perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id performan anak .../per...perpustakaan.uns.ac.id...

33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERFORMAN ANAK BABI SILANGAN BERDASARKAN PEJANTAN DAN PARITAS INDUKNYA Jurusan/Program Studi Peternakan Oleh : Nur Wahyuningsih H 0508072 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: doanminh

Post on 10-May-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERFORMAN ANAK BABI SILANGAN BERDASARKAN

PEJANTAN DAN PARITAS INDUKNYA

Jurusan/Program Studi Peternakan

Oleh :

Nur Wahyuningsih

H 0508072

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERFORMAN ANAK BABI SILANGAN BERDASARKAN

PEJANTAN DAN PARITAS INDUKNYA

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Peternakan

Oleh :

Nur Wahyuningsih

H 0508072

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

i

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Performan Anak Babi Silangan Berdasarkan Pejantan dan Paritas

Induknya.

Selama penyusunan skripsi ini penulis telah mendapat bimbingan,

dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir. YBP. Subagyo, M. S dan drh. Sunarto, M. Si selaku Pembimbing Utama

dan Pembimbing Pendamping.

4. Ratih Dewanti, S. Pt., M. Sc selaku Penguji yang telah memberi bimbingan,

evaluasi, dan masukannya.

5. Sigit Prastowo, S. Pt., M. Si dan Nuzul Widyas, S. Pt., M. Sc yang telah

memberikan dukungan serta bantuannya.

6. Segenap staf CV. Adhi Farm yang telah membantu proses penelitian ini.

7. Keluarga tercinta, Bapak Sugiyanto, BE., Ny. Supartini, Muhammad

Wahyudianto, S. S., Saleh Abdul Rasyid, S. Pd., dan Mujiono atas dukungan

dan semangatnya.

8. Teman-teman Jurusan Peternakan, atas doa dan dukungannya selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca

pada umumnya.

Surakarta, Desember 2012

Penulis

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

RINGKASAN .............................................................................................. ix

SUMMARY ................................................................................................. x

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

A. Babi ................................................................................................ 4

1. Babi Landrace ........................................................................... 4

2. Babi Duroc ................................................................................ 4

3. Babi Hampshire ......................................................................... 5

B. Paritas ............................................................................................. 5

C. Performan Anak Babi ..................................................................... 9

D. Littersize ......................................................................................... 10

HIPOTESIS ........................................................................................... 12

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 13

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 13

B. Bahan dan Alat Penelitian .............................................................. 13

C. Pelaksanaan Penelitian dan Analisis Data ...................................... 14

D. Peubah yang Diamati dan Parameter yang Diestimasi ................... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 18

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Bobot Lahir .................................................................................... 19

1. Pengaruh Pejantan ...................................................................... 19

2. Pengaruh Induk dalam Paritas .................................................... 19

B. Littersize .......................................................................................... 21

1. Pengaruh Pejantan ..................................................................... 21

2. Pengaruh Induk dalam Paritas ................................................... 21

C. Kesetimbangan Bobot Lahir dengan Littersize Berdasarkan Paritas 22

D. Korelasi Bobot Lahir dengan Littersize .......................................... 24

E. Variasi Bobot Lahir dalam Sekelahiran .......................................... 25

1. Pengaruh Pejantan ...................................................................... 25

2. Pengaruh Induk dalam Paritas ................................................... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 27

A. Kesimpulan ..................................................................................... 27

B. Saran ............................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28

LAMPIRAN ................................................................................................. 31

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERFORMAN ANAK BABI SILANGAN BERDASARKAN PEJANTAN DAN PARITAS INDUKNYA

Nur Wahyuningsih

H 0508072

RINGKASAN

Induk babi merupakan ternak yang sering menghasilkan anak dengan jumlah yang banyak dalam satu kelahiran. Jumlah anak yang dilahirkan berpengaruh pada besar kecilnya bobot lahir anak babi yang dihasilkan. Jumlah anak babi per kelahiran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah faktor kesuburan induk dan pejantan, serta perkawinan antar bangsa, umur dan paritas induk babi. Perkawinan mendorong terjadinya kontribusi genetik dari pejantan dan induk sehingga anaknya dapat mewarisi sifat tetuanya. Paritas induk berhubungan dengan umur induk saat melahirkan anak, maupun jumlah anak yang dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan (littersize) akan meningkat jika induk memiliki paritas tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pejantan dan paritas induk terhadap performan (bobot lahir) anak babi silangan, serta mengetahui paritas yang menghasilkan performan baik pada anak babi silangan. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dan dilaksanakan di perusahaan babi milik CV. Adhi Farm, Kebakkramat, Karanganyar. Materi yang digunakan adalah babi pejantan berjumlah 3 ekor berbangsa Landrace, Duroc, dan Hampshire. Babi betina berjumlah 21 ekor berbangsa Landrace, dan anak babi dari hasil perkawinan serta data dari perusahaan. Rancangan percobaan pada penelitian ini Rancangan Tersarang (Nested Design). Peubah yang diamati dan parameter yang diestimasi meliputi bobot lahir, littersize, korelasi bobot lahir dengan littersize, dan variasi bobot lahir dalam sekelahiran. Data yang menunjukkan adanya pengaruh, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (Least Significant Difference) untuk paritas yang tersarang pada pejantan dan Uji Jarak Berganda Duncan’s (Duncan’s Multiple Range Test/DMRT) untuk paritas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pejantan dan paritas yang tersarang pada pejantan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot lahir dan littersize. Selain itu, antara bobot lahir dan littersize yang dibandingkan dari tiap paritas yang tersarang pada pejantan menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Kesetimbangan bobot lahir dan littersize anak babi silangan terdapat pada paritas 1. Korelasi antara bobot lahir dengan littersize bernilai –0,166. Variasi bobot lahir dalam sekelahiran adalah 0,019 - 0,155.

Kesimpulan penelitian ini adalah pejantan dan paritas induk berpengaruh terhadap performan bobot lahir dan littersize anak babi silangan. Korelasi antara bobot lahir dengan littersize menunjukkan bahwa semakin banyak littersize, maka bobot lahir akan semakin rendah. Rendahnya nilai variasi dari bobot lahir dalam sekelahiran menunjukkan adanya banyak keseragaman.

Kata kunci : Performan, Anak Babi, Pejantan, Paritas Induk

ix

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERFORMANCE OF HYBIRD PIGLETS BASED ON

BOARS AND SOWS PARITY

Nur Wahyuningsih H 0508072

SUMMARY

Sow is an animal that often bears piglet in large numbers in a single birth.

The number of piglets born has effect on the weight of piglets which are produced. The number of piglets per litter is influenced by several factors. These factors are the parent and male fertility factors, as well as cross nation, age and parity sows. The marriage push be genetic contribution from boar and sow that inheritance to piglets. Parity is related to the age of the parent stem in childbirth, and the number of piglets born. The number of littersize will increase if the mother has high parity.

The aim of this study was to determine the effect of performance of the parent parity (birth weight) of hybrid piglets, and to know the parity that produces good performance of the hybrid piglets. This research was conducted in 4 months in the company of CV. Adhi Farm in Kebakkramat, Karanganyar. The material in this study were 3 boars (Landrace, Duroc and Hampshire), 21 Landrace sows, piglets from the marriage, and the data from the company. The design of experiments in this study was nested design. The variables that were observed and the parameter that was estimated included birth weight, littersize, the correlation of littersize to the birth weight, and birth weight variation in birth. The data showed the influence, then followed by Least Significant Difference Test (Least Significant Difference) for parity nested in boar and Duncan's Multiple Range Test (DMRT) for parity.

