perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analisis ... · analisis penerimaan pajak bumi dan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DILIHAT DARI LETAK OBJEK PAJAK, REALISASI DAN KONTRIBUSI
PENERIMAAN DI KABUPATEN BOYOLALI SELAMA TAHUN 2009–2011
(Studi kasus di KPP Pratama Boyolali)
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Disusun Oleh:
YANUAR SLAMET RISMANTO
F3409069
PROGRAM DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DILIHAT DARI LETAK OBJEK PAJAK, REALISASI,
DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN DI KABUPATEN BOYOLALI SELAMA TAHUN 2009-2011
Yanuar Slamet Rismanto F3409069
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya realisasi penerimaan PBB dan kontribusi penerimaan PBB dibandingkan dengan pajak pusat lainnya. Sehubungan dengan masalah tersebut, penelitian dilaksanakan dengan metode dokumentasi, metode wawancara dan metode kepustakaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (i) sistem pembayaran dan besarnya penerimaan PBB di KPP Pratama Boyolali dari sektor pedesaan dan perkotaan (ii) Realisasi penerimaan PBB di KPP Pratama Boyolali (iii) Seberapa besar peranan PBB dalam menunjang penerimaan pajak pusat di KPP pratama Boyolali. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penerimaan PBB di sektor pedesaan lebih banyak daripada sektor perkotaan, realisasi penerimaan PBB selama tahun 2009-2011 selalu di atas 100% yang berarti melebihi target yang ditetapkan, dan PBB memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu di atas 17% dari total pajak pusat di KPP Pratama Boyolali. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran kepada KPP Pratama Boyolali untuk meningkatkan penerimaan PBB dengan memberikan penyuluhan secara lebih mendalam kepada wajib pajak sehingga dapat memaksimalkan penerimaan PBB.
Kata kunci : Pajak Bumi dan Bangunan, penerimaan, KPP Pratama Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF LAND AND BUILDING TAX (PBB) REVENUE VIEWED FROM THE TAX OBJECT LOCATION, REALIZATION, AND REVENUE CONTRIBUTION IN BOYOLALI REGENCY DURING THE
PERIOD OF YEAR 2009–2011
Yanuar Slamet Rismanto F3409069
The aim of this study is to find out the value of PBB (Land and Building Tax) revenue realization and the contribution of PBB revenue, compared with the other central taxes. Related to this problem, this study is carried out by documentation method, interview method, and literature method. Whereas the purpose of this study is to find out: (i) the payment system and the value of PBB revenue in KPP Pratama Boyolali from the rural and urban sector (ii) The realization of PBB revenue in KPP Pratama Boyolali (iii) How much is the role of PBB in supporting the central tax revenue in KPP Pratama Boyolali. Based on the result of the study, it can be concluded that the PBB revenue in rural sector is higher than in urban sector, the realization of PBB revenue during the period of year 2009 – 2011 is always above 100%, which means that it is over the determined target, and PBB gives quite large contribution, which is more that 17% from the total central tax in KPP Pratama Boyolali. Based on the result of this study, the writer gives a suggestion to the KPP Pratama Boyolali to increase the PBB revenue by giving more information deeply to the taxpayers, so that it can maximize the PBB revenue. Key Words: Land and building tax, revenue, KPP Pratama Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN DILIHAT DARI LETAK OBJEK PAJAK, REALISASI DAN
KONTRIBUSI PENERIMAAN DI KABUPATEN BOYOLALI SELAMA
TAHUN 2009-2011” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna
mencapai derajat Ahli Madya Program Diploma III Perpajakan FE UNS.
Surakarta, Juni 2012
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Lulus Kurniasih. S.E., M.Si., Ak
NIP. 19800530 200501 2 016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji
Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi
Tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Perpajakan
Surakarta, Juni 2012
Tim Penguji Tugas Akhir
Dosen Penguji
1. Suyanto S.E., M.Si ( )
NRP. 34 08 00002
Dosen Pembimbing
2. Lulus Kurniasih. S.E., M.Si., Ak ( )
NIP. 19800530 200501 2 016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jadikanlah setiap masalah menjadi sarana efektif untuk mengevaluasi dan
memperbaiki diri, karena hal itulah yang menjadi keuntungan dan pengundang
pertolongan Allah SWT.
(Aa Gym)
Keep Fight To Everything!!
(Penulis)
Penulis persembahkan kepada:
- Babe dan Enyak tersayang
- Adik dan keluarga tercinta
- Ervina Yuliani
- Teman-teman terbaik
- Almamater terhormat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
hikmat –Nya yang senantiasa tercurah atas kita semua. Begitu juga dengan
hikmat-Nya yang tercurah senantiasa atas penulis sehingga dapat menyelesaikan
pembuatan Tugas Akhir dengan judul “Analisis Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan Dilihat Dari Letak Objek Pajak, Realisasi, dan Kontribusi Penerimaan
di Kabupaten Boyolali Selama Tahun 2009-2011” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan Tugas Akhir ini disusun untuk mencapai gelar Ahli Madya
Akuntansi Parpajakan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dalam
pembuatan Tugas Akhir ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan
masih belum sempurna karena keterbatasan di dalam proses penulisan, maka dari
itu penulis berharap kepada setiap pembaca untuk dapat memakluminya.
Pembuatan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil jika penulis bekerja sendirian.
Banyak dukungan dan bantuan dari beberapa pihak, karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa memberi kesehatan, hikmat dan kepandaian atas
penulis.
2. Babe dan Enyak serta keluarga yang telah memberikan doa, dukungan,
perhatian dan kasih sayang yang tidak ternilai kepada penulis baik moral
maupun materiil.
3. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si,Ak, selaku Ketua Program Diploma III
Akuntansi Perpajakan.
5. Ibu Lulus Kurniasih. S.E., M.Si., Ak. Selaku dosen pembimbing dalam
penyusunan Tugas Akhir ini yang telah membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis sehingga dapat menjadi bekal bagi penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Indra Susila sebagai Kepala KPP Pratama Boyolali yang telah
menerima penulis untuk melakukan magang.
