diabetes melitus

7
A. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes melitus adalah penyakit keturunan dengan ciri kekurangan atau tidak terbentuknya insulin yang sangat pentin untuk metabolisme gula dan pembentukan glukosa yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat yan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh secara menyeluruh (Ida Bagus Gde Manuaba tahun 1998) Diabetes melitus adalah kelainan herediter dengan ciri-ciri insufiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah kousentrasi gula darah tinggi dan berlangsungnya glikogenesis (Roestam Muhtar tahun 1998). Diabetes malitus gestasional adalah intoleransi karbohidratringan (interaksi glukosa terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Defenisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap diabets melitus (tetapi belum terdeteksi) yang baru di ketahui saat kehamilan ini dan yang benar –benar menderita DM akibat hamil. Sesudah kehamilan selesai, kondisi pasti ditentukan berdasarkan tes toleransi glukosa oral. B. Patofisiologi Dalam kehamilan terjadi peruahan metabolisme indokma dan berkarbohidrat yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta perisapan untuk menyusui , glukosa dapat berdipusi tetap mulai plasenta kepada sehingga kadar dalam darah jain hampir menyerupai kadar ibu.

Upload: egla-tamariska-lumempouw

Post on 07-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: Diabetes Melitus

A. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus adalah penyakit keturunan dengan ciri kekurangan atau tidak

terbentuknya insulin yang sangat pentin untuk metabolisme gula dan pembentukan glukosa

yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat yan dapat mempengaruhi

metabolisme tubuh secara menyeluruh (Ida Bagus Gde Manuaba tahun 1998)

Diabetes melitus adalah kelainan herediter dengan ciri-ciri insufiensi atau absennya

insulin dalam sirkulasi darah kousentrasi gula darah tinggi dan berlangsungnya glikogenesis

(Roestam Muhtar tahun 1998).

Diabetes malitus gestasional adalah intoleransi karbohidratringan (interaksi glukosa

terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung.

Defenisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap diabets melitus (tetapi belum

terdeteksi) yang baru di ketahui saat kehamilan ini dan yang benar –benar menderita DM

akibat hamil. Sesudah kehamilan selesai, kondisi pasti ditentukan berdasarkan tes toleransi

glukosa oral.

B. Patofisiologi

Dalam kehamilan terjadi peruahan metabolisme indokma dan berkarbohidrat yang

menunjang pemasukan makanan bagi janin serta perisapan untuk menyusui , glukosa dapat

berdipusi tetap mulai plasenta kepada sehingga kadar dalam darah jain hampir menyerupai

kadar ibu.

Diabetes kehamilan terjadi apabila trjadi simpanan insulin atau kurangnya insuln pada

ibu sehingga tidak dapat mencapai janin yang mengakibatkan kadar gula ibu

mempengaruhi kadar gulan janin pengendalian kadar gula ini dipengaruhi oleh insulin dan

beberapa hormon (estrogen steroid dan plasenta lactogen)

Akibat lambatnya reobserbsi makanan dan adanya stress selama kehamilan maka akan

menjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin pada

kehamilan.

Menjelang aterem kebutuhan insulin menignkat sehingga mencapai 3 kali dalam

keadaan normal, bila seorang ibu tak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia

relatif inpansulin yang mengakibatkan hiperglikemia atas diabetes kehamilan ( diabetes

timbul hanya dalam kehamilan tau diabetes Gestasional).

Page 2: Diabetes Melitus

Pada penderita diabetes terjadi hiperglikemia yang akan mempengaruhi fungsi setuiap

jaringan yang ada dalam tubuh termasuk pembulu darah yang menyebabkan gangguan

sirkulasi darah keseluruh tubuh, sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi keseluruh

terganggu yang menyebabkan ibu sering marasa lapar dan haus, begitupula dengan

kebutuhan kencing oleh karena meningkatnya sensivitas terhadap augiotensin, reum dan

aldesteron pada ginjal yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah pada penderi

diabetes.

C. Etiologi

Diabetes gestisional disebakan oleh peningkatan kebutuhan energi oleh kadar estrogen

dan dormon pertumbuhan yang terus- menerus tinggi selam kehamilan. Hormon

pertumbuhan dan estrogen merangsang pengeluaran insulin seperti diabetes Tipe II t\yang

kahirnya menyebabkan gambaran sekresi ppenurunan responsivitas sel.hormon

pertumbuhan memiliki beberapa efek anti insulin, misalnya perangsangan glikogenolisis

(penguraian glikogen) dan penuraian jaringan lemak.