The results showed that boar and boar parity nested exerted a highly significant (P <0.01) for birth weight and littersize. In addition, between birth weight and littersize were compared from each boar parity nested were significantly different (P<0.05). Balanced birth weight and hybrid piglets littersize were at parity 1. The correlation between weight birth and littersize were -0,166. The variation in birth weight per littersize was 0,019 to 0,155.

The conclusions of this study are the influence of the boar and parity sow has effect on birth weight of piglet’s performance of hybrids and littersize. The correlation between birth weight and littersize were the more littersize has the lower the birth weight. The lower value of the variation in birth weight showed a lot of uniformity of birth weight. Keywords: Performance, Piglets, Boars, Sows Parity

x

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak babi merupakan salah satu komoditi ternak penghasil protein

hewani yang mempunyai peranan penting dalam hal pemenuhan konsumsi

daging. Menurut Sution (2010), beberapa alasan mengapa ternak babi

mempunyai arti penting dalam ekonomi di antaranya, karena babi dapat

menghasilkan keuntungan yang relatif cepat dari modal yang dikeluarkan.

Babi dapat beranak dua kali dalam setahun dan sekali beranak dapat

menghasilkan anak yang banyak. Babi juga mudah beradaptasi dengan

lingkungan. Sementara di sisi lain, pakan untuk babi mudah diperoleh karena

tersedia di alam sehingga babi dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

pendapatan masyarakat/peternak.

Babi memiliki keunggulan daripada ternak lain seperti sifat produksi

dan reproduksinya. Pardosi (2004) menyatakan beberapa sifat penting pada

ternak babi adalah jumlah anak yang dilahirkan per induk per kelahiran, bobot

lahir, jumlah anak lepas sapih, dan bobot sapih. Hal ini sangat dipengaruhi

oleh perkawinan antar bangsa dan frekuensi beranak dari induk (parity) atau

paritas.

Perkawinan antar bangsa merupakan perkawinan antara pejantan dan

betina yang berasal dari bangsa yang berbeda. Tetua pejantan dan betina

menurut Wolf et al. (1999), berpengaruh secara signifikan terhadap

keturunannya (anak). Hal ini disebabkan oleh kontribusi genetik dari

keduanya. Tetua betina lebih banyak menurunkan sifat reproduksi, sedangkan

tetua pejantan lebih dominan menurunkan sifat produksi yang dimilikinya.

Oleh karena itu, pejantan yang digunakan harus mempunyai sifat genetik yang

unggul agar keturunannya juga mewarisi sifat tetuanya.

Kemampuan betina dalam bereproduksi dapat mengarah ke paritas.

Kata paritas berasal dari bahasa Latin, pario, yang berarti menghasilkan.

Paritas didefinisikan sebagai jumlah beranak yang pernah dialami induk dalam

melahirkan anak, baik dalam keadaan hidup ataupun mati, tanpa melihat

1

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

jumlah anaknya, serta kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali

paritas (Maimunah, 2005). Paritas induk berhubungan dengan umur induk saat

melahirkan anak, maupun jumlah anak yang dilahirkan. Jumlah anak yang

dilahirkan (littersize) akan meningkat jika induk memiliki paritas tinggi. Hal

ini sehubungan dengan kondisi fisiologis organ reproduksi induk yang

berkembang sejalan dengan stadium kebuntingan.

Kapasitas induk dalam menampung fetus akan terbatas, sehingga

littersize pun juga akan terbatas (Fenton et al., 1970). Hal ini berhubungan

dengan pendistribusian nutrisi dari induk yang merata pada fetus. Kemampuan

fetus dalam mencerna nutrisi dari induk akan menyebabkan perbedaan bobot

lahir fetus dalam sekelahiran. Selain itu, anak babi yang dilahirkan dalam

jumlah yang sedikit akan meningkatkan bobot lahir, sedangkan anak babi yang

dilahirkan dalam jumlah yang banyak akan menurunkan bobot lahir.

B. Perumusan Masalah

Induk babi merupakan ternak yang sering menghasilkan anak dengan

jumlah yang banyak dalam satu kelahiran. Kapasitas induk dalam menampung

jumlah fetus yang dikandung berbanding lurus dengan jumlah anak yang akan

dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan berpengaruh pada besar kecilnya

bobot lahir anak babi yang dihasilkan. Jumlah anak babi per kelahiran

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah faktor kesuburan

induk dan pejantan, serta perkawinan antar bangsa, umur dan paritas induk

babi.

Perkawinan antar bangsa merupakan perkawinan dari bangsa yang

berbeda baik itu pejantan maupun betina. Hal tersebut mendorong terjadinya

kontribusi genetik dari pejantan dan betina sehingga secara signifikan dapat

mempengaruhi keturunannya (anak). Sifat reproduksi lebih banyak diturunkan

dari tetua betina sedangkan sifat produksi lebih dominan dari tetua pejantan.

Oleh karena itu, pengaruh pejantan sangat penting karena performan anaknya

dapat mewarisi sifat tetua pejantan.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Sementara di sisi lain, pengaruh betina dalam kemampuan

bereproduksi, dalam hal ini adalah paritas. Paritas pertama pada induk akan

menghasilkan anak babi yang lebih sedikit jika dibandingkan pada kelahiran

berikutnya. Jumlah anak babi yang dilahirkan akan meningkat seiring dengan

seringnya induk tersebut mengalami paritas, dan diharapkan anak babi dalam

sekelahirannya menghasilkan performan yang lebih baik bila dibandingkan

dengan induk yang hanya sekali mengalami paritas. Namun tiap kali paritas,

induk akan menghasilkan variasi bobot lahir anak babi. Variasi bobot lahir

anak babi sangat beragam karena dalam sekelahiran, induk dapat

menghasilkan anak babi 6-12 ekor. Jumlah anak sekelahiran yang sedikit akan

meningkatkan bobot lahir, begitu juga sebaliknya. Anak babi yang dilahirkan

dalam jumlah yang banyak akan menurunkan bobot lahir.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan suatu penelitian mengenai

pengaruh pejantan dan paritas induk dalam menghasilkan performan yang baik

bagi anak babi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui pengaruh pejantan dan paritas induk terhadap performan

(bobot lahir) anak babi silangan.

2. Mengetahui paritas keberapa yang menghasilkan performan baik pada

anak babi silangan.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Babi

Ternak babi menurut produksi dibagi menjadi tiga golongan.

Pertama, babi penghasil daging atau disebut tipe pork. Kedua, babi penghasil

daging yang berlemak atau tipe bacon. Ketiga, tipe lard atau babi penghasil

lemak (Hardjosubroto,1994). Jenis babi yang banyak dipelihara di Indonesia

adalah bangsa Landrace, Duroc, Yorkshire, Hampshire yang mempunyai

kualitas dan produksi daging yang tinggi serta babi hasil persilangan yang

biasanya digunakan sebagai pejantan.