7. Seluruh pegawai di KPP Pratama Boyolali yang telah bersedia memberikan
data guna kelancara pembuatan Tugas Akhir.
8. Buat sahabat-sahabatku, serta teman-teman Diploma III Perpajakan ’09.
9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
selama penyelesaian laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Harapan penulis, Tugas Akhir yang dibuat oleh penulis ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membaca dan dapat dijadikan bahan informasi tambahan
bagi yang membaca.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
Yanuar Slamet Rismanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ..vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ...ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .................................................................... 8
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 12
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13
F. Teknik Analisa Data ....................................................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 16
B. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................ 26
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan ......................................................................................... 40
B. Kelemahan ...................................................................................... 41
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 42
B. Rekomendasi .................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Jumlah Kalurahan di Kabupaten Boyolali ............................................ 33
Tabel I.2 Penerimaan PBB sektor pedesaan perkotaan ......................................... 34
Tabel I.3 Target dan realisasi penerimaan PBB ................................................... 35
Tabel I.4 Penerimaan pajak di KPP Pratama Boyolali ......................................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Penyebaran pegawai per seksi pada KPP Pratama Boyolali ………. 5
Gambar II.1. Flowchart Sistem Pembayaran PBB ................................................ 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir
2. Tanda Terima Kuliah Magang Kerja
3. Realisasi Penerimaan Pajak Netto per Jenis Pajak Tahun 200-2011
4. Surat Permohonan Magang
5. Surat Perijinan Magang dari Instansi
6. Surat Keterangan Penyelesaian Magang
7. Lembar Penilaian Magang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DILIHAT DARI LETAK OBJEK PAJAK, REALISASI, DAN KONTRIBUSI PENERIMAAN DI KABUPATEN BOYOLALI
SELAMA TAHUN 2009-2011
Yanuar Slamet Rismanto F3409069
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya realisasi penerimaan PBB dan kontribusi penerimaan PBB dibandingkan dengan pajak pusat lainnya.Sehubungan dengan masalah tersebut, penelitian dilaksanakan dengan metode dokumentasi, metode wawancara dan metode kepustakaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (i) sistem pembayaran dan besarnya penerimaan PBB di KPP Pratama Boyolali dari sektor pedesaan dan perkotaan (ii) Realisasi penerimaan PBB di KPP Pratama Boyolali (iii) Seberapa besar peranan PBB dalam menunjang penerimaan pajak pusat di KPP pratama Boyolali.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penerimaan PBB di sektor pedesaan lebih banyak daripada sektor perkotaan, realisasi penerimaan PBB selama tahun 2009-2011 selalu di atas 100% yang berarti melebihi target yang ditetapkan, dan PBB memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu di atas 17% dari total pajak pusat di KPP Pratama Boyolali.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran kepada KPP Pratama Boyolali untuk meningkatkan penerimaan PBB dengan memberikan penyuluhan secara lebih mendalam kepada wajib pajak sehingga dapat memaksimalkan penerimaan PBB. Kata kunci : Pajak Bumi dan Bangunan, penerimaan, KPP Pratama Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF LAND AND BUILDING TAX (PBB) REVENUE VIEWED FROM THE TAX OBJECT LOCATION, REALIZATION, AND REVENUE CONTRIBUTION IN BOYOLALI REGENCY DURING THE
PERIOD OF YEAR 2009–2011
Yanuar Slamet Rismanto
F3409069
The aim of this study is to find out the value of PBB (Land and Building Tax) revenue realization and the contribution of PBB revenue, compared with the other central taxes. Related to this problem, this study is carried out by documentation method, interview method, and literature method. Whereas the purpose of this study is to find out: (i) the payment system and the value of PBB revenue in KPP Pratama Boyolali from the rural and urban sector (ii) The realization of PBB revenue in KPP Pratama Boyolali (iii) How much is the role of PBB in supporting the central tax revenue in KPP Pratama Boyolali.
Based on the result of the study, it can be concluded that the PBB revenue in rural sector is higher than in urban sector, the realization of PBB revenue during the period of year 2009 – 2011 is always above 100%, which means that it is over the determined target, and PBB gives quite large contribution, which is more that 17% from the total central tax in KPP Pratama Boyolali.
Based on the result of this study, the writer gives a suggestion to the KPP Pratama Boyolali to increase the PBB revenue by giving more information deeply to the taxpayers, so that it can maximize the PBB revenue.
Key Words: Land and building tax, revenue, KPP Pratama Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah KPP Pratama Boyolali
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Boyolali dibentuk berdasarkan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 55/ PMK.01/2007
tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 132/PMK.01/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Pajak dan mulai beroperasi pada tanggal 30
Oktober 2007 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor
KEP-141/PJ/2007 tanggal 03 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi
dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah
Istimewa Yogyakarta, serta Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor
Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I, Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta. KPP Pratama Boyolali
beralamat di Jalan Raya Solo – Boyolali Km. 24 Mojosongo Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Wilayah kerja KPP Pratama Boyolali meliputi Kabupaten Boyolali.
Sebelumnya di Boyolali telah berdiri Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (KP PBB) Boyolali yang menangani administrasi PBB dan
BPHTB yang wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Boyolali dan
Kabupaten Sragen. Sedangkan untuk administrasi PPh, PPN, PPnBM dan
PTLL untuk wilayah Kabupaten Boyolali pada saat itu ditangani oleh KPP
Surakarta.
Sehubungan dengan modernisasi Direktorat Jenderal Pajak yang diikuti
dengan reorganisasi di lingkungan DJP Departemen Keuangan Republik
Indonesia, yang bertujuan untuk menggabungkan fungsi kerja instansi
vertikal di lingkungan DJP yaitu KPP, KP PBB, Karikpa (Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak) serta KP4 (Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Perpajakan) menjadi KPP Pratama dan KP2KP
(Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan), maka
dibentuk KPP Pratama Boyolali yang merupakan pecahan dari KPP
Surakarta. Dengan dibentuknya KPP Pratama maka penanganan
administrasi Pajak Pusat yang terdiri PBB dan BPHTB, PPh, PPN,
PPnBM dan PTLL digabung menjadi satu kantor.