D. Manifestasi Kliniks

Gejala yang terbetuk akibat diabetes Gestisional sangat mudah dikenal seperti :

a. Poliuria (penigkatan pengeluaran urin)

b. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urin yang sangat besar keluarnya air

yang menyababkan dehidrasi ekstrasel.

c. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protin diotot dan ketidak mampuan

sebagaian besar sel untuk menggunakan glukos sebagai energi.

d. Polifosgia (peningkatan rasa lapar) akibat keadaan pancaabsorptif yang kroack,

katabolisme protein dan lemak dan kelaparan relatif sel-sel. Serin terjadi penurunan

berat badan.

e. Peningkatan angka infeksi akibat peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,

gangguan fungsi urin, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronek.

f. Bagi ibu hamil biasanya bayi yang dilahirkan diatas 4 kg.

Page 3: Diabetes Melitus

E. Penatalaksaan

Dipelukan pengawasan kadar glukosa darah ibuyang adekuat dengan mengatur diet dan

pemantauan glukosa darah untuk menurunkan resiko yang tinggi trhadap morhiditas

perinatal, terutam sebagai akibat makrosomia janin dan komplikasi medis dan metabolik

yang menyertai. Kebanyakan pasien akan diterapi dengan asupan kalori harian berdarkan

berat badan terakhir sehubungan dengan berat badan idela (kurang dari 80% : 35-40 kalori/

kg berat badan; 80-120%: 30 kalori/ kg; 120-150% : 24 kalori/ kg; lebih dari 150% : 12-15

kalori / kg). sekitar 40-50% dari jumlah kalori yang tipikal yaitu asuoan sebanyak 2000-

2500 kalori/ hari haruslan mengandung kompleks karbohidrat. Setiap hari juga memerlukan

100 gram protein. Gula-gula, junk food, dsan makanan gorengan yang berlemak harus

dihindari.

Dianjurkan lebih serin mengunjungi klinik (biasanya setiap 2 seminggu sampai

kehamilan 36 minggu, setelah itu tiap minggu sekali) dan pemantauan glukosa harus

diloakukan secara periodik. Selama pemeriksaan yang lebih serig itu dianjurkan memeriksa

glukoisa darah puasa 2 jam setelah makan. Pasien dieprintahakn tidak makan lewat tengah

malan dan diambil darahnya saat pertama kali tiba di klinik dalam keadaan masih puasa,

kemudian disuruh makan-makanan biasa dikafetaria atau yang dibawah dari rumah dan

setelah 2 jam kembali untuk ditentukan kadar glukosa dalam darah. Diininkan kadar

glukosa serum puasa kurang dari 100 mg/dL dan kadar 2 jam setelah makan kurang dari

120 mg/dL. Penentuan glukosa darah kapilar oleh pasien dengan menggunakan fotometer

relekstan lebih menyenangkan dan murah, tetapi cenderung lebih tinggi dari pada kadar

plasma. Karena itu, kadar glukosa kapiler kurang dari 115 mg/dL (kadar plasma kurang dari

Page 4: Diabetes Melitus

100mg/dL) dan kadar 2 jam setelah makan kurang dari 40mg/dL (kadar plasma kurang dari

120mg/dL) lebih disenangi.

F. Diagnosis

Deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaring DMG agar dapat dikelola sebaik-

baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan faktor risiko berupa beberapa kali keguguran,

riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab jelas, riwayat pernah melahirkan bayi

tanpa cacat bawaan, pernah melahirkan bayi > 4000 g, rie\wayat preeklampsia, dan

polihidramnion. Juga terdapat riwayat ibu : umut ibu hamil . tahun, riwayat DM dalam

keluarga, riwayat, riwayat DMG/TGT pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat berat

badan lahir . 4500 g, dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil. PERKENI

menganjurkan pemeriksaan sejak awal asuhan antenatal dan diulang pada usia kehamilan

26-28 minggu (hasil positif tertinggi) bila hasilnya negatif. Pemeriksaan berdasarkan

modifikasi WHO-PERKENI yang dianjurkan adalah pemeriksaan kadar glukosa 2 jam pasca

beban glukosa 75 g dan hasilnya digolongkan dalam kriteria sebagai berikut ;

Glukosa darah Kriteria

>200 mg /dl Diabetes Melitus

140-200 Mg/dl Toleransi glukosa terganggu

< 140 mg/dl Normal

G. Komplikasi

Maternal : infeksi saluran kemih, hidromnium, hipertensi kronik,preeclampsia

Fetal : abortus spontan, kelainan konenital, insufisiensi, makrisomia, kematian

intaruterin

Page 5: Diabetes Melitus

Neonatal : prematuritas, kematian intrauterin, kematian neonatal, taruma lahir,

hipoglikemia, Hipomagnesia, hipokelsemia, hiperbilirubinemia, sandorma gawat napas,

polisitemia.