1. Babi Landrace

Bangsa babi Landrace merupakan babi tipe bacon yang sangat

istimewa (Hardjosubroto, 1994). Babi Landrace sekarang ada beberapa tipe

yaitu Denmark, Swedia, Amerika dan sebagainya. Babi Landrace banyak

digunakan untuk program persilangan babi-babi di daerah tropik, terutama

di Asia Tenggara. Namun, babi Landrace sangat peka terhadap sengatan

sinar matahari (Reksohadiprodjo, 1984). Bangsa babi Landrace mempunyai

ciri-ciri tubuh panjang besar lebar dan dalam, warna putih dengan bulu

halus, kepala kecil agak panjang dengan telinga terkulai, leher panjang,

bahu rata, kaki letaknya baik kuat dengan paha yang kuat (Blakely dan

Bade, 1996). Sihombing (1997), menyatakan bahwa bobot badan babi

American Landrace sebesar 320-410 kg pada babi jantan dewasa, dan 250-

340 kg pada induk.

2. Babi Duroc

Babi Duroc berwarna merah dan bertipe lard dengan ditandai

sifatnya yang baik dalam memanfaatkan pakan. Dewasa ini babi Duroc

banyak yang telah diubah menjadi tipe pork untuk memenuhi kebutuhan

pasar (Hardjosubroto, 1994). Bangsa babi Duroc mempunyai ciri-ciri tubuh

panjang, besar, warna merah bervariasi mulai dari merah muda sampai

merah tua, punggung berbentuk busur dari leher sampai ekor, kepala

4

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

sedang dengan telinga terkulai ke depan, produksi cukup tinggi dan banyak

anak (Blakely dan Bade, 1996).

3. Babi Hampshire

Babi Hampshire dikembangkan di Kentucky, Amerika Serikat.

Warnanya hampir sama dengan babi Wessex Saddleback dari Inggris.

Perbedaan yang terlihat adalah pada telinga. Wessex Saddleback bertelinga

rebah, sedangkan Hampshire bertelinga tegak. Salah satu ciri khas babi

Hampshire adalah lilit putih melingkari tubuhnya yang berwarna hitam.

Warna putih juga terdapat di kedua ujung kaki depan (Sihombing, 1997).

Menurut Reksohadiprodjo (1984), warna putih seperti ikat pinggang pada

babi ini terletak dibagian ¼ badan muka. Selanjutnya, Sihombing (1997)

menyatakan bahwa babi yang digunakan untuk bibit dengan ujung kaki

belakang berwarna putih boleh dipergunakan asalkan warna putih tidak

mencapai ujung paha. Selain itu, babi ini merupakan tipe pedaging (pork)

yaitu bertubuh besar dan mempunyai kekuatan tulang kaki sedang. Bobot

babi jantan dewasa adalah 275-385 kg, sedangkan induk 225-320 kg.

Berdasarkan informasi dari perusahaan CV. Adhi Farm bahwa

standar bobot badan babi untuk menjadi indukan adalah babi dengan umur 8

bulan dengan berat mencapai 110 – 120 kg, sedangkan bobot babi dewasa bisa

mencapai 250 kg. Kostaman dan Sutama (2006) menyatakan bahwa induk

kambing yang berbobot badan besar mempunyai kemungkinan beranak

kembar lebih tinggi daripada induk yang berbobot badan lebih kecil. Bobot

badan induk mempunyai pengaruh lebih besar daripada pejantan terhadap

bobot lahir anak.

B. Paritas

Paritas merupakan frekuensi atau urutan keberapa kali induk dalam

melahirkan anak. Paritas pertama pada induk babi akan menghasilkan nilai

yang rendah pada performan anak babi. Pada paritas kedua akan meningkat

sampai pada paritas kelima. Kemudian akan menurun pada paritas keenam dan

seterusnya (Thornton, 2011). Penyebab hal ini menurut Gordon (2008) ialah

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tingginya kadar hormon LH pada babi induk dibandingkan pada babi dara.

Tomaszewska et al., (1991) menyatakan bahwa hormon LH (Luteinizing

Hormone) merupakan hormon yang menyebabkan ovulasi terjadi.

Toelihere (1993), menyatakan bahwa ovulasi terjadi selama berahi dan

sebagian ovum dilepaskan 38 sampai 42 jam sesudah permulaan berahi. Lama

berahi pada babi betina berlangsung dua sampai tiga hari dengan variasi antara

satu sampai empat hari. Bangsa, paritas dan gangguan hormonal dapat

mempengaruhi lamanya berahi. Babi dara sering tidak memperlihatkan berahi

lebih dari satu hari, sedangkan babi induk pada umumnya menunjukkan berahi

selama dua hari atau lebih dan rataan periode berahi adalah 12 sampai 18 jam

lebih lama daripada babi dara. Berahi biasanya terjadi tiga sampai delapan hari

sesudah penyapihan apabila anak–anak babi dipisahkan enam sampai delapan

minggu sesudah partus.

Lama proses ovulasi menurut Toelihere (1993) adalah 3,8 jam. Ovulasi

pada babi induk kira–kira empat jam lebih cepat daripada babi dara sehingga

babi induk mengovulasikan lebih banyak rata–rata dua ovum daripada babi

dara. Paterson et al. (1980), menyatakan bahwa jumlah ovulasi rata-rata pada

babi paritas pertama adalah 10,9 ± 0,14 ovum dan jumlah rata-rata anak yang

lahir 8,0 ± 0,12 ekor. Berkurangnya jumlah anak yang dilahirkan daripada

jumlah ovum yang dilepaskan, menurut Tomaszewska et al., (1991)

disebabkan oleh kematian embrio sebelum implantasi (perlekatan) pada

dinding uterus, sebagian besar disebabkan tidak normalnya kromosom yang

berhubungan dengan pembuahan dan pembelahan awal dari sel yang tidak

dapat dihindari atau dicegah.

Laju ovulasi menurut Sihombing (1997) akan mengalami peningkatan

sampai paritas ketujuh, tetapi pada umumnya, induk babi diafkir pada paritas

kelima dan keenam. Hal ini dikarenakan daya reproduksi yang mulai menurun

sehingga menghasilkan laju kebuntingan yang rendah. Selain itu, menurut

Toelihere (1993) bahwa tingginya angka ovulasi ternyata dapat menyebabkan

kematian prenatal atau kematian embrio dini, dimana kematian ini terjadi

sebelum hari ke-25 pada masa kebuntingan. Kematian prenatal kemungkinan

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

akan naik seiring dengan umur dan paritas. Penyebabnya ialah angka ovulasi

yang meninggi tetapi tidak diikuti dengan perbaikan jumlah litter, serta adanya

kondisi lingkungan yang kurang baik di dalam uterus akan menyebabkan

kematian embrio dini.

Kondisi lingkungan yang kurang baik di dalam uterus menurut

Hardjopranjoto (1995), disebabkan ada 3 yaitu, penyakit, stres, dan hormonal.

Pertama, penyakit pada induk yang menimbulkan peningkatan suhu tubuh dan

demam dapat menimbulkan kematian embrio. Ke-dua, faktor stres panas pada

uterus disebabkan suhu kandang yang tinggi. Ke-tiga, faktor hormonal

khususnya ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Kadar

hormon estrogen yang berlebih dalam darah pada awal kebuntingan

menyebabkan terjadinya kontraksi dinding uterus yang berlebihan sehingga

diikuti oleh kematian embrio. Demikian juga dengan kekurangan sekresi

hormon progesteron yang disebabkan adanya regresi korpus luteum pada awal

kebuntingan, dapat diikuti kematian embrio dini. Hormon progesteron pada

awal kebuntingan berfungsi untuk memelihara pertumbuhan mukosa uterus

dan kelenjar-kelenjarnya sehingga mampu menghasilkan cairan yang

merupakan bahan penting sebagai sumber pakan embio.

