diare kronik
DESCRIPTION
diare kronikTRANSCRIPT
Kata penghantar
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas PBL (Problem Based Learning) Blok 16 yang di
berikan oleh dosen pengajar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik
dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang
berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada tutor dan teman-teman sekalian
yang telah membaca dan mempelajari makalah ini
Pendahuluan:
Diare merupakan suatu kondisi di mana meningkatnya frekuensi buang air besar(BAB); lebih
dari 3 kali sehari, kurangnya kepadatan tinja akibat bertambahnya air, rasa tidak enak di perut
atau usus akibat meningkatnya motilitas usus dan rasa terdesaknya BAB dengan atau tanpa
inkontinensia fekal.
Definisi yang tidak diketahui:
Konjungtiva anemis: konjungtiva anemis atau conjunctiva pallor ialah suatu kondirsi di mana
konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan dalam kelopak mata dan permukaan luar
bola mata) berwarna putih dan kelihatan pucat. Ini merupakan salah satu gejala anemia
(haemoglobin kurang dari normal, normal = 13 – 16 g/dL).
Anamnesa:
Anamnesis yang lengkap sangat penting dalam assessment penderita dengan diare kronis.
Dari anamnesis dapat diduga gejala timbul dari kelainan organik atau fungsional, membedakan
malabsorpsi kolon atau bentuk diare inflamasi, dan menduga penyebab spesifik. Gejala
mengarah dugaan organik jika didapatkan diare dengan durasi kurang dari 3 bulan, predominan
nocturnal atau kontinyu, disertai penurunan berat badan yang signifikan. Malabsorpsi sering
disertai dengan steatore, dan tinja pucat dan dalam volume yang besar. Bentuk inflamasi atau
sekretorik kolon ditandai dengan pengeluaran tinja yang cair disertai dengan darah atau lendir.
Faktor risiko spesifik yang meningkatkan dugaan diare organik antara lain:
1. Riwayat keluarga: terutama keganasan, penyakit celiac, inflammatory bowel
disease.
2. Riwayat operasi sebelumnya: reseksi ekstensif ileum dan kolon kanan menyebabkan
diare karena penurunan jumlah permukaan absorpsi, peningkatan malabsorpsi
karbohidrat dan lemak, penurunan transit time, malabsorpsi asam empedu.
Pertumbuhan bakteri berlebih juga dapat terjadi pada situasi ini, terutama pada
operasi bypass seperti pada operasi lambung, dan bypass jejunoileal pada obesitas.
Reseksi pendek pada ileum terminal menimbulkan bile acid diarrhea yang terjadi
setelah makan dan biasanya berespon terhadap puasa dan colestyramine. Diare kronis
juga dapat terjadi setelah cholesystektomy melalui mekanisme peningkatan transit
usus, malabsorpsi asam empedu dan peningkatan siklus enterohepatik asam empedu.
3. Penyakit pankreas sebelumnya.
4. Penyakit sistemik: tirotoksikosis dan penyakit parathyroid, diabetes mellitus,
penyakit kelenjar adrenal, dan sklerosis sistemik dapat menjadi predisposisi diare
melalui berbagai mekanisme termasuk efek endokrin, disfungsi autonomik,
pertumbuhan bakteri berlebih di usus halus dan pemakaian obat-obatan.
5. Alkohol: diare banyak terjadi pada pemakai alkohol. Mekanismenya meliputi transit
usus yang cepat, penurunan aktifitas disakaridase usus, dan penurunan fungsi
pankreas.
6. Obat-obatan: lebih dari 4% kasus diare kronis terjadi karena obat-obatan, terutama
produk yang mengandung magnesium, antihipertensi, non steroid anti inflammatory
drugs (NSAIDs), theophyline, antibiotik, antiaritmia dan antineoplastik agen.
7. Perjalanan luar daerah dalam waktu dekat atau sumber infeksi potensial terhadap
gastrointestinal yang patogen.
