diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar...
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA PROVOCATIVE
PROACTIVE DI METRO TV “EPISODE INDONESIA S.O.S”
(SAVE OUR SELVES)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Kurnia Fajrianti
NIM : 107051102455
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./2011 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Maret 2011
Kurnia Fajrianti
i
ABSTRAK
Kurnia Fajrianti (107051102455)
Analisis Semiotika Program Acara Provocative Proactive Di Metro Tv “Episode
Indonesia S.O.S” (Save Our Selves)
Lahirnya media massa merupakan salah satu kemajuan dari dunia
informasi dan komunikasi. Media massa menyebarkan pesan-pesan yang mampu
mempengaruhi khalayak yang mengonsumsinya dan mencerminkan kebudayaan
masyarakat, dan mampu menyediakan informasi secara simultan ke khalayak
yang luas dan membuat media menjadi bagian dari kekuatan institusional dalam
masyarakat. Metro Tv misalnya, dengan salah satu program newsnya, Provocative
Proactive, adalah salah satu program acara talkshow yang membicarakan tentang
kehidupan perpolitikan, yang sangat berani mengangkat atau mengungkap isu-isu
sensitif yang terjadi di Indonesia dalam menginformasikan dari keempat host
dengan gaya bahasa yang berani untuk menyampaikannya kepada masyarakat,
terutama pada pemirsanya.
Kemudian, pertanyaan yang terbersit adalah: bagaimana representasi
makna dari 4 (empat) pembawa acara (host) dan gaya bahasa yang ditampilkan
dari masing-masing host? sign atau tanda-tanda apa yang terdapat dalam program
acara Provocative Proactive? serta bagaimanakah analisis interpretant peneliti
terhadap tanda-tanda tersebut?
Teori semiotika menurut Pierce merupakan sebuah nama lain bagi logika,
yakni doktrin formal tentang tanda. Yang menjadi dasar dari semiotika adalah
konsep tentang tanda, tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh
tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri, sejauh yang terkait dengan pikiran
manusia.
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang
yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau
makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari
sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.
Dengan melakukan analisis dan pencarian data melalui pengamatan dan
dokumentasi, maka dapat disimpulkan bahwa Provocative Proactive memberikan
kritik dalam bentuk peran-peran yang dimainkan oleh host yang mewakili
keadaan di masyarakat dengan memasukkan bagian lain dari penyampaian
pendapat melalui sebuah pesan dengan penambahan unsur karakter, sehingga
pemirsa dapat menginterpretasikan suatu masalah.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan kemudahan dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan pada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan saran
dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, penulis
sampaikan terima kasih sebesar-besarnya, yang secara khusus kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDKOM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Dra. Rubiyanah, MA. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bantuan dan
motivasi kepada penulis selama perkuliahan.
3. Bapak Rulli Nasrullah, M.Si. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan arahan kepada penulis, saran serta motivasi selama penulisan
skripsi ini. Terima kasih atas bantuannya Kang.
4. Dosen dan Karyawan di Lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya untuk Bapak Sudirman Tebba.
iii
5. Khusus untuk Almarhum Ayah H. Syarif Hidayat yang sekuat tenaga
memberikan pendidikan kepada penulis hingga penulis bisa menyusun
skripsi ini, tanpa ayah penulis tak berarti apa-apa. Terima kasih ayah kau
penerang disetiap langkahku.
6. Mama tersayang Hj. Ida Fathiyah yang selalu memberikan semangat
penulis untuk cepat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih mama untuk
semangatnya, materi dan motivasi kepada penulis.
7. Ketiga kakaku: M. Idham Syahid, S.HI, Yeni Aulia Hildayati, M. Anshori,
dan adikku M. Dimyati Syahid Amani. Kakak iparku Citra Syahrina dan
M. Hadi Wibowo. Terima kasih untuk semangatnya kepada penulis.
Ponakanku Ravan El-Firas Syahid. Terima kasih untuk keceriaannya.
8. Khusus untuk M. Irfan Hardiansyah, S.E.Sy. Terima kasih beb untuk
semangatnya, bantuannya, tenaga dan pikirannya untuk penulis dalam
penelitian ini. “Because of you, I can did it fast.”
9. Keluarga besar H. Gesang Rahardjo dan Mama Tri. Terima kasih untuk
motivasinya dan doanya untuk penulis.
10. Sahabat-sahabatku sedari MTs, MAN hingga sampai sekarang kita selalu
bersama: Eva, Zie, Ania, Rizka, Uchay, Melani, Hana. Terima kasih
sahabatku sayang untuk motivasinya.
11. Untuk Six Sense. Silvia, Lola, Tya, Nunu, Nana. Beribu ucapan
terimakasih untuk semangat dan kebersamaan kalian selama masa
perkuliahan. “Stay together, and still be the best for the people around us.”
iv
12. Jurnalistik angkatan 2006 kak Agnes, kak Jendral dan kak Novi, kak
Mimi. Terima kasih untuk bantuannya kepada penulis pada saat detik-detik
terakhir pendaftaran sidang dan wisuda. Terutama untuk kak Yiqi yang
setia membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih banyak
kak.
13. Kawan-kawan Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2007, Zahra, Zeto, Ririn,
Cahya, Mauwa, Ditha, Zabrina, Yanti, Ika, Dodo, Alan, Anay, Ajat, Era,
Miral, Kiki, Taufiq, Wahyu, Ibenk, Rezza, Ipunk, Fajar, Helmi. Terima
kasih atas kebersamaannya, penulis bangga menjadi bagian dari kalian.
Tetap berjuang dan tetap semangat.
Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat menambah keilmuan
terutama bagi rekan-rekan mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat sadar bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan
perbaikan pada penelitian-penelitian dengan tema yang sama selanjutnya. Atas
segala perhatian, penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
Kurnia Fajrianti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 5
D. Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ..... 6
E. Sistematika Penulisan ........................................................ 8
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Semiotika ........................................................................... 10
1. Pengertian Semiotika ................................................... 10
2. Objek dan Ruang Lingkup Semiotika .......................... 17
3. Fungsi Semiotika ......................................................... 19
4. Kesimpulan Teori Semiotika
Menurut Pierce. ............................................................ 20
B. Semiotika Televisi .............................................................. 22
1. Pengertian Semiotika Televisi...................................... 22
C. Bahasa Media ..................................................................... 27
1. Pengertian Bahasa ........................................................ 27
vi
2. Pengertian Media ......................................................... 29
3. Pengertian Bahasa Media ............................................. 29
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Metro Tv ............................................... 30
1. Sejarah Berdiri dan
Perkembangan Metro Tv .............................................. 30
2. Misi dan Visi Metro Tv ................................................ 32
3. Sekilas Program Metro Tv ........................................... 34
4. Kategori Program Metro Tv ........................................ 34
B. Gambaran Umum Acara Provocative Proactive................ 39
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Semiotika 4 (Empat) Tokoh Host
Acara Provocative Proactive ............................................... 42
1. Pandji Pragiwaksono di Provocative Proactive ........... 42
a. Biografi Pandji Pragiwaksono ................................... 55
2. Raditya Dika di Provocative Proactive.......................... 58
b. Biografi Raditya Dika ................................................ 62
3. Ronald Suraprada ........................................................... 65
c. Biografi Ronald Surapradja ....................................... 68
4. Joshua Matulessy alias J Flow ....................................... 70
d. Biografi J Flow .......................................................... 73
vii
B. Analisis Semiotika 3 (Tiga) Tokoh
Narasumber pada Acara Provocative Proactive Episode
Indonesia S.O.S (Save Our Selves) ................................... 75
1. Gantyo ............................................................................ 75
2. Berry Nahdian ................................................................ 80
3. Dik Doank ...................................................................... 85
C. Analisis Hasil Penelitian.................................................... 91
D. Sisi Positif dan Negatif pada Acara Provocative
Proactive Episode Indonesia S.O.S (Save Our
Selves) ................................................................................ 93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 95
B. Saran ................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dekade ini, komunikasi telah sampai pada suatu tingkat di mana orang
mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak. Dalam bahasa Dovifat
(1967), teknologi komunikasi mutakhir ini telah menciptakan apa yang disebut
“Publik dunia”.1 Gerbner (1967) pun berusaha memberi pengertian komunikasi
massa yang tidak lain adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam
masyarakat industri.2 Dalam pengertian itulah kita bertemu dengan beberapa
istilah popular, seperti banjir komunikasi, era informasi, masyarakat informasi
atau era satelit.
Media massa merupakan pusat dari kajian komunikasi massa. Lahirnya
media massa merupakan salah satu kemajuan dari dunia informasi dan
komunikasi. Media massa menyebarkan pesan-pesan yang mampu mempengaruhi
khalayak yang mengonsumsinya dan mencerminkan kebudayaan masyarakat, dan
mampu menyediakan informasi secara simultan ke khalayak yang luas, dan
membuat media menjadi bagian dari kekuatan institusional dalam masyarakat.3
1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
Cet.ke-21, h. 186. 2 Ibid., h. 188.
3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-18, h. 22-26.
2
Media massa dalam hal ini disebut pula media jurnalistik, merupakan alat
bantu utama dalam proses komunikasi massa. Sebab komunikasi massa itu
sendiri, secara sederhana berarti kegiatan komunikasi yang menggunakan media
(communicating with media). Menurut Bittner (1986:12), sebagaimana yang
dikutip oleh Asep Saeful Muhtadi, menyatakan bahwa komunikasi massa
dipahami sebagai “messages communicated through a mass medium to a large
number of people,” suatu komunikasi yang dilakukan melalui media kepada
sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat yang tidak ditentukan. Jadi, media
massa adalah suatu alat transmisi informasi, seperti koran, majalah, buku, radio,
dan televisi, atau suatu kombinasi bentuk-bentuk media itu.4
Media televisi tampaknya telah diasosiasikan dengan pesan (yang berbeda
dan selalu diingat), organisasi yang komplek dan besar, distribusi (sumber
universal bagi semua), teknologi tinggi dengan profesi baru (pembuat berita/cerita
televisi), bintang televisi serta pembawa acara televisi. Pendidikan masyarakat
yang semakin baik, diharapkan sebagai penangkal masuknya unsur-unsur negatif
dari media televisi (isi acara). Melihat kenyataannya banyaknya berbagai acara
maka secara tidak langsung, masyarakat telah terpropaganda dengan media
televisi.5
Istilah talkshow adalah aksen dari bahasa Inggris di Amerika. Di Inggris
sendiri, istilah talkshow ini biasa disebut chatshow. Pengertian talkshow adalah
sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul
4 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Logos
Wacana Ilmu, 1999), h. 73. 5 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-1, h. 4-9.
3
bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tetapi
serius, yang dipandu oleh satu moderator bahkan bisa lebih. Kadangkala, talkshow
menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman
hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi
pengalaman yang unik.
Talkshow dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya tersebut
ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis.
Bahkan bila dibandingkan dengan jenis komunikasi massa bersifat menyampaikan
berita yang aktual, talkshow dianggap jenis yang paling efektif dalam
menyampaikan informasi kepada khalayak.
Provocative Proactive adalah salah satu program acara talkshow yang ada di
stasiun Metro Tv. Program acara tersebut membicarakan tentang kehidupan
perpolitikan, yang sangat berani mengangkat atau mengungkap isu-isu sensitif
yang terjadi di Indonesia dalam menginformasikan dan menyampaikannya kepada
masyarakat.
Acara Provocative Proactive pada episode “Indonesia S.O.S” (Save Our
Salves) membicarakan tentang suatu kejadian alam atau bencana yang sedang
terjadi di Negara kita pada penghujung akhir tahun 2010, dan penanganan bencara
yang kurang tanggap dari pemerintah. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk
meneliti dan menganalisis program acara Provocative Proactive episode
”Indonesia S.O.S” (Save Our Selves).
Penulis menilai bahwa program acara talkshow Provocative Proactive di
Metro Tv sangat cocok ditonton oleh para mahasiswa yang memiliki sikap kritis
4
dalam masalah-masalah sensitive di negeri ini. Mengingat bahwa mahasiswa
dituntut untuk memiliki sifat kritis, daya nalar dan intelektual tinggi, memiliki
kreatifitas, yang diimbangi akhlak dan moral yang baik, menerima, meresap,
menyaring dan memanfaatkan segala bentuk informasi yang didapat.
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis bermaksud
menyusun skripsi dengan judul “ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM
ACARA PROVOCATIVE PROACTIVE DI METRO TV “EPISODE
INDONESIA S.O.S” (SAVE OUR SELVES).
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Repesentasi makna dari 4 (Empat) pembawa acara (Host) di program
acara Provocative Proactive?
b. Sign atau tanda-tanda dalam program acara Provocative Proactive?
c. Apa makna (Interpretasi) program acara Provocative Proactive?
2. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada kajian pada program acara Provocative
Proactive di Metro Tv. Penelitian ini tidak menggunakan survei karena tidak
meneliti efeknya terhadap pemirsa setia Provocative Proactive. Makna simbolik
dalam acara Provocative Proactive yang terdapat pada penelitian ini adalah hasil
dari analisa peneliti. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana makna
tanda-tanda dalam acara Provocative Proactive dilihat dari perspektif analisis
5
semiotika, dengan membatasi pembahasan terhadap posisi pro-kontra host
maupun narasumber terhadap isu yang diangkat.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
diungkapkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui repesentasi makna dari 4 (Empat) pembawa acara
(Host), dan gaya bahasa yang ditampilkan dari masing-masing host
dalam program acara Provocative Proactive.
b. Untuk mengetahui sign atau tanda-tanda pada makna dari 4 (empat)
pembawa acara (Host), setting tempat, dan gaya bahasa yang
ditampilkan dari masing-masing host dalam program acara
Provocative Proactive.
c. Untuk mengetahui hasil analisis interpetant pada tanda-tanda dalam
makna dari 4 (empat) host, dan gaya bahasa yang ditampilkan dari
masing-masing host dalam program acara Provocative Proactive.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam perkembangan kajian media, terutama kajian yang
berhubungan dengan media dan komunikasi massa. Selain itu kajian
ini diharapkan memberikan pandangan baru dalam kajian komunikasi
khususnya pada konsep acara Provocative Proactive, terutama jika
dilihat dari analisis semiotik.