Sihombing (1997), menyatakan bahwa periode yang efektif untuk

menginseminasi adalah sekitar 24 jam, antara 24 hingga 36 jam setelah

puncak berahi. Jika pengawinan dilakukan terlalu awal, sperma tiba di tuba

fallopii terlalu awal dan mungkin mati sebelum ada telur yang lepas. Bila

dikawinkan terlalu lambat, telur terlalu masak (lebih dari enam jam) dan akan

berakibat lebih dari satu sperma masuk ke dalam satu telur untuk membuahi

(polyspermy). Partodihardjo (1982), menyatakan bahwa jika terjadi

polispermia maka fertilisasi bisa dianggap gagal karena dapat menghasilkan

makhluk baru dengan jumlah kromosom lebih dari normalnya. Kromosom

tersebut bersifat letal dan makhluk tersebut akan mati sebelum implantasi

terjadi.

Menurut Sihombing (1997), Frekuensi pengawinan sebanyak dua kali

pada tiap kali berahi dapat meningkatkan laju kebuntingan ternak babi karena

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

ovum yang tidak dibuahi pada pengawinan pertama kemungkinan besar akan

terbuahi pada pengawinan yang kedua. Inseminasi yang pertama harus

lengkap 12 sampai 16 jam setelah dideteksi awal siap kawin (puncak berahi)

dan sekali lagi 12 sampai 14 jam kemudian. Inseminasi yang kedua harus

dilakukan walaupun induk tidak memperlihatkan tanda siap kawin dan jangan

menggunakan dosis yang kedua untuk menginseminasi induk lain, sebab

kemungkinan dapat menyebabkan anak yang lahir sedikit, meskipun induk

akan bunting. Kebuntingan terjadi apabila adanya fertilisasi yaitu bila satu

sperma bersatu dengan ovum untuk membentuk zigot dan di dalam uterus

terdapat pertumbuhan embrio dan fetus.

Keberhasilan pengawinan dipengaruhi oleh deteksi berahi yang tepat.

Deteksi berahi pada induk sebaiknya dilakukan setiap hari, sedangkan pada

babi dara dua hari sekali. Deteksi berahi dapat ditingkatkan dengan cara

melihat tingkah laku induk ketika terjadi kontak langsung dengan pejantan.

(Pitcher, 1997 cit Timur, 2006).

Peningkatan paritas atau keacapan melahirkan anak pada babi, ada 3

cara. Pertama, memperkecil rasio antara babi dara dan induk dengan

meningkatkan manajemen babi induk. Kedua, menyapih anak babi pada umur

dini untuk mengurangi waktu dari lahir sampai induk dikawinkan kembali.

Ketiga, meningkatkan laju konsepsi dengan jalan inseminasi buatan disertai

pengawinan betina dua kali berturut-turut (Sihombing, 1997). Sementara di

sisi lain, Thornton (2011) menyatakan bahwa keputusan dalam kunci untuk

memanajemen kontrol pada paritas, tertumpu pada beberapa informasi dasar

tentang keadaan spesifik dari produktivitas. Produktivitas dari paritas dapat

dicapai jika genotip dan sistem manajemen saling beriringan agar dapat

memaksimalkan keuntungan dari sebuah “farm” dan distribusi paritas.

Distribusi paritas yang ideal di suatu peternakan menurut Carroll (1999) cit

Lawlor dan Lynch (2007) adalah 17% untuk paritas 1 sampai persentase

menurun < 4% untuk paritas 8 ke atas.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

C. Performan Anak Babi

Bobot lahir adalah bobot badan anak babi yang ditimbang segera

setelah dilahirkan. Bobot lahir ini sangat bervariasi dan dipengaruhi beberapa

faktor seperti umur induk, bangsa induk, efek keindukan dari betina (Pardosi,

2004). Bobot lahir dipengaruhi juga oleh genetik (Sihombing, 1997), jenis

kelamin anak (Widodo dan Hakim, 1981), littersize dan paritas (Akdag et al.,

2009).

Indikasi bahwa paritas berpengaruh terhadap bobot lahir anak babi dan

secara keseluruhan yaitu berupa rendahnya bobot lahir pada paritas pertama

dibandingkan paritas berikutnya (Milligan et al., 2002). Hal tersebut

disebabkan oleh pengaruh keindukan. Pengaruh keindukan adalah kemampuan

seekor induk dalam memelihara dan mengasuh anaknya. Pengaruh keindukan

dapat terjadi pada masa prenatal dan postnatal. Prenatal adalah masa

kehidupan embrio (di dalam uterus) dan postnatal adalah masa kehidupan

anak babi setelah proses kelahiran dan ini sangat dipengaruhi oleh sifat

keindukan, dan produksi susu induk (Legates, 1972). Widodo dan Hakim

(1981) menambahkan bahwa faktor yang memberikan dan menjaga

pertumbuhan dari fetus dalam uterus dapat mempengaruhi bobot lahir anak

babi. Jumlah fetus yang dikandung oleh induk menurut Gordon (2008), sangat

berdampak pada masa kebuntingan. Jumlah fetus yang sedikit di dalam uterus

akan mempengaruhi bobot lahir pada anak babi, seperti jika jumlah fetus

sedikit, maka perkembangan fetus di dalam uterus akan memakan waktu lama

sehingga kebuntingan juga akan lama dan bobot badan anak babi akan

bertambah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Pamungkas et al. (2005) bahwa

bobot induk kambing saat melahirkan anak berpengaruh sangat nyata terhadap

bobot lahir anak, dimana semakin besar bobot induk saat melahirkan maka

semakin besar pula bobot lahir anaknya. Begitu pula terhadap littersize, bobot

induk saat melahirkan anak memberikan pengaruh yang nyata terhadap

littersize.

Paritas menurut Milligan et al. (2002), ternyata memberikan pengaruh

signifikan terhadap rata-rata kelangsungan dari kehidupan anak babi, serta

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

indikasi tingginya variasi dari kelangsungan rata-rata kehidupan anak babi

pada paritas pertama atau paritas berikutnya. Kelangsungan kehidupan anak

babi dipengaruhi oleh adanya faktor mortalitas. Sihombing (1997),

menyatakan bahwa besarnya mortalitas anak babi dari lahir sampai sapih

sebesar 9,400 ekor untuk jumlah anak yang lahir, sedangkan yang dapat

disapih adalah 7,300 ekor. Akdag et al. (2009), menambahkan bahwa paritas

tidak memberikan perbedaan nyata terhadap bobot lahir anak babi, tetapi

littersize memberikan pengaruh signifikan terhadap bobot lahir. Hal ini

disebabkan oleh hubungan antara bobot lahir anak babi dengan littersize

menunjukkan korelasi yang negatif. Menurut Warwick et al, (1984), korelasi

genetik bersifat negatif akan membatasi kemajuan yang dapat dicapai untuk

kedua sifat itu secara bersamaan.

Sihombing (1997), rerata bobot lahir anak babi bervariasi antara 1,090-

1,770 kg. Menurut Aritonang dan Silalahi (2001), bobot lahir anak dari hasil

purebreed babi Duroc (D) 1,120 kg; Landrace (L) 1,180 kg; Hampshire (H)

1,100 kg; dan Yorkshire (Y) 1,220 kg. Sementara di sisi lain, bobot lahir anak

dari hasil crossbreed babi DxL 1,460 kg; HxL 1,220 kg; dan YxL 1,300 kg.

