diare antibiotik

11
2.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare. 3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare 4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare. 5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus. 6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive 2.6 INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal Kriteria hasil : o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36- 37,5 0 c, RR : < 40 x/mnt ) o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung. o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari Intervensi : 1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit 2) Pantau intake dan output R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme. 3) Timbang berat badan setiap hari R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

Upload: ryry-part-ii

Post on 01-Nov-2014

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: diare antibiotik

2.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output

berlebihan dan intake yang kurang2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan

skunder terhadap diare.3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap

diare4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus

menerus.6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

2.6 INTERVENSI KEPERAWATANDiagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan skunder terhadap diare Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan

elektrolit dipertahankan secara maksimalKriteria hasil :

o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak

cekung.o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

2) Pantau intake dan outputR/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang berat badan setiap hariR/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hrR/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5) Kolaborasi :- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umurR/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Page 2: diare antibiotik

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria : - Nafsu makan meningkat- BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak

dan air terlalu panas atau dingin)R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangatR/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihanR/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jamR/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susub. obat-obatan atau vitamin ( A)R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare

Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C) Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)2) Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh3) Kolaborasi pemberian antipirektik

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak terganggu

Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan

benarIntervensi :

Page 3: diare antibiotik

1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidurR/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces

3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jamR/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel Intervensi :

1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatanR/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RSR/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatanR/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.

5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anakR/ merangsang perkembangan sensori anak

Antibiotik masa kini memiliki spektrum luas dan dapat menyelamatkan seseorang saat menghadapi infeksi berat. Namun, spektrum yang luas dapat menimbulkan masalah tersendiri. Alih-alih membunuh bakteri jahat, bakteri baik penghuni usus kita pun ikut mati. Akibatnya, muncul diare akibat antibiotik.Terganggunya keseimbangan bakteri di usus besar menyebabkan bakteri Clostridium difficile tumbuh subur dan memprokduksi toksin. Toksin ini merusak permukaan usus besar sehingga terjadilah diare hebat yang kebanyakan terdiri dari air. Sebagian kasus yang tergolong berat disertai oleh demam, nyeri perut, mual, dan muntah. Keadaan ini diatasi dengan memberi antibiotik khusus untuk membunuh si bakteri C. difficile.

Diare karena antibiotik terjadi ketika antibiotik mengganggu keseimbangan antara bakteri “baik” dan “buruk” dalam saluran pencernaan,sehingga menyebabkan bakteri yang berbahaya dapat tumbuh melebihi jumlah seharusnya sehingga menyebabkan diare.

Page 4: diare antibiotik

Sebagian besar diare karena antibiotik tidak berat dan berheti setelah anda menghentikan pemakaian antibiotik. Tetapi kadang-kadang Anda dapat mengalami colitis, radang usus besar, atau bentuk kolitis yang lebih berat yaitu kolitis pseudomembranosa. Keduanya dapat menyebabkan sakit perut, demam dan diare berdarah.

Terdapat tatalaksana yang efektif untuk diare ringa karena antibiotik dan kolitis karena antibiotik. . Selain itu dengan mengonsumsi suplemen bakteri baik atau makan yoghurt dapat mengurangi gejala atau membantu mencegah diare karena antibiotik.

Gejala

Diare karena antibiotik memberikan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi dari ringan sampai berat. Umumnya Anda hanya akan mengalami sedikit perubahan jumlah bakteri dalam saluran pencernaan Anda, yang dapat menyebabkan tinja menjadi lunak atau frekuensi BAB lebih sering dari biasanya.

Gejala ini umumnya muncul dalam waktu lima sampai 10 hari setelah Anda memulai terapi antibiotik dan berakhir dalam waktu dua minggu setelah anda berhenti minum antibiotik.Ketika pertumbuhan bakteri berbahaya berlebih maka Anda dapat mengalami tanda dan gejala kolitis atau kolitis pseudomembranosa, seperti:

* diare berair* sakit perut dan kram* Demam, sering lebih tinggi dari 101 F (38,3 C)* nanah di tinja* darah di tinja* Mual* Dehidrasi

Sebagian besar orang mengalami perbaikan dalam dua minggu setelah memulai pengobatan untuk kolitis atau kolitis pseudomembranosa. Namun, bila gejal muncul kembali dalam waktu satu bulan setelah pengobatan awal maka Anda mungkin perlu mendapat pengobatan kembali.

