perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id upaya ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR TOLAK PELURU GAYA
ORTODOKS MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS X PEMASARAN II
SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DIAN PRADANA ELHAQ
K4608030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dian Pradana Elhaq
NIM : K4608030
Jurusan/Program Studi : POK/Penjaskesrek
menyatakan skripsi saya berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR TOLAK PELURU GAYA ORTODOKS MELALUI MODIFIKASI
ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X PEMASARAN II SMK N
1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Dian Pradana Elhaq
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR TOLAK PELURU GAYA
ORTODOKS MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN
PADA SISWA KELAS X PEMASARAN II
SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
DIAN PRADANA ELHAQ
K4608030
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes Dra. Hanik Liskustyawati, M.kes NIP. 19490505 198503 1 001 NIP. 19630608 199010 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 27 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Budhi Satyawan, M.Pd __________________
Sekretaris : Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or __________________
Anggota I : Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes __________________
Anggota II : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes __________________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Dian Pradana Elhaq. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR TOLAK PELURU GAYA ORTODOKS MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X PEMASARAN II SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tolak peluru gaya ortodoks melalui modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan angket. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif .
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sikap belajar siswa pada tolak peluru gaya ortodoks pada pra siklus adalah 27,78% meningkat pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 63,89% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 23 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase sikap belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 94,44% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 34 siswa. Sedangkan untuk motivasi belajar siswa di dapat dari nilai sikap belajar atau afektif siswa dan nilai angket motivasi belajar siswa. Motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks pada pra siklus adalah 19,44% meningkat pada siklus I dalam kategori tuntas adalah 63,89% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 23 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase motivasi belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 94,44% dengan jumlah siswa yang tuntas 34 siswa. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa melalui modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan sikap belajar atau afektif siswa dan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks. Pembelajaran pada pratindakan bersifat konvensional, tidak menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif sehingga motivasi belajar rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I. Sikap belajar siswa dan motivasi belajar siswa meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II memberikan perubahan yang lebih baik sehingga bisa meningkatkan sikap belajar siswa dan motivasi belajar siswa serta menciptakan suatu pembelajaran yang berkualitas dan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Simpulan penelitian ini adalah melalui modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks pada siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Dian Pradana Elhaq. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE LEARNING MOTIVATION IN ORTHODOX STYLE OF SHOT PUTTING LEARNING MOTIVATION THROUGH MODIFIED LEARNING AID IN THE MARKETING X GRADERS OF SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, July 2012
This research aims to improve the student learning motivation in orthodox style of shot putting through modified learning aid in the Marketing X graders of SMK N 1 Banyudono Boyolali in the school year of 2011/2012.
This study was a classroom action research (CAR). The research was carried out in two cycles, each of which consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the Marketing X graders of SMK N 1 Banyudono Boyolali in the school year of 2011/2012, containing 36 students. The data source derived from teacher and students. Techniques of collecting data used were observation, interview, and questionnaire. The data validation was done using method triangulation technique. The data analysis was conducted using a descriptive qualitative technique of analysis.
The result of research could be concluded that student learning attitude to orthodox style of shot putting in pre-cycle of 27.78% increased in cycle I passing category of 63.89% with 23 students passing. In this cycle II there was an increase in percentage student learning attitude in passing category of 94.44% with 34 students passing. Meanwhile, the student learning motivation was obtained from the student learning attitude or affective domain and questionnaire value of student learning motivation. The learning motivation of orthodox style of shot putting in pre-cycle of 19.44% increased in cycle I passing category of 63.89% with 23 students passing. In cycle there was an increase in student learning motivation in passing category of 94.44% with 34 students passing. Such the data indicated that the modified learning aid could improve the student learning or affective attitude as well as learning motivation of orthodox style of shot putting. The learning in pre-cycle was conventional, not using innovative learning models, so that the learning motivation was low. The improvement occurred in cycle I. The student learning attitude improved despite less optimal. The implementation of cycle II provided better change so that it could improve the student learning attitude and motivation as well as created a high-quality learning and enjoyable learning circumstance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
The conclusion of research was that the modified learning aid could improve the learning motivation of orthodox style of shot putting in the Marketing X graders of SMK N 1 Banyudono Boyolali in the school year of 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
· Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti
takkan berhasil jika tidak mencoba.
(Beverly Sills)
· Saya datang, saya bimbing, saya ujian, saya revisi dan saya menang.
( Karo Cyber )
· Tiada do’a yang lebih indah selain do’a agar skripsi ini cepat selesai.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Dengan segenap cinta dan doa, kupersembahkan karya ini untuk :
v “Bapak dan Ibu ( tercinta ) Agus Sholichin dan Yani Purniasih”
Untuk ibuku tercinta yang telah melahirkanku, merawat dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran. Untuk Bapakku yang telah membimbingku sampai sekarang ini,selalu meberi nasehat, semangat dan teladan yang baik tentang kerja keras dan berusaha dengan keras.
v “Kakak-kakakku tercinta Nia Muflihah Dianawati dan keluarga, Ani Muslihah Rositasari dan keluarga, serta adikku tercinta Fitrilia Ayu Nugraheni”
Mereka yang selalu bersama dalam segala keadaan sampai sekarang ini, serta memberikan semangat dan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.
v Bapak Sugiyo S.Pd sebagai mitra kolaboratif penelitian.
Telah memberikan bimbingan dalam mengajar dan memberikan banyak pengalaman dan ilmu saat penelitian.
v Ziie’s Motivasi
Menjadi perjalanan dalam kematangan pemikiran dan kepribadian saya sampai saat ini.
v Anak-anak PENJAS 08, anak angkasa(robita, aris, adi, ageng, anggrada, norman, febriyoga, andiboncel, agus, kika, riskigawer,somad, vindi). Teman-temanku ino, pakdhe, ilfan, ayu ayik, ihwan, menyek, prima. Alfindita Anggriasa _ Spirit Motivation.
Mereka adalah teman-teman satu perjuangan sampai sekarang ini. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk kalian, tanpa kalian penelitian ini tidak akan selesai dengan baik. Semoga kalian mendapatkan balasan dari Allah SWT.Amin. PENJASKESREK 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami
hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut
dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
4. Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes, sebagai pembimbing I dan Dra. Hanik
Liskustyawati, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Kepala SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali, beserta staf dan jajarannya, serta
Bapak Sugiyo, S.Pd., sebagai mitra kolaboratif penelitian.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan karya ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Juli 2012
EDP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………… i
PERNYATAAN............................................................................................ ii
PENGAJUAN ............................................................................................... iii
PERSETUJUAN............................................................................................ iv
PENGESAHAN................ ............................................................................. v
ABSTRAK...................................................................................................... vi
MOTTO.......................................................................................................... x
PERSEMBAHAN........................................................................................... xi
KATA PENGANTAR.................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 7
1. Motivasi Belajar ................................................................... 7
a. Teknik Memotivasi Belajar ........................................... 8
b. Motivasi Dalam Pembelajaran ....................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Tolak Peluru ......................................................................... 13
a. Komponen Teknik Tolak Peluru .................................... 14
b. Teknik Tolak Peluru Gaya Ortodoks ............................. 17
c. Kesalahan Umum pada Tolak Peluru Gaya Ortodoks .. 19
3. Pembelajaran ........................................................................ 20
a. Ciri – ciri Pembelajaran ................................................. 21
b. Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. 23
4. Media Pembelajaran............................................................ 24
a. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran .................... 25
b. Pertimbangan Pemilihan Media .................................... 27
5. Pembelajaran Tolak Peluru dengan Modifikasi Alat .……. 28
a. Tujuan Modifikasi .......................................................... 28
b. Modifikasi Tujuan Pembelajaran .................................. 29
c. Modifikasi Media Pembelajaran ................................... 30
d. Modifikasi Alat pada Pembelajaran Tolak Peluru ........ . 31
B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35
A. Setting Penelitian ........................................................................ 35
1. Waktu Penelitian ................................................................... 35
2. Tempat Penelitian.................................................................. 36
3. Siklus PTK ............................................................................. 36
B. Subjek Penelitian ......................................................................... 37
C. Sumber Data ............................................................................... 37
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................... 37
E. Uji Validitas Data ........................................................................ 39
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 39
G. Indikator Kinerja Penelitian ....................................................... 40
H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 46
A. Deskripsi Pratindakan............................................................... 46
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus...................................... 49
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus.............................. 85
D. Pembahasan............................................................................... . 86
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 88
A. Simpulan........................................................................................ 88
B. Implikasi ....................................................................................... 89
C. Saran ............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 92
LAMPIRAN ...................................................................................................... 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Cara Memegang Peluru ................................................................... 15
Gambar 2.2. Cara Meletakkan Peluru ................................................................... 15
Gambar 2.3. Sikap Badan pada Waktu Akan Menolak Peluru ........................... 16
Gambar 2.4. Cara Menolak Peluru ........................................................................ 16
Gambar 2.5. Lapangan Tolak Peluru .................................................................... 17
Gambar 2.6. Rangkaian Gerakan Tolak Peluru Gaya Ortodoks ......................... 19
Gambar 2.7. Alur Kerangka Berpikir ................................................................... 34
Gambar 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas .......................................... 43
Gambar 4.1. Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pratindakan ............... 48
Gambar 4.2. Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pratindakan.......... 49
Gambar 4.3. Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus I ...................... 68
Gambar 4.4. Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus I................. 69
Gambar 4.5. Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus II..................... 83
Gambar 4.6. Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus II ............... 84
Gambar 4.7. Perbandingan Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks
Tiap Siklus. ....................................................................................... 85
Gambar 4.8. Perbandingan Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya
Ortodoks Tiap Siklus........................................................................ 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .................... 35
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ................................................. 38
Tabel 3.3. Indikator Ketercapaian Motivasi Belajar Siswa ................................. 40
Tabel 4.1. Diskripsi Pratindakan Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks
pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali ... 47
Tabel 4.2. Diskripsi Pratindakan Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks
pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali..... 48
Tabel 4.3. Diskripsi Data Akhir Siklus I Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali ................................................................................................. 68
Tabel 4.4. Diskripsi Data Akhir Siklus I Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali ................................................................................................. 68
Tabel 4.5. Diskripsi Data Akhir Siklus II Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali ................................................................................................. 82
Tabel 4.6. Diskripsi Data Akhir Siklus II Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali ................................................................................................ 83
Tabel 4.7. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMKN 1 Banyudono Boyolali ............................................................ 85
Tabel 4.8. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono Boyolali .................................... 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 pada Pertemuan 1... 94
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 pada Pertemuan 2.. 109
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 pada Pertemuan 3... 124
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 pada Pertemuan 1... 138
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 pada Pertemuan 2.. 152
Lampiran 6. Rekap Penilaian Tolak Peluru Pratindakan ................................... 167
Lampiran 7. Penilaian Angket Motivasi Belajar Pratindakan ............................ 168
Lampiran 8. Nilai Motivasi Belajar Pratindakan................................................. 169
Lampiran 9. Rekap Penilaian Tolak Peluru Siklus 1 ......................................... 170
Lampiran 10. Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus 1 ..................... 171
Lampiran 11. Nilai Motivasi Belajar Siklus 1 ..................................................... 172
Lampiran 12. Rekap Penilaian Tolak Peluru Siklus 2 ....................................... 173
Lampiran 13. Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus 2 ..................... 174
Lampiran 14. Nilai Motivasi Belajar Siklus 2 ..................................................... 175
Lampiran 15. Instrumen Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya Ortodoks ….......................................................... 176
Lampiran 16. Angket Tes Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya Ortodoks …....….................................................... 178
Lampiran 17. Kunci Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tolak Peluru Gaya Ortodoks ............………. 184
Lampiran 18. DOKUMENTASI ......................................................................... 185
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses pembelajaran aktivitas
jasmani yangdirancangdan disusunsecara sistematik untuk meningkatkan
kebugaran jasmani,mengembangkan keterampilan motorik dan berperilaku hidup
sehat dan aktif.Tujuan yang ingin di capai dalam pendidikan jasmani mencakup
pengembangan individu secara menyeluruh.Artinya cakupan dalam pendidikan
jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, tetapi juga pada aspek afektif,
kognitif, dan psikomotor.Selain itu pendidikan jasmani juga mencakup aspek
mental, emosional, dan sosial.
Perlu diketahui oleh seorang guru pelajaran dalam pendidikan jasmani
atau olahraga dikenal siswa sebagai pelajaran yang membuat capek, bosan, dan
rasa malas pada siswa/siswi.Apalagi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan
yang muridnya mayoritas perempuan yang mempunyai karakter cepat bosan pada
waktu pelajaran olahraga atau pendidikan jasmani.Berdasarkan karakteristik siswa
Sekolah Menengah Kejuruan tersebut, maka pembelajaran dalam olahraga di
Sekolah Menengah Kejuruan harus di sesuaikan dengan kondisi siswa-
siswinya.Untuk mengatasi hal tersebut, maka pembelajaran dalam olahraga
hendaknya bisa di ajarkan secara bervariasi dalam bentuk aktivitas yang
menyenangkan.Selain itu pembelajaran juga dapat menyenangkan apabila sarana
prasana yang di gunakan ada atautersedia, ataubisamenggunakanalat-alat yang
telahdimodifikasi.Upaya meningkatkan motivasi belajar dalam pelajaran olahraga
dapat diterapkan melalui bentuk-bentuk pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa. Seorang guru harus mampu menerapkan
pendekatan pembelajaran yang baik dan tepat. Dengan pendekatan pembelajaran
yang tepat dan baik, siswa akan mudah menerima materi pelajaran dan hasilnya
juga akan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Biasanya dalam pembelajaran selalu menekankan pada pencapaian tujuan
prestasi tanpa melakukan modifikasi dalam pembelajaran, baik modifikasi
peraturan, ukuran lapangan, alat-alat yang di gunakan, maupun jumlah pemain
saat melakukan permainan. Sehingga pembelajaran ini membuat siswa kurang
senang bahkan akan merasa cepat bosan untuk melakukan kegiatan pendidikan
jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melakukan tugas
yang di berikan dalam bentuk yang sesungguhnya dan membuat siswa merasa
malas untuk melakukan apa yang di ajarkan oleh gurunya.. Untuk itu dalam
pembelajaran perlu adanya modifikasi olahraga sebagai suatu pendekatan yang
bisa membuat siswi atau siswa akan lebih merasa nyaman dan senang saat
kegiatan pembelajaran dan tidak membosankan untuk siswa siswinya. Guru harus
memiliki kemampuan atau kreatifitas untuk memodifikasi keterampilan yang
hendak diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Guru harus lebih
kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tanpa
meninggalkan tujuan awal dari pembelajaran tersebut, sehingga tercipta
pembelajaran yang aktif bagi setiap siswa.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 1 Banyudono kelas X Pemasaran II, siswa-siswi di
kelastersebutmasihkurang minat dan kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran olahraga khususnya pada pelajaran tolakpelurugaya menyamping
atau gayaortodoks. Siswa sering merasa bosan saat kegiatan pembelajaran
berlangsung, karena mereka merasa tidak bisa menguasai materi yang di ajarkan
saat pembelajaran. Saat pembelajaran siswa di berikan materi cara memegang dan
melakukan lemparan, mereka belum mampu melakukan gerakan keseluruhan
dengan benar. Apalagi apabila dituntut jauh lemparan dengan jarak yang sudah
ditentukan.Berdasarkan observasi, banyaksiswa yang memilih untuk melihat saja
dan sedikit siswa yang memilih untuk mencoba melakukan gerakan tolakan yang
di ajarkan. Sehingga saat pengambilan nilai, siswa yang gagal mencapai sekitar
72% atau sejumlah 26 siswa dari 36 siswa. Siswa tidak menguasai materi tolak
peluru gaya ortodoks yang di ajarkan, karena saat pembelajaran siswa kurang
minat untuk mengikuti dan mempelajari setiap gerakan yang di ajarkan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 Siswa masih melakukan tolakan dengan asal-asalan, karena minat siswa pada
waktu mengikuti pelajaran masih sangat kurang. Hasil dari observasi masih
terdapat banyak siswa yang kurang antusia atau minat pada pelajaran tolak peluru
gaya ortodoks. Dari siswa yang berjumlah 36 hanya 28% siswa yang minat dan
memiliki sikap dalam belajar yang baik saat mengikuti pelajaran tolak peluru gaya
ortodoks atau sekitar 10 siswa saja yang minat dan sikap belajar yang baik pada
pelajaran tolak peluru gaya ortodoks. Sedangkan72% atau sekitar 26 siswa masih
sangat kurang termotivasi dan minat mengikuti pelajaran tolak peluru gaya
ortodoks. Masih terdapat kendala dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks,
antara lain siswa kurang senang dalam pelajaran tolakpeluru, siswa cepat bosan
pada waktu KBM berlangsung.Selain itu apabila siswa tidak senang dengan
materi yang diajarkan pada hari itu banyak siswa yang memilih tidak mengikuti
olahraga, dengan berbagi macam alasan. Terlihat saat peneliti melakukan
observasi yaitu banyak siswa bermalas-malasan, duduk-duduk dan ada beberapa
yang memilih ijin untuk tidak mengikuti pembelajaran saat itu.
Selain itu ada kendala lain yaitu pembelajaran yang masih monoton
sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik dan kurang termotivasi dengan
pelajaran tersebut, serta kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah
tersebut.Sarana dan prasarana ini juga penting untuk menunjangkeberhasilan
siswa.Siswa juga kadang bosan dan bermalas-malasan karena alatatau mediayang
digunakan kurang memadahi dan kurang menyenangkan untuk pembelajaran.
