die casting

Upload: kadhoet

Post on 09-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Die Casting

TRANSCRIPT

  • BAB II. DASAR TEORI

    2.1 Casting

    High Presure Die Casting merupakan salah satu pengembangan teknologi

    pembentukan logam dari keadaan cair menjadi padat. Teknik ini biasa disebut

    dengan metode Die Casting. Teknik Die Casting dapat menanggulangi kelemahan

    kelemahan yang ada pada teknik Casting biasa yaitu masalah gating system,

    penyusutan, porosity atau gas-gas yang terperangkap serta juga masalah produksi

    yang menyangkut masalah kecepatan proses dan faktor investasi.

    ( Sumahdi, 2004 : 10-11 )

    Die Casting merupakan metode pengecoran logam dimana logam cair

    dipaksa masuk kedalam cetakan logam pada kecepatan dan tekanan yang tinggi.

    Keuntungan-keuntungan menggunakan Die Casting adalah :

    1. Hasil Casting hampir merupakan finished produk dan dapat diproduksi

    dengan kecepatan produksi yang tinggi.

    2. Die yang digunakan pada Die memiliki masa pakai yang relatif lebih lama dan

    karena volume produksi yang besar maka biaya cetakan per produk umumnya

    lebih murah.

    3. Memiliki toleransi dimensi yang baik.

    4. Permukaan hasil casting umumnya lebih halus daripada casting lainnya.

    5. Mampu mengecor bagian yang tipis.

  • 12

    6. Dapat membentuk benda dari yang sederhana hingga rumit.

    7. Metal loss dari casting rendah.

    8. Umumnya sifat mekanis produk tinggi

    9. Terdapat banyak jenis paduan alumunium yang dapat diproses dengan die

    casting.

    ( Sumahdi, 2004 : 10-11 )

    Kerugian-kerugian dari proses die casting adalah :

    1. Modifikasi dari tool sangat memakan biaya,

    2. Terdapat waktu yang panjang untuk melakukan pembuatan die

    ( Sumahdi, 2004 : 10-11 )

    PT AHM sebagai produsen sepeda motor terbesar di Indonesia

    menggunakan proses Die Casting dalam proses castingnya. Proses inilah yang

    nantinya akan menghasilkan part-part untuk dasar dalam pembuatan engine.

    Material yang dipakai dalam proses ini adalah Alumunium. Ada beberapa alasan

    kenapa kita menggunakan Alumunium sebagai bahan dasar pembuatan part-part

    engine, diantaranya adalah sifat mampu tempa yang baik, sifat mapu bentuk yang

    baik, sifat tahan korosi yang tinggi, daya hantar panas dan listrik yang baik, tidak

    beracun, non magnetik, tidak menimbulkan percikan api saat pengelasan atau

    penggerindaan dan memiliki titik lebur 660, 24 C.

    ( Sumahdi, 2004 : 3 )

  • 13

    Material Alumunium yang akan di proses dalam proses Die Casting biasa

    disebut dengan Ingot. Ingot adalah alumunium yang telah ditambahkan paduan

    sehingga siap untuk dilebur dan di casting dan umumnya ingot alumunium ini

    berbentuk batangan. Dalam proses Die Casting di perusahaan ini digunakan jenis

    alumunium HD2G, dimana jenis ini merupakan pengembangan dari jenis

    alumunium ADC12.

    Proses melting adalah proses peleburan ingot menjadi logam cair. Proses

    ini dilakukan pada dapur peleburan pada temperatur 7500C. Logam cair yang

    dihasilkan dari proses ini yang kemudian sebagai bahan dasar dalam proses Die

    Casting.

    Gambar 2.1. Mesin Melting Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )

  • 14

    Setiap perusahaan biasanya mempunyai standar operasi melting yang

    berbeda-beda dan berikut adalah salah satu standar operasi mesin melting yang sering

    dipergunakan

    Tabel 2.1. Parameter Proses M/C Melting di P.T AHM

    No

    . Item Standar Cara Pemeriksaan

    1 Temperatur burner 7500C Visual

    2 Temperatur chamber furnace 4000C Visual

    3 Temperatur dislaging 700-7200C Visual

    4 Temperatur keep 720-7500C Visual

    5 Temperatur tapping 720-7500C Visual Sumber : ( Standar Proses PT Astra Honda Motor ; 2007 )

    Di PT AHM terdapat proses Pelepasan Bushing dengan Melting di dalam

    proses Melting. proses Pelepasan Bushing adalah proses pengambilan Bushing pada

    part Crank Case dengan cara memasukkan part reject ke dalam mesin Melting

    sehingga alumunium mencair dan Bushing bisa dipergunakan lagi. Crank Case di

    dalam engine berfungsi sebagai dudukan / rumah bagi komponen komponen engine

    yang lain. Sedangkan Bushing di dalam Crank Case berfungsi sebagai tempat

    berputarnya Crank Shaft penyambung gerakan putar piston.

  • 15

    Gambar 2.2. Crank Case R/L Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )

    Gambar 2.3. Bushing Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )

    Proses Pelepasan Bushing dilakukan pada temperatur yang sangat

    tinggi dikarenakan operator harus berada di dekat mesin melting dengan beban kerja

    yang berat, dan berikut adalah tabel urutan Flow Proses Pelepasan Bushing dengan

    Melting

  • 16

    Tabel 2.2. Flow Proses Pelepasan Bushing dengan Melting

    No Gambar Keterangan

    1 Umpan part yang untuk di reuse Bushing

    2 Proses pemisahan part kedalam mellting

    3 Part harus dicelup sampai 7x hingga part mencair

    4 Meletakan Bushing dalam box

    5 Bushing siap untuk proses triming

    Sumber : ( Standar Proses PT Astra Honda Motor ; 2007 )

  • 17

    IngoT Alumunium

    HD2G Melting Ladel

    Transpor

    Mesin Dies

    Inject High Presure

    Pendinginan

    Pembongkar

    Pembersihan dan

    Pengecekan

    Part OK

    Part NG

    Punching

    Proses Machining

    Part NG

    Gambar 2.4. Flow Proses Sie Die Casting

    Sumber : ( PT Astra Honda Motor ; 2007 )

    .

  • 18

    2.2 Proyek dan Investasi

    Proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber

    untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya

    dan dengan harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang

    dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit. Kegiatan suatu

    proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objective) dan mempunyai

    suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point). Baik biaya

    maupun hasilnya yang penting biasanya dapat diukur.

    Investasi (jangka panjang) atau pengeluaran modal (capital expenditure)

    adalah komitmen untuk mengeluarkan dana sejumlah tertentu pada saat sekarang

    untuk memungkinkan perusahaan menerima manfaat di waktu yang akan datang, dua

    tahun atau lebih ( Gitman 2000:332-334 ),. Lebih lanjut, Fitzgerald (1978:6)

    menyatakan bahwa investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan

    sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat

    sekarang, dan dengan barang modal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa

    yang akan datang.

    2.2.1. Kegunaan Studi Kelayakan

    Secara umum, menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:12)

    kegunaan primer dari studi kelayakan adalah:

    1. Memandu pemilik dana (investor) untuk mengoptimalkan penggunaan dana

    yang dimilikinya.

  • 19

    2. Memperkecil risiko kegagalan investasi dan, pada saat yang sama,

    memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.

    3. Alternatif investasi teridentifikasi secara obyektif dan teruji secara kuantitatif

    sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang

    obyektif.

    4. Aspek terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga penerimaan

    dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan

    terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek finansial saja.

    2.2.2 Investasi

    Studi mengenai aspek finansial merupakan aspek yang paling penting dari

    studi kelayakan. Hal tersebut disebabkan karena, meskipun studi mengenai aspek-

    aspek selain aspek finansial menyatakan bahwa proyek tersebut layak, tetapi apabila

    studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan

    ditolak karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi.

    2.2.2.1 Dana Kebutuhan Investasi

    Dihubungkan dengan jenis penggunaan dana, maka dana yang diperlukan

    dibedakan atas:

    1. Dana investasi inisial (initial investment), yaitu dana investasi yang

    diperlukan untuk mengadakan barang modal.

    2. Dana modal kerja (working capital), yaitu dana yang diperlukan untuk

    membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial.

  • 20

    Berdasarkan uraian diatas, maka sebuah proyek memerlukan dua macam

    pengeluaran, yakni:

    1. Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran untuk investasi

    inisial.

    2. Pengeluaran operasi untuk pendapatan (operating or revenue expenditure),

    yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sesudah

    memasuki fase komersial.

    2.2.2.2 Depresiasi dan Straight Line Method

    Pada metode garis lurus, nilai penyusutan tetap sama besarnya, yaitu dihitung

    dengan persentase tertentu terhadap nilai beli aktiva (tanpa nilai sisa) atau terhadap

    sasaran penyusutan (harga beli sesudah dikurangi nilai sisa).

    Persentase penyusutan pada metode garis lurus adalah invers dari usia

    ekonomis proyek.

    1 %Penyusutan = 100% ..............( rumus 2.1) Usia ekonomis

    Sedangkan nilai penyusutan dihitung dengan cara berikut:

    BD = DP(HBA-NSA) .. ...............( rumus 2.2)

    Dimana: BD = biaya depresiasi tahunan

    DP = persentase depresiasi

    HBBA = harga beli aktiva

    NSA = nilai sisa aktiva

  • 21

    2.2.3. Kriteria Perhitungan Kelayakan Proyek

    Penentuan kelayakan suatu proyek dari aspek finansial dapat dilakukan

    dengan menggunakan beberapa metode perhitungan. Beberapa metode tersebut

    adalah sebagai berikut:

    2.2.3.1 Metode Periode Pengembalian (Payback Period Method)

    Metode pemulihan investasi (payback method) adalah metode analisis

    kelayakan investasi yang berusaha untuk menilai persoalan kelayakan investasi

    menurut jangka waktu pemulihan modal yang diinvestasikan. Jangka waktu

    pemulihan modal (payback period) adalah jangka waktu yang diperlukan, biasanya

    dinyatakan dalam satuan tahun, untuk mengembalikan seluruh modal yang

    diinvestasikan.

    Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:94,103), acuan untuk

    menghitung masa pemulihan modal adalah sebagai berikut:

    1. Metode arus kumulatif. Metode ini dipakai sebagai alat penilai kelayakan

    apabila arus kas proyek tidak seragam, atau berbeda dari tahun ke tahun.

    2. Metode arus rata-rata. Metode ini dipakai apabila arus kas proyek seragam,

    atau sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek.

    Persamaan yang digunakan adalah:

    us 2.3) ....................( rum

  • 22

    dimana:

    T = periode pemulihan modal

    I o = investasi inisial

    A = Arus kas yang seragam

    Kriteria kelayakan dari metode ini adalah:

    1. Proyek dikatakan sebagai proyek yang layak jika masa pemulihan modal lebih

    pendek daripada usia ekonomis proyek.

    2. Proyek dikategorikan sebagai proyek yang tidak layak jika masa pemulihan

    modal lebih lama daripada usia ekonomis proyek yang bersangkutan.

    2.2.3.2 Metode Nilai Sekarang (Present Value Method)

    Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan investasi yang

    menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai sekarang dengan melalui

    pemotongan arus kas dengan memakai faktor pengurang (diskon) pada tingkat biaya

    modal tertentu yang diperhitungkan. Nilai sekarang, apabila arus kas tidak seragam

    atau berbeda dari periode ke periode, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini:

    PVt = At (1 + i)-t ....................( rumus 2.4)

    dimana:

    PVt = nilai sekarang dari arus kas periode ke t

    At = arus kas nominal pada periode ke-t

    i = tingkat bunga yang diperhitungkan

    t = periode 1, 2, ..., n

  • 23

    Sedangkan nilai sekarang total adalah

    n At TPV =

    i=1 (1 + i) t ....................( rumus 2.5)

    dimana:

    TPV = nilai sekarang total

    At = nilai sekarang arus kas A setiap periode ke-t (1 + i) t

    Selanjutnya, nilai sekarang bersih (net present value) adalah:

    NPV = -Io + TPV . ...................( rumus 2.6)

    NPV = net present value (nilai sekarang bersih)

    -Io = nilai sekarang investasi inisial (investasi periode awal)

    TPV = nilai sekarang total

    Kriteria kelayakan dari metode ini adalah:

    1. Proyek dinyatakan layak apabila NPV bertanda positif (>0)

    2. Proyek dinyatakan tidak layak apabila NPV bertanda negatif (

  • 24

    2.3. Analytical Hierarchy Process

    Analytical Hierarchy Process atau yang sering disingkat dengan AHP adalah

    suatu metode penyelesaian masalah yang sumber kerumitan masalahnya mempunyai

    berbgai ragam kriteria. AHP mulai dikenalkan oleh Thomas L. Saaty pada periode

    1971-1975. Dalam meneyelesaikan masalah metode AHP menggunakan prioritas-

    prioritas dalam suatu ukuran abstrak yang berlaku dalam suatu bentuk skala.

    Dalam menyelesaikan sebuah persoalan metode AHP menggunakan beberapa

    dasar prinsip diantaranya :

    9 Decomposition

    Suatu proses pemecahan masalah dari yang utuh menjadi unsur-unsurnya.

    9 Comperative Judgment

    Proses pemberian nilai pada kepentingan beberapa elemen pada suatu tingkat

    tertentu. Dalam pemberian penilaian digunakan beberapa skala point :

    Tabel 2.3. Skala Dasar Prioritas Nilai AHP

    Tingkat Kepentingan Definisi

    1

    3

    5

    7

    9

    2,4,6,8

    Sama pentingnya dibandingkan dengan yang lain

    Moderat pentingnya dibandingkan dengan yang lain

    Kuat pentingnya dibandingkan dengan yang lain

    Sangat kuat pentingnya dibandingkan dengan yang lain

    Ekstrim pentingnya dibandingkan dengan yang lain

    Nilai diantara dua elemen berdekatan

    Sumber : ( Riset Operation ; 2002 )

  • 25

    9 Synthesis of Priority

    Untuk mendapatkan Global Priority harus dilakukan sintesa diantara local

    priority, pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur

    sintesa dinakamakan priority setting.

    9 Logical Consistency

    Proses pengelompokan obyek-obyek sesuai dengan keseragaman dan relevansi.

    2.3.1 AHP untuk Analisis Manfaat Biaya

    Analisis manfaat biaya dapat dipergunkan untuk beberapa keperluan,

    diantaranya :

    1. Memutuskan apakah suatu proyek harus dilaksanakan

    2. Memilih alokasi sumber daya yang paling produktif

    2.4 Aspek Teknis

    2.4.1. DPMO ( Deffect per Million Opportunity )

    DPMO dapat juga diartikan sebagai jumlah reject yang terjadi dalam produksi

    per 1 juta product, DPMO juga ditentukan oleh Criticel to Quality ( CTQ ), langkah

    langkah untuk menghitung DPMO adalah sbb. :

    DPMO = Rr / CTQ ......................( rumus 2.7 )

    1 juta

  • 26

    Rr = nR ......................( rumus 2.8) Ns

    roduk

    Qulity

    ample

    tunity

    Dimana ; nR : jumlah reject dalam product

    Ns ; jumlah p

    CTQ ; Qritical to

    Rr ; tingkat reject dalam s

    DPMO ; Defect per Million Oppor

    2.4.2. Peta Kendali

    Salah satu alat dalam analisis statistik pengendalian kualitas adalah Peta

    kendali, Peta Kendali adalah Peta yang berfungsi untuk menggambarkan kestabilan

    proses, peta kendali proses terdiri dari batasan toleransi yaitu Upper Control Line dan

    Lower Control Line serta satu garis tengah yang disebut Control Line.

    Berikut ini beberapa contoh Peta Kendali Proses :

    UCL

    CL ( Proses bagus )

    LCL Gambar 2.5. Contoh Peta Kendali Proses 1

    UCL

    CL ( Proses jelek )

    LCL Gambar 2.6. Contoh Peta Kendali Proses 2

  • 27

    UCL

    CL ( Proses jelek )

    LCL

    Gambar 2.7. Contoh Peta Kendali Proses 3

    Tahapan-tahapan dalam membuat peta kontrol P

    1. CL : p : rata-rata proporsi cacat dalam sample

    2. UCL : p + 3 . sp

    3. LCL : p 3 . sp

    4. dimana : p : Control Line / Garis Tengah

    sp : { p . ( 1-p ) / n } ......................( rumus 2.9) sp : simpangan data

    n : jumlah sample

    Tahapan-tahapan dalam membuat peta kontrol nP

    1. CL : np : rata-rata proporsi cacat dalam sample

    2. UCL : p + 3 . snp

    3. LCL : p 3 . snp

    sp : { np . ( 1-np ) / n } ......................( rumus 2.10)

    dimana : np : Control Line / Garis Tengah

    snp : simpangan data

    n : jumalah sample

  • 28

    Proses pengiriman dalam analisa % faktor lebih mengacu kepada perhitungan

    Cycle Time. Cycle Time adalah waktu siklus dimana operator melakukan satu kali

    proses ditambah dengan proses Loading dan Unloading ( persiapan proses dan

    setelah proses ). Perhitungan Loading dan Unloading biasanya diasumsikan dalam

    waktu 10 detik. Selain Waktu yang telah ditentukan penghitungan Cycle Time bisa

    dilakukan dengan pengambilan secara sampling langsung ke lapangan.

    :

    s 2.11)

    2.4.3. Kapasitas Proses

    Kapasitas Proses adalah kemampuan suatu proses untuk menampung seberapa

    banyak pcs yang dapat dihasilkan dari proses tersebut. Kapasitas proses tergantung

    dari Cycle Time proses, Trouble mesin dan Down Time Mesin.

    Perhitungan Kapasitas Proses bisa didefinisikan sbb

    Kap : Waktu yang tersedia x Efisiensi ......................( rumu CT

    ; Waktu tersedia : detik

    CT : detik

    Efisiensi : %

  • 29

    2.4.4 Ergonomi

    Ergonomi atau Ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani, ergo yang

    berarti kerja dan nomos yang berarti hukum, dengan demikian erginomi berarti

    disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya.

    Disiplin ergonomic secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan

    manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya sehingga

    pada prinsipnya disiplin ergonomic akan mempelajari akibat-akibat jasmani, kejiwaan

    dan sosial dari teknologi dan produk-produknya, sehingga tercipta kondisi kerja yang

    efektif dan efisien.

    ( Nurmianto Eko, 2004 : 1 )

    Kondisi Lingkungan Fisik Kerja yang mempengaruhi Aktivitas Kerja

    Manusia antara lain :

    a. Temperature, temperature sangat mempengarui kondisi tubuh manusia,. Tubuh

    manusia memerlukan penyesuaian untuk menyesuaikan dengan temperatur di

    lingkungan sekitar, tetapi kemampuan penyesuaian tubuh tidak melebihi 20 %

    untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin. Untuk berbagai tingkat

    temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, contohnya sebagai

    berkut:

    +/ 49 C : Temperatur dapat dipertahankan sekitar 1 jam , aktivitas dan daya

    tanggap mulai menurun dan cenderung membuat kesalahan dalam

    pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.

  • 30

    +/ 30C :Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung

    melakukan kesalahan dalam pekerjaan, serta timbul kelelahan fisik.

    +/ 24 C : Kondisi optimum

    +/ 10 C : Kelakuan fisik yang Extrim mulai muncul

    Dari kesimpulan penyelidikan diatas temperatur yang normal untuk beraktivitas

    pada suhu 24-27 derajat Celcius.

    b. Kelembapan (Humidity)

    Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara ( dinyatakan

    dalam % ). Kelembaban sangat berhubungan dengan temperatur udara , suatu

    keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan

    pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran (karena system penguapan )

    yang berpengaruh pada semakin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya

    peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.

    c. Siklus Udara (Ventilation )

    Udara disekitar kita mengandung oksigen sekitar 21 % oksigen, 0.03 %

    karbondioksida dan 0.9 gas campuran lainnya. Kebutuhan udara yang bersih dan

    sesuai kebutuhan tubuh sangat berpengaruh pada kesehatan dan proses sirkulasi

    tubuh.

    d. Pencahayaan ( Lighting )

    Pencahayaan sangat penting bagi manusia untuk menunjang proses pengelihatan,

    cahaya yang kurang atau berlebih bisa menyebabkan terjadinya kerusakan mata.

  • 31

    2.4.4.1. Konsumsi Energi untuk Aktivitas Kerja Berat

    Analisa konsumsi energi yang dipakai pada sebuah pekerjaan harus

    mendapatkan perhitungan tersendiri, hal ini bertujuan untuk : Pemilihan frekuensi

    dan periode istirahat pada manajemen waktu kerja, Perbandingan metode alternatif

    pemilihan peralatan untuk mengejakan suatu jenis pekerjaan dan lain-lain.

    ( Nurmianto Eko, 2004 : 127 )

    Pekerjaan yang dibebankan kepada seorang Operator, dapat diukur tingkat

    beratnya berdasarkan kondisi tubuh seseorang, point-point tersebut antara lain :

    1. Laju detak jantung (heart rate)

    2. Tekanan darah (blood pressure)

    3. Temperatur badan (body temperature)

    4. Laju pengeluaran keringat (sweating rate)

    5. Konsumsi oxygen yang dihirup (oxygen consumption)

    6. Kandungan kimiawi dalam darah (latic acid content)

    ( Nurmianto Eko, 2004 : 128 )

    Pengukuran-pengukuran tersebut biasanya digunakan untuk merancang

    kondisi-kondisi kerja yang ada di suatu perusahaan, kondis-kondisi tersebut antara

    lain :

    1. Keselamatan (safety). Setiap pekerja haruslah dirancang dan disesuaikan

    dengan kemampuan fisik dari individu pekerja.

    2. Pengaturan jadwal istirahat. Pengaturan istirahat sangat diperlukan untuk

    pemulihan kondisi tubuh.

  • 32

    3. Spesifikasi Jabatan (job evaluation) dan seleksi personal. Setiap jenis jabatan

    akan memiliki spesifikasi dan karakteristik tertentu.

    4. Evaluasi jabatan.

    2.4.4.2 Pengukuran Denyut Jantung

    Bebarapa faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung

    adalah :

    1. Temperatur lingkungan sekitar

    2. Tingginya pembebanan otot statis

    3. Semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja

    Dynamic work involving Many muscles

    Dynamic work involving Few muscles

    Static muscular work Dynamic under hot condition

    Heat rate during the work

    Energy Consumtion

    Gambar 2.8. Meningkatnya denyut jantung

  • 33

    Tabel 2.4. tabel hubungan metabolisme, respirasi, temperatur dan denyut jantung

    Assesment of Work Load

    Oxygen Consumtion

    liter/min

    Lung Ventilation liters/min

    Rectal temperatur

    C

    Heart Rate Pulses/mins

    Very low (resting) 0,25 0,3 6 - 7 37,5 60-70 Low 0,5 - 1 11-20 37,5 75 - 100

    Moderate 1 1,5 20 -31 37,5 - 38 100 125 High 1,5 - 2 31- 43 38 38,5 125 150

    Very High 2 1,5 43 - 56 38,5 - 39 150 175 Extremely High 2,4 - 4 60 - 100 Over 39 Over 175

    Ada bebrapa cara untuk mengukur denyut jantung :

    a. Merasakan denyut jantung yang ada pada pergelangan tangan

    b. Mengdengarkan denyut dengan stesthoscope

    c. Menggunakan EGC ( Electrocardiogram )

    2.4.5 Forecasting

    Untuk melakukan analisa ekonomi, atau analisa kegiatan usaha perusahaan,

    harus diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia

    usaha pada masa yang akan datang. Menurut Sofjan Assauri (1984:1), forecasting

    atau peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada

    masa yang akan datang.

    2.4.5.1 Metode Trend Linier

    Dalam metode ini, terdapat pola hubungan yang berbentuk garis lurus dari

    variabel yang diramalkan dengan satu variabel yang mempengaruhinya yang bukan

    merupakan variabel waktu. Garis tersebut dinyatakan dalam bentuk berikut ini:

  • 34

    Y = a + b X ......................( rumus 2.12)

    Dimana Y adalah variabel yang diramalkan, a adalah nilai trend pada periode dasar, b

    adalah tingkat perkembangan nilai yang diramalkan, dan X adalah variabel tahun.

    Cara mencari nilai atau besaran a dan b, dapat dilakukan dengan menggunakan

    metode least squares, yaitu metode yang meminimalisasikan kesalahan ramalan

    dengan mengambil turunan parsial dari jumlah kesalahan ramalan dan menyamakan

    dengan nol. Formula dari metode least squares adalah sebagai berikut:

    Y = n.a + b. X ......................( rumus 2.12)

    X Y = a. X + b. X2

    Apabila menggunakan metode titik tengah sebagai tahun dasar, maka jumlah nilai

    dalam skala X harus sama dengan nol ( X = 0). Oleh karena itu formula untuk

    mencari nilai a dan b adalah sebagai berikut:

    Y ......................( rumus 2.13) a = n

    X Y b = , n menyatakan banyaknya tahun.

    n X2 ......................( rumus 2.14)