perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id saklar jarak jauh .../saklar...penggunaan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER
AT89S51
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Diploma III Ilmu Komputer
Disusun Oleh :
ARI AMINTAS
M3308009
PROGRAM DIPLOMA III ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER
AT89S51
Disusun Oleh :
ARI AMINTAS
NIM. M3308009
Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan
Di hadapan dewan penguji
pada tanggal ____ ____ _______
Pembimbing Utama
Drs. SYAMSURIZAL
NIP. 19561212 198803 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER
AT89S51
Disusun oleh:
ARI AMINTAS
NIM. M3308009
Dibimbing oleh
Pembimbing Utama
Drs. Syamsurizal
NIP. 19561212 198803 1 001
Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan oleh dewan penguji Tugas Akhir
Program Diploma III Ilmu Komputer
pada hari ____________tanggal _______________
Dewan Penguji: Tanda Tangan
1. Drs. Syamsurizal
NIP. 19561212 198803 1 001
(..........................................)
2. Darsono, S. Si, M. Si
NIP. 19700727 199702 1 001
(..........................................)
3. Nanang Maulana Y, S. Si
(..........................................)
Surakarta, Juli 2011
Disahkan oleh :
Dekan Fakultas MIPA
Ketua Program DIII
Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc.(Hons), Ph. D
NIP. 19610223 198601 1 001
Drs. Y. S. Palgunadi, M.Sc
NIP. 19560407 198303 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRACT
Ari Amintas. M3308009. THE WIRELESS SWITCH USING
MICROCONTROLLER AT89S51. Final Project, Surakarta : Faculty of
Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta,
2011.
The equipments that needs electricity can not be desperate by the using of
the switch as a connector to the electricity, such as : lamp, fan, etc. Commonly
people use switches placed on the static place such as wall. To turn the electricity
equipments people need to directly push the switches that usually placed in the
static place such as on the wall.
By using remote as a signal transmitter, and the microcontroller as receiver
and signal processor, so it can be produced switches terminal that can be
controlled far away by using remote. Just by push a button on the remote switch to
be ON or OFF condition. The output of switch terminal can be used for power
supply of any electricity equipments.
The remote that has so many button gives us many alternate to make
channel for switch. This device has three channel output so people can easily
switch those channels by using one remote and just point it to the receiver
microcontroller. So that people will be simply to control many switch in their
home.
Keyword : Microcontroller AT89S51, Switch, Remote, Receiver.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
INTISARI
Ari Amintas. M3308009. SAKLAR JARAK JAUH MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER AT89S51. Tugas Akhir, Surakarta : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2011.
Penggunaan peralatan-peralatan yang menggunakan sumber daya listrik
tidak bisa dilepaskan dari pemakaian saklar sebagai penyambung / pemutus arus
listrik. Misalnya : lampu, kipas angin, dsb. Pada umumnya saklar yang digunakan
adalah saklar tombol yang dipasang pada suatu tempat yang tetap misalnya di
dinding. Untuk menyalakan atau mematikan peralatan-peralatan listrik tersebut
tentunya harus dengan menekan tombol saklar yang biasanya dipasang di tempat
yang tetap.
Dengan menggunakan remote sebagai pengirim sinyal, dan rangkaian
mikro sebagai penerima, maka telah dibuat terminal saklar yang bisa dikendalikan
dari jarak jauh menggunakan remote. Cukup dengan menekan tombol pada remote
maka terminal akan berada dalam kondisi ON (dialiri arus) atau OFF (putus).
Rangkian terminal tersebut dapat digunakan sebagai sumber daya untuk berbagai
peralatan listrik.
Remote memiliki begitu banyak tombol sehingga bisa memberikan banyak
pilihan memilih chanel untuk saklar. Dalam pembuatan alat ini terdapat 3 channel
sehingga orang dapat dengan mudah mengendalikan channel-channel dengan
hanya menggunakan satu remote, cukup dengan mengarahkan remote ke penerima
mikrokontrol. Sehingga akan lebih mudah dalam pengendalian banyak saklar.
Kata kunci : Mikrokontroler AT89S51, Saklar, Remote, Penerima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Laa khaula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyul adzim
( Tiada daya dan upaya, kecuali semua kekuatan hanya dari Allah SWT )
Sebaik – baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainya.
(Hadist Riwayat. Bukhari dan Muslim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur, penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan seluruh rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik dan lancar.
Tugas Akhir dengan judul Saklar Jarak Jauh Menggunakan
Mikrokontroler AT89S51, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan program D3 pada Program Studi Teknik Komputer di Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan,
bimbingan, serta bantuan kepada penulis selama proses penyelesaian tugas akhir
ini. Karena tanpa adanya dukungan dari mereka penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan laporan dengan baik. Secara khusus saya ucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc.(Hons), Ph. D. selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Y.S. Palgunadi, M. Sc. selaku Ketua Program Studi D3 Ilmu
Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Syamsurizal selaku pembimbing dalam menyelesaikan tugas
akhir, yang telah memberikan bimbingan secara moral maupun teknis.
4. Bapak dan Ibu yang telah memberi banyak bantuan dan motivasi baik secara
moril maupun meteriil.