6
b. Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
awal bagi penelitian serupa di masa mendatang. Selain itu juga
memberi masukan akademis bagi para pecinta program acara
Provocative Proactive dilihat dari analisis semiotika.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Pembahasan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Untuk memperjelas analisis,
maka pendekatan semiotik akan sangat membantu. Pendekatan semiotik yang
penulis lakukan memakai pendekatan semiotik teori Charles Sanders Pierce
(representasi, sign dan interpretasi).
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Menurut Indriantoro dan supomo, observasi adalah proses pencatatan
pola perilaku subjek (orang), objek (benda-benda) atau kejadian yang sistematik
tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengam individu-individu. Data yang
dikumpulkan pada umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat atau rinci, serta bebas
dari respon biasa.6 Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai pemilihan,
pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkain perilaku.7 Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan pengamatan dengan melihat langsung serta mencermati
setiap tanda-tanda pada objek penelitian yakni pada video program acara
6 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi,(Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 34. 7 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h.
83.
7
Provocative Proactive episode Indonesia S.O.S dan penelitian berlangsung selama
3 bulan lebih, terhitung pada tanggal 4 November 2010 hingga 22 Februari 2011.
b. Dokumentasi
Definisi dokumentasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah sesuatu
yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau
keterangan. Adapun definisi lain dokumentasi adalah pemberian atau
pengumpulan bukti-bukti dan keterangan.8 Pada dasarnya dokumentasi adalah
penelitian berupa mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai bentuk
data tertulis, baik dari buku, majalah ataupun dari media lain.
c. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah empat host yang diteliti, dan objek
penelitian adalah karakteristik dari masing-masing host tersebut. Berikut adalah
program acara talkshow Provocative Proactive di Metro Tv episode Indonesia
S.O.S.
3. Analisis Data
Teknik analisis data adalah dengan menggunakan semiotika model Charles
Sander Peirce yaitu representasi, sign dan interpretasi. Representasi ialah sesuatu
yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda akan
selalu mengacu ke sesuatu yang lain, oleh Pierce disebut obyek (denotatum).
8http://www.google.co.id/search?q=definisi+dokumentasi&hl=id&biw=1024&bih=577&
prmd=ivns&tbs=clir:1,clirtl:en,clirt:en+definition+documentation.
8
Mengacu berarti mewakili atau menggantikan. Interpretant ialah pemahaman
makna yang muncul dalam diri penerima tanda.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarah dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat
sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya
menjadi lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang
merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah dan pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORITIS
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori
yang digunakan yang sesuai dengan permasalahan.
BAB III :Gambaran Umum Metro Tv dan Program Acara
Provocative Proactive.
Menguraikan sejarah singkat, visi dan misi, struktur
organisasi, target audiens dari Metro Tv, struktur
organisasi dan gambaran umum program acara
Provocative Proactive.
9
BAB IV : ANALISIS PENELITIAN
Membahas hasil penelitian yang berisi tentang tanda-
tanda yang terdapat pada 4 (empat) pembawa acara
(host), dan gaya bahasa yang ditampilkan dari masing-
masing host pada program acara Provocative Proactive.
BAB V : PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
10
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion yang berarti tanda.
Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan
poetika.1
Semiotika menurut Charles S. Pierce adalah tidak lain dari pada sebuah
nama lain bagi logika, yakni doktrin formal tentang tanda. Yang menjadi dasar
dari semiotika adalah konsep tentang tanda, tak hanya bahasa dan sistem
komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri, sejauh
yang terkait dengan pikiran manusia.2 Penalaran manusia senantiasa dilakukan
lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dengan
demikian, bagi Pierce semiotika adalah suatu cabang dari filsafat yang
mempelajari tentang tanda (sign), berfungsi sebagai tanda, dan produksi makna.
Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain.3
Semiotika menurut Charles Sanders Pierce adalah merupakan tentang
tanda sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari logika.4 Menurutnya, dalam
pengertian yang paling luas logika adalah “Pemikiran yang berlangsung melalui
1 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11.
2 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Buku Baik, 2008), h. 3.
3 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),
h. 33. 4 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), h. 12.
11
tanda”, setara dengan semiotika umum, yang tidak hanya meninjau kebenaran,
tetapi juga kondisi umum tanda yang menjadi sebuah tanda. Tanda terkait dengan
logika karena tanda adalah sarana pikiran sebagai artikulasi bentuk-bentuk
logika.5
Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang
terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), objek, dan interpretant. Tanda
adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera
manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di
luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang
muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan
Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda
ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi
referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.6
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna
yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal
yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari
sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.7 Contohnya
ialah saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang
mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya
sebagai simbol keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat
5 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Buku Baik, 2008), h. 4.
6 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),
h. 34. 7 Rahmat Kriyanto, Teknik Praktis Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h.261.
12
Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para penonton
bisa saja memaknainya sebagai ikon wanita muda cantik dan menggairahkan.
Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara
tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian semiotika
dibedakan atas dua jenis, yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi.8
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang
salah satu diantaranya adalah mengasumsikan adanya enam factor dalam
komunikasi. Yaitu: pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi, dan
acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan
tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.9
Dalam hal ini yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga
proses kognisisnya pada penerimaan tanda lebih diperhatikan dari pada proses
komunikasinya, karena tujuan berkomunikasi pada hal ini tidak dipersoalkan.
Menurut Rahayu Surtiati Hidayati dalam Chistomy dan Untung Yuwono
bahwa semiotika dapat dimanfaatkan oleh berbagai ilmu: arsitektur, kedokteran,
sinematografi, linguistic, kesusatraan, bahkan hukum dan antropologi untuk
memahami tanda. Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda dan
pemaknaan. Pada dasarnya para semiotikus melihat kehidupan sosial dan budaya
sebagai pemaknaan, bukan sebagai hakikat esensial objek.10
8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2006), h. 15.
9 Ibid, h. 16. 10 Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004),
h. 77-78.
13
Semiotika mengkaji tanda, dan segala sesuatu yang bertalian dengan tanda.
Kemudian, semua jelas dapat menjadi tanda sehingga tidak ada yang tidak dapat
untuk dijadikan topik penelitian semiotika. Dengan kata lain, perangkat pengertian
semiotika dapat diterapkan pada semua bidang kehidupan asalkan persyaratannya
terpenuhi yaitu ada arti yang diberikan, ada pemaknaan, dan ada interpretasi.
Ada dua tokoh semiotika yang perlu kita ketahui. Penulis akan
memaparkan secara singkat kaitan diantara para pakar semiotika tersebut. Yaitu:
Ferdinand de Saussure (1857-1913) di Swiss, dia adalah orang yang pertama kali
mencetuskan gagasan untuk melihat bahasa sebagai sistem tanda.11
Ada tiga aliran
yang diturunkan dari teori tanda Saussure. Pertama, semiotika komunikasi yang
menekuni tanda sebagai bagian dari proses komunikasi. Kedua, semiotika
konotasi yaitu yang mempelajari makna konotatif dari tanda. Ketiga, yang
sebenarnya merupakan aliran di dalam semiotic konotasi adalah semiotik
ekspansif dengan tokohnya yang paling terkenal Julia Kristeva. Dalam semiotik
jenis ini, pengertian tanda kehilangan tempat sentralnya karena digantikan oleh
pengertian produksi arti. Tujuan semiotik ekspansif adalah mengejar ilmu total
dan bermimpi menggantikan filsafat.12
Charles Sanders Pierce (1834-1914) di Amerika Serikat. Pierce juga
melakukan hal yang kurang lebih sama. Ia mendefinisikan tanda sebagai yang
terdiri atas representamen (secara harfiah berarti „sesuatu yang melakukan
representasi‟) yang merujuk ke objek (yang menjadi perhatian representamen),
11
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010), h. 36. 12
Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004),
h. 82-83.
14
membangkitkan arti yang disebut sebagai interpretant (apa pun artinya bagi
seseorang dalam konteks tertentu). Hubungan antara ketiga dimensi ini tidak
bersifat statis, melainkan dinamis. Pierce juga membuat tipologi 66 jenis tanda,
dan mengklasifikasikannya sesuai dengan fungsi yang dimilikinya.13
Pierce mengadakan kalsifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground
dibaginya menjadi qualisign, sinsign dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang
ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. Sinsign
adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata
kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan
bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh
tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan ada hal yang boleh
dan tidak boleh dilakukan oleh manusia.14
Teori semiotika Peirce dapat juga dikatakan sebagai teori segitiga makna
(triangle meaning) Peirce yang terdiri atas sign (tanda), object (objek), dan
interpretant (interpretasi). Menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata.
Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah
tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka
muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas
teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda
13
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010), h. 36-37. 14
Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004),
h. 83-84.
15
ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga
makna Peirce lazimnya ditampilkan sebagai tampak dalam gambar berikut:15
Berdasarakan objeknya, Pierce membagi tanda atas ikon, indeks, dan
symbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan bentuk alamiah atau objeknya bersifat kemiripan. Misalnya, potret dan
peta indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara
tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, atau tanda
yang langsung mengacu pada kenyataan. Misalnya, asap menandakan bahwa
adanya api. Simbol adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara
penanda dengan petandanya. Hubungan ini berdasarkan perjanjian masyarakat.16
Berdasarkan interpretant, tanda dibagi atas rheme, dicent sign atau
dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang
menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya seseorang yang merah matanya bisa
15
http://wikipedia.com/2008/10/27/semiotika/ Diakses pada 20 Desember 2010, Pukul
10:22.
16
http://google.com/gambar/2009/02/12/semiotika.pierce/ Diakses pada 20 Desember
2010, Pukul 11:10.
16
saja menandakan bahwa orang itu baru menangis, marah, atau baru bangun tidur.
Dicent sign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya, apabila di satu jalan sering
terjadi kecelakaan, maka di jalan tersebut akan dipasang rambu lalu lintas yang
menandakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang
langsung memberikan alasan tentang sesuatu.17
Dalam pandangan Stephen W. Littlejohn (1996) menyebut Umberto Eco
sebagai ahli semiotika yang menghasilkan salah satu teori mengenai tanda yang
paling komprehensif dan kontemporer. Menurut Littlejohn, teori Eco penting
karena ia mengintegrasikan teori-teori semiotika sebelumnya dan membawa
semiotika secara lebih mendalam (Sobur, 2006), berbagai definisi yang diberikan
Peirce lebih luas dan secara semiotic lebih berhasil. Semiotik bagi Peirce adalah
suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerjasama tiga subjek, yaitu
tanda (sign). Objek (object), dan interpretan (interpretant). Yang dimaksud subjek
pada semiotika Peirce bukan subjek manusia, tetapi tiga entitas semiotic yang
sifatnya abstrak sebagaimana disebutkan diatas, yang tidak dipengaruhi oleh
kebiasaan berkomunikasi secara konkret.
Menurut Peirce, seperti dikutip Eco (1976:15), “something which stands to
somebody for something in some respect or capacity” (tanda adalah segala
sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam
beberapa hal untuk kapasitas). Tanda bisa berarti sesuatu bagi seseorang jika
hubungan yang berarti” ini diperantarai oleh intrpretan. Eco sepakat dengan Peirce
17
Alex Sobur, op. cit, h. 86.
17
dalam mengartikan interpretan sebagai suatu peristiwa psikologis dalam pikiran
interpreter.
Definisi Peirce tidak menuntutkualitas keadaan yang secara sengaja
diadakan dan secara artificial diupayakan. Lebih dari itu, definisi Peirce bisa juga
dipakai untuk gejala yang tidak dihasilkan oleh manusia. Menurut Peirce, logika
harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, dilakukan melalui
tanda-tanda yang memungkinkan kita untuk berpikir, berhubungan dengan orang
lain, dan member makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta.
2. Objek dan Ruang Lingkup Semiotika
Sebagai suatu model, semiotika memahami dunia sebagai sistem hubungan
yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian
semiotika mempelajari hakikat tentang kebenaran suatu tanda.
Pada dasarnya pusat utama pada pendekatan semiotika adalah pada tanda.
Menurut John Fiske, terdapat tiga area penting dalam studi semiotika, yakni:
Pertama, tanda itu sendiri.Kedua, kode atau sistem dimana lambang-lambang
disusun. Ketiga, kebudayaan dimana kode dan lambang itu beroperasi.
Bagi Pierce, tanda dibentuk melalui hubungan segi tiga representament
tanda, yaitu bagian tanda merujuk pada sesuatu menurut cara atau berdasarkan
kapasitas tertentu. Struktur semiosis oleh Pierce dibagi melalui beberapa
hubungan.18
18
Ibid, h. 97-98.
18
1). Hubungan penalaran dengan jenis penandanya :
a). Qualism: penanda yang bertalian atau dibentuk dengan kualitas.
Misalnya, warna putih.
b). Sinsigns: penanda yang bertalian dengan kenyatan. Misalnya,
sebuah tangisan berarti hatinya sedang bersedih, dan sebagainya.
c). Legisign: penanda yang bertalian dan berbentuk dari kaidah, hukum
atau aturan. Misalnya, norma agama.
2). Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya
a). Icon: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang
serupa dengan bentuk objeknya. Terlihat pada gambar, lukisan,
atau foto.
b). Index: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang
mengisyaratkan petandanya. Misalnya, banjir sebagai tanda adanya
air.
c). Symbol: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang
oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan dalam
masyarakat.
