diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna...
TRANSCRIPT
i
PELAKSANAAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN
PASAL 74 UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007
TENTANG PERSEROAN TERBATAS
( Studi Kasus Di PT. Asia Pasific Fibers Kendal )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam Ilmu Syari’ah
Oleh:
MUHAMMAD HABIBI
042311136
JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
iii
iv
MOTTO
!$# “Ï% ©!$# t, n= y{ ÏN≡ uθ≈yϑ ¡¡9 $# uÚ ö‘ F{$#uρ tΑ t“Ρ r&uρ š∅ÏΒ Ï !$ yϑ ¡¡9$# [!$ tΒ yl t�÷z r' sù ϵÎ/
Ÿωuρ (#ρ߉ Å¡ ø�è? †Îû ÇÚ ö‘ F{$# y‰ ÷è t/ $ yγÅs≈n= ô¹Î) çνθãã÷Š $#uρ $]ù öθ yz $ �èyϑ sÛuρ 4 ¨β Î) |M uΗ÷qu‘ «!$#
Ò=ƒÌ�s% š∅ÏiΒ tÏΖÅ¡ ós ßϑø9 $# ∩∈∉∪
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-a’raaf : 56)
v
P E R S E M B A H A N
Kupersembahkan karya ini untuk mereka yang telah berjasa dalam
hidupku kepada:
1. Ayahku, Bunjamin dan Ibuku, Nurul Hayati, terima kasih atas curahan do’a
dan cinta yang tak mungkin dapat penulis balas seutuhnya.
2. Untuk seluruh saudaraku terima kasih atas dukungannya dalam
menyelesaikan studiku.
3. Teman-temanku MUB ’04, Umari, Nurul, Lili, Iid, Kholek, Fitri, Wahyu
Nugroho dan teman-teman pertjuanganku dibawah bendera hijau hitam
semua yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan
support dan dukungan dalam menyelesaikan studiku.
4. Untuk calon pendamping hidupku yang senantiasa memberikan dukungan
dan inspirasi kepada penulis
5. IAIN Walisongo Semarang, almamater yang aku cintai dan banggakan.
Terima kasih atas semua do’a, cinta, pengorbanan, dukungan dan perhatiannya
yang tercurahkan padaku.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,
penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi
materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi
satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang
dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 11 juli 2011
Deklarator
Muhammad Habibi
NIM.042311136
vii
ABSTRAK
Dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT)
khususnya pasal 74 dinyatakan tentang kewajiban perseroan terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab sosial lingkungan perusahan atau lebih populernya saat ini adalah CSR (Corporate Social Responsibility). Ada beberapa masalah yang yang melatar belakangi penelitian ini yaitu: Bagaimana pandangan Islam terhadap Corporate Social Responsibility (CSR). Apakah tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh PT. Asia Pasific Fiber (APF) Kendal telah sesuai dengan pasal 74 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).
Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui pandangan Islam terhadap
pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR). (2) untuk mengetahui apakah tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh PT. Asia Pasific Fiber (APF) Kendal telah sesuai dengan pasal 74 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).
Metodologi yang digunakan : Penelitian lapangan (field research). Penelitian ini
dilakukan dengan berada langsung pada obyeknya, terutama dalam usahanya mengumpulkan data dan berbagai informasi. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian di PT Asia Pasifik Fiber Kendal. Lalu sumber data yang digunakan yaitu pertama, observasi atau pengamatan, yang penulis lakukan secara langsung yaitu di PT Asia Pasific Fiber Kendal. Dan kedua, interview atau wawancara. Penulis melakukan interview dengan beberapa buruh di PT Asia Pasific Fiber Kendal. Ketiga, dokumentasi, ialah berupa buku, majalah, artikel dan perundang-undangan terkait dengan perseroan terbatas terkait dengan pasal yang menyatakan tentang tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility). Kemudian metode analisis yang digunakan oleh penulis yaitu metode deskriptif analisis, yaitu berfikir menganalisis data yang bersifat deskriptif atau data tekstual, beberapa teori-teori/pernyataan seseorang (yang bukan data statistik).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa walaupun CSR sudah menjadi kewajiban
(mandatory) namun disayangkan tidak dijelaskan secara detail seperti apa.ada sisi positifnya juga dari tidak jelasnya undang-undang tersebut karena pada akhirnya perusahaan diberikan kebebasan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan sesuai dengan penafsiran mereka. PT. Asia Pasific Fiber manganggap tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan dengan ada atau tidak adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal tersebut, CSR merupakan suatu kebutuhan perusahaan. Tampa perusahaan melakukan kegiatan CSR maka tidak mungkin perusahaan bisa hidup bersama masyarakat dan melanjutkan kegiatanya. Islam mengajarkan tanggung jawab agar mampu mengendalikan diri dari tindakan melampaui batas kewajaran dan kemanusiaan. Tanggung jawab ini mencakup tanggung jawab kepada Allah, kepada sesama dan lingkungannya. Sesuai dengan Firman Allah SWT (QS;Ibrahim 32-24) tentang kewjiban manusia untuk memanfaatkan dan mendayagunakan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah dimuka bumi namun didalam proses tersebut manusia dilarang membuat kerusakan dimuka bumi sesuai (QS. Al-a’raaf : 56)
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat
dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang telah membawa ajaran
Islam guna menyelamatkan manusia dari kejahilan menuju hidayah dalam naungan Allah
SWT.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, tidak ada kata yang pantas dapat penulis
ungkapkan kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.A. Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Imam Yahya, M.Ag. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
3. Dosen Pembimbing I, Drs. Sahidin, M.Si. dan dosen Pembimbing II, Maria Anna
Muryani, SH., MH., yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses
penulisan skripsi.
4. Kepada Pimpinan PT. Asia Pasifik Fiber yang telah berkenan memberikan izin kepada
penulis dalam melakukan penelitian dan memberikan informasi sebagai data penelitian,
dan juga kepada karyawan di perusahaan tersebut yang berkenan penulis wawancarai
guna memperoleh data. Semoga Allah membalas amal baik dan keikhlasan mereka.
5. Para dosen Fakultas Syari’ah yang telah membekali pengetahuan kepada penulis dalam
menempuh studi di Fakultas Syari’ah.
6. Para karyawan Fakultas Syari’ah, pegawai Perpustakaan IAIN, operator internet IAIN
Walisongo, pegawai Perpustakaan Fakultas Syari’ah, pegawai Perpustakaan TPM, dan
pegawai perpustakaan Wilayah yang telah memberikan layanan dengan baik dan ramah
kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik materiil maupun
moril dan tidak pernah bosan mendo’akan penulis dalam menempuh studi dan
mewujudkan cita-cita.
8. Saudara-saudara penulis, dan orang-orang dekat penulis yang ikut memberi dorongan
dan do’a di dalam penulisan penulisan karya ilmiah ini khususnya serta motivasi belajar
selama menempuh studi di IAIN Walisongo Semarang pada umumnya.
Mudah-mudahan Allah S.W.T. membalas semua amal kebaikan dan keikhlasan
mereka sebagai amal shalih kelak di akhirat.
ix
Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Amien.....
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ............................ ...................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............... ...... ............................................................... v
HALAMAN DEKLARASI ................................................................................. .......... vi
HALAMAN ABSTRAK ............... ......... ......................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 12
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 12
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 14
F. Metode Penelitian ..................................................................................... 15
G. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................... 18
BAB II TINJAUN PUSTAKA
A. Tinjauan umum tentang perseroan ............................................................ 20
B. Tinjauan umum tentang corporate social responsibility (CSR) .................. 23
C. Tinjauan umum tentang lingkungan hidup ................................................ 30
D. Tinjauan Hukum Islam ............................................................................. 34
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASIA PASIFIC FIBERS DI KENDAL
A. Sejarah dan perkembangan PT. Asia Pasific Fibers Kenda ........................ 38
B. Gambaran umum tentang pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan di PT. Asia Pasific Fibers Kendal ......................... 44
C. Gambaran umum masyarakat Disekitar PT. Asia Pasific Fibers Kendal .... 56
xi
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN Corporate Social Responsibility (CSR)
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NO.40 TAHUN 2007 PASAL 74 TENTANG PERSEROAN
TERBATAS (Studi Kasus Di PT. Asia pasific Fibers Kendal)
A. Analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan Corporate Social Responsibility
(CSR) di PT. Asia Pasific Fibers (APF) Kendal ........................................ 64
B. Analisis tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh PT. Asia Pasific Fibers
(APF) Kendal Ditinjau dari pasal 74 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (PT) ............................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 79
B. Saran-saran ............................................................................................... 79
C. Penutup .................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
(PT) khususnya pasal 1 dinyatakan bahwa :
“Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjajian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-undang ini disertai peraturan pelaksananya”1
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.40 Tahun 2007 dijelaskan, perseroan
terbatas adalah organisasi bisnis berbadan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal
dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tampa
melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada didalamnya.2
Di dalam Perseroan Terbatas (PT) Pemilik modal tidak harus menjadi
pemimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain diluar pemilik modal untuk
menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT atau perseroan Terbatas dibutuhkan
sejumlah modal, minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainya.
Definisi perseroan terbatas terdiri dari unsur-unsur :3
1. Persekutuan
2. Modal perseroan yang tertentu yang dibagi atas saham-saham
3. Para persero ikut serta dalam modal itu dengan mengambil satu saham
atau lebih
4. Melakukan perbuatan hukum dibawah mana yang sama dengan tanggung
jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka setorkan
1 Undang-undang Perseroan terbatas, Bandung, Fokusmedia,2010,Hal 2 2 Penjelasan Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Tebatas 3 Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas, Bandung: Eresco,1993, Hal 6
2
Selanjutnya dalam pasal 2 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 menyatakan
bahwa: “perseroan harus mempunyai tujuan dan maksud serta kegiatan usaha yang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum,
dan/kesusilaan”.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa perseroan terbatas
merupakan badan hukum resmi yang dimiliki oleh dua orang atau lebih dimana
dalam menjalankan perusahaan tanpa lagi menggunakan kartu pemilik, dan pendirian
Perseroan Terbatas (PT) mempunyai maksud dan tujuan, dan dalam kegiatan suatu
perusahaan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
ketertiban umum dan kesusilaan.
Di dalam ekonomi Islam dikenal dengan istilah syirkah atau perkongsian.
Syirkah adalah transaksi atau akad antara dua orang atau lebih, dimana mereka saling
bersepakat untuk melakukan kerja yang bersifat finansial dan mendatangkan
keuntungan (profit). .4
Hukum syirkah adalah mubah/ boleh dilakukan antara sesama muslim atau
antara orang Islam dengan orang kafir dzimmi.
Rukun syirkah ada tiga: (1) sighat/ akad(ijab dan qabul), (2) pihak yang
berakad baik membawa modal (syariku al-mal) ataupun membawa keahlian dan
tenaga (syariku al-badn), dan (3) usaha.
Perusahaan dibentuk untuk memproduksi barang atau jasa dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dan serta bertujuan untuk
mendapatkan sejumlah nilai ekonomi yang berguna untuk mengembangkan
perusahaan untuk lebih maju dan berkembang, serta dapat bersaing dengan
perusahaan lain.
4 Safiudin Shidik, Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer, Jakarta: Intimedia, 2004,
hlm. 340-341
3
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai aktifitas menciptakan
kekayaan dengan pemanfaatan sumber daya alam oleh manusia. Dari situ
menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah sumber daya alam itu? Sumber daya alam
adalah kekayaan alam yang diciptakan oleh Allah untuk manusia dengan bermacam-
macam jenisnya. Pertama, lapisan bumi dengan unsur yang berbeda-beda, berupa
lapisan udara atau berbagai jenis gas. Kedua, lapisan kering, yang terdiri dari debu,
bebatuan, dan barang tambang. Ketiga, lapisan air. Keempat, lapisan tumbuh-
tumbuhan yang beraneka ragam yang terdiri dari ilalang dan hutan belukar. Juga
kekayaan laut, baik yang terdapat ditepi pantai atau dilautan luas. Ada pula suatu
kekayaan yang sampai sekarang belum dimanfaatkan oleh banyak manusia, yaitu
kekayaan dari gaya gravitasi bumi dan sinar matahari.5
Allah memuliakan manusia dengan anugrah kenikmatan-kenikmatan bagi
mereka. Manusia dianjurkan untuk mendayagunakan itu semua. Sesuai dengan
firman Allah Swt:
ª!$# “ Ï%©!$# t, n=y{ ÏN≡ uθ≈yϑ ¡¡9 $# uÚö‘ F{$#uρ tΑt“Ρr& uρ š∅ÏΒ Ï !$ yϑ ¡¡9 $# [ !$ tΒ yl t�÷z r' sù ϵ Î/ zÏΒ
ÏN≡ t�yϑ ¨V9$# $ ]%ø— Í‘ öΝä3 ©9 ( t�¤‚y™uρ ãΝ ä3 s9 š� ù=à� ø9 $# y“ Ì�ôftGÏ9 ’ Îû Ì�óst7 ø9 $# ÍνÌ�øΒ r'Î/ ( t�¤‚y™ uρ ãΝ ä3s9
t�≈ yγ÷Ρ F{$# ∩⊂⊄∪ t�¤‚y™uρ ãΝ ä3s9 }§ôϑ¤±9 $# t�yϑ s) ø9 $#uρ È÷t7 Í←!# yŠ ( t�¤‚y™ uρ ãΝ ä3s9 Ÿ≅ ø‹©9 $# u‘$ pκ ¨]9 $#uρ ∩⊂⊂∪
Ν ä39s?#u uρ ÏiΒ Èe≅ à2 $tΒ çνθ ßϑçG ø9r' y™ 4 βÎ)uρ (#ρ‘‰ãè s? |M yϑ ÷è ÏΡ «!$# Ÿω !$ yδθ ÝÁøt éB 3 āχ Î) z≈ |¡ΣM} $#
×Πθ è=sàs9 Ö‘$¤�Ÿ2 ∩⊂⊆∪
“Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari
langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan
menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera
itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah menundukkan (pula)
bagimu sungai-sungai.Dan dia Telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan
bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan Telah menundukkan
5 Qardhawi yusuf .DR, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1997. Hal 99
4
bagimu malam dan siang. Dan dia Telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat
Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat
zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” (QS;Ibrahim 32-246)
Kegiatan produksi merupakan respons dari aktifitas konsumsi, atau
sebaliknya. Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa, sedangkan
konsumsi adalah pemakaian atau pemanfaatan hasil produksi. Kegiatan produksi
merupakan sebuah mata rantai yang saling terkait satu dengan lainya. Oleh karena
itu, kegitan produksi harus sepenuhnya sesuai dengan kegiatan konsumsi. Maka tentu
saja kegiatan ekonomi tidak akan berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang
memberikan maslakhah maksimum bagi konsumen. Secara lebih spesifik, tujuan
kegiatan produksi adalah meningkatkan kemaslakhahan yang bisa diwujudkan dalam
berbagai bentuk diantaranya: 7
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat
2. Menemukan kebutuhan manusia dan pemenuhanya
3. Menyiapkan persediaan barang dan jasa dimasa depan
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah
Meskipun produksi hanya menyediakan sarana kebutuhan manusia, tidak
berarti bahwa produsen sekedar bersikap reaktif terhadap kebutuhan konsumen.
Produsen harus proaktif, dan sikap proaktif ini juga harus berorientasikan terhadap
masa depan (future view) , dalam artian menghasilkan barang dan jasa yang
bermanfaat bagi kehidupan masa mendatang dan menyadari bahwa sumber daya
ekonomi, baik natural resources, atau non natural resuorces, tidak diperuntukan
untuk manusia yang hidup sekarang, tetapi juga untuk generasi mendatang tetap
terjaga. Dengan konteks ini, maka produksi yang berwawasan lingkungan akan
6 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: 1982, hlm 203 7 P3EI Universitas islam Indonesia Yogyakarta Atas Kerjasama Dengan Bank Indonesia, Ekonomi
Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo. 2008, Hal 231
5
menjadi konsekuwensi logis. Ajaran Islam memberikan peringatan keras terhadap
perilaku manusia yang gemar membuat kerusakan dan kebinasaan, termasuk
kerusakan lingkungan hidup, demi mengejar kepuasan.
t�yγ sß ßŠ$|¡ x� ø9 $# ’ Îû Îh�y9ø9$# Ì�ós t7ø9 $#uρ $yϑ Î/ ôMt6 |¡ x. “ω ÷ƒ r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ν ßγ s)ƒÉ‹ã‹Ï9 uÙ÷è t/ “Ï% ©!$# (#θ è=ÏΗxå
öΝßγ‾=yè s9 tβθ ãèÅ_ ö�tƒ ∩⊆⊇∪
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan
manusia, supaya merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS: Ar-Rum:41)8
Orientasi ke depan ini akan mendorong produsen untuk terus-menerus
melakukan riset dan pengembangan (reseacrh and development) guna menemukan
berbagai jenis kebutuhan, teknologi yang diterapkan, serta berbagai standar lain yang
sesuai dengan tuntutan masa depan. Efisiensi dengan sendirinya juga akan dilakukan,
sebab hanya dengan cara inilah kelangsungan dan kesinambungan akan terwujud.
Implikasi dari aktifitas di atas adalah tersedianya secara memadai berbagai
kebutuhan generasi mendatang. Konsep pembangunan yang berkesinambungan yang
relatif baru dikembangkan dalam pembangunan ekonomi konvensional, pada
dasarnya adalah suatu konsep pembangunan yang memberikan persediaan yang
memadai vagi generasi mendatang. Alam ini tidak hanya diperuntukan bagi manusia
untuk satu masa atau tempat saja, tetapi untuk sepanjang zaman. Hingga Allah
menentukan hari penghabisan alam semesta. Dalam dunia nyata sering terjadi
hubungan yang berkebalikan antara kegiatan ekonomi saat ini dengan masa depan.
Manusia memang memiliki kecenderungan berperilaku mementingkan dirinya
sendiri dan membuat kerusakan demi mengejar kepentinganya. Semakin banyak
produksi saat ini maka semakin sedikit pula cadangan bagi masa depan. Maka untuk
8 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Ibid, hlm. 326
6
itulah produksi dalam perspektif Islam harus memperhatikan aspek kesinambungan
pembangunan.9
Dalam melaksanakan tujuan tersebut, perusahaan juga harus
mempertimbangkan sisi pelibatan masyarakat sekitar dalam perencanaan,
pembangunan dan jalanya kegiatan korporasi. Pelibatan dengan cara-cara yang baik,
dapat memunculkan pengertian masyarakat akan maksud dan tujuan perusahaan.
Selain itu, pelibatan merupakan sebuah mekanisme chek and balances antara
masyarakat dengan pihak perusahaan.10
Di dalam ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas (PT) yang baru
dijelaskan tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang didalam peraturan
sebelumnya belum diatur. Pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (PT) menyatakan :11
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau
berkaitan dengann sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial dan lingkungan.
2) Tanggung sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
9 Ibid. hal 233-234 10 www.google.com. Sinopsis No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, M. Yahya Harahap,
Makalah Seminar Disamapaikan digedung Manggala Wannabhakti, Jakarta, 20 November 2007, dikutip dari MC Oliver EA Marshal,”Company law Handbook Series. 1991.Hal, 321. Diakses tanggal 27 desember pukul 01.00 Wib. Di Semarang
11 Undang-undang Perseroan Terbatas, Op-Cit, Hal. 44
7
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan
diatur dengan peraturan pemerintah.12
Dalam menjalankan usahanya, perseroan terbatas bertujuan untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dann sesuai dengan lingkungan, nilai,
norma, dan budaya masyarakat setempat dengan melakukan tanggung jawab sosial
dan lingkungan (CSR). Tanggung jawab tersebut merupakan suatu sikap timbal
balik perseroan terhadap lingkungan, nilai,norma, dan budaya masyarakat dan
apabila perusahaan tidak melakukan sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 74
ayat (1), dapat dikenai sanksi sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang No.
40 Tahun 2007.
Pembangunan industri sebenarnya memiliki dampak positif, dapat menyerap
tenaga kerja, meningkatkan produktifitas ekonomi, dan dapat menjadi pembangunan
aset nasional maupun daerah. Dengan demikian, sebagai salah satu tanggung jawab
sosial dan lingkungan oleh perseroan adalah dengan mempergunakan sumber daya
manusia (masyarakat) yang berada dilingkungan sekitar perseroan.
Pentingnya keterlibatan masyarakat telah ditegaskan oleh pasal (5),(6),(7) UU
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menerangkan mengenai hak, kewajiban dan
peran masyarakat atas lingkungan hidup. Pasal ini kemudian dipertegas dengan pasal
(33), dan (34) PP RI No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Dampak Lingkungan
Hidup, tentang keterbukaan informasi dan peran masyarakat.
Persoalan lingkungan akibat pembangunan industri, terlebih lagi dalam era
perdagangan bebas menjadi isu global, mengakibatkan kecemasan dan ketakutan
masyarakat dunia, karena itu untuk mengevaluasi dan untuk mengatasinya, perlu
12 Untung Budi Hendrik, Corporate Social Responsibility,Jakarta, Sinar Grafika, Cet Ke-2.2008, hlm
8
diambil langkah penanggulanganya melalui berbagai program penyelamatan
lingkungan.13
Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial ekonomi masyarakat,
menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, perseroan dapat
membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Untuk
keperluan disarankan menggunakan empat pilar pembangunan berkelanjutan yaitu
Pro lingkungan hidup, Pro rakyat miskin, Pro gender dan Pro lapangan kerja.
Dalam konsep ekonomi Islam, nilai-nilai Islam senantiasa memberikan warna
dalam aktifitas produksi. Upaya produsen untuk memperoleh maslakhah yang
maksimum dapat terwujud apabila produsen mengaplikasikan nilai-nilai Islam.
Dengan kata lain, seluruh kegiatan produksi terkait pada tatanan nilai moral dan
teknikal yang Islami. Sebagaimana dalam kegiatan konsumsi, sejak dari kegiatan
mengorganisasi faktor produksi, proses produksi, hingga pemasaran dan pelayanan
kepada konsumen, semuanya harus mengikuti moralitas dan aturan teknis yang
dibenarkan oleh Islam.
Nilai-nilai Islam yang relevan dengan produksi dikembangkan dari tiga nilai
utama dalam ekonomi Islam, yaitu: khilafah, adil dan takaful. Secara lebih rinci
nilai-nilai Islam dalam produksi meliputi:14
1. Berwawasan jangka panjang, yaitu berorientasi kepada tujuan akhirat.
2. Menepati janji dan kontrak, baik dalam lingkup internal atau eksternal.
3. Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan dan kebenaran.