5. Teman-teman yang turut membantu dalam segala hal.
6. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, saya
ucapkan banyak terima kasih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Pada kesempatan ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak jika ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan tugas akhir
ini. Penulis menyadari bahwa hasil karya ini belum sempurna, maka kritik dan
saran selalu penulis harapkan dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis berharap agar tugas akhir
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
INTISARI ......................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Batasan Masalah............................................................................. 2
D. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 2
E. Metodologi Penelitian .................................................................... 2
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 4
A. Mikrokontroler AT89S51 .............................................................. 4
B. Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51 ......................................... 5
C. Special Function Register .............................................................. 8
D. Data Memori .................................................................................. 8
E. Remote VCD universal .................................................................. 8
F. Sensor Infrared ............................................................................... 11
G. Optocoupler .................................................................................... 11
H. Triac ............................................................................................... 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM ..................................... 13
A. Diagram Blok Sistem ..................................................................... 13
B. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)..................................... 14
1. Remote VCD universal ............................................................ 14
2. Unit penerima sinyal infrared................................................... 14
3. Sistem minimum mikrokontroler AT89S51 ............................ 15
4. Unit saklar ................................................................................ 15
5. Catu daya .................................................................................. 16
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ......................................................... 17
A. Pengujian ........................................................................................ 17
1. Pengujian catu daya.................................................................. 17
2. Pengujian remote ...................................................................... 18
3. Pengujian sensor infrared ......................................................... 19
4. Pengujian saklar ....................................................................... 20
5. Pengujian software ................................................................... 21
6. Pengujian rangkaian keseluruhan ............................................. 23
B. Analisa............................................................................................ 24
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 27
A. Kesimpulan .................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51 ....................................... 5
Gambar 2.2 Remote VCD universal ................................................................ 8
Gambar 2.3 Transmisi Protokol NEC .............................................................. 9
Gambar 2.4 Sinyal transmisi NEC ................................................................... 9
Gambar 2.5 Transmisi Custom Code ............................................................... 10
Gambar 2.6 Transmisi Data Code .................................................................... 10
Gambar 2.7 Sensor Infrared ............................................................................. 10
Gambar 2.8 Optocoupler .................................................................................. 11
Gambar 2.9 Triac ............................................................................................. 12
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem ................................................................... 13
Gambar 3.2 Bagan Sensor Penerima Infrared ................................................. 14
Gambar 3.3 Sistem minimum AT89S51 .......................................................... 15
Gambar 3.4 Rangkaian Saklar.......................................................................... 15
Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya ................................................................... 16
Gambar 4.1 Uji catu daya................................................................................. 17
Gambar 4.2 Uji remote ..................................................................................... 18
Gambar 4.3 Uji sensor infrared ....................................................................... 19
Gambar 4.4 Rangkaian saklar .......................................................................... 20
Gambar 4.5 Text editor Notepad++ ................................................................. 21
Gambar 4.6 ASM51 ......................................................................................... 22
Gambar 4.7 AEC_ISP ...................................................................................... 22
Gambar 4.8 Setup AEC_ISP ............................................................................ 23
Gambar 4.9 Rangkaian Keseluruhan................................................................ 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Pin Port 1 .............................................................................. 5
Tabel 2.2 Fungsi Pin Port 3 .............................................................................. 6
Tabel 4.1 Uji catu daya .................................................................................... 17
Tabel 4.2 Uji remote ........................................................................................ 18
Tabel 4.3 Uji sensor infrared ............................................................................ 19
Tabel 4.4 Uji saklar .......................................................................................... 20
Tabel 4.5 Uji rangkaian keseluruhan ............................................................... 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan peralatan-peralatan elektronik dalam kehidupan sehari-hari
seperti misalnya : lampu, televisi, kipas angin, dan lain sebagainya yang
menggunakan sumber daya listrik PLN tidak bisa dilepaskan dari penggunaan
saklar sebagai penyambung / pemutus arus listrik. Pada umumnya saklar yang
digunakan adalah saklar tombol yang dipasang pada suatu tempat yang tetap
misalnya di dinding. Untuk menyalakan atau mematikan peralatan-peralatan
listrik tersebut tentunya harus dengan menekan tombol saklar yang biasanya
dipasang di tempat yang tetap.
Saat ini penggunaan saklar biasa masih menjadi pilihan utama dalam
penggunaan peralatan listrik rumah tangga. Selain harganya relatif murah,
juga karena alasan praktis dan kemudahan dalam pengoperasian. Namun salah
satu kekurangan dari saklar biasa adalah posisi pemasangannya yang statis
sehingga orang harus menekan tombol langsung pada saklar yang biasanya
dipasang pada dinding. Dengan rangkaian saklar yang menggunakan remote,
maka orang bisa mengendalikan saklar dari jarak cukup dengan menekan
tombol pada remote. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan dalam
menghidupkan atau mematikan saklar.
Dengan rangkaian saklar remote ini, orang bisa mengoperasikan saklar
dari jarak jauh dengan beberapa channel menggunakan remote tanpa harus
kontak langsung dengan saklar tersebut. Rangkaian saklar remote ini bisa
dikendalikan dengan remote VCD universal yang dapat dengan mudah
dijumpai di pasaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang
diangkat adalah bagaimana membuat rangkaian saklar yang dapat
dikendalikan oleh remote universal menggunakan mikrokontroler AT89S51?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam pembuatan rangkaian saklar jarak jauh
menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan remote universal ini antara
lain :
1. Input saklar menggunakan remote VCD universal.
2. Pemroses sinyal remote menggunakan mikrokontroler AT89S51.
3. Rangkaian saklar menggunakan komponen utama Triac.
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancang bangun
rangkaian saklar jarak jauh menggunakan mikrokontroler AT89S51
dengan pengendali remote VCD universal.