Wilayah kerja KPP Pratama Boyolali meliputi Kabupaten Boyolali,
yang letak geografisnya antara 1100 22’ – 1100 50’ Bujur Timur dan 70
36’ – 70 71’ Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 75 s.d. 1500 meter
di atas permukaan laut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Batas-batas Wilayah Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :
· sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten
Semarang.
· sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Sragen, Kabupaten Sukoharjo.
· sebelah selatan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
· sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten
Semarang
Luas Kabupaten Boyolali adalah 101.510,1955 Ha yang terdiri dari
tanah sawah seluas 22.946,6594 Ha dan tanah kering 78.563,5361 Ha.
Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 kecamatan, yaitu:
1. Boyolali
2. Ampel
3. Selo
4. Cepogo
5. Musuk
6. Mojosongo
7. Teras
8. Andong
9. Sawit
10. Sambi
11. Ngemplak
12. Nogosari
13. Simo
14. Karanggede
15. Klego
16. Banyudono
17. Wonosegoro
18. Kemusu
19. Juwangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Struktur Organisasi KPP Pratama Boyolali
Susunan organisasi KPP Pratama Boyolali adalah sebagai berikut:
a. Kepala Kantor
b. Subbagian Umum
c. Seksi PDI
d. Seksi Pelayanan
e. Seksi Penagihan
f. Seksi Pemeriksaan
g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Untuk lebih jelas, struktur organisasi KPP Pratama Boyolali dapat dilihat
pada Gambar I.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
3. Deskripsi Tugas Jabatan Struktural
a. Kepala Kantor
Mengelola pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan
Wajib Pajak di bidang perpajakan dalam wilayah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Subbagian Umum
Melaksanakan tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur
kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta
perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas Kantor Pelayanan
Pajak.
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Melaksanakan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan
teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filing serta
penyiapan laporan kinerja.
d. Seksi Pelayanan
Melaksanakan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya,
penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, dan
kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
e. Seksi Penagihan
Melaksanakan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan
piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan
sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Seksi Pemeriksaan
Melaksanakan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan
pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat
Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya.
g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Melaksanakan pengamatan potensi perpajakan, pencarian data dari
pihak ketiga, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek
pajak dalam rangka ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang
berlaku.
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis
perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib
Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4. Visi dan Misi KPP Pratama Boyolali
Visi KPP Pratama Boyolali adalah mejadi institusi pemerintah yang
menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif,
efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme
yang tinggi.
Misi KPP Pratama Boyolali adalah menghimpun penerimaan pajak negara
berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan
kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
B. Latar Belakang Masalah
Perpajakan merupakan salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan
dalam kegotong-royongan nasional sebagai peran serta masyarakat dalam
membiayai pembangunan. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
negara yang sangat penting bagi pelaksanan dan peningkatan pembangunan
nasional sebagai pengamalan pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu perlu dikelola dengan
meningkatkan peran serta masyrakat sesuai dengan kemampuannya.
Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi
Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola
oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat
Jenderal Pajak - Departemen Keuangan. Sedangkan Pajak Daerah adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di tingkat Propinsi
maupun Kabupaten/Kota.
Bumi dan bangunan memberikan keuntungan dan atau kedudukan sosial
ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai hak atasnya
atau memperoleh manfaatkan daripadanya, dan oleh karena itu wajar apabila
mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang
diperolehnya kepada negara melalui pajak. Pajak yang dimaksut dalam hal
adalah Pajak Bumi dan Bangunan. PBB adalah pajak yang dikenakan atas
kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan
salah satu Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan
PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota.
PBB merupakan pajak dengan sistem pemungutan (semi self assesment)
yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada fiskus
dan wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang.
Pada sistem ini pada setiap awal tahun pajak wajib pajak menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang untuk tahun berjalan yang merupakan angsuran
bagi wajib pajak yang harus disetor sendiri, baru setelah itu pada akhir tahun
pajak fiskus menentukan besarnya utang pajak sesungguhnya berdasarkan
data yang dilaporkan oleh wajib pajak dan pihak fiskus melakukan
penghitungan penetapan pajak yang terutang dan mendistribusikan kepada
pemerintah daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
yang diisi oleh wajib pajak atau verifikasi fiskus di lapangan. Pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Daerah melalui Kalurahan/Desa mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT) sampai ke tangan wajib pajak.
Pajak Bumi dan Bangunan dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi
penentuan kebijakan yang terkait dengan bumi dan bangunan. Meskipun
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan memberikan kontribusi terhadap
penerimaan pajak yang relatif kecil, namun Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan sumber penerimaan yang sangat potensial bagi daerah. Sesuai
Pasal 18 ayat 1 Undang-undang No.12 Tahun 1994, hasil penerimaan pajak
merupakan penerimaan negara yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dengan imbangan pembagian sekurang-kurangnya 90%
(sembilan puluh persen) untuk Pemerintah Daerah Tingkat II dan Pemerintah
Daerah Tingkat I sebagai pendapatan daerah yang bersangkutan. Dengan
demikian daerah mendapat bagian yang besar.
