diare

10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Diare Diare adalah defekasi yang sering dalam sehari dengan feses yang lembek atau cair, terjadi karena chymus yang melewati usus kecil dengan cepat pula sehingga tidak cukup waktu untuk absorbs, hal ini menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. (Adnyana, 2004) Diare akut dapat dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya seperti diare akibat virus (Virus melekat pada sel-sel mukosa usus, yang menjadi rusak sehingga kapasitas resorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit memegang peranan), diare bakterial (Bakteri yang berasal dari makanan yang terinfeksi menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa kemudian memperbanyak diridan membentuk toksin-toksin yang diresopsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat), diare parasiter (disebabkan oleh parasit seperti Entamoebahistolytica, Giardia Llambia, Cryptosporidium, dan Cyclospora), diare akibatenterotoksin (akibat kuman-kuman yang membentuk enterotoksin. Toksin melekatpada sel-sel mukosa dan merusaknya, diare ini bersifat selfmiting yaitu akan sembuh sendiri tanpa pengobatan setelah sel mukosa yang rusak diganti dengan yang baru) (Tjay, 2002). Disamping itu, ada juga diare kronis (dapat disebabkan oleh penyalahgunaan laksatif, intoleransi laktosa, penyakit peradangan usus, sindrom malabsorpsi, kelainan endokrin, sindrom usus iritabel, dan kelainan lain). Pengobatan diare kronik harus

Upload: niisa-aniisa-s

Post on 01-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

..

TRANSCRIPT

Page 1: diare

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian DiareDiare adalah defekasi yang sering dalam sehari dengan feses yang lembek atau cair,

terjadi karena chymus yang melewati usus kecil dengan cepat pula sehingga tidak cukup waktu

untuk absorbs, hal ini menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. (Adnyana,

2004)

Diare akut dapat dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya seperti diare akibat virus

(Virus melekat pada sel-sel mukosa usus, yang menjadi rusak sehingga kapasitas resorpsi

menurun dan sekresi air dan elektrolit memegang peranan), diare bakterial (Bakteri yang berasal

dari makanan yang terinfeksi menjadi invasif dan menyerbu ke dalam mukosa kemudian

memperbanyak diridan membentuk toksin-toksin yang diresopsi ke dalam darah dan

menimbulkan gejala hebat), diare parasiter (disebabkan oleh parasit

seperti Entamoebahistolytica, Giardia Llambia, Cryptosporidium, dan Cyclospora), diare

akibatenterotoksin (akibat kuman-kuman yang membentuk enterotoksin. Toksin melekatpada

sel-sel mukosa dan merusaknya, diare ini bersifat selfmiting yaitu akan sembuh sendiri tanpa

pengobatan setelah sel mukosa yang rusak diganti dengan yang baru) (Tjay, 2002).

Disamping itu, ada juga diare kronis (dapat disebabkan oleh penyalahgunaan laksatif,

intoleransi laktosa, penyakit peradangan usus, sindrom malabsorpsi, kelainan endokrin, sindrom

usus iritabel, dan kelainan lain). Pengobatan diare kronik harus ditujukan untuk memperbaiki

penyebab diare dan bukan meredakan gejalanya. Pengobatan dengan zat-zat antidiare

nonspesifik dapat menutupi kelainan yang mendasarinya (Mutschler, 1991).Ada obat yang

menimbulkan diare sebagai efek samping, misalnya antibiotikan berspektrum luas. Namun, ada

pula akibat penyakit seperti kankerusus, dan beberapa penyakit cacing (misalnya cacing pita,

cacing gelang) (Tjay,2002).

2.2 Mekanisme Diare

Diare dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu :

1.    Peningkatan osmolaritas intraluminer, disebut diare osmotik. Diare osmotik timbul pada pasien

yang saluran ususnya terpapar dan tak mampu menahan beban hiperosmolar, yang biasanya

Page 2: diare

terdiri dari karbohidrat atau ion divalen. Contohnya : intoleransi laktosa, malabsorpsi asam

empedu.