2. Manfaat
Manfaat pembuatan rangkaian ini adalah untuk mempermudah
manusia dalam penggunaan saklar khususnya penggunaan alat-alat listrik
dalam rumah tangga.
E. Metodologi Penelitian
Adapun metodologi penelitian yang diterapkan antara lain :
1. Observasi
a. Proses pencarian dan pengumpulan data mengenai komponen yang
diperlukan dalam pembuatan saklar jarak jauh menggunakan remote
VCD universal.
b. Pengamatan dan pencatatan data yang digunakan sebagai dasar teori.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2. Studi Pustaka
a. Membaca literatur atau bahan-bahan teori yang dapat menunjang
penulisan laporan.
b. Menerapkan bahan-bahan teori yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan laporan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :
1. Pendahuluan (BAB I)
Memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. Landasan Teori (BAB II)
Memuat tentang tinjauan pustaka dan teori-teori yang mendukung.
3. Desain dan Perancangan (BAB III)
Memuat data-data yang diperlukan dalam perancangan sistem baik
perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).
4. Implementasi dan Analisa (BAB IV)
Memuat tentang langkah, hasil analisa dan pembahasan.
5. Penutup (BAB V)
Berisi kesimpulan dan saran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mikrokontroler AT89S51
AT89S51 merupakan mikrokontroler yang dikembangkan oleh Atmel
Corporation menggunakan teknologi yang sesuai dengan standar 8051.
Mikrokontrol ini dirancang dengan teknologi CMOS dan memori non-volatile
dari ATMEL dengan memori program internal (memori flash) sebesar 4 KB
yang bisa diprogram dalam sistem (In-system programmable flash memory-
ISP). Fitur-fitur yang dimiliki mikrokontroler AT89S51 antara lain :
1. Kompatibel dengan produk MCS-51.
2. Memori flash 4 KB yang bisa diprogram ulang sampai 1000 siklus
baca/tulis.
3. Voltase operasi 4.0V – 5.5V.
4. Bekerja pada frekuensi sampai 33 MHz.
5. RAM internal sebesar 128 byte.
6. 32 port I/O yang bisa diprogram.
7. 6 sumber interupsi.
8. Timer Watchdog yang bisa diprogram.
9. Dual data pointer.
10. Waktu pemrograman yang cepat.
11. Fungsi-fungsi penghematan daya (power down mode).
(http://www.atmel.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51
Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51 diperlihatkan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Konfigurasi Mikrokontroller AT89S51
(http://www.atmel.com)
1. Port 1 (P1.0 – P1.7)
Port 1 merupakan port 8 bit dua arah (input/output) dengan pull up
internal. Buffer output Port 1 bisa menangani sampai 4 masukan TTL.
Ketika data FFH dikirim ke Port 1 maka Port 1 bisa menjadi port masukan.
Port 1 bisa diakses menjadi port (P1) atau diakses per bit (P1.0-P1.7).
Tabel 2.1 Fungsi Pin Port 1
2. Port 3 (P3.0 – P3.7)
Port 3 merupakan port 8 bit dua arah (input/output) dengan pull up
internal. Buffer output Port 3 bisa menangani sampai 4 masukan TTL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Ketika data FFH dikirim ke Port 3 maka Port 3 bisa digunakan sebagai
masukan. Port 3 bisa diakses sebagai port (P3) atau diakses per bit (P3.0-
P3.7).
Tabel 2.2 Fungsi Pin Port 3
3. Port 0 (P0.0 – P0.7)
Port 0 merupakan port 8 bit dua arah (input/output) dengan saluran terbuka
(open drain). Port 0 mampu menangani 8 masukan TTL. Seperti halnya
port-port yang lain, ketika data FFH dikirim ke port ini akan menjadi
masukan dengan impedansi tinggi. Port 0 bisa diakses sebagai port (P0)
atau diakses per bit (P0.0-P0.7). Karena sifatnya drain terbuka, P0
membutuhkan pull up eksternal pada saat dihubungkan dengan peralatan
eksternal.
4. Port 2 (P2.0 – P2.7)
Port 2 merupakan port 8 bit dua arah (input/output) dengan pull up
internal. Buffer output Port 2 bisa menangani sampai 4 masukan TTL.
Ketika data FFH dikirim ke Port 2 maka Port 2 bisa digunakan sebagai
masukan. Port 2 bisa diakses sebagai port (P2) atau diakses per bit (P2.0-
P2.7). Selain sebagai port multiguna , P2 juga akan mengeluarkan alamat
orde tinggi (A8-A15) pada saat menjalankan program dari memori
program eksternal atau pada saat mengakses memori data eksternal yang
menggunakan perintah pengalamatan 16 bit (perintah MOVX @DPTR).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
5. RST
Merupakan input Reset. Sebuah masukan tinggi pada port ini selama 2
siklus mesin pada saat osilator berjalan akan mereset mikrokontrol.