D. Littersize

Jumlah anak per kelahiran adalah jumlah anak yang dilahirkan per

induk per kelahiran. Babi dara yang baru dikawinkan akan menghasilkan

jumlah anak per kelahiran yang lebih sedikit daripada babi induk. Selanjutnya

umur induk babi mencapai dewasa reproduksi adalah pada saat umur 3 tahun

atau kelahiran ke-4 dan ke-5. Pada umur 4,5 tahun sebaiknya induk tersebut

diafkir karena sudah tidak efektif lagi untuk dikawinkan (Sihombing, 1997).

Jumlah anak per kelahiran akan dipengaruhi oleh umur induk, bangsa,

dan paritas (Gordon, 2008), genetik, manajemen, lama laktasi, penyakit, stres,

dan fertilitas pejantan (Lawlor dan Lynch, 2007). Menurut Gordon (2008),

littersize ini dipengaruhi oleh kematian selama fertilisasi dan embrio, lama

bunting, tatalaksana dan pakan.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Littersize akan meningkat diikuti dengan umur, tetapi pada paritas

tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada littersize dalam umur yang

sama (French et al.,1979). Selanjutnya, induk muda menghasilkan jumlah

anak yang sedikit daripada induk tua. Sejak kelahiran pertama, jumlah anak

cenderung meningkat dan mencapai puncak pada kelahiran ketiga dan

keempat, kemudian stabil hingga kelahiran ketujuh dan selanjutnya menurun

(Lawlor dan Lynch, 2007). Semakin dewasa induk menurut Tomaszewska et

al. (1991), akan semakin bertambah pula bobot hidupnya yang diikuti dengan

kematangan fungsi organ reproduksi, sehingga meningkatkan daya tampung

uterus dan memungkinkan perkembangan fetus secara maksimal.

Aritonang dan Silalahi (2001) menyatakan bahwa littersize yang

berasal dari perkawinan dari bangsa murni diperoleh hasil yang sangat nyata

lebih banyak bila dibandingkan dengan perkawinan dari bangsa yang berbeda

(hasil persilangan). Hasilnya berupa littersize pada bangsa murni Landrace

11,400 ekor; Yorkshire 10,400 ekor; Hampshire 9,400 ekor; dan Duroc 9,000

ekor; sedangkan hasil dari persilangan mempunyai litttersize 6,800 sampai

9,200 ekor.

Littersize merupakan hal terpenting dalam memaksimalkan jumlah

produksi babi dan mengarahkan seleksi agar menunjang intensitas seleksi

untuk diterapkan. Asumsi normal, bahwa produksi littersize utamanya

dipercayakan pada betina, tetapi, ternyata pejantan juga memberikan pengaruh

terhadap tinggi rendahnya littersize oleh induk. Hal ini disebabkan oleh

fertilitas pejantan yang digunakan dalam proses perkawinan (Rahnefeld dan

Swierstra, 1970). Hal tersebut menurut Gordon (2008), bahwa littersize

merupakan efek dari hasil fertilitas induk dengan pejantan serta sistem

manajemen kontrol yang dilakukan baik saat perkawinan maupun saat

pemeliharaan.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Perusahaan babi CV. Adhi Farm, Desa

Sepreh, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten

Karanganyar. Penelitian dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan September -

Desember 2011.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah babi jantan, babi

betina dan anak babi serta data yang diperoleh dari perusahaan. Pejantan yang

digunakan berjumlah 3 ekor dan berasal dari bangsa yang berbeda, yaitu :

Landrace (umur 3 tahun dengan bobot badan 190 kg), Duroc (umur 2 tahun

dengan bobot badan 180 kg), dan Hampshire (umur 2 tahun dengan bobot

badan 175 kg). Betina yang digunakan berjumlah 21 ekor berbangsa Landrace

(berumur 1-5 tahun dengan bobot badan rata-rata 180 ± 15 kg). Satu ekor

pejantan mengawini tujuh ekor babi betina. Kemudian keturunan hasil dari

perkawinan tersebut diamati littersize dan performan bobot lahirnya.

Keterangan : L = Landrace, LS = Littersize

Gambar 1. Skema perkawinan babi

Skema Perkawinan Babi

Duroc Hampshire Landrace

L8 13 LS

L9

L10

L11

L12

L13

L14

12 LS

12 LS

11 LS

13 LS

9 LS

L15 10 LS

L16

L17

L18

L19

L20

L21

11 LS

9 LS

12 LS

11 LS

14 LS

11 LS

L1

L2

L3

L4

L5

L6

L7

12 LS

11 LS

11 LS

13 LS

10 LS

11 LS

10 LS 14 LS

13

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tabel 1. Data pakan yang diberikan pada babi

No. Bahan Pakan Ransum

Pejantan Dara Betina Bunting ----------------------- % --------------------- 1. Bekatul 30,612 48,980 48,980 2. Jagung 32,653 20,408 20,408 3. MBM (Meat Bone Meal) /

Tepung Tulang dan Daging 2,041 2,041 2,041

4. SBM (Soya Bean Meal) / Tepung hasil sampingan dari Kedelai

24,490 8,163 8,163

5. Pollar Putih (White Pollard) / Tepung hasil sampingan dari Gandum

10,204 20,408 20,408

Total 100 100 100 Jumlah Pakan (kg/hari) 3,5-4 2,3-2,5 2,3-2,5

Sumber: Laporan Gudang Pakan CV Adhi Farm Bulan September - Desember 2011

Alat yang digunakan adalah timbangan merek Summa kapasitas 3

kilogram dengan kepekaan 0,1 gram, marker (spidol), alat tulis dan kamera.

C. Pelaksanaan Penelitian dan Analisis Data

1. Persiapan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observatif. Persiapan penelitian

berupa penyusunan formulir antara lain, pejantan, indukan dan keturunan

dari tetua tersebut. Formulir digunakan untuk mempermudah pengisian data

saat pelaksanaan di lapangan.

2. Rancangan percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Tersarang

(Nested Design). Rancangan tersebut berfungsi untuk mengetahui adanya

pengaruh paritas terhadap peubah yang diamati yaitu bobot lahir dan

littersize.

Model analisis :

Yijk = µ +αi + α(β)ij + εijk

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dengan :

µ : Rerata dari data bobot lahir maupun littersize

αi : Pejantan i

α(β)ij : Pejantan (paritas j) i

εijk : Galat

(Astuti, 1980).

Pengaruh lingkungan dalam penelitian ini, dianggap tidak ada.

Semua babi berada di bawah satu manajemen sehingga faktor lingkungan

seperti cuaca, kondisi kandang, dan pakan semuanya seragam. Faktor yang

diteliti adalah pengaruh dari tetua. Pengaruh tetua jantan (αi) dan pengaruh

dari betina (β) dalam hal ini adalah paritasnya. Rancangan tersarang dipilih

karena faktor-faktor yang diamati adalah pejantan dan betina (dalam hal ini

paritas) yang tersarang dalam pejantan. Pejantan kawin dengan beberapa

betina, sedangkan betina hanya bisa kawin dengan satu pejantan.

Selanjutnya, faktor induk (baik jantan dan betina) akan dianalisis dengan

anova. Apabila hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruh nyata,

maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT/Least Significant

Difference) untuk paritas yang tersarang pada pejantan dan Uji Jarak

Berganda Duncan’s (Duncan’s Multiple Range Test/DMRT) untuk paritas.