3). Hubungan pikiran dengan jenis petandanya
a). Rheme or seme: penanda yang bertalian dengan terpahaminya
objek, petanda bagi penafsir. Misalnya, sebuah konsep.
b). Dicent or decisign or pheme: penanda yang menampilkan
informasi tentang petandanya. Misalnya, pernyataan deskriptif.
19
c). Argument: penanda yang pertandanya akhir bukan suatu benda
melainkan kaidah sebagai sebuah nalar. Misalnya, preposisi.
Kesimpulan Pierce telah menjadi rujukan paling matang bagi
perkembangan semiotika pada abad berikutnya. Meskipun demikian,
Pierce tetap mewakili kelanjutan pemikiran masa lampau.
3. Fungsi Semiotika
Fungsi semiotika di sini bergantung pada macam stsu jenis dari semiotika
yang ada.19
a. Semiotika analitik adalah berfungsi untuk menganalisis sistem tanda.
b. Semiotika deskriptif adalah berfungsi untuk memperlihatkan sistem
tanda yang dapat kita alami saat ini, meskipun ada tanda yang sejak
dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Misalnya, langit yang
gelap menandakan bahwa akan turun hujan. Namun, dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi dan berbagai seni, telah banyak tanda
yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Semiotika faunal adalah berfungsi untuk memperhatikan sistem tanda
yang dihasilkan oleh hewan. Misalnya, seekor kucing yang mengeong-
ngeong itu menandakan bahwa kucing tersbut ingin meminta makanan
atau ada sesuatu yang terjadi.
d. Semiotika cultural adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang
berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
19
Alex Sobur, op. cit, h. 100-101.
20
e. Semiotika naratif adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda dalam
narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan.
f. Semiotika natural adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda yang
dihasilkan oleh alam. Misalnya, kejadian Tsunami di Aceh yang
membuat ratusan rumah hancur, menandakan bahwa di pantai Aceh
telah terjadi gelombang air laut yang cukup dahsyat.
g. Semiotika normatif adalah berfungsi untuk menelaah sistem tanda
yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma. Misalnya,
peraturan di lalu lintas, adanya rambu-rambu lalu lintas yang harus
dipatuhi oleh pemakai jalan.
h. Semiotika sosial adalah semiotic yang khusus menelaah sistem
lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan
yang disebut kalimat.
i. Semiotika struktural adalah semiotic yang khusus menelaah sistem
tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
4. Kesimpulan Mengenai Teori Semiotika Menurut Peirce
Prinsip dasar dari model tanda trikotomis yang dikemukakan oleh Peirce
ialah bahwa tanda bersifat representatif. Dengan prinsip dasar seperti itu, tanda
menjadi sesuatu yang menjelaskan sesuatu yang lain (something that represent
something else). Karenanya, Peirce menjadikan proses pemaknaan tanda
mengikuti hubungan antara tiga titik berikut: representamen (R) -- object (O) --
interpertant (I). R adalah bagian tanda yang dapat dipersepsi (secara fisik atau
mental). Pada bagian inilah, seorang manusia mempersepsi dasar (ground).
21
Selanjutnya, tanda ini merujuk pada sesuatu yang diwakili olehnya (O).
Bagian ini menuntun seseorang mengaitkan dasar (ground) dengan suatu
pengalaman. I sendiri merupakan bagian dari proses yang menafsirkan hubungan
R dengan O. Di sinilah, seseorang bisa menafsirkan persepsi atas dasar yang
merujuk pada objek tertentu.
Dengan cara pandang demikian, Peirce menjadikan tanda tidak hanya
sebagai representatif, tetapi juga interpretatif (Hoed, 2002:21). Maksudnya, tanda
tidak hanya mewakili sesuatu, tetapi juga membuka peluang bagi penafsiran
kepada yang memakai dan menerimanya. Jadi, setiap tanda diberi makna oleh
manusia dengan mengikuti proses yang disebutnya semiosis. Teori Peirce tentang
tanda memperlihatkan pemaknaan tanda menjadi suatu proses kognitif dan bukan
sebuah struktur. Proses seperti inilah yang disebut semiosis, yaitu suatu proses
pemaknan tanda yang bermula dari persepsi atas dasar, kemudian dasar merujuk
pada objek, akhirnya terjadi proses interpertan.
Penerapan dari model trikotomis Peirce ini dapat dilihat dalam contoh
berikut: apabila seseorang melihat plat nomer mobil berwarna merah, maka ia
melihat sebuah R yang membuatnya merujuk pada suatu O, yakni plat mobil
bersangkutan. Proses selanjutnya ialah ia menafsirkannya, misalnya, bahwa mobil
itu adalah milik pegawai pemerintahan atau milik pejabat (I). Pada saat tanda (plat
nomer berwarna merah) ini masih dalam tataran antara R dan O, maka tanda itu
masih menunjukkan identitas (dasar: identitas). Inilah nanti yang disebut dengan
ikon. Selanjutnya, bila dalam kognisi pemakai tanda itu, ia menafsirkan bahwa
plat nomor itu adalah „mobil dinas' (I), maka tanda seperti itu disebut lambang,
22
yaitu hubungan antara R dan O bersifat konvensional (seseorang harus memahami
konvensi tentang hubungan antara plat mobil warna merah dengan „mobil
dinas').20
Peirce secara khusus memberi perhatian pada tanda dan objek yang
diacunya. Bagi Peirce, makna tanda yang sebenarnya adalah mengemukakan
sesuatu. Jadi, suatu tanda mengacu pada suatu acuan, dan representasi seperti itu
menjadi fungsi utamanya. Representasi juga baru dapat berfungsi apabila ada
bantuan dari sesuatu (ground). Sering kali ground suatu tanda merupakan kode,
namun ini tidak berlaku mutlak. Kode sendiri merupakan suatu sistem peraturan
yang bersifat transindividual (melampaui batas individu) (Zoest, 1992:9). Namun
demikian, banyak tanda yang bertitik tolak dari ground yang bersifat sangat
individual. Seperti dikemukakan di atas, tanda juga diinterpretasikan. Jadi, tanda
selalu dihubungkan dengan acuan, dari tanda yang orisinal berkembang suatu
tanda baru (interpertant). Jadi, tanda selalu terdapat hubungan segitiga (ground,
object, interpertant) yang satu sama lain saling terikat.
B. Semiotika Televisi
1. Pengertian Semiotika Televisi
Semiotika televisi dicirikan sebagai teks sosial. Didefinisikan sebagai
sesuatu yang menjadi representasi lagi mengarahkan dan memberikan informasi
masyarakat luas mengenai masalah-masalah mutakhir.21
20
http://wikipedia.com/2008/10/27/semiotika/ Diakses pada 20 Desember 2010, Pukul
10:22. 21
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 167.
23
Televisi adalah pedang bermata dua. Pada sisi positifnya, televisi berperan
sangat besar dalam melakukan perubahan penting yang sangat berarti di dalam
masyarakat. Kegiatan membaca atau menonton acara televisi memerlukan tingkat
refleksi kritis tertentu pada petanda yang ditampilkan, maka hal ini tidak
diperlukan saat kita menonton citra-citra televisi. Hal ini mengakibatkan, seperti
yang sudah ditekankan Baudrillard (1988) tentang munculnya sikap pasif dan
tidak reflektif yang berlangsung umum saat manusia menerima dan memahai
pesan-pesan melalui televisi. Oleh sebab itu, secara diam-diam televisi telah
mengakibatkan sejenis kemalasan intelektual di dalam masyarakat secara
keseluruhan.
Dari keberadaannya televisi dihadirkan menjadi bagian yang sangat
penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal
yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang
sedang terjadi di belahan dunia. Dalam hal ini massa yang menjadi objek utama
dari liputan media televisi.22
Terdapat beberapa aspek bentuk manusia yang diperiksa ketika kita
melakukan persepsi:23
1. Simetri lateral. Seperti makhluk, manusia dimulai sebagai telur dibuahi
yang mulai membagi dan melipatduakan jumlah selnya pada masing-
masing pembagian lebih lanjut yang selalu terjadi di sepanjang suatu
sumbu.meskipun sisi sebelah kiri tubuh tidak secara persis
22
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Media Televisi), h. 21. 23
Ibid, h. 168-170.
24
mencerminkan sisi sebelah kanan, kita mengambil sebagai pemahaman
umum bahwa anggota badan kita, organ-organ eksternal, dan banyak
organ internal memiliki pasangan dan terletak pada sumbu vertikal.
Kita mengalami hal ini secara langsung melalui system keseimbangan
rumit yang melibatkan otak, mata, dan telinga. Pola piker (mindset)
kita yang berorientasi kepada kesimetrian lebih menyukai penutup,
kelengkapan, dan keseimbangan fisik. Sebagai akibatnya, desai-desain
tertentu hanya bias berhasil jika simetris, dan gagal jika asimetris
secara radikal.
2. Vertikalitas. Cara berdiri kita yang tegak di atas dua kaki memberikan
kita pelbagai kelebihan dibandingkan makhluk-makhluk lain, dan
gerakan kita untuk sebagai besar itu vertical. Tentu saja, bentuk
manusia dapat dikenali dalam posisi tengkurap dan duduk, tetapi
model mantal kita adalah model sosok yang berdiri dengan wajah
menghadap ke depan (frontal). Bahkan pandangan dari samping,
menurut Rudolf Arnheim, tidak menawarkan kejutan dasar apa pun,
karena tidak ada perkara esensial apa pun yang tersembunyi, dan
penampilan umum dari pandangan ini mewujudkan “hukum tentang
keseluruhan”.
3. Diferensiasi. Hanya anak yang masih sangat mudalah yang gagal
menghasilkan gambar bentuk manusia dengan batangtubuh, tetapi dia
bahkan akan menambahkan tangan dan kaki pada kepala. Jelas orang
dewasa memahami manusia sebagai bentuk yang dibedakan menjadi
25
batang tubuh, kaki dan telapak kaki, lengan, dan tangan, bahu yang
membulat, leher, dan kepala.
4. Rangka dan sumbu. Orang dewasa memahami tubuh sebagai sesuatu
yang didukung oleh sistem rangka, rangka tersebut pada gilirannya
dilihat tidak hanya sebagai organ pertahanan yang terhadapnya
jaringan lembut digantungkan, tetapi merupakan skema, begitu
dikatakan, yang menggambarkan kepala dan sumbu batang tubuh,
leher, dan anggota badan. Secara individual, bagian-bagian komponen
rangka tersebut memiliki karakter yang tidak menyerupai bentuk-
bentuk organic yang lain, karena sifatnya linier, asimetris, keras dan
memiliki ketebalan berbeda sepanjang dimensi panjangnya.
5. Kulit. Struktur yang merentang diatas sebuah kerangka bisa dilihat
sebagai metafora bagi kulit, meskipun struktur tersebut mungkin hanya
melaksanakan sebagai fungsi actual kulit manusia yang merupakan
organ yang memperbarui diri sendiri. Karena itu, kain pelapis sofa
mengandung kelembaban, dan kain paying yang melindungi.
6. Dengan menangkal kelembaban, sementara pakaian nilon
mengaspirasikan kelembaban.
7. Bentuk organik. Bentuk-bentuk minimal yang disebutkan di atas
mensyaratkan adanya garis luar dan garis bentuk yang konsisten
dengan hakikat daging kita. Kita memberi tanggapan secara cepat
terhadap bentuk yang lunak sebagai sesuatu yang cocok dengan
bentuk-bentuk lunak yang ada pada diri kita sendiri.
26
8. Kepala dan wajah. Sekali lagi, sumbu vertikal dan simetri bilateral
merupakan perangkat penataan frontal yang terlihat jelas. Profil
seksama alis, hidung, bibir, dagu, dan leher sangat penting bagi
pengenalan individu tertentu, yaitu pola dasarnya. Aspek-aspek yang
sama harus dibedakan untuk membentuk pandangan samping dari
bentuk manusia yang esensiala atau minimal. Banyak benda yang
dikenakan di kepala atau dipasangkan ke kepala, seperti head phone
dan kacamata, juga simetris. Sebuah radio stereo pasti mencerminkan
indera pendengaran kita yang sterefonik, dan kita, pada gilirannya,
mengenali simetri kita sendiri dalam pencerminan tersebut.
9. Tangan. Meskipun jarang digunakan dalam desain, citra representative
tangan tampak pada pengekspresian ayunan seperti dalam kursi
goyang, “Joe Sofa”. Dalam bentuk yan lebih abstrak, kedua tangan
manusia direfleksikan dalam pelbagai budaya alat dan perkakas yang
menggantikan kedua tangan: tang, kunci inggris, sekop, tongkat
penunjuk, catok, pemukul lalat dan seterusnya.
10. Gerak-gerik dan ekspresi. Tidak ada makhluk lain yang memiliki
begitu banyak bahasa visual seperti manusia atau memiliki bahasa
tubuh yang ekspretif. Memang, rentang ekspresi fisik yang
menggunakan wajah dan tubuh bervariasi sangat besar di antara
pelbagai budaya dan subkultur, pekerjaan, kepribadian, dan hakikat
pesan non-verbal.
27
11. Unsur-unsur yang erotis. Penggunaan citra pelbagai organ reproduksi
tubuh bukan tidak lazim pada pelbagai peradaban kuno, dan bahkan
dapat ditemukan dalam pelbagai tempat publik.
Peirce membedakan tanda-tanda yang digunakan sebagai simbol-
simbol yang digunakan sebagai ikon atau indeks (index).24
C. Bahasa Media
1. Pengertian Bahasa
Secara terminologi bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer
yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi,
dan mengindentifikasikan diri. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian
bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu
bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang
merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti isi
yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan
orang lain.25
24
Bronwen Martin and Felizitas Ringham, Dictionary of Semiotics, 2000 h. 128. 25
Suhaemi, M.Si & Rulli Nasrullah, M.Si, Bahasa Jurnalistik, h. 1-2.