Media pembelajaran yang tersedia di SMK N 1 Banyudono masih sangat terbatas
dan belum mampu membangkitkan kesenangan siswa terhadap materi yang
diajarkan.
Pemilihan media alat bantu perlu mempertimbangkan tingkat
keekonomisan media tersebut. Tidak harus media yang digunakan yaitu alat-alat
bantu yang di beli dengan harga mahal, tetapi dengan pengeluaran yang
seminimal mungkin alat bantu tersebut memiliki banyak manfaat dan kegunaan
yang lebih dalam proses pembelajaran. Yang terpenting dengan adanya media alat
bantu ini siswa akan lebih tertarik untuk menggunakan atau mencoba alat bantu
yang sudah dimodifikasi. Dengan adanya modifikasi pembelajaran tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran, serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
tidak membosankan bagi siswa. Modifikasi pendidikan jasmani tidak hanya pada
aspek alat saja, tetapi bisa juga pada aspek materi, ukuran lapangan, bentuk
lapangan, jumlah pemain, maupun permainannya.
Mengenai modifikasi, Yoyo Bahagia dan Adang Suherman
berpendapat,”Memodifikasi merupakan cara untuk menuntun, mengarahkan, dan
membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang
tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi” (2000:1). Salah
satu pendekatan yang dapat di gunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan
pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu berupa media yaitu pendekatan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan memotivasi siswa pada
pelajaran tolak peluru serta membantu siswa lebih mudah mempelajari
keterampilan dasar tolak peluru tanpa ada rasa takut untuk melakukannya.
Biasanya siswa cenderung takut apabila dalam pembelajaran menggunakan peluru
yang sebenarnya, karena dengan ketakutan siswa itu akan menghambat proses
belajar mengajar dan membuat siswa kurang percaya diri untuk melakukan
gerakan pada tolak peluru gaya ortodoks.Sehingga perlu adanya modifikasi pada
media alat bantu untuk siswa dalam melakukan tolak peluru gaya ortodoks. Agar
dalam pembelajaran tersebut, siswa akan lebih termotivasi karena adanya alat
bantu modifikasi yang menarik perhatian siswa. Dengan adanya alat bantu yang
dimodifikasi siswa akan merasa lebih aman dan nyaman apabila ingin melakukan
atau mencoba gerakan tolak peluru secara keseluruhan. Selain itu siswa juga akan
merasa lebih senang dan bertambah semangat dalam pembelajaran apabila ada
alat bantu yang memadahi yang dapat digunakan.
Keberadaan siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Karena siswa yang tidak senang, kurang sungguh-sungguh,
bermalas-malasan dan kurang adanya minat dalam mengikuti pelajaran, akan
mempengaruhi hasil belajar yang kurang baik pada siswa.Di samping itu
pendekatan pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks yang selama ini diterapkan
oleh guru belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 keterampilan gerak dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan
jasmani khususnya pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks masih sangat rendah.
Kondisi seperti ini harus diperhatikan dan perlu ditelusuri faktor-faktor
penyebabnya.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan di
atas,peneliti merasa tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
pada siswa kelas X Pemasaran II SMK N 1 Banyudono dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Melalui Modifikasi
Alat Pembelajaran Pada Siswa KelasX Pemasaran II SMK N 1 Banyudono
Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012 “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
makadapatdirumuskanmasalah sebagai berikut :
Bagaimanakah penggunaan modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks pada siswa kelas X Pemasaran II
SMK N 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk :
Mengetahui peningkatan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks melalui
penggunaan modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas X Pemasaran II
SMK N 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru Penjas SMK N 1 Banyudono
a) Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pembelajaran yang
akan dilakukan.
b) Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan
mengembangkan model-model alat bantu pembelajaran untuk siswa-siswi
dengan penggunaan media pembelajaran yang dimodifikasi dalam
perancangan pembelajaran PAIKEM.
2. Bagi Siswa kelas X PM II
a) Dapat lebih meningkatkan motivasi, minat belajar dan kemampuan tolak
peluru gaya ortodoks, serta mendukung pencapaiaan prestasi pada tolak
peluru gaya ortodoks.
b) Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada pelajaran olahraga
khususnya tolak peluru gaya ortodokssehingga hasil belajarnya juga akan
meningkat.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan hasil yang fakta dalam pembelajaran bahwa model
pembelajaran melalui media alat pembelajaran yang dimodifikasi dapat
meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa. Sehingga membuat siswa
lebih aktif mengikuti materi dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Motivasi Belajar
Motivasi yang pada umunya diartikan sebagai suatu dorongan, sebenarnya
adalah merupakan proses. Mengenai motivasi, Heru Suranto
berpendapat,”motivasi merupakan seluruh proses dari adanya kebutuhan, yang
menimbulkan dorongan untuk dilakukannya perilaku tertentu, demi memenuhi
kebutuhan yaitu tercapainya tujuan” (2005:42). Jadi motivasi sangat berpengaruh
dalam tercapainya tujuan dari pembelajaran. Jika motivasi merupakan proses,
maka sebenarnya yang menjadi sumbernya adalah yang disebut motif. Mengenai
motif, Rochman Natawidjaja berpendapat, ”motif ialah setiap kondisi atau
keadaan seseorang atau suatu organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk
memulai atau melanjutkan suatu atau serangkaian tingkah laku atau perbuatan”
(1979:78). Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai penggerak atau
pendorong bagi manusia ke arah tujuan tertentu. Proses pengerahan motif inilah
yang disebut motivasi, atau dengan kata lain motivasi merupakan suatu proses
untuk menggiatkan motif, menguatkan motif sehingga individu tersebut
melakukan perbuatannya. Mengenai motivasi, Mohamad Surya berpendapat,
”motivasi mempunyai karakteristik, sebagai hasil dari kebutuhan, terarah kepada
suatu tujuan dan menopang perilaku” (2004:62). Motif timbul karena adanya
kebutuhan yang mendorong individu untuk melakukan tindakan yang terarah
kepada suatu tujuan.
Manusia sebagai individu maupun makhluk sosial, memilki dua motif
sesuai dengan kebutuhammya sebagai manusia, yaitu motif dari luar dan motif
dari dalam. Karena sumbernya penggerak atau pendorong (motif) dapat dari
dalam dan dari luar, maka sebagai prosesnya yaitu motivasi juga ada dua macam
yaitu motivasi dalam (intrinsik) dan motivasi luar (ekstrinsik).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Motivasi Intrinsik timbul dari individu sendiri tanpa ada dorongan orang
lain. Motivasi intrinsik ini antara lain selalu berfikiran optimis dan positif dalam
menjalani hidup. Sedangkan motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh
dari luar, bisa karena materiil misal ingin mendapatkan uang. Namun bisa juga
bukan karena materiil misal ingin pintar. Bisa juga karena ajakan, suruhan bahkan
paksaan dari orang lain.
Motivasi belajar sangat perlu, sebab seseorang yang tidak memiliki
motivasi belajar tidak akan mungkin ada kegiatan belajar. Motivasi merupakan
penentu dari tingkah laku siswa. Motivasi belajar berperansebagaipenunjang
dariprestasi dan hasil belajar siswa. Hubungan motivasi belajar dan prestasi
belajar saling berkesinambungan. Dengan kata lain hasil dari prestasi belajar yang
baik dipengaruhi dari motivasi belajar siswa yang baik pula. Prestasi belajar siswa
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor baik berasal dari dalam diri siswa
maupun yang berasal dari luar diri siswa. Menurut Rusli Lutan
(2000:68),”keterlibatan anak atau siswa dalam pendidikan jasmani adalah
bertujuan untuk meraih sukses, pengalaman berhasil merupakan sumber motivasi,
berikan pengalaman sukses bagi setiap anak atau siswa”. Pengalaman sukses
merupakan faktor penting untuk membangkitkan motivasi anak.Keberhasilan
siswa dalam belajar juga sangat dipengaruhi dari motivasi belajar siswa. Semakin
besar motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran maka tanpa disadari hasil belajar
siswa juga akan bertambah dengan baik. Untuk membangkitkan motivasi siswa
setiap guru pendidikan jasmani harus mempunyai cara atau teknik untuk
memotivasi siswa yang baik.
a. Teknik Memotivasi Belajar
Guru pendidikan jasmani sering mengeluh karena murid-muridnya dinilai
malas dan tidak berdisiplin mengikuti pembelajaran. Kebanyakan guru membina
disiplin dengan membuat peraturan yang tegas, cara itu tidak cukup. Mengenai
teknik memotivasi, Rusli Lutan berpendapat, ”memotivasi anak tidak cukup
hanya dengan menjelaskan maksud dan tujuan tugas. Begitu juga perilaku
disiplin, tidak dapat dibina dengan ceramah. Disiplin tidak terwujud dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 perilaku dengan sendirinya, melainkan diperoleh melalui belajar dan
pembentukan” (2006:67). Bila anak atau siswa tidak menyukai pendidikan
jasmani, pasti ada yang salah. Bukan anaknya, tapi suasana pengajarannya. Sebab
anak pada dasarnya senang bermain, dan pendidikan jasmani pada hakikatnya
adalah pendidikan melalui permainan. Sering guru pendidikan jasmani mengeluh
karena siswa malas mengikuti pelajaran. Gejalanya antara lain yaitu mereka suka
membolos, banyak yang memilih ijin dengan berbagai alasan ataupun ikut serta
partisipasinya kurang maksimal. Pembelajaran akan berhasil mencapai tujuannya
kalau anak aktif melaksanakan tugas yang diajarkan.Untuk membangkitkan
motivasi siswa dan kriteria berhasil juga disesuaikan dengan tingkat
perkembangannya. Hindarkan pemberian target yang tidak sesuai dengan
kemampuan siswa.
Untuk membangkitkan motivasi, ada beberapa cara yang dapat diterapkan
adalah sebagai berikut :
1) Dengan beberapa permainan yang dapat memotivasi, sebagai contoh permainan penyesuaian sasaran lemparan. Permainan ini bertujuan untuk memotivasi siswa dalam melakukan tugas dari yang mudah setelah berhasil kemudian ke tugas yang lebih bertingkat sesuai dengan kemampuan siswa.
2) Modifikasi cabang olahraga. Teknik lainnya yaitu dengan cara mengubah cabang olahraga, misalnya tinggi jaring deperendah, luas lapangan diperkecil, lebar gawang dipersempit, jumlah pemain dikurangi. Atau bola yang digunakan lebih besar ukurannya dan ringan atau sebaliknya lebih kecil ukurannya. Banyak tugas gerak yang gagal dikarenakan tidak sesuai dengan kemampuan siswa, karena tugas gerak itu sebenarnya hanya cocok untuk orang dewasa dan orang yang sudah terlatih dengan baik. Guru pendidikan jasmani dapat memodifikasi cabang itu agar sesuai dengan kemampuan siswa.
3) Motivasi dari dalam diri anak. Yang harus dibiasakan adalah menumbuhkan dorongan dari dalam diri anak untuk mencintai pendidikan jasmani. Dorongan dari dalam ini memmang berkaitan dengan rasa puas, senang dan berhasil. Sebagai lawan dari dorongan dari dalam adalah motivasi dari luar. Hal ini dapat berupa pujian dan hadiah atau sesuatu yang menyenangkan.
4) Variasi antar tugas. Variasi merupakan salah satu sumber motivasi. Kegiatan monoton akan menyebabkan anak cepat bosan. Karena itu rencanakan variasi tugas dalam bentuk mempermudah ataupun mempersukar bentuk tugasnya. (Rusli Lutan, 2000: 68-72)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pembelajaran memotivasi siswa itu sangat penting, karena kriteria
siswa dapat berhasil bisa dilihat dari seberapa besar motivasi belajar yang
ditunjukkan.
b.Motivasi Dalam Pembelajaran
Salah satu fungsi pengajar adalah memberikan motivasi kepada pihak
yang diajarkan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin
secara efektif dan produktif. Ada sejumlah indikator untuk mengetahui siswa
yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah :
1) Memiliki gairah yang tinggi 2) Penuh semangat 3) Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi 4) Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu 5) Memiliki rasa percaya diri 6) Memilki daya konsentrasi yang lebih tinggi 7) Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi 8) Memilki kesabaran dan daya juang yang tinggi. (Mohammad Asrori,
2007:184)
Guru akan merasa enak dan antusias dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran apabila dalam proses pembelajaran indikator di atas dapat
berkembang dan muncul. Dalam pembelajaran tidak semua siswa memilki
motivasi yang sama, ada sejumlah siswa bermotivasi rendah. Sejumlah
indikator siswa yang memiliki motivasi rendah, yaitu:
1) Perhatian terhadap pelajaran kurang 2) Semangat juangnya rendah 3) Mengerjakan sesuatu merasa seperti diminta membawa beban berat 4) Sulit untuk bisa “jalan sendiri” ketika diberikan tugas 5) Memiliki ketergantungan kepada orang lain 6) Mereka bisa jalan kalau sudah “dipaksa” 7) Daya konsentrasi kurang 8) Mereka cenderung menjadi pembuat kegaduhan 9) Mudah berkeluh kesah dan psemis ketika menghadapi kesulitan.
(Mohammad Asrori, 2007:184-185)
Motivasi berkembang dari dalam diri mereka sendiri. Ada siswa yang
memiliki motivasi tinggi dan tidak sedikit siswa memiliki motivasi rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
sehingga harus ada upaya serius dari guru untuk mengembangkannya. Namun
demikian, bukan berarti upaya pengembangan motivasi hanya diberikan
kepada siswa yang memilki motivasi belajar rendah. Kepada siswa yang
memilki motivasi belajar tinggi pun harus tetap dilakukan pembinaan, karena
ada kemungkinan motivasi belajar mereka itu mengalami grafik yang naik
turun.
Peranan motivasi belajar sangat diperlukan dalam kegiatan belajar
mengajar. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan keaktifan
siswa, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan
kegiatan belajar. Mengenai peranan motivasi belajar, Sardiman A.M
berpendapat,”motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi” (1994:85). Seseorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil belajar yang baik. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa cara
menumbuhkan motivasi ada bermacam-macam. Guru harus hati-hati dalam
menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar di sekolah, antara lain:
1) Memberi angka 2) Pemberian Hadiah 3) Saingan atau Kompetisi 4) Menumbuhkan Ego-involvement (kesadaran siswa) 5) Memberi Ulangan 6) Mengetahui Hasil 7) Memberi Pujian 8) Memberi Hukuman 9) Menumbuhkan Hasrat Belajar
10) Menumbuhkan Minat 11) Memberikan Tujuan yang diakui. (Sardiman A.M. 1994:91-94)
Untukmeningkatkan motivasi belajarsiswa,guru harus memiliki strategi
yang tepat untuk diberikan kepada siswa. Dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang mencakup cara-cara untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.Beberapa teori yang telah dikemukakan
diatas dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam mewujudkan berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
upaya memberikan motivasi. Beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan
acuan antara lain:
1. Prinsip Kompetisi Yang dimaksud dengan prinsip kopetisi adalah persaingan secara
sehat, baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi inter pribadi atau self competition adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu. Kompetisi antar pribadi adalah persaingan antara individu yang satu dengan yang lain. Dengan persaingan secara sehat, dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara sehat dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara lebih baik. 2. Prinsip pemacu
Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu tertentu. Pemacu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan, percontohan, dsb. Dalam hal ini motif teraturuntuk mendorong selalu melakukanberbagai tindakan untuk kerja yang sebaik mungkin. Hal ini dapat dilakukan melalui konsultasi pribadi, nasehat atau amanat dalam upacara, ceramah kegamaan, bimbingan, pembinaan, dsb. 3. Prinsip ganjaran dan hukuman
Ganjaran yang diterima oleh seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan yang menimbulkan ganjaran itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yang memadai, cenderung akan meningkatkan motivasi. Misalnya pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi. Demikian pulahukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu. Hal yang harus diingat adalah agar ganjaran dan hukuman itu dapat diterapkan secara proporsional dan benar-benar dapat memberikan motivasi. 4. Pengembangan minat
Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Para pengajar diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian siswa akan memperoleh kepuasan untuk unjuk kerja yang baik. Pada gilirannya dapat menumbuhkan motivasi belajar secara efektif dan produktif. 5. Keteladanan
Perilaku pengajar (guru) secara langsung atau tidak langsung, mempunyai pengaruh terhadap perilaku siswa yang baik, yang sifatnya positif maupun negatif. Perilaku guru dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa, dan sebaliknya dapat menurunkan motivasi belajar. Sehubungan dengan itu, maka sangat diharapkan agar perilaku guru dapat menjadi sumber keteladanan bagi para siswanya. Dengan contoh-contoh yang dapat diteladani. (Mohamad Surya, 2004:65-67).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Tolak Peluru
Mengenai atletik, Yoyo Bahagia, Ucup Yusup dan Adang Suherman
berpendapat, ”Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, yang
dilakukan oleh manusia sejak zaman Yunani Kuno sampai dewasa ini. Istilah
atletik yang di kenal dewasa ini berasal dari bahas Yunani, yaitu athlon yang
berarti berlomba atau bertanding” (2000:9). Istilah atletik di Indonesia diartikan
sebagai cabang olahraga yang memperlombakan nomor-nomor jalan, lari, lompat
dan lempar.
Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga
atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak suatu benda yang
berbentuk bulat dengan berat tertentu yang terbuat dari logam (peluru) untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya dengan menggunakan beberapa bentuk gaya.