3. Alur Penelitian

Proses pengambilan data dilakukan dengan pencatatan data tetua

yang diperoleh dengan melihat recording baik dari induk dan dari pejantan

yang digunakan saat proses perkawinan. Recording dari induk berupa

nama, bangsa, umur, paritas keberapa dan pejantan yang digunakan. Selain

itu, diambil pula data dari recording pejantan berupa nama, bangsa, dan

umur. Kemudian ditunggu sampai induk tersebut bunting dan beranak.

Selanjutnya, saat induk melahirkan anak babi silangan. Anak babi

ditimbang segera atau dalam kurun waktu kurang dari 24 jam setelah

dilakukan penanganan berupa pembersihan cairan amnion dan pemotongan

plasenta. Pencatatan yang dilakukan meliputi bobot lahir dan littersize anak

babi dalam sekelahiran.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

D. Peubah yang Diamati dan Parameter yang Diestimasi

1. Bobot lahir

Bobot lahir adalah bobot badan anak babi saat lahir.

2. Littersize

Littersize adalah banyaknya anak babi yang dilahirkan oleh induk

per kelahiran.

3. Korelasi bobot lahir dengan littersize

Korelasi bobot lahir dengan littersize merupakan hubungan antara

dua sifat yang diakibatkan adanya pengaruh genetik. Korelasi ini

mempunyai nilai -1 sampai +1. Warwick et al, (1984) menyatakan bahwa

korelasi dapat bernilai positif, yaitu apabila suatu sifat meningkat maka

sifat yang lain juga meningkat. Sebaliknya, korelasi dapat bernilai negatif,

yaitu jika suatu sifat meningkat maka sifat yang lain akan menurun.

Tabel 2. Nilai korelasi genetik

Koefisien Korelasi (r) Negatif Positif Rendah -0,3 sampai -0,1 0,1 sampai 0,3 Sedang -0,5 sampai -0,3 0,3 sampai 0,5 Tinggi -1,0 sampai -0,5 0,5 sampai 1,0

Sumber : Maylinda, 2010

Rumus yang digunakan dalam perhitungan korelasi menurut

Hardjosubroto, (1994) adalah

))((

cov2

)(2

)( ysxs

sGr

ss=

Keterangan : rG = korelasi genetik antara bobot lahir dengan littersize

covs = komponen peragam antar bobot lahir dengan littersize 2

)(xss = komponen peragam bobot lahir

2)(yss = komponen peragam littersize

4. Variasi bobot lahir dalam sekelahiran

Variasi bobot lahir dalam sekelahiran merupakan variasi dari bobot

lahir anak di dalam suatu kelahiran induk dengan jumlah anak per

kelahiran sama.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Rumus yang digunakan dalam menentukan variasi menurut Steel dan

Torrie (1995) adalah

1

)( 22

-

-= å

n

xxx

ms

Keterangan : x2s = variasi bobot lahir dalam satu littersize yang sama

n = jumlah anak dalam satu induk yang sama

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah rerata bobot lahir, variasi

bobot lahir dalam sekelahiran, dan littersize anak babi silangan. Data diambil dari

anak babi silangan sejumlah 240 ekor, yang berasal dari hasil persilangan antara

pejantan Duroc, Landrace, dan Hampshire dengan betina Landrace. Kemudian

hasil tersebut dianalisis berdasarkan paritas induknya. Hasil analisis disajikan

dalam Tabel 2 dan 3.

Tabel 3. Rerata bobot lahir dan littersize anak babi silangan berdasarkan paritas induk yang tersarang pada pejantan

Pejantan Paritas Rerata Bobot Lahir (kg)

Variasi Bobot Lahir dalam sekelahiran

Littersize Anak Babi (ekor)

Duroc

1 (L1) 1,258 x 0,030 ± 0,174 12 bc 3 (L2) 1,427 x 0,031 ± 0,176 11 bcd 4 (L3) 1,261 x 0,095 ± 0,309 11 bcd 6 (L4) 1,149 y 0,085 ± 0,292 13 b 7 (L5) 1,833 x 0,046 ± 0,215 10 bcde 8 (L6) 1,302 x 0,069 ± 0,263 11 bcd 10 (L7) 1,237 x 0,019 ± 0,138 10 bcde

Rerata 1,430 o 0,0003 ± 0,018 11,231 n

Hampshire

1 (L8) 1,734 x 0,155 ± 0,393 13 b 1 (L9) 1,584 x 0,093 ± 0,305 12 b 2 (L10) 1,601 x 0,063 ± 0,252 12 bc 3 (L11) 1,650 x 0,038 ± 0,195 11 bcd 5 (L12) 1,148 y 0,098 ± 0,313 13 b 7 (L13) 1,181 y 0,081 ± 0,284 9 bcdef 8 (L14) 1,256 x 0,065 ± 0,255 14 a

Rerata 1,146 o 0,002 ± 0,045 12,190 m

Landrace

2 (L15) 1,625 x 0,037 ± 0,192 10 bcde 3 (L16) 1,447 x 0,032 ± 0,179 11 bcd 5 (L17) 1,672 x 0,116 ± 0,341 9 bcde 7 (L18) 1,309 x 0,069 ± 0,263 12 bc 7 (L19) 1,647 x 0,109 ± 0,330 11 bc 8 (L20) 1,438 x 0,066 ± 0,257 14 a 9 (L21) 1,513 x 0,039 ± 0,197 11 bcd

Rerata 1,752 o 0,0001 ± 0,010 11,333 n

Total 21 1,435 - 11,600 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan

nyata pada hasil pengamatan.

18

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tabel 4. Rerata bobot lahir dan littersize anak babi silangan berdasarkan paritas induknya

Paritas Umur Induk

(tahun)

Jumlah Induk (ekor)

Jumlah Anak Babi

(ekor)

Rerata Bobot Lahir

(kg)

Rerata Littersize

(ekor) 1 1 3 37 1,531 vw 12,351 c 2 1,5 2 22 1,612 v 11,091 e 3 2 3 33 1,508 vw 11,000 e 4 2,5 1 11 1,261 xy 11,000 e 5 3 2 22 1,363 wx 11,364 d 6 3 1 13 1,149 y 13,000 b 7 3,5 4 42 1,495 vw 10,619 f 8 4 3 39 1,334 wxy 13,154 a 9 4,5 1 11 1,513 vw 11,000 e 10 5 1 10 1,237 xy 10,000 g

Total 21 240 1,435 11,600 Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan

nyata pada hasil pengamatan.

A. Bobot Lahir

1. Pengaruh Pejantan

Hasil pengamatan rerata bobot lahir anak babi silangan berdasarkan

pejantan disajikan dalam Tabel 3. Pejantan dari bangsa Duroc, Landrace,

dan Hampshire ternyata dapat memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap bobot lahir. Namun, bangsa pejantan yang dibandingkan tidak

menunjukkan perbedaan (P>0,05) terhadap bobot lahir. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh bangsa pejantan terhadap bobot lahir anak

babi silangan tidak memberikan perbedaan.

Bobot lahir dipengaruhi oleh faktor genetik (Sihombing, 1997).

Faktor genetik berasal dari kontribusi gen yang berasal dari tetua pejantan

dan betina. Maka, pejantan dapat mempengaruhi bobot lahir anak babi

silangan.

2. Pengaruh Induk dalam Paritas

Hasil pengamatan rerata bobot lahir anak babi silangan berdasarkan

paritas induknya disajikan dalam Tabel 3 dan 4. Berdasarkan analisis

variansi, paritas dan paritas yang tersarang pada pejantan dapat

memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot lahir. Selain

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

itu, antara bobot lahir yang dibandingkan dari tiap paritas dan tiap paritas

yang tersarang pada pejantan menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).

