diagnostik holistik andhini maharani putri
DESCRIPTION
qwertyuiopTRANSCRIPT
GAGAL JANTUNG PADA LANSIA DENGAN
OBESITAS MELALUI PENDEKATAN HOLISTIK
DI PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU
KELOMPOK VI
ANDHINI MAHARANI PUTRI
1102009029
PEMBIMBING:
DR. dr. ARTHA BUDI SUSILA DUARSA, MKes
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JUNI 2014
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GAGAL JANTUNG PADA
LANSIA DENGAN OBESITAS MELALUI PENDEKATAN HOLISTIK DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
Jakarta, Juni 2014
Pembimbing,
DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes
2
KATA PENGANTAR
Assalammua`alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GAGAL JANTUNG DENGAN
OBESITAS MELALUI PENDEKATAN HOLISTIK DI PUSKESMAS KECAMATAN
JOHAR BARU” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 17 Maret – 18 April 2014. Penulis juga
berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi
pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan
penyakit dengan pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah
salah satu pasien dari Puskesmas Kecamatan Johar Baru ketika penulis ditugaskan di
puskesmas tersebut pada periode 17–28 Maret 2014.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes selaku dosen pembimbing dan staf
pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Dini Widianti, MKK selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Rifda Wulansari, SP, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Yusnita, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3
6. dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. DR. Kholis Ernawati, SSi, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. dr. Citra Dewi, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. dr. Siti Rachmi selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.
12. dr. Lidia Cristina selaku Koordinator Pendididkan Puskesmas Kecamatan Kelapa
Gading.
13. dr. Prayudi Andriyana, dr. Maria Lydia E. Hutagalung, serta seluruh staf dan
tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang telah memberikan
bimbingan dan masukan kepada penulis demi kelancaran penulisan laporan ini.
14. Rekan sejawat Kelompok 6 Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode 17
Maret – 18 April 2014 yang telah sama-sama berjuang dalam penyusunan laporan
hasil studi kasus pasien.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi
kasus pasien ini dirasakan oleh penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Wassalammu'alaikum wr. wb.
Jakarta, Juni 2014
Penulis
4
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Usia : 67 tahun
Gender : Laki – Laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam.
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Percetakan Negara RT/RW 06/06
Tanggal periksa :
B. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis kepada Tn. A pada tanggal 04 Juni 2014
Keluhan Utama : Sesak napas yang semakin memberat sejak 2 hari SMRS
Keluhan Tambahan : Bengkak pada kaki
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Johar Baru dengan keluhan sesak
napas yang hilang timbul sejak 2 hari SMRS, sesak napas tidak berkurang walaupun
pasien sudah beristirahat. Pasien merasa lebih nyaman dengan posisi setengah
duduk. Pasien juga mengeluhkan 4 hari tidak bisa tidur karena mengeluh sesak
napas.Menurut keluarga pasien mulai tampak payah saat beraktivitas 6 bulan
sebelumnya. Pasien sudah merasakan sesak bila berjalan kurang dari 10 meter.
Keluhan disertai dnegan adanya bengkak pada tungkai, bengkak dirasakan
bukan yang pertama kalinya,bengkak hanya pada tungkai saja.Pasien sering
mengeluhkan terbangun malah hari karena sesak napas, sesak tidak disertai dengan
adanya suara mengi.
5
Kelapa Gading Poliklinik Anak MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
diantar oleh kedua orangtuanya dengan keluhan panas badan sejak 3 hari yang lalu.6
Panas badan dikatakan oleh ibu pasien berlangsung sepanjang hari dan mendadak
tinggi. Pasien sudah dikompres tetapi masih panas. Keluhan panas badan disertai
dengan ruam-ruam kemerahan yang timbul di bagian wajah, kemudian menyebar ke
punggung, tangan, dan kaki. Riwayat pengobatan disangkal.
Pasien juga dikeluhkan mencret sebanyak 2x sejak tadi pagi. Mencret berupa
cairan berwarna kekuningan, ada ampas, tidak disertai lendir, dan tidak disertai
darah. Menurut ibunya, pasien menjadi rewel, sulit tidur, dan nafsu makannya
menurun. Riwayat fogging nyamuk demam berdarah di wilayah rumah pasien
diakui. Riwayat penderita demam berdarah dalam anggota keluarga maupun
tetangga disangkal. Riwayat kejang disangkal. Riwayat kontak dengan anak tetangga
yang terkena campak diakui oleh ibu pasien, sekitar seminggu yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah menderita Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, pasien jarang
memeriksakan kesehatannya ke dokter. Diabetes Mellitus (-), Asma (-).