Sesuai dengan namanya tolak bukan melempar, alat itu ditolak atau didorong
dengan satu tangan, bermula di letakkan dipangkal bahu. Dalam tolak peluru
pencapaiaan prestasi atau hasil yang bagus membutuhkan kondisi fisik yaitu
kekuatan (power). Peluru harus terbuat dari materi padat seperti besi, kuningan
atau metal lainnya. Peluru beratnya 7,26 kg dan diameternya 110-130 mm untuk
putra dan untuk putri 4 kg dengan diameter 95-110 mm. Mengenai tolak peluru
Yoyo Bahagia, Ucup Yusup dan Adang Suherman berpendapat, ”Fase gerak
dalam tolak peluru secara berurutan terdiri antara lain cara memegang peluru,
posisi awal, meluncur, memindahkan badan, menolak atau melepas peluru dan
recovery” (2000:27). Sementara itu gaya tolak peluru yang biasa dilakukan, yaitu
gaya menyamping dan gaya membelakangi.
Prinsip dari tolak peluru sendiri adalah mencapai jarak tolakan yang
sejauh-jauhnya. Untuk mencapai tolakan yang jauh, maka seorang pelempar dapat
melakukannya dengan berbagai gaya, salah satunya adalah gaya menyamping.
Tolak peluru gaya menyamping disebut juga gaya ortodoks. Gaya ini merupakan
gaya dalam tolak peluru yang biasanya digunakan untuk pembelajaran di sekolah-
sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Mengenai tolak peluru Aip Syarifuddin, Muhadi berpendapat,”Tolak
peluru gaya menyamping ini pertama kali digunakan oleh para atlet dalam
perlombaan tolak peluru. Namun sampai sekarang masih ada yang
mempergunakan, terutama oleh para siswa dalam kelangsungan proses belajar
mengajar tolak peluru di sekolah-sekolah” (1992:151). Karena tolak peluru
gaya menyamping ini termasuk gaya yang termudah untuk diajarkan kepada
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Mengenai tolak peluru Tamsir Riyadi berpendapat,”bahwa perlu
diketahui juga adanya beberapa prinsip yang harus diketahui dalam tolak
peluru, yaitu : Tenaga pendorong harus berasal dari bagian belakang benda
yang dilemparkan atau ditolak.Titik lepas benda sejauh-jauhnya dari badan”
(1985:121).
a. Komponen Teknik Tolak Peluru
Teknik merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu
cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu
kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang
optimal dalam latihan atau suatu perlombaan.
Teknik tolak peluru merupakan faktor yang sangat penting dan harus
dikuasai oleh seorang pelempar. Teknik tolak peluru terdiri dari beberapa
bagian yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan
harmonis.
Teknik untuk tolak peluru yang harus dipahami dan dikuasai oleh para
murid maupun para atlet, antara lain adalah: (1) Cara memegang dan
meletakkan peluru, (2) Sikap badan pada waktu akan menolak, (3) Cara
menolak peluru, (4) Sikap akhir setelah menolak, (5) Cara mengambil awalan
(Aip Syarifuddin, Muhadi, 1992:82). Secara singkat teknik tolak peluru
dijelaskan sebagai berikut:
1) Cara memegang dan meletakkan peluru
Peluru diletakkan pada ujung pangkal telapak tangan dengan jari-jari tangan dijarangkan mencengkeram atau memegang peluru. Ibu jari tangan menjaga agar peluru tidak tergelincir ke dalam, dan jari kelingking menjaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
agar peluru tidak tergelincir ke luar. Cara memegang peluru dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1. Cara Memegang Peluru ( Tamsir Riyadi, 1985:122)
Kemudian cara meletakkan peluru. Sebenarnya peluru itu tidak benar-
benar diletakkan diatas bahu atau pundak, tetapi agak turun ke depan melekat pada pangkal leher. Bagian peluru yang terletak antara ibu jari dan jari telunjuk sedikit melekat pada tulang selangka (clavikula), sedang peluru bagian atas menempel pada pangkal dagu (rahang bawah). Pada posisi itu siku dibuka tidak lebih dari 90º . Tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada di depan badan lemas untuk menjaga keseimbangan. Cara meletakkan peluru dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.2. Cara Meletakkan Peluru ( Tamsir Riyadi, 1985:123 )
2) Sikap badan pada waktu akan menolak peluru
Kaki kiri di depan lurus, kaki kanan di belakakng dengan lutut dibengkokkan, berat badan pada kaki kanan, dan badan menyampingi arah tolakan. Tangan kiri dengan siku dibengkokkan menuju arah tolakan lemas (bagi orang yang tidak kidal). Kepala rileks atau lemas, pandangan mengarah ke bawah-depan. Dalam posisi menolak ini seluruh bagian badan rileks. Selanjutnya diteruskan dengan gerakan menolak. Sikap badan pada waktu akan menolak dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 2.3. Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak ( Aip Syarifuddin, 1992:83)
3) Cara menolak peluru
Peluru dari bahu didorong dengan tangan kanan ke atas ke depan sekuat-kuatnya, hingga tangan lurus. Gerakan dimulai dari persendian bahu dan peluru lepas pada saat tangan lurus dengan jari-jari tangan mendorong belakang peluru. Peluru ditolakkan dengan kekuatan tangan, dibantu dengan kekuatan seluruh anggota badan dengan menolak kaki kanan dan melonjakka badan ke atas ke depan. Saat menolakkan peluru, sikap kepala dan dada harus tengadah, pandangan tertujuke arah sasaran. Cara menolak peluru dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. 4. Cara Menolak Peluru ( Tamsir Riyadi, 1985:124 )
4) Sikap akhir setelah menolakkan peluru
Sikap akhir setelah menolakkan peluru sering juga dikatakan dengan gerakan lanjutan (follow thrue), yaitu kaki kanan mendarat kaki kiri diangkat lemas kebelakang, badan condong ke depan, tangan kiri ke bawah belakang dan tangan kanan dengan sikut dibengkokkan berada depan dekat perut untuk menjaga keseimbangan agar tidak jatuh kedepan. Pandangan kearah jalannya jatuh peluru dan ke tempat peluru jatuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5) Cara mengambil awalan
Dalam perlombaan tolak peluru dilaksanakan dalam lapangan yang berbentuk lingkaran, dengan ukuran sebagai berikut: Garis tengah lingkaran=2,135m, sudut lemparan=34,92º, balok tolakan tebalnya= 10cm dan panjangnya=1,22m, dan batas tengah lapangan kiri dan ke kanan masing-masing=0,50m yaitu batas ke luar setelah menolak. Dapat di lihat pada gambar berikut:
Gambar 2.5. Lapangan Tolak Peluru (Sumber : www.iaaf.org/technicalarea.comprules2010. 5 Agustus 2012)
Cara mengambil awalan dalam tolak peluru yang biasa digunakan ada
dua cara atau dua gaya, yaitu cara atau gaya menyamping dan gaya
membelakangi. Gaya menyamping sering digunakan dan dipakai, terutama
bagi atlet pemula termasuk bagi anak-anak sekolah.
b. Teknik Tolak Peluru Gaya Ortodoks
Tolak peluru gaya ortodoks merupakan salah satu gaya dalam tolak
peluru. Gaya ortodoks atau dapat disebut dengan gaya menyamping yaitu saat
akan melakukan tolakkan posisi badan menyamping dari sektor lapangan.
Tujuannya yaitu menolak peluru dengan tangan untuk mencapai jarak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sejauh-jauhnya. Untuk dapat menolak peluru sejauh-jauhnya, seorang tersebut
harus dapat menguasai teknik tolak peluru yang benar. Dalam hal ini Tamsir
Riyadi (1985:121) menyatakan “bagaimana menolak peluru yang benar, hal ini
perlu meninjau beberapa segi yang menyangkut masalah teknik menolak
peluru secara keseluruhan”.
Menurut Tamsir Riyadi (1985:126-128) teknik tolak peluru gaya
menyamping atau gaya ortodoks adalah sebagai berikut:
1. Peluru siap dipegang (dengan tangan kanan) dan diletakkan pada pangkal leher seperti telah diutarakan pada teknik tolak peluru diatas.
2. Sikap permulaan berdiri miring, arah tolakan di sebelah kiri badan. Lutut kaki kanan agak ditekuk, kaki kiri dijulurkan ke belakang agak lurus dan rileks ataun lemas berpijak pada ujung kaki. Tangan atau lengan kiri diangkat rileks seti ggi bahu atau lebih. Berat badan sebagian besar pada kaki kanan. Pandangan ke depan bawah.
3. Sebelum meluncur ke kiri, kaki kiri diangkat ke depan terus melingkar ke samping kiri dan kembali berpijak di tempat semula. Ayunan kaki kiri ini hanya merupakan gerakan pendahuluan saja, untuk mencari keseimbangan. Maka gerakan pendahuluan ini cukup dilakukan dua atau tiga kali saja.
4. Setelah keseimbangan badan benar-benar mantap, maka pada putaran atau ayunan kaki yang terakhir, kaki kiri tadi tidak perlu diletakkan di tanah, tetapi justru agak ditarik kekanan sehingga tungkai (betis) kiri berada di belakang betis atau kaki kanan, atau lebih ke kanan lagi (agak menyilang). Dari sinilah kaki kiri diayunkan cepat ke samping kiri dengan disertai tolakan kaki kanan. Tolakan kaki ini harus datar dan rendah saja (bukan meloncat atau melambung). Akhir dari gerakan meluncur ke kiri ini, kaki kanan mendarat terlebih dahulum kira-kira pada pusat lingkaran, sedang kaki kiri terus dijulurkan jauh ke samping kiri, sehingga saat berpijak di tanah ujung telapak kaki hampir atau sedikit menyentuh bidang dalam balok penahan. Saat inilah terjadi sikap atau posisi menolak seperti telah diuraikan terdahulu.
5. Dari sikap atau posisi menolak ini, peluru segera ditolakkan dengan cara seperti telah diuraikan di atas. Agar lebih jelas dapat melihat gambar serangkaian gerakan tolak peluru sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 2.6. Rangkaian Gerakan Tolak Peluru Gaya Ortodoks ( Tamsir Riyadi, 1985:127 )
c. Kesalahan Umum Pada Tolak Peluru Gaya Ortodoks
Dalam melakukan setiap gerakan menolak terdapat beberapa kesalahan
yang sering terjadi. Kesalahan tersebut harus mendapakan arahan yang benar
dari pengajar. Bagian-bagian saat menolak yang sering terjadi kesalahan,
antara lain sebagai berikut:
1) Sikap Permulaan Selama gerakan meluncur ke samping dan saat posisi menolak letak peluru harus tetap berada pada tempat semula, yaitu tetap menempel pada pangkal leher. Kesalahan yang sering terjadi biasanya selalu cenderung menurunkan peluru dari pangkal leher selama melakukan luncuran ke samping.
2) Saat Menolak Saat melakukan luncuran ke samping cukup rendah saja dan badan di dorong ke arah tolakan. Kesalahan yang sering terjadi biasanya saat melakukan luncuran ke samping di lakukan terlalu tinggi atau melambung. Luncuran yang melambung akan menghambat kecepatan gerak menolak secara keseluruhan (Tamsir Riyadi, 1985:129).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah salah satu kegiatan yang dilakukan pada dunia
pendidikan pada umumnya. Menurut Cronbach yang dikutip oleh Mulyasa
(2000:46) menyatakan bahwa belajar itu ditunjukkan oleh adanya perubahan
tingkah laku, perubahan perubahan sebagai hasil dari pengalaman. Setiap aktifitas
belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan, yang dapat berupa tingkah laku,
kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktifitas. Perubahan sebagai
prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan dan kemahiran, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sedangkan
menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:297) “pembelajaran adalah kegiatan secara
terprogram dalam desain intruksional,untuk membuat siswa belajar secara aktif,
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada diri warga berguna untuk
mencapai tujuan belajar. Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat mempengaruhi sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.
Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan
peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar
dan kreativitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang
dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa
pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur
melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain
pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadahi, ditambah dengan
kreativitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar.
a. Ciri-Ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses suatu kegiatan menyampaikan
informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi
perubahan pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal
tersebut, maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Mengenai
pembelajaran H. J. Gino dkk berpendapat, “Ciri-ciri pembelajaran terletak pada
adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu (1) motivasi
belajar, (2) Alat bantu ajar, (3) Bahan ajar, (4) kondisi siswa yang belajar dan
(5) suasana belajar” (1998:36). Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus
diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Secara singkat ciri-ciri
pembelajaran tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Motivasi Belajar
Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk
mengelakkan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat di rangsang
oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam diri seserorang.
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang di kehendaki oleh siswa dapat tecapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2) Alat Bantu Ajar
Alat bantu ajar atau media belajar merupakan alat-alat yang dapat
membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran
adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar
materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.
Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka
siwa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
3) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi
belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip
dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan
yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang
daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri
siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran.
4) Kondisi Siswa yang Belajar
Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi
juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan
memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan
kondisi siwa yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam
proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan
dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan
sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing.
5) Suasana Belajar
Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi
komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di samping itu juga adanya
kegairahan dan kegembiraan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dengan memperhatikan pengertian pembelajaran yang telah
dikemukakan diatas, maka hasil proses pembelajaran adalah perubahan
perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru sebagai hasil
pembelajaran. Mohamad Surya (mengutip simpulan Benyamin Bloom, 1968)
menyebutkan ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil pembelajaran, yaitu:
kognitif, afektif dan psikomotor (2004:17). Oleh karena itu, guru hendaknya
memperhatikan perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah proses
pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran seorang guru harus
memiliki strategi mengajar dan pendekatan pembelajaran yang baik. Hal ini
sangat berpengaruh untuk mamacu siswa dalam proses pembelajaran.
b. Pendekatan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan
cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Salah satu komponen utama pada proses pembelajaran adalah
pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai cara
dalam penyajian isi pembelajaran atau merupakan kegiatan yang dipilih guru
dalam proses pembelajaran guna memberikan kemudahan kepada siswa
menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah merupakan
cara atau jalan yang ditempuh untuk menyajikan tugas-tugas ajar yang pada
dasarnya berupa kerja fisik dan keterampilan. Dalam hal ini guru pendidikan
jasmani perlu mempertimbangkan, pendekatan pembelajaran yang paling tepat
sehingga keterampilan itu dapat dikuasai dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Mengenai pendekatan pembelajaran, Rusli Lutan, Rusli Ibrahim, Adang
Suherman dan M. Saputra Yudha berpendapat,”bahwa pendekatan
pembelajaran dalam pendidikan jasmani ada dua yaitu: Gaya yang berpusat
pada guru (gaya komando) dan Gaya yang berpusat pada siswa (gaya
eksplorasi)” (2002:82). Penarapan gaya komando kurang merangsang
perkembangan penalaran dan pembentukan sikap siswa. Pada gaya eksplorasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
ada gaya eksplorasi terbatas dan tak terbatas. Gaya eksplorasi terbatas dapat
juga diterapkan untuk tujuan yang lebih luas. Sedangkan pada gaya eksplorasi
tak terbatas menekankan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk
menemukan sendiri pemecahan masalah. Mengenai pendekatan pembelajaran,
Rusli Lutan berpendapat,”pada gaya eksplorasi tak terbatas, guru memusatkan
perhatiannya untuk memotivasi siswa dan memberikan kesempatan kepada
siswa agar mandiri dan kemudian semakin mandiri sesuai dengan
perkembangan anak” (2000:43).
Teknik mengajar yang terbaik adalah teknik mengajar yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Guru pendidikan jasmani dalam merencanakan pembelajaran harus dapat
memilih pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa untuk berlatih, bergembira, menikmati proses pembelajaran
serta dapat meningkatkan prestasi.
4. Media Pembelajaran
Mengenai media pembelajaran, Azhar Arsyad berpendapat,”media
berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah”,”perantara” atau ”pengantar” (2009:3). Secara lebih khusus, media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat yang
digunakan untuk mempermudah siswa dalam proses belajar. Media harus
menunjang tujuan proses belajar mengajar dan membantu proses berpikir siswa
agar dapat dengan mudah memahami informasi yang diberikan. Media sering
dianggap sebagai “alat bantu” mengajar guru. Alat bantu yang digunakan
adalah alat bantu visual, misalnya gambar, objek, model dan alat-alat yang lain
yang dapat memberikan pengalaman, motivasi belajar serta mempermudah
siswa dalam belajar. Guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat
yang murah dan efisien meskipun sederhana tetapi dapat mencapai tujuan
pengajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Mengenai media pembelajaran, Samsudin berpendapat, ”Media
pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai alat atau sarana komunikasi
untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak yang lain” (2008:53).
Azhar Arsyad (mengutip simpulan Gagne’ dan Briggs) mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi
dan komputer (2009:4).Media pembelajaran juga bisa digunakan sebagai
informasi kepada siswa tentang apa saja yang harus mereka lakukan. Selain itu
juga dapat membantu meringankan tugas guru. Azhar Arsyad (mengutip simpulan
Hamalik), guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pembelajaran (2009:2), yang meliputi :
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c. Seluk-beluk proses belajar. d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan. e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran. f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan. g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan. h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran. i. Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi terciptanya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada
khususnya.
a. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
1) Fungsi Media Pembelajaran
Mengenai fungsi media pembelajaran, Azhar Arsyad berpendapat,”salah
satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru” (2009:15).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Azhar Arsyad (mengutip simpulan Kemp dan Dayton, 1985), mengatakan bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi (2009:19).