Sebelum wajib pajak dikenai PBB perlu adanya obyek pajak yang
ditentukan klasifikasinya. Untuk menentukan klasifikasi tanah dan bangunan
Menteri Keuangan mengeluarkan surat keputusan. Menurut KMK.523/KMK/
04/1998 nilai kelas tanah dan bangunan diklasifikasikan menjadi 2 golongan
yaitu golongan A dan golongan B. Untuk nilai kelas tanah setiap golongan
dibagi menjadi 50 kelas, sedangkan untuk nilai kelas bangunan setiap
golongan dibagi menjadi 20 kelas. Perbedaan letak objek pajak dapat
mempengaruhi nilai kelas tanah suatu objek pajak. Hal ini juga dapat
mempengaruhi besarnya PBB yang terutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Selain itu, penentuan Sektor Pedesaan dan Sektor Perkotaan dalam
pengenaan PBB sesuai dengan SE-51/PJ.6/1994 juga dapat mempengaruhi
besarnya penerimaan PBB suatu daerah. Karena dalam suatu kabupaten yang
terbagi dalam beberapa kecamatan yang terdiri dari beberapa kalurahan
masih dipisahkan lagi antara kalurahan yang masuk sektor pedesaan atau
perkotaan.
Mengingat pentingnya peran Pajak Bumi dan Bangunan bagi
kelangsungan dan kelancaran pembangunan, maka perlu penanganan dan
pengelolaan yang lebih intensif. Penanganan dan pengelolaan tersebut
diharapkan mampu menuju tertib administrasi serta mampu meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. Untuk menaikkan
penerimaan pajak perlu dilakukan penyempurnaan aparatur pajak dengan
memberlakukan komputerisasi, peningkatan mutu para pegawainya dan
penggunaan sistem pemungutan pajak yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis berminat untuk mengambil
judul ”ANALISIS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DILIHAT DARI LETAK OBJEK PAJAK, REALISASI, DAN
KONTRIBUSI PENERIMAAN KABUPATEN BOYOLALI SELAMA
TAHUN 2009-2011” (Studi Kasus di KPP Pratama Boyolali).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil
adalah:
1. Bagaimana sistem pembayaran dan besarnya penerimaan PBB di KPP
Pratama Boyolali selama tahun 2009-2011 di sektor pedesaan dan
perkotaan?
2. Apakah realisasi penerimaan PBB di KPP Pratama Boyolali selama tahun
2009-2011 sudah sesuai dengan target yang diharapkan?
3. Seberapa besar peranan PBB dalam menunjang penerimaan pajak pusat di
KPP Pratama Boyolali selama tahun 2009-2011?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diambil penulis, maka penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem pembayaran dan besarnya penerimaan PBB di
KPP Pratama Boyolali selama tahun 2009-2011 dilihat dari letak objek
pajaknya di sektor pedesaan dan perkotaan.
2. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan PBB di KPP Pratama Boyolali
terhadap target yang diharapkan.
3. Untuk mengetahui kontribusi penerimaan PBB dalam menunjang total
penerimaan pajak pusat di KPP Pratama Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi KPP Pratama Boyolali
Merupakan sumbangan pikiran dan diharapkan dapat sebagai
bahan pertimbangan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan agar sesuai
dengan target yang telah ditetapkan untuk meningkatkan penerimaan
pajak di KPP boyolali, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Bagi pihak lain
Dapat digunakan sebagai penambah wawasan mengenai
perpajakan khususnya PBB dan juga dapat bermanfaat sebagai penelitian
selanjutnya.
3. Bagi penulis
Menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu
perpajakan yang diperoleh dari bangku kuliah kedalam kenyataan
sesungguhnya, khususnya mengenai Pajak Bumi dan Bangunan.
F. Teknik Analisa Data
1. Objek Penelitian
Objek penelitian untuk tugas akhir ini adalah penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Pusat lainnya di KPP Pratama
Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Sumber Data
a. Data Primer
Yang menjadi data pokok pada penelitian adalah berasal dari
tempat penelitian atau langsung diperoleh dari subyeknya. Dalam hal
ini mengenai penerimaan PBB dilihat dari letak objek pajak,
penerimaan seluruh PBB dan Pajak Pusat lainnya.
b. Data Sekunder
Data pendukung yang menjadi referensi penelitian ini berupa buku-
buku yang berisi tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Dilakukan dengan mengumpulkan data, laporan, dan tulisan dari
KPP Pratama Boyolali yang mendukung teori penelitian.
b. Metode Wawancara
Dilakukan dengan tanya jawab dengan karyawan KPP Pratama
Boyolali dan pihak-pihak yang terkait dengan Pajak Bumi dan
Bangunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c. Metode Kepustakaan
Dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan penulisan penelitian.
4. Metode Analisa Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh, digunakan 2 analisis
sebagai berikut.
a. Analisa Kualitatif
Proses penulisan data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka
atau tidak menggunakan rumus-rumus statistik. Analisa ini digunakan
untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Pajak Bumi dan
Bangunan.
b. Analisa Kuantitatif
Proses data menggunakan angka atau rumus. Hal ini digunakan
untuk mengetahui penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang
diterima oleh KPP Pratama Boyolali
Rumus rasio perbandingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Perpajakan
Pengertian atau definisi pajak berdasarkan UU RI No. 28 Tahun 2007
yaitu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Beberapa ahli perpajakan mencoba mengartikan pajak yang berbeda-
beda namun dari definisi yang disebutkan mempunyai arti dan tujuan yang
sama.
a. Prof. Dr. Rochmat soemitro, S.H. dalam Mardiasmo (2009)
Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra
prestasi), yang langsung dapat ditujukan dan hasilnya digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Prof. Dr. P.J.A. Andriani dalam Sukrisno (2010)
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan)
terutama oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk,
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas Negara menyelenggarakan pemerintahan.
c. Dr. Soeparman Soemanhamidjaja dalam desertasinya yang berjudul
“Pajak Berdasarkan Azas Gotong Royong” dalam Ilyas dan Burton
(2010)
Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum.
2. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan pajak berdasarkan golongannya dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dilimpahkan kepada orang lain.
Pengelompokan pajak berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
b. Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Pengelompokan pajak berdasarkan lembaga pemungutnya dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Pajak pusat
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
b. Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Sistem Pemungutan Pajak
Di Indonesia terdapat 4 macam sistem pemungutan pajak (Wirawan B.
