diare

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diare Diare adalah penyakit epidemik pada sistem pencernaan terutama pada gastrointestinal berupa peningkatan frekuensi gerakan-gerakan usus atau pengurangan dalam bentuk tinja (kelonggaran yang lebih besar dari tinja) atau juga dapat didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak berbentuk atau dalam konsistensi cair dengan frekuensi yang meningkat, umumnya frekuensi buang air besar > 3 kali per hari, atau dengan perkiraan volume tinja > 200-250 gr per hari yang mengandung air 70% sampai 95%. Diare sering disertai oleh 3

Upload: iklima-rizkia-bahfie

Post on 07-Aug-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas mandiri

TRANSCRIPT

Page 1: diare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Diare

Diare adalah penyakit epidemik pada sistem pencernaan terutama pada

gastrointestinal berupa peningkatan frekuensi gerakan-gerakan usus atau pengurangan

dalam bentuk tinja (kelonggaran yang lebih besar dari tinja) atau juga dapat

didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak berbentuk atau dalam konsistensi

cair dengan frekuensi yang meningkat, umumnya frekuensi buang air besar > 3 kali

per hari, atau dengan perkiraan volume tinja > 200-250 gr per hari yang mengandung

air 70% sampai 95%. Diare sering disertai oleh nyeri, keinginan buang air besar

terus-menerus, adanya dorongan yang tiba-tiba untuk buang air besar di rektum dan

rasa tidak nyaman di perianus, dan ketidakmampuan untuk mengontrol atau

mengendalikan buang air besar (inkontinensia).4,5

Gambar 2.1. Sistem Gastrointestinal Manusia dalam Keadaan Normal.11

3

Page 2: diare

4

Diare dapat menyebabkan dehidrasi, yang berarti tubuh kekurangan cairan

yang cukup untuk berfungsi dengan baik. Dehidrasi sangat berbahaya pada anak-

anak dan orang lanjut usia, dan harus segera diobati untuk menghindari masalah

kesehatan yang serius. Sejumlah besar Na+, K+, dan air keluar dari kolon dan usus

halus dalam tinja diare sehingga terjadi dehidrasi, hipovolemia (kekurangan

volume cairan pada tubuh), dan akhirnya syok dan kolaps kardiovaskular.6,7

2.2. Etiologi Umum Diare

Penyakit diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu infeksi bakteri,

terdapat beberapa bakteri yang tanpa sadar kita konsumsi pada makanan atau

minuman yang terkontaminasi, seperti bakteri Campylobacter, Salmonella, Shigella, and

Escherichia coli (E. coli). Kedua, infeksi virus, banyak virus yang dapat

menyebabkan diare, contohnya rotavirus, Norwalk virus, cytomegalovirus, herpes

simplex virus, and viral hepatitis. Ketiga, mengkonsumsi makanan yang sulit

dicerna oleh tubuh, seperti pemanis buatan atau gula laktosa pada susu.6,7

Keempat adalah parasit, parasit dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan

atau minuman yang dikonsumsi dan menempati sistem pencernaan tubuh. Contoh

parasit yang dapat menyebabkan diare adalah Giardia lamblia, Entamoeba

histolytica, and Cryptosporidium. Kelima, reaksi terhadap obat-obatan, seperti

antibiotik, obat tekanan darah, obat kanker, dan antasida yang mengandung

magnesium dapat menyebabkan diare. Keenam, penyakit pada usus, seperti

peradangan pada usus, colitis, sindrom Crohn, dan penyakit celiac sering

mengakibatkan terjadinya diare. Selanjutnya adalah gangguan fungsi usus, diare

dapat menjadi gejala sindrom iritasi usus besar.7

2.3. Mekanisme Diare

Mekanisme diare dapat dikategorikan menjadi lima, yaitu diare osmotik, diare

sekretori, diare eksudatif (permeabilitas), gangguan motilitas, dan malabsorpsi. Diare

osmotik ditandai dengan osmolalitas cairan feses secara signifikan lebih besar yang