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien meninggal karena menderita hipertensi dan diabetes mellitus.
4. Riwayat Sosial Ekonomi
Sumber penghasilan dari keluarga Tn. A adalah warung kecil yang terdapat
didepan rumahnya. Penghasilan keluarga ini tidak tetap antara 1.000.0000 –
2.000.000 per bulan. Terkadang anaknya jika mempunyai gaji yang berlebih akan
memberikan kepada Tn. A dan istrinya untuk membeli makanan sehari – hari.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesan Sakit : tampak sakit berat.
b. Kesadaran : compos mentis.
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 160/90 mmHg .
6
b. Frekuensi nadi : 100 x/menit
c. Frekuensi napas : 28 x/menit (takipneu >50x/menit).
d. Suhu : 36,8.
3. Status Generalis
a. Kepala :Normocephal, rambut beruban (+) dan tumbuh teratur.
Mata :Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Telinga :Bentuk normal,serumen (-/-), keluar sekret dari telinga (-/-),
nyeri tekan mastoid (-/-).
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-/-)
Mulut : Mukosa bibir basah, lidah kotor (-)
b. Leher : KGB tidak tampak dan tidak teraba membesar,
retraksi suprasternal (-), pembesaran kelenjar tiroid tidak
tampak .
c. Thorax :
Pulmo :
Inspeksi :Bentuk dada simetris, tidak terdapat tertinggal bernapas,
tidak ada masa maupun sikatrik
Palpasi :Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris kanan dan kiri,
tidak teraba masa dan pelebaran sela iga.
Perkusi :Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru – hati (+)
Auskultasi:Suara napas utama vesikular (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
Cor : bunyi jantung reguler, murmur (-), gallop (-).
d. Abdomen
Inspeksi : Datar , tidak terdapat sikatrik
Palpasi :Tidak terdapat nyeri tekan pada seluruh kuadran abdomen
tidak teraba masa.
Auskultasi : bising usus (+) normal 8 x/menit.
e. Ekstremitas
Atas : akral hangat, sianosis (-/-), capillary refill time <2 detik,
ruam makulopapular (+).
Bawah : akral hangat, sianosis (-/-), ruam makulopapular (+).
7
D. Usulan Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin.
IgG, IgM anti-dengue.
8
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik
2. Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga (KK) : Tn. A, 67 tahun
b. Identitas Pasangan : Ny. S, 62 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No Nama Kedudukan Gender Usia Pendidika
n
Pekerjaan
1 Tn. A Kepala
Keluarga
L 67 tahun SMP Wiraswasta
2 Ny. S Istri P 62tahun SD Ibu Rumah
Tangga
3 Ny. R Anak P 32 tahun SMP Ibu Rumah
Tangga
4. Tn. T Menantu L 35 tahun SMA Buruh Pabrik
5. An. R Cucu L 8 tahun SD- Pelajar
3. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah Milik sendiri.
Daerah perumahan Padat bersih.
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 5 x 9 m2. Kesimpulan
Jumlah penghuni: 5 (lima) orang Tn. A tinggal bersama istrinya Ny. S di rumah
yang sederhana dengan jumlah penghuni
sebanyak 5 orang.Rumah terdiri dari ruang
tamu dan ruang keluarga yang menjadi satu,
serta memiliki dua kamar tidur. Rumah
memiliki kamar mandi dan jamban. Dapur
Bertingkat/tidak bertingkat: tidak
bertingkat
Lantai rumah: keramik.
Dinding rumah: tembok.
Jamban keluarga: ada.
Ketersediaan air bersih: ada.
9
keluarga ini terdapat dekat dengan kamar
mandi. Sumber air keluarga ini berasal dari air
PAM
Tempat pembuangan sampah: ada.
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Tn. A
b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga
Satu unit sepeda motor.
Satu unit lemari pendingin satu pintu.
Satu unit kompor gas.
Satu unit televisi 17 inchi.
Dua unit kipas angin.
Satu unit penanak nasi.
Satu unit radio
Satu unit kompor gas 3 kg
4. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat berobat : Puskesmas.
b. Balita : (-)
c. Jaminan kesehatan : BPJS Kesehatan.