Ilyas dan Ricard Burton :2010) sebagai berikut.
a. Official Assessment system
Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan
pajak yang memeberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus)
untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang
terutang) oleh seseorang.
b. Semi Self Assessment system
Semi self assessment system adalah suatu sistem pemungutan
pajak yang memberi wewenang pada pemungut pajak (fiskus) dan
Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang
terutang.
c. Self Assessment system
Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri
besarnya pajak terutang.
d. With holding system
With holding system adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memeberi wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong/memungut besarnya pajak yang terutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4. Pajak Bumi dan Bangunan
a. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat
kebendaan dan besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek
yaitu bumi/tanah dan/atau bangunan
b. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan
1) UU No. 12 tahun 1994 tentang penetapan atas UU No. 12 tahun
1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
2) PP No. 25 tahun 2002 tentang penetapan Nilai Jual Kena Pajak
untuk perhitungan PBB.
3) KMK No. 201/KMK.04/2002 tentang penyesuaian besarnya
NJOPTKP sebagai dasar perhitungan PBB.
4) KMK No. 552/KMK.04/2002 tentang perubahan KMK No.
82/KMK.04/2002 tentang Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
c. Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Yang menjadi subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang
atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi,
dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki,
menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan/atau
bangunan. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada
dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan laut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pedalaman serta laut wlayah Republik Indonesia. Bangunan adalah
konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah
dan/atau perairan di wilayah Republik Indonesia. Termasuk dalam
pengertian bangunan adalah:
1) Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan,
seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya dan lain-lain yang
merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.
2) Jalan tol.
3) Kolam renang.
4) Pagar mewah.
5) Tempat olah raga.
6) Galangan kapal dan dermaga.
7) Taman mewah.
8) Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak.
9) Fasilitas lain yang memberikan manfaat.
Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan
adalah objek pajak yang:
1) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di
bidang ibadah, sosial, pendidikan, kesehatan dan kebudayaan
nasional yang tidak dimaksudkan memperoleh keuntungan.
2) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang
sejenis dengan itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah
Negara yang belum dibebani suatu hak.
4) Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan
perlakuan timbal balik.
5) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional
yang ditentukan oleh menteri keuangan.
d. Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP). Nilai Jual Objek Pajak adalah harga rata-rata
yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak
ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis,
atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti. NJOP
ditetapkan setiap 3 tahun oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jendral Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan
mempertimbangkan pendapat Gubernur/Bupati/Walikota (Pemerintah
Daerah) setempat. Dasar perhitungan pajak adalah Nilai Jual Kena
Pajak (NJKP) yang ditetapkan minimal 20% dan maksimal 100% dari
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Penetapan besarnya presentase untuk
menentukan besarnya NJKP (Mardiasmo, 2009), yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1) Sebesar 40% (empat puluh persen) dari NJOP untuk:
a) Objek Pajak Perkebunan.
b) Objek Pajak Kehutanan.
c) Objek Pajak lainnya, yang Wajib Pajaknya perorangan dengan
NJOP atas Pajak Bumi dan Bangunan sama atau lebih besar dari
Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
2) Sebesar 20% (dua puluh persen) dari NJOP untuk:
a) Objek Pajak Pertambangan.
b) Objek Pajak lainnya yang NJOP-nya kurang dari Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak
dengan Nilai Jual Kena Pajak. Tarif pajak yang dikenakan atas objek
pajak sebesar 0,5% (nol koma lima persen).
PBB = TARIF PAJAK x NJKP
= 0,5% x [Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)]
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)
ditetapkan untuk masing-masing Kabupaten/Kota dengan besar
setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk tiap
Wajib Pajak (WP). Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa
Objek Pajak maka yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu Objek
Pajak yang nilainya paling tinggi, sedang Objek Pajak lain tetap
dikenakan secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
e. Tahun pajak, saat, dan tempat yang menentukan pajak terhutang
Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun takwin. Saat yang
menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek pajak
pada tanggal 1 Januari. Tempat pajak yang terutang:
1. Untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah khusus Ibukota Jakarta
2. Untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II atau
Kotamadya Daerah Tingkat II, yang meliputi letak Objek Pajak.
Tempat pajak yang terutang untuk Batam, di wilayah Propinsi Riau.
f. Penjelasan khusus PBB sektor pedesaan perkotaan
PBB Pedesaan/Perkotaan adalah PBB yang dikenakan atas
obyek pajak yang meliputi kawasan pertanian, perumahan, pertokoan,
industri, serta obyek khusus perkotaan. Penentuan Sektor Pedesaan dan
Sektor Perkotaan dalam pengenaan PBB ditetapkan sebagai berikut (
SE-51/PJ.6/1994 )
Bahwa suatu wilayah administrasi pemerintahan
desa/kelurahan hanya terdapat satu sektor pengenaan PBB, yaitu:
sektor Pedesaan atau sektor Perkotaan saja.
Daerah yang termasuk dalam sektor Perkotaan adalah :
a. Seluruh desa/kelurahan dalam wilayah ibukota propinsi,
kotamadya/kotamadya administratif, kota administratif.
b. Seluruh desa/kelurahan dalam kecamatan pada ibukota kabupaten
yang bukan berstatus kota administratif.
c. Desa/kelurahan ibukota kecamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d. Desa/kelurahan lain yang tidak termasuk dalam huruf a s/d c, tetapi
yang telah mempunyai sarana dan prasarana kota. Yang dimaksud
sarana dan prasarana kota adalah sarana dan prasarana yang
menunjang kegiatan administrasi pemerintahan sosial, ekonomi,
dan perdagangan seperti : jalan yang baik, penerangan listrik, air
minum, kesehatan, pasar, dan rekreasi ( misalnya : desa-desa
sepanjang koridor Bogor-Cianjur, kawasan industri daerah
terpencil seperti PT Inco, PT. Freeport.
Daerah yang termasuk dalam sektor Pedesaan adalah desa-desa yang
tidak termasuk dalam penjelasan sektor perkotaan di atas.