Page 3: diare

5

disebabkan oleh zat-zat yang tidak sulit diabsorpsi. Contohnya adalah laktosa pada

pasien dengan defisiensi laktase dan beberapa obat pencahar osmotik.5,8

Diare sekretori biasanya disebabkan abnormalitas baik absorbsi maupun

sekresi elektrolit. Diare Sekretori secara normal berhubungan dengan meningkatnya

camp inttraselular. Diare eksudatif terjadi ketika permeabilitas usus meningkat yang

memungkinkan untuk kehilangan elektrolit, dan / atau protein plasma, darah ke

dalam lumen usus. Gangguan motilitas disebabkan oleh peningkatan atau penurunan

kontraksi peristaltik ritmis segmental sehingga menyebabkan variasi dalam

pengeluaran tinja, volume, dan konsistensinya. Kemudian malabsorpsi yang ditandai

dengan keluarnya tinja dalam jumlah besar disertai peningkatan osmolaritas akibat

nutrien dan kelebihan lemak (steatorea) yang tidak diserap.1,5

Gambar 2.2. Perbandingan jumlah air di intestinal pada kondisi normal dan diare.12

2.4. Klasifikasi Diare Secara Umum

Berdasarkan lamanya waktu terjadi diare, diare dibagi menjadi dua, yaitu

diare kronis dan diare akut. Diare akut adalah diare yang gejalanya tiba-tiba dan

berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronis yaitu diare yang berlangsung

lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari

Page 4: diare

6

penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat

disebabkan virus, bakteri, dan parasit.9

2.4.1. Diare Kronis

Dikenal dengan nama diare kronis karena diare ini berlangsung cukup

lama, sekitar lebih dari 2 sampai 4 minggu. Diare kronis bukan suatu

kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang memiliki penyebab,

patogenesis, diagnosis, dan treatment yang multikompleks jika dibandingkan

dengan diare akut. Pada kejadian diare secara umum, sejumlah besar Na, K, dan

air keluar dari kolon dan usus halus dalam tinja atau feses diare sehingga dapat

terjadi dehidrasi, hipovolemia, dan akhirnya, syok dan kolaps kardiovaskular.

Dikarenakan diare kronis yang berlangsung lebih lama, akan terjadi hal-hal

tersebut di atas secara perlahan dan terus menerus sehingga pada akhirnya dapat

menimbulkan hipokalemia berat (kadar kalium yang rendah dalam darah) atau

suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L

darah. 4,6

Gambar 2.3. Gambar Usus pada Kondisi Diare Kronis.13

2.4.1.1. Patofisiologi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, diare kronis bukan suatu

kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang penyebab dan

patogenesisnya multikompleks. Beberapa hal yang dapat menyebabkan diare

Page 5: diare

7

adalah menurunnya absorbsi normal larutan dalam air, meningkatnya sekresi

elektrolit ke dalam lumen intestinal, adanya absorbsi yang buruk secara

osmosis larutan aktif di lumen usus, meningkatnya motilitas intestinal, serta

penyakit inflamasi yang menghasilkan darah, pus dan mucus.1

Selain itu, diare kronis tidak selalu disebabkan oleh kelainan pada

usus. Di negara maju, sindrom usus iritatif dan penyakit radang usus non

spesifik merupakan penyebab utama diare kronis. Sebaliknya, di negara

berkembang, infeksi dan parasit masih menjadi penyebab yang tersering.

Diare kronis dapat terjadi pada kelainan endokrin, kelainan pankreas, kelainan

hati, infeksi, keganasan, dan sebagainya.4

Diare sekretorik disebabkan oleh abnomalitas pada absorpsi maupun

sekresi cairan elektrolit melewati mukosa enterokolik. Ditandai dengan diare

cair dan volume fesesnya besar tanpa ada rasa nyeri. Dapat dikatakan, hal ini

disebabkan tidak memadainya permukaan absortif dari sekresi kripta normal.