6. XTAL1 dan XTAL2
XTAL 1 merupakan masukan ke penguat osilator internal. Sedangkan
XTAL 2 merupakan keluaran dari rangkaian penguat osilator internal.
Sebuah kristal dan dua buah kapasitor yang dihubungkan ke pin ini sudah
cukup untuk menyediakan sinyal detak (clock) untuk mikrokontrloler.
7. VCC dan GND
VCC dan GND merupakan pin untuk tegangan DC. Mikrokontrloer 8051
standar membutuhkan tegangan DC sebesar 5 volt agar bisa bekerja
dengan baik (standar TTL).
8. EA, ALE, PSEN
PSEN atau program store enable adalah sinyal baca pada saat menjalankan
program dari memori eksternal. Didalam aplikasi PSEN akan dihubungkan
dengan sinyal RD memori program eksternal (EEPROM).
ALE atau address latch enable adalah pulsa keluaran latch pada proses
pengaksesan memori eksternal (program maupun data). Di dalam aplikasi
ALE biasanya dihubungkan dengan masukan latch enable dari IC latch,
74373 misalnya.
EA atau external access enable menentukan apakah alamat awal memori
program berada di memori eksternal atau internal. (http://www.atmel.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Special Function Register
Mikrokontroler mempunyai sebuah peta memori yang disebut sebagai Special
Function Register (SFR) . P0 berada di alamat 80H, P1 di alamat 90H, P2 di
alamat A0H dan P3 di alamat B0H. (http://www.atmel.com)
D. Data Memori
AT89S51 menggunakan 128 byte RAM yang bisa diakses dengan mode
pengalamatan secara langsung dan tidak langsung. Operasi stack merupakan
contoh dari pengalamatan tidak langsung. (http://www.atmel.com)
E. Remote VCD universal
Remote infrared menggunakan sinar infrared dengan panjang gelombang 950
nm untuk mengirim beberapa byte informasi dalam kecepatan rendah.
Meskipun sinar infrared digunakan untuk mengirim data biner (0/1), namun
ini bukan represenatasi sederhana yang menyatakan status ON/OFF dari sinar
infrared. Pada setiap remote memiliki protokol tersendiri tergantung pabrikan
pembuatnya. Protokol RC-5/RC-6 banyak digunakan oleh Eropa dan Amerika,
manufacturer Asia memiliki protokol-nya sendiri, yaitu NEC. Protokol NEC
dikembangkan oleh NEC ( Nippon Electric Company ) Jepang. Protokol ini
kemudian secara luas dipakai oleh manufacturer peralatan audio video Asia,
sebut saja Toshiba, Sharp, Changhong, JVC, Shanghai. Di bawah ini adalah
salah satu contoh remote yang menggunakan protokol NEC.
Gambar 2.2 Remote VCD universal
(http://www.alibaba.com/product-gs/287254490/VCD_2_0_3_0.html)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Transmisi data yang menggunakan protokol NEC diawali dengan 1 leader
code. Kemudian 16 bit custom code, 8 bit data code, 8 bit inverted data code,
dan terakhir 1 bit stop. Panjang frame keseluruhan adalah 108 ms.
Gambar 2.3 Transmisi Protokol NEC
Leader code tetap ON selama 9 ms, kemudian OFF selama 4,5 ms. Custom
code dan data code berisi data biner (0/1). Data pada masing-masing bagian
dikirim LSB terlebih dulu. Pembagian data biner (0/1) bukan berdasarkan
pada status infrared ON/OFF melainkan berdasarkan panjang periode bit.
Panjang custom code bervariasi tergantung data. Bagaimanapun, selama
inverted code juga ditransmisikan, panjang data akan selalu tetap. Logika 1
adalah pulsa 1 selama 0,56 ms diikuti pulsa 0 selama 1,69 ms. Sedangkan
logika 0 dalam protokol transmisi NEC adalah pulsa 1 selama 0,56 ms diikuti
0 selama 0,56 ms.
Gambar 2.4 Sinyal Transmisi NEC
Standar frekuensi carrier yang digunakan adalah 38 kHz. Struktur sinyal
remote yang dikirim dengan protokol NEC terdiri dari custom code dan data
code. Custom code yang ditransmisikan lebih dulu memiliki panjang 16 bit
yang terbagi menjadi dua bagian masing-masing panjangnya 8 bit. Saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
mengirim data, custom code mengirim LSB terlebih dahulu (C0 – C7), lalu
inverted custom code (C0’ – C7’).
Gambar 2.5 Transmisi Custom Code
Data yang ditransmisikan adalah 8 bit. Inverted code ditransmisikan
berikutnya, maka total data yang dikirim adalah 16 bit. Ketika data diterima,
data inverted digunakan untuk mengecek data yang telah dikirim.
Gambar 2.6 Transmisi Data Code
(http://www2.renesas.com/faq/en/mi_com/f_com_remo.html)
F. Sensor Infrared
Gambar 2.7 Sensor Infrared
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Merupakan sensor penerima sinyal infrared dari remote TV yang kaki
outputnya bisa langsung dihubungkan dengan mikrokontroler. Sensor ini
memerlukan suplay tegangan 5 volt.