4. Berpegang teguh pada kedisiplina dan dinamis.
5. Memuliakan prestasi produktifitas.
6. Mendorong ukhuwah antar sesama pelaku ekonomi.
7. Menghormati hak milik individu.
13 Absori, Hukum Ekonomi Indonesia, Muhammadiyah University Press,2006, hal 144 14 Op-cit. Hal 252
9
8. Mengikuti syarat sah dan rukun akad/transaksi.
9. Adil dalam bertransakasi.
10. Memiliki wawasan sosial.
11. Pembayaran upah tepat waktu dan layak.
12. Menghindari jenis dan proses produkksi yang diharamkan dalam Islam.
Penerapan nilai-nilai di atas dalam produksi tidak saja akan mendatangkan
keuntungan bagi produsen, tetapi sekaligus mendatangkan berkah. Kombinasi
keuntungan dan berkah yang diperoleh oleh produsen merupakan suatu maslakahah
yang akan memberikan suatu kontribusi bagi tercapainya Falah. Dengan cara ini,
maka produsen akan memperoleh kebahagiaan hakiki, yaitu kemuliaan tidak saja
didunia tetapi juga diakhirat
Praktek tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility
(CSR) oleh korporasi besar, khususnya disektor industri ekstraktif (minyak, gas, dan
pertambangan lainya), saat ini sedang disorot tajam. Kasus Lappindo Brantas adalah
contoh kasus terbaru. Bukan terakhir ini tentang bagaimana realisasi tanggung jawab
sosial itu.
PT. Asia Pasific Fibers adalah perusahaan yang berdiri diarea kabupaten
Kendal tepatnya diapit dua desa Yaitu desa Nolokerto dan desa Sumberrejo. PT. Asia
Pasific Fiber ini sebenarnya dulu adalah bagian dari perusahaan PT. Texmacco.
Namun setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 PT. Texmaco tutup, dan
kemudian PT. APF ini berdiri sendiri dengan aktifitas produksinya dibidang
pembuatan benang tetixle. PT APF sadar akan eksistensi perusahaan di masyarakat.
Apalagi perusahaan ini termasuk perusahaan yang sudah tua dan lokasi berdirinya
pun tidak didalam kawasan industri. Jadi aktifitas perusahaan tersebut sudah pasti
akan menimbulkan efek samping terhadap lingkungan sekitar. Karena aktifitas
perusahaan tersebut langsung bersinggungan dengan masyarakat
10
Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sebagai
lingkungan ekternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan
dan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling
memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menetukan
keberhasilan pembangunan bangsa.
Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara
keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan kearah perbaikan
dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari aspek ekonomi, perusahaan harus
berorientasi mendapatkan keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan
harus memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat dan lingkungan
perusahaan. Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak
kepada keuntungan perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung
jawab sosial dan lingkunganya.
Jika masyarakat (terutama masyarakat sekitar) menganggaap perusahaan
tidak memperhatikan aspek sosial dan lingkunganya serta tidak merasakan kontribusi
secara langsung bahkan merasakan dampak negatif dari beroperasinya sebuah
perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi masyarakat atau gejolak
sosial.
Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa
dengan memperhatikan aspek finansial dan ekonomi, sosial dan lingkungan itulah
yang menjadi issue utama dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR) atau
tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan. Implementasi CSR merupakan
perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan kontribusi
pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
PT. Asia Pasific Fibers APF menyadari, bahwa keberadaanya harus
mememiliki tanggung jawab sosial sebagai timbal balik perusahaan kepada
11
masyarakat dan lingkunganya. Karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas
masyarakat dan lingkungan tersebut. Disamping perusahaan mengambil keuntungan
atas masyarakat, perusahaan juga telah memberikan dampak kepada lingkungan.
Kesadaran pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) muncul
sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggung jawabkan dampak operasinya
dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar
dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan
hidupnya.
Dengan demikian tanggung jawab sosial ini muncul dan menjadi bagian yang
tidak bisa terpisahkan dengan kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang.
Dengan PT. APF menunjukkan kepedulianya dan tanggung jawab sosialnya,
maka diharapkan kualitas perusahaan (profit) akan meningkat. Peningkatan kualitas
perusahaan ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat serta
lingkungan hidup disekitar perusahaan.
Bentuk kepedulian perusahaan adalah dengan menyisihkan sebagian
keuntungan dan kemudian digunakan untuk kepentingan manusia dan lingkungan
secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional.
Berdasarkan urain diatas, penulis tertarik untuk mengkaji hal tersebut lebih
dalam dengan melakukan penelitian untuk penulisan skripsi yang berjudul:
“Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Tanggung Jawab
Perusahaan Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas . ( Studi Kasus Di PT. Asia Pasific Fibers ) Kendal”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam suatau penelitian diperlukan untuk memfokuskan
masalah agar dapat dipecahkan secara sistematis. Cara ini dapat memberikan
12
gambaran yang jelas dan memudahkan pemahaman terhadap permasalahan serta
mencapai tujuan yang dikehendaki.
Dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan Islam terhadap Corporate Social Responsibility
(CSR).
2. Apakah tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh PT. Asia Pasific Fiber
(APF) Kendal telah sesuai dengan pasal 74 Undang-undang Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan pokok masalah yang penulis
uraikan di atas, dalam penulisan skripsi ini mengandung beberapa tujuan yang
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan penjelasan dari sudut pandang ekonomi Islam
mengenai Corporate Socisl Responsibility (CSR).
2. Untuk mengetahui Apakah tanggung jawab sosial lingkungan
perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah
dilakukan oleh PT. Asia Pasific Fibers (APF) Kendal telah sesuai
dengan pasal 74 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (PT)
D. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan hasil studi, kajian tentang tenaga kerja sebenarnya sudah banyak
dilakukan oleh para peneliti terdahulu baik yang berbentuk skripsi, tesis, disertasi
dan penelitian-penelitian lainnya. Di antara hasil penelitian tentang pemutusan
hubungan kerja adalah sebagai berikut:
13
Yaitu skripsi dari saudara Imro’atun (2102140) yang membahas “Tinjauan
Fiqih lingkungan Terhadap pelaku tindak pidana Sumber Daya Air (Studi Analisis
Pasal 94 No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air).15 Didalam skripsi ini
membahas tentang pandangan fiqih lingkungan tentang pasal 94 ayat 1 undang-
undang No. 07 RI Tahun 2004, dan sanksi hukum bagi pelaku tindak pidana
pencemaran sumber daya air.
Begitu juga skripsi yang ditulis oleh saudara Dwi sulistiyowati (2198194)
tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Perseroan Terbatas”16 yang
membahas tentang bagaimana gambaran secara jelas dan mendalam tentang
perusahaan Perseroan Terbatas dan penafsiran dalil-dalil yang mendasarinya. Dalam
skripsi ini juga dibahas tentang penafsiran prinsip-prinsip yang digunakan dalam
Perseroan yang sesuai dengan undang-undang dan hukum Islam.
Berbeda dengan pembahasan diatas, penulis mencoba membahas tentang
“Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Tanggung Jawab
Perusahaan Berdasarkan Undang-Undang Pasal 74 No 40 Tahun 2007 ( Studi Di
PT. Asia Pasific Fibers ) Kendal”. Didalam pembahsan ini lebiih ditekankan kepada
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai sebuah tanggung jawab terhadap
undang-undang dan sebagai tanggung jawab terhadap terpenuhinya kebutuhan
ekonomi bagi generasi yang akan datang, karena Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah sebuah respon positif dari dunia usaha yang semakin tidak
memperhatikan keberlangsungan lingkungan sosial dan sumber daya penyokongnya.
Keseimbangan harus tetap dijaga, karena aktifitas produksi pada hakikatnya adalah
respon dari adanya aktifitas konsumsi, begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu maka
setiap perseroan terbatas harus sadar dan mentaati Undang-undang untuk
15 Imro”atun (2102140),Tinjaun Fiqih Lingkungan Terhadap Pelaku Tindak pidana Sumbr daya Air
(Tudi Analisis Tentang Pasal 94 Undang-undang RI No 7 Tahun 2004). Fakultas Syari”ah IAIN Walisongo Semarang
16 Sulistiyowati Dewi(2198194),Tinjauan hukum Islam Terhadap Mekanisme Perseroan Terbatas, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
14
melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai sebuah tanggung
jawab lingkungan sosial perusahaan demi kebersinambungan aktifitas produksi dan
konsumsi.
E. MANFAAT PENELITIAN
Didalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat yang
dapat diambil baik bagi diri penulis sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya.
Manfaat penelitian ini dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum
perdata pada umumnya dan hukum perusahaan, khususnya mengenai
pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai tanggung
jawab perusahaan berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007.
b) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu ekonomi syari’ah, khususnya
dalam sektor industri.
c) Hasil penelitian ini akan dapat bermanfaat untuk memberikan masukan
bagi ilmu pengetahuan khusunya dalam bidang hukum perusahaan,
mu’amalah dan umunya Hukum Perdata.
2. Manfaat praktis
a) Hasil penelitian ini akan berguna dalam memberikan jawaban terhadap
masalah yang akan diteliti.
b) Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan
gambaran kepada masyarakat pada umumnya dan semua pihak yang
berkempentingan pada khusunya.
15
F. METODE PENELITIAN
Metode peneletian berfugsi sebagai alat atau cara untuk pedoman melakukan
penelitian, sedangkan penelitian adalah suatu cara yang didasarkan pada metode,
sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah
yang bersifat ilmiah
Metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Metode pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan hukum sosiologis non doktrinal, dimana penulis meneliti data
primer dilapangan dan data sekunder. Penulis menggunakan metode non-
doktrinal karena dalam penelitian ini, hukum tidak hanya dikonsepsikan
sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan
dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga-lembaga dan proses
berlakunya kaidah-kaidah itu dalam masyarakat.17
2. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris yang
bersifat deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk melukiskan
pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai tanggung
jawab perusahaan berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007.18
3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini penulis memilih lokasi di PT. Asia Pasific
Fibers (APF) kendal, dengan pertimbangan PT. APF merupakan salah
satu perseroan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti mengenai
pelaksanaan CSR, sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan dan sosial, dan juga demi menghemat waktu serta biaya
17 Sunggono Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta,2005, Hlm.55
18 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Cv Rajawali Pers, Cet Ke-V,1992,hlm 85
16
4. Jenis data dan sumber data
a. Sumber data primer
Data primer ini berupa fakta atau keterangan yang diperoleh secara
langsung dari sumber data untuk tujuan penelitian sehingga
diharapkan nantinya penulis dapat memperoleh hasil sebenarnya dari
objek yang diteliti19
b. Sumber data sekunder
Data yang berupa dokumen, majalah, referensi, dari berbagai buku
atau informasi dari berbagai media massa yang berkaitan dengan
objek penelitian.20
5. Teknik pengumpulan data
Pada pengumpulan data yang penulis gunakan, berkisar pada
tiga instrumen ini: observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Untuk
dapat memperoleh data dalam penelitian deskriptif, maka dipakai teknik
pengumpulan data sebagai berikut:21
a. Metode Observasi
Penulis terjun langsung kelokasi penelitian dengan tujuan dapat
memperoleh data yang valid dan lengkap dengan cara mengadakan
wawancara dengan berbagai fihak yang berkaitan dengan pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) Di PT. Asia Pasific Fibers
(APF) kendal.
19 Nur Hardiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntans Dan manajemen,Yogyakarta. BPFE.
1999, hlm. 147 20 Ibid, Hlm.149 21 Loxi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, Cet Ke-22
2006, hlm. 216-217
17
b. Metode Interview
Pengumpulan data dengan jalan wawancara dengan seseorang secara
sistematis berdasarkan pada penyelidikan.22 Metode ini bermanfaat
untuk mendapatkan informasi mengenai pelasanaan Corporate Social
Responsibility (CSR) di PT Asia Pasific Fibers (APF) Kendal
b. Metode dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
bahan-bahan bacaan, termasuk peraturan perundang-undangan,
dokumen-dokumen yang ada kaitanya dengan masalah diatas. Cara ini
dimaksudkan untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori, atau
pendapat yang berhubungan dengan pokok permasalahan.
6. Teknik Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya peneliti menganalisis
data tersebut. Adapun analisis data yang peneliti gunakan adalah metode
deskriptif analisis, Yaitu berfikir menganalisis data yang bersifat
deskriptif atau data tekstual, beberapa teori-teori/pernyataan seseorang
(yang bukan data statistik).23
Penggunaan metode deskriptif analisis berguna ketika peneliti
menggambarkan (mendeskripsikan) data, sekaligus menerangkannya
(mengeksplanasikannya) ke dalam pemikiran-pemikiran yang rasional.
Sehingga tercapailah sebuah analisis data yang memiliki nilai empiris.
Oleh karena itu metode ini sering disebut dengan metode analisis
deskriptif (deskriptif analisis).24
22. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: PT Rineka Cipta,
Cet. Ke-12, 2002, hal 87 23 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: CV. Rajawali Pers, cet ke-V, 1992, hlm. 85.
24 Tim Penulis Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang: 2000, hlm. 17
18
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab I ini membahas tentang latar belakang, pokok
permasalahan, tujuan penulisan skripsi, telaah pustaka, metode penelitian
dan sistematika penulisan skripsi
BAB II TINJAUN PUSTAKA
Dalam bab II ini membahas tinjauan umum tentang perseroan yaitu
: pengertian perseroan, dasar hukum perseroan terbatas, pendirian
perseroan terbatas, jenis-jenis perseroan dan modal perseroan terbatas.
Tinjauan umum tentang Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu :
pengertian Crporate Social Responsibility (CSR) bentuk- bentuk
Corporate Social Responsibility (CSR) fungsi dan tujuan Corporate Social
Responsibility (CSR). Tinjauan hukum Islam tentang perseroan terbatas
yaitu dasar hukum perseroan terbatas, dasar hukum tanggung jawab sosial
lingkungan perusahaan Corporate Sosial Responsibility (CSR). Tinjauan
umum tentang lingkungan Hidup yaitu : pengertian lingkungan hidup dan
dampak industrialisasi terhadap lingkungan hidup
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASIA PASIFIC FIBERS DI KENDAL
Dalam bab III ini membahas mengenai sejarah perkembangan PT.
Asia Pasific Fibers Kendal yaitu : sejarah dan perkembanganya PT. Asia
Pasific Fibers kendal. Gambaran umum tentang pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan di PT. Asia Pasific Fibers Kendal
yaitu : Corporate Social Responsibility (CSR) dan isu lingkungan hidup
disekitar PT. Asia Pasific Fibers Kendal dan penyusunan program
19
Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Asia Pasific Fibers Kendal.
Gambaran umum masyarakat disekitar PT. Asia Pasific Fibers Kendal.
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN Corporate Social Responsibility (CSR)
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NO.40 TAHUN 2007 PASAL 74 TENTANG PERSEROAN
TERBATAS (Studi Kasus Di PT. Asia pasific Fibers Kendal)
Dalam bab IV ini membahas tentang analisis hukum Islam terhadap
pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Asia Pasific
Fibers (APF) kendal.. Analisis tanggung jawab sosial lingkungan
perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan
oleh PT. Asia Pasific Fibers (APF) Kendal Ditinjau dari pasal 74 Undang-
undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).
BAB V PENUTUP
Didalam bab V ini membahas tentang kesimpulan, saran-saran
dan penutup
20
BAB II
TINJAUAN UMUM TENGTANG PERSEROAN TERBATAS (PT)
A. Tinjauan Umum Tentang Perseroan Terbatas
1. Pengertian Perseroan Terbatas (PT)
Berbeda dengan usaha perseorangan atau firma, perseroan terbatas juga
disebut NV (Naamloze Vennootschap) terdiri atas pemegang saham
(persero/stocholder) yang mempunyai tanggung jawab perusahaan atas utang-
utang perusahaan sebesar modal yang mereka setorkan.25
Perseroan terbatas terdiri dari dua kata yaitu persero dan terbatas.
Perseroan merujuk kepada modal perseroan terbatas yang terdiri dari sero-sero
atau saham-saham. Adapun kata terbatas merujuk kepada pemegang saham yang
luasnya hanya sebatas pada nilai-nilai nominal semua saham yang dimilikinya.
Perseroan terbatas ini merupakan suatu badan hukum karena memiliki
kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing pemegang
saham. Kepada pemegang saham hanya dibayarkkan dividen apabila perseroan
tersebut mendapatkan laba. Kalau perusahaan menderita kerugian , tidak boleh
dibayarkan deviden kepada persero. Oleh karena itusetiap tahun dwajibkan
kepada direktur untuk melaporkan keuntungan yang diperolehnya.
Saham yang dikeluarkan oleh suatu perdseroan terbatas pada pokoknya
digolongkan kedalam dua jenis saham, yaitu:
a) Saham biasa (common stock) dan
b) Saham istimewa (preferred stock)
Bentuk perseroan terbatas biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang
besar, yang membutuhkan modal dalam jumlah yang cukup besar. Untuk
memeperoleh modal yang cukup besar sesuai dengan yang diinginkan untuk
25 Basu Swasta, Pengantar Bisnis Modern, Jogjakarta, Liberty, Cet III, 1993, hal 59
21
memperluas volume usahanya, usaha perseorangan, firma atau cv dapat mengubah
menjadi persroan terbatas. Peruabahan bentuk ini dapat dilkukan setelah bentuk
usaha yang lama dibubarkan lebih dulu atau dilikwidir. Semua kekayaan dari
perusahaan lama harus dijual untuk dijadikan uang tunai, kemudian seluruh utang
dilunasi dan sisanya dapat ditanamkan kedalam perusahaan yang baru
Dalam pendirian perseroan terbatas diperlukan adanya akte notaris dan
harusn dipenuhi syarat-syarat tertentu baik syarat finansial maupun syarat yuridis
yang ditentukan oleh negara
Dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang perseroan terbatas
khususnya pasal 1 dinyatakan bahwa :
“Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjajian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-undang ini disertai peraturan pelaksananya”26
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No.40 Tahun 2007 dijelaskan, persoan
terbatas adalah organisasibisnis bebadan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal
dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tampa
melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada didalamnya.
Perseroan terbatas dalam islam dikenal dengan istilah syirkah. Syirkah
berasal dari kata (كKL) yang artinya “mengikat”.27 Menurut bahasa berarti: al-
ikhtilah yang artinya “campur atau percampuran”. Maksud percampuran ini
adalah seseorang mencampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga
tidak mungkin untuk dibedakan. Pendapat lain mengemukakan bahwa secara
etimologi syirkah adalah percampuran. Secara terminologi berarti percampuran
dalam hak milik dua orang atau lebih. Kemudian syirkah Fiqh menjadi nama
26 Undang-undang Perseroan Terbatas, Bandung, Fokus media, Edisi Revisi, 2010, Hal 2 27 Husyin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar, Surabaya: Yayasan Pesantren Islam, 1986, hlm. 93.
22
perseroan dagang. Dengan sistem beraneka ragam (patnership). Menurut istilah,
yang dimaksud dengan syirkah, para fuqaha berbeda pendapat sebagai berikut:
a) Imam Abi Yahya Zakariya dan Abi Syuja’ berpendapat bahwa yang
dinamakan Syirkah adalah :
28.اOWeTع abc `_^ [\آVWXQY KZ اOPQ RSTت
“Ketetapan hak pada sesuatu untuk dua orang atau lebih dengan cara
yang Masyhur (diketahui)”.
b) Menurut Hasbi Ash-Shidieqie sesua yang dikutip oleh Hendi Suhendi,
bahwa yang dimaksud dengan syirkah adalah:
fg` VWh VWijL KZون `_^ [\آmnPTا ^] op` بmrsم اآmruوا vwmhار
“Akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’wun dalam
bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungannya.”29
Ada beberapa macam Syirkah yang dikenal dikalangan para ulama,
diantaranya syirkah Inan (نmXnTا), syirkah Mufawadah (vyوmzpTا), syirkah
wujuh ({O|OTا), syirkah Abdan (انf}Y).30 Syirkah Inan, yaitu kerjasama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Keduanya sama-sama
mengeluarkan modal dan mengeluarkan tenaga untuk mengelola modal
tersebut. Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai dengan
modal yang dikeluarkan. Syirkah Mufawadah, yaitu kerjasama yan
dilakaukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha.
Syirkah Wujuh, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih untuk membeli barang tanpa modal, tapi hanya modal kepercayaan
dan keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan kesepakatan.
28 Iman Abi Yahya Zakaria, Al-Ansari, Fath Al-Wahab, Semarang: Toha Putra, T.th, hlm. 217. Dan
lihat juga dalam Abi Yahya, Al-Iqra’, Semarang: T.Th, hlm. 41. 29 Hendi Suhendi, Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan, Jakarta: Penerbit Djambatan, 1980,
hlm. 125-126. 30. Safiudin Shidik, Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer, Jakarta: Intimedia,
2004, hlm. 340-341.
23
Syirkah Abdan, yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih untuk melakukan usaha atau pekerjaan. Hasilnya dibagi antara
kedua mereka berdasarkan perjanajian
2. Dasar Hukum Perseroan Terbatas
Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang secara
efektif berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2007. Sebelum UUPT 2007, berlaku
UUPT No. 1 Th 1995 yg diberlakukan sejak 7 Maret 1996 (satu tahun setelah
diundangkan) s.d. 15 Agt 2007, UUPT th 1995 tsb sebagai pengganti ketentuan
ttg perseroan terbatas yang diatur dalam KUHD Pasal 36 sampai dengan Pasal 56,
dan segala perubahannya 31
B. Tinjaun Umum Tentang Corporate Social Responsibility (CSR)
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR merupakan upaya perusahaan yang bersifat proaktif, terstruktur, dan
berkesinambungan dalam mewujudkan operasi bisnis yang dapat diterima secara
sosial (Socially Acceptable) dan ramah lingkungan (Environmentally Friendly)
guna mencapai kesuksesan finansial, sehingga dapat memberikan added value
bagi seluruh stakeholder.32
Atau dalam pengertian lain Corporate Social Responsibility adalah
komitmen perusahaan dalam dunia usaha untuk berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung
jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara
perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pelaksanaan CSR memang banyak berorientasi korporat diantaranya
bertujuan untuk membangun citra perusahaan, meningkatkan loyalitas konsumen,
31 Ibid, hal 1 32 Ismail Sholikhin, Corporate Social Responsibility from charity to suitainability, Jakarta, Salemba,
2009, hal 71
24
mencapai kesuksesan financial, meningkatkan saham, menaikan penjualan, dan
meminimalisir konflik antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya. Sehingga
CSR telah menjadi salah satu strategi pemasaran dan manajemen yang cukup
intens dilakukan oleh perusahaan.
