dewan perwalian

10
DEWAN PERWALIAN

Upload: riqi-astuti-smartgirl

Post on 16-Nov-2015

234 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

//

TRANSCRIPT

Slide 1

DEWAN PERWALIAN

System perwalian

System perwalian, ditinjau dari segi histors tidak lain adalah merupakan kelanjutan dari system mandate yang ada semasa Liga Bangsa-bangsa. Negara-negara penerima mandate (Mandatary State) atas daerah mandate (Mandated Territory) hanya mempunyai kekuasaan yang terbatas saja. Menurut Wiryono Projodikoro (1967, p.52),

pembatasan-pembatasan kekuasaan Negara penerima mandate terhadap mandate antara lain meliputi :

Penduduk daerah mandate tidak dengan sendirinya (tidak ipso pacto) menjadi warga dari Negara penerima mandate;Negara penerima nmandat dalam politik ekonominya terhadap daerah mandate harus mempergunakan politik pintu terbuka dalam arti, bahwa warga-warga dari semua anggota Liga harus mempunyai hak yang sama untuk berdagang dengan daerah mandate;Pelaksanaan mandat ini diawasi oleh Dewan dari Liga dan harus menuruti nasehat-nasehat dari suatu Panitia Liga yang dinamakan Komisi Mandat Permanen (Permanent Mandates Commission), yang anggota-anggotanya kebanyakan terdiri dari warga Negara warga Negara dari Negara bukan penerima mandate (ini sebagai pelaksanaan dari ketentuan pasal 22 ayat 9 Covenant) (Pawiroputro, 2013: 90-91).

Tujuan Perwalian

Adapun mengenai tujuan dari system perwalian ini diatur di dalam pasal 76, yaitu:

Memajukan perdamaian dan keamanan internasionalMemajukan penduduk-penduduk di daerah perwalian dalam lapangan politik, ekonomi, social, dan pendidikan, dan memajukan perkembangannya kea rah pemerintahan sendiri atau kemerdekaan, sesuai dengan keadan masing-masing daerah dan keadan penduduknya serta keinginannya yang dinyatakan secara bebas dari penduduk yang bersangkutan dan sebagaimana ditetapkan oleh peraturan-peraturan perjanjian masing-masing.Menganjurkanpenghormatan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan-kebebasan dasar untuk setiap orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa atau agama, dan menganjurkan pengakuan saling ketergantungan dari rakyat-rakyat yang ada di dunia ini.Menjamin perlakuan yang sama dalam lapangan social, ekonomi dan perniagaan untuk semua anggota PBB serta para warganya, dan juga perlakuan yang sama dalam pengadilan, tanpa mengabaikan tercapainya tujuan-tujuan tersebut di atas dan menurut ketentuan pasal 80 Piagam (Pawiroputro, 2013: 93-94).

Daerah-daerah di bawah perwalian

Pasal 77 Piagam mengatur adanya tiga daerah yang berada di bawah perwalian, yaitu:Daerah yang semasa LBB merupakan daerah mandate.Daerah-daerah yang akan dipisahkan dari Negara-negara musuh (di sini dimaksudkan adalah musuh sekutu) sebagai akibat dari Perang Dunia II.Daerah-daerah yang dengan kemauan Negara yang bertanggungjawab tentang urusan pemerintahannya ditempatkan di dalam system perwalian itu.

Kewajiban-kewajiban Negara Pemegang Perwalian

Suatu daerah perwalian tidak harus hanya dikuasai oleh satu Negara saja, melainkan boleh lebih dari satu Negara (pasal 81 Piagam). Adapun kewajiban dari Negara pemegang perwalian adalah menjalankan pemerintahan dalam daerah perwalian atas dasar-dasar yang disebut dalam pasal 76 Piagam. Untuk itu maka Negara pemegang perwalian bertanggungjawab kepada PBB. Ia harus mengirimkan laporan tahunan, menerima panitia utusan yang mengunjungi daerah-daerah perwalian serta memberikan jawaban atas semua pertanyaan yang dipandang perlu oleh Majelis Umum maupun Dewan Perwalian

Susunan Keanggotaan

Menurut ketentuan pasal 86, keanggotaan Dewan perwalian terdiri dari tiga golongan, yaitu:

Anggota-anggota yang menguasai daerah perwalian;Anggota-anggota yang disebutkan dalam pasal 23, yaitu anggota-anggota tetap Dewan Keamanan, yang tidak menguasai daerah perwalian;Anggota-anggota lain yang dipilih oleh Majelis Umum untuk masa jabatan tiga tahun sebanyak yang diperlukan sehingga jumlah anggota-anggota yang memegang perwalian sama banyaknya dengan anggota-anggota yang tidak memegang perwalian.

Persidangan

Menurut ketentuan tata tertibnya, Dewan mengadakan siding dua kali setahun. Akan tetapip jika sebagian besar anggota menghendaki diadakannya siding diluar kedua siding tersebut, Dewan dapat pula mengadakannya.

Fungsi dan Kekuasaan

Dalam pasal ini dinyatakan bahwa Dewan perwalian yang menjalankan kewajiban Majelis Umum dalam hal-hal yang berhubungan dengan daerah-daerah perwalian, di dalam melakukan kewajibannya dapat:Mempertimbangkan laporan-laporan yang disampaikan oleh Negara penerima perwalian. Dalam ayat 1 ini disebutnya sebagai administering authority (penguasa yang menjalankan pemerintahan).Menerima permohonan-permohonan dan menyelidiki dengan berkonsultasi dengan Negara-negara pemegang perwalian.Mengadakan kunjungan-kunjungan berkala ke daerah-daerah perwalian pada waktu yang telah ditentukan atas persetujuan dari Negara pemegang perwalian.Mengambil tindakan-tindakan lain yang selaras dengan syarat-syarat perjanjian tentang perwalian.

SEKIAN

TERIMA KASIH