Obyek Pajak PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan
Obyek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan
secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Sektor Pedesaan
a. Obyek Pajak Tanah Sawah
b. Obyek Pajak Tanah Darat
2. Sektor Perkotaan
a. Tanah Pekarangan
- Hunian
- Usaha
b. Bangunan
- Tempat Tinggal
- Usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Adapun untuk penentuan NJOP tanah sawah dan tanah darat dihitung
berdasarkan SK 523 /PJ.04/1998.
d) Analisis Data dan Pembahasan
1. Sistem pembayaran dan besarnya penerimaan PBB selama tahun
2009-2011 disektor pedesaan dan perkotaan .
Pembagian objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dibagi menjadi
2 sektor yaitu sektor pedesaan dan perkotaan. Sektor Pedesaan adalah
obyek PBB yang wilayahnya meliputi sebagian besar kawasan perkebunan
dan pertanian, sedangkan Sektor perkotaan adalah obyek PBB yang
wilayahnya meliputi kawasan perumahan, perkantoran, pertokoan, industri
serta obyek khusus perkotaan.
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menyebutkan
kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Definisi di atas
menegaskan bahwa perdesaan merupakan kawasan yang secara komparatif
pada dasarnya memiliki keunggulan sumber daya alam khususnya pertanian
dan keanekaragaman hayati. Sedangkan kawasan perkotaan adalah wilayah
yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sistem pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan
dan Pedesaan sama saja tidak ada yang membedakan yaitu, Wajib pajak
yang telah menerima SPPT PBB wajib membayar PBB yang terutang di
kepala dusun setempat. SPPT PBB tersebut sampai ke tangan wajib pajak
dimulai dari KPP Pratama Boyolali dokumen yang berupa SPPT dan
DHKP melalui proses pendistribusian dokumen, lalu dokumen SPPT dan
DHKP tersebut di distribusikan ke Dipenda Boyolali, kemudian oleh
Dipenda Boyolali dokumen-dokumen tersebut melalui proses
pendistribusian ke tiap-tiap kecamatan di kabupaten Boyolali. Dokumen
SPPT dan DHKP yang telah diterima oleh pihak kecamatan melalui proses
pendistribusian, untuk selanjutnya dokumen SPPT dan DHKP tersebut di
distribusikan ke kelurahan setempat, dari kelurahan setempat dokumen
yang berupa SPPT di salurkan ke wajib pajak melalui proses
pendistribusian, sedangkan dokumen yang berupa DHKP di arsipkan di
kelurahan berdasarkan tanggal.
Setelah wajib pajak menerima SPPT wajib pajak wajib untuk
membayar PBB di kepala dusun setempat melalui proses pembayaran
pajak, yang menghasilkan dokumen berupa SPPT dan bukti pembayaran
sementara, lalu oleh kepala dusun setempat setelah semua pajak terkumpul,
dokumen yang berupa bukti pembayaran sementara di arsipkan oleh kepala
dusun setempat berdasarkan tanggal, dan dokumen yang SPPT melalui
proses penyetoran pajak dan proses penyiapkan laporan/ dokumen
pembayaran yang menghasilkan dokumen berupa SPPT dan laporan/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dokumen pembayaran. Selanjutnya kepala desa menyetorkan pajak ke Bank
BRI yang telah ditunjuk di tiap kecamatan dengan menunjukkan dokumen
yang berupa SPPT dan laporan/ dokumen pembayaran tersebut. Setelah itu
oleh pihak Bank dokumen-dokumen tersebut melalui proses pemeriksaan
kemudian dokumen tersebut diarsipkan berdasarkan tanggal. Setelah itu
pihak Bank menyiapkan STTS lalu STTS tersebut diberikan kepada kepala
dusun sebagai bukti telah membayar PBB, kemudian kepala dusun
menyerahkan STTS tersebut ke wajib pajak yang telah membayar PBB.
Dan untuk lebih jelasnya mengenai alur sistem pembayaran PBB,
berikut penulis jelaskan dalam bentuk flowchart;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
KPP Pratama Boyolali Dipenda Boyolali
Gambar II.1. Flowchart Sistem Pembayaran PBB
Keterangan:
· DHKP : Daftar Himpunan Ketetapan Pajak · SPPT : Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
DHKP
SPPT
Proses pendistribusian
dok
DHKP
SPPT
DHKP
SPPT
Proses pendistribusian
dok
DHKP
SPPT
1 2
1 Mulai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kecamatan di kab. Boyolali Kelurahan Setempat
DHKP
SPPT
Proses pendistribusian
dok
DHKP
SPPT
DHKP
SPPT
Proses pendistribusian
dok
SPPT
D
2
3
3
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Wajib Pajak Kepala Dusun Setempat
SPPT
Proses pembayaran
PBB
SPPT
Bukti Pembayaran Sementara
SPPT
Bukti Pembayaran Sementara
Proses penyetoran
pajak
Proses penyiapan
lap/dok pembayaran
D
SPPT
Lap/dok pembayaran
4
5
5
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Bank Kepala Dusun Setempat
Wajib Pajak
Keterangan:
· STTS : Surat Tanda Terima Setoran
SPPT
Lap/dok pembayaran
Proses pemeriksaan
dokumen
Menyiapkan STTS
STTS
STTS
6
7
7
D
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 kecamatan. Di dalam setiap
kecamatan tersebut terdiri dari beberapa kelurahan yang dibedakan atas
kawasan pedesaan dan perkotaan. Total kalurahan yang masuk sektor
perkotaan ada 46 kelurahan. Sedangkan total kelurahan yang masuk sektor
pedesaan ada 219 kelurahan. Untuk rincian jumlah kelurahan di Kabupaten
Boyolali dapat dilihat di tabel I.1.