Fitur-fitur yang dimiliki antara lain :
1. Infrared detector
2. Tahan terhadap interferensi frekuensi akibat gangguan listrik
3. Membutuhkan konsumsi daya rendah
4. Dilengkapi filter internal terhadap frekuensi
(http://www.vishay.com)
G. Optocoupler
Gambar 2.8 Optocoupler
Prinsip kerja rangkaian ini adalah memanfaatkan masukan dengan arus yang
kecil untuk menghidupkan LED di dalam kemasan IC tersebut yang akan
menyulut triac yang berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat
melewatkan arus bolak balik, keluaran optotriac inilah yang akan berhubungan
langsung dengan sumber tegangan AC pada beban yang akan dikendalikan.
Optotriac tipe MOC 3041 ini dilengkapi dengan rangkaian detektor pelintas
nol (Zero Crossing Detector) yang mampu membuat optotriac ini mulai akan
konduksi pada saat siklus tegangan masukannya pada nol. Hal ini akan
mencegah terjadinya lonjakan arus yang besar secara tiba-tiba pada beban
yang dikendalikan. Keuntungan dengan menggunakan IC ini adalah lebih
terjaminnya keamanan rangkaian pengendali dari hubungan langsung terhadap
tegangan jala-jala PLN. Hal ini dikarenakan terpisahnya aliran arus antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
beban pengendali dengan penggunaan optotriac. Optotriac MOC3041 bekerja
pada level tegangan ac antara 200-400 Vac dengan tegangan masukan pada
LED 2,3 VDC sedangkan arus kerjanya 200 mA.
(http://nubielab.com/elektronika/analog/optotriac-moc-3041)
H. Triac
Gambar 2.9 Triac
Triac digunakan sebagai penghubung antara mikrokontroler dengan
peralatan listrik. Karena tegangan yang dikeluarkan mikrokontroler hanya
berkisar 5 volt DC, maka tegangan ini tidak cukup untuk mengaktifkan
peralatan listrik yang membutuhkan tegangan 220 Volt AC. Triac berfungsi
sebagai saklar ketika pada kaki G mendapatkan arus yang kecil ± 50mA, maka
kaki MT1 dan MT2 akan dapat melewatkan arus sehingga bisa digunakan
sebagai saklar.
(http://www.datasheet.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM
A. Diagram Blok Sistem
Sistem saklar menggunakan remote ini merupakan salah satu bentuk
aplikasi penggunaan mikrokontroler AT89S51 sebagai suatu kontrol yang
dapat menerima masukan dari sensor infrared untuk kemudian diproses
sehingga dapat menghasilkan output sesuai instruksi-instruksi program yang
telah dibuat.
Jika tombol pada remote ditekan maka penerima akan menerima sinyal
yang ditransmisikan oleh remote tersebut. Sinyal kemudian diteruskan ke
mikrokontroler untuk diolah sehingga menghasilkan output yang akan
mengaktifkan atau menonaktifkan port P0.0 dan P2.7 pada mikro. Port
keluaran terhubung dengan transistor yang berfungsi sebagai penguat arus
yang akan mengaktifkan Optocoupler. Optocoupler berfungsi untuk
mengaktifkan Triac sehingga dapat melewatkan arus listrik PLN. Diagram
blok dari sistem rangkaian saklar jarak jauh menggunakan remote ini
ditunjukkan pada gambar 3.1 :
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
INPUT
Remote VCD
universal
PENERIMA
Sensor
Infrared
MIKROKONTROL
AT89S51
PENGUAT ARUS
Transistor
RANGKAIAN SAKLAR
Optocoupler
Triac
LISTRIK PLN
220 volt
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
B. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan rangkaian
saklar jarak jauh menggunakan mikrokontroler AT89S51 antara lain :
1. Remote VCD universal
Remote yang digunakan sebagai input atau pengirim sinyal adalah remote
VCD universal. Remote ini yang nantinya akan digunakan sebagai
pengirim sinyal ke rangkaian saklar. Tombol yang digunakan adalah
tombol 1, 2, dan 3. Tombol 1 berfungsi sebagai pengendali saklar 1,
tombol 2 sebagai pengendali saklar 2, sedangkan tombol 3 untuk
mematikan saklar 1 dan 2.
2. Penerima sinyal infrared
Gambar 3.2 Bagan Sensor Penerima Infrared
Unit penerima sinyal infrared merupakan bagian yang menerima sinyal
infrared yang ditransmisikan oleh remote. Sensor infrared memiliki 3 kaki
yaitu kaki GND, VCC, dan OUT. Suplay tegangan yang dibutuhkan
adalah 5 volt. Pada rangkaian penerima di atas ditambahkan elco 4,7 uF
yang berfungsi untuk menstabilkan sensor dari noise atau interferensi
sinyal dari lingkungan. Kaki out sensor bisa langsung dihubungkan ke
mikro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Sistem minimum mikrokontroler AT89S51
Gambar 3.3 Sistem minimum AT89S51
Sistem minimum AT89S51 merupakan tempat pemrosesan, pengontrolan
terhadap input dan output. Adapun port-port yang digunakan antara lain :
a. P3.3 (INT1) digunakan sebagai port inputan dari sensor infrared yang
menerima sinyal masukan dari remote.
b. P0.0 digunakan sebagai port keluaran/output ke saklar 1, sedangkan
P2.7 digunakan sebagai port keluaran/output ke saklar 2.