8. Pemakaian antibiotik yang berlebihan dan infeksi clostridium dificille
9. Defisiensi enzim laktase.
10. Perlu juga di cari anamnesis khusus tentang kemungkinan diare kronis yang terjadi
pada pada penderita dengan infeksi HIV/ AIDS.
Patofisiologi:
Diare kronik ialah suatu sindroma di mana penderita mengalami BAB lebih dari 3 kali
per hari dan tinjanya cair dan encer. Diare terbagi kepada 2 yaitu diare kronik dan diare akut.
Perbedaan antara diare akut dan kronik ialah waktunya. Diare kronik berlaku apabila sindroma
ini berlaku melebihi 4 minggu manakala diare akut kurang dari 4 minggu. Diare terjadi karena
adanya gangguan transportasi air dan terjadi abnormalitas keseimbangan elektrolit. Diare kronik
terbagi kepada 3 yaitu diare sekretorik, diare cair, diare inflammasi dan diare berlemak.
Diare cair ada 2 tipe yaitu:
1. Diare sekretorik
- Berlaku apabila adanya gangguan transportasi cairan dan sekresi elektrolit.
- Terjadi karena cAMP intrasellular meningkat akibat dirangsang oleh
beberapa factor.
- cAMP yang tinggi akan menghambat absorbs garam NaCl dan
menstimulasi sekresi ion Cl-
- atau mungkin ada kelaianan pada absorbs asam empedu dalam kolon
sehingga menyebabkan asam lemak meningkat. Asam lemak yang tinggi
akan menyebabkan stimulasi ion di dalam kolon.
- Tanda-tandanya : tinja cair dalam volume yang besar, tiada nyeri dan
menetap apabila puasa.
2. Diare osmosis
- Terjadi apabila adanya akumulasi cairan yang sulit diserap dalam lumen
intestinal.
- Ada 3 mekanisme terjadinya diare osmotic
i. Makan makanan yang sulit diabsorbsi misalnya pencahar (laxative)
ii. Malabsorbsi menyeluruh
iii. Malabsorbsi komponen diet yang spesifik misalnya laktosa
iv. Keluhan akan berkurang jika asupan makanan dihentikan atau
berpuasa.
Diare inflamasi(inflammation bowel disease) pula diakibatkan oleh berbagai penyakit
autoimmun. Yang paling sering ialah :
1. Ulcerative colitis
Merupakan penyakit autoimmun di kolon dan usus besar. Penyakit ini
menyebabkan luka atau ulser.
2. Crohn’s disease
Merupakan autoimmun menyeluruh. Dapat terjadi di seluruh badan. Jika
berlaku di kolon dan usus akan mengakibatkan sakit abdominal, diare berserta
atau tidak berserta darah, muntah-muntah, berat badan menurun.
Tanda-tanda bagi diare inflamasi ialah nyeri abdomen, demam, BAB mungkin disertai
darah dan tanda-tanda inflamasi yang lain.
Diare berlemak diakibatkan oleh kelainan absorbsi lemak di usus.
Etiologi:
1. Irritable bowel syndrome. Irritable bowel syndrome (IBS) adalah penyebab fungsional
dari diare atau sembelit. Tidak ada peradangan. Ia mungkin disebabkan oleh beberapa
persoalan-persoalan berbeda yang mendasarinya, namun dipercayai bahwa penyebab
yang paling umum adalah perjalanan lintasan yang cepat dari isi-isi usus melalui usus
besar.
2. Penyakit-Penyakit Infeksius. Ada sedikit penyakit-penyakit infeksius yang dapat
menyebabkan diare kronis, contohnya, Giardia lamblia . Pasien-pasien dengan AIDS
seringkali mempunyai infeksi-infeksi kronis dari usus-usus mereka yang menyebabkan
diare.