Perkembangan awalnya, CSR hanya dilakukan oleh perusahaan beresiko
tinggi seperti perusahaan pertambangan, perkebunan, kimia, penebangan kayu.
perwujudan awal CSR ini lebih fokus pada hutang yang harus dibayar atas
dampak yang diakibatkan pada Lingkungan dan masyarakat, bukan merupakan
kewajiban dan tanggung jawab sosial. Pelaksanaannya pun, terbatas hanya pada
ekosistem yang berada di sekitar perusahaan, dengan kegiatan yang masih terbatas
(limited) dan berjangka pendek (short term).
Pada era kedua, telah terjadi pergeseran orientasi. CSR tidak lagi
ditujukan untuk membayar utang sosial, melainkan menjadi sebuah tanggung
jawab mutlak yang harus dilakukan oleh perusahaan. Coverage area
penerapannya-pun semakin meluas, tidak lagi terbatas lingkungan sekitar
perusahaan, melainkan telah menjadi program nasional. Sesuai dengan dengan
pasal 74 undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas
menyatakan:
1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau
berkaitan dengann sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan.
2) Tanggung sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
25
3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.33
Era pertama dan kedua ini masih sangat berorientasi corporate, dan
biasanya CSR diposisikan dibawah kordinasi departemen Humas atau departemen
komunikasi, dan memang CSR ditujukan untuk media komunikasi dan kampanye
sosial perusahaan. Selanjutnya di era ketiga, perkembangan CSR mengarah
kepada Branded CSR, yang ditujukan untuk menjadi ‘umbrella’ bagi produk-
produk perusahaan. CSR tidak lagi terbatas pada komunikasi, melainkan sudah
bermetamorfosis menjadi nilai dan filosofi perusahaan. Coverage area-nya
meliputi seluruh stakeholder, baik internal dan eksternal. Sehingga semua pihak
dapat dapat meresapi dan mengimplementasikan seluruh nilai dan tujuan CSR
perusahaan. Perkembangan terakhir inilah yang merupakan kematangan proses
implementasi CSR, dengan demikian penerapan CSR tidak hanya menguntungkan
salah satu pihak melainkan keuntungan yang integral bagi seluruh stakeholder
2. Bentuk-Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR)
Kotler dalam buku “Corporate Social Responsibility : Doing The Most
Good for Your Company” (2005) 34menyebutkan beberapa bentuk program
Corporate Social Responsibility yang dapat dipilih, yaitu :
a) Cause Promotions
Dalam cause promotions ini perusahaan berusaha untuk
meningkatkan awareness masyarakat mengenai suatu issue tertentu,
dimana issue ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini
33 Untung Budi Hendrik,Corporate Social Responsibility,Jakarta, Cet Ke-2.2008,Sinar Grafika, hlm 55
34 Ismail Sholikhin, Ibid, hal 131
26
bisnis perusahaan, dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat
untuk menyumbangkan waktu, dana atau benda mereka untuk
membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Dalam
cause promotions ini, perusahaan bisa melaksanakan programnya
secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya :
non government organization.
Cause Promotions dapat dilakukan dalam bentuk :
Meningkatkan awareness dan concern masyarakat terhadap
satu issue tertentu.
Mengajak masyarakat untuk mencari tahu secara lebih
mendalam mengenai suatu issue tertentu di masyarakat. Mengajak
masyarakat untuk menyumbangkan uang, waktu ataupun barang milik
mereka untuk membantu mengatasi dan mencegah suatu
permasalahan tertentu. Mengajak orang untuk ikut berpartisipasi
dalam penyelenggaraan event tertentu, misalnya : mengikuti gerak
jalan, menandatangani petisi, dll.
b) Cause-Related Marketing
Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak
masyarakat untuk membeli atau menggunakan produk nya, baik itu
barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat
perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau
mencegah masalah tertentu.
Cause related marketing dapat berupa :
Setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan
didonasikan.
27
Setiap pembukaan rekening atau account baru, maka beberapa
rupiah akan didonasikan.
c) Corporate Social Marketing
Corporate Social Marketing ini dilakukan perusahaan dengan
tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat (Behavioral Changes)
dalam suatu issue tertentu.
Biasanya Corporate Social Marketing, berfokus pada bidang-
bidang di bawah ini, yaitu :
Bidang kesehatan (Health Issues), misalnya : mengurangi
kebiasaan merokok, HIV/AIDS, Kanker, Eating Disorders, dll.
Bidang keselamatan (Injury Prevention Issues), misalnya :
keselamatan berkendara, pengurangan peredaran senjata api, dll.
Bidang lingkungan hidup (Environmental Issues) , misalnya :
konservasi air, polusi, pengurangan penggunaan pestisida. Bidang
masyarakat (Community Involvement Issues), misalnya : memberikan
suara dalam pemilu, menyumbangkan darah, perlindungan hak-hak
binatang, dll.
d) Corporate Philanthrophy
Corporate philanthropy mungkin merupakan bentuk
Corporate Social Responsibility yang paling tua. Corporate
philanthrophy ini dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan
kontribusi/sumbangan secara langsung dalam bentuk dana, jasa atau
alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga, perorangan
ataupun kelompok tertentu.
Corporate Philanthropy dapat dilakukan dengan
menyumbangkan :
28
Menyumbangkan uang secara langsung, misalnya:
memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu,dll.
Memberikan barang/produk, misalnya: memberikan bantuan
peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah
terbuka, dll.
Memberikan jasa, misalnya: memberikan bantuan imunisasi
kepada anak-anak di daerah terpencil,dll.
Memberi ijin untuk menggunakan fasilitas atau jalur distribusi
yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya: sebuah hotel menyediakan
satu ruangan khusus untuk menjadi Showroom bagi produk-produk
kerajinan tangan rakyat setempat, dll.
e) Corporate Volunteering
Community Volunteering adalah bentuk Corporate Social
Responsibility di mana perusahaan mendorong atau mengajak
karyawannya ikut terlibat dalam program Corporate Social
Responsibility yang sedang dijalankan dengan jalan
mengkontribusikan waktu dan tenaganya.
Beberapa bentuk Community Volunteering, yaitu :
Perusahaan mengorganisir karyawannya untuk ikut
berpartisipasi dalam program Corporate Social Responsibility yang
sedang dijalankan oleh perusahaan, misalnya sebagai staff pengajar,
dll.
Perusahaan memberikan dukungan dan informasi kepada
karyawannya untuk ikut serta dalam program-program Corporate
Social Responsibility yang sedang dijalankan oleh lembaga-lembaga
29
lain, dimana program-program Corporate Social Responsibility
tersebut disesuaikan dengan bakat dan minat karyawan.
Memberikan kesempatan (waktu) bagi karyawan untuk
mengikuti kegiatan Corporate Social Responsibility pada jam kerja,
dimana karyawan tersebut tetap mendapatkan gajinya.
Memberikan bantuan dana ke tempat-tempat dimana karyawan
terlibat dalam program Corporate Social Responsibility nya.
Banyaknya dana yang disumbangkan tergantung pada banyaknya jam
yang dihabiskan karyawan untuk mengikuti program Corporate Social
Responsibility di tempat tersebut. Socially Responsible Bussiness
Dalam Socially responsible business, perusahaan melakukan
perubahan terhadap salah satu atau keseluruhan sistem kerja nya agar
dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan
masyarakat.
3. Fungsi Dan Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)
Memang pada saat ini di Indonesia, praktek CSR belum menjadi
suatu keharusan yang umum, namun dalam abad informasi dan teknologi
serta adanya desakan globalisasi, maka tuntutan terhadap perusahaan untuk
menjalankan CSR akan semakin besar. Sehingga tuntutan dunia usaha
menjadi semakin jelas akan pentingnya program CSR dijalankan oleh
perusahaan apabila menginginkan keberlanjutan dari perusahaan tersebut.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan
untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan
merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan
menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para
pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen
30
untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan
etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi
kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan.
Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua
pihak (true win win situation) – konsumen mendapatkan produk unggul yang
ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada
akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.35
Sekali lagi untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program
CSR, diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan
dari semua pihak yang peduli terhadap program-program CSR. Program CSR
menjadi begitu penting karena kewajiban manusia untuk bertanggung jawab
atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa datang.
Perusahaaan perlu bertanggung jawab bahwa di masa mendatang
tetap ada manusia di muka bumi ini, sehingga dunia tetap harus menjadi
manusiawi, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan kini dan di hari
esok.
C. Tinjauan Umum Tentang Lingkungan
1. Pengertian lingkungan hidup
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.36
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik
adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,
35 Reza rahman, Corporate Social Responsibility (Antara Kenyataan Dan Teori), Jogjakarta, Medpress, 2009, hal 13
36 Bashu Swastha, Loc.cit. hal 26
31
cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang
bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan
bakteri).
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup".
Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Berbicara dalam kontek perusahaan maka kita juga harus membahas
tentang lingkungan dlam kontek perusahaan atau libih mudahnya lingkungan
perusahaan. Kondisi bisnis banyak berpengaruh terhadap kehidupan kita. Oleh
krena itu perusahaan mempunyai beberapa tanggung jawab pada kehidupan dan
tanggung jawab pada kesejahteraan manusia. Sekarang masyarakat menuntut
kepada perusahaan-perusahaan untuk mengemban tanggung jawab seperti itu
lebih besar dari sebelumnya. Perusahaan tidak bisa berprinsip seenaknya sendiri
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Penentuan seberapa jauh perusahaan
harus mengarah kepada tujuan-tujuan sosial yang kadang mungkin bisa
bertentangan dengan tujuan ekonomi, jelas dapat menimbulkan dilema.
Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai kseluruhan dari faktor-
faktor eksteral yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun
kegiatanya. Sedangkan arti lingkungan secara luas mencakup semua faktor
ekternal yang menpengaruhi individu, perusahaan dan masyarakat. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perusahaan tersebut adalah luas dan banyak ragamnya,
32
termasuk aspek-aspek ekonomi, sosial,politik, etika hukum, dan ekologi/fisik
dan sebagainya.37
Masyarakat sekarang mempunyai pengaruh yang kuat dan bermacam-
macam. Dan berbagai kelompok yang ada dimotivasi oleh minatnya sendiri.
Perusahaan sangat bergantung dengan masyarakat untuk membeli barang dan
jasa yang ditawarkan, dan sikap masyarakat terhadap perusahaan sangat
berpengaruh pada cara perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan
kelompok atau fihak-fihak yang berkepentingan.
Dalam masyarakat pluralistik, terdapat banyak pusat kekuatan, masing-
masing mempunyai sifat mandiri. Beberapa kelompok tersebut dapat
menyebabkan kekuatan dan dapat mencegah terjadinya pemusatan kekuatan
pada satu segmen masyarakat saja. Hubungan yang baik dapat terwujud dengan
dengan saling memberi melalui kompromi bukanya dengan paksaan. Jadi saat ini
tergantung bagaimana cara perusahaan untuk mempertemukan antara kebutuhan
dan kepentingan dari berbagai organisasi dilingkungan perusahaan
Secara kelembagaan di Indonesia, instansi yang mengatur masalah
lingkungan hidup adalah Kementerian Lingkungan Hidup (dulu: Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup) dan di daerah atau provinsi adalah
Bapedal. Sedangkan di Amerika Serikat adalah EPA (Environmental Protection
Agency).
2. Dampak Industrialisasi Terhadap Lingkungan Hidup
Aktitas yang dilakukan akanmenimbulkan berbagai dampak terhadap
lingkungan internal maupun lingkungan ekternal perusahaan. Saat ini
perusahaan dituntut untuk mengelola dampak kegiatan perusahaan agar
memungkinkan terciptakanya pembangunan berkelanjutan (Suistainaibility
37 Muhammad, Etika Bisnis Islami, yokyakarta, unit penerbit dan percetakan akademi manajemen
perusahaan YKPN, hal 133
33
Development). Pembangunan berkelanjutan tersebut tentunya hanya akan dapat
tercapai apabila sejak dari sekarang perusahan-perusahaan melakukan
pengelolaan dampak beroperasinya pada tiga tataran dampak yaitu yakni
ekonomi sosial dan lingkungan.
Dampak ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan akan mempengaruhi
para pemangku kepentingan dan sistem ekonomi baik lokal, nasinal maupun
pada tingkatan global. Dampak ada dua jenis yaitu dampak ekonomi langsung
dan dampak ekonomi tidak langsung.
Dampak ekonomi langsung sebagai sebuah perubahan potensi produktif
dari kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan komonitas atau
para pemangku kepentingan dan prospek pembangunan dalam jangka panjang.
Sedangkan yang dimaksudkan dampak ekonomi secara tidak langsung adalah
konsekuensi tambahan yang muncul sebagai pengaruh langsung transaksi
keuangan dan aliran uang antara organisasi dara para pemangku kepentingan.
Dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan menjadi tiga struktur
dampak, yaitu dampak yang diakibatkan dari pemakaian input produksi, out
produksi, yang diakibatkan oleh perusahaan. Energi, air dan material merupakan
tiga-tipe input yang banyak digunakan oleh berbagai jenis perusahaan. Selain
ketiga jenis input tersebut,aspek keaneka ragaman hayati juga memiliki
hubungan yang sangat erat dengan input, sepanjang input tersebut berasal dari
sumber daya alam. Pada saat konversi dari input menjadi output terdapat
berbagai dampak yang dapat dikategorikan mejadi tiga kategori utama yaitu:
emisi, effluens dan limbah. Sedangkan modus dampak operasi perusahaan
terhadap lingkungan mencakup berbagai aspek seperti transportasi serta produk
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang dapat memberikan dampak
lanjutan terhadap lingkungan. Dampak produk dan jasa terhadap lingkungan
34
biasanya melibatkan pihak lain, misalnya konsumen yang dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan melalui konsumsi produk yang tidak ramah
lingkungan
Dampak sosial dibagi dalam empat kategori yakni hak asasi manusia
(Human Right), tenaga kerja (Labor), masyarakat (Society), dan tanggung jawab
produk (Product Responsibility)38
D. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Ekonomi Islam
Allah memuliakan manusia dengan anugrah kenikmatan-kenikmatan
bagi mereka. Manusia dianjurkan untuk mendayagunakan itu semua. Sesuai
dengan firman Allah Swt:
ª!$# “ Ï%©!$# t, n=y{ ÏN≡ uθ≈yϑ ¡¡9 $# uÚö‘ F{$#uρ tΑt“Ρr& uρ š∅ ÏΒ Ï !$ yϑ¡¡9 $# [ !$ tΒ yl t�÷zr' sù ϵÎ/ zÏΒ
ÏN≡ t�yϑ ¨V9$# $]% ø— Í‘ öΝ ä3 ©9 ( t�¤‚ y™uρ ãΝä3 s9 š�ù= à�ø9 $# y“Ì�ôftG Ï9 ’ Îû Ì�óst7 ø9 $# ÍνÌ�øΒr' Î/ ( t�¤‚ y™uρ ãΝ ä3s9
t�≈ yγ÷Ρ F{$# ∩⊂⊄∪ t�¤‚ y™uρ ãΝ ä3 s9 }§ôϑ ¤±9 $# t�yϑ s) ø9$#uρ È÷t7 Í←!# yŠ ( t�¤‚y™uρ ãΝ ä3s9 Ÿ≅ ø‹©9 $# u‘$pκ ¨]9$# uρ ∩⊂⊂∪
Ν ä39s?#u uρ ÏiΒ Èe≅ à2 $tΒ çνθßϑ çGø9 r' y™ 4 βÎ) uρ (#ρ ‘‰ ãè s? |M yϑ÷è ÏΡ «!$# Ÿω !$ yδθÝÁ øtéB 3 āχÎ)
z≈|¡Σ M}$# ×Πθè= sàs9 Ö‘$¤�Ÿ2 ∩⊂⊆∪
“Allah-lah yang Telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan
dari langit, Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-
buahan menjadi rezki untukmu; dan dia Telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia Telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.Dan dia Telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan
Telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan dia Telah memberikan
kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah)” (QS;Ibrahim 32-24)39
38 Reza rahman, Ibid, hal 37
39 Ibid hal. 203
35
Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang
memberikan maslakhah maksimum bagi konsumen. Secara lebih spesifik, tujuan
kegiatan produksi adalah meningkatkan kemaslakhahan yang bisa diwujudkan
dalam berbagai bentuk diantaranya:
1. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat
2. Menemukan kebutuhan manusia dan pemenuhanya
3. Menyiapkan persediaan barang dan jasa dimasa depan
4. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah
Meskipun produksi hanya menyediakan sarana kebutuhan manusia, tidak
berarti bahwa produsen sekedar bersikap reaktif terhadap kebutuhan konsumen.
Produsen harus proaktif, dan sikap proaktif ini juga harus berorientasikan
terhadap masa depan (future view) , dalam artian menghasilkan barang dan jasa
yang bermanfaat bagi kehidupan masa mendatang dan menyadari bahwa sumber
daya ekonomi, baik natural resources, atau non natural resuorces, tidak
diperuntukan untuk manusia yang hidup sekarang, tetapi juga untuk generasi
mendatang tetap terjaga. dengan kontek ini, maka produksi yang berwawasan
lingkungan akan menjadi konsekuwensi logis. Ajaran Islam memberikan
peringatan keras terhadap perilaku manusia yang gemar membuat kerusakan dan
kebinasaan, termasuk kerusakan lingkungan hidup, demi mengejar
kepuasan.40Sebagaimana dalam firman Allah:
t�yγsß ßŠ$ |¡ x� ø9$# ’ Îû Îh�y9ø9 $# Ì�ós t7 ø9 $#uρ $yϑ Î/ ôMt6 |¡ x. “ ω÷ƒ r& Ĩ$ ¨Ζ9$# Ν ßγs)ƒÉ‹ ã‹Ï9 uÙ÷è t/ “ Ï% ©!$#
(#θ è= ÏΗxå öΝßγ‾=yè s9 tβθ ãè Å_ö�tƒ ∩⊆⊇∪
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
40 Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam (suatu Pengantar),Yogakarta, Ekonisia, cet ke-5, 2007,
hal, 190
36
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS.
Ar-Rum:41)
Ÿωuρ (#ρ߉ Å¡ ø�è? †Îû ÇÚ ö‘ F{$# y‰ ÷è t/ $ yγÅs≈n= ô¹Î) çνθãã÷Š $#uρ $]ù öθ yz $ �èyϑ sÛuρ 4 ¨β Î) |M uΗ÷qu‘ «!$#
Ò=ƒÌ�s% š∅ÏiΒ tÏΖÅ¡ ós ßϑø9 $# ∩∈∉∪
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-a’raaf : 56)41
Orientasi kedepan ini akan mendorong produsen untuk terus menerus
melakukan riset dan pengembangan (reseacrh and development) guna
menemukan berbagai jenis kebutuhan, teknologi yang diterapkan, serta berbagai
standar lain yang sesuai dengan tuntutan masa depan. Efisiensi dengan
sendirinya juga akan dilakukan, sebab hanya dengan cara inilah kelangsungan
dan kesinambungan akan terwujud.
Implikasi dari aktifitas diatas adalah tersedianya secara memadai
berbagai kebutuhan generasi mendatang. Konsep pembangunan yang
berkesinambungan yang relatif baru dikembangkan dalam pembangunan
ekonomi konvensional, pada dasarnya adalah suatu konsep pembangunan yang
memberikan persediaan yang memadai Bagi generasi mendatang. Alam ini tidak
hanya diperuntukan bagi manusia untuk satu masa atau tempat saja, tetapi untuk
sepanjang zaman.42 Hingga Allah menentukan hari penghabisan alam semesta.
Dalam dunia nyata sering terjadi hubungan yang berkebalikan antara kegiatan
ekonomi saat ini dengan masa depan. Manusia memang memiliki
kecenderungan berperilaku mementingkan dirinya sendiri dan membuat
kerusakan demi mengejar kepentinganya. Semakin banyak produksi saat ini
41 Opcit hal 119
42 M. Faruq An Nababan, Sistem Ekonomi Islam (terj), Yogyakarta, UII Press, Hal 55
37
maka semakin sedikit pula cadangan bagi masa depan. Maka untuk itulah
produksi dalam perspektif Islam harus memperhatikan aspek kesinambungan
pembangunan.43
43 P3EI Universitas islam Indonesia Yogyakarta Atas Kerjasama Dengan Bank Indonesia, 2008,
Ekonomi Islam, PT. Raja Grafindo. Jakarta. Hal 233-234
38
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. ASIA PASIFIC FIBER (APF) KENDAL
A. Sejarah dan Perkembangan PT. Asia Pasifi Fibers (APF) Kendal
Asia Pasific Fibers (APF) pada awal berdiri namanya adalah polysindo eka
prakarsa yang mulai menjalankan aktifitas produksinya pada tahun 1984. Pada mulanya
perusahaan ini memproduksi dan memasarkan polyester chip, fiber dan filament yarn.
Perusahaan ini berdiri di kecamatan Kaliwungu, perbatasan antara Semarang dan
Kendal provinsi Jawa-Tengah. Perusahaan ini berdiri tidak di kawasan industri, tetapi
berdiri di lokasi pemukiman masyarakat, yaitu di antara kelurahan Nolokerto dan
Sumber Rejo kecamatan Kaliwungu. Karena pada awal berdirinya perusahaan Asia
Pasific Fiber di lokasi tersebut sebenarnya dulu belum ada penduduknya dan boleh
dibilang masih daerah semak belukar dan berbukit-bukit. Namun seiring perkembangan
waktu tempat tersebut sekarang sudah dipenuhi oleh pemukiman penduduk. Maka dari
itu, setiap aktifitas produksi di perusahaan ini bersinggungan langsung dengan
masyarakat sekitar.
Pada tahun 1990 perusahaan ini mempunyai inisiatif untuk memperkuat
dominasinya di industri serat kain sintetis dengan membuat perusahaan yang bergerak
dibidang produksi bahan baku serat kain sintetis. Dan pada akhirnya niat tersebut dapat
terealisasi pada tahun 1997 dengan berdirinya perusahaan penghasil bahan baku serat
sintetis di daerah Karawang Jawa Barat, dengan nama yang sama dengan perusahaan
pendahulunya yaitu Polysindo Eka Prakarsa.