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun
dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Azhar Arsyad (mengutip simpulan Hamalik), mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (2009:15).Selain itu media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
membangkitkan rasa senang dan mempengaruhi semangat mereka dalam
pelajaran.
2) Manfaat Media Pembelajaran
Beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, yaitu:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemauan dan minatnya.
3) Media pemmbelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya. (Azhar Arsyad, 2009:25-27)
Media yang digunakan harus dipersiapkan dengan baik dan disajikan
dengan menarik sehingga dapat membangkitkan keinginan dan minat baru untuk
belajar. Dengan media guru dapat mengatur kelas sehingga waktu belajar dapat
dimanfaatkan dengan efisien. Manfaat media dalam proses pembelajaran secara
umum adalah memperlancar proses interaksi antara guru dan siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27 membantu siswa belajar secara optimal. Waluyo (mengutip simpulan Kemp dan
Dayton, 1985) mengidentifikasi lebih khusus manfaat media sebagai berikut
(2011:81) :
a.Penyampaian materi dapat diseragamkan. b. Proses intruksional menjadi lebih menarik. c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif. d. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi. e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan. f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. g. Sikap positif siswa terhadap materi belajar maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan. h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
b.Pertimbangan Pemilihan Media
Mengenai pemilihan media, Arief S. Sadiman dkk berpendapat, ”dasar
pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak”
(1986:84). Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya tujuan intruksional
yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang
diinginkan (audio, visual, gerak dan seterusnya), keadaan lingkungan dan kondisi
setempat. Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan media yang bersangkutan. Menurut
Arief S. Sadiman dkk (mengutip simpulan Ely), faktor-faktor seperti karakteristik
siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan (1986:85).
Dalam memilih media harus mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa
harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya dan memenuhi selera
pemakai (siswa dan guru).
Menurut Arief S. Sadiman dkk (mengutip simpulan Dick dan Carey),
menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya,
setidaknya masih ada faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media
(1986:86), yaitu :
1) Ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.
3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
4) Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
5. Pembelajaran Tolak Peluru dengan Modifikasi Alat Pembelajaran
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para
guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developmentally Appropriate
Practice). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan
perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan
tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat
perkembangan anak didik yang sedang belajar. Esensi modifikasi adalah
menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk
memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk
menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa
menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memilki tingkat
yang lebih tinggi. Memodifikasi dalam pembelajaran sangat berpengaruh
dalam memberikan motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran yang
diajarkan. Terlebih pada pembelajaran atletik, banyak siswa memilih untuk
tidak mengikuti pelajaran dan dianggap membosankan. Jadi perlu adanya
modifikasi yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar.
a. Tujuan Modifikasi
Minimnya sarana dan prasarana pendididkan jasmani yang dimiliki
sekolah-sekolah, menuntun guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam
mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Guru yang kreatif
akan menciptakan suasana belajar yang baru, atau memodifikasi disajikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak merasa senang mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan. Dengan memodifikasi sarana
maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani. Bahkan sebaliknya, dengan difasilitasi alat yang
lebih mendukung bagi siswa, siswa akan merasa lebih senang dan banyak
bergerak. Menurut Samsudin (mengutip simpulan Lutan, 2000)“tujuan
modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani adalah sebagai berikut
(2008:59-60) :
1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengukuti pelajaran.
2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.
3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.”
b. Modifikasi Tujuan Pembelajaran
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran
dari mulai tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi.
Mengenai modifikasi pembelajaran, Yoyo Bahagia, Adang Suherman
berpendapat, ”Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara
membagi tujuan materi ke dalam tiga komponen, yakni: tujuan perluasan,
penghalusan dan penerapan” (2000:2). Ke tiga tujuan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Tujuan Perluasan Tujuan perluasan ialah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada
perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan bentuk atau wujud keterampilan yang dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitas.
2) Tujuan Penghalusan Tujuan penghalusan ialah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada
perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan efisiensi gerak atau keterampilan yang dipelajarinya.
3) Tujuan Penerapan Tujuan penerapan ialah tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan efektivitas gerak atau keterampilan yang dipelajarinya.
Beberapa tujuan diatas motivasi memiliki tujuan yang khusus yaitu
digunakan untuk meningkatkan hasil dan yang terutama untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
motivasi dan minat siswa dalam belajar. Adapun beberapa komponen yang
perlu adanya modifikasi. Salah satunya yaitu memodifikasi media dalam
pembelajaran. Hal ini bertujaun untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar dan memberikan hasil belajar yang baik pula.
c. Modifikasi Media Pembelajaran
Media berasal dari bahas latin medius yang berarti “tengah”,
“perantara” atau “pengantar”. Waluyo(mengutip simpulan Benny A. Pribadi,
2009) mengatakan bahwa ”media adalah sarana pembelajaran yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi aktivitas belajar” (2011:76). Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapatmenyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media dalam
pembelajaran adalah sebuah perantara yang digunakan dalam pembelajaran
untuk mengoptimalkan pesan yang disampaikan guru, sehingga siswa dapat
memahami materi yang diajarkan.
Basuki Wibowo dan Farida Mukti (mengutip simpulan Romiszowski)
mengatakan bahwa “media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu
sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan”
(2001:12). Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu ialah siswa.
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari
sumber pesan kepenerima pesan ialah isi pelajaran. Pentingnya media
pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran telah disadari oleh guru,
tetapi masih banyak guru yang belum memanfaatkannya dengan maksimal.
Dengan penggunaan media yang menarik dan tepat dapat meningkatkan
antusiasme siswa terhadap pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam
pembelajarannya.
Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua cara,
yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat
digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar
digunakan guru sebagai alat untuk mempermudah siswa mengenal materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
akan diajarkan. Dalam proses belajar mengajar alat bantu dapat dibuat
semenarik mungkin, guna untuk menarik perhatian siswa-siswa. Salah satu
cara yang dapat digunakan oleh guru ialah memodifikasi alat bantu yang akan
digunakan. Dalam hal ini guru dituntut untuk berkreativitas dalam
memodifikasi, membuat dan menentukan alat bantu yang digunakan.
Modifikasi dalam pembelajaran juga dapat melalui permainan. Di dalam
permainan struktur yang dimodifikasi yaitu mengenai ukuran lapangan, bentuk
alat, ukuran alat yang digunakan, aturan, dan jumlah pemain.
d. Modifikasi Alat pada Pembelajaran Tolak Peluru
Keluhan umum dari guru pendidikan jasmani yakni keterbatasan alat.
Ketersediaan alat dapat menjadi faktor penghambat karena berpengaruh
langsung terhadap struktur pelajaran dan pengaturan siswa. Misalnya,
bagaimana cara mengatur giliran siswa agar semua siswa dapat aktif sementara
alat yang akan digunakan hanya tersedia 10 buah untuk pelajaran keterampilan
lempar tangkap sedangkan satu kelas terdapat 40 siswa. Kasus ini memerlukan
pertimbangan mengenai pengelolaan alat.Tidak selamanya alat yang
dibutuhakan tersedia. Hal ini juga merupakan keluhan utama guru pendidikan
jasmani. Tidak ada ketentuan bahwa alat-alat yang digunakan harus alat yang
lazim dipakai dalam kegiatan berolahraga yang sebenarnya. Terbuka
kesempatan bagi guru pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat
sesuai dengan kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran, dengan kata
lain guru harus mampu berkreativitas dalam membuat modifikasi alat-alat
bantu yang akan digunakan.
Beberapa alat bantu yang dimodifikasi dalam pembelajaran tolak peluru
yaitu bola besar (bola voli), bola tenis dan bola pasir (bola plastik berukuran
hampir sama dengan peluru sebenarnya tapi di isi dengan pasir) sebagai
pengganti peluru yang sebenarnya, selain itu terdapat beberapa alat bantu lagi
untuk menunjang pembelajaran tolak peluru yaitu kardus, net (tali) dan simpai.
Kardus digunakan sebagai sasaran lemparan, net digunakan sebagai ukuran
tolakan agar tolakan membentuk parabol, sedangkan simpai digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
merangsang siswa bagaimana siswa menolak bola agar bisa masuk ke dalam
simpai yang sudah di gantungkan. Selain itu sistem kompetisi permainan juga
dapat digunkan agar siswa lebih bersemangat melakukan aktivitas yang
diberikan. Alat-alat bantu tersebut di gunakan untuk merangsang siswa agar
lebih aktif mengikuti pemebelajaran tolak peluru dan memepermudah siswa
untuk memahami gerak dasar dari tolak peluru.
Modifikasi pemebelajaran selain dari segi alat yang digunakan juga
dapat memodifikasi proses pembelajaran dengan model permainan. Alat-alat
yang dimodifikasi dapat digunakan sebagai bahan untuk permainan. Mengenai
bermain, M. Furqon H Berpendapat, ”bermain adalah aktivitas yang
menyenangkan, serius, dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang
tidak nyata atau sesungguhnya” (2008:4). Model pembelajaran bermain
merupakan suatu cara belajar yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk
permainan. Berbagai bentuk permainan lemparan dapat dimanfaatkan untuk
melatih gerak dasar tolak peluru dan mebuat siswa lebih aktif dan bersemangat
dalam pelajaran. Alat-alat bantu yang dimodifikasi ini dapat dijadikan sebuah
permainan yang menarik dan tidak membosankan. Dengan permainan tolak
peluru siswa di dorong untuk melakukan aktivitas yang terkait dengan
lemparan. Permainan itu di antaranya adalah melempar agar benda yang
dilempar dapat berpindah, melempar dengan bola agar kardus yang sudah
tertata jatuh/menjatuhkan kardus dengan bola, menolak bola melewati atas net,
menolak bola agar masukke dalam simpai.
B. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran pendididkan jasmani harus diterapkan model
pembelajaran yang baik dan tepat. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
atletik khususnya pada cabang tolak peluru, banyak siswa yang belum aktif dan
tertarik mengikuti pelajaran. Pembelajaran yang masih monoton dirasa
membosankan bagi siswa sehingga kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
belajar mengajar tolak peluru. Permasalahan sering terjadi pada model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran dalam menyampaikan materi yang
diajarkan. Selain itu masalah umum yang sering terjadi yaitu bagaimana guru
membuat siswanya untuk lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran
atletik, khususnya tolak peluru.
Suasana yang kondusif dan menyenangkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Pendekatan pembelajaran merupakan cara yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran guna memberikan kemudahan pada
siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran tolak
peluru gaya ortodoks beberapa pendekatan pembelajaran dapat dipilih guru
untuk membangkitkan motivasi siswa sehingga siswa lebih aktif mengikuti
pembelajaran dan tidak cepat merasa bosan saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Motivasi pada diri siswa sangat berpengaruh pada prestasi atau
hasil siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Melalui modifikasi alat bantu pada pembelajaran tolak peluru guru
dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat modifikasi alat. Modifikasi alat
pada tolak peluru juga digunakan untuk mendorong siswa lebih termotivasi
untuk mengikuti pelajaran. Modifikasi alat bisa dikembangkan menjadi sebuah
permainan, permainan ini untuk merangsang siswa agar lebih aktif melakukan
gerakan-gerakan tolak peluru. Permainan dengan alat-alat yang dimodifikasi
merupakan pembelajaran yang menuntut guru untuk aktif dan kreatif
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga memicu
siswa untuk lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan alat-alat yang dimodifikasi dalam pembelajaran tolak peluru dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, siswa tidak memiliki
rasa takut, sehingga siswa lebih terarah terhadap pelajaran tolak peluru yang
diterimanya.
Berdasarkan kajian teori di atas, maka di kemukakan kerangka berfikir
bahwa motivasi belajar siswa pada tolak peluru gaya ortodoks dapat ditentukan
melalui alat yang di modifikasi dalam pembelajarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Ditinjau dari ragam alat yang sudah di modifikasi dalam proses
pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks, maka diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks sehingga hasil
belajar dan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai secara
optimal.
Untuk lebih memperjelas kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Gambar 2.7. Alur Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru: Kurang kreatif dan inovatif dalam megajar tolakpeluru gaya ortodoks
Melalui modifikasi alat pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, partisipasi aktif dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran,serta pemahaman siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks meningkat
Siklus II: Upaya perbaikan dari tindakan siklus I sehingga melalui modifikasi alat pembelajaran dapat berhasil meningkatkan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks
Siklus I: Guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran melalui modifikasi alat pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan motivasibelajar tolak peluru gaya ortodoks
Siswa: - Siswa kurang aktif,tertarik
dan cepat bosan dengan pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks
- Motivasi belajar siswa rendah - Pemahaman teknik dasar tolak
peluru dan hasil belajarnya rendah
Menerapkan model pembelajaran dengan modifikasi alat pembelajaran tolak peluru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan April
sampai bulan Mei 2012
Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Penelitian Tahun 2012
1. Persiapan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Juni
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan Izin
Penelitian
2. Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Siklus 1
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Observasi
4) Refleksi
c. Siklus II
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
d. Pengumpulan Data
Penelitian
3. Penyusunan laporan
a. Analisis data
b. Menyusun laporan
/skripsi
c. Ujian dan revisi
d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil tempat di SMK N 1 Banyudono Kabupaten Boyolali.
3. Siklus PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus
untuk melihat peningkatan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks
melalui modifikasi alat pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
B. Subjek Penelitian
Subyek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa
Kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun
Ajaran 2011/2012, yang berjumlah 36 siswa.
C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar tolak peluru gaya
ortodoks melalui modifikasi alat pembelajaran pada siswa Kelas X
Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2011/2012.
b. Guru Penjas sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan
penerapan alat pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks yang di modifikasi
di SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
terdiri dari: tes, observasi, interview dan angket.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil tolak peluru gaya
ortodoks yang dilakukan siswa.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas dan keaktifan siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat
penerapan alat bantu pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks yang
dimodifikasi dilaksanakan.
3. Angket: Suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu
masalah atau bidang yang akan diteliti. Menurut Sardiman A.M
(1994:123),”menerangkan bahwa cara untuk mendapatkan data atau
keterangan mengenai keadaan dan karakteristik siswa seperti bakat, minat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
motivasi dapat dilakukan dengan menggunakan angket”. Angket diberikan
kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar motivasi dan minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
N
o
Sumbe
r Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1 Siswa Afektif/Sikap,
keaktifan dan
motivasi belajar
siswa saat
mengikuti
pembelajaran
Observasi /
pengamatan,intervie
w, pengisian
angket.
Pedoman Penilaian
2 Siswa Psikomotor/Hasil
ketrampilan tolak
peluru gaya
ortodoks
Tes Praktek Tes ketrampilan
tolak peluru gaya
ortodoks(kemampu
an melakukan
gerakan dari awal
sampai akhir)
3 Siswa Kognitif/Pemaham
an siswa
Tes Tulis Soal-soal/ LKS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
E. Uji Validitas Data
Teknik pengujian validitas data pada penelitian tindakan kelas ini
menggunakan trianggulasi yang merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
peningkatan validitas data dalam penelitian. Trianggulasi meliputi trianggulasi
data, trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.
Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya
bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Data dapat diperoleh dari
siswa, guru dan hasil observasi dari kolaborator.
Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan
informan atau narasumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihak-pihak
lain (kepala sekolah, rekan guru, orang tua/wali).Trianggulasi metode yaitu
mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar hasilnya lebih mantap
(metode observasi, tes) sehingga didapat hasil yang akurat mengenai subyek.
F. TeknikAnalisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan peneliti sejak
awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Teknik analisis data yang yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah deskriptif kualitatif. Data
kualitatif adalah sebagai berikut:
Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar siswa yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat di analisis secara kualitatif (Kunandar, 2009:128).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
G. Indikator Kinerja Penelitian
Tabel 3.3. Indikator Ketercapaian Motivasi Belajar Siswa
Aspek Yang
Diukur
Presentase Target Pencapaian Cara Mengukur
Prasiklus Siklus I Siklus II
Sikap siswa
dalam mengikuti
pelaksanaan
pembelajaran
tolak peluru gaya
ortodoks
27,78% 50% 70%
Diamati saat
proses
pembelajaran
berlangsung
melalui nilai sikap
dan perilaku sesuai
dengan pedoman
rubrik penilaian
RPP
Ketuntasan
Untuk Motivasi
Belajar Siswa
19,44% 50% 70%
Diukur melalui
nilai afektif dan
nilai angket
motivasi belajar
siswa.
KKM sekolah 75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan
dalam setiap siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan
tindakan yang berlangsung secara terus-menerus kepada subyek penelitian. Ada
beberapa pakar yang menyatakan bahwa PTK minimal dilaksanakan minimal
dalam 2 siklus. Agus Kristiyanto (mengutip simpulan Arikunto, 2006) bahwa
“PTK dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
Informasi dari siklus yang terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya”
(2010:62).
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1) Tahapan Persiapan Survei Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti mengobservasi sekolah atau
kelas yang akan dijadikan tempat penelitian tindakan kelas.
2) Tahapan Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen dan Alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrumen penelitian serta evaluasi
3) Tahap Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan data tentang;
a. Motivasi Belajar Siswa Pada Tolak Peluru Gaya Ortodoks
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Media Alat Bantu pembelajaran
d. Pelaksanaan Pembelajaran
e. Semangat dan keaktifan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42 4) Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskriptif kualitatif.
Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap
siswa terhadap metode belajar siswa yang baru (afektif), aktivitas siswa
mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri,
motivasi belajar dan sejenisnya, dapat di analisis secara kualitatif. Teknik
analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan
berupa uraian diskriptif tentang perkembangan proses pembelajaran, yakni
partisipasi siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran tolak peluru gaya
ortodoks
5) Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari
awal survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Mengenai Penelitian Tindakan Kelas, Rochiati Wiriaatmadja
berpendapat, ”salah satu aspek Penelitian Tindakan Kelas adalah bertujuan
meningkatkan kinerja guru, terutama di dalam memperkaya kemampuan
profesinya (teaching skill)” (2005:99). Peniliti akan bekerja sama secara
kolaboratif dan partisipatif, di dalam arti kolaborasi ialah biasanya kerjasama
antara mahasiswa (peneliti) dengan guru di sekolah.
Mengenai Penelitian Tindakan Kelas, Agus Kristiyanto berpendapat,
”langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada prinsipnya meliputi 4
langkah pada setiap siklusnya. Keempat langkah tersebut meliputi perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi” (2010:54). Untuk lebih
jelasnya isi dari setiap siklus PTK itu dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Satu Siklus
Revised Plan
Gambar 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
( Agus Kristiyanto, 2010:55 )
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran
yang terdiri dari:
1) Menyusun Rencana Program pembelajaran (RPP) tolak peluru gaya
ortodoks
2) Menyusun instrumen tes tolak peluru gaya ortodoks
3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4) Menyusun lembar observasi
5) Menyiapkan lembar kartu ceria
6) Menyiapkan media alat pembelajaran yang dimodifikasi
Plan
Reflection
Action/
Observation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
7) Menyiapkan tempat penelitian
8) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan penelitian
9) Sosialisasi kepada subjek penelitian
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksankan
skenario pembelajaran di lapangan yang telah direncanakan, tahap ini
dilakukan bersama dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada
tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran di
lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
2) Melakukan pemanasan
3) Menyusun bentuk gerakan dan permainan dengan alat bantu yang di
modifikasi untuk meningkatkan keaktifan siswa dan motivasi belajar
siswa.
4) Membuat alat bantu yang di modifikasi dalam pembelajaran enolak atau
melempar khususnya pada cabang tolak peluru gaya ortodoks yaitu
meliputi pembelajaran dengan permainan anatara lain Menolak bola
masuk ke dalam simpai, melempar bola kecil dengan sasaran kardus,
menolakan bola melewati net, melempar bola kecil agar benda yang di
lempar berpindah tempat. Alat bantu yang digunakan yaitu bola besar,
bola kecil, bola pasir, kardus, simpai dan net.
5) Menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran.
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melaksanakan penenangan atau pendinginan
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model
pembelajaran pendidikaan jasmani melalui modifikasi alat bantu pembelajaran
yang diterapkan terhadap proses pembelajaran tolak peluru gaya
ortodoksdengan mengamati keaktifan siswa pada saat pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Tahap evaluasi
Refleksi atau evaluasi adalah merupakan uraian tentang prosedur analisis
terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus
tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II ini perencanaan tindakan di kaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks sesuai dengan silabus mata
pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk pada perwujudan tahap
pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis dan refleksi yang juga
mengacu pada siklus sebelumnya. Kemudian setelah pembelajaran berlangsung
siswa disuruh mengerjakan angket model pendekatan pembelajaran melalui alat
bantu yang dimodifikasi pada pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks. Dari itu
bisa di lihat apakah mengalami peningkatan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun
Pelajaran 2011 / 2012, yang mengikuti materi pelajaran penjas khususnya
atletik nomor tolak peluru adalah 36 siswa, yang terdiri atas 36 siswa putri.
Dilihat dari proses pembelajaran atletik khususnya tolak peluru gaya ortodoks,
dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil.
2. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran tolak
peluru gaya ortodoks, sebab guru tidak menerapkan model pembelajaran yang
tepat dalam materi tolak peluru gaya ortodoks dalam jumlah siswa yang
terlampau banyak.
3. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung sulit diatur saat mengikuti pembelajaran materi tolak peluru gaya
ortodoks berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti pembelajaran tolak
peluru, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan
penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang
berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya,
banyak yang bermalas-malasan saat pelajaran .
4. Guru kurang menguasai keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau
banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi
belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan
siswa dalam melakukan tolak peluru gaya ortodoks tidak dapat maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47 5. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran tolak peluru yang
baik dan benar. Model pembelajaran yang monoton atau konvensional
mengakibatkan motivasi belajar siswa mengikuti pelajaran masih sangat
rendah. Motivasi belajar siswa yang menurun atau rendah akan berdampak
pada rendahnya kemampuan tolak peluru gaya ortodoks pada siswa.
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru
melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi awal keadaan kelas pada materi tolak peluru gaya ortodoks pada siswa
kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011 /
2012. Adapun diskripsi data yang diambil adalah Motivasi belajar Tolak peluru
gaya ortodoks siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali
Tahun Pelajaran 2011 / 2012. Nilai motivasi belajar siswa terdiri dari nilai afektif
siswa dan nilai angket motivasi.
Kondisi awal sikap belajar dan Motivasi belajar tolak peluru gaya
ortodoks pada siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali
Tahun Pelajaran 2011 / 2012 sebelum diberikan tindakan melalui modifikasi alat
pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sebagai berikut:
Tabel 4.1. Diskripsi Pratindakan Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 5 13.89% 75 – 79 Baik Tuntas 5 13.89% 70 – 74 Cukup Tidak Tuntas - 0% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 26 72.22%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 36 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 4.1. Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pratindakan
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukan sikap
dalam belajar yang baik, dengan prosentase sikap belajar 27.78% siswa yang
terlihat bersemangat saat mengikuti pembelajaran.
Sedangkan motivasi belajar siswa kelas X Pemasaran II SMK N 1
Banyudono Boyolali pada Tolak Peluru Gaya Ortodoks sebelum diberikan
tindakan melalui modifikasi alat pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel dan
gambar sebagai berikut:
Tabel 4.2. Diskripsi Pratindakan Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 3 8.33% 75 – 79 Baik Tuntas 4 11.11% 70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 11 30.56% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 5 13.89%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 13 36.11% Jumlah 36 100%
0%
20%
40%
60%
80%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar 4.2. Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pratindakan
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukan
motivasi dalam belajar yang baik, dengan prosentase motivasi belajar 19.44%
siswa yang memiliki motivasi dalam belajar yang baik.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing masing
aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka disusun
sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi tolak peluru
gaya ortodoks pada siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono
Boyolali Tahun Pelajaran 2011 / 2012, melalui Modifikasi Alat Pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing masing
siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan,
(3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus 1 (Pertemuan I)
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus I pertemuan I pada tanggal 13 April 2012,
sebagai berikut:
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes.
0%
10%
20%
30%
40%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan model pembelajaran melalui
modifikasi alat pembelajaran untuk tolak peluru gaya ortodoks.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
b) Streching.
c) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan sebuah permainan yang mengarah ke
materi tolak peluru, yaitu permainan balap tolak bola caranya seperti
berikut siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
mempunyai satu penjaga keranjang (kardus). Tujuannya adalah
memasukkan bola kedalam kardus dengan menggunakan tolakan, bola
menempel dibawah telinga. Dimulai lari dari garis start kemudian
mengambil bola yang sudah disiapkan kemudian menolakan bola
melewati atas net menuju kardus yang sudah dibawa penjaga keranjang
tiap kelompok. Kelompok yang dapat memasukkan bola paling banyak
maka akan menjadi pemenangnya
2) Inti Pelajaran
a. Penyampaian materi
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara menolak peluru dengan
gaya menyamping atau disebut gaya ortodoks dengan menggunakan
peluru yang sesungguhnya dan menggunakan bola tenis sebagai
pengganti peluru yang sesungguhnya dan menggunakan net (tali) sebagi
rangsangan tolakan agar tolakan parabol ke atas. Kemudian siswa
mempraktikan apa yang sudah dijelaskan, tetapi tidak langsung
menggunakan peluru yang sesungguhnya. Peluru digantikan alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
modifikasi yaitu diganti dengan bola tenis. Bola tenis seolah-olah
menjadi peluru.
Menolak bola tenis dengan posisi menyamping dengan rangsangan net :
1) Teknik memegang, guru dan peneliti menyampaikan materi memegang
peluru yakni dengan peluru diletakan pada ujung pangkal telapak tangan,
jari-jari tangan direnggangkan, ibu jari dan jari kelinggking digunakan
untuk menjaga peluru agar tidak jatuh.
2) siswa diminta melakukan teknik memegang peluru. Bola tenis sebagai
pengganti peluru yang sesungguhnya, teknik memegang sama dengan
teknik yang sudah dijelaskan.
3) Peneliti dan guru memeberikan evaluasi kepada siswa tentang materi yang
sudah dijelaskan.
4) Teknik meletakkan peluru, guru dan peneliti menyampaikan materi teknik
meletakkan peluru dengan posisi badan meyamping tanpa awalan.
5) Siswa diminta melakukan teknik meletakkan peluru dengan posisi badan
meyamping.Bola tenis yang sudah dipegang diletakkan pada pangkal
leher, menempel pada tulang selangka, siku dibuka tidak lebih dari 90˚,
tangan kiri sebagai penyeimbang.
6) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa
tentang materi yang sudah dijelaskan.
7) Teknik menolak, guru dan peneliti menyampaikan materi teknik menolak
peluru. Rangkaian gerakan menolak siku dibuka tidak lebih dari 90˚,
peluru menempel pangkal leher, waktu gerakan kaki peluru tidak lepas
dari leher, tolakan parabol ke atas depan, lengan kanan setelah menolak
lurus dan di akhiri dengan gerak lanjut.
8) Siswa diminta melakukan teknik menolak dengan peluru yang sudah
dibawa dan diletakkan dengan teknik yang benar sesuai apa yang sudah
dijelaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
9) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa
tentang gerakan menolak serta memberikan kesempatan bertanya apabila
terjadi kesulitan.
10) Ketiga teknik tolak peluru ini dilakukan secara berpasangan dan dilakukan
secara berulang ulang.
11) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
melakukan rangakaian gerakan tolak peluru secara maksimal dan benar
bahkan dapat menolak peluru dengan jarak yang bagus.
12) Peneliti dan guru memberikan materi selanjutnya yaitu serangkaiaan
gerakan menolak peluru dari awal sampai akhir dengan memodifikasi
pembelajaran yaitu menolak peluru dengan sasaran melewati atas net.
Sebelumnya sudah disiapkan net untuk pembelajaran.
13) Pembelajaran dengan sasaran net ini bertujuan agar ada rangsangan pada
saat menolak keatas atau parabol.
14) Peneliti dan guru memberikan materi menolak peluru secara keseluruhan
dengan teknik yang benar. Tetapi pada pembelajaran ini ada sasaran net
yang berguna pada saat menolak bola harus melewati atas net.
15) Siswa diminta melakukan gerakan ini. Tolakan harus bisa melewati net
yang sudah disiapkan. Pertama gerakan ini dilakukan tanpa menggunakan
awalan. Setelah dilakukan berulang-ulang kemudian menggunakan awalan
seperti yang sudah dijelaskan. Materi ini dilakukan secara berpasangan.
16) Rangkaian gerakan tolak peluru dilakukan berulang-ulang agar siswa
paham dan benar melakukan gerakan dari awalan sampai akhir gerak
lanjut.
17) Diakhir pemberian materi peneliti dan guru memberikan evaluasi dari
setiap gerakan serta memberikan kesempatan bertanya apabila ada
kesulitan. .
b. Rekognisi (Penghargaan)
Penghargaan diberikan bagi kelompok yang memenangkan
permainan pada saat pemanasan di awal pembelajaran. Penghargaan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
diberikan agar siswa lebih termotivasi lagi mengikuti setiap pembelajaran
berikutnya.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Pendinginan dilakukan dengan permainan yang menyenagkan. Agar di
pembelajaran berikutnya siswa lebih bersemangat, tidak bosan dan
termotivasi lagi.
c) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
d) Berdoa kemudian dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti
dan kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
observasi menyimpulkan bahwa :
Proses pembelajaran kurang berjalan dengan baik, dikarenakan guru
memisahkan kelompoknya masih terlalu banyak. Sehingga jumlah siswa
terlalu banyak dalam satu kelompok yang mengakibatkan kondisi kelas
menjadi tidak kondusif. Mengetahui kondisi tersebut kolaborator memberi
masukan kepada guru untuk menambah kelompok lagi. Setiap kelompok
terdiri dari 4 anak yang berpasangan. Setelah dijadikan kelompok yang
berpasangan pembelajaran dapat berjalan dengan baik walaupun masih ada
kekurangannya. Siswa terlihat sudah nampak motivasi belajar dengan
menggunakan model pembelajaran melalui modifikasi alat pemebelajaran
yang diberikan pada pertemuan pertama ini, walaupun ada beberapa siswa
yang belum termotivasi. Hal ini terlihat dari sikap siswa saat proses
pembelajaran berlangsung.
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat lebih senang dan gembira dengan
pemanasan yang dikemas dengan cara permainan. Siswa antusias
melakukan pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari
pemanasan yang mereka lakukan biasanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b) Penyampaian materi
Pada saat penyampaian materi siswa memperhatikan dengan seksama
materi yang diberikan oleh guru yaitu teknik tolak peluru gaya
ortodoks atau dengan menyamping arah tolakan. Walaupun ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Masih ada siswa saat
pembelajaran berlangsungh yang tidak memperhatikan,ada siswa yang
duduk-duduk dan bercandaan dengan siswa lain. Hal ini dapat dilihat
dari sikap antusias siswa saat penyampaian materi berlangsung dan
pertanyaan dari beberapa siswa yang belum mengerti gerakan tolak
peluru. Pada teknik memegang peluru terlihat banyak siswa yang lebih
mudah, nyaman dan aman menggunakan bola tenis. Tetapi masih ada
siswa yang susah melakukan teknik memegang peluru dengan bola
tenis, dikarenakan ukuran bola tenis lebih kecil dari ukuran peluru
yang sesungguhnya dan masih banyak yang belum terbiasa. Pada
teknik meletakkan peluru banyak siswa yang lebih nyaman dan aman
karena bola tenis lebih ringan dan apabila jatuh mengenai kaki tidak
sakit. Pada teknik menolak masih ada siswa yang belum bisa dan
terbiasa menolak dengan bola tenis. Karena bola tenis lebih ringan
masih banyak siswa menolak bola tenis justru dilempar tidak ditolak.
Setelah dijelaskan peneliti dan guru beberapa kali siswa baru mulai
paham gerakan menolak yang benar.
c) Rekognisi atau penghargaan.
Pada pemberian penghargaan atau rekognisi terlihat siswa sangat
senang memperoleh hadiah. Kelompok yang memenangkan permainan
mendapatkan hadiah.
d. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran sudah nampak motivasi
siswa untuk belajar lebih meningkat khususnya pada pemelajaran tolak peluru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
gaya ortodoks, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum
termotivasi.Melalui modifikasi alat pembelajaran siswa tidak merasa bosan
dalam mengikuti pembelajaran dan merasa ada tantangan tersendiri untuk
mengikuti pembelajaran.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Guru mengalami kendala dalam membagi siswa dalam kelompok sendiri
kemudian menjadi kelompok yang berpasangan dan mengontrol siswa
yang banyak. Kondisi ini disebabkan kurang pahamnya guru tentang PTK.
Selain itu pada saat pembelajaran masih banyak siswa berbicara dengan
teman-temanya. Sedangkan kendala yang dihadapi siswa adalah pada saat
siswa melakukan teknik menolak peluru. Masih ada siswa yang belum
terbiasa menggunakan bola tenis sebagai pengganti peluru yang
sesungguhnya. Bola tenis terlalu kecil ukurannya dibandingkan dengan
peluru yang sesungguhnya.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain :
a) Pertemuan kedua akan membagi kelompok yang berpasangan lebih
terkontrol lagi.
b) Akan memaksimalkan alat yang dimodifikasi untuk memberikan teknik
menolak peluru dengan benar.
c) Akan memberikan pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks yang lebih
menantang dan lebih menyenangkan untuk siswa.
d) Agar siswa tidak salah dalam melakukan setiap gerakan pada kegiatan
pembelajaran, maka peneliti memberikan penjelasan cara memegang
peluru, meletakkan peluru dan menolak peluru lebih komprehensif serta
memberikan koreksi langsung kepada siswa yang salah melakukan
gerakan.
e) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi untuk dapat
menguasai gerakan tolak peluru gaya ortodoks dengan benar.
2. Siklus 1 (Pertemuan II)
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus I pertemuan II pada tanggal 20 April
2012, sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Penerapan
model pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran pada tolak
peluru gaya ortodoks kurang begitu maksimal. Maka akan dikemas model
pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran sedemikian rupa
sehingga lebih menarik lagi.
2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
b) Streching.
c) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan sebuah permainan yang mengarah ke
materi tolak peluru, Siswa di bagi menjadi dua kelompok, kelompok A
dan kelompok B. Nama permainanya adalah bola tolak. Dibuat sebuah
lapangan berukuran kecil. Setiap tim mempunyai penjaga keranjang
(kardus).Tujuannya adalah memasukkan bola kedalam kardus. Dengan
menggunakan tolakan yang dilakukan oleh tangan kanan, bola
menempel dibawah telinga.Untuk mengumpan kepada teman dengan
menolak atau mendorong bola dari bawah telinga.Pemain hanya boleh
dua langkah saat membawa bola, jika melebihi dua langkah bola belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
diumpankan kepada temannya, maka terjadi pelanggaran dan bola
untuk pihak lawan.Tim akan mendapatkan poin jika mampu
memasukkan bola kedalam kardus.Untuk penjaga kardus boleh
mengarahkan kardusnya ke bola yang akan datang.Tetapi penjaga
kardus tidak boleh melewati batas lingkaran yang terbuat dari ban luar
sepeda.Tim yang paling banyak memasukkan bola ke kardus maka
menjadi juara.