3. Pertumbuhan bakteri yang terlalu cepat dalam usus kecil. Karena persoalan-
persoalan dari usus kecil, bakteri-bakteri normal usus besar mungkin menyebar dari usus
besar dan kedalam usus kecil. Ketika mereka melakukannya, mereka berada dalam posisi
untuk mencerna makanan yang usus kecil tidak mempunyai waktu untuk
mencernakannya dan menyerapnya. Mekanisme yang menjurus pada perkembangan diare
pada pertumbuhan yang terlalu cepat dari bakteri tidak diketahui.
4. Post-infectious. Setelah infeksi-infeksi virus, bakteri atau parasit yang akut, beberapa
individu-individu mengembangkan diare kronis. Penyebab dari tipe diare ini adalah tidak
jelas, namun beberapa dari individu-individu ini mempunyai pertumbuhan yang terlalu
cepat dari bakteri dari usus kecil.
5. Inflammatory bowel disease (IBD). Penyakit Crohn dan ulcerative colitis, penyakit-
penyakit yang menyebabkan peradangan dari usus kecil dan/atau usus besar, umumnya
menyebabkan diare kronis.
6. Malabsorbsi karbohidrat (Gula). Malabsorbsi karbohidrat atau gula adalah
ketidakmampuan untuk mencerna dan menyerap (absorb) gula-gula. Malabsorbsi gula-
gula yang paling dikenal terjadi dengan kekurangan enzim laktase (juga dikenal sebagai
intoleransi laktosa atau susu) dimana produk-produk susu yang mengandung gula susu,
lactosa, menjurus pada diare. Laktosa tidak diurai dalam usus karena ketidakhadiran dari
enzim usus, lactase, yang normalnya mengurai laktosa. Tanpa diurai, laktosa tidak dapat
diserap kedalam tubuh. Laktosa yang tidak tercerna mencapai usus besar dan menarik air
(dengan osmosis) kedalam usus besar. Ini menjurus pada diare. Meskipun laktosa adalah
bentuk yang paling umum dari malabsorbsi gula, gula-gula lain dalam diet juga mungkin
menyebabkan diare, termasuk fruktosa dan sorbitol.
7. Malabsorbsi lemak. Malabsorbsi lemak adalah ketidakmampuan untuk mencerna atau
menyerap lemak. Malabsorbsi lemak mungkin terjadi karena sekresi-sekresi enzim
pankrease yang berkurang yang adalah perlu untuk pencernaan lemak yang normal
(contohnya, disebabkan oleh pankreatits atau kanker pakreas) atau oleh penyakit-penyakit
dari lapisan dari usus kecil yang mencegah penyerapan dari lemak yang telah dicerna
(contohnya, penyakit celiac). Lemak yang tidak tercerna memasuki bagian terakhir dari
usus kecil dan usus besar dimana bakter-bakteri merubahnya kedalam senyawa-senyawa
(kimia-kimia) yang menyebabkan air disekresikan oleh usus kecil dan usus besar.
Lintasan melalui usus kecil dan usus besar juga mungkin lebih cepat ketika ada
malabsorbsi dari lemak.
8. Penyakit-penyakit endokrin.Beberapa penyakit-penyakit endokrin (ketidakseimbangan
dari hormon-hormon) mungkin menyebabkan diare, contohnya, kelenjar tiroid yang
terlalu aktif (hipertiroid) dan kelenjar pituitari atau adrenal yang kurang aktif
(penyakit Addison).
9. Penyalahgunaan obat pencuci perut (Laxative). Penyalahgunaan dari obat pencuci
perut oleh individu-individu yang ingin perhatian atau menurunkan berat badan adalah
penyebab sekali-sekali dari diare kronis.
Pemeriksaan:
Pemeriksaan terbagi kepada 2 yaitu pemeriksaan fisik dan penunjang.
Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi):
Pemeriksaan fisik lebih berguna untuk menentukan keparahan diare daripada menemukan
penyebabnya. Status volume dapat dicari dengan dengan mencari perubahan ortostatik tekanan
darah dan nadi. Demam dan tanda lain toksisitas perlu dicari dan dicatat. Pemeriksaan fisik
abdomen dengan melihat dan meraba distensi usus, nyeri terlokalisir atau merata, pembesaran
hati atau massa, dan mendengarkan bising usus. Perubahan kulit dapat dilihat pada mastositosis
(urtikaria pigmentosa), amiloidosis berupa papula berminyak dan purpura pinch. Tanda
limfadenopati menandakan AIDS atau limfoma. Tanda-tanda arthritis mungkin dijumpai pada
inflammatory bowel disease. Pemeriksaan rektum dapat memperjelas adanya inkontinensia feses.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium:
Dimulakan dengan pemeriksaan tinja penderita. Pemeriksaan tinja terbagi kepada
2 yaitu spesifik dan non-spesisfik. Pemeriksaan spesisfik ialah pemeriksaan enzim
pankreas. Manakala non-spesifik ialah pemeriksaan osmolitas tinja, pemeriksaan osmotik
gap, pemeriksaan leukosit tinja, pemeriksaan volume tinja, pemeriksaan berat tinja,
pemeriksaan lemak tinja.
Pemeriksaan darah sebaiknya dilakukan setelah pemeriksaan tinja. Antara
pemeriksaan yang harus diambil ialah pemeriksaan laju endap darah (LED), pemeriksaan
kadar albumin dan globulin, pemeriksaan hitung darah lengkap, pemeriksaan Fe, vitamin
B12, asam folat dan vitamin larut lemak.
Pemeriksaan urin dilakuakn utnuk melihat kadar elekrolit dalam tubuh.
2. Pemeriksaan parasit tinja. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mikroskopi dengan melihat
parasit penyebab diare atau/dan telur/kista.
3. Melakukan pembiakan kultur kuman dan mikroskopi. Kuman di ambil dari tinja dan
dibiakkan pada medium agar. Dalam beberapa waktu koloni kuman akan terbentuk.dan
penyebab kepada diare dapat diketahui dengan melihat di mikroskopi.
4. Biopsi usus halus – indikasinya ialah:
a. Pasien dengan diare yang tidak dapat dijelaskan atau steatore
b. Anemia oleh disebabkan oleh malabsorbsi misalnya pada penyakit celiac sprue.
c. Osteoporosis idiopatik yang disebabkan oleh malabsorbsi kalsium.
5. Enteroskopi usus halus – diindikasikan jika ada perdarahan gastrointestinal tersamar yang
tidak dapat dilihat oleh endoskopi konvensional.
6. Protosigmoidoskopi dan biopsi mukosa - untuk medeteksi diare akibat inflammasi
7. Radiologi
a. Mengambil foto polos abdomen untuk melihat adanya kelaianan pada usus dan
kolon.
b. Endoskopi dan biopsi usus halus berguna untuk mendiagnosa dugaan malbasorbsi
akibat penyakit pada mukosa.
c. Endoskopi dan aspirasi duodenum berguna pada pasien AIDS
d. CT scan pada abdominal sangat membantu dalam medeteksi pankreatitis kronis.
Diagnosis:
Diagnosa hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan penunjang. Berdasarkan data
yang didapatkan di dalam kasus:
- Dari anamnesa diketahui = BAB sejak sebulan, anoreksia dan sering
melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan.
- Tekanan darah = 80/50 mmHg
- Frekuensi nadi = 76 kali per menit
- Frekuensi napas = 24 kali per menit
- Tes Hb = 9.4 g/dL
- Hitung leukosit = 7.8 per mikro L
- Tes elektrolit = Na 122 mmol/L, K 1.34 mmol/L
- Tanda-tanda lain = konjungtiva anemis
Berdasarkan pemeriksaan dan anamnesis, diagnosis kerja saya ialah diare kronik, dan diagnosis
banding saya ialah diare akut dan disentri.