10
9 cm
5 cm
Kamar TidurKamar Tidur
Kamar Mandi
DapurRuang Keluarga
Ruang Tamu
Warung
5. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Aksesibilitas Angkutan umum
(angkot)
Jika ada anggota keluarga yang sakit,
langsung dibawa ke puskesmas, karena
biaya gratis dan jarak dari rumah ke
Puskesmas tidak terlalu jauh sehingga
memudahkan anggota keluarga ini
untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan . Tn. A dan keluarga merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh Puskesmas Johar Baru II
Tarif Gratis
Kualitas Cukup memuaskan
6. Pola Konsumsi Makan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Keluarga Tn. A memiliki kebiasaan makan sehari tiga kali dengan menu
makanan sehari – hari keluarga ini tidak tetap. Menu makanan yang biasa
disediakan adalah makanan sederhana seperti daging, ikan , tempe, tahu, telur,
sayur berkuah, dan sesekali mengkonsumsi buah – buahan.Ny. S memasak
sendiri makanan untuk keluarganya, karena Ny. S sudah mengetahui penyakit
Tn. A pada saat memasak mengurangi konsumsi garam dan membatasi
memasak masakan yang banyak mengandung santan.
b. Upaya penerapan pola gizi seimbang
Keluarga Tn. S tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang
dari menu makanan sehari-hari. Menu makanan disesuaikan dengan kemauan
Tn. A yang nanti akan dimasakkan oleh istrinya. Hal ini dikarenakan
pengetahuan yang kurang tentang makanan dengan gizi seimbang, selain itu
faktor ekonomi yang menjadi hambatan untuk keluarga ini dalam memenuhi
kebutuhan sehari – hari. Ny. S juga mengurangi konsumsi garam dan membatasi
penggunaan penyedap makanan (vetsin) saat memasak makanan untuk
keluarganya.
11
Tabel 4. Daftar Food recall An. A
Waktu
Makan
Hari/Tanggal
Jum’at
21 Maret 2014
Sabtu
22 Maret 2014
Minggu
23 Maret 2014
Pagi Nasi, tahu, tempeASI, bubur sereal,
pisang lumat
ASI, bubur sereal,
jus jeruk
SiangNasi, sayur
bening , ikan asin ASI, nasi tim ASI, nasi tim
MalamNasi , sayur bening
, ikan asin
ASI,
bubur serealASI
JUMLAH 852 kkal 806 kkal 796 kkal
Keterangan:
- 100 cc ASI = 100 kkal.
- 200 gram bubur sereal = 130 kkal.
- 200 gram pepaya = 46 kkal.
- 200 gram nasi tim = 166 kkal.
- 1 buah pisang mas = 80 kkal.
- 400 gram jeruk = 200 kkal.
Kebutuhan kalori anak usia sampai dengan 1 tahun adalah 100 kkal/
kgBB/hari, sehingga kebutuhan kalori An. A (8,3 kg) adalah 830 kkal/hari.
Pola makan An. A 2 hari terakhir mengandung lebih sedikit kalori daripada
sebelumnya, karena ibu pasien mengatakan bahwa pasien memang lebih rewel
dan enggan untuk makan 3 hari terakhir ini.
7. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kerukunan terjalin baik antara anggota keluarga dapat membantu
menyelesaikan masalah kesehatan Tn. A. Jarak rumah dengan puskesmas tidak
terlalu jauh dari rumah, biasanya pasien ke puskesmas menggunakan sepeda
motor atau menggunakan kendaraan umum diantar oleh istri pasien.Selain itu,
faktor yang memudahkan ialah biaya kesehatan yang gratis oleh BPJS.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
12
Anggota keluarga selalu mengingatkan pasien itu berobat rutin setiap
kali obat habis, tetapi dikarenakan pada keluarga ini memiliki warung kecil –
kecilan sebagai sumber pencarian maka yang menjadi kendala ialah tidak
adanya orang yang dapat menjaga warung pada saat mengantarkan Tn. A ke
Puskesmas. Dan yang merupakan faktor yang menjadi penghambat ialah telah
terbentuknya pemikiran bahwa penyakit yang dideritanya tidak bisa sembuh jadi
percuma saja berobat tidak ada gunanya.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga
Keluarga Tn. A terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama
Tn. A berusia 67 tahun yang merupakan pasien yang menderita gagal jantung
disertai dengan Hypertension Heart Disease (HHD) dan istinya Ny. S . Bentuk
keluarga ini adalah keluarga besar (extended family) dengan pimpinan keluarga
pasangan usia lanju yang sudah tidak produktif.