Nama perseroan ini telah diubah pada tahun 2009 di mana yang dulunya adalah
Polysindo Eka Prakarsa sekarang menjadi Asia Pasific Fibers. Nama baru ini efektif
digunakan November 2009 sesuai dengan persetujuan dari BKPM dan Menteri Hukum
dan Ham RI. Perubahan nama dilakukan untuk mencerminkan posisi perusahaan pada
pasar global.
39
1. Visi dan misi perusahaan Asia Pasific Fibers adalah:
Kami berusaha untuk menjadi yang terbaik di dunia, dengan secara konsisten
menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan melalui:44
a. Penciptaan mutu terbaik
b. Biaya terendah
c. Penyerahan tepat waktu
d. Inovasi produk secara kontinyu
e. Meningkatkan sumber daya manusia secara konsisten dan berkesinambungan
f. Menjadikan karyawan sebagai bagian dari aset perusahaan
2. Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
a. Laki-laki = 2,085 (94%)
b. Perempuan = 130 (6%)
Total = 2,215
3. Profil Pendidikan Karyawan
a. S-3/S-2 = 2 (0.10%)
b. S-1 = 91 (4.60%)
c. Diploma = 112 (5,66%)
d. SLTA = 1454 (73,58%)
e. SLTP = 264 (13,37%)
f. SD = 53 (2,68 %)
Total = 2,215
4. Struktur organisasi
Struktur Organisasi
Factory Factory head Director
Plan or function Plant head Gm
44 Dokumen PT Asia Pasific Fiber, Tbk, Kaliwungu
40
Plan or function Asist plant head Deputy Gm
Departement Departement head Manager
Section Section head Superintendent
Sub section Sub section head Supervisor
Operatives Operator
5. Jam Kerja Dan Istirahat Karyawan
a. Waktu kerja tujuh jam sehari atau empat puluh jam seminggu untuk selama enam
hari kerja, terkecuali pekerja rotasi-shift.
b. Istirahat mingguan diberikan selama satu hari pada hari minggu. Serta hari libur
resmi pemerintah terkecuali rotasi-shift.
6. Fasilitas Karyawan
a. Mendapatkan gaji dan tunjangan
b. Mendapatkan seragam kerja (celna, baju, sepatu) setiap satu tahun sekali
c. Asuransi kesehatan pada in health askes
d. Asuransi kecelakaan kerja pada jamsostek
e. Disediakan antar jemput dengan elf/ kijang/ bus
f. Bagi karyawan yang berprestasi diberikan penghargaan ( rumah/ mobil/ motor/
beasiswa )
g. Iberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan program training
7. Fasilitas Makan Dan Minum
a. Pengusaha memberikan makan dan minum dengan menu yang memenuhi standar
kalori
b. Pemberian makan dan minum pada bulan puasa, idul fitri, idul adha diatur sendiri
c. Pengusaha memberikan makanan tambahan (extra fooding) bagi pekerja yang
masuk shit tiga atau malam hari
8. Peninjauan Upah
41
a. Pengusaha akan melakukan penilitian upah secara periodik untuk upaya
peninjauan upah
b. Pengusaha dalam melakukan peninjauan upah pekerja memperhatikan dan
berpedoman dalam beberapa hal yaitu kompetensi kerja dan prestasi kerja.
9. Jenis-Jenis Produk Perseroan Meliputi
Produk Tipe penggunaan
PTA
(Purified
Terephthalic
Acid)
Bahan baku polyester
chips
Polyester chips Semi-dull
Super bright
Cationic dyeable
Optical bright
Benang
filament/staple fiber
Benang
filament/staple fiber
Benang filament
Polyester staple
Benang filament
Polyester staple
fiber
Normal
Dope dyed
Spun yarn
Non woven
Fibre fill
Spun yarn/dope dyed
yarn
Polyester
filament yarn
Normal
Dope dyed
Pakaian jadi-formal
dan kasual
Automotive textile
Upholstery
Peralatan rumah
tangga
42
Cationic
Micro filment
Hi filament
Defferencial
shrinkage
Technical fabrics
Light luminous
fabrics for
sportswear
Apparel fabrics with
melange effect
Super fine apparel
fabrics with cotton
tencel feel
Fine apparel fabrics
Fine apparel fabrics
Fabrics Dress material
Suiting material
Higt performance
Fabrics
Pkaian wanita
berkualitas tinggi
Pakaian laki-laki
Pakaian sehari-hari,
pakaian olahraga
musim dingin, baju
olhraga, pakaian
anak-anak
10. Pemasaran dan Distribusi
APF (Asia Pasific Fibers) terus berupaya untuk tetap memelihara dan
meningkatkan bangsa pasar dalam negeri untuk produk benang polyester dan serat
polyester. Walaupun penekanan diberikan pada perluasan pasar domestik, APF terus
mengembangkan pasar ekspor untuk meningkatkan produk dan penjualan dengan
penekanan pada pengembangan produk khusus ke pasar yang terus berkembang.
Spesialisasi produk membutuhkan peningkatan upaya ekspor khususnya Eropa dan
Amerika Utara.
43
11. Sumber Daya Manusia
Perseroan masih terus mengoptimalkan tenaga kerja yang ada sejalan dengan
penggunaan kapasitas yang ada. Perseroan tetap menjalin hubungan yang harmonis
dengan para pekerja dan serikat pekerja. Perseroan terus membangun strategi sumber
daya manusia agar serasi dengan perubahan baik lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal. Perseroan menerapkan berbagai skema untuk memberikan
penghargaan terhadap karyawan dan skema insentif bagi manajemen dan opsi
kepemilikan saham bagi karyawan sebagai penghargaan atas kinerja dan peningkatan
karir bagi seluruh karyawan.
12. Lingkungan
Perseroan mentaati semua peraturan pemerintah dalam upaya mencegah
polusi lingkungan, dengan badan pengendali lingkungan (BAPEDAL) sebagai
lembaga yang berwenang.
13. Tata Kelola Perusahaan
Perseroan berusaha memenuhi berbagai persyaratan dan ketentuan undang-
undang perseroan terbatas, undang-undang pasar modal dan peraturan bursa efek
Para pemegang saham dalam rapat umum luar biasa yang diselenggarakan
pada tanggal 24 Maret 2009, menyetujui penerbitan 5% (118.847.397 saham) yang
ditempatkan dan modal disetor saham seri c tanpa hak memesan efek terlebih
dahulu, untuk memberikan opsi saham kepada manajemen perusahaan dan karyawan
(Management Employee Stock Option Program).
Dewan komisaris perseroan merupakan representasi dari beberapa orang
terpilih dengan latar belakang keuangan, ekonomi dan hukum di samping dari
pemegang saham mayoritas. Dewan komisaris mengadakan pertemuan rutin triwulan
44
untuk melakukan penelaahan terhadap kinerja perseroan dan pengawasan terhadap
kinerja direksi.
Perseroan telah membentuk bagian internal audit pada bulan Januari 2009.
Dan melaporkan hasil kerjanya kepada komisaris indepedent dan direksi secara rutin.
Bagian ini dikepalai oleh saudara Yohanes Baptie Galuh Adjar dan dibantu oleh staff
yang berpengalaman di bidang akunting.
Transparansi dan kejujuran dalam pelaporan kepada pemegang saham,
stakeholder, dan masyarakat umum.
B. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN
LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI PT. ASIA PASIFIC FIBERS (APF)
KENDAL
1. CSR (Corporate Social Responsibility) dan isu lingkungan hidup di sekitar PT.
Asia Pasific Fibers Kendal
Perusahaan telah banyak melaksanakan kegiatan sosial di sekitar lokasi
pabrik di Karawang dan Semarang, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitarnya. Dalam rangka melaksanakan program-program ini lebih efektif,
perseroan telah membentuk yayasan yaitu “Yayasan Asia Pasific Fiber”. Beberapa
program yang disetujui untuk kegiatan sponsorship dan dukungan yang tercantum di
bawah ini:
a. Mendukung pendidikan bagi anak-anak di desa sekitar perusahaan.
b. Program kesehatan bagi masyarakat miskin di lingkungan sekitar perusahaan
c. Kegiatan agama dan budaya
d. Aspek lingkungan
e. Program penanggulangan budaya
f. Pengentasan kemiskinan melalui kerja mandiri
45
Komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa
dengan memperhatikan aspek finansial dan ekonomi, sosial dan lingkungan itulah
yang menjadi issue utama dari konsep CSR (Corporate Social Responsibility) atau
tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan. Implementasi CSR merupakan
perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan kontribusi
pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
PT. APF (Asia Pasific Fibers) menyadari, bahwa keberadaannya harus
memiliki tanggung jawab sosial sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat
dan lingkunganya. Karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat
dan lingkungan tersebut. Di samping perusahaan mengambil keuntungan atas
masyarakat, perusahaan juga telah memberikan dampak kepada lingkungan. Dampak
tersebut antara lain:
1. Limbah air terhadap pertanian dan sumber air bersih warga Desa Sumber Rejo
dan Desa Nolokerto.
2. Penurunan debit air tanah di Desa Sumber Rejo dan Desa Nolokerto.
3. Kebisingan yang ditimbulkan perusahaan sebagai akibat proses produksi.
Terutama akibat dari keberadaan texturizing III/Barmag di Desa Sumber Rejo.
Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa narasumber dalam wawancara yang
dilakukan oleh penulis dengan perangkat desa disekitar perusahaan tersebut.45
Juga perilaku masyarakat antara lain:
1. Usaha pencurian aset perusahaan oleh warga setempat
2. Pembuangan sampah masyarakat Desa Nolokerto ke lokasi perusahaan.
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh satuan pengamanan perusahaan
atau satpam APF.46
45 Hasil wawancara dengan kepala desa, Desa Nolokerto dan sumberejo, Pada hari Kamis 17 Februari 2011, Dikantor masing-masing Yaitu desa nolokerto dan sumberejo kecamatan kaliwungu, kabupaten kendal 46 Hasil wawancara dengan satpam APF, pada hari rabu 16 februari 2011, berlokasi di PT. APF Kaliwungu kendal
46
Kesadaran pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) muncul
sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggung jawabkan dampak operasinya
dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar
dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan
hidupnya.
Dengan demikian tanggung jawab sosial ini muncul dan menjadi bagian yang
tidak bisa terpisahkan dengan kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang.
Dengan PT. APF menunjukkan kepeduliannya dan tanggung jawab sosialnya,
maka diharapkan kualitas perusahaan (profit) akan meningkat. Peningkatan kualitas
perusahaan ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi masyarakat serta
lingkungan hidup di sekitar perusahaan.
Bentuk kepedulian perusahaan adalah dengan menyisihkan sebagian
keuntungannya kemudian digunakan untuk kepentingan manusia dan lingkungannya
secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional.
Bibit CSR di APF berawal dari semangat filantropik (kedermawanan)
perusahaan. Bentuk kedermawanan yang telah dilakukan oleh APF kepada warga di
desa Sumberejo dan Nolokerto antara lain;47
a. Kegiatan sosial (sumbangan-sumbangan)
1) Suplai air bersih kepada warga di sekitar perusahaan selama 24 jam
penuh terus menerus
2) Pembagian sembako kepada warga tidak mampu
3) Program bantuan yatim piatu / panti asuhan
4) Program bantuan orang tua jompo
5) Program bantuan orang cacat tubuh
6) Program bantuan kegiatan desa Nolokerto dan Sumberrejo
47 Wawancara dengan GA (General Affair) PT. Asia Pasific Fiber Kendal, Pada hari Rabu 16 Februari 2011, Di PT. Asia Pasific Fiber Kendal.
47
b. Kegiatan kesejahteraan masyarakat
1) Program posyandu di sekitar perusahaan
2) Program poliklinik desa meliputi bantuan dokter umum dan spesialis
3) Donor darah secara rutin setiap tiga bulan sekali bagi karyawan,
bekerja sama dengan PMI Kendal
c. Kegiatan agama dan religius
1) Program hari raya qurban idhul adha, bantuan 24 ekor kambing untuk
mushola di dua desa tersebut
2) Membangun tempat ibadah masjid di areal perusahaan yang
pemanfaatannya bersama dengan karyawan perusahaan dan warga
sekitar
3) Program pengajian dan istighotsah
4) Memberikan bantuan perbaikan mushola/masjid di lingkungan
perusahaan
5) Program khitanan masal dan mauludan
6) Program bantuan naik haji untuk para kyai dan ulama
d. Kegiatan pendidikan dan olahraga
1) Batuan kepada sekolah swadaya masyarakat (swasta)
2) Bantuan kepada pondok pesantren
3) Bea siswa warga tidak mampu
4) Bantuan bagi penyelenggaraan kegiatan HUT RI 17 Agustus
5) Bantuan bagi kegiatan remaja desa
e. Memberikan bantuan perbaikan jalan di desa Sumberrejo dan Nolokerto
f. Memberikan bantuan gempa (Jogjakarta) dengan mengirimkan sembilan
bahan pokok sebanyak dua truck
48
g. Memberikan bantuan gempa tsunami Aceh, dengan mengirimkan
kebutuhan bahan pokok dan forklif beserta sopirnya
h. Bantuan santunan bagi korban banjir di kendal
2. Penyusunan Program CSR (Corporate Social Responsibility) Di PT. Asia Pasific
Fibers Kendal
Penyusunan program CSR terdiri dari sejumlah tahapan yang relatif sama
dengan penyusunan aktifitas kehumasan. Tahap-tahap seperti identifikasi masalah,
menyusun perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi adalah yang mutlak ada.
Pada prinsipnya sama, akan tetapi, penyusunan CSR lebih kompleks.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan program CSR adalah
sebagai berikut :
a. Merumuskan komunitas organisasi
Langkah yang dapat dilakukan guna merumuskan komunitas dalam
menyusun program CSR :
1) Menyusun pembatasan kategori masyarakat lokal
2) Mengidentifikasi norma, adat, nilai, dan hukum setempat
3) Mengidentifikasi pemuka pendapat yang berpengaruh
4) Memilih komunitas primer dan sekunder
b. Menentukan tujuan
Pertimbangan dalam penentuan tujuan, dapat diperolah dari data yang
diperoleh dari lapangan terkait dengan need, desiares, want, dan juga
interest. Kemudian diformulasikan menjadi sebuah tujuan dari program
CSR. Selain itu penyusunan tujuan juga bisa diarahkan dalam upaya
aplikasi dari visi dan missi organisasi yang bersangkutan.
c. Menyusun pesan yang hendak disampaikan
Program CSR mengandung sejumlah issue yang menjadi fokus
kegiatanya, maka perlu disampaikan kepada khalayak. Isu inilah yang
49
menjadi pesan dalam program CSR. Meimilih isu yang paling tepat,
memilih isu yang mendukung Positioning Organisasi, dan memilih isu
yang paling menarik.
Selanjutnya isu yang tepat harusklah dibungkus dengan kemasan yang
menarik. Artinya pemilihan tag line dengan menggunakan kalimat-
alimat non formal dengan bahasa yang tidak kaku agar mudah untuk
diingat. Hal trsebut akan membuat isu CSR lebih menarik. Ketertarikan
terhadap isu CSR, tidak hanya diharapkan datang dari komunitas tetapi
juga dari seluruh stakeholder terutama media. Pemilihan isu CSR yang
mengandung news value, akan menngundang media untuk membantu
mngkomunikasikan kepada seluruh stakeholders, singkatnya program
CSR bukan hany program yang bagus dan tepat tetapi juga harus
dikemas secara bagus.
d. Memilih metode yang paling baik dalam penyampaian pesan
Pemilihan metode merupakan sebuah tahapan eksekusi dan mekanisme
pemilihan pesan. Eksekusi dalam hal ini, berkaitan dengan pemilihan
apakah akan menggunakan media atau tidak, maupun penggabunganya,
dan nmetode seperti apa yang akan digunakan. Cara penyamapaian
pesan haruslah selaras dengan kemampuan audiens dalam memahami
pesan. Tentunya dengan mempertimbangkan prinsip dasar komunikasi
yang memerlukan keselarasansudut pandang dan tingkat
pendidikan/latar belakang pendidikan komunikator dan komunikan.
e. Realisasi program
50
Realisasi dari sebuah perencanaan merupakan tahapan berikutnya,
menjalankan sejumlah isu yang telah disepakati merupakan hal yang
wajib dilakukan.
f. Analisis hasil/evaluasi
Evaluasi harus selalu dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan
tingkat keberhasilan program CSR yang dijalankan. Hasil evaluasi ini
merupakan reverensi dan masukan dalam penyusunan program CSR
berikutnya.
Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dipandang sebagai aset yang
strategis dan kompetitif bagi perusahaan di tengah iklim bisnis yang makin sarat
kompetisi. Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan memfokuskan
perhatiannya kepada tiga hal yaitu profit, masyarakat dan lingkungan.
Perusahaan harus memiliki tingkat profitabilitas yang memadai sebab laba
merupakan fondasi bagi perusahaan untuk dapat berkembang dan mempertahankan
eksistensinya. Dengan perolehan yang memadai, perusahaan dapat membagi deviden
kepada pemegang saham, dan mampu memberikan Multiplier Effect yang diharapkan
kepada masyarakat
Untuk itu tujuan pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) adalah :
a. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan yang tidak pantas
yang diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan CSR secara
konsisten akan mendapat dukungan luas dari komunitas yang
merasakan manfaat dari aktifitas yang dijalankannya. CSR akan
mengangkat citra perusahaan dalam rentang waktu yang panjang akan
meningkatkan reputasi perusahaan.
b. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membentuk perusahaan
meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Sebagai
51
contoh adalah perusahaan produsen consumer goods yang beberapa
waktu lalu dilanda issue adanya kandungan bahan berbahaya dalam
pruduknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten
dalam menjalankan CSR-nya maka masyarakat menyikapinya dengan
tenang sehingga relatif tidak mempengaruhi aktifitas dan kerjanya.
c. Keterlibatan dan kebanggan karyawan. Karyawan akan merasa bangga
bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik, yang secara
konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kebanggaan itu pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas sehingga
mereka pada akhirnya merasa termotivasi untuk bekerja lebih keras
demi kemajuan perusahaan.
d. CSR yang dilaksakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan
mempererat hubungan antara perusahaan dengan stakehouldernya.
Pelaksanaan secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kepedulian terhadap pihak-pihak yang memberikan kontribusi terhadap
lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih.
e. Meningkatnya penjualan. Konsumen akan lebih menyukai produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang secara konsisten menjalankan CSR-
nya sehingga memiliki reputasi yang baik.
Untuk itu guna mendorong kegiatan CSR agar menjadi Corporate Citizenship
dengan lebih memberikan kontribusi kepada masyarakat, maka perlu dikembangkan
pelaksanaan CSR agar perusahaan memiliki kontribusi lebih kepada masyarakat
sekitar. Bentuk kontribusi ini agar tercapai corporate citizenship dapat dilakukan
dengan:
a. Kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
52
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memberikan pinjaman modal lunak
sebagai modal kerja kepada masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan peningkatan kesejahteraan ekonomi. Dengan demikian,
diharapkan upaya-upaya pencurian yang dilakukan oleh warga sekitar
dapat diminimalkan dan dihilangkan.
b. Kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan melalui
peningkatan pengetahuan masyarakat
Pembinaan tentang manajemen pengelolaan usaha perlu dilakukan, agar
modal kerja yang telah diluncurkan, dapat dimanfaatkan untuk membuka
usaha baru bagi warga di sekitar perusahaan utamanya desa-desa di sekitar
perusahaan.
Pelatihan ketrampilan bagi pemuda putus sekolah, dapat pula
dikembangkan untuk meminimalkan niat yang kurang baik.
c. Pembangunan dan perbaikan fasilitas umum
Pembuatan kotak sampah secara permanen , hal ini perlu difasilitasi oleh
perusahaan dengan memberikan bantuan berupa kotak sampah di beberapa
titik di desa Nolokerto. Hal ini bertujuan agar warga di desa tersebut tidak
membuang sampah di arel perusahaan.
d. Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi yang tidak mampu
Beasiswa kepada siswa berprestasi, namun secara ekonomi orang tuanya
tidak mampu. Perusahaan harus memperhatikan hal ini. Dengan demikian
beasiswa terhadap siswa yang berprestasi, diharapkan dapat membangun
sinergi positif kepada warga di desa Sumberejo dan desa Nolokerto.
53
Jangka panjang, bagi siswa yang memperoleh beasiswa ini akan memiliki
hubungan emosional dan mampu menjadi benteng terdepan, bila ada upaya
negatif masyarakat lingkungan kepada perusahaan.
e. Pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum jalan dan sarana
ibadah
Perbaikan jalan di sekitar perusahaan dan jalan kampung di desa
Sumberrejo dan desa Nolokerto perlu dilakukan perawatan.
f. Sumbangan untuk desa/ masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk
masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut (misal, peringatan HUT RI, peringatan hari besar
keagamaan).
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan CSR dengan cara terlibat langsung
kepada masyarakat yang ada di lingkungan perusahaan. Keterlibatan langsung
perusahaan, dilakukan oleh sebuah tim yang merupakan organisasi di luar organisasi
organik perusahaan yang dibentuk dan berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada direktur.
Organisasi ini dibekali dengan surat tugas khusus. Memiliki tugas, tanggung
jawab dan kewenangan yang tertuang dalam surat tugas tersebut, yang salah satunya
dapat menjalin kemitraan dengan pihak lain.