Perjalanan penyakit diare akut hampir sama dengan diare kronik, perbedaannya ialah diare
kronik berlaku kurang dari 4 minggu.
Manakala disentri pula ialah keadaan di mana penderita mengalami peradangan mukosa usus
yang ditandai dengan sakit perut dan BAB yang cair dan disertai darah. Penyebabnya ialah
bakteri batang disentri seperti Shigell sp., Escherichia coli enteroinvasif(EIEC), Salmonella sp.,
Campylobacter jejuni dan amoeba disentri seperti Entamoeba histolytica.
Penatalaksanaan:
Prinsip dari terapi ialah untuk menghilangkan etiologi diare yang spesifik. Terapi terbagi
kepada 2 yaitu non-medika mentosa dan medika mentosa.
1. Medika mentosa:
i. Absorben seperti attapulgit dan polikarbofil. Mekanisme obat ini kurang jelas,
kemungkinannya ialah menyerab air di dalam usus kecil dan usus besar sehingga
menyebabkan feses kurang berair.
ii. Obat antimotilitas seperti loperamid, difenoksilat dan difenoksin. Ketiga-tiga obat
ini ialah golongan opioida. Difenoksilat dan difenoksin mempunyai efek samping
yaitu menyebabkan kecanduan. Oleh itu kedua obat ini sering di kombinasi
dengan atropin untuk menghilangkan efek sampingnya. Mekanisme obat
antimotilitas ini ialah mengurangkan motiliti usus dan menyebabkan usus
mempunyai waktu yang banyak untuk mengabsorbsi air.
iii. Senyawa bismut. Mekanismenya tidak jelas dan telah digunakan sebagai antidiare
sejak beberapa abad.
iv. Jika terdapat infeksi dari kuman, antibiotika yang seharusnya boleh diberikan.
2. Non-medika mentosa
i. Bagi penderita yang diare osmosis, menghilangkan diet yang boleh menyebabkan
diare boleh memperbaiki kondisi pasien.
Komplikasi:
Diare kronik tanpa terapi akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi adalah seperti berikut:
1. Dehidrasi
Penderita mengalami kekurangan cairan dan elektrolit yang hebat. Terapi haruslah
dengan menganti cairan dan elektrolit secepat mungkin.
2. Penyakit-penyakit oleh karena kurang gizi misalnya anemia pernisiosa akibat kurang
vitamin B12, osteoporosis idiopatik akibat kekurangan kalsium, penyakit-penyakit
kurang vitamin larut lemak dan lain-lain. Terapinya ialah memberikan gizi yang adekuat
kepada pasien.
Prognosis:
Umumnya baik jika tiada komplikasi
Daftar pustaka:
1. NGP Cilik Wiryani, I Dewa Nyonya Wibawa, Bahagian Ilmu Penyakit Dalam FK
UNUD, Pendekatan diagnostik dan terapi diare kronis. 2007 Januari 1
2. Sri Maryani Sutadi, Bahagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU, Diare kronik, 2003
3. Parveen Kumar, Michael Clark, Clinical Medicine 7th edition, Spain 2009, 131, 308, 309.
4. Departemen Farmakologi dan Teraputik, Farmakologi dan terapi, edisi 5, 2007, 216.
5. Diunduh dari, http://www.totalkesehatananda.com/diare4.html
6. Diunduh dari,
http://www.uptodate.com/patients/content/topic.do?topicKey=~fFlf3hs2rpzs_9
7. Diunduh dari, http://www.info.gov.hk/aids/pdf/g104htm/7.1.htm
8. Diunduh dari, http://www.thebody.com/content/art13071.html
9. Diunduh dari, http://www.fpnotebook.com/GI/Diarrhea/ChrncDrh.htm
10. Diunduh dari,
http://www.mrw.interscience.wiley.com/cochrane/clsysrev/articles/CD005644/
frame.html
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Digestive 2
MUHAMMAD AZAM BIN MOHD ARIFFIN
10-2008-289
KELOMPOK B6