.
“Nah, untuk meningkatkan cadangan CBP kegiatan sergap harus
ditingkatkan. Sulawesi Selatan pada bulan Agustus diprediksi panen 250
ribu hektare atau produksi sekitar 1,25 juta ton GKG,” tandas Agung.
Sumber: https://www.teropongnews.com/kementan-komisi-iv-dpr-ri-
kunker-ke-sulsel/
23
Penyaluran BPNT via Bulog Disiapkan
KALIANDA – Mulai September 2019 mendatang, Badan Urusan Logistik
(Bulog) resmi menjadi penyedia komoditas bantuan pangan non tunai atau
BPNT.
Ini setelah Menteri Sosial (Mensos) mengeluarkan surat edaran nomor
01/MS/K/07/2019 tentang perum Bulog sebagai komoditas bantuan
pangan non tunai.
Keluarnya surat tersebut berdasar dari hasil rapat koordinasi tiga menteri.
Dalam keutipan surat edaran itu, penyaluran BPNT melalui Bulog berlaku
di seluruh kabupaten/kota se-Indonesia. Langkah ini diambil setelah
pemerintah memperhitungkan cadangan beras dari Bulog masih banyak
yang belum tersalurkan.
Tentunya kondisi itu berpotensi merugikan pemerintah. Maka dari itu
diputuskan agar sumber beras program BPNT menggunakan beras dari
Bulog, selaku penyedia. Tetapi pihak Bulog akan tetap melaksanakan
prinsip 6T (tepat sasaran, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat
kualitas, dan tepat administrasi).
Dalam surat itu juga, diterangkan juga bahwa pelaksanaan penyaluran
akan diatur lebih lanjut melalui pertemuan teknis antara Tim Koordinasi
Bansos Pangan provinsi/kabupaten/kota dengan kepala Divre
Bulog/Subdrive/Bulog kabupaten/kota. Untuk memastikan isi surat
edaran itu, Radar Lamsel mengonfirmasi pihak Bulog Kalianda.
Kepala Bulog Kalianda, Suzzana, membenarkan jika ada kebijakan dari
Kementerian Sosial (Kemensos) mengenai prorgram BPNT yang diberikan
ke Bulog. Wanita yang akrab disapa Suzan ini mengaku senang dengan
keputusan pemerintah pusat. Menurutnya, pemerintah telah mengambil
langkah yang tepat.
“Kalau kita dengar info, stok beras di Bulog banyak sekali kan. Penjualan
juga jalan, tapi kalau Bulog yang ditunjuk sebagai penyedia, ya otomatis
penjualan bakal makin lancar,” katanya kepada Radar Lamsel, Selasa
(16/7) kemarin.
Apakah sistem penyaluran di Lampung Selatan bakal sama dengan
kabupaten/kota lain, Suzan mengaku belum menerima info yang jelas
24
mengenai skema itu. Suzan hanya mengatakan bahwa sistem
penyalurannya sedang dalam persiapan.
“Kalau sistem (penyalurannya) kita belum tahu pasti, sama atau tidak
dengan yang lain. Nanti kan ada rapat teknis, dibahas juga dalam rapat
itu. Kalau sekarang sistemnya masih persiapan,” katanya. (rnd)
Sumber: https://www.radarlamsel.com/penyaluran-bpnt-via-bulog-
disiapkan/
25
LAMPIRAN DATA PERUM BULOG
RENCANA AWAL TAHAPAN PERLUASAN BPNT 2019
RENCANA PERLUASAN BPNT HASIL RAKORNAS PMK (TANGGAL 01
JULI 2019)
(Perluasan Tahap 2 dan 3 di Geser ke November 2019)
26
REALISASI BPNT TAHUN 2019 (BERAS)
Realisasi BPNT untuk Beras
Total sebesar 8.983.610 kg atau 1,47% dari pagu Jan- Juli sebesar
612.520.760 kg (asumsi 8kg/KPM/alokasi)
Sumber: Data Aplikasi Penjualan Langsung Tanggal 18 Juli 2019
27
REALISASI BPNT TAHUN 2019 (TELUR)
Sumber: Data Aplikasi Penjualan Langsung Tanggal 18 Juli 2019