2.    Adanya peningkatan sekresi cairan usus. Organisme yang menimbulkan diare sekresi

melepaskan toksin atau senyawa lain yang menyebabkan usus halus aktif mensekresikan cairan

dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan terjadinya diare sekretorik.

3.    Malabsorpsi asam empedu dan malabsorpsi lemak akibat gangguan pembentukan micelle

empedu.

4.    Defek sistem pertukaran anion atau transport elektrolit aktif di enterosit menyebabkan gangguan

absorpsi Na+ dan air.

5.    Motilitas dan waktu transit usus abdonimal. Terjadi motilitas yang lebih cepat dan tidak teratur

sehingga isi usus tidak sempat diabsorpsi. Mekanismenya ditandai dengan disfungsi motilitas

yang berbeda tetapi dengan kapasitas pencernaan yang normal. Diare hasilnya bersifat

multifaktor dan lazim melibatkan unsur salah cerna dengan diikuti komponen osmotik dan

sekresi.

6.    Gangguan permeabilitas usus. Terjadi kelainan morfologi usus pada membran epitel spesifik

sehingga permeabilitas mukosa usus halus dan usus besar terhadap air dan garam atau elektrolit

terganggu.

7.    Eksudasi cairan, elektrolit, dan mukus berlebihan. Sehingga terjadi peradangan dan kerusakan

mukosa usus.

2.3 Dehidrasi

Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium (hipokalemia) dan

adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang berakhir dengan shock dan

kematian. Keadaan ini sangat berbahaya terutama bagi bayi dan anak-anak kecil karena mereka

memiliki cadangan cairan intrasel yang lebih sedikit sedangkan cairan ekstra-selnya lebih mudah

lepas daripada orang dewasa. Diare sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh juga.

Karena diare membuang semua virus dan bakteri yang mengganggu sistem pencernaan. Begitu juga dengan

muntah. Maka dari itu jika penyakitnya belum keluar semua, kemudian diare di-stop, atau

muntah di-stop, kuman akan berputar-putar disaluran cerna, berkembang biak lebih banyak, dan

bisa mengakibatkan penyakit bertambah berat. Prinsipnya : cegah dehidrasi. Walau diare lebih

Page 3: diare

dari 10 kali perhari tetapi tidak ada tanda-tanda dehidrasi dan anak masih sadar, tidak perlu

khawatir.

2.4   Pengobatan Diare

A.               Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti

antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.

1.      Racecordil

Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks

terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak

kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di

Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.

2.      Loperamide

Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas

saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan

dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid

dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di

bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.

3.      Nifuroxazide

Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli,

Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide

bekerja lokal pada saluran pencernaan.

Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli &

Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun

dewasa.

4.      Dioctahedral smectite

Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro

telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta

rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang

Page 4: diare

diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang

terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.

B.          Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare

dengan beberapa cara:

1.      Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan

elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik

(atropine, ekstrak belladonna).

2.      Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan

tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.

3.      Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi)

zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan

(udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir

usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat

yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.

C.          Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali

mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.

2.5 Loperamid

Loperamid merupakan derivat difenoksilat dengan khasiat obstipasi yang dua sampai tiga

kali lebih kuat tetapi tanpa khasiat terhadap susunan saraf pusat sehingga tidak menimbulkan

ketergantungan. Zat ini mampu menormalkan keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel

mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi

normal kembali.

Loperamid tidak diserap dengan baik melalui pemberian oral dan penetrasinya ke dalam

otak tidak baik, sifat-sifat ini menunjang selektifitas kerjanya. Kadar puncak dalam plasma

dicapai dalam waktu 4 jam sesudah minum obat. Masa laten yang lama ini disebabkan oleh

penghambatan motilitas saluran cerna dan karena obat mengalami sirkulasi enterohepatik.

Loperamid memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan

longitudinalis usus. Obat ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek

konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Waktu paruh 7-14

jam. Kurang dari 2% dieliminasi renal tanpa diubah, 30% dieliminasi fekal tanpa diubah dan

Page 5: diare

sisanya dieliminasi setelah mengalami metabolisme dalam hati sebagai glukoroid ke dalam

empedu.