Sihombing (1997), rerata bobot lahir anak babi bervariasi antara 1,090

sampai 1,770 kg. Sementara hasil penelitian diperoleh bahwa rerata bobot

lahir anak babi silangan adalah 1,435 kg. Rerata bobot lahir anak babi yang

baik terdapat pada paritas 1, 2, 3, 7 dan 9. Rerata bobot lahir terkecil yaitu

1,149 kg pada paritas ke-6 dan rerata terbesar 1,612 kg pada paritas ke-2

(Tabel 4).

Paritas kedua mempunyai bobot lahir anak babi silangan yang lebih

besar bila dibandingkan dengan paritas pertama (Tabel 4). Menurut

Thornton (2011), paritas pertama pada induk babi akan menghasilkan nilai

yang rendah pada kualitas anak babi. Hal tersebut disebabkan adanya

banyak faktor yang mempengaruhi. Bobot lahir anak sangat bervariasi dan

dipengaruhi beberapa faktor seperti jenis kelamin anak (Widodo dan

Hakim, 1981), littersize dan paritas (Akdag et al., 2009). Jadi, setiap paritas

induk mempunyai pengaruh yang berbeda pada besarnya bobot lahir anak

babi silangan, namun beberapa pada paritas ke-2 sampai ke-4 menunjukkan

adanya kecenderungan penurunan pada bobot lahir anak babi silangan

(Tabel 3). Hal tersebut disebabkan karena faktor maternal effect (faktor

keindukan). Faktor keindukan ada dua yaitu prenatal (di dalam uterus) dan

postnatal (kehidupan anak babi setelah proses kelahiran). Penurunan bobot

lahir di sini disebabkan oleh maternal effect pada saat prenatal. Menurut

Widodo dan Hakim (1981), semua faktor yang memberikan dan menjaga

pertumbuhan dari fetus dalam uterus dapat mempengaruhi bobot lahir anak

babi. Selain itu, jumlah fetus yang dikandung oleh induk sangat berdampak

pada masa kebuntingan. Jika jumlah fetus sedikit, maka perkembangan

fetus di dalam uterus akan memakan waktu lama sehingga kebuntingan

juga akan lama dan bobot badan anak babi akan bertambah (Gordon, 2008).

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Littersize

1. Pengaruh Pejantan

Hasil pengamatan rerata littersize anak babi silangan berdasarkan

pejantan disajikan dalam Tabel 3. Pejantan Duroc, Landrace, dan

Hampshire yang disilangkan dengan betina Landrace ternyata dapat

memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) dan menunjukkan perbedaan

(P<0,01) terhadap littersize. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh

bangsa pejantan terhadap littersize anak babi silangan memberikan

perbedaan.

Littersize menurut Gordon (2008), merupakan efek dari hasil

fertilitas induk dengan pejantan serta sistem manajemen kontrol yang

dilakukan baik saat perkawinan maupun saat pemeliharaan. Data pada

paritas ke-3 yang disilangkan dengan pejantan Duroc, Landrace, dan

Hampshire, ternyata dihasilkan littersize yang sama. Sementara di sisi lain,

pada paritas ke-7 dan ke-8 dihasilkan littersize yang berbeda (Tabel 3). Hal

ini dijelaskan oleh Rahnefeld dan Swierstra (1970), bahwa asumsi normal,

produksi littersize utamanya dipercayakan pada betina, tetapi ternyata

pejantan juga memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya littersize

oleh induk. Hal ini disebabkan oleh fertilitas pejantan yang digunakan

dalam proses pengawinan.

2. Pengaruh Induk dalam Paritas

Hasil pengamatan rerata littersize anak babi silangan berdasarkan

paritas induknya disajikan dalam Tabel 3 dan 4. Berdasarkan análisis

variansi, paritas dan paritas yang tersarang pada pejantan dapat

memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap littersize. Selain itu,

antara littersize yang dibandingkan dari tiap paritas dan tiap paritas yang

tersarang pada pejantan menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01).

Rerata littersize anak babi sekelahiran adalah 11,600. Rerata littersize anak

babi sekelahiran yang baik terdapat pada paritas 1, 6, dan 8. Rerata littersize

tertinggi terletak di paritas ke-8 yaitu 13,154 ekor, dan yang terendah yaitu

10 ekor paritas ke-10. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari jumlah induk

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tidak sama di tiap paritas yang berbeda. Sementara di sisi lain, littersize

pada paritas ke-3 cenderung stabil dengan hasil 11 ekor anak per kelahiran

(Tabel 3). Menurut Lawlor dan Lynch, (2007), bahwa sejak kelahiran

pertama, jumlah anak cenderung meningkat dan mencapai puncak pada

kelahiran ketiga dan keempat, lalu stabil hingga kelahiran ketujuh dan

selanjutnya menurun. Penyebabnya menurut Sihombing (1997) adalah

ovulasi pada babi induk mengovulasikan lebih banyak rata–rata dua ovum

daripada babi dara. Laju ovulasi akan meningkat terus hingga paritas

ketujuh tetapi pada umumnya induk babi diafkir pada paritas kelima dan

keenam. Hal ini dikarenakan daya reproduksi yang mulai menurun sehingga

menghasilkan laju kebuntingan yang rendah. Selain itu, menurut

Tomaszewska et al. (1991), semakin dewasa induk, semakin bertambah

bobot hidupnya yang diikuti dengan kematangan fungsi organ reproduksi,

sehingga meningkatkan daya tampung uterus dan memungkinkan

perkembangan fetus secara maksimal.

Jumlah anak per kelahiran akan dipengaruhi oleh umur induk,

bangsa, dan paritas (Gordon, 2008). Menurut French et al.,(1979), littersize

akan meningkat diikuti dengan umur, tetapi pada paritas tidak memberikan

pengaruh yang berbeda pada littersize dalam umur yang sama. Hal tersebut

juga menunjukkan hasil yang sama yaitu jika paritas meningkat, maka

littersize tidak selalu diimbangi adanya peningkatan (Tabel 4).

C. Kesetimbangan Bobot Lahir dengan Littersize Berdasarkan Paritas

Rerata bobot lahir anak babi dan littersize yang baik terdapat pada

paritas 1, 2, 3, 7, 9 dan paritas 1, 6, 8 (Tabel 4). Jadi rerata yang baik

berdasarkan kesetimbangan bobot lahir dan littersize anak babi silangan

terdapat pada paritas 1. Hal ini menunjukkan bahwa pada paritas 1 atau babi

dara dapat memberikan hasil yang baik pada bobot lahir maupun littersize

anak babi silangan jika dibandingkan dengan paritas seterusnya atau babi

induk.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Bobot lahir dan littersize anak babi silangan pada paritas 1 dapat

mengungguli paritas seterusnya kemungkinan disebabkan oleh beberapa

faktor. Pertama, keberhasilan pengawinan dipengaruhi oleh deteksi berahi

yang tepat. Pitcher (1997) cit Timur (2006) menyatakan bahwa deteksi berahi

pada induk sebaiknya dilakukan setiap hari, sedangkan pada babi dara dua hari

sekali. Deteksi berahi dapat ditingkatkan dengan cara melihat tingkah laku

induk ketika terjadi kontak langsung dengan pejantan.