28
Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa,
yaitu:
1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri. Bahasa menyatakan secara
terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-
kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
2. Sebagai alat komunikasi, saluran perumusan maksud yang melahirkan
perasaan dan memungkinkan adanya kerjasama antarindividu.
3. Alat mengadakan intergrasi dan adaptasi sosial. bahasa merupakan
salah satu unsur kebudayaan yang memungkinkan manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman tersebut, serta belajar
berkenalan dengan orang lain.
4. Alat untuk mengadakan control sosial. bahasa merupakan alat yang
dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak
orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses
sosialisasi suatu masyarakat.
Adapun tanggapan lain menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem
simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
29
2. Pengertian Media
Media sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan
berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. Media
massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an
untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering
disingkat menjadi media.
3. Pengertian Bahasa Media
Media massa jelas sekali harus memperhatikan bahasa yang akan
digunakan untuk menyampaikan semua informasinya kepada publiknya.
Memperhatikan bahasa yang demikian itu dalam media massa dapat terpenuhinya
dengan pemakaian kaidah-kaidah kebebasan yang benar. Jadi, bahasa di dalam
media massa itu harus memperhatikan kedua-duanya setiap kali memerankan diri
sebagai penyampai pesan atau informasi kepada publik.26
26
http://wikipedia.com/2008/09/25/bahasamedia/ Diakses pada 27 Januari 2011, Pukul
10:22.
30
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. METRO TV
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Metro Tv
Metro Tv adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai
mengudara pada tanggal 25 November 2000. Metro Tv merupakan salah satu anak
perusahaan dari Media Grup yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh merintis
usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian Prioritas, yang
ditutup oleh pemerintah pada tanggal 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu
vokal.1
Surya Paloh adalah anak perwira menengah polisi yang bertugas di
Sumatera Utara pada dekade 1960-an yang terjun dalam dunia bisnis pada saat
usianya baru 14 tahun sambil merintis karier politik. Ia menggalang anak-anak di
lingkungan militer untuk mendirikan dan mengembangkan organisasi PP ABRI
(Putra-Putri ABRI) tahun 1968 dan FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri ABRI)
tahun 1978, yang kemudian menjadi salah satu pilar kekuatan yang menopang
pemerintahan Orde Baru. Terhitung sejak tahun 1984, Surya Paloh memangku 2
jabatan sekaligus, yaitu : sebagai Ketua Dewan Pimpinan AMPI (Angkatan Muda
Pembaruan Indonesia), dan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pimpinan Pusat
FKPPI.
1http://google.com/metrotvnews/2010/10/25// Diakses pada 2 Januari 2011, Pukul 11:02.
31
Menjelang usianya yang ke-19 tahun, Surya Paloh dicalonkan sebagai
anggota DPRD Kotamadya Medan, dan ia terpilih dua kali menjadi anggota MPR
yaitu periode : 1977-1982 pada umur 26 tahun dan periode 1982-1987. Selama
masa jabatannya ia banyak melakukan perlawanan politik. Cita-citanya untuk
mengembangkan budaya demokrasi disalurkan melalui sejumlah organisasi yang
dipimpinnya serta surat kabar “Prioritas”, dan tabloid “Detik” miliknya.
Pada tahun 1989 ia mengambil alih Media Indonesia dan pada tahun 1993
Surya paloh meletakkan dasar perjuangan untuk kebebasan pers dengan
mengajukan untuk Judicial Review atas pembredelan Prioritas. Kemerdekaan Pers
di Indonesia terwujud pada tahun 1998. Pada tahun 2000 ia memperkokoh
posisinya sebagai seorang publisher dengan mendirikan Metro Tv, stasiun televisi
berita 24 jam pertama di Indonesia. Surya Paloh adalah juga pemilik dari:
Indocater, Lampung Pos, Sheraton Media Hotel (Jakarta), Papandayan Hotel
(Bandung) dan Intercon Jimbaran Hotel (Bali).
Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia yang kini tercatat
sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh
karena kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah
televisi berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media
elektronik. Metro Tv bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke
seluruh pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro Tv juga menayangkan
beragam program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan,
pengetahuan umum, seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan
bangsa. Metro Tv terdiri dari 60% berita (news), yang ditayangkan dalam 3
32
bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan Mandarin, ditambah dengan 40% infotaiment
maupun entertainment yang bersifat eduktif.
Metro Tv mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12
jam tayang dan sejak 1 April 2001 Metro Tv sudah mulai mengudara selama 24
jam. Metro Tv dapat ditangkap secara tereterial di 52 kota dan 100
kabupaten:
Melalui Cablevision di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa 2 ke
seluruh Negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India,
Taiwan, Macao, Papua New Guinea dan sebagian Australia serta Jepang.
Dan secara live pada waktu-waktu tertentu di Negara lainnya di Asia
melalui Channel News Asia (CNA) maupun diseluruh RRC melalui China
Central Television (CCTV), Metro Tv berusaha untuk memberikan sumber
berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya dan
komprehensif kepada dunia luar.
Untuk memberikan kualitas yang maksimal maka Metro Tv didesain
secara khusus dengan menggunakan teknologi Digital System yang merupakan
teknologi termutakhir dalam dunia pertelevisian.
2. Misi dan Visi Metro Tv
Misi :
1. Menjadi Tv berita tercepat, akurat dan terpercaya dalam penyampaian
beritanya.
2. Menjadi saluran yang dapat mengembalikan nama baik Negara
Indonesia di mata dunia luar.
33
3. Membantu mengedukasi bangsa Indonesia melalui program-program
yang informatif dan aktual, baik dalam bidang politik, budaya,
hukum, intelektual dan moral.
4. Membantu negara untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakannya,
membantu untuk menstabilkan keadaan dalam negeri, menambah
kepercayaan dari luar negeri dan membantu memulihkan keadaan
ekonomi pasca masa resesi.
Visi :
1. Menjadi Tv Berita Indonesia yang independen dan dapat ditangkap
tayangnya secara internasional.
2. Menjadi referensi terpercaya untuk dunia internasional dalam mencari
informasi yang akurat mengenai Indonesia.
3. Menjadi referensi terpercaya untuk penduduk di Indonesia dalam
mencari informasi yang akurat mengenai kejadian-kejadian baik di
luar negeri maupun di dalam negeri.
4. Menjadi acuan yang terpercaya yang dapat mempengaruhi
pertimbangan-pertimbangan para pengusaha dan pemerintah secara
positif demi kemajuan bangsa dan negara.
5. Menjadi saluran promosi bagi Negara Indonesia dalam bidang
pariwisata dan ekonomi.
6. Menjadi saluran edukatif yang dapat dinikmati bangsa Indonesia dari
segala umur dan kalangan.
7. Menjadi partners-in-broadcasting dengan TV lain di Manca Negara.
34
3. Sekilas Program Metro Tv
Perencanaan pola program Metro Tv didasari beberapa hasil riset.
Kegunaannya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak mungkin dan
semajemuk mungkin pada setiap kurun waktu tertentu, agar dapat menarik
pemasangan iklan.
Banyaknya audience per program setiap harinya dipantau oleh sebuah
perusahaan konsultan Internasional yang khusus mengadakan pemantauan dalam
bentuk rating untuk dunia pertelevisian. Dengan demikian dapat diketahui
banyaknya pemirsa yang menonton pada setiap program di metro TV maupun di
TV lainnya (kompetitor).
4. Kategori/Pembagian Program Metro Tv2
a. News (Berita)
Metro Pagi
Metro Siang
Metro Hari Ini
Metro Xin Wen
Indonesia This Morning
Editorial Media Indonesia
Top 9 News
Metro Highlights
Indonesia Now
Newsmaker
21http://wikipedia.com/metrotvnews/2010/11/2// Diakses pada 3 Januari 2011, Pukul
12:05.
35
b. Talkshow
Kick Andy
Democrazy
Suara Anda
Economic Challenges
Provocative Proactive
Mata Najwa
Today's Dialogue
Face 2 Face
Talk Indonesia
c. Documentary
Archipelago
Expedition
Oasis
Metro Files
Inside
Genta Demokrasi
Metro 10
Zero to Hero
d. Entertainment/Lifestyle
Healthy Life
Zona Memori
Just Alvin
36
Mario Teguh
E-life Style
5. Sinopsis Beberapa Program
Headline News
Rangkuman berita utama yang ditayangkan setiap jam. Perkembangan
berita mutakhir dari dalam dan luar negeri, disajikan secara padat dengan
durasi 5 sampai 8 menit.
Breaking News
Metro Tv akan menayangkan berita mengenai suatu kejadian bersifat
sangat urgent untuk diketahui masyarakat, setiap waktu.
Metro Pagi
Program yang menemani awal hari pemirsa dengan berita-berita hangat
dan aktual yang terjadi kemarin malam sampai dini hari.
Metro Siang
Program yang menemani santap siang pemirsa dengan berita-berita hangat
dan aktual, plus segmen Lunch Break (wawancara eksklusif dengan tokoh
nasional).
Metro Hari Ini
Rangkuman berita-berita hangat dan aktual yang terjadi hari ini. Disajikan
penuh selama satu setengah jam, termasuk berita tentang politik, hukum,
pendidikan, lingkungan, olahraga, budaya dan hukum interest, olahraga,
disertai wawancara eksklusif dengan narasumber terkait.
37
Metro Xin Wen
Informasi berita seputar kebudayaan Tiong Hoa, dengan bahasa Cinanya
yang khas.
Indonesia This Morning
Program berita berbahasa Inggris informasi terbaru dari dalam dan luar
negeri.
Top 9 News
Informasi Sembilan berita yang sedang hangat di dunia.
Indonesia Now
Informasi berita di Indonesia disajikan dengan bahasa Inggris.
Kick Andy
Talkshow mengenai publikyang mempunyai pengalaman aneh dan lain
dengan yang lain dengan pembawa acara Andy. F. Noya.
Democrazy
Talkshow mengenai masalah yang terjadi di Negara Indonesia disajikan
dengan meja rapat yang seolah-olah merekalah para pimpinan Negara.
Suara Anda
informasi berita yang dirangkum dengan beberapa berita penting dan
pemirsalah yang akan memilih dan memberikan tanggapan atas berita
tersebut.
Economic Challenges
Informasi berita berupa perkembangan ekonomi di Negara Indonesia
maupun dari Negara luar.
38
Provocative Proactive
Program acara talkshow yang menggungkap permasalahan yang hangat
dan tajam di Negara Indonesia, disajikan dengan setting warung kopinya
yang khas dan pembawa acara yang muda-muda dengan memikiran yang
realitis.
Today's Dialogue
Talkshow Live interaktif berdurasi 1 jam yang menyajikan bahasan politik,
ekonomi, sosial budaya yang paling hangat dibicarakan. Iringan piano
turut memeriahkan suasana dialog sekaligus mencairkan ketegangan.
Just Alvin
Membicarakan tentang makna kehidupan dari seorang public figure yang
memiliki pengalaman hidup yang baik maupun pengalaman hidup yang
buruk.
Mario Teguh
acara yang langsung di bawakan oleh Mario Teguh, yang dikenal sebagai
penyemangat hidup dalam perkataannya yang dikeluarkan. Membantu
memotivasi hidup untuk menjadi peribadi yang lebih baik lagi.
Editorial Media Indonesia
Dialog interaktif di pagi hari ini berisikan opini tokoh-tokoh penting
mengenai topik Editorial Harian Media Indonesia.
39
E-Lifestyle
Informasi mengenai dunia teknologi informasi dan gaya hidup komunikasi
virtual yang sedang melanda dunia saat ini, dipandu oleh pakar multimedia
Roy Suryo.
B. Gambaran Umum Program Acara Provocative Proactive3
Provocative Proactive ini adalah sebuah program Tv yang akan tayang
setiap kamis jam 22.00 di Metro Tv. Program ini akan membahas berita dan kabar
terpanas dalam 1 minggu dalam gaya yang agak berbeda, serius tetapi santai.
Akan ada dua bagian besar di Provocative Proactive. Pertama adalah berita,
dimana Pandji akan memberitakan berita-berita selama seminggu yang panas dan
hangat dibicarakan. Dengan gaya yang khas Pandji tentunya. Kedua adalah
sebuah talkshow dengan nama “warung kopi”. Bermula dari seringnya Pandji
berkeliling Indonesia membawanya kepada sebuah pengalaman menarik, dimana
hampir setiap kota di Indonesia, ada sejenis “tongkrongan” entah itu warkop,
seperti blandongan atau angkringan.
Lalu pada suatu hari, Pandji bersama rekan-rekannya Andi Bachtiar,
Ronald, Iman, dan lain-lain ngopi sama-sama di Kopi Phoe Nam, disana mereka
ngobrol panjang tentang sejarah Indonesia, tentang konspirasi dan politik.
Saat pulang dari Kopi Phoe Nam, beliau merandai-andai betapa kerennya
kalau obrolan tadi bersama rekan-rekannya ada di sebuah acara Tv, dimana ada 4
(empat) tokoh yang mewakili karakter laki-laki.
3http://www.dteepzilio.us/provocative-proactive-metro-tv. Diakses pada 24 Desember
2010. Pukul 13:02.
40
Maka lahirlah acara Provocative Proactive, 40% berita, 60% talkshow,
100% usaha untuk mengajak anak muda di Indonesia untuk lebih sadar keadaan
bangsa lewat berita, dan edukasi politik yang lebih kritis.
Provocative Proactive merupakan karya terakhirnya Pandji Pragiwaksono,
beliau buat proposal lalu diajukan ke Metro Tv dan setelah itu beliau presentasi.
Tidak lama kemudian Pandji dipanggil dan dikabari bahwa Metro Tv setuju untuk
ambil acara tersebut.