2) Inti Pelajaran
a. Penyampaian materi
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara menolak peluru dengan
gaya menyamping atau disebut gaya ortodoks dengan menggunakan
peluru yang sesungguhnya dan menggunakan bola besar (bola voli)
sebagai pengganti peluru yang sesungguhnya dan menggunakan simpai
sebagai rangsangan tolakan agar lebih menarik perhatian siswa..
Kemudian siswa mempraktikan apa yang sudah dijelaskan, tetapi tidak
langsung menggunakan peluru yang sesungguhnya. Peluru digantikan
alat modifikasi yaitu diganti dengan bola besar (bola voli). Bola voli
seolah-olah menjadi peluru.
Menolak bola bola voli dengan posisi menyamping dengan rangsangan
simpai :
1) Pada pemberian materi pada pertemuan kedua ini terlebih dahulu peneliti
dan guru memberikan pengulangan materi pada pertemuan pertama
kemudian dilanjutkan ke tindakan atau perlakuan ke dua, yaitu masih tetap
sama materi memegang peluru, meletakkan peluru dan menolak peluru
menggunakan bola voli.
2) Teknik memegang, guru dan peneliti menyampaikan materi memegang
peluru yakni dengan peluru diletakan pada ujung pangkal telapak tangan,
jari-jari tangan direnggangkan, ibu jari dan jari kelinggking digunakan
untuk menjaga peluru agar tidak jatuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3) siswa diminta melakukan teknik memegang peluru. Bola voli sebagai
pengganti peluru yang sesungguhnya, teknik memegang sama dengan
teknik yang sudah dijelaskan.
4) Peneliti dan guru memeberikan evaluasi kepada siswa tentang materi yang
sudah dijelaskan.
5) Teknik meletakkan peluru, guru dan peneliti menyampaikan materi teknik
meletakkan peluru dengan posisi badan meyamping tanpa awalan.
6) Siswa diminta melakukan teknik meletakkan peluru dengan posisi badan
menyamping. Bola voli yang sudah dipegang diletakkan pada pangkal
leher, menempel pada tulang selangka, siku dibuka tidak lebih dari 90˚,
tangan kiri sebagai penyeimbang.
7) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa
tentang materi yang sudah dijelaskan.
8) Teknik menolak, guru dan peneliti menyampaikan materi teknik menolak
peluru. Rangkaian gerakan menolak siku dibuka tidak lebih dari 90˚,
peluru menempel pangkal leher, waktu gerakan kaki peluru tidak lepas
dari leher, tolakan parabol ke atas depan, lengan kanan setelah menolak
lurus dan di akhiri dengan gerak lanjut.
9) Siswa diminta melakukan teknik menolak dengan peluru yang sudah
dibawa dan diletakkan dengan teknik yang benar sesuai apa yang sudah
dijelaskan.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa
tentang gerakan menolak serta memberikan kesempatan bertanya apabila
terjadi kesulitan.
11) Ketiga teknik tolak peluru ini dilakukan secara berpasangan dan dilakukan
secara berulang ulang.
12) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
melakukan rangakaian gerakan tolak peluru secara maksimal dan benar
bahkan dapat menolak peluru dengan jarak yang bagus.
13) Peneliti dan guru memberikan materi selanjutnya yaitu serangkaiaan
gerakan menolak peluru dari awal sampai akhir dengan memodifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pembelajaran yaitu menolak peluru dengan sasaran melewati simpai yang
menggantung. Sebelumnya sudah disiapkan simpai untuk pembelajaran.
14) Pembelajaran dengan sasaran simpai ini bertujuan agar ada rangsangan
pada saat menolak bola voli. Jadi siswa tidah asal-asalan melakukan
gerakan menolak yang benar.
15) Siswa dituntut untuk menolak bola voli agar bisa melewati simpai. Cara
menolak juga harus sesuai dengan teknik yang sudah dijelaskan.
16) Materi ini diberikan secara berulang-ulang, agar siswa lebih memahami
gerakan keseluruhan menolak peluru yang benar.
17) Siswa diminta melakukan gerakan ini. Tolakan harus bisa melewati dalam
simpai yang sudah disiapkan. Pertama gerakan ini dilakukan tanpa
menggunakan awalan. Setelah dilakukan berulang-ulang kemudian
menggunakan awalan seperti yang sudah dijelaskan. Materi ini dilakukan
secara berpasangan.
18) Rangkaian gerakan tolak peluru dilakukan berulang-ulang agar siswa
paham dan benar melakukan gerakan dari awalan sampai akhir gerak
lanjut.
19) Diakhir pemberian materi peneliti dan guru memberikan evaluasi dari
setiap gerakan serta memberikan kesempatan bertanya apabila ada
kesulitan. .
b. Rekognisi (Penghargaan)
Penghargaan diberikan bagi kelompok yang memenangkan
permainan pada saat pemanasan di awal pembelajaran. Penghargaan ini
diberikan agar siswa lebih termotivasi lagi mengikuti setiap pembelajaran
berikutnya.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Pendinginan dilakukan dengan bernyanyi bersama. Agar di
pembelajaran berikutnya siswa lebih bersemangat, tidak bosan dan
termotivasi lagi.
c) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
d) Berdoa kemudian dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa :
Dari hasil observasi disimpulkan bahwa siswa semakin antusias dan
termotivasi melakukan pembelajaran. Siswa lebih bersemangat mengikuti
pelajaran pada kali ini. Keadaan ini dikarenakan siswa lebih tertarik dengan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru yaitu pembelajaran yang berbeda
dengan pembelajaran sebelumnya.
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat lebih senang dan gembira dengan
pemanasan yang dikemas dengan cara permainan. Siswa antusias
melakukan pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari
pemanasan yang mereka lakukan biasanya.
b) Penyampaian materi
Pada saat penyampaian materi siswa memperhatikan dengan
seksama materi yang diberikan oleh guru yaitu teknik tolak peluru gaya
ortodoks atau dengan menyamping arah tolakan. Walaupun ada beberapa
siswa yang tidak memperhatikan. Pada teknik memegang peluru terlihat
banyak siswa yang lebih mudah, nyaman dan aman menggunakan bola
voli. Tetapi masih ada siswa yang susah melakukan teknik memegang
peluru dengan bola voli, dikarenakan ukuran bola voli lebih besar dari
ukuran peluru yang sesungguhnya dan masih banyak yang belum terbiasa.
Pada teknik meletakkan peluru banyak siswa yang lebih nyaman dengan
bola voli karena ringan dan tidak berbahaya. Pada teknik menolak masih
ada siswa yang belum bisa dan terbiasa menolak dengan bola voli. Karena
bola voli lebih ringan masih banyak siswa menolak bola voli justru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dilempar tidak ditolak. Setelah dijelaskan peneliti dan guru beberapa kali
siswa baru mulai paham gerakan menolak yang benar. Pemeberian materi
menolak peluru dengan rangsangan simpai banyak siswa yang lebih
berantusias untuk mengulang gerakan menolak melewati simpai, Karena
lebih susah dibandingkan dengan melewati net. Sehingga siswa lebih
penasaran untuk melakukan berulang-ulang.
c) Rekognisi atau penghargaan.
Pada pemberian penghargaan atau rekognisi terlihat siswa
sangat senang memperoleh hadiah. Kelompok yang memenangkan
permainan pada saat pemanasan mendapatkan hadiah.
d. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran pada pertemuan ke dua
ini sudah nampak motivasi siswa untuk belajar lebih meningkat lagi
khususnya pada pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks, walaupun masih
ada beberapa siswa yang belum termotivasi. Melalui modifikasi alat
pembelajaran siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran dan
merasa ada tantangan tersendiri untuk mengikuti pembelajaran. Terlihat siswa
lebih penasaran dan bersemangat mengulang-ulang gerakan tolak peluru
dengan media modifikasi yang ada.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
Dalam pembelajaran pertemuan kali ini guru menghadapi kendala berupa
kurangnya jumlah simpai. Keterbatasan simpai yang ada untuk
pembelajaran. Tetapi untuk mengatasi keadaan tersebut, simpai digunakan
secara bergantian dan dibentuk kelompok yang saling berhadapan.
Sedangkan kendala yang dihadapi siswa adalah pada saat siswa melakukan
teknik menolak peluru. Masih ada siswa yang belum terbiasa
menggunakan bola voli sebagai pengganti peluru yang sesungguhnya..
Siswa merasa kesulitan untuk menjangkau bola voli, jari-jari siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
bisa mencengkram bola voli. Bola voli terlalu besar ukurannya
dibandingkan dengan peluru yang sesungguhnya
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain :
a) Mengatasi kurangnya alat bantu pembelajaran yang digunakan maka
pertemuan selanjutnya alat yang digunakan secara bergantian.
b) Lebih memaksimalkan alat yang dimodifikasi untuk memberikan teknik
menolak peluru dengan benar.
c) Akan memberikan pembelajaran dengan pembelajaran yang terlihat siswa
lebih antusias dan lebih senang dengan alat yang dimodifikasi.
d) Akan memilih alat bantu yang lebih efektif dan hampir sama dengan
ukuran peluru yang sebenarnya agar siswa lebih mudah lagi memahami
teknik memegang peluru, meletakkan peluru dan menolak peluru.
e) Memberikan semangat lagi pada siswa yang masih mengalami kesulitan
dalam mempelajari teknik tolak peluru.
3. Siklus 1 (Pertemuan III)
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan kedua, maka perencanaan
tindakan pada siklus I pertemuan III tanggal 27 April 2012 yang juga akan
dilakukan penilaian dan pengambilan data adalah sebagai berikut:.
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama dan kedua. Akan
dikemas model pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran yang
lebih menarik lagi.
2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian
Tolak peluru gaya ortodoks dan angket motivasi belajar.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
b) Stretching.
c) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan. Permainannya yaitu
menjatuhkan botol. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 1 kelompok
ada 4 siswa sebagai penata botol sedangkan yang lainnya sebagai
pelempar botol. Pelempar diberikan jarak sekitar 6 meter untuk
menjatuhkan botol yang sudaj tertata. Kelompok yang paling cepat
dan paling banyak menjatuhkan botol maka keluar sebagai pemenang.
Permainan ini dilakukan secara kompetisi.
2) Inti Pelajaran
a. Penyampaian materi
Guru menjelaskan dan mempraktikkan teknik tolak peluru dari
gerakan awalan sampai gerak akhir dan gerak lanjut dengan
menggunakan bola besar (bola voli).
Menolak peluru menyamping arah tolakan :
1) Siswa diminta melakukan gerakan memegang peluru dengan teknik
yang benar.
2) Siswa diminta melakukan gerakan meletakkan peluru dengan teknik
yang benar, badan agak condok kebelakang.
3) Siswa diminta melakukan gerakan menolak dari sikap awalan sampai
akhir dan di tambah dengan gerak lanjut.
4) Saat menolak bola tangan setelah menolak harus lurus di ikuti gerakan
pinggul, kaki yang di belakang dilompatkan kedepan sebagai gerak
lanjut.
5) Rangkaian gerakan ini dilakukan secara berpasangan antar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
6) Setelah dilakukan secara berulang-ulang kemudian siswa diminta
untuk mencoba melakukan rangkaian gerakan tolak peluru dengan
mencoba terlebih dahulu dengan peluru yang sesungguhnya.
7) Gerakan dengan peluru dicoba berulang-ulang dan siswa diminta
melakukan gerakan menolak secara keseluruhan pada sektor atau
lapangan yang sudah disiapkan sebelumnya.
8) Guru dan peneliti menyiapkan siswa untuk tes akhir pada siklus I
dengan memanggil siswa satu persatu untuk melakukan tolak peluru
gaya ortodoks atau menyamping yang telah di ajarkan.
9) Guru dan peneliti mencatat hasil penilaian kualitas gerakan tolak
peluru gaya ortodoks, dari cara memegang, meletakkan dan menolak
pada blangko penilaian yang telah disiapkan.
10) Guru dan peneliti menyiapkan angket motivasi belajar untuk
diberikan kepada siswa. Angket ini untuk mengetahui berapa besar
motivasi belajar siswa pada pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks.
b. Kuis atau penilaian
Kuis atau penilaian diadakan setelah siswa melakukan
kegiatan belajar, setelah siswa melakukan gerakan tolak peluru secara
keseluruhan pada lapangan yang sudah di siapkan menggunakan
peluru yang sesungguhnya. Sebelumnya siswa diminta mencoba satu
persatu secara bergantian. Setelah di rasa cukup kemudian dilanjutkan
dengan penilaian. Siswa yang melakukan gerakan tolakan dengan
benar maka akan mendapat rekognisi. Tolakan yang benar di nilai dari
cara memegang, meletakkan dan menolak peluru. Setelah selesai
penilaian kemampuan tolak peluru kemudian dilanjutkan dengan
penilaian motivasi belajar yaitu dengan angket yang sudah disiapkan.
Angket motivasi belajar berisi tentang kegiatan mengenai
pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks. Angket ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat motivasi belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c. Rekognisi (Penghargaan)
Bagi siswa yang dapat melakukan teknik memegang,
meletakkan dan menolak peluru dengan baik dan benar akan
mendapatkan penghargaan berupa hadiah menarik. Pemberian hadiah
ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, agar
siswa lebih bersemangat lagi mengikuti pelajaran-pelajaran
berikutnya.
3) Penutup
Melaksanakan penenangan / pendinginan.
a) Pendinginan dilakukan dengan gerakan penguluran (stretching).
b) Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang sudah
tuntas atau berhasil dan siapa siswa yang masih kurang.
c) Berdoa kemudian dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa :
Pada awal-awal pembelajaran siswa lebih tertarik pada saat diberikan
permainan dari pada saat pembelajaran terlihat masih ada siswa yang malas-
mlasan mengikuti pembelajaran, tetapi setelah diberi penjelasan oleh guru siswa
pun mengerti dan memperhatikan materi tolak peluru. Dalam penyampaian
materi dari guru tentang teknik tolak peluru, siswa tidak seluruhnya
memperhatikan dengan baik. Ada beberapa siswa yang bicara sendiri dan kurang
bersemangat khususnya siswa yang berada dibarisan belakang. Terlepas dari
keadaan tersebut, siswa terlihat sudah nampak meningkat motivasi belajarnya
melalui modifikasi alat pembelajaran yang diberikan pada pertemuan kali ini,
walaupun ada beberapa siswa yang belum termotivasi dan masih ada siswa yang
belum menguasai teknik tolak peluru dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari
sikap siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat lebih senang dan semangat
dengan pemanasan yang dikemas dengan cara permainan. Siswa begitu
antusias melakukan pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda
dari pemanasan yang mereka lakukan biasanya dan permainan yang
diberikan cukup menyenangkan untuk para siswa.
b) Penyampaian materi
Pada saat penyampaian materi hampir sama dengan kondisi
pertemuan pertama dan kedua, siswa memperhatikan dengan seksama
materi yang diberikan oleh guru yaitu teknik tolak peluru gaya ortodoks,
dari teknik memegang peluru, teknik meletakkan peluru dan teknik
menolak peluru.Walaupun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan
dan masih terlihat bermalas-malasan. Hal ini dapat dilihat dari sikap
antusias siswa saat penyampaian materi berlangsung dan masih ada
pertanyaan dari beberapa siswa yang belum mengerti gerakan tolak peluru.
Selain itu nampak siswa saat mempraktekan teknik menolak masih banyak
yang melempar bukan menolak. Saat diberikan materi terlihat beberapa
siswa yang bicara dengan temannya dan tidak memperhatikan penjelasan
dari guru..
c) Penilaian atau kuis.
Pengamatan yang dilakukan saat penilaian masih ada siswa yang
terlihat belum menguasai teknik tolak peluru dengan benar. Tetapi banyak
siswa yang terlihat berusaha maksimal untuk berhasil menguasai teknik
tolak peluru dengan baik dan benar, karena guru akan memberikan
penghargaan kepada siswa yang dapat mampu melakukan serangkaiaan
teknik gerakan tolak peluru secara keseluruhan dengan benar.
Hasil pengamatan pada saat penilaian, siswa melakukan tolakan
dengan peluru asli dan lapangan yang sesungguhnya. Pada teknik awalan
sebagian besar siswa melakukan dengan baik, sedangkan untuk teknik
memegang peluru terlihat sudah banyak siswa yang melakukan dengan
benar dan masih ada sebagian siswa yang salah dalam memegang peluru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Adapun kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu saat melakukan gerakan
menolak peluru dari sikap awalan, saat menolak masih ada siswa yang
melakukan tolakan dengan melempar tidak ditolak sehingga terlihat siswa
menolak peluru terasa susah,serta masih banyak siswa tidak melakukan
gerak lanjut. Untuk gerak lanjut hampir semua siswa tidak nampak
gerakannya.
Selain penilaian kemampuan tolak peluru gaya ortodoks masih
ada penilaian yang mengarah pada penilaian motivasi belajar siswa.