Tabel I.1
Jumlah Kelurahan di Kabupaten Boyolali
Nama Kecamatan
Kelurahan Sektor Perkotaan
Kelurahan Sektor Pedesaan
Ampel 4 16 Andong 1 15 Banyudono 8 7 Boyolali 9 - Cepogo 2 13 Juwangi 1 9 Karanggede 1 15 Kemusu 1 12 Klego 1 12 Mojosongo 4 9 Musuk 1 19 Ngemplak 4 8 Nogosari 1 12 Sambi 1 15 Sawit 1 10 Selo 1 9 Simo 1 12 Teras 3 9 Wonosegoro 1 17 Total 46 219
Sumber : KPP Pratama Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Untuk mengetahui penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk sektor
pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Boyolali, disajikan dalam Tabel I.2
berikut ini.
Tabel I.2
Penerimaan PBB sektor pedesaan perkotaan
Penerimaan PBB 2009 (Dalam ribuan) 2010 (Dalam ribuan) 2011 (Dalam ribuan) Pedesaan 8.111.657 7.170.030 8.394.405 Perkotaan 4.851.895 5.173.709 6.131.586
Sumber : KPP Pratama Boyolali
Dari tabel I.2 dapat dilihat bahwa penerimaan dari sektor pedesaan
ternyata lebih banyak dari sektor perkotaan. Hal ini disebabkan karena di
Kabupaten Boyolali lebih banyak kalurahan yang termasuk ke sektor
pedesaan daripada perkotaan. Sehingga objek pajak untuk PBB pun lebih
banyak yang masuk ke sektor pedesaan. Maksud penulis membedakan PBB
berdasarkan sektor pedesaan dan perkotaan dikarenakan di dalam UU
Nomor 28/2009 tentang Pajak Daerah dinyatakan bahwa terdapat 11 jenis
pajak daerah. Kesebelas jenis pajak daerah bersifat tertutup sehingga
kabupaten/ kota tidak diperbolehkan memunggut pajak selain kesebelas
jenis pajak tersebut. Satu diantaranya PBB sektor pedesaan dan perkotaan,
sedangkan PBB sektor perkebunan, perhutanan dan pertambangan menjadi
pajak pusat dan bukan kewenangan kabupaten/ kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Target dan realisasi penerimaan PBB selama tahun 2009-2011
Target Pajak Bumi dan Bangunan ditentukan oleh KPP pratama
berdasarkan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebelumnya dan
Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dirjen Keuangan dan Dirjen Pajak.
Efektifitas digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara
realisasi penerimaan dengan target penerimaan dikalikan 100%. Realisasi
penerimaan adalah angka yang didapat setelah diadakan pemungutan pajak
terhadap wajib pajak.
Tabel I.3
Target dan realisasi penerimaan PBB
Dalam ribuan rupiah
Tahun Target Realisasi Efektif 2009 29.599.110 30.531.657 103,15% 2010 29.986.990 33.314.140 111,10% 2011 33.981.483 36.834.925 107,98%
Sumber : KPP Pratama Boyolali
Dari tabel I.3 dapat dilihat bahwa efektifitas Pajak Bumi dan Bangunan
sejak tahun 2009 sampai 2011 sudah efektif karena tingkat efektifitasnya
sudah lebih dari 100%. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
berikut :
a. Tingginya kesadaran wajib pajak untuk membayar Pajak Bumi dan
Bangunan.
b. Suksesnya sosialisasi tentang Pajak Bumi dan Bangunan oleh para
petugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Rasio perbandingan realisasi penerimaan terhadap target penerimaan
adalah presentase yang menunjukan penerimaan yang dapat direalisasikan
dibandingkan dengan target yang ditetapkan.
Prosentase realisasi penerimaan terhadap target penerimaan dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
· Tahun 2009
=103,15%
· Tahun 2010
=111,10%
· Tahun 2011
=108,39%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2009-2011,
realisasi penerimaan PBB kabupaten Boyolali sudah cukup baik, karena
sudah memenuhi taget yang ditentukan bahkan melampaui target. Hasil
analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan evalusi untuk dapat lebih baik
dari tahun ke tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Kontribusi PBB dalam menunjang penerimaan pajak pusat di KPP
Pratama Boyolali selama tahun 2009-2011
Peran PBB dalam upaya peningkatan Pajak Pusat dapat diketahui
melalui realisasi penerimaan PBB terhadap realisasi penerimaan Pajak
Pusat. Di sini penulis akan menjelaskan tentang kontribusi penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan dengan total penerimaan pajak pusat yang ada di
KPP Pratama Boyolali. Berikut disajikan tabel target dan realisasi Pajak
Pusat selama kurun waktu tahun anggaran 2009 sampai dengan 2011.
Tabel I.4
Penerimaan pajak di KPP Pratama Boyolali
Pajak Pusat 2009 (Dalam ribuan) 2010 (Dalam ribuan) 2011 (Dalam ribuan) PPh 48.988.983 72.178.923 101.944.630
PPN dan PPnBM 37.307.496 46.756.942 59.768.895 Bea materai 4.428.180 4.833.640 5.273.758
PBB 30.531.657 33.314.140 36.834.925 BPHTB 2.519.160 3.389.721 - Total 123.415.476 160.473.365 203.822.208
Sumber : KPP Pratama Boyolali
Dari tabel di atas dapat diketahui kontribusi penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan terhadap total Pajak Pusat yang ada di KPP Pratama
Boyolali. Perhitungan persentase tersebut ditunjukan dengan rumus
sebagai berikut :
100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
· Tahun 2009
Realisasi PBB 30.531.657
Realisasi Pajak Pusat 123.415.476
% = x100%
= 24,47%
· Tahun 2010
Realisasi PBB 33.314.140
Realisasi Pajak Pusat 160.472.365
% = x100%
= 20,76%
· Tahun 2011
Realisasi PBB 36.834.925
Realisasi Pajak Pusat 203.822.208 % = x100%
= 18%
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa tiap tahun dalam kurun
waktu tahun anggaran 2009 sampai dengan tahun 2011 kontribusi
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Boyolali menurun.