Pihak lain yang dimaksud adalah pemerintah daerah, utamanya departemen
sosial. Juga dapat pula kerja sama dengan lembaga sosial / organisasi non-
pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Tim yang dibentuk
oleh direktur tersebut berupa task force (gugus tugas) yang susunanya adalah sebagai
berikut :
SUSUNAN TASK FORCE
54
CORPORATE SICIAL RESPONSIBILITY (CSR)
PT ASIA PASIFIC FIBER (APF) KALIWUNGU KENDAL
1. Dewan Board Penyantun : Mr. Ravi Shangkar
Mr. Peter Grant
Mr. S. Jegatheesan
Mr. Peter Markel
2. Dewan Board Executor : Bp. Bonar F. Siarait
: Bp. Kalai Selwan
3. Executor/Ketua Umum : Bp. Kalai Selwan
Ketua : Bp. Joko Purnomo
Wakil ketua : Bp. Hargiyanto
4. Sekretaris : Bp. Prio Cahyono
Wakil sekretaris : Bp. V. Gopal
5. Bendahara : Bp. Zuhri
Wakil Bendahara : Bp. Lilik Budi Hartana
6. Bidang-Bidang
A. Penelitian, Pengembangan, Pembinaan Dan Sumber Data
1. Heru Widodo, Ketua Bidang Merangkap Anggota
2. Asraf Darwis, Anggota
3. Kiswoyo, Anggota
4. Dono Sn, Anggota
5. Agus Nofri, Anggota
B. Sosial
1. Bambang Wibowo, Ketua Bidang Merangkap Anggota
2. Nanang Wiranto, Anggota
3. Rahmat Yaman Lingga, Anggota
55
4. Benar Barus, Anggota
C. Lingkungan Hidup
1. Gatot Suharjanto, Ketua Bidang Merangkap Anggota
2. Agus Subhan, Anggota
3. Heru Samugra, Anggota
4. Aryanto Budi Wibowo, Anggota
D. Rescue Tim
1. Herman Pramudya, Ketua Bidang Merangkap Anggota
2. Susilo Wahyudi (Security), Anggota
3. Heru Indarto (Fire Safety), Anggota
4. Indra Gunawan (Tim Safana), Anggota
Sesuai dengan Undang-undang nomer 40 Tahun 2007 tentang perseroan
terbatas pasal 74 ayat 2, bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Untuk itu pelaksanaan CSR di Pt. Asia Pasific Fiber dianggarkan oleh
perusahaan sesuai dengan kepatutan dan kewajaran.
C. Gabaran Umum Masyarakat Di Sekitar PT. Asia Pasific Fibers (APF) Kendal
1. Administratif
Kecamatan Kaliwungu merupakan wilayah perdesaan terdiri dari 9 Desa
meliputi 33 Dukuh/Dusun 67 RW dan 278 RT
No Desa Dusun/Dukuh Rukun
Warga
Rukun
Tangga
1 Kumpulrejo 2 4 14
2 Karang Tengah 2 3 15
56
3 Sarirejo 3 8 35
4 Krajan Kulon 3 11 37
5 Kutoharjo 7 9 50
6 Nolokarto 6 6 29
7 Sumberejo 4 9 35
8 Mororejo 3 8 37
9 Wonorejo 3 9 26
JUMLAH 33 67 278
2. Letak Geografis
Kecamatan Kaliwungu merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di
jalur utama pantai Utara Kabupaten Kendal. Batas -batas wilayah
Kecamatan Kaliwungu di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, di
sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kaliwungu Selatan, di
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Brangsong , dan di sebelah
Timur berbatasan dengan Kota Semarang.
Jarak dari Ibukota Kaliwungu ke beberapa kota terdekat yaitu:
Kota Provinsi Jawa Tengah : 21 Km
Kota Kabupaten Kendal : 7 Km
Kota Kecamatan Kaliwungu Selatan : 4 Km
Kota Kecamatan Singorojo : 24 Km
Kota Kecamatan Brangsong : 2 Km
Topografi kecamatan Kaliwungu merupakan wilayah pantai dan dataran
rendah dengan ketinggian
pada saat siang hari
malam hari suhu udara mencapai 26 derajat celcius.
Luas Wilayah Kecamatan Kaliwungu
penggunanya pada tahun 2009 dap
Banyaknya Hari Hujan Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2009,
berjumlah 84 hari
dengan banyaknya Curah Hujan
jumlah curah hujan 130
3. Kependudukan
Banyaknya Penduduk pada tahun 2007 berjumlah
terdiri dari laki -laki
2008 berjumlah 53.646 jiwa terdiri dari laki
dan perempuan 27,429 ji
53.829 jiwa terdiri dari laki
57
rendah dengan ketinggian 4,5 meter di atas permukaan laut. Suhu udara
mencapai sekitar 32 derajat celcius. Dan pada saat
malam hari suhu udara mencapai 26 derajat celcius. Jenis tanah Latusol.
Luas Wilayah Kecamatan Kaliwungu 47.73 Km2 . Dirinci menurut
penggunanya pada tahun 2009 dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Banyaknya Hari Hujan Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2009,
hujan dengan rata-rata hari hujan 7 hari/bulan.
dengan banyaknya Curah Hujan 1,560 mm, pertahun dan rata
jumlah curah hujan 130 mm/bulan.
Penduduk pada tahun 2007 berjumlah 53.439 jiwa
26,006 jiwa dan perempuan 27,373 jiwa. Pada tahun
2008 berjumlah 53.646 jiwa terdiri dari laki - laki berjumlah 26,217 jiwa
dan perempuan 27,429 jiwa. Sedangkan untuk tahun 2009 berjumlah
53.829 jiwa terdiri dari laki -laki 26,326 jiwa dan perempuan 27,503
Suhu udara
mencapai sekitar 32 derajat celcius. Dan pada saat
Jenis tanah Latusol.
Dirinci menurut
at dilihat pada diagram berikut ini :
Banyaknya Hari Hujan Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2009,
7 hari/bulan.
-rata
53.439 jiwa
Pada tahun
laki berjumlah 26,217 jiwa
Sedangkan untuk tahun 2009 berjumlah
27,503
jiwa.
Kepadatan penduduk Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2007
mencapai 1,120 jiwa/km2 , tahun 2008 mencapai 1,124 jiwa/km2 dan
pada tahun 2009 mencapai
Pertumbuhan
tahun 2008 sebesar 0.39 % dan pada tahun 2009 mencapai
Banyak penduduk Di atas 10 Tahun yang Bekerja Di
Pencahariannya pada Tahun 200
No Lapangan Usaha
1 Pertanian
Pengusaha
Buruh
2 Pertambangan dan Penggalian
Pengusaha
48 BPS, Kab Kendal, Tahun 2009
58
Kepadatan penduduk Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2007
1,120 jiwa/km2 , tahun 2008 mencapai 1,124 jiwa/km2 dan
mencapai 1,128 jiwa/km2.
Penduduk Per tahun di Kecamatan Kaliwungu pada
tahun 2008 sebesar 0.39 % dan pada tahun 2009 mencapai 0.34 %.48
Di atas 10 Tahun yang Bekerja Dirinci menur
Pencahariannya pada Tahun 2009. Dapat dilihat pada tabel berikut :
Lapangan Usaha Jumlah orang
5,085
6,068
Pertambangan dan Penggalian
0
BPS, Kab Kendal, Tahun 2009
Kepadatan penduduk Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2007
1,120 jiwa/km2 , tahun 2008 mencapai 1,124 jiwa/km2 dan
Penduduk Per tahun di Kecamatan Kaliwungu pada
48
rinci menurut
59
Buruh 0
3 Industri Pengolahan
Pengusaha 933
Buruh 11,830
4 Listrik, Gas dan Air minum
Pengusaha 1
Buruh 65
5 Bangunan
Pengusaha 30
Buruh 2,940
6 Perdagangan Hotel dan Restoran
Pengusaha 4,298
Buruh 3,308
7 Pengangkutan dan Komunikasi
Pengusaha 897
Buruh 809
8 Keuangan dan Persewaan
Pengusaha 128
Buruh 637
9 Jasa-jasa
Pengusaha 1,473
Buruh 6,643
Jumlah 45.217
4. Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Kecamatan Kaliwungu cukup memadai, baik
prasarana peribadatan; pendidikan; kesehatan maupun prasarana fisik
lainnya.
60
a. Tempat Ibadah
No Tempat peribadatan Jumlah Unit
1 Masjid 25 buah
2 Musholla 166 buah
3 Gereja 1 Buah
4 Kuil/Pura 1 Buah
b. Sarana Pendidikan
No Jenjang sekolah Jumlah
sekolah
Murid Guru
1 Taman Kanak-kanak 23 1.263 91
2 SD Negeri 23 5.409 277
3 Madrasah ibtidaiyah 8 1.425 78
4 Sekolah lanjutan pertama
negeri
1 336 24
5 Sekolah lanjutan pertama
swasta
4 1.559 103
6 Madrasah tsanawiyah 1 369 32
7 SLTA Negeri 1 305 24
8 SLTA Swasta 2 792 24
9 Madrasah Aliyah 0 0 0
c. Sarana Kesehatan
No Fasilitas kesehatan Jumlah Unit
1 Dokter 8 Orang
2 Mantri Kesehatan 14 Orang
3 Bidan 17 Orang
4 Dukun Bayi 12 Orang
5 Juru Sunat 0 Orang
6 Rumah Sakit Umum (RSU ) 0 Buah
7 Puskesmas 1 Buah
61
8 Puskesmas Pembantu 2 buah
9 Dokter Umum 8 orang
10 Dokter Gigi 0 orang
11 Rumah bersalin 0 orang
d. Sarana Transportasi
No Jenis transportasi Jumlah Unit
1 Mobil Penumpang Umum 169 buah
2 Bus 82 buah
3 Truk 113 buah
4 Mobil Pribadi da Dinas 224 buah
5 Sepeda Motor 2.818 buah
6 Becak 284 buah
7 Sepeda 3.021 buah
e. Sarana Jalan
Kondisi jalan Panjang jalan Unit
Jenis permukaan Km
a. Aspal 44.64 KM
b. Kerikil 12.56 Km
c. Tanah 20.47 Km
Kondisi Jalan
a. Baik 42.02 Km
b. Sedang 51.60 Km
c. Rusak 2.50 Km
Kelas Jalan
62
a. Kelas I 0.00 km
b. Kelas II 11.19 Km
c. Kelas III 0.00 Km
d. Kelas III A 17.69 Km
e. Kelas IV 0.00 Km
f. Kelas V 21.52 Km
f. Susunan organisasi
63
BAB IV
ANALISIS PELAKSANAAN Corporate Social Responsibility (CSR) SEBAGAI
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN PASAL 74 UNDANG-
UNDANG NO.40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS
(Studi Kasus di PT. Asia Pasific Fibers Kendal)
A. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE
SOSIAL RESPONSIBILITY DI PT. ASIA PASIFIC FIBER KENDAL.
Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, oleh karena itu ekonomi
Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari agama Islam. Sebagai derivasi
dari agama Islam maka ekonomi Islam akan mengikuti agama Islam dalam berbagai
aspeknya. Islam adalah sistem kehidupan, dimana Islam telah menyediakan
perangkat peraturan yang lengkap bagi kehidupan manusia, termasuk dalam bidang
ekonomi.
Untuk memahami hubungan antara agama dan perilaku ekonomi maka harus
dipelajari lingkup dan bidang masing-masing. Secara umum agama (religion)
diartikan sebagai persepsi dan keyakinan manusia terkait dengan eksistensinya, alam
semesta, dan peran Tuhan terhadap alam semestadan kehidupan manusia dengan
Tuhan, sesama manusia dengan alam semesta. Agama merupakan serangkaian
rencana atas perilaku yang didasarkan atas nilai dan norma. Kesemua definisi
tersebut berimplikasi bahwa agama meliputi perilaku manusia termasuk semua
tahapan dan aspeknya. Termasuk dalam hal ini adalah keyakinan,sebagai tahap
pertama dari agama yang menentukan perilaku dan tujuan hidup manusia.
Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan spiritualitas dan
ritualitas, namun agama merupakan serangkaian keyakinan, ketentuan dan perturan
serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia. Sebagaimana diungkap
dimuka. Islam memandang agama sebagai jalan hidup yang melekat pada setiap
aktifitas kehidupan, baik ketika manusia melakukan hubungan ritual dengan
64
Tuhanya maupun ketika manusia berinteraksi dengan sesama manusia atau alam
semesta.
Ekonomi secara umum, didefinisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku
manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi barang
dan jasa yang dibutuhkan manusia. Dengan demikian ekonomi merupakan bagian
dari agama. Ruang lingkup ekonomi meliputi satu bidang perilaku manusia terkait
dengan konsumsi, produksi dan distribusi. Islam memandang aktifitas ekonomi
secara positif, semakin banyak manusia terlibat dalam aktifitas ekonomi maka
semakin baik, sepanjang tujuan dari prosesnya sesuai dengan tujuan agama Islam.
Katakwaan pada Tuhan tidak berimplikasi pada peningkatan produktifitas ekonomi,
sebaliknya justru membawa seseorang untuk lebih produktif. Kekayaan dapat
mendekatkan kepada Tuhan selama diperoleh dengan cara-cara yang sesuai dengan
nialai-nilai Islam.
Islam sebagai suatu ajaran yang didasarkan pada ajaran kitab al-quran dan
sunnah, memberikan banyak contoh ajaran ekonomi, baik pada masa awal-awal
Islam diturunkan sampai pada masa sekarang. Islam telah mengajarkan untuk
berderma, berbuat adil dalam memberikan takaran, menimbang dengan benar dan
tidak merugikan orang lain.
Implementasi Islam secara kaffah ini adalah ajaran Islam dilaksanakan secara
keseluruhan, jadi tidak diambil beberapa bagian saja secara parsial, dan meliiputi
seluruh aspek kehidupan yaitu seluruh aspek kehidupan harus dibingkai dengan
ajaran Islam.
Islam memposisikan kegiatan ekonomi sebagai salah satu aspek penting
untuk mendapatkan kemuliaan (falah) dan karenanya kegiatan ekonomi seperti
kegiatan yang lainya perlu dituntun dan dikontrol agar berjalan seirama dengan
ajaran Islam secara kesuluruhan. Falah hanya akan dapat diperoleh jika ajaran Islam
65
dilaksanakan secara menyeluruh atau kaffah. Agama Islam memberikan tuntunan
bagaimana manusia seharusnya berinteraksi dengan Allah (ibadah mahdhah) dan
bagaimana manusia melaksanakan kehidupan bermasyarakat (mu’amalah), baik
dalam lingkungan keluarga, kehidupan bertetangga, bernegara, berekonomi, bergaul
antar bangsa dan sebagainya.
Konsistensi dan koherensi ajaran Islam antar aspek kehidupan diwujudkan
dalam bentuk kesatuan antara keyakinan (iman) perbuatan (amal) dan moralitas
(akhlak). Amal dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar yaitu ibadah dan
mu’amalah. Kegiatan ekonomi merupakan bagian dari mu’amalah dan harus
didasarkan atas dasar akidah yang benar sehingga dapat menghasilakan kegiatan
ekonomi yang berakhlak atau bermoral. Kegiatan ekonomi hanya akan mampu
membawa kepada falah selama dilaksanakan berdasarkan akidah Islam dan diwarnai
dengan moral Islam.
Ekonomi Islam merupakan implementasi sistem etika Islam dalam kegiatan
ekonomi yang ditujukan untuk pengembangan moral masyarakat. Dalam hal ini,
ekonomi Islam bukanlah sekedar memberikan justifikasi hukum terhadap fenomena
ekonomi yang ada, namun lebih menekankan pada pentingnya spirit Islam dalam
setiap aktifitas ekonomi.
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai usaha menciptakan
kekayaan melalui ekploitasi manusia terhadap sumber-sumbber kekayaan
lingkungan. Kekayaan alam ini meliputi kekayaan fauna dan flora. Dua hal ini dalam
konteks ekonomi disebut dengan sumber daya alam. Didalam proses produksi akan
melibatkan berbagai jenis sumber daya. Sebagai masukan dalam proses produksi,
diantaranya adalah material, modal, informasi, maupun tenaga kerja.
Fungsi produksi dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan atau
pengadaan atas barang atau jasa. Transformasi yang dilakukan dalam kegiatan
66
produksi adalah untuk membentuk nilai tambah (value added), secara filosofis
aktivitas produksi meliputi:
1. Produk yang dibuat
2. Berapa kuantitas produk yangdibuat
3. Mengapa produk dibuat
4. Dimana produk itu dibuat
5. Kapan produk itu dibuat
6. Siapa yang membuat
7. Bagaimana memproduksinya
Lebih lanjut bahwa etika bisnis yang terkait dengan aktifitas produksi adalah
berkaitan dengan bagaimana memberikan solusi atas permasalahan diatas. Solusi dari
produksi adalah berorientasi pada pencapaian harmoni dan keseimbangan bagi
semua atau beberapa fihak yang berkepentingan dengan masalah produksi. Akhlak
utama yang wajib diperhatikan kaum muslimin, baik secara individual maupun
secara bersama, ialah bekerja pada bidang yang dihalalkan Allah. Tidak melampaui
apa yang diharamkanya. Dengan demikian tujuan produksi adalah untuk memenuhi
kebutuhan setiap individu dan mewujudkan kemandiirian umat
Terkait dengan tujuan yang pertama, ekonomi Islam (bisnis) Islam sangat
mendorong produktifitas dan mengembangkanya baik kuantitas maupun kualitas.
Islam melarang menyia-nyiakan potensi material maupun potensi sumber daya
manusia. Bahkan Islam mengerahkan semua itu untuk kepentingan produksi.
Didalam bisnis Islam kegiatan produksi menjadi sesuatu yang unik dan istimewa.
Sebab didalamnya terdapat beberapa faktor yaitu faktor itqan (profesionalisme) yang
dicintai Allah dan ihsan yang diwajibkan Allah atas segala sesuatu.
Mengapa kegiatan produksi dilakukan, jawabanya adalah untuk memenuhi
kecukupan dari rizki yang baik (Halalan Thoyiban) dalam bentuk barang dan jasa.
67
Produksi dapat merealisasikan kehidupan yang baik yang manjadi tujuan Islam bagi
manusia. Tujuan produksi adalah mencapai kehidupan adalah mencapai dua hal
pokok pada tingkat pribadi muslim dan ummat Islam. Pada tingkat pribadi muslim
tujuanya adalah merealisasikan pemenuhan kebutuhan baginya. Sedangkan pada
tingkat umat Islam ialah merealisasikan kemandirian umat.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan tema yang menarik dan terus
berkembang dalam dunia bisnis. Dalam konteks perusahaan terdapat tiga pandangan
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama para manajer secara jujur
memfokuskan bagi kepentingan perusahaan. Dengan demikian ia merupakan agen
untuk mencapai kesejahteraan Stakeholders perusahaan. Kedua para manajer
mempunyai tugas untuk menyeimbangkan kepentingan pokok dari para pelaku
perusahaan. Ketiga para manajer bertanggung jawab dalam melayani masyarakat,
yakni dengan program-program sosial yang menguntungkan masyarakat.
Dari tiga pandangan diatas, para tokoh barat memaknai tanggung jawab sosial
perusahaan pada pandangan pertama dan kedua saja. Mereka beralasan bahwa
tanggung jawab sosial perusahaan bertujuan untuk memperbaiki citra perusahaan
dari kegiatan mencari untung. Pandangan ini kelanjutan dari pandangan bahwa bisnis
tidak perlu mewujudkan tujuan-tujuan lain dari pada tujuan ekonomi. Bila
pemahaman tentang tanggung jawab sosial perusahaan hanya dipahami seperti
demikian , maka dapat dibayangkan bagaimanakah akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh kebijakan suatu perusahaan terhadap lingkungan sosial lingkunganya.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan suatu prinsip dinamis yang
berhubungan dengan keseluruhan perilaku manusia dalam hubunganya dengan
masyarakat maupun institusi. Suatu tanggung jawab bahkan mempunyai kekuatan
dianamis untuk mempertahankan kualitas keseimbangan dalam masyarakat.
68
Dalam hubunganya denga tanggung jawab sosial suatu perusahan, aksioma
tanggung jawab dijabarkan menjadi suatu pola perilaku perusahaan tertentu. Suatu
tanggung jawab untuk memperbaiki kualitas lingkunngan sosial misalnya
menyebabkan perilaku perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada penghasilanya
sendiri, melainkan bergantung pada faktor-faktor lainya.
Dari konsepsi tanggung jawab itu, maka ia mempunyai sifat berlapis ganda
dan berfokus baik pada tingkat mikro (individual) maupun tingkat makro (organisasi
dan sosial), yang kedua-duanya harus dilakukan secara bersama-sama. Secara
seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya. Antara pemilik, manajer,
karyawan, masyarakat dan sosial bahkan negara.
Dengan aksioma pertanggung jawaban ini, maka secara mendasar akan
mengubah perhitungan bisnis perusahaan, karena segalanya harus mengacu pada
keadilan. Dalam aplikasinya tanggung jawab sosial dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
sisi positif dan sisi negatif. Secara positif perusahaan dapat melakukan kegiatan yang
tidak membawa keuntungan ekonomis dan semata-mata dilangsungkan demi
kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok masyarakat. Sedangkan dari sisi
negatif perusahaan dapat menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari sisi bisnis tetapi akan merugikan
masyarakat atau sebagian masyarakat.
Dalam kenyataanya, ketika menyimak sejarah industri misalnya, terdapat
beberapa perusahaan yang besar dan memperoleh nama baik bukan semata-mata
karena bidang bisnis tetapi apa yang disebut karya amal. Karya amal inilah yang
justru dapat membangun suatu citra dikalangan masyarakat secara mendalam. Hal ini
membuktikan bahwa bagusnya kinerja sebuah perusahaan bukan hanya dibuktikan
dengan kinerja mekanis dalam menghasilkan suatu komoditas produk yang
berkualitas semata, melainkan berhubungan erat dengan karya-karya amal yang
69
diberikannnya kepada masyarakat secara riil sebagai implementasi dari tanggung
jawab sosial perusahaan pada satu sisi dan berakibat pada memperkokoh suatu citra
positif pada posisi lain. Dengan demikian karya-karya amal dalam lingkup yang luas
tidak bertentangan dengan tujuan ekonomis jangka panjang suatu bisnis, sebaliknya
sangat mendukung.
Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan norma-norma
agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi bisnis, merevisi sistem dan
hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan memenuhi tuntutan-tuntutan etika
pihak-pihak luar untuk mencari aman dan sebaginya. Bisnis yang beretika adalah
bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah
berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati.
Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya
yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun
dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal
dan haram (lihat. QS. 2:188, 4:29). Etika bisnis Islam sebenarnya telah diajarkan
Nabi Saw. saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi Saw. sebagai pedagang
adalah, selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, fathanah, amanah
dan tabligh. Ciri-ciri itu masih ditambah Istiqamah. Shidiq berarti mempunyai
kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan dan amal perbuatan atas dasar
nilai-nilai yang diajarkan Islam. Istiqamah atau konsisten dalam iman dan nilai-nilai
kebaikan, meski menghadapi godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan
ditampilkan dalam keteguhan, kesabaran serta keuletan sehingga menghasilkan
sesuatu yang optimal. Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara
mendalam segala yang menjadi tugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menimbulkan
kreatifitas dan kemampuan melakukakn berbagai macam inovasi yang bermanfaat.