2. Tahapan siklus keluarga
Tahapan siklus Keluarga Tn. A dan Ny. S termasuk ke dalam beberapa tahap
diantaranya :
Tahap keluarga dengan anak yang dewasa (The Family with
adolesence)
032Tahap keluarga dengan usia lanjut (Family in Later Life)
Tn. A adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. S, mereka
mempunyai 1 orang anak yang bernama Ny. R yang menikah dengan Tn. T dan
memiliki seorang anak yang bernama An. R yang berusia 8 tahun.
3. Family map
13
Gambar 2. Family Map
Keterangan:
: Pasien
:Laki – Laki
:Perempuan
:Hubungan perkawinan
:Garis Keturunan
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga
Dalam struktur keluarga kepala keluarga adalah suami (pasien) yang
saat ini sudah tidak bekerja dan istri pasien sebagai Ibu rumah tangga,
14
Tn. A , 67 tahun
Ny. S, 62 tahun
Ny. R, 32 tahun
Tn. W , 35 tahun
An. R, 8 tahun
yang mana hanya mengandalkan dari warung kecil yang terdapat di
depan rumah pasien.Status ekonomi pasien menengah ke bawah karena
sudah tidak memiliki pekerjaan
2. Masalah dalam fungsi biologis
Pasien memiliki riwayat penyakit Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, tetapi
pasien jarang memeriksakan keadaannya setiap bulan dikarenakan Tn. A sudah
memiliki pemikiran penyakitnya tidak akan sembuh sehingga percuma saja berobat.
Saat ini pasien menderita penyakit Hipertensi kemungkinan genetik dari ibu pasien
yang meninggal dunia dikarenakan menderita Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Pola
hidup pasien yang menunjang faktor resiko terjadinya Hipertensi seperti kebiasaan
makan sehari – hari pasien mengkonsumsi makanan tinggi garam seperti ikan asin
yang harganya relatif terjangkau.
3. Masalah dalam fungsi psikologis
Pasien tau akan penyakitnya tetapi karena sudah terbentuknya pemikiran
seperti itu pasien tidak memiliki semangat. Namun usaha dalam mengubah pola
makan masih sangat kurang karena pasien masih sering mengkonsumsi makanan
tinggi garam meskipun tidak sesering dulu. Selain itu, pasien juga jarang
berolahraga ringan meskipun hanya keliling sekitar tempat tinggalnya saja.
4. Masalah lingkungan
5. Masalah perilaku kesehatan
Ibu pasien hanya membawa pasien ke puskesmas bila sedang sakit atau ingin
imunisasi saja, tetapi tidak mempunyai catatan untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayinya (KMS).
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan menggunakan sepeda
motor bersama dengan istrinya, Ny.S, karena jarak antara rumah dan
puskesmas yang dekat dan tanpa biaya (gratis), serta kualitas pelayanan
kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Keluarga pasien sangat
15
mengharapkan pasien dapat sembuh dari penyakitnya tersebut dengan
mengonsumsi obat-obatan yang didapat dari dokter di puskesmas.
Kekhawatiran keluarga pasien saat ini adalah penyakitnya tidak dapat
disembuhkan dan menjadi beban keluarga.
2. Aspek klinik
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis kerja dari
pasien adalah gagal jantung.
3. Aspek risiko internal
Pasien sudah sejak usia 40 tahun sudah memiliki darah tinggi , tetapi
pasien jarang kontrol ke dokter dengan alasan keadaan kesehatan saat ini
masih baik dan tidak memerlukan penanganan khusus. Pasien juga suka sekali
mengkonsumsi makan – makanan yang tinggi garam seperti ikan asin serta
mengandung penyedap rasa (tidak menjaga pola makan sesuai untuk penderita
hipertensi).Tetapi belakangan ini pasien mengurangi konsumsi tinggi garam
serta mengurangi penggunaan penyedap makanan. Pasien hampir tidak
pernah berolahraga.Hipertensi tidak hanya diderita oleh Tn. A, orang tua dari
Tn. A meninggal karena Hipertensi dan Diabetes Melitus (DM).
4. Aspek risiko eksternal/psikososial keluarga
Pasien dititipkan ke tetangga seminggu yang lalu karena ibu pasien ada
urusan keluar rumah. Ternyata di rumah tetangga, pasien bertemu kontak dengan
anak tetangga yang sedang terkena campak.
5. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari)
Pasien termasuk dalam derajat 4, yaitu pasien terkesan lebih rewel dan
menurun nafsu makannya.
16
E. Prognosis
Ad vitam : ad bonam.
Ad functionam : ad bonam.