4. Unit saklar
Gambar 3.4 Rangkaian Saklar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Pada rangkaian saklar di atas digunakan transistor NPN BC547 sebagai
penguat arus. Arus output dari mikro dikuatkan oleh transistor sehingga
cukup untuk mengaktifkan Optocoupler MOC3041 dan menyalakan led
indikator. Selanjutnya optocoupler yang dalam keadaan aktif akan
mengaktifkan triac sehingga dapat mengalirkan arus listrik PLN. Beban
pada gambar merupakan peralatan listrik rumah tangga seperti misalnya
lampu, kipas angin, dan lain-lain.
5. Catu daya
Gambar 3.5 Rangkaian Catu Daya
Pada rangkaian catu daya di atas menggunakan trafo 1000mA yang
diturunkan tegangannya menjadi 6 volt, kemudian menggunakan 4 buah
dioda untuk menyearahkan arus listrik sehingga diperoleh arus DC.
Keluaran dari dioda dihubungkan dengan IC regulator AN7805 agar
output tegangan menjadi 5 volt. Sebelum dan sesudah arus melalui IC
AN7805 ditambahkan kapasitor 100nF agar arus yang dihasilkan dari catu
daya stabil.
AN7805
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
A. Pengujian
Setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat maka langkah
berikutnya adalah melakukan pengujian terhadap rangkaian yang telah dibuat.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian yang dibuat sudah
dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan analisa
yang dilakukan meliputi pengujian catu daya, pengujian remote, pengujian
saklar, dan pengujian rangkaian secara keseluruhan.
1. Pengujian catu daya
Hal pertama yang harus dilakukan dalam pengujian rangkaian ini adalah
menghubungkan rangkaian catu daya dengan jala - jala PLN 220V,
kemudian mengukur tegangan pada kaki IC 7805 sebelum dan sesudah
dihubungkan dengan rangkaian.
Gambar 4.1 Uji catu daya
Hasil pengujian catu daya :
Tabel 4.1 Uji catu daya
Keterangan Tegangan
Sebelum dihubungkan dengan rangkaian 4,8 volt
Sesudah dihubungkan dengan rangkaian 4,8 volt
AN7805
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Pengujian remote
Pengujian remote dilakukan dengan melakukan uji tiap tombol apakah
dapat mengirimkan sinyal dengan baik atau tidak, pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan sensor infrared yang diberi catu daya 5 volt dan
menghubungkan kaki Out-nya pada probe positif voltmeter, sedangkan
probe negatif voltmeter dihubungkan ke ground. Batas ukur voltmeter
pada DC 10 volt.
Gambar 4.2 Uji remote
Jika tombol remote dalam keadaan baik (dapat mengirim sinyal) maka
indikatornya adalah terjadi perubahan tegangan pada kaki out sensor
infrared, jarum penunjuk pada voltmeter akan bergerak ke kiri, ketika
tombol dilepas jarum kembali ke posisi semula.
Tabel 4.2 Uji remote
Tombol Jarum Voltmeter Keterangan tombol
1 Bergerak Baik
2 Bergerak Baik
3 Bergerak Baik
4 Bergerak Baik
5 Bergerak Baik
6 Bergerak Baik
7 Bergerak Baik
8 Bergerak Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Pengujian sensor infrared
Gambar 4.3 Uji sensor infrared
Sensor infrared memiliki daya jangkau dan juga sudut penerimaan sinyal
yang tertentu. Untuk melakukan pengujian sensor dilakukan dengan cara
yang hampir sama dengan cara pegujian remote di atas, hanya saja
dilakukan pada jarak dan sudut yang berbeda-beda untuk mengetahui
sensitifitas sensor infrared. Indikator sensor dapat menerima sinyal remote
adalah ketika jarum pada voltmeter bergerak atau merespon ketika tombol
remote ditekan.
Tabel 4.3 Uji sensor infrared
Jarak (m) Sudut (º) Jarum Voltmeter Keterangan sensor
4 0 Bergerak Respon
4 30 Bergerak Respon
4 45 Bergerak Respon
6 0 Bergerak Respon
6 30 Bergerak Respon
6 45 Bergerak Respon
8 0 Bergerak Respon
8 30 Bergerak Respon
8 45 Tidak Bergerak Tidak respon
10 0 Bergerak Respon
10 30 Tidak Bergerak Tidak respon
10 45 Tidak Bergerak Tidak respon
12 0 Bergerak Respon
12 30 Tidak Bergerak Tidak respon
12 45 Tidak Bergerak Tidak respon
>12 0 Tidak Bergerak Tidak respon
>12 30 Tidak Bergerak Tidak respon
>12 45 Tidak Bergerak Tidak respon
45 º 45 º
0 º
Sensor
30 º 30 º
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4. Pengujian saklar
Gambar 4.4 Rangkaian saklar
Ketika kaki VCC diberi suplay tegangan 5 volt dan kaki GND
dihubungkan ke ground, maka rangkaian dalam keadaan siap menerima
inputan dari mikro. Arus yang keluar dari output mikro berkisar 0,1 mA,
maka diperlukan transistor yang berfungsi sebagai penguat arus. Ketika
kaki Basis dari transistor BC547 mendapatkan arus inputan dari mikro,
maka akan terjadi aliran arus dari vcc ke kaki Kolektor dari transistor yang
selanjutnya akan diteruskan ke kaki Emitor untuk mengaktifkan
optocoupler. Ketika optocoupler dialiri arus led indikator akan menyala,
kemudian akan mengalirkan arus menuju triac.