Diare osmotik terjadi bila ada asupan makanan, lalu terjadi akumulasi larutan

yang sulit diserap dalam lumen intestinal. dan solut osmotik aktif dalam

lumen yang melampaui kapasitas resorpsi kolon. Kandungan air pada feses

meningkat sesuai dengan jumlah solut.1,4

Selain itu, diare osmotik juga disebabkan oleh tiga mekanisme utama

yaitu mengkonsumsi larutan yang sulit diabsorbsi seperti laktulosa, (SO4)2-,

(PO4)3- atau Mg2+, malabsorbsi secara menyeluruh, kegagalan mengabsorbsi

komponen diet yang spesifik seperti laktosa. Pada kasus intake makanan yang

sulit diabsorbsi, anion seperti (SO4)2- dan (PO4)3-, diare osmotik mungkin akan

memiliki gap larutan normal sebab perhitungan dengan kation lebih baik

daripada anion. Malabsorbsi karbohidrat menyebabkan diare osmotik karena

fermentasi bakteri terhadap karbohidrat sehingga menghasilkan feses yang

bersifat asam. Diare osmotik dapat dicegah melalui puasa dengan

mengeliminasi intake larutan yang menyebabkan diare.1,4

Diare inflamasi umumnya disertai dengan nyeri, demam, perdarahan,

atau tanda yang lainnya. Mekanismenya tidak hanya melalui eksudasi saja,

Page 6: diare

8

tetapi juga dapat melalui malabsorpsi lemak, gangguan absorpsi air atau

elektrolit dan hipersekresi atau hipermotilitas karena pelepasan sitokinin dan

mediator inflamasi yang lain.4

2.4.1.2. Etiologi

Berdasarkan patofisiologi yang mendasari terjadinya diare kronis,

maka penyebab utama diare kronis adalah yang pertama pada diare yang cair,

terjadi karena diare osmotik (salah satunya sebabnya adalah malabsorpsi

karbohidrat), diare sekretorik (dapat terjadi karena toksin bakterial,

malabsorpsi asam empedu ileum, penyakit inflamasi pada usus seperti

sindrom Chron, vaskulitis (keracunan dan obat), penyalahgunaan laxative,

gangguan pada motilitas atau regulasi, dan sebagainya), penyakit endokrin

(seperti Hipertiroidism, gastrinoma, somatostatinoma, sindrom carsinoinoid,

mastositosis) serta tumor lain (seperti karsinoma kolon, limfoma, villous

adenoma).4

Kedua adalah pada diare inflamasi dapat disebabkan oleh penyakit

inflamasi usus, penyakit infeksi (seperti infeksi bakteri invasive (TBC),

infeksi virus (herpes), serta infeksi parasit (karsinoma kolon, limfoma, kolitis

iskemik, kolitis radiasi). Ketiga adalah diare berlemak (fatty diarrhea)

disebabkan oleh sindrom malabsorpsi (contohnya malabsorpsi lemak),

pertumbuhan bakteri berlebih diusus halus (SIBO), insufisiensi (keadaan di

mana tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik) pada eksokrin pankreas,

konsentrasi asam empedu liminal inadequat (tidak memadai).4

2.4.1.3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, diare kronis dapat diklasifikasikan menjadi