Ad sanactionam : ad bonam.
17
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterang
an
Aspek
Personal
Menjelaskan kepada
pasien tentang
penyakit gagal
jantung yang
dideritanya yang
membutuhkan
pengobatan
berkelanjutan dan
rutin
Pasien
dan
keluarg
a
Pada saat
kunjunga
n ke
Puskesma
s
Pemahaman
pasien tentang
penyakit yang
diderita pasien
dan pasien dapat
menghindari
faktor – faktor
yang dapat
memperparah
penyakit yang
diderita pasien.
Bersedia
Aspek
Klinis
Memberikan obat
Hipertensi :
Captopril 2 x 12,5
mg dan
memberikan
rujukan kepada
pasien untuk di
bawa ke poli
jantung untuk
mendapatkan
penanganan yang
lebih baik
Pasien Pada saat
kunjunga
n ke
puskesmas
Pasien dapat
meminum obat
yang telah
diberikan secara
rutin dan tidak
terputus serta
berobat ke Poli
Jantung
Bersedia
Aspek
risiko
Internal
-Menganjurkan
pasien mengubah
pola makan yang
rendah garam dan
mengurangi
konsumsi penyedap
rasa dengan
memberitahukan
makanan apa yang
Pasien
dan
keluarg
a
Pada saat
kunjunga
n ke
rumah
pasien
Pasien
menghindari
makanan yang
dapat
meningkatkan
kadar tekanan
darah
Bersedia
18
boleh dimakan
sesuai kebutuhan
kalori pasien
-Memberitahukan
pasien agar
membatasi
aktivitas fisik
sehari – hari
-Menganjurkan
pasien agar dapat
mengendalikan
stres
Aspek
psikologi
keluarga
-Menganjurkan
keluarga pasien
agar selalu
memberikan
dukungan kepada
pasien agar selalu
menjaga kesehatan
dan selalu
mengingatkan
pasien untuk
kontrol ke dokter
Pasien
dan
keluarg
a
Saat
kunjunga
n ke
rumah
pasien
Keluarga
memberikan
perhatian lebih
kepada pasien
Bersedia
Aspek
Fungsion
al
Menyarankan
pasien untuk
membatasi
aktivitas fisik yang
dapat memperberat
penyakit yang
diderita oleh pasien
Pasien
dan
keluarg
a
Saat
kunjunga
n ke
rumah
pasien
Kondisi tubuh
pasien lebih sehat
dan kuat
Bersedia
19
ANALISIS KASUS
20
Pasien Tn. A berusia 67 tahun adalah Kepala Keluarga (KK). Tinggal bersama
istrinya Ny. S , berusia 61 tahun dan bersama anaknya Ny. R berusia 32 tahun dan
menantunya Tn. W yang berusia 35 tahun dan bersama anak dari pasangan Tn. W dan Ny. R
bernama An. R yang berusia 8 tahun dan sekarang SD. Mereka tinggal dalam 1 rumah, di
kediamannya di daerah Kecamatan Johar Baru, jakarta Pusat. Tn. Aadalah salah satu pasien
di Puskesmas di daerah Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, yang datang diantar oleh
istrinya Ny. S karena sesak napas yang semakin memberat sejak 3 hari SMRS. Kemudian
dilakukan diagnostik holistik meliputi aspek personal, aspek klinis, aspek risiko
internal,aspek risiko eksternal dan aspek fungsional.
Pada aspek personal ditemukan bahwa pasien datang berobat ke puskesmas diantar
oleh istrinya menggunakan kendaraan umum (angkot), jarak antara rumah dan puskesmas
yang lumayan dekat dan tanpa biaya (gratis) karena keluarga ini memiliki kartu BPJS, serta
kualitas pelayanan yang dirasakan cukup memuaskan.Pasien dibawa berobat karena sesak
napas yang semakin memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak dirasakan tidak menghilang pada
saat pasien beristirahat. Keluhan disertai dengan adanya bengkak pada tungkai pasien , dan
ini bukanlah yang pertama yang dialami oleh Tn. A. Keluarga pasien sangat mengharapkan
pasien dapat sembug dari penyakitnya tersebut dengan mengkonsumsi obat – obatab yang
didapatkan dari dokter puskesmas. Kekhawatiran pasien dan keluarga pasien saat ini adalah
penyakit yang diderita oleh pasien tidak dapat disembuhkan.