Pengawinan pada babi betina (baik itu babi dara maupun babi induk)

yang dilakukan berdasarkan puncak berahi pada babi dara, dapat

menimbulkan perbedaan pada performan anak yang dilahirkan oleh babi dara

maupun babi induk. Pengawinan yang dilakukan tidak tepat pada waktunya

berahi, seperti pengawinan terlalu dini atau saat berahi yang terlewatkan dapat

menyebabkan kegagalan pembuahan (fertilisasi) sehingga persentase

kebuntingan rendah. Menurut (Sihombing, 1997) jika pengawinan dilakukan

terlalu awal, sperma tiba di tuba fallopii terlalu awal dan mungkin mati

sebelum ada telur yang lepas. Bila dikawinkan terlalu lambat, telur terlalu

masak (lebih dari enam jam) dan akan berakibat lebih dari satu sperma masuk

ke dalam satu telur untuk membuahi (polyspermy). Partodihardjo (1982)

menyatakan bahwa jika terjadi polispermia maka fertilisasi bisa dianggap

gagal karena dapat menghasilkan makhluk baru dengan jumlah kromosom

lebih dari normalnya. Kromosom tersebut bersifat letal dan makhluk tersebut

akan mati sebelum implantasi terjadi.

Selain itu, kematian embrio dapat disebabkan oleh tidak setimbangnya

jumlah ovum yang dikeluarkan dari ovarium dengan ovum yang dapat

dibuahi. Banyaknya ovum yang diovulasikan pada babi induk lebih tinggi

daripada babi dara sehingga babi induk cenderung lebih banyak mengalami

kematian embrio. Kematian embrio dini dan ketidakseimbangan lingkungan di

dalam uterus induk dapat menyebabkan berkurangnya jumlah anak yang

dilahirkan. Tomaszewska et al., (1991) menyatakan bahwa kematian embrio

dini disebabkan oleh kematian embrio sebelum implantasi (perlekatan) pada

dinding uterus, sebagian besar disebabkan tidak normalnya kromosom yang

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

berhubungan dengan pembuahan dan pembelahan awal dari sel yang tidak

dapat dihindari atau dicegah. Sementara di sisi lain, Toelihere (1993)

menyatakan bahwa kematian prenatal atau kematian embrio dini

kemungkinan akan naik seiring dengan umur dan paritas. Penyebabnya ialah

angka ovulasi yang meninggi tetapi tidak diikuti dengan perbaikan jumlah

litter, serta adanya kondisi lingkungan yang kurang baik di dalam uterus akan

menyebabkan kematian embrio dini. Kondisi lingkungan yang kurang baik di

dalam uterus menurut Hardjopranjoto (1995), disebabkan ada 3 yaitu,

penyakit, stres, hormonal. Pertama, penyakit pada induk yang menimbulkan

peningkatan suhu tubuh dan demam dapat menimbulkan kematian embrio.

Ke-dua, faktor stres panas pada uterus disebabkan suhu kandang yang tinggi.

Ke-tiga, faktor hormonal khususnya ketidakseimbangan hormon estrogen dan

progesteron.

Thornton (2011) menyatakan bahwa keputusan dalam kunci untuk

memanajemen kontrol pada paritas, tertumpu pada beberapa informasi dasar

tentang keadaan spesifik dari produktivitas. Produktivitas dari paritas dapat

dicapai jika genotip dan sistem manajemen saling beriringan agar dapat

memaksimalkan keuntungan dari sebuah “farm” dan distribusi paritas.

D. Korelasi Bobot Lahir dengan Littersize

Gambar 2. Diagram garis hubungan bobot lahir dengan littersize

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Hasil analisis korelasi antara bobot lahir dengan littersize anak babi

silangan bernilai –0,166. Nilai tersebut menunjukkan tingkat keeratan yang

rendah dari bobot lahir dengan littersize. Nilai korelasi rendah (nilai ± 0,1)

berarti jika dilakukan seleksi terhadap littersize maka akan memberikan

respon peningkatan yang lemah terhadap bobot lahir.

Menurut Akdag, et al. (2009), paritas tidak memberikan perbedaan

nyata terhadap bobot lahir anak babi, tetapi littersize memberikan pengaruh

signifikan terhadap bobot lahir. Hal ini disebabkan oleh hubungan antara

bobot lahir anak babi dengan littersize menunjukkan korelasi yang negatif.

Nilai korelasi bersifat negatif menunjukkan adanya hubungan yang

berkebalikan dari keduanya. Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin banyak

jumlah anak sekelahiran (littersize), maka bobot lahir akan semakin rendah,

begitu juga sebaliknya. Menurut Warwick et al. (1984), korelasi genetik

bersifat negatif akan membatasi kemajuan yang dapat dicapai untuk kedua

sifat itu secara bersamaan. Jadi, hubungan antara littersize dan bobot lahir

pada hasil penelitian sebesar 16,6% dipengaruhi oleh faktor genetik dan

83,4% dipengaruhi lingkungan.

E. Variasi Bobot Lahir dalam Sekelahiran

1. Pengaruh Pejantan

Hasil pengamatan variasi bobot lahir anak babi silangan

berdasarkan pejantan disajikan dalam Tabel 3. Pejantan Duroc, Landrace,

dan Hampshire yang disilangkan dengan betina Landrace ternyata

memberikan tingkat variasi yang sangat rendah terhadap bobot lahir sebab

mendekati nilai nol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh bangsa

pejantan terhadap variasi bobot lahir anak babi silangan tidak memberikan

variasi.

2. Pengaruh Induk dalam Paritas

Hasil pengamatan variasi bobot lahir dalam jumlah anak babi

sekelahiran disajikan dalam Tabel 3. Variasi bobot lahir dalam jumlah anak

babi sekelahiran bervariasi yaitu 0,019 - 0,155 yang berarti tingkat variasi

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

rendah. Semakin rendah nilai variasi dari bobot lahir dalam sekelahiran

menunjukkan adanya banyak keseragaman dari bobot lahir dalam

sekelahiran, begitu juga sebaliknya. Jika semakin tinggi nilai variasi dari

bobot lahir dalam sekelahiran, maka akan menunjukkan rendahnya

keseragaman dari bobot lahir dalam sekelahiran.

Milligan et al. (2002), menyatakan bahwa efek dari paritas

memberikan pengaruh signifikan serta indikasi tingginya variasi dari rata-

rata kelangsungan kehidupan anak babi pada paritas pertama atau paritas

berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya variasi seperti bobot lahir

menghubungkan pada bobot sapih, tetapi tidak berpengaruh terhadap rerata

bobot sapih. Pengaruh maternal effect pada masa postnatal (kehidupan

anak babi setelah proses kelahiran) dan adanya faktor mortalitas diyakini

sebagai faktor yang memberikan dampak pada kelangsungan anak babi dari

bobot lahir sampai sapih (Legates, 1972).

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERFORMAN ANAK .../Per...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah pejantan dan paritas induk berpengaruh

terhadap performan bobot lahir dan littersize anak babi silangan. Korelasi

antara bobot lahir dengan littersize menunjukkan bahwa semakin banyak

littersize, maka bobot lahir akan semakin rendah, dengan variasi dari bobot

lahir dalam sekelahiran yang kecil.

B. Saran

Diharapkan peternak mengawinkan babinya dengan melihat pada

munculnya tanda berahi babi yang bersangkutan, dan jangan hanya berpatokan

pada berahi satu babi untuk penentuan berahi babi-babi lainnya.

27