Arus dari optocoupler akan menuju kaki G (gate) sebagai pemicu sehingga
kaki MT1 dan MT2 dapat terhubung dan bisa melewatkan arus listrik
PLN. Pada pengujian saklar ini menggunakan indikator led dan lampu
bolam, jika saklar dalam keadaan baik maka ketika input dari mikro
bernilai 0 atau tidak ada arus yang mengalir maka led indikator dan
bohlam mati, jika ada arus inputan dari mikro ke kaki basis transistor,
maka led indikator dan bohlam akan menyala.
Hasil pengujian saklar :
Tabel 4.4 Uji saklar
Input dari mikro Led indikator Lampu bohlam
Tidak ada arus Mati Mati
Dialiri arus Menyala Menyala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5. Pengujian software
Dalam membuat program untuk di-download ke mikrokontroler AT89S51
ini digunakan editor Notepad ++ untuk menulis skrip dalam bahasa
assembly, ASM51 untuk meng-compile file *.asm menjadi *.hex yang siap
di-download kan ke mikro, dan Program AEC_ISP untuk men-download
file *.hex melalui port paralel komputer.
a. Editor Notepad ++
Gambar 4.5 Text editor Notepad++
Skrip ditulis menggunakan text editor Notepad ++ kemudian disimpan
dalam ekstensi *.asm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. ASM51
Gambar 4.6 ASM51
File yang telah disimpan dalam ekstensi *.asm kemudian di-compile
menggunakan software ASM51 sehingga menjadi file *.hex yang siap
di-download kan ke mikro.
c. AEC_ISP
Gambar 4.7 AEC_ISP
Software ini digunakan untuk men-download file *.hex ke
mikrokontroler AT89S51 melalui port paralel. Untuk menggunakan
software caranya :
i. Hubungkan terlebih dahulu port paralel dengan rangkaian
downloader AT89S51.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
ii. Buka software AEC_ISP.exe
iii. Tekan tombol J pada keyboard untuk melakukan setup. Pastikan
pilihan no 1 dan 2 dalam keadaan Yes, tentukan target device dan
port paralel yang digunakan. Jika sudah pilih Save setup untuk
menyimpan konfigurasi software.
Gambar 4.8 Setup AEC_ISP
iv. Tekan tombol A pada keyboard untuk memilih file *.hex yang akan
di-download ke mikrokontroler.
v. Tekan E untuk melakukan download, tunggu hingga proses selesai.
6. Pengujian rangkaian keseluruhan
Gambar 4.9 Rangkaian keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Pengujian rangkaian secara keseluruhan dilakukan dengan
menghubungkan rangkaian dengan catu daya 5 volt dan menghubungkan
bagian saklar dengan input listrik PLN 220 volt. Pengujian dilakukan
dengan menekan tombol 1, 2, dan 3 ke arah sensor penerima infrared,
indikator rangkaian bekerja dengan baik adalah jika ketika tombol remote
ditekan indikator led pada rangkaian dan lampu bohlam menyala sesuai
chanelnya. Hal itu juga tergantung dari jarak dan sudut penerimaan remote
seperti yang telah dilakukan pengujian pada sensor penerima.
Hasil pengujian keseluruhan rangkaian :
Tabel 4.5 Uji rangkaian keseluruhan
Tombol Led Bohlam Keterangan
1 Respon Respon Saklar 1 : Ketika ditekan 1x led
dan bohlam menyala, ketika
ditekan 1x lagi led dan bohlam
mati
2 Respon Respon Saklar 2 : Ketika ditekan 1x led
dan bohlam menyala, ketika
ditekan 1x lagi led dan bohlam
mati
3 Respon Respon Ketika ditekan 1x maka saklar 1
dan 2 mati
B. Analisa
Pada setiap penekanan tombol remote VCD, ada data-data yang
ditransmisikan ke sensor infrared. Data-data tersebut berupa data biner yang
bernilai 0 atau 1. Remote yang digunakan dalam rangkaian saklar jarak jauh
ini adalah jenis remote yang menggunakan protokol transmisi NEC. Seperti
yang telah dibahas pada landasan teori, bahwa ketika satu tombol remote
ditekan, maka akan mengirim leader code, custom code, dan data code.
Leader code merupakan bit awal yang ditransmisikan oleh remote, kemudian
dilanjutkan 8 bit custom code yang menunjukkan alamat device. Baik leader
code maupun custom code tidak digunakan dalam pemrosesan sinyal remote
ini karena dalam satu remote nilainya pasti sama. Sedangkan data code
memuat bit-bit command atau perintah yang masing-masing tombol berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Dengan memanfaatkan perbedaan nilai bit-bit data code ini bisa digunakan
sebagai masukan ke mikrokontrol sehingga dihasilkan keluaran yang
bervariasi. Misalnya tombol 1 untuk mengendalikan P0.0, tombol 2 untuk
mengendalikan P2.7, tombol 3 untuk mengendalikan P0.0 dan P2.7. jumlah
keluaran yang dapat dihasilkan tentunya sebanyak jumlah tombol yang ada
pada remote.