diare inflamasi, diare osmotik (malabsorbsi), diare sekretori, dismotilitas

intestinal, dan diare factitia. Diare inflamasi ditandai dengan adanya demam,

nyeri perut, fases yang berdarah. Pada beberapa kasus terdapat

hipoalbuminemia, hipoglobulinemia, protein losing enterophaty. Mekanisme

Page 7: diare

9

inflamasi ini dapat bersamaan dengan malabsorbsi dan meningkatnya sekresi

intestinal. Terjadinya diare kronis yang berdarah dapat disebabkan oleh

Collitis Ulcerativa atau Chron’s Disease. Diare inflamasi dapat dilihat pada

pasien dengan enterokolitis radiasi kronis akibat iradasi malignansi terhadap

tractus urogenital wanita atau prostat pria. Diare juga terjadi sebagai hasil

malabsorbsi asam empedu yang disebabkan oleh inflamasi ileal atau

pertumbuhan bakteri dari striktur instestinal atau stasis.1

Diare osmotik terjadi jika cairan yang dicerna tidak seluruhnya

aiabsorbsi oleh usus halus akibat tekanan osmotik yang mendesak cairan ke

dalam lumen intestinal. Peningkatan volume cairan lumen tersebut meliputi

kapasitas kolon untuk reabsorbsi, nutrien dan obat sebagai cairan yang gagal

dicerna dan diabsorbsi. Pada umumnya penyebab diare osmotic adalah

malabsorbsi lemak atau karbohidrat. Diare osmotik dapat terjadi akibat

gangguan pencernaan kronis terhadap makanan tertentu (seperti buah,

gula/manisan, permen karet, makanan diet dan pemanis buatan), steatore

akibat tidak adekuatnya absorbsi, menurunnya transit time, dan menurunnya

garam empedu. Faktor lain yang mungkin mendukung diare adalah efek

osmotic cairan non absorbsi, hipersekresi gaster dan beberapa penyebab dari

pertumbuhan bakteri.1

Diare sekretori ditandai oleh volume feses yang besar oleh karena

abnormalitas cairan dan transport elektrolit. Diare sekretori terjadi pada

Carcinoid tumor traktus gastrointestinal sebagai suatu : sindrom Carcinoid.

Sindrom ini terjadi akibat substans vasoaktif sebagai secretagogue poten

intestinal, misalnya seratonin, histamin, katekolamin, prostaglandin dan kinin.

Diare terjadi karena sekresi dengan volume tinggi asam hidroklorik,

maldigesti lemak akibat inaktivasi lipase pankreas dan rendahnya pH asam

empedu. Diare Sekretori berat dapat terjadi pada reseksi dari ileum distal

sedikitnya 100 cm. Diare terjadi akibat stimulasi sekresi kolon oleh garam

empedu dihidroksi yang absorbsinya pada illeum terminal (diare kolerik).

Page 8: diare

10

Terjadinya diare sekretorik ini dapat diterangkan. Transit usus halus yang

cepat meningkatkan asam empedu kolon.1

Dismotilitas intestinal disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan

perubahan motilitas intestinal. Kasus paling sering adalah Irritable Bowel

Syndrome. Diare ini ditandai dengan adanya konstipasi, nyeri abdomen,

passase mucus dan rasa tidak sempurna dalam defaksi. Diare terjadi akibat

pengaruh fekal atau obstruksi tumor dengan melimpahnya cairan kolon

diantara feses atau obstruksi. Penyakit neurologi sering dihubungkan dengan

diare, disebabkan perubahan kontrol otonom dari fungsi defekasi. Faktor

tambahan termasuk pertumbuhan sekunder bakteri terhadap dismotilitas

intestinal dan insufisiensi eksokrin pankreas.1

Diare factitia terjadi pada pasien yang diduga memiliki riwayat

penyakit psikiatrik atau tanpa riwayat penyakit diare sebelumnya.

Penyebabnya dapat berupa infeksi intestinal, penggunaan yang salah terhadap

laktsantia. Kejadian ini terjadi pada sekitar 15 % pasien diare kronis.1

2.4.2. Diare Akut

Perbedaan mendasar antara diare akut dengan diare kronis adalah pada

durasi atau lamanya diare terjadi. Jika pada diare kronis durasinya mencapai

hingga 2 sampai 4 minggu, diare akut justru memiliki durasi yang lebih cepat

yaitu sekitar kurang dari 2 minggu serta memiliki gejala yang tiba-tiba.

Penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksius. Diare infeksius dapat

disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit. Diare infeksius yang akut dapat

menjadi penyebab utama malnutrisi kalori protein dan dehidrasi. Penyakit diare

infeksius dapat menular melalui melalui makanan atau air yang tercemar.9,10

Diare akut dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Diare

infeksius adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak-anak

di negara-negara berkembang. Diare akut atau infeksius pada orang dewasa

merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila tidak terjadi

komplikasi, maka dapat diobati sendiri oleh penderita. Namun, bila terjadi

Page 9: diare

11

komplikasi (seperti demam, gagal ginjal akut dan gangguan keseimbangan

elektrolit) akibat dehidrasi atau toksik juga dapat menyebabkan morbiditas dan

mortalitas. Sampai dewasa ini, diare akut masih merupakan masalah kesehatan,

tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju walaupun sudah

terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat.3,9,10

2.4.2.1. Epidemiologi

Diare akut merupakan masalah umum yang dapat ditemukan di

seluruh dunia. Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2

kejadian/orang per tahun, sedangkan di negara berkembang lebih dari itu.

WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun

dengan mortalitas 3-4 juta pertahun. Di Amerika Serikat keluhan diare

menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek

dokter, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan

kejadian diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama sampai dengan

keempat.9

Beberapa faktor epidemiologis yang dapat menyebabkan terjadinya

diare akut karena infeksi adalah bepergian (travelling baik domestik atau

internasional), penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, kontak

personal, adanya sangkaan food-borne transmisi dengan masa inkubasi yang

pendek. Jika tidak ada demam, menunjukkan adanya proses mekanisme

enterotoksisn. Sebaliknya, bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih

panjang.9,10

2.4.2.2. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya diare yang akut sama dengan diare kronis yaitu

diare osmotik, sekretorik, eksudatif dan gangguan motilitas. Diare osmotik terjadi

bila ada bahan yang tidak dapat diserap sehingga dapat meningkatkan

Page 10: diare

12

osmolaritas dalam lumen sehingga terjadi diare, misalnya malabsorbsi

karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium.9

Diare sekretorik terjadi bila ada gangguan transport elektrolit baik

absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi

akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh

garam empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksantif non osmotik, serta

beberapa hormon intestinal (seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide

(VIP).9

Diare eksudatif dan inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa

baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat

infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy,

inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi. Diare dapat terjadi akibat

lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua mekanisme

yang bekerja pada peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus.

Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang

menyebabkan terjadinya diare.9

2.4.2.3. Etiologi

Secara etiologi, diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, intoksikasi

(poisoning), alergi, reaksi obat-obatan, dan juga faktor psikis. Namun lebih dari

90% kasus diare akut disebabkan oleh infeksi. Sering disertai gejala muntah,

demam, dan nyeri perut. Sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh pengaruh

obat-obatan, toksin tertelan, alergi, iskemia, dan beberapa keadaan lain. Diare

akut akibat infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan

helminths (cacing).2,10

Virus merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak dengan

presentase hingga 70 – 80% dari seluruh kejadian diare akut pada anak. Ada

beberapa jenis virus sebagai penyebab terjadinya diare, di antaranya adalah

Rotavirus (serotype 1, 2, 3, 4, 8, dan 9 yang terdapat pada manusia), Norwalk

virus (terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borne atau water borne