Hal ini bukan disebabkan karena penurunan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan tetapi karena realisasi pendapatan pajak pusat lainnya juga
meningkat. Sebagai contoh yaitu penerimaan Pajak Penghasilan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sangat drastis peningkatannya. Secara keseluruhan Pajak Bumi dan
Bangunan mempunyai kontribusi yang cukup besar untuk pembangunan
Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
TEMUAN
A. Kelebihan
Berdasarkan sistem pembayaran, penerimaan dan analisis data, maka
kelebihan yang dapat diambil adalah:
1. Sistem pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yang dilakukan pemerintah
Kabupatan Boyolali sudah terlaksana dengan baik dan sebagian besar
sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
2. Penerimaan PBB selama 3 tahun terakhir yaitu selama tahu 2009-2011
selalu mengalami peningkatan dilihat dari total seluruh penerimaan PBB
di Kabupaten Boyolali maupun secara lebih khususnya di sektor pedesaan
dan perkotaan karena sistem pembayaran dan penerimaan sudah cukup
terlaksana dengan baik.
3. Tingkat efektifitas penerimaan PBB di Kabupaten Boyolali setiap
tahunnya selama tahun 2009-2011 selalu mengalami peningkatan dan
persentase tingkat efektifitasnya selalu di atas 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa realisasi penerimaan selalu melebihi target yang diharapkan
sehingga dapat dikatakan bahwa penerimaan PBB di Kabupaten Boyolali
sudah efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
4. Penerimaan PBB di kabupaten Boyolali selama tahun 2009-2011 selalu
memberikan kontribusi yang besar dari total seluruh penerimaan pajak
pusat di Kabupaten Boyolali yaitu tahun 2009 sebesar 24,47%, tahun 2010
sebesar 20,76% dan tahun sebesar18%. Penerimaan PBB ini merupakan
salah satu penerimaan pajak terbesar di Kabupaten Boyolali. Sehingga
dapat dikatakan bahwa PBB memegang peranan yang penting dalam
pembiayaan pembangunan di Kabupaten Boyolali.
B. Kelemahan
Berdasarkan sistem pembayaran, penerimaan dan analisis data, maka
kelemahan yang ditemukan adalah:
1. Sistem pembayaran PBB di Kabupaten Boyolali melalui proses yang
panjang dan memakan waktu lama sehingga memungkinkan keterlambatan
dalam proses penyampaian dokumen sampai ketangan wajib pajak.
2. Tingkat efektifitas PBB di Kabupaten Boyolali selalu mengalami
peningkatan. Akan tetapi penerimaan PBB dari sektor pedesaan pada
tahun 2010 mengalami penurunan. Hal ini mungkin disebabkan karena
masih kurang sempurnanya sistem dan mekanisme penerimaan PBB di
kabupaten Boyolali.
3. Kontribusi penerimaan PBB di Kabupaten Boyolali selama tahun 2009-
2011 selalu mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kurangnya
kesadaran petugas untuk mensosialisasikan PBB secara rutin, petugas
hanya melakukan penyuluhan jika diminta pejabat daerah setempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
PENUTUP
Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, penulis berusaha menarik
kesimpulan dan sekaligus memberikan saran sebagai bahan masukan atau
pertimbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas penerimaan PBB pada masa
yang akan datang di Kabupaten Boyolali.
A. KESIMPULAN
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan negara yang dibagi
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dengan perimbangan 10%
untuk pemerintah pusat, 16,2% untuk pemerintah daerah tingkat I, 64,8%
untuk pemerintah daerah tingkat II dan 9% untuk biaya pemungutan.
Pembagian penerimaan PBB ini merupakan salah satu usaha pemerintah pusat
dalam membantu keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan
di daerah. Dari analisis data, kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Penerimaan PBB dilihat dari letak objek pajaknya yaitu di sektor pedesaan
dan perkotaan sudah cukup baik namun kurang stabil karena turunnya
penerimaan PBB untuk tahun 2010 di sektor pedesaan.
2. Tingkat efektifitas PBB di Kabupaten Boyolali selalu di atas 100% dan
selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa efektifitas
penerimaan PBB di Kabupaten Boyolali sudah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. PBB selalu memberikan kontribusi yang cukup besar untuk penerimaan
pajak di Kabupaten Boyolali yaitu selalu diatas 18%. Sehingga dapat
membantu dalam pembiayaan pembangunan di Kabupaten Boyolali.
A. REKOMENDASI
Upaya guna meningkatkan efektivitas penerimaan PBB di Kabupaten
Boyolali hendaknya terus dilakukan melalui penyuluhan-penyuluhan ke
tingkat kecamatan bahkan sampai ke tingkat desa yang pelaksanaan sebaiknya
dijadwal secara rutin dan bukan hanya karena adanya permintaan penyuluhan
dari pejabat desa atau kecamatan.
Penyampaian dokumen PBB kepada wajib pajak sebagai ujung tombak
informasi perpajakan perlu untuk terus ditingkatkan, sehingga dokumen
tersebut dapat sampai di tangan wajib pajak tepat waktu. Untuk itu kerjasama
dengan kalurahan dan bank yang menyalurkan SPPT PBB perlu untuk terus
ditingkatkan guna memudahkan penyampaian dokumen PBB tersebut,
khususnya kepada wajib pajak yang bertempat tinggal di luar wilayah
Boyolali.
Selain meningkatkan ketepatan waktu penyampaian dokumen PBB,
pihak fiskus juga harus menjelaskan pentingnya membayar pajak terutama
PBB, dan menjelaskan kepada wajib pajak hasil dari uang pajak tersebut akan
digunakan untuk pembangunan fasilitas umum didaerah Boyolali yang
nantinya secara tidak langsung akan dinikmati oleh wajib pajak tersebut. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
ini perlu dilakukan guna memacu wajib pajak untuk mau membayar PBB,
sehingga dapat memaksimalkan penerimaan PBB dan meningkatkan
kontribusi PBB di Kabupaten Boyolali.