70
Amanah, tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah
ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan
(kebajikan) dalam segala hal. Tablig, mengajak sekaligus memberikan contoh kepada
pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari (berbagai sumber). 49
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, dalam konteks corporate social responsibility
(CSR), para pelaku usaha atau pihak perusahaan dituntut besikap tidak kontradiksi
secara disengaja antara ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya. Mereka dituntut tepat
janji, tepat waktu, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi), selalu
memperbaiki kualitas barang atau jasa secara berkesinambungan serta tidak boleh
menipu dan berbohong.
Pelaku usaha/pihak perusahaan harus memiliki amanah dengan menampilkan
sikap keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat yang
terbaik) dalam segala hal, apalagi berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
Dengan sifat amanah, pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan
kewajiban-kewajibannya. Sifat tablig dapat disampaikan pelaku usaha dengan bijak
(hikmah), sabar, argumentatif, dan persuasif akan menumbuhkan hubungan
kemanusiaan yang solid dan kuat. Para pelaku usaha dituntut mempunyai kesadaran
mengenai etika dan moral, karena keduanya merupakan kebutuhan yang harus
dimiliki. Pelaku usaha atau perusahaan yang ceroboh dan tidak menjaga etika, tidak
akan berbisnis secara baik sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan
merugikan konsumen, bahkan dirinya sendiri
Al-Qur’an adalah suatu ajaran yang berkepentingan terutama untuk
menghasilkan sikap moral yang benar bagi tindakan manusia. “Moral” merupakan
49 Muhammad, Etika Bisnis Islam, Jogjakarta, UPP AMP YKPN, hal 37
71
esensi etika al-Qur’an yang akhirnya menjadi esensi hukum dalam bentuk perintah
dan larangan.
Nilai-nilai moral adalah poros penting dari keseluruhan sistem yang
menghasilkan hukum. Dalam aktivitas kehidupannya, umat Islam dianjurkan
mengutamakan kebuTuhan terpenting (Mashlahah) agar sesuai dengan tujuan syariat
(Maqashid Al-Syari’ah). mashlahah adalah pemilikan atau kekuatan barang/jasa yang
mengandung elemen dasar dan tujuan kehidupan umat manusia di dunia ini (dan
peroleh pahala untuk kehidupan akhirat).
Maslahah ini tidak bisa dipisahkan dengan maqashid al-syari’ah. Maqashid
Al-Syari’ah ialah perintah-perintah yang pada hakikatnya kembali untuk
kemaslahatan hamba Allah dunia dan akhirat. Tujuan pokok syari’at Islam terdiri
atas lima komponen: pemeliharaan agama (hifdh al-din), jiwa (hifdh al-nafs), akal
(hifdh al-aql), keturunan (hifdh nasl) dan harta (hifdh al-maal). Lima komponen
pokok syari’ah itu disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan kepentingan manusia
(mashlahah), yaitu kebutuhan primer (dharuriyyah), skunder (hajiyyah) dan tertier
(tahsiniyyah).50
Dalam konteks ini, kebutuhan primer (dharuriyyah) adalah sesuatu yang
harus ada untuk mewujudkan kemaslahatan agama dan dunia. Jika kebuTuhan itu
hilang, maka kemaslahatan manusia sulit terwujud. Bahkan, dapat menimbulkan
keruksakan, kekacauan dan kehancuran. Skunder (hajiyyah) adalah segala hal yang
dibutuhkan untuk memberikan kelonggaran dan mengurangi kesulitan yang biasanya
menjadi kendala dalam mencapai tujuan. Sedangkan tertier (tahsiniyyah) ialah
melakukan tindakan yang layak menurut adat dan menjauhi perbuatan-perbuatan ‘aib
yang ditentang akal sehat.
50 Jaribah bin ahmad al-harist, Fiqih Ekonomi Umar Bin Al-Khathab, jakarta timur, khalifa, hal 34
72
Tujuan syari’ah itu dapat menentukan tujuan perilaku konsumen dalam Islam
dan tercapainya kesejahteraan umat manusia (maslahah al-‘ibad). Semua barang dan
jasa yang dapat memiliki kekuatan untuk memenuhi lima komponen pokok
(dharury) telah dapat dikatakan memiliki maslahat bagi umat manusia. Lebih lanjut,
Khan (1992: 195), mengutarakan semua kebutuhan tidak sama penting. Kebutuhan
itu meliputi: tingkat di mana lima elemen pokok di atas dilindungi secara baik;
tingkat di mana perlindungan lima elemen pokok di atas, dilengkapi untuk
memperkuat perlindungannya dan tingkat di mana lima element pokok di atas secara
sederhana diperoleh secara jelas. Berkaitan dengan Corporate Sosial Responsibility
(CSR), kelima komponen itu perlu mendapat fokus perhatian. Dalam skala primer,
perusahaan atau badan-badan komersial perlu menghargai agama yang dianut
masyarakat. Jangan sampai kepentingan masyarakat terhadap agamanya diabaikan,
seperti perusahaan yang mengabaikan atau mengganggu peribadatan warga setempat.
Bahkan, semestinya pihak perusahaan atau badan-badan komersial harus mampu
mengembangkan jiwa usahanya dengan spiritualitas Islam.51
Islam melarang umatnya mengkonsumsi atau memproduksi makanan dan
minuman yang dapat merusak akal karena akan mengancam eksistensi akalnya.
Dalam pemeliharaan harta, transaksi jual beli harus dilakukan secara halal. Jika
tidak, maka eksistensi harta akan terancam, baik pengelolaan atau pemanfaatannya.
Karena itu, pihak perusahaan dilarang melakukan kegiatan yang secara jelas
melangar aturan syara’.
Dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility/CSR), maqashid as-yari’ah ditujukan agar pelaku usaha atau pihak
perusahaan mampu menentukan skala prioritas kebuTuhannya yang terpenting.
51 Muhammad, ibid, hal 60
73
KebuTuhan-kebuTuhan itu tidak hanya diorientasikan untuk jangka pendek, tetapi
juga jangka panjang dalam mencapai ridha Allah. Kegiatan ekonomi tidak saja
melibatkan aspek materi, tapi juga kualitas keimanan seorang hamba kepada Allah
Swt.
Oleh karena itu, konsep pembanguan yang melibatkan maqashid as-yari’ah
dimaksudkan agar terbentuk pribadi-pribadi muslim yang memiliki keimanan dan
ketakwaan. Tentu saja sikap ini tidak saja didapatkan dari lubuk hati yang dalam.
Tetapi, dilandasi juga dari kesadaran manusia untuk melaksanakan kewajiban
sebagai seorang hamba-Nya. Kewajiban mengaplikasikan tanggung jawab seorang
hamba untuk melakukan kejujuran, kebenaran, kebajikan dan kasih sayang terhadap
seluruh data kehidupan aktual. Islam mengajarkan tanggung jawab agar mampu
mengendalikan diri dari tindakan melampaui batas kewajaran dan kemanusiaan.
Tanggung jawab ini mencakup tanggung jawab kepada Allah, kepada sesama dan
lingkungannya.
B. ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL LINKUNGAN PERUSAHAAN
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) YANG TELAH DILAKUKAN
OLEH PT. ASIA PASIFICFIBER KENDAL DITINJAU DARI PASAL 74
UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN
TERBATAS
Sejalan dengan disahkanya Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang
perseroan terbatas, persoalanya Coporate Social Responsibility saat ini semakin menjadi
perhatian masyarakat umum, dan terutama sekali dunia bisnis.
Pada perjalanannya penggunaan istilah Corporate Social Responsibility yang
juga sering kali disebut dengan istilah Corporate Citizenship, Corporate Ethics, serta
Corporate suistainability. Meski demikian, sebenarnya beberapa pengistilahan tersebut
memiliki makna dan pengertian yang kurang lebih sama.
74
Pada dasarnya Corporate Social Responsibility merupakan sebuah upaya
mekanisme humanisasi perilaku kalangan bisnis jadi seperti layaknya sebagai seorang
manusia, perusahaan juga dituntut mempunyai tugas moral seperti berlaku jujur,
mematuhi hukum, menjunjung intergritas dan tidak korup, melalui CSR juga ditekankan
bahwa perusahaan harus mengembangkan etika bisnis yang suistainable baik secara
ekonomi, social dan lingkungan.
Karena menjadi tidak mengherankan jika dalam perkembangannya CSR sering
dinilai sebagai salah satu jawaban dari perilaku bisnis perusahaan dalam tugasnya
mengakumulasi keuntungan. Namun pada saat yang bersamaan tidak dapat dipungkiri
bahwa CSR sering dianggap juga oleh kalangan perusahaan sebagai beban dalam proses
akumulasi modalnya.
Tidak mengherankan apabila ada perusahaan yang menganggap program-
program CSR itu membebani oprasional perusahaan. Dimasukanya Pasal 74 Undang-
Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang mengatur soal tanggung
jawab sosial lingkungan membuat sejumlah pengusaha cemas. Mereka lantas
melakukan gugatan ke Makamah Konstitusi (MK).
Tetapi gugatan itu kandas. Permohonan uji materi undang-undang tersebut
ditolak MK dan dengan demikian perseroan terbatas dengan kriteria tertentu wajib
melaksanakan program CSR sesuai dengan tuntutan undang-undang.
Corporate sosial responsibility saat ini manjdi momok bagi para penggusaha ,
pasalnya kegiatan CSR adalah sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial
lingkungan perusahaan yang awalnya bersifat volunteer (suka rela), kini menjadi
mandatory (kewajiban) perusahaan.
CSR yang telah disahkan dalan undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas masih menyisakan polemik diantara pelaku bisnis. Terlebih lagi
ketika uji materi yang mereka ajukan ditolak makamah konstitusi, april 2009 lalu.
75
Berbagai elemen masyarakat juga mengungkapkan berbagai kerancuan yang
timbul dari kegiatan-kegiatan pertanggung jawaban sosial dan lingkungan yang
dilakukan perusahaan. CSR selama ini bisa di katakan sekedar pencitraan diri
perusahaan dan tidak tepat sasaran.
CSR sebenarnya tidak dapat disempitkan hanya menjadi tanggung jawab
lingkungan saja. Seluruh bisnis atau bentuk usaha apapun, memiliki tanggung jawab
sosial sepanjang rantai produksi yang ada mulai dari hulu sampai hilir .
Bila melihat peraturan yang ada, persoalan CSR tidak selesai dalam undang-
undang, yang lebih penting adalah pembuktian dalam implementasi dan kebijakan
dalam bentuk yang lebih rendah seperti peraturann pemerintah, hal inilah yang menjadi
tantangan terberat pemerintah
Dalam hukum perseroan terbatas di Indonesia, awalnya wacana CSR ini masih
bersifat sukarela dan belum ada pengaturannya melalui produk perundang – undangan
atau hukum perusahaan. Bahkan Undang–Undang Perseroan Terbatas Upaya
perusahaan dalam meningkatkan peranannya dalam pembangunan kesejahteraan sosial
dan kelestarian lingkungan membutuhkan sinerji multipihak yang solid dan baik. Tidak
mungkin persoalan–persoalan hukum yang berkaitan dengan CSR ini hanya
diselesaikan oleh satu pihak saja, artinya hal ini tidak hanya merupakan tanggung jawab
perusahaan saja. Sinerji yang paling diharapkan adalah adanya kemitraan antara
perusahaan, pemerintah dan komunitas atau masyarakat. Sinerji ini disebut kemitraan
tripartit.
yang lama yaitu Undang - undang No. 1 tahun 1995 sebagai payung hukum
perseroan belum mengatur CSR. Namun setelah tanggal 16 Agustus 2007, CSR di
Indonesia telah diatur dalam Undang – undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang menggantikan Undang – Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas yang selanjutnya disingkat dengan UU PT bahwa CSR yang dikenal dalam
76
Undang – undang ini sebagaimana yang termuat dalam Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi :
Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Bahkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ini merupakan suatu kewajiban
yang harus dilaksanakan bagi perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam karena telah disertai dengan sanksi sebagaimana
yang diatur dalam Pasal 74 Undang – undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Terkait dengan pelaksanaan program CSR yang dilaksanakan oleh PT. Asia
Pasific Fiber dikendal. Maka PT. Asia pasific fiber bisa dibilang sudah menjalankan
amanat Undang-undang terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan,
karena pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh PT. Asia Pasific fiber dimulai jauh
sebelum undang-undang tersebut disahkan yaitu pada tanggal 15 april 2009. Jadi PT.
Asia Pasific fiber melaksanakan program CSR bukan hanya berdasarkan kewajiban
yang tertuang dalam Undang-undang perseroan terbatas No. 40 Tahun 2007 Pasal 74
tersebut.
Karena PT. Asia Pasific Fiber manganggap tanggung jawab lingkungan dan
sosial perusahaan dengan ada atau tidak adanya peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang hal tersebut, CSR merupakan suatu kebutuhan perusahaan. Tampa
perusahaan melakukan kegiatan CSR maka tidak mungkin perusahaan bisa hidup
bersama masyarakat dan melanjutkan kegiatanya. Seperti yang telah disampaikan dalam
bab sebelumnya, bahwasanya PT. Asia Pasific Fiber telah melaksanakan amanat
Undang-undang dengan menjalankan program CSR terkait dengan masalah lingkungan
sekitar, dimana hal tersebut selama ini menjadi keluhan masyarakat sekitar perusahaan.
Hal tersebut adalah terkait masalah limbah,berkurangnya debit air bersih, polusi udara
77
dan polusi suara. Kemudian langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. Asia Pasific
Fiber adalah dengan memperbaiki Instalasi pengolahan limbah dan juga memperbaiki
alat peredam suara dari suara yang ditimbulkan akibat adanya aktifitas produksi,
kemudian program CSR yang dilakukan adalah dengan membuat saluran air bersih
kemasyarakat sekitar, supaya kebutuhan air bersih masyarakat sekitar perusahaan
terpenuhi. Selain itu masih banyak lagi program CSR yang dilakukan Oleh PT. Asia
Pasific Fiber terhadap lingkungan perusahaan yaitu dari mulai kesehatan masyarakat,
pendidikan, menumbuhkan potensi ekonomi lokal dan menciptakan suasana kerja yang
kondusif bagi karyawan yang bekerja di APF. Hal inilah yang menjadi perhatian utama
dari pelaksanaan program CSR di PT. Asia Pasific Fiber Kendal.
78
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Islam mengajarkan manusia untuk mendayagunakan seluruh potensi yang telah
disediakan oleh Allah SWT untuk kepentingan manusia. Tetapi dalam proses
pemanfaatan sumber daya alam yang telah disediakan tersebut manusia dituntut
untuk senantiasa bertanggung jawab agar mampu mengendalikan diri dari
tindakan melampaui batas kewajaran dan kemanusiaan. Tanggung jawab ini
mencakup tanggung jawab kepada Allah, kepada sesama dan lingkungannya.
2. Pada prinsipnya CSR merupakan bentuk kepedulian suatu perusahaan dengan
menyisihkan sebagian keuntunganya bagi kepentingan pembangunan manusia
dan lingkungan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan
profesional. Sebagian besar perusahaan di indonesia sudah menjalankan CSR
melalui kerjasama dengan seluruh stakeholder, khusunya disini adalah PT. Asia
Pasific Fiber Kendal dengan seluruh pemangku kepentingan di kawasan
tersebut. Terbitnya undang-undang nomor 40 tahun 2007 terutama pasal 74,
tidak menjadi persoalan bagi perusahaan PT. Asia Pasific Fiber karena selama
ini perusahaan telah terbiasa manjalankan aktifitas CSR.
B. SARAN-SARAN
1. Perusahaan harus mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ada sehingga dapat
mengeliminasi kerusakan lingkunganya. Tanggung jawab sosial dalm bentuk
apapun tidak boleh terpaku pada sebuah istilah, karena pada dasarnya tanggung
jawab sosial itu adalah kewajiban kepada masyarakat.
2. Pelaksanaan CSR tidak bisa hanya sekedar tambal sulam. CSR akan menjadi
boomerang jika masalah yang mendasar tidak terselesaikan, mungkin tidak hanya
kepada masyarakat tapi juga kepada pemerintah.
79
3. Pelaksanaan CSR jangan hanya dijadikan alat penutup borok atau peredam
konflik, tapi lebih dari pada itu CSR adalah sebagai sebuah tanggung jawab
terhadap kelangsungan sebuah ekosistem perekonomian.
4. Pemerintah harus segera menerbitkan peraturan pemerintah yang membahas
secara teknis dan lebih detail terkait masalah peksanaan CSR.
C. PENUTUP
Dengan mengucap rasa Syukur Alhamdulillahirobbil'aalamiin dari penulis
kehadirat Allah SWT yang dengan hidayah, inayah, dan taufiq-Nya sehingga penulis
telah mampu mengantarkan pembahasan skripsi ini yang berjudul “Analisis
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Tanggung Jawab
Perusahaan Berdasarkan Pasal 74 Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas (Studi Kasih Di PT. Asia Pasific Fiber Kendal)”
Pada titik yang paling akhir, meskipun banyak hambatan dalam proses
penyusunan karya ilmiah ini dan cukup kendala pada referensi terkait dengan
masalah ini, namun tidak mengurangi penulis untuk tetap berusaha maksimal, sekuat
tenaga untuk dapat menyelesaikan dan memecahkan problem yang penulis hadapi
dalam permasalahan yang ada dalam skripsi ini.
Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT dan kepada semua pihak yang telah memberi kelancaran dalam penulisan karya
skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat. Amiin....
1
Daftar Pustaka
Jaribah Bin Ahmad Al-Haistsi, Fikih Ekonomi Umar Bin Khatab, Khlifa, Jakarta,2006
Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.
Reza Rahman, Corporate Social Responsibility Antara Teori Dan Kenyataan, Media Pressindo, Jakarta, 2009.
Ismail Sholikhin, Corporate Social Responsibility From Charity To Suistainability, Salemba
Empat, Jakarta,2008. CST Kansil, Pokok-Pokok pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
2008. M. Umer chapra, Islam Dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer, Risalah
Ghoti, Surabaya, 1999. Muhammad Abdul Mannan, Teori Dan Praktek Ekonomi Islam, PT Dana Bhakti Wakaf,
Jokjakarta, 1993. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Undang-Undang Perseroan Terbatas,
Fokusindo,Bandung, 2010. Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, Gema Insan Press, Jakarta 1997.
Muhammad Baqir Ash Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam, Zahra, Jogjakarta, 2008.
Safiudin Shidik, Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer, Jakarta: Intimedia, 2004.
Departemen Agama RI, al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya, Semarang: PT Karya Toha
Putra, 1996. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: PT Rineka
Cipta, Cet. Ke-12, 2002. Azwar, Saefudin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-1, 1998.
Dokumentasi Internal Perusahaan Asia Pasific Fiber, yang penulis peroleh dalam penelitiannya secara obyektif, di akses pada, tanggal 13 April 2011.
Indriantoro, Nur, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,
Yogyakarta: BPFE, 1999. Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1990.
Manulang, Sendjun H., Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT. Abdi Mahasatya, Cet. 1, 2001.
Moleong, Lexi J., Metode Penelitian Kualitatif, Cet. 22, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006.
2
Sunggono Bambang, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada,Jakarta,2005. Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, CV Rajawali Pers, Cet Ke-V,1992.
Tim Penulis Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang: 2000.
Muhammad, Etika Bisnis Islami, yokyakarta, Unit Penerbit Dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN. Hendi Suhendi, Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan, Jakarta: Penerbit Djambatan,
1980. Safiudin Shidik, Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer, Jakarta:
Intimedia, 2004. Dokumentasi internal, BPS, Kab Kendal, Tahun 2009. Diakses pada hari jum’at. Tanggal 27 Mei 2011.
1
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Muhammad Habibi
Nomor Induk Mahasiswa : 042311136
Jurusan : Muamalah
TTL : Boyolali, 9 Juli 1985
Alamat Asal : Dsn. Tarub, Desa sembungan, Kec. Nogosari, Kab.
Boyolali
Nama : Nedy Sugianto
Nomor Induk Mahasiswa : 4104004
Jurusan : Tasawuf dan Psikoterapi (TP)
TTL : Kuala Pembuang, 26 Juli 1986
Alamat Asal : Jln. Patimura RT.31 Kec. Seruyan Hilir Kab. Seruyan,
Prov. Kalimantan Tengah
Pendidikan Formal :
1. MI Muhammadiyah Kab. Boyolali
2. MTs N 1 Gondang Rejo, Karang Anyar
3. MA N 1 Surakarta
4. IAIN Walisongo Semarang Fak. Syariah, Jurusan Muamalan (MU)
Pengalaman Organisasi Intra Kampus :
� Anggota BASARNAS
2
Lurah sumberejo Item Data
Peringkat Pemangku
Kepentingan
I I
Score berdasarkan issue : 23
Nama Pemangku
Kepentingan
Lurah Sumber Rejo
Nama Informan
(bisa lebih dari satu) Achmad Julianto
Kontak Alamat
Telp. Fax. Email.
Website
http://www.kendalkab.go.id/
Sejarah/Latar
Belakang Institusi
Tanggal Pendirian dan Pendiri
-data on going-
Fokus/Fungsi/Tujuan Institusi
-data on going-
Berita/Perkembangan Terkini Institusi
-data on going-
Rekam Jejak Institusi/Pemimpin Institusi
-data on going-
Struktur Organisasi Struktur Formal
-data on going-
Orang-orang Kunci
-data on going-
Sumber-sumber financial
-data on going-
Pendirian,
Pendapat, Dampak
yang dirasakan dan
Harapan Mengenai
Isu
Issue yang berkaitan dengan Stakeholder GA-APF:
1.Tenaga Kerja
Issue spesifik yang terkait:
A. Pasca PHK Texmaco, banyak warga kelurahan Sumber Rejo yang masih
belum terselesaikan urusan pesangon PHK-nya.
3
B. Pengangguran, masih banyak pengangguran khususnya yang merupakan
mantan pekerja Texmaco dan saat ini bekerja serabutan dan di sector
informal.
C. Recruitment, keluhan warga karena tidak pernah mendapatkan informasi
dari perusahaan secara langsung kepada masyarakat maupun melalui Pak
Lurah, mengenai pembukaan lowongan dari APF.
D. Formalitas Karyawan, harapan warga saat ini masih ini masih menjadi
outsourcing dapat diangkat sebagai karyawan tetap.