Penyebab

Saluran pencernaan Anda adalah rumah bagi jutaan mikroorganisme (flora usus), termasuk lebih dari 500 jenis bakteri. Banyak bakteri ini bermanfaat bagi tubuh, melakukan fungsi-fungsi penting, seperti menghasilkan vitamin tertentu, merangsang sistem kekebalan tubuh, dan membantu melindungi Anda dari virus dan bakteri berbahaya.

Tapi beberapa bakteri yang biasanya menghuni saluran pencernaan Anda ada yang berpotensi berbahaya. Namun jumlah mereka biasanya dikontrol oleh jumlah bakteri lain yang menguntungkan di usus. Keseimbangan diantara keduanya dapat terganggu oleh penyakit, obat atau faktor lainnya.

Antibiotik dapat sangat mengganggu flora usus, bakteri yang biasanya hidup di usus besar,

Page 5: diare antibiotik

karena mereka menghancurkan bakteri yang menguntungkan bersama bakteri yang potensial berbahaya. Tanpa jumlah yang cukup dari bakteri yang “baik” maka bakteri yang “buruk” yang resisten terhadap antibiotik yang Anda minum dapat tumbuh di luar kendali, menghasilkan racun yang dapat merusak dinding usus dan memicu peradangan.

Antibiotik telah menyelamatkan jutaan nyawa. Namun seperti semua obat-obatan, antibiotik juga memiliki efek samping. Dan salah satu yang paling umum adalah diare karena antibiotik, yang mengenai hingga satu dari lima orang yang menerima terapi antibiotik.

Penyebab terseringBakteri bertanggung jawab untuk hampir semua kasus kolitis pseudomembranosa dan diare karena antibiotik yang berat adalah Clostridium difficile. Sebagian besar orang memperoleh infeksi selama dirawat di rumah sakit atau tempat perawatan setelah menerima antibiotik.

Sebetulnya sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit terkena C. difficile, tetapi bakteri ini hanya menyebabkan masalah pada orang yang mendapat pengobatan dengan antibiotik. Bakteri ini kemudian tumbuh di luar kendali dan menyebabkan diare yang berat serta dapat berisiko megnakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Antibiotik yang menyebabkan diare?Hampir semua antibiotik dapat menyebabkan diare karena antibiotik, kolitis atau kolitis pseudomembranosa. Penyebab yang paling sering adalah ampisilin, klindamisin dan cephalosporins seperti cefpodoxime.

Kadang-kadang erythromycin, quinolones (Ciprofoxacin, Floxin) dan tetrasiklin juga dapat menyebabkan diare karena antibiotik. Diare karena antibiotik tetap dapat terjadi baik anda menggunakan antibiotik minum atau suntik.

Efek lain antibiotikSelain mengganggu keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan Anda, antibiotik juga dapat mempengaruhi :

* kecepatan pencernaan. Antibiotik, seperti eritromisin, dapat menyebabkan makanan terlalu cepat untuk meninggalkan lambung, sehingga menyebabkan mual dan muntah. Antibiotik lain dapat meningkatkan kontraksi usus, mempercepat laju makanan melalui usus halus sehingga berperan terhadap diare.* pemecahan makanan. Antibiotik dapat mempengaruhi cara tubuh memetabolisme asam lemak.

Faktor risiko

Siapa pun yang menjalani terapi antibiotik berisiko mengalami diare karena antibiotik. Tetapi yang lebih berisio adalah :

* orang lanjut tua* memiliki riwayat operasi pada saluran pencernaan

Page 6: diare antibiotik

* riwayat baru dirawat di rumah sakit atau panti jompo* memiliki penyakit yang serius, seperti kanker atau penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease)

Kapan harus menghubungi dokter

Hubungi dokter segera jika Anda mengalami tanda-tanda dan gejala berikut:

* Demam* sakit perut yang berat* Nanah atau darah dalam tinja

Tanda dan gejala ini dapat menunjukkan beberapa kondisi, mulai dari virus, bakteri atau infeksi parasit sampai inflammatory bowel diasese, seperti kolitis ulserativa atau penyakit CrohnNamun, jika Anda sedang minum antibiotik atau baru saja selesai terapi antibiotik, mungkin Anda mengalami diare karena antibiotik. Dokter Anda dapat melakukan tes untuk menentukan penyebab pasti masalah Anda.

Tes dan diagnosis

Untuk membantu mendiagnosis terkait antibiotik diare, dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda, termasuk apakah Anda sudah dirawat di rumah sakit baru-baru ini atau terapi antibiotik. Jika gejala yang anda alami cukup berat, kemungkinan Anda juga akan diminta meakukan pemeriksaan tinja.