Selanjutnya adalah aspek klinis. Untuk mendapatkan aspek klinis, dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis dilakukan secara auto dan alloanamnesis
terhadap istri pasien. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien menderita sesak napas
yang semakin memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak dirasakan tidak menghilang pada saat
pasien beristirahat.Sesak tidak disertai dengan adanya suara mengi.Keluhan disertai dengan
adanya bengkak pada tungkai pasien. Pasien sudak memiliki penyakit Hipertensi sejak 5
tahun yang lalu, tetapi tidak rutin kontrol ke dokter karena pasien merasa dia baik – baik
saja.Pada pemeriksaan fisik ditemukan Tekanan darah 160/ 90 mmHg , status gizi .............,
Suara napas vesikular pada kedua lapang paru, tidak terdapat ronki maupun
wheezing.Terdapat Bunyi Jantung I-II reguler, terdapat suara tambahan murmur, dan terdapat
edema pada tungkai, pitting edema (+/+).
21
Berdasarkan data-data tersebut, diagnosis kerja pasien adalah gagal jantung
NYHA kelas IV disertai dengan Hypertension Heart Disease (HHD). Penyakit lain
dengan gejala serupa morbili/rubeola adalah rubella, roseola, dan demam berdarah.
Pada rubella/german measles, didapati Forchheimer's sign (papula kemerahan di
sekitar palatum molle) dan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Pada roseola
infantum, ruam kemerahan muncul ketika panas badan mulai turun. Pada demam
berdarah, didapati trombositopenia dan peningkatan hematokrit (dibutuhkan
pemeriksaan laboratorium).
Pada aspek risiko internal, pasien ternyata belum mendapatkan imunisasi campak
karena usianya belum genap 9 bulan. Walaupun sudah terkena campak, pasien tetap harus
diimunisasi campak 6 bulan setelah sembuh untuk memperkuat antibodi yang telah dibuat
oleh tubuh ketika terkena campak. Pada aspek risiko eksternal, pasien bertemu kontak dengan
anak tetangga yang sedang terkena campak. Pasien dititipkan ke tetangga seminggu yang lalu
karena ibu pasien sedang ada urusan keluar rumah. Pada aspek fungsional, pasien termasuk
dalam derajat 5 yang mana pasien tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
Rencana penatalaksanaan ditujukan untuk individu pasien, keluarga pasien, dan
komunitas di lingkungan sekitar pasien. Penatalaksanaan medis bertujuan untuk mengurangi/
menghilangkan gejala yang dialami pasien, karena morbili termasuk dalam self-limiting
disease yang dapat sembuh dengan sendirinya. Pemberian cairan dan nutrisi bermaksud untuk
menjaga status hidrasi, mengingat pasien mengalami morbili dengan komplikasi enteritis.
Parasetamol diberikan untuk menurunkan panas (obat simptomatik). Vitamin A diberikan
untuk re-epitalisasi dari mukosa kulit dan mata (konjungtivitis)
Kepada keluarga pasien dijelaskan tentang penyakit morbili dan cara penularannya
saat kunjungan rumah. Kepada ibu pasien mungkin lebih ditekankan untuk berhati-hati ketika
menitipkan pasien ke tangan orang lain, karena pasien masih berusia hampir 9 bulan sehingga
masih rentan tertular penyakit. Selain itu dijelaskan pula tentang warning sign dan gejala dari
komplikasi untuk kembali ke puskesmas atau layanan kesehatan terdekat, yaitu jika panas
badan menetap tinggi setelah 5 hari, muntah dan diare berdarah, pasien terlihat sesak napas,
tidak mau makan ataupun menetek/minum sama sekali, serta kejang. Setelah itu diharapkan
pasien dapat dicegah untuk tidak jatuh ke dalam fase penyakit yang lebih parah.
Saat kunjungan rumah, perlu dijelaskan pula mengenai cara penularan dari penyakit
morbili dan pencegahannya kepada masyarakat sekitar keluarga pasien. Morbili disebabkan
oleh paramyxovirus yang dapat ditularkan melalui udara, kontak langsung dengan sekresi
22
hidung atau tenggorokan, sehingga dengan menghindari kontak dengan pasien campak dapat
menjadi salah satu pencegahan tertularnya penyakit. Imunisasi campak juga penting
diberikan untuk mencegah terkena penyakit campak Imunisasi diberikan kepada anak saat
berusia 9 bulan. Dengan demikian diharapkan mata rantai penularan penyakit campak ini
dapat dihentikan sehingga masyarakat terutama anak-anak dapat terlindungi dari penyakit
campak.
23
TINJAUAN PUSTAKA
24