Ketika tombol 1 pada remote ditekan, sensor infrared menerima data-data
yang ditransmisikan, kemudian dari sensor diteruskan ke mikro melalui kaki
P3.3 (INT1). Setelah mendapatkan interupsi, maka mikro akan melakukan
delay selama 40,5 ms. Hal ini dilakukan untuk mengabaikan bit-bit leader
code yang memiliki periode 13,5 ms dan bit-bit custom code yang memiliki
periode 27 ms. Setelah itu mikro mulai menyimpan data code yang memiliki
panjang 8 bit. Data-data yang disimpan berupa data biner yang diterima oleh
sensor secara berurutan dari LSB ke MSB. Kemudian bit-bit data tersebut
disimpan dalam accumulator satu per satu dengan cara menggeser bit ke kiri
dengan perintah RLC A. Setelah data-data tersebut tersimpan secara utuh,
maka dilakukan pengecekan terhadap nilai data tersebut. Jika sesuai dengan
yang dituliskan dalam perintah, maka mikro akan mengaktifkan port-port yang
dituliskan dalam perintah tersebut.
cjne A,#90H,cekCH2 ;apakah data=90h
cpl CH1 ;channel 1 ON/OFF
CekCH2:
cjne A,#0B8H,cekCH3 ;apakah data=B8h
cpl CH2 ;channel 2 ON/OFF
CekCH3:
cjne A,#0F8H,cekCH4 ;apakah data=F8h
clr CH1 ;channel 1 OFF
clr CH2 ;channel 2 OFF
cekCH4:
jmp mulai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dari potongan skrip di atas dapat diketahui bahwa mikro melakukan
pengecekan nilai data dari suatu tombol remote yang ditekan. Jika tombol 1
ditekan maka remote akan mentransmisikan data code dengan nilai dalam
hexadesimal = 90h, maka ketika data tersebut berhasil disimpan oleh mikro,
selanjutnya bisa digunakan untuk merubah keadaan P0.0 dari 0 menjadi 1,
ketika tombol ditekan lagi maka keadaan juga akan berubah berkebalikan, dari
1 menjadi 0, begitu seterusnya sehingga tombol 1 bisa digunakan untuk ON
sekaligus OFF P0.0. Tombol 2 juga memiliki fungsi serupa dengan tombol 1,
hanya saja yang dikendalikan adalah P2.7. Sedangkan tombol 3 digunakan
untuk merubah kondisi P0.0 dan P2.7 menjadi 0 atau untuk mematikan kedua
saklar. Jika ditekan selain tombol 1, 2, atau 3 maka tidak akan menghasilkan
respon apa-apa terhadap rangkaian saklar karena dalam skrip hanya dibatasi
untuk tombol 1, 2, dan 3 seperti terlihat dalam potongan skrip tersebut di atas.
Jadi jika ingin menambahkan beberapa channel, maka dalam potongan skrip
di atas harus ditambahkan juga beberapa kondisi lagi. Penggunaan remote
sebagai masukan pun hanya terbatas pada remote yang memiliki protokol
transmisi NEC, selain itu tentunya tidak bisa diterapkan untuk rangkaian
saklar jarak jauh ini karena beda protokol akan menghasilkan perbedaan pada
data yang ditransmisikan sehingga tidak akan bisa terbaca oleh mikro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengujian hardware dan software serta analisa yang telah dilakukan
pada pembuatan rangkaian saklar jarak jauh menggunakan remote universal
ini diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Dengan menggunakan sinyal transmisi remote VCD universal, telah dibuat
sebuah sistem rangkaian saklar yang dikendalikan dari jarak jauh dengan
memanfaatkan tombol-tombol pada remote sebagai masukan saklar.
2. Sensor infrared dapat menangkap sinyal dari remote dengan baik pada
sudut penerimaan yang tegak lurus terhadap sensor pada jarak maksimum
12 m, sedangkan jika pada sudut penerimaan 45º sensor dapat menangkap
sinyal remote dengan baik maksimum pada jarak 8 m.
3. Alat ini memiliki dua channel output yang masing-masing dikendalikan
oleh tombol 1 dan tombol 2 pada remote, sedangkan tombol 3 digunakan
untuk mematikan channel 1 dan 2.
B. Saran
Untuk penyempurnaan lebih lanjut maka beberapa saran perlu
ditambahkan antara lain :
1. Jarak terima sinyal oleh sensor hanya ≤ 12 meter, untuk jarak yang lebih
jauh lagi bisa dikembangkan dengan menggunakan bluetooth.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Agfianto. 2006. Belajar mikrokontroler AT89C51/52/55. Yogyakarta : Gava
Media.
Agfianto. 2010. Tip dan Trik Mikrokontroler AT89 dan AVR. Yogyakarta : Gava
Media.
http://www.atmel.com
di-download tanggal : 15 Mei 2011
http://www.datasheet.com
di-download tanggal : 15 Mei 2011
http://www.nubielab.com/elektronika/analog/optotriac-moc-3041
di-download tanggal : 15 Mei 2011
http://www.vishay.com
di-download tanggal : 15 Mei 2011
http://www.alibaba.com/product-gs/287254490/VCD_2_0_3_0.html
di-download tanggal : 12 Juli 2011
http://www2.renesas.com/faq/en/mi_com/f_com_remo.html
di-download tanggal : 13 Juli 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user