diare pada anak

52
RASCAL321 STATUS PENDERITA No. catatan medik : 187105.00.233006 Masuk RSAM : 28 Maret 2012 Pukul : 14.30 WIB I. ANAMNESIS Alloanamnesis dari ibu pasien, tanggal 29 Maret 2012 Identitas - Nama penderita : An. R.R. A. - Jenis kelamin : Laki-laki - Umur : 14 bulan - Nama Ayah : Tn. S Umur : 39 tahun Pekerjaan : Buruh Pendidikan : SLTA - Nama Ibu : Ny. M Umur : 30 tahun Pekerjaan : IRT Pendidikan : SLTA - Hub.dgn orangtua : Anak kandung - Agama : Islam - Suku : Jawa - Alamat : Pesawaran Untuk orang yang aku cintai SHT 1

Upload: jeffrisofian

Post on 31-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

high

TRANSCRIPT

Page 1: diare pada anak

RASCAL321

STATUS PENDERITA

No. catatan medik : 187105.00.233006

Masuk RSAM : 28 Maret 2012

Pukul : 14.30 WIB

I. ANAMNESIS

Alloanamnesis dari ibu pasien, tanggal 29 Maret 2012

Identitas

- Nama penderita : An. R.R. A.

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Umur : 14 bulan

- Nama Ayah : Tn. S

Umur : 39 tahun

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : SLTA

- Nama Ibu : Ny. M

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SLTA

- Hub.dgn orangtua : Anak kandung

- Agama : Islam

- Suku : Jawa

- Alamat : Pesawaran

Riwayat Penyakit

Keluhan utama : Mencret

Keluhan tambahan : Muntah dan demam

Untuk orang yang aku cintai SHT 1

Page 2: diare pada anak

RASCAL321

Riwayat Penyakit Sekarang

Menurut ibu pasien 2 hari SMRS pasien menjadi sering buang air besar, 5-10 kali

sehari. Satu kali buang air besar sekitar seperempat gelas dengan konsistensi cair,

berwarna bening kekuningan, sedikit berampas, dan berbau asam, tidak terdapat

lendir dan darah. Ibu pasien mengaku pasien muntah 2 kali sehari SMRS, muntah

berupa susu. Ibu pasien juga mengaku pasien demam tanpa menggigil, sesak nafas

dan kejang. Nafsu makan berkurang. BAK diakui berkurang. Pada saat menangis

air mata pasien masih keluar. Pasien belum mendapatkan pengobatan sebelumnya

dan langsung dibawa ke dibawa ke RSAM.

Riwayat Penyakit Dahulu

Menurut keterangan orang tua pasien, pasien tidak pernah mengalami sakit seperti

ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien baik ayah maupun ibu tidak ada yang menderita penyakit yang

sama dengan pasien. Di lingkungan rumah pasien tidak ada yang menderita

penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Kehamilan

Pasien merupakan anak tunggal, lahir aterm, selama hamil ibu tidak pernah sakit.

Periksa kehamilan (ANC) teratur di bidan ± 1 kali tiap bulan sampai usia

kehamilan 6 bulan, setelah memasuki usia kehamilan 7 bulan pemeriksaan

dilakukan 2x tiap bulan.

Riwayat Kelahiran

Pasien dilahirkan secara pervaginam spontan, di rumah bersalin dan ditolong oleh

bidan, berat badan lahir 2900gram, dan langsung menangis saat dilahirkan.

Riwayat Makanan

Umur : 0 - 6 bulan : ASI

6 - 9 bulan : ASI, nasi tim, dan buah-buahan

Untuk orang yang aku cintai SHT 2

Page 3: diare pada anak

RASCAL321

Selanjutnya diberikan makanan biasa atau makanan keluarga dengan porsi 1/3 kali

dewasa.

Sebelum pasien mengalami keluhan ibu menyangkal telah memberikan makanan

atau minuman diluar kebiasaan.

Riwayat Imunisasi

B C G : 1 x umur 2 bulan

Hepatitis B : 3 x umur 2, 4, 6 bulan

Polio : 4 x umur 0, 2, 4, 6 bulan

D P T : 3 x umur 2, 4, 6 bulan

Campak : 1 x umur 9 bulan

Kesan : imunisasi lengkap

II. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

- Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang

- Kesadaran : Compos Mentis

- Nadi : 124 x/menit, reguler

- Respirasi : 34 x/menit

- Suhu : 37,8 ºC

- BB : 9 kg

- Status gizi : Baik

Status Generalis

Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh

- Pucat : (-)

- Sianosis : (-)

- Ikterus : (-)

- Perdarahan : (-)

- Oedem umum : (-)

- Turgor : (-)

Untuk orang yang aku cintai SHT 3

Page 4: diare pada anak

RASCAL321

- Pembesaran kgb : (-)

KEPALA

- Bentuk : Bentuk Bulat, simetris

- UUB : Datar

- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut, tumbuh merata

- Kulit : Petekie (-)

- Mata : Kelopak mata agak cekung, Konjungtiva ananemis, sklera

anikterik,

- Telinga : Bentuk normal, simetris

- Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-)

- Mulut : Bibir agak kering, lidah kotor (-), tremor (-), sianosis (-)

.

LEHER

- Bentuk : Simetris

- Trakhea : Ditengah

- KGB : Tidak membesar

- Kaku Kuduk : (-)

THORAKS

- Bentuk : Simetris

- Retraksi suprasternal : (-)

- Retraksi substernal : (-)

- Retraksi intercostal : (-)

JANTUNG

- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS IV linea midclavicula sinistra

- Perkusi : Tidak dilakukan

- Auskultasi : Bunyi jantung I - II murni, reguler, murmur (-)

Untuk orang yang aku cintai SHT 4

Page 5: diare pada anak

RASCAL321

PARU - PARU

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

Inspeksi Pergerakan pernafasan simetris;

Pergerakan pernafasan simetris;

Pergerakan pernafasan simetris

Pergerakan pernafasan simetris

Palpasi Fokal fremitus simetris, massa (-)

Fokal fremitus simetris, massa (-)

Fokal fremitus simetris, massa (-)

Fokal fremitus simetris, massa (-)

PerkusiAuskultasi suara dasar vesicular,

ronki (-), wheezing (-)suara dasar vesicular, ronki (-), wheezing (-)

suara dasar vesicular, ronki (-), wheezing (-)

suara dasar vesicular, ronki (-), wheezing (-)

ABDOMEN

- Inspeksi : cembung, tidak ada sikatrik, tidak ada venektasi

- Auskultasi : bising usus (+) meningkat

- Perkusi : Hyper Timpani

- Palpasi : supel, nyeri tekan tidak ada, hepar/ lien/ginjal tidak teraba,

turgor cukup.

GENITALIA EXTERNA

- Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan

EKSTREMITAS

Superior : Oedema (-/-), Sianosis (-), akral hangat

Inferior : Oedema (-/-), Sianosis (-), akral hangat

Anus : tidak lecet.

Maurice King Score (WHO)

Keadaan umum : 1

Denyut Nadi : 1

Turgor : 0

Palpebra : 1

Ubun ubun besar : 0

Air Mata : 0

Mukosa : 1

Untuk orang yang aku cintai SHT 5

Page 6: diare pada anak

RASCAL321

Pernafasan : 0

Air Seni : 1

----- +

5

STATUS NEUROLOGIS

Tidak diperiksa

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

Untuk orang yang aku cintai SHT 6

Page 7: diare pada anak

RASCAL321

RESUME

Seorang anak laki-laki, usia 14 bulan, BB 9 kg datang dengan keluhan buang air

besar cair. Buang air besar 5-10 kali sehari, bentuk cair, sedikit berampas, bening,

warna kekuningan, tidak berdarah, berbau asam banyaknya ± 50 cc setiap kali

buang air besar. Demam, tidak kejang, sesak napas atau menggigil. Nafsu makan

berkurang, BAK berkurang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum :

tampak sakit sedang, cengeng, kompos mentis, tanda vital : Frek. Nadi : 124

x/menit, irama teratur, isi cukup, RR : 34 x/menit, Suhu : 37,8˚ C (aksilla). Kepala

: UUB datar. Mata : kelopak mata agak cekung. Mulut : mukosa agak kering,

tidak pecah-pecah. Abdomen : bising usus positif meningkat, turgor cukup.

I. Diagnosis Kerja

Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan sedang e.c infeksi virus

II. Diagnosis Banding

Gastroenteritis tanpa dehidrasi e.c infeksi bakteri

Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan sedang e.c infeksi bakteri

VI. Penatalaksanaan

UGD:

1. IVFD RL Loading 250 cc/3 jam (30 gtt/m) kemudian gtt 15 / menit

2. Kotrimaksazol syr 2x1 cth (2 x 40mg trimetoprim & 200mg

sulfametoksazol)

3. Domperidone syr 2x1/2 cth (2 x 2,5 mg)

Ruangan:

1. IVFD KN3B 6 gtt/m

2. Zinc 20mg 1x1

3. Oralit 1x1 bungkus

Untuk orang yang aku cintai SHT 7

Page 8: diare pada anak

RASCAL321

4. Kotrimoksazol 2 x ½ cth (2 x 20mg trimetropim & 100mg

sulfometoksazol)

VII. Pemeriksaan Anjuran

- Darah lengkap

- Elektrolit

- Feses lengkap

VIII. Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

Untuk orang yang aku cintai SHT 8

Page 9: diare pada anak

RASCAL321

FOLLOW UP

29 maret 2012(pukul 14.00)

S : demam (-), muntah (-) Mencret 4x lembek, kuning.

O : KU/Kes : sakit ringan/CM N = 120x/menit RR = 40x/menit S = 37,60 C

Maurice King Score

KU 1Turgor 0Mata 0UUB 0Air mata 0Mulut 1RR 0N 0Air seni 1 --------- + 3

A : Diare akut dehidrasi ringan sedang

P: 1. IVFD KA EN 3B

6 gtt/m

2. Zinc 10mg 1x1

3. Oralit 1x1

bungkus

4. Kotrimoksazol 2

x ½ cth (2 x

20mg

trimetropim &

100mg

sulfometoksazol)

5. ASI ad lib

Untuk orang yang aku cintai SHT 9

Page 10: diare pada anak

RASCAL321

30 Maret2012(08.00)

S : demam (-), Muntah (-) BAB 1x warna kuning, padat

O : KU = BaikKes = CM N = 100x/menit RR = 28x/menit S = 36,8 C

Maurice King Score KU 0 Turgor 0Mata 0UUB 0Mulut 0RR 0N 0 -------- + 0

A : Diare akutTanpa Dehidrasi, Boleh pulang

P :1. IVFD KA EN

3B 6 gtt/m

2. Zinc 10mg 1x1

3. Oralit 1x1

bungkus

4. Kotrimoksazol 2

x ½ cth (2 x

20mg

trimetropim &

100mg

sulfometoksazol)

5. ASI ad lib

30 maret 2012(13.00)

Pasien pulang

IX. Diagnosa akhir

Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan sedang e.c infeksi virus

Untuk orang yang aku cintai SHT 10

Page 11: diare pada anak

RASCAL321

ANALISA KASUS

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat ?

Diagnosa kerja pada pasien ini adalah Gastroenteritis dengan dehidrasi ringan

sedang e.c infeksi virus sudah tepat. Gastroenteritis ditegakkan berdasarkan

gejala klinik :

- Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah

- Suhu badan mungkin meningkat

- Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare

- Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan / atau lendir, warna tinja

berubah menjadi kehijau – hijauan karena tercampur empedu.

- Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.

- Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / atau sesudah diare.

Pada pasien ini ditemukan hampir seluruh dari gejala klinik gastroentritis

seperti, ditemukannya demam, anak menjadi cengeng, nafsu makan menurun,

mencret dan muntah.

Sedangkan diagnosis dehidrasi ditandai dengan kehausan, berat badan turun,

pada bayi, ubun – ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput

lendir mulut dan bibir kering, BAK berkurang, gelisah dan dapat terjadi syok.

Klasifikasi dehidrasi dapat menggunakan skor Maurice king, dimana pada

pasien ini skor Maurice king 5 dan sesuai denngan diagnosis dehidrasi ringan

sedang.

Diare yang disebabkan oleh virus memiliki tanda-tanda antara lain demam,

mual muntah, tanpa sakit kepala, tenesmus, volume tinja sedang, konsistensi

cair, frekuensi BAB 5-10 kali sehari, tidak disertai lender dan darah, tidak

berbau, dan berwarna kuning kehijauan. Pada kasus ini hamper semua tanda-

Untuk orang yang aku cintai SHT 11

Page 12: diare pada anak

RASCAL321

tanda diare akibat virus didapatkan, yakni; demam, mual, muntah, konsistensi

cair, frekuensi 5-10 kali, tidak ada lendir dan darah, dan berwarna kuning

kehijauan.

2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat ?

Pada kasus ini, penatalaksanaannya kurang tepat. Tatalaksana awal pada kasus

diatas yang didapatkan dari UGD ialah:

IVFD RL Loading 250 cc/3 jam (30 gtt/m) kemudian gtt 15 / menit,

Kotrimaksazol syr 2x1 cth (2 x 40mg trimetoprim & 200mg sulfametoksazol),

dan Domperidone syr 2x1/2 cth

Sedangkan terapi yang didapatkan selanjutnya ialah:

IVFD KAEN3B 6 gtt/m, Zinc 20mg 1x1, Oralit 1x1 bungkus, dan

Kotrimoksazol 2 x ½ cth (2 x 20mg trimetropim & 100mg sulfometoksazol)

Tata laksana pada pasien dengan diare akut dengan dehidrasi ringan sedang,

sebenarnya tidak perlu di infus, dapat diberikan Cairan Rehidrasi Oral (CRO)

selama 3-4 jam pertama. Tindakan ini perlu di bawah pengawasan, sehingga

dapat dilaksanakan pada suatu ruang observasi yang dikenal dengan ruang

Upaya Rehidrasi Oral atau Ruang Rawat Sehari. Penggunaan infuse pada

pasien ini dikarenakan pasien muntah. Kebutuhan cairan pasien ini 100 ml/

kgBB/ hari (BB : 9) = 900 cc/ hari. Pemberian KAEN 3B digunakan untuk

pemeliharaan cairan dan elektrolit.

Pemberian domperidone digunakan untuk menanggulangi keluhan mual

muntah. Dosis yang digunakan sudah tepat. Pemberian zinc dan dosisnya sudah

tepat, digunakan untuk mempercepat fase penyembuhan dan mencegah

berulangnya diare, dan mengembalikan nafsu makan anak.Pemberian antibiotic

pada kasus ini kurang tepat, dikarenakan tidak ditemukannya tanda-tanda

infeksi bakteri yang khas. Sebaiknya diberikan probiotik karena berdasarkan

kepustakaan probiotik pada pasien diare berfungsi untuk memperbaiki kerja

saluran pencernaan dan mempersingkat lama diare akut pada anak. Caranya

Untuk orang yang aku cintai SHT 12

Page 13: diare pada anak

RASCAL321

adalah dengan meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen

saluran pencernaan.

3. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

Prognosis pada kasus ini baik, umumnya penderita dapat sembuh spontan.

Apalagi jika dilihat berdasarkan gambaran klinis selama perawatan pasien

sudah sangat membaik. Keluhan juga telah berkurang secara berangsur-angsur.

Hal ini ditandai dengan mencret yang sudah mulai berkurang, sudah tidak

muntah lagi, dan nafsu makan sudah kembali normal. Apabila penderita

meminum obat dengan teratur, menjaga kebersihan pribadi dan makanan yang

dimakan, serta istirahat yang cukup, maka Gastroenteritis dengan dehidrasi

ringan sedang e.c infeksi virus ini dapat terobati dengan sempurna.

Untuk orang yang aku cintai SHT 13

Page 14: diare pada anak

RASCAL321

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Diare akut cair adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang

sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari, disertai

perubahan tinja menjadi cair, tanpa terlihat darah dan dapat disertai gejala lain

seperti mual, muntah, demam, atau nyeri perut dan berlangsung kurang dari 14

hari.

II. Epidemiologi

Diare akut merupakan masalah umum ditemukan di seluruh dunia. Di Amerika

Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien

pada ruang praktek dokter, sementara dibeberapa rumah sakit di Indonesia

menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama. Di negara

maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di

negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta di

perkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.

WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan

mortalitas 3-4 juta pertahun. Meskipun angka kematian diare akut menurun

dari 4,5 juta kematian pada tahun 1979 menjadi 1,6 juta pada tahun 2002 di

negara berkembang, tetapi angka kejadian diare akut masih masuk urutan 5

besar dari penyakit yang sering menyerang anak. Di Indonesia, angka kejadian

diare akut diperkirakan masih 60 juta episode setiap tahunnya, dan 1-5 %

berkembang menjadi diare kronis.

Untuk orang yang aku cintai SHT 14

Page 15: diare pada anak

RASCAL321

III. Etiologi

Diare dapat disebabkan oleh berbagai hal :

1. Infeksi bakteri

Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang

terkontaminasi dan menyebabkan diare, contohnya Campylobacter,

Salmonella, Shigella dan Escherichia coli.

2. Infeksi virus

Beberapa virus yang menyebabkan diare yaitu Rotavirus yang merupakan

penyebab utama (70-80%), Enterovirus, dan Adenovirus.

3. Intoleransi makanan

Contohnya pada orang yang tidak dapat mencerna komponen makanan

seperti laktosa (gula dalam susu).

4. Parasit

Parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman dan

menetap dalam sistem pencernaan. Contohnya Giardia lamblia, Entamoeba

hystolytica, Cryptosporidium.

5. Psikologis

Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang namun dapat menimbulkan diare

terutama pada anak yang lebih besar.

IV. Gejala Klinis

Selain diare anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,

nafsu makan berkurang atau tidak ada nafsu makan. Tinja mungkin

mengandung darah atau lendir. Meningkatkannya asam laktat akibat fermentasi

laktosa di dalam usus besar menyebabkan tinja menjadi asam yang dapat

mengiritasi anus dan sekitarnya sehingga lecet. Muntah dapat terjadi sebelum

diare.

Kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, berat badan turun,

ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput

Untuk orang yang aku cintai SHT 15

Page 16: diare pada anak

RASCAL321

lendir mulut dan bibir tampak kering, kehilangan cairan dan elektrolit yang

berlebihan dapat menimbulkan sesak, kejang dan kesadaran menurun.

Gejala khas diare akut oleh berbagai sebab :

V. Patogenesis

Mekanisme terjadinya diare cair :

1. Gangguan sekretorik

Disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi

akibat gangguan absorbsi natrium oleh vilus saluran caluran cerna,

Untuk orang yang aku cintai SHT 16

Page 17: diare pada anak

RASCAL321

sedangkan sekresi klorida tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini

menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair.

2. Gangguan osmotik

Mukosa usus halus adalah epitel berpori yang dapat dilalui oleh air dan

elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara

lumen usus dengan cairan ekstrasel. Oleh karena itu, bila dalam lumen usus

terdapat bahan yang secara osmotic aktif dan sulit di serap akan

menyebabkan diare. Bila bahan tersebut adalah larutan isotonik, air atau

bahan yang larut, maka akan melewati mukosa usus halus tanpa di absorbsi

sehingga terjadi diare.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya

dapat menimbulkan diare pula.

VI. Patofisiologi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi 4 :

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada

pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)

Metabolik asidosis ini terjadi karena :

a. Kehilangan Na – bikarbonat bersama tinja.

b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna

sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.

c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.

d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak

dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oligouria / anuria).

Untuk orang yang aku cintai SHT 17

Page 18: diare pada anak

RASCAL321

e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan

intraseluler.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2 – 3 % dari anak – anak yang menderita diare.

Pada anak – anak dengan gizi cukup / baik, hipoglikemia ini jarang terjadi,

lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KKP. Hal

ini terjadi karena :

a. Penyimpanan / persediaan glikogen dalam hati terganggu

b. Adanya gangguan absorbsi glukosa (walaupun jarang terjadi)

Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun

sampai 40 mg % pada bayi dan 50 mg % pada anak – anak. Gejala – gejala

hipoglikemia tersebut dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor,

berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma. Terjadinya hipoglikemia ini

perlu dipertimbangkan jika disertai dengan kejang.

4. Gangguan gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat

terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Hal ini

disebabkan karena :

a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan /

atau muntahnya akan bertambah hebat. Orang tua sering hanya

memberikan air the saja (teh diet).

b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran

dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.

c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi

dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan / tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan

sirkulasi darah berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi

jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat

Untuk orang yang aku cintai SHT 18

Page 19: diare pada anak

RASCAL321

mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun

(soporakomatosa) dan bila tidak segera ditolong penderita dapatn

meninggal.

VII. Manifestasi Klinis

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,

nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin

cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir, warna tinja berubah menjadi

kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnya lecet karena

tinja menjadi asam.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan atau sesudah diare. Bila telah banyak

kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi, seperti berat badan

turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang,

selaput lendir mulut dan bibir kering. Menurut banyaknya cairan yang hilang,

derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :

a. Kehilangan berat badan

Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5 %

Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2,5 – 5 %

Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat badan 5 – 10 %

Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan 10 %

b. Skor Maurice King (Derajat Dehidrasi Batasan WHO (World Health

Organization).

Untuk orang yang aku cintai SHT 19

Page 20: diare pada anak

RASCAL321

Untuk orang yang aku cintai SHT 20

Page 21: diare pada anak

RASCAL321

VIII. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika

diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk

mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika

(pada diare persisten).

2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit

(terutama Na, K,Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.

4. Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif

dan kualitatif terutama pada diare kronik.

IX. Penatalaksanaan

Adapun tujuan dari pada pemberian cairan adalah :

1. Memperbaiki dinamika sirkulasi ( bila ada syok ).

2. Mengganti defisit yang terjadi.

3. Rumatan ( maintenance ) untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit

yang sedang berlangsung ( ongoing losses ).

Prinsip :

1. Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat

etiologinya.

Tujuan terapi rehidrasi untuk mengkoreksi kekurangan cairan dan elektrolit

secara cepat (tanpa rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang

sampai diarenya berhenti (terapi rumatan). Jumlah cairan yang diberikan

harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan / atau

muntah (previous water loss = PWL), ditambah dengan banyaknya cairan

yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung

(concomitant water loss = CWL). Jumlah ini tergantung pada derajat

dehidrasi serta berat badan masing – masing anak atau golongan umur.

Untuk orang yang aku cintai SHT 21

Page 22: diare pada anak

RASCAL321

Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur < 2 tahun (BB 3 – 10 kg)

sesuai dengan derajat dehidrasi

Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

- ringan 50 100 25 175

- sedang 75 100 25 200

- berat 125 100 25 250

Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur 2 – 15 tahun (BB 10 – 15

kg) sesuai dengan derajat dehidrasi

Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

- ringan 30 80 25 135

- sedang 50 80 25 155

- berat 80 80 25 185

Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur >15 tahun (BB 15 – 25 kg)

sesuai dengan derajat dehidrasi

Dehidrasi PWL NWL CWL ` Jumlah

- ringan 25 65 25 115

- sedang 50 65 25 140

- berat 80 65 25 170

2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk

menghindarkan efek buruk pada status gizi. Pelaksanaan pemberian terapi

cairan dapat dilakukan secara oral atau parenteral. Pemberian secara oral dapat

dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa

nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang, bila diare profus

dengan pengeluaran air tinja yang hebat ( > 100 ml/kg/hari ) atau mutah hebat (

severe vomiting ) dimana penderita tak dapat minum sama sekali, atau

kembung yang sangat hebat ( violent meteorism ) sehingga rehidrasi oral tetap

akan terjadi defisit maka dapat dilakukan rehidrasi panenteral walaupun

sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat dengan

gangguan sirkulasi.

Untuk orang yang aku cintai SHT 22

Page 23: diare pada anak

RASCAL321

a. Dehidrasi Ringan – Sedang

Tahap rehidrasi

Rehidrasi dilaksanakan dengan memberikan CRO sebanyak 75ml/kg BB

yang diberikan dalam 3-4 jam. Apabila telah tercapai rehidrasi dapat segera

diberikan makan dan minum, ASI diteruskan, pemberian CRO rumatan (5-

10 ml/kg BB) setiap buang air besar cair. Minuman, seperti cola, gingerale,

aple juice, dan minuman olah raga sports drink umumnya mengandung

kadar Na yang rendah sehingga tidak dapat mengganti kehilangan elektrolit

yang telah terjadi. Makanan tidak perlu dibatasi, karena meneruskan

pemberian makanan (early feeding) akan mempercepat penyembuhan. Bila

disertai muntah, CRO dapat diberikan secara bertahap; 1 atau 2 sendok teh

setiap 1 atau 2 menit dengan peningkatan jumlah sesuai dengan\ kemajuan

daya terima anak. Tindakan ini perlu di bawah pengawasan, sehingga dapat

dilaksanakan pada suatu ruang observasi yang dikenal dengan ruang Upaya

Rehidrasi Oral atau Ruang Rawat Sehari. Pada akhir jam ke 3-4, pasien

dapat dipulangkan untuk mendapat terapi rumatannya di rumah, atau tetap

diobservasi untuk mendapat terapi lebih lanjut bila dehidrasi masih

berlangsung. Suatu hal yang paling penting sebelum memulangkan pasien

adalah orangtua harus paham betul dalam menyiapkan dan memberikan

CRO dengan benar. Seorang anak tidak boleh hanya diberikan CRO saja

selama lebih dari 24 jam. Early feeding harus segera diberikan. Makanan

sehari-hari dapat dicapai secara bertahap dalam 24 jam. Memuaskan anak

yang menderita diare hanya akan memperpanjang durasi diarenya.

Tahap rumatan

Dalam tahap rumatan ini meliputi untuk memenuhi kebutuhan cairan

rumatan dan kebutuhan perubahan cairan rumatan yang disebabkan oleh

kehilangan cairan yang sedang berjalan ( ongoing losses ).

Terdapat beberapa model untuk menghitung kebutuhan cairan rumatan :

berdasarkan berat badan, luas permukaan, atau pengeluaran kalori yang

seperti kita ketahui bahwa 1 ml air diperlukan setiap 24 jam bagi setiap

Untuk orang yang aku cintai SHT 23

Page 24: diare pada anak

RASCAL321

kalori yang dikeluarkan dan bahwa kebutuhan metabolik menentukan

penggunaannya dari cadangan tubuh. Kalori yang dikonsumsi setiap

kesatuan berat badan, atau tingkat metabolik menurun dengan bertambah

besarnya dan usia anak ( Tabel 1 ).

Tabel 1. Kebutuhan Rumatan Kalori dan air per kesatuan berat badan

Untuk mengganti kehilangan cairan yang sedang berjalan ( ongoing losses )

karena diare:

10 ml/kg bb (untuk diare infantile) dan 25 ml/kg bb (untuk kholera) untuk

setiap diare cair yang terjadi disamping pemberian makanan dan minuman

sebagaimana biasanya sebelum diare.

b. Dehidrasi Berat

Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi

dan anak dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh ( somnolen-

koma, pernafasan Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi ) memerlukan

pemberian cairan elektrolit parenteral.

Terapi rehidrasi parenteral memerlukan 3 tahap :

1. Terapi awal.

Bertujuan untuk memperbaiki dinamik sirkulasi dan fungsi ginjal dengan

cara reekspansi dengan cepat volume cairan ekstraseluler. Idealnya adalah

bahwa seluruh cairan yang diberikan hendaknya tetap berada didalam ruang

vaskuler. Untuk itu larutan elektrolit dengan kadar Na yang sama dengan

darah lebih dianjurkan. Perlu penambahan glukosa dalam cairan, karena

Untuk orang yang aku cintai SHT 24

Page 25: diare pada anak

RASCAL321

penderita yang sakit peka untuk terjadinya hipoglikemi dan penambahan

basa untuk koreksi asidosis.

Mulai diberi cairan iv segara. Bila penderita bisa minum, berikan oralit,

sewaktu cairan iv mulai. Beri 100 ml/kgBB cairan Ringer Laktat (atau

cairan normal salin, atau ringer asetat bila ringer laktat tidak tersedia)

sebagai berikut:

Pemberian pertama kemudian 70ml/kg dlm

30 ml/kg

Bayi <1 thn 1 jam 5 jam

Anak 1-5 thn 30 mnt 2 1/2jam

Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai,

percepat tetesan intravena

Juga berikan oralit (5ml/kgBB/ jam) bila penderita bisa minum,

biasanya setelah 3-4 jam ( bayi) atau 1-2 jam (anak)

Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), nilai lagi penderita

menggunakan tabel penilaian. Kemudian pilihan rencana terapi yang

sesuai (A,B atau C) untuk melanjutkan terapi.

Jika tidak dapat diberikan cairan melalui IV dapat diberikan oralit melalui pipa

nasogastrik atas mulut. Berikan 20ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg).

Kemudian nilailah penderita tiap 1-2 jam. Bila muntah atau perut kembung

berikan cairan pelan-pelan, bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk

penderita untuk terapi intravena. Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan pilihan

rencana terapi yang sesuai.

Untuk orang yang aku cintai SHT 25

Page 26: diare pada anak

RASCAL321

2. Terapi lanjutan.

Segera setelah sirkulasi dapat dipulihkan kembali, terapi cairan berikutnya

untuk mengkoreksi secara menyeluruh sisa defisit air dan Na serta

mengganti kehilangan abnormal dari cairan yang sedang berjalan ( ongoing

losses ) serta kehilangan obligatorik (kebutuhan rumatan). Walaupun

pemberian K sudah dapat dimulai , namun hal ini tidak esensial, dan

biasanya tidak diberikan sebelum 24 jam. Perkecualian dalam hal ini adalah

bila didapatkan hipokalemia yang berat dan nyata. Pada saat tercapainya

tahap ini, kadang perlu diketahui nilai elektrolit serum sehingga terapi

cairan dapat dimodifikasi sesuai dengan kadar Na yang ada (isonatremi,

hiponatremi atau hipernatremi).

Dehidrasi Isonatremi ( Na 130 – 149 mEq/l )

Pada gangguan elektrolit ini tidak saja terdapat kehilangan eksternal Na dari

cairan ekstraseluler tetapi juga Na dari cairan ekstraseluler yang masuk

kedalam cairan intraseluler sebagai kompensasi dari kehilangan K

intraseluler. Dengan demikian pemberian Na dalam jumlah yang sama

dengan kehilangannya Na dari cairan ekstraseluler akan berlebihan dan akan

menghasilkan kenaikan dari Na tubuh total dari penderita; Na intraseluler

yang berlebihan kelak akan kembali ke dalam cairan ekstraseluler apabila

diberikan K, dengan akibat terjadinya ekspansi ke ruang ekstraseluler.

Untuk menghindari hal ini, hanya 2/3 dari perkiraan hilangnya Na dan air

dari cairan ekstraseluler yang perlu diganti pada 24 jam pertama pemberian

cairan. Pada tahap ini disamping mengganti defisit, keseluruhan cairan dan

elektrolit yang diberikan perlu mencakup pula penggantian kehilangan

cairan yang normal (ongoing normal losses) maupun yang abnormal

(ongoing abnormal losses) yang terjadi melalui diare ataupun muntah.

Sesudah tahap penggantian defisit (sesudah 3-24 jam) tahap berikutnya

adalah tahap rumatan yang bertujuan untuk mengganti sisa kehilangan

cairan dan elektrolit secara menyeluruh dan dimulainya pemberian K.

Untuk orang yang aku cintai SHT 26

Page 27: diare pada anak

RASCAL321

Kebutuhan Na dan air pada tahap ini dapat diperkirakan dengan menambah

25% pada kebutuhan rumatan normal yang diperkirakan dan dengan

menambah kebutuhan bagi kehilangan abnormal yang sedang berjalan

(ongoing abnormal losses). Kehilangan K mungkin sama dengan kehilangan

Na namun hampir keseluruhan K yang hilang adalah berasal dari cairan

ekstraseluler dan harus diganti dengan memberikannya ke dalam ruang

ekstraseluler. Apabila K diberikan dengan kecepatan sebanding dengan

pemberian Na, maka dapat dipastikan bahwa akan terjadi hiperkalemi.

Dengan demikian biasanya penggantian K dilakukan dalam waktu 3 - 4 hari.

K juga jangan diberikan apabila terdapat kenaikan K serum atau sampai

ginjal berfungsi dengan baik, dalam keadaan asidosis berat pemberian K

harus berhati-hati. Kecuali pada keadaan yang hipokalemia berat, kadar K

yang diberikan hendaknya tidak melebihi 40 m Eq/L dan kecepatan

pemberiannya tidak melebihi 3 m Eq/kg/24 jam.

Dehidrasi Hiponatremi ( Na < 130mEq/l )

Keadaan ini timbul karena hilangnya Na yang relatif lebih besar dari pada

air. Kehilangan (defisit) Na ekstraseluler dapat dihitung dengan formula

berikut :

Karena pasien mengalami dehidrasi, keseluruhan cairan tubuh yang

diperkirakan adalah 50 - 55% dari berat badan waktu masuk dan bukan 60%

seperti nilai biasanya. Walaupun Na pada prinsipnya merupakan kation

ekstraseluler, cairan tubuh keseluruhan (total) adalah yang dipakai untuk

menghitung defisit Na. Hal ini memungkinkan bagi penggantian Na yang

hilang dari cairan ekstraseluler, untuk ekspansi cairan ekstraseluler yang

terjadi pada saat penggantian dan untuk mengganti hilangnya Na dari

tempat penimbunan pertukaran Na seperti pada tulang.

Terapi dehidrasi hiponatremi adalah sama seperti pada dehidrasi isonatremi,

kecuali pada kehilangan natrium yang berlebihan pemberian Na perlu

Untuk orang yang aku cintai SHT 27

Page 28: diare pada anak

RASCAL321

diperhitungkan adanya kehilangan ekstra dari ion tsb. Pemberian jumlah

ekstra dari Na yang diperlukan untuk mengganti kehilangan ekstra dapat

dibagi rata dalam beberapa hari sehingga koreksi bertahap dari hiponatremi

dapat tercapai pada saat volume telah bertambah.

Kadar Na seyogyanya tidak dinaikkan secara mendadak dengan pemberian

larutan garam hipertonis kecuali bila terlihat gejala keracunan air seperti

kejang. Gejala jarang timbul kecuali bila serum Na berkurang dibawah 120

m Eq/L dan hal ini biasanya cepat dikontrol dengan pemberian larutan Nacl

3% pada kecepatan 1 ml/menit sampai Defisit Na (mEq) = (nilai Na normal

- nilai Na yang diperiksa) X total cairan tubuh (dalam L). maksimum 12

ml/kg berat badan. Larutan hipotonis perlu dihindarkan terutama pada tahap

awal pemberian cairan karena adanya resiko terjadinya hiponatremi

simptomatik.

Dehidrasi hipertonis ( Na > 150 mEq/l )

Hiperosmolalitas yang berat dapat mengakibatkan kerusakan otak, dengan

perdarahan yang tersebar luas dan trombosis atau efusi subdural. Kerusakan

serebral ini dapat mengakibatkan kerusakan syaraf yang menetap. Bahkan

tanpa kerusakan tersebut yang nyata, sering pula timbul kejang pada pasien

dengan hipernatremi. Diagnosis dari kerusakan serebral sekunder karena

hipernatremi di topang dengan ditemukan kenaikan kadar protein dalam

cairan serebrospinal.

Kejang sering pula timbul pada saat pemberian cairan karena kembalinya

Na serum menjadi normal. Hal ini dapat terjadi oleh kenaikan jumlah Na

dalam sel otak pada saat terjadinya dehidrasi, yang dalam gilirannya akan

menimbulkan perpindahan yang berlebihan dari air ke dalam sel otak pada

saat rehidrasi sebelum kelebihan Na sempat dikeluarkan, kejadian ini dapat

dihindari dengan melakukan koreksi hipernatremi secara pelan dalam waktu

beberapa hari. Itulah sebabnya terapi cairan perlu disesuaikan agar Na

serum kembali normal tidak melebihi 10 m Eq/24 jam.

Untuk orang yang aku cintai SHT 28

Page 29: diare pada anak

RASCAL321

Defisit Na pada dehidrasi hipernatremi adalah relatif kecil dan volume

cairan ekstraseluler relatif masih tetap tak berubah sehingga jumlah air dan

Na yang diberikan pada tahap ini perlu dikurangi bila dibandingkan pada

dehidrasi hipo-isonatremi. Jumlah yang sesuai adalah pemberian 60 - 75

ml/kg/24 jam dari larutan 5% dektrosa yang mengandung kombinasi

bikarbonat dan khlorida.

Jumlah dari cairan dan Na rumatan perlu dikurangi dengan sekitar 25% pada

tahap ini karena penderita dengan hipernatremi mempunyai ADH

(antidiuretic hormone) yang tinggi yang menimbulkan berkurangnya

volume urin.

Penggantian dan kehilangan abnormal yang sedang berjalan (ongoing

abnormal losses) tidak memerlukan modifikasi. Apabila timbul kejang,

dapat diberikan Nacl 3% 3 - 5 ml/kg intravena atau manitol hipertonik. Pada

pengobatan dehidrasi hipertonis dengan memberikan sejumlah besar air ,

dengan atau tanpa garam, sering menimbulkan ekspansi volume cairan

ekstraseluler sebelum terjadi ekskresi Cl yang nyata atau koreksi dari

asidosis. Sebagai akibatnya dapat terjadi sembab dan gagal jantung yang

memerlukan digitalisasi.

Hipokalsemia kadang terlihat pula selama pengobatan dehidrasi

hipernatremi, hal ini dapat dicegah dengan memberikan jumlah yang cukup

kalium. Tetapi sekali timbul diperlukan pemberian kalsium (0,5 ml/kg

kalsium glukonat 10%) intravena. Komplikasi lain adalah terjadinya

kerusakan tubulus ginjal dengan gejala azotemia dan berkurangnya

kemampuan konsentrasi ginjal, sehingga memerlukan modifikasi cara

pemberian terapi cairan. Walaupun dehidrasi hipernatremi dapat secara

berhasil ditangani, pengelolaannya tetap sulit dan sering terjadi kejang,

meskipun cara pemberian terapi yang terencana dengan baik.

Untuk orang yang aku cintai SHT 29

Page 30: diare pada anak

RASCAL321

3. Terapi akhir (pencegahan dan terapi defisiensi nutrisi)

Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan

penderita akan kalori , namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena

hanya\ menyangkut waktu yang pendek. Apabila penderita telah kembali

diberikan diet sebagaimana biasanya, segala kekurangan tubuh akan lemak,

protein akan segera dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada

pemberian terapi cairan diusahakan agar penderita bila memungkinkan cepat

mendapatkan makanan/minuman sebagai mana biasanya bahkan pada

dehidrasi ringan sedang yang tidak memerlukan terapi cairan parenteral

makan dan minum tetap dapat dilanjutkan (continued feeding).

Terapi Kausatif

Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh

karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotika hanya

diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera, shigella, karena

penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada

bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri

mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang

menunjukkan secara klinis gejala yang berat serta berulang atau yang

menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala sepsis.

Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain.

Kolera : -. Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 2 hari )

-. Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 3 hari )

Shigella : -. Trimetoprim 5-10mg/kg/hari

-. Sulfametoksasol 25-50mg/kg/hari Dibagi 2 dosis ( 5 hari )

- Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 ( 5 hari )

Amebiasis : Metronidasol 30mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 5-10 hari)

Untuk kasus berat :

Untuk orang yang aku cintai SHT 30

Page 31: diare pada anak

RASCAL321

-. Dehidro emetin hidrokhlorida : 1-1,5 mg/kg ( maks 90mg ) ( im ) s/d 5 hari

tergantung reaksi ( untuk semua umur )

-. Giardiasis : Metronidasol 15mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )

-. Antisekretorik – Antidiare.

Salazar-Lindo E dkk dari Department of Pediatrics, Hospital Nacional Cayetano

Heredia, Lima, Peru, melaporkan bahwa pemakaian Racecadotril (acetorphan)

yang merupakan enkephalinase inhibitor dengan efek anti sekretorik serta anti

diare ternyata cukup efektif dan aman bila diberikan pada anak dengan diare akut

oleh karena tidak mengganggu motilitas usus sehingga penderita tidak kembung.

Bila diberikan bersamaan dengan cairan rehidrasi akan memberikan hasil yang

lebih baik bila dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi saja.

Pemberian obat loperamide sebagai antisekresi-antidiare walaupun cukup efektif

tetapi sering kali disertai komplikasi kembung dengan segala akibatnya.

Terapi Dietetik

1. ASI tetap diberikan

2. Bila tidak dapat ASI atau sudah dapat susu formula :

a. Diare tanpa dehidrasi atau ringan sedang : susu formula tetap diberikan.

b. Diare dengan dehidrasi berat diberikan susu formula bebas laktosa.

c. Diare dengan dehidrasi ringan sedang disertai intoleransi laktosa diberikan

susu formula bebas laktosa.

3. Makanan sehari-hari sesuai usianya diteruskan dan diberikan sebanyak dia mau.

4. setelah diare berhenti, berikan makanan paling tidak satu kali lebih banyak dari

biasanya setiap hari selama 1 minggu.

Terapi Suportif

a. Probiotik

Probiotik (Lactic acid bacteria) merupakan bakteri hidup yang mempunyai

efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi

bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa

Untuk orang yang aku cintai SHT 31

Page 32: diare pada anak

RASCAL321

usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel

usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk

melekatkan diri pada sel epitel usus sehingga kolonisasi bakteri patogen tidak

terjadi. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai

sebagai cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan

oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun

diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional

rasional (antibiotic associated diarrhea).

Mikroekologi mikrobiota yang rusak oleh karena pemakaian antibotika dapat

dinormalisir kembali dengan pemberian bakteri probiotik. Mekanisme kerja

bakteri probiotik dalam meregulasi kekacauan atau gangguan keseimbangan

mikrobiota komensal melalui 2 model kerja rekolonisasi bakteri probiotik dan

peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin terutama

sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi

bakteri patogen yang berada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh

secretory IgA (SIgA).

b. Zinc

Untuk metabolisme asam nukleat dan sintesis protein, komponennya > 100

enzim, dibutuhkan untuk sintesis DNA, pembelahan sel dan penyembuhan

luka.

-. Mencegah / Menanggulangi Gangguan Gizi

Amatlah penting untuk tetap memberikan nutrisi yang cukup selama diare,

terutama pada anak dengan gizi yang kurang. Minuman dan makanan

jangan dihentikan lebih dari 24 jam, karena pulihnya mukosa usus

tergantung dari nutrisi yang cukup. Bila tidak maka hal ini akan merupakan

faktor yang memudahkan terjadinya diare kronik. Pemberian kembali

makanan atau minuman ( refeeding ) secara cepat sangatlah penting bagi

anak dengan gizi kurang yang mengalami diare akut dan hal ini akan

mencegah berkurangnya berat badan lebih lanjut dan mempercepat

Untuk orang yang aku cintai SHT 32

Page 33: diare pada anak

RASCAL321

kesembuhan. Air susu ibu dan susu formula serta makanan pada umumnya

harus dilanjutkan pemberiannya selama diare.

Penelitian yang dilakukan oleh Lama More RA dkk menunjukkan bahwa

suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama

dan beratnya diare pada anak oleh karena nucleotide adalah bahan yang

sangat diperlukan untuk replikasi sel teramsuk sel epitel usus dan sel

imunokompeten.

Pemberian susu rendah laktosa, formula medium laktosa atau bebas laktosa

diberikan pada penderita yang menunjukkan gejala klinik dan laboratorium

intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa berspektrum dari yang ringan sampai

yang berat dan kebanyakan adalah tipe yang ringan sehingga cukup

memberikan formula susu yang biasanya diminum dengan pengenceran oleh

karena intoleransi laktosa ringan bersifat sementara dan dalam waktu 2-3

hari akan sembuh terutama pada anak dengan gizi yang baik. Namun bila

terdapat intoleransi laktosa yang berat dan berkepanjangan tetap diperlukan

susu formula bebas laktosa untuk waktu yang lebih lama. Untuk intoleansi

laktosa ringan dan sedang sebaiknya diberikan formula susu rendah laktosa.

Penulis lain memberikan formula bebas laktosa atau formula soya untuk

penderita intoleransi laktosa sekunder oleh karena gastroenteritis, malnutrisi

protein-kalori dan lain penyebab dari kerusakan mukosa usus. Pada keadaan

ini ASI tetap diberikan, namun menurut Sullivan PB, tidak perlu

memberikan susu rendah laktosa / pengenceran susu pada anak dengan

diare, khususnya untuk usia di atas 1 tahun atau yang sudah makan makanan

padat.

Sebagaimana halnya intoleransi laktosa, maka intoleransi lemak pada diare

akut sifatnyan sementara dan biasanya tidak terlalu berat sehingga tidak

memerlukan formula khusus. Pada situasi yang memerlukan banyak enersi

seperti pada fase penyembuhan diare, diet rendah lemak justru dapat

memperburuk keadaan malnutrisi dan dapat menimbulkan diare kronik.

Untuk orang yang aku cintai SHT 33

Page 34: diare pada anak

RASCAL321

-. Menanggulangi Penyakit Penyerta.

Anak yang menderita diare mungkin juga disertai dengan penyakit lain.

Sehingga dalam menangani diarenya juga perlu diperhatikan penyakit

penyerta yang ada. Beberapa penyakit penyerta yang sering terjadi bersamaan

dengan diare antara lain : infeksi saluran nafas, infeksi susunan saraf pusat,

infeksi saluran kemih, infeksi sistemik lain ( sepsis, campak ) , kurang gizi,

penyakit jantung dan penyakit ginjal.

Untuk orang yang aku cintai SHT 34

Page 35: diare pada anak

RASCAL321

DAFTAR PUSTAKA

Markum. AH Sunoto. Penyakit radang usus : infeksi. Dalam : buku ajar Ilmu

Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta FKUI 1991.

Juffrie M, Mulyani NS. Modul Diare. IDAI. 2009

Zein Umar, dkk. Diare akut disebabkan bakteri. Fakultas Kedokteran USU Divisi

Penyakit Tropik dan Infeksi. Diambil dari http ://www.usu.id.

Noersaid H, Suraatmadja, Asnil P O. Gastroenteritis (Diare) Akut dalam

Gastroenterologi anak Praktis. Jakarta. FKUI; 1999.

Ditjen PPM&PLP Depkes RI. Tatalaksana Kasus Diare Bermasalah. Depkes RI

1999.

Prasetyo D.Tatalaksana Diare Pada Penderita Malnutrisi. Kongres Nasional III Badan

Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia (BKGAI). Surabaya, 6-8 Desember

2007;h.139-47.

Pedoman Diagnosis dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUd. Dr.Soetomo

Surabaya 1994 ;39 – 50.

Mc Carthy P. Parenteral Fluid Therapy. In : RE Behrman, RM Kliegman,WE Nelson,VC

VaughanIIIeds. Nelson Textbook of Pediatrics 14nd, Philadelphia : WB Saunders Co 1993 ;

195 – 211.

Davidson GP; Butler RN. Probiotics in pediatric gastrointestinal disorders. Curr Opin

Pediatr 2000 Oct;12(5): 477-481.

Untuk orang yang aku cintai SHT 35

Page 36: diare pada anak

RASCAL321

Suharyono. Terapi nutrisi diare kronik Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu

Kesehatan Anak ke. XXXI, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1994.

Untuk orang yang aku cintai SHT 36