2.Lingkungan
Issue spesifik yang terkait dengan:
A. Pengelolaan Limbah, keluhan warga pada pembuangan limbah perusahaan
yang ikut mencemari aliran sungai masyarakat pada waktu musim
penghujan.
B. Supply Air, debit air bersih yang disupply oleh perusahaan melalui pipa
yang dialirkan dari dalam perusahaan terus berkurang, bahkan berhenti
pada waktu musim kemarau. Dugaan warga sumur serapan yang digali
oleh perusahaan tidak memenuhi standard kedalaman sehingga
mempengaruhi penyerapan air dari sumur penduduk.
C. Pelaporan AMDAL dan monitoring dalam kepatuhan pelaporan, hasil
pelaporan AMDAL yang tidak pernah dikomunikasikan kepada warga dan
mengingatkan perusahaan bahwa AMDAL perusahaan sudah habis.
D. Aktifitas Perusahaan Lain, adanya bantuan suplly air dari TOSA yang
jumlahnya lebih besar daripada APF, untuk sementara ini cukup menaikkan
tingkat kepercayaan warga kepada TOSA dibandingkan APF.
E. Issue Polusi, warga mengeluhkan air yang berbau dari sungai dan
kebisingan (polusi suara) yang berasal dari APF.
3.Keamanan
Issue spesifik yang terkait:
A. Jumlah Personel Keamanan, untuk menangani lokasi yang ada dirasa
kurang, terutama di wilayah yang berbatasan langsung dengan pemukiman
warga di dusun yang termasuk dalam kelurahan Sumber Rejo. Hal ini
menimbulkan dugaan dari pihak perusahaan yang kerap ditujukan kepada
warga ketika ada kasus di dalam perusahaan.
B. Kasus Kriminal, sehubungan dengan peristiwa yang baru terjadi yang
menyangkut kasus pencurian yang dituduhkan kepada salah satu warga,
perusahaan tidak berinisiatif untuk melakukan koordinasi dalam
penanganan masalah hukumnya.
C. Fasilitas Pendukung, sebagian pagar perusahaan sudah roboh dan belum
ada perbaikan. Hal ini menyebabkan warga juga merasa terganggu.
4
D. Relationship dan Partisipasi Masyarakat, harapan adanya Satpam dari
warga local, sehingga menciptakan rasa tanggung jawab oleh masyarakat
untuk turut menjaga keamanan lingkungan sekitar perusahaan.
4.Potensi Local Economic Development,
Issue spesifik yang terkait:
A. Pemasok atau Outsourcing, ekspektasi warga agar bisa dilibatkan sebagai
vendor kebutuhan perusahaan, terutama logistic seperti nasi bungkus atau
catering untuk karyawan.
B. Potensi Home Industri, bantuan dari perusahaan untuk modal usaha
industry rumah tangga berdasarkan potensi local yang sudah dimiliki dan
tinggal dikembangkan.
6. CSR
Issue spesifik yang terkait:
A. Kesehatan, konsistensi perusahaan pada jadwal pengobatan missal yang
telah disepakati bersama,
B. Pendidikan dan Pelatihan, penambahan insentif untuk guru2 Madrasah
Sumber Rejo,
C. Infrastruktur, pembangunan jalan desa terutama yang juga dipergunakan
oleh operasional perusahaan yang berada di sekitar kawasan eks Texmaco,
D. Ekonomi Lokal, bantuan untuk Ibu-ibu PKK
E. Social Event, melanjutkan “tradisi” peringatan hari-hari besar bersama
masyarakat dan mengadakan dialog dengan masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya yang difasilitasi oleh perusahaan.
Observasi, analisa
dan kesimpulan
mengenai
pemangku
kepentingan
(skala 1-5, beserta
penjelasan singkat)
Kekuasaan/Power :
3
Sebagai pemimpin warga, Lurah memiliki kemampuan untuk menggerakan massa
sekiranya ada persoalan dengan perusahaan dibiarkan berlarut-larut tanpa
penyelesaian. Namun power-nya tidak cukup kuat untuk menghentikan aktifitas
perusahaan.
Dampak/Impact:
5
Jika perusahaan APF terhenti operasionalnya, warga Kelurahan Sumber Rejo
menjadi stakeholders yang merasakan dampak langsungnya, terutama bantuan
insentif dari perusahaan yang selama ini rutin diberikan setiap bulan kepada warga
Kelurahan. Selain itu juga berdampak pada usaha ekonomi informal, seperti
warung-warung milik warga di sekitar perusahaan.
Legitimasi:
4
Lurah dipilih langsung warga, artinya kepercayaan warga cukup tinggi namun
5
legimitasinya tidak cukup kuat di stakeholder lainnya yang juga punya pengaruh
dalam menghentikan kegiatan perusahaan.
Urgensi/Kemendesakan:
5
Sebagian area perusahaan berada di wilayah Kelurahan Sumber Rejo, hal ini
membuat potensi konflik signifikan dan apa yang menjadi persoalan antara warga
dan perusahaan jika tidak direspon dengan cepat akan mengganggu harmonisasi
hubungan antara perusahaan dan masyarakat serta berpengaruh pada “image”
atau citra perusahaan sendiri.
K.H. Dimyati Rais Item Data
Peringkat Pemangku Kepentingan
9
Score berdasarkan issue : 9
Nama Pemangku Kepentingan
Tokoh Masyarakat Lokal
Nama Informan (bisa lebih dari satu)
K.H. Dimyati Rais
Kontak Alamat Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadlilah Kampung Jagalan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal Telp. Fax. Email. Website
Sejarah/Latar Belakang Institusi
Tanggal Pendirian dan Pendiri Latar Belakang Pendirian Fokus/Fungsi/Tujuan Institusi
Berita/Perkembangan Terkini Institusi Rekam Jejak Institusi/Pemimpin Institusi
Struktur Organisasi
Struktur Formal Orang-orang Kunci Sumber-sumber finansial
Pendirian, Pendapat, Dampak yang dirasakan dan Harapan Mengenai Isu
Menurut Imam Ghazali industri tekstil adalah fardlu kifayah (harus ada dalam suatu kelompok masyarakat) sehingga menurut pandangan KH. Dimyati, keberadaan APF sangat penting bagi masyarakat dan negara. Dilihat dari kondisi APF saat ini, pada dasarnya tampak stabil. Hal ini mungkin karena dikelola dengan strategi dan manajemen yang baik begitu pula dalam hal hubungan dengan masyarakat. Namun demikian, perlu peningkatan citra perusahaan mulai dari pihak direktur hingga karyawan dengan cara mendekati masyarakat baik secara kultural, sosial, maupun (kalau perlu) pendekatan politis. Jika masyarakat sudah didekati dengan baik, masyarakat juga akan merasa memiliki dan melindungi perusahaan ini.
6
Kalau bisa mesin-mesin diperbaharui agar bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi dan bisa berkompetisi dengan industri tekstil luar negeri. Kemampuan daya rekruit perusahaan atas tenaga kerja yang banyak, pada dasarnya tidak hanya mengatasi masalah kemiskinan, tetapi juga mengatasi persoalan bangsa. Persoalan kemiskinan yang berada di sekitar wilayah perusahaan pada dasarnya memang bukang tanggung jawab perusahaan secara langsung, tetapi menjadi tanggungjawab pemerintah, karena yang mengerti kondisi riil masyarakat adalah pemerintah. Namun, peran penting perusahaan adalah dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat ini dengan bekerja sama melalui memberikan pendidikan atau pelatihan atau konsultasi yang baik dengan desa-desa sekitarnya. Kerjasama yang baik ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan, walaupun perusahaan tidak secara langsung memberikan insentif pada masyarakat. Masyarakat Kaliwungu pada dasarnya sederhana. Mereka memiliki kekayaan rohani sehingga tidak terlalu mengejar urusan duniawi. Karyawan yang tinggal di wilayah Kaliwungu tidak mempengaruhi masyarakat, tetapi mereka terwarnai oleh masyarakat Kaliwungu. Kalau ada demonstrasi dimungkinkan bukan dari masyarakat kaliwungu, hal ini bisa dipastikan ada provokator.
Observasi, analisa dan kesimpulan mengenai pemangku kepentingan (skala 1-5, beserta penjelasan singkat)
Kekuasaan/Power 5 Kekuatan yang dimiliki oleh tokoh lokal ini mampu menggerakkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pejabat negara sampai rakyat biasa. Dampak/Impact 5 Sebagai tokoh lokal yang memiliki basis pendukung dari masyarakat akar rumput, tokoh ini memiliki dampak secara langsung terhadap keberadaan APF. Legitimasi 5 Tokoh ini bukan saja memiliki basis pengetahuan agama yang mumpuni, tetapi juga kharisma yang sangat besar, sehingga dukungan masyarakat juga sangat tinggi. Urgensi/Kemendesakan 5 Kedekatan dan kepercayaan masyarakat terhadap tokoh ini menjadikan segala ungkapan, tindakan, dan keputusan yang disampaikan oleh tokoh ini menjadi sangat penting untuk segera ditindaklanjuti.
K.H. Syamsul Ma’arif Item Data
Peringkat Pemangku Kepentingan
6
Score berdasarkan issue : 14
Nama Pemangku Kepentingan
Tokoh Masyarakat Lokal/ anggota DPRD Komisi E
Nama Informan (bisa lebih dari satu)
K.H. Syamsul Ma’arif
Kontak Alamat Desa Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal Telp. Fax. Email. Website
Sejarah/Latar Tanggal Pendirian dan Pendiri
7
Belakang Institusi
Latar Belakang Pendirian Fokus/Fungsi/Tujuan Institusi
Berita/Perkembangan Terkini Institusi Rekam Jejak Institusi/Pemimpin Institusi
Struktur Organisasi
Struktur Formal Orang-orang Kunci Sumber-sumber finansial
Pendirian, Pendapat, Dampak yang dirasakan dan Harapan Mengenai Isu
Pesangon PHK eks Texmaco seharusnya memang menjadi tanggung jawab PPA, karena perusahaan sudah tidak punya apa-apa lagi, kecuali mesin-mesin yang rusak. Tanggungan pesangon yang awalnya 19 M kini tinggal sekitar11 M. Tokoh masyarakat ini berusaha ke sana ke mari, bahkan sampai bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja (Erman Suparno) dan Menteri Keuangan (Sri Mulyani) untuk memperjuangkan nasib PHK ini, tapi belum juga selesai. Dampaknya, pengangguran yang menumpuk mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat. Positifnya, beberapa usaha yg dilakukan adalah sebagian dari mereka ramai-ramai berjualan di Pasar Sore alun-alun Kaliwungu. Pemerintah pernah mau menutup Pasar Sore itu, tapi tokoh ini menahan sebelum ada peluang pekerjaan baru karena menyangkut kehidupan masyarakat. Apalagi maraknya pedangang kaki lima ini justru menggairahkan keberadaan toko-toko dan usaha kecil lainnya di Kaliwungu. Pada dasarnya, masyarakat Kaliwungu memiliki potensi wirausaha yang baik, tetapi terbentur urusan modal dan SDM. Untuk itu perlu adanya bantuan modal dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat ini. Apalagi sekarang ini sudah ada sarana diklat dari Departemen Tenaga Kerja RI untuk Kendal sebanyak 2 paket. Sayangnya, pemerintah kurang memanfaatkan sarana ini, serta inisiatif dan keberaniannya rendah. Harapannya, Texmaco bisa bangkit lagi dan hidup lagi dengan adanya investor baru. Meskipun hal ini sulit sekali. Selain itu, berharap rencana KEK dan beroperasinya pelabuhan yang diperkirakan terbesar se-Asean ini bisa segera terlaksana sehingga menyerap tenaga kerja dari masyarakat Kaliwungu secara massif. Meskipun dampak lingkungannya tinggi. Untuk itu, komunikasi aktif antara pengusaha dan masyarakat menjadi sangat penting dan diperlukan. Rencana terealisasinya kawasan industri di Kaliwungu diharapkan tidak menghilangkan sektor pertanian di Kendal. Kawasan pertanian diharapkan tetap ada di samping pengembangan industri. Hambatan perekenomian di Kendal tidak hanya persoalan pengangguran, tetapi juga ledakan penduduk yang tinggi dan SDM yang baik. Sementara lahan pertanian makin sempit dan pertumbuhan lapangan kerja yang lambat. Sebagai kota santri, pesantren di Kaliwungu akhir-akhir ini jumlah santrinya mengalami penurunan. Karena adanya isu sekolah 9 tahun gratis. Untuk menghadapi pengembangan KEK dan industrialisasi pada umumnya, pesantren-pesantren mengembangkan pendidikan SMK. Terbukti, alumni-alumni pesantren yang saat ini dinilai “berhasil” adalah santri-santri yang juga mengembangkan ilmu “umum”.
8
Generasi pegawai/ pekerja di APF saat ini rata-rata sudah mulai udzur. Untuk itu diharapkan APF menyiapkan dan menggalakkan training-training untuk generasi muda masyarakat sekitar agar menjadi SDM APF yang akan datang. Rekruitmen tenaga kerja di APF sampai saat ini didominasi dari masyarakat Kendal, khususnya Kaliwungu, kecuali yang urusan high skill biasanya datang dari luar. Bantuan APF untuk masyarakat sekitar sementara urusan sosial saja dulu, seperti supply air ke desa. Dulu, Texmaco bisa menyuplai air ke tiga desa.
Observasi, analisa dan kesimpulan mengenai pemangku kepentingan (skala 1-5, beserta penjelasan singkat)
Kekuasaan/Power 5 Kekuatan yang dimiliki oleh tokoh lokal ini mampu menggerakkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari pejabat negara sampai rakyat biasa. Dampak/Impact 5 Sebagai tokoh lokal yang memiliki basis pendukung dari masyarakat akar rumput, tokoh ini memiliki dampak secara langsung terhadap keberadaan APF. Legitimasi 5 Tokoh ini bukan saja memiliki basis sosial, kultural, dan yuridis formal yang sangat kuat, tetapi juga memiliki pengetahuan agama yang mumpuni. Urgensi/Kemendesakan 5 Kedekatan dan kepercayaan masyarakat terhadap tokoh ini menjadikan segala ungkapan, tindakan, dan keputusan yang disampaikan oleh tokoh ini menjadi sangat penting untuk segera ditindaklanjuti.
Kelurahan Nolokerto Item Data
Peringkat Pemangku
Kepentingan
3
Score berdasarkan issue : 22
Nama Pemangku
Kepentingan
Kelurahan Nolokerto
Nama Informan
(bisa lebih dari satu) Shubchan
Kontak Alamat
Telp. Fax. Email.
Website
Sejarah/Latar
Belakang Institusi
Tanggal Pendirian dan Pendiri
-data on going-
Fokus/Fungsi/Tujuan Institusi
-data on going-
Berita/Perkembangan Terkini Institusi
-data on going-
9
Rekam Jejak Institusi/Pemimpin Institusi
-data on going-
Struktur Organisasi Struktur Formal
-data on going-
Orang-orang Kunci
-data on going-
Sumber-sumber financial
-data on going-
Pendirian,
Pendapat, Dampak
yang dirasakan dan
Harapan Mengenai
Isu
Issue yang berkaitan dengan Stakeholder kelurahan Nolokerto:
1.Tenaga Kerja
Issue spesifik yang terkait:
A. Pengangguran, pengangguran di desa ini sekitar 15 persen. Dulunya, 40
persen warga penduduk ini bekerja di Texamaco group. Saat ini yang
bekerja di APF sebanyak 10 persen. Pertumbuhan penduduk Nolokerto
yang masuk usia kerja, mulai lulusan SMA sampai perguruan tinggi, terus
meningkat, sementara lapangan pekerjaan sangat terbatas turut
menambah jumlah pengangguran. Padahal di wilayah desa ini juga
terdapat beberapa perusahaan.
B. Recruitment, kelurahan meminta dengan sangat kepada APF untuk
menginformasikan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh APF sesuai dengan
kualifikasi yang telah ditentukan dengan rentang waktu yang cukup.
Dengan informasi ini, kelurahan akan mencarikan warganya sesuai dengan
yang dibutuhkan dan waktunya cukup leluasa. Sampai saat ini pihak
kelurahan mendengar bahwa pegawai-pegawai baru lebih banyak dibawa
oleh orang dalam sendiri daripada merekruit dari warga sekitar. Padahal
warga desa ini masih sangat membutuhkan perekruitan tenaga kerja dari
APF, sebab APF hingga saat ini masih menjadi idaman masyarakat desa
tersebut, baik untuk pekerjaan yang membutuhkan skill maupun non-skill.
C. Formalitas Karyawan, banyak karyawan APF yang kos/ kontrak rumah di
desa ini, tapi mereka tidak melaporkan ke RT. Untuk itu, pihak kelurahan
berharap pada pihak APF untuk mendorong karyawan yang kos tersebut
untuk melaporkan ke RT setempat.
2.Lingkungan
A. Pengelolaan Limbah, Sungai saluran air dari APF pada waktu hujan
10
seringkali jebol. Sudah beberapakali diperbaiki namun masih saja sering
jebol. Akibatnya, air ini membanjiri areal persawahan yang seharusnya bisa
panen pada waktunya menjadi gagal panen. Untuk itu, kelurahan berharap
perusahaan turut membantu untuk pelebaran sungai itu.
Pada musim kemarau seringkali tercium bau tidak enak. Tetapi, akhir-akhir
ini bau tidak enak itu sudah berkurang.
B. Supply Air, sedikitnya sumber air yang dimiliki oleh masyarakat
membutuhkan bantuan supply air dari perusahaan. Saat ini supply air
untuk kebutuhan masyarakat desa dapat tertangani oleh APF dan khusus
TOSA, karena TOSA memberikan supply air ini lebih besar.
C. Aktivitas Perusahaan Lain, selain adanya APF di wilayah desa ini ada juga
aktivitas perusahaan lainnya, seperti Tosa dan pabrik baja. Kedua
perusahaan selain APF ini memunculkan problem lingkungan akibat
getaran truk-truk berat yang melintasi perkampungan, dan asap hitam
yang mengotori barang-barang milik APF dan masyarakat desa. Untuk
kasus asap hitam masyarakat desa sampai akan menggerakkan
demonstrasi, tetapi APF mencegahnya.
D. Persoalan Areal Parkir, parkir truk APF yang berada di badan jalan kadang
mengganggu pengguna jalan lainnya. Namun masyarakat tidak
menginginkan pemindahan areal parkir tersebut bisa menghilangkan
potensi ekonomi bagi masyarakat setempat, khususnya warung yang
berada di sepanjang jalan tersebut. untuk itu, harapannya pihak APF bisa
mengatur ketertiban parkir truk-truknya.
E. Issue polusi baik yang ditimbulkan oleh internal APF sendiri maupun oleh
perusahaan lain di sekitarnya,
F. yang dibagi antara transportasi pengangkut material milik APF, perusahaan
lain dan masyarakat.
3.Keamanan
A. Kasus Kriminal, pihak kelurahan menjamin bahwa warganya tidak masuk
ke dalam perusahaan untuk mencuri. Meskipun ada informasi yang kuat
bahwa pencuri luar yang masuk ke APF melalui kuburan wilayah desa ini
yang berdampingan dengan APF.
B. Relationship dan Partisipasi Masyarakat, dalam mengantispasi terjadinya
gangguan keamanan APF, kelurahan mengharapkan peningkatan
hubungan sosial antara APF dan masyarakat setempat. Karena beberapa
waktu terakhir kegiatan-kegiatan APF dengan masyarakat kondisinya
stagnan. Bahkan pembagian daging hewan kurban yang terakhir, menurut
kabar masyarakat, tidak semua warga mendapat jatah.
5.Potensi Local Economic Development,
Terkait dengan issue pengangguran dan dalam menjaga hubungan dengan
masyarakat sekitar, perusahaan bisa menerima ekspektasi masyarakat untuk
masalah:
A. Pemasok atau Outsourcing, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan
perusahaan, seperti pekerja outsourcing melalui H. Surani, sablon.
11
B. Potensi Home Industri, masyarakat memiliki banyak produk home industri
seperti kerupuk, telur asin, roti, yang dikembangkan oleh ibu-ibu PKK, tapi
menghadapi problem pemasaran. Saat ini skalanya masih kecil, sehingga
perlu bapak asuh.
6. CSR
A. Kesehatan, pengobatan gratis
B. Pendidikan dan Pelatihan, peningkatan kemampuan pengembangan
potensi yang dimiliki masyarakat
C. Ekonomi Lokal, bantuan untuk mengembangkan usaha Ibu-ibu PKK
D. Social Event, melanjutkan “tradisi” peringatan hari-hari besar bersama
masyarakat
Observasi, analisa
dan kesimpulan
mengenai
pemangku
kepentingan
(skala 1-5, beserta
penjelasan singkat)
Kekuasaan/Power :
3
Sebagai pemimpin warga, Lurah memiliki kemampuan untuk menggerakan massa
sekiranya ada persoalan dengan perusahaan dibiarkan berlarut-larut tanpa
penyelesaian. Namun power-nya tidak cukup kuat untuk menghentikan aktifitas
perusahaan.
Dampak/Impact:
5
Jika perusahaan APF terhenti operasionalnya, warga Kelurahan Nolokerto menjadi
stakeholders yang merasakan dampak langsungnya, terutama bantuan insentif dari
perusahaan yang selama ini rutin diberikan setiap bulan kepada warga Kelurahan.
Selain itu juga berdampak pada usaha ekonomi informal, seperti warung-warung
milik warga di sekitar perusahaan.
Legitimasi:
4
Lurah dipilih langsung warga, artinya kepercayaan warga cukup tinggi namun
legimitasinya tidak cukup kuat di stakeholder lainnya yang juga punya pengaruh
dalam menghentikan kegiatan perusahaan.
Urgensi/Kemendesakan:
5
Sebagian area perusahaan berada di wilayah Kelurahan Nolokerto, hal ini membuat
potensi konflik signifikan dan apa yang menjadi persoalan antara warga dan
perusahaan jika tidak direspon dengan cepat akan mengganggu harmonisasi
hubungan antara perusahaan dan masyarakat serta berpengaruh pada “image”
atau citra perusahaan sendiri.
Sarekat Pekerja Mandiri APF Item Data
Peringkat Pemangku
Kepentingan
5
Score berdasarkan issue : 17
Nama Pemangku
Kepentingan
Sarekat Pekerja Mandiri APF (SPM APF)
12
Nama Informan
(bisa lebih dari satu) Solikhin
Sunarto
Nur Kholis
Maryanto
Surahman
Kontak Alamat
Telp. Fax. Email.