Page 11: diare

13

transmisi), Astrovirus (didapati pada anak dan dewasa), Adenovirus (type 40,

41), Small bowel structured virus, dan Cytomegalovirus.10

Kedua, ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare akut,

yaitu Enterotoxigenic E.coli (ETEC) dan ETEC tidak menyebabkan

kerusakan brush border atau menginvasi mukosa, Enterophatogenic E.coli

(EPEC) yang belum memiliki mekanisme terjadinya diare yang jelas,

Enteroaggregative E.coli (EAggEC) adalah bakteri yang melekat kuat pada

mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morfologi yang khas,

Enteroinvasive E.coli (EIEC) yang memiliki peran seperti Shigella, EIEC

melakukan penetrasi dan multiplikasi di dalam sel epitel kolon sehingga

menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus. Selanjutnya

Enterohemorrhagic E.coli (EHEC), Shigella spp yang jarang masuk ke dalam

aliran darah, Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni) mungkin

menyebabkan diare melalui invasi ke dalam usus halus dan usus besar, Vibrio

cholerae 01 dan V.choleare 0139 yang dapat menyebabkan kontaminasi pada

air dan makanan sehingga akan menularkan kolera. V.cholerae melekat dan

berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin

yang menyebabkan diare, serta bakteri Salmonella (non thypoid) yang dapat

menghasilkan enterotoksin sehingga menyebabkan diare. Bila terjadi

kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus, akan terjadi bloody diarrhea.10

Beberapa jenis protozoa juga dapat dimasukkan sebagai penyebab

diare akut, misalnya Giardia lamblia yang dapat menginfeksi usus dan

mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu, Entamoeba

histolytica, Cryptosporidium (di beberapa negara berkembang,

cryptosporidiosis 5 – 15% dari kasus diare pada anak), Microsporidium spp,

Isospora belli, dan Cyclospora cayatanensis.10

Page 12: diare

14

Gambar 2.4. Vibrio Cholera.14

Selain virus, bakteri dan protozoa, helminths atau cacing ternyata juga

dapat diklasifikasikan sebagai salah satu penyebab diare akut. Beberapa jenis

helminths yang dimaksud adalah Strongyloides stercoralis (cacing dewasa

dan larvanya dapat mengakibatkan kelainan pada mucosa usus sehingga

menimbulkan diare), Schistosoma spp (cacing darah ini menimbulkan

kelainan pada berbagai organ termasuk gastrointestinal dengan berbagai

manifestasi, termasuk diare dan perdarahan usus), Capilaria philippinensis

(cacing yang dapat menyebabkan inflamasi dan atrofi vili dengan gejala klinis

watery diarrhea dan nyeri abdomen), Trichuris trichuria (infeksi berat dari

jenis cacing ini dapat menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen).10

2.4.2.4. Klasifikasi

Diare akut infeksi dapat diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis,

yaitu diare akut atas mekanisme Inflamatory, Non inflammatory, dan

Penetrating. Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di

kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir

dan darah (disebut juga Bloody diarrhea). Gejala klinis yang menyertai adalah

keluhan rasa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam,

tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Mikroorganisme penyebab seperti,

E.histolytica, Shigella, Entero Invasive E.coli (EIEC),V.parahaemolitycus,

C.difficile, dan C.jejuni.9,10

Page 13: diare

15

Non Inflamatory diarrhea, diare disebabkan oleh adanya enterotoksin

yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan

darah, yang disebut dengan Watery diarrhea. Keluhan abdominal biasanya

minimal atau bahkan tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi

cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan

pengganti. Mikroorganisme penyebab seperti, V.cholerae, Enterotoxigenic

E.coli (ETEC), Salmonella. Penetrating diarrhea lokasi pada bagian distal

usus halus. Penyakit ini disebut juga Enteric fever, Chronic Septicemia,

dengan gejala klinis demam disertai diare. Mikrooragnisme penyebabnya

adalah S.thypi, S.parathypi A,B, S.enteritidis, S.cholerasuis, Y.enterocolitidea,

dan C.fetus.9,10

Tabel 2.1. Karakteristik Pada 3 Tipe Diare Akut.10

Karakteristik Non Inflamatory Inflamatory Penetrating Gambaran Tinja : Watery

Volume >> Leukosit (-)

Bloody, mukus Volume sedang Leukosit PMN

Mukus Volume sedikit Leukosit MN

Demam (-) (+) (+) Nyeri Perut (-) (+) (+)/(-) Dehidrasi (+++) (+) (+)/(-) Tenesmus (-) (+) (-) Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis