difteria

13
 D IFTERI A D e n isi : - i n f ek si ak u t - C o r y n ebact er i u m d i p h t h er i a E ti o l o g i : - C o r y n ebacteri u m d i p h t h eri a - ( K l ebs l oe er ) - G r a m ( +) - Po limor p h - Ta k b er ger ak - Tak b ers p o r a - W ar n a p u t i h kel abu( m e di a L oe er ) - Med i a tel u rit : Mitis : l i c i n, hi ta m , c onv e x G r a vi s: k e l a b u, s et e nga h ka sar I n t erm ed i u s: k eci l , l ici n , d eng a n t a l i p u sat h it am E p i d em iol og i - d is el u r u h d u n ia - men u r u n karena vaks i n asi - d it u l a r k a n o l eh o p en d er i t a o carier o car a : d r o p l et  m un ta ha n

Upload: renny-niunifat-joseph

Post on 08-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penatalaksanaan Dermatitis Atopik enryu13

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    1/13

    DIFTERIA

    Definisi :

    - infeksi akut

    - Corynebacterium diphtheria

    Etiologi :

    - Corynebacterium diphtheria

    - (Klebs loefler)

    - Gram (+)

    - Polimorph

    - Tak bergerak

    - Tak berspora

    - Warna putih kelabu (media Loefler)

    - Media telurit :

    Mitis : licin, hitam, convex

    Gravis : kelabu, setengah kasar

    Intermedius: kecil, licin, dengan tali pusat hitam

    Epidemiologi

    - diseluruh dunia

    - menurun karena vaksinasi

    - ditularkan oleh

    o penderita

    o carier

    o cara: droplet

    muntahan

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    2/13

    debu

    Patogenesis / patologi :

    - masuknya kuman :

    o hidung / mulut

    o kulit

    o conjunctiva

    o genitalia

    o telinga

    Inkubasi :

    2 4 hari ( 1 7 hari )produksi toksinmembran

    yang terdiri dari :

    - fibrin

    - lekosit

    -eritrosit- epitel mukosa

    Membran sukar diangkat, mudah berdarah, putih

    kelabu

    Toksin :menyerang setiap organ / jaringan terutama

    -jantung- saraf

    - ginjal

    Manifestasi Klinis :

    Tergantung pada :

    - lokasi

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    3/13

    - status imunisasi

    - toksin sudah / belum masuk sirkulasi darah

    Pembagian

    Berdasarkan lokalisasi

    - nasi

    - tonsil

    - pharynx

    - larynx / laringotracheal

    - conjungtiva

    - kulit

    - genital

    - telinga

    Berdasarkan berat ringannya

    - ringan : kulit, genital, telinga, conjunctiva, hidung

    - sedang : tonsil, pharynx

    -berat : tonsil, pharynx, larynx + bull neck

    - sangat berat : berat + sangat toksik

    Difteri nasi

    - menyerupai common cold

    - kemudian :

    o sero sanguinous

    o mucopurulent

    o excoriatio pada hidung dan bibir atas

    oberbau

    o

    pseudo membran

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    4/13

    Difteri tonsil dan pharynx

    - mula mula :

    o anoreksia

    o malaise

    o panas

    o pharyngitis

    - terbentuk membrane mula pada tonsil, bisa ke

    pharynx, larynx, trakea

    - pembesaran kelenjar regional leher dan oedem

    jaringan sekitarnya (Bull neck) 30%

    - teraba panas, nyeri dan oedema pitting

    Padakasus beratdapat terjadi

    - kolaps sirkulasi

    - paralisis palatum

    - neuritis lain

    - myocarditis

    Difteri larynx

    - 75% lanjutan dari pharynx

    - 25% langsung pada larynx

    - gejala klinik :

    o stridor

    o

    parau / serak

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    5/13

    obatuk kering

    o retraksi : supra sternal, subcostal, supra

    clavicular

    Difteri kulit

    - ulcus, tepi tumpul

    - membran pada dasarnya

    Difteri conjunctiva

    - conjungtiva palp

    - merah

    - oedema

    - pseudomembran

    Difteri telinga

    - otitis externa

    -berbau

    - purulen

    Diagnosa

    - gejala gejala / tanda tanda klinik

    - pasti :

    o corynebacterium diphtheria

    o immunofluerescent antibody

    - pembantu

    o lekosit N / sedikit meningkat

    o

    kadang anemia

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    6/13

    o perubahan ECG

    - Shick test: untuk menentukan status imunitas

    penderita

    DD :

    Difteri nasi

    - common cold

    - corpus alienum hidung

    - sinusitis

    - adenoiditis

    - syphilis pada hidung

    Difteri tonsil / pharynx

    - tonsillitis follicularis

    - mononucleosis infectiosa

    - blood dyscrasia(agranulositosis , leukemia)

    - post tonsillectomy (membran)

    Difteri larynx

    - laryngitis akuta

    - epiglotitis akuta

    - laryngotracheobronchitis

    - corpus alienum larynx

    - abses retropharyngeal

    Komplikasi

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    7/13

    - obstruksi jalan nafas

    - myocarditis

    - komplikasi saraf

    Pencegahan

    - imunisasi DPT

    - isolasi penderita

    - pengobatan carier

    Kriteria Jackson

    Dyspnoe larynx progresif

    Stadium I

    - cekungan ringan suprasternal

    - penderita tenang

    Stadium II

    - cekungan ringan suprasternallebih dalam

    - cekungan epigastrium

    - penderita mulai gelisah

    Stadium III- + cekungan supra / infra clavicular + intercostals

    - penderita gelisah, sesak nafas

    Stadium IV

    - gejala stadium III

    - sangat gelisah / sangat sesak

    -seperti ketakutan, pucat, sianosis

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    8/13

    STADIUM II IIIIndikasi tracheostomi

    Pengobatan :

    1.Menetralisir toksin

    2.membunuh kuman

    Ad.1ADS

    Ringan : 20.000 u

    Sedang : 40.000 u

    Berat : 60.000 u

    Sangat berat : 80.000 100.000 u

    Ad.2Antibiotik

    - Penicilin prokain

    - Erytromycin

    - Amoksisilin

    - Rifampisin

    - Clindamycin

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    9/13

    DIFTERI PENATALAKSANAAN DAN

    PENCEGAHANNYA

    PENDAHULUAN

    Difteri negara berkembang

    Dapat dicegah, CBD

    Infeksitoksin lokal / umum

    Inkubasi 2 4 hari Dx klinisobati

    Difteri tonsil + farings

    gejala I tidak khas

    Dalam 24 jammembran fausial

    Paling sering ( 75%) Bullneck Parese palatum molle

    Lab : Hb, leko, albumin

    urine : Alb

    Difteri larings + trakhea

    25%

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    10/13

    75% lanjutan D. farings + tonsil

    serak, stridor, sesak

    bullneck, membran pada larings

    ringan(-) 6 10 hari

    beratanoksemia

    Difteri Hidung

    Jarang (2%), ringan

    Pilek, campur darah

    Difteri kulit

    Ulkus berbatas jelas

    Membran putih / abu abu

    Difteri konjungtiva

    Pseudomembran

    Oedem konjungtiva

    Difteri vulvovaginal Ulkus batas jelas

    Membran putih / abu abu

    PENATALAKSANAAN

    1.Isolasi penderita

    - Penularan : droplet

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    11/13

    Kontak

    - Isolasi sampai biakan 2x (-)

    2.ADS

    - Dx klinis

    - Ringan : 10.000 20.000 u

    - Sedang : 40.000 u

    - Berat : 60.000 u

    - Sangat berat : 80.000 100.000 u

    ADS dapatanafilaktik

    - tes kulit 1/1000 I.K

    (+) 20 indurasi > 10 mm

    - tes mata 1/10, 1 tetes

    + 20kemerahan

    -bila tes (+)

    besredka

    BESREDKA(tiap 20)

    - 0,05 ml larutan 1/20 S.K

    - 0,1 ml larutan 1/20 S.K

    - 0,1 ml larutan 1/10 S.K

    - 0,1 ml tanpa pengenceran S.K- 0,3 ml tanpa pengenceran I.M

    - 0,5 ml tanpa pengenceran I.M

    - 0,1 ml tanpa pengenceran I.V

    - sisa I.M / I.V 1/20, 15 gtt/m

    3.Antibiotika

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    12/13

    PP 50.000 u/KgBB/hr

    ERITROMISIN 50 mg/kgBB/hr

    AMOKSILIN 50 mg/kgBB/hr

    RIFAMPISIN 10 15 mg/kgBB/hr

    KLINDAMISIN 50 mg/kgBB/hr

    4.Suportif

    Bed rest 2 mg I

    Aktifitas sesuai hasil pemeriksaan

    Makanan cair / lunak, kalori

    Aspirin

    Pengisapan lender

    Uap air hangat

    trakheostomi

    5.Pengobatan komplikasi

    - Obstruksi laring : isap lender

    Uap air

    Trakheostomi

    - miokarditis :

    istirahat totaldigitalis controversial + blockalat pacu

    alupent

    - neuritis (17%)

    par. Pal molle

    gangguan akomodasi

    par fasialis

  • 5/19/2018 DIFTERIA

    13/13

    par esktremitas

    par pernafasan

    6.Pengobatan carier

    Isolasi 7 hari + antibiotika

    Pencegahan

    1.isolasi penderita ( 2x - )

    2.kontak : klinis (+)obati

    klinis (-)antibiotic

    imunisasi

    3.imunisasi