2.6 Oleum Ricini

Oleum ricini (minyak jarak) merupakan trigliserida yang berkhasiat sebagai laksansia. Di

dalam usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam risinoleat yang

merangsang mukosa usus,  sehingga mempercepat gerak peristaltiknya dan mengakibatkan

pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis oleum ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15

sampai 30 ml), diberikan sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah

pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer.

2.7 Norit

Norit adalah karbon berasal dari tumbuhan tumbuhan yang diaktifkan dengan kuat. Oleh

karena itu pengobatan dengan memakai Norit walaupun dalam jumlah banyak tidak

berbahaya terhadap anak-anak maupun orang dewasa. Obat ini berwarna hitam, isinya

adalah karbon (bahasa awamnya arang). Sifat dari arang ini adalah mengabsorbsi atau

menyerap apapun disekitarnya, sehingga jika dimasukan kedalam pencernaan akan

menyerap segala yang ada di situ seperti racun, cairan-cairan, gas-gas, sampe sari-sari

makanan. Meminum norit harus diimbangi dengan minum air putih yang banyak, tujuannya

agar sari-sari makanan yang tadi diserap dapat tergantikan dengan cepat.

Norit digunakan untuk memberantas penyakit-penyakit seperti diare, dan alergi yang

dikarenakan keracunan makanan. Norit hanya bekerja di saluran pencernaan saja, tidak ada

efek samping karena Norit tidak diserap kedalam darah. Tidak ada yang tersisa dan tidak ada

yang mengendap didalam tubuh sehingga aman jika diminum banyak. Norit hanya efektif

bekerja dalam kurun waktu paling lama 3 jam setelah makanan yang membuat tubuh

keracunan masuk ke pencernaan.

 

Page 6: diare

2.8 Obat  Antidiare (Diapet)

Tiap Kapsul Mengandung

Psidii Folium (daun jambu biji) 24%Curcumae domesticae Rhizoma (rimpang kunyit)

20%

Coicis Semen (biji jali) 41%Chebulae Fructus (buah mojokeling) 8%Granati Pericarpium (kulit buah delima)

7%

Khasiat dan kegunaan obat

Mengobati mencret dan memadatkan kembali faeces yang cairMengatasi rasa mulas

Berbagai penyakit dapat diatasi dengan menggunakan tanaman herbal asli Indonesia, seperti

halnya penyakit diare. Tanaman asli Indonesia yang sudah terbukti dan sering digunakan untuk

mengatasi penyakit diare adalah jambu biji, kunyit, buah delima, tanaman jarak, daun teh, dan

buah mojokeling. Hal ini disebabkan karena kandungan senyawa tanin dalam tanaman herbal

tersebut bersifat antibakteri dan dapat membantu mengurangi rasa mulas akibat diare. Dari

semua tanaman herbal untuk mengatasi diare tersebut, daun jambu biji merupakan salah satu

tanaman herbal favorit yang paling sering digunakan untuk mengatasi masalah diare. Secara

tradisional, air rebusan daun jambu biji dipercaya untuk mengatasi diare yang sifatnya non

spesifik

1.4                   LoperamidLoperamid merupakan derivat difenoksilat dengan khasiat obstipasi yang dua sampai tiga

kali lebih kuat tetapi tanpa khasiat terhadap susunan saraf pusat sehingga tidak menimbulkan ketergantungan. Zat ini mampu menormalkan keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali.

Loperamid tidak diserap dengan baik melalui pemberian oral dan penetrasinya ke dalam otak tidak baik, sifat-sifat ini menunjang selektifitas kerjanya. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 4 jam sesudah minum obat. Masa laten yang lama ini disebabkan oleh penghambatan motilitas saluran cerna dan karena obat mengalami sirkulasi enterohepatik. Loperamid memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinalis usus. Obat ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Waktu paruh 7-14 jam. Kurang dari 2% dieliminasi renal tanpa diubah, 30% dieliminasi fekal tanpa diubah dan sisanya dieliminasi setelah mengalami metabolisme dalam hati sebagai glukoroid ke dalam empedu.

Page 7: diare