Tinja diperiksa di laboratorium ada tidaknya C. difficile. Dalam beberapa kasus, hasil tes laboratorium adalah negatif palsu. Ini berarti bahwa meskipun sebenarnya terdapat C. difficile dalam saluran pencernaan Anda,namun tidak terdeteksi oleh tes. Tes dapat diulang untuk memberikan hasil yang lebih akurat.

Komplikasi

Diare karena Antibiotik yang ringan cenderung tidak menimbulkan masalah. Tetapi kolitis pseudomembranosa dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya, termasuk:

* lubang di usus (perforasi usus). Ini hasil dari kerusakan pada lapisan usus besar Anda. Risiko terbesar dari perforasi usus adalah bahwa bakteri dari usus Anda selanjutnya akan menginfeksi rongga perut (peritonitis).* Toxic megacolon. Dalam keadaan ini, usus besar Anda tidak mampu untuk mengeluarkan gas dan tinja, sehingga menjadi sangat buncit (megacolon). Tanda dan gejala toxic megacolon meliputi sakit perut dan membesar, demam dan kelemahan. Jika tidak diobati, usus besar Anda dapat pecah, menyebabkan bakteri dari usus besar anda memasuki rongga perut Anda. Usus besar yang pecah memerlukan operasi darurat dan dapat menyebabkan kematian.* Dehidrasi. Diare berat dapat menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit. Dehidrasi berat dapat menyebabkan kejang-kejang dan syok. Tanda dan gejala dari dehidrasi adalah mulut sangat kering, haus, buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali, dan kelemahan.

Page 7: diare antibiotik

Tatalaksana

Diare ringanJika Anda mengalami diare ringan, gejala yang Anda alami akan hilang dalam beberapa hari sampai dua minggu setelah penggunaan antibiotik selesai. Sementara itu, dokter anda dapat merekomendasikan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan menghindari makanan yang dapat memperparah gejala anda. Bila diare lebih parah, maka dokter mungkin menghentikan terapi antibiotik dan menunggu diare menghilang.

Diare beratDalam kasus-kasus diare karena antibiotik yang sangat berat, kolitis atau kolitis pseudomembranosa, kemungkinan Anda akan tatalaksana dengan obat metronidazol (flagyl), dalam bentuk tablet selama 10 hari. Jika metronidazol tidak efektif, atau Anda sedang hamil atau menyusui, Anda akan menerima obat lain, vankomisin (Vancocin).

Vankomisin dan metronidazol adalah antibiotik yang efektif terhadap C. difficile. Vankomisin pernah menjadi obat pilihan pertama untuk mengobati diare karena antibiotik, tetapi sangat mahal dan sekarang disimpan untuk kasus-kasus yang paling resisten. Namun, vankomisin dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui karena metronidazol tidak terbukti aman pada janin dan bayi.

Pencegahan

Saran berikut dapat membantu mencegah diare karena antibiotik atau mengurangi keparahannya:

* Gunakan antibiotik hanya bila Anda dan dokter Anda merasa itu benar-benar diperlukan. Perlu diketahui bahwa antibiotik tidak akan membantu infeksi virus, seperti pilek dan flu.* Gunakan antibiotik sesuai yang diresepkan. Tidak meningkatkan dosis, menggandakan dosis saat dosis terlewat atau menggunakan obat lebih lama daripada yang dokter instruksikan.

Tindakan di rumah

Jika Anda mengalami diare karena antibiotik, kolitis atau kolitis pseudomembranosa, perubahan pola makan ini dapat membantu meringankan gejala:

* Minum banyak cairan. Air adalah yang terbaik, cairan dengan natrium dan kalium (elektrolit) dapat bermanfaat juga (cairan rehidrasi oral). Hindari minuman berkarbonasi, jus jeruk, alkohol dan minuman berkafein, seperti kopi, teh dan cola, yang dapat memperparah gejala anda.* Utamakan makanan yang lembut, lunak, mudah dicerna. Ini termasuk beras, kentang panggang, yoghurt dan pisang. Hal terbaik untuk menghindari jus serta produk turunan susu karena mereka bisa membuat diare lebih buruk.* Cobalah makan beberapa makanan kecil. makan cemilan beberapa kali dibandingkan hanya dua atau tiga kali makan besar. Porsi yang lebih kecil lebih mudah dicerna.* Hindari makanan tertentu. Hindari makanaan pedas, berlemak, atau makanan yang digoreng dan makanan lainnya yang membuat gejala lebih buruk.