Di Provocative Proactive selalu menghadirkan bintang tamu yang
berkaitan dengan topik yang akan dibahas, terutama politikus, pejabat, dan orang-
orang yang terkenal di Indonesia. Di Provocative Proactive juga terkonsep dengan
obrolan yang resmi tetapi santai (obrolan warung kopi), di situ di suguhkan 4
(empat) host: Pandji Pragiwaksono (main host), Ronald Surapradja (si miskin),
Raditya Dika (si mahasiswa), J Flow (si pengusaha sombong) dan Andhari
(pemilik warung kopi). Provocative Proactive mulai tayang perdana pada 5
Agustus 2010 pukul 22.05.
Warung kopi adalah bagian dari budaya Indonesia. Orang Indonesia suka
sekali bersosialisasi, berbincang-bincang, nongkrong, dan kemanapun di
Indonesia kita bisa temui warung kopi. Dan filosofi warung kopi itu menarik:
semua orang sama dan semua orang bisa membahas apa saja. Tidak jarang
perbincangan mengenai politik, sejarah, konspirasi jadi bagian dari obrolan
tersebut. Filosofi inilah yang akan dibawa ke talkshow “warung kopi”, akan jadi
talkshow tapi dengan format seperti sitkom.
41
Para host tidak jadi diri sendiri, tapi jadi sebuah tokoh yang mewakili
lapisan masyarakat yang berbeda. Tetapi tidak jauh dari sifat aslinya. Raditya dika
menjadi mahasiswa bernama dika dengan segala karakteristik mahasiswa. Ronald
disini berperan menjadi orang miskin atau rakyat jelata yang bernama Ronald
yang kerjanya serabutan, dagang apapun, tetapi dia pandai dalam berargumen
mengenai masalah yang tengah dihadapi oleh negaranya. (dari tayangan
perdananya beliau senang ngutang ke warung kopi tersebut).
Pandji berperan menjadi perwakilan dari masyarakat kelas menengah,
pekerja yang sangat mendalami tentang masalah yang akan diperbincangkan. J
Flow disini berperan menjadi tokoh yang mewakili kalangan yang lebih mampu
atau bisa dikatakan sebagai kalangan kelas atas yang sombong bernama J Flow
yang tongkrongannya lebih tinggi tapi sesungguhnya peduli dengan Indonesia dan
rakyatnya, dengan gayanya sendiri.
Dari keempat host tersebut, orang-orang ini disatukan oleh tongkrongan
mereka, yang dinamakan “warung kopi”. Anak pemilik warung kopi tersebut
adalah seorang anak gadis diperankan oleh Andhari. Keempat host program acara
Provocative Proactive tersebut memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda.
Masing-masing memiliki argumen atau pendapat yang kuat pada setiap segmen
acara, ada yang pro dan kontra pada masalah yang dibicarakan.
42
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Semiotika Tokoh Host Acara Provocative Proactive
1. Pandji Pragiwaksono di Provocative Proactive
Pandji Pragiwaksono adalah sosok sebagai Pandji yang berperan menjadi
perwakilan dari masyarakat kelas menengah, beliau merupakan pekerja yang
sangat mendalami tentang masalah yang akan diperbincangkan dan dialah
pemimpin acara Provocative Proactive dari saat mulai acara hingga akhir acara.
1.1 Gambar Pandji pada Segmen 11
Keterangan Pandji di acara Provocative Proactive episode
Indonesia S.O.S (Save Our Selves) adalah:
1http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
43
Tabel 1
SEGMEN DURASI NASKAH PANDJI
1
00:15-19:38 Opening:
Terima kasih kepada Andini Efendy
untuk headline newsnya, sedikit titipan
dari teman saya Ronal, katanya kapan-
kapan bacain headline newsnya disini
soalnya Ronald pengen ngobrol, sama
Raditya Dika juga, memang kalau
misalkan orang lagi naksir usahanya
ada aja ya. Selamat datang di
Provocative Proactive.
Lama-lama saya pikir kayanya
kita musti bikin panggilan Provocative
Proactive tive tive tive tive, gitu kali
ya, udah kaya acara apa gitu. Ada ga!
ya ga!. Wah, tapi nanti kalau kita
panggil tive tive nanti ada yang gr lagi,
“saya ya”. Hari ini kita akan ngobrol-
ngobrol lagi seperti biasa dan hari ini
live, banyak yg nanyain soal kemarin,
tidak apa-apa kemarin juga kita
banyak kerjaan. Dan hari ini kita
kedatangan seseorang beliau begitu
seringnya disini, orang pikir dia punya
acara, tepuk tangan untuk mas Gantyo.
Setiap hari semakin muda mas
Gantyo. Silakan duduk kalo begitu,
tepuk tangan sekali lagi yo. Mas
Gantyo Redaktur Senior Media
44
Indonesia, seperti biasa kami
membicarakan berita-berita banyak
sekali yang lagi hangat untuk sekarang
ini, salah satunya yang selalu hangat
untuk dibicarakan adalah teman-teman
kita yang ada di DPR.
Percakapan dengan mas Gantyo
(Redaktur Senior Media Indonesia):
Saya pikir adegan “Panas”, itu
terjadi panas beneran. Tapi ngomong-
ngomong soal panas, nah kita juga
gerah karna dewan yang terhormat ini
ngotot untuk melakukan plisir, katanya
mereka sih studi banding ya ke luar
negeri, tanggal 23 Oktober, 13 orang
anggota DPR dan 2 orang badan
kehormatan DPR studi banding ke
Yunani, banding untuk belajar soal
etika. Satu hal ya, itu agak-agak aneh.
Kalau misalkan belajar etika di
Yunani, semua anak SD belajar
etikanya kesana, karena ada pelajaran
kita dulu PMP.
Saya rasa si piknik ya, sekalian
jalan-jalan. Dan ini juga tidak hanya
dipusat pak, di wakil rakyat daerah
juga tidak mau kalah, tanggal 25
Oktober 9 anggota DPRD Sumatra
Barat melakukan kunjungan kerja ke
Italia, menghadiri pameran kopi.
Padahal ngopi disana aja tuh. Tidak
45
tau janjian atau tidak nih mas Gantyo,
15 anggota DPR juga melancong ke
italia untuk studi banding tentang
rumah susun, ga tau mereka buru-
buru, mungkin takut hari senin
harganya udah mulai naik kali. “Hari
senin harga naik”, gimana tuh mas?
Itu Gubernur Sumatra Barat juga
pergi ke Jerman kan?
Ga bisa nunggu apa ya?
Ini kan orang jadi mikir dua kali kan,
ini skala prioritasnya dimana? karena
lagi seperti itu tetap memaksakan, kan
sensitifitasnya jadi dipertanyakan,
padahal menurut pengamat parlemen
Sebastian Salang, mengatakan metode
studi banding itu sudah ketinggalan
jaman, menurut beliau studi banding
yang dilakukan DPR sejak dulu adalah
cara yang paling primitif, klasik, kuno.
Dan juga sebenarnya kalau misalkan
ditunda studi bandingnya itu kan
uangnya juga ga hangus donk, itu kan
masih ada pos-posnya ya ga rugi juga
Negara. Betul ga si saya?
Artinya sebenarnya tidak perlu
dipaksakan donk?
Punya kepekaan kali ya.
Ya itulah mungkin DPR merasa
kita masih bisa dibodoh-bodohi,
walaupun sebenarnya kita cukup
46
cerdas untuk tau mereka tidak bisa
membodohi kita. Betul?
Ada satu lagi yang juga menarik
sebenarnya tentang ada sebuah kabar
baik atau buruk dari Kejaksaan Agung
ini tentang kasusnya Bapak Candra
dan Bapak Bibit yang deponeering.
Sebelumnya mungkin bisa dijelasin
apa itu deponeering untuk teman-
teman juga.
Karena kan dari menurut
pelaksana tugas Kejaksaan Agung
Darmono mengatakan ini bukannya
mau melindungi orang atau lembaga
tetapi upaya pemberantasan korupsi
harus dilindungi dan karena itulah
deponeering, Cuma menurut Anggodo
dan Bonaran katanya ini adalah
memalukan dan membawa aib bagi
Bonaran kuasa hukumnya dan
mencoreng hukum. Kalau melihat
targetnya sendiri seperti apa?
Jadi menurut ketua DPP Partai
Demokrat Didi Irawadi Syamsudin,
menyatakan bahwa deponeering itu
adalah kekalahan bagi para koruptor
dan mafia hukum. Dan dengan
deponeering ini yang katanya untuk
menyelamatkan fungsi mereka
diupayakan pemberantasan korupsi
dapat diminimalisir.
47
Baiklah pemirsa seperti tadi yang
anda liat, sekarang waktunya kita
membahas tentang pernyataan dari
seorang tokoh yang nampaknya adem
sebenarnya mukanya agak mirip ya
sama mas Gantyo, cuma versinya agak
sedikit berbeda, kita masuk ke segmen
„MARZUKI BILANG APA‟, yang
saya maksud adalah bapak Marzuki
Ali ketua DPR, pak Marzuki Ali itu
kan sebagai ketua DPR ya, pimpinan
hitungannya kan ya harusnya
menginspirasi banyak hal,
menginspirasi suara rakyat juga dan
suara teman-teman dewan, banyak
sekali pernyatan-pernyataan beliau
yang agak-agak kontroversial, karna
itu kami menyimpulkan 5 (lima)
pernyataan bapak Marzuki Ali yang
Kontroversial dimulai dari: no. 5
(lima) paling bawah tentang polemik
pembangunan gedung DPR, jadi
ditengah pembangunan gedung DPR
ini, bapak Marzuki Ali bilang proyek
tersebut harus berjalan, pembangunan
gedung baru itu harus dibangun, mau
tidak mau, suka tidak suka, harus
dilanjutkan kalau ada yang kritik kita
terima saja. Pada akhirnya sebenarnya
ditunda kan kita banyak protes, tetapi
ada kata dia juga mengenai adanya
48
kolam renang digedung DPR, kata
Marzuki Ali itu kolam renang untuk
penampungan air apabila terjadi
kebakaran katanya. Dari pada jadi
penampungan air mendingan jadi
kolam renang. Malu, malu kenapa jadi
begitu ya ketua DPR kita. Oke, kita
lanjutkan lagi diposisi ke 4 (empat),
sebelum kita liat diposisi ke 4 (empat),
kita liat dulu adegan berikut ini. Saya
pikir ini kisruh di pertandingan sepak
bola, ternyata di DPR, insiden di DPR,
liat senyuman bapak Marzuki Ali
manis bener, tetap wibawa, disaat
yang lain rame-rame beliau dengan
santainya seakan tidak ada masalah
disekitarnya. Disini berkaitaan dengan
pansus Angket Century , bapak
Marzuki Ali secara sepihak
menghentikan rapat Paripurna DRP
yang membicarakan rekomendasi
panitia khusus Angket Bank Century,
pernyataan beliau saya sudah
mendengarkan beberapa orang yang
melakukan intrupsi konteknya diluar
agenda, mereka meminta langsung
memutuskan kata bapak Marzuki Ali.
Bapak Marzuki Ali tidak mengajak
berbicara pimpinan lain, tidak diajak
koordinasi dulu, karna menggangkap
agenda sudah selesai. Dia menolak
49
dikatakan otoriter, saya bicara atas
dasar tata tertib DPR, apa yang salah
dari saya apa yang salah, dan tidak ada
tindakan ketua DPR sendiri agar tidak
menimbulkan kericuhan digedung
DPR dan menyebabkan bapak
Marzuki Ali harus dievakuasi dari
ruang Paripurna.
Diposisi ke 3 (tiga) adalah pernyataan
bapak Marzuki Ali tentang maraknya
studi banding DPR ke luar negeri,
ditengah penolakan rakyat yang
merupakan pemborosan belaka, betul,
beliau punya statement mengatakan
jangan melihat studi banding keluar
negeri sebagai sebuah pemborosan,
karena ini kita melakukan tugas.
Kenapa tugas, mereka harus banyak
referensi untuk memperbaiki peraturan
undang-undang, kata bapak Marzuki
Ali, kita harus banyak referensi untuk
menyelesaikan perancangan undang-
undang. Satu kata untuk bapak,
Internet. Pak, tidak usah jalan-jalan ke
luar negeri.
Diposisi ke 2 (dua), nah ini parah nih.
Mengenai remisi untuk koruptor,
bapak Marzuki Ali menilai bahwa
remisi yang diberikan oleh pemerintah
pada mantan Deputi Senior Gubernur
Bank Indonesia itu telah memenuhi
50
aturan, bapak Marzuki Ali
memandang Aulia yang notabandnya
merupakan „besan‟ Bapak SBY itu
tidak lain disebut koruptor, Aulia
bukan koruptor, tapi koruptor itu kan
makan uang Negara sementara itu dia
cuma ikut membuat kebijakan.
Sepertinya bapak Marzuki Ali
berpendapat “apapun yang terbaik
untuk bos, yang terbaik untuk kita
juga.”
Dan yang terakhir, merupakan posisi
paling puncak apakah statement atau
pernyataan dari bapak Marzuki Ali
yang sangat kontroversial. Marilah
kita saksikan tayangan berikut:
Pernyataan dari bapak Marzuki Ali,
Metawai itu kan pulau, pulau sangat
berpengaruh dengan Tsunami,
konsekuensi kitalah tinggal dipulau,
Indonesia itu Negara kepulauan,
gimana sih. Dan menurut beliau
sebaiknya mereka direlokasi ke
daratan. Ya sebenarnya tidak salah
juga, tetapi cara penulisannya dan cara
pembawaannya saja yang kurang
tepat. Sebagai pejabat publik
seharusnya kita pandai memilih kata
untuk berhati-hati berbicara. Tapi
memang bapak Marzuki Ali betul
bahwa kalau pengen mau hidup santai,
51
berleha-leha, ongkang-ongkang kaki
bukan dikepulauan kecil. Kalau mau
hidup santai, berleha-leha, ongkang-
ongkang kaki lakukan itu digedung
MPR-DPR.