Website
Sejarah/Latar
Belakang Institusi
Tanggal Pendirian dan Pendiri
Dulunya SPM ini bernama Sarekat Pekerja Texmaco Mandiri (SPT M) unit PEP.
Setelah Texmaco bubar , unit PEP berdiri sendiri menjadi Sarekat Pekerja Mandiri
Polysindo Eka Perkasa (SPM PEP) pada tahun 2008. Perubahan nama Polysindo Eka
Perkasa menjadi Asia Pasific Fibers pada tahun 2010, SPM PEP berganti nama lagi
menjadi SPM APF. Pergantian nama yang terakhir ini telah dilaporkan ke Kantor
Tenaga Kerja sebagaimana peraturan yang ada.
Fokus/Fungsi/Tujuan Institusi
SPM APF melakukan advokasi hak dan kewajiban anggota SPM APF yang berkaitan
dengan hubungan industrial antara karyawan dan pihak manajemen APF
sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Berita/Perkembangan Terkini Institusi
-data on going-
Rekam Jejak Institusi/Pemimpin Institusi
-data on going-
Struktur Organisasi Struktur Formal
-data on going-
Orang-orang Kunci
-data on going-
Sumber-sumber financial
Iuran anggota sebesar Rp 2000/ anggota/ bulan
13
Pendirian,
Pendapat, Dampak
yang dirasakan dan
Harapan Mengenai
Isu
Issue yang berkaitan dengan Stakeholder SPM-APF:
1.Tenaga Kerja
Issue spesifik yang terkait:
G. Pasca PHK Texmaco, sehubungan dengan ex- karyawan pasca PHK
Texmaco yang melakukan demonstrasi, SPM-APF tidak terlibat secara
langsung. Kalaupun ada anggotanya yang ikut demonstrasi sampai ke
Jakarta, mereka berdiri sebagai kelompok solidaritas semata karena
dulunya mereka pernah satu bagian dalam SPTM. Meski demikian, SPM-
APF tetap berusaha untuk melindungi APF karena mereka juga tidak mau
kehilangan pekerjaan.
H. Recruitment, rata-rata lama pekerja di APF ini mencapai 10 tahun. Mereka
memiliki keahlian yang spesifik dalam menjalankan mesin-mesin. Untuk
itu, rekruitmen pekerja di APF ini tampaknya lebih membutuhkan pekerja-
pekerja dengan kualifikasi keahlian tertentu. Apalagi dalam urusan mesin
ada yang tidak ada buku panduannya, cukup menggunakan album foto
mesin-mesin terkait.
Masuknya pegawai-pegawai baru memunculkan isu akan adanya PHK di
kalangan pegawai lama. Akan tetapi pihak SPM APF menyampaikan pada
anggotanya bahwa hal itu tidak ada karena tidak ada statemen resmi dari
manajemen.
I. Formalitas Karyawan, Seluruh karyawan butuh SK secara massal sebagai
karyawan APF agar mereka bisa bekerja dengan tenang. Sebelumnya
mereka sudah pegang SK, tapi sebagai karyawan Polysindo. Sampai saat ini
memang kalau ada yang minta SK untuk urusan di luar perusahan, seperti
urusan bank, dibikinkan oleh manajemen, tetapi hal ini tidak semua
memiliki.
SPM APF menginginkan pihak manajemen untuk segera merealisasikan
pembaharuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang sudah habis masa
berlakunya, meskipun masih ada masa perpanjangan waktu berlakunya,
tetapi karena adanya perubahan nama perusahaan, secara hukum PKB ini
tidak berlaku lagi.
J. Peningkatan Kapasitas SDM, Mereka mengikuti pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh dinas tenaga kerja maupun instansi-instansi lain dalam
meningkatkan kemampuan pekerja, maupun
2. Keamanan
C. Kasus Kriminal, jika terjadi kasus kriminal seperti pencurian, SPM APF akan
turut berusaha untuk mencari informasi yang selengkap-lengkapnya
tentang pelaku tindak kriminal tersebut. Jika diketahui dengan pasti
pelakunya, SPM APF tidak bisa melakukan pembelaan dan menyerahkan
urusannya kepada pihak berwajib. Kalau ada karyawan berantem maka dia
akan dikeluarkan tanpa pesangon
D. Relationship, SPM APF berusaha dan menganjurkan anggotanya untuk
berhubungan baik dengan masyarakat. Mereka tidak menginginkan teman-
teman pekerjanya tidak bisa menjalankan aktivitas kerja karena
14
menghadapi problem dengan masyarakat di luar. Sampai saat ini, SPM APF
juga menjaga hubungan baik dengan masyarakat.
E. Partisipasi Masyarakat, GA mengusulkan untuk melibatkan masyarakat
dalam pengawasan lingkungan yang berada di sekitar wilayah luar
perusahaan sebagai tindakan preventif dalam menjaga keamanan.
3. Fasilitas
A. Peralatan Produksi, mesin sangat mempengaruhi target hasil produksi
yang ditentukan oleh manajemen. Target produksi ini berpengaruh pada
pendapatan banus di luar upah. Meskipun saat ini rata-rata bisa mencapai
target, tapi pada dasarnya pekerja menginginkan mendapatkan bonus.
B. Sarana Transportasi, APF menyediakan sarana transportasi antar jemput
bagi karyawannya. Namun untuk transportasi wilayah Kecamatan Cepiring
dan Weleri armadanya masih kurang banyak. Sampai saat ini mereka
berdesak-desakan dalam bus yang terbatas. Hal ini membuat mereka
merasa lelah sebelum bekerja. Untuk itu mereka meminta ditambah
sarana transportasi yang memadai.
C. Sarana Olahraga, SPM APF menginginkan adanya sarana olahraga untuk
meningkatkan stamina kerja karyawan dan juga sebagai sarana komunikasi
antara karyawan dengan pihak manajemen secara informal dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh kedua belah pihak.
D. Kenyamanan tempat kerja, suhu ruangan kerja bagi karyawan mencapai
34-35 C karena adanya pengurangan power kompresor. Akibatnya, pekerja
tidak merasa nyaman dengan suhu yang panas ini. Setidaknya, karyawan
bisa bekerja dengan nyaman dengan suhu sekitar 31 C.
4. CSR
E. Kesehatan, Bantuan untuk karyawan atau keluarga sakit
F. Pendidikan dan Pelatihan, karyawan yang mendapat nilai A mendapat
kesempatan anaknya mendapatkan bea siswa, jika anaknya memiliki
prestasi sekolah sampai ranking 3. Mereka juga menginginkan insentif
pada saat tahun ajaran baru sekolah, untuk meringankan biaya sekolah
anak-anak mereka.
G. Social Event, bantuan untuk acara rekreasi, tahlil, acara-acara lain bagi
pekerja
Observasi, analisa
dan kesimpulan
mengenai
pemangku
kepentingan
(skala 1-5, beserta
penjelasan singkat)
Kekuasaan/Power :
5
SPM APF memiliki peran penting dalam menggerakkan seluruh pekerja di
lingkungan APF. Satu jam saja para pekerja menghentikan proses produksi, APF
akan mengalami kerugian yang besar.
Dampak/Impact:
5
Sebagai stakeholder internal perusahaan, keberadaan perusahaan APF memiliki
dampak langsung terhadap keberadaan SPM APF.
Legitimasi:
15
5
Keberadaan SPM APF memiliki legitimasi yang sangat kuat secara yuridis formal
maupun dari para pekerja yang menjadi anggotanya.
Urgensi/Kemendesakan:
5
Karena keterlibatan langsung para pekerja yang tergabung dalam SPM APF dengan
proses produksi, maka tingkat kemendasakan managemen dalam menindak lanjuti
masukan yang diberikan oleh SPM menjadi prioritas.
Satpam APF Item Data
Peringkat Pemangku
Kepentingan
5
Score berdasarkan issue : 15
Nama Pemangku
Kepentingan
Satpam APF
Nama Informan
(bisa lebih dari satu) Susilo
081225569030
Kontak Alamat
Telp. Fax. Email.
Website
Sejarah/Latar
Belakang Institusi
Tanggal Pendirian dan Pendiri
Fokus/Fungsi/Tujuan Institusi
Berita/Perkembangan Terkini Institusi
-data on going-
Rekam Jejak Institusi/Pemimpin Institusi
-data on going-
Struktur Organisasi Struktur Formal
-data on going-
Orang-orang Kunci
-data on going-
Sumber-sumber financial
16
Pendirian,
Pendapat, Dampak
yang dirasakan dan
Harapan Mengenai
Isu
Issue yang berkaitan dengan Stakeholder Satpam APF:
1.Tenaga Kerja
A. Recruitment, pernah mencoba merekruit satpam dari kalangan
masyarakat sekitar, namun keberadaannya justru memperburuk
keamanan karena satpam tersebut bekerjasama dengan pencuri dalam
meloloskan barang-barang ke luar perusahaan. Sejak kejadian tersebut,
tidak pernah lagi menerima satpam yang berasal dari lingkungan terdekat.
B. Formalitas kerja, status satpam berada di luar pihak pekerja dan pihak
manajemen. Jika bagian dari pekerja mungkin satpam bisa mendapatkan
bonus atas prestasi kerja dan fasilitas advokasi dari SPM, begitu pula jika
bagian dari manajemen ada mendapat penghargaan tersendiri. Akibatnya,
satpam merasa menjadi bagian yang terdiskriminasi karena tidak pernah
mendapatkan bonus/ fasilitas apapun walaupun prestasi kinerjanya sangat
baik. Harapannya adalah sekurang-kurangnya “pengakuan”, jika bukan
penghargaan dalam bentuk “materi” atas prestasi yang telah dilakukan,
seperti berhasil mengungkap pencurian atau penyempurnaan SOP
keamanan yang berlaku saat ini. Syukur-syukur statusnya menjadi bagian
dari pihak manajemen, karena tugas yang dilaksanakan saat ini menyentuh
di wilayah keamanan manajemen.
2. Keamanan
F. Jumlah Personel dan Overload Pekerjaan, secara keseluruhan jumlah
satpam APF berjumlah 48 orang dibagi menjadi 4 group. Masing-masing
group terdiri 11/ 10 orang yang dibagi menjadi 3 ship kerja. Setiap group
tidak hanya bertanggung jawab dalam satu lokasi yang tidak hanya luas
arealnya, tetapi juga berliku, serta ada bagian perusahaan yang tempatnya
terpisah. Dari 21 pos jaga yang tersedia, yang terisi penjaga hanya 8 pos. Di
samping harus menjaga pos-pos yang ada, setiap satpam juga harus
melakukan penghitungan/ pengecekan barang-barang yang masuk dan
keluar secara teliti. Ketika satpam melakukan penghitungan/ pengecekan
barang, pos jaga harus ditinggalkan kosong tanpa penjagaan. Setiap
harinya, satpam bertanggung jawab atas penghitungan/pengecekan
barang yang sekurang-kurangnya 70 truk untuk dibawa keluar dan ketika
masuk perusahaan, serta yang berada di ruang penyimpanan barang
(store). Oleh karena itu, pos jaga hampir tidak ada penjaganya, kecuali pos
utama.
G. Kasus Kriminal, kasus pencurian di APF yang pernah tertangkap tidak
hanya dilakukan oleh orang luar perusahaan, tetapi juga orang dalam
perusahaan. Sebelum adanya SOP baru yang dibuat oleh satpam, yaitu
pengecekan/penghitungan setiap barang yang keluar masuk perusahaan
tidak terdeteksi jumlah barang yang hilang. Dengan sistem pengecekan
secara menyeluruh, kini satu barang pun hilang bisa diketahui.
Untuk membantu pencarian informasi apabila terjadi kehilangan, pihak
satpam mengerahkan spionase-spionase yang berasal dari pekerja APF.
Setelah berhasil menunjukkan bukti-bukti yang dipercaya, langsung
diserahkan kepada pihak berwajib untuk memberikan efek jerah yang kuat
kepada pegawai/karyawan dan juga masyarakat sekitar.
17
H. Fasilitas Pendukung Sistem Keamanan, fasilitas pendukung sistem
keamanan di APF sangat terbatas. CCTV hanya ada di ruang penyimpanan
barang (store) yang dipantau di pos satpam sebelah kanan (pintu masuk
truk). Padahal bentuk lokasi perusahaan yang berkelok-berkelok sangat
membatasi jarak pandang satpam. Untuk itu diharapkan ada tambahan
CCTV yang ditempatkan pada kawasan-kawasan khusus dan rawan.
Sedangkan keberadaan polisi yang diperbantukan dalam penjagaan juga
tidak efektif, karena mereka seringkali cuma numpang tidur di APF.
Beberapa bagian pagar yang mengelilingi perusahaan kondisinya rusak,
bahkan ada bagian yang tidak ada pagarnya. Di salah satu bagian pagar
dijadikan tempat pembuangan sampah oleh penduduk yang berdampingan
dengan perusahaan. Hal ini menjadikan keberadaan pagar sudah tidak
tampak lagi karena tertimbun sampah-sampah tersebut. Kondisi ini
memudahkan orang luar memasuki areal perusahaan tanpa hambatan.
Oleh karena itu diharapkan ada perbaikan terhadap pagar-pagar yang
rusak dan tidak memadai dengan pagar yang representatif.
I. Relationship dan Partisipasi Masyarakat, hubungan antara satpam dengan
masyarakat sekitar perusahaan terputus karena ditangani sendiri oleh
pihak manajemen. Sebelumnya hubungan satpam dengan masyarakat
cukup baik karena adanya tugas-tugas terkait dengan masyarakat sekitar
diberikan kepada satpam, seperti menyampaikan daging kurban, surat,
dsb. Untuk itu, satpam berharap jika ada hal-hal terkait dengan masyarakat
yang cukup bisa dilaksanakan oleh satpam bisa diserahkan pada satpam
saja. Meskipun tugas tersebut sepele, tetapi cukup bisa membuka
komunikasi dan interaksi formal satpam dengan pihak masyarakat sekitar.
Kebutuhan ini juga diharapkan mampu meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam menjaga keamanan perusahaan.
3. Fasilitas
Peralatan operasional keamanan, luasnya area perusahaan APF tidak cukup hanya
dikelilingi dengan jalan kaki saat patroli. Apalagi jika terdapat kondisi-kondisi
darurat yang memerlukan gerak cepat petugas keamanan. Hingga saat ini, jika
melakukan patroli satpam menggunakan kendaraan (sekaligus BBM) pribadi. Tentu
saja hal ini merugikan pribadi satpam. Harapannya pihak perusahaan menyediakan
alat operasional (motor) dan/atau mengganti uang BBMnya.
4. CSR
sebagai petugas keamanan, satpam sangat mendukung pelaksanaan kegiatan-
kegiatan “tradisi” atau kegiatan csr lainnya karena meningkatkan hubungan baik
antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Hubungan baik ini diharapkan
berdampak pada partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan perusahaan.
Harapannya, satpam bisa turut terlibat secara teknis pelaksanaan kegiatan ini, agar
bisa turut berinteraksi dengan masyarakat juga.
Observasi, analisa
dan kesimpulan
mengenai
Kekuasaan/Power :
3
Satpam tidak memiliki kekuatan signifikan dalam mempengaruhi keberlanjutan
18
pemangku
kepentingan
(skala 1-5, beserta
penjelasan singkat)
produksi perusahaan meskipun ketiadaannya berpontensi mengahasilkan
gangguan.
Dampak/Impact:
5
Keberadaan perusahaan sangat mempengaruhi kondisi satpam. Begitu pula
sebalinya, ketiadaan perusahaan sangat mempengaruhi keberadaan satpam.
Legitimasi:
4
Satpam memiliki basis legitimasi yuridis kuat, tetapi ia tidak memiliki basis
dukungan lainnya dalam melakukan klaim.
Urgensi/Kemendesakan:
4
Meskipun satpam memiliki tingkat urgensi penyelesaian atas klaim yang diajukan
pada perusahaan yang tinggi, tetapi masalah-masalah yang dihadapi bisa diatasi
dalam waktu yang cukup longgar.
Ga APF Item Data
Peringkat Pemangku
Kepentingan
I
Score berdasarkan issue : 24
Nama Pemangku
Kepentingan
APF General Affairs Manager
Nama Informan
(bisa lebih dari satu) Joko Purnomo
Kontak Alamat
Telp. Fax. Email.
Website
http://www.kendalkab.go.id/
Sejarah/Latar
Belakang Institusi
Tanggal Pendirian dan Pendiri
-data on going-
Fokus/Fungsi/Tujuan Institusi
-data on going-
Berita/Perkembangan Terkini Institusi
-data on going-
Rekam Jejak Institusi/Pemimpin Institusi
-data on going-
19
Struktur Organisasi Struktur Formal
-data on going-
Orang-orang Kunci
-data on going-
Sumber-sumber financial
-data on going-
Pendirian,
Pendapat, Dampak
yang dirasakan dan
Harapan Mengenai
Isu
Issue yang berkaitan dengan Stakeholder GA-APF:
1.Tenaga Kerja
Issue spesifik yang terkait:
K. Pengangguran, sehubungan dengan ex- karyawan pasca PHK Texmaco
yang masih menganggur dan merupakan masyarakat local sekitar
perusahaan, GA APF terkait “relationship” dengan mereka juga menangani
issue recruitment possibility yang dimunculkan oleh masyarakat local
kepada APF.
L. Recruitment, sehubungan dengan issue ketersediaan lowongan kerja
internal yang dikomunikasikan oleh GA kepada masyarakat local,
khususnya 2 Kelurahan yang berbatasan langsung dengan wilayah
operasional perusahaan
M. Formalitas Karyawan, saat ini APF sedang dalam proses formalisasi
pembaruan PKB atau Perjanjian Kerja Bersama. GA terkait sebagai
stakeholders internal perusahaan yang memfasilitasi komunikasi antara
karyawan dan pihak management, dan memberikan adivse dari contain
yang menjadi item yang akan masuk ke dalam PKB yang baru.
2.Lingkungan
Secara umum, keterkaitan GA dengan issue ini tidak langsung pada hal yang
sifatnya teknis, namun GA berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pihak
APF dan stakeholders luar (khususnya instansi terkait dan masyarakat) mengenai
gambaran umum untuk:
A. Pengelolaan Limbah,
B. Supply Air, dari perusahaan kepada masyarakat
C. Pelaporan AMDAL dan monitoring dalam kepatuhan pelaporan,
D. Aktifitas Perusahaan Lain,
E. Issue polusi baik yang ditimbulkan oleh internal APF sendiri maupun oleh
perusahaan lain di sekitarnya,
F. Persoalan Areal Parkir, yang dibagi antara transportasi pengangkut
material milik APF, perusahaan lain dan masyarakat.
3.Keamanan
Dalam menjaga keamanan perusahaan, terutama di saat muncul kasus criminal
20
yang melibatkan oknum masyarakat sekitar, GA menjadi “bridging” atau middle
man antara kedua belah pihak (internal dan eksternal). GA melihat bahwa issue
keamanan juga harus diupayakan oleh kedua belah pihak. Secara spesifik
menyangkut hal:
J. Fasilitas Keamanan, perbaikan fasilitas keamanan berupa tembok
pembatas yang tinggi yang memisahkan areal pemukiman dan perusahaan.
K. Jumlah Personal, sehubungan dengan luas areal perusahaan ditambah
dengan fasilitas keamanan yang masih tergolong kurang ideal, GA melihat
penambahan jumlah personel bidang keamanan sebagai sebuah
kebutuhan perusahaan.
L. Partisipasi Masyarakat, GA mengusulkan untuk melibatkan masyarakat
dalam pengawasan lingkungan yang berada di sekitar wilayah luar
perusahaan sebagai tindakan preventif dalam menjaga keamanan.
4. Fasilitas
Sehubungan dengan issue ini, GA tidak bertanggung jawab secara langsung, namun
GA sebagai pihak yang sewaktu-waktu dimintai keterangan atau gambaran umum
mengenai kondisi perusahaan (internal maupun eksternal), ia tetap wajib
memonitoring hal-hal yang termasuk dalam issue Fasilitas sebagai berikut:
A. Peralatan Produksi, harapan pada perlunya peremajaan terhadap
peralatan produksi,
B. Peralatan Operasional Keamanan, harapan untuk standard yang ideal bagi
fasilitas keamanan internal seperti CCTV yang ditempatkan di sudut2
strategis,
5.Potensi Local Economic Development,
Terkait dengan issue pengangguran dan dalam menjaga hubungan dengan
masyarakat sekitar, GA mediator dalam menerima ekspektasi masyarakat untuk
masalah:
C. Pemasok atau Outsourcing, masyarakat bisa dilibatkan sebagai vendor
kebutuhan perusahaan
D. Potensi Home Industri, kepedulian perusahaan pada pengembangan
potensi ekonomi local yang dapat menjadi income rumah tangga,
6. CSR
Sebagai bagian dari team program CSR APF (Unit Kaliwungu dan Karawang),
beberapa sub issue yang terkait dengan CSR dimana juga menjadi tanggung jawab
GA baik dalam perancangan maupun mengkomunikasikan dengan para pemangku
kepentingan yang lain, adalah sebagai berikut:
H. Kesehatan, focus pada pengobatan massal
I. Pendidikan dan Pelatihan,
J. Ekonomi Lokal, bantuan untuk Ibu-ibu PKK
K. Social Event, melanjutkan “tradisi” peringatan hari-hari besar bersama
masyarakat
21
Observasi, analisa
dan kesimpulan
mengenai
pemangku
kepentingan
(skala 1-5, beserta
penjelasan singkat)
Kekuasaan/Power :
3
GA berada di wilayah tengah, karena dia juga bukan sebagai decision maker.
Namun, dari tanggung jawab dan fungsi pekerjaannya yang berhubungan langsung
terutama dengan stakeholder eksternal perusahaan, pendapat dan masukannya
penting untuk diperhatikan.
Dampak/Impact:
5
Sebagai stakeholder internal perusahaan, keberadaan perusahaan APF memiliki
dampak langsung terhadap keberadaan GA.
Legitimasi:
4
GA memiliki legitimasi yang cukup tinggi karena secara formal posisi GA
merupakan bagian dari Divisi yang dibentuk oleh perusahaan. Namun legitimasinya
tidak maksimal, karena dibatasi oleh keputusan managemen.
Urgensi/Kemendesakan:
5
Terkait dengan banyaknya stakeholder yang berhubungan langsung dengan GA,
maka tingkat kemendasakan managemen dalam menindak lanjuti masukan yang
diberikan oleh GA menjadi prioritas.