Penilaian ini menggunakan angket motivasi yang diberikan siswa untuk
mengetahui berapa besar motivasi belajar yang ditunjukkan siswa saat
mengikuti pembelajaran. Masih ada siswa yang mendapatkan nilai motivasi
yang rendah. Dari beberapa jawaban yang diberikan siswa pada angket,
masih terdapat siswa yang menjawab pertanyaan di angket dengan seadanya
saja, terdapat siswa yang apabila mengikuti pembelajaran tolak peluru ini
dengan apa adanya terlebih apabila siswa diberikan pilihan untuk
menyiapkan alat yang digunakan dengan lengkap.
d) Rekognisi atau penghargaan.
Pemberian penghargaan atau rekognisi terlihat siswa sangat
senang memperoleh hadiah dari guru. Siswa yang memperoleh nilai
tertinggi mendapatkan hadiah. Hadiah yang diberikan bertujuan untuk lebih
meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa-siswa lain juga lebih
termotivasi mengikuti dan memahami tolak peluru gaya ortodoks.
Pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran ini dapat memberikan
motivasi yang lebih dan semangat baru pada siswa untuk mengikuti pembelajaran
tolak peluru gaya ortodoks, hal ini dapat diamati dari sikap siswa yang lebih semangat
dan percaya diri pada saat melakukan penilaian tes tolak peluru gaya ortodoks dengan
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh percaya diri. Hasil penilaian motivasi
terdiri dari nilai sikap belajar (afektif) dan nilai motivasi belajar yaitu dari nilai afektif
dan nilai angket motivasi siswa. Hasil penilaian pada pertemuan ketiga dapat dilihat
pada tabel dan gambar di bawah ini. Berikut tabel dan gambar data akhir sikap belajar
siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 4.3. Diskripsi Data Akhir Siklus I Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 11 30.56% 75 – 79 Baik Tuntas 12 33.33% 70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 0 0% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 13 36.11%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 36 100%
Gambar 4.3. Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus I
Sedangkan untuk hasil penilaian motivasi belajar siswa kelas X
Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali dapat dilihat pada tabel dan
gambar dibawah ini.
Tabel 4.4. Diskripsi Data Akhir Siklus I Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 13 36.11% 75 – 79 Baik Tuntas 10 27.78% 70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 10 27.78% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 3 8.33%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 36 100%
0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%
Baik Sekali
Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 4.4. Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus I
d. Analisis dan Refleksi
Tabel pencapaian hasil di atas, menunjukkan bahwa motivasi belajar tolak
peluru gaya ortodoks meningkat sesuai target capaian yang dicantumkan pada
proposal. Meskipun demikian, masih perlu perbaikan pada metode yang
diterapkan. Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
kali ini adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
a) Berdasarkan pada kondisi awal, siswa menunjukkan sikap belajar pada
tolak peluru gaya ortodoks yang cukup bagus dengan prosentase
siswa yang tuntas 63,89% dan siswa yang belum tuntas 36,11%.
Sedangkan untuk motivasi belajar siswa juga menunjukkan hasil yang
cukup bagus dengan prosentase yang tuntas 63,89 % dan siswa yang
belum tuntas 36,11%.
b) Terlihat siswa merasa percaya diri dan lebih bersemangat dalam
melakukan tolakan, walaupun masih ada yang belum bisa melakukan
dengan baik dan benar.
c) Sebagian besar siswa sudah bisa memegang dan meletakkan peluru
dengan benar.
d) Siswa sudah bisa melakukan gerakan tolak peluru secara keseluruhan
dengan peluru asli walaupun belum sempurna rangkaian gerakannya.
0.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%
Baik Sekali
Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
a) Kendala yang dihadapi guru adalah terbatasnya peluru yang tersedia
dengan kondisi yang baik. Sehingga dalam pembelajaran guru harus
membagi menjadi kelompok dan dalam mencoba siswa harus bergantian
menggunakan peluru.
b) Kendala bagi siswa yaitu modifikasi alat yang digunakan. Pertama saat
menggunakan bola tenis, bola terlalu kecil dan ringan sehingga masih
banyak siswa yang melempar bukan menolak. Kedua saat menggunakan
bola voli, bola voli terlalu besar untuk jangkauan jari-jari tiap siswa.
Tetapi siswa terlihat sudah banyak yang menolak karena bola voli lebih
berat dari bola tenis yang dugunakan sebelumnya.
3) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus satu, maka perlu ada
perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, antara lain adalah:
a) Dalam meberikan materi tolak peluru akan lebih menekankan pada teknik
menolak peluru dan gerak lanjut setelah menolak, tetapi tidak melupakan
teknik memegang dan meletakkan dengan baik dan benar.
b) Alat bantu pembelajaran berupa bola tenis dan bola voli akan diganti
dengan bola pasir yang ukurannya dan beratnya dibuat hampir meyerupai
peluru aslinya. Hal ini diharapkan siswa tidak merasa jenuh dengan alat
bantu pembelajaran yang sama. Siswa juga diharapkan akan lebih tetarik
menggunaka bola pasir, karena bola pasir terbuat dari bola plastik yang
tidak membahayakan dan bola yang digunakan adalah bola plastik yang
berwarna.
c) Dalam pemelajaran akan lebih memberikan permainan yang lebih seru
dan membuat semangat. Hal ini diharapakan siswa tertarik, tidak malas-
malasan dan termotivasi untuk mengikuti setiap pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71 1. Siklus II (Pertemuan I)
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus pertama, maka
perencanaan tindakan pada siklus II pertemuan I tanggal 4 Mei 2012 adalah
sebagai berikut:
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya. Pendekatan
bermain mengggunakan alat bantu pembelajaran yang pada pertemuan
sebelumnya kurang berhasil dibuat lebih menarik lagi.
2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
b) Streching/Pemanasan
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan permainan dengan bola
tenis dan bola voli. Sebelum permainan dimulai terlebih dahulu di
bagi menjadi dua kelompok. Setiap siswa membawa satu bola tenis.
Permainannya yaitu melempari bola voli yang sudah diletakkan di
antara dua kelompok yang saling berhadapan. Bola tenis digunakan
untuk melempari bola voli yang ada di tengah. Dua kelompok saling
berlomba untuk mengarahkan bola voli kearah kelompok di
depannya.Kelompok yang lebih banyak bisa mengarahkan bola voli ke
arah kelompok didepannya maka akan menjadi pemenangnya.
2) Inti Pelajaran
a. Penyampaian materi
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara menolak peluru dengan
gaya ortodoks atau menyamping dengan bola pasir yang sudah
disiapkan . Penjelasan ini diulang-ulang tiap pertemuan agar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
mengerti dan memahami teknik tolak peluru gaya ortodoks dengan
benar.
Melakukan teknik tolak peluru gaya ortodoks dengan bola pasir:
1) Melakukan teknik memegang, meletakkkan dan menolak peluru
dengan teknik yang benar sesuai yang telah di jelaskan pada
pertemuan sebelumnya.
2) Teknik memegang, guru dan peneliti menyampaikan materi
memegang peluru yakni dengan peluru diletakan pada ujung pangkal
telapak tangan, jari-jari tangan direnggangkan, ibu jari dan jari
kelinggking digunakan untuk menjaga peluru agar tidak jatuh.
3) Siswa diminta melakukan teknik memegang peluru. Bola pasir sebagai
pengganti peluru yang sesungguhnya, teknik memegang sama dengan
teknik yang sudah dijelaskan.
4) Peneliti dan guru memberikan evaluasi kepada siswa tentang materi
yang sudah dijelaskan.
5) Teknik meletakkan peluru, guru dan peneliti menyampaikan materi
teknik meletakkan peluru dengan posisi badan meyamping tanpa
awalan.
6) Siswa diminta melakukan teknik meletakkan peluru dengan posisi
badan meyamping.Bola pasir yang sudah dipegang diletakkan pada
pangkal leher, menempel pada tulang selangka, siku dibuka tidak lebih
dari 90˚, tangan kiri sebagai penyeimbang.
7) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa
tentang materi yang sudah dijelaskan.
8) Teknik menolak, guru dan peneliti menyampaikan materi teknik
menolak peluru. Rangkaian gerakan menolak siku dibuka tidak lebih
dari 90˚, peluru menempel pangkal leher, waktu gerakan kaki peluru
tidak lepas dari leher, tolakan parabol ke atas depan, lengan kanan
setelah menolak lurus dan di akhiri dengan gerak lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
9) Siswa diminta melakukan teknik menolak dengan peluru yang sudah
dibawa dan diletakkan dengan teknik yang benar sesuai apa yang
sudah dijelaskan.
10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa
tentang gerakan menolak serta memberikan kesempatan bertanya
apabila terjadi kesulitan.
11) Ketiga teknik tolak peluru ini dilakukan secara berpasangan dan
dilakukan secara berulang ulang.
12) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar dapat
melakukan rangakaian gerakan tolak peluru secara maksimal dan
benar bahkan dapat menolak peluru dengan jarak yang bagus.
13) Peneliti dan guru memberikan materi selanjutnya yaitu serangkaiaan
gerakan menolak peluru dari awal sampai akhir dengan memodifikasi
pembelajaran yaitu menolak peluru dengan sasaran melewati atas net.
Sebelumnya sudah disiapkan net untuk pembelajaran.
14) Pembelajaran dengan sasaran net ini bertujuan agar ada rangsangan
pada saat menolak keatas atau parabol.
15) Peneliti dan guru memberikan materi menolak peluru secara
keseluruhan dengan teknik yang benar. Tetapi pada pembelajaran ini
ada sasaran net yang berguna pada saat menolak bola harus melewati
atas net.
16) Siswa diminta melakukan gerakan ini. Tolakan harus bisa melewati
net yang sudah disiapkan. Pertama gerakan ini dilakukan tanpa
menggunakan awalan. Setelah dilakukan berulang-ulang kemudian
menggunakan awalan sampai dengan gerak lanjut seperti yang sudah
dijelaskan. Materi ini dilakukan secara berpasangan dan berulang
ulang. Agar siswa lebih jelas dan memahami gerakan yang benar.
17) Gerakan saat menolak diberikan secara lebih jelas dan menambah
gerakan berulang-ulang saat melakukan gerak lanjut. Agar siswa juga
lebih memahami gerakan pada gerak lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
18) Diakhir pemberian materi peneliti dan guru memberikan evaluasi dari
setiap gerakan serta memberikan kesempatan bertanya apabila ada
kesulitan.
b. Rekognisi (Penghargaan)
Bagi siswa yang dapat melakukan gerakan tolak peluru gaya
ortodoks dari awalan sampai gerak lanjut dengan baik dan benar akan
mendapatkan penghargaan berupa hadiah menarik.
3) Penutup
Melaksanakan penenangan / pendinginan.
a) Pendinginan dilakukan berupa penguluran (stretching).
b) Setelah pendinginan, dilakukan evaluasi mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan memberikan waktu pada
anak untuk bertanya gerakan mana yang dirasa cukup sulit dan guru
memberikan respon dengan menerangkan gerakan-gerakan yang
seharusnya dilakukan dengan benar.
c) Berdoa dan siswa dibubarkan.
c. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa :
Dari hasil observasi disimpulkan bahwa siswa semakin antusias dan lebih
bersemangat mengikuti pembelajaran, tampak tidak ada kejenuhan dari siswa.
Siswa tidak malas belajar dan semangat. Keadaan ini dikarenakan siswa sangat
tertarik dengan media pembelajaran yang baru yang berbeda dengan media
pembelajaran sebelumnya.
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan
pemanasan yang dikemas dengan cara menggunakan media bola tenis dan
bola voli yang dibuat suatu permainan. Siswa antusias melakukan
pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari pemanasan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
mereka lakukan biasanya. Siswa bersemangat saat mengikuti permainan
yang diberikan saat pemanasan.
b) Penyampaian materi
Pada saat penyampaian materi hampir sama dengan kondisi
pertemuan sebelumnya, siswa memperhatikan dengan seksama materi
yang diberikan oleh guru yaitu teknik tola peluru gaya ortodoks atau
menyamping arah tolakan walaupun ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan. Kondisi ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat
penyampaian materi berlangsung dan pertanyaan dari beberapa siswa yang
belum mengerti gerakan tolak peluru. Selain itu nampak siswa yang bicara
dengan temannya tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Tetapi
terdapat perbedaan pada perhatian siswa saat mengikuti pembelajaran.
Sudah banyak siswa yang lebih memperhatikan dibandingkan dengan
siswa yang tidak memeperhatikan.
c) Rekognisi atau penghargaan.
Pada pemberian penghargaan atau rekognisi terlihat siswa
sangat senang memperoleh hadiah dari guru. Rekognisi diberikan kepada
siswa yang mampu menguasai teknik tolak peluru gaya ortodoks dengan
baik dan benar. Rekognisis didapat tidak dengan penilaian secara tertulis,
tetapi pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya agar
siswa-siswa lebih termotivasi memperhatikan setiap materi yang diberikan
d. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan kali ini
adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan guru/siswa:
Penerapan model pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran pada
siklus II ini tampaknya semakin membuat siswa bersemangat, hal ini terbukti
dengan sikap siswa yang tak henti-hentinya ingin selalu mencoba setiap
gerakan dan meminta guru untuk mengevaluasi. Siswa lebih penasaran untuk
mencoba alat yang dimodifikasi sebagai pengganti peluru yang
sesungguhnya. Siswa lebih semakin mudah memahami setiap teknikyang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
diajarkan, dikarenakan ukuran dan berat alat yang dimodifikasi hampir sama
dengan peluru yang aslinya.
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
a) Dalam pembelajaran pertemuan pertama ini guru menghadapi kendala
berupa kurangnya jumlah bola pasir yang dibuat. Tetapi untuk
mengatasi keadaan tersebut, bola pasir digunakan secara bergantian.
b) Kendala yang dihadapi guru pada tiap pertemuan adalah minimnya waktu
yang tersedia untuk pembelajaran penjasorkes yang tidak maksimal.
Dikarenkan olahraga di SMK N 1 Banyudono tidak di area dalam sekolah
melainkan di area luar sekolah, jadi waktunya sudah tersita untuk
perjalanan pulang dan pergi ke lapangan.
3) Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus II pertemuan pertama,
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain
adalah:
a) Mengatasi kurangnya alat bantu pembelajaran maka untuk pertemuan
selanjutnya menambah lagi alat bantu yang digunakan.
b) Pertemuan selanjutnya akan lebih ditekankan pada teknik menolak peluru
dan gerak lanjut.
c) Sasaran yang digunakan dalam proses pembelajaran diganti dengan
sasaran yang lebih menantang bagi siswa.
d) Proses belajar kelompok akan lebih dimaksimalkan dengan mengontrol
setiap kegiatan siswa.
e) Alat-alat pembelajaran yang dimodifikasi digunakan secara maksimal
dalam setiap pembelajaran.
4) Pengaruh tindakan
a) Siswa terlihat semangat, percaya diri dan saling berkerja sama dalam
proses pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran.
b) Siswa lebih mudah untuk melakukan teknik memegang dan meletakkan
peluru dengan menggunakan alat bantu bola pasir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77 2. Siklus II (Pertemuan II)
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan
tindakan pada siklus II pertemuan II tanggal 11 Mei 2012, yang juga dijadikan
untuk melakukan penilaian adalah sebagai berikut:.
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya.
2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian
tolak peluru gaya ortodoks dan penilaian motivasi belajar.
3) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
1) Pemanasan.
a) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
b) Stretching.
c) Melakukan pemanasan.
Pemanasan dilakukan dengan permainan melempar sasaran kardus.
Sebelumnya dibagi menjadi 2 kelompok. Tiap kelompok ada 4 anak
sebagai penata kardus dan botol. Pertama kardus dan botol di susun
sesuai dengan instruksi yang diberikan sebelum memulai permainan.
Setelah tersusun siswa yang bertugas sebagai pelempar harus berusah
menjatuhkan sasaran yang sudah di susun. Tetapi ada aturan yang
harus dilakukan, yaitu pelempar harus terlebih dahulu menjatuhakn
botol yang disusuun di atas kardus terlebih dahulu baru setelah botol
jatuh kemudian sasaran selanjutnya yaitu menjatuhkan kardus yang
sudah disusun. Tetapi apabila saat melempar mengenaikardus dahulu
dan botolnya jatuh maka tidak di syahkan lemparan itu, dan siswa
yang bertugas menyusun kardus harus menyusun lagi seperti posisi
semula. Kelompok yang paling cepat menjatukan menjadi pemenang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2) Inti Pelajaran
a. Penyampaian materi
Guru menjelaskan dan mempraktikkan cara menolak peluru gaya
ortodoks atau menyamping arah tolaka menggunakan bola pasir.
Penjelasan ini diulang-ulang tiap pertemuan agar siswa mengerti dan
memahami teknik tolak peluru dengan benar.
Menolak peluru dengan bola pasir dengan gaya ortodoks atau menyamping:
1) Siswa diminta melakukan gerakan memegang peluru dengan teknik
yang benar.
2) Siswa diminta melakukan gerakan meletakkan peluru dengan teknik
yang benar, badan agak condok kebelakang.
3) Siswa diminta melakukan gerakan menolak dari sikap awalan sampai
akhir dan di tambah dengan gerak lanjut.
4) Saat menolak bola tangan setelah menolak harus lurus di ikuti gerakan
pinggul, kaki yang di belakang dilompatkan kedepan sebagai gerak
lanjut.
5) Rangkaian gerakan ini dilakukan secara berpasangan antar siswa.
Gerakan menolak ini dilakukan dengan rangsangan berupa simpai
yang sudah disiapkan.
6) Siswa diminta melakukan tolakan dengan melewati simpai
menggunkan bola pasir.
7) Setelah dilakukan secara berulang-ulang kemudian siswa diminta
untuk mencoba melakukan rangkaian gerakan tolak peluru dengan
mencoba terlebih dahulu dengan peluru yang sesungguhnya.
8) Gerakan dengan peluru dicoba berulang-ulang dan siswa diminta
melakukan gerakan menolak secara keseluruhan pada sektor atau
lapangan yang sudah disiapkan sebelumnya.
9) Guru dan peneliti menyiapkan siswa untuk tes akhir pada siklus I
dengan memanggil siswa satu persatu untuk melakukan tolak peluru
gaya ortodoks atau menyamping yang telah di ajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
10) Guru dan peneliti mencatat hasil penilaian kualitas gerakan tolak
peluru gaya ortodoks, dari cara memegang, meletakkan dan menolak
pada blangko penilaian yang telah disiapkan.
11) Guru dan peneliti menyiapkan angket motivasi belajar untuk
diberikan kepada siswa. Angket ini untuk mengetahui berapa besar
motivasi belajar siswa pada pembelajaran tolak peluru gaya
ortodoks.
b. Kuis atau penilaian
Kuis atau penilaian diadakan setelah siswa melakukan
kegiatan belajar, setelah siswa melakukan gerakan tolak peluru secara
keseluruhan pada lapangan yang sudah di siapkan menggunakan
peluru yang sesungguhnya. Sebelumnya siswa diminta mencoba satu
persatu secara bergantian. Setelah di rasa cukup kemudian dilanjutkan
dengan penilaian. Siswa yang melakukan gerakan tolakan dengan
benar maka akan mendapat rekognisi. Tolakan yang benar di nilai dari
cara memegang, meletakkan dan menolak peluru. Setelah selesai
penilaian kemampuan tolak peluru kemudian dilanjutkan dengan
penilaian motivasi belajar yaitu dengan angket yang sudah disiapkan.
Angket motivasi belajar berisi tentang kegiatan mengenai
pembelajaran tolak peluru gaya ortodoks. Angket ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat perkembangan motivasi belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran.
c. Rekognisi (Penghargaan)
Bagi siswa yang dapat melakukan teknik memegang,
meletakkan dan menolak peluru dengan baik dan benar akan
mendapatkan penghargaan berupa hadiah menarik. Pemberian hadiah
ini juga bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, agar
siswa lebih bersemangat lagi mengikuti pelajaran-pelajaran
berikutnya.
4) Penutup
Melaksanakan penenangan / pendinginan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
a) Pendinginan dilakukan dengan gerakan penguluran (stretching).
b) Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang sudah
tuntas atau berhasil dan siapa siswa yang masih kurang.
c) Berdoa kemudian dibubarkan.
d. Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi
menyimpulkan bahwa :
Pada pembelajaran kali siswa semakin tertarik pada saat diberikan
permainan dan pada saat pembelajaran terlihat sudah semakin sedikit siswa yang
malas-mlasan mengikuti pembelajaran, siswa terlihat semakin bersemangat dan
tidak malas-malasan karena alatyang digunakan dalam pembelajaran dapat
menarik perhatian siswa. Dalam penyampaian materi dari guru tentang teknik
tolak peluru, siswa semakin paham dengan teknik-teknik yang diajarkan.
Walaupun masih ada yang belum menguasai teknik yang benar. Terlepas dari
keadaan tersebut, siswa terlihat sudah nampak meningkat motivasi belajarnya
melalui modifikasi alat pembelajaran yang diberikan pada siklus kedua ini,
walaupun ada beberapa siswa yang belum termotivasi. Hal ini terlihat dari sikap
siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat lebih senang dan lebih semangat
dengan pemanasan yang dikemas dengan cara permainan. Siswa begitu
antusias melakukan pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda
dari pemanasan yang mereka lakukan biasanya dan permainan yang
diberikan lebih menyenangkan bagi siswa.
b) Penyampaian materi
Pada saat penyampaian materi hampir sama dengan kondisi
pertemuan pertama, siswa memperhatikan dengan seksama materi yang
diberikan oleh guru yaitu teknik tolak peluru gaya ortodoks, dari teknik
memegang peluru, teknik meletakkan peluru dan teknik menolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
peluru.Walaupun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Dalam
pemberian materi tolak peluru siswa terlihat lebih mudah melakukan setiap
teknik yang dijelaskan, dikarenakan alat bantu yang digunakan hampir
sama menyerupai peluru yang aslinya, sehingga siswa akan terbiasa
dengan ukuran boal pasir yang nenyerupai peluru aslinya. Meskipun juga
masih ada siswa yang belum paham. Dengan menggunakan bola pasir
siswa lebih tertarik untuk melakukan setiap gerakan menolak, tetapi masih
ada juga siswa yang terlihat kurang antusias untuk mencoba.
c) Penilaian atau kuis.
Pengamatan yang dilakukan saat penilaian masih ada sedikit
siswa yang terlihat belum menguasai teknik tolak peluru dengan benar.
Tetapi juga masih banyak siswa yang terlihat mulai menguasi teknik tolak
peluru secara keseluruhan dengan baik dan benar. Banyak siswa berusaha
maksimal untuk berhasil menguasai teknik tolak peluru dengan baik dan
benar, karena guru akan memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat
mampu melakukan serangkaian teknik gerakan tolak peluru secara
keseluruhan dengan benar.
Hasil pengamatan pada saat penilaian, siswa melakukan tolakan
dengan peluru asli dan lapangan yang sesungguhnya. Pada teknik awalan
sebagian besar siswa melakukan dengan baik, sedangkan untuk teknik
memegang peluru terlihat sudah banyak siswa yang melakukan dengan
benar dan masih ada sebagian siswa yang salah dalam memegang peluru.
Adapun kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu saat melakukan gerak
lanjut. Untuk gerak lanjut masih ada siswa yang tidak nampak gerakannya.
Tetapi secara keseluruhan banyak siswa yang sudah melakukan gerakan
dengna benar.
Selain penilaian kemampuan tolak peluru gaya ortodoks masih
ada penilaian yang mengarah pada penilaian motivasi belajar siswa.
Penilaian ini menggunakan angket motivasi yang diberikan siswa untuk
mengetahui berapa besar motivasi belajar yang ditunjukkan siswa saat
mengikuti pembelajaran. Masih ada siswa yang mendapatkan nilai motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
yang rendah. Tetapi secara keseluruhan siswa lebih termotivasi dengan
pembelajaran yang diberikan yaitu melalui modifikasi alat pembelajaran.
Banyak siswa yang mendapat nilai yang baik pada angket motivasi belajar.
d) Rekognisi atau penghargaan.
Pada pemberian penghargaan atau rekognisi terlihat siswa
sangat senang memperoleh hadiah dari guru. Siswa yang memperoleh nilai
tertinggi mendapatkan hadiah. Hadiah yang diberikan bertujuan untuk lebih
meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa-siswa lain juga lebih
termotivasi mengikuti dan dapat lebih memahami tolak peluru gaya
ortodoks.
Pada dasarnya pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran
memberikan motivasi yang tinggi dan semangat baru pada pembelajaran tolak
peluru gaya ortodoks, hal ini dapat diamati dari sikap siswa yang lebih
semangat dan percaya diri pada saat melakukan penilaian tes tolak peluru gaya
ortodoks. Hasil penilaian motivasi belajar dapat dinilai dari nilai sikap belajar
(afektif) dan nilai motivasi belajar (nilai afektif dan nilai angket motivasi).
Hasil penilaian pada pertemuan kedua siklus II dapat di lihat pada tabel dan
gambar di bawah ini. Berikut hasil sikap belajar siswa kelas X Pemasaran II
SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali.
Tabel 4.5. Diskripsi Data Akhir Siklus II Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 32 88,88% 75 – 79 Baik Tuntas 2 5,56% 70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 0 0% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 2 5,56%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 36 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambar 4.5. Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus II
Sedangkan untuk hasil penilaian motivasi belajar siswa kelas X
Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali dapat dilihat pada tabel dan
gambar dibawah ini.
Tabel 4.6. Diskripsi Data Akhir Siklus II Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak
Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 29 80.55% 75 – 79 Baik Tuntas 5 13.89% 70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 1 2.78% 65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 1 2.78%
< 64 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 36 100%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
Baik Sekali
Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 4.6. Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Siklus II
e. Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Keberhasilan siswa:
a) Dari hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa sikap belajar siswa
pada tolak peluru gaya ortodoks meningkat dari 27,77% pada kondisi
awal menjadi 63,89% pada akhir siklus I dan meningkat menjadi
94,44% pada akhir siklus II. Sedangkan itu diperoleh juga bahwa
motivasi belajar siswa pada tolak peluru gaya ortodoks meningkat dari
19,44% pada kondisi awal menjadi 63,89% pada akhir siklus I dan
meningkat menjadi 94,44% pada akhir siklus II.
b) Sebagian besar siswa melakukan tolak peluru gaya ortodoks dengan
baik, benar dan lebih bersemangat.
2) Keberhasilan guru:
a) Guru berhasil meningkatkan Motivasi belajar tolak peluru gaya
ortodoks melalui modifikasi alat pembelajaran sesuai target yang telah
ditentukan.
b) Guru berhasil menerapkan model pembelajaran melalui modifikasi
alat pembelajaran kedalam pembelajaran penjasorkes dengan hasil
yang memuaskan.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Baik Sekali
Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kurang Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Perbandingan sikap belajar pada akhir siklus I dan akhir siklus II
disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sebagai berikut :
Tabel 4.7. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai Keterangan
Prosentasi Data Awal Siklus I Siklus II
>80 Baik Sekali 13,89% 30,56% 88,88% 75 – 79 Baik 13,89% 33,33% 5,56% 70 – 74 Cukup 0% 0% 0% 65 – 69 Kurang 72,22% 36,11% 5,56%
< 64 Kurang Sekali 0% 0% 0%
Gambar 4.7. Perbandingan Sikap Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Tiap
Siklus.
Sedangkan berikut perbandingan motivasi belajar pada akhir siklus I dan
akhir siklus II disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sebagai berikut :
Tabel 4.8. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Pada Siswa Kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Rentang Nilai
Keterangan Prosentasi
Data Awal Siklus I Siklus II >80 Baik Sekali 8,33% 36,11% 80,55%
75 – 79 Baik 11,11% 27,78% 13,89% 70 – 74 Cukup 30,56% 27,78% 2,78% 65 – 69 Kurang 13,89% 8,33% 2,78%
< 64 Kurang Sekali 0% 0% 0%
0%
20%40%
60%80%
100%
14%13.89%
0.00%
72.22%
0%30.56%
33.33%
0.00%
36.11%
0%
88.88%
5.56%0.00%
6% 0%
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Gambar 4.8. Perbandingan Motivasi Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks Tiap
Siklus
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat di
simpulkan bahwa terjadi peningkatan Sikap belajar dan motivasi belajar tolak
peluru gaya ortodoks pada siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono
Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Dari data pratindakan sikap belajar siswa
yang tuntas berjumlah 10 siswa atau 27,78% dan motivasi belajar siswa yang
tuntas berjumlah 7 siswa atau 19,44%. Pada siklus I setelah diberikan tindakan
melalui modifikasi alat pembelajaran jumlah siswa yang tuntas pada sikap belajar
menjadi 23 siswa atau 63,89% dan jumlah siswa yang tuntas pada motivasi belajar
menjadi 23 siswa atau 63,89%. Hasil siklus I sudah bisa di katakan tercapai
karena sesuai dengan indikator target pencapaian sikap belajar yaitu sebesar 50%.
Akan tetapi proses pembelajaran pada siklus I melalui modifikasi alat
pembelajaran kurang maksimal dan masih banyak kekurangan di berbagai tahap.
Misalnya pada alat yang dimodifikasi, pada alat yang dimodifikasi pada siklus 1
nampak siswa tidak melaksanakan dengan baik, ada siswa yang kesulitan pada
teknik memegang dan meletakkan. Selain itu ada siswa yang bermain sendiri dan
bicara dengan teman, karena alat yang digunakan kurang menarik perhatian siswa.
Berdasarkan kondisi tersebut serta rencana target capaian sikap belajar dan
0%20%
40%60%
80%100%
8%11.11%
30.56%13.89%
36%36.11%
27.78%
27.78%8.33%0%
80.55%
13.89%2.78%
3% 0%
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87 motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks pada siswa kelas X Pemasaran II
SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali sebesar 70% maka perlu adanya perbaikan di
siklus II. Pada siklus II di tekankan pada perbaikan di siklus I dengan pemberian
tindakan berupa mengoptimalkan proses belajar dengan memaksimalkan alat yang
dimodifikasi dan membuat modifikasi alat yang lebih menarik perhatian siswa.
Terbukti berdasarkan data hasil tindakan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas
pada sikap belajar meningkat menjadi 34 atau 94,44% dan jumlah siswa yang
tuntas pada motivasi belajar meningkat menjadi 34 atau 94,44%.
Berdasarkan tindakan-tindakan yang sudah di lakukan, peneliti berhasil
melaksanakan pembelajaran melalui modifikasi alat pembelajaran pada siklus I
dan perbaikan pada siklus II. Maka dapat di simpulkan bahwa melalui modifikasi
alat pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoks
pada siswa kelas X Pemasaran II SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X Pemasaran II SMKNegeri
1 Banyudono Boyolali dilaksanakan dalam duasiklus.Setiap siklus terdiri atas
empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan dan pembahasan yang telah di paparkan pada BAB IV, diperoleh
kesimpulan bahwa:
Dari hasilanalisis yang diperolehpeningkatan yang
signifikandariprasiklus, siklus Idansiklus
II.Sikapsiswadalambelajaratauafektifsiswapadatolakpelurugayaortodokspadaprasi
klusadalah 27,78% meningkatpadasiklus I dalamkategorituntasadalah 63,89%
denganjumlahsiswa yang tuntasadalah 23 siswa. Padasiklus I inisudahtercapai
target capaiansebesar 50%.Padasiklus II
terjadipeningkatanprosentasesikapsiswadalambelajaratauafektifsiswadalamkatego
rituntassebesar 94,44% denganjumlahsiswa yang tuntasadalah 34 siswa. Siklus II
inisudahtercapai target capaiansebesar 70% dengan KKM 75.
Sedangkanuntukmotivasibelajarsiswadi
dapatdarinilaiafektifatausikapbelajarsiswadannilaiangketmotivasibelajarsiswa.Mot
ivasibelajartolak peluru gaya ortodokspadaprasiklusadalah 19,44%
meningkatpadasiklus I dalamkategorituntasadalah63,89% dengan jumlahsiswa
yang tuntasadalah 23siswa. Padasiklus I inisudahtercapai target capaiansebesar
50%.Padasiklus II
terjadipeningkatanprosentasemotivasibelajarsiswadalamkategorituntassebesar94,4
4% dengan jumlahsiswa yang tuntasadalah34siswa.Siklus II inisudahtercapai
target capaiansebesar 70% dengan KKM 75. Dengan demikian dapat disimpulkan
pembelajaranmelaluimodifikasialatpembelajarandapatmeningkatkanmotivasibelaj
artolakpelurugayaortodokspadasiswakelas X Pemasaran II SMK Negeri 1
Banyudonoboyolalitahunpelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran terkait pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang
digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan
materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam
mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta
teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat
juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar
yang optimal.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan
materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan
prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa melalui
modifikasi alatdalam pembelajaran tolak peluru gaya ortodoksdapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa yang baik juga akan mempengaruhi
pada hasil belajar siswa yang baik juga (baik proses maupun hasil), sehingga
penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin
menggunakan media atau alat pengajaran yang dimodifikasi dalam pembelajaran.
Bagi guru bidang studi Penjasorkes, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90 suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang
berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar tolak peluru gaya ortodoksyang
dapat menarik perhatian siswa, selain itu membuat siswa lebih aktif dan
bersemangat serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang
pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.Apalagi
bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-
model pembelajaran yang lebih banyak. Guru dapat menyalurkan kemampuannya
tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya
meningkatkan kinerja sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.
Dengan diterapkannya model pembelajaran melalui modifikasi alat untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran tolak peluru gaya
ortodoks, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses
pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan bagi
siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada
pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses
maupun hasil) dan peningkatan motivasi belajar siswa. Dari segi proses
pembelajaran Penjas, penerapan model pembelajaranmelalui modifikasi alatini
dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif
dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama,
mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini
sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada guru penjas SMKNegeri 1Banyudono Boyolali, sebagaiberikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91 1. Guru penjas hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya
dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola
kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain
itu guru penjas hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk
masukan, kritik dan saran agar dapat lebih memperbaiki kualitas dalam
mengajar.
2. Guru penjas hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
3. Guru penjas hendaknya menerapkan model-model pembelajaran yang dapat
memberikan dan meningkatkan motivasi belajar sehingga juga akan dapat
meningkatkan hasil belajar anak didiknya salah satunya melalui modifikasi alat
pembelajaran.
4. Guru penjas hendaknya memberikan alat bantu pembelajaran yang sederhana,
efisien, efektif, dan tidak memerlukan biaya yang mahal untuk membuatnya
yang dapat dilihat atau dipegang langsung oleh siswa, dapat menarik perhatian
para siswa, karena dapat memotivasi siswa untuk selalu mencoba dan
mengulangi secara terus menerus.