1.2 Gambar Pandji pada Segmen 22
2http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
52
2 20:10-42:56 Percakapan dengan host
lainnya:
Coba kita perhatikan
sepertinya pemerintah tuh
salah mulu, padahal
sebenarnya tuh kemarin ada
konverensi se-Asia masalah
tentang penanggulangan
bencana, manfaatnya se-
Asia, Indonesia tuh adalah
salah satu yang terbaik.
Salah satunya Indonesia
tergolong cepat dalam
recovery.
Tetapi pemerintah
sudah mengeluarkan banyak
biaya kepada Departemen-
departemen terkait yang
membawahi berbagai
daerah yang dinaungi.
53
1.3 Gambar Pandji pada Segmen 33
3 43:27-51:28 Percakapan dengan host yang
lainnya dan dengan Berry
Nahdian (Direktur Eksekutif
Nasional Walhi):
Sebenarnya pemerintah sudah
menganggarkan dana, kalau boleh
tau nih diprakteknya untuk apa
saja sih uang tersebut. Kita
ngomong spesipik untuk
Mentawai dulu deh.
Pemerintah pasti melakukan
itu, bahkan sudah melakukannya.
Korban itu terjadi saat
evakuasi?
3http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
54
Percakapan dengan host yang
lain dan Berry Nahdian
Direktur Eksekutif Nasional
Walhi) lalu Dik Doank:
Kita harus lebih bijak
menyikapi bencana, tapi kan kita
juga harus melihat korban, kita
mulai berpikir apakah sebenarnya
dilapangan pemerintah melakukan
usaha yang cukup baik, kalau dari
sudut pandang kita si pemerintah
sudah melakukan secara
maksimal yang mereka bisa
lakukan, dengan dana yang besar
banget.
Saya lagi coba untuk mikir,
faktanya adalah memang banyak
korban, bahkan itu pindah dari
tempat tinggal, bahkan korban
luka jiwa dan segala macamnya.
Tidakkah menurut mas Dik
Doank itu pemerintah juga
bertanggung jawab untuk
menjamin supaya bumi
bereaksilah bagaimana semestinya
tapi bagaimana pemerintah
supaya masyarakatnya tidak
sampai memakan korban sebesar
itu. Tidakkah pemerintah ada
tanggung jawabnya ke arah situ?
Nah, terakhir nih dari mas
55
Dik Doank, bagamana sih sikap
kita sebagai warga Negara
Indonesia menyikapi bencana?
Kesimpulannya kita harus
belajar dari hikmahnya, hikmah
dari setiap bencana.
a. Biografi Pandji Pragiwaksono4
Gambar 1. Pandji Pragiwaksono
Sumber: www.google.com/biografi-pandji.
Lahir di Singapura, 18 Juni 1979. Dia adalah seorang penyiar radio,
presenter televisi, dan aktor Indonesia. Ia juga tercatat sebagai mahasiswa
Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB angkatan 1997 dan merupakan salah satu
alumni SMA Kolese Gonzaga angkatan ke 8. Pandji menikah dengan seorang
4 http://magz.hiphopheroes.net/info/qa/provocative-proactive-pandji.html.
56
wanita yang bernama Gamila pada tahun 2006. Karir Pandji Pragiwaksono ialah
tercatat sebagai :
Penyiar radio / Program Director Hard Rock FM Bandung (2001-2003)
berpartner dengan Tike Priatnakusumah.
Penyiar radio Hard Rock FM Jakarta (2004-sekarang).
Pemandu acara Reality Show “Kena Deh” yang ditayangkan Tv7, pada
(2006-2007). Acara ini ditayangkan kembali di ANTV sejak 2008 hingga
kini. Dan menjadi puncak kepopulerannya walaupun dengan acara
ulangan.
Pemain “Ngelenong Nyok” yang ditayangkan Trans Tv pada (2006).
Pemandu acara siaran pertandingan NBA di Jak Tv pada (2006-2007).
Pemandu acara “backstreet” yang ditayangkan SCTV (2006-2007)
Pembawa acara “good news” yang ditayangkan Trans Tv (2007)
Pembawa acara "Hole in The Wall" yang ditayangkan di RCTI (2007)
Pembawa acara "CasCisCus" yang ditayangkan di ANTV (2008)
Pembawa acara "Boombastis" yang ditayangkan di RCTI (2009)
Penulis buku "How I Sold 1000 CDs in 30 Days" yang diterbitkan
Gramedia (2009)
Provocative Proactive (2008)
You'll Never Know When Someone Comes In And Press Play On Your
Paused Life (2009)
Merdesa (2010).
57
Tabel 2
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
History „MARZUKI
BILANG APA‟.
Ada 5 pernyataan
Bapak Marzuki Ali
yang kontroversial.
Salah satu pernyataan
beliau yang paling
puncak, yaitu:
“Mentawai itu kan
kepulauan, jadi
janganlah tinggal
didekat pulaulah”.
Bapak gimana sih,
Negara kita itu
Negara kepulauan.
Bapak Marzuki Ali
benar, kalau mau
hidup santai, berleha-
leha, ongkang-
ongkang kaki bukan
di kepulauan kecil,
tapi kalau mau hidup
santai, berleha-leha,
ongkang-ongkang
kaki lakukan itu di
gedung MPR-DPR.
Coba kita perhatikan
sepertinya
pemerintah tuh salah
mulu ya, padahal se-
Asia, Indonesia itu
paling cepat dalam
recovery bencana.
Pemerintah itu
sudah
melakukan
semaksimal
mungkin untuk
korban bencana.
Maka dari diri
kita sendirilah
yang harus
belajar
hikmahnya dari
setiap bencana.
Sign - Pandji memakai
kemeja biru dan
- Pandji memakai
kemeja biru, dengan
- Pandji masih
dengan kemeja
58
dibalutkan oleh Jas
bewarna hitam,
bersandar
membelakangi meja
dan laptopnya.
korang yang
dipegangnya, dan
dihadapannya
terlihat buah pisang
dan kopi, bersama
ketiga host lainnya.
birunya dan
disamping
kanannya Berry
Nahdian dan
Dik Doank,
sampinya
kirinya J Flow.
Interpretasi - Pandji merasa
dirinya gagah
dihadapan para
penonton.
- Pandji
memperlihatkan
suatu tulisan dikoran
kepada teman-
temannya mengenai
berita bencana yang
seolah-olah dia tidak
mau kalah atas
argumentnya.
- Pandji
bersama kedua
narasumber.
Yaitu: Berry
Nahdian, Dik
Doank, dan
rekannya J
Flow yang terus
mengungkap
argumentnya
yang sangat
kuat.
2. Raditya Dika Di Provocative Proactive
Raditya Dika di Provocative Proactive berperan sebagai Dika, seorang
mahasiswa yang kritis dengan pendapat-pendapatnya yang sangat bisa memutar
balikan fakta yang ada di setiap tema. Dengan segala karakteristiknya sebagai
seorang mahasiswa. Pada Provocative Proactive tema Indonesia S.O.S Raditya
Dika tidak ada di segmen 1, melainkan ada di segmen 2 dan 3.
59
2.1 Gambar Raditya Dika pada Segmen 25
5http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
60
Tabel 3
SEGMEN DURASI NASKAH DIKA
2 15:22-22:48 Percakapan dengan host
lainnya:
Tapi pemerintah masih kalah
dengan dewan-dewan swasta
sama komunitas-komunitas
lainnya tidak selalu sergap dalam
menangani rakyatnya yang
sedang terkena bencana. Bahkan
di Metawai pun saat bencana
pemerintah masih tidak terlalu
menanggapinya, seharusnya di
Mentawai itu ada alat untuk
mendeteksi Tsunami tetapi
pemerintah tidak membuat itu,
padahal pemerintah tahu
Mentawai merupakan suatu
kepulauan kecil, yang pasti suatu
saat akan terjadi bencana, seperti
Tsunami.
Saya inget, kemarin saya baca
berita di Walhi, kalau perusahaan
yang ingin mengevakuasi
warganya, itu sangat cepat, tetapi
kenapa saat ada bencana, itu
malah susah mengevakuasinya.
61
2.2 Gambar Raditya Dika pada Segmen 36
3 02:57-02:59 Percakapan dengan host lain dan
Berry Nahdian:
Dan pastinya yang dilakukan itu
merupakan pamrih mas, banyaknya
bendera-bendera partai yang
dipasangkan
Jadi konteksnya kita tidak usah
menyalahkan pemerintah gitu?
6http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
62
b. Biografi Raditya Dika Nasution
Gambar 2. Raditya Dika
Sumber: www.google.com/biografi-radityadika.
Lahir di Jakarta, 28 Desember 1984, akrab dipanggil Radith, adalah
seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai
penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang
kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori
best seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat
kuliah di Australia. Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia
merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia
tulisan komedi. Apalagi bergaya diri pribadi (personal essay).
Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada tahun 2006.
Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini berasal dari
kisah keseharian Radith. Namun, buku kedua ini menggunakan format cerita
pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Radith yang
sepertinya selalu tidak beruntung. Isi dari buku ini meliputi kisah dari sewaktu
63
Radith mengirim surat cinta pertama ke teman saat SD hingga pengalaman Radith
memerhatikan kucing Persia-nya yang jatuh dengan kucing kampung tetangganya.
Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus: Bukan Binatang
Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007. Buku ketiga ini mengisahkan Radith
yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu
saat Radith dikira hantu penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang
NTB. Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot : Datang Tak Diundang
Pulang Tak Berkutang terbit pada bulan April 2008.
Ia juga bermain dalam film yang diangkat dari pengalaman hidupnya,
Kambing Jantan: The Movie. Pada pertengahan bulan November 2009, melalui
situs resminya, Radith mengumumkan bahwa buku kelimanya yang berjudul
Marmut Merah Jambu akan segera terbit dengan jadwal edar sementara pada
bulan Desember 2009. Namun pada pertengahan bulan Desember silam, Radith
kembali lewat situs resminya menyatakan bahwa buku kelimanya tersebut masih
mengalami sedikit perubahan dan juga penambahan cerita pada beberapa bagian,
sehingga kemungkinan besar penerbitan buku tersebut akan mundur beberapa
waktu.
Tabel 4
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
History Tapi pemerintah
masih kalah dengan
dewan-dewan swasta
sama komunitas-
komunitas lainnya
Dan pastinya
yang dilakukan itu
merupakan pamrih
mas, banyaknya
bendera-bendera
64
tidak selalu sergap
dalam menangani
rakyatnya yang
sedang terkena
bencana.
partai yang
dipasangkan
ditempat kejadian
bencana.
Sign - Dika duduk dengan
santai bersama ke 3
host lainnya di
warung kopi, sambil
memangku
tangannya ke
bahunya.
- Dika dengan
kemeja kotak-
kotak dengan buah
pisang dan toples
dihadapannya
sambil memainkan
jarinya, bersama
rekannya Ronald.
Interpretasi - Dika menyalahkan
pemerintah kenapa
tidak membuat alat
terdeteksi Tsunami
di Mentawai,
padahal menurutnya,
pemerintah tahu
Mentawai itu
merupakan suatu
kepulauan kecil.
- Dika
berpendapat
bahwa kebanyakan
dari pemerintah
yang ingin
membantu, itu
sangat
mengharaokaan
pamrih yang
banyaknya terlihat
bendera-bendera
partai dipasangkan
di daerah bencana.
65
3. Ronald Surapradja di Provocative Proactive
Ronald Surapradja di Provocative Proactive berperan sebagai rakyat jelata
yang bernama Ronald, yang kerjanya sebagai serabutan. Dan dikenal dengan
senang ngutang diwarung kopi. Di Provocative Proactive tema Indonesia S.O.S
Ronald muncul di segmen 2 dan 3.
3.1 Gambar Ronald Surapradja pada Segmen 27
7http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
66
Tabel 5
SEGMEN DURASI NASKAH RONALD
2 14:44-14:62 Percakapan dengan host lainnya:
Kalian sadar tidak sih
pemerintah nanganinnya jelek
banget men.
Seharusnya korban yang
meninggal tidak sebanyak itu.
Kurang benar penangannya.
Waktu kemarin pas merapi
meletus, Mbah Marijan sampai
meninggal, pemerintah tidak sergap
dalam mengevakuasi warganya.
Ya, dipaksa dong untuk
mengevakuasi warganya. Demi
keselamatan warganya sendiri.
Itu sama aja dengan mafia kasus
bukan.!
67
3.2 Ronald Surapradja pada Segmen 38
3 03:53-03:60 Percakapan dengan host lain dan
Berry Nahdian:
Itu kenapa pemerintah bodoh.
“Kamu saja yang jadi menterinya.”
Sekarang kan banyak terjadi
bencana nih, Wasior, Mentawai,
Yogya, cara penanganannya pasti
beda-beda kan ya.! sebenarnya cara
penanganan yang baik bagaimana?
sudah pada benar belum cara
menangani penanganan bencana?
Sebenarnya itu bencana merapi
atau bencana evakuasi?
Bagaimana bang Dik melihat
keadaan dimerapi saat itu?
8http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
68
c. Biografi Ronald Surapradja
Gambar 3. Ronadl Surapradja
Sumber: www.google.com/biografi-ronald.
Ronal Sunandar Surapradja Bandung, Jawa Barat, 26 Mei 1977. Ronal
menikah dengan Seruni Purnamasari pada tanggal 25 Mei 2008. Namanya mulai
mencuat setelah bermain dalam acara komedi Extravaganza di Trans Tv. Karirnya
Vina Bilang Cinta (2005), Janji Joni (2005), Dunia Lain (The Movie) (2006),
Talkshow Bincang-Bincang (RCTI), Klab Dangdut (SCTV), Gala Campione
(Lativi), Coffe Bean Show (Trans Tv).
69
Tabel 5
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
History Kalian sadar tidak
sih pemerintah
nanganinnya jelek
banget men.
Seharusnya korban
yang meninggal tidak
sebanyak itu. Kurang
benar penangannya.
Itu kenapa
pemerintah bodoh.
Sign - Ronald memakai
kaos bewarna coklat
bergaris merah dengan
potongan rambut
keritingnya yang khas
ala Ronald.
- Ronald memakai
kaos bewarna
coklat bergaris
merah,
disebelahnya
adalah Berry
Nahdian, dan
dihadapannya
terlihat gorengan
diatas piring, tisu,
air teh, nuah
pisang yang
terpampang jelas
dihadapan Ronald.
Interpretasi - Ronald dengan santai
dan kesederhanaannya
mengeluarkan
argument tentang
masalah bencana yang
- Ronald
mengeluarkan
pendapat bahwa
disini ia sangat
menyalahkan
70
terjadi di Mentawai,
Wasior dan Yogya.
pemerintah yang
tidak cepat
menangani warga
korban bencana.
4. Joshua Matulessy alias J Flow Provocative Proactive
J Flow di Provocative Proactive berperan sebagai J Flow yang menjadi
tokoh yang mewakili kalangan atas, yang tongkrongannya lebih “tinggi” tapi
sesungguhnya peduli dengan Indonesia, terutama dengan rakyat kecil.
4.1 Gambar J Flow pada Segmen 29
9http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/kam
is-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
71
Tabel 6
SEGMEN DURASI NASKAH J FLOW
2 14:49-17:32 Percakapan dengan ke tiga
rekannya:
Jangan sembarangan
boy, jelek dimananya
pemerintah.!
Jarang-jarang nih ya
saya bela-belain pemerintah
karena mensupply apa yang
saya dapat dan saya ketahui,
bahkan DPR yang jarang
turun tangan, saat bencana
kali ini DPR ikut andil.
Pemerintah lambat
dalam menangani bencana
karena hanya masalah teknis
saja, selain pulaunya jauh
dan terpencil.
Merekanya juga tidak
mau dievakuasi.
Saya paham
maksudnya, tapi kita ga usah
menginterpretasi.
72
4.2 Gambar J Flow pada Segmen 310
3 02:11-02:14 Percakapan dengan Berry
Nahdian dan ketiga host
lainnya:
Kalau menurut saya,
tidak mungkin pemerintah
tidak serius mengurus
warganya sendiri.
Kita lebih menjadi
bangsa yang kreatif
dibanding bangsa yang
reatif.
10
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka
mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
73
d. Biografi Joshua Matulessy alias J Flow
Gambar 4. J Flow
Sumber: www.google.com/biografi-jflow.
J Flow yang bernama asli Joshua matulessy alias J-flow lahir pada 6 April
1980. Ia mengawali karirnya dengan begabung bersama group Hip Hop Saykoji.
Sebelumnya juga ia adalah penyanyi Hip Hop, yang sudah mengeluarkan album
yang berjudul Facing your Giants pada tahun 2008. Selain sebagai penyanyi, J
Flow merupakan aktifis pemuda yang aktif dalam organisasi saat masih dijenjang
pendidikan. Bergabung menjadi pembawa acara Provocative Proactive di Metro
Tv, awalnya ia memang dekat dengan Pandji yang sama-sama bergabung pada
salah satu media.
74
Tabel 7
Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3
History Jarang-jarang
nih ya saya bela-
belain pemerintah
karena mensuply apa
yang saya dapat dan
saya ketahui, bahkan
DPR yang jarang
turun tangan, saat
bencana kali ini
DPR ikut andil.
Kalau
menurut saya,
tidak mungkin
pemerintah tidak
serius mengurus
warganya sendiri.
Sign - J Flow dengan
kemeja biru
mudanya
membelakangi
tembok yang di
graffiti tuliasan
dengan warna yang
menarik perhatian.
- J Flow dengan
kemeja biru
mudanya dengan
memakai jam
tangan bewarna
hitam, dan
dihadapannya ada
2 gelas teh, dan
mekanan,
disamping
kanannya
rekannya Pandji
dan masih dengan
membelakangi
tembok yang di
graffiti tulisan
dengan warna
yang menarik
75
perhatian.
Interpretasi - J Flow berpendapat
keseluruhan
pemerintah tidak
salah menangani
bencana, hanya saja
menurut
pendapatnya itu
hanya masalak
teknis saja.
- J Flow
berpendapat
bahwa kita sebagai
masyarakat harus
menjadi bangsa
yang kreatif
ketimbang bangsa
yang reatif.
B. Analisis Semiotika 3 (tiga) Tokoh Narasumber pada Acara Provocative
Proactive Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves)
1. Gantyo (Redaktur Senior Media Indonesia)
1.1 Gambar Gantyo pada Segmen 111
11
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka
mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
76
Tabel 8
SEGMEN DURASI NASKAH
1 01:31-06:17 Ngomong-ngomong
soal moral nih ya, tapi
kamu jangan sok tahu
dulu, kamu mau
membacakan berita
yang serem-serem,
tetapi ini ada yang lebih
serem lagi. Ini
menyangkut kamu nih,
diluar skenario jadi dia
grogi, video adegan
panas Pandji beredar
luas, isinya video
beradegan panas yang
mirip diperankan
seorang laki-laki mirip
Pandji Host Provocative
Proactive beredar luas
dimasyarakat, adegan
itu diambil dengan
camera tersembunyi
saat Pandji nekat
menaiki puncak gunung
merapi saat awan panas
meluncur dari puncak
gunung tersebut, kalau
begini ga seru, kalau ini
betul-betul adegan
77
panas nih.
Aneh ya, belajar
etika musti ke Yunani.
Sebenarnya itu
belajar etika atau piknik
sih?
Ya, cara ini parktis
ya disituasi kita
belakangan ini banyak
elit politik kita yang
sepertinya mengalami
kritis tenggang rasa,
ketika bangsa ini
mengalami sebuah
peristiwa yang
menyedihkan, Tsunami
di Mentawai, banjir di
Papua juga belum
tuntas, kemudian ada
gunung Merapi, mereka
enak-enak saja.
Nah betul, ke Jerman
alasannya ada event
mengenai bisnis,
Indonesia bisnis.
Nah itulah, kabar
terakhir kata menteri
dalam negeri
mengatakan bahwa izin,
sebenarnya gubernur
Irwan Prayitno, ini
78
tentang melakukan izin
sebelum ada peristiwa
Mentawai tetapi
kemudian ada peristiwa
mentawai meletus, kan
seharusnya bisalah
ditunda dulu,
Betul.
Ya sebenarnya tidak
saat ini gitu lho, ketika
situasi negeri ini sudah
kondusif bolehlah studi
banding.
Kita bisa dibodoh-
bodohi tetapi kita milih
mereka berarti yang
bodoh siapa ya?
Deponeering itu
diatur didalam Undang-
Undang no.16 tahun
2004 tentang kejaksaan,
dan ini memang hak
dari kejaksaan untuk
mengeluarkan
Deponeering, artinya
mengesampingkan
perkara, nah, kasus ini
dikesampingkan ketika
Jaksa Agung sudah
tidak menjabat sebagai
Jaksa Agung yang
79
sudah diganti, dan
mengeluarkan ini dan
ini menurut Undang-
Undang, aturannya itu
harus ada pertimbangan
atau masukan dari DPR,
tapi ketika
Deponeering, itu
dikeluarkan tidak ada
pertimbangan dengan
DPR tetapi jalan terus.
Fokusnya
Deponeering ini
alasannya untuk supaya
kedua pimpinan KPK
bisa kembali bertugas
dan fokus mencari tugas
dalam pemberantasan
korupsi, tapi
kenyataannya toh
korupsi jalan terus kan,
itu juga tidak mudah.
Tabel 9
History Aneh ya, belajar etika musti ke Yunani.
Sebenarnya itu belajar etika atau piknik sih?
Sign - Gantyo dengan baju kemeja tangan
pendek, bernuansa kotak-kotak, memakai
kaca mata dan jam tangan bewarna hitam,
lalu mengangkat kedua tangannya.
80
Interpretasi - Gantyo sebagai Redaktur Senior Media
Indonesia memaparkan secara langsung hal-
hal yang ia ketahui tentang masalah-masalah
pemerintah yang kontroversial. Ia
berpendapat bahwa anggota DPR tidaklah
usah ke luar negeri hanya untuk studi
banding, masih banyak yang harus diurusi di
negeri ini, jangan seenaknya saja menjalani
urusan pribadi tanpa memikirkan keadaan
rakyatnya.
2. Berry Nahdian (Direktur Eksekutif Nasional Walhi)
2.1 Gambar Berry Nahdian pada Segmen 312
12
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka
mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
81
Tabel 10
SEGMEN DURASI NASKAH
3 02:00-04:15 Bencana itu kan terjadi
karena faktor alam, berupa
gempa bumi, gunung meletus,
dan sebagainya itu berkalung
dengan kerentanan yang tinggi,
gejala alam, ibarat rumah
ancaman itu selalu datang dari
luar, maling, perampok, tetapi
kalo kita punya kemampuan
yang tinggi, seperti pintu
dikunci, ada teraris, ada anjing,
satpam, maka tidak akan terjadi
kemalingan, tidak akan terjadi
bencana, nah itu yang
menjelaskan kenapa selalu terjadi
bencana di Indonesia, karena
apa, karena pemerintah kita
memang tidak lurus soal rakyat.
Ya benar, karena kalo tidak
akan terjadi korban sebanyak 400
orang yang meninggal dunia
karena bencana. Antisipaasi yang
dilakukan sangat lemah sekali.
Setiap perencanaan
pembangunan itu tidak ada
menempatkan resiko bencana,
sudah tahu Negara kita ini rawan
dengan bencana, hasil kajian
82
kami menyebutkan 83% wilayah
Indonesia itu, wilayah yang
sangat rawan bencana, tidak
seharusnya korban yang
meninggal sebanyak itu apabila
pemerintah menanganinya
dengan serius mengurus
keselamatan rakyatnya.
Dana itu digunakan untuk
upaya pencegahan,
mengantisipasi agar tidak terjadi
bencana, dan pertama dengan,
kita harus melakukan pemetaan
terhadap wilayah bencana,
kemudian dibuat peta rawan
bencana sehingga kemudian apa
yang dibutuhkan, Karena setiap
wilayah spesifik berbeda-beda.
Yang dilakukan olrh
pemerintah itu sangat parsial
sekali.
Alat warning system yang
dibangun disepanjang Sumatra
itu tidak serius dilakukan,
buktinya tidak lama hilang,
banyak yang dicuri, mereka tidak
melakukan sosialisasi yang baik
pada masyarakat sekitar. Tidak
mengintergrasikan bahwa ini
adalah bagian penting agar bisa
dijaga bersama. Mereka juga
83
tidak membuat penempatan yang
kuat, misalnya ketika kejadian
Tsunami kemarin di Metawai,
jelas saja agak susah untuk kita
mendeteksi, karena letaknya
yang salah satu alat deteksi,
untuk mengetahui terjadinya
Tsunami atau tidak, itu justru
kemudian diletakkan di bukan
tempatnya yang seharusnya
adalah bukan ditempatkan disitu.
Kalau itu benar tidak ada
korban di Merapi, Metawai dan
Wasior. Kita sudah punya
teknologi katanya untuk
mendeteksi bencana yang akan
terjadi erupsi, letusan dan
sebagainya. Artinya kita sudah
bisa memprediksi ya, sehingga
kemudian pemerintah bisa
membuat satu manajemen
penanganan bencana tanggap
darurat bagaimana evakuasi
dilakukan. Di Yogya temuan
kami memperlihatkan korban itu
terjadi bahkan banyak yang luka-
luka itu diakibatkan karena
proses evakuasi yang sangat
buruk sekali.
Ya, itu salah satunya, saat
evakuasi dilakukan tidak dengan
84
baik. Maka itu menimbulkan
terjadinya korban, simpang siur
dan lain sebagainya. Mustinya ini
bisa diminimalkan dengan lebih
baik lagi.
Pemerintah itu tidak serius
mengurus keselamatan
warganya.
Tabel 11
History - Sudah tahu Negara kita ini rawan dengan
bencana, hasil kajian kami menyebutkan
83% wilayah Indonesia itu, wilayah yang
sangat rawan bencana, tidak seharusnya
korban yang meninggal sebanyak itu
apabila pemerintah menanganinya dengan
serius mengurus keselamatan rakyatnya.
Sign - Berry Nahdian memakai jacket bewarna
hitam, dengan cincin di jari manisnya.
Interpretasi - Menurut pernyataannya bahwa pemerintah
itu tidak serius mengurus keselamatan
warganya saat bencana tiba.
85
3. Dik Doank (Artis Peduli Lingkungan)
3.1 Gambar Dik Doank pada Segmen 313
Tabel 12
SEGMEN DURASI NASKAH
3 02:55-06:19 Miris ya, sebenarnya
bencana itu yang dikatakan
bencana bukan pada saat
gunung itu meletus, tapi
disaat mereka
dipengungsian, biasanya
nonton Tv tinggal merubah
chanel, mau wudhu kapan
waktu shalat dia bisa
berangkat gitu saja, mau
tidur bahkan yang suami
istri, pengantin baru apalagi
13
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/II/04/7382/ka
mis-4-november-2010. Diakses pada 23 Desember 2010. Pukul 20:00 WIB.
86
yang ingin bersenggama
tidak bisa. Disitulah
musibah terjadi. Persepsi
tentang musibah kita harus
punya sudut pandang yang
sama dulu, musibah itu kan
peristiwa atau kejadian, nah
ketika disebut bencana itu
kenapa, karena manusia
tidak bisa mengambil
hikmah dari setiap bencana
itu, dari musibah itu. Ada
Tsunami terjadi, laut kan
punya kehidupan, dia
mempunyai jarak untuk
melindungi wajahnya, kalau
anda berada dipinggir
pantai, berarti anda akan
membuang minyak _ambin
disitu, lalu anda akan
mengambil air disitu, tidak
baik bagi alam dan bagi
manusia. Dan Tsunami itu
merapihkan, membersihkan
wajahnya sendiri. Dengan
alat terdeteksi itu
bagaimana pantai itu
merapihkan wajahnya. Jadi
jangan pernah menyalahkan
alam, alam itu hidup, air itu
adalah _ambing cinta yang
87
diberikan Allah SWT untuk
kehidupan kita.
Pandji, hidup itu bukan
hanya bencana butuh
korban, hidup itu berat,
makanya harus ada
perjuangan dalam
perjuangan ada
pengorbanan, nah bersama
Tuhan semuanya akan
ringan. Cuma kita
kelihatannya melebihi
Tuhan, kita membenarkan
diri kita, kita menyalahkan
orang lain, lalu pengungsian
itu sebenarnya adalah
penjara buat para korban
untuk beradaptasi terhadap
lereng-lereng itu, lalu begitu
orang _ambin membantu
buat pencitraan, lalu menteri
siapapun yang _ambin
kesitu minta itu semuanya
diabisi jangan ada spanduk-
spanduk, kita harus
mengakuilah pemerintah
tidak bisa. Biarkan ada
perusahaan dengan CSRnya
membantu, bukan spanduk
yang ada diwarung di
perlihatkan atau
88
dipasangkan saat bencana
terjadi. Tulislah dengan
kata-kata yang bisa
membangkitkan semangat
para korban.
Pendidikan kita
haruslah berakar, dan
mengawali hal-hal yang
paling kuat disini, jadi
janganlah ada ujian yang
berpusat, biarlah orang-
orang yang hidup dipantai
itu belajar tentang
baharinya, orang-orang
yang digunung belajar
menjaga belantaranya, kita
orang yang dikota ini
belajar menjaga
administrasi negaranya,
jangan sampai ada ujian
nasional, menyatukan
pemikiran-pemikiran yang
sebenarnya tidak perlu kita
pikirkan. Biarkan mereka
memikirkan gunungnya,
pantainya, nantinya mereka
akan sehat berpikir
bagaimana melihat lautnya,
gunungnya, liat kotanya
begitu.
Saya sebenarnya tidak
89
menyalahkan Mbah
Marijan, Mbah Marijan
telah menyuruh pulang,
turun semua, keluarganya,
orang-orang yang besuk dia
suruh turun, tapi ketika
seseorang mempercayai
Mbah Marijan belum turun,
disitulah terjadi pertemuan
itu, tetapi jangan
menyalahkan orang lain.
Jadi sekali lagi yu kita
punya Tuhan.
Kita menyalahkan diri
kita sendiri dulu. Kita
berada ditempat ini adalah
kebenaran, bagaimana kita
menyuguhkan sesuatu yang
baik.
Mengertilah pohon itu
hidup, air itu hidup, siapa
bilang pohon itu tidak
shalat, paling kita tahu
Dzikirnya dia agar tidak
ditebang, terus dipelihara.
Jadi jangan sembarang
dengan mereka semua. Air
itu lambang cinta, air itu
dibilang begitu ujan, sialan
nih ujan, air itu ngomong
sama Tuhan, tuhan aku
90
dikatain sialan sama
manusia Tuhan, siapa
sesungguhnya aku ini
Tuhan? Yang dikatain
sialan aku, air atau engkau
ya Tuhan yang
menciptakanku? Apa kata
Allah, aku yang dikatain
sialan oleh manusia. Lalu
apa yang kau kerjakan ya
Allah, aku akan
memberikan bencana yang
lebih dahsyat, sampai
kapan? Sampai manusia
tahu hikmahnya, kalau
belum ya Allah, kuberikan
lagi lebih dahsyat lagi,
kalau belum lagi ya Allah,
terus aj begitu.
Tabel 13
History - Air itu lambang cinta, air itu dibilang begitu ujan,
sialan nih ujan, air itu ngomong sama Tuhan, tuhan aku
dikatain sialan sama manusia Tuhan, siapa
sesungguhnya aku ini Tuhan? Yang dikatain sialan aku,
air atau engkau ya Tuhan yang menciptakanku? Apa
kata Allah, aku yang dikatain sialan oleh manusia. Lalu
apa yang kau kerjakan ya Allah, aku akan memberikan
bencana yang lebih dahsyat, sampai kapan? Sampai
manusia tahu hikmahnya, kalau belum ya Allah,
91
kuberikan lagi lebih dahsyat lagi, kalau belum lagi ya
Allah, terus aj begitu.
Sign - Dik Doank berdiri menggunakan sweater hitam
dengan kaos dalam bewarna putih, dan levis bewarna
abu-abu dengan ikat pinggang hitam.
- keempat host duduk yang semua matanya tertuju pada
Dik Doank, Dika berbalut kemeja kotak-kotaknya,
Ronald dengan kaos coklatnya, Pandji dengan kemeja
biru tuanya, dan J Flow dengan kemeja biru mudanya,
Andhari dengan kemeja biru, ungu dan kuningnya
bersampingan dengan Dik Doank, mereka berkumpul
menyambut kedatangan Dik Doank.
- Dihadapan mereka terlihat makanan dan minuman
yang telah disajikan diatas meja panjang bewarna putih.
Inilah suasan warung kopi di Provocative Proactive.
C. Analisis Hasil Penelitian
Setelah peneliti menganalisis program acara Provocative Proactive
Episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves), ternyata dari keempat host masing-
masing memiliki karakteristik yang berbeda, sosok Pandji yang kesehariannya
sebagai penyiar radio, pembawa acara hiburan di Tv, disini ia berperan sebagai
perwakilan dari masyarakat kelas menengah, pekerja yang sangat mendalami
tentang masalah yang akan diperbincangkan, dengan pakaian yang terlihat mewah
dihadapan para pemirsa, memiliki kemampuan untuk mengajak para pemirsanya
dengan gaya bahasa yang cukup menarik perhatian.
92
Raditya Dika berperan sebagai Dika di Provocative Proactive, yaitu
seorang mahasiswa, yang berpakaian sederhana layaknya mahasiswa.
Memperlihatkan kesederhanaan seorang mahasiswa kritis yang sangat peduli
kepada rakyat kecil, dengan bahasa mahasiswa yang kritis, terstruktur tetapi
santai.
Ronald Surapradja yang kesehariannya sebagai pembawa acara disalah
satu stasiun Tv dan namanya mulai mencuat setelah bermain dalam acara komedi
Extravaganza di Trans Tv. Ronald berperan sebagai rakyat miskin yang
kerjaannya serabutan, dikenal dengan hutangnya di warung kopi, tetapi dia
memiliki sikap sangat kritis kepada rakyatnya dan pengetahuan cukup tentang
masalah-masalah yang terjadi di negerinya. Ronald selalu terlihat tidak rapi
dengan pakaian yang sedikit kumuh dan rambut ajak-ajakan.
J Flow berperan sebagai perwakilan rakyat kelas atas, pakaian dan asesoris
yang beliau perlihatkan terkesan mewah dimata para pemirsa. J Flow sendiri
kesehariannya adalah seorang penyanyi Hip Hop.
Gantyo adalah seorang redaktur senior Media Indonesia, beliau dihadirkan
pada segmen 1, beliau mengenakan kemeja tangan pendek yang bermotif kotak-
kotak, memberikan kesan santai pada segmen ini. Beliau mengeluarkan pendapat-
pendapatnya tentang masalah yang terjadi pada para anggota DPR, DPRD yang
melakukan studi banding ke luar negeri, tanpa memikirkan rakyat yang sedang
terkena bencana alam, baik di Wasior, Mentawai dan Yogya. Menurut
pernyataannya adapun sikap-sikap para anggota DPR yang banyak merugikan
rakyat.
93
Berry Nahdian sebagai Direktur Utama Walhi (Wahana Lingkungan
Hidup), yang memaparkan semua sikap pemerintah yang salah dan tidak cepat
tangkap mengurus rakyatnya atas peristiwa bencana yang terjadi di Wasior,
Mentawai, dan Yogya. Beliau berpendapat bahwa pemerintah kita memang tidak
lurus soal rakyat.
Dik Doank dihadirkan sebagai artis peduli lingkungan hidup, yang
menurutnya bahwa bencana itu adalah saat musibah datang, kita yang diuji oleh
Allah tidak bisa menerima hikmahnya dari setiap musibah, maka Allah akan
memberikannya bencana yang cukup besar. Dik Doank juga mengatakan alam itu
hidup, maka janganlah sembarang dengan alam.
D. Sisi Positif dan Negatif pada Acara Provocative Proactive Episode
Indonesia S.O.S (Save Our Selves)
Pada episode Indonesia S.O.S, dari keempat host Provocative Proactive
menampilkan peran yang tidak jauh dari kesehariannya. Mereka mempunyai
argumen yang kuat dengan gaya bahasa sederhana yang ada di masyarakat.
Keempat host dan ketiga narasumber sama-sama memiliki pendapat yang
berbeda pada episode Indonesia S.O.S (Save Our Selves) dimana saat itu bencana
sedang melanda Indonesia, khususnya bencana gempa bumi dan merapi meletus
di Yogya, tsunami di Mentawai, dan banjir bandang di Wasior.
94
Segmen Pandji Dika Ronald J
Flow
Gantyo Berry
Nahdian
Dik
Doank
1 - -
2 + - - -
3 + + + - + +
Keterangan:
(-) = Negatif/Kontra pada obrolan yang didiskusikan persegmen.
(+) = Positif/Pro pada obrolan yang didiskusikan persegmen.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai salah satu bentuk komunikasi massa, talkshow merupakan sebuah
program televisi atau radio dimana seseorang ataupun grup berkumpul bersama untuk
mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tetapi serius, yang dipandu
oleh satu moderator bahkan bisa lebih. Kadangkala, talkshow menghadirkan tamu
berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga,
seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman yang unik.
Talkshow dibuat dengan tujuan tertentu kemudian hasilnya tersebut ditayangkan
untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis. Bahkan bila
dibandingkan dengan jenis komunikasi massa bersifat menyampaikan berita yang
aktual, talkshow dianggap jenis yang paling efektif dalam menyampaikan informasi
kepada khalayak.
Acara Provocative Proactive pada episode “Indonesia S.O.S” (Save Our Salves)
membicarakan tentang suatu kejadian alam atau bencana yang sedang terjadi di Negara
kita pada penghujung akhir tahun 2010, dan penanganan bencara yang kurang tanggap
dari pemerintah. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisis
program acara Provocative Proactive episode ”Indonesia S.O.S” (Save Our Selves).
Penulis menganalisis dua belas gambar yang dijadikan sampel seperti yang
disebut diatas. Dari dua belas gambar tersebut, penulis merepresentasikan kemudian
sign setelah itu menginterpretasikan. Jumlah gambar tersebut terbagi dalam tiga
96
segmen, segmen satu membahas tentang permasalahan yang terjadi di DPR, segmen dua
membahas tentang sikap pemerintah terhadap bencana dan segmen tiga memberikan
solusi atas penanggulangan bencana di Indonesia.
Memberikan kritik dalam bentuk peran-peran yang dimainkan oleh host yang
mewakili keadaan di masyarakat adalah bagian lain dari penyampaian pendapat melalui
sebuah pesan dengan penambahan unsur karakter, sehingga pemirsa dapat
menginterpretasikan suatu masalah.
B. SARAN
1. Provocative Proactive merupakan talkshow yang sangat inspiratif yang dapat
memberikan suatu pesan dan informasi mengenai peristiwa politik dan isu-isu
sensitif yang ada di negara Indonesia. Diharapkan talkshow dan program
sejenis ini bisa terus menjadi media kritis dan menghibur.
2. Diharapakan Provocative Proactive terus mengeluarkan episode-episode baru
yang tetap tajam mengkritik namun juga menarik dan inovatif serta edukatif.
3. Mudah-mudahan muncul program-program baru sejenis yang kritis juga peduli
dengan situasi politik Indonesia.
97
DAFTAR PUSTAKA
.
Budiman, Kris, Semiotika Visual, Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004.
Danesi, Marcel, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra,
2010.
-------------------, Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
------------------------------, Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004.
Kriyanto, Rahmat, Teknik Praktis Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2007.
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 1996.
Muhtadi, Asep Saeful, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: PT.
Logos Wacana Ilmu, 1999.
Nasrullah, Rulli & Suhaemi, Bahasa Jurnalistik, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009.
Rahardi, Kunjana, Bahasa Media, Depok: Gramata Publshing, 2010.
Rakhmat, Jalaludidin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remadja Karya, 1989.
---------------------------, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya,
2005.
98
Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005.
Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Sumadiria, Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita Dan Featur, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006.
Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Penerbit Jalasutra,
2008.
Vihma, Susann & Seppo Vakeva, Semiotika Visual Dan Semiotika Produk,
Yogyakarta: Jalasutra, 2009.
Yuwono, Untung dan Christomy. T, Semiotika Budaya, Depok: Universitas
Indonesia 2004.
Internet:
“Semiotika”, artikel diakses pada 20 Desember 2010 dari
http://islamicgraphicdesign.blogdetik.com/2008/09/25/se
miotika/.
”Video”, video ini diakses pada 23 Desember 2010 dari
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news
programs/2010/II/04/7382/kamis-4-november-2010, dan
http://www,youtube.com/provocative-proactive-metrotv.
“Gambar Semiotika Pierce” gambar diakses pada 20 Desember 2010 dari
http://google.com/gambar/2009/02/12/semiotika.piere
/.
99
“Bahasa dan Media” artikel bahasa media diakses pada 27 Januari 2011 dari
http://wikipedia.com/2008/09/25/bahasamedia/Diakses
pada 27 Januari 2011.
“Biografi” http://www.dteepzilio.us/provocative-proactive-metro-
tv/Diakses